16
BAB III
PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat.
Blok diagram alat yang dibuat secara keseluruhan ditunjukkan oleh Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Diagram kotak keseluruhan alat yang dibuat.
Secara garis besar, panas setrika yang mengenai bagian Kolektor Panas akan
dikonversi menjadi energi listrik oleh TEG, kemudian energi listrik yang dihasilkan akan
diproses dalam rangkaian Buck-Boost Converter dan disimpan ke dalam Baterai Kering
yang dapat diisi ulang yaitu lithium polymer.
Setrika
TEG dengan
Pendingin
Buck- Boost
Converter
Baterai Kering Kolektor Panas Alas
17 3.1. Cara Kerja Alat
Alat ini nantinya akan digunakan sebagai alas setrika dan yang bersifat portable
sehingga mudah dipindahkan. Sumber panas yang digunakan berasal dari panas setrika
listrik yang terbuang. Ketika setrika listrik yang telah panas sedang tidak digunakan
menyetrika, posisi setrika yang biasanya diletakkan secara berdiri ataupun diletakkan di
atas alas setrika konvensional, akan diletakkan pada bagian Kolektor Panas Alas Setrika.
Panas ini kemudian diubah oleh TEG sehingga menghasilkan tegangan DC. Rangkaian
Buck-Boost Converter merupakan rangkaian yang akan mengubah keluaran TEG agar
stabil dan dapat disimpan dalam Baterai Kering.
3.2. Perancangan dan Realisasi Perangkat Keras
Perancangan alat yang dibuat secara keseluruhan adalah seperti yang ditunjukkan
Gambar 3.2 dan 3.3 sebagai berikut.
Gambar 3.2. Gambaran alat yang akan dibuat tampak depan.
1
3
4 5
18
Gambar 3.3. Gambaran alat yang akan dibuat tampak samping.
Penjelasan dari Gambar 3.2 dan 3.3 di atas adalah sebagai berikut :
1. Setrika
2. Kolektor Panas Alas Setrika
3. TEGdengan Oli sebagai Pendingin
4. DC-DC Converter tipe Buck- Boost Converter
5. Baterai Kering
Alat ini dibagi dalam beberapa bagian, yaitu modul Kolektor Panas Alas Setrika,
TEG dengan Pendingin, modul Buck-Boost Converter, dan yang terakhir adalah Baterai
Kering.
3.2.1. Kolektor Panas Alas Setrika
Bagian ini merupakan bagian yang akan bersentuhan dengan bagian bawah
setrika saat setrika tersebut masih sedang jeda tidak digunakan. Kolektor panas yang
merupakan penyalur panas dari setrika menuju TEG dibuat dari alumunium berukuran
25×15cm dengan tebal 3mm seperti ditunjukkan Gambar 3.4 di bawah. Pemilihan
alumunium sebagai alas setrika dikarenakan alumunium merupakan logam yang
19
Gambar 3.4. Lempeng alumunium yang digunakan.
Bagian pendingin diberi heat sink seperti ditunjukkan Gambar 3.5 sebagai
penyerap panas dari TEG yang dicelupkan dalam cairan oli dikarenakan sifatnya yang
mampu mempertahankan suhu dingin, yaitu dengan titik didih ˃300°C[8]. Bagian wadah cairan digunakan kaca berukuran × × cm dengan alasan kaca tahan
terhadap suhu tinggi seperti ditunjukkan pada Gambar 3.6. Sebelumnya telah
dilakukan uji coba membuat tempat penampung air dari akrilik akan tetapi tidak tahan
terhadap suhu panas dari setrika dan mudah meleleh. Besarnya volume zat air yang
digunakan yaitu apabila besar penampung air diperkirakan :
� = × × � (3.1)
� = � × � × � (3.2)
� = , (3.3)
Pelat bagian atas diberi sekrup dengan heat sink, berfungsi untuk menahan
elemen TEG agar tidak berubah posisi. Di antara pelat atas dan pelat bawah akan
diberikan semacam sekat peredam panas atau bubble laminated foil untuk mengisolasi
agar panas tidak tercampur dari kedua sisi. Pemberian sekat ini berperan penting untuk
menjaga perbedaan suhu antara dua sisi TEG.
Meskipun panas dari setrika diserap oleh logam alumunium dari sisi panas
TEG pada saat jeda menyetrika, elemen pemanas setrika masih tetap mengalirkan
panas pada alas setrika sehingga panas yang berkurang tidak akan berpengaruh besar
terhadap fungsi dari setrika itu sendiri. Hal ini sesuai dengan percobaan yang telah
20
Gambar 3.5. Heat sink yang digunakan.
Gambar 3.6. Wadah kaca sebagai tempat cairan pendingin.
3.2.2. Thermoelectric Generator (TEG)
Modul TEG akan menghasilkan listrik ketika terdapat gradien temperatur atau
�T antara sisi panas dan sisi dingin dengan cara sisi panas diberi sumber panas kemudian sisi dingin diberi heat sink. Modul TEG yang terbuat dari Bi-Te ini akan
21
Gambar 3.7. TEG tipe TE-MOD-5W5V-30S[11] yang digunakan.
Berikut spesifikasi TEGtipe TE-MOD-5W5V-30S[11] yang digunakan:
Tabel 3.1. Spesifikasi TEG TE-MOD-5W5V-30S yang digunakan[11].
