• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA, KOMPENSASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. DUMAS TANJUNG PERAK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA, KOMPENSASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. DUMAS TANJUNG PERAK."

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA,

KOMPENSASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA

KARYAWAN PADA PT. DUMAS TANJUNG PERAK

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Oleh :

HERRY SUPRIYANTO 0912010178 / EM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

2

USULAN PENELITIAN

PENGARUH KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA,

KOMPENSASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA

KARYAWAN PADA PT. DUMAS TANJUNG PERAK

Yang diajukan :

HERRY SUPRIYANTO 0912010178 / EM

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi

Pembimbing Utama

Drs. Ec. Bowo Santoso, MM Tanggal :………

Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajmen

(3)

3

SKRIPSI

PENGARUH KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA,

KOMPENSASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA

KARYAWAN PADA PT. DUMAS TANJUNG PERAK

Yang diajukan

HERRY SUPRIYANTO 0912010178 / EM

disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Drs. Ec. Bowo Santoso, MM Tanggal :………

Mengetahui Wakil Dekan I

(4)

4

SKRIPSI

PENGARUH KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA,

KOMPENSASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA

KARYAWAN PADA PT. DUMAS TANJUNG PERAK

Disusun Oleh:

HERRY SUPRIYANTO 0912010178 / EM

Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh

Tim Penguji Skripsi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

Pada tanggal 24 Juli 2014

Pembimbing Utama : Tim Pengguji :

Drs. Ec. Bowo Santoso, MM

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”

Jawa Timur

(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada allah swt, atas rahmat dan

hidayah-nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul :

“Pengaruh Kesehatan, Keselamatan, Kompensasi dan Motivasi Terhadap

Kinerja Karyawan Pada PT. Dumas Tanjung Perak

Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian

Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen, Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan terima kasih kepada

semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spirituil

maupun materiil, khususnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Prof. Dr. Syamsul Huda, SE, MM , selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Drs. Ec. Bowo Santoso, MM, selaku Dosen Pembimbing Utama yang

telah memberikan bimbingan dan dorongan kepada peneliti dalam

(7)

5. Para Dosen dan asistennya yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan

kepada penulis selama menjadi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran “Jawa Timur.

6. Kepada kedua orang tuaku beserta adikku yang telah memberikan dukungan

baik moril ataupun material.

7. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi

terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam

skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran

dan kritik membangun dari pembaca dan pihak lain.

Akhir kata, Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak

yang membutuhkan

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Surabaya, Juli 2014

(8)

PENGARUH KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA,

KOMPENSASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA

KARYAWAN PADA PT. DUMAS TANJUNG PERAK

Herry Supriyanto

ABSTRAK

Kesehatan dan keselamatan termasuk salah satu program pemeliharaan yang ada di perusahaan. Pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja bagi karyawan sangatlah penting karena bertujuan untuk menciptakan sistem keselamatan dan kesatuan kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mengurangi kecelakaan. Jika perusahaan dapat menurunkan tingkat dan beratnya kecelakaan kerja, penyakit dan hal – hal yang berkaitan dengan stress, serta mampu meningkatkan kualitas kehidupan kerja para pekerjanya, perusahaan akan semakin efektif. Berdasarkan uraian di atas maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kesehatan, keselamatan, kompensasi dan motivasi terhadap kinerja karyawan.

Populasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah karyawan produksi PT. Dumas Tanjung Perak. Metode pengambilan sampel yang dilakukan adalah probability sampling dengan teknik “Simple Random Sampling” yaitu teknik penarikan sampel dimana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk ditarik sebagai sampel dengan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100 responden Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah

partial least-square (PLS).

Berdasarkan analisis data dengan menggunakan PLS dan pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan hal-hal untuk menjawab permasalahan sebagai berikut : Keselamatan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, hal ini menunjukkan bahwa keselamatan kerja mampu memberikan kontribusi terhadap Kinerja karyawan. Kesehatan Kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, hal ini menunjukkan bahwa Kesehatan Kerja memberikan kontribusi terhadap Kinerja karyawan. Kompensasi berpengaruh positif terhadap Kinerja karyawan, hal ini menunjukkan bahwa Kompensasi memberikan kontribusi terhadap Kinerja karyawan. Motivasi berpengaruh positif terhadap Kinerja karyawan, hal ini menunjukkan bahwa Motivasi memberikan kontribusi terhadap Kinerja karyawan..

(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

ABSTRAKSI ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 10

2.2. Landasan Teori ... 10

2.2.1. Keselamatan Kerja ... 12

2.2.2. Pengertian Kesehatan Kerja... 15

2.2.3. Pengertian Kompensasi ... 17

2.2.4. Motivasi Kerja ... 20

2.2.5. Kinerja Karyawan ... 21

2.2.6. Pengaruh Keselamatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan ... 23

(10)

2.2.9. Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Karyawan ... 26

2.3. Kerangka Konseptual ... 27

2.4. Hipotesis ... 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 28

3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian ... 31

3.3 Jenis Data dan Sumber Data ... 33

3.4 Pengujian Validitas dan Reabilitas ... 34

3.5 Metode Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 40

4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 44

4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 44

4.2.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 46

4.2.3. Uji Validitas ... 51

4.2.3. Uji Reliabilitas ... 54

4.2.5. Model Struktural ... 55

(11)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

5.1. Kesimpulan ... 62

5.2. Saran ... 63

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin ... 44

Tabel 4.2 Identitas Responden Menurut Pendidikan ... 45

Tabel 4.3 Identitas Responden Menurut Umur ... 45

Tabel 4.4.Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Keselamatan Kerja... 46

Tabel 4.5. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Kesehatan Kerja ... 47

Tabel 4.6. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Kompensasi ... 48

Tabel 4.7. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Motivasi ... 49

Tabel 4.8. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Kinerja Karyawan ... 50

Tabel 4.9. Hasil Uji Validitas ... 51

Tabel 4.10. Pengujian Reliability Consistency Internal ... 54

(13)

DAFTAR GAMBAR

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang

paling menentukan sukses tidaknya suatu organisasi. Berbeda dengan

sumber daya organisasi lainnya, sumber daya manusia merupakan faktor

produksi yang memiliki pengaruh dominan terhadap faktor produksi lain

seperti mesin, modal, material, dan metode. Oleh karena itu, organisasi

dituntut untuk mengelola sumber daya manusia yang dimiliki secara baik

demi kelangsungan hidup dan kemajuan organsiasi, sebab keberhasilan

dalam proses operasional organisasi sangat ditentukan oleh kualitas sumber

daya manusia yang dalam hal ini adalah karyawan.

Kinerja karyawan merupakan suatu prilaku, hasil dan efektivitas

organisasi. Perilaku mengacu kepada kegiatan-kegiatan dalam perilaku kerja

individu yang tercermin dari tanggung jawab maupun disiplin diri karyawan

tersebut. Kinerja karyawan merupakan suatu keadaan yang timbul dari

dalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang tersebut dapat

melakukan pekerjaannya dalam suasana senang, sehingga seseorang

tersebut bisa bekerja dengan giat, cepat dan bertanggung jawab terhadap

(15)

2

Secara umum penilaian kinerja telah banyak dilakukan oleh

perusahaan – perusahaan, karena penilaian kinerja karuawan mempunyai

manfaat yang sangat banyak bagi kebijakan manajemen dalam kaitannya

dengan sumber daya manusia. Sedangkan tingginya kinerja karyawan

tersebut dapat ditingkatkan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas

kerja. Era industrialisasi yang ditandai oleh pertumbuhan dan

perkembangan sektor industri pasti akan menggunakan teknologi maju

diberbagai sektor kegiatan. Penerapan teknologi canggih tersebut di

satu pihak memacu pembangunan ekonomi memasuki era

industrialisasi, namun dipihak lain apabila tidak ditangani secara berencana

dan terpadu, dapat meningkatkan kecelakaan kerja, penyakit akibat

kerja, ergonomi bahkan peningkatan pengangguran.

