• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2 092014903 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T2 092014903 BAB III"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

31

BAB III

Metode Penelitian

Metodologi merupakan suatu proses atau cara yang digunakan untuk melakukan suatu penelitian. Tujuan penelitian kualitatif adalah memahami situasi, peritiwa, kelompok, atau interaksi sosial tertentu. Peneltian ini dapat diartikan sebagai proses investigatif yang di dalamnya peneliti secara perlahan-lahan memakai suatu fenomena sosial dengan membedakan, membandingkan, menggan-dakan, mengatalogkan dan mengklasifikasi obyek penelitian. Penelitian ini melibatkan peneliti untuk menyelami setting peneliti. Peneliti memasuki dunia informan melalui interaksi berkelanjutan, mencari makna-makna dan perspektif-perspektif informan (Creswell, 2013)38.

Pengantar

Pada bab ini, penulis akan menjelaskan seluruh proses pengalaman penelitian yang dilalui oleh peneliti. Berawal dari tugas matakuliah metodologi penelitian kualitatif, maka penulis dapat menentukan topik, menulis proposal, proses pengambilan data di lapangan sampai dengan analisis data. Sebelum mengambil data di lapangan, penulis mempelajari dan memahami tahapan-tahapan baku dalam penelitian kualitatif. Segala persiapan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengambil data di lapangan dalam rangka untuk memperoleh suatu proses untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, kebudayaan, persepsi dan pemi-kiran para pelaku komunitas masyarakat lokal di Tutuala, anggota LSM

Haburas39 dan LSM CIDAC40 sebagai bagian daripada pengembangan

38 Creswell J.W. 2013. Edisi Ketiga. Research Design: Pendekatan kualitatif, kuantitatif

dan Mixed. Pustaka Pelajar

39 LSM Haburas adalah salah satu Lembaga swadaya masyarakat lokal yang berlokasi di

(2)

32

pariwisata berbasis masyarakat di Tutuala. Dengan demikian, pada bab ini penulis akan menguraikan bagaimana proses melakukan penelitian, tahapan-tahapan pengumpulan data, pengalaman dalam melakukan penelitian berdasarkan kerangka penelitian yang akhirnya dapat dijadikan sebagai karya ilmiah dan memberikan sumbangan terhadap ilmu pengetahuan.

Metode Penelitian

Penelitian mengenai kehidupan masyarakat lokal di Suco41

Tutuala, sub distrik42 Tutuala, distrik43 Lautem di fokuskan pada

anggota masyarakat yang terlibat dalam kegiatan pariwisata pada koperasi Valusere, anggota masyarakat nelayan di pantai Valusere, LSM Haburas dan LSM CIDAC dalam memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki oleh masyarakat lokal sehingga berkembang menjadi daerah tujuan wisata. Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan pariwisata berbasis masyarakat mulai dari proses awal perencanaan kegiatan pariwisata sampai dengan pengelolaan usaha pariwisata di pantai Valusere, Suco, Tutuala. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif atau disebut dengan penelitian interpretatif yang didalmnya peneliti terlibat dalam pengalaman yang berkelanjutan dan terus menerus dengan partisipan. Keterlibatan inilah yang nantinya

40 LSM CIDAC adalah sebuah organisasi atau Lembaga Swadaya Masyarakat yang

berlokasi di Portugal. CIDAC kepanjangannya adalah Centro de Intervenção Para o Desemvolvimento Amilcar Cabral. Lembaga ini bekerja dalam bidang pembangunan sehingga membantu memberikan kapasitas kepada LSM lokal di negara jajahan Portugis khususnya bekerjasama dengan LSM lokal di Timor Leste dengan Guinea Bissau.

41 Suco adalah salah satu istilah yang umum dipakai di Timor Leste sebagai sebagai

sebuah Desa yang dipimpin oleh seorang kepala desa yang dipilih secara langsung oleh rakyat setiap lima tahun sekali.

42 Sub Distrik adalah setingkat dengan sebuah kecamatan. Di Negara Timor Leste

istilah yang digunakan pada sebuah kecamatan adalah sub distrik.

43 Distrik setingkat dengan kabupaten. Seorang bupati atau biasa dipangil dengan istilah

(3)

33 memunculkan serangkaian isu-isu strategis, etis, dan personal dalam

proses penelitian kualitatif (Locke, Spirduso, & Silverman, 2007)44.

Penelitian ini akan menguraikan pengalaman empirik (kenya-taan) dari proses keterlibatan masyarakat lokal di Tutuala dan LSM Haburas dalam usaha kegiatan pariwisata berbasis masyarakat sejak awal perencanaan kegiatan sampai pengelolaan usaha pariwisata yang berkelanjutan, dengan demikian metode penelitian kualitatif menjadi pilihan peneliti dalam penelitian ini. Penelitian kualitatif dieksplorasi dan diperdalam dari fenomena sosial atau lingkungan sosial yang terdiri atas pelaku, kejadian, tempat dan waktu. Latar sosial tersebut digambarkan sedemikian rupa sehingga dalam melakukan penelitian kualitatif mengembangkan pertanyaan dasar: apa dan bagai-mana kejadian itu terjadi, siapa yang terlibat dalam kejadian tersebut, kapan

terjadinya, dimana tempat kejadiannya (Ghony & Almanshur, 2012)45.

