vii
ABSTRAK
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA RESIKO TOTAL
DENGAN TINGKAT KEUNTUNGAN SAHAM
Studi Kasus pada saham – saham LQ45
Di Bursa Efek Jakarta
Andreas Yandy Prasetyo
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2007
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan
antara resiko total dengan tingkat keuntungan saham, serta signifikan atau
tidaknya hubungan tersebut bila ada. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
teknik dokumentasi.
Teknik pengambilan sampel berdasarkan 45 saham yang termasuk dalam
indeks LQ45. teknik analisis data yang dipergunakan adalah metode regresi linier
sederhana, standar deviasi, serta korelasi.
Hasil penelitian , dari 45 saham yang termasuk dalam LQ45 tanggal 2
Februari 2005, setelah dihitung
closed price
masing – masing selama 201 hari,
sebanyak 25 saham mengalami keuntungan yang positif, sedangkan 20 saham
sisanya mengalami keuntungan yang negatif. Penghitungan korelasi antara resiko
total dengan tingkat keuntungan saham mencatat angka sebesar 0,445703969,. Ini
dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang cukup kuat antara resiko total dengan
tingkat keuntungan saham. Dengan uji t didapatkan hasil t hitung sebesar
3,264902062, sedangkan t tabel sebesar 1,681. Dengan demikian, t hitung lebih
besar daripada t tabel, maka hubungan antara resiko total dengan tingkat
viii
ABSTRACT
ANALYSIS OF RELATIONSHIP BETWEEN TOTAL RISK
AND STOCK RETURN
Case Study in LQ45’s Stock of Jakarta Stock Exchange
Andreas Yandy Prasetyo
Sanata Dharma University
2007
The objectives of the research was to identify the relationship between
total risk and stock return. Technique of collecting data was documentation.
Technique of data analysis used in the research were simple regression, standart
deviation, and correlation analysis.
The result of the research indicated that the correlation coeffisient between
total risk and stock return was 0,445703969. Based on t-test, it could be concluded
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA RISIKO TOTAL
DENGAN TINGKAT KEUNTUNGAN SAHAM
Studi Kasus pada Saham–Saham LQ45
Di Bursa Efek Jakarta
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajeman
Oleh:
Andreas Yandy Prasetyo
NIM
: 02 2214 032
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
v
MOTTO
Sukses memiliki sedikit kemiripan dengan bergulat dengan seekor gorila. Anda
berheni bukan pada saat anda lelah – anda berhenti pada saat gorilanya lelah.
-Robert Strauss –
Keberhasilan mengandung 99% kegagalan.
- Soichiro Honda –
Sukses adalah berjalan dari satu kegagalan ke kegagalan lain tanpa kehilangan
semangat.
-vi
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada :
Tuhan Yesus Kristus.
Bapak, Ibu tercinta, dan adikku.
Keluarga Besar A. Hari Ambar
Huberta Retno Lukitasari
vii
ABSTRAK
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA RESIKO TOTAL
DENGAN TINGKAT KEUNTUNGAN SAHAM
Studi Kasus pada saham – saham LQ45
Di Bursa Efek Jakarta
Andreas Yandy Prasetyo
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2007
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan
antara resiko total dengan tingkat keuntungan saham, serta signifikan atau
tidaknya hubungan tersebut bila ada. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
teknik dokumentasi.
Teknik pengambilan sampel berdasarkan 45 saham yang termasuk dalam
indeks LQ45. teknik analisis data yang dipergunakan adalah metode regresi linier
sederhana, standar deviasi, serta korelasi.
Hasil penelitian , dari 45 saham yang termasuk dalam LQ45 tanggal 2
Februari 2005, setelah dihitung
closed price
masing – masing selama 201 hari,
sebanyak 25 saham mengalami keuntungan yang positif, sedangkan 20 saham
sisanya mengalami keuntungan yang negatif. Penghitungan korelasi antara resiko
total dengan tingkat keuntungan saham mencatat angka sebesar 0,445703969,. Ini
dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang cukup kuat antara resiko total dengan
tingkat keuntungan saham. Dengan uji t didapatkan hasil t hitung sebesar
3,264902062, sedangkan t tabel sebesar 1,681. Dengan demikian, t hitung lebih
besar daripada t tabel, maka hubungan antara resiko total dengan tingkat
viii
ABSTRACT
ANALYSIS OF RELATIONSHIP BETWEEN TOTAL RISK
AND STOCK RETURN
Case Study in LQ45’s Stock of Jakarta Stock Exchange
Andreas Yandy Prasetyo
Sanata Dharma University
2007
The objectives of the research was to identify the relationship between
total risk and stock return. Technique of collecting data was documentation.
Technique of data analysis used in the research were simple regression, standart
deviation, and correlation analysis.
The result of the research indicated that the correlation coeffisient between
total risk and stock return was 0,445703969. Based on t-test, it could be concluded
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhun Yesus Kristus, karena
hanya dengan berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
atau yang lebih dikenal dengan skripsi ini. Penyusunan skripsi merupakan salah
satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana atau Strata 1 Ekonomi pada Program
Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Dalam menyusun skripsi ini yang berjudul “ Analisis Hubungan antara
Resiko Total dengan Tingkat Keuntungan Saham” penulis menghadapi barbagai
macam kendala dan halangan sebelum akhirnya dapat terselesaikan juga. Penulis
sadar bahwa terselesaikannya tugas ini bukan semata – mata atas hasil penulis
sendiri saja, tetapi selesainya skripsi ini juga dibantu oleh berbagai pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M. S. Selaku dekan Fakultas
Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Bapak Drs. Hendra Poerwanto G, M.Si,. selaku Ka Prodi
Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta dan sebagai Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan dan
x
3. Ibu Dra. Diah Utari BR.,M.Si., selaku Dosen Pembimbing I, yang
telah memberikan bimbingan, masukan dan dorongan kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata
Dharma
Yogyakarta
yang telah
memberikan
bekal
pengetahuan dan bantuannya kepada penulis selama ini.
5. Bapak dan Ibu yang ku sayangi, terima kasih sudah memberikan
banyak kepercayaan kepada anakmu yang nakal ini, adikku, cepat
selesai ya....
6. Keluarga Besar Bapak A. Hari Ambar, atas segala kehangatan
keluarga, dukungan, keramahan, terima kasih sudah menjadi rumah
“keduaku”.
7. Teman – teman ku di Manajemen 2002, Gpenk, makasih
dukungannya, Andy Soekianto, Y. Yudi “ Kencot “, Anton,
Wawan, Didik, Sweety, Indriani “ Indro “, temen – temen ku di
HMJ, Vivi, Riri, Fika, Wiwid, Dion, Enggar, Wahyu, Ndok, n The
Unseen SIGIT. Mas Damar, makasih udah jadi panutanku. Temen
– temenku di Gubuk Imanuel, Agus, Ari, Anton, Mas Adi
“Paghob”, Pak Pandhi.
8. Anak –anak Kost Argulo 1 C, Chandra, Adi, Seagate, Agus,
Komenk, Tiko “ Cena”, Pak Guru, Imam “Rooney”. Thanks atas
xi
9. Bintang kecilku, Huberta, makasih udah jadi penuntunku, atas
semua hari–hari yang mendewasakan, dan terima kasih karena
selalu menyemangatiku saat langkahku berat.