Sumber daya manusia juga merupakan peranan penting bagi

keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan, karena manusia merupakan

aset hidup yang perlu dipelihara dan dikembangkan. Oleh karena itu

karyawan harus mendapatkan perhatian yang khusus dari perusahaan.

Kenyataan bahwa manusia sebagai aset utama dalam organisasi atau

perusahaan, harus mendapatkan perhatian serius dan dikelola dengan sebaik

mungkin. Hal ini dimaksudkan agar sumber daya manusia yang dimiliki

perusahaan mampu memberikan kontribusi yang optimal dalam upaya

pencapaian tujuan organisasi. Dalam pengelolaan sumber daya manusia

inilah diperlukan manajemen yang mampu mengelola sumber daya secara

(16)

3

perhatian utama bagi manajer sumber daya manusia ialah sistem

Keselamatan dan Kesehatan.

Keselamatan Dan Kesehatan termasuk salah satu program

pemeliharaan yang ada di perusahaan. Pelaksanaan program keselamatan

dan kesehatan kerja bagi karyawan sangatlah penting karena bertujuan

untuk menciptakan sistem keselamatan dan kesatuan kerja dengan

melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja

yang terintegrasi dalam rangka mengurangi kecelakaan.

Masalah perlindungan tenaga kerja akan semakin meningkat

seiring dengan meningkatnya industrialisasi dan teknologi. Kondisi

demikian tentunya menuntut perusahaan agar perlindungan tenaga kerja

dapat semakin mantap ditinjau dari produktifitas, kesehatan kerja dan

keselamatan kerja dalam bekerja yang dapat berpengaruh pada

produktifitas kerja. Untuk mencapai produktifitas yang tinggi tidaklah

mudah karena perusahaan juga menghadapi kendala antara lain

berhubungan dengan sumber daya manusia. Manusia adalah faktor

yang penting dalam proses produksi karena sumber daya manusia

merupakan asset yang penting dalam suatu perusahaan. Suatu proses

produksi yang tidak lancar kerena kecelakaan kerja akan

mengakibatkan berkurangnya efisiensi. Penurunan produktifitas dapat

terjadi karena mesin yang rusak, karyawan yang cidera dan sebagainya.

Produktifitas akan optimal bila tenaga kerja selalu terjamin keselamatan

(17)

4

Kesehatan dan keselamatan termasuk salah satu program

pemeliharaan yang ada di perusahaan. Pelaksanaan program kesehatan dan

keselamatan kerja bagi karyawan sangatlah penting karena bertujuan untuk

menciptakan sistem keselamatan dan kesatuan kerja dengan melibatkan

unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang

terintegrasi dalam rangka mengurangi kecelakaan.

Jika perusahaan dapat menurunkan tingkat dan beratnya

kecelakaan kerja, penyakit dan hal – hal yang berkaitan dengan stress,

serta mampu meningkatkan kualitas kehidupan kerja para pekerjanya,

perusahaan akan semakin efektif. Peningkatan – peningkatan terhadap hal

ini akan menghasilkan meningkatnya produktifitas karena menurunnya

hari kerja yang hilang, meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja

yang lebih berkomitmen, menurunnya biaya – biaya kesehatan dan

asuransi, tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang

lebih rendah karena menurunnya pengajuan klaim, fleksibilitas dan

adaptabilitas yang besar sebagai akibat dari meningkatnya partisipasi

dan rasa kepemilikan dan rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik

karena meningkatnya citra perusahaan (Kusuma, 2009: 8).

Dengan adanya berbagai tuntutan tentang masalah kesehatan

dan keselamatan kerja, maka perusahaan harus dapat memenuhi

tanggung jawabnya dalam memberikan perlindungan padakaryawan

dengan melakukan program-program tentang kesehatan dan

(18)

5

1992, menyatakan bahwa sudah sewajarnya apabila tenaga kerja juga

berperan aktif dan ikut bertanggung jawab atas pelaksanaan program

pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan demi terwujudnya

perlindungan tenaga kerja dan keluarganya dengan baik. Jadi, bukan

hanya perusahaan saja yang bertanggung jawab dalam masalah ini, tetapi

para karyawan juga harus ikut berperan aktif dalam hal ini agar dapat

tercapai kesejahteraan bersama.

Kecelakaan industri secara umum disebabkan oleh 2 hal pokok

yaitu perilaku kerja yang berbahay (unsafe human act) dan kondisi yang

berbahaya (unsafe condistions). Beberapa hasil penelitian

menunjukkkan bahwa faktor manusia memegang pernanan penting

timbulnya kecelakaan kerja. Hasil penelitian menyatakan bahwa 80%-85%

kecelkaan keja disebebkan oleh kelalaian atau kesalahan faktor manusia

Selain itu kompensasi atau balas jasa merupakan salah satu faktor

yang sangat penting baik untuk kepentingan pekerjaan maupun untuk

kepentingan perusahaan atau organisasi. Kompensasi bagi organisasi

perusahaan adalah merupakan unsur pembiayaan, di lain pihak bagi pekerja

kompensasi merupakan sumber penghidupan ekonomi, di samping

kompensasi tersebut juga sekaligus merupakan penentu status sosial dalam

lingkungan masyarakat. Penentuan kompensasi atau balas jasa yang sesuai

hendaknya didasarkan atas hasil usaha perusahaan sebagai prestasi dari para

(19)

6

membayar kompensasi atau balas jasa tersebut kepada pegawai perusahaan,

sehingga tidak mengganggu kelangsungan hidup perusahaan.

Selain kompensasi, motivasi dapat ditempatkan sebagai bagian

yang fundamental dalam manajemen, dalam hal ini motivasi memegang

peranan penting karena segala sesuatunya dapat ditujukan untuk

mempengaruhi potensi dan daya manusia dengan cara menimbulkan,

menghidupkan tingkat keinginan yang tinggi serta meningkatkan antusiasme

kebersamaan di dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya mencapai

tujuan perusahaan. Hal ini didukung dengan teori Keith Davis dalam

Mangkunegara (2009:67) menyatakan kinerja seseorang dipengaruhi oleh

motivasi.

PT . Dumas Tanjung Perak Shipyard dimulai sebagai perusahaan yang

memberikan jasa perbaikan kapal , tetapi sekarang telah menjadi Shipyard

lengkap mampu membangun kapal baru yang memenuhi standar dan peraturan

internasional . Sejak konsepsi , PT . Dumas telah membangun banyak kapal

yang tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar lokal , tetapi juga permintaan

pasar global. Kualitas dan ketepatan waktu pengerjaan kami telah memimpin

PT . Dumas menjadi kerjasama sebagai mitra operasional untuk Damen

Shipyard Gorinchem ( Belanda ) untuk membantu mereka membangun kapal

baru untuk permintaan internasional .

Demikian juga yang terjadi di PT. Dumas Tanjung Perak yang

(20)

7

Tabel 1.1. .Data Kecelakaan Kerja PT. Dumas Tanjung Perak

No Tahun Jumlah Kecelakaan 2,5% prosedur kerja yang tidak jelas

2 2012 31 77% tidak mematuhi aturan kerja

19% peralatan tidak normal 4% prosedur yang tidak jelas

3 2013 40 88% tidak mematuhi aturan kerja

7,6% peralatan tidak normal 4,4% prosedur yang tidak jelas

Sumber PT. Dumas Tanjung Perak

Ketidakhadiran dapat dilihat pada daftar absensi karyawan bagian

produksi. Hal ini diduga disebabkan adanya tekanan kerja yang disebabkan

oleh kurangnya motivasi dari perusahaan. Pihak perusahaan menuntut

karyawan supaya memenuhi produksi yang di tentukan perusahaan, dalam

hal ini seorang manajer perlu mengarahkan motivasi karyawan dengan baik.

