PADA INDEKS SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi
Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh:
CHATARINA OCTAVIANI
NIM. F0305041
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan. (Amsal 1:7a)
Perjalanan seribu batu bermula dari satu langkah.
( Lao Tze )
GOOD is not enough when BETTER is possible
(anonim)
Science without Religon is Lame. Religion without Science is Blind.
Kupersembahkan karya kecilku ini untuk:
Orang tua tercinta
Kak Titin, adik Awik dan Sori
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karunia dan berkat yang dicurahkan-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH HARI PERDAGANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA INDEKS SAHAM LQ45 DI BURSA
EFEK INDONESIA”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak mendapatkan bantuan, bimbingan, dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran demi terselesaikannya skripsi ini, yaitu
sebagai berikut.
1. Bapak Dr. Wisnu Untoro selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Santoso Tri Hananto, M.Si, Ak selaku Ketua Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Arif Lukman Santoso, SE, Ak selaku dosen Pembimbing Akademik
yang telah memberikan dukungan dan pengarahan selama masa studi penulis di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Drs.Sri Hartoko, MBA, Ak selaku dosen pembimbing skripsi yang
dengan sabar telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam
Muthmainah, Bu Evi Gantyowati, Bu Falikhatun, Bu Sri Murni, Bu Lulus
Kurniasih dan para dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, khususnya dosen-dosen jurusan Akuntansi. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat yang telah diberikan kepada penulis.
6. Pak Wahyono, Pak Timin, Pak Taufik, Pak Harmanto, Mbak Tetri, Bu
Maharani, Pak Gimo, Mas Nur, Bu Palupi, Mbak Novi, Mas Ir dan seluruh
karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Terima kasih untuk kerja sama dan kemudahannya.
7. Kedua orang tua yang paling kusayangi di dunia ini yang selalu
memberikan kepadaku yang terbaik. Terima kasih untuk segalanya. Kasih sayang, doa, pengorbanan, dan dukungan baik materiil maupun spirituil
yang tak terhingga.
8. Kak Titin, Adek Awik dan Adek Sori yang selalu memberikan semangat
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih
semangatnya.
9. NHKBP Solo yang sudah seperti keluarga kedua di Solo: Angkatan 2005
gokil: Ana, Icha, Andre, Sila, Robin, Oneng (kalian benar-benar keluarga yang hebat, thankyou so much guys.. J); Erwin (yang selalu ngerecokin aku buat garap skripsi, tengkyu mameeenn :D ); teman seperjuangan Rut
11. Seluruh teman-temanku di Fakultas Ekonomi, khususnya jurusan
Akuntansi angkatan 2005.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang ikut
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, penulis harapkan masukan dan kritikan yang membangun guna penyempurnaan dan pengembangan
penulisan yang akan datang.
Surakarta, November 2011
1. Pengujian Asumsi Klasik ... 42
a. Uji Multikolinieritas ... 42
b. Uji Heterokedastisitas ... 43
c. Uji Autokorelasi ... 44
2. Uji Hipotesis ... 45
a. Koefisien Determinasi ... 45
b. Pengujian Koefisien Regresi secara Bersama-sama ... 46
c. Pengujian Koefisien Regresi secara Parsial ... 47
E. Pembahasan ... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 54
A. Kesimpulan ... 54
B. Implikasi Penelitian ... 54
C. Saran ... 55
DAFTAR PUSTAKA
Tabel Halaman
Tabel 4.1 Hasil Pengambilan Sampel ... 38
Tabel 4.2 Deskripsi Data ... 39
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data ... 41
Tabel 4.4.1 Uji Multikolinieritas ... 43
Tabel 4.4.2 Uji Heterokedastisitas ... 44
Tabel 4.4.3 Uji Autokorelasi ... 45
Tabel 4.4.4 Koefisien Determinasi ... 45
Tabel 4.4.5 Hasil Pengujian uji F Regresi ... 46
Tabel 4.4.6 Hasil Pengujian uji t Regresi ... 47
Gambar Halaman
Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel
Lampiran 2 Average Return Hari Perdagangan
Lampiran 3 Average IHSG Hari Perdagangan
Lampiran 4 Abnormal Return
Lampiran 5 Statistik Deskriptif
Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas Data
Lampiran 7 Hasil Uji Asumsi Klasik
commit to user
PENGARUH HARI PERDAGANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA INDEKS SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA
CHATARINA OCTAVIANI F 0305041
Penelitian ini bertujuan untuk (1) menguji pengaruh hari perdagangan terhadap return saham pada indeks saham LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan (2) untuk mengetahui apakah terdapat abnormal return pada indeks saham tersebut. Hari perdagangan dalam penelitian ini antara lain Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat.
Populasi dalam penelitian ini adalah saham LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel diambil dengan metode purposive sampling. Sampel terdiri dari 34 saham yang masuk dalam LQ45 selama tahun penelitian 2008. Pengujian pengaruh hari perdagangan terhadap return saham dilakukan dengan menguji koefisien regresi variabel hari perdagangan (hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat)
dalam model regresi yang diperlakukan sebagai variabel dummy dengan
menggunakan regresi linier berganda.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa : 1). hari perdagangan berpengaruh signifikan terhadap return saham LQ45. 2). ada terdapat abnormal return pada indeks saham LQ45 untuk tahun 2008.
commit to user ABSTRACT
THE EFFECT OF TRADING DAYS TO STOCK RETURNS OF LQ45 STOCK INDEX IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
CHATARINA OCTAVIANI F 0305041
This research aims to (1) examine the effect of trading days to stock returns of LQ45 stock index listed on the Indonesia Stock Exchange and (2) to determine whether there are abnormal returns on stock indexes. Trading days in this research are Monday, Tuesday, Wednesday, Thursday and Friday.
The population in this study is listed in the LQ45 stock index of Indonesia Stock Exchange. Samples were taken by purposive sampling method and consist of 34 stocks during year 2008. The examination for the effect of trading day to the stock return is done by testing the regression coefficient of variable trading day (Monday, Tuesday, Wednesday, Thursday, and Friday) in the regression model that treated as dummy variables using multiple linear regressions.
The results of data analysis indicate that: 1). there is a significant effect on the trading days to stock returns 2) there are abnormal returns on LQ45 stock indexes for 2008.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pada dasawarsa terakhir ini dunia telah memasuki suatu era baru dalam
peradabannya, yaitu munculnya era globalisasi dan era pasar bebas.
Perubahan-perubahan yang mendasar yang berjalan secara cepat telah mengubah tatanan
perekonomian dan informasi dunia yang berkembang sangat dinamis.
Era globalisasi telah mengubah tatanan perekonomian dunia yang
sekaligus membuka peluang-peluang reformasi ekonomi dan politik, yang
mengakibatkan tidak satu pun negara yang menutup diri dari pengaruh fenomena
ini, jika tidak ingin ketinggalan dari negara lain. Implikasi dari liberalisasi
perdagangan dan investasi ini mendorong setiap negara untuk membentuk ulang
instrumen perekonomian dengan lebih meningkatkan efisiensi dan kompetisi
dalam perdagangan internasional. Lebih dari itu, liberalisasi perdagangan dan
investasi ini mengakibatkan berlangsungnya lalu lintas barang dan jasa serta
investasi yang seakan tidak mengenal batas negara (borderless world).
Investasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu melalui investasi pada
financial asset dan investasi pada real asset. Investasi pada financial asset dapat
menjadi salah satu lembaga non-perbankan yang banyak dilirik oleh investor
sebagai sarana menanamkan modal melalui perdagangan sekuritas.
Pasar modal merupakan pertemuan antara dua pihak yang memiliki
kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara
memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin, 2001:13). Pasar modal berfungsi
sebagai sarana bagi perusahaan untuk memperoleh dana dari masyarakat untuk
pendanaan investasinya. Pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi
ekonomi dan fungsi keuangan (Husnan, 2000). Pasar modal dikatakan memiliki
fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang
mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana
(investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Pasar modal dikatakan
memiliki fungsi keuangan karena pasar modal memberikan kemungkinan dan
kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan
karakteristik investasi yang dipilih. Jadi diharapkan dengan adanya pasar modal
aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal merupakan
alternatif pendanaan bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat meningkatkan
pendapatan perusahaan dan pada akhirnya memberikan kemakmuran bagi
masyarakat yang lebih luas.
Dalam melakukan investasi investor harus mempertimbangkan setiap
resiko yang akan dihadapi, karena dalam setiap sekuritas yang diperdagangkan
mendapatkan imbalan (return) sebesar-besarnya dengan resiko tertentu, dimana
return tersebut dapat berupa capital gain ataupun deviden. Dalam menentukan
sekuritas yang dipilih, investor akan berusaha untuk menggunakan semua
informasi yang tersedia, baik yang sudah tersedia untuk publik maupun yang
harus digali sendiri oleh para investor melalui saluran informal. Informasi yang
tersedia tersebut dapat tercermin dalam harga sekuritas di pasar modal, sehingga
menciptakan suatu pasar modal yang efisien atas informasi. Pasar modal dapat
dikatakan efisien apabila seluruh informai yang relevan telah tercermin pada
harga sekuritasnya, sehingga dapat dikatakan bahwa kunci utama pengeukuran
pasar modal yang efisien terletak pada hubungan antara harga sekuritas dengan
informasi (Jogiyanto, 2000:12).
Dalam pasar efisien, adanya informasi yang baru akan segera diantisipasi
oleh para pelaku pasar dalam memutuskan keputusannya membeli atau menjual,
sehingga menyebabkan perubahan terhadap harga, dan selanjutnya harga akan
kembali stabil. Semakin cepat harga bereaksi terhadap informasi baru maka pasar
akan semakin efisien. Dengan konsep seperti ini maka investor tidak akan bisa
memperoleh abnormal return dari strategi perdagangannya.
Pada kenyataannya hipotesis ini tidak selamanya terjadi di pasar.
Beberapa peneliti di dunia yang mencoba membuktikan hipotesis ini ternyata
menemukan adanya anomali-anomali yang menentang konsep ini. Salah satu dari
beberapa kategori seperti anomali January effect, week-end effect (akhir pekan),
time of day effect, seasonal effect, holidays effect dan end of month effect.
Dengan adanya anomali musiman ini seorang investor bisa memperoleh
abnormal return dengan mengandalkan pola musiman harga masa lalu (Wibowo
dan Wahyudi, 2005).
Penelitian yang dilakukan oleh Elango dan Al Macki (2008) di National
Stock Exchange of India selama tahun 1999-2007 menunjukkan indikasi return
yang lebih rendah pada hari perdagangan Senin dan Jumat, sedangkan hari
perdagangan Rabu memiliki tingkat return yang maksimum. Cahyaningdyah
(2005) juga berhasil menemukan adanya pengaruh hari perdagangan pada Bursa
Efek Jakarta, dimana return terendah terjadi pada hari perdagangan Senin
(Monday effect) dan return tertinggi terjadi pada hari perdagangan Jumat
(Weekend effect).
Sedangkan hasil pengujian Iramani dan Mahdi (2006) menunjukkan
bahwa hari perdagangan berpengaruh terhadap return saham harian pada Bursa
Efek Jakarta tahun 2005, dengan return terendah terjadi pada hari Senin dan
return tertinggi terjadi pada hari Selasa.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa investor bisa memperoleh
abnormal return melalui strategi perdagangannya. Penelitian yang dilakukan
oleh Tahar dan Indrasari dalam Budileksmana (2005) membuktikan adanya
lain menunjukkan abnormal return yang positif pada indeks saham LQ45 di
Bursa Efek Jakarta.
Bukti empiris lainnya juga ditemukan oleh Tandelilin dan Algifari
(1999). Mereka juga berhasil menemukan bukti terjadinya abnormal return pada
Bursa Efek Jakarta pada tahun 1996. Hasil pengujian terhadap abnormal return
pada hari perdagangan relevan dengan hasil pengujian terhadap pengaruh hari
perdagangan terhadap return saham. Pada pengujian tersebut diperoleh bukti
bahwa investor memperoleh return saham yang signifikan pada hari perdagangan
Selasa, Rabu dan Jumat. Sedangkan pada hari perdagangan Senin dan Kamis,
investor tidak memperoleh return yang signifikan.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya, yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Tandelilin dan Algifari (1999). Dalam penelitian
ini, penulis melakukan pengujian untuk melihat apakah hari perdagangan
berpengaruh terhadap return saham pada indeks saham LQ45 di Bursa Efek
Indonesia. Indeks saham LQ45 dipilih karena indeks saham LQ45 merupakan
kumpulan saham yang paling aktif diperdagangkan berdasarkan frekuensi
perdagangan saham sehingga bias yang disebabkan oleh saham-saham yang tidur
dapat dihindarkan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada
tahun penelitian. Pada penelitian yang dilakukan oleh Tandelilin dan Algifari
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul “PENGARUH HARI PERDAGANGAN TERHADAP
RETURN SAHAM PADA INDEKS SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK
INDONESIA”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, penulis mengidentifikasi masalah dalam
penelitian ini yaitu:
1. Apakah terdapat pengaruh hari perdagangan terhadap return saham pada
indeks saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah terdapat abnormal return pada indeks saham LQ45 di Bursa Efek
Indonesia?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menguji secara empiris apakah terdapat pengaruh hari perdagangan
terhadap return saham pada indeks saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat abnormal return pada indeks saham LQ45
di Bursa Efek Indonesia.
Adapun hasil yang didapatkan dari penelitian ini, diharapkan mampu
memberikan manfaat bagi:
1. investor
Memberikan gambaran tentang pola return saham pada hari perdagangan
serta memberikan informasi secara empiris tentang pengaruh hari
perdagangan terhadap return saham di Bursa Efek Indonesia sehingga
investor dapat menjadikan informasi tersebut sebagai salah satu bahan acuan
dan bahan pertimbangan dalam menentukan perilaku perdagangan untuk
memperoleh abnormalreturn.
