• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASKAH PUBLIKASI Penerapan Kurikulum 2013 Dalam Penanaman Karakter Siswa Pada Pembelajaran Matematika (Studi Kasus di SMP Al-Irsyad Surakarta tahun 2013/2014).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "NASKAH PUBLIKASI Penerapan Kurikulum 2013 Dalam Penanaman Karakter Siswa Pada Pembelajaran Matematika (Studi Kasus di SMP Al-Irsyad Surakarta tahun 2013/2014)."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH PUBLIKASI

PENERAPAN KURIKULUM 2013 DALAM PENANAMAN KARAKTER

SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

(Studi Kasus di SMP Al-Irsyad Surakarta tahun 2013/2014)

Pendidikan Matematika

ELLY SETYOWATI

A 410 090 033

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

PENERAPAN KURIKULUM 2013 DALAM PENANAMAN KARAKTER SISWA

PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

(Studi kasus di SMP Al-Irsyad Surakarta tahun 2013/2014)

oleh

Elly Setyowati1, Rita P. Khotimah2, 1

Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, elyginanti@gmail.com 2

Staf Pengajar UMS Surakarta, rpramujiyanti@ums.ac.id

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan mendeskripsikan penerapan kurikulum 2013 dalam penanaman karakter siswa pada pembelajaran matematika di SMP Al-Irsyad Surakarta. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data ini ditentukan melalui teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan strategi pelaksanaan kurikulum 2013 dalam penanaman karakter siswa pada pembelajaran matematika adalah dengan menerapkan visi dan misi sekolah yaitu bersih hati, cerdas pikiran, survive dalam kehidupan, juga membentuk shakhsiyah islamiyah, dan menggunakan model-model pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan kurikulum 2013, yaitu scientific approac. Bersih hati artinya bagaimana anak-anak memiliki akhlaq pribadi yang baik. Cerdas pikiran artinya bagaimana kemampuan menawar siswa dan prestasi yang tinggi. Survive dalam kehidupan adalah bagaimana siswa bisa menempatkan diri ketika ada masalah. Shakhsiyah islamiyah adalah kepribadian manusia yang terbentuk dari aqliyah (pola pikir) dan nafsiyah (pola sikap). Adapun karakter yang ditanamkan di sekolah ini adalah disiplin, kerjasama, rasa tanggung jawab, ulet, sopan santun, hormat terhadap guru dan tamu, religiusitas, juga kemampuan berkomunikasi. Sedangkan kendala-kendala yang dihadapi oleh guru, siswa, dan sekolah dalam implementasi kurikulum 2013 dalam penanaman karakter siswa adalah pola mengajar guru yang belum stabil, administrasi penilaian yang rumit, pola belajar siswa yang belum menyesuaikan dengan kurikulum baru, sarana prasarana, dan waktu. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menggunakan visi misi sekolah dan model pembelajaran dapat membantu menanamkan karakter siswa.

(4)

1 PENDAHULUAN

UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3,

menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.

Selama ini, pendidikan informal terutama dalam lingkungan keluarga

belum memberikan kontribusi berarti dalam mendukung pencapaian kompetensi

dan pembentukan karakter peserta didik. Kesibukan dan aktivitas kerja orang tua

yang relatif tinggi, kurangnya pemahaman orang tua dalam mendidik anak di

lingkungan keluarga, pengaruh pergaulan di lingkungan sekitar, dan pengaruh

media elektronik ditengarai bisa berpengaruh negatif terhadap perkembangan dan

pencapaian hasil belajar peserta didik. Salah satu alternatif untuk mengatasi

permasalahan tersebut adalah melalui pendidikan karakter secara terpadu di

sekolah. Dalam hal ini, waktu belajar peserta didik di sekolah perlu dioptimalkan

agar peningkatan mutu hasil belajar, terutama pembentukan karakter peserta didik

sesuai tujuan pendidikan dapat dicapai.