Pemberian motivasi harus diarahkan dengan baik menurut prioritas dan

dapat diterima dengan baik oleh karyawan, karena motivasi tidak dapat

diberikan untuk setiap karyawan dengan bentuk yang berbeda-beda untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel . Data Ketidakhadiran Karyawan Tahun 2010-2013

(21)

8

Tingginya data ketidak hadiran karyawan pada PT . Dumas sangat

memepengaruhi kinerja karyawan,yang dapat dilihat pad daftar absensi

karyawan bagian produksi diatas,hal ini diduga disebabkan adanya tekanan

kerja yang disebabkan oleh lingkungan kerja,kepemimpinan yang kurang

memberi motifasi,perusahaan menuntut karyawan supaya memenuhi jumlah

produksi yang di tentukan perusahaan

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul ”Pengaruh Kesehatan, Keselamatan,

Kompensasi dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.

Dumas Tanjung Perak”.

1.2. Perumusan Masalah.

Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah kesehatan berpengaruh terhadap kinerja karyawan ?

2. Apakah keselamatan berpengaruh terhadap kinerja karyawan ?

3. Apakah kompensasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan ?

4. Apakah motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan ?

I.3. Tujuan Penelitian.

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka dapat di

kemukakan tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini yaitu

1. Untuk menganalisis pengaruh kesehatan terhadap kinerja karyawan.

(22)

9

3. Untuk menganalisis pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan.

4. Untuk menganalisis pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan.

I.4. Manfaat Penelitian.

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat ganda,

disamping bermanfaat secara teoritis juga mempunyai manfaat praktis.

Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Bagi perusahaan

Memberikan informasi yang bermanfaat untuk pertimbangan dalam

meningkatkan kinerja perusahaan agar lebih produktif dan efisien.

2. Bagi lembaga

Sebagai bahan pertimbangan untuk menindak lanjuti

penelitian-penelitian serupa sehingga gambaran suatu perusahaan yang ideal dapat

(23)

10

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

1. M. Husni, 2010, Pengaruh Program K3 Dan Kompensasi Terhadap

Kinerja Karyawan Pada PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk Pekanbaru

Tujuan penelitian untuk menentukan Program Keselamatan Kesehatan

Kerja (K3 ) dan efek kompensasi secara simultan terhadap kinerja

karyawan di PT . Wijaya Karya ( Persero ) Tbk Pekanbaru dan

menentukan program Keselamatan Kesehatan Kerja (K3 ) dan

sebagian kompensasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT

. Wijaya Karya ( Persero ) Tbk Pekanbaru .Populasi dalam penelitian

ini adalah karyawan pada konstruksi dan teknik lapangan sebanyak 80

orang , sedangkan 40 % dari sampel yang diambil dari populasi 32

orang . Analisis dari penelitian ini adalah pada penggunaan analisis

deskriptif kuantitatif untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

variabel indenpenden untuk denpenden variabel .

Berdasarkan hasil penelitian secara simultan memiliki hubungan

denganvariabel dependen . Ini berarti bahwa program kompensasi

variabel K3 dan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan

PT . Wijaya Karya Tbk Pekanbaru . Selain itu , variabel kompensasi

(24)

11

Karya Tbk Pekanbaru . Berdasarkan perhitungan dari nilai koefisien

determinasi ( R Square ) diperoleh nilai 0570 . Hal ini menunjukkan

bahwa k3 Program dan kompensasi sebesar 57 % berpengaruh

terhadap kinerja karyawan . Sisanya adalah variabel lain yangtidak

termasuk ke dalam penelitian .

2. Damayanti, 2013, Pengaruh Kompensasi Dan Motivasi Kerja

Terhadap Kinerja Karyawan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Surakarta

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompensasi

dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan PDAM Surakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif kuantitatif. Penelitian

dilakukan di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surakarta

dengan populasi seluruh karyawan yang berjumlah 413 karyawan.

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 41 karyawan diambil dengan

menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesionerdan

dokumentasi. Uji validitas dan reliabilitas data menggunakan formula

korelasi product moment dari pearson dan cronbach’s alpha. Teknik

analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis

bivariat (korelasi product moment pearson dan analisis regresi linier

sederhana) dan analisis multivariat (analisis regresi linier berganda).

(25)

12

pengaruh yang signifikan kompensasi terhadap kinerja karyawan

PDAM Surakarta, (2) ada pengaruh yang signifikan motivasi kerja

terhadap kinerja karyawan PDAM Surakarta, dan (3) ada pengaruh

yang signifikan kompensasi dan motivasi kerja terhadap kinerja

karyawan PDAM Surakarta.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja menunjukkan kondisi yang aman atau

selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian ditempat kerja.

Resiko keselamatan kerja merupakan aspek-aspek dari dari

lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan

aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian

alat tubuh, penglihatan dan pendengaran.

Perlindungan tenaga kerja meliputi beberapa aspek dan salah

satunya yaitu perlindungan keselamatan, perlindungan tersebut

bermaksud agar tenaga kerja secara aman melakukan kerjaannya

sehari-hari untuk meningkatkan produksi dan produktivitas. Tenaga

kerja harus memperoleh perlindungan dari berbagai soal disekitarnya

dan pada dirinya yang dapat menimpa atau mengganggu dirinya

serta pelaksanaan pekerjaannya. Pengertian program keselamatan

(26)

13

“Keselamatan kerja menunjukkan pada kondisi yang aman

atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat

kerja”. (Mangkunegara, 2000:161)

“Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan

mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya,

landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan

pekerjaan”. (Suma’mur, 1993:1) Perusahaan perlu menjaga

keselamatan kerja terhadap karyawannya karena tujuan program

keselamatan kerja (Suma’mur, 1993:1) diantaranya sebagai berikut:

a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam

melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan

meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.

b. Menjamin keselamatan orang yang berada ditempat kerja.

c. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan

efisien.

2.1.1.2. Indikator Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja adalah keadaan karyawan yang bebas dari rasa takut

dan bebas dari segala kemungkinan resiko kerja. Dengan indikator

(Trisyulianti, 2010:74) :

a. Tata ruang kerja

Tata ruang kerja yang baik dan dapat mencegah timbulnya

ganngguan keselamatan kerja. Misalnya meletakkan alat kerja pada

(27)

14

b. Pakaian Kerja

Tersedianya pakaian kerja yang aman dan nyaman. Yaitu karyawan

harus menggunakan pakaian yang pas di badan dan tidak terlalu

longgar agar nyaman saat menyetir . selain itu pada karyawan

bagian mesin lebih baik menggunakan pakaian yang berlengan

pendek daripada yang panjang karena dapat mengurangi kecelakaan

kerja saat mesin berputar .

c. Alat pelindung diri

Tersedianya alat pelindung diri yang memadai. Misalnyamasker,

sepatu , kacamata dan lain – lain .

d. Lingkungan kerja

Keserasian antara lingkungan kerja dengan proses kerjanya.

