• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISON (STAD) MENGGUNAKAN METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER (GQGA) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 3 K.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISON (STAD) MENGGUNAKAN METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER (GQGA) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 3 K."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) MENGGUNAKAN METODE GIVING

QUESTION AND GETTING ANSWER (GQGA) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA MATERI POKOK

SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 3 KISARAN T.P. 2013/2014

Oleh

Ahmad Fadli Silaen NIM 4101321001

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan

nikmat yang dikarunikan-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

(Student Team Achievement Division) menggunakan Metode GQGA (Giving

Question and Getting Answer) Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Materi Pokok

Suhu dan Kalor di Kelas X Semester II SMA Negeri 3 Kisaran T.P 2013/2014”

disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Ratna Tanjung, M.Pd sebagai

dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikanbimbingan dan

saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan proposal sampai akhir penulisan skripsi

ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Nurdin Siregar,

M.Si selaku pembanding I, Bapak Prof. Dr. Marabangun Harahap, M.S, selaku

pembanding II, Bapak Drs. Abdul Hakim, M.Si, selaku pembanding III dan Bapak

Drs. Sehat Simatupang, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik saya yang

telah memberikan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai penyususnan

skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Drs.

Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED, Ibu Dr. Derlina, M.Si

selaku Ketua Jurusan Fisika dan Bapak Drs. Sehat Simatupang, M.Si selaku Ketua

Prodi Pendidikan Fisika dan Seluruh Staff Pegawai Jurusan Fisika FMIPA

UNIMED yang sudah mebantu penulis. Serta Bapak H. Cholidin, S.Pd, M.M

selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Kisaran yang telah mengizinkan saya

melakukan penelitian dan Ibu Susi Meriyati, S.Pd selaku guru bidang studi fisika

SMA Negeri 3 Kisaran yang banyak memberikan arahan dan masukan yang

bermanfaat untuk penulis melakukan penelitian.

Teristimewa penulis sampaikan kepada Almarhum ayahanda Budiman

Silaen dan Ibunda tercinta Sri Wahyuini Sitorus yag telah memberikan dorongan,

doa dan memenuhi segala kebutuhan serta kasih sayang yang tak pernah henti,

(3)

v

dorongan, doa dan perhatian kepada penulis, Abangda Ranto Silaen, Joni Silaen

S.H, Praka Sahat Silaen, Kakanda Berliana Sialen, S.Pd, Rosdiana Silaen, S.PdI,

Nurasiah M Silaen dan Adinda Nova Eliza Silaen, Disky Wahyudi Silaen, Irgi

Anggi Vahlevy Silaen, dan teman-teman seperjuangan saya di Fisika Dik A 2010

terkhusus buat Lely Safitri Ritonga yang selalu ada memberikan dorongan dan

doa agar penulis tetap bersemangat serta sahabat penulis Kevin Mhd NST, Taufik

Panjaitan, M. Ardhinal Lubis, Asfar Akmaly, Riansyah Rizal dan teman-teman

yang lain yang tak dapat disebutkan namanya yang semuanya senantiasa

memberikan motivasi, dorongan dan doa yang tulus kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelsaikan skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

tat bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi kesempurnaan Skrisi ini. Kiranya skripsi ini

bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Juli 2013

Penulis

(4)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISON (STAD) MENGGUNAKAN METODE GIVING

QUESTION AND GETTING ANSWER (GQGA) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA MATERI POKOK

SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 3 KISARAN T.P 2013/2014

Oleh

Ahmad Fadli Silaen (NIM 4101321001) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division) Menggunakan Metode GQGA (Giving Question and Getting Answer) Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Pokok Materi Pokok Suhu dan Kalor Di Kelas X Semester II SMA Negeri 3 Kisaran T.P 2013/2014.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan menggunakan Two Group Pretest – Posstest Design, sebagai populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 3 Kisaran T.P 2013/2014 yang terdiri dari 6 kelas yaitu 209 siswa. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan cara cluster random sampling terdiri dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen yang digunakan ada beberapa yakni 1) lembar hasil belajar, dan 2) lembar observasi yakni lembar observasi sikap dan lembar observasi keterampilan. Untuk instrumen yang digunakan dalam tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda sebanyak 20 soal dengan 5 pilihan jawaban yang terlebih dahulu divalidasi. Uji hipotesis menggunakan uji t.