10. Vinso, Bu Krebo, Pak Supri, Pak To, Pak Jan, Pak Bawor, Pan
Min, Semua Bakul Pecel Lele,Mie Ayam, Angkringan di seluruh
Jogja yang pernah ku kunjungi, makasih atas gizi yang kalian
berikan.
11. Semua pihak yang tidak disebutkan yang telah membantu hingga
skripsi ini selesai dibuat.
Penulis menyadari sepenuhnya akan segala kelemahan dan kekurangan yang
ada dalam skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi bermanfaat bagi semua pihak,
khususnya yang berkaitan dengan bidang yang sama.
Yogyakarta, 5 Maret 2007
Penulis
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...
i
HALAMAN PENGESAHAN...
ii
HALAMAN PENGUJIAN ...
iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...
v
ABSTRAK ...
vi
ABSTRACT ...
vii
KATA PENGANTAR ...
viii
DAFTAR ISI ...
xi
DAFTAR TABEL ...
xiii
DAFTAR GAMBAR ...
xiv
BAB I
PENDAHULUAN ...
1
A. Latar Belakang Masalah ...
1
B. Rumusan Masalah ...
2
C. Batasan Masalah...
3
D. Tujuan Penelitian ...
3
E. Manfaat Penelitian ...
3
F. Sistematika Penulisan ...
4
BAB II LANDASAN TEORI ...
5
A. Pengertian Investasi ...
5
B. Pasar Modal...
5
C. Keputusan Investasi ...
11
D. Indeks LQ45 ...
12
E. Pengertian
Return
...
13
F. Pengertian Resiko...
15
G. Hubungan antara Resiko dengan
Return
...
22
xiii
BAB III METODE PENELITIAN...
23
A. Jenis Penelitian...
23
B. Tempat dan Waktu Penelitian ...
23
C. Subyek dan Objek Penelitian ...
23
D. Variabel Penelitian ...
24
E. Definisi Operasional...
24
F. Populasi dan Sampel ...
24
G. Pengukuran Variabel ...
25
H. Jenis dan Sumber Data ...
25
I.
Tehnik Pengumpulan Data ...
26
J
Tehnik Analisis Data...
26
BAB IV GAMBARAN UMUM ...
31
A. Pengertian Pasar Modal...
31
B. Sejarah Pasar Modal di Indonesia ...
32
C. Struktur Organisasi Pasar Modal ...
37
D. Peranan Pasar Modal ...
41
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ...
43
A. Analisis Deskriptif ...
43
B. Pembahasan ...
57
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...
65
A. Kesimpulan ...
65
B. Keterbatasan ...
66
C. Saran...
66
DAFTAR PUSTAKA
xiv
DAFTAR TABEL
TABEL 5.1
Nama dan Kode perusahaan ...
44
TABEL 5.2
Rata – rata Return...
47
TABEL 5.3
Rata – rata return dan Beta...
50
TABEL 5.4
Standar Deviasi ...
52
TABEL 5.5
Resiko Total ...
54
TABEL 5.6
Rangking Saham ...
56
xv
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1 Resiko Total ...
21
GAMBAR 5.1 Return saham perusahaan LQ45 ...
58
GAMBAR 5.2 Perbandingan jumlah return positif dan negatif ...
59
GAMBAR 5.3 Pergerakan return pasar dan return LQ45 tahun 2005 ...
60
GAMBAR 5.4 Tingkat resiko perusahaan LQ45 ...
61
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Perkembangan ekonomi di Indonesia semakin membaik. Hal ini ditandai
dengan semakin berkembangnya pasar modal dan industri sekuritas di Indonesia.
Masyarakat mulai melirik pasar modal dan industri sekuritas sebagai alternatif
untuk menginvestasikan dana mereka. Dengan semakin banyaknya minat
masyarakat terhadap penanaman modal di pasar saham, maka semakin besar pula
kesempatan perusahaan untuk menghimpun dana dari masyarakat lewat saham
yang diterbitkan di bursa saham.
Nilai saham sebuah perusahaan selalu berfluktuasi. Fluktuasi tersebut
disebabkan oleh berbagai macam. Beberapa penyebab yang sangat mempengaruhi
naik turunnya harga saham adalah kinerja perusahaan yang salah satunya dapat
dilihat dari laporan keuangan, lalu isu – isu maupun kejadian ekonomi yang
menerpa suatu negara. Oleh sebab itu, seorang pemain saham harus mampu
membaca situasi dan kondisi agar saham yang dibelinya dapat memberikan
keuntungan. Tetapi bukan hanya keuntungan saja yang harus diperhatikan oleh
seorang pemain saham, ada hal lain yang harus diperhatikan juga yaitu resiko.
Secara umum resiko dibagi menjadi 3 macam, yaitu resiko sistematis, resiko tidak
sistematis, dan resiko total. Resiko sistematis adalah resiko yang tidak berkaitan
langsung dengan kinerja perusahaan, seperti situasi sosial politik suatu negara,
tidak sistematis adalah resiko yang berkaitan langsung dengan kinerja perusahaan,
seperti keefektivitasan kinerja karyawan, pembagian laba kepada para pemegang
saham, atau seperti buruknya kinerja keuangan perusahaan, dan pemogokan
buruh. Yang ketiga adalah resiko total, yaitu penjumlahan antara resiko sistematis
dengan resiko tidak sistematis.
Bila seseorang ingin menjadi seorang pemain saham atau sebagai pemilik
saham tidak boleh hanya memperhitungkan keuntungan yang akan diperoleh dari
saham tersebut, tetapi juga harus memperhatikan resiko yang akan mereka
tempuh. Berdasarkan hal tersebut penulis menentukan judul yaitu “
ANALISIS
HUBUNGAN
ANTARA
RESIKO
TOTAL
DENGAN
TINGKAT
KEUNTUNGAN SAHAM. STUDI KASUS PADA SAHAM – SAHAM LQ45
DI BURSA EFEK JAKARTA “
.
B. PERUMUSAN MASALAH
Apakah ada hubungan antara resiko total dengan tingkat keuntungan
saham?
C. BATASAN MASALAH
1. Saham – saham yang digunakan dalam penelitian adalah saham –
saham yang tergabung dalam LQ45.
2. Saham – saham yang diteliti saham – saham yang termasuk dalam
LQ45 pada periode antara Februari 2005 sampai dengan Desember
D. TUJUAN PENELITIAN
Untuk
mengetahui
hubungan
antara
resiko
total
dengan
tingkat
keuntungan saham pada saham – saham LQ45 di Bursa Efek Jakarta.
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi investor, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
kebijakan untuk membentuk portofolio saham.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma, sebagai penambah wawasan bagi
seluruh Keluarga Besar Sanata Dharma, dan sebagai penambah
referensi perpustakaan.
3. Bagi penulis, sebagai penambah wawasan dan pengalaman yang
F. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang hasil kajian pustaka yang relevan
dengan masalah yang dirumuskan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang jenis, waktu dan lokasi penelitian,
subjek dan objek penelitian, variabel penelitian, data yang dibutuhkan,
populasi dan sampel, tehnik pengumpulan data, dan tehnik analisis
data.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini menggambarkan sejarah singkat perusahaan.
