• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Pengetahuan serta Dukungan Keluarga terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Puskesmas Tegalrejo T1 462011054 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Pengetahuan serta Dukungan Keluarga terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Puskesmas Tegalrejo T1 462011054 BAB II"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

10 BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Pengetahuan

Keraf dan Dua (2001) mengatakan bahwa pengetahuan

dibagi menjadi 3 macam, yaitu:

1. Tahu bahwa

“Pengetahuan bahwa” adalah pengetahuan tentang

informasi tertentu, tahu bahwa sesuatu terjadi, tahu

bahwa ini atau itu memang demikan adanya, bahwa

apa yang dikatakan memang benar. Jenis

pengetahuan ini disebut juga pengetahuan teoritis,

pengetahuan ilmiah, walaupun masih pada tingkat

yang tidak begitu mendalam.

2. Tahu bagaimana

“Tahu bagaimana” adalah menyangkut bagaimana

seseorang melakukan sesuatu. Pengetahuan ini

berkaitan dengan keterampilan atau lebih tepat

keahlian dan kemahiran teknis dalam melakukan

sesuatu.

3. Tahu akan

“Tahu akan” adalah jenis pengetahuan yang sangat

(2)

11 atau seseorang melalui pengalaman atau

pengenalan pribadi.

2.1.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

a. Faktor Internal

1. Pendidikan

Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi,

misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan

sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.

Menurut YB Mantra yang dikutip Notoadmojo

(2003), pendidikan dapat mempengaruhi

seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan

pola hidup dalam memotivasi sikap. (Nursalam,

2003) pada umumnya semakin tinggi pendidikan

seseorang semakin mudah menerima informasi.

2. Pekerjaan

Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam

(2003), pekerjaan adalah keburukan yang harus

dilakukan terutama untuk menunjang

kehidupannya dan kehidupan keluarga.

Sedangkan bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai

pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

(3)

12 3. Umur

Menurut Hurlock (2005) semakin cukup umur,

tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan

lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi

kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih

dewasa lebih dipercaya dari orang yang belum

tinggi kedewasaannya. Hal ini dilihat dari

pengalaman dan kematangan jiwanya. Umur

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

perilaku kesehatan seseorang.

b. Faktor Eksternal

1. Faktor Lingkungan

Menurut Ann. Mariner yang dikutip Nursalam

(2003), lingkungan merupakan seluruh kondisi

yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya

yang dapat mempengaruhi perkembangan dan

perilaku orang atau kelompok.

2. Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada di masyarakat

dapat mempengaruhi sikap dalam memberi dan

(4)

13 2.2 Pengertian Sikap

Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang

yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek

(Notoatmojo, 1997 dalam A., Wawan dan Dewi M., 2011). Sikap

adalah pandangan-pandangan atau perasaan yang disertai

kecenderungan untuk bertindak sesuai sikap objek tadi

(Purwanto, 1998 dalam A., Wawan dan Dewi M., 2011). Sikap

adalah predisposisi untuk melakukan atau tidak melakukan

suatu perilaku tertentu, sehingga sikap bukan hanya kondisi

internal psikologis yang murni dari individu, tetapi sikap lebih

merupakan proses kesadaran yang sifatnya individual (Thomas

dan Znaniecki 1920 dalam A. Wawan dan Dewi M., 2011).

2.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap

a. Pengalaman Pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap,

pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan

yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah

terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi

(5)

14 b. Pengaruh Orang Lain yang Dianggap Penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki

sikap yang konformis atau searah dengan sikap

orang yang dianggap penting.

c. Pengaruh Kebudayaan

Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis

pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah.

d. Media Masa

Berita yang seharusnya faktual disampaikan secara

obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap

penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap

konsumennya.

e. Lembaga Pendidikan

Konsep moral dan ajaran sangat menentukan sistem

kepercayaan, sehingga pada saatnya konsep

tersebut mempengaruhi sikap.

f. Faktor Emosional

Sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi

yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi

atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan.