2. emiten
Untuk mengetahui penilaian pasar terhadap kinerja perusahaan mereka dan
diharapkan penelitian ini dapat memberikan pedoman dalam membuat
keputusan-keputusan strategis khususnya keputusan finansial.
3. peneliti dan akademisi
Sebagai tambahan referensi dan bahan diskusi dalam literatur keuangan,
khususnya manajemen investasi modal, serta dapat digunakan sebagai data
tambahan pengetahuan dan informasi bagi penelitian selanjutnya.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi konsep yang mendasari penelitian, penelitian terdahulu,
kerangka teoritis, dan hipotesis penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi ruang lingkup penelitian; populasi, sampel, dan teknik
pengambilan sampel; sumber data; metode pengumpulan data;
variabel yang diteliti dan instrumen; dan metode analisis data.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi hasil pengumpulan data, deskripsi data dan hasil
pengujian, analisis data dan pembahasan.
BAB V PENUTUP
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Dasar Pasar Modal
Pada dasarnya, pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk
berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik
dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Instrumen-instrumen keuangan
yang diperjualbelikan di pasar modal seperti saham, obligasi, waran, right,
obligasi konvertibel, dan berbagai produk turunan (derivatif) seperti opsi (put
atau call).
Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan: penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek
yang diterbitkannya, lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek (UU
No.8 Th. 1995).
Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para investor
dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan
instrumen keuangan jangka panjang seperti obligasi, saham dan lainnya, atau
dengan kata lain, pasar modal menghubungkan pihak yang membutuhkan
2. Efisiensi Pasar
Pasar efisien adalah pasar dimana harga sekuritasnya dengan cepat dan
sepenuhnya merefleksikan informasi yang tersedia (Jones, 2007:321). Jones
(2007:325-326) mengelompokkan efisiensi pasar menjadi 3 kelompok antara
lain:
1. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form)
Jika harga sekuritas mencerminkan informasi dari masa lalu. Jika
pasar efisien bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat
digunakan untuk memprediksi perubahan harga yang akan datang (future
price changes).
2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi-strong form)
Pasar dapat dikatakan setengah kuat (semi-strong form) jika harga
sekarang dengan cepat merefleksikan semua informasi yang ada, termasuk
semua informasi yang dipublikasikan seperti pengumuman deviden, stock
split, pengembangan produk baru, dan lain sebagainya. Implikasinya yaitu
investor tidak dapat memperoleh abnormal return karena adanya
informasi publik.
Pasar dapat dikatakan kuat (strong form) jika harga sekarang dengan
cepat merefleksikan semua informasi yang ada termasuk informasi privat.
Apabila investor mengetahui informasi ini, maka investor dapat
memperoleh abnormal return.
Fama (1970) dalam Prasetio dan Astuti (2003) membagi efisiensi
pasar menjadi dua, yaitu berikut ini.
1. Efisiensi Pasar Secara Informasi, terdiri dari tiga bentuk, yaitu seperti
berikut ini.
a. Pasar Modal Efisien Bentuk Lemah; keadaan harga mencerminkan
semua informasi yang ada pada catatan harga diwaktu lalu (historis).
Dalam keadaan ini, feodal tidak bisa memperoleh tingkat keuntungan
diatas normal dengan menggunakan trading rules yang berdasarkan
informasi harga historis. Sehingga perubahan harga saham pada waktu
lalu tidak dapat digunakan untuk memperkirakan perubahan harga
dimasa yang akan datang.
b. Pasar Modal Efisien Bentuk Setengah Kuat; hipotesis pasar modal
efisiensi bentuk setengah kuat adalah harga saham pada suatu pasar
modal menggambarkan semua informasi yang dipublikasikan sampai
ke masyarakat keuangan. Sehingga pemodal tidak dapat memperoleh
c. Pasar Efisiensi Bentuk Kuat; hipotesis pasar modal efisiensi kuat
merupakan tingkat efisiensi pasar yang tertinggi. Konsep ini
mengandung arti bahwa semua informasi yang direfleksikan dalam
harga saham, baik informasi yang dipublikasikan maupun yang tidak
dipublikasikan (informasi hanya diketahui orang dalam dan bersifat
rahasia karena alasan strategi). Bentuk pasar semacam ini akan sulit
dicapai bahkan di negara maju sekalipun.
2. Efisiensi Pasar Secara Keputusan
Efisiensi pasar secara keputusan tidak hanya didasarkan pada
tersedianya informasi dan distribusi dari informasi tersebut, namun
juga didasarkan pada kecanggihan dari pelaku pasar dalam mengolah
data dan informasi secara benar. Efisiensi pasar secara keputusan juga
merupakan bentuk efisiensi pasar setengah kuat secara lengkap/
kompleks dengan mempertimbangkan ketersediaan informasi dan
kecanggihan pelaku pasar, sedangkan pada bentuk efisiensi pasar
setengah kuat hanya mempertimbangkan aspek ketersediaan informasi
saja.
Untuk kondisi efisiensi pasar di Indonesia dengan kondisi yang tidak
menentu belum dapat dikategorikan kedalam bentuk efisiensi pasar yang
lemah, semi kuat, maupun bentuk kuat. Hal ini tergantung dari seberapa
(2000) disebutkan bahwa untuk jenis pasar semi kuat dapat dilihat dari
seberapa cepat pasar bereaksi terhadap informasi yang dipublikasikan.
Untuk itu, dalam penelitian ini jenis pasar yang dapat disimpulkan yaitu
jenis pasar semi kuat yaitu dilihat dari kecepatan reaksinya sehingga
menghasilkan abnormal return bagi perusahaan.
3. Return Saham
Faktor yang memotivasi investor untuk melakukan investasi saham
antara lain adalah mereka berharap memperoleh return dari uang mereka.
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa
realisasi yang sudah terjadi atau return ekspetasi yang belum terjadi tetapi
diharapkan akan terjadi di masa mendatang (Jogiyanto, 2000:107). Jones
(2007:142) menyatakan secara tipikal return terdiri atas 2 komponen, yakni:
1. Yield
2. Capital Gain (Loss)
Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam
suatu periode tertentu. Return total sering disebut dengan return saja. Return
total terdiri dari yield dan capital gain (loss) berikut ini:
Return = Yield + Capital Gain (Loss)
Jika harga investasi sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga investasi periode
lalu (Pt-1) ini berarti bahwa terjadi keuntungan modal (capital gain), dan jika
yang terjadi adalah sebaliknya maka terjadi kerugian modal (capital loss).
4. Abnormal Return
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur abnormal
return (Jogiyanto, 2000:416 dalam Kurniawan, 2006), yaitu:
1. Model Disesuaikan Rata-rata (Mean Adjusted Model)
Model ini beranggapan bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang
sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode
estimasi. Menggunakan model ini, return ekspektasi suatu sekuritas pada
periode tertentu diperoleh melalui pembagian return realisasi sekuritas
tersebut dengan lamanya periode estimasi. Tidak ada patokan untuk
lamanya periode estimasi, periode yang umum dipakai biasanya berkisar
100 sampai dengan 300 hari untuk mendapatkan data harian dan dari 24
sampai dengan 60 bulan untuk data bulanan.