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwata Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar vii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

Daftar Grafik xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 7

1.7. Definis Operasional 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1. Pengertian Belajar 8

2.1.2. Pengertian Mengajar 9

2.1.3. Hakikat Belajar Mengajar 10

2.1.4. Pengertian Pembelajaran 11

2.1.5. Hasil Belajar 12

2.1.6. Aktivitas Belajar 14

2.1.7. Metode Pembelajaran Diskusi 15

2.1.8. Model Pembelajaran 16

2.1.9. Model Pembelajaran Kooperatif 18

2.1.9.1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 21 2.1.9.2. Metode Giving Question and Getting Answer (GQGA) 25

2.2. Pembelajaran Konvensional 27

2.3. Materi Pembelajaran 29

2.3.1. Pengertian Suhu 29

2.3.2. Azas Black 30

2.3.3. Kalor 31

2.3.4. Perpindahan Kalor 33

2.4. Penelitian Yang Relevan 41

2.5. Kerangka Konseptual 44

2.6. Hipotesis Penelitian 45

BAB III METODE PENELTIAN 45

(6)

3.1.1. Tempat Penelitian 45

3.1.2. Waktu Peneltian 45

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 45

3.2.1. Populasi Penelitian 45

3.2.2. Sampel Penelitian 45

3.3. Variabel Peneltian 45

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 46

3.5. Prosedur Penelitian 47

3.6. Instrumen Penelitian 48

3.6.1 Lembar Observasi 49

3.7. Uji Coba Instrumen Penelitian 50

3.8. Teknik Analisis Data 51

3.8.1 Menghitung Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku 51

3.8.2. Uji Normalitas 51

3.8.3. Uji Homogenitas 52

3.8.4. Uji Hipotesis 53

3.8.4.1 Uji Kesamaan Rata-rata Pretes (Uji t Dua Pihak) 53 3.8.4.2 Uji Kesamaan Rata-rata Postes (Uji t Satu Pihak) 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 55

4.1. Hasil Penelitian 55

4.1.1. Deskripsi Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 55 4.1.2. Deskripsi Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 56

4.2. Uji Persyaratan Analisis Data 57

4.2.1. Uji Normalitas 57

4.2.2. Uji Homogenitas 58

4.2.3. Uji Hipotesis 58

4.3. Observasi 59

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 68

5.1. Kesimpulan 68

5.2. Saran 69

(7)

vi

DAFTAR TABEL

(8)

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 : Perbedaan Suhu Pada Tiap Air 26

Gambar 2.2 : Pemanas 28

Gambar 2.3 : Atom Partikel Yang Dikenai Kalor Secara Konduksi 30 Gambar 2.4 : Contoh Hantaran Kalor secara Konduksi 30 Gambar 2.5 : Aliran-aliran pada Perpindahan Kalor secara Konveksi 31 Gambar 2.6 : Contoh peristiwa Konveksi 32 Gambar 2.7 : Radiasi Melaui Pancaran Pada Lampu Pijar 33

Gambar 2.8 : Termos Air Panas 33

Gambar 2.9 : Setrika Listrik 34

Gambar 2.10 : Panci Masak 34

Gambar 2.11 : Muschenbroek 35

Gambar 2.12 : Contoh Pemuaian Panjang 35 Gambar 2.13 : Kaca Jendela Salah Satu Pemuaian Panjang 36 Gambar 2.14 : Ruang Muai Pada Rel Kereta Api 37 Gambar 2.15 : Ruang Muai Pada Jembatan 37 Gambar 3.1 : Skema rancangan penelitian 45 Gambar 4.1 : Diagram Batang Data Pretes Kelas Eksperimen Dan Kelas 52