Misalnya lingkungan kerja yang baik itu diantaranya hendaknya

memiliki udara yang segar dan nyaman , bebas dari suara yang dapat

mengganggu pendengaran , pencahayaannya baik sehingga tidak

menyilaukan mata , serta warna yang sesuai dengan sifat pekerjaan,

karena apabila tidak sesuai hal ini bisa mempengaruhi suasana hati

karyawan saat bekerja .

e. Alat-alat berat

Penggunaan alat-alat berat sesuai dengan prosedur untuk

menghindari resiko kecelakaan. Alat – alat berat ini misalnya mesin

(28)

15

f. Bahan-bahan berbahaya

Terhindarnya dari bahan-bahan yang membahayakan. Bahan –bahan

berbahaya misalnya gas karbit diganti dengan listrik karena gas

mudah meledak

2.2.2. Pengertian Kesehatan Kerja

Sedangkan kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang

bebas dari kondisi yang bebas dari kondisi yang bebas dari fisik,

mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan

kerja.Resiko kesehatan kerja merupakan faktor-faktor dalam

lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang telah

ditentukan, lingkungan kerja dapat menyebabkan atau membuat

stress emosi dan gangguan fisik.”

Menurut Mathis dan Jackson (2001:245) pengertian kesehatan

kerja adalah merupakan kondisi yang merujuk pada kondisi fisik,

mental dan stabilitas emosi secara umum.Individu yang sehat adalah

individu yang bebas dari penyakit, cidera serta masalah mental dan

emosi yang bisa mengganggu aktivitas manusia normal secara

umum.Adapun Keselamatan kerja adalah merujuk pada

perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang.Tujuan program

Keselamatan kerja yang efektif diperusahaan adalah mencegah

(29)

16

2.1.1.3. Indikator Kesehatan Kerja

Dilihat dari sisi kesehatan kerja karyawan.Kesehatan kerja dalam hal ini

merupakan kesehatan karyawan baik jasmani maupun rohani.Dengan

indikator (Trisyulianti, 2010:74):

a. Pendengaran karyawan

Menjaga kesehatan karyawan dari gangguan-gangguan

pendengaran.Misalnya gangguan dari suara – suara bising yang

ditimbulkan di lingkungan kerja.

b. Penglihatan karyawan

Menjaga kesehatan karyawan dari gangguan-gangguan penglihatan.

Misalnya gangguan dari asap udara yang bisa mengganggu

pengelihatan karyawan saat proses kerja berlangsung

c. Suhu udara ruangan

Menjaga kesehatan karyawan dari gangguan-gangguan suhu udara

ruangan. Misalnya polusi udara dapat mengganggu kesehatan

karyawan saat bekerja. Karena udara itu sangat penting maka perlu

diperhatikan d. iantaranya ventilasi udara , mesin pendingin ,

pengaturan jam kerja serta pakaian kerja karyawan

d. Penggunaan warna

Pengaturan penggunaan warna dalam lingkungan kerja atau kondisi

ruangan kerja.misalnya untuk ruangan kerja hendaknya

(30)

17

menimbulkan suasana ruang kerja yang tenang dan nyaman bagi

karyawan .

e. Fasilitas istirahat

Tersedianya tempat untuk karyawan beristirahat . misalnya tempat

duduk yang tersedia di wilayah lingkungan kerja yang dapat

digunakan karyawan untuk beristirahat setelah selesai bekerja .

f. Fasilitas pengobatan

Tersedianya fasilitas dan tempat karyawan untuk berobat. Misalnya

kotak P3K yang bisa digunakan jika sewaktu – waktu terjadi

kecelakaan saat di lingkungan kerja .

2.2.3. Pengertian Kompensasi

Panggabean (2002) menyatakan bahwa: “kompensasi acapkali juga

disebut penghargaan dan dapat didefinisikan sebagai setiap bentuk

penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas

kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi.”

Kompensasi merupakan salah satu strategi manajemen sumber daya

manusia dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang telah

ditetapkan.

Hariandja dan Tua (2002) mengemukakan bahwa pengertian

kompensasi adalah sebagai keseluruhan balas jasa yang diterima oleh

pegawai sebagai akibat dari pelaksanaan pekerjaan di organisasi dalam

(31)

18

insentif dan tunjangan lainnya seperti tunjangan kesehatan, tunjangan hari

raya, uang makan, uang cuti, dan lain-lain. Kompensasi finansial adalah

berbentuk gaji, upah, bonus, insentif, serta tunjangan lainnya seperti

tunjangan kesehatan, tunjangan hari raya, uang makan, uang cuti, dan

lain-lain sedangkan kompensasi non finansial yang berupa adanya peluang,

pengakuan, serta lingkungan kerja.

Merupakan suatu kenyataan bahwa motivasi dasar bagi kebanyakan

orang menjadi pegawai pada suatu organisasi adalah untuk mencari nafkah.

Apabila seseorang telah meyumbang sebagian waktu, tenaga dan

pemikirannya pada suatu organisasi tertentu, di lain pihal ia mengharapkan

menerima imbalan yang sesuai dengan beban kerjanya. Jika kompensasi

yang diberikan sesuai tentunya presitasi kerja yang dicapai juga

memuaskan.

Berangkat dari pemikiran tersebut, dewasa ini masalah kompensasi

di pandang sebagai salah satu tantangan yan harus dihadapi oleh

manajemen suatu organisasi. Hal ini dikarenakan kompensasi tidak lagi di

pandang sebagai pemuas kebutuhan material tetapi sudah dikaitkan dengan

harkat dan martabat manusia.

Kompensasi sendiri diartikan sebagai semua pendapatan yang

berbentuk uang baik langsung maupun tidak langsung yang diterima

pegawai sebagai imbalan atau jasa yang diberikan pada organisasi

(32)

19

Sedangkan Siswanto Sastrohadiwiryo berpendapat bahwa

kompensasi ialah imbalan jasa atau balas jasa yang diberikan oleh

organisasi kepada para tenaga kerja karena mereka telah memberikan

sumbangan tenaga dan pikiran demi kamjuan organisasi guna mencapai

tujuan yang telah ditetapkan (2002 : 181).

Dan menurut Handoko, yang dimaksud dengan kompensasi adalah

segala sesuatu yang diterima para pegawai sebagai balas jasa untuk kerja

mereka (1992 : 155).

Dari berbagai difinisi tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa

kompensasi memiliki pengertian sebagai suatu bentuk balas jasa yang

diterima pegawai baik secara langsung atau tidak langsung dari organisasi

dimana mereka bekerja.

2.2.3.1 Indikator Kompensasi

Kompensasi adalah penghargaan yang diberikan dalam bentuk

financial kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka

berikan kepada organisasi. Menurut Atmajayati (2007 : 21) indikator

kompensasi terdiri atas:

a) Gaji adalah yang merupakan imbal balik perusahaan terhadap

karyawan atas kerja mereka.

b) Insentif adalah kompensasi diluar gaji dan upah yang diberikan

organisasi atas prestasi kerja mereka yang memenuhi target

c) Tunjangan adalah kebijakan perusahaan terhadap karyawan dasar

(33)

20

2.2.4. Motivasi Kerja

Motivasi merupakan salah satu hal yang penting dalam kerangka

pengembangan sumber daya manusia karena hal ini berkaitan erat dengan

pemimpin dan yang dipimpin. Prestasi kerja sebagai hasil dari interaksi

antar pemimpin dengan yang dipimpin. Suatu organisasi atau perusahaan

didirikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Tujuan tersebut berupa tujuan jangka panjang, menengah dan tujuan

jangka pendek. Di sini akan terjadi korelasi positif antara motivasi dengan

tujuan (Siagian,1995:30).

Untuk mempermudah pemahaman motivasi kerja, dibawah ini

dikemukakan pengertian motif, motivasi dan motivasi kerja. Abraham

Sperling (dalam Mangkunegara, 2000:93) mengemukakan bahwa motif di

definisikan sebagai suatu kecenderungan untuk beraktivitas, dimulai dari

dorongan dalam diri dan diakhiri dengan penyesuaian diri- Penyesuaian

diri dikatakan untuk memuaskan motif. Stanton (dalam Mangkunegara,

2002:93) mendefinisikan bahwa motif adalah kebutuhan yang di stimulasi

yang berorientasi kepada tujuan individudalam mencapai rasa puas.

