• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Sistem Penguji Kualitas Susu Sapi Murni Berdasarkan Nilai Ph dan Kadar Air T1 612011012 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Sistem Penguji Kualitas Susu Sapi Murni Berdasarkan Nilai Ph dan Kadar Air T1 612011012 BAB IV"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISIS

Pada bab ini akan dijelaskan tentang pengujian sistem yang telah direalisasikan

beserta analisis dari hasil pengujian. Pengujian sistem ini bertujuan untuk mengetahui

perkembangan dari perancangan sistem yang sudah dibahas pada BAB III serta untuk

mengetahui tingkat keberhasilan dari spesifikasi yang telah diajukan.

4.1. Pengujian Sensor Suhu

Pada pengujian sensor suhu untuk sistem ini menggunakan Infrared Ceramic Heater, Thermocouple Type K, dan modul MAX6675. Modul MAX6675 ini digunakan untuk menguatkan output dari Chromel dan Alumel yang terdapat pada

thermocouple dan juga untuk mengkoversi suhu secara serial dari thermocouple. Suhu yang dihasilkan oleh Infrared Laser Thermometer Fluke 568 akan dibandingkan dengan keluaran dari sensor suhu thermocouple.

Infrared ceramic heater sebagai pemanas dihidupkan dan mulai memanaskan ruangan pemanas dari suhu ruangan sampai dengan suhu 60 oC, pada pengujian ini

penulis menggunakan suhu ruangan lab skripsi yaitu 31 oC, kemudian suhu dibaca

oleh sensor suhu thermocouple kemudian dikonversi oleh modul IC MAX6675 dengan komunikasi serial dan didapat perbedaan suhu sebesar 2 oC dari data yang

terukur oleh thermocouple dengan suhu yang terukur oleh Infrared Laser Thermometer Fluke 568, hal ini bisa terjadi karena disebabkan oleh keakuratan

Infrared Laser Thermometer Fluke568 lebih tinggi dibandingkan dengan keakuratan sensor suhu thermocouple type K dengan modul MAX6675. Keakuratan Infrared Laser Thermometer Fluke 568 adalah 1 oC sedangkan untuk keakuratan

Thermocouple Type K dengan modul MAX6675 adalah sebesar 1.5 oC, selain itu perbedaan pengukuran juga terjadi karena adanya gerakan tangan yang berubah-ubah

(2)

Tabel 4.1. Perbandingan Pengukuran suhu. Thermometer Fluke 568 adalah 31 oC, kemudian data suhu awal dari Thermocouple Type K

disesuaikan, dengan menggunakan rumus :

=

��� � �

(4.1)

Dengan X : suhu yang diinginkan ( °C ) Nilai ADC : read ADC pada mikrokontroler

(3)

Misalkan kita menginginkan suhu awal ( suhu ruangan ) yang terukur pada

thermocouple adalah 31 oC dan ADC mikrokontroler adalah 126, maka :

31 =

126

= 4.06

Nilai 4.06 inilah yang digunakan program untuk merubah nilai ADC menjadi suhu

(oC ) dengan cara nilai ADC dibagi oleh 4.06.

4.2. Pengujian Nilai Kadar pH

Pada pengujian nilai kadar pH ini digunakan sebuah sensor pH electrode

SEN0161 dengan menggunakan modul pH meter V.1.0. Modul pH meter V1.0 disini

berfungsi sebagai pengatur nilai pH dengan cara melakukan kalibrasi dengan larutan

yang dikenal dengan larutan buffer. Pada sistem ini digunakan 3 larutan buffer untuk

proses pengkalibrasian sensor yaitu dengan larutan buffer bernilai pH 4.0, pH 7.0

dan pH 10.0. Cara pengukuran pH dan tegangan keluaran sensor pH adalah dengan

cara menghubungkan probe sensor pH electrode SEN0161 dengan input pengkondisi

sinyal pH meter V.1.0, selanjutnya keluaran dari pengkondisi sinyal akan masuk ke

TX dan RX arduino MEGA 2560.

Dari hasil pengukuran sensor pH electrode SEN0161 didapatkan hasil

pengukuran pH yang terukur dan digunakan pengukuran nilai pH sebenarnya dengan

menggunakan pH meter Lutron PH-201. Pengukuran nilai kadar pH ini dilakukan

terhadap 2 sample susu sapi murni yang di dapatkan dari peternak sapi yang

berbeda-beda. Untuk satu sampel susu sapi murni dilakukan 10 kali pengukuran nilai kadar

pH. Hasil pengukuran pH yang didapatkan ditunjukkan pada Tabel 4.2. untuk sampel

(4)

Tabel 4.2. Hasil Pengukuran Nilai Kadar PH Sampel Susu Sapi Murni Pertama.

