• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUPAN ZAT GIZI DAN KADAR HEMOGLOBIN PADA ANGGOTA INDONESIA VEGETARIAN SOCIETY (IVS) CABANG PADANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUPAN ZAT GIZI DAN KADAR HEMOGLOBIN PADA ANGGOTA INDONESIA VEGETARIAN SOCIETY (IVS) CABANG PADANG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

103

Irma Eva Yani, Defriani Dwiyanti, Sudihati Hamid

(Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)

ABSTRACT

This study aims to find out the nutrient consumption and hemoglobin concentration on members of Indonesia Vegetarian Society (IVS) Padang. The study used a cross-sectional study on members of Indonesia Vegetarian Society (IVS) Padang Branch from July to October 2009 the number of subject research were 30 people drawn from the entire population. The consumption data was obtained through interviews using a semi quantitative FFQ and Hb levels checked with cyanmethemoglobin method. The data is processed and analyzed by univariate, bivariate, and multivariate analyzes. The results showed the majority of vegetarians aged 18 years, male gender 18 people, private worker 18 people, 27 people and the Buddhist religion long been a vegetarian approximately ten years 23 people. The average hemoglobin concentration of 13.4 g%, 61.9 grams protein consumption, 15.26 mg iron, and vitamin C 172.4 mg. There is a relationship between the consumption of protein with haemoglobin levels. Keywords: Nutrients, Hb, Vegetarian

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat konsumsi zat gizi dan kadar Hb pada anggota Indonesia Vegetarian Society (IVS) Cabang Padang.Penelitian ini adalah penelitian cross sectional study pada anggota Indonesia Vegetarian Society (IVS) Cabang Padang pada bulan Juli sampai Oktober 2009 dengan jumlah sujek penelitian 30 orang yang diambil dari seluruh populasi. Data konsumsi diperoleh melalui wawancara menggunakan Semi kuantitatif FFQ dan kadar Hb diperiksa dengan metode cyanmethemoglobin. Data diolah dan dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar vegetarian berusia 18 tahun, jenis kelamin laki-laki 18 orang, pekerjaan wiraswasata 18 orang, beragama budha 27 orang dan lama menjadi vegetarian kurang sepuluh tahun 23 orang. Rata-rata kadar Hb 13,4 g%, konsumsi protein 61,9 gram, besi 15,26 mg, dan vitamin C 172,4 mg. Ada hubungan antara konsumsi protein dengan kadar Hb, Vegetarian agar lebih meningkatkan asupan zat besi dengan menyeimbangkan antara asupan zat besi non heme dengan heme dan memeriksakan kadar Hb darah secara rutin minimal satu kali dalam enam bulan.

Kata Kunci : Zat gizi, Kadar Hb, Vegetarian

PENDAHULUAN

Saat ini ramai dibahas tentang gaya hidup vegetarian, suatu pola yang

dapat menolong banyak orang untuk hidup lebih sehat1. Banyak alasan yang mengiring orang untuk sampai pada

(2)

104

keputusan menjadi vegetarian. Ada yang karena alasan kesehatan, terbiasa sejak kecil tidak makan daging, keyakinan tertentu, atau bagian dari gaya hidup. Menurut Pangestuti, penganut vegetarian juga lebih rentan mengalami anemia. Hal ini disebabkan karena penganut vegetarian pada umumnya hanya mengkonsumsi protein nabati. Pada protein nabati nilai biologinya lebih rendah dibandingkan dengan protein hewani2.

Anemia adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin yang lebih rendah dari nilai normal. Anemia bisa juga berarti suatu kondisi ketika terdapat defisiensi ukuran/jumlah eritrosit atau kandungan hemoglobin. Faktor utama yang menjadi penyebab terjadinya anemia gizi besi adalah kurangnya konsumsi zat besi yang berasal dari makanan/rendahnya absorpsi zat besi yang ada dalam makanan3.