Pada dasarnya penelitian ini mencoba mengetahui pengalaman masyarakat lokal yang tinggal di daerah Tutuala dalam mengelola dan mengembangkan usaha pariwisata melalui koperasi Valusere. Dengan demikian saya memilih menggunakan metode kualitatif . Saya adalah seorang peneliti yang merupakan instrumen kunci sehingga dapat mengumpulkan sendiri data. Peneliti memilih mengumpulkan data dari berbagai sumber melalui wawancara, observasi dan dokumentasi sehingga tidak bertumpu pada satu sumber data saja. Kemudian peneliti mereview semua data tersebut, memberikannya makna dan mengolahnya ke dalam kategori-kategori atau tema-tema yang

melintasi semua sumber (Creswell, 2013).46

Hal pertama yang saya lakukan dalam penelitian ini adalah menentukan orang yang dapat menjadi informan pada penelitian ini. Pada awalnya saya menklasifikasikan informan menjadi tiga kelompok,

44 Locke, L.E. Spriduso, W.W, & Silverman, S.J. 2007. A Guide for Planning

Dissertations and Grant Proposals. 5th Edditions. Thousand Oaks, CA: Sage

45 M. Djunaidi Ghony & Fauzan Almanshur. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Ar-Ruzz Media. Yogyakarta.

46 Creswell J.W. 2013. Edisi Ketiga. Research Design: Pendekatan kualitatif, kuantitatif

(4)

34

yakni : LSM Haburas, anggota kelompok koperasi Valusere dan masyarakat nelayan di Tutuala. Anggota LSM Haburas yang dipilih adalah mereka yang terlibat dalam membantu masyarakat lokal di Tutuala sejak tahap perencanaan program kegiatan usaha pariwisata sampai penyerahan usaha kegiatan pariwisata tersebut kepada anggota koperasi Valusere. Anggota kelompok koperasi Valusere adalah masyarakat lokal di Tutuala yang telah bergabung dengan kelompok koperasi, mulai dari struktur koperasi, pengelola penginapan, restoran dan kios serta pemandu wisata. Sedangkan masyarakat nelayan adalah masyarakat yang tergabung dalam anggota nelayan di pantai Valusere dan kegiatan utamanya adalah mencari ikan serta meniapkan transportasi laut berupa sampang bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke pulau Jaco maupun pantai sekitar wilayah Tutuala. Akan tetapi dalam penelitian di lapangan, peneliti bertemu juga dengan anggota LSM CIDAC dari Portugal yang juga berperan penting dalam pengembangan usaha pariwisata di Tutuala dan peneliti melakukan wawancara dengan anggota LSM CIDAC tersebut.

Penelitian Lapangan

(5)

35 kunjungan ke wilayah tersebut harus mentaati aturan-aturan dan budaya masyarakat lokal setempat.

Peneliti mengawali perjalanan dari Salatiga ke Dili-Timor Leste pada tanggal 9 Desember 2014, setelah selesai melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing. Pada tanggal 10 Desember 2014 peneliti melakukan perjalanan dengan menggunakan pesawat Air Asia dari Jogja menuju Denpasar dan hari berikutnya melanjutkan perjalanan ke Dili ibu kota negara Republik Demokratik Timor Leste dengan meng-gunakan pesawat Sriwijaya Air. Penulis melihat bahwa pada bulan Desember mayoritas masyarakat Timor Leste yang beragama Katholik sedang mempersiapkan diri untuk menyambut Natal dan Tahun Baru, sehingga peneliti merasa sulit untuk memperoleh data pada bulan Desember. Disamping itu, peneliti melakukan konsultasi dengan keluarga mengenai persiapan biaya awal penelitian yang akan dipakai selama melakukan penelitian.

Penelitian dilakukan di dua tempat, yakni di Dili pada kantor LSM Haburas dan di pantai Valusere, Suco Tutuala, sub distrik Tutuala, distrik Lautem. Pantai Valusere terletak di ujung Timur pulau Timor serta letaknya berdekatan dengan pulau Jaco. Jarak Dili sebagai ibukota negara Timor Leste menuju Suco Tutuala adalah 234 Km. Perjalanan dari Dili menuju Tutuala bisa menghabiskan waktu 8 sampai dengan 9 jam. Hal ini terjadi akibat dari infrastruktur jalan raya yang kurang baik. Selain infrastruktur jalan yang tidak baik, fasilitas transportasi publik atau angkutan umum sangat jarang menuju ke Tutuala. Walaupun infrastruktur jalan raya tidak baik, akan tetapi desa Tutuala memiliki keindahan alam yang unik sehingga banyak wisatawan yang berkunjung ke Suco Tutuala sampai ke pulau Jaco.

Ada beberapa alasan penting yang mendorong peneliti memilih pantai Valusere di suco Tutuala sebagai lokasi penelitian. Alasan

tersebut antara lain : pertama; berdasarkan regulasi UNTAET 47No. 19

47 UNTAET: United Nation Transition Administration in East Timor. Merupakan

(6)

36

tahun 2000 menetapkan wilayah Tutuala dan sekitarnya merupakan

daerah terlindung. Kedua; pemerintah Republik Demokratik Timor

Leste melalui kementerian Pertanian, kehutanan dan perikanan menetapkan resolusi No 8, bulan Agustus tahun 2007 bahwa wilayah Tutuala dan sekitarnya merupakan taman nasional pertama di Timor Leste dan taman Nasional tersebut diberi nama Taman Nasional Nino Conis Santana. Manajemen pengelolaan taman nasional Nino Conis

Santana berdasarkan kriteria IUCN48 No. 5 yang menetapkan prinsip

pembagian manajemen antara pemerintah dan penduduk lokal. Ketiga;

pada umumnya wisatawan yang berkunjung ke pulau Jaco tidak boleh menginap di situ karena pulau tersebut oleh masyarakat lokal di Tutuala adalah tempat sakral sehingga wisatawan dapat berkunjung

pada pagi hari hingga sore hari. Keempat; masyarakat lokal Tutuala

bekerjasama dengan LSM Haburas maupun LSM CIDAC telah melakukan kegiatan pariwisata di pantai Valusere dengan mendirikan

sebuah koperasi yang diberi nama koperasi Valusere. Kelima;

walaupun Tutuala letaknya paling ujung Timur di pulau Timor akan tetapi banyak wisatawan baik lokal maupun wisatawan manca negara sering berkunjung ke Tutuala dan pulau Jaco.