(6)

15 2.2.2 Pengaruh Individu dengan Lingkungan Sosial

(Sadli, 1982 dalam buku A., Wawan dan Dewi

M., 2011), membagi individu dengan lingkungan sosial

yang saling mempengaruhi sebagai berikut:

a. Perilaku kesehatan individu, sikap dan kebiasaan

individu yang erat kaitannya dengan lingkungan.

b. Lingkungan keluarga, kebiasaan-kebiasaan setiap

anggota keluarga mengenai kesehatan.

c. Lingkungan terbatas, tradisi, adat-istiadat dan

kepercayaan masyarakat sehubungan dengan

kesehatan.

d. Lingkungan umum, kebijakan-kebijakan pemerinah di

bidang kesehatan, undang-undang kesehatan,

program-program kesehatan, dan sebagainya.

2.3 Peran Ayah dan Keluarga dalam Pemberian ASI eksklusif

Menurut Bayu, M., (2014), keberhasilan pemberian Asi

eksklusif salah satunya ditunjang oleh dukungan keluarga

dekat. Ibu tidak bisa berjuang sendiri, mengingat adanya

perubahan besar dalam hidupnya sebagai ibu baru. Menyusui

sendiri bergantung kepada dua hormon utama, yaitu hormon

prolaktin yang memproduksi ASI dan hormon oksitosin yang

(7)

16 karena proses keluarnya dapat dipengaruhi oleh emosi

seseorang. Hormon ini dapat disebut sebagai hormon cintanya

ayah dan hormon happy-nya ibu. Maksudnya, jika ibu happy, hormon oksitosin lancar, pengeluaran ASI pun lancar. ASI dapat

keluar sampai memancing LDR (Let Down Reflex) saat terjadi

pancuran ASI atau ASI menetes dari payudara satunya saat

payudara yang lain sedang disusui. Namun, akan berlaku

sebaliknya. Jika ibu kelelahan, tidak happy, sedang stres, banyak pikiran negatif, walaupun produksi ASI banyak hingga

payudara tampak penuh, ASI bisa tidak keluar karena hormon

oksitosin tadi tidak mengalir.

Di sinilah peran keluarga dekat sangat diperlukan,

terutama ayah. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh ayah

dalam membantu ibu. Dari hal kecil seperti membantu

menjagakan si kecil agar ibu dapat beristirahat agar tidak

kelelahan. Mengajak ibu mencari informasi bersama untuk

memahami kebutuhan dan perilaku bayi. Memberi support mental dengan mengajak ibu bercanda saat kelelahan melalui

hari-hari memiliki bayi dngan tangisan dan rengekannya.

Sesekali, temani ibu saat harus bangun malam dan

menyusui bayi untuk memberikan dukungan positif, membantu

menggantikan popok bayi, memandikan, menimang bayi dan

(8)

17 merasa stres, mengalami baby blues syndrome hingga post natal depression, dan kelelahan yang mengakibatkan terjadi masalah dalam pemberian ASI.

Tidak dapat dipungkiri, kehadiran buah hati

membutuhkan kehadiran ayah untuk pertumbuhan dan

perkembangan fisik dan mentalnya. Sisi ibu juga sisi ayah

keduanya dipadukan untuk menggores bayi yang masih seperti

lembaran kertas putih.

Keberhasilan pemberian ASI adalah keberhasilan

bersama, tidak hanya ibu-bayi, tetapi juga keluarga sekitarnya,

terutama ayah. Kasih ibu dan ayah anugerah tiada terkira bagi

bayi.

2.4 Pengertian ASI Eksklusif

ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan

tambahan lain pada bayi berumur 0-6 bulan. ASI eksklusif

adalah pemberian ASI saja pada bayi dari ibu, tanpa tambahan

makanan padat atau cair lainnya kecuali sirup atau obat tetes

yang mengandung suplemen vitamin, mineral, atau obat

(Labbok, 2000). ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI

secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa

tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh,

air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang,

(9)

18 ASI memiliki kandungan gizi yang dibutuhkan bayi,

kandungan yang terdapat di dalam ASI menurut Proverawati

dan Rahmawati (2010), antara lain:

1. ASI mengandung 88,1% air sehingga ASI diminum

bayi selama pemberian ASI eksklusif sudah

mencukupi kebutuhan bayi dan sesuai dengan

kesehatan bayi. Bayi baru lahir yang hanya

mendapat sedikit ASI pertama (kolostrum, cairan

kental kekuningan) tidak memerlukan tambahan

cairan karena bayi dilahirkan dengan cukup cairan di

dalam tubuhnya. ASI dengan kandungan air yang

lebih tinggi biasanya akan keluar pada hari ketiga

atau keempat.