Pola makan yang kurang beragam, seperti menu yang hanya terdiri dari nasi dan kacang-kacangan saja turut menunjang kurangnya asupan zat besi bagi tubuh. Daya serap zat besi yang berasal dari pangan

nabati jauh lebih rendah dibandingkan daya serap besi dari pangan hewani. Absorpsi besi dari pangan nabati hanya 1 – 6 %, sementara pangan hewani 7 – 22%4

Penelitian Madeleine J Ball and Melinda A Bartlett tentang asupan gizi dan status zat besi pada wanita vegetarian di Australia, menemukan hubungan yang signifikan antara konsumsi zat besi dengan kadar serum ferritin. Pada penelitian ini diperoLeh kadar serum ferritin yaitu 12µg/L. Penelitian di Selandia Baru menemukan bahwa dari 31 orang perempuan dan 14 laki-laki yang vegetarian, 38 % diantaranya mempunyai kadar serum ferritin yaitu < 12µg/L5. Penelitian Susianto, pada balita vegetarian lakto ovo dan non vegetarian di DKI Jakarta tahun 2008 diperoleh prevalensi status gizi normal pada balita vegetarian lakto ovo yaitu 56% dan pada balita non vegetarian yaitu 57,5% 6.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui asupan zat gizi dan hubungannya dengan kadar Hb pada Vegetarian di Indonesia Vegetarian Society (IVS) Cabang Padang.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini adalah cross sectional study yang dilakukan pada anggota Indonesia Vegetarian

Society (IVS) Cabang Padang dari bulan Juli sampai Oktober 2009, yang merupakan golongan ovo-lacto vegetarian (tidak mengkonsumsi

(3)

105 protein hewani kecuali telur dan susu),

ovo vegetarian (hanya telur saja) dan lacto vegetarian (hanya susu saja), tidak menderita malaria dan tidak dalam keadaan pendarahan dan berumur 19-75 tahun. Sampel diambil dengan tekhnik total sampling dengan jumlah 30 orang.

Data tentang asupan zat gizi, seperti asupan protein, besi dan vitamin C diperoleh melalui wawancara menggunakan formulir food frekuensi semi kuantitatif. Data kadar Hb responden diperoleh dengan memeriksa kadar Hb dengan

menggunakan metode

Cyanomethemoglobin. Data konsumsi makanan yang diperoleh diolah dengan menggunakan nutrisurvey dan dianalisa secara univariat untuk melihat distribusi frekuensi, rata-rata asupan zat-zat gizi dan kadar Hb. Analisis bivariat untuk melihat hubungan asupan protein, vitamin C dan besi dengan kadar Hb menggunakan corellation test dan multivariat dilakukan untuk melihat pengaruh antara asupan protein, zat besi dan vitamin C dengan kadar Hb menggunakan Linier Regression Multiple Test.

HASIL PENELITIAN Karakteristik Sampel

Tabel 1: Karakteristik Vegetarian berdasarkan umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama dan lama menjadi vegetarian

KARAKTERISTIK f % Umur - < 20 tahun - 20 – 39 tahu - ≥ 40 tahun 1 18 11 3,3 60 36,7 Jenis Kelamin - laki-laki

- Perempuan

18 12

60 40 Pekerjaan - Rumah Tangga

- Wiraswasta - Mahasiswa - Guru - Mekanik 3 18 6 1 2 10 60 20 3,3 6,7 Agama - Katolik - Budha - Hindu 1 27 2 3,3 30 6,7 Lama menjadi vegetarian

- < 10 tahun - ≥ 10 tahun 23 7 76,7 4,3 Total 30 100

Tabel 1 terlihat sebagian besar vegetarian berusia 18 tahun dengan usia termuda 19 tahun dan tertua usia 75 tahun, berjenis kelamin laki-laki 60%

orang, pekerjaan wiraswasata 60%, beragama budha 90% dan lama menjadi vegetarian kurang sepuluh tahun 76,7%.

(4)

106

Tabel 2: Rata-rata Kadar Hb, Asupan Protein, Besi, dan Vitamin C Vegetarian Variabel Rata-rata Min Max SD N

