• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN BRAND IDENTITY KAMPUNG BATIK TUBAN”.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANCANGAN BRAND IDENTITY KAMPUNG BATIK TUBAN”."

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

PERANCANGAN BRAND IDENTITY KAMPUNG BATIK

TUBAN”

Oleh :

BERLIAN YULIANA

1054010041

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

(2)

PERANCANGAN BRAND IDENTITY KAMPUNG BATIK

TUBAN

Untuk memenuhi sebagaian persyaratan dalam memperolehGelar Sarjana Teknik

( S-1 )

Jurusan Desain Komunikasi Visual

Diajukan oleh :

BERLIAN YULIANA

1054010041

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

(3)

PERANCANGAN BRAND IDENTITY KAMPUNG BATIK

TUBAN

Dipersiapkan dan disusun oleh

BERLIAN YULIANA

1054010041

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Pada Tanggal : 11 Desember 2014 Pembimbing I Penguji I

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Sarjana (S-1)

Tanggal : ………

Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

(4)

ABSTRAK

Brand identity adalah proses membuat sebuah identitas atau merek yang dapat di kenal oleh semua orang. Brand Identity dapat di arti luaskan sebagai identitas merek yang memiliki daya tarik tersendiri untuk dapat menarik perhatian semua orang. Namun identitas merek tersebut tidak hanya bisa dilihat, melainkan dapat diingat, dipegang, dirasakan dan itu nyata. Merek tersebut juga dapat ditemui dimana saja. Salah satunya seperti maskot, baliho, signage dan lain-lain.Pada pembuatan sebuah identitas merek ini, dibutuhkan beberapa elemen yang sangat penting, yang dapat mendukung dalam sebuah pembuatan identitas, yaitu warna, contoh logo, tipografi dan layout.Brand identity sangat berpengaruh penting dalam dunia desain, apalagi untuk perusahaan yang baru berdiri. Pada perusahaan tersebut pastinya sangat dibutuhkan sebuah identitas atau merek, agar perusahaan tersebut dapat dikenal oleh semua orang.

Seperti halnya salah satu kampung di kota Tuban yang juga memerlukan Brand Identitiy ini. Di Kota Tuban ini juga terdapat kerajinan yang sudah turun temurun di wariskan oleh nenek moyang mereka untuk para generasi penerus, agar kerajinan yang sudah lama di lakukan tersebut tidak punah. Dahulu batik di buat dengan cara di tenun, tapi pada jaman yang semakin maju seperti sekarang ini, alat tenun yang di pakai untuk membatik sudah berganti dengan alat chanting. Kebanyakan pembatik tersebut dari kalangan muda sampai yang tua masih aktif membatik. Kampung batik Tuban ini juga membutuhkan sebuah identitas untuk mengenalkan ke masyarakat, agar masyarakat tahu tentang adanya kampung batik yang ada di belakang bukit dan dapat menjadi tempat wisata batik.Media utama yang digunakan untuk memperkenalkan kampung batik Tuban kepada masyarakat luas adalah buku GSM.

Metode yang dilakukan penulis untuk merancang desain adalah mulai dari wawancara dengan nara sumber yaitu dari dinas kota Tuban sebagai stake holder dan kepala desa dari kampung Batik tersebut, dan menyebar 100 kuisioner . Hasil dari metode yang dilakukan adalah bahwa banyak orang yang tidak mengetahui tentang adanya kampung batik Tuban yang ada didesa Margorejo. Maka membuat Brand Identity untuk Kampung Batik Tuban ini adalah implementasi desain paling tepat sebagai solusi mengenalkan dan mempromosikan tempat ini ke dunia luar.

(5)

ABSTRACT

Brand Identity is a process to make an identity or brand that can be known of everyone. Brand Identity can be fully mean as a brand that has their view point of identity to attract attention of people. But that Brand Identity is not only can be seen, but also can be remembered, touched, felt and it is real. The brand also can be found everywhere. They are such mascots, billboards, signage, and others. In the making of this brand, needed some very important elements, that support in processing the identity, they are colors, example of logos, typography, and layout. Brand Identity is so influential in design world, moreover for the new built firms. For that firms certainly need an identity or brand, so that they can be known of people.

Just like one of village in Tuban City that needs this Brand Identity too. Tuban City has craft that has been handed down by their ancestor for the next generation, so that the craft that has long made will not be extinct. Previously batik was made by weaving process, but in the modern era like this, looms that was used to made batik has changed to canting. Most of the batik maker the oldest until the youngest are still active to make batik. This Batik Tuban Village also needs an identity to introduce people of their place, so that the people know of the existence of batik village behind the hill and it can be batik tourism.The main media that use to introduce Batik Tuban Village to people is GSM Book.

The methods that the writer did to made design were interviewed with the informant of Tuban

City’s government as stake holder and the headman of batik village, and also spread 100

questionnaire. The result of the methods was many people did not know the existence of Batik Tuban Village in Margorejo Village. So making Brand Identity for the Batik Tuban Village is right implementation of design as solution to introduce and promote this place to the world.

(6)

PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR

Saya menyatakan dengan ini sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya,

didalam Naskah Tugas Akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang

lain untuk memperoleh gelar akademik disuatu Perguruan Tinggi, dan tidak ada karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip

dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila ternyata didalam Naskah Tugas Akhir ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur

jiplakan, saya bersedia Tugas Akhir ini digugurkan dan gelar akademik yang sudah saya peroleh

(Sarjana) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

(UU No.20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70)

Surabaya, 11 Desember 2014

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan

penyertaan-Nya, sehingga atas izin-Nya, makalah tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.

Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan secara moril maupun

materil, hal ini tidak lepas bantuan dari berbagai pihak, atas bantuan dan dukungan tersebut,

penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Ibu Ir. Naniek Ratni Juliardi A. R., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Teknik dan

Perencanaan UPN “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Heru Subiyantoro, ST., M.Med.Kom, selaku ketua Jurusan Desain

Komunikasi Visual UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Bu Widyasari, ST., MT, selaku dosen pembimbing yang selama pembuatan proposal

ini sudah banyak memberikan bimbingan, serta saran, dan kritiknya kepada penulis.

4. Bapak Aryo Bayu Wibisono,ST., M.Med.Kom, selaku dosen pembimbing dua juga

turut memberikan bimbingannya kepada Penulis.

5. Seluruh Dosen DKV UPN “Veteran” Jawa Timur dan staff pengajar yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti perkuliahan di UPN

“Veteran” Jawa Timur.

6. Kepada Tuhan yang maha Esa. Terima kasih untuk segala mukjizatmu perlindungan

serta kelancaran untuk menyelesaikan tugas ahkir ini, dan segalanya yang Kau beri

dalam hidupku.

7. Kedua orang tua, bapak dan ibu terimakasih untuk semua doa dan dukungannya

selama ini, berlian ucapkan banyak terimakasih selalu ada untuk berlian .berlian

sayang kalian.

8. Untuk kakak berlian ,Arief yang selalu ada untuk membantu berlian disaat berlian

membutuhkan sesuatu dan selalu memberikan support.

9. Untuk sepupu berlian, Koko Steven yang selalu ada untuk membantu berlian disaat

berlian sedang membutuhkan uang dan antar.

10.Para sahabat Indy, Rossi, Yuyun, Ica, Dian, Intan dan isti yang selalu menemani

dalam suka dan duka dalam pembuatan makalah hingga tugas akhir direalisasikan,

makasih slama 4 tahun ini kalian mau menjadi teman berlian sekaligus mau

(8)

11.Bapak Edi selaku Kepala Dinas perindustrian dan perikanan Kota Tuban yang sudah

memberikan saya ijin untuk melakukan perancangan pada kampung batik Tuban serta

memberikan informasi kepada berlian secara akurat.

12.Bapak Junaidi selaku kepala Desa sekaligus pengusaha batik yang ada di kampung

Margorejo yang sudah membantu memberikan informasi kepada berlian.

13.Para pejuang tugas akhir 22 Desainer salut buat kalian semua, ga bakal bisa lupa

waktu kita harus sibuk acc ke dosen, bertukar pikiran, persiapan pameran, sampai

sidang lisan, dan kita semua bisa lulus sama-sama. Semangat Buat DEKAVE!!!!!!

14.Semua teman-teman yang sudah banyak membantu berlian dan menyempatkan hadir

di acara pameran tugas akhir (Albert, Icha, Indy, Ocy, dan yuyun)

15.Untuk isti dan keluarganya terimakasih sudah memperbolehkan berlian bernginap

selama 1 bulan lebih sejak TA berlangsung sampai akhir sidang ini dan memberi

tumpangan untuk berlian pulang .

16.Cak Bagong, terimakasih cak sudah mau menjadi tempat tongkrongan kita, yang

selalu ada untuk pulsanya setiap hari jasamu sungguh berharga cak Gong.