Kurikulum 2013 bertujuan agar output siswa dari pendidikan selain

(5)

2 harapan yang sangat tinggi bahwa karakter siswa bisa berubah menjadi lebih baik,

maka pada tahun 2013 pula kurikulum 2013 mulai diterapkan di sekolah.

Penanaman karakter menjadi sangat penting dan bisa dijadikan pedoman

pendidikan karakter pada masa mendatang, karena penanaman karakter anak akan

berkembang ke sifat-sifat anak selanjutnya setelah dewasa. Hanya saja, hasil dari

pendidikan itu membutuhkan waktu beberapa lama (Sumarna,2013).

Kurikulum 2013 resmi diberlakukan di 6.329 sekolah dari jenjang SD

hingga SMA di Indonesia mulai 15 Juli 2013. Di Jawa Tengah, berdasar data

Sistem Elektronik Pemantauan Implementasi Kurikulum 2013 (Epik),

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunjuk 877 sekolah sebagai sekolah

sasaran pemberlakuan kurikulum baru. SMP Al-Irsyad merupakan salah satu dari

6 sekolah sasaran pelaksana kurikulum 2013 di Surakarta yang ditunjuk sebagai

pelaksana kurikulum 2013 ini.

Berdasarkan hal di atas, penulis ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan

dari penerapan kurikulum 2013 dalam penanaman karakter siswa pada

pembelajaran matematika, khususnya di SMP Al-Irsyad Surakarta.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini termasuk penelitian kualitatif memberi gambaran

tentang pelaksanaan kurikulum 2013 dalam penanaman karakter siswa pada

pembelajaran matematika. Dalam penelitian ini yang akan diamati adalah

(6)

3 matematika, baik strategi yang dipakai, karakter yang diterapkan, ataupun

kendala-kendala yang mungkin terjadi pada pelaksanaan pembelajaran. Penelitian

ini dilaksanakan selama 5 bulan, yaitu Maret 2014 sampai dengan Juli 2014 di

SMP Al-Irsyad Surakarta.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini observasi

digunakan untuk mengetahui proses berjalannya pembelajaran matematika dalam

penanaman karakter siswa, dan memperjelas strategi pelaksanaan kurikulum 2013

dalam penanaman karakter siswa pada pembelajaran matematika. Wawancara

tersebut digunakan untuk memperdalam dan mengetahui hal-hal yang menjadi

focus penelitian. Dokumentasi digunakan untuk mendukung hasil wawancara dan

observasi yang dilakukan peneliti.

Validitas data pada penelitian ini ditentukan melalui teknik triangulasi,

yaitu triangulasi sumber data berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang

berbeda-beda dengan teknik yang sama, dalam penelitian ini sumber datanya

adalah guru matematika, siswa dan kepala sekolah (Sugiono,2012:83).

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis

data kualitatif mengikuti konsep Miles dan Huberman (Sugiono,2012:91).

Aktivitas dalam analisis data yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian

data, dan penarikan kesimpulan. Pengumpulan data berarti data yang diperoleh di

lapangan direkam dan dicatat dalam bentuk naratif, kemudian dibuat catatan

(7)

4 dicari tema dan polanya. Penyajian data dilakukan dengan menyajikan data hasil

temuan di lapangan dalam bentuk teks yang bersifat naratif. Penarikan kesimpulan

dalam penelitian ini merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Strategi pelaksanaan pembelajaran matematika dalam implementasi

kurikulum 2013 yang dilaksanakan di SMP Al-Irsyad Surakarta dalam penanaman

karakter siswa adalah dengan menerapkan visi dan misi sekolah yang sesuai

dengan karakter yang diinginkan, dan menggunakan model-model pembelajaran

yang sesuai dengan pendekatan kurikulum 2013, yaitu saintific approac.