Nilai pH Sebenarnya Nilai pH Terukur Ralat Mutlak

Percobaan ke-1 6,68 6,73 0,05

Tabel 4.3. Hasil Pengukuran Nilai Kadar PH Sampel Susu Sapi Murni Kedua.

Nilai pH Sebenarnya Nilai pH Terukur Ralat Mutlak

(5)

sampel didapatkan nilai pH 6.72 dan pada percobaan berikutnya sampai percobaan ke

sepuluh di dapatkan hasil yang hampir mendekati sama dengan memiliki rata rata

pengukuran pH 6.71. Dengan menggunakan alat pH meter PH-201 didapatkan nilai

rata-rata pH 6.65, dari hasil pengukuran pH yang sebenarnya dan nilai pH yang

terukur didapatkan ralat 0.06. Sedangkan untuk sampel yang kedua didapatkan nilai

pH yang terukur dengan sensor pH electrode SEN0161 bernilai pH 6.95 dan untuk

hasil pengukuran dengan menggunakan alat pH meter PH-201 didapatkan nilai

rata-rata 6.90, dari hasil pengukuran pH yang sebenarnya dan nilai pH yang terukur

terlalu lama akan menjadi basi dan susu menjadi rusak.

4.3. Pengujian Sensor Berat Load Cell

Pada pengujian sensor berat ini digunakan sensor berat load cell dengan menggunakan modul HX711. Load cell yang digunakan dapat melakukan pengukuran berat pada range 0 gram sampai 1000 gram. Modul HX711 disini

digunakan untuk mengkonversi hasil yang didapatkan dari load cell dalam bentuk resistansi yang akan dikonversikan ke dalam bentuk tegangan.

Pada skripsi ini hasil yang di dapatkan oleh load cell akan dibandingkan dengan menggunakan timbangan digital buatan pabrik yang mempunyai batas pengukuran

dari 0 gram sampai 1000 gram. Hasil perbandingan ini digunakan untuk melakukan

kalibrasi sensor load cell agar sensor dapat membaca dengan akurat. Dilakukan kalibrasi dengan 5 sampel yang memiliki berat 50 gram, 100 gram, 250 gram, 500

gram dan 1000 gram. Dilakukan pengukuran sebanyak 10 kali dengan massa yang

(6)

Hasil pengukuran berat dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Hasil Perbandingan Pengukuran Berat.

Berat sebenarnya

Pada pengujian nilai kadar air disini digunakan metode gravimetri untuk

mendapatkan nilai kadar air yang diinginkan. Metode ini dilakukan dengan cara

memanaskan / memadatkan bahan berupa cairan. Metode ini membutuhkan berat

awal dari bahan dan berat akhir dari bahan yang sudah dipadatkan. Disini bahan yang

digunakan adalah susu sapi murni sebanyak 5 gram. Susu ini ditempatkan pada

cawan yang sudah tersedia, cawan yang digunakan mempunyai berat 18.50 gram.

Pada pengujian nilai kadar air ini digunakan 2 sampel susu yang sama yang

(7)

sebanyak 5 kali untuk mendapatkan nilai kadar air. Hasil yang didapatkan dari

metode ini nantinya akan di bandingkan dengan alat buatan pabrik yaitu moisture analyzer. Dengan menggunakan perhitungan pada persamaan 3.1 dapat diketahui kadar air suatu bahan.

Tabel 4.5. Hasil Pengukuran Nilai Kadar Air Untuk Sampel Pertama.

Berat susu sebelum

Tabel 4.6. Hasil pengukuran nilai kadar air untuk sampel kedua.

(8)

Dari hasil pengujian kadar air pada Tabel 4.5 dan Tabel 4.6 terlihat bahwa

kadar air dari sampel susu pertama dan kedua memiliki kadar air yang mendekati

sama. Pada sampel pertama didapatkan nilai kadar air rata-rata dengan menggunakan

alat yang dirancang adalah 84,80 % dan dengan menggunakan moisture analyzer

didapatkan nilai rata-rata 85,60 %. Hasil dari sampel pertama memiliki nilai ralat

rata-rata adalah 0,80 %. Sedangkan untuk sampel kedua didapatkan nilai kadar air

rata-rata dengan menggunakan alat yang dirancang adalah 84,12 % dan dengan

menggunakan moisture analyzer didapatkan nilai rata-rata 84,70 %. Hasil dari sampel pertama memiliki nilai ralat rata-rata adalah 0,6 %.