17.Semua warga FTSP teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, saya

ucapkan banyak terimakasih untuk semua dukungannya

Surabaya, 11 Desember 2014

(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI………….. ...i

PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR ... iii

KATA PENGANTAR ...iv

BAB 2 STUDI EKSISTING DAN PUSTAKA ... 8

2.1. Tinjauan Tentang Kota Tuban ... 8

2.2 Tinjauan Tentang Desain Komunikasi Visual ... 19

2.2.1Brand Identity ... 19

2.3Studi Komparator ... 25

2.3.1Logo Batik Pekalongan ... 26

2.3.2Logo Batik Laweyan ... 26

2.3.3Logo Kampung Batik Jetis ... 27

BAB 3 METODE PERANCANGAN ... 28

3.1 Definisi Operasional... 28

3.1.1 Brand Identity ... 28

3.1.2 Kampung Batik Tuban ... 28

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.2.1 Data Primer ... 29

(10)

3.3Analisis Data ... 31

3.3.1 Analisis TOWS Matriks ... 31

3.3.2 Analisis 5W+1H ... 32

4.1.1 Oriental Klasik (Denotatif-Makna Sesungguhnya) ... 37

4.1.2 Oriental Klasik (Konotatif-Bukan Sebenarnya)... 37

4.2Pesan Komunikasi ... 38

4.5Konsep Teknis Media ... 51

4.5.1 GSM ... 51

4.5.2 Media Pendukung / Implementasi ... 51

(11)

5.1.2 Logo Sekunder ... 55

5.1.3 Ketentuan Penggunaan Logo Primer dan Logo Sekunder ... 55

5.1.4 Supergrafis ... 55

5.2Media Utama ... 56

5.3Media Pendukung ... 58

5.3.1 Media Pendukung / Implementasi ... 58

5.4Estimasi Harga ... 71

BAB 6 PENUTUP ... 74

6.1Kesimpulan ... 74

6.2Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kampung Margorejo ... 2

Gambar 1.2 Kampung Margorejo ... 4

Gambar 2.1 Peta lokasi Kabupaten Tuban ... 8

Gambar 2.2 Gaya bangunan sangat tradisional permanen ... 9

Gambar 2.3 Peralatan dan Proses Batik Tuban ... 11

Gambar 2.4 Produk Industri Kecil Meubel Jatirogo dan Bangilan ... 11

Gambar 2.5 Produk Industri Kecil Tembikar (Gerabah) ... 12

Gambar 2.6 Produksi Kecil Anyaman Bambu ... 13

Gambar 2.7 Produk Sangkar Burung ... 13

Gambar 2.8 Kampung Margorejo ... 14

Gambar 2.9 Proses Membatik ... 15

Gambar 2.10 Proses Pewarnaan ... 15

Gambar 2.11 Proses pendinginan sebelum di glorot ... 16

Gambar 2.12 Glorot proses perebusan melelehkan malam ... 16

Gambar 2.13 pencucian dan pembersihan ... 16

Gambar 2.14 Burung Cacingan... 17

Gambar 2.15 Bintang Laut ... 18

Gambar 2.16 Burung Mprit... 18

Gambar 2.17 Bintang Laut ... 18

Gambar 2.18 Brand Identity Ideals ... 20

Gambar 2.19 Contoh Logotype... 23

Gambar 2.20 Contoh Logogram ... 23

Gambar 2.21 Contoh Logotype dan Logogram ... 24

Gambar 4.1 contoh studi Typografi Lettermark ... 40

Gambar 4.2 Tipografi perancangan Lettermark ... 40

(13)

Gambar 4.7 Acuan Visual logo ... 48

Gambar 4.8 Evaluasi Landmark ... 49

Gambar 4.9 Final Desain Landmark ... 49

Gambar 5.1 Landmark ... 54

Gambar 5.2 Logo Primer ... 54

Gambar 5.3 Logo Sekunder ... 55

Gambar 5.4 Supergrafis Landmark ... 56

Gambar 5.5 Isi Buku Graphic Standard Manual (GSM) ... 57

Gambar 5.6 Kartu nama ... 58

Gambar 5.15 Gantungan Kunci ... 65

Gambar 5.16 Stiker ... 66

Gambar 5.17 Lebel produk ... 66

Gambar 5.18 Packaging... 67

Gambar 5.19 Paper Bag ... 68

Gambar 5.20 Brosur ... 69

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Presentase Omset Batik di Tuban ... 3

Tabel 2.1 Warna ... 21

Tabel 2.2 Tipografi ... 25

Tabel 2.3 Penjelasan Logo Batik Pekalongan ... 26

Tabel 2.4 Penjelasan Logo Batik Laweyan ... 27

Tabel 2.5 Penjelasan Logo Batik Jetis ... 28

Tabel 3.1 TOWS Matriks ... 31

Tabel 3.2 Skema Perancangan Brand Identity Kampung Batik Tuban ... 35

Tabel 4.1Tabel Perumusan Konsep Desain ... 36

(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Tuban adalah salah satu kota yang berada didaerah Jawa Timur, dimana

Kota Tuban tersebut menghasilkan tuak dan legen yang paling terkenal di sana.

Kota Tuban merupakan kota kecil memiliki suasana yang nyaman walau padat

penduduknya, Keramahan dari penduduknya pun juga merupakan salah satu unsur

kenyamanan di kota Tuban. Begitu pula tempat - tempat bersejarah yang ada di

kota Tuban salah satunya yaitu makam Sunan Bonang, makam Sunan Bonang ini

sudah terkenal dari dulu dan banyak sekali masyarakat dari luar yang datang ke

Tuban untuk berziarah kemakam tersebut. Pada kota ini juga memiliki suatu

keunggulan yaitu sebuah kerajinan batik yang tentunya pembuatan batik tersebut

masih memakai cara yang sangat manual, dahulu kala para nenek moyang mereka

membuat batik dengan alat tenun.

Tuban juga memiliki banyak potensi yaitu dari kerajinan berupa batik Tenun

Gedhog, Gerabah, Anyaman bambu dan sangkar burung. Namun yang paling

unggul diantara potensi tersebut adalah Batik Tenun Gedhog, karena mayoritas

penduduk disana adalah pembatik. Batik pada jaman dahulu di buat dengan cara

di tenun, teknik menenun pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan menganyam.

Tenun gedhog merupakan sebutan alat khusus yang di kenal untuk menganyam

dengan benang lawe. Tenun ghedog sendiri merupakan bahan baku utama berupa

kain – ghedog / kain tenun ghedog. Lalu, pada jaman yang semakin maju seperti

sekarang ini alat tenun yang di pakai untuk membatik sudah berganti dengan alat

chanting. Pada alat chanting ini juga terbuat dari kayu yang di pakai sebagai

tangkainya untuk pegangan (gagang terong) dan tembaga sebagai kepalanya

(nyamplungan) dan mulut untuk keluarnya malam yang sudah cair (carat atau

cucuk) (ok-review_online, 20/08/2014). Kebanyakan pembatik tersebut dari

kalangan muda sampai yang tua masih aktif membatik. Salah satu kampung yang

masih aktif membatiki namun kampung tersebut masih belum di ketahui oleh

(16)

Gambar 1.1 Kampung Margorejo (sumber :dokumen pribadi. 9/11/ 2013)

Gambar 1.2 Kampung Margorejo (sumber :dokumen pribadi. 9/11/ 2013)

Kampung Margorejo ini adalah kampung yang masih alami dan belum

diketahui oleh banyak orang. Orang-orang yang berada di kampung ini sangat

ramah dan sopan, suasana pada kampung ini sangat nyaman. Pada kampung

Margorejo ini adalah salah satu kampung dimana penduduknya yang rata-rata

mayoritas bekerjanya sebagai pengrajin batik. Pada kampung ini juga bisa

menghasilkan sebuah karya yang sangat luar biasa yaitu menghasilkan batik tulis

khas Tuban, hal ini bisa lebih memajukan kualitas batik yang lebih baik dari batik

– batik yang lain. Batik yang berada di Tuban ini tidak begitu terkenal karena Dinas Perindustrian belum mempopulerkan batik di kampung tersebut.

Kemungkinan karena tempat kampung tersebut sangatlah jauh dari perkotaan,

kampung ini berada di belakang bukit. Pada kampung batik Tuban ini pun omset

(17)

Disini akan di jelaskan secara rinci omset yang di dapat selama pertahun.