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang uraian hasil penelitian, pengolahan data dan
penafsiran hasil penelitian dengan tehnik analisis yang sudah
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
Bab ini menguraikan kesimpulan dari analisis, saran bagi objek
yang diteliti, keterbatasan penelitian saat ini, dan saran bagi peneliti
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
INVESTASI
Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam
produksi yang efisien selama periode waktu tertentu (Jogiyanto, 2000: 5). Atau
investasi adalah setiap penggunaan uang dengan maksud untuk memperoleh
penghasilan (Husnan, 1996: 19). Berdasarkan alokasi tempat, investasi dibagi
menjadi dua yaitu investasi aktiva riil dan investasi aktiva finansial. Investasi juga
dibagi menjadi dua yaitu investasi langsung dan investasi tidak langsung.
Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan
dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara lain. Sebaliknya,
investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan
investasi yang sudah mempunyai aktiva–aktiva keuangan dari
perusahaan-perusahaan lain.
B.
PASAR MODAL
Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas)
jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun
modal sendiri, baik diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan swasta. Pasar
modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka
panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Untuk menarik
penjual dapat menjual dan pembeli dapat membeli surat–surat berharga dengan
cepat. Sedangkan pasar modal dikatakan efisien jika harga dari surat–surat
berharga tersebut mencerminkan nilai dari perusahaan secara akurat. Pasar modal
juga mempunyai fungsi alokasi dana yang produktif untuk memindahkan dana
dari pemberi pinjaman kepada peminjam. Alokasi dana yang produktif terjadi bila
individu yang mempunyai kelebihan dana dapat meminjamkannya ke individu
yang lain yang lebih produktif yang membutuhkan dana.
Pasar modal (
capital market
) merupakan pasar untuk berbagai instrument
keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang
ataupun modal sendiri. Didalam pasar modal diperjual belikan instrument
keuangan seperti saham, obligasi, waran,
right
, obligasi konvertibel, dan berbagai
produk turunan seperti opsi (
put
atau
call
).
Undang–Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 memberikan pengertian
Pasar Modal yang lebih spesifik yaitu “ kegiatan yang bersangkutan dengan
Penawaran Umum dan Perdagangan Efek, perusahaan Publik yang berkaitan
dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan Efek. ”
Pada dasarnya ada tiga jenis informasi utama yang perlu diketahui oleh
para investor jika ingin masuk dan bergelut di dalam pasar modal, yaitu informasi
mengenai faktor fundamental, faktor teknikal, dan faktor lingkungan sosial,
A. Faktor Fundamental
Faktor fundamental adalah informasi yang menggambarkan kondisi
perusahaan tersebut. Hal–hal yang perlu diperhatikan antara lain :
1. Konsep Manajemen Perusahaan
Pertama–tama yang perlu diketahui oleh investor asing tentang
manajemen perusahaan adalah sumber daya manusia yang ada di
dalam perusahaan tersebut. Hal ini disebabkan karena keberhasilan
suatu perusahaan sangat ditentukan oleh kemampuan integritas dan
profesionalisme para direksi dan jajaran di bawahnya. Pimpinan harus
mampu menangkap dinamika dan perubahan, lalu menganalisisnya
kemudian mengambil langkah–langkah yang tepat.
2. Prospek Perusahaan
Untuk mengetahui gambaran tentang prospek perusahaan, seorang
investor harus mangetahui sejauh mana keberadaan perusahaan
tersebut dibutuhkan oleh ekonomi nasional. Hal tersebut dapat
diketahui dari hasil–hasil produksinya yang dikaitkan dengan kondisi
barang–barang impor sejenis, kondisi perusahaan domestik yang telah
ada, serta situasi pasaran ekspornya.
3. Prospek Pemasaran
Pangsa pasar di dalam negeri dan di luar negeri serta beberapa
banyak perusahaan sejenis yang ada merupakan informasi penting
untuk mengetahui prospek perusahaan. Disamping itu strategi
4. Perkembangan Teknologi
Informasi yang perlu diketahui antara lain alat–alat produksi yang
digunakan, bagaimana produksinya, serta proses produksi yang
dilakukan oleh pesaing.
5. Kemampuan untuk Menghasilkan Keuntungan
Kemampuan perusahaan menghasilkan laba adalah salah satu
faktor kunci dalam pertimbangan untuk membuat suatu keputusan
bagi investor dan juga kebijakan deviden yang ditetapkan oleh
perusahaan tersebut.
6. Manfaat terhadap Perekonomian Nasional
Manfaat–manfaat perusahaan terhadap perekonomian nasional
biasanya dapat dilihat dari penggunaan tenaga kerja, penggunaan
Sumber Daya Alam, serta gambaran devisa negara.
7. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah baik di bidang ekonomi, moneter, industri
riil, maupun jasa seperti tarif, perpajakan, bea masuk, maupun
penentuan skala prioritas pada bidang dan sektor tertentu akan
berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap investasi yang
B. Faktor Teknikal
Faktor tehnikal menggambarkan sasaran suatu efek (sekuritas) baik
secara individu maupun kelompok serta seberapa jauh pengaruhnya terhadap
harga efek. Dalam menilai saham, hal–hal yang perlu diperhatikan antara
lain :
1. Perkembangan Kurs
Dari data perkembangan kurs suatu efek, seorang investor
memperoleh gambaran strategi pasaran efek tersebut, bagaimana
pasarannya di masa lalu, sekarang, dan kemungkinan di masa
mendatang.
2. Keadaan Pasar
Pasar dalam hal ini adalah kondisi pasar secara menyeluruh baik
dalam kondisi optimistik (
Bull Market
) maupun pesimistik (
bear
trend
). Keadaan pasar sangat penting untuk menentukan garis efek
yang paling tepat, lama investasi, dan sebagainya.
3. Volume dan Frekuensi Perdagangan
Volume dan frekuensi perdagangan digunakan untuk melihat
apakah efek yang dibeli merupakan efek yang aktif diperjual belikan
di bursa.
4. Kekuatan Pasar
Kekuatan pasar dalam hal ini dicerminkan melalui jumlah
permintaan dan penawaran terhadap suatu efek dan juga data yang
C. Faktor Lingkungan Sosial, Ekonomi, dan Politik
Informasi yang termasuk dalam faktor lingkungan tersebut antara lain:
1. Tingkat Inflasi
Data tingkat inflasi digunakan untuk menentukan jenis efek apa
yang akan dibeli dengan cara menetapkan tingkat bunga yang cukup
pantas untuk efek tersebut dengan pendapatan tetap seperti obligasi,
sektor kredit, saham preferens dan sebagainya.
2. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter seperti kebijakan kredit dan kebijakan tingkat
suku bunga sangat berpengaruh terhadap kondisi umum pasar modal,
sebab kebijakan–kebijakan tersebut mempunyai dampak terhadap
pilihan investasi.
3. Musim
Musim kemarau maupun penghujan kadang mempunyai dampak
langsung terhadap kondisi umum jalannya operasional perusahaan.
Misalnya mengenai bahan baku yang sulit didapatkan. Musim juga
dapat diartikan adat atau kebiasaan seperti Natal, Idul Fitri, Tahun
Baru, dan lain–lain.
4. Neraca Pembayaran
Dari neraca pembayaran dan APBN masyarakat akan memperoleh
gambaran arah pembangunan ekonomi yang akan dilakukan oleh
5. Kondisi Ekonomi
Kondisi ekonomi yang terjadi saat ini apakah sedang resesi,
mengalami perkembangan, atau stabil, akan mempengaruhi faktor–
faktor produksi, keuangan, keuntungan suatu perusahaan.