Kadar Hb (g%) 13,4 10,4 15,2 1,18 30

Asupan Protein (g) 61,9 29 110,2 22,66 30

Asupan Besi (mg) 15,26 5 36,9 7,95 30

Asupan Vitamin C (mg) 172,4 51,6 356,7 85,35 30

Tabel 2 terlihat rata-rata kadar Hb vegetarian 13,4 g% dengan Hb normal 20 orang ( 66,7%) dan anemia 10 orang (33,3%). Rata-rata asupan protein vegetarian 61,9 gram dan jika dibandingkan dengan angka kecukupan gizi (AKG 2004) 24 orang (80%) cukup dan 6 orang (20%) kurang. Sebagian besar protein yang dikonsumsi berasal dari nabati (kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tempe, tahu, kecap dan susu kedele. Rata-rata konsumsi besi vegetarian 15,26 mg dan jika dibandingkan dengan AKG maka didapatkan 18 orang cukup (60%) dan 12 orang kurang (40%). Sumber zat

besi yang biasa dikonsumsi oleh vegetarian berbentuk zat besi non heme yang berasal dari makanan nabati seperti tempe, tahu, kacang-kacangan, biji-bijian, sayur-sayuran dan buah-buahan, kecuali vegetarian ovo dan lakto yang ada mengkonsumsi telur dan susu sebagai sumber zat besi heme. Rata-rata asupan vitamin C vegetarian 172,4 mg dan jika asupan vitamin C ini dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi maka didapatkan 27 orang (90%) cukup (≥ 80% AKG), dan 3 orang (10%) kurang (< 80% AKG).

Tabel 3: Hubungan Asupan Protein dengan Kadar Hb Vegetarian

Variabel Sig (P)* R N

Asupan Protein dengan kadar

Hb 0,026 -0,357 30

Tabel 3 terlihat nilai p=0,026 (p<0,05), maka dapat disimpulkan ada hubungan antara asupan protein dengan kadar Hb, sedangkan kekuatan hubungan sebesar 35,7 % terbalik, ini berarti

asupan protein berhubungan negatif dengan kadar Hb. Hal ini kemungkinan dapat disebabkan karena pada vegetarian lebih banyak mengkonsumsi protein yang bersumber dari protein nabati.

(5)

107 Tabel 4 Hubungan Asupan Zat Besi dengan Kadar Hb Vegetarian

Variabel Sig (P)* R N

Asupan besi dengan kadar Hb

0,052 -0,303 30

Tabel 4 terlihat nilai p=0,052 (p>0,05), maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara asupan zat besi dengan kadar Hb, sedangkan kekuatan hubungan sebesar 30,3 % terbalik,

ini berarti asupan besi berhubungan negatif dengan kadar Hb. Hal ini kemungkinan dapat disebabkan karena vegetarian mengkonsumsi sumber zat besi dari non heme.

Tabel 5: Hubungan Asupan Vitamin C dengan Kadar Hb

Variabel Sig (P)* R N

Asupan Vitamin C dengan

kadar Hb 0,272 -0,116 30

Tabel 5 terlihat nilai p=0,272 (p>0,05), artinya tidak ada hubungan antara asupan vitamin C dengan kadar Hb.

sedangkan kekuatan hubungan sebesar 11,6 % terbalik, ini berarti asupan vitamin C berhubungan negatif dengan kadar Hb.

Tabel 6: Pengaruh Asupan Protein, Besi dan vitamin C dengan Kadar Hb

Variabel Β t Sig (P)*

Constant 15,174 16,320 0,000

Asupan protein -0,046 -1,353 0,188

Asupan besi 0,083 0,849 0,404

AsupanVitamin C -0,001 -0,429 0,672

Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa dengan asupan protein dan vitamin C

yang negatif dan diimbangi dengan asupan zat besi yang lebih tinggi dapat meningkatkan kadar Hb vegetarian. PEMBAHASAN

Hemoglobin adalah protein yang mengandung zat besi dan melaksanakan fungsi pengangkutan oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh. Hemoglobin memiliki

afinitas (dayatampung) terhadap O2 untuk membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan. Kadar Hb

(6)

108

dikatakan normal pada perempuan dewasa 12 mg% dan lelaki 14 mg% 7. Anemia gizi besi adalah keadaan dimana kandungan besi tubuh total turun dibawah tingkat normal 8.

Tubuh manusia membutuhkan zat besi untuk sintesis protein yang membawa oksigen yaitu hemoglobin. Hampir semua zat besi berbentuk hemoglobin yang beredar dalam sel darah merah. Zat besi banyak terkandung dalam daging merah, telur, sayuran dan sereal, tetapi kandungan dalam susu, buah dan produk nabati lainnya sangat rendah.