Kontrol

Gambar 4.2 : Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas 53

Kontrol

Gambar 4.3 : Diagram Batang Kemampuan Kognitif Siswa Pada Pretes 53 Gambar 4.4 : Diagram Batang Kemampuan Kognitif Siswa Pada Postes 54 Gambar 4.5 : Diagram Batang Kategori Nilai Pretes, Aktivitas Dan Postes 59 Gambar 4.5: Grafik hubungan nilai pretes, aktivitas dan postes siswa 64

pada kelas eksperimen berdasarkan urutan nilai aktivitas terendah ke tertinggi

Gambar 4.6 : Grafik hubungan nilai pretes, aktivitas dan postes siswa 65 pada kelas eksperimen berdasarkan urutan nilai pretes

Gambar. 4.7 : Grafik hubungan nilai pretes, aktivitas dan postes siswa 66 pada kelas eksperimen berdasarkan urutan nilai rata-rata

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 70

dan Kontrol

Lampiran 2 : Lembar Kegiatan Siswa 97

Lampiran 3 : Tabel Spesifikasi Tes Hasil Belajar 107

Lampiran 4 : Tes Hasil Belajar Siswa 116

Lampiran 5 : Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar 120

Lampiran 6 : Kartu GQGA 121

Lampiran 7 : Format Observasi Aktivitas Siswa 122 Lampiran 8 : Pedoman Observasi Aktivitas Siswa 123 Lampiran 9 : Tabulasi Obervasi Aktivitas Siswa 129 Lampiran 10 : Rekapitulasi Observasi Aktivitas 141

Lampiran 11 : Format Penilaian Sikap 145

Lampiran 12 : Pedoman Penilaian Sikap 146

Lampiran 13 : Tabulasi Penilaian Sikap 147

Lampiran 14 : Rekapitulasi Penilaian Sikap 159 Lampiran 15 : Format Penilaian Keterampilan 163 Lampiran 16 : Pedoman Penilain Keterampilan 164 Lampiran 17 : Tabulasi Penilaian Keterampilan 166 Lampiran 18 : Rekapitulasi Penilaian Keterampilan 172 Lampiran 19 : Data Distribusi hasil Belajar Pretes kelas eksperimen 174 Lampiran 20 : Data Distribusi hasil Belajar Postes kelas eksperimen 176 Lampiran 21 : Data Distribusi hasil Belajar Pretes kelas kontrol 178 Lampiran 22 : Data Distribusi hasil Belajar Postes kelas kontrol 180 Lampiran 23 : Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen 182 Lampiran 24 : Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol 193 Lampiran 25 : Perhitungan Data Rata-rata, Standar Deviasi dan Varian 184

Lampiran 26 : Uji Normalitas 187

Lampiran 27 : Uji Homogenitas 191

Lampiran 28 : Pengujian Hipotesis 193

Lampiran 29 : Daftar Nilai Persentil Uji F 196 Lampiran 30 : Daftar Nilai Kritis untuk Uji Liliefors 198 Lampiran 31 : Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke Z 199 Lampiran 32 : Daftar Nilai Pesentil Untuk Distribusi t 200

(10)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan semakin mendapat sorotan yang tajam dari berbagai pihak seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi suatu bangsa yang akan maju. “Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses mengajar dan belajar pola-pola kelakuan manusia menurut apa yang diharapkan oleh masyarakat” (Nasution, 2009:10). Pendidikan sangat penting dalam menunjang kemajuan suatu negara. Keberhasilan pendidikan dapat menghasilkan keluaran (output) yang

dapat menunjang perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Keberhasilan ini dapat dicapai dengan meningkatkan kinerja pembelajaran terutama dalam pendidikan formal. Pendidikan melalui lembaga formal merupakan cara yang tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Sekolah adalah salah satu lembaga pendidikan yang mempunyai peranan penting dalam pengembangan sumber daya manusia.