Visi dari sekolah SMP Al-Irsyad adalah bersih hati, cerdas pikiran, dan

survive dalam kehidupan. Bersih hati artinya bagaimana anak-anak memiliki

akhlaq pribadi yang baik. Cerdas pikiran artinya bagaimana kemampuan menawar

siswa dan prestasi yang tinggi. Survive dalam kehidupan adalah bagaimana siswa

bisa menempatkan diri ketika ada masalah. Adapun misinya adalah membentuk

Shakhsiyah islamiyah, yang artinya adalah “kepribadian manusia, yang terbentuk

dari aqliyah (pola pikir) dan nafsiyah (pola sikap) (An-Nabhani,2008). Visi ini

harus tercermin dalam semua kegiatan di sekolah, baik aktivitas belajar mengajar,

ekstrakurikuler, pengaturan kelas, dan pengaturan warga sekolah termasuk cara

berpakaian. Visi dan misi di atas adalah visi dan misi yang diungkapkan oleh

(8)

5 Sumber data yang lain yaitu Ustad Arif Budi Santoso mengatakan bahwa,

“akar persoalan sikap yang tidak baik adalah karena agamanya. Jika ajaran agama

yang didapatkan siswa tidak diamalkan dalam kesehariannya, sehingga tidak

menjadi kebiasaan dan tidak terdapat ruh apabila menjalankannya, maka yang

akan terjadi siswa tidak memiliki sikap dan karakter yang baik. Untuk itu visi dan

misi sekolah ini sangat mendukung dalam penanaman karakter siswa.” Hasil

observasi penelitian di kelas menunjukan bahwa visi misi sekolah sangat efektif

dalam penanaman karakter siswa.

Uraian di bawah ini menceritakan pelaksanaan visi dan misi sekolah,

yaitu: “guru datang tepat waktu ketika masuk kelas (nilai disiplin). Guru

membuka kegiatan dengan salam, kemudian diikuti dengan berdo’a sebelum

memulai pelajaran (nilai religious dan tanggung jawab). Jika pembelajaran

dimulai pada jam pertama, maka siswa dan guru bersama-sama membaca ayat

suci Al-Qur’an. Guru mengabsen siswa (nilai peduli). Nilai ini dikembangkan

pada kegiatan social dengan pembiasaan berinfak setiap hari dan dana sosial

ketika diperlukan. Berikut foto siswi yang memberikan kotak infak kepada guru

setelah selesai diedarkan:

(9)

6 Setiap pagi sebelum pelajaran dimulai siswa juga selalu diingatkan

mengenai pakaian yang sesuai dengan aturan sekolah, yaitu pakaian muslim

(Jilbab dan Khimar). Apabila tidak sesuai dengan peraturan sekolah maka akan

dikenai sanksi. Pemisahan ruang kelas siswa menurut jenis kelamin juga

merupakan implementasi dari visi misi sekolah ini guna pengaturan pergaulan

siswa selama belajar di sekolah. Penanaman akhlaq yang baik yang terdapat pada

visi misi sekolah ini bukan hanya dilakukan pada pembelajaran saja tetapi juga

dilakukan pasa saat ujian bersama. Misalnya dengan memberikan tema kejujuran,

jadi sebelum ujian dimulai siswa membaca dalil tentang kejujuran. Begitu juga

dengan tema kebersihan, jadi siswa membaca dalil tentang kebersihan dan

menunda jam ujian jika kelas masih dalam keadaan kotor. Berikut foto pakaian

siswi di SMP Al-Irsyad:

Gambar 4.2 pakaian siswi lama Gambar 4.3 pakaian siswi baru

Model pembelajaran dalam matematika sangat membantu dalam

membentuk karakter siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Sujadi (2010)

mengatakan bahwa “pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dengan

berbagai model dan metodenya, dapat dijadikan sebagai alat untuk membangun

karakter bangsa. Sementara itu Prabowo dan Sidi (2012) mengatakan bahwa

(10)