Ada dua tipe zat besi dalam makanan yaitu zat besi nonheme yang terdapat pada makanan nabati serta jaringan tubuh hewan dan zat besi heme yang berasal dari hemoglobin serta mioglobin pada produk hewani. Zat besi heme yang berasal dari daging merah, unggas dan ikan diserap dua hingga tiga kali lebih baik dari zat besi nonheme yang berasal dari produk nabati dan susu 10.

Pada penelitian ini rata-rata asupan besi vegetarian 15,26 mg dengan asupan besi minimum 5 mg dan maximum 36,9 mg. Jika dilihat hubungan kadar zat besi dengan kadar Hb menunjukkan tidak ada hubungan antara asupan besi dengan kadar Hb dengan kekuatan hubungan sebesar 30,3 % terbalik, ini berarti asupan besi

berhubungan negatif dengan kadar Hb. Jika asupan besi meningkat akan mempengaruhi kadar Hbnya, dimana kadar Hbnya akan menurun.

Adanya hubungan yang negatif ini mungkin disebabkan karena sampel yang vegetarian lebih banyak mengkonsumsi sumber zat besi nonheme yaitu berasal dari bahan makanan nabati seperti tempe, tahu, kacang-kacangan, biji-bijian, sayur-sayuran dan buah-buahan. Dimana kandungan zat besi pada bahan makanan tersebut rendah, memiliki daya serap yang rendah dan bersifat inhibitor. Absorpsi besi dari pangan nabati hanya 1-6%, sementara pangan hewani 7-22% 11.

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan atau menghambat absorpsi besi yang berasal dari nonheme. Absorpsi nonheme sangat dipengaruhi oleh adanya inhibitor absorpsi besi dan fasilitator kelarutan zat besi pada usus halus bagian proksimal. Fasilitator absorpsi zat besi adalah asam askorbat (vitamin C). Vitamin C dapat meningkatkan absorpsi zat besi non heme secara signifikan12.

Pada penelitian ini terlihat rata-rata asupan vitamin C vegetarian 172,4 mg dengan asupan vitamin C minimum 51,6 mg dan maximum 356,7 mg. Jika asupan Vitamin C ini dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi maka

(7)

109 didapatkan 27 orang (90%) cukup (≥

80% AKG) dan 3 orang (10%) kurang (< 80% AKG). Pada penelitian ini tidak ada hubungan antara asupan vitamin C dengan kadar Hb dengan kekuatan hubungan sebesar 11,6% terbalik, ini berarti asupan vitamin C berhubungan negatif dengan kadar Hb. Jika asupan vitamin C meningkat akan mempengaruhi kadar Hbnya, dimana kadar Hbnya akan menurun.

Tidak adanya hubungan antara supan vitamin C dengan peningkatan kadar Hb dapat disebabkan karena adanya faktor penghambat penyerapan besi tersebut sehingga tidak memberi hubungan yang signifikan terhadap peningkatan kadar Hb. Zat-zat penghambat absorpsi zat besi meliputi kalsium, posfat, bekatul, asam fitat dan polifenol. Asam fitat yang banyak terdapat dalam sereal dan kacang-kacangan merupakan faktor utama yang bertanggung jawab atas buruknya ketersediaan hayati zat besi dalam jenis makanan ini. Efek penghambat pada bekatul disebabkan karena keberadaan asam fitat yang terdapat pada bahan makanan yang dikonsumsi. Perendaman, fermentasi dan perkecambahan biji-bijian yang menjadi produk pangan akan memperbaiki absorpsi dengan mengaktifkan enzim fitase untuk menguraikan asam fitat. Polifenol (asam fenolat, flavonoid, dan

produk polimerisasinya) terdapat dalam teh, kopi, kakao, dan anggur merah. Tanin yang terdapat dalam teh hitam merupakan jenis penghambat paling poten dari semua inhibitor lainnya. Kalsium yang dikonsumsi dalam produk susu atau keju dapat menghambat absorpsi besi. Namun demikian, komponen lainnya terutama fasilitator absorpsi besi dan khususnya santapan yang kompleks dapat mengimbangi efek penghambat pada polifenol dan kalsium.

Selain vitamin C proses penyerapan zat besi non heme juga membutuhkan protein yang berasal dari susu dan daging. Adanya laktoferin (glikoprotein susu) akan mengikat zat besi sehingga memudahkan penggunaan zat besi secara optimal.

