• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI (Journal of The Dynamics of Industrial Research)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI (Journal of The Dynamics of Industrial Research)"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL

DINAMIKA PENELITIAN

INDUSTRI

(Journal of The Dynamics of Industrial Research)

2014

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI PALEMBANG

JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI Vol. 25 No. 1 Hal. 1-78 Palembang, Juni 2014 ISSN 2088 –8996

(2)

ISSN 2088-8996 (Journal of The Dynamics of Industrial Research)

Vol. 25 No. 1 Tahun 2014

DEWAN REDAKSI

Penanggung Jawab/Anggota Dewan Redaksi

Dr. Ir. Hari Adi Prasetya, M.Si. (Teknik Kimia, dan Agroindustri; Baristand Industri Palembang) Ketua Dewan Redaksi/Anggota Dewan Redaksi

Dr. Nasruddin, S.T., M.Si. (Teknik Kimia dan Agroindustri; Baristand Industri Palembang)

Anggota Dewan Redaksi

1. Dr. Ir. Gatot Priyanto, M.S. (Agroindustri; Universitas Sriwijaya)

2. Ir. Patoni A. Gafar, MBA., MT. (Teknologi Pangan; Baristand Industri Palembang) 3. Ir. Syamsul Bahri, M.T. (Teknik Kimia; Baristand Industri Palembang) 4. Ir. Sri Agustini, M.Si. (Teknologi Pangan; Baristand Industri Palembang) 5. Rahmaniar, S.T., M.Si. (Teknik Industri; Baristand Industri Palembang) 6. Popy Marlina, S.Si., M.Si. (Teknik Industri; Baristand Industri Palembang) 7. Drs. Raimon, Dipl. Sc., M.T. (Teknik Kimia; Baristand Industri Palembang)

Mitra Bestari

1. Prof. Dr. Ir. Rindit Pambayun, M.P. (Teknologi Hasil Pertanian; Universitas Sriwijaya) 2. Dr. Ir. R. Gatot Ibnu Santosa (Teknik Kimia; Sekolah Tinggi Manajemen Industri)

3. Dr. Ir. Didin Suwardin, M.Si. (Teknologi Hasil Pertanian; Balai Penelitian Karet Sembawa) 4. Dr. Ir. Dadi R. Maspanger, MT. (Teknologi Pertanian; Pusat Penelitian Karet Bogor)

5. Dr. Ir. H. M. Faizal, DEA. (Teknik Kimia; Universitas Sriwijaya) 6. Ir. H. A. R. Fachry, M.Eng. (Teknik Kimia; Universitas Sriwijaya)

Redaksi Pelaksana dan Lay Out

1. Luftinor, S.Teks. (Tekstil; Baristand Industri Palembang) 2. Bambang Sugiyono, S.T. (Teknik Elektro; Baristand Industri Palembang) 3. Risman Affandy, S.T. (Teknik Kimia; Baristand Industri Palembang) 4. Annisi Mahrita Azhari, S.T. (Teknik Kimia; Baristand Industri Palembang)

5. Prima Namira Ayuditia Haris, S.T., M.Si. (Komputer dan Publisistik; Baristand Industri Palembang) 6. Muchammad Mutho’, S.T. (Komputer; Baristand Industri Palembang)

Distribusi dan Promosi

1. Eni Efendri, S.T. (Teknik Kimia; Baristand Industri Palembang) 2. Rori Andhika, A.Md. (Teknik Mesin; Baristand Industri Palembang)

Keuangan

Ade Faradilla, S.E. (Ekonomi; Baristand Industri Palembang) Diterbitkan 2 (dua) kali per tahun oleh Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang Alamat : Jalan Perindustrian II No. 12 KM. 9 Palembang 30152

Telp/Fax : (0711) 412482

(3)

Vol. 25 No. 1 Tahun 2014 ii

DAFTAR ISI

hal

Dewan Redaksi ... i Daftar Isi ... ii

Kata Pengantar ... iii

Lembar Abstrak ... iv Pemanfaatan Limbah Cair Industri Karet Remah Sebagai Media Pertumbuhan

Chlorella Vulgaris untuk Pakan Alami Ikan

Eli Yulita ... 1–11 Profil Gelatinisasi Formula Pempek “Lenjer”