Motivasi didefinisikan oleh Fillmore H. Stanford (dalam

Mangkunegara, 2000:93) bahwa motivasi sebagai suatu kondisi yang

menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan tertentu.

Menurut Robbins (2003:208) motivasi adalah kesediaan untuk

(34)

21

dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi kebutuhan

individual.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

motif merupakan suatu dorongan kebuluhan dalam diri karyawan yang

perlu dipenuhi agar karyawan tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap

lingkungannya, sedangkan motivasi adalah suatu proses yang

menghasilkan suatu intensitas arah (tujuan) dan ketekunan individual

dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan.

2.2.4.1. Indikator Motivasi Kerja

Motivasi merupakan kesediaan dari seorang karyawan dalam

usahanya untuk melakukan kegiatan dengan baik dengan maksud agar

tujuan perusahaan dapat tercapai.

a) Keamanan kerja

b) Hubungan sesama pekerja

c) Pengawasan (supervisor)

d) Pujian

2.2.5. Kinerja Karyawan

Kinerja merupakan perwujudan kerja yang dilakukan oleh karyawan

atau organisasi.Kinerja yang baik merupakan langkah untuk tercapainya

(35)

22

kinerja.Tetapi hal ini tidak mudah dilakukan sebab banyak faktor yang

mempengaruhi tingkat tinggi rendahnya kinerja seseorang.

Mangkunegara (2000:67) mengatakan pengertian kinerja adalah:

“Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya”. Kualitas yang dimaksud disini adalah kehalusan,

kebersihan dan ketelitian dari segi hasil pekerjaan sedangkan kuantitas

diukur dari jumlah pekerjaan yang diselesaikan karyawan.Selain itu kinerja

juga dapat diartikan sebagai suatu hasil dari usaha seseorang yang dicapai

dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu.Sehingga

kinerja tersebut merupakan hasil keterkaitan antara usaha, kemampuan dan

deskripsi pekerjaan..

Dari kedua pendapat di atas, dapat diambil suatu pengertian bahwa

kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan

tugas yang diberikan kepadanya sesuai dengan kriteria yang

ditetapkan.Kinerja dapat digunakan sebagai ukuran hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang telah dicapai oleh seorang karyawan atau

karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

yang telah dibebankan kepadanya.

2.2.5.1. Indikator Kinerja Karyawan

Kinerja dalam penelitian ini berpedoman kepada jumlah yang

(36)

23

a. Kualitas kerja

Menghasilkan kualitas kerja yang diharapkan.yaitu karyawan dapat

menyelesaikan pekerjuaannya dan kualitas kerjanya itu sesuai dengan

yang diharapkan perusahaan.

b. Kuantitas kerja

Menghasilkan kuantitas kerja yang diharapkan, yaitu karyawan dapat

menyelesaikan jumlah pekerjaan yang dibebankan padanya dengan baik

dan pendapatan perusahaan bisa terus meningkat

c. Ketepatan waktu

Menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditetapkan.

2.2.6. Pengaruh Keselamatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan

Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang benar-benar menjaga

keselamatan karyawannya dengan membuat aturan tentang keselamatan dan

kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh seluruh karyawan dan pimpinan

perusahaan. Perlindungan tenaga kerja dari bahaya dan penyakit akibat kerja

atau akibat dari lingkungan kerja sangat dibutuhkan oleh karyawan agar

karyawan merasa aman dan nyaman dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Tenaga kerja yang sehat akan bekerja produktif, sehingga diharapkan

kinerja karyawan meningkat yang dapat mendukung keberhasilan bisnis

perusahaan dalam membesarkan usahanya. (Trisyulianti, 2010:1)

Jadi dapat disimpulkan bahwa Keselamatan Kerja berpengaruh positif

(37)

24

Keselamatan Kerja yang diberikan oleh perusahaan maka diharapkan

kinerja dari karyawan dapat berjalan sesuai yang diinginkan perusahaan.

2.2.7. Pengaruh Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan

Kesehatan Kerja adalah merupakan kondisi yang merujuk pada

kondisi fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.Individu yang sehat

adalah individu yang bebas dari penyakit, cidera serta masalah mental dan

emosi yang bisa mengganggu aktivitas manusia normal secara umum dan

perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang. Tujuan Kesehatan

Kerja yang efektif diperusahaan adalah mencegah kecelakaan atau cidera

yang terkait dengan pekerjaan.

Menurut Mangkunegara (2000:162), selain bertujuan untuk

menghindari kecelakaan dalam proses produksi perusahaan, Keselamatan

dan Kesehatan Kerja juga bertujuan untuk meningkatkan kegairahan,

keserasian kerja dan partisipasi kerja karyawan.

Kesehatan Kerja karyawan merupakan tanggung jawab perusahaan,

dimana hal tersebut dapat membawa dampak atau pengaruh secara langsung

kepada para karyawan dalam bekerja. Pemberian fasilitas-fasilitas

pendukung dan peraturan-peraturan sangat diperlukan dalam mewujudkan

usaha-usaha meningkatkan Kesehatan Kerja.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Kesehatan Kerja berpengaruh positif

(38)

25

kerja karyawan maka dapat dipastikan kinerja dari karyawan akan

meningkat.

2.2.8. Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan

Dalam kompensasi langsung dibedakan pula antara gaji, upah dan

insentif. Gaji adalah adalah balas jasa yang dibayarkan secara periodik

kepada pegawai tetap serta mempunyai jaminan yang pasti, sedangkan

upahadalah balas jasa yang dibayarkan kapada pekerjaharian dengan

berpedoman atas perjanjian yang disepakati membayarnya, dan insentif

adalah tambahan balas jasa yang diberikan kepada pegawai tertentu yang

prestasinya di atas prestasi rata-rata. Selanjutnya, pengertian kompensasi

pegawai bahwa semua bentuk penggajian atau ganjaran yang mengalir

kepada pegawai dan timbul dari kepegawaian mereka. Di samping itu,

kompensasi menurut Nitisemito (2000: 14) adalah merupakan balas jasa

yang diberikan oleh perusahaan atau organisasi kepada para pegawai yang

dapat dinilai secara tetap. Lebih lanjut dikemukakan bahwa kompensasi

selain dari upah, dapat juga berupa tunjangan innature, fasilitas perumahan,

fasilitas kendaraan, fasilitas kesehatan, asuransi dan masih banyak yang lain

juga dapat dinilai dengan uang serta cenderung diterimakan secara tetap.

Menurut Handoko (2000: 45) proses kompensasi adalah suatu jaringan

berbagai sub-proses yang kompleks dengan maksud untuk memberikan

balas jasa kepada pegawai bagi pelaksanaan pekerjaan dan juga untuk

(39)

26

2.2.9. Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Karyawan

Teori motivasi merupakan suatu pandangan yang dapat digunakan

sebagai acuan untuk memberikan motivasi kepada orang-orang atau

kelompok tertentu dalam suatu unit bisnis. Motivasi dapat menyebabkan

seseorang untuk berperilaku baik, oleh karena itu motivasi karyawan yang

tinggi berbanding lurus dengan kinerja perusahaan.

Seorang karyawan yang termotivasi akan berisifat energik dan

bersemangat dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.

Sebaliknya para karyawan yang memiliki motivasi yang rendah akan sering

menampilkan rasa tidak nyaman dan tidak senang terhadap pekerjaannya.

Akibatnya kinerja mereka menjadi buruk dan tujuan perusahaan tidak akan

tercapai. Marjani (2005) mengemukakan bahwa ada hubungan positif antara

motivasi dengan kinerja pegawai. Dalam penelitian tersebut ditemukan hasil

bahwa tingginya kondisi motivasi kerja pegawai berhubungan dengan

kecenderungan pencapaian tingkat kinerja pegawai yang cukup tinggi.