2. Model Pasar (Market Model)
Perhitungan return ekspektasi dengan model ini dilakukan melalui dua
tahapan, yaitu:
a. Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi
b. Menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return
ekspektasi diperiode jendela. Model ekspektasi ini dapat dibentuk
dengan teknik regresi OLS (Ordinary Least Square).
3. Model Disesuaikan Pasar (Market-Adjusted Model)
Model ini beranggapan bahwa penduga yang terbaik untuk
mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat
tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan
periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return
sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar.
Abnormal return timbul dari keuntungan yang berupa capital gain.
Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi
terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasi (return
yang diharapkan oleh investor). Dengan demikian return tidak normal
(abnormal return) adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi
dengan return ekspektasi. Abnormal return positif artinya tingkat keuntungan
yang sebenarnya yang terjadi lebih besar dari tingkat keuntungan yang
diharapkan. Sedangkan abnormal return negatif berarti tingkat keuntungan
yang sebenarnya terjadi lebih kecil dari tingkat keuntungan yang diharapkan.
Abnormal return diperoleh dengan membandingkan tingkat
keuntungan yang diharapkan (return pasar) dengan actual return. Apabila
dapat dikatakan terjadi abnormal return. Sedangkan return diharapkan (return
pasar) ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
1
IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan pada hari t
1 -t
IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan pada hari t-1
Sehingga besarnya abnormal return ditentukan dengan rumus:
mt
yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya
atau dapat dihitung dengan rumus (Pi,t – Pi,t – 1) / Pi,t – 1, sedangkan return
5. Indeks Harga Saham
Indeks harga saham adalah harga saham yang dinyatakan dalam angka
indeks. Indeks saham digunakan untuk tujuan analisis dan menghindari
dampak negatif dari penggunaan harga saham dalam rupiah. Corporate action
yang dilakukan oleh perusahaan adapat merusak analisis apabila
menggunakan herga saham dalam rupiah tanpa dikoreksi lebih dahulu.
Dengan menggunakan indeks saham dapat dihindari kesalahan analisis
walaupun tanpa koreksi (Samsul, 2006:179).
Setiap bursa efek akan menetapkan angka basisi indeks yang berbeda,
yaitu aada yang mulai dengan basis 100, 500, atau 1.000. Jenis indeks dapat
dikelompokkan menjadi 3, yaitu: indeks harga saham individu, indeks harga
saham parsial, dan indeks harga saham gabungan. Pada Bursa Efek Indonesia,
indeks harga saham gabungan parsial dijumpai dalam indeks LQ45. Berikut
pembahasan lebih lanjut mengenai indeks LQ45:
Indeks LQ 45
Indeks LQ 45 merupakan indeks yang hanya terdiri dari 45 saham
yang telah terpilih setelah melalui beberapa kriteria pemilihan sehingga akan
terdiri dari saham-saham dengan likuiditas yang tinggi dan juga
mempertimbangkan kapitalisasi pasar saham tersebut.
Untuk dapat masuk dalam pemilihan dalam indeks LQ45, suatu saham
harus memenuhi kriteria tertentu dan melewati seleksi utama sebagai
berikut (BEJ, 2002:54):
a. Masuk dalam rangking 60 besar dari total transaksi saham dipasar
reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir)
b. Rangking berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar
selama 12 bulan terakhir)
c. Telah tercatat di Bursa Efek Jakarta minimal 3 bulan
d. Keadaan keuangan perusahan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi
dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler
2. Review Indeks, Penggantian Saham dan Komisi Penasehat
Bursa Efek Indonesia (BEI) terus memantau perkembangan komponen
saham yang masuk dalam perhitungan indeks LQ45. Setiap 3 bulan sekali
akan dilakukan review pergerakan rangking saham-saham yang akan
digunakan dalam perhitungan indeks LQ45. Penggantian saham akan
dilakukan setiap 6 bulan sekali, yaitu setiap awal bulan Februari dan
Agustus. Apabila terdapat saham yang sudah tidak memenuhi kriteria lagi
maka saham tersebut harus dikeluarkan dari perhitungsn indeks dan
kewajaran (fairness) pemilihan saham, BEI memiliki komisi penasehat
yang terdiri dari para ahli dari Bapepam, universitas, dan profesional
dibidang pasar modal yang independen.
3. Hari Dasar Indeks LQ45
Indeks LQ45 dihitung mundur hingga tanggal 13 Juli 1994 sebagai
hari dasar, dengan nilai dasar 100, sehingga memiliki data historis yang
cukup panjang. Untuk seleksi awal digunakan data pasar dari Juli 1993
sampai Juni 1994, hasilnya terpilih 45 emiten yang meliputi 72% dari total
kapitalisasi pasar 72,5% nilai transaksi di pasar.
4. Metodologi Perhitungan Indeks
Seperti halnya perhitungan indeks di bursa saham lainnya,
indeks-indeks BEI adalah indeks-indeks rata-rata tertimbang dari nilai pasar (market
value weighted average price indeks). Rumus dasar perhitungan adalah
sebagai berikut (Buku Panduan Indeks BEJ:15):
Dimana:
NP = jumlah saham hari ini x harga pasar hari ini (kapitalisasi pasar)
ND = jumlah saham pada hari dasar x harga pasar hari dasar
Untuk mengeliminir pengaruh faktor-faktor yang bukan perubahan
lain. dengan demikian indeks akan benar-benar mencerminkan pergerakan
atau perubahan harga saham.
6. Efek Hari Perdagangan (The Day of the Week Effect )
Hari senin cenderung merupakan terburuk untuk berinvestasi dalam
bentuk saham. Penelitian pertama yang mendokumentasikan mengenai efek
hari senin (The Monday Effect) dilakukan oleh M.J.Fields pada tahun 1931
dalam Journal of Business. Monday Effect atau efek hari Senin merupakan
salah satu anomali pasar dimana return saham pada hari Senin cenderung
negatif dan return saham pada hari Jumat cenderung tinggi seperti yang di
katakan oleh Lakonishok dan Smidt (1988).
Penyebab terjadinya pengaruh hari perdagangan ini disebabkan oleh 2
faktor berikut ini:
1. Unfovarable information
Pada hari Senin sering terjadi aksi jual yang lebih tinggi. Hal ini
disebabkan oleh adanya kecenderungan informasi yang tidak
menyenangkan (unfavorable information) yang datang ke pasar setelah
perdagangan ditutup pada hari perdagangan Jumat.
2. Psikologis investor
Return yang lebih rendah selalu terjadi pada hari perdagangan Senin
hari Senin karena hari Senin merupakan hari pertama dari lima hari kerja.