Agar tujuan nasional dapat tercapai dengan baik dibutuhkan orang-orang yang dapat mendidik para peserta didik. Mereka adalah guru-guru yang mempunyai kemampuan dibidangnya masing-masing guru bertugas mendidik dan memberikan materi pelajaran kepada peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Slameto (2010: 97) menyatakan salah satu tugas dari guru adalah menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. Untuk menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar seorang guru harus mampu memilih dan menyesuaikan model dan media pembelajaran yang tepat dengan materi yang disampaikan. Pembelajaran yang demikian akan menciptakan suasana kelas yang aktif, yaitu adanya suatu interaksi positif antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa.

Fisika salah satu cabang IPA merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam dan interaksi di dalamnya. Pelajaran fisika lebih menekankan pada pemberian langsung untuk meningkatkan kompetensi agar

(11)

2

sehingga siswa memperoleh pemahaman yang benar tentang fisika. Pemahaman yang benar akan pelajaran fisika akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Akan tetapi, pada kenyataannya hasil belajar peserta didik pada pembelajaran fisika masih sangat rendah.

Standar keberhasilan siswa dalam belajar dilihat dari kemampuan daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok yang disampaikan oleh guru dikelas (Djamarah 2006: 106). Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pelajaran dikatakan berhasil apabila telah tercapainya kompetensi dasar. Dengan demikian guru perlu mengadakan tes setelah selesai menyajikan satu pokok

bahasan.

Kesulitan belajar siswa akan sangat mempengaruhi hasil belajar siswa, baik karena faktor internal maupun eksternal yang di hadapi oleh siswa. Oleh karena itu siswa harus mampu menghadapi kesulitan dari faktor yang mempengaruhi kesulitan tersebut sehingga tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Proses pembelajaran yang monoton, juga menjadi salah satu masalah pembelajaran yang sering kita temui dalam beberapa sekolah yang mana pengajaran yang dilakukan oleh guru berjalan pada satu orientasi saja yaitu hanya mengutamakan penguasaan pada mata pelajaran saja. Siswa dapat dan dikatakan menguasai suatu pembahasan mata pelajaran dengan hafalan-hafalan. Sehingga siswa kurang menghayati dan menjiwai pembahasaan yang diajarkan.

Setiap guru menginginkan proses pembelajaraan yang dilaksanakannya menyenangkan dan berpusat pada siswa. Siswa antusias mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan atau memberikan pendapat, bertukar informasi dan saling memberikan semangat. Untuk itu seorang guru harus mampu merancang pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan menggunakan strategi dan metode pengajaran yang bervariasi sehingga proses belajar mengajar lebih menarik dan tidak membosankan serta siswa mau aktif dalam proses belajar mengajar. Hal itu ditegaskan oleh (Hamzah 2011: 214) penggunaan kaidah dan teknik yang bervariasi akan menjadikan pembelajaran itu menarik dan akan memberi ruang

(12)

3

tanpa merasa jenuh dan bosan. Dalam proses belajar mengajar di kelas, kebanyakan dijumpai pembelajaran hanya berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan dan metode atau strategi yang di gunakan pada umumnya di gunakan oleh guru di sekolah adalah metode konvensional.

Kenyataan yang peneliti jumpai di sekolah selama ini dan berdasarkan PPLT (Praktek Pembelajaran Lapangan Terpadu) di SMA Negeri 3 Kisaran terhadap pelaksanaan pembelajaran fisika di kelas X SMA Negeri 3 Kisaran, guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional dalam mengajar fisika tanpa menyesuaikan bahan ajar yang sesuai dengan keadaan siswa. Guru menyampaikan materi pembelajaran secara verbal (ceramah) dan materi yang