Mengurus Ijin Penelitian serta Persiapan Kelengkapan

Penelitian

Hal pertama yang perlu diketahui oleh peneliti ialah siapa saja yang berwenang memberikan izin pelaksanaan penelitian tersebut. Yang berwewenang memberikan izin untuk melakukan penelitian bagi saya adalah ketua program studi pascasarjana studi pembangunan UKSW. Pada tanggal 8 Desember 2014, peneliti melakukan konsultasi dengan ketua program studi pascasarjana untuk mengeluarkan surat izin penelitian kepada saya sehingga berdasarkan surat tersebut peneliti dapat melaksanakan penelitian di lokasi. Akhirnya, surat izin

48 IUCN: International Union for the Conservation of the Nature & Natural Resources.

(7)

37 penelitian dikeluarkan oleh program studi pascasarjana studi pembangunan UKSW pada tanggal 8 Desember 2014 dengan nomor : 228/PPs/MSP/XII/2014. Surat izin penelitian tersebut bagi peneliti sebagai suatu acuan dalam melakukan penelitian di lembaga LSM Haburas dan Anggota Koperasi Valusere Tutuala.

Di samping persyaratan izin penelitian, terdapat pula persyaratan lain untuk mendukung kegiatan dan kelancaran dalam melakukan penelitian. Persyaratan lain yang dimaksud adalah penyediaan alat kelengkapan sebelum kegiatan turun ke lapangan

berupa : persiapan pertanyaan penelitian, tape recorder, Camera foto,

alat tulis serta laptop yang digunakan oleh peneliti selama proses penelitian dijalangkan. Dalam melakukan penelitian ini, penulis juga melakukan persiapan kelengkapan transportasi yang digunakan oleh peneliti selama berada di lokasi LSM Haburas maupun pergi ke lokasi koperasi Valusere di Tutuala. Catatan menarik bagi peneliti dalam mempersiapkan transportasi adalah bahwa selama saya mengikuti proses perkuliahan di UKSW Salatiga, transportasi atau mobil peneliti (Toyota Rav 4) ditinggalkan di Dili dan tidak ada yang merawat sehingga pada waktu peneliti kembali ke Timor Leste untuk melakukan penelitian lapangan mobil mengalami kerusakan berat. Dengan demikian, sebelum saya melakukan penelitian lapangan, membutuhkan waktu tiga hari dan biaya yang cukup tinggi, yakni US$

$ 400,-49untuk memperbaiki mobil agar dapat digunakan dalam

penelitian saya di lapangan.

Menuju Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dua lokasi penelitian, yakni: penelitian pada LSM Haburas berlokasi di Dili dan penelitian terhadap masyarakat lokal di Suco Tutuala, Sub Distrik Tutuala, Distrik Lospalos, Timor Leste. Sebelum turun penelitian di lapangan, peneliti telah

49

(8)

38

memperoleh informasi mengenai beberapa sumber informan yang akan peneliti jumpai ketika turun ke lapangan mengambil data di LSM Haburas maupun di Suco Tutuala. Lokasi penelitian untuk LSM Haburas di Dili tidak begitu jauh dari tempat tinggal peneliti sehingga menuju ke lokasi tersebut membutuhkan waktu 10 sampai dengan 15 menit, sehingga dalam penelitian di LSM Haburas peneliti menggu-nakan sepeda motor ataupun mobil sendiri menuju ke lokasi LSM Haburas. Akan tetapi, lokasi penelitian di desa Tutuala sangatlah jauh dari tempat tinggal peneliti sehingga perjalanan menuju ke Tutuala membutuhkan waktu 9 jam perjalanan. Untuk menuju ke lokasi penelitian di desa Tutuala peneliti membutuhkan transport berupa mobil serta dalam perjalanan perlu istirahat di kabupaten Baucau sebelum melanjutkan perjalanan ke lokasi penelitian di Tutuala.

Akhirnya, pada tanggal 27 Desember 2014, peneliti meninggalkan kota Dili menuju ke desa Tutuala dengan menggunakan mobil peneliti. Sebelumnya, berdasarkan informasi dari anggota LSM Haburas, peneliti telah memperoleh data mengenai lokasi penelitian di desa Tutuala serta informan kunci di Suco Tutuala yang akan peneliti temui. Untuk sampai pada tahap ini, peneliti mempersiapkan bahan-bahan sebagi bekal di jalan serta bahan-bahan-bahan-bahan kontak yang akan dipakai oleh peneliti di Suco Tutuala berupa, beras lokal, sayur, minyak goreng, makanan ringan berupa roti serta minuman ringan sebagai bekal di jalan. Hal ini menjadi penting karena lokasi penelitian jauh sehingga harus dipersiapkan sebelumnya. Setelah semua keperluan di jalan maupun kebutuhan yang akan digunakan di lokasi penelitian serta Bahan Bakar Mobil diisi, peneliti meninggalkan kota Dili menuju ke desa Tutuala.

(9)

39

petugas keamanan50 sehingga peneliti tiba di Suco Tutuala sekitar jam 8

malam. Kedatangan peneliti di Tutuala disambut oleh ibu Angelina dan seorang keponakannya yang sibuk mengangkat barang-barang yang dibawah oleh peneliti. Kemudian peneliti diantar untuk menempati sebuah kamar di penginapan ibu Angelina. Beberapa saat kemudian, peneliti memperkenalkan diri kepada keluarga ibu Angelina dan menyampaikan maksud kedatangan peneliti serta meminta maaf kepada ibu Angelina dan keluarganya karena peneliti tiba di sana sudah malam, sekitar jam 20.00 namun masih menunggu kedatangan peneliti. Pertemuan malam itu, kemudian diakhiri dengan makan malam bersama dengan keluarga ibu Angelina.