Psikologisnya investor tidak menyukai hari Senin terjadi, mereka sering
melakukan tindakan yang tidak rasional dan keputusan ekonomis. Hal ini
dipengaruhi oleh faktor emosi, perilaku psikologis spesifik individu
investor. Tindakan yang tidak rasional dalam melakukan transaksi akan
cenderung memperoleh return yang rendah pada hari perdagangan Senin
B. PENELITIAN TERDAHULU
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Elango dan Al Macki (2008)
terhadap National Stock Exchange of India selama tahun 1999-2007
menunjukkan indikasi return yang lebih rendah pada Senin dan Jumat,
sedangkan hari perdagangan Rabu memiliki tingkat return yang maksimum.
Berdasarkan hasil tersebut, Elango dan Al Macki sampai pada cara
perdagangan baru yakni hari Senin merupakan hari terbaik untuk membeli
(yakni ketika harga saham berada pada titik terendah) dan Rabu merupakan
hari terbaik untuk menjual (yakni ketika harga saham berada pada titik
tertinggi).
Iramani dan Mahdi (2006) melakukan penyelidikan mengenai
pengaruh hari perdagangan terhadap return saham pada BEJ. Hasil pengujian
dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hari perdagangan berpengaruh
terhadap return saham harian pada Bursa Efek Jakarta tahun 2005, dengan
return terendah terjadi pada hari Senin dan return tertinggi terjadi pada hari
Selasa.
Cahyaningdyah (2005) juga berhasil menemukan adanya pengaruh
hari perdagangan pada Bursa Efek Jakarta, dimana return terendah terjadi
pada hari perdagangan Senin (Monday effect) dan return tertinggi terjadi pada
Penelitian yang dilakukan oleh Tahar dan Indrasari dalam
Budileksmana (2005) menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan
munculnya fenomena the Monday effect di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Penelitian dengan sampel perusahaan yang termasuk dalam LQ-45 tersebut
membuktikan adanya abnormal return yang negatif pada hari Senin,
sedangkan untuk hari-hari yang lain menunjukkan abnormal return yang
positif.
Bukti empiris lainnya yang menyatakan bahwa hari perdagangan
berpengaruh terhadap return saham juga ditemukan oleh Tandelilin dan
Algifari (1999), berdasarkan hasil empiris yang mereka temukan diperoleh
bukti bahwa hari perdagangan berpengaruh terhadap return saham harian di
Bursa Efek Jakarta selama periode penelitian. Mereka juga berhasil
menemukan bukti terjadinya abnormal return pada Bursa Efek Jakarta pada
tahun 1996. Hasil pengujian terhadap abnormal return pada hari perdagangan
relevan dengan hasil pengujian terhadap pengaruh hari perdagangan terhadap
return saham. Pada pengujian tersebut diperoleh bukti bahwa investor
memperoleh return saham yang signifikan pada hari perdagangan Selasa,
Rabu dan Jumat. Sedangkan pada hari perdagangan Senin dan Kamis, investor
tidak memperoleh return yang signifikan.
Hasil empiris pada penelitian yang dilakukan oleh Ercan Balaban
fenomena internasional. Bukti tersebut didapat setelah meneliti pasar saham
Turki selama periode 1988-1994 yang menunjukkan bahwa efek hari
perdagangan terjadi pada pasar tersebut.
Lakonishok dan Smidt (1988) melakukan pengamatan terhadap 90
tahun data return pada Dow Jones Industrial Average dan menemukan secara
spesifik tingkat pengembalian (return) pada hari perdagangan Senin
cenderung negatif (-0,14%). Mereka juga menemukan adanya abnormal
return yang tinggi pada hari sebelum liburan.
Penelitian yang dilakukan oleh Jaffe dan Westerfield (1985)
menunjukkan bahwa fenomena the week-end effect terjadi dikeempat negara
yang diteliti yakni U.K, Jepang, Canada dan Australia dengan return terendah
terjadi pada hari perdagangan Senin untuk negara U.K dan Canada, sedangkan
untuk Jepang dan Australia return terendah terjadi pada hari Selasa.
Gibbons dan Hess (1981) menemukan adanya return pada hari
perdagangan Senin lebih rendah dibandingkan dengan hari perdagangan lain
di Bursa Saham New York (NYSE). Penelitian ini menggunakan data Dow
Jones Industrial Index dan juga menyelidiki 30 saham pada indeks tersebut
selama 17 tahun (1962-1978). Kesimpulan penelitiannya tetap mendukung
penelitian sebelumnya, yaitu menemukan adanya return yang negatif pada
hari perdagangan Senin (Monday Effect) dan juga menemukan bahwa return
Hari Perdagangan Return saham
Independen Dependen
C. KERANGKA TEORETIS
Penelitian ini untuk menguji apakah terdapat pengaruh hari
perdagangan terhadap return yang terjadi di Bursa Efek Indonesia. Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah abnormal return dan variabel
independen dalam penelitian ini adalah hari perdagangan (Senin, Selasa,
Rabu, Kamis dan Jumat).
Variabel independen : Hari perdagangan
Variabel dependen : Return saham
Gambar Kerangka Teoretis
D. HIPOTESIS
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diuraikan hipotesis sebagai
berikut.
1. Hipotesis pertama bertujuan untuk membuktikan apakah terdapat pengaruh
Ho : Tidak terdapat pengaruh hari perdagangan terhadap return saham
pada indeks saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia.
Ha : Terdapat pengaruh hari perdagangan terhadap return saham pada
indeks saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia.
2. Hipotesis kedua bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat abnormal
return.
H0 : Tidak terdapat abnormal return pada indeks saham LQ45 di Bursa
Efek Indonesia.
Ha : Terdapat abnormal return pada indeks saham LQ45 di Bursa Efek
BAB III
METODE PENELITIAN
A. RUANG LINGKUP PENELITIAN
Metode penelitian merupakan suatu cara kerja untuk dapat memahami
obyek yang menjadi sasaran atau tujuan dari penelitian. Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei literatur dengan
menggunakan data sekunder.
Penelititan ini merupakan penelitian penjelasan dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah diajukan yaitu mengetahui akibat dari suatu
peristiwa. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan
oleh Tandelilin dan Algifari (1999). Ruang lingkup penelitian ini yaitu dengan
menggunakan indeks harga saham yang terdapat di Bursa Efek Indonesia dan
menggunakan waktu pengamatan tahun 2008.
Dimensi waktu yang digunakan adalah cross sectional atrinya
penelitian dilakukan pada suatu periode tertentu yaitu dari periode Januari
B. POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK PEMILIHAN SAMPEL
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan individu yang akan diteliti dan paling
sedikit mempunyai sifat yang sama (Sekaran, 2000:276). Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang telah go-public
dan terdaftar di BEI. Dalam hal ini penelitian terbatas pada saham
perusahaan yang termasuk dalam LQ45 dan sahamnya aktif
diperdagangkan di BEI selama periode penelitian yaitu selama periode
Januari sampai dengan Desember 2008.
2. Sampel
Sampel adalah bagian atau anggota dari populasi (Sekaran,
2000:267). Kriteria penentuan perusahaan yang dijadikan sampel yaitu:
1. Saham-saham perusahaan yang listed di Bursa Efek Indonesia dan
selama periode penelitian tidak mengalami tidak terdaftar (delisting).