disampaikan adalah materi yang sudah jadi, seperti data dan fakta serta konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir dan memahami konsep. Kemudian daripada itu, kebanyakan siswa juga pada saat diberlakukan diskusi, siswa didapati hanya 1-2 orang dalam 1 kelompok yang mau bekerja menyelesaikan tugas tersebut. Tempat yang digunakan guru hanya sebatas ruangan kelas dan tidak menggunakan laboratorium yang ada disekolah, walaupun sekolah memiliki laboraorium yang cukup lengkap, tetapi kenyataan dilapangan guru hanya membawa alat laboratorium ke kelas, tidak menggunakan laboratorium tersebut. Pembelajaran seperti ini menimbulkan kebosanan siswa yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Terbukti dari hasil belajar fisika siswa di kelas X SMA Negeri 3 Kisaran, nilai rata-rata Hasil Ujian Tengah Semester siswa untuk mata pelajaran fisika hanya mencapai 65,5. Dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 73, hanya 45.71% (15 orang) dari 34 orang siswa kelas X SMA Negeri 3 Kisaran yang mencapai KKM sementara yang lainnya 54,29% (19 orang) tidak berhasil mencapai KKM. Hal ini disebabkan karena siswa hanya menerima masukan sehingga tidak menuntut siswa untuk mandiri dan berkreativitas.

Untuk mengatasi masalah dalam proses pembelajaran tersebut, maka diperlukan satu strategi pembelajaran yang dapat memacu siswa lebih aktif dalam mengikuti poses belajar mengajar. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil

(13)

4

Question and Getting Answer (GQGA) yakni metode pembelajaran yang didisain untuk mengulang atau meninjau kembali materi sehingga siswa dapat mengingat materi yang telah dipelajari, dengan cara memberikan pertanyaan dan berusaha untuk mencari jawaban dari pertanyaan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian. Penelitian ini adalah merupakan salah satu strategi dalam menyelesaikan masalah yang merupakan tindakan nyata serta pengembangan kemampuan dalam memecahkan masalah. Adapun judul penelitian adalah :

“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team

Achievement Division (STAD) Menggunakan Metode Giving Question and

Getting Answer (GQGA) terhadap Hasil Belajar Fisika pada Materi Pokok Suhu dan Kalor Di Kelas X Semester II SMA Negeri 3 Kisaran T.P 2013/2014”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran fisika

2. Siswa hanya menghapal rumus dan contoh soal tetapi tidak memahami konsep fisika

3. Guru tidak menggunakan model dalam pembelajaran karena keterbatasan waktu, sehingga tidak semua fase dalam model dapat dilaksanakan

4. Rendahnya kerja sama dalam kelompok diskusi.

(14)

5

1.3 Batasan Masalah

Untuk menghindari terlalu luasnya masalah yang dibahas dan keterbatasan waktu penelitian serta keterbatasan kemampuan dari penulis sendiri, maka masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Menggunakan Metode Giving Question and Getting Answer (GQGA). 2. Peniltian difokuskan pada materi suhu dan kalor.

3. Penelitian di fokuskan kepada pengukuran hasil belajar siswa.

4. Penelitian ini dilakukan di kelas X Semester II SMA Negeri 3 Kisaran T. P

2013/2014.

1.4Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan meggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Menggunakan Metode Giving Question and Getting Answer (GQGA) pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 3 Kisaran T.P 2013/2014?

2. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 3 Kisaran T.P 2013/2014?

3. Bagaimanakah peningkatan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Menggunakan Metode Giving Question and Getting Answer (GQGA) pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 3 Kisaran T.P 2013/2014?

4. Bagaimanakah peningkatan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 3

(15)

6

5. Apakah ada perbedaan akibat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) Menggunakan Metode Giving Question and Getting Answer (GQGA) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 3 Kisaran T.P 2013/2014?

1.5Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD)

Menggunakan Metode Giving Question and Getting Answer (GQGA) pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 3 Kisaran T.P 2013/2014.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 3 Kisaran T.P 2013/2014. 3. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa selama mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) Menggunakan Metode Giving Question and Getting Answer (GQGA) pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 3 Kisaran T.P 2013/2014.

4. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X semester II SMA Negeri 3 Kisaran T.P 2013/2014.

