TUGAS AKHIR
“
PERANCANGAN BRAND IDENTITY KAMPUNG BATIK
TUBAN”
Oleh :
BERLIAN YULIANA
1054010041
PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
PERANCANGAN BRAND IDENTITY KAMPUNG BATIK
TUBAN
Untuk memenuhi sebagaian persyaratan dalam memperolehGelar Sarjana Teknik
( S-1 )
Jurusan Desain Komunikasi Visual
Diajukan oleh :
BERLIAN YULIANA
1054010041
PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
PERANCANGAN BRAND IDENTITY KAMPUNG BATIK
TUBAN
Dipersiapkan dan disusun oleh
BERLIAN YULIANA
1054010041
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Pada Tanggal : 11 Desember 2014 Pembimbing I Penguji I
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Sarjana (S-1)
Tanggal : ………
Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
ABSTRAK
Brand identity adalah proses membuat sebuah identitas atau merek yang dapat di kenal oleh semua orang. Brand Identity dapat di arti luaskan sebagai identitas merek yang memiliki daya tarik tersendiri untuk dapat menarik perhatian semua orang. Namun identitas merek tersebut tidak hanya bisa dilihat, melainkan dapat diingat, dipegang, dirasakan dan itu nyata. Merek tersebut juga dapat ditemui dimana saja. Salah satunya seperti maskot, baliho, signage dan lain-lain.Pada pembuatan sebuah identitas merek ini, dibutuhkan beberapa elemen yang sangat penting, yang dapat mendukung dalam sebuah pembuatan identitas, yaitu warna, contoh logo, tipografi dan layout.Brand identity sangat berpengaruh penting dalam dunia desain, apalagi untuk perusahaan yang baru berdiri. Pada perusahaan tersebut pastinya sangat dibutuhkan sebuah identitas atau merek, agar perusahaan tersebut dapat dikenal oleh semua orang.
Seperti halnya salah satu kampung di kota Tuban yang juga memerlukan Brand Identitiy ini. Di Kota Tuban ini juga terdapat kerajinan yang sudah turun temurun di wariskan oleh nenek moyang mereka untuk para generasi penerus, agar kerajinan yang sudah lama di lakukan tersebut tidak punah. Dahulu batik di buat dengan cara di tenun, tapi pada jaman yang semakin maju seperti sekarang ini, alat tenun yang di pakai untuk membatik sudah berganti dengan alat chanting. Kebanyakan pembatik tersebut dari kalangan muda sampai yang tua masih aktif membatik. Kampung batik Tuban ini juga membutuhkan sebuah identitas untuk mengenalkan ke masyarakat, agar masyarakat tahu tentang adanya kampung batik yang ada di belakang bukit dan dapat menjadi tempat wisata batik.Media utama yang digunakan untuk memperkenalkan kampung batik Tuban kepada masyarakat luas adalah buku GSM.
Metode yang dilakukan penulis untuk merancang desain adalah mulai dari wawancara dengan nara sumber yaitu dari dinas kota Tuban sebagai stake holder dan kepala desa dari kampung Batik tersebut, dan menyebar 100 kuisioner . Hasil dari metode yang dilakukan adalah bahwa banyak orang yang tidak mengetahui tentang adanya kampung batik Tuban yang ada didesa Margorejo. Maka membuat Brand Identity untuk Kampung Batik Tuban ini adalah implementasi desain paling tepat sebagai solusi mengenalkan dan mempromosikan tempat ini ke dunia luar.
ABSTRACT
Brand Identity is a process to make an identity or brand that can be known of everyone. Brand Identity can be fully mean as a brand that has their view point of identity to attract attention of people. But that Brand Identity is not only can be seen, but also can be remembered, touched, felt and it is real. The brand also can be found everywhere. They are such mascots, billboards, signage, and others. In the making of this brand, needed some very important elements, that support in processing the identity, they are colors, example of logos, typography, and layout. Brand Identity is so influential in design world, moreover for the new built firms. For that firms certainly need an identity or brand, so that they can be known of people.
Just like one of village in Tuban City that needs this Brand Identity too. Tuban City has craft that has been handed down by their ancestor for the next generation, so that the craft that has long made will not be extinct. Previously batik was made by weaving process, but in the modern era like this, looms that was used to made batik has changed to canting. Most of the batik maker the oldest until the youngest are still active to make batik. This Batik Tuban Village also needs an identity to introduce people of their place, so that the people know of the existence of batik village behind the hill and it can be batik tourism.The main media that use to introduce Batik Tuban Village to people is GSM Book.
The methods that the writer did to made design were interviewed with the informant of Tuban
City’s government as stake holder and the headman of batik village, and also spread 100
questionnaire. The result of the methods was many people did not know the existence of Batik Tuban Village in Margorejo Village. So making Brand Identity for the Batik Tuban Village is right implementation of design as solution to introduce and promote this place to the world.
PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR
Saya menyatakan dengan ini sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya,
didalam Naskah Tugas Akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang
lain untuk memperoleh gelar akademik disuatu Perguruan Tinggi, dan tidak ada karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip
dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
Apabila ternyata didalam Naskah Tugas Akhir ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur
jiplakan, saya bersedia Tugas Akhir ini digugurkan dan gelar akademik yang sudah saya peroleh
(Sarjana) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
(UU No.20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70)
Surabaya, 11 Desember 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan
penyertaan-Nya, sehingga atas izin-Nya, makalah tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan secara moril maupun
materil, hal ini tidak lepas bantuan dari berbagai pihak, atas bantuan dan dukungan tersebut,
penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Ibu Ir. Naniek Ratni Juliardi A. R., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Teknik dan
Perencanaan UPN “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Heru Subiyantoro, ST., M.Med.Kom, selaku ketua Jurusan Desain
Komunikasi Visual UPN “Veteran” Jawa Timur.
3. Bu Widyasari, ST., MT, selaku dosen pembimbing yang selama pembuatan proposal
ini sudah banyak memberikan bimbingan, serta saran, dan kritiknya kepada penulis.
4. Bapak Aryo Bayu Wibisono,ST., M.Med.Kom, selaku dosen pembimbing dua juga
turut memberikan bimbingannya kepada Penulis.
5. Seluruh Dosen DKV UPN “Veteran” Jawa Timur dan staff pengajar yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti perkuliahan di UPN
“Veteran” Jawa Timur.
6. Kepada Tuhan yang maha Esa. Terima kasih untuk segala mukjizatmu perlindungan
serta kelancaran untuk menyelesaikan tugas ahkir ini, dan segalanya yang Kau beri
dalam hidupku.
7. Kedua orang tua, bapak dan ibu terimakasih untuk semua doa dan dukungannya
selama ini, berlian ucapkan banyak terimakasih selalu ada untuk berlian .berlian
sayang kalian.
8. Untuk kakak berlian ,Arief yang selalu ada untuk membantu berlian disaat berlian
membutuhkan sesuatu dan selalu memberikan support.
9. Untuk sepupu berlian, Koko Steven yang selalu ada untuk membantu berlian disaat
berlian sedang membutuhkan uang dan antar.
10.Para sahabat Indy, Rossi, Yuyun, Ica, Dian, Intan dan isti yang selalu menemani
dalam suka dan duka dalam pembuatan makalah hingga tugas akhir direalisasikan,
makasih slama 4 tahun ini kalian mau menjadi teman berlian sekaligus mau
11.Bapak Edi selaku Kepala Dinas perindustrian dan perikanan Kota Tuban yang sudah
memberikan saya ijin untuk melakukan perancangan pada kampung batik Tuban serta
memberikan informasi kepada berlian secara akurat.
12.Bapak Junaidi selaku kepala Desa sekaligus pengusaha batik yang ada di kampung
Margorejo yang sudah membantu memberikan informasi kepada berlian.
13.Para pejuang tugas akhir 22 Desainer salut buat kalian semua, ga bakal bisa lupa
waktu kita harus sibuk acc ke dosen, bertukar pikiran, persiapan pameran, sampai
sidang lisan, dan kita semua bisa lulus sama-sama. Semangat Buat DEKAVE!!!!!!
14.Semua teman-teman yang sudah banyak membantu berlian dan menyempatkan hadir
di acara pameran tugas akhir (Albert, Icha, Indy, Ocy, dan yuyun)
15.Untuk isti dan keluarganya terimakasih sudah memperbolehkan berlian bernginap
selama 1 bulan lebih sejak TA berlangsung sampai akhir sidang ini dan memberi
tumpangan untuk berlian pulang .