Pegawai yang memiliki motivasi yang tinggi, mereka akan berupaya untuk

melakukan semaksimal mungkin tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan

(40)

27

2.3. Kerangka Konseptual

2.3. Hipotesis

Berdasarkan pokok permasalahan dan tujuan penelitian , maka hipotesis

yang diajukan adalah sebagai berikut :

1. Keselamatan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan

2. Kesehatan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan

3. Kompensasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan

4. Motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan Keselamatan

Kerja (X1)

rja (X )

Kompensasi (X3)

Kinerja

Karyawan Kesehatan

Kerja (X2)

(41)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1. Definisi Operasional

Agar suatu variabel yang akan digunakan dapat diukur serta

menghilangkan dan menghindari adanya kesalahan dalam penaksiran

makna, perlu adanya definisi sebagai berikut :

1) Keselamatan Kerja (X1)

Keselamatan kerja adalah keadaan karyawan yang bebas dari

rasa takut dan bebas dari segala kemungkinan resiko kerja.

Dengan indikator (Trisyulianti, 2010:74) :

a. Alat pelindung diri

Tersedianya alat pelindung diri yang memadai.

Misalnyamasker, sepatu , kacamata dan lain – lain .

b. Alat-alat berat

Penggunaan alat-alat berat sesuai dengan prosedur untuk

menghindari resiko kecelakaan. Alat – alat berat ini

misalnya mesin derek

c. Bahan-bahan berbahaya

Terhindarnya dari bahan-bahan yang membahayakan.

Bahan –bahan berbahaya misalnya gas karbit diganti

(42)

29

2) Kesehatan Kerja (X2)

Dilihat dari sisi kesehatan kerja karyawan.Kesehatan kerja

dalam hal ini merupakan kesehatan karyawan baik jasmani

maupun rohani.Dengan indikator (Trisyulianti, 2010:74):

i. Pendengaran karyawan

Menjaga kesehatan karyawan dari gangguan-gangguan

pendengaran.Misalnya gangguan dari suara – suara bising

yang ditimbulkan di lingkungan kerja.

ii. Penglihatan karyawan

Menjaga kesehatan karyawan dari gangguan-gangguan

penglihatan. Misalnya gangguan dari perbaikan las karbit

yang merusakan penglihatan

iii. Fasilitas pengobatan

Tersedianya fasilitas dan tempat karyawan untuk berobat.

Misalnya kotak P3K yang bisa digunakan jika sewaktu –

waktu terjadi kecelakaan saat di lingkungan kerja .

3) Kompensasi (X3)

Kompensasi adalah penghargaan yang diberikan dalam bentuk

financial kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi

yang mereka berikan kepada organisasi. Menurut Atmajayati

(43)

30

a) Gaji adalah yang merupakan imbal balik perusahaan

terhadap karyawan atas kerja mereka.

b) Insentif adalah kompensasi diluar gaji dan upah yang

diberikan organisasi atas prestasi kerja mereka yang

memenuhi target

c) Tunjangan adalah kebijakan perusahaan terhadap

karyawan dasar loyalitas karyawan dalam meningkatkan

kesejahteraan karyawan.

4) Motivasi (X4)

Motivasi merupakan kesediaan dari seorang karyawan dalam

usahanya untuk melakukan kegiatan dengan baik dengan

maksud agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

a) Hubungan sesama pekerja

b) Pengawasan (supervisor)

c) Pujian

3.1.2. Variabel terikat yaitu Kinerja Karyawan (Y)

Kinerja dalam penelitian ini berpedoman kepada jumlah yang

dihasilkan atauupaya untuk menghasilkan keluaran berdasarkan standar

yang ditetapkan. Dengan indikator (Trisyulianti, 2010:74):

a. Kualitas kerja

Menghasilkan kualitas kerja yang diharapkan.yaitu karyawan dapat

menyelesaikan pekerjuaannya dan kualitas kerjanya itu sesuai dengan

(44)

31

b. Kuantitas kerja

Menghasilkan kuantitas kerja yang diharapkan, yaitu karyawan dapat

menyelesaikan jumlah pekerjaan yang dibebankan padanya dengan baik

dan pendapatan perusahaan bisa terus meningkat

c. Ketepatan waktu

Menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditetapkan.

3.1.2. Pengukuran Variabel

Tipe skala yang digunakan dalam mengukur variabel tersebut, baik itu

variabel bebas maupun variabel terkait adalah menggunakan skala likert.

Sedangkan pengukuran data menggunakan skala ordinal, dengan pola pertanyaan

sebagai berikut :

1 5

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

3.2. Teknik Penentuan Sampling

a. Populasi

Merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek /

subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan, menurut (Sugiyono 2004: 57). Populasi yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah karyawan produksi

(45)

32

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai

ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu

sebuah sampel harus merupakan representatif dari sebuah populasi,

(Sumarsono, 2002 : 44). Metode pengambilan sampel yang

dilakukan adalah probability sampling dengan teknik “Simple Random

Sampling” yaitu teknik penarikan sampel dimana setiap anggota

populasi mempunyai peluang yang sama untuk ditarik sebagai sampel,

dan setiap anggota diberikan nomor, selanjutnya sampel ditarik secara

random dengan mempergunakan undian atau tabel bilangan random.

Agar jumlah sampel bisa mewakili jumlah populasi yang ada, maka

dapat ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin dalam Umar

(1997:94) yaitu sebagai berikut :

n = 2

e = persen kelonggaran tingkat kesalahan 5%

Maka pengambilan sampelnya adalah sebagai berikut :

(46)

33

100 karyawan pada PT. Dumas Tanjung Perak.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Jenis Data

a. Data Primer

Data ini diperoleh dari jawaban responden terhadap kuisioner yang

telah disebarkan pada lokasi penelitian.

b. Data Sekunder

Data yang diambil dari bagian personalia PT. Dumas Tanjung Perak.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data dari penelitian ini diperoleh dari :

a. Data primer diperoleh dari :

Jawaban responden melalui kuisioner yang merupakan jawaban atas

permasalahan yang diteliti.

b. Data sekunder diperoleh dari :

(47)

34

3.3.3. Metode Pngumpulan Data

1. Interview

Yaitu teknik pegumpulan data dalam metode survei yang menggunakan

pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian guna melengkapi data

dalam penelitian ini (Indriantoro dan Supomo 1999:152).

2. Kuisioner.

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pembagian lembar

pertanyaan yang harus diisi oleh responden guna melengkapi data

dalam penelitian. (Indriantoro dan Supomo 1999:154).

3. Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data dengan jalan mengutip dokumen perusahaan

dengan masalah yang dibahas.

3.4.Pengujian Validitas dan Reabilitas

1. Validitas

Pengujian ini dilakukan untuk menunjukkan seberapa nyata suatu

pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur (Cooper dan Schindler,

2006). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Validitas konvergen

Validitas konvergen mengindikasikan tingkat konstruk-konstruk

serupa secara teori berkorelasi secara kuat dengan konstruk-konstruk

lainnya. Validitas konvergen dapat dinilai menggunakan 2 (dua)

(48)

35

kehandalan composite. Untuk mengukur validitas ini digunakan

software PLS Graph versi 1.00.

b. Validitas Diskriminan

Validitas diskriminan mengindikasikan suatu tingkatan apakah satu

konstruk berbeda dari semua konstruk yang lain dalam model

penelitian. Ada dua prosedur yang digunakan untuk menilai validitas

diskriminan (Chin, 1998 dan Straub, 2005).