5. Untuk mengetahui perbedaan akibat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) Menggunakan Metode Giving Question and Getting Answer (GQGA) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X

(16)

7

1.6Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan, adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai informasi hasil belajar Fisika dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) Menggunakan Metode Giving Question and Getting Answer (GQGA) di SMA Negeri 3 Kisaran pada materi pokok Suhu dan Kalor kelas X semester II T.P. 2013/2014

2. Sebagai bahan informasi alternatif bagi pengajar Fisika dalam memilih model pembelajaran.

1.7Definisi Operasional

Agar terhindar dari kesalah pahaman dalam memahami istilah judul penelitian, maka akan dijelaskan defenisi operasional dari judul penelitian :

1. Hasil belajar diperoleh setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran dari setiap mata pelajaran yang diprogramkan kurikulum yang dinyatakan dalam skor atau angka sebagai hasil tes yang diadakan oleh guru setelah berakhir proses pembelajaran.

2. Aktivitas belajar adalah kegiatan yang bersifat fisik/jasmani maupun mental/rohani yang berkaitan dengan kegiatan belajar.

3. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota ke lompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.

4. Model pembelajaran Kooperatif tipe Student Achievement Division (STAD) adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

5. Metode pembelajaran Giving Questions and Getting Answer (GQGA) merupakan implementasi dari strategi pembelajaran kontrukstivistik yang menempatkan siswa sebagai subyek dalam pembelajaran. Artinya, siswa mampu merekonstruksi pengetahuannya sendiri sedangkan guru hanya

(17)

68

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian, sistematika

sajiannya dilakukan dengan memperhatikan tujuan penelitian yang telah

dirumuskan. Adapun kesimpulan yang diperoleh antara lain:

1. Hasil belajar siswa kelas X semester II SMA Negeri 3 Kisaran T.P

2013/2014 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD (Student Team Achievement Division) menggunakan metode

GQGA (Giving Question and Getting Answer) pada materi pokok suhu

dan kalor yaitu untuk nilai rata-rata pretes 44,17 dan nilai rata-rata postes

82,67.

2. Hasil belajar siswa kelas X ssemester II SMA Negeri Kisaran T.P

2013/2014 dengan menggunakan pembelajaran konvensional yaitu untuk

nilai rata-rata pretes 40,33 dan nilai rata-rata postes 74,83.

3. Aktivitas belajar siswa yang diamati pada saat proses pembelajaran

berlangsung mengalami peningkatan dari pertemuan I sampai pertemuan

III. Pada kelas eksperimen peningkatan aktivitas siswa berada pada kriteria

nilai aktif. Pada kelas kontrol peningkatan aktivitas siswa berada pada

kriteria cukup aktif. Berdasarkan rata-rata tersebut kelas eksperimen

mengalami peningkatan lebih tinggi daripada kelas kontrol.

4. Berdasarkan uji kemampuan awal dengan uji t dua pihak nilai kedua

sampel diperoleh thitung = 1,669 pada taraf signifikan α = 0,05 dan ttabel =

1,671. Dengan membandingakan antara thitung dan ttabel diperoleh thitung <

ttabel atau 1,669 < 1,671 maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan

bahwa kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen sama dengan

kemampuan awal siswa pada kelas kontrol. Dan pengujian hipotesis

dilakukan dengan menggunakan uji t satu pihak nilai kedua sampel

diperoleh thitung = 3,826 pada taraf signifikan α = 0,05 dan harga ttabel =

(18)

69

ttabel atau 3,826 > 1,671 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) menggunakan metode GQGA (Giving Question and Getting Answer).

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian diatas, maka

penulis memberikan saran untuk memperbaiki kualitas hasil belajar siswa antara

lain:

1. Kepada peneliti selanjutnya, pada aktivitas perlu ditingkatkan

berdasarkan deskriptor-deskriptor yang ada.

2. Kepada peneliti selanjutnya pada proses kegiatan belajar mengajar

sintaks sangat perlu dimaksimumkan.