Temperatur sisi panas (˚C) 300
Temperatur sisi dingin (˚C) 30
Tegangan buka (V) 10,8
Hambatan dalam (ohms) 5.4
Tegangan keluaran dengan beban (V) 5.4
Arus keluaran dengan beban (A) 1.0
Daya keluaran dengan beban (W) 5.4
Aliran panas yang melewati modul (W) ≈ 96
Kerapatan aliran panas (W cm-2) ≈ 10.7
22
Gambar 3.8. Grafik POUT TE-MOD-5W5V-30S terhadap variasi suhu[11].
Dari grafik pada Gambar 3.8 dapat diketahui bahwa dengan �T sebesar
270°C, thermoelectric generator ini mampu menghasilkan daya listrik sebesar 5,4W.
Besarnya daya panas yang dirubah menjadi daya listrik yaitu:
= � × (3.4)
= × × , (3.5)
= , (3.6) Dimana q adalah kerapatan aliran panas.
Dari persamaan di atas kita bisa hitung efisiensi modul TEG yang digunakan
mempunyai efisiensi sebesar:
� = (3.7)
� = ,
, (3.8)
� = , % (3.9)
TEG yang digunakan memiliki ukuran 30×30mm dengan ketebalan 5mm.
Empat buah TEG tipe TE-MOD-5W5V-30S disusun seri dan diletakkan di antara
bagian kolektor panas dan bagian pendingin. Tujuan pemasangan TEG secara seri ini
adalah agar mendapat tegangan keluaran yang lebih besar, V=V1+V2+V3+V4 seperti
23
V1 V2 V3 V4
Gambar 3.9. Susunan TEG secara seri.
Kedua sisi TEG diolesi dengan pasta termal yang bertujuan agar panas
merambat lebih cepat pada sisi panas maupun sisi dingin. Hal ini perlu dilakukan
karena dalam antarmukanya terdapat rongga mikroskopis yang dapat menjebak udara
masuk di antaranya sehingga mengakibatkan kerugian perambatan panas secara
konveksi melalui medium udara. Penggunaan pasta termal akan mengisi rongga
mikroskopis tersebut sehingga meningkatkan konduktivitas termal[1].
3.2.3. Buck- Boost Converter
Modul pengisi baterai menggunakan DC-DC Converter berupa Buck-Boost
Converter yaiturangkaian yang bisa menaikkan dan menurunkan tegangan DCdengan
mengatur besarnya duty cycle pada switch nya. Dengan menggunakan rangkaian ini,
VINPUT dari TEG akan menghasilkan VOUT yang stabil untuk mengisi baterai
lithium-polymer yang ada. VOUT yang dihasilkan thermoelectric generator (TEG) bervariasi
antara kurang dari VREF hingga melebihi VREF. Modul ini bertugas mengubah keluaran
dari modul TEG menjadi sebesar 4,7V sehingga dapat disimpan dalam baterai lithium
polymer 3,7V 380mAh.
TEG TEG
24
Gambar 3.10. Untai buck-boost converter dengan LM2577-Adj.
Besar arus maksimum ILOAD(MAX) keluaran IC dapat dihitung dengan
Nilai maksimum duty cycle dapat dihitung dengan Persamaan 2.7 berikut:
D(max) = � + �� − �� � menghitung LMIN adalah Persamaan 2.9 dan 2.10.
25
Kemudian mencari nilai �� , melalui Persamaan 2.10:
�� , = , × −� � ax ax
�� , = , × , �
− , (3.16)
�� , = , � (3.17)
Dengan melihat grafik pada Gambar 2.7 didapatkan nilai induktor sebesar 47µH.
Persamaan yang digunakan untuk menghitung nilai RCdan CCyang terhubung dengan
pin 1 sebagai berikut:
RC ≤ × ILOAD ax × �
�� �
RC ≤ × , × , (3.18)
RC ≤ 2466 Ω (3.19) Resistor yang digunakan yaitu 2200 Ω.
CC ≥ , × �× � ×
� �
CC ≥ , × , ×× (3.20)
CC ≥ 238,6 nF (3.21)
Nilai COUT berdasarkan Persamaan 2.13 dan 2.14 berikut
COUT ≥ , × � × × ILOAD ax
�� � × �
COUT ≥ , × µ × × ,
× , � (3.22)
26
Dan
COUT ≥ �� � × × �� � + , × × �
. × �
COUT ≥ × × + , × × µ
. × , (3.24)
COUT≥ 2681µF (3.25)
Dalam datasheet nilai kapasitas minimum yang diambil adalah yang lebih besar yaitu
2681 µF.
Tegangan keluaran (VOUT) dari IC ini dapat dihitung dengan Persamaan 2.15 berikut:
VOUT= , + /
VOUT = , + / (3.26)
VOUT = 4,7V (3.27)
Gambar 3.11. Buck-boost converter yang digunakan.
Rangkaian Buck-Boost Converter ini menggunakan IC LM2577-Adj dan akan
27 3.2.4. Baterai Kering
Energi listrik yang telah melalui modul konverter telah siap untuk disimpan
ke dalam Baterai Kering. Baterai yang dipilih merupakan baterai kering lithium
polimer 3,7V 380mAh seperti ditunjukkan oleh Gambar 3.12.
Saat dilakukan pengisian baterai, terdapat LED indikator sebagai penanda
mengalirnya arus dari rangkaian buck-boost converter menuju baterai. Gambar 3.13
28
Untuk dapat menyala dengan baik, LED membutuhkan arus sekitar 10mA.
Perhitungan nilai R1adalah dengan persamaan berikut:
= , V− �
�� (3.31)