Tabel 1.1 Presentase Omset batik di Tuban (sumber :dokumen pribadi. 18/08/ 2014)

Faktor yang menyebabkan naiknya omset di sebabkan karena adanya

perluasan pada pasar dan bertambahnya produksi, namun dengan kenaikan omset

tersebut ada pula kendala yang dihadapi pada tahun lalu yaitu kurangnya tenaga

kerja dan faktor cuaca yang kurang mendukung dalam proses produksi. pada

Kondisi masyarakat yang sekarang ini sudah mulai maju omset yang di dapatpun

semakin bertambah kembali tidak seperti sebelumnya, karena tenaga kerja yang

ada di sana sudah mulai banyak dan masalah yang selama ini mereka alami sudah

bisa teratasi dengan baik. Para karyawan pada produksi batikpun dapat mengalami

perkembangan dalam hal perekonomian, dengan terjadinya penambahan omset

setiap tahun sampai tahun sekarang ini menyebabkan masyarakat di kampung

Margorejo yang dulunya banyak sekali pengangguran, namun sekarang ini bisa

mengurangi angka pengangguran dengan adanya kerajinan batik tulis tersebut

(Lurah kecamatan Kerek desa Margorejo dalam wawancara).

Menurut data-data di atas dapat disimpulkan bahwa pada income per- kapita

rumah batik di bawah binaan Dinas Perekonomian dan pariwisata ini naik. Maka

dari itu untuk lebih meningkatkan income per-kapita kota Tuban lebih baik lagi

(18)

yang bisa di ambil contoh yaitu desa Margomulyo yang sekarang ini sudah hampir

punah karena harga bahan-bahan pembuatan batik ini naik, sehingga bisa

memperpuruk nasib perajin batik yang ada di sana. Seperti yang di lontarkan oleh

Mbah Rukayah, perajin batik asal Desa Margomulyo, Kecamatan Kerek,

Kabupaten Tuban. Beliu menjelaskan bahwa dengan harga – harga yang serba

naik seperti ini tidak menutup kemungkinan income per-kapita pada batik Tuban

ini bisa turun dari sektor industri kerajinan batiknya (detiknews_online,

9/11/2013).

Pada kampung batik Margorejo ini bisa dibilang kurang dikenal oleh

masyarakat luas khususnya di sekitar Kabupaten Tuban sendiri. Hal ini bisa terjadi

dikarenakan lokasi pada kampung batik Tuban desa Margorejo ini terletak di

belakang bukit yang jauh dari jalur utama kota yang menghubungkan Kabupaten

Tuban. Pada fenomena tersebut bisa juga di perkuat dengan tidak adanya Brand Identity (identitas merek) kampung batik Margorejo yang seharusnya ada agar bisa di kenal oleh semua orang, dan perjalan menuju lokasi kampung Margorejo

ini pun juga sangat sulit karena melewati bukit – bukit yang hampir tidak ada

penduduknya.

Pengertian Brand dapat di artikan berbagai macam namun brand juga tidak hanya diperlihatkan dalam sebuah simbol (seperti logo), melainkan brand ini juga dapat di terapkan kedalam bentuk aplikasi yang akan di gunakan salah satunya

yaitu nama, design, iklan, slogan dan lain sebagainya. Brand tidak hanya itu saja

brand juga memiliki sifat menyeluruh yang dapat di terapkan kemedia mana saja, pada perancangan brand itu sendiri yaitu untuk membuat suatu persepsi dimana perspsi tersebut dapat di lihat dan dapat menarik perhatian masyarakat. Pada

brand ini memiliki sebuah tujuan yaitu untuk membuat sebuah design yang sangat bagus dan benar, agar masyarakat bisa tahu dan memahami tentang apa

yang di buat oleh perancang (Permana, 2012 ; 2).

Oleh karena itu, kebutuhan brand sangat penting, karena selain meningkatnya sektor per-kapitanya juga dapat lebih di kenal lagi oleh masyarakat.

(19)

semua orang tahu tentang adanya kampung batik Tuban dan bisa menjadi identitas

kampung batik yang dapat diketahui oleh masyarakat luas khususnya masyarakat

Indonesia. Brand identity dapat diarti luaskan sebagai identitas merek yang

memiliki daya tarik tersendiri untuk dapat menarik perhatian semua orang, namun

identitas merek tersebut tidak hanya bisa dilihat melainkan dapat di ingat, di

pegang, dirasakan dan itu nyata. merek tersebut juga dapat di temui di mana saja

salah satunya seperti maskot, baliho, signage dan lain-lain (wheeler, 2009 ; 4).

Arah dari perancangan brand identity kampung batik Tuban ini untuk

membentuk sebuah identitas kampung itu sendiri, karena kampung ini belum

banyak sarana yang dapat mendukung kemajuan potensi pada kawasan atau

wilayahnya. Maka dari itu pembuatan logo kampung batik Tuabn ini merupakan

salah satu alternatif yang sangat penting demi mengangkat keunggulan dari

kampung batik tersebut agar dapat lebih di kenal lagi oleh masyarakat. Pada

perancangan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan identitas kampung batik

Tuban.

Dalam perancangan ini stake holder yang menaungi adalah Dinas Perekonomian dan Pariwisata kota Tuban. Nantinya segala bentuk rancangan

brand Identity yang perancang buat akan diimplementasikan ke masyarakat luas oleh mereka. Mereka juga membantu sebagai pendukung data primer dalam

perancangan ini. Perancangan tersebut akan dirancang secara komunikatif agar

audience yang ingin datang tidak kesulitan dalam mencari informasi terkait dengan lokasi Batik Tuban yang ada di kampung Margorejo Kabupaten Tuban,

Jawa Timur.

1.2 Identifikasi Masalah

 Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap kampung batik Tuban dan

produksi batik itu sendiri.

 Tidak adanya identitas merek seperti logo kampung batik Tuban yang dimana

identitas tersebut sangat penting karena dapat memperlihatkan ciri khas dari

batik Tuban, sehingga potensi kerajinan batik yang ada di kampung batik

(20)

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimana merancang konsep brand Identity kampung batik Tuban yang sesuai dengan karakteristik kota Tuban ?

1.4 Tujuan Perancangan

 Membuat sebuah Brand Identity untuk membantu UMKM batik agar lebih di kenal dan memiliki value di mata audiens.

1.5 Target Audience

 Jumlah anggota keluarga yaitu catur warga.  Status keluarga dari kalangan menengah ke atas.

2. Geografis

 Masyarakat Indonesia yang berada di Jawa Timur terutama di Surabaya

atau kota-kota besar.

 Target audience sekunder adalah masyarakat dan wisatawan dalam negeri yang berada khususnya di sekitar Surabaya dan sekitarnya.

3. Psikografis

 Semua orang yang aktif.

 Suka melakukan kegiatan liburan

 Ingin mendapatkan informasi mengenai kampung batik Tuban secara mendalam.

(21)

1.6 Manfaat Perancangan  Bagi Perancang

Menambah informasi keilmuan untuk pengembangan kualitas kreatifitas

bagi penulis dalam mengembangkan ilmu tentang pemberdayaan

pengusaha khususnya usaha batik tulis.

 Bagi Desa Batik Tuban

Dengan adanya destination branding ini di harapkan agar dapat

memberikan dampak yang positif bagi desa batik agar dapat

meningkatkan sector pariwisata yang dapat di kenal oleh semua orang.  Bagi Mahasiswa

Memberikan sebuah informasi dan ilmu agar kita tahu dan dapat

memahami bagaimana cara memberdayakan batik tulis itu sendiri agar

tidak punah dan dapat di ketahui oleh semua orang.

 Bagi Universitas

Memberikan tambahan referensi yang dapat berguna sebagai dasar-dasar

pemikiran untuk lebih memahami tentang pemberdayaan pengusaha

batik tulis yang sekarang ini sudah hampir punah kerena adanya batik

press yang saat ini dipakai untuk membuat batik itu sendiri.  Bagi Masyarakat

Agar semua orang tahu tentang adanya batik yang ada di kota Tuban dan

agar lebih dikenal lagi oleh semua masyarakat yang ada di Indonesia

maupun luar negeri. Diharapkan dengan adanya banyak wisatawan yang

datang, maka lapangan pekerjaan yang baru juga akan muncul dan

(22)

BAB II

STUDI EKSISTING DAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Kota Tuban

Kota Tuban adalah kota yang berada di Jawa Timur yang memiliki

keindahan alam yang sangat menakjubkan, dimana kota Tuban tersebut adalah

kota yang di kenal dengan penghasil tuak dan legen yang sangat enak. Pada kota

ini juga memiliki tempat – tempat yang sangat menakjubkan mulai dari cerita –

cerita jaman dahulu, namun tidak hanya itu saja kota Tuban juga terkenal sebagai

kota Seribu Goa karena letak Tuban yang berada pada deretan Pegunungan Kapur

Utara yang sangat bagus.