Railia Karneta, Amin Rejo, Gatot Priyanto dan Rindit Pambayun ... 13-22 Pengaruh Waktu Tinggal terhadap Reaksi Hidrolisis pada Pra-Pembuatan Biogas dari

Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit

Siti Masriani Rambe, Iriany dan Irvan ... 23-30 Teknologi Mutu Tepung Pisang dengan Sistem Spray Drying untuk Biskuit

Chasri Nurhayati dan Oktavia Andayani ... 31-41 Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan terhadap Karakteristik Kompon Karet dengan Bahan Pengisi Arang Aktif Tempurung Kelapa dan Nano Silika Sekam Padi

Popy Marlina, Filli Pratama, Basuni Hamzah dan Rindit Pambayun ... 43-51 Model Pengembangan Formula Kompon Vulkanisir Ban Luar Dump Truck dengan

Filler Fly Ash

Nasruddin, Sudirman, A. Mahendra dan A. Haryono ... 53-61 Pengaruh Adsorben Bentonit terhadap Kualitas Pemucatan Minyak Inti Sawit

Syamsul Bahri ... 63-69 Pemanfaatan Tepung dari Kulit Secang, Kunyit dan Kulit Manggis untuk Kompon

Karet

(4)

iii KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji syukur Kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya Jurnal Dinamika Penelitian Industri (JDPI) terakreditasi LIPI dengan Nomor: 500/AU2/P2MI-LIPI/08/2012 Volume 25, Nomor 1, Tahun 2014 Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang dapat diterbitkan.

JDPI pada penerbitan Volume 25, Nomor 1, Tahun 2014 ini, menyajikan 8 artikel yang berasal dari hasil penelitian yang berkaitan dengan industri hilir barang jadi karet, pakan alami ikan, pempek lenjer, tepung pisang, biogas dan minyak inti sawit.

Dewan Redaksi menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada mitra bestari: Prof. Dr. Ir. Rindit Pambayun, M.P. (Universitas Sriwijaya), Dr. Ir. Didin Suwardin, Msi. (Pusat Penelitian Karet Sembawa); Dr. Ir. H. M. Faizal, DEA (Universitas Sriwjaya) dan Ir. Agus Sudibyo, M.P. (Balai Besar Industri Agro Bogor) yang telah berkenan menelaah, me-review dan memberikan masukan untuk pengembangan serta peningkatan kualitas ilmiah karya tulis ilmiah JDPI.

JDPI diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata untuk pengembangan industri nasional, khususnya di bidang agro industri dan mampu menjadi motivasi bagi para peneliti, perekayasa, dosen, mahasiswa program magister dan doktor baik di dalam maupun di luar lingkungan Kementerian Perindustrian untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dewan redaksi dalam kesempatan ini menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang terlibat dalam penerbitan JDPI pada volume 25 Nomor 1 tahun 2014 ini.

Palembang, Juni 2014 Dewan Redaksi

(5)

iv

JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI

(JOURNAL OF THE DYNAMICS OF INDUSTRIAL RESEARCH)

ISSN 2088-8996 Vol. 25, No. 1, 2014

ABSTRAK

PEMANFAATAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KARET REMAH SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN

CHLORELLA VULGARIS UNTUK PAKAN ALAMI IKAN

Eli Yulita

Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

e-mail: pradanaputri.8@gmail.com

Chlorella vulgaris dapat memanfaatkan bahan-bahan organik yang terdapat di dalam limbah karet

yang berfungsi sebagai media pertumbuhan C. vulgaris. C. vulgaris adalah salah satu jenis mikroalga yang dapat digunakan sebagai bahan baku pakan dan pakan alami ikan. Penelitian ini bertujuan memanfaatkan limbah cair industri karet remah sebagai media pertumbuhan C. vulgaris untuk pakan alami ikan. Tahap awal penelitian yaitu penyiapan isolat murni C. vulgaris, selanjutnya dilakukan peremajaan sampai fase log, dilakukan scale up sampai diperoleh biomassa dari kultur C. vulgaris yang dapat digunakan sebagai pakan alami. Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap mutu pakan alami yang dihasilkan meliputi beta karoten, asam folat, minyak dan lemak, kadar lemak, lemak tak jenuh, protein, kadar air, kadar abu, khlorofil, serat kasar, Besi (Fe), Mangan (Mn), Kalium dan Vitamin dan limbah sisa dari media yang digunakan. Hasil pengujian kadar protein dan kadar air pakan ikan C.

vulgaris dengan memanfaatkan limbah cair industri karet remah berturut-turut yaitu 2,3% dan 95,46%.