16.Cak Bagong, terimakasih cak sudah mau menjadi tempat tongkrongan kita, yang
selalu ada untuk pulsanya setiap hari jasamu sungguh berharga cak Gong.
17.Semua warga FTSP teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, saya
ucapkan banyak terimakasih untuk semua dukungannya
Surabaya, 11 Desember 2014
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI………….. ...i
PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR ... iii
KATA PENGANTAR ...iv
BAB 2 STUDI EKSISTING DAN PUSTAKA ... 8
2.1. Tinjauan Tentang Kota Tuban ... 8
2.2 Tinjauan Tentang Desain Komunikasi Visual ... 19
2.2.1Brand Identity ... 19
2.3Studi Komparator ... 25
2.3.1Logo Batik Pekalongan ... 26
2.3.2Logo Batik Laweyan ... 26
2.3.3Logo Kampung Batik Jetis ... 27
BAB 3 METODE PERANCANGAN ... 28
3.1 Definisi Operasional... 28
3.1.1 Brand Identity ... 28
3.1.2 Kampung Batik Tuban ... 28
3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 29
3.2.1 Data Primer ... 29
3.3Analisis Data ... 31
3.3.1 Analisis TOWS Matriks ... 31
3.3.2 Analisis 5W+1H ... 32
4.1.1 Oriental Klasik (Denotatif-Makna Sesungguhnya) ... 37
4.1.2 Oriental Klasik (Konotatif-Bukan Sebenarnya)... 37
4.2Pesan Komunikasi ... 38
4.5Konsep Teknis Media ... 51
4.5.1 GSM ... 51
4.5.2 Media Pendukung / Implementasi ... 51
5.1.2 Logo Sekunder ... 55
5.1.3 Ketentuan Penggunaan Logo Primer dan Logo Sekunder ... 55
5.1.4 Supergrafis ... 55
5.2Media Utama ... 56
5.3Media Pendukung ... 58
5.3.1 Media Pendukung / Implementasi ... 58
5.4Estimasi Harga ... 71
BAB 6 PENUTUP ... 74
6.1Kesimpulan ... 74
6.2Saran ... 74
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kampung Margorejo ... 2
Gambar 1.2 Kampung Margorejo ... 4
Gambar 2.1 Peta lokasi Kabupaten Tuban ... 8
Gambar 2.2 Gaya bangunan sangat tradisional permanen ... 9
Gambar 2.3 Peralatan dan Proses Batik Tuban ... 11
Gambar 2.4 Produk Industri Kecil Meubel Jatirogo dan Bangilan ... 11
Gambar 2.5 Produk Industri Kecil Tembikar (Gerabah) ... 12
Gambar 2.6 Produksi Kecil Anyaman Bambu ... 13
Gambar 2.7 Produk Sangkar Burung ... 13
Gambar 2.8 Kampung Margorejo ... 14
Gambar 2.9 Proses Membatik ... 15
Gambar 2.10 Proses Pewarnaan ... 15
Gambar 2.11 Proses pendinginan sebelum di glorot ... 16
Gambar 2.12 Glorot proses perebusan melelehkan malam ... 16
Gambar 2.13 pencucian dan pembersihan ... 16
Gambar 2.14 Burung Cacingan... 17
Gambar 2.15 Bintang Laut ... 18
Gambar 2.16 Burung Mprit... 18
Gambar 2.17 Bintang Laut ... 18
Gambar 2.18 Brand Identity Ideals ... 20
Gambar 2.19 Contoh Logotype... 23
Gambar 2.20 Contoh Logogram ... 23
Gambar 2.21 Contoh Logotype dan Logogram ... 24
Gambar 4.1 contoh studi Typografi Lettermark ... 40
Gambar 4.2 Tipografi perancangan Lettermark ... 40
Gambar 4.7 Acuan Visual logo ... 48
Gambar 4.8 Evaluasi Landmark ... 49
Gambar 4.9 Final Desain Landmark ... 49
Gambar 5.1 Landmark ... 54
Gambar 5.2 Logo Primer ... 54
Gambar 5.3 Logo Sekunder ... 55
Gambar 5.4 Supergrafis Landmark ... 56
Gambar 5.5 Isi Buku Graphic Standard Manual (GSM) ... 57
Gambar 5.6 Kartu nama ... 58
Gambar 5.15 Gantungan Kunci ... 65
Gambar 5.16 Stiker ... 66
Gambar 5.17 Lebel produk ... 66
Gambar 5.18 Packaging... 67
Gambar 5.19 Paper Bag ... 68
Gambar 5.20 Brosur ... 69
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Presentase Omset Batik di Tuban ... 3
Tabel 2.1 Warna ... 21
Tabel 2.2 Tipografi ... 25
Tabel 2.3 Penjelasan Logo Batik Pekalongan ... 26
Tabel 2.4 Penjelasan Logo Batik Laweyan ... 27
Tabel 2.5 Penjelasan Logo Batik Jetis ... 28
Tabel 3.1 TOWS Matriks ... 31
Tabel 3.2 Skema Perancangan Brand Identity Kampung Batik Tuban ... 35
Tabel 4.1Tabel Perumusan Konsep Desain ... 36
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota Tuban adalah salah satu kota yang berada didaerah Jawa Timur, dimana
Kota Tuban tersebut menghasilkan tuak dan legen yang paling terkenal di sana.
Kota Tuban merupakan kota kecil memiliki suasana yang nyaman walau padat
penduduknya, Keramahan dari penduduknya pun juga merupakan salah satu unsur
kenyamanan di kota Tuban. Begitu pula tempat - tempat bersejarah yang ada di
kota Tuban salah satunya yaitu makam Sunan Bonang, makam Sunan Bonang ini
sudah terkenal dari dulu dan banyak sekali masyarakat dari luar yang datang ke
Tuban untuk berziarah kemakam tersebut. Pada kota ini juga memiliki suatu
keunggulan yaitu sebuah kerajinan batik yang tentunya pembuatan batik tersebut
masih memakai cara yang sangat manual, dahulu kala para nenek moyang mereka
membuat batik dengan alat tenun.
Tuban juga memiliki banyak potensi yaitu dari kerajinan berupa batik Tenun
Gedhog, Gerabah, Anyaman bambu dan sangkar burung. Namun yang paling
unggul diantara potensi tersebut adalah Batik Tenun Gedhog, karena mayoritas
penduduk disana adalah pembatik. Batik pada jaman dahulu di buat dengan cara
di tenun, teknik menenun pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan menganyam.
Tenun gedhog merupakan sebutan alat khusus yang di kenal untuk menganyam
dengan benang lawe. Tenun ghedog sendiri merupakan bahan baku utama berupa
kain – ghedog / kain tenun ghedog. Lalu, pada jaman yang semakin maju seperti
sekarang ini alat tenun yang di pakai untuk membatik sudah berganti dengan alat
chanting. Pada alat chanting ini juga terbuat dari kayu yang di pakai sebagai
tangkainya untuk pegangan (gagang terong) dan tembaga sebagai kepalanya
(nyamplungan) dan mulut untuk keluarnya malam yang sudah cair (carat atau
cucuk) (ok-review_online, 20/08/2014). Kebanyakan pembatik tersebut dari
kalangan muda sampai yang tua masih aktif membatik. Salah satu kampung yang
masih aktif membatiki namun kampung tersebut masih belum di ketahui oleh
Gambar 1.1 Kampung Margorejo (sumber :dokumen pribadi. 9/11/ 2013)
Gambar 1.2 Kampung Margorejo (sumber :dokumen pribadi. 9/11/ 2013)
Kampung Margorejo ini adalah kampung yang masih alami dan belum
diketahui oleh banyak orang. Orang-orang yang berada di kampung ini sangat
ramah dan sopan, suasana pada kampung ini sangat nyaman. Pada kampung
Margorejo ini adalah salah satu kampung dimana penduduknya yang rata-rata
mayoritas bekerjanya sebagai pengrajin batik. Pada kampung ini juga bisa
menghasilkan sebuah karya yang sangat luar biasa yaitu menghasilkan batik tulis
khas Tuban, hal ini bisa lebih memajukan kualitas batik yang lebih baik dari batik
– batik yang lain. Batik yang berada di Tuban ini tidak begitu terkenal karena Dinas Perindustrian belum mempopulerkan batik di kampung tersebut.
Kemungkinan karena tempat kampung tersebut sangatlah jauh dari perkotaan,
kampung ini berada di belakang bukit. Pada kampung batik Tuban ini pun omset
Disini akan di jelaskan secara rinci omset yang di dapat selama pertahun.