2. ASI mengandung bahan larut yang rendah. Bahan

larut tersebut terdiri dari 3,8% lemak, 0,9% protein,

7% laktosa, dan 0,2% bahan-bahan lain. Salah satu

fungsi utama air adalah untuk menguras kelebihan

bahan-bahan larut melalui air seni. Zat-zat yang

dapat larut (misalnya, sodium, potasium, nitrogen,

dan klorida) disebut sebagai bahan-bahan larut.

Ginjal bayi yang pertumbuhannya belum sempurna

(10)

19 bahan larut maka bayi tidak membutuhkan banyak

air seperti layaknya anak-anak atau orang dewasa.

2.4.1 Manfaat ASI

Menyusui merupakan kegiatan yang

menyenangkan bagi ibu, sekaligus memberikan

manfaat yang tak terhingga pada anak. Manfaat yang

dimaksud menurut Proverawati dan Rahmawati (2010)

tersebut, antara lain:

1. Bayi mendapat nutrisi dan enzim terbaik yang

dibutuhkan.

2. Bayi mendapatkan zat-zat imun, serta perlindungan

dan kehangatan melalui kontak dari kulit ke kulit

dengan ibunya.

3. Meningkatkan sensitivitas ibu akan kebutuhan

bayinya.

4. Mengurangi perdarahan, serta konservasi zat besi,

protein, dan zat lainnya, mengingat ibu tidak haid

sehingga menghemat zat yang terbuang.

5. Merangsang lima indera manusia.

6. Membantu mengembangkan rahang dan otot wajah

dengan benar.

(11)

20 8. Penghematan karena tidak perlu membeli susu.

9. ASI eksklusif dapat menurunkan angka kejadian

alergi, terganggunya pernapasan, diare, dan

obesitas pada anak.

Manfaat menyusui bagi ibu adalah :

1. Memperlancar produksi ASI.

2. Ibu tidak mengalami menstruasi dalam beberapa

bulan ( bisa dipakai sebagai KB alami).

3. Uterus akan berkontraksi lebih cepat sehingga akan

mempercepat proses pemulihan rahim untuk

persiapan kehamilan kembali.

4. Mempercepat proses pembentukan tubuh ke ukuran

semula.

5. Murah, lebih mudah, lebih ramah lingkungan.

6. Ibu dapat melakukannya dimana saja, bahkan jika

tidak ada air di sekitar.

7. Mengurangi kemungkinan mengembangkan kanker

payudara, kanker varian, urinary tract infections dan osteoporosis.

8. Lebih mudah menyusui pada malam hari.

(12)

21 2.4.2 Fisiologi Menyusui

Menurut Proverawati dan Rahmawati (2010),

dalam ilmu fisiologi manusia, laktogenesis

(pembentukan ASI) tahap I ASI berproduksi sejak

kehamilan berusia 20 minggu. Hal ini tidak terpengaruh

bentuk punting, maupun besar-kecilnya payudara dalam

kondisi normal, kecuali memang ada kondisi khusus

yang jarang ditemukan, misalnya payudara tidak

berkembang normal sejak masa pubertas atau saat

hamil. Produksi ASI bergantung juga pada rangsangan

dan manajemen ASI yang benar. Pada hakikatnya

keberhasilan menyusui dipengaruhi cara kerja lidah

memerah areola bukan mengisap puting.

Laktogenesis tahap berikutnya adalah sejak bayi

lahir hingga bayi berusia 72 jam, maka sebaiknya dalam

waktu tersebut sebaiknya ibu melakukan kontak kulit

dengan bayi untuk merangsang produksi ASI.