1. Membandingkan korelasi indikator suatu konstruk dengan

korelasi indikator tersebut dengan konstruk lainnya (Ghozali,

2006). Jika korelasi indikator konstruk memiliki nilai lebih tinggi

dibandingkan dengan korelasi indikator tersebut terhadap

konstruk lain, maka dikatakan konstruk memiliki validitas

diskriminan yang tinggi.

2. Menguji average variance extracted (AVE) untuk memastikan

bahwa setiap konstruk memberikan variance yang lebih besar

dengan ukurannya dari pada dengan konstruk laten lainnya dalam

model penelitian. Validitas dikatakan memiliki nilai yang baik

berdasarkan rule of thumb jika nilai akar dari AVE untuk

konstruk individual lebih besar daripada nilai korelasi antar

konstruk dengan konstruk lain dalam model (Chin, 1998) dan

harus lebih besar daripada nilai yang direkomendasikan yaitu 0,5

(Fornell dan Larcker, 1981). AVE loading lebih besar dari 0,5

(49)

36

ukuran variance. Untuk mengevaluasi validitas diskriminan

digunakan software PLS Graph versi 1.0.

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas (reliability) adalah suatu alat pengukur yang

menunjukkan akurasi, konsistensi dan ketepatan dari pengukurnya

(Jogiyanto, 2004). Konsistensi menunjukkan seberapa baik item–item

pernyataan yang mengukur sebuah konsep bersatu menjadi sebuah

kumpulan (Sekaran, 2003). Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau

handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten

dari waktu ke waktu (Cooper dan Schindler, 2006). Reliabilitas

konstruk dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan

composite reliability. Suatu konstruk dikatakan reliabel jika nilai

composite relability di atas 0,60 (Nunnaly, 1996).

3.5. Metode Analisis Data

1. Pengujian Dengan Metode PLS

Untuk menjawab hipotesis yang diajukan diuji dengan

menggunakan partial least-square (PLS). Penggunaan PLS cocok untuk

prediksi dan membangun teori dan sampel yang dibutuhkan relatif kecil,

minimal 10 kali item konstruk yang paling kompleks (Ghozali, 2006).

Keuntungan lain menggunakan PLS adalah PLS dapat mengestimasi

(50)

37

indikator konstruk laten. PLS, menghasilkan parameter dari model

strukturtural yang menguji kekuatan dari hubungan yang dihipotesisikan.

Pengujian dengan menggunakan metode PLS pada dasarnya

terdiri atas 2 macam pengujian, yaitu model pengukuran (outer model)

dan struktural model (inner model)

1. Model Pengukuran (Outer model)

Convergent validity dari model pengukuran dengan refleksif

indikator yang dinilai berdasarkan korelasi antar item score dengan

konstruk skor yang dihitung dengan menggunakan PLS. Ukuran

refleksi individual dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0, 70

dengan konstruk yang ingin diukur. Akan tetapi untuk penelitian

tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0, 50

sampai 0, 60 dianggap cukup (Chin, 1998 dalam Ghozali 2006).

Discriminant Validity dari model pengukuran dengan reflkesi

indikator dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan

konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar

daripada ukuran konstruk lainnya, maka menunjukan bahwa

konstruk laten memprediksi dengan membandingkan nilai square

root of average variance extracted (AVE) setiap konstruk dengan

korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Jika

nilai akar AVE setiap konstruk lebih besar dari pada nilai korelasi

(51)

38

dikatakan memiliki nilai discriminant validity baik (Fornell dan

Lacker, 1981 dalam Ghozali 2006)

2. Model Strukturan (Inner Model)

Model struktural dievaluasi dengan menggunakan R-square

untuk konstruk dependen, dan uji t serta signifikansi dari koefesien

parameter jalur struktural. Dalam menilai model dengan PLS,

dimulai dengan melihat R-square untuk setiap variabel dependent

interprstasinya sama dengan interprestasi pada regresi. Perubahan

nilai R-square dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel

independent tertentu terhadap variabel dependen. Uji t dengan

tingkat signifikan pada 0, 5 (t Hitung > t table) dari parameter jalur

struktural.

2. Evaluasi Model

PLS tidak mengasumsikan adanya distribusi tertentu untuk

estimasi parameter, maka cara parametrik untuk menguji signifikansi

parameter tidak diperlukan (Chin, 1998) yang dikutif (Ghozali, 2006).

Model evaluasi PLS berdasarkan pada pengukuran prediksi yang

mempunyai sifat non parametrik outer model (measurment model)

dengan indikator refleksi dievaluasi dengan convergent validity dan

discriminant validity dari indikatornya dan composite reability untuk

(52)

39

hail estimasi koefesien parameter jalur dan tingkat signifikannya.

Stabilitas dari estimasi ini dievaluasi dengan menggunakan uji statistik

(53)

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

PT DUMAS TANJUNG PERAK SHIPYARD didirikan pada

tahun 1973, dengan bisnis utama menyediakan layanan perbaikan untuk

berbagai jenis kapal - seperti general cargo, tongkang, roro, feri, LCT, kapal

ikan, tug boat-, pilot boat, kapal patroli dan kapal keruk. Untuk memenuhi

permintaan untuk kebutuhan lokal untuk transportasi laut, PT Dumas telah

memperluas kegiatan utama dan fasilitas.

Pada tahun 1989 perusahaan membangun fasilitas Graving Dock

dengan kapasitas 8000 DWT, 150 m dermaga, dan mendapatkan lebih

banyak mesin dan peralatan untuk mempercepat dan meningkatkan

produksi. Sejak tahun 2002, PT Dumas Tanjung Perak Shipyard telah

memperluas pasar internasional dengan menandatangani kontrak dengan

DAMEN Shipyard, Gorinchem Belanda untuk membangun Pencegahan

Bencana Kelautan Kapal untuk Departemen Coast Guard, Direktorat

Perhubungan Laut.

Saat ini PT. Dumas memiliki total 27,600 meter persegi wilayah

produksi, tersebar di dua lokasi. Salah satu lokasi di Jl. Nilam Barat 12

(9.950 meter persegi) dan Jl. Nilam Barat 24-26 (17,650 meter persegi). PT.

(54)

41

baru di Sampang, Madura dengan luas total 25 hektar. Tahap pertama akan

mencakup area seluas 12 hektar yang akan beroperasi pada tahun 2011.

PT. Dumas membangun kapal untuk internasional serta klien

domestik. PT. Dumas telah bekerja dan terus menyediakan jasa perbaikan

untuk pemerintah, untuk beberapa nama TNI-AL, PT. Pertamina, PT.

Pelabuhan Indonesia, PT. ASDP, serta perusahaan-perusahaan swasta lokal.

PT. Dumas telah membangun banyak kapal yang tidak hanya

memenuhi kebutuhan pasar lokal, tetapi juga permintaan pasar global.

Kualitas dan ketepatan waktu pengerjaan kami telah memimpin PT. Dumas

menjadi kerjasama sebagai mitra operasional untuk Damen Shipyard

Gorinchem (Belanda) untuk membantu mereka membangun kapal baru

untuk permintaan internasional.

Pengalaman dalam membuat berbagai jenis kapal telah

meningkatkan iman kita dalam menghadapi era globalisasi di industri

galangan kapal dan membuat kita selangkah lebih maju dari kompetisi.

Kesiapan untuk menghadapi persaingan menantang dengan galangan kapal

baik lokal maupun asing yang dikembangkan di seluruh pendirian kami dan

diperkuat dengan percaya bahwa produk kami dapat membantu mendukung

industri maritim setempat.

Untuk menghadapi meningkatnya kebutuhan industri, PT. Dumas

telah berhasil menerapkan prosedur Quality Assurance sesuai dengan

standar ISO 9001:2008, disertifikasi oleh Lloyd Register. Perbaikan lebih

(55)

42

Kinerja Kualifikasi (WPQ) pemeriksaan, dikonfirmasi oleh Klasifikasi

Society.