Bahkan beberapa Goa di Tuban yang terkenal adalah Goa Akbar, dan Goa

Putri Asih. Kota Tuban ini juga dapat dilihat secara astronomis dan erletak antara

111,30º-112,35º Bujur Timur dan 6,40º-7,18º Lintang Selatan. Wilayah pada

daerah tersebut terbagi atas 5 kecamatan yitu 25 kelurahan/desa, pada kota Tuban

tersebut juga memiliki batas – batas administratif yang wilayahnya terbagi mulai

dari batas wilayah Utara sampai dengan batas wilayah Barat berikut

penjelasannya (Tubankab_online,10/11/2013):

ƒ Batas wilayah utara : Laut Jawa

ƒ Batas wilayah timur : Kecamatan Palang

ƒ Batas wilayah selatan : Kecamatan Semanding

(23)

Gambar 2.1 Peta lokasi Kabupaten Tuban (Sumber : www.Tubankab.go.id,10/11/2013)

Penduduk yang berada pada kota Tuban tersebut sangat padat sekali,

karena penduduk yang ada disana berjumlah hampir 1.084.383 jiwa dengan

komposisi jumlah pada penduduk laki-laki 535.655 jiwa dan penduduk

perempuan berjumlah 548.728 jiwa. Data yang di ambil tersebut sudah di teliti

oleh para ahli pada tahun 2004, namun tidak hanya itu saja Kecamatan Tuban juga

memiliki data paling tertinggi dengan kepadatan 3.768 jiwa tiap Km2 dan

kepadatan terendah berada di Kecamatan Kenduruan dengan tingkat kepadatan

307 jiwa tiap Km2 (Tubankab_online,11/11/2013).

Pada kampung batik Tuban yang berada di desa Margorejo dimana daerah

tersebut berada di belakang bukit dan jalan – jalan untuk menuju ke desa tersebut

sangatlah sulit karena melalui bukit – bukit. Penduduk di kampung tersebut

sangatlah ramah dan baik, keadaan di sana sangat bagus dan nyaman meskipun

jalan di kampung tersebut sangat sempit. Bagunan yang ada di kampung tersebut

masih terlihat sangattradisional permanen dengan nuansa pedesaan.

Gambar 2.2 Gaya bangunan sangat tradisional permanen (Sumber : Dokumen pribadi,10/11/2013)

Pada Kota Tuban ini juga terdapat kerajinan yang sudah turun temurun di

wariskan oleh nenek moyang mereka untuk para generasi penerus, agar kerajinan

yang sudah lama di lakukan tersebut tidak punah. Batik yang dahulu di buat

dengan cara di tenun tapi pada jaman yang semakin maju seperti sekarang ini alat

(24)

Kebanyakan pembatik tersebut dari kalangan muda sampai yang tua masih aktif

membatik. Salah satu yang paling berpotensi yang ada di kota Tuban yaitu

(Tubankab_online,11/11/2013) :

(25)

Gambar 2.3 Peralatan dan Proses Batik Tuban ( sumber : www.Tubankab.go.id,11/11/2013)

b. Mebel

(26)

c. Gerabah

Gambar 2.5 Produk Industri Kecil Tembikar (Gerabah) ( sumber : www.Tubankab.go.id12/11/2013)

(27)

Gambar 2.6 Produk Industri Kecil Anyaman Bambu ( sumber :www.Tubankab.go.id12/11/2013)

e. Sangkar Burung

Gambar 2.7 Produk Sangkar Burung (sumber :www.Tubankab.go.id,12/11/2013)

Namun salah satu dari kerajinan tersebut yang paling berpotensi di kota

Tuban adalah kerajinan batik, karena batik di kota Tuban ini terkenal dengan batik

gedog. Di jaman yang sudah modern ini batik gedog sudah jarang sekali dan

hampir sudah tidak ada lagi karena sekarang sudah berganti dengan batik tulis.

Batik tulis yang mayoritas penduduknya pengrajin ini berada di kampung

Margorejo kecamatan Kerek.

Kampung Margorejo ini adalah tempat yang sangat indah dan nyaman,

penduduk yang tinggal di sana sangatlah ramah. Mayoritas penduduknya

pengrajin batik tulis, setiap pagi para anak-anak khususnya wanita dan ibu-ibu

sibuk menyiapkan alat untuk membatik. Batik yang di buat ini sangatlah kuno

(28)

Kampung yang berada di Margorejo ini masih alami belum bercampur tangan dari

Dinas atau Pemerintah setempat. Kampung batik tersebut belum di kenal oleh

masyarakat luas khususnya daerah Surabaya dan sekitarnya.

Gambar 2.8 Kampung Margorejo (sumber :dokumen pribadi. 9/11/ 2013)

Suasana pada kampung Margorejo ini masih sangatlah tradisional dengan

nuansa pedesaan yang masih sangat alami. pada Kampung Mragorejo ini dapat

menyuguhkan berbagai pemandangan yang sangat menakjubkan yaitu berupa

bukit – bukit yang memperlihatkan pesona alam yang sangat luar biasa. Kita bisa

melihat pemandangan dari atas bukit pada setiap perjalanan menuju lokasi

Kampung Batik Tuban di kampung margorejo tersebut. Pada kampung tersebut

memiliki sebuah keunikan yaitu sebagian masyarakat di sana mayoritas sebagai

pengrajin batik.

Salah satu pengusaha batik yang berada di kampung Margorejo ini adalah

lurah dari kampung tersebut. Di kampung ini batik di buat dengan cara mudah

mulai membuat gambar di atas kain putih, proses pewarnaan pada kain batik

dengan menggunakan warna, merendam kain ke dalam bak yang sudah di beri

warna agar warna tersebut dapt meresap ke kain batik, memasak kain batik yang

sudah di batik untuk melelehkan lilin yang menempel di kain batik,

membersihkan (Nglorot), mencuci dan membersihkan, dan terakhir adalah

(29)

kebanyakan dari kalangan masyarakat Tuban sendir, para tengkulak yang

membeli disan dan nantinya akan di jual kembali, dan para ibu – ibu yang dari

luar kota yang datang berombongan untuk membeli batik untuk oleh – oleh.

Sebagai salah satu kampung yang dapat menunjang perkembangan perekonomian

pada kampung Btaik Tuban ini, dalam perkembangan Kampung batik Tuban ini

memiliki sebuah hambatan yaitu tidak adanya identitas pada kampung Margorejo

yang mengakibatkan para wisatawan sulit mengenal atau sulit mencari adanya

kampung batik tersebut. Hal ini dapat diperkuat oleh kurangnya identitatas (logo)

yang dapat memperkenalkan kampung tersebut.

Pada gambar di bawah ini adalah salah satu cara membuat batik :

Gambar 2.9 Proses Membatik (Sumber : Dokumen Pribadi. 28/09/2013)

(30)

Gambar 2.11 Proses pendinginan sebelum di glorot ( Sumber : Dokumen pribadi. 28/09/2013)

Gambar 2.12 Glorot proses perebusan melelehkan malam ( Sumber : Dokumen pribadi. 28/09/2013)

Gambar 2.13 pencucian dan pembersihan ( Sumber : Dokumen pribadi. 28/09/2013)

(31)

sudah sejak lama di pakai untuk membatik, ciri khas dari batik Tuban itu sendiri

adalah hewan-hewan laut dan hewan darat, motif-motif yang di pakai sekarang ini

mempunyai sejarah yaitu pada musim hujan para wanita memakai selendang lalu

beriring-iringan untuk pergi ke sawah dan ladang. Batik Tuban termasuk batik

pesisir, karena kebanyakan orang menyebut motif dari Batik Tuban mirip dengan

Batik Cirebon. Batik tuban memiliki ciri khas motif batik pesisir yang didominasi

oleh kebudayaan Jawa, Cina, dan Islam. Misalnya, gambar-gambar burung pada

motif batik tulis Tuban terpengaruh dari budaya tiongkok.

Hal ini bisa dilihat dari gambar burung yang dimotifkan pada batik tulis

tersebut, burung cacingan (Hong). Sedangkan pada motif bunga jelas terlihat

adalah motif-motif tradisional yang sejak lama dibuat dihampir seluruh wilayah

pulau Jawa. Sedangkan pengaruh islam pada motif batik tulis tuban terlihat pada

motif dengan nama yang religious seperti kijing miring. Motif-motif ini di ambil

dari cerita dahulu, bermula dari seorang pedagang china yang merantau di pesisir

pantai dan Pedagang china tersebut menemukan seekor hewan laut yang ada di

pantai tersebut.

Motif yang di pakai di kampung Margorejo ini sangat bervariasi yaitu :

a. Burung Cacingan

(32)

b. Bintang laut

Gambar 2.15 Bintang Laut ( Sumber : Dokumen pribadi. 9/11/2013)

c. Burung Emprit

Gambar 2.16 Burung Mprit ( Sumber : Dokumen pribadi. 9/11/2013)

d. Cumi-cumi

Gambar 2.17 Bintang Laut ( Sumber : Dokumen pribadi. 9/11/2013)

(33)

memiliki warna cerah. Batik Tuban mempunyai kharisma dan keindahan yang

sangat khas dan unik. Selain itu pada kegiatan membatik ini juga mengandalkan

bahan dasar dari alam. Pada Kota Tuban ini yang paling terkenal adalah batik

tenun gedog karena bahannya dari kapas yang di bahan kain yang digunakan

untuk membatik dibuat langsung dari kapas. Jadi gulungan kapas di buat menjadi

benang, lalu ditenun, dan setelah jadi selembar kain lalu dibatik (Lurah kecamatan

Kerek desa Margorejo dalam wawancara).