Sedangkan mutu pakan alami yang dihasilkan yaitu lemak tak jenuh 0,44 mg/kg; protein 2,3%; minyak lemak 141 mg/L; khlorofil a 2,7094 mg/L; khlorofil b, 0,8424 mg/L dan vitamin B1 3,99 mg/Kg; Vitamin D 2,52 mg/100 g dan Vitamin E 1,09 mg/100 g.

Kata kunci: Limbah Cair, C. vulgaris, Pakan Alami Ikan

PROFIL GELATINISASI FORMULA PEMPEK “LENJER” Railia Karneta, Amin Rejo, Gatot Priyanto dan Rindit Pambayun

Program Doktor Bidang Kajian Utama Teknologi Industri Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwjaya

e-mail: railiakarneta@yahoo.com

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil gelatinisasi adonan pempek lenjer dari beberapa formula, dengan perlakuan perbandingan ikan dengan tepung tapioka. Selama pemanasan terjadi peningkatan viskositas yang disebabkan oleh pembengkakan granula pati yang irreversible dalam air, karena energi kinetik molekul air lebih kuat dari daya tarik molekul pati sehingga air dapat masuk ke dalam granula pati. Hasil profil gelatinisasi menunjukkan bahwa semakin tinggi penambahan tepung tapioka pada adonan pempek maka suhu awal gelatinisasi semakin rendah (63°C), viskositas maksimum semakin rendah (100 BU) gel lebih kompak, stabilitas pasta relatif rendah (41 BU) dan viskositas balik semakin tinggi (31 BU) pengembangan granula lebih besar, tetapi kemungkinan retrogradasi semakin besar.

(6)

Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 25, No. 1, 2014

v

JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI

(JOURNAL OF THE DYNAMICS OF INDUSTRIAL RESEARCH)

ISSN 2088-8996 Vol. 25, No. 1, 2014

ABSTRAK

PENGARUH WAKTU TINGGAL TERHADAP REAKSI HIDROLISIS PADA PRA-PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT

Siti Masriani Rambe, Iriany dan Irvan

Program Studi Magister Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

e-mail: siti_masriani@yahoo.com

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh waktu tinggal terhadap reaksi hidrolisis yang merupakan tahapan awal pada proses pembuatan biogas dari limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS). Penelitian ini dilakukan dalam reaktor bersekat anaerob yang terdiri dari 4 ruang dengan jarak sekat dari dasar reaktor (clearance baffle reactor, CBR) divariasikan 1,5 dan 3 cm. Percobaan diawali oleh proses aklimatisasi dan start up secara semi batch. Waktu tinggal divariasikan dari 18, 12 dan 6 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju dekomposisi Total Solid (TS), COD dan parameter lainnya dipengaruhi oleh waktu tinggal. Hasil terbaik diperoleh pada waktu tinggal 18 hari dan CBR 1,5 cm dengan laju dekomposisi COD sebesar 60,92% dan 60,92%. Reaktor dengan sistem

Anaerobic Baffle Reactor dapat digunakan sebagai reaktor penampungan sekaligus reaktor hidrolisis

pada pra-pembuatan biogas dari LCPKS.

Kata kunci : LCPKS, Hidrolisis, Reaktor Bersekat, Total Solid, Waktu Tinggal

TEKNOLOGI MUTU TEPUNG PISANG DENGAN SISTEM SPRAY DRYING UNTUK BISKUIT

Chasri Nurhayati dan Oktavia Andayani

Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

e-mail: chasrinurhayati@yahoo.com

Pisang merupakan komoditi bersifat mudah rusak, sehingga diperlukan pengolahan lanjutan. Tepung pisang merupakan produk olahan digunakan sebagai diversifikasi bahan baku biskuit. Cara hygiene dalam pembuatan tepung dapat dilakukan dengan spray drying yaitu memanfaatkan suhu panas

blower. Penelitian ini menggunakan pisang kepok (A1) dan pisang gedah (A2). Mempunyai enam