Penelitian di Pantai Valusere Tutuala

Gambar 1. Peta Timor Leste dan Tutuala. Diambil dari Google Map

50

(10)

40

Penelitian di pantai Valusere, Suco Tutuala dimulai pada tanggal 27 Desember 2014. Secara teknis, penelitian yang dilakukan di pantai Valusere Tutuala dibagi dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah tahap observasi yang dilakukan oleh peneliti dari tanggal 27 Desember sampai dengan tanggal 30 Desember 2014. Tahap kedua peneliti kembali ke lokasi penelitian di Tutuala pada tanggal 3 Februari sampai dengan tanggal 9 Februari 2015. Pada tahap kedua ini peneliti

melakukan wawancara mendalam51 dan observasi terhadap kegiatan

koperasi Valusere dalam mengelola usaha pariwisata di pantai Valusere. Tahap ketiga peneliti kembali ke lokasi penelitian di Tutuala pada tanggal 24 Maret sampai dengan tanggal 30 Maret 2015. Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara mendalam dan observasi terhadap masyarakat nelayan serta berkunjung ke pulau Jaco dengan menggunakan sampang masyarakat nelayan. Ada beberapa alasan

peneliti melakukan tiga tahap penelitian adalah: pertama, mengingat

penelitian ini dilakukan di dua tempat yakni untuk LSM Haburas di Dili dan yang kedua dengan anggota koperasi Valusere dan masyarakat

nelayan dilakukan di Tutuala. Kedua, karena penelitian ini adalah

penelitian kualitatif, maka peneliti ingin lebih mendalam memotret data empiris dari perilaku kehidupan masyarakat lokal dan berparti-sipasi bersama dengan informan dalam rangka memahami dan

mengi-kuti aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh informan. Ketiga, penulis

51 Sumber informan dalam penelitian ini antara lain: masyarakat lokal di Tutuala yang

(11)

41 melakukan wawancara sesuai dengan kegiatan informan sehingga harus melakukan perjalanan antara Dili dengan Tutuala berdasarkan waktu luang dari para informan, terutama informan dari LSM Haburas.

Proses awal melakukan kunjungan ke Tutuala melalui kontak

yang dilakukan oleh peneliti dengan ibu Angelina52. Pada saat peneliti

melakukan penelitian di LSM Haburas, saudara Pedrito53 memberikan

nomor kontak ibu Angelina kepada peneliti agar sebelum berangkat ke lokasi penelitian di Tutuala harus melakukan kontak sehingga peneliti bisa mengetahui waktu luang dari informan untuk diwawancarai. Pada tanggal 26 Desember peneliti melakukan kontak dengan ibu Angelina melalui telpon. Saat itu peneliti menyampaikan maksud dan tujuan serta waktu berkunjung ke Tutuala. Ibu Angelina dengan senang hati memperbolehkan peneliti untuk datang ke Tutuala pada tanggal 27 Desember 2014. Pada malam itu juga peneliti memberikan surat ijin penelitian kepada ibu Angelina serta menyampaikan maksud dan tujuan penelitian di pantai Valusere, desa Tutuala.

52 Ibu Angelina juga memberikan fasilitas penginapan kepada peneliti untuk menginap

di penginapan ibu Angelina di Tutuala. Akhirnya peneliti melakukan kunjungan awal ke Tutuala pada tanggal 27 Desember 2014 untuk melakukan observasi dan wawancara awal. Informan kunci pertama yang dilakukan oleh peneliti dalam kunjungan tersebut adalah ibu Angelina sendiri. Ibu Angelina adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki pekerjaan sebelumnya adalah guru bahasa Portugis pada sekolah dasar di suco Tutuala. Ibu Angelina merupakan ketua pertama pada kelompok koperasi Valusere, memiliki ide awal dengan LSM Haburas untuk melakukan kegiatan pariwisata di pantai Valusere Tutuala. Beliau juga merupakan motor pengerak di koperasi Valusere mulai dari perencanaan awal berdirinya koperasi Valusere sampai pada proses implementasi koperasi Valusere tersebut dalam pengelolaan usaha di bidang pariwisata. Disamping itu, ibu Angelina memiliki penginapan pribadi di rumahnya yang dikelola sendiri dan dibantu oleh seorang keponakannya sebagai karyawan. Selain menjabat sebagai ketua umum koperasi Valusere sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2014, ibu Angelina juga adalah ketua kelompok pada salah satu kelompok didalam koperasi Valusere sampai saat ini. Berdasarkan pengalaman ibu Angelina diatas maka peneliti direkomendasikan oleh saudara Pedrito untuk melakukan wawancara mendalam dengan ibu Angelina. Pada wawancara mendalam tersebut peneliti memperoleh informasi dari informan sejak proses awal perencanaan kegiatan usaha dibidang pariwisata, proses pengelolaan sampai dengan proses mempertahankan usaha.

53 Pedrito adalah salah satu anggota LSM Haburas dan beliau menjabat sebagai

(12)

42

Gambar 3.2. Penginapan miliki ibu Angelina dan Mobil yang dipakai oleh peneliti selama melakukan penelitian di lapangan. Foto 28 desember 2014

Gambar 3.3. Peneliti Melakukan wawancara dengan ibu Angelina di Restoran koperasi Valusere. Foto tanggal 5 Februari 2015

(13)

43 luang yakni pada saat air laut surut mereka pergi ke pantai untuk metchi. Peneliti juga melakukan observasi terhadap kegiatan para nelayan di pantai Valusere, Tutuala. Pada tahap ini, observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah bagaimana para nelayan mempersiapkan sampang untuk mengantar tamu ke pulau Jaco maupun pantai lain yang ada disekitar wilayah Tutuala, selain itu juga peneliti mengobservasi kegiatan mencari ikan dan jenis-jenis ikan yang didapat oleh nelayan pada saat melaut. Peneliti juga mengikuti kegiatan nelayan dan melakukan pelayaran dengan menggunakan sampan nelayan pergi ke pulau Jaco.

Gambar 3.4. Peneliti melakukan observasi terhadap kegiatan nelayan di pantai Valusere. Foto diambil pada tanggal 26 Maret 2015.