7 siswa. Model pembelajaran untuk implementasi kurikulum 2013 menyesuaikan

dengan pendekatan sainntific approach, yaitu berbasis masalah, berbasis project,

dan berbasis discovery learning. Berikut ini adalah proses pembelajaran dengan

pendekatan saintifik dari hasil observasi:

a) Mengamati

Pada tahap ini, guru memberi permasalahan kepada siswa untuk

didiskusikan bersama kelompok, yaitu mencermati dan mengamati tentang

permasalahan yang diberikan. Permasalahan itu adalah sebagai berikut:

Tes Darah. Saat ini kenakalan anak usia SMP di kabupaten Sidodadi

semakin meningkat. Hal ini menyebabkan hasil prestasi belajar siswa

menurun. Setelah diadakan penyelidikan ternyata salah satu factor utamanya

karena salah dalam pergaulan. Akibat dari pergaulan tersebut, banyak siswa

yang sudah terjerumus dalam penggunaan obat-obatan terlarang atau narkoba.

Oleh karena itu, Dinas Pendidikan Kabupaten bekerjasama dengan rumah

sakit setempat mengadakan penelitian terhadap hal tersebut. Untuk itu

diperlukan adanya tes darah pada siswa-siswi SMP di kabupaten tersebut.

Adanya suatu keterbatasan menyebabkan hanya dipilih sebuah SMP yaitu

SMP Suryadadi di kabupaten Sidodadi sebagai wakil untuk mengadakan tes

darah pada siswa-siswinya. Hal ini dengan pertimbangan karena lokasi

sekolah di kabupaten tersebut dinilai memiliki tingkat kerawanan narkoba

paling besar. Pertanyaannya :

1) Perlukah tes darah dilakukan pada setiap siswa siswi di kabupaten

(11)

8 2) Berapa sekolah yang dipilih untuk mengadakan tes darah?

3) Manakah yang merupakan sampel?

4) Manakah yang merupakan populasi?

5) Apa pengertian sampel dan populasi?

b) Menanya

Pada tahap ini, siswa saling bertanya antar teman kelompok tentang

permasalahan dan pertanyaan yang belum dimengerti yaitu membedakan

mana yang sampel dan mana yang populasi, juga perlu dan tidaknya tes darah

pada semua siswa sekabupaten. Siswa juga mencoba mencari informasi

mengenai pengertian sampel dan populasi di buku paket yang mereka bawa.

Adapun beberapa pertanyaan itu adalah:

Fatimah : Qory Qory perlu gak sih semua siswa sekabupaten di tes darahnya?

Qory : gak perlu imah, coba deh kamu baca di bukumu yang populasi sama

sampel tu. Di situ ada pengertian sampel dan populasi. Contohnya

juga ada.

Layla : berarti ini yang sampelnya itu SMP Suryadadi ya Sob?

Dewi : iya ila, dan populasinya yang SMP sekabupaten Sidodadi.

Qory : Sob bukan SMPnya lo yang diteliti, tapi siswa siswi di SMP itu.

Percakapan di atas menunjukan bahwa dalam kelompok siswa saling

bertukar pendapat untuk menyamakan persepsi mengenai jawaban

(12)

9 c) Menalar dan Mencoba

Pada kegiatan ini siswa menalar memikirkan bagaimana solusi yang

akan direncanakan dari permasahan tersebut. Salah satu kelompok mencoba

merencanakan jawaban dari pertanyaan di atas yaitu 1). Tidak perlu

melakukan tes darah kepada seluruh siswa sekabupaten, 2). Satu sekolahan

saja yang ditunjuk untuk melakukan tes darah, 3). Siswa-siswi dari SMP

Suryadadi, 4). Siswa-siswi sekabupaten Sidodadi. Ini terlihat pada gambar 4.4

berikut yang menunjukan hasil diskusi kelompok siswa:

Gambar 4.4 jawaban siswa sudah tepat

Berdasarkan hasil jawaban kelompok siswa di atas menunjukkan bahwa

kelompok ini sudah paham mengenai sampel dan populasi, serta bisa

menjawab pertanyaan dengan benar. Pada gambar 4.5 menunjukan bahwa

kelompok ini belum begitu paham mengenai sampel dan populasi. Ditunjukan

dari jawaban pertanyaan perlukah tes darah dilakukan pada setiap siswa siswi

sekabupaten Sidodadi untuk tujuan penelitian, jawabanya adalah perlu.