variasi komposisi perbandingan tepung pisang, tepung kacang hijau dan tepung ikan pada substitusi biskuit (P) yaitu P1 (1:1,5 :1,5), P2 (1:1:1), P3 (1:0,5:0,5), P4 (2:0,5 :0,5), P5 (3:0,5:0,5), P0 (4:0:0). Pengujian tepung pisang berdasarkan standar mutu SNI 01-3841-1995 dan biskuit SNI 01-7111.2-2005. Hasil penelitian menunjukkan pengeringan tepung pisang menghasilkan kadar air 3,62% untuk tepung pisang kepok dan 3,73% untuk tepung pisang gedah, memenuhi standar mutu SNI 01-3841-1995 kategori mutu A. Kandungan gizi biskuit terbaik diperoleh pada perlakuan A1P1 dengan perbandingan 1:1,5 :1,5. Semua perlakuan biskuit dengan substitusi tepung pisang , tepung ikan dan tepung kacang hijau memenuhi syarat mutu SNI 01-7111.2-2005 kecuali untuk kadar air biskuit tepung pisang gedah.

(7)

vi

JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI

(JOURNAL OF THE DYNAMICS OF INDUSTRIAL RESEARCH)

ISSN 2088-8996 Vol. 25, No. 1, 2014

ABSTRAK

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK KOMPON KARET DENGAN BAHAN PENGISI ARANG AKTIF TEMPURUNG KELAPA

DAN NANO SILIKA SEKAM PADI

Popy Marlina, Filli Pratama, Basuni Hamzah dan Rindit Pambayun

Program Doktor Bidang Kajian Utama Teknologi Industri Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

e-mail: popy_marlina@yahoo.co.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap karakteristik kompon karet dengan menggunakan bahan pengisi arang aktif tempurung kelapa dan nano silika sekam padi. Kompon karet yang digunakan dalam penelitian ini bahan pengisi dari arang aktif tempurung kelapa 10 phr dan nano silika sekam padi 40 phr. Rancangan percobaan meliputi variasi suhu 60°C, 70°C, 80°C dan lama penyimpanan kompon karet, yaitu 1 hari, 3 hari, 5 hari dan 7 hari. Percobaan dilakukan pengulangan sebanyak 3 (tiga) kali. Hasil penelitian menunjukkan suhu dan lama penyimpanan kompon karet berpengaruh terhadap karakteristik kompon karet, pada parameter kekerasan, tegangan putus, perpanjangan putus dan ketahanan kikis. Karakteristik kompon karet untuk kekerasan, tegangan putus dan perpanjangan putus setelah pengusangan untuk semua perlakuan memenuhi syarat mutu kompon karet bantalan dermaga, sesuai SNI 06-3568-2006. Ketahanan kikis untuk semua perlakuan kompon karet setelah pengusangan memenuhi karakteristik kompon karet di pasaran, kisaran 400 – 600 cm3

.

Kata Kunci : karakteristik kompon karet, lama penyimpanan, suhu

MODEL PENGEMBANGAN FORMULA KOMPON VULKANISIR BAN LUAR

DUMP TRUCK DENGAN FILLER FLY ASH

Nasruddin1), Sudirman2), A. Mahendra3) dan A. Haryono4)

Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang1);Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN)2) Pusat Teknologi Industri Proses (PTIP)3); Pusat Penelitian Kimia LIPI4)

e-mail: nas.bppi@gmail.com

Vulkanisir ban luar dump truck impor dan lokal telah dilakukan karakterisasi sebagai dasar untuk membuat model pengembangan formula vulkanisir ban luar dump truck. Bahan yang digunakan antara lain karet alam SIR 20, Elastomer Termoplastik (inserting ETP), carbon black, silica dan fly

ash. Hasil pengujian menunjukkan, penambahan ETP pada karet alam SIR 20 untuk vulkanisir ban

luar dump truck dapat meningkatkan kekerasan 3,03%, kuat tarik 3,87%, kuat sobek 15,46%, modulus 100% dengan nilai 36,28%, modulus 300% dengan nilai 27,71% dan abrasi = 52,46%. Pengujian sifat mekanik pada kondisi segar setelah proses penuaan (aging) dan setelah diberi paparan ozon 25 pphm selama 3x24 jam pada suhu 40°C menunjukan, penambahan ETP memberikan efek positif pada beberapa sifat mekanik. Hasil pengujian SEM-EDS menunjukan penambahan ETP dapat melindungi karet alam dari serangan ozon. Fly ash yang ditambahkan pada formula kompon memiliki kecenderungan berikatan satu sama lain, sehingga pada proses pembuatan formula dikembangkan suatu inovasi pencampuran dengan coupling agent jenis PEG 400 dan Si 69.