Pada penelitian ini rata-rata kadar Hemoglobin (Hb) vegetarian adalah 13,4 g% dengan kadar Hb minimum 10,4 g% dan maksimum 15,2 g%. Jika dibandingkan dengan kadar Hb normalnya maka didapatkan 20 orang (66,7%) vegetarian dengan kadar Hb normal dan 10 orang (33,7%) dibawah normal. Hasil ini sama dengan penelitian 13, tentang hubungan asupan zat gizi dengan kadar Hb pada vegetarian di Vihara Bodhicitta Maitreya Yogyakarta, menemukan bahwa sebagian besar kadar Hb pada vegetarian normal.

(8)

110

Lebih dari separuh vegetarian ini (66,7%) kadar Hbnya normal. Hal ini dapat disebabkan karena vegetarian mengkonsumsi protein nonheme yang sudah mengalami proses fermentasi (tahu, tempe), asupan vitamin C yang

cukup (rata-rata 172,4 gram) dan ada beberapa vegetarian yang masih tolerir terhadap susu dan telur. Telur dan susu yang berasal dari hewani sedikit banyaknya dapat membantu peningkatan kadar Hb.

KESIMPULAN DAN SARAN

Rata-rata kadar hemoglobin vegetarian normal, protein, vitamin C cukup, sedangkan asupan zat besi vegetarian

masih kurang. Ada hubungan asupan protein dengan kadar Hb vegetarian dan tidak ada hubungan asupan zat besi, vitamin C dengan kadar Hb.

DAFTAR PUSTAKA

KVMI.Seminar Vegetarian Pola Hidup Sehat Alami Back To Nature. Padang: KVMI Cabang Padang,2006.

Frans. Menyisiati Kelemahan Pola Makan Vegetarian. (http: //vegetarian. Web. Id//, akses tanggal 9/11/08).

Wirakusumah, Emma S. Perencanaan Menu Anemia Gizi Besi. Jakarta: Trubus Agriwidya,1998

Khomsan, Ali. Solusi Makanan Sehat. Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada,2003

Wirakusumah, Emma S. 1998 Perencanaan Menu Anemia Gizi Besi. Jakarta: Trubus Agriwidya Wirakusumah, Emma S. 1998

Perencanaan Menu Anemia Gizi Besi. Jakarta: Trubus Agriwidya

Gbney,J. Michael, etc, Gizi Kesehatan Masyarakat, Jakarta, EGC, 2008 Khomsan, Ali. Solusi Makanan Sehat.

Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada,2006

Gbney,J. Michael, etc, Gizi Kesehatan Masyarakat, Jakarta, EGC, 2008 Helmyati. Hubungan konsumsi Zat Giz

dengan Kadar Hb pada Vegetarian di Vihara Bodhicitta Maitreya Yogyakarta. Dari http:google.co.id, dowanload tanggal 12 Agustus 2009

Wirakusumah, Emma S. Perencanaan Menu Anemia Gizi Besi. Jakarta: Trubus Agriwidya,1998

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini penggunaan metode swim up dan tanpa swim up secara statistik tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P&gt;0,05), dimana metode swim up memberikan pengaruh

Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk berupa modul berbasis QR Code technology pada materi sistem reproduksi manusia dengan terintegrasi Alquran dan

Akuntansi. Secara umum akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, dan engkomunikasian informasi ekonomi yang memungkinkan

Adsorpsi ion Ni(II) pada material biomassa alga Nannochloropsis sp yang dimodifikasi dengan teknik pelapisan silika-magnetit (Fe 3 O 4 ) telah dilakukan.. Material

Buku teks pelajaran (textbook ) adalah buku acuan wajib untuk digunakan di satuan pendidikan dasar dan menengah atau perguruan tinggi yang memuat materi

Analisis data yang dilakukan penulis adalah dengan melakukan pengamatan melalui setiap dialog sinetron, visualisasi gambar, dan tokoh yang terdapat pada sinetron yang

Bunyi konsonan apa saja yang mengalami interferensi bahasa Jawa dalam membaca al-Qur`an Juz 30 oleh anak-anak suku Jawa di Kel.Sentang, Kec.Kisaran Timur, Asahan.. Dimana saja

Setelah form nomogram selesai maka akan muncul form Rigid NAASRA Calculator [4] yang berfungsi untuk mendapatkan total nilai fatigue dan tebal perkerasan beton.. Click tombol