6. Keadaan Politik
Keadaan polotik dapat mempengaruhi perubahan total baik di
bidang ekonomi, politik maupun keamanan suatu negara, misalnya
pergantian pimpinan suatu negara.
C.
KEPUTUSAN INVESTASI
Dalam membuat suatu keputusan investasi, seorang investor perlu
memperhitungkan secara cermat dan hati–hati mengenai hal–hal yang berkaitan
dengan investasi tersebut, misalnya informasi yang lengkap, relevan, akurat dan
tepat waktu merupakan kepastian yang sangat penting bagi seorang investor
sebelum ia memilih bentuk investasinya.
Sebelum investor melakukan investasi pada sekuritas, sebaiknya terlebih
dahulu mereka mempertimbangkan secara matang dan cermat keputusan
investasinya. Adapun langkah–langkah dalam proses investasi adalah sebagai
berikut (Husnan, 1998, 48):
1. Menentukan kebijakan investasi
Pada tahap ini, investor menentukan tujuan investasinya serta
2. Analisis sekuritas
Pada tahap ini investor melakukan analisis terhadap sekuritas
individu atau kelompok sekuritas.
3. Penentuan sekuritas
Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas yang akan dipilih dan
proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing–masing sekuritas
tersebut.
4. Melakukan revisi portofolio
Tahap ini merupakan kegiatan mengulang terhadap tiga tahap
sebelumnya dan bilamana perlu dapat melakukan perbaikan terhadap
portofolio yang dimiliki.
5. Mengevaluasi kinerja portofolio
Pada tahap ini dilakukan penelitian terhadap kinerja portofolio
baik dalam aspek keuntungan yang diperoleh maupun resiko yang
ditanggung.
D.
INDEKS LQ45
Indeks ini terdiri dari 45 saham dengan likuiditas (LiQuid) tinggi, yang
diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas,
seleksi saham–saham tersebut mempertimbangkan kapitalisasi pasar.
Untuk dapat masuk dalam pemilihan, suatu saham harus memenuhi
1. Masuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi saham di Pasar
Reguler (rata – rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).
2. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata–rata nilai kapitalisasi pasar
selama 12 bulan terakhir).
3. Telah tercatat di BEJ selama paling sedikit 3 bulan.
4. Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi
dan jumlah hari transaksi di pasar regular.
Bursa Efek Jakarta secara rutin memantau perkembangan kinerja
komponen saham yang masuk dalam perhitungan Indeks LQ45. setiap 3 bulan
review
pergerakan rangking saham akan digunakan dalam kalkulasi Indeks LQ45.
Penggantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal
bulan Februari dan Agustus. Apabila terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria
seleksi Indeks LQ45, maka saham tersebut dikeluarkan dari penghitungan indeks
dan diganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria.
E.
RETURN
Return
merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Pada dasarnya
return
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
return
ekspektasi dan return
realisasi.
1.
Return
Ekspektasi
Return
ekspektasi (
expected return
) adalah
return
yang diharapkan
dapat dihitung berdasarkan nilai ekspektasi masa depan dengan
rumus:
n
E( Ri
) =
Σ
( Rij
· P
j)
j = 1Dimana :
E ( Ri
)
:
return
ekspektasi suatu aktiva atau sekuritas ke-j.
R
ij: hasil masa depan ke-j untuk sekuritas ke-i.
Pj
: probabilitas hasil masa depan ke-j (untuk sekuritas ke-i).
n
: jumlah dari hasil masa depan.
2.
Return
Realisasi
Return
relisasi (
realized return
) merupakan
return
yang telah terjadi.
Return
realisasi dihitung berdasarkan data historis
. Return
realisasi
penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja
perusahaan.
Return
realisasi dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
1 -t
1 -t t it
P
P
-P
R
Dimana :
Rit
: tingkat kurs saham pada periode tertentu.
Pt
: harga saham ke-i pada periode ke t
F.
RESIKO
Hanya menghitung
return
saja untuk suatu investasi tidaklah cukup.
Resiko dari investasi juga perlu diperhitungkan.
Return
dan resiko merupakan dua
hal yang tidak dapat dipisahkan, karena pertimbangan investasi merupakan suatu
trade–off
dari kedua faktor ini.
Return
dan resiko memiliki hubungan yang positif,
dalam arti semakin besar resiko yang ditanggung, maka semakin besar resiko
yang dikompensasikan. Resiko sering dihubungkan dengan penyimpangan atau
deviasi dari
outcome
yang diteima dengan ekspektasi. Pada dasarnya resiko dibagi
menjadi 3 yaitu resiko sistematis, resiko tidak sistematis, dan resiko total.
1. Resiko Sistematis
Resiko yang tidak dapat didiversifikasikan oleh portofolio disebut dengan
nondiversiable risk
atau resiko pasar (
market risk
), atau resiko umum (
general
risk
), atau resiko sistematis (
systemathic risk
). Resiko ini terjadi karena kejadian–
kejadian di luar perusahaan seperti inflasi dan resesi. Resiko sistematis dapat
diukur menggunakan beta. Beta merupakan suatu pengukur volatilitas (
volatility
)
return suatu sekuritas atau resiko portofolio terhadap return pasar. Volatilitas
didefinisikan sebagai fluktiasi dari return–return suatu sekuritas atau portofolio
dalam suatu periode waktu tertentu. Macam–macam beta adalah:
A. Beta Pasar
Beta yang dihitung dengan data pasar disebut beta pasar. Beta
pasar dapat diestimasi dengan mengumpulkan nilai–nilai historis
misalnya selama 60 bulan untuk return bulanan atau 200 hari untuk
return harian.
Beta juga dapat dihitung menggunakan tehnik regresi. Tehnik
regresi untuk mengestimasi beta suatu sekuritas dapat dilakukan
dengan
menggunakan
return–return
sekuritas
sebagai
variabel
dependen dan return–return pasar sebagai variabel independen.
Persamaan regresi yang dihasilkan dari data
time series
ini akan
menghasilkan koefisien beta yang diasumsikan stabil dari waktu ke
waktu selama masa periode observasi. Jika beta adalah sifatnya stabil,
semakin lama periode observasi yang digunakan di persamaan regresi,
semakin baik (karena kesalahan pengukuran semakin kecil) hasil dari
beta. Akan tetapi bila periode observasi terlalu lama, anggapan beta
konstan dan stabil kurang tepat, karena sebenarnya beta berubah dari
waktu
ke
waktu.
Bouque
(1972)
dan
Gonedes
(1973)
menginvestigasikan hal itu dan menyimpulkan bahwa untuk data
return bulanan, 60 bulan adalah periode yang optimal. Persamaan
regresi yang digunakan untuk mengestimasi beta dapat didasarkan
pada model indeks tunggal atau dengan menggunakan model CAPM.
B. Beta Akuntansi
Beta yang dihitung dengan data akuntansi disebut sebagai beta
akuntansi. Data akuntansi misalnya seperti laba akuntansi (
accounting
akuntansi ini dapat dihitung secara sama dengan beta pasar (yang
menggunakan data
return
), yaitu mengganti data
return
dengan laba
akuntasi.
