• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Suami dalam Pemberian ASI Eksklusif di Dusun Plalar Desa Kopeng T1 462012069 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Suami dalam Pemberian ASI Eksklusif di Dusun Plalar Desa Kopeng T1 462012069 BAB II"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Susu Ibu (ASI)

2.1.1 Definisi ASI

Menurut WHO (2005) dalam Kementerian Kesehatan

(2014), ASI eksklusif berarti pemberian ASI saja tanpa

makanan atau minuman lain (bahkan air mineral) pada bayi

berumur nol sampai enam bulan. ASI Eksklusif adalah

pemberian ASI tanpa tambahan cairan dan tanpa tambahan

makanan padat (Roesli, 2007).

Menyusui sangat penting bagi bayi terlebih selama

beberapa bulan kehidupan karena nutrisi yang baik pada

masa bayi membuat pertumbuhan dan perkembangan

optimal, meningkatkan kesehatan dan membiasakan bayi

agar memiliki kebiasaan makan yang baik pada masa

selanjutnya (Bobak dkk, 2004). ASI merupakan hadiah yang

dalam keadaan miskin mungkin merupakan hadiah

satu-satunya dan dalam keadaan sakit mungkin merupakan

hadiah yang dapat menyelamatkan jiwa pada masa bayi

(Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012). Jadi,

pemberian ASI sangat penting karena ASI merupakan

(2)

10

kebutuhan bayi terutama dalam enam bulan pertama

kehidupannya serta dalam mencapai tumbuh kembang yang

optimal.

2.1.2 Komposisi ASI

Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu dan

berbeda sesuai dengan kebutuhan bayi. Komposisi ASI

menurut Bahiyatun (2009) dibedakan menjadi tiga macam,

yaitu :

1) Kolostrum

Kolostrum adalah cairan yang pertama kali

disekresi oleh kelenjar payudara sampai hari

ketiga atau keempat sesudah persalinan.

Kolustrum merupakan cairan kental berwarna

kekuningan dan lebih kuning dari susu yang

matur. Komposisi kolostrum akan berubah dari

hari ke hari. Kolostrum memiliki lebih banyak

protein , immunoglobulin A, laktoferin dan sel-sel

darah putih, lebih banyak Vitamin A, serta lebih

banyak natrium dan seng. Namun kolostrum

memiliki kadar lemak dan karbohidrat yang lebih

rendah.

2) ASI masa peralihan merupakan ASI peralihan dari

(3)

11

disekresi dari hari ke empat sampai hari ke

sepuluh sesudah laktasi. Kadar protein dalam ASI

masa peralihan ini lebih rendah tetapi kadar lemak

dan karbohidrat meningkat dibanding kolostrum.

3) ASI matur merupakan ASI yang disekresi sesudah

hari ke sepuluh sampai seterusnya.

2.1.3 Manfaat ASI

Manfaat pemberian ASI segera setelah lahir yaitu

menyusui dalam waktu 30 menit setelah melahirkan akan

merangsang produksi dan pengeluaran ASI serta mulut bayi

siap mengisap dan menyusui menyebabkan terjadinya

kontak kulit ibu dengan bayi secara langsung yang akan

menghangatkan bayi, mencegah hipotermi dan mempererat

hubungan batin antara ibu dan bayi (Depkes RI, 2002).

Menurut Roesli (2007) ada 4 manfaat ASI bagi bayi,

antara lain :

1) ASI sebagai nutrisi.

ASI secara khusus disesuaikan untuk bayinya

sendiri, misalnya ibu yang melahirkan anak

prematur komposisi ASI akan berbeda dengan ibu

yang melahirkan cukup bulan. Komposisi ASI dari

(4)

12

sang bayi. ASI yang keluar pada saat kelahiran

sampai hari ke-4 atau hari ke-7 merupakan

kolostrum. Kemudian ASI yang keluar sampai hari

ke-10 dan hari ke-14 setelah kelahiran merupakan

ASI transisi. Komposisi ini akan berbeda lagi

setelah hari ke-14 yaitu ASI matang. ASI

merupakan sumber gizi yang terbaik bagi bayi dan

mampu memenuhi kebutuhan bayi sampai enam

bulan pertama kehidupannya.