2.2 Tinjauan Tentang Desain Komunikasi Visual

DKV atau bisa disebut juga dengan (Desain Komunikasi Visual) ini

memiiki sebuah tujuan untuk keterampilan komunikasi dan seni rupa, dimana

nantinya dapat dikategorikan sebagai commercial art. Pada Desain Komunikasi Visual ini mempunyai banyak sekali ilmu yang dapat di pelajari mulai dari

mendisain logo atau membuat logo, lalu bisa juga membuat suatu karya yang

dapat di pamerkan kepada masyarakat agar semua orang tahu hasil dari disain

yang di buat. Dengan adanya teknologi yang sudah sangat modern seperti

sekarang ini, DKV (Desain Komunikasi Visual) bisa lebih mudah

mengkomunikasikannya lewat media pesan atau informasi kepada pembaca yaitu

melalui visual seperti tipografi, ilustrasi, warna, garis, layout, dan lain sebagainya.

Mereka berusaha agar dapat memberikan respon positif kepada pesan

visual yang dibuat. Oleh karena itu desain komunikasi visual harus komunikatif,

dapat dikenal, dibaca dan dimengerti. Pada desain komunikasi visual tersebut

biasanya di sebut sebagai presentasi sosial budaya masyarakat yang dihasilkan

dari rasionalitas, dilandasi pengetahuan yang mendalam, dan bersifat rasional

(Tinarbuko,2009;23).

2.2.1 Brand Identity

Pada Desain Komunikasi Visual ini hubungannya sangat erat kaitannya

dengan menggunakan tanda-tanda, gambar dan simbol. Dalam dunia DKV juga

memiliki salah satu terapan ilmu visual yang akan di pakai oleh perancang untuk

(34)

menjelaskan tentang membuat sebuah identitas merek yang dapat di kenal oleh

semua orang. Brand Identity dapat di arti luaskan sebagai identitas merek yang memiliki daya tarik tersendiri untuk dapat menarik perhatian semua orang, namun

identitas merek tersebut tidak hanya bisa di lihat melainkan dapat di ingat, di

pegang, dirasakan dan itu nyata. Merek tersebut juga dapat di temui di mana saja

salah satunya seperti maskot, baliho, signage dan lain-lain. Pada identitas merek

ini memiliki asosiasi merek yang berbeda dari yang lain, identitas ini di ciptakan

oleh penyusun strategi merek (Wheeler, 2009:04).

Pada pembuatan sebuah identitas merek ini di butuhkan beberapa elemen

yang dapat mendukung dalam pembuatan identitas yaitu warna, contoh logo,

tipografi dan layout.

Gambar 2.18 Brand Identity Ideals (Sumber : Dokumen pribadi. 03/07/2014)

Brand Identity ini idealnya harus memiliki elemen – elemen seperti pada gambar di atas karena sebuah brand tidak akan bisa di rancang apabila tidak

(35)

a. Warna

Pada kolom di bawah ini akan dijelaskan an, karena elemen tersebut

sangatlah penting dan harus ada.

beberapa nama batik dan arti warna yang ada di Indonesia, namun

kebanyakan orang – orang tidak mengetahui arti dan maksud dari batik yang ada

di Indonesia ini karena pada motif batik tersebut memiliki arti dan dan makna

terseniri dari setiap daerah masing – masing.

Tabel 2.1 Warna

burung cacingan (Hong), karena

motif tersebut memiliki cerita

yang sangat bersejarah dan

sampai sekarang masih diingat,

namun pada warna batik ter-sebut

lebih me-nonjolkan warna coklat

muda karena Memiliki arti

batik tersebut identik dengan

warna coklat tua karena

melambangkan dunia atas atau

(36)

makna tran-sidental

(Ke-tuhanan), namun pada warna

batik tersebut lebih identik

dengan warna biru karena warna

tersebut melambangkan kebbasan

seperti laut.

4 Jetis

Batik jetis ini memiliki motif

tersendiri yaitu Motif tumbuhan,

karena motif tumbuhan yang

digunakan merupakan inspirasi

dari tumbuh-tumbuhan yang

hidup disekitar pengrajin ba-tik.

Namun warna pada batik tersebut

Mem-perlihatkan kesan

ke-dewasaan dan elegan pada setiap

orang yang memakainya

identik dengan warna coklat

karena Mem-perlihatkan kesan

(37)

sebuah logotype. Logo bisa menggunakan elemen apa saja yaitu dengan tulisan, logogram, gambar, ilustrasi dan lain-lain. Logo juga memberikan suatu identitas,

informasi, persuasi sebagai alat pemasaran yang dapat di sebut sebagai suatu

kualitas atau nilai-nilai yang di tujukan. Tidak hanya itu saja logo juga memiliki

identitas yang dapat mewakili objek-objek tersebut salah satunya yaitu Logotype

dan Logoram (Rustan,2009;12:13).

Logo dapat dikategorikan berdasarkan unsur pembentuknya yaitu:

a. Logotype

Logo yang pertama kali memakai jenis huruf tertentu yang di desain secara

khusus dengan identitas tulisan nama yaitu logotype, namun logo tersebut sudah di buat semakin unik / berbeda satu sama lain dengan perkembangan yang sudah

berubah. Awalnya Logotype ini adalah sebuah elemen tulisan yang biasa saja, istilah lain logotype ini di olah dengan menambahkan elemen gambar yang

Kemiripan dari sebuah logotype mengalami perubahan yaitu dengan istilah

logogram, namun pada elemen gambar logo tersebut memiliki anggapan umum tentang logogram. Pada logogram tersebut juga memperlihatkan sebuah kata / makna yang dapat mewakili sebuah simbol tulisan daroi logo tersebut.

(38)

c. Gabungan antara Logotype & Logogram

Sebuah logo akan di katakan sempurna jika logo tersebut dibentuk dengan

penggabungan antara jenis Logotype & Logogra.

Gambar 2.21 Contoh Logotype dan Logogram ( Sumber : www.google.co.id13/11/2013)

c. Tipografi

Tipografi adalah salah satu bahasa yang selalu digunakan sebagai metode

untuk menerjemahkan kata–kata ke dalam bentuk tulisan. Di dalam desain,

Tipografi didefinisikan sebagai suatu proses seni untuk menyusun bahan publikasi

menggunakan huruf cetak. Huruf dapat menjadi sesuatu yang dapat dilihat dan

dapat dibaca. Pada huruf dan tipografi yang dapat diyakini sebagi hubungan yang

mengandalkan aspek pesan visual yang berbentuk deretan huruf atau ilustrasi

yang persuasif. Desain Komunikasi Visual ini juga tidak bisa lepas dari tipografi

karena semua bentuk dari desain harus memiliki elemen sebagai pendukungnya

(Kusrianto, 2007:204).

Dalam pembuatan sebuah Brand Identity ini perancang akan menggunakan huruf berjenis Sans Serif dan serif, Karena huruf Sans Serif memiliki bentuk

lekuk yang bundar dan harmoni sedangkan serif sendiri memperlihatkan kesan

elegan. Dalam sebuah perancangan yang akan kita buat ini tidak semudah yang

dibayangkan, Oleh karena itu, “menyusun” meliputi merancang bentuk huruf cetak

(39)

Tabel 2.2 Tipografi

Sumber : Dokumen pribadi

No Contoh font Ciri khas font

1

Pekalongan : font yang di pakai adalah font sans serif

karena memiliki karakter klasik dan pada font tersebut

juga di beri gambar bunga karena identik dengan batik

Pekalongan yang memiliki corak gambar bunga.

2

Font pada batik ini memakai font serif karena

memperlihatkan kesan elegan, namun pada font putra

Laweyan ini memakai font sans serif karena pada font

tersebut mengartikan sebuah karakter yang identik

dengan kebersamaan. Pada logo tersebut juga di

perlihatkan gambar canting karena pada pembuatan

batik Laweyan ini memakai alat canting.

3

Pada penulisan logo Kampoeng tersebut menggunakan

font berjenis sanserif dan Batik Jetis menggunakan font

jenis serif yang dimana pada font tersebut dimodifikasi

dengan diberi gambar tumbuhan, karena font yang

dipakai untuk huruf “ J ” ini mem-perlihatkan bahwa

kampung batik jetis ini identik dengan tumbuhan.