C. Beta Fundamental
Beta yang dihitung dengan data fundamental disebut beta
fundamental. Beaver, , Kettler, dan Scholes (1970) mengembangkan
paper Ball dan Brown dengan menyajikan perhitungan beta dengan
menggunakan beberapa variabel fundamental. Variabel–variabel yang
dipilih oleh mereka merupakan variabel–variabel yang dianggap
berhubungan dengan resiko, karena beta merupakan pengukur dari
resiko.
Dengan argumen bahwa resiko dapat ditentukan menggunakan
kombinasi
karakteristik
pasar
dari
sekuritas
dan
nilai–nilai
fundamental perusahaan, maka kombinasi ini akan banyak membantu
mengerti beta dan untuk memprediksikannya. Oleh karena itu Beaver,
Kettler, dan Scholes menggunakan 7 macam variabel yang merupakan
variabel–variabel
fundamental.
Sebagian
dari
variabel–variabel
tersebut adalah variabel–variabel akuntansi. Walaupun secara umum
veriabel-variabel tersebut dianggap bervarasi dengan resiko. Ketujuh
1) Deviden Payout
Diukur sebagai deviden yang dibayarkan dibagi dengan laba
yang tersedia untuk pemegang saham umum.
2) Asset Growth
Didefinisikan
sebagai
perubahan
(tingkat
pertumbuhan)
tahunan dari aktiva total.
3) Leverage
Didefinisikan sebagai nilai buku hutang jangka panjang total
dibagi dengan aktiva total.
4) Liquidity
Diukur sebagai current ratio yaitu aktiva lancar dibagi dengan
hutang lancar.
5) Asset Size
Diukur sebagai logaritma dari aktiva total.
6) Earning Variability
Diukur dengan nilai deviasi standar dari PER (
price earnings
ratio
) atau rasio P/E deviasi standar dari PER (
price earning
ratio
) atau rasio P/E (harga saham dibagi dengan laba
perusahaan).
7) Accounting Beta
Diperoleh dari koefisen regresi dengan variabel dependen
perubahan indeks laba pasar untuk laba akuntansi portofolio
pasar.
D. Beta Portofolio
Beta portofolio dapat dihitung dengan cara rata – rata tertimbang
(berdasarkan proporsi) dari masing – masing individual sekuritas yang
membentuk
portofolio.
Beta
portofolio
biasanya
lebih
akurat
dibandingkan dengan beta tiap – tiap individual sekuritas, alasannya :
1) Beta individual sekuritas diasumsikan konstan dari waktu ke
waktu. Kenyataannya beta individual sekuritas dapat berubah
dari waktu ke waktu. Perubahan beta individual sekuritas
dapat berupa perubahan naik atau perubahaan turun.
2) Perhitungan beta individual juga tidak terlepas dari kesalahan
pengukuran (
measurement error
) atau kesalahan acak (
random
error
). Pembentukan portofolio akan mengurangi kesalahan
acak, karena kesalahan acak suatu sekuritas mungkin akan
Resiko sistematis dapat diestimasi menggunakan analisis regresi dengan
pendekatan metode Indeks Tunggal dengan rumus sebagai berikut:
Ri
= a +
β
Rm
Dimana :
Ri
=
return
suatu sekuritas pada periode ke-i
Rm
=
return
saham pasar
a
= konstanta
β
= beta saham
2. Resiko Tidak Sistematis
Bagian dari resiko sekuritas yang dapat dihilangkan dengan membentuk
portofolio
yang
well-diversified
disebut
dengan
resiko
yang
dapat
di
diversifikasikan (
diversiable risk
) atau resiko perusahaan (
company risk
), atau
resiko spesifik (
specific risk
), atau resiko yang tidak sistematis (
unsystemathic
risk
). Karena resiko ini unik untuk suatu perusahaan yaitu hal buruk dapat terjadi
di suatu perusahaan dapat diimbangi dengan hal–hal yang baik yang terjadi di
perusahaan lain, maka resiko ini dapat didiversifikasikan di dalam portofolio.
Contohnya adalah buruknya kinerja keuangan, pemogokan karyawan di satu
perusahaan dapat diimbangi dengan baiknya kinerja keuangan dan keefektifan
Resiko tidak sistematis dapat diestimasi dengan menggunakan standar
deviasi dengan rumus sebagai berikut:
1
-n
)
X
-(Xi
2s
Keterangan
:
σ
= deviasi standar
Xi
= nilai
return
saham ke-i
X
= nilai rata–rata saham
n
= jumlah observasi
3. Resiko Total
Resiko total merupakan penjumlahan dari resiko sistematis dan resiko
tidak sistematis, dimana resiko. Gambar berikut merupakan resiko total dan
komponennya yang berupa resiko yang dapat didiversifikasi dan resiko yang tidak
dapat didiversifikasikan.
Resiko
Resiko Tidak Sistematis Resiko Total
Resiko Sistematis
Jumlah Saham
G.
HUBUNGAN ANTARA RESIKO DENGAN RETURN
Return
dan resiko mempunyai hubungan yang positif. Dimana semakin
besar resiko suatu sekuritas, semakin besar return yang diharapkan. Sebaliknya
juga benar, yaitu semakin kecil resiko yang harus ditanggung suatu sekuritas,
maka
return
yang diharapkan juga kecil. (Jogiyanto, 1998, 99) Tetapi itu hanya
berlaku pada
return
ekspektasi saja, dan tidak berlaku pada
return
realisasi. Sebab
resiko yang kecil bisa mendapatkan
return
realisasi yang besar, ataupun
sebaliknya, resiko yang besar bisa hanya mendapatkan
return
yang kecil.
HIPOTESIS
Berdasarkan landasan teori sebagaimana telah diuraikan sebelumnya,
maka diambil hipotesis ada hubungan yang positif antara resiko total dengan
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu metode yang
mempunyai tujuan untuk menggali dan mempelajari sifat–sifat karakter yang khas
dari kasus maupun individu atau kelompok, yang kemudian dari sifat yang khas
tersebut akan dijadikan sesuatu yang bersifat umum.
B.
TEMPAT DAN WAKTU PENELIATIAN
A. Tempat Penelitian
Peneliti akan melakukan penelitian di Pojok Bursa Efek Jakarta,
Fakultas ekonomi, Universitas Sanata Dharma
B. Waktu Penelitian
Peneliti akan melakukan penelitian antara Maret 2006 sampai dengan
Mei 2006
C.
SUBJEK DAN OBJEK PENELITIAN
Yang menjadi subjek dalam penelitian saya adalahsaham–saham yang
termasuk dalam Indeks LQ45 per 2 Februari 2003 yang ada di Bursa Efek Jakarta.
Sedangkan yang menjadi objek penelitian saya saat ini adalah resiko yang
D.
VARIABEL PENELITIAN
Variabel penelitian adalam penelitian ini adalah :
1. Resiko Total
2. Tingkat Keuntungan
E.
DEFINISI OPERASIONAL
1. Resiko Total
Resiko total (
total risk
) merupakan penjumlahan dari
diversiable risk
dan
nondiversiable risk
yang dinyatakan sebagai berikut :
Resiko Total = resiko tidak sistematis
+ resiko sistematis
resiko perusahaan
+ resiko pasar
resiko spesifik ( unik )
+ resiko umum
2. Tingkat Keuntungan Realisasi
Tingkat keuntungan realisasi saham adalah tingkat pengembalian yang
sesungguhnya atas investasi pada saham.
F.
POPULASI DAN SAMPEL
Populasi dalam penelitian ini adalah 45 saham dari Indeks LQ45.
Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham–
G.
PENGUKURAN VARIABEL
1. Resiko Total
Resiko total terdiri dari resiko sistematis dan resiko tidak sistematis,
dimana :
a) Resiko sistematis diukur menggunakan
β
(Beta) yang dihitung
menggunakan metode Indeks Tunggal.
b) Resiko tidak sistematis diukur menggunakan
σ
(standar deviasi).
2. Tingkat Keuntungan Saham
Tingkat
keuntungan
saham
dihitung
berdasarkan
selisih
harga
penutupan suatu saham antar periode.
H.
JENIS DAN SUMBER DATA
Tehnik pengumpulan data yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder. Data tersebut dapat kita dapatkan dari berbagai media cetak
maupun media elektronik. Data media cetak misalnya data yang kita dapatkan dari
koran–koran atau majalah–majalah yang memuat data
closed price
dari suatu
saham. Data dari media elektronik misalnya dari televisi,radio, maupun jaringan
I.
TEHNIK PENGUMPULAN DATA
Tehnik pengumpulan data yang saya gunakan adalah dokumentasi, dimana
dilakukan dengan cara mengumpulkan data
closed price
dari saha –saham yang
masuk dalam indeks LQ45 pada tanggal 2 Februari 2003, dan data yang
dikumpulkan merupakan data harian. Data–data tersebut saya kumpulkan dari
tanggal 2 Februari 2005 hingga 2 Desember 2005. Setelah terkumpul data tersebut
diolah menggunakan alat bantu berupa program SPSS versi 11.0, dan juga
menggunakan Microsoft Excel dan Word .
J.
TEHNIK ANALISIS DATA
1. Mencatat harga
closed price
45 saham yang termasuk dalam indeks
LQ 45.
2. Harga saham yang telah diperoleh kemudian dihitung tingkat keuntungan
realisasinya dengan rumus:
1 -t
1 -t t it
P
P
-P
R
Dimana :
R
it: tingkat kurs saham pada periode tertentu.
Pt
: harga saham ke-i pada periode ke t
Setelah tingkat keuntungan realisasi saham individualnya diketahui,
kemudian dihitung rata–rata returnnya dengan menggunakan metode
rata–rata hitung sebagai berikut :
Dimana :
R
: rata–rata
return
Xi
: jumlah
return
saham individual
N
: jumlah periode yang diteliti
3. Menghitung tingkat keuntungan pasar. Tingkat keuntungan pasar dapat
dilihat melalui LQ45 , dengan rumus :
1 -t
1 -t t mt
Y
Y
-Y
R
Dimana :
R
mt: tingkat keuntungan pasar
Yt
: LQ45 pada saat periode tertentu
Y
mt-1: LQ45 sebelum periode tertentu
N
NXi
R
1
4. Mengestimasi beta dengan mengunakan metode Indeks tunggal.
Cara mengestimasi beta dapat dilakukan dengan cara meregresi variabel
dependen R
idan veriabel independen Rm. sehingga diperoleh persamaan
berikut: y = a + bx
Dimana :
Y
:
return
saham individual
X
:
return
pasar saham ( LQ45 )
a
: konstanta
b
: beta
5. Menghitung resiko tidak sistematis dari saham–saham.
Cara menghitung resiko tidak sistematis, atau resiko yang dapat
didiversifikasikan adalah menggunakan standar deviasi, dengan rumus:
1
-n
)
X
-(Xi
2s
keterangan
:
σ
s= deviasi standar
Xi
= nilai
return
saham ke-i
X
= nilai rata–rata saham
n
= jumlah observasi
6. Menghitung resiko total dari saham–saham.
Resiko total merupakan penjumlahan dari resiko sistematis yang
diwakilkan dengan notasi beta (
β
) dengan resiko tidak sistematis yang
diwakilkan dengan notasi standar deviasi (
σ
).
7. Menentukan hubungan antara resiko total dengan tingkat keuntungan
saham menggunakan koefisien korelasi dari masing–masing saham yang
diteliti, dengan rumus :
}
y)
(
y
n
}{
)
x
(
x
n
{
y
x
-xy
n
r
2 2
2 2
Dimana :
N
: jumlah pengamatan
X
: resiko total suatu saham
Y
: rata–rata
return
realisasi saham
r
: Koefisien korelasi antara X dan Y
8. Menguji Hipotesis
Mengukur analisis korelasi antara rata–rata return dengan resiko total
dari masing–masing saham yang diteliti. Koefisien korelasi adalah
ukuran hubungan antara dua variabel hipotesis:
Ho = ρ ≤ 0 ( tidak ada korelasi antara
return
rata–rata dengan resiko total
).
H
1= ρ > 0 ( ada korelasi positif antara
return
rata–rata dengan resiko
total ).
Statistik uji t :
2
r
-1
2
-n
r
t
dengan
}
y)
(
y
n
}{
)
x
(
x
n
{
y
x
-xy
n
r
2 2
2 2
Ketarangan :
r : angka korelasi antara X dan Y
n : jumlah data yang diamati
X : resiko total suatu saham
Y : rata–rata
return
realisasi suatu saham
Daerah kritis/penolakan:
Ho ditolak bila t hitung > dari t tabel atau signifikan < dari
α
= 0,05 =
t
α; n-1Ho diterima bila t hitung < dari t tabel atau signifikan > dari
α
= 0,05 =
t
α;n -1Kemudian dari berbagai data yang telah diuji, ditarik kesimpulan untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan antara resiko total dengan tingkat
32
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. PENGERTIAN PASAR MODAL
Pada dasarnya, pasar modal (
capital market
) merupakan pasar untuk
berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik
dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri.
Pengertian pasar modal menurut Dr. Suad Husnan, MBA :
Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument
keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam
bentuk hutang atau modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah
maupun perusahaan swasta.
Sedangkan menurut Dr. Jogiyanto dalam bukunya Teori Portofolio dan
Investasi menyatakan bahwa pasar modal merupakan tempat bertemunya
antara pembeli dan penjual dengan resiko untung dan rugi, selain itu pasar
modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan
jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi.
Menurut Undang–undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 memberikan
pengertian yaitu “ Kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan
perdagangan efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang
B. SEJARAH PASAR MODAL DI INDONESIA
Era pasar modal di Indonesia dapat dibagi menjadi enam periode. Periode
pertama adalah periode jaman Belanda mulai tahun 1912 yang merupakan
tahun didirikannya pasar modal yang pertama. Periode kedua adalah periode
orde lama yang dimulai pada tahun 1952. Periode ketiga adalah periode orde
baru dengan diaktifkannya kembali pasar modal pada tahun 1977. Periode
keempat dimulai tahun 1988 adalah periode bangunnya pasar modal dari tidur
yang panjang. Periode kelima adalah periode otomatisasi pasar modal pada
tangaal 1995. Periode keenam adalah periode krisis moneter mulai bulan
Agustus 1997.