(8)

Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 25, No. 1, 2014

vii

JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI

(JOURNAL OF THE DYNAMICS OF INDUSTRIAL RESEARCH)

ISSN 2088-8996 Vol. 25, No. 1, 2014

ABSTRAK

PENGARUH ADSORBEN BENTONIT TERHADAP KUALITAS PEMUCATAN MINYAK INTI SAWIT

Syamsul Bahri

Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

e-mail : esbe89@yahoo.co.id

Telah dilakukan penelitian pengaruh adsorben bentonit pada proses pemucatan minyak inti sawit. Penelitian didesain dengan menggunakan rancangan acak lengkap 2 faktorial dimana faktor pertama yaitu persentase bentonit w/v (1%, 2% dan 3%) dan faktor kedua yaitu volume minyak inti sawit (100 ml, 200 ml dan 300 ml). Percobaan dilakukan dengan pembuatan minyak inti sawit melalui pressing pada 10 g/cm2 dan dilanjutkan dengan proses perendaman minyak dengan adsorben pada suhu 105°C selama 1 jam. Produk minyak diuji kualitasnya meliputi parameter warna, bau, rasa, kadar air, kadar asam lemak sesuai dengan standar uji SNI 01-2901-2006, sedangkan parameter minyak pelikan diuji dengan safonifikasi alkohol-KOH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase bentonit berpengaruh signifikan terhadap kualitas minyak untuk warna saja, sedangkan parameter lain tidak dipengaruhi oleh adanya bentonit sebagai adsorben. Kondisi optimum yaitu 2% bentonit pada volume minyak 200 ml, dimana hasil warnanya mendekati kuning sesuai dengan yang dipersyaratkan Standar Nasional Indonesia.

Kata kunci : bentonit, minyak inti sawit, pemucatan, warna

PEMANFAATAN TEPUNG DARI KULIT SECANG, KUNYIT DAN KULIT MANGGIS UNTUK KOMPON KARET

Rahmaniar, Amin Rejo, Gatot Priyanto dan Basuni Hamzah Program Doktor Bidang Kajian Utama Teknologi Industri Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Sriwjaya

e-mail : rahmaniar_een@yahoo.co.id.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi optimal variasi bahan pewarna alami dan mengkaji karakteristik kompon karet yang dihasilkan. Penelitian dan pengujian laboratorium dilaksanakan di Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang dan PT. Kobe Internasional Mandiri Bandung. Penelitian ini menggunakan konsentrasi pewarna 5 phr dan 4 (empat) variasi pewarna yaitu Formula A : Tepung kulit manggis, Formula B : Tepung kunyit, Formula C : Tepung kayu secang dan Formula D : Pewarna sintetis sebagai kontrol. Parameter yang diamati Kekerasan, Shore A (ASTM D. 2240-1997), tegangan putus, kg/cm2 (ISO 37, 1994), Perpanjangan Putus (%), ketahanan ozon 50 pphm, 20%, 24 jam, 40°C dan total perbedaan warna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perlakuan yang baik adalah formula C : Tepung kayu secang dengan hasil uji Kekerasan sebesar 44 shore A, Tegangan putus sebesar 129 kg/cm2, Perpanjangan putus sebesar 845 %, ketahanan ozon menunjukkan kompon karet tidak retak dan total perbedaan warna yaitu 26,74.