(14)

44

Gambar 3.6. Peneliti berada di pingir pantai di pulau Jaco sambil menunggu nelayan mencari ikan di laut. Foto diambil pada tanggal 26 Maret 2015

Penelitian di LSM CIDAC dan LSM Haburas

Penelitian pertama yang dilakukan pada LSM Haburas di Dili Timor Leste dimulai pada tanggal 13 Desember 2014. Pada awalnya, berdasarkan surat izin penelitian dari program Pascasarjana Studi Pembangunan UKSW kepada LSM Haburas, peneliti melakukan kontak ke kantor LSM Haburas yang beralamatkan di Farol Dili untuk meminta izin melakukan penelitian di tempat LSM tersebut. Secara tidak sengaja, peneliti bertemu dengan anggota LSM Haburas yang

merupakan teman seperjuangan pada Organisasi RENETIL54 tahun

1996 sampai dengan 1999 di Denpasar Bali yang bernama Horasio. Beliau merupakan anggota staf LSM Haburas sebagai kepala bagian administrasi dan keuangan. Dalam pertemuan tersebut, saya menyam-paikan maksud dan tujuan kedatangan saya di kantor LSM Haburas serta memberikan surat izin penelitian dari program studi kepada pimpinan atau direktur LSM Haburas. Pada waktu itu bapak Virgilio Guterres selaku direktur LSM Haburas menyambut baik kedatangan saya dan memberikan izin bagi peneliti untuk melakukan penelitian di

54 RENETIL : Resistencia Nasional dos Estudantes de Timor Leste. Merupakan salah

(15)

45 LSM Haburas maupun koperasi Valusere di Tutuala. Selaku direktur LSM Haburas, beliau merekomendasikan peneliti untuk memperoleh

berbagai informasi dari saudara Pedrito55 yang juga merupakan staf

LSM Haburas di bidang kerjasama pariwisata dengan masyarakat lokal.

Berawal dari saudara Pedrito sebagai informan kunci bagi peneliti di LSM Haburas, melalui saudara Pedrito peneliti memperoleh informan lain yang terdapat di LSM Haburas, anggota LSM CIDAC maupun anggota masyarakat di Suco Tutuala. Dengan demikian,

peneliti mengakses data di lapangan melalui dua teknik yaitu: pertama,

para informan yang berada di LSM Haburas merupakan relasi peneliti di masa lalu sehingga peneliti tidak memperoleh kesulitan dalam mengakses data. Akan tetapi terdapat kendala bagi peneliti dalam penelitian di LSM Haburas adalah kendala waktu. Karena para informan memiliki kesibukan kerja sehingga mencari waktu luang

untuk melakukan wawancara. Kedua, dalam penelitian ini, untuk

mengakses data peneliti menggunakan teknik snowball. Snowball

adalah penentuan informan dengan bantuan informan kunci dan dari

informan kunci ini akan berkembang sesuai petunjuknya. Untuk

memenuhi kebutuhan peneliti dalam mengakses data maka saudara Pedrito merekomendasikan kepada peneliti untuk melakukan

wawancara56 dengan beberapa anggota LSM Haburas yang pernah

melakukan kerjasama dengan koperasi Valusere, desa Tutuala.

55 Peneliti telah mengenal saudara Pedrito sejak tahun 1997, pada waktu itu kami

sebagai sesama anggota dan pengurus organisasi RENETIL melakukan pertemuan di wilayah Salatiga untuk merencanakan program kerja RENETIL aksi demontrasi menentang kedudukan Indonesia di Timor Leste. Namun demikian saudara Pedrito tidak mengingat lagi peneliti sebagai salah satu teman seperjuangan, akan tetapi pada waktu itu peneliti menceritakan rapat yang pernah diikuti bersama dan aksi demonstrasi yang dilakukan bersama di Jakarta pada tahun 1998 maka beliau juga bercerita mengenai berbagai kegiatan RENETIL di Indonesia akhirnya peneliti dan informan dapat berbagi cerita masa lalu dan anggota LSM Haburas dengan senang hati menerima peneliti setiap saat jika membutuhkan informasi.

56 Sumber informan dalam penelitian yang peneliti lakukan di kantor LSM Haburas

(16)

46

Program kegiatan pariwisata yang dikembangkan oleh LSM Haburas, LSM CIDAC dengan masyarakat lokal di Tutuala berakhir pada tahun 2008, sedangkan Maubisse dan Maubara telah berakhir pada akhir tahun 2014, maka saudara Pedrito merekomendasikan kepada peneliti untuk segera melakukan wawancara dengan ibu Cristina Cruz selaku anggota LSM CIDAC di Timor Leste sebab beliau akan kembali ke Portugal dua atau tiga hari kemudian. Sore hari tanggal 14 Desember 2014, bertempat di Cafe LSM Haburas peneliti bertemu dengan ibu Cristina Cruz. Pada waktu itu beliau datang ke kantor LSM Haburas untuk beristirahat dan minum kopi. Peneliti melalui saudara Pedrito melakukan perkenalan dengan ibu Cristina Cruz dan menjelaskan serta meminta bantuan kepada beliau sebagai salah satu informan dalam penelitian ini. Akhirnya beliau menyatakan kesediaannya untuk diwawancarai pada tanggal 15 Desember 2014.

Gambar 3.7. Wawancara dengan Ibu Cristina Cruz dari LSM CIDAC Portugal. Foto diambil pada tanggal 15 Desember 2014.

(17)

47

Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data sebagaimana yang dijelaskan oleh Creswell (Creswell, 2007)57 serta Rosman & Rallis (Rossman. & Rallis, 1998)58

mengatakan bahwa analisis data merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan refleksi terus menerus terhadap data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan analitis, dan menulis catatan singkat sepanjang penelitian. Dengan kata lain, analisis data kualitatif bisa saja melibatkan proses pengumpulan data, interpretasi, dan pelaporan hasil secara serentak dan bersama-sama. Ketika peneliti melakukan wawancara atau pada saat wawancara sedang berlangsung, peneliti juga melakukan analisis terhadap data-data yang baru saja diperoleh dari hasil wawancara, menulis catatan-catatan kecil yang dapat dimasukkan sebagai narasi dalam menulis hasil temuan lapangan.