1. Periode Pertama (1912–1942): Periode Jaman Belanda
Pada tanggal 14 desember 1912, suatu asosiasi 13 broker
dibentuk di Jakarta. Asosiasi ini diberi nama Belandanya sebagai “
Vereniging voor Effectenhandel “ yang merupakan cikal bakal
pasar modal pertama di Indonesia. Setelah perang dunia I, pasar
modal di Surabaya mendapat giliran dibuka pada tanggal 1 Januari
1925. Karena masih dalam jaman penjajahan Belanda dan pasar –
pasar modal ini didirikan oleh Belanda, mayoritas saham–saham
yang diperdagangkan disana juga merupakan saham–saham
perusahaan Belanda dan afiliasinya yang tergabung dalam Dutch
East Indies Trading Agencies. Pasar–pasar modal ini beroperasi
2. Periode Kedua (1952–1960): Periode Orde Lama
Setelah Jepang meninggalkan Indonesia, pada tanggal 1
September 1951 dikeluarkan Undang–Undang Darurat No.12 yang
kemudian dijadikan Undang–Undang No. 15/1952 tentang pasar
modal.
Juga
melalui
Keputusan
Menteri
Keuangan
No.
289737/U.U. tanggal 1 November 1951, Bursa Efek Jakarta (BEJ)
dibuka kembali pada tanggal 3 Juni 1952.
Tujuan dibukanya kembali bursa ini adalah untuk menampung
obligasi pemerintah yang sudah dikeluarkan pada tahun–tahun
sebelumnya. Tujuan yang lain adalah untuk mencegah saham–
saham perusahaan Belanda yang dulunya diperdagangkan di pasar
modal di Jakarta lari ke luar negeri. Kepengurusan bursa efek in
kemudian diserahkan kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan
Efek–Efek (P.P.U.E) yang terdiri dari 3 bank dengan Bank
Indonesia sebagai anggota kehormatan. Karena adanya sengketa
antara Indonesia dengan Belanda mengenai Irian Barat, semua
bisnis
Belanda
dinasionalisasikan
malalui
Undang–Undang
Nasionalisasi No. 86 tahun 1958. sengketa ini mengakibatkan
larinya modal Belanda dari Indonesia. Akibatnya mulai tahun
1960,
sekuritas–sekuritas
perusahaan
Belanda
sudah
tidak
diperdagangkan lagi di Bursa Efek Jakarta. Sejak itu aktivitas di
3. Periode Ketiga (1977–1988) : Periode Orde Baru
Bursa Efek Jakarta dikatakan lahir kembali pada tahun 1977
dalam periode orde baru sebagai hasil dari Keputusan Presiden No.
52 tahun 1976. keputusan ini menetapkan Pendirian Pasar Modal,
pembentukan Badan Pembina Pasar Modal, pembentukan Badan
Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM) dan PT. Danareksa. Presiden
Suharto meresmikan kembali BEJ pada tanggal 10 Agustus 1977.
Periode ini disebut sebagai periode tidur yang panjang, karena
sampai dengan tahun 1988 hanya sedikit sekali perusahaan yang
tercatat di BEJ, yaitu hanya 24 perusahaan saja. Kurang
menariknya pasar modal pada periode ini dari segi investor
mungkin disebabkan oleh tidak dikenakannya pajak atas bunga
deposito, sedang penerimaan deviden dikenakan pajak penghasilan
sebesar 15 %.
4. Periode Keempat (1988–1995) : Periode Bangun dari Tidur
Panjang
Sejak diaktifkan kembali pada tahun 1977 sampai dengan 1988
BEJ dikatakan dalam keadaan tidur yang panjang selama 11 tahun.
Sebelum tahun 1988 hanya terdapat 24 perusahaan yang terdaftar
di BEJ. Setelah tahun 1988, selama 3 tahun saja, yaitu sampai
dengan tahun 1990, jumlah perusahaan yang terdaftar di BEJ
perusahaan yang terdaftar menjadi 238. Peningkatan di pasar
modal ini disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut :
A. Permintaan dari Investor asing
Investor asing melihat bahwa pasar modal di Indonesia telah
maju pesat pada periode ini dan mempunyai prospek yang
baik.
B. Pakto 88
Pakto 88 merupakan reformasi tanggal 27 Oktober 1988 yang
dikeluarkan
untuk
merangsang
ekspor
non-migas,
mningkatkan efisiensi dari bank–bank komersial, membuat
kebijakan moneter lebih efektif, meningkatkan simpanan
domestic dan meningkatkan pasar modal
C. Perubahan Generasi
Perubahan kultur bisnis terjadi di periode ini, yaitu dari kultur
bisnis keluarga tertutup ke kultur bisnis keluarga terbuka
yang
memungkinkan
profesional
yang
terbuka
yang
memungkinkan profesional dari luar keluarga untuk duduk di
kursi kepemimpinan perusahaan.
5. Periode Kelima (Mulai 1995) : Periode Otomatisasi
Karena peningkatan kegiatan transaksi yang dirasakan sudah
melebihi
kapasitas
manual,
maka
BEJ
memutuskan
untuk
mengotomatisasikan kegiatan transaksi di bursa. Jika sebelumnya
dan sebuah untuk antrian jual) yang cukup panjang untuk masing–
masing sekuritas dan semua kegiatan transaksi dicatat di papan
tulis, maka setelah otomatisasi, sekarang yang terlihat di lantai
bursa
adalah
jaringan–jaringan
komputer–komputer
yang
digunakan oleh broker.
6. Periode Keenam (Mulai Agustus 1997) : Periode Krisis Moneter
Pada bulan Agustus 1997, krisis moneter melanda negara–
Negara Asia, termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, Korea
Selatan, dan Singapura. Krisis dimulai dengan turunnya nilai mata
uang Negara–Negara Asia terhadap Dollar Amerika. Untuk
mencegah
peningkatan
permintaan
Dollar
Amerika
yang
berlebihan,
BI
meningkatkan
Sertifikat
Bank
Indonesia.
Diharapkan dengan tingginya bunga deposito, maka pemilik modal
akan menanamkan modalnya di deposito dan tidak membeli Dollar
Amerika. Tetapi tingginya suku bunga deposito berdampak negatif
terhadap
pasar
modal.
Investor
tidak
lagi
tertarik
untuk
menanamkan modal di pasar modal, karenan total return yang
diterima di pasar modal lebih kecil dibandingkan return dari
deposito. Akibatnya harga–harga saham menurun drastis. IHSG
sejak bulan Agustus 1997 hingga akhir tahun 1997 selalu menurun.
Untuk memperbaiki situasi, pemerintah berusaha meningkatkan
aktivitas perdagangannya lewat transaksi investor asing, dan juga
Tetapi beberapa usaha tersebut tidak dapat memperbaiki situasi
pasar saham.
C. STRUKTUR ORGANISASI PASAR MODAL
Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai bagaimana organisasi
dikelola, pola dan susunan antar fungsional, bagian atau posisi, yang
menunjukkan posisi seseorang sebagai kedudukan, tugas dan wewenang dan
tanggung jawab yang berbeda – beda dalam suatu organisasi. Struktur
organisasi Bursa Efek Jakarta dijelaskan dalam gambar 4.1 dibawah ini :
Gambar 4.1 Struktur Organisasi BEJ
RUPS
Dewan Komisaris
Direktur Utama
Komite Perdagangan & Penyelesaian Transaksi Efek
Komisi Pencatatan
Komite Disiplin Anggota Bursa
Direktur I Direktur II Direktur III
Divisi
Pencata-tan
Divisi Anggota
Divisi Riset dan Pengem-bangan
Divisi Keuangan
Divisi Peng-awasan
Divisi Umum
Divisi Perda-gangan
Divisi
Teknolo-Gi dan
Informa-si
Divisi Komunikasi Divisi
Hukum
Divisi SDM
1. RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)
Rapat Umum Pemegang Saham memegang kekuasaan
tertinggi dalam PT. Bursa Efek Jakarta. Seluruh kebijakan
manajemen perusahaan harus memperoleh persetujuan dari RUPS.