(9)

viii

JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI

(JOURNAL OF THE DYNAMICS OF INDUSTRIAL RESEARCH)

ISSN 2088-8996 Vol. 25, No. 1, 2014

ABSTRACT

THE UTILIZATION OF THE WASTE OF THE CRUMB RUBBER INDUSTRY AS A GROWING MEDIA OF CHLORELLA VULGARIS FOR A NATURAL FORAGE FISH

Eli Yulita

Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

e-mail: pradanaputri.8@gmail.com

Chlorella vulgaris can utilize organic substances contained in waste rubber which serves as a medium for its growth. C. vulgaris is one of the types of microalgae that can be used as raw material forage and natural forage fish. This research aims to utilize crumb rubber industry wastewater as a medium for the growth of C. vulgaris natural forage fish. The initial phase of the research, namely the preparation of pure isolates of C. vulgaris, followed by the rejuvenation to log phase, carried out to scale up biomass obtained from cultures of C. vulgaris which could be used as a natural forage. The next was testing the quality of natural forage product including beta carotene, folic acid, oils and fats, fat, unsaturated fat, protein, moisture content, ash content, chlorophyll, crude fiber, iron (Fe), manganese (Mn), potassium and vitamin and the wasted residual of the media used. The results of the test for protein content and moisture content of C. vulgaris fish forage by utilizing the waste water of crumb rubber industry respectively were 2.3% and 95.46%. While the quality of the natural forage product produced were unsaturated fatty 0.44 mg / kg; 2.3% protein; fatty oils 141 mg / L; chlorophyll a 2.7094 mg / L; chlorophyll b, 0.8424 mg / L and vitamin B1 3.99 mg / kg; Vitamin D 2.52 mg / 100 g and Vitamin E 1.09 mg / 100 g

Keywords : the waste, C. vulgaris, natural forage fish

THE GELATINIZATION PROFILES OF THE FORMULA OF PEMPEK “LENJER”

Railia Karneta, Amin Rejo, Gatot Priyanto and Rindit Pambayun

Program Doktor Bidang Kajian Utama Teknologi Industri Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwjaya

e-mail: railiakarneta@yahoo.com

This research aims to determine the gelatinization profiles of pempek lenjer dough from several formulas, with comparising fish with tapioca flour treatment. During the heating occured an increase in viscosity caused by the swelling of the irreversible starch granules in the water caused by the kinetic energy of water molecules which is stronger than the attraction of starch molecules so that the water could get into the starch granules. Gelatinization profile result showed that the higher the addition of tapioca flour on the pempek dough the lower the initial gelatinization temperature (63°C), the lower the maximum viscosity (100 BU) is more compact the gel, paste stability was relatively low (41 BU) and the higher the reverse viscosity (31 BU), the development of the granules became larger, but the greater the the possibility of retrogradation.

(10)

Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 25, No. 1, 2014

ix

JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI

(JOURNAL OF THE DYNAMICS OF INDUSTRIAL RESEARCH)

ISSN 2088-8996 Vol. 25, No. 1, 2014

ABSTRACT

THE EFFECT OF RESIDENCE TIME TO THE HYDROLYSIS REACTION ON THE PRE-PRODUCTION OF BIOGAS FROM PALM OIL MILL EFFLUENT

Siti Masriani Rambe, Iriany and Irvan

Program Studi Magister Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

e-mail: siti_masriani@yahoo.com

This research aims to study the effect of residence time on hydrolysis reaction which is an initial stage in the process of making biogas from palm oil mil effuentl (POME). This research was done in an anaerobic baffle reactor consisting of 4 compartments (baffle clearance reactor CBR) varied on 1.5 and 3 cm. Experiments preceded by acclimatization process and semi-batch start up. The residence time was varied from 18, 12 and 6 days. The results showed that the rate of decomposition of Total Solid (TS), COD and other parameters influenced by the residence time. The best results were obtained at a residence time of 18 days and a CBR of 1.5 cm with COD decomposition rate of 60.92% and 60.92%. Reactor with Anaerobic Baffle system could be used as a shelter at the same reactor on pre-hydrolysis reactor biogas production from POME.

Keywords : anaerobic baffle reactor, hydraulic retention time (HRT), hydrolysis, POME, total solid THE TECHNOLOGY OF BANANA FLOUR QUALITY

WITH SPRAY DRYING SYSTEM FOR BISCUITS

Chasri Nurhayati and Oktavia Andayani

Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

e-mail: chasrinurhayati@yahoo.com

Bananas are a perishable commodity, necessitating further processing fluor substitution flour is a refined products used as a biscuits raw material diversification treatment. The hygienic way in the manufacture of bananas could be done by spray drying were utilize the hot temperatures of a blower This study used a fluor substitution kepok (A1) and fluor substitution. (A2) Having six variations of composition ratio of banana gedah flour, mung bean flour and fish fluor