2. Saham adalah saham yang aktif berdasarkan frekuensi perdagangan.
3. Data saham harian selama periode penelitian tidak ada yang kurang.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang
termasuk dalam LQ45 dan sahamnya aktif diperdagangkan di BEI selama
periode penelitian yaitu selama periode Januari sampai dengan Desember
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode
dokumenter dan data sekunder yaitu data yang pengumpulannya tidak
diusahakan sendiri oleh peneliti (Marzuki, 2000:56).
3. Teknik Pemilihan Sampel
Peneliti hanya mengambil sampel yang dianggap telah mewakili
populasi penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive
sampling, yaitu metode pengambilan informasi dari target-target tertentu
yang memberikan informasi yang diperlukan oleh peneliti berdasarkan
kriteria yang terlah ditentukan sebelumnya (Sekaran, 2000:278). Dengan
menggunakan metode ini diharapkan sampel yang diambil bisa
representatif sesuai dengan kriteria atau spesifikasi tertentu yang telah
ditetapkan sebelumnya. Adapun kriteria yang ditetapkan oleh peneliti
antara lain:
1. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah nama perusahaan
yang tergabung dalam LQ45 dan harga saham harian perusahaan.
Untuk harga saham menggunakan harga saham penutupan harian
(closing price).
2. Saham-saham perusahaan yang listed di LQ 45 Bursa Efek Indonesia
dan selama periode penelitian tidak mengalami tidak terdaftar
(delisting).
4. Data saham harian selama periode penelitian tidak ada yang kurang.
C. SUMBER DATA
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder
tentang harga saham harian yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dari
laporan bulanan JSX, laporan tahunan JSX, dan publikasi dari BEI.
D. METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan datayang digunakan adalah metode dokumenter
dan data sekunder yaitu data yang pengumpulannya tidak diusahakan sendiri
oleh peneliti (Marzuki, 2000:56).
E. PENGUKURAN VARIABEL
Variabel dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain
yang sifatnya tidak dapat berdiri sendiri. Variabel dependen dari
persamaan-persamaan regresi yang digunakan untuk pengujian hipotesisi penelitian ini
berupa return saham harian dari indeks LQ45. Adapun return saham harian
dari indeks LQ45 dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
ILQ45t : harga saham penutupan indeks LQ45 pada hari t
ILQ45t-1 : harga saham penutupan indeks LQ45 pada hari t-1
Return diharapkan (return pasar) ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
1
IHSG : Indeks Harga Saham Gabungan pada hari t-1
Dalam penelitian ini menggunakan market adjusted model dengan
pertimbangan model ini dianggap cukup menggambarkan ekspektasi pasar
secara umum. Dengan menggunakan market adjusted model, abnormal return
saham dihitung dengan mencari selisih antara actual return dengan expected
return. Abnormal return dihitung dengan rumus sebagai berikut:
mt
it : Return realisasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t
Variabel independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain
yang sifatnya berdiri sendiri. Variabel independen dari penelitian ini yaitu
variabel dummy. Dalam pengujian ini yang dijadikan variabel dummy yaitu
kelima hari perdagangan, yakni hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat.
F. ANALISIS DATA
1. Uji Normalitas Data
Sebelum melakukan pengujian hipotesis maka dilakukan uji asumsi
normal untuk mengetahui apakah variabel yang dibandingkan rata-ratanya
telah terdistribusi normal. Teknik pengujian normalitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan
menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi
normal jika signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05 (Dwi Priyatno,
2008:28).
2. Uji Asumsi Klasik
Dalam penelitian ini juga dilakukan pengujian asumsi klasik yang
a. Uji Multikolonieritas
Tujuan dari uji multikolonieritas adalah untuk menguji kolerasi antar
variabel bebas (Ghazali, 2005). Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel independen, jika terjadi saling korelasi,
variabel-variabel tersebut ortogonal. Ortogonal artinya, variabel
independen tersebut memiliki korelasi dengan sesama variabel independen
adalah 0 (Ghazali, 2005). Jadi, apabila di dalam uji multikolonieritas
mendapatkan hasil 0 atas uji korelasi antar variabel independen,
variabel-variabel independen tersebut tidak terdapat korelasi.
Multikokolonieritas antar variabel independen dapat dilihat dari nilai
Tolerance dan lawannya serta nilai Variances Inflation Factor (VIF)
(Ghazali, 2005). Kedua ukuran tersebut menunjukkan setiap variabel
independen yang satu yang dijelaskan oleh variabel independen yang lain.
Tolerance mengukur variablitas variabel independen yang terpilih
yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai
Tolerance yang rendah sama artinya dengan nilai VIF yang tinggi dalam
pengujian ini (Ghazali, 2005). Menurut Santoso (2001), pada umumnya
jika VIF lebih besar dari 5, maka variable tersebut mempunyai persoalan
b. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik heterokedastisitas, yaitu adanya
ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model
regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak
adanya gejala heterokedastisitas, yaitu apabila –t tabel≤ t hitung ≤ t tabel.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi
antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model
regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi
dalam model regresi. Metode pengujian yang digunakan adalah Uji
Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan seperti berikut:
1. Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL), maka terdapat
autokorelasi.
2. Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka tidak terdapat autokorelasi.
3. Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL), maka
Nilai du dan dl dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin-Watson yang
bergantung banyaknya observasi dan banyaknya variabel yang
menjelaskan.
3. Descriptive Statistic
Descriptive statistic memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, dan
minimum. Descriptive statistic dimaksudkan untuk memberikan gambaran
mengenai distribusi dan perilaku data sampel tersebut.
4. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis ke-1
a. Digunakan analisis varians with regression dengan bantuan software
SPSS 17.0. Uji ini untuk mengetahui pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Persamaan regresi tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut:
Rt = b1DSENi + b2DSELi + b3DRABi + b4DKAMi + b5DJUMi +et
Dimana:
Rt : return harian indeks saham pada hari t yang dihitung
DSEN : variabel dummy, yang diberikan nilai 1 apabila hari t jatuh
pada hari Senin dan diberikan nilai 0 apabila jatuh pada hari
selain Senin.
DSEL : variabel dummy, yang diberikan nilai 1 apabila hari t jatuh
pada hari Selasa dan diberikan nilai 0 apabila jatuh pada hari
selain Selasa.
DRAB : variabel dummy, yang diberikan nilai 1 apabila hari t jatuh
pada hari Rabu dan diberikan nilai 0 apabila jatuh pada hari
selain Rabu.
DKAM : variabel dummy, yang diberikan nilai 1 apabila hari t jatuh
pada hari Kamis dan diberikan nilai 0 apabila jatuh pada
hari selain Kamis.
DJUM : variabel dummy, yang diberikan nilai 1 apabila hari t jatuh
pada hari Jumat dan diberikan nilai 0 apabila jatuh pada hari
selain Jumat.
b1, b2, b3, b4, b5 : besarnya koefisien regresi untuk variabel dummy hari
Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat.
et : error term (standard error).