Sebagaimana penelitian kualitatif pada umumnya, langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan transkrip hasil rekaman wawancara. Semua hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dalam bahasa tetun. Sehingga peneliti harus menerjemahkan hasil wawancara ke dalam bahasa Indonesia. Proses penerjemahan dan transkrip ini membutuhkan waktu sekitar tiga minggu. Setelah proses transkrip selesai, peneliti mengirim transkrip tersebut kepada dosen pembimbing via email untuk mengoreksi jika ada jawaban yang belum lengkap maka peneliti akan melakukan lagi wawancara untuk memperoleh data yang masih kurang.

Langkah berikutnya peneliti membuat analisis tematik melalui model matriks. Berdasarkan data lapangan yang diperoleh dari LSM maupun masyarakat lokal di desa Tutuala, peneliti dengan dosen pembimbing mendiskusikan hasil temuan lapangan untuk dijadikan sebagai data atau temuan empirik yang terdapat pada bab empat dan

57 John W Creswell, 2007. Qualitative Inquiry and Research Design : Choosing Among

Five Approaches. 3rd edition. Thousand Oaks, CA: Sage

58 Rossman. G. & Rallis. S.F., 1998. An Introduction to Qualitative Research. Thousand

(18)

48

lima. Setelah proses pada bab empirik diselesaikan, peneliti melanjutkan penulisan analisis lanjutan untuk menemukan konsep-konsep yang terkandung dalam bab empirik. Dari konsep-konsep-konsep-konsep tersebut, kemudian melanjutkan dengan mengkonstruksi temuan-temuan tersebut dalam bab analisis dan kesimpulan yang mengambarkan keterlibatan LSM dalam pengembangan pariwisata berbasis masyarakat yang berkelanjutan di pantai Valusere, desa Tutuala, kabupaten Lospalos, Timor Leste.

Suka Duka Proses Penelitian

Ada beberapa pengalaman yang indah bagi peneliti sambil

berwisata selama melakukan penelitian di Tutuala. Pertama, penelitian

yang dilakukan oleh peneliti terhadap LSM Haburas. Dalam penelitian ini penulis dapat bertemu dengan teman-teman seperjuangan masa lalu yang sama-sama berjuang dan melakukan demonstrasi di era

pemerintahan Orde Baru. Kedua, peneliti mendapatkan perlakuan

yang istimewa dari ibu Angelina sebagai salah satu informan kunci. Ibu Angelina banyak membantu peneliti dalam memperoleh berbagai data yang dibutuhkan oleh peneliti. Selain itu ibu Angelina memberikan fasilitas penginapan pribadi kepada peneliti untuk menginap di tempatnya dengan gratis dan tanpa membayar. Selama peneliti menginap di penginapan tersebut, ibu Angelina menyiapkan makanan

untuk peneliti secara gratis pula. Ketiga, masyarakat nelayan juga

secara jujur memberikan informasi kepada peneliti karena mereka masih memiliki relasi keluarga dengan peneliti. Mereka memberikan ikan segar yang baru ditangkap kepada peneliti, meluangkan waktu menemani peneliti melakukan kunjungan ke pulau Jaco.

(19)

49 masyarakat Tutuala yang menurut legenda sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Peneliti juga memiliki kesempatan untuk mengambil foto dari gambar-gambar tersebut, walaupun pada saat itu sudah ada larangan dari pemerintah lokal untuk wisatawan agar tidak berkunjung

ke tempat tersebut untuk sementara waktu59. Setelah melakukan

kunjungan ke situs Ili Kere-Kere, peneliti diantar oleh bapak Fonseca untuk berkunjung ke sumber mata air yang berada sekitar dua kilometer dari situs Ili Kere-Kere. Akan tetapi peneliti tidak bisa sampai pada tujuan mengingat medan yang sangat sulit bagi peneliti sehingga sampai di tengah jalan peneliti meminta untuk kembali lagi ke pantai Valusere. Peneliti juga merasa senang karena selama perjalanan peneliti dapat menikmati keindahan alam dan kebaikan hati masyarakat lokal di Tutuala yang dengan senang hati membantu peneliti selama melakukan penelitian di pantai Valusere maupun di Tutuala.

Gambar 3.8. Peneliti dengan bapak Fonseca saat berkunjung ke situs Ili Kere-kere. Foto diambil pada tanggal 6 Februari 2015.

59

(20)

50

Gambar 3.9. Peneliti dengan ibu Angelina saat Berkunjung ke situs Ili Kere-Kere. Foto iambil pada tanggal 5 Februari 2015.

Pengalaman menarik lainnya bagi peneliti adalah berkunjung ke pulau Jaco. Berdasarkan slogan masyarakat lokal Tutuala bahwa orang Timor Leste yang belum berkunjung ke Tutuala dan menginjakkan kakinya di Pulau Jaco maka belum dikatakan seratus persen bagian dari Timor Leste. Sedangkan wisatawan asing yang berkunjung ke Timor Leste dan belum sampai di Pulau Jaco maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut belum berkunjung ke Timor Leste. Dengan demikian maka peneliti sangat bangga dapat berkunjung ke pulau Jaco dan menikmati keindahan alam dan keindahan laut serta pantai yang bersih walaupun tidak diperbolehkan untuk menginap di pulau Jaco.