3. Pada penelitian ini sampel berdistribusi normal tetapi taksonomi

bloom tidak menunjukkan berdistribusi normal, maka sebaiknya perlu

diperhatikan dan diperbaiki validitas isinya.

4. Mengingat kelemahan peneliti dalam penyusunan soal maka

disarankan agar menyusun soal yang lebih baik dan sesuai taksonomi

(19)

70

Daftar Pustaka

Arikunto, S., (2002). Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek., Rieneka Cipta, Jakarta

Dimyati, dan Mudjiono., (2009). Belajar dan Pembelajaran., Rieneka Cipta, Jakarta

Hall, G. E., Quinn, L. F & Gollnick. D. M. (2008). Mengajar dengan Senang. Menciptakan Perbedaan dalam Pembelajaran Siswa. Jakarta : PT Indeks

Hamzah, B. U dan Nurdin, M., (2011). Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM., Bumi Aksara, Jakarta

Kertiasa, N. (2000). Fisika 1., PT. Garuda Muda Cipta, Jakarta

Joyce, B., Well, M & Calhoun, E. (2011). Models of Teaching. Model-model

Pengajaran., Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Lie, A., (2008). Cooperative Learning. Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang- Ruang Kelas., PT. Grasindo, Jakarta

Nasution, S., (2009). Sosiologi Pendidikan., Bumi Aksara, Jakarta

Sagala, S., (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran., Alfabeta, Bandung :

Sahyar., Sibarani, M.S & Munthe, R., (1985). Teori dan Soal-soal Fisika 1., Universitas Negeri Medan, Medan

Sanjaya, Wina., (2011). Srategi Pembelajaran Berorientasi standar Proses pendidikan., Kencana, Jakarta

Silberman, M. L. (2009). Active Learning. 101 Strategi Pembelajaran Aktif., Pustaka Insan Madani, Yokyakarta

Slameto., (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya., Rieneka Cipta, Jakarta

Sudjana., (2005). Metode Statistika., Tarsito, Bandung

Sudjana, N., (2009). Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar., PT Remaja Rosdakarya, Bandung

Suprijono, A., (2012). Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

(20)

71

Tim Dosen., (2011). Evaluasi Proses dan Hasil Belajar., FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan

Trianto., (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)., Kencana Media Grup, Jakarta

Zaelani, A., Cunayah, C & Irawan, E. I. (2009). Fisika Untuk SMA / MA.1700 Bank Soal Bimbingan dan Pemantapan., Yrama Widya, Bandung

(Fatkhan-anshari-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-49651 a.pembelajaranmodelgivingquestionandgettinganswer.html) (Accesed Januari 2014)

http://sirsnout.blogspot.com/2014/02/belajar-dan-pembelajaran-menurut-ahli.html)

Gambar

Tabel 2.1 : Ikhtisar dan Perbandingan  Model-model Pembelajarn

Referensi

Dokumen terkait

Pada Mega Electronik Store, pengolahan data dalam hal pemesanan barang electronik masih dilakukan secara manual, dalam penulisan ilmiah ini akan dibahas tentang pembuatan

[r]

Setelah IPR diperoleh, untuk pemanfaatan ruang yang peruntukannya hunian perumahan lebih dari 3 (tiga) bangunan, komersial, jasa, perkantoran, pendidikan, industri,

Pendapat tersebut dapat dilihat melalui penelitian ini dimana terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi masyarakat tentang menguras, mengubur, dan menutup (3M)

Hasil uji statistik menyimpulkan bahwa ada kontribusi fungsi sosial keluarga terhadap perilaku remaja merokok p=0,000, dengan nilai OR=3,7 , artinya keluarga

Pada saat pengguna melakukan verifikasi pada alat sidik jari, maka mesin sidik jari tersebut akan memeriksa apakah sidik jari yang baru saja discan cocok dengan salah satu sidik

Pengelolaan database sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf f

mengumumkan sebagai penyedia barang dengan pengadaan langsung untuk paket.. pekerjaan Pengadaan Perlengkapan Gudang Farmasi adalah