2) ASI meningkatkan daya tahan tubuh.

ASI memiliki kandungan zat antibodi atau

kekebalan yang tidak dimiliki oleh susu formula

apapun jenisnya bahkan yang paling mahal

sekalipun dan ASI berguna untuk mencegah bayi

dari berbagai penyakit. Menurut Kemenkes (2010)

bayi yang tidak menyusui eksklusif memiliki risiko

kematian karena diare 3,94 kali lebih besar

dibandingkan bayi yang tidak menyusui eksklusif.

3) ASI meningkatkan kecerdasan.

Pertumbuhan otak merupakan faktor utama yang

mempengaruhi kecerdasan dan nutrisi yang

diberikan merupakan faktor penting dalam

(5)

13

kecerdasan bayi secara optimal jika bayi

menyusui eksklusif selama 6 bulan karena ASI

mengandung nutrient dengan komposisi yang

tepat sesuai dengan kebutuhan bayi dan yang

diperlukan otak bayi.

4) Meningkatnya jalinan kasih sayang

Bayi yang sering disusui akan sering berada

dalam dekapan ibu dan dari dekapan ibu, bayi

akan merasakan kasih sayang. Jalinan kasih

sayang membuat bayi merasa aman sehingga

perasaan terlindungi dan disayangi inilah

membentuk kepribadian dan menjadi dasar untuk

percaya diri dan dalam perkembangan emosi,

serta spiritual yang baik.

2.1.4 Kendala Pemberian ASI

Memberikan ASI kepada bayi kadang tidak sesuai seperti

yang kita harapkan. Menurut Hegar (2008), berikut beberapa

faktor yang mempengaruhi pemberian ASI :

1) Faktor menyusui

Hal-hal yang dapat mempengaruhi pemberian ASI atau

produksi ASI yaitu tidak melakukan Inisiasi Menyusu Dini

(6)

14

pemberian ASI, memberikan minuman preleaktal maupun

kesalahan pada posisi bayi saat menyusui. Inisiasi

menyusu dini (early initation) terjadi ketika bayi baru lahir

merangkak mencari sendiri putting ibunya untuk disusui

dan cara tersebut sering disebut best crawl (Ambarwati,

2010). Salah satu keuntungan melakukan IMD adalah

merangsang produksi oksitosin pada ibu yang berdampak

pada rangsangan pengeluaran kolostrum dan

meningkatkan produksi ASI. Pemberian ASI juga

harusnya tidak boleh terjadwal karena produksi ASI

ditentukan oleh seberapa sering bayi menyusu. Semakin

seringnya bayi menyusu produksi ASI pun semakin

lancar. Posisi bayi yang benar dan peletakan mulut yang

tepat pada putting juga mempengaruhi produksi ASI.

2) Faktor psikologis ibu

Psikologis ibu sangat menentukan keberhasilan

menyusui. Ibu yang khawatir tentang ASI-nya yang

kurang atau tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi,

pada akhirnya akan stress dan merasa tidak mampu

memberikan yang terbaik bagi bayinya, kurang percaya

diri, sehingga hal-hal inilah yang dapat membuat ibu ggal

(7)

15

kepercayaan diri dan kebahagiaan ibu lewat dukungan

yang diberikan dapat membantu ibu untuk kembali

menyusui.

3) Faktor fisik ibu

Faktor fisik ibu yang dapat mempengaruhi pemberian ASI

seperti ibu kelelahan, sakit, mengosumsi alhohol maupun

obat-obatan terlarang, perokok, atau kelainan anatomis

pada payudara, seperti kelainan putting susu, putting

lecet atau nyeri, dan payudara bengkak.

4) Faktor bayi

Faktor dari bayi yang dapat mempengaruhi pemberian

ASI adalah bayi sakit, bayi lahir prematur atau bayi lahir

dengan kelainan bawaan.

Sedangkan menurut Soetjiningsih (1997), faktor-faktor yang

mempengaruhi penggunaan ASI yaitu :

1) Faktor psikologis, yaitu takut kehilangan daya tarik sebagai

seorang wanita dan tekanan batin.