Jawaban yang tepat adalah tidak perlu, karena bisa menggunakan sampel.

(13)

10 Gambar 4.5 jawaban siswa kurang tepat

d) Menyimpulkan

Pada tahap ini, kelompok memberi kesimpulan akhir dari hasil

pekerjaan mereka setelah dapat menjawab dan menyelesaikan permasalahan

yaitu pengertian sampel dan populasi. Salah satu kelompok menyimpulkan

populasi adalah keseluruhan pengamatan atau obyek yang menjadi perhatian,

sedangkan sample adalah bagian dari populasi yang menjadi perhatian.

Berikut adalah gambar 4.6 yang menunjukan hasil kesimpulan diskusi siswa :

Gambar 4.6 hasil diskusi kelompok siswa

Gambar 4.6 diatas menunjukan siswa sudah mengetahui pengertian dari

populasi dan sampel.

(14)

11 Kelompok menentukan salah satu anggota kelompok untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Adapun yang

kelompok presentasikan adalah hasil dari diskusi kelompok masing-masing.

Berikut siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok:

Gambar 4.7 siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok

Dari keseluruhan kegiatan siswa di atas dapat disimpulkan bahwa siswa

memiliki tanggung jawab terhadap suatu permasalahan yang harus diselesaikan,

sehingga siswa dituntut untuk aktif dalam menyelesaikannya. Dalam keaktifan

tersebut terdapat beberapa karakter yang bisa siswa kembangkan dalam kehidupan

sehari-hari, yaitu ulet, teliti, mau mencari informasi, kreatif, rasa ingin tahu,

kemampuan merumuskan permasalahan, mengembangkan sikap jujur, kerja keras,

peduli dan berkomunikasi. Hal itu menunjukan penggunaan model pembelajaran

yang tepat dapat memberikan kontribusi dalam membangun karakter siswa yang

baik. Gambar 4.9 menunjukan sikap ulet yang siswa miliki. Berikut foto

(15)

12 Gambar 4.9 kelompok bertanya kepada peneliti

Adapun kendala-kendala yang dihadapi oleh guru, siswa, dan sekolah

dalam implementasi kurikulum 2013 adalah pola mengajar guru yang belum

stabil, administrasi penilaian yang rumit, pola belajar siswa yang belum

menyesuaikan dengan kurikulum baru, sarana prasarana, dan waktu. Pola

mengajar guru terkadang kembali seperti sebelum kurikulum 2013 diterapkan. Hal

ini disebabkan banyaknya beban guru terhadap siswa yang mau menghadapi ujian

salah satunya, juga pengisian form sikap. Arsip sekolah juga penilaian guru sangat

banyak dan harus lengkap jika tidak mau dikomplain oleh wali murid. Adapun

sarana prasarana yang kurang memadai seperti ketiadaan LCD di setiap kelas

membuat penyampaian materi kurang bervariasi dan menutup kemungkinan guru

untuk berinovasi, sehingga membuat pembelajaran menjadi membosankan.

Kendala-kendala di atas adalah apa yang diungkapkan oleh sumber data pada saat

(16)

13 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa, strategi

pelaksanaan kurikulum 2013 dalam penanaman karakter siswa pada pembelajaran

matematika yang diterapkan oleh SMP Al-Irsyad Surakarta adalah dengan

melaksanakan visi misi sekolah dan model-model pembelajaran yang sesuai

dengan pendekatan pada kurikulum 2013. Adapun visinya adalah bersih hati,

cerdas pikiran, dan survive dalam kehidupan. Sedangkan misinya adalah

membentuk shakhsiyah islamiyah.