Uji ini digunakan untuk mengetahui presentase variabel
dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Nilai R2
besarnya antara 0 dan 1. R2 dikatakan baik jika makin mendekati 1,
sedangkan jika R-square 1 berarti variabel independen berpengaruh
sempurna pada variabel dependen, sedangkan jika R2 0, maka tidak
ada pengaruh variabel independen pada variabel dependen.
c. Pengujian Koefisien Regresi secara Bersama-sama (F-hitung)
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependen. Atau untuk mengetahui apakah model
regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau
tidak. Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk
populasi (dapat digeneralisasikan) (Dwi Priyatno, 2008:81). Kriteria
yang digunakan yaitu dengan melihat nilai signifikansi. Apabila besar
nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima (Hartono, 2008: 108). Artinya hari perdagangan secara
bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.
Pengujian ini digunakan untuk menguji tingkat signifikan
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
Besarnya nilai-t dapat dijadikan petunjuk untuk mengetahui apakah
variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependennya. Bila
Ho ditolak (sig. < 0,05) berarti berpengaruh, kalau Ho diterima (sig. >
0,05) berarti tidak ada pengaruh.
Pengujian hipotesis ke-2
Pengujian adanya abnormal return saham hari perdagangan
tertentu menggunakan uji statistik t dari beda return saham dengan return
pasar. Pada hari perdagangan tertentu dikatakan terjadi abnormal return
jika nilai t-statistik untuk beda return saham dengan return pasar pada hari
tersebut tidak sama dengan nol. Atau dengan kata lain t-statistiknya
signifikan.
Penentuan nilai t-statistik abnormal return dilakukan dengan
menggunakan formulasi sebagai berikut (Tandelilin dan Algifari,
1999:115):
tstatistik=ARt/(SDt/√n)
ARt adalah rata-rata abnormal return saham pada hari t, SDt
adalah standar deviasi abnormal return saham pada hari t, dan n adalah
Pengambilan keputusan terhadap hipotesis adalah dengan
membandingkan nilai thitung (tstatistik) dengan nilai ttabel. Jika nilai thitung
absolut lebih besar daripada nilai ttabel, maka keputusannya adalah
menolak hipotesis nol (Ho). Sebaliknya, jika nilai thitung absolut lebih kecil
daripada nilai ttabel, maka keputusannya adalah menerima hipotesis nol
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENGUMPULAN DATA
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh hari perdagangan
terhadap return saham pada indeks saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, diperoleh sampel
penelitian dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4.1
Hasil Pengambilan Sampel
Kriteria Sampel Jumlah
Perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 tahun 2008 45
Perusahaan yang tidak sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan 11
Perusahaan LQ45 yang sesuai sebagai sampel 34
Sumber:Jakarta Stock Exchange
Sampai akhir tahun 2008 perusahaan publik yang terdaftar di LQ45
Bursa Efek Indonesia berjumlah 45 perusahaan, dari jumlah tersebut diambil
sampel sesuai dengan kriteria adalah 34 perusahaan dengan jumlah sampel
return harian sebanyak 170. Daftar perusahaan yang terpilih menjadi sampel
dari perusahaan yang terpilih sebagai sampel dan Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) harian yang terjadi pada periode penelitian. Pengukuran
variabel dalam penelitian ini menggunakan data perusahaan yang aktif
diperdagangkan, harga perdagangan saham perusahaan dan IHSG harian yang
diperoleh dari Jakarta Stock Exchange (JSX) dan Bursa Efek Indonesia UNS.
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan bantuan software
SPSS 17.0 for windows yang terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji
asumsi klasik.
B. DESKRIPSI DATA
Statistik deskriptif merupakan pengujian statistik secara umum yang
bertujuan untuk melihat distribusi data dari variabel yang digunakan dalam
penelitian ini. Berikut ini statistik deskriptif dari masing-masing variabel
penelitian:
Tabel 4.2
Deskripsi Data
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic
Senin 34 -.02074 .01280 -.0087324 .00749041
Selasa 34 -.02431 .00942 -.0063924 .00653824
Rabu 34 -.01581 .01078 -.0035144 .00641378
Kamis 34 -.01230 .01745 -.0012394 .00543603
Sumber: hasil pengolahan data
Berdasarkan hasil perhitungan statistik deskriptif yang tercantum pada
tabel 4.2, diketahui nilai rata-rata return saham tertinggi terjadi pada hari
perdagangan Kamis sebesar -0,0012394 dan rata-rata return saham terendah
terjadi pada hari perdagangan Senin sebesar -0,0087324. Nilai return saham
terkecil sebesar -0,02666 terdapat pada hari perdagangan Jumat. Sedangkan
nilai terbesar yaitu 0,1745 terdapat pada hari perdagangan Kamis.
Besaran statistik yang lain adalah standar deviasi (penyimpangan
baku) merupakan ukuran penyebaran yang dapat digunakan sebagai ukuran
resiko. Dari tabel 4.2, standar deviasi terbesar terjadi pada hari perdagangan
Jumat yaitu sebesar 0,00765817, ini berarti rata-rata return hari Jumat
memiliki resiko tertinggi dibanding hari perdagangan lainnya. Standar deviasi
terendah terjadi pada hari perdagangan Kamis yaitu sebesar 0,00543603, ini
berarti rata-rata return hari Kamis memiliki resiko terendah dibanding hari
perdagangan lainnya.
C. HASIL UJI NORMALITAS
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sebaran data
mempunyai distribusi normal atau tidak. Data yang mempunyai distribusi
normal akan menghasilkan sebuah kesimpulan yang tidak bias, dalam
Kolmogorov Smirnov Test. Dasar keputusan dalam pengujian One-Sample
Kolmogorov Smirnov adalah jika tingkat signifikan lebih besar dari 0,05 maka
data berdistribusi normal atau sebaliknya.
Normal Parametersa,,b Mean -.0044613
Std. Deviation .00688044
Most Extreme Differences Absolute .070
Positive .050 Sumber: hasil pengolahan data
Setelah dilakukan uji normalitas pada data return saham, nilai
signifikan yang diperoleh dari hasil olah data diperoleh nilai signifikan
sebesar 0,380. Nilai Asymp Sig (2-tailed) adalah 0,380 > 0,05 sehingga
kesimpulan yang dapat diperoleh bahwa data return saham 2008 mempunyai
D. ANALISIS DATA
1. Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum model persamaan regresi diuji, terlebih dahulu dilakukan
pengujian untuk memastikan apakah model penelitian memenuhi asumsi
klasik persamaan regresi dengan melakukan uji multikolinieritas, uji
heterokodastisitas dan uji autokorelasi.
a. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui korelasi antar
variabel independen. Model regresi yang baik adalah model yang tidak
terdapat korelasi antara variabel independen atau korelasi antar variabel
independennya rendah. Keberadaan multikolinieritas di deteksi dengan
Varians Inflating Factor (VIF) dan Tolerance (Ghozali, 2005).