Selain pengalaman menarik yang didapat di lapangan, dalam penelitian ini juga terdapat kendala yang dirasakan dan dialami selama peneliti melakukan penelitian di pantai Valusere, Tutuala. Kendala pertama yang dihadapi oleh peneliti dan menakutkan adalah kunjungan pertama ke Tutuala pada tanggal 27 Desember 2014. Dalam perjalanan menuju Tutuala terdapat beberapa pemeriksaan yang

dilakukan oleh PNTL60 dan FFDTL61, karena situasi keamanan pada

60 PNTL : Policia Nacional de Timor Leste. kepolisian Nasional negara Timor Leste 61 FFDTL : Falentil/Forcas Defesa de Timor Leste. FFDTL merupakan angkatan

(21)

51 waktu itu tidak kondusif. Perjalanan peneliti dari distrik Baucau menuju Tutuala terdapat tiga pos pemeriksaan yakni pemeriksaan pertama di suco Mulia, yang kedua di Sub Distrik Laga dan yang ketiga di Sub Distrik Laivai. Pada pemeriksaan pertama, terdapat cek point dari PNTL dan FFDTL, akan tetapi anggota keamanan yang berjaga disitu tidak menyuruh peneliti untuk berhenti akhirnya peneliti tetap melanjutkan perjalanan dengan pelan. Namun setelah beberapa saat, peneliti dikejar oleh 2 orang anggota polisi memakai mobil patroli dengan senjata laras panjang. Setelah beberapa meter, peneliti disuruh menghentikan mobilnya, akhirnya peneliti mengambil jalan kiri dan berhenti kemudian dibentak oleh anggota polisi karena tidak berhenti di pos keamanan. Pada saat itu peneliti tidak melakukan adu mulut dengan anggota polisi dan peneliti dengan rendah hati meminta maaf kepada kedua anggota polisi tersebut karena tidak menghentikan mobil di pos pemeriksaan. Setelah mobil peneliti di periksa dan tidak terdapat sesuatu yang mencurigakan, akhirnya kedua anggota polisi tersebut mengijinkan peneliti untuk melanjutkan perjalanan. Ini adalah pengalaman yang buruk dan menakutkan bagi peneliti karena dikejar dengan menggunakan senjata laras panjang.

Kendala berikutnya adalah pada saat peneliti pulang dari lokasi penelitian di Tutuala kembali ke Baucau. Pada waktu itu tanggal 30 Desember 2014 sekitar jam 1 siang peneliti melakukan perjalanan dari Tutuala. Saat tiba di sub Distrik Laga, situasi keamanan berjalan normal, akan tetapi terdapat banyak anak muda yang duduk bergerombolan di pinggir jalan raya di sub distrik Laga. Setelah peneliti melewati lokasi tersebut hanya berselang beberapa saat, peneliti

mendengar dari Radio Timor Lorosa’e bahwa para pemuda saling

(22)

52

Kendala lainnya yang dihadapi oleh peneliti di lapangan adalah jalan kaki dari Tutuala ke pantai Valusere dengan jarak 8 Km. Waktu yang dibutuhkan dalam perjalanan dari Tutuala ke pantai Valusere sekitar 3 jam. Sehingga perjalanan tersebut sangat melelahkan. Selama penelitian kedua maupun ketiga, peneliti berjalan kaki dari Tutuala ke pantai Valusere dan pulang lagi ke Tutuala. peneliti memutuskan untuk berjalan kaki dari Tutuala ke pantai Valusere karena jalan raya tersebut memiliki tanjakan serta penuh dengan bebatuan. Perjalanan peneliti ini ditemani oleh ibu Angelina dan seorang anggota koperasi. Hal ini dilakukan oleh ibu Angelina karena beliau merasa bahwa

daerah Tutuala terdapat banyak tempat yang sakral62 dan sebagian

tempat tidak boleh dilalui sehingga ibu Angelina bersedia untuk membantu peneliti selama perjalanan dari dan ke Tutuala dan pantai Valusere. Disamping itu, peneliti harus tinggalkan mobil peneliti di Tutuala selama empat sampai lima hari dan melanjutkan perjalanan ke Pantai Valusere. Peneliti merasa khawatir jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan terjadi dengan mobil karena hanya diparkir di pinggir jalan raya serta tidak ada yang menjaga. Akan tetapi budaya masyarakat Tutuala yang menganggap wilayah mereka adalah tempat sakral sehingga barang-barang yang ditinggalkan di Tutuala tidak ada yang akan merusak maupun mencuri, karena adat masyarakat Tutuala mengatakan bahwa siapa yang mencuri di wilayah tersebut maka umurnya tidak akan panjang.

Kendala terakhir yang dihadapi oleh peneliti dan melelahkan adalah mobil yang dipakai oleh peneliti bannya pecah. Saat itu adalah hari terakhir peneliti melakukan penelitian di lapangan. Selesai

62

(23)

53 penelitian pada tanggal 30 Maret, pada pagi hari peneliti melakukan perjalanan dari Tutuala menuju Dili. Pada saat tiba di sub Distrik Baucau, peneliti sudah merasakan sesuatu tidak beres dengan ban mobil depan. Saya mencoba mengecek keempat ban mobil tersebut, akan tetapi semua ban mobil dalam keadaan baik serta bannya tidak bocor sehingga peneliti melanjutkan perjalanan dari Baucau menuju Dili. Namun demikian, di tengah jalan antara Dili dan Baucau ban mobil di depan pecah untungnya berada di jalan lurus sehingga tidak terjadi kecelakaan. Saat itu peneliti sendirian dalam perjalanan sehingga peneliti harus menggantikan ban mobil sendiri, walaupun sebelumnya peneliti belum pernah melakukan pekerjaan ini.

Sebagai orang Lorosae Meneliti di Ujung Pulau Timor

(Tutuala) dan LSM Haburas di Dili

Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan pengalaman peneliti melakukan penelitian sebagai orang Lorosae dan posisi peneliti sebagai orang luar Tutuala. Pada dasarnya, pengalaman meneliti di Tutuala dan pada LSM Haburas sangat menyenangkan. Hal ini peneliti

ungkapkan karena ada beberapa faktor, antara lain: pertama, proses

pengambilan data berjalan dengan lancar dan mudah, baik pada LSM Haburas maupun informan di desa Tutuala. Kemudahan dalam mengakses data dari informan di LSM Haburas telah dipaparkan pada halaman 45. Disamping itu kemudahan peneliti dalam mengakses data di Tutuala disebabkan oleh peneliti sebagai sesama orang Timor Leste, khususnya sesama orang Lorosae yang artinya sama-sama berasal dari

wilayah Timur. Kedua, informan kunci di Tutuala yaitu ibu Angelina

(24)

54

hubungan keluarga dengan peneliti dan pernah tinggal bersama di satu rumah pada saat peneliti maupun sumber informan masih bersekolah pada sekolah menengah atas di kabupaten Baucau.