2.3 Studi Komparator

Seorang perancang tidak akan bisa merancang dengan baik apabila tidak

mempunyai acuan contoh untuk membuat sebuah desain yang akan di buat. Maka

dari itu perancang harus mencari sebuah refrensi tentang apa tang ingin perancang

inginkan, dengan adanya semua data yang di dapat itu barulah perancang bisa

melanjutkan pekerjaannya. Dalam studi komperator ini perancang akan

menjelaskan beberapa contoh desain yang akan di buat dan akan menjelaskan

tentang dari setiap komperator yang menjadi acuan dalam pembuatan sebuah

rancangan Logo. Salah satu yang di buat acuan adalah Logo batik Pekalongan,

(40)

2.3.1 Logo Batik Pekalongan

Tabel 2.3 Penjelasan Logo Batik Pekalongan Sumber : Dokumen pribadi

Gambar Logo Batik Pekalongan

Nama logo Pekalongan world city batik

Logogram

Pada logogram tersebut yang menggunakan

bunga mawar pada tangkainya terkesan luwes

dan menyatu dengan logotype nya

Logotype

Logotype menggunakan tipografi yang luwes

dan sederhana, namun tetap

meng-intepretasikan motif batik

Bentuk dasar logo Logo yang digunakan tanpa menggunakan background

Warna

Warna pada logogram dan logotype

menggunakan warna yang sama yaitu hitam, hal

tersebut memudahkan pengaplikasian pada

media-media dan memudahkan orang untuk

(41)

2.3.2 Logo Batik Laweyan

Tabel 2.4 Penjelasan Logo Batik Laweyan Sumber : Dokumen pribadi

Gambar logo batik Laweyan

Nama logo Batik Putra Laweyan

Logogram

Logogram memvisualisasikan

(penyederhanaan bentuk) canting yang

digunakan untuk membatik

Logotype

Logotype yang digunakan memakai 2 jenis

tipografi serif dan sanserif dan dalam logotype

tersebut mamasukkan unsur visual yang sama

dengan logogram

Bentuk dasar logo Bentuk dasar logo persegi panjang antara logogram dan logotype

Warna

Warna yang di pakai warna hijau yang

memperlihatkan kesan dingin, ramah dan

(42)

2.3.3 Logo Kampung Batik Jetis

Tabel 2.5 Penjelasan Logo Batik Jetis Sumber : Dokumen pribadi

Gambar logo kampung batik Jetis

Nama logo Kampung Batik Jetis

Logogram

Logogram yang visualnya berbentuk tumbuhan

yang tumbuh menyerupai dan membentuk huruf

“J” sehingga logogram juga berfungsi sebagai

logotype

Logotype

Logotype yang dipakai menggunakan 2 jenis

typografi yaitu serif dan san serif

Bentuk dasar logo

Tidak memakai background lebih ke arah berdiri

sendiri

Warna

Warna yang di pakai memperlihatkan warna

yang cerah dan memperlihatkan kesan nyaman

(43)

BAB III

identitas kepada kampung batik Tuban agar dapat dikenal oleh semua orang dan

dapat menjadi sebuah lokasi wisata kerajianan batik yang disukai oleh

masyarakat.

3.1.1 Brand Identity

Lebih di kenal dengan sebutan identitas merek, dimana pada Brand Identity ini akan menjelaskan tentang cara membuat sebuah identitas merek yang dapat di kenal oleh semua orang. Brand Identity dapat diarti luaskan sebagai identitas merek yang memiliki daya tarik tersendiri untuk dapat menarik perhatian

semua orang (Wheeler, 2009:04).

3.1.2 Kampung Batik Tuban

Kampung batik Tuban ini merupakan suatu kota kecil yang memiliki

suasana yang nyaman walau padat penduduknya, Keramahan dari penduduknya

pun juga merupakan salah satu unsur kenyamanan di kampung batik Tuban

tersebut. Tuban juga memiliki banyak potensi yaitu dari kerajinan berupa batik

Tenun Gedhog, Gerabah, Anyaman bambu dan sangkar burung. Pada kampung

batik Tuban ini kerajinan yang paling unggul diantara potensi tersebut adalah

Batik Tenun Gedhog, karena mayoritas penduduk disana adalah seorang pembatik

dan motif-motif yang digunakan tersebut diambil dari unsur-unsur islam,jawa dan

cina (Tubankab_online,11/11/2013).

Pada judul ini perancang membuat sebuah kesimpulan yaitu dengan membuat

sebuah strategi penggambaran, perencanaan dan sebuah sketsa yang nantinya akan

diterjemahkan kedalam sebuah konsep perancangan. Salah satu konsep yang akan

(44)

identitas merek, dimana pada Brand Identity ini akan menjelaskan tentang membuat sebuah identitas merek yang dapat dikenal dan dapat di ingat oleh

semua orang. Pada identitas merek ini memiliki asosiasi merek yang berbeda dari

yang lain, namun pada perancangan ini perancang ingin membuat sebuah identitas

untuk kampung tersebut.

Bahkan di kampung ini juga terdapat sebuah usaha kecil atau disebut dengan

UMKM yaitu usaha batik yang proses penulisan gambar atau ragam hias pada

kain putih dengan menggunakan lilin batik (Wax/malam), dimana sebagai alat perintang warna yang di tuangkan ke kain yang akan di batik.Usaha batik ini

ternyata terdapat di suatu kota yaitu kota Tuban, dimana Kota Tuban ini berada di

Jawa Timur yang memiliki keindahan alam, namun di kota Tuban juga sudah

terkenal dengan penghasil tuak dan legen. Tuban memiliki banyak sekali

usaha-usaha yang sangat maju, salah satunya adalah Batik.

Kesimpulan yang di ambil adalah perancang ingin membuat sebuah logo dengan judul “perancangan Brand Identity Kampung Batik Tuban” dimana perancang ingin Membuat sebuah identitas untuk membantu UMKM batik agar

lebih dikenal dan memiliki value di mata audiens.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

3.2.1 Data Primer

a. Metode Observasi

Mengambil data dari lokasi tempat yang dituju yaitu desa Margorejo

kecamatan kerek, di sini perancang mengambil data dari apa yang perancang

rencanakan. Perancang mencari informasi atau data yang ada di kampung secara

lengkap, setelah itu mencoba untuk mencari data pada dinas perindustrian untuk

menambah data yang akan di buat, perancang pun terjun langsung menemui

kepala bagian dinas perindustrian untuk meminta data. Pada wawancara tersebut

perancang memberikan beberapa pertanyaan kepada nara sumber yang akan di

wawancarai seputar tentang sejarah batik.

(45)

dan batik tulis. Batik tenun yang ada di Kota Tuban ini perlu pengembangan

teknologi dan perlu perimbuhan tenaga kerja baru untuk tenun. Dari pihak dinas

Perindustrian menyetujui di laksanakannya Brand Identity (Identitas merek) untuk kampung batik yang ada di desa Margorejo (Bapak Edi Kepala Dinas

Perindustrian dalam wawancara).

b. Metode Wawancara

Melakukan wawancara / diskusi mendalam untuk mendapatkan sebuah data

yang lengkap dari para narasumber yang dipercaya. pada kampung ini rata-rata

adalah pengrajin batik mulai dari anak-anak sampai yang sudah tuapun semuanya

pengrajin batik. Pada kampung tersebut terdapat banyak sekali

pengusaha-pengusaha batik yang sudah di kenal oleh masyarakat di sana. Perancang

mengambil salah satu pengusaha yang ada di kampung tersebut.

Perancang mencoba untuk mencari data ke warga-warga kampung Margorejo

ini, setelah itu perancang mencoba untuk mengajak pak lurah selaku tokoh

masyarakat yang ada di kampung batik di desa Margorejo untuk membuat sebuah

forum yang nantinya akan di adakan sebuah diskusi atau wawancara. Perancang

juga mengajak pemilik usaha batik tersebut untuk berpartisipasi dalam diskusi,

turut serta juga para pengrajin batik di kampung tersebut dan konsumen. Pada

wawancara yang telah di lakukan perancang, dapat di simpulkan bahwa Kampung

batik Margorejo ini masih belum ada penanganan mengenai usaha batik yang ada

di kampung Margorejo ini dari Pemerintah Pusat Kota Tuban. (bapak Junaidi

dalam wawancara).

c. Metode Kuisioner

Melakukan penyebaran sebuah kuisioner kepada orang-orang khususnya

pembatik yang ada di kampung Margorejo ini dan mencari data atau fakta – fakta

yang terkait pada kampung batik tersebut, kuisioner tersebut di tujukan kepada

semua pembatik yang ada di kampung Margorejo dan nara sumber yang ada

kaitannya dengan kampung tersebut. Pada metode kuisioner tersebut bisa lebih

memudahkan dan lebih praktis praktis dalam pengerjaannya. Perancang

(46)

sebenarnya yang terjadi pada kampung tersebut, tujuannya agar mendapatkan data

yang lengkap dan akurat dari kuisioner tersebut.

3.2.2 Data Sekunder

Meliputi pengambilan data yang bisa diambil dari berbagai media cetak

seperti artikel PDF, media internet dan referensi buku yang berkaitan dengan

teori tersebut. Namun ada juga pengambilan datanya melalui wawancara untuk

lebih lengkapnya. Dari data tersebut kita bisa mendapatkan sebuah refrensi

tentang judul yang kita ambil.