Model pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran matematika di

SMP Al-Irsyadmenyesuaikan dengan pendekatan saintifik, yaitu berbasis

masalah, project, dan discoveri learning.Untuk pemilihan model sendiri

disesuaikan dengan kondisi siswa, penguasaan guru terhadap model pembelajaran,

juga materi yang mau dibawakan apakah sesuai atau tidak.Adapun

karakter-karakter yang ditanamkan pada siswa melalui pembelajaran matematika yang

sudah dinilai dalam rapor adalah disiplin, kerjasama, rasa tanggung jawab.

Adapun karakter lain yang ikut serta tertanam adalah religious, sopan santun,

saling menghormati, jujur, komunikatif, rasa ingin tahu, berfikir kritis dan kreatif,

aktif, teliti, taat pada peraturan, dan ulet.

Sedangkan kendala-kendala yang dihadapi oleh warga sekolah dalam

penanaman karakter siswa untuk implementasi kurikulum 2013 pada

(17)

14 stabil, penyesuaian siswa dengan kurikulum baru, administrasi arsip penilaian

yang rumit, sarana prasarana yang kurang memadai, dan waktu yang kurang.

DAFTAR PUSTAKA

An-Nabhani, Taqiyudin. 2008. Kepribadian Islam ( Asy-syakhshiyah al-Islamiyah ). Jakarta : HTI Press

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama. 2010. Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta : Kemdiknas.

Prabowo, Agung, dan Sidi, Pramono. (2012). “Memahat Karakter Melalui

Pembelajaran Matematika”.Makalah dimuat dalam Prosiding Seminar

Nasional Matematika Prodi Pendidikan Matematika, Universitas

Muhammadiyah Surakarta, 24 Juli 2011. Tersedia:

http://file.upi.edu/Direktori/PRO .[27 Agustus 2014].

Soedjadi. (2000). “Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia: Konstatasi

Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan”. Jakarta: Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.

Sugiono. 2012. Memahami penelitian kualitatif. Alfabeta : Anggota Ikatan Penerbit Indonesia.

Surapranata, Sumarna. (2014). Kurikulum 2013 Menekankan Pembangunan

Karakter Anak. Tersedia:

Gambar

Gambar 4.1 guru mengambil kontak infak
Gambar 4.2 pakaian siswi lama      Gambar 4.3 pakaian siswi baru
Gambar 4.4 jawaban siswa sudah tepat
Gambar 4.5 jawaban siswa kurang tepat
+3

Referensi

Dokumen terkait

(3) Gaji dan penghasilan lain para anggota Direksi ditetapkan oleh Menteri dengan mengingat ketentuan yang ditetapkan dengan atau berdasarkan Undang- undang. Anggota

2) Memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan honorarium dan tunjangan lainnya bagi anggota Direksi Perseroan untuk tahun buku 2020.. Setiap pengajuan

Jawapan bagi soalan-soalan daripada Bahagian A dan Bahagian B mestilah dalam 2 buku yang berasingan.. Agiban markah bagi soalan diberikan di sut sebelah kanan

Evaluasi dilakukan untuk melihat pengaruh jumlah konsep (jumlah kueri perluasan) yang ditambahkan pada kueri awal, pengaruh banyaknya pengambilan dokumen peringkat

Suddenly Nathaniel Porter stopped, perhaps because he'd seen what the Doctor had seen.. Hopefully not because he'd heard Rory mention

Beberapa jenis dari makrozoobentos salah satunya berasal dari kelas gastropoda diketahui memiliki peran sebagai bioremidiator lingkungan dengan salah satunya ditunjukkan

Perbedaan antara mata uang emas dan perak dengan mata uang dari jenis lain adalah tingkat kesulitan atau kemudahan untuk membuat mata uang palsu, jika kebijakan moneter

kedua orang atlet karate tersebut masih dapat berhasil membawa 1 (satu) medali. perak, yaitu atas