2. Dewan Komisaris
Dewan komisaris bertugas sebagai pengawas dan pengelola
Bursa Efek Jakarta.
3. Dewan Direksi
Dewan
direksi
terdiri
dari
direktur
utama,
direktur
perdagangan,
pencatatan,
keanggotaan,
teknologi
informasi,
direktur
riset
dan
pengembangan,
komunikasi
perusahaan,
keuangan dan direktur pengawasan hukum dan umum. Dewan
direksi bertugas sebagai wakil dari pemegang saham.
4. Komite–komite
Komite–komite terdiri dari komite perdagangan dan
penyelesaian efek. Komite pencatatan, serta komite disiplin
anggota bursa. Komite–komite tersebut bertugas melaksanakan
operasional harian, masalah utama bursa adalah perdagangan
(trading), pencatatan (listing), dan keanggotaan.
5. Divisi Sumber Daya Manusia
Divisi
Sumber
Daya
Manusia
(SDM)
berkewajiban
kenyamanan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Selain itu juga
dan pendidikan baik dari dalm maupun luar negeri serta
menyelenggarakan administrasi dan penegakan disiplin kerja
karyawan, penilaian prestasi kerja karyawan yang bersangkutan,
dan pengawasan statistic SDM.
6. Satuan Pemeriksa keuangan
Satuan Pemeriksa Keuangan berkewajiban melakukan
pemeriksaan terhadap aktivitas BEJ dan anggota bursa.
7. Divisi Keanggotaan
Divisi
keanggotaan
tugasnya
memproses
persetujuan
keanggotaan bursa, serta penyempurnaan peraturan keanggotaan
BEJ.
8. Divisi Teknologi Informasi
Divisi
Teknologi
Informasi
bertugas
melaksanakan
persiapan dan implementasi system otomatisasi perdagangan efek.
9. Divisi Pencatatan
Divisi Pencatatan bertugas mengevaluasi perusahaan–
perusahaan yang akan mencatatkan efeknya di BEJ, memonitor
perkembangan perusahaan yang teleh tercatat secara konsisten.
Selain itu berkewajiban meningkatkan jumlah emiten yang tercatat
serta melakukan pembinaan terhadap emiten yang telah tercatat.
10. Divisi Perdagangan
Divisi perdagangan bartanggung jawab atas kelancaran
terus menerus yang tersusun dalam bentuk peraturan perdagangan,
sistem perdagangan, sistem penyebaran informasi, dan konsep
perluasan pasar.
11. Divisi Riset dan Pengembangan
Divisi Riset dan Pengembangan bertugas memberikan
masukan
bagi
pengembangan
instrument
pasar
dan
bisnis
informasi BEJ dan menyusun publikasi statistic mingguan, bulanan
dan tahunan,
database
BEJ,
factbook
BEJ, dan Jurnal BEJ.
12. Divisi Keuangan
Divisi keuangan bertugas malakukan integrasi laporan
kauangan dan mengontrol keuangan BEJ dan
Standart Operating
Procedure
(SOP).
13. Divisi Komunikasi Perusahaan
Divisi Komunikasi Perusahaan sebelumnya dikenal sebagai
Divisi Humas, bertugas memberikan penyuluhan dan penerangan
sehubungan dengan perkembangan pasar modal nasional, serta
bertanggung jawab meningkatkan citra BEJ di berbagai forum
nasional dan internasional.
14. Divisi Pengawasan
Divisi Pengawasan bertugas meningkatkan kemampuan
15. Divisi Hukum
Divisi Hukum bertugas menyiapkan kontrak–kontrak yang
diperlukan oleh perusahaan dan penyempurnaan peraturan bursa.
16. Divisi Umum
Divisi Umum bertugas sebagai divisi penunjang kegiatan
perusahaan.
D. PERANAN PASAR MODAL
Pasar modal memiliki peranan yang besar bagi perekonomian suatu negara
karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan
fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena
pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua
kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak
yang memerlukan dana (
issuer
). Dengan adanya pasar modal maka pihak yang
memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan
harapan memperoleh imbalan (
return
), sedangkan pihak issuer (dalam hal ini
perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi
tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Pasar modal
dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan
kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (
return
) bagi pemilik
dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.
Dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian menjadi
perusahaan–perusahaan sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan skala
yang lebih besar dan pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan
44
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. ANALISIS DESKRIPTIF
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara resiko total dengan
tingkat keuntungan saham, untuk mencapai tujuan ini peneliti melaksanakan
pengumpulan data harga saham perusahaan yang termasuk dalam LQ45, dan
perkembangan harga saham gabungan LQ45 selama periode yang diteliti.
Pada bab ini akan dipaparkan analisis data dan pembahasan berdasarkan
data yang telah didapatkan. Proses analisis data yang saya jelaskan dalam analisis
data dibawah menggunakan data yang saya dapatkan dari POJOK BEJ Fakultas
Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.
Data dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan harga penutupan dari
saham–saham yang termasuk dalam Indeks LQ45 di Bursa Eek Jakarta terhitung
tanggal 2 Februari 2005 hingga 2 Desember 2005. pengolahan data dilakukan
dengan menggunakan data harga saham harian selama 201 hari.
Berdasarkan data tersebut dilakukan analisis dengan teknik yang telah
dijelaskan pada bab III. Berikut adalah nama–nama perusahaan yang masuk dalam
Tabel 5.1 Nama dan Kode perusahaan
No. Nama Perusahaan Kode
1. Mencatat Close Price 45 saham yang terdaftar dalam Indeks LQ45
selama 201 hari
Langkah pertama dalam penelitian ini adalah mencatat harga penutupan
saham–saham yang termasuk dalam Indeks LQ45 pada tanggal 2 Desember
2005. Adapun data harga penutupan saham–saham tersebut dapat dilihat pada
lampiran.
2. Menghitung keuntungan realisasinya
Harga saham yang telah diperoleh kemudian dihitung tingkat keuntungan
relisasinya dengan rumus :
1 -t
1 -t t it
P
P
-P
R
Keterangan
:
R
it: tingkat kurs saham pada periode tertentu.
P
t: harga saham ke-i pada periode ke t.
P
t-1:harga saham ke-i pada periode ke t-1.
Adapun contoh perhitungan R
itpada AALI pada tanggal 3–7 Februari
2005
2975
2975
-2950
)
Feb.2005
3
(
R
it
2950
2950
-2950
)
2005
feb.
4
(
R
it
=
0,0
2950
2950
-2875
)
2005
Feb.
7
(
R
it
= - 0,0254
Untuk selanjutnya perhitungan R
itAALI dan 45 saham lainnya dapat
dilihat di lampiran.
3. Menghitung Rata – rata return (
R
)
Untuk menghitung rata–rata return saham–saham digunakan rumus
sebagai berikut :
Keterangan :
R
: rata–rata return
Xi
: jumlah return saham individual
N
: jumlah periode yang diteliti
Hasil perhitungan rata–rata return adalah sebagai berikut :
N
NXi
R
1
KODE
Saham rata - rata return AALI 0,00357
ADHI -0,00209
ANTM 0,00275
ASII -0,00029