Kehadiran peneliti ketika melakukan kunjungan di Tutuala, beberapa sumber informan maupun warga masyarakat lain, sering kali mengajak peneliti untuk menginap di rumah mereka. Sehingga peneliti harus pintar membagi waktu untuk berkunjung ke rumah masyarakat berdasarkan waktu yang ada agar jangan sampai mengecewakan undangan dari warga maupun informan. Hal ini disebabkan oleh budaya wilayah Timur yang menawarkan sesuatu maka harus menerima dan jangan ditolak, sehingga peneliti tetap menghargai penawaran dari masyarakat dan informan untuk berkunjung ke rumah mereka. Selama proses penelitian di Tutuala maupun di pantai Valusere, peneliti diterima dengan baik serta menginap dan makan di rumah penduduk maupun informan secara gratis tanpa membayar.

Penulisan Hasil

Penulisan hasil yang terdapat dalam tesis ini dapat dilalui dengan proses yang tidak sekali jadi. Dibutuhkan waktu dan proses yang panjang dan berulangkali dengan beberapa perubahan isi maupun tataletak. Melalui dosen pembimbing dalam melakukan bimbingan dan memberikan masukan guna memperbaiki isi dan kesempurnaan tesis ini. Tahapan akhir daripada proses penelitian ini adalah melakukan penulisan laporan penelitian.

Terdapat beberapa tahapan-tahapan yang dilakukan oleh

peneliti dalam menyelesaikan penulisan hasil atau tesis. Pertama,

setelah menyelesaikan penelitian di lapangan, peneliti menulis laporan

empiris pada bab empat dan lima. Kedua, Setelah bab empiris selesai,

dilanjutkan dengan bab tiga yaitu metode penelitian. Ketiga, tahap

berikutnya adalah penulisan bab dua, review literatur. Keempat, bab

(25)

55 adalah bab enam yang merupakan kesimpulan akhir daripada isi keseluruhan tesis ini.

Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif atau merupakan penelitian exploratif. Dengan demikian, peneliti dapat berperan untuk mengidentifikasi bias-bias, nilai-nilai, dan latar belakang pribadinya secara refleksif, seperti jender, sejarah, kebudayaan, dan status sosial ekonomi masyarakat lokal di daerah Tutuala. teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi partisipatif dan wawancara mendalam, ditambah kajian dokumen yang bertujuan tidak hanya untuk menggali data, akan tetapi peneliti juga dapat mengungkapkan makna yang terkandung dalam latar penelitian. Dalam melakukan observasi partisipatif, peneliti berperan aktif dalam kegiatan lapangan sehingga peneliti dengan mudah mengamati kegiatan dan kehidupan masyarakat lokal di Tutuala karena berbaur dengan yang diteliti.

Teknik pengolahan dan teknik analisis data dilakukan melaui lima tahap secara kualitatif. Langkah-langkah tersebut antara lain: tahap pertama adalah mengolah dan mempersiapkan data, tahap kedua menyangkut membaca keseluruhan data. Pada tahap ketiga yang

dilakukan oleh peneliti adalah menganalisis lebih detail dengan

meng-coding data. Langkah keempat yang dilakukan oleh peneliti adalah menghubungkan tema-tema atau deskripsi-deskripsi. Sedangkan

langkah terakhir dalam analisis data tersebut adalah

Gambar

Gambar 1. Peta Timor Leste dan Tutuala. Diambil dari Google Map
Gambar 3.2. Penginapan miliki ibu Angelina dan Mobil yang dipakai oleh peneliti selama melakukan penelitian di lapangan
Gambar 3.5. Perjalanan menuju Pulau Jaco dengan menggunakan sampan nelayan. Foto diambil pada tanggal 26 Maret 2015
Gambar 3.6. Peneliti berada di pingir pantai di pulau Jaco sambil menunggu   Penelitian di LSM CIDAC dan LSM Haburas  Timor Leste dimulai pada tanggal 13 Desember 2014
+3

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan nilai heritabili- tas lingkar dada, bobot badan, umur saat IB pertama, unsur beranak pertama dan produksi susu laktasi pertama dan korelasi

Tämän tutkimuksen analyysiosan aineistona ovat Helsingin Sanomat (HS), Lapin Kansa (LK) sekä Inarilainen (In) ja sitä edeltänyt Inarinmaa (Im). Käytän kunkin painetun leh- den

Kewarganegaraan, diketahui bahwa di sekolah ini telah menerapkan praktik belajar Kewarganegaraan dalam pembelajaran PKn melalui model pembelajaran praktik belajar

dilakukan penyapihan siklosporin dan steroid yang dipantau selama 1-2 tahun dengan hasil 2 pasien tetap dalam keadaan remisi, 2 pasien mengalami relaps 1 kali tetapi responsif

Guru memberi motivasi peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi mendiagnosis kerusakan mekanisme blok silinder dan kelengkapannya dalam

Jasa Penyedia Material Fluida Pemboran: Synthetic Drilling Based Fluid, Oil Drilling Based Fluid, Benthonite, Barite; Material Logam Setengah Jadi: Pipa, Casing, Flange, Fitting,

Sungai yang menjadi fokus penelitian ini adalah sungai di sepanjang jalan Veteran yang juga di kenal sebagai sungai Tapekong, sungai ini berfungsi sebagai saluran drainase

Aset dan kewajiban operasi adalah pos yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha perusahaan, dan meliputi kas, piutang usaha, persediaan, beban dibayar dimuka, asset pajak