2) Faktor fisik, yaitu ibu menderita sakit seperti payudara

(8)

16

3) Kurangnya informasi dari petugas kesehatan, sehingga

masyarakat kurang mengetahui secara jelas manfaat

pemberian ASI atau dorongan untuk menyusui.

4) Meningkatnya promosi susu formula sebagai pengganti ASI

lewat media massa sehingga mempengaruhi ibu dalam

memberikan ASI.

5) Penjelasan yang salah atau keliru dari petugas kesehatan

untuk menggunakan makanan Pendamping ASI (PASI).

Ibu yang mencoba-coba memberikan Pendamping ASI (PASI)

pada bayinya merupakan kecenderungan pergeseran perilaku

dalam memberikan ASI. Perilaku menyusui merupakan suatu

tindakan sederhana yang diberikan ibu kepada bayinya untuk

mendapatkan yang terbaik (Notoatmodjo, 1993).

2.2 DUKUNGAN SOSIAL

2.2.1 Definisi Dukungan Sosial

Dukungan adalah suatu bentuk cara untuk memotivasi

orang dalam melaksanakan suatu hal dan dapat berupa

kontribusi moril maupun materil (Sarwono, 2003).

Dukungan sosial adalah suatu bentuk perilaku yang

dilakukan untuk menolong orang-orang yang sedang

(9)

17

efektif (Cutrona, 2000). Dukungan sosial yang diterima

individu baik dari orang lain maupun kelompok dapat berupa

perhatian, perhargaan, kenyamanan ataupun bantuan dalam

bentuk yang lainnya (Sarafino, 2006).

Dukungan sosial yang diberikan oleh anggota keluarga

merupakan bentuk dukungan sosial dalam keluarga seperti

dukungan keluarga internal dari suami/istri, dukungan dari

saudara kandung atau dukungan dari orang tua maupun

dukungan keluarga eksternal. (Friedman, 1998).

Jadi, dukungan sosial merupakan upaya yang dilakukan

seseorang untuk membantu orang lain yang sedang ada

dalam krisis kehidupan.

2.2.2 Bentuk-bentuk Dukungan Sosial

Menurut Sarafino (2006) ada 5 bentuk dukungan

sosial :

1) Dukungan emosional

Dukungan ini lebih dalam bentuk perhatian dan empati.

Orang yang menerima dukungan emosional akan merasa

nyaman, merasa dicintai dan dimiliki.

2) Dukungan penghargaan

Dukungan ini dalam bentuk pemberian penghargaan

(10)

18

masalah. Dukungan ini menyebabkan individu yang

menerimanya merasa dihargai, tersanjung,

mengembalikan kepercayaan diri, dan merasa bernilai.

3) Dukungan instrumental

Dukungan ini merupakan dukungan yang diberikan

secara langsung dalam bentuk tindakan nyata, seperti

meminjamkan uang.

4) Dukungan informasi

Dukungan ini dalam bentuk pemberian beberapa

informasi terbaru atau menyarankan beberapa pilihan

yang tepat kepada orang yang membutuhkan. Individu

akan menerima berbagai nasihat, saran maupun

informasi terbaru tentang apa yang harus dilakukan.

Seperti, informasi dari dokter tentang penyakit baru dan

menular.

5) Dukungan kelompok

Dukungan dari kelompok atau kumpulan orang-orang

dekat membuat individu merasa bahwa dirinya diterima

dengan baik dalam kelompok tersebut.

(11)

19

Dukungan yang diberikan suami dapat menimbulkan

rasa nyaman bagi ibu selama menyusui dan akan

mempengaruhi produksi ASI serta meningkatkan semangat

ibu dalam menyusui, maka dari itu dukungan suami dapat

menentukan keberhasilan atau kegagalan menyusui.

(Adiningsih, 2004). Februahartanty (2008) berpendapat

bahwa untuk memenuhi ASI eksklusif diperlukan adanya

keharmonisan hubungan antara ayah, ibu, dan bayi.

Suami dapat berperan selama ibu menyusui dengan

memberikan ketenangan bagi ibu. Selain memberi

ketenangan, suami juga dapat berperan secara langsung

dalam proses menyusui dengan menjadi jembatan

penghubung yang membawa bayi langsung ke ibu untuk

disusui. Dengan demikian hubungan antara anak dan ayah

juga akan terjalin dengan baik. Selain itu, ayah juga dapat

membuat ibu lebih rileks dengan memijat selama ibu

menyusui. Suami juga bisa membantu kelancaran peran istri

seperti mengganti popok, memandikan (jika sudah terampil),

mendongengkan, bermain bersama, menenangkan ketika

bayi menangis dan hal-hal yang bisa membuat bayi nyaman

dalam pelukan ayah. Menurut Roesli (2000), hal-hal ini

merupakan langkah pertama bagi seorang suami dalam

(12)

20

Suami yang merupakan orang terdekat istri diharapkan dapat

selalu berada disamping istri dan siap memberi bantuan jika

dibutuhkan. Suami yang secara terus-menerus memberikan

dukungan bagi ibu akan membuat ibu memiliki kepercayaan

diri, merasa dihargai, dan motivasi ibu untuk menyusui juga

akan semakin besar (Sari, 2011).

Hubungan antara suami dan istri juga harus dijaga

agar senantiasa harmonis karena bila hubungan suami dan

istri tidak harmonis, hal tersebut dapat berpengaruh pada

kegagalan menyusui karena istri tidak mendapat dukungan

dari suami, komunikasi yang tidak lancar, serta kondisi ibu

yang stress dapat mengahambat pengeluaran ASI (Sari,

2011).

Bentuk-bentuk dukungan suami yaitu dukungan

emosional, informasi, instrumental, penilaian dan

kelompok/keluarga (Sarafino, 2006). Mewujudkan sikap

menjadi suatu tindakan diperlukan beberapa faktor

pendukung atau kondisi yang memungkinkan antara lain

adanya fasilitas atau sarana dan prasarana (Maulana, 2009).

Ibu membutuhkan dukungan emosional, informasi, dan

bantuan dari suami dan bantuan ini akan efektif jika terjadi

hubungan saling mendukung antara istri dan suami (Zakiyah,

(13)

21

Dukungan suami seperti perhatian, kasih sayang dan

simpati merupakan hal yang paling penting (Ariani, 2010).

Menurut Notoatmodjo (2005) salah faktor yang

mempengaruhi suatu tindakan adalah ada atau tidaknya

informasi. Hal ini didukung juga oleh teori yang dikemukakan

oleh Ariani (2010) bahwa suami dapat membantu mengatasi

masalah dalam pemberian ASI dan suami bisa ikut

Referensi

Dokumen terkait

formula kepada anaknya yang belum berumur 1 bulan dengan alasan. bahwa susu formula lebih baik dibandingkan dengan

dari 15 responden yang tidak setuju untuk memberikan ASI eksklusif. semuanya tidak ada yang memberikan

6 Pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti?. susu formula, jeruk madu, air teh, air

450/MENKES/IV/2004 tentang pemberian ASI secara eksklusif pada bayi Indonesia yaitu “Pemberian ASI eksklusif, diwajibkan bagi bayi baru lahir sampai bayi berumur 6 bulan

Air Susu Ibu Eksklusif (Asi Eksklusif) adalah pemberian ASI setelah lahir sampai bayi berumur 6 bulan tanpa pemberian makanan tambahan lainnya. Pemberian ASI merupakan metode

Latar belakang : Target pencapaian angka pemberian ASI eksklusif bayi usia 0-6 bulan oleh Kemenkes RI tahun 2014 sebesar 90% belum dapat tercapai, serta

Pengaruh Pola Pemberian Asi Dan Pola Makanan Pendamping Asi Terhadap Status Gizi Bayi Usia 6-..

Salah satu faktor yang berpengaruh pada rendahnya pemberian ASI eksklusif enam bulan adalah rendahnya pengetahuan ibu tentang manfaat ASI bagi bayi dan manfaat menyusui bagi