1. Brand Identity ini bertujuan

untuk memperkenalkan

2. Dapat dijadikan identitas

bagi kampung batik

mar-gorejo

3. menjadi media alternatif Os

1. Perlu diadakan sosialisasi

terhadap masyarakat

setempat unuk

mem-perkenalkan kampung

(47)

3.3.2 Analisis 5W+1H

Pada rancangan ini perancang ingin membuat sebuah Brand Identity atau bisa disebut sebagai (Identitas Merek) dimana nantinya identitas tersebut dapat di

jadikan sebagai identitas untuk kampung batik Margorejo agar kampung tersebut

dapat lebih di kenal oleh semua orang, sedangkan untuk masyarakat yang berada

di luar Tuban bisa lebih tahu dan mengenal kampung batik Margorejo tersebut

khususnya para pecinta batik itu sendiri. Pada identitas ini juga memperlihat motif

khas dari kampung batik Margorejo, tidak hanya itu saja pada Identitas tersebut

akan diperlihatkan warna dan tipografinya yang dimana diharapkan agar Identitas

tersebut dapat di ingat sebagai khas batik Tuban.

Dengan berubahnya jaman yang sudah modern seperti sekarang ini perancang

ingin Membuat sebuah identitas untuk membantu UMKM batik yang ada di kota

Tuban khususnya yang ada di kampung batik Margorejo, agar lebih di kenal dan

memiliki value di mata audiens. Pada dasarnya masyarakat tidak tahu adanya

kampung batik yang ada di Margorejo ini di karenakan, kampung tersebut berada

di belakang bukit yang letaknya sangat jauh dari kota dan untuk mengetahui

kampung tersebut sangatlah susah.

Ketika suatu identitas yang sudah perancang buat telah teraplikasikan pada

berbagai media promo yang ada di kawasan kampung batik Tuban, dengan begitu

masyarakat dapat mengetahui adanya kerajinan batik yang ada di Tuban.Identitas

tersebut akan diberikan kepada Pemerintah Dinas perekonomian agar kampung

tersebut memiliki sebuah identitas yang nantinya dapat di ketahui dan di kenal

2. kurang adanya sosialisasi

masyarakat terhadap

1. perlu adanya kerjasama

antara pemerintah daerah

dan dinas perindustrian

terhadap identitas

(48)

oleh semua orang, dengan adanya identitas tersebut diharapkan masayarakat tahu

tentang adanya kampung batik Margorejo khususnya masyarakat Tuaban sendiri.

Dalam membuat Brand Identity kampung batik Tuban, target audience bisa dari berbagai kalangan meliputi wanita Dewasa, kebanyakan yang lebih menyukai

batik adalah para ibu-ibu. Namun dikarenakan dari kampung batik Tuban ini

adalah batik yang belum terlalu dikenal oleh masyarakat jadi dengan menjalin

kerja sama dengan mita-mitra bisnis lainnya serta keinginan beliau untuk

memperluas jaringan pelanggannya didalam negeri, maka target audience dalam

branding ini di jelaskan dari segi:

1. Demografis

 Berumur antara 30 tahun.

 Berpenghasilan bekisar Rp 3.000.000.  Semua agama.

 Pendidikan akhir minimal S1.

 Jumlah anggota keluarga yaitu catur warga.  Status keluarga dari kalangan menengah ke atas.

2. Geografis

 Masyarakat Indonesia yang berada di Jawa Timur terutama di Surabaya atau kota-kota besar.

 Target audience sekunder adalah masyarakat dan wisatawan dalam negeri

yang berada khususnya di sekitar Surabaya dan sekitarnya.

3. Psikografis

 Semua orang yang aktif.

 Suka melakukan kegiatan liburan

 Ingin mendapatkan informasi mengenai kampung batik Tuban secara

mendalam

 Pecinta Batik

(49)

perancang harus terlebih dahulu melakukan sebuah observasi di kampung batik

Margorejo agar dapat membuat konsep yang sangat menarik.

3.4 Teknik Sampling

Teknik sampling yang di gunakan adalah dengan cara mengambil data dari

setiap pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan kepada nara sumber dan menjelaskan

untuk mendapatkan data dari hasil wawancara yang di lakukan.

3.4.1 Sample

Data yang di cari adalah data dari para nara sumber, salah satu nara sumber

yang harus ada pada wawancara tersebut adalah:

 Dinas Perindustrian daerah kota Tuban  Pemerintah Setempat (Lurah setempat)

(50)

3.5 Skema kerangka berfikir

Tabel 3.2 Skema Perancangan Brand Identity Kampung Batik Tuban

FENOMENA Identifikasi

masalah

RISET

IDE

KONSEP RISET

STUDI EKSISTING &

PUSTAKA

METODE PENELITIAN

WAWANCARA FGD KUISIONER

KONSEP PERANCANGAN

PROSES PENGERJAAN

DESAIN

(51)

BAB IV

KONSEP DESAIN

4.1 Perumusan Konsep

(52)

4.1.1 Oriental Klasik (Denotatif-makna sesungguhnya)

Oriental dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu sebuah dunia dimana

dunia tersebut menjelaskan tentang adat ketimuran seperti negara Cina, Jepang dan

negara-negara Asia, adat tersebut sangat kental dan sudah di pakai dari sejak turun

temurun. Sedangkan Klasik dalam arti Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu berasal

dari masa lampau yang dimana semua hal yang berhubungan dengan masa lalu dapat

dikatakan klasik. Karena pada masa lampau yang berhubungan dengan warna atau

ciri khas yang sudah lama dipakai bisa disebut klasik.

4.1.2 Oriental Klasik (Konotatif-bukan sebenarnya)

Pada konsep ini memperlihatkan khas dari batik Tuban yaitu motif/corak yang

dapat di terapkan pada media brand identity yang akan di buat sebagus mungkin agar dapat menarik perhatian. Pembuatan merek ini juga memberikan sedikit sentuhan

yaitu dari unsur cina dan jawa, kata-kata oriental ini juga dari observasi yang di dapat

melalui audience, namun salah satu unsur faktor yang mempengaruhi yaitu dari motif

batik Tuban yang memiliki unsur dari cina dan adat jawa tersebut, dari unsur tersebut

terbentuklah lagu-lagu kami

Pada klasik itu sendiri dapat di perlihatkan dari segi penulisan atau layout yang

memperlihatkan unsur klasik dari batik Tuban dan tidak akan hilang unsur yang

sudah lama ada. Pada batik Tuban dapat memperjelas tentang ciri khas dari batik

Tuban dimana desain yang akan dibuat ini dapat memperlihatkan kesan dari ciri khas

batik Tuban yang berupa elemen yang dipakai dari motif/corak dari batik itu sendiri

dan warna-warna yang akan dipakai pun akan mengikuti warna khas dari batik

Tuban. Pada penulisan typografi atau layout tersebut tidak akan jauh-jauh dari kesan klasik batik Tuban. Perancangan ini dibuat agar dapat menarik perhatian dan dapat

(53)

4.2 Pesan Komunikasi

Pesan komunikasi yang ingin disampaikan dalam perancangan Brand identity

ini bertujuan agar dapat memperkenalkan kepada anda tentang adanya kampung batik

dan agar dapat selalu diingat oleh siapapun. Pesan yang didapat berdasarkan atas

pengumpulan data yang sangat lengkap dari penggalian data secara mendalam seperti

wawancara mendalam kepada pihak-pihak yang bersangkutan seperti dari Dinas, Pak

Lurah, Pembatik, Pengusaha, dan konsumen. Pada target audience pun juga dilakukan sebuah kuisioner dimana target tersebut dari kalangan ibu-ibu yang

menyukai berwisata kuliner dan pecinta batik namun tidak tahu dimana saja tempat

-tempatnya. Kendala yang sering dialami yaitu tidak begitu tahu informasi tentang

batik dan menunggu hari libur. Padahal ini dapat dijadikan acuan untuk merancang

Brand Identity.

Pada rumusan konsep tersebut, perancangan Brand Identity disini selain memberikan sebuah informasi dan memperkenalkan kepada semua masyarakat

tentang identity kampung batik. Pada perancangan tersebut yang dimana identity ini berbeda dari yang lainnya. Pada perancangan brand identity ini memiliki kelebihan dan keunikan tersendiri dari kampung batik Tuban yang dapat digunakan sebagai

elemen visual dari kampung batik tersebut dan nantinya akan di perkenalkan kepada

masyarakat secara tidak langsung. Tidak hanya itu saja dengan memakai konsep

Oriental Klasik tersebut dapat lebih memberikan khas kota Tuban dan dapat

memperlihatkan potensi dari kampung batik Tuban sendiri agar lebih dapat menarik

perhatian masyarakat yang ingin berkunjung ke kampung tersebut.