Visi PT. Dumas adalah untuk tetap berkomitmen dalam

menciptakan sebuah galangan kapal yang mematuhi standar kualitas

internasional. Pernyataan Kualitas kami adalah untuk terus meningkatkan

kualitas, untuk menjamin kepuasan pelanggan dengan menjamin kualitas

produk kami dan ketepatan waktu dalam pengiriman, meningkatkan kualitas

karyawan kami pengerjaan dan kesejahteraan, dan menjadi bagian

pendukung dari industri maritim nasional.

PT. Dumas telah aktif memberikan jasa sebagai pembangun kapal.

Sejak berdirinya, PT. Dumas telah berhasil membangun lebih dari 100 unit

kapal baru mulai dari kapal tunda ke kapal tanker. Selain perbaikan kapal

dan reparasi, pengalaman kami dalam membangun kapal baru telah

membuat PT. Dumas kompetitif dalam memproduksi produk-produk yang

diakui secara global.

Kerjasama kami dengan Damen Shipyard Gorinchem Belanda

dalam konstruksi kapal baru telah menempatkan PT. Dumas di pasar

internasional. Dalam rangka untuk tetap kompetitif PT. Dumas juga

didukung oleh faktor-faktor:

• Komitmen manajemen untuk mengajukan sebuah Sistem Manajemen

Mutu

• Penyediaan fasilitas yang baik untuk konstruksi kapal baru

(56)

43

• Lebih dari 40 tahun pengalaman gabungan galangan kapal

• PT. Dumas berkomitmen untuk menerapkan sistem konstruksi kapal

modern yang diperlukan oleh standar pasar internasional.

Saat ini PT. Dumas Tanjung Perak Shipyard memiliki 2 daerah

untuk pembangunan kapal dan jasa perbaikan / reparasi. Halaman utama

kami adalah di Jl. Nilam Barat 12 Surabaya yang meliputi lahan luas 9950

meter persegi. Halaman rumah ini Kantor Pusat, terbongkar wilayah kerja

beraspal, toko pipa Covered, Covered plat toko, Terbuka dan area

penyimpanan tertutup. Halaman ini juga dilengkapi dengan cara Launching

dan quay Outfitting.

Halaman sekunder terletak di Jl. Nilam Barat 24-26 dan meliputi

daerah seluas 17,650 meter persegi. Wilayah kerja adalah sekitar 9800 meter

persegi trotoar lengkap dengan 125x20x6m Graving Dock. Facitilies kami

dapat meng-host kapasitas hingga 8000 DWT. Offsite ini juga dilengkapi

dengan Derek Travelling Gantry mampu mengangkat hingga 30 ton

peralatan.

Fasilitas lain di daerah ini adalah gedung perkantoran, Covered

Toko Pipa dan Outfitting, Covered Mesin shop, Covered Kayu dan

Woodworking toko, Covered toko dan daerah terbuka penyimpanan, dengan

(57)

44

4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif

Gambaran statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran

jawaban responden berdasarkan hasil penyebaran kuesioner terhadap

unsur-unsur yang ada pada setiap variabel.

a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin

Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Dalam Tabel 4.1 terlihat bahwa dari 100 responden 80 responden (80%)

adalah laki-laki, 20 responden (20%) perempuan.

Tabel 4.1

Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-Laki 80 80

Perempuan 20 20

Total 100 100

Sumber : Lampiran.

b. Deskripsi responden berdasarkan kelompok pendidikan

Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden terbesar adalah berpendidikan

D3 sebanyak 50 orang (50%), selanjutnya responden yang berpendidikan S1

sebanyak sejumlah 20 orang (20%), D1 sebanyak sejumlah 20 orang (20%)

(58)

45

Tabel 4.2

Identitas Responden Menurut Pendidikan

No Jabatan Jumlah (orang) Persentase (%)

1. SMK 10 10

2. D1 20 20

3. D3 50 50

4. S1 20 20

Total 100 100

Sumber : data diolah

c. Deskripsi responden berdasarkan kelompok umur

Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden yang berusia 36–45 tahun

sejumlah 40 orang (40%) selanjutnya, yang berumur sekitar 25–35 tahun

sejumlah 45 orang (45%), selanjutnya responden yang berusia lebih dari

46-55 tahun sejumlah 20 orang (20%) dan yang terakhir adalah responden yang

berusia 55 tahun sebanyak 5 orang (5%).

Tabel 4.3

Identitas Responden Menurut Umur

No Umur Jumlah (orang) Persentase (%)

1. 25 – 35 tahun 35 35

2. 36 – 45 tahun 40 40

3. 46 – 55 tahun 20 20

4. > 55 tahun 5 5

(59)

46

4.2.2. Deskripsi Hasil Penelitian

Deskriptif hasil penelitian digunakan untuk mengetahui gambaran jawaban

responden berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang di lakukan pada tanggal 4

juli 2014. Dari sejumlah 120 kuisioner yang disebarkan ke responden,sebanyak

105 yang kembali sedangkan sisanya 15 kuisioner jawaban tidak terisi

lengkap,dari jumlah 105 kuisioner yang memenuhi syarat hanya sebanyak 100

responden yang di ambil sebagai sampel

1. Keselamatan Kerja

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada

para responden diperoleh jawaban sebagai berikut :

Tabel 4.4. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel

Keselamatan Kerja

No Pertanyaan Skor Jawaban

1 2 3 4 5 Total

1 Bapak / Ibu dalam bekerja selalu

memakai alat pelindung diri - 5 44 41 10 100

2 Penggunaan alat-alat berat sesuai

dengan prosedur untuk menghindari

resiko kecelakaan 1 18 44 32 5 100

3 Bapak / Ibu dalam bekerja selalu

berhati-hati dari terhindarnya

bahan-bahan yang membahayakan - 1 17 50 32 100

Jumlah 1 24 105 123 47

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (diolah peneliti)

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diketahui bahwa jawaban

yang diberikan reseponden cukup bervariatif. Hal tersebut ditunjukkan

Gambar

Tabel 1.1. .Data Kecelakaan Kerja PT. Dumas Tanjung Perak
Tabel  4.1 Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin
Tabel  4.2 Identitas Responden Menurut Pendidikan
Tabel 4.4. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menilai hasil penelitian atau hasil pemikiran dosen yang diterbitkan pada Majalah llmiah.. Nasional dan

The conclusion from this research is that the internet utilization has successfully improved the sector of entrepreneurship in Indonesia, using the case of Kampung

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara hardiness dengan kualitas pelayanan pada Perawat Instalasi Rawat Inap Ruang Kelas III Tipe C di RSUD

Melalui penelitian ini, peneliti ingin mengetahui sejauh mana Iklan Layanan Masyarakat “ TIPS MELAWAN BERITA HOAX ” dapat memberikan informasi, sehingga masyarakat surabaya

“Setelah saya mewawancarai beb erapa subjek yang saya jumpai, mereka mengatakan bahwa mereka ikut kegiatan Rekat (Remaja Katolik) kalau ada yang ngajak saja dari teman

perkembangan yaitu tentang tentang bagaimana tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki seorang remaja perempuan akan kesehatan reproduksi memiliki keterkaitan dengan

Konsumsi oksigen sebesar 0.5 liter/menit untuk melakukan aktivitas pada saat menggunakan tangga jembatan penyeberangan di Jalan Stasiun Timur Bandung dengan

Wazir merupakan pembantu kepala negara (raja atau khalifah) dalam menjalankan tugas-tugasnya. Sebab pada dasarnya kepala negara tidak mampu menangani seluruh