Proses menyusu pada bayi dan menyusui pada

ibu adalah sebuah proses pembelajaran, bila proses ini

diganggu, misalnya dengan memberi dot maupun

empeng akan lebih sulit untuk mencapai keberhasilan

(13)

22 2.4.3 Kondisi yang mengganggu dalam Proses Menyusui

Menurut Proverawati dan Rahmawati (2010),

antara lain :

a. Beberapa faktor yang menyebabkan bayi tidak dapat

menyusui yaitu :

1. Bayi prematur

2. Ukuran bayi kecil

3. Kondisi fisik lemah

4. Kesulitan menghisap

5. Kecacatan lahir dari mulut (celah bibir atau celah

langit-langit)

6. Masalah pencernaan (air susu ibu penyakit

kuning, galactosemia)

b. Ibu tidak dapat menyusui bayinya karena adanya :

1. Infeksi dada atau abses payudara

2. Kanker payudara atau kanker lainnya

3. Sebelumnya operasi atau terapi radiasi

4. Kurangnya pasokan susu (jarang)

c. Beberapa ibu disarankan untuk tidak menyusui

karena masalah-masalah kesehatan seperti :

1. Penyakit serius ( misal: penyakit jantung atau

(14)

23 2. Galactosemia (kelainan konenital dimana terdapat

ketidakmampuan untuk melakukan metabolisme

galaktosa, yaitu suatu komponen laktosa) pada

bayi yang baru lahir.

3. Eklampsia

4. Nephritis radang buah pinggang

5. TBC aktif

6. HIV

7. Luka herpes pada payudara

(15)

24 2.5 Kerangka Teori

Sumber : Keraf dan Dua (2001), Notoadmojo (2003), Nursalam

(2003), Bayu (2014) Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI eksklusif :

a. Pengetahuan

 Faktor Internal :  Pendidikan  Pekerjaan  Umur  Faktor Eksternal :

 Lingkungan  Sosial Budaya b. Sikap

 Pengalaman Pribadi  Pengaruh orang lain

yang dianggap penting  Pengaruh kebudayaan  Media masa

 Lembaga pendidikan  Faktor emosional c. Peran ayah dan keluarga /

Dukungan Keluarga

(16)

25 2.6 Kerangka Konsep

Kerangka konsep pada penelitian ini mengacu pada

kerangka teori yang ada, dimana pada variabel dependen

(akibat) yaitu pemberian ASI eksklusif dan variabel independen

(penyebab) meliputi pengetahuan dan dukungan keluarga.

2.7 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini :

1. Pengetahuan Tentang ASI eksklusif

H0 : Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan

pemberian ASI eksklusif.

H1 : Ada hubungan antara pengetahuan dengan

pemberian ASI eksklusif.

2. Dukungan Keluarga

H0 : Tidak ada hubungan antara dukungan keluarga

dengan pemberian ASI eksklusif.

H1 : Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan

pemberian ASI eksklusif. Faktor yang mempengaruhi

pemberian ASI eksklusif

Referensi

Dokumen terkait

AKB tidak berdiri sendiri, melainkan terkait dengan banyak faktor, salah satunya adalah faktor gizi.Gizi yang paling sempurna untuk bayi adalah ASI eksklusif selama 6 bulan

Faktor-faktor tersebut meliputi (1) Faktor Ibu, mencakup : Psikologis Ibu, pemahaman yang kurang tentang tata laksana laktasi yang benar, keinginan menyusui kembali setelah

Dari tema-tema yang dihasilkan terdapat beberapa tema pendukung yang muncul dari hasil wawancara yaitu persepsi ibu tentang pentingnya ASI eksklusif dan terdapat

Berdasarkan uraian dalam landasan teori di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku ibu menyusui eksklusif dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor predisposisi yang

Kriteria inklusi yaitu bayi tinggal bersama ibunya di wilayah Puskesmas Getasan, ibu tidak bekerja, bayi tidak cacat bawaan, bayi tidak lahir dengan berat badan rendah, pendidikan

Teknik menyusui merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ASI dimana bila teknik menyusui tidak benar dapat menyebabkan puting lecet dan menjadikan

Wawancara mendalam dilakukan terhadap informan yaitu ibu menyusui untuk mengetahui apakah ibu terus memberikan ASI kepada.. bayi tanpa makanan tambahan selain suplemen

Hasil penelitian bahwa responden yang tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya sebanyak 43 (91.5%) responden.Hal ini menggambarkan bahwa bayi yang di wilayah kerja