4.5. Pengujian Tampilan LCD 16 x 2

Pada pengujian tampilan LCD digunakan sebuah LCD berkarakter 16 x 2. LCD

disini berfungsi untuk menampilkan data input yang akan di inputkan oleh user. user

bisa memilih untuk melakukan proses pengukuran kadar air atau kadar pH terlebih

dahulu User dapat memilih A atau B sebagai inputannya, A adalah pilihan untuk

melakukan proses pengukuran kadar pH dan B adalah pilihan untuk melakukan

proses pengukuran kadar air. LCD ini juga berfungsi untuk menampilkan hasil dari

pengukuran nilai kadar pH dan nilai kadar air.

Berikut adalah tampilan LCD 16 x 2 dari hasil pengujian :

Gambar 4.1. Tampilan utama LCD pada alat.

Gambar 4.1 di atas menampilkan tampilan utama ketika pertama kali alat ini

hidup. User bisa memilih pengukuran apa dulu yang akan di lakukan, tombol A

(9)

Gambar 4.2. Tampilan ketika alat sedang melakukan pengukuran kadar pH.

Pada Gambar 4.2. diatas adalah tampilan yang dihasilkan ketika user menekan

tombol A yang mana sistem ini sedang melakukan proses pengukuran pH.

Gambar 4.3. Tampilan nilai pH yang dihasilkan.

Pada Gambar 4.3. di atas adalah tampilan yang dihasilkan setelah selesai

melakukan pengukuran kadar pH, terlihat bahwa nilai pH yang dihasilkan adalah 6,83

dan susu menunjukkan susu baik. Pada percobaan tersebut sampel yang digunakan

adalah susu sapi murni sampel pertama. Setelah 30 detik maka LCD akan kembali

menampilkan tampilan utama.

Sedangkan untuk pengukuran kadar air, ketika user menekan tombol B maka

LCD akan menampilkan berat awal dari susu yang sudah ditimbang dan kemudian

akan dipanaskan selama 35 menit. Dalam tampilan LCD ini digunakan susu sampel

pertama dengan berat 5 gram dan setelah dipanaskan selama 35 menit maka berat

(10)

Gambar 4.4. Tampilan nilai berat susu sebelum dan sesudah dipanaskan.

Gambar 4.5. Tampilan ketika alat sedang melakukan pengukuran kadar air.

Pada Gambar 4.5. diatas adalah tampilan yang dihasilkan ketika sudah

mendapatkan nilai berat susu sebelum dan sesudah di panaskan yang kemudian akan

diproses dengan menggunakan metode gravimetri.

(11)

Pada Gambar 4.6. di atas adalah tampilan yang dihasilkan setelah selesai

melakukan pengukuran nilai kadar air, terlihat bahwa nilai kadar air yang dihasilkan

adalah 84,60% dan susu menunjukkan susu baik. Pada percobaan tersebut sampel

yang digunakan adalah susu sapi murni sampel pertama. Setelah 30 detik maka LCD

Gambar

Tabel 4.1. Perbandingan Pengukuran suhu.
Tabel 4.3.  Hasil Pengukuran Nilai Kadar PH Sampel Susu Sapi Murni Kedua.
Tabel 4.4.  Hasil Perbandingan Pengukuran Berat.
Tabel 4.5.  Hasil Pengukuran Nilai Kadar Air Untuk Sampel Pertama.
+4

Referensi

Dokumen terkait

Apabila Saudara tidak hadir pada waktu yang telah ditentukan tersebut diatas dan tidak membawa dokumen yang disyaratkan, akan dinyatakan gugur/tidak memenuhi persyaratan

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan adalah diketahui bahwa operator yang bekerja terus menerus tanpa sering mengambil waktu istirahat secara teratur atau hanya

Dengan ini kami beritahukan bahwa perusahaan Saudara telah masuk dalam Calon Daftar Pendek Penyedia Jasa Konsultansi untuk pekerjaan Pembuatan Master Plan Standard Operating

Pemilihan variabel-veriabel tersebut berdasarkan nilai gap 1, 2, 3, 4, dan 5 pada perhitungan fuzzifikasi dan defuzzifikasi yang menunjukkan angka negatif di

What is Douglass ’ relation to Christianity and the Black church during his life as slave.. What is Douglass ’ relation to Christianity and the Black church during his life as a

N amun kecenderungan kearah tersebut tidak nampak karena hingga saat ini sebagian besar Pemerintah D aerah (Pemda dan D PRD ) Kota dan Kabupaten di Indonesia merespon

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

Disemprotkan ( Jet Application of Fluid ), pada proses pendinginan dengan cara ini cairan pendingin disemprotkan langsung ke daerah pemotongan (pertemuan antara