Menurut Santoso (2001), pada umumnya jika VIF lebih besar dari 5,
maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikoliniearitas dengan
Tabel 4.4.1
Uji Multikolinieritas
Variabel Tolerance VIF Keterangan
Senin 0.777 1.287 Tidak terdapat multikolinieritas
Selasa 0.930 1.075 Tidak terdapat multikolinieritas
Rabu 0.828 1.207 Tidak terdapat multikolinieritas
Kamis 0.889 1.124 Tidak terdapat multikolinieritas
Jumat 0.886 1.129 Tidak terdapat multikolinieritas
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Hasil uji VIF menunjukkan bahwa semua variabel dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa semua nilai VIF lebih kecil dari 5, sehingga dapat kita
simpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi multikolinieritas.
b. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak
heterokedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas persamaan regresi disajikan
Tabel 4.4.2 Uji Heterokedastisitas
Variabel t-hitung Sig. Keterangan
Senin 1.438 0.152 Tidak terdapat heterokedastisitas
Selasa 1.278 0.203 Tidak terdapat heterokedastisitas
Rabu 1.343 0.181 Tidak terdapat heterokedastisitas
Kamis 1.027 0.306 Tidak terdapat heterokedastisitas
Jumat 1.181 0.239 Tidak terdapat heterokedastisitas
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari hasil pengujian diperoleh hasil t-hitung adalah 1,438, 1,278,
1,343, 1,207, dan 1,181. Sedangkan nilai t-tabel dapat dicari pada tabel t yaitu
sebesar 2,037. Hasil uji heterokedastisitas menunjukkan bahwa semua
variabel dalam penelitian ini menunjukkan bahwa semua nilai memenuhi
prasyarat –t tabel≤ t hitung ≤ t tabel, sehingga dapat kita simpulkan bahwa
dalam model regresi tidak terjadi heterokedastisitas.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah didalam model
regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1. Prasyarat yang harus terpenuhi
Hasil uji autokorelasi dengan Durbin Watson dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.4.3
Uji Autokorelasi
D-W Hitung Kriteria Keterangan
2.019 >1.786* Tidak terdapat autokorelasi
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Oleh karena nilai D-W 2,019 lebih terletak antara dU dan (4-dU), maka
prasyarat terpenuhi yaitu tidak terdapat autokorelasi.
2. Uji Hipotesis
Pengujian Hipotesis ke-1
a. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah diantara 0 dan 1. Nilai koefisien determinasi dapat kita lihat dari nilai
adjusted R2 pada model summary pada hasil analisis regresi linier.
Tabel 4.4.4
Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
a. Predictors: (Constant), jumat, kamis, rabu, selasa, senin
b. Dependent Variable: return
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari tampilan output SPSS besarnya adjusted R2 adalah 0,165, hal ini
berarti 16,5% variasi return dapat dijelaskan oleh variasi dari kelima hari
perdagangan Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat. Sedangkan sisanya
(100% - 16,5% = 83,5%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain diluar model.
Standard Error of Estimate (SEE) sebesar 0,00628787. Semakin kecil
nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi
variabel dependen.
b. Pengujian Koefisien Regresi secara Bersama-sama (F-hitung)
Pengujian ini dilakukan untuk menguji variabel independen secara
bersama-sama.
Tabel 4.4.5
Uji-F Regresi
Nilai F-Hitung Sig. Keterangan
7.671 0.000 Signifikan
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Hasil pengujian terhadap nilai F regresi menunjukan nilai F-hitung
lebih kecil dari 0,05, dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Maka
model regresi dapat digunakan untuk memprediksi return atau dapat
dikatakan bahwa hari perdagangan Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat
berpengaruh secara bersama-sama terhadap return saham yang terjadi di
Bursa Efek Indonesia tahun 2008.
c. Pengujian Koefisien Regresi secara Parsial (t-hitung)
Tabel 4.4.6
Uji-t Regresi
Variabel Koefisien Regresi t-hitung Sig.
Konstanta .007 1.174 0.242
Signifikan pada tingkat 5%
** Signifikan pada tingkat 10%
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hari perdagangan Senin,
Selasa dan Rabu berpengaruh terhadap return saham dengan tingkat
signifikansi masing-masing sebesar 0,011 (signifikan pada tingkat 5%), 0,032
Sedangkan untuk hari perdagangan Kamis dan Jumat tingkat signifikansi
masing-masing sebesar 0,179 dan 0,128, oleh karena itu hari perdagangan
Kamis dan Jumat tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.
Pengujian Hipotesis ke-2
Hipotesis ke-2 menguji apakah terdapat abnormal return pada indeks
saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia pada tahun penelitian 2008. Abnormal
return diperoleh dengan membandingkan tingkat keuntungan yang diharapkan
(return pasar) dengan actual return.
Tabel 4.4.7
Abnormal Return
Statistik Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
Rt -0,008732353 -0,006392353 -0,003514412 -0,001239412 -0,002795000
ARt -0,005451140 -0,000354928 -0,001884330 -0,008759123 0,003785780
t -4,24346949* -0,316533084 -1,713098292** -9,395472524* 2,88250406*
Observasi (n) 34 34 34 34 34
Keterangan:
* Signifikan pada tingkat 5% ** Signifikan pada tingkat 10%
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Pengambilan keputusan terhadap hipotesis adalah dengan
membandingkan nilai thitung (tstatistik) dengan nilai ttabel. Jika nilai thitung absolut
maka keputusannya adalah menerima hipotesis nol (Ho). Artinya, t-statistik
signifikan secara statistik.
Pada hari perdagangan tertentu dikatakan terjadi abnormal return jika
nilai t-statistik untuk beda return saham dengan return pasar pada hari
tersebut tidak sama dengan nol. Atau dengan kata lain t-statistiknya
signifikan. Berdasarkan tabel 4.4.7 di atas, dapat dilihat bahwa t-statistik
untuk hari perdagangan Senin 4,24346949), Selasa 0,316533084), Rabu
(-1,713098292), Kamis (-9,395472524), dan Jumat (2,88250406)dengant-tabel
sebesar 2,048 (signifikan pada tingkat 5%) dan 1,701 (signifikan pada tingkat
10%). Hari perdagangan Senin, Selasa, Rabu dan Kamis menunjukkan
abnormal return negatif. Artinya, return saham yang terjadi lebih rendah dari
return pasar pada hari perdagangan tersebut. namun demikian, hasil yang
didapat setelah membandingkan thitung (tstatistik) dengan nilai ttabel menunjukkan
bahwa hari perdagangan Senin, Rabu dan Kamis signifikan secara statistik.
Abnormal return yang terjadi pada hari perdagangan Selasa tidak signifikan
secara statistik. Hari perdagangan Jumat menunjukkan abnormal return
positif. Artinya, pada hari perdagangan Jumat investor dapat memperoleh
return saham di atas return pasar pada hari perdagangan tersebut. Hasil
pengujian juga menunjukkan bahwa abnormal return pada hari perdagangan