Tabel 1.1 Presentase Omset batik di Tuban (sumber :dokumen pribadi. 18/08/ 2014)
Faktor yang menyebabkan naiknya omset di sebabkan karena adanya
perluasan pada pasar dan bertambahnya produksi, namun dengan kenaikan omset
tersebut ada pula kendala yang dihadapi pada tahun lalu yaitu kurangnya tenaga
kerja dan faktor cuaca yang kurang mendukung dalam proses produksi. pada
Kondisi masyarakat yang sekarang ini sudah mulai maju omset yang di dapatpun
semakin bertambah kembali tidak seperti sebelumnya, karena tenaga kerja yang
ada di sana sudah mulai banyak dan masalah yang selama ini mereka alami sudah
bisa teratasi dengan baik. Para karyawan pada produksi batikpun dapat mengalami
perkembangan dalam hal perekonomian, dengan terjadinya penambahan omset
setiap tahun sampai tahun sekarang ini menyebabkan masyarakat di kampung
Margorejo yang dulunya banyak sekali pengangguran, namun sekarang ini bisa
mengurangi angka pengangguran dengan adanya kerajinan batik tulis tersebut
(Lurah kecamatan Kerek desa Margorejo dalam wawancara).
Menurut data-data di atas dapat disimpulkan bahwa pada income per- kapita
rumah batik di bawah binaan Dinas Perekonomian dan pariwisata ini naik. Maka
dari itu untuk lebih meningkatkan income per-kapita kota Tuban lebih baik lagi
yang bisa di ambil contoh yaitu desa Margomulyo yang sekarang ini sudah hampir
punah karena harga bahan-bahan pembuatan batik ini naik, sehingga bisa
memperpuruk nasib perajin batik yang ada di sana. Seperti yang di lontarkan oleh
Mbah Rukayah, perajin batik asal Desa Margomulyo, Kecamatan Kerek,
Kabupaten Tuban. Beliu menjelaskan bahwa dengan harga – harga yang serba
naik seperti ini tidak menutup kemungkinan income per-kapita pada batik Tuban
ini bisa turun dari sektor industri kerajinan batiknya (detiknews_online,
9/11/2013).
Pada kampung batik Margorejo ini bisa dibilang kurang dikenal oleh
masyarakat luas khususnya di sekitar Kabupaten Tuban sendiri. Hal ini bisa terjadi
dikarenakan lokasi pada kampung batik Tuban desa Margorejo ini terletak di
belakang bukit yang jauh dari jalur utama kota yang menghubungkan Kabupaten
Tuban. Pada fenomena tersebut bisa juga di perkuat dengan tidak adanya Brand Identity (identitas merek) kampung batik Margorejo yang seharusnya ada agar bisa di kenal oleh semua orang, dan perjalan menuju lokasi kampung Margorejo
ini pun juga sangat sulit karena melewati bukit – bukit yang hampir tidak ada
penduduknya.
Pengertian Brand dapat di artikan berbagai macam namun brand juga tidak hanya diperlihatkan dalam sebuah simbol (seperti logo), melainkan brand ini juga dapat di terapkan kedalam bentuk aplikasi yang akan di gunakan salah satunya
yaitu nama, design, iklan, slogan dan lain sebagainya. Brand tidak hanya itu saja
brand juga memiliki sifat menyeluruh yang dapat di terapkan kemedia mana saja, pada perancangan brand itu sendiri yaitu untuk membuat suatu persepsi dimana perspsi tersebut dapat di lihat dan dapat menarik perhatian masyarakat. Pada
brand ini memiliki sebuah tujuan yaitu untuk membuat sebuah design yang sangat bagus dan benar, agar masyarakat bisa tahu dan memahami tentang apa
yang di buat oleh perancang (Permana, 2012 ; 2).
Oleh karena itu, kebutuhan brand sangat penting, karena selain meningkatnya sektor per-kapitanya juga dapat lebih di kenal lagi oleh masyarakat.
semua orang tahu tentang adanya kampung batik Tuban dan bisa menjadi identitas
kampung batik yang dapat diketahui oleh masyarakat luas khususnya masyarakat
Indonesia. Brand identity dapat diarti luaskan sebagai identitas merek yang
memiliki daya tarik tersendiri untuk dapat menarik perhatian semua orang, namun
identitas merek tersebut tidak hanya bisa dilihat melainkan dapat di ingat, di
pegang, dirasakan dan itu nyata. merek tersebut juga dapat di temui di mana saja
salah satunya seperti maskot, baliho, signage dan lain-lain (wheeler, 2009 ; 4).
Arah dari perancangan brand identity kampung batik Tuban ini untuk
membentuk sebuah identitas kampung itu sendiri, karena kampung ini belum
banyak sarana yang dapat mendukung kemajuan potensi pada kawasan atau
wilayahnya. Maka dari itu pembuatan logo kampung batik Tuabn ini merupakan
salah satu alternatif yang sangat penting demi mengangkat keunggulan dari
kampung batik tersebut agar dapat lebih di kenal lagi oleh masyarakat. Pada
perancangan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan identitas kampung batik
Tuban.
Dalam perancangan ini stake holder yang menaungi adalah Dinas Perekonomian dan Pariwisata kota Tuban. Nantinya segala bentuk rancangan
brand Identity yang perancang buat akan diimplementasikan ke masyarakat luas oleh mereka. Mereka juga membantu sebagai pendukung data primer dalam
perancangan ini. Perancangan tersebut akan dirancang secara komunikatif agar
audience yang ingin datang tidak kesulitan dalam mencari informasi terkait dengan lokasi Batik Tuban yang ada di kampung Margorejo Kabupaten Tuban,
Jawa Timur.
1.2 Identifikasi Masalah
Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap kampung batik Tuban dan
produksi batik itu sendiri.
Tidak adanya identitas merek seperti logo kampung batik Tuban yang dimana
identitas tersebut sangat penting karena dapat memperlihatkan ciri khas dari
batik Tuban, sehingga potensi kerajinan batik yang ada di kampung batik
1.3 Rumusan Masalah
Bagaimana merancang konsep brand Identity kampung batik Tuban yang sesuai dengan karakteristik kota Tuban ?
1.4 Tujuan Perancangan
Membuat sebuah Brand Identity untuk membantu UMKM batik agar lebih di kenal dan memiliki value di mata audiens.
1.5 Target Audience
Jumlah anggota keluarga yaitu catur warga. Status keluarga dari kalangan menengah ke atas.
2. Geografis
Masyarakat Indonesia yang berada di Jawa Timur terutama di Surabaya
atau kota-kota besar.
Target audience sekunder adalah masyarakat dan wisatawan dalam negeri yang berada khususnya di sekitar Surabaya dan sekitarnya.
3. Psikografis
Semua orang yang aktif.
Suka melakukan kegiatan liburan
Ingin mendapatkan informasi mengenai kampung batik Tuban secara mendalam.
1.6 Manfaat Perancangan Bagi Perancang
Menambah informasi keilmuan untuk pengembangan kualitas kreatifitas
bagi penulis dalam mengembangkan ilmu tentang pemberdayaan
pengusaha khususnya usaha batik tulis.
Bagi Desa Batik Tuban
Dengan adanya destination branding ini di harapkan agar dapat
memberikan dampak yang positif bagi desa batik agar dapat
meningkatkan sector pariwisata yang dapat di kenal oleh semua orang. Bagi Mahasiswa
Memberikan sebuah informasi dan ilmu agar kita tahu dan dapat
memahami bagaimana cara memberdayakan batik tulis itu sendiri agar
tidak punah dan dapat di ketahui oleh semua orang.
Bagi Universitas
Memberikan tambahan referensi yang dapat berguna sebagai dasar-dasar
pemikiran untuk lebih memahami tentang pemberdayaan pengusaha
batik tulis yang sekarang ini sudah hampir punah kerena adanya batik
press yang saat ini dipakai untuk membuat batik itu sendiri. Bagi Masyarakat
Agar semua orang tahu tentang adanya batik yang ada di kota Tuban dan
agar lebih dikenal lagi oleh semua masyarakat yang ada di Indonesia
maupun luar negeri. Diharapkan dengan adanya banyak wisatawan yang
datang, maka lapangan pekerjaan yang baru juga akan muncul dan
BAB II
STUDI EKSISTING DAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Tentang Kota Tuban
Kota Tuban adalah kota yang berada di Jawa Timur yang memiliki
keindahan alam yang sangat menakjubkan, dimana kota Tuban tersebut adalah
kota yang di kenal dengan penghasil tuak dan legen yang sangat enak. Pada kota
ini juga memiliki tempat – tempat yang sangat menakjubkan mulai dari cerita –
cerita jaman dahulu, namun tidak hanya itu saja kota Tuban juga terkenal sebagai
kota Seribu Goa karena letak Tuban yang berada pada deretan Pegunungan Kapur
Utara yang sangat bagus.
Bahkan beberapa Goa di Tuban yang terkenal adalah Goa Akbar, dan Goa
Putri Asih. Kota Tuban ini juga dapat dilihat secara astronomis dan erletak antara
111,30º-112,35º Bujur Timur dan 6,40º-7,18º Lintang Selatan. Wilayah pada
daerah tersebut terbagi atas 5 kecamatan yitu 25 kelurahan/desa, pada kota Tuban
tersebut juga memiliki batas – batas administratif yang wilayahnya terbagi mulai
dari batas wilayah Utara sampai dengan batas wilayah Barat berikut
penjelasannya (Tubankab_online,10/11/2013):
ƒ Batas wilayah utara : Laut Jawa
ƒ Batas wilayah timur : Kecamatan Palang
ƒ Batas wilayah selatan : Kecamatan Semanding
Gambar 2.1 Peta lokasi Kabupaten Tuban (Sumber : www.Tubankab.go.id,10/11/2013)
Penduduk yang berada pada kota Tuban tersebut sangat padat sekali,
karena penduduk yang ada disana berjumlah hampir 1.084.383 jiwa dengan
komposisi jumlah pada penduduk laki-laki 535.655 jiwa dan penduduk
perempuan berjumlah 548.728 jiwa. Data yang di ambil tersebut sudah di teliti
oleh para ahli pada tahun 2004, namun tidak hanya itu saja Kecamatan Tuban juga
memiliki data paling tertinggi dengan kepadatan 3.768 jiwa tiap Km2 dan
kepadatan terendah berada di Kecamatan Kenduruan dengan tingkat kepadatan
307 jiwa tiap Km2 (Tubankab_online,11/11/2013).
Pada kampung batik Tuban yang berada di desa Margorejo dimana daerah
tersebut berada di belakang bukit dan jalan – jalan untuk menuju ke desa tersebut
sangatlah sulit karena melalui bukit – bukit. Penduduk di kampung tersebut
sangatlah ramah dan baik, keadaan di sana sangat bagus dan nyaman meskipun
jalan di kampung tersebut sangat sempit. Bagunan yang ada di kampung tersebut
masih terlihat sangattradisional permanen dengan nuansa pedesaan.
Gambar 2.2 Gaya bangunan sangat tradisional permanen (Sumber : Dokumen pribadi,10/11/2013)
Pada Kota Tuban ini juga terdapat kerajinan yang sudah turun temurun di
wariskan oleh nenek moyang mereka untuk para generasi penerus, agar kerajinan
yang sudah lama di lakukan tersebut tidak punah. Batik yang dahulu di buat
dengan cara di tenun tapi pada jaman yang semakin maju seperti sekarang ini alat
Kebanyakan pembatik tersebut dari kalangan muda sampai yang tua masih aktif
membatik. Salah satu yang paling berpotensi yang ada di kota Tuban yaitu
(Tubankab_online,11/11/2013) :
Gambar 2.3 Peralatan dan Proses Batik Tuban ( sumber : www.Tubankab.go.id,11/11/2013)
b. Mebel
c. Gerabah
Gambar 2.5 Produk Industri Kecil Tembikar (Gerabah) ( sumber : www.Tubankab.go.id12/11/2013)
Gambar 2.6 Produk Industri Kecil Anyaman Bambu ( sumber :www.Tubankab.go.id12/11/2013)
e. Sangkar Burung
Gambar 2.7 Produk Sangkar Burung (sumber :www.Tubankab.go.id,12/11/2013)
Namun salah satu dari kerajinan tersebut yang paling berpotensi di kota
Tuban adalah kerajinan batik, karena batik di kota Tuban ini terkenal dengan batik
gedog. Di jaman yang sudah modern ini batik gedog sudah jarang sekali dan
hampir sudah tidak ada lagi karena sekarang sudah berganti dengan batik tulis.
Batik tulis yang mayoritas penduduknya pengrajin ini berada di kampung
Margorejo kecamatan Kerek.
Kampung Margorejo ini adalah tempat yang sangat indah dan nyaman,
penduduk yang tinggal di sana sangatlah ramah. Mayoritas penduduknya
pengrajin batik tulis, setiap pagi para anak-anak khususnya wanita dan ibu-ibu
sibuk menyiapkan alat untuk membatik. Batik yang di buat ini sangatlah kuno
Kampung yang berada di Margorejo ini masih alami belum bercampur tangan dari
Dinas atau Pemerintah setempat. Kampung batik tersebut belum di kenal oleh
masyarakat luas khususnya daerah Surabaya dan sekitarnya.
Gambar 2.8 Kampung Margorejo (sumber :dokumen pribadi. 9/11/ 2013)
Suasana pada kampung Margorejo ini masih sangatlah tradisional dengan
nuansa pedesaan yang masih sangat alami. pada Kampung Mragorejo ini dapat
menyuguhkan berbagai pemandangan yang sangat menakjubkan yaitu berupa
bukit – bukit yang memperlihatkan pesona alam yang sangat luar biasa. Kita bisa
melihat pemandangan dari atas bukit pada setiap perjalanan menuju lokasi
Kampung Batik Tuban di kampung margorejo tersebut. Pada kampung tersebut
memiliki sebuah keunikan yaitu sebagian masyarakat di sana mayoritas sebagai
pengrajin batik.
Salah satu pengusaha batik yang berada di kampung Margorejo ini adalah
lurah dari kampung tersebut. Di kampung ini batik di buat dengan cara mudah
mulai membuat gambar di atas kain putih, proses pewarnaan pada kain batik
dengan menggunakan warna, merendam kain ke dalam bak yang sudah di beri
warna agar warna tersebut dapt meresap ke kain batik, memasak kain batik yang
sudah di batik untuk melelehkan lilin yang menempel di kain batik,
membersihkan (Nglorot), mencuci dan membersihkan, dan terakhir adalah
kebanyakan dari kalangan masyarakat Tuban sendir, para tengkulak yang
membeli disan dan nantinya akan di jual kembali, dan para ibu – ibu yang dari
luar kota yang datang berombongan untuk membeli batik untuk oleh – oleh.
Sebagai salah satu kampung yang dapat menunjang perkembangan perekonomian
pada kampung Btaik Tuban ini, dalam perkembangan Kampung batik Tuban ini
memiliki sebuah hambatan yaitu tidak adanya identitas pada kampung Margorejo
yang mengakibatkan para wisatawan sulit mengenal atau sulit mencari adanya
kampung batik tersebut. Hal ini dapat diperkuat oleh kurangnya identitatas (logo)
yang dapat memperkenalkan kampung tersebut.
Pada gambar di bawah ini adalah salah satu cara membuat batik :
Gambar 2.9 Proses Membatik (Sumber : Dokumen Pribadi. 28/09/2013)
Gambar 2.11 Proses pendinginan sebelum di glorot ( Sumber : Dokumen pribadi. 28/09/2013)
Gambar 2.12 Glorot proses perebusan melelehkan malam ( Sumber : Dokumen pribadi. 28/09/2013)
Gambar 2.13 pencucian dan pembersihan ( Sumber : Dokumen pribadi. 28/09/2013)
sudah sejak lama di pakai untuk membatik, ciri khas dari batik Tuban itu sendiri
adalah hewan-hewan laut dan hewan darat, motif-motif yang di pakai sekarang ini
mempunyai sejarah yaitu pada musim hujan para wanita memakai selendang lalu
beriring-iringan untuk pergi ke sawah dan ladang. Batik Tuban termasuk batik
pesisir, karena kebanyakan orang menyebut motif dari Batik Tuban mirip dengan
Batik Cirebon. Batik tuban memiliki ciri khas motif batik pesisir yang didominasi
oleh kebudayaan Jawa, Cina, dan Islam. Misalnya, gambar-gambar burung pada
motif batik tulis Tuban terpengaruh dari budaya tiongkok.
Hal ini bisa dilihat dari gambar burung yang dimotifkan pada batik tulis
tersebut, burung cacingan (Hong). Sedangkan pada motif bunga jelas terlihat
adalah motif-motif tradisional yang sejak lama dibuat dihampir seluruh wilayah
pulau Jawa. Sedangkan pengaruh islam pada motif batik tulis tuban terlihat pada
motif dengan nama yang religious seperti kijing miring. Motif-motif ini di ambil
dari cerita dahulu, bermula dari seorang pedagang china yang merantau di pesisir
pantai dan Pedagang china tersebut menemukan seekor hewan laut yang ada di
pantai tersebut.
Motif yang di pakai di kampung Margorejo ini sangat bervariasi yaitu :
a. Burung Cacingan
b. Bintang laut
Gambar 2.15 Bintang Laut ( Sumber : Dokumen pribadi. 9/11/2013)
c. Burung Emprit
Gambar 2.16 Burung Mprit ( Sumber : Dokumen pribadi. 9/11/2013)
d. Cumi-cumi
Gambar 2.17 Bintang Laut ( Sumber : Dokumen pribadi. 9/11/2013)
memiliki warna cerah. Batik Tuban mempunyai kharisma dan keindahan yang
sangat khas dan unik. Selain itu pada kegiatan membatik ini juga mengandalkan
bahan dasar dari alam. Pada Kota Tuban ini yang paling terkenal adalah batik
tenun gedog karena bahannya dari kapas yang di bahan kain yang digunakan
untuk membatik dibuat langsung dari kapas. Jadi gulungan kapas di buat menjadi
benang, lalu ditenun, dan setelah jadi selembar kain lalu dibatik (Lurah kecamatan
Kerek desa Margorejo dalam wawancara).
2.2 Tinjauan Tentang Desain Komunikasi Visual
DKV atau bisa disebut juga dengan (Desain Komunikasi Visual) ini
memiiki sebuah tujuan untuk keterampilan komunikasi dan seni rupa, dimana
nantinya dapat dikategorikan sebagai commercial art. Pada Desain Komunikasi Visual ini mempunyai banyak sekali ilmu yang dapat di pelajari mulai dari
mendisain logo atau membuat logo, lalu bisa juga membuat suatu karya yang
dapat di pamerkan kepada masyarakat agar semua orang tahu hasil dari disain
yang di buat. Dengan adanya teknologi yang sudah sangat modern seperti
sekarang ini, DKV (Desain Komunikasi Visual) bisa lebih mudah
mengkomunikasikannya lewat media pesan atau informasi kepada pembaca yaitu
melalui visual seperti tipografi, ilustrasi, warna, garis, layout, dan lain sebagainya.
Mereka berusaha agar dapat memberikan respon positif kepada pesan
visual yang dibuat. Oleh karena itu desain komunikasi visual harus komunikatif,
dapat dikenal, dibaca dan dimengerti. Pada desain komunikasi visual tersebut
biasanya di sebut sebagai presentasi sosial budaya masyarakat yang dihasilkan
dari rasionalitas, dilandasi pengetahuan yang mendalam, dan bersifat rasional
(Tinarbuko,2009;23).
2.2.1 Brand Identity
Pada Desain Komunikasi Visual ini hubungannya sangat erat kaitannya
dengan menggunakan tanda-tanda, gambar dan simbol. Dalam dunia DKV juga
memiliki salah satu terapan ilmu visual yang akan di pakai oleh perancang untuk
menjelaskan tentang membuat sebuah identitas merek yang dapat di kenal oleh
semua orang. Brand Identity dapat di arti luaskan sebagai identitas merek yang memiliki daya tarik tersendiri untuk dapat menarik perhatian semua orang, namun
identitas merek tersebut tidak hanya bisa di lihat melainkan dapat di ingat, di
pegang, dirasakan dan itu nyata. Merek tersebut juga dapat di temui di mana saja
salah satunya seperti maskot, baliho, signage dan lain-lain. Pada identitas merek
ini memiliki asosiasi merek yang berbeda dari yang lain, identitas ini di ciptakan
oleh penyusun strategi merek (Wheeler, 2009:04).
Pada pembuatan sebuah identitas merek ini di butuhkan beberapa elemen
yang dapat mendukung dalam pembuatan identitas yaitu warna, contoh logo,
tipografi dan layout.
Gambar 2.18 Brand Identity Ideals (Sumber : Dokumen pribadi. 03/07/2014)
Brand Identity ini idealnya harus memiliki elemen – elemen seperti pada gambar di atas karena sebuah brand tidak akan bisa di rancang apabila tidak
a. Warna
Pada kolom di bawah ini akan dijelaskan an, karena elemen tersebut
sangatlah penting dan harus ada.
beberapa nama batik dan arti warna yang ada di Indonesia, namun
kebanyakan orang – orang tidak mengetahui arti dan maksud dari batik yang ada
di Indonesia ini karena pada motif batik tersebut memiliki arti dan dan makna
terseniri dari setiap daerah masing – masing.
Tabel 2.1 Warna
burung cacingan (Hong), karena
motif tersebut memiliki cerita
yang sangat bersejarah dan
sampai sekarang masih diingat,
namun pada warna batik ter-sebut
lebih me-nonjolkan warna coklat
muda karena Memiliki arti
batik tersebut identik dengan
warna coklat tua karena
melambangkan dunia atas atau
makna tran-sidental
(Ke-tuhanan), namun pada warna
batik tersebut lebih identik
dengan warna biru karena warna
tersebut melambangkan kebbasan
seperti laut.
4 Jetis
Batik jetis ini memiliki motif
tersendiri yaitu Motif tumbuhan,
karena motif tumbuhan yang
digunakan merupakan inspirasi
dari tumbuh-tumbuhan yang
hidup disekitar pengrajin ba-tik.
Namun warna pada batik tersebut
Mem-perlihatkan kesan
ke-dewasaan dan elegan pada setiap
orang yang memakainya
identik dengan warna coklat
karena Mem-perlihatkan kesan
sebuah logotype. Logo bisa menggunakan elemen apa saja yaitu dengan tulisan, logogram, gambar, ilustrasi dan lain-lain. Logo juga memberikan suatu identitas,
informasi, persuasi sebagai alat pemasaran yang dapat di sebut sebagai suatu
kualitas atau nilai-nilai yang di tujukan. Tidak hanya itu saja logo juga memiliki
identitas yang dapat mewakili objek-objek tersebut salah satunya yaitu Logotype
dan Logoram (Rustan,2009;12:13).
Logo dapat dikategorikan berdasarkan unsur pembentuknya yaitu:
a. Logotype
Logo yang pertama kali memakai jenis huruf tertentu yang di desain secara
khusus dengan identitas tulisan nama yaitu logotype, namun logo tersebut sudah di buat semakin unik / berbeda satu sama lain dengan perkembangan yang sudah
berubah. Awalnya Logotype ini adalah sebuah elemen tulisan yang biasa saja, istilah lain logotype ini di olah dengan menambahkan elemen gambar yang
Kemiripan dari sebuah logotype mengalami perubahan yaitu dengan istilah
logogram, namun pada elemen gambar logo tersebut memiliki anggapan umum tentang logogram. Pada logogram tersebut juga memperlihatkan sebuah kata / makna yang dapat mewakili sebuah simbol tulisan daroi logo tersebut.
c. Gabungan antara Logotype & Logogram
Sebuah logo akan di katakan sempurna jika logo tersebut dibentuk dengan
penggabungan antara jenis Logotype & Logogra.
Gambar 2.21 Contoh Logotype dan Logogram ( Sumber : www.google.co.id13/11/2013)
c. Tipografi
Tipografi adalah salah satu bahasa yang selalu digunakan sebagai metode
untuk menerjemahkan kata–kata ke dalam bentuk tulisan. Di dalam desain,
Tipografi didefinisikan sebagai suatu proses seni untuk menyusun bahan publikasi
menggunakan huruf cetak. Huruf dapat menjadi sesuatu yang dapat dilihat dan
dapat dibaca. Pada huruf dan tipografi yang dapat diyakini sebagi hubungan yang
mengandalkan aspek pesan visual yang berbentuk deretan huruf atau ilustrasi
yang persuasif. Desain Komunikasi Visual ini juga tidak bisa lepas dari tipografi
karena semua bentuk dari desain harus memiliki elemen sebagai pendukungnya
(Kusrianto, 2007:204).
Dalam pembuatan sebuah Brand Identity ini perancang akan menggunakan huruf berjenis Sans Serif dan serif, Karena huruf Sans Serif memiliki bentuk
lekuk yang bundar dan harmoni sedangkan serif sendiri memperlihatkan kesan
elegan. Dalam sebuah perancangan yang akan kita buat ini tidak semudah yang
dibayangkan, Oleh karena itu, “menyusun” meliputi merancang bentuk huruf cetak
Tabel 2.2 Tipografi
Sumber : Dokumen pribadi
No Contoh font Ciri khas font
1
Pekalongan : font yang di pakai adalah font sans serif
karena memiliki karakter klasik dan pada font tersebut
juga di beri gambar bunga karena identik dengan batik
Pekalongan yang memiliki corak gambar bunga.
2
Font pada batik ini memakai font serif karena
memperlihatkan kesan elegan, namun pada font putra
Laweyan ini memakai font sans serif karena pada font
tersebut mengartikan sebuah karakter yang identik
dengan kebersamaan. Pada logo tersebut juga di
perlihatkan gambar canting karena pada pembuatan
batik Laweyan ini memakai alat canting.
3
Pada penulisan logo Kampoeng tersebut menggunakan
font berjenis sanserif dan Batik Jetis menggunakan font
jenis serif yang dimana pada font tersebut dimodifikasi
dengan diberi gambar tumbuhan, karena font yang
dipakai untuk huruf “ J ” ini mem-perlihatkan bahwa
kampung batik jetis ini identik dengan tumbuhan.
2.3 Studi Komparator
Seorang perancang tidak akan bisa merancang dengan baik apabila tidak
mempunyai acuan contoh untuk membuat sebuah desain yang akan di buat. Maka
dari itu perancang harus mencari sebuah refrensi tentang apa tang ingin perancang
inginkan, dengan adanya semua data yang di dapat itu barulah perancang bisa
melanjutkan pekerjaannya. Dalam studi komperator ini perancang akan
menjelaskan beberapa contoh desain yang akan di buat dan akan menjelaskan
tentang dari setiap komperator yang menjadi acuan dalam pembuatan sebuah
rancangan Logo. Salah satu yang di buat acuan adalah Logo batik Pekalongan,
2.3.1 Logo Batik Pekalongan
Tabel 2.3 Penjelasan Logo Batik Pekalongan Sumber : Dokumen pribadi
Gambar Logo Batik Pekalongan
Nama logo Pekalongan world city batik
Logogram
Pada logogram tersebut yang menggunakan
bunga mawar pada tangkainya terkesan luwes
dan menyatu dengan logotype nya
Logotype
Logotype menggunakan tipografi yang luwes
dan sederhana, namun tetap
meng-intepretasikan motif batik
Bentuk dasar logo Logo yang digunakan tanpa menggunakan background
Warna
Warna pada logogram dan logotype
menggunakan warna yang sama yaitu hitam, hal
tersebut memudahkan pengaplikasian pada
media-media dan memudahkan orang untuk
2.3.2 Logo Batik Laweyan
Tabel 2.4 Penjelasan Logo Batik Laweyan Sumber : Dokumen pribadi
Gambar logo batik Laweyan
Nama logo Batik Putra Laweyan
Logogram
Logogram memvisualisasikan
(penyederhanaan bentuk) canting yang
digunakan untuk membatik
Logotype
Logotype yang digunakan memakai 2 jenis
tipografi serif dan sanserif dan dalam logotype
tersebut mamasukkan unsur visual yang sama
dengan logogram
Bentuk dasar logo Bentuk dasar logo persegi panjang antara logogram dan logotype
Warna
Warna yang di pakai warna hijau yang
memperlihatkan kesan dingin, ramah dan
2.3.3 Logo Kampung Batik Jetis
Tabel 2.5 Penjelasan Logo Batik Jetis Sumber : Dokumen pribadi
Gambar logo kampung batik Jetis
Nama logo Kampung Batik Jetis
Logogram
Logogram yang visualnya berbentuk tumbuhan
yang tumbuh menyerupai dan membentuk huruf
“J” sehingga logogram juga berfungsi sebagai
logotype
Logotype
Logotype yang dipakai menggunakan 2 jenis
typografi yaitu serif dan san serif
Bentuk dasar logo
Tidak memakai background lebih ke arah berdiri
sendiri
Warna
Warna yang di pakai memperlihatkan warna
yang cerah dan memperlihatkan kesan nyaman
BAB III
identitas kepada kampung batik Tuban agar dapat dikenal oleh semua orang dan
dapat menjadi sebuah lokasi wisata kerajianan batik yang disukai oleh
masyarakat.
3.1.1 Brand Identity
Lebih di kenal dengan sebutan identitas merek, dimana pada Brand Identity ini akan menjelaskan tentang cara membuat sebuah identitas merek yang dapat di kenal oleh semua orang. Brand Identity dapat diarti luaskan sebagai identitas merek yang memiliki daya tarik tersendiri untuk dapat menarik perhatian
semua orang (Wheeler, 2009:04).
3.1.2 Kampung Batik Tuban
Kampung batik Tuban ini merupakan suatu kota kecil yang memiliki
suasana yang nyaman walau padat penduduknya, Keramahan dari penduduknya
pun juga merupakan salah satu unsur kenyamanan di kampung batik Tuban
tersebut. Tuban juga memiliki banyak potensi yaitu dari kerajinan berupa batik
Tenun Gedhog, Gerabah, Anyaman bambu dan sangkar burung. Pada kampung
batik Tuban ini kerajinan yang paling unggul diantara potensi tersebut adalah
Batik Tenun Gedhog, karena mayoritas penduduk disana adalah seorang pembatik
dan motif-motif yang digunakan tersebut diambil dari unsur-unsur islam,jawa dan
cina (Tubankab_online,11/11/2013).
Pada judul ini perancang membuat sebuah kesimpulan yaitu dengan membuat
sebuah strategi penggambaran, perencanaan dan sebuah sketsa yang nantinya akan
diterjemahkan kedalam sebuah konsep perancangan. Salah satu konsep yang akan
identitas merek, dimana pada Brand Identity ini akan menjelaskan tentang membuat sebuah identitas merek yang dapat dikenal dan dapat di ingat oleh
semua orang. Pada identitas merek ini memiliki asosiasi merek yang berbeda dari
yang lain, namun pada perancangan ini perancang ingin membuat sebuah identitas
untuk kampung tersebut.
Bahkan di kampung ini juga terdapat sebuah usaha kecil atau disebut dengan
UMKM yaitu usaha batik yang proses penulisan gambar atau ragam hias pada
kain putih dengan menggunakan lilin batik (Wax/malam), dimana sebagai alat perintang warna yang di tuangkan ke kain yang akan di batik.Usaha batik ini
ternyata terdapat di suatu kota yaitu kota Tuban, dimana Kota Tuban ini berada di
Jawa Timur yang memiliki keindahan alam, namun di kota Tuban juga sudah
terkenal dengan penghasil tuak dan legen. Tuban memiliki banyak sekali
usaha-usaha yang sangat maju, salah satunya adalah Batik.
Kesimpulan yang di ambil adalah perancang ingin membuat sebuah logo dengan judul “perancangan Brand Identity Kampung Batik Tuban” dimana perancang ingin Membuat sebuah identitas untuk membantu UMKM batik agar
lebih dikenal dan memiliki value di mata audiens.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
3.2.1 Data Primer
a. Metode Observasi
Mengambil data dari lokasi tempat yang dituju yaitu desa Margorejo
kecamatan kerek, di sini perancang mengambil data dari apa yang perancang
rencanakan. Perancang mencari informasi atau data yang ada di kampung secara
lengkap, setelah itu mencoba untuk mencari data pada dinas perindustrian untuk
menambah data yang akan di buat, perancang pun terjun langsung menemui
kepala bagian dinas perindustrian untuk meminta data. Pada wawancara tersebut
perancang memberikan beberapa pertanyaan kepada nara sumber yang akan di
wawancarai seputar tentang sejarah batik.
dan batik tulis. Batik tenun yang ada di Kota Tuban ini perlu pengembangan
teknologi dan perlu perimbuhan tenaga kerja baru untuk tenun. Dari pihak dinas
Perindustrian menyetujui di laksanakannya Brand Identity (Identitas merek) untuk kampung batik yang ada di desa Margorejo (Bapak Edi Kepala Dinas
Perindustrian dalam wawancara).
b. Metode Wawancara
Melakukan wawancara / diskusi mendalam untuk mendapatkan sebuah data
yang lengkap dari para narasumber yang dipercaya. pada kampung ini rata-rata
adalah pengrajin batik mulai dari anak-anak sampai yang sudah tuapun semuanya
pengrajin batik. Pada kampung tersebut terdapat banyak sekali
pengusaha-pengusaha batik yang sudah di kenal oleh masyarakat di sana. Perancang
mengambil salah satu pengusaha yang ada di kampung tersebut.
Perancang mencoba untuk mencari data ke warga-warga kampung Margorejo
ini, setelah itu perancang mencoba untuk mengajak pak lurah selaku tokoh
masyarakat yang ada di kampung batik di desa Margorejo untuk membuat sebuah
forum yang nantinya akan di adakan sebuah diskusi atau wawancara. Perancang
juga mengajak pemilik usaha batik tersebut untuk berpartisipasi dalam diskusi,
turut serta juga para pengrajin batik di kampung tersebut dan konsumen. Pada
wawancara yang telah di lakukan perancang, dapat di simpulkan bahwa Kampung
batik Margorejo ini masih belum ada penanganan mengenai usaha batik yang ada
di kampung Margorejo ini dari Pemerintah Pusat Kota Tuban. (bapak Junaidi
dalam wawancara).
c. Metode Kuisioner
Melakukan penyebaran sebuah kuisioner kepada orang-orang khususnya
pembatik yang ada di kampung Margorejo ini dan mencari data atau fakta – fakta
yang terkait pada kampung batik tersebut, kuisioner tersebut di tujukan kepada
semua pembatik yang ada di kampung Margorejo dan nara sumber yang ada
kaitannya dengan kampung tersebut. Pada metode kuisioner tersebut bisa lebih
memudahkan dan lebih praktis praktis dalam pengerjaannya. Perancang
sebenarnya yang terjadi pada kampung tersebut, tujuannya agar mendapatkan data
yang lengkap dan akurat dari kuisioner tersebut.
3.2.2 Data Sekunder
Meliputi pengambilan data yang bisa diambil dari berbagai media cetak
seperti artikel PDF, media internet dan referensi buku yang berkaitan dengan
teori tersebut. Namun ada juga pengambilan datanya melalui wawancara untuk
lebih lengkapnya. Dari data tersebut kita bisa mendapatkan sebuah refrensi
tentang judul yang kita ambil.
1. Brand Identity ini bertujuan
untuk memperkenalkan
2. Dapat dijadikan identitas
bagi kampung batik
mar-gorejo
3. menjadi media alternatif Os
1. Perlu diadakan sosialisasi
terhadap masyarakat
setempat unuk
mem-perkenalkan kampung
3.3.2 Analisis 5W+1H
Pada rancangan ini perancang ingin membuat sebuah Brand Identity atau bisa disebut sebagai (Identitas Merek) dimana nantinya identitas tersebut dapat di
jadikan sebagai identitas untuk kampung batik Margorejo agar kampung tersebut
dapat lebih di kenal oleh semua orang, sedangkan untuk masyarakat yang berada
di luar Tuban bisa lebih tahu dan mengenal kampung batik Margorejo tersebut
khususnya para pecinta batik itu sendiri. Pada identitas ini juga memperlihat motif
khas dari kampung batik Margorejo, tidak hanya itu saja pada Identitas tersebut
akan diperlihatkan warna dan tipografinya yang dimana diharapkan agar Identitas
tersebut dapat di ingat sebagai khas batik Tuban.
Dengan berubahnya jaman yang sudah modern seperti sekarang ini perancang
ingin Membuat sebuah identitas untuk membantu UMKM batik yang ada di kota
Tuban khususnya yang ada di kampung batik Margorejo, agar lebih di kenal dan
memiliki value di mata audiens. Pada dasarnya masyarakat tidak tahu adanya
kampung batik yang ada di Margorejo ini di karenakan, kampung tersebut berada
di belakang bukit yang letaknya sangat jauh dari kota dan untuk mengetahui
kampung tersebut sangatlah susah.
Ketika suatu identitas yang sudah perancang buat telah teraplikasikan pada
berbagai media promo yang ada di kawasan kampung batik Tuban, dengan begitu
masyarakat dapat mengetahui adanya kerajinan batik yang ada di Tuban.Identitas
tersebut akan diberikan kepada Pemerintah Dinas perekonomian agar kampung
tersebut memiliki sebuah identitas yang nantinya dapat di ketahui dan di kenal
2. kurang adanya sosialisasi
masyarakat terhadap
1. perlu adanya kerjasama
antara pemerintah daerah
dan dinas perindustrian
terhadap identitas
oleh semua orang, dengan adanya identitas tersebut diharapkan masayarakat tahu
tentang adanya kampung batik Margorejo khususnya masyarakat Tuaban sendiri.
Dalam membuat Brand Identity kampung batik Tuban, target audience bisa dari berbagai kalangan meliputi wanita Dewasa, kebanyakan yang lebih menyukai
batik adalah para ibu-ibu. Namun dikarenakan dari kampung batik Tuban ini
adalah batik yang belum terlalu dikenal oleh masyarakat jadi dengan menjalin
kerja sama dengan mita-mitra bisnis lainnya serta keinginan beliau untuk
memperluas jaringan pelanggannya didalam negeri, maka target audience dalam
branding ini di jelaskan dari segi:
1. Demografis
Berumur antara 30 tahun.
Berpenghasilan bekisar Rp 3.000.000. Semua agama.
Pendidikan akhir minimal S1.
Jumlah anggota keluarga yaitu catur warga. Status keluarga dari kalangan menengah ke atas.
2. Geografis
Masyarakat Indonesia yang berada di Jawa Timur terutama di Surabaya atau kota-kota besar.
Target audience sekunder adalah masyarakat dan wisatawan dalam negeri
yang berada khususnya di sekitar Surabaya dan sekitarnya.
3. Psikografis
Semua orang yang aktif.
Suka melakukan kegiatan liburan
Ingin mendapatkan informasi mengenai kampung batik Tuban secara
mendalam
Pecinta Batik
perancang harus terlebih dahulu melakukan sebuah observasi di kampung batik
Margorejo agar dapat membuat konsep yang sangat menarik.
3.4 Teknik Sampling
Teknik sampling yang di gunakan adalah dengan cara mengambil data dari
setiap pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan kepada nara sumber dan menjelaskan
untuk mendapatkan data dari hasil wawancara yang di lakukan.
3.4.1 Sample
Data yang di cari adalah data dari para nara sumber, salah satu nara sumber
yang harus ada pada wawancara tersebut adalah:
Dinas Perindustrian daerah kota Tuban Pemerintah Setempat (Lurah setempat)
3.5 Skema kerangka berfikir
Tabel 3.2 Skema Perancangan Brand Identity Kampung Batik Tuban
FENOMENA Identifikasi
masalah
RISET
IDE
KONSEP RISET
STUDI EKSISTING &
PUSTAKA
METODE PENELITIAN
WAWANCARA FGD KUISIONER
KONSEP PERANCANGAN
PROSES PENGERJAAN
DESAIN
BAB IV
KONSEP DESAIN
4.1 Perumusan Konsep
4.1.1 Oriental Klasik (Denotatif-makna sesungguhnya)
Oriental dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu sebuah dunia dimana
dunia tersebut menjelaskan tentang adat ketimuran seperti negara Cina, Jepang dan
negara-negara Asia, adat tersebut sangat kental dan sudah di pakai dari sejak turun
temurun. Sedangkan Klasik dalam arti Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu berasal
dari masa lampau yang dimana semua hal yang berhubungan dengan masa lalu dapat
dikatakan klasik. Karena pada masa lampau yang berhubungan dengan warna atau
ciri khas yang sudah lama dipakai bisa disebut klasik.
4.1.2 Oriental Klasik (Konotatif-bukan sebenarnya)
Pada konsep ini memperlihatkan khas dari batik Tuban yaitu motif/corak yang
dapat di terapkan pada media brand identity yang akan di buat sebagus mungkin agar dapat menarik perhatian. Pembuatan merek ini juga memberikan sedikit sentuhan
yaitu dari unsur cina dan jawa, kata-kata oriental ini juga dari observasi yang di dapat
melalui audience, namun salah satu unsur faktor yang mempengaruhi yaitu dari motif
batik Tuban yang memiliki unsur dari cina dan adat jawa tersebut, dari unsur tersebut
terbentuklah lagu-lagu kami
Pada klasik itu sendiri dapat di perlihatkan dari segi penulisan atau layout yang
memperlihatkan unsur klasik dari batik Tuban dan tidak akan hilang unsur yang
sudah lama ada. Pada batik Tuban dapat memperjelas tentang ciri khas dari batik
Tuban dimana desain yang akan dibuat ini dapat memperlihatkan kesan dari ciri khas
batik Tuban yang berupa elemen yang dipakai dari motif/corak dari batik itu sendiri
dan warna-warna yang akan dipakai pun akan mengikuti warna khas dari batik
Tuban. Pada penulisan typografi atau layout tersebut tidak akan jauh-jauh dari kesan klasik batik Tuban. Perancangan ini dibuat agar dapat menarik perhatian dan dapat
4.2 Pesan Komunikasi
Pesan komunikasi yang ingin disampaikan dalam perancangan Brand identity
ini bertujuan agar dapat memperkenalkan kepada anda tentang adanya kampung batik
dan agar dapat selalu diingat oleh siapapun. Pesan yang didapat berdasarkan atas
pengumpulan data yang sangat lengkap dari penggalian data secara mendalam seperti
wawancara mendalam kepada pihak-pihak yang bersangkutan seperti dari Dinas, Pak
Lurah, Pembatik, Pengusaha, dan konsumen. Pada target audience pun juga dilakukan sebuah kuisioner dimana target tersebut dari kalangan ibu-ibu yang
menyukai berwisata kuliner dan pecinta batik namun tidak tahu dimana saja tempat
-tempatnya. Kendala yang sering dialami yaitu tidak begitu tahu informasi tentang
batik dan menunggu hari libur. Padahal ini dapat dijadikan acuan untuk merancang
Brand Identity.
Pada rumusan konsep tersebut, perancangan Brand Identity disini selain memberikan sebuah informasi dan memperkenalkan kepada semua masyarakat
tentang identity kampung batik. Pada perancangan tersebut yang dimana identity ini berbeda dari yang lainnya. Pada perancangan brand identity ini memiliki kelebihan dan keunikan tersendiri dari kampung batik Tuban yang dapat digunakan sebagai
elemen visual dari kampung batik tersebut dan nantinya akan di perkenalkan kepada
masyarakat secara tidak langsung. Tidak hanya itu saja dengan memakai konsep
Oriental Klasik tersebut dapat lebih memberikan khas kota Tuban dan dapat
memperlihatkan potensi dari kampung batik Tuban sendiri agar lebih dapat menarik
perhatian masyarakat yang ingin berkunjung ke kampung tersebut.
4.3 Konsep Visual
4.3.1 Ilustrasi
Teknik ilustrasi pada Oriental Klasik ini dibuat dengan mengambil
elemen-elemen dari motif batik khas Tuban, suasana kampung, bangunan rumah, unsur-unsur
pada motif dan sebagainya. Namun pada konsep ini menggunakan elemen yang
hubungannya sangat erat dengan konsep yang dibuat yaitu seperti pengambilan
dari motif batik Tuban. pada dasarnya pada elemen-elemen tersebut dapat menjadi
sebuah kesatuan yang dimana menggunakan prinsip penyerdahanaan tersebut dapat
mudah tuk dikenali.
Pada konsep pembuatan brand identity ilustrasi yang di buat dalam
perancangan elemen visual lainnya yang dapat membentuk sebuah media dengan cara
memperlihatkan karakteristik Kampung batik Tuban seperti suasana, adat, dan
kerajinan yang paling diperlihatkan di kampung Batik Tuban. di bawah ini adalah
salah satu contoh pengaplikasiannya
4.3.2 Tipografi
Pada Typografi ini memiliki jenis berbeda, jenis typografi yang digunakan pada konsep ini harus memenuhi 4 aspek dalam disiplin ilmu tipografi yaitu
readability (mudah dibaca), legability (mudah dikenali dan dibedakan), clarity
(mudah dimengerti) dan visibility (mudah di baca dalam jarak yanmg jauh). Pada tipografi ini yaitu menggunakan tipografi dari keluarga serif. Pada font serif ini
mudah dibaca dan simple, karakter pada font tersebut juga tidak terlalu kaku lebih
kearah luwes. Font yang di buat ini dapat diartikan bahwa masyarakat pada kampung
batik Tuban ini memiliki karakter yang luwes dan tidak kaku.
4.3.3 Warna
Warna yang digunakan dalam perancangan ini tidak jauh-jauh dari
karakteristik lingkungan atau warna yang khas dari kampung batik Tuban itu sendiri
yaitu oriental klasik. Salah satu warna yang diambil dari suasana kampung, dan yang
paling terutama adalah motif batik Tuban yang memiliki unsur-unsur tertentu dan
warna khas dari batik Tuban yang sudah lama di pakai. Warna yang dipakai tersebut
diambil dari unsur-unsur Oriental dan klasik yang dimana sudah menjadi ciri kahs
4.4 Layout Desain
4.4.1 Lettermark
Pada lettermark yang akan digunakan ini lebih kearah klasik dari segi fontnya, tidah hanya itu bentuk font yang akan di buat ini juga sesuai dengan karakter masyarakat disana yang identik dengan ramah. Font tersebut harus memenuhi 4 aspek yang harus ada dalam pembuatan suatu logotype di dalam ilmu tipografi diantaranya yaitu readability (mudah dibaca), legibility (mudah dikenali dan dibedakan), clarity
(mudah dimengerti)dan visibility (mudah dibaca dalam jarak tertentu). Pada aspek ini
font yang di pakai sangat simpel dimana font tersebut terlihat luwes atau tidak kaku.Berikut adalah salah satu contoh font yang bisa di jadikan acuan dalam pembuatan font klasik namun ada ampuran dari oriental:
Gambar 4.1 contoh studi Typografi Lettermark
Sumber: Data pribadi
Gambar 4.2 Tipografi perancangan Lettermark
Font pada contoh di atas ini merupakan salah satu contoh font Oriental yang
lengkungan yang memperlihatkan ciri khas dari font tersebut. Font tersebut nantinya
tidak jauh berbeda dengan karakter oriental yang dia mbil dari unsur cina, karena
bentuk pada font ini lebih kearah seperti kuat. Warna yang akan digunakan pada
Picturemark tersebut menggunakan warna oriental yang sesuai dengan warna khas dari batik Tuban itu sendiri, karena warna tersebut menggambarkan (mencitrakan)
ciri khas dari kota Tuban itu sendiri.
4.4.2 Picturemark
Picturemark yang dibuat tidak jauh-jauh dari segi bentuk, warna dan garis. Pada segi bentuk menggunakan motif yang sesuai dengan ciri khas dari batik Tuban
itu sendiri, karena motif tersebut memiliki ciri khas yaitu bentuk lengkungan yang
berada di setiap ujung. Warna yang di pakai untuk Picturemark diambil dari warna yang paling identik dari batik Tuban, karena warna tersebut memperlihatkan warna
yang klasik dan cocok untuk pembuatan logo batik Tuban.
Warna yang di pakai dapat men-citrakan sebuah ciri khas dari batik Tuban
yang sangat kental dengan warna klasik. Dari garis pada picturemark ini di buat melengkung agar terlihat tidak kaku, melainkan terlihat luwes. Dari logo tersebut
dapat terlihat karakter orang-orang yang ada di sana ramah dan luwes. Logo tersebut
bisa menggunakan salah satu dari motif yang khas dari Batik Tuban atau yang paling
identik dengan kampung batik Tuban. sedangkan dengan memakai konsep Oriental
Klasik bisa lebih memperlihatkan lagi khas dari batik Tuban yang terlihat klasik dan
masih memperlihatkan unsur-unsur dari batik tersebut.
Gambar 4.3 Studi Picturemark
Sumber: Data Pribadi
Namun pada tahap selanjutnya ialah membuat sebuah sketsa desain yang
Gambar 4.4 Sketsa Desain Logo
4.4.3 Warna
Warna yang di gunakan adalah warna oriental dan klasik, karena warna
tersebut memakai warna khas dari batik Tuban itu sendiri. Warna tersebut sering di
pakai pada pembuatan batik dan paling banyak diminati oleh orang-orang. Maka dari
itu pada pembuatan sebuah logo, perancang memakai warna tersebut karena dapat
memperkuat citra dari batik Tuban. Sehingga warna yang akan digunakan terlihat
Gambar 4.6 Alternatif Landmark
Sumber: Data Pribadi
4.4.5 Studi Bentuk
Bentuk pada logo diatas merupakan penyederhanaan dari bentukan visual
pada karakteristik Kampung Batik Tuban, namun tidak hanya itu pada pembuatan
logo tersebut di perlukan acuan yang terkait dengan bentuk logo yang sesuai, pada
pembuatan logo tersebut aspek yang di ambil adalah dari unsur-unsur motif yang di
butuhkan.
Oriental :
Kaligrafi cina
Klasik :
Batik
Bangunan
Gambar. 4.7 Acuan Visual logo
4.4.6 Evaluasi Landmark
Tahap selanjutnya setelah membuat alternatif landmark adalah dengan cara memilih beberapa alternative Landmark, salah satunya yaitu diambil dari unsur yang khas dari kampung batik Tuban tersebut mulai dari sayap pada burung, lalau dari
unsur kasik dan oriental. Dengan begitu logo yang sudah dibuat bisa dengan mudah
untuk diaplikasikan pada banyak media.dibawah ini adalah salah satu alternative yang
sudah dipilih.
Gambar. 4.8 Evaluasi Landmark
Sumber:Data Pribadi