4.3 Konsep Visual

4.3.1 Ilustrasi

Teknik ilustrasi pada Oriental Klasik ini dibuat dengan mengambil

elemen-elemen dari motif batik khas Tuban, suasana kampung, bangunan rumah, unsur-unsur

pada motif dan sebagainya. Namun pada konsep ini menggunakan elemen yang

hubungannya sangat erat dengan konsep yang dibuat yaitu seperti pengambilan

(54)

dari motif batik Tuban. pada dasarnya pada elemen-elemen tersebut dapat menjadi

sebuah kesatuan yang dimana menggunakan prinsip penyerdahanaan tersebut dapat

mudah tuk dikenali.

Pada konsep pembuatan brand identity ilustrasi yang di buat dalam

perancangan elemen visual lainnya yang dapat membentuk sebuah media dengan cara

memperlihatkan karakteristik Kampung batik Tuban seperti suasana, adat, dan

kerajinan yang paling diperlihatkan di kampung Batik Tuban. di bawah ini adalah

salah satu contoh pengaplikasiannya

4.3.2 Tipografi

Pada Typografi ini memiliki jenis berbeda, jenis typografi yang digunakan pada konsep ini harus memenuhi 4 aspek dalam disiplin ilmu tipografi yaitu

readability (mudah dibaca), legability (mudah dikenali dan dibedakan), clarity

(mudah dimengerti) dan visibility (mudah di baca dalam jarak yanmg jauh). Pada tipografi ini yaitu menggunakan tipografi dari keluarga serif. Pada font serif ini

mudah dibaca dan simple, karakter pada font tersebut juga tidak terlalu kaku lebih

kearah luwes. Font yang di buat ini dapat diartikan bahwa masyarakat pada kampung

batik Tuban ini memiliki karakter yang luwes dan tidak kaku.

4.3.3 Warna

Warna yang digunakan dalam perancangan ini tidak jauh-jauh dari

karakteristik lingkungan atau warna yang khas dari kampung batik Tuban itu sendiri

yaitu oriental klasik. Salah satu warna yang diambil dari suasana kampung, dan yang

paling terutama adalah motif batik Tuban yang memiliki unsur-unsur tertentu dan

warna khas dari batik Tuban yang sudah lama di pakai. Warna yang dipakai tersebut

diambil dari unsur-unsur Oriental dan klasik yang dimana sudah menjadi ciri kahs

(55)

4.4 Layout Desain

4.4.1 Lettermark

Pada lettermark yang akan digunakan ini lebih kearah klasik dari segi fontnya, tidah hanya itu bentuk font yang akan di buat ini juga sesuai dengan karakter masyarakat disana yang identik dengan ramah. Font tersebut harus memenuhi 4 aspek yang harus ada dalam pembuatan suatu logotype di dalam ilmu tipografi diantaranya yaitu readability (mudah dibaca), legibility (mudah dikenali dan dibedakan), clarity

(mudah dimengerti)dan visibility (mudah dibaca dalam jarak tertentu). Pada aspek ini

font yang di pakai sangat simpel dimana font tersebut terlihat luwes atau tidak kaku.Berikut adalah salah satu contoh font yang bisa di jadikan acuan dalam pembuatan font klasik namun ada ampuran dari oriental:

Gambar 4.1 contoh studi Typografi Lettermark

Sumber: Data pribadi

Gambar 4.2 Tipografi perancangan Lettermark

Font pada contoh di atas ini merupakan salah satu contoh font Oriental yang

(56)

lengkungan yang memperlihatkan ciri khas dari font tersebut. Font tersebut nantinya

tidak jauh berbeda dengan karakter oriental yang dia mbil dari unsur cina, karena

bentuk pada font ini lebih kearah seperti kuat. Warna yang akan digunakan pada

Picturemark tersebut menggunakan warna oriental yang sesuai dengan warna khas dari batik Tuban itu sendiri, karena warna tersebut menggambarkan (mencitrakan)

ciri khas dari kota Tuban itu sendiri.

4.4.2 Picturemark

Picturemark yang dibuat tidak jauh-jauh dari segi bentuk, warna dan garis. Pada segi bentuk menggunakan motif yang sesuai dengan ciri khas dari batik Tuban

itu sendiri, karena motif tersebut memiliki ciri khas yaitu bentuk lengkungan yang

berada di setiap ujung. Warna yang di pakai untuk Picturemark diambil dari warna yang paling identik dari batik Tuban, karena warna tersebut memperlihatkan warna

yang klasik dan cocok untuk pembuatan logo batik Tuban.

Warna yang di pakai dapat men-citrakan sebuah ciri khas dari batik Tuban

yang sangat kental dengan warna klasik. Dari garis pada picturemark ini di buat melengkung agar terlihat tidak kaku, melainkan terlihat luwes. Dari logo tersebut

dapat terlihat karakter orang-orang yang ada di sana ramah dan luwes. Logo tersebut

bisa menggunakan salah satu dari motif yang khas dari Batik Tuban atau yang paling

identik dengan kampung batik Tuban. sedangkan dengan memakai konsep Oriental

Klasik bisa lebih memperlihatkan lagi khas dari batik Tuban yang terlihat klasik dan

masih memperlihatkan unsur-unsur dari batik tersebut.

(57)

Gambar 4.3 Studi Picturemark

Sumber: Data Pribadi

Namun pada tahap selanjutnya ialah membuat sebuah sketsa desain yang

(58)

(59)

Gambar 4.4 Sketsa Desain Logo

(60)

4.4.3 Warna

Warna yang di gunakan adalah warna oriental dan klasik, karena warna

tersebut memakai warna khas dari batik Tuban itu sendiri. Warna tersebut sering di

pakai pada pembuatan batik dan paling banyak diminati oleh orang-orang. Maka dari

itu pada pembuatan sebuah logo, perancang memakai warna tersebut karena dapat

memperkuat citra dari batik Tuban. Sehingga warna yang akan digunakan terlihat

(61)
(62)

Gambar 4.6 Alternatif Landmark

Sumber: Data Pribadi

4.4.5 Studi Bentuk

Bentuk pada logo diatas merupakan penyederhanaan dari bentukan visual

pada karakteristik Kampung Batik Tuban, namun tidak hanya itu pada pembuatan

logo tersebut di perlukan acuan yang terkait dengan bentuk logo yang sesuai, pada

pembuatan logo tersebut aspek yang di ambil adalah dari unsur-unsur motif yang di

butuhkan.

Oriental :

(63)

Kaligrafi cina

Klasik :

Batik

Bangunan

Gambar. 4.7 Acuan Visual logo

(64)

4.4.6 Evaluasi Landmark

Tahap selanjutnya setelah membuat alternatif landmark adalah dengan cara memilih beberapa alternative Landmark, salah satunya yaitu diambil dari unsur yang khas dari kampung batik Tuban tersebut mulai dari sayap pada burung, lalau dari

unsur kasik dan oriental. Dengan begitu logo yang sudah dibuat bisa dengan mudah

untuk diaplikasikan pada banyak media.dibawah ini adalah salah satu alternative yang

sudah dipilih.

Gambar. 4.8 Evaluasi Landmark

Sumber:Data Pribadi

Gambar

Gambar 2.13 pencucian dan pembersihan
Gambar 2.14 Burung Cacingan
Gambar 2.18 Brand Identity Ideals (Sumber : Dokumen pribadi. 03/07/2014)
Tabel 2.1 Warna
+7

Referensi

Dokumen terkait

Batik Pastel merupakan merek dari produsen tradisional Batik Cirebon dengan teknik cap yang memiliki ciri khas warna yang soft dan desain yang modern.. Hal ini yang membedakannya dari

Kampung Batik Vertikal (KBV) ini merupakan bangunan yang akan. bertahan setidaknya selama 1 generasi atau sekitar 60 tahun,

Kampung Batik Vertikal " Sebuah Integrasi ruang hunian, produksi, dan galeri yang selaras "..

Proses perancangan corporate identity ini mengacu pada Taman Wisata Paggora dimana dalam perancangan ini diharapkan agar Taman Wisata Paggora memiliki identitas

Tujuan perancangan Identity kemasan dadiah adalah menciptakan identitas kemasan dadiah yang baru tanpa menghilangkan bentuk Tradisionalnya (asli), sehingga dapat dikenal

Dan dimasa ini Sudarno Nadi, alias Wirjowikoro atau K.H Samanhudi di kenal sebagai pelopor pengusaha batik di Kampung Laweyan , yang menjadi tokoh panutan warga

Dalam penerapan citra visual batik pada bentuk dan massa bangunan sebagai salah satu elemen perancangan kawasan Kampung Batik Jetis ada banyak hal yang

Proses perancangan corporate identity ini mengacu pada Taman Wisata Paggora dimana dalam perancangan ini diharapkan agar Taman Wisata Paggora memiliki identitas