• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: The Life of Gandhari from Mahabharata of Vyasa in Socialist Feminist Perspectives

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: The Life of Gandhari from Mahabharata of Vyasa in Socialist Feminist Perspectives"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

THE LIFE OF GANDHARI FROM MAHABHARATA OF VYASA IN

SOCIALIST FEMINIST PERSPECTIVES

Abstract

People, especially in Asia, are familiar with the term patriarchal culture which means male has the authority above female. However, many people do not aware that it may result gender inequality which can be a problem in society. It becomes interesting since this issue is also brought by literary works, implicitly or explicitly. This paper will present to the reader about how one female character struggle in male dominant culture society. In analyzing this issue, the writer uses Mahabharata story for its strong patriarchal culture setting. The

purpose of this study is to analyze Gandhari’s life in male dominant culture society. The

writer uses socialist feminist to analyze the literature. It is revealed that patriarchal culture

affects Gandhari’s life and behavior.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Penetapan Pemenang Pelelangan Umum, tanggal 31 Agustus 2012, maka Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Kota Mojokerto mengumumkan pemenang Paket Pekerjaan

Dari data penelitian dapat menunjukkan bahwa karyawan bagian produksi perusahaan Pengolahan Batu di Kabupaten Donggala telah menggunakan alat pelindung diri saat

klarifikasi diharapkan membawa seluruh dokumen isian kualifikasi yang asli atau yang telah. dilegalisir oleh instansi/lembaga

Membawa dokumen asli dan 1 (satu) Set Fotocopy dari data-data formulir isian kualifikasi yang diinput di dalam Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) pada alamat

[r]

[r]

Lumpang batu yang digambarkan sebagai motif utama batik Mantyasih ini merupakan simbol pengingat jati diri (lihat hal. 56) yang dimiliki oleh masyarakat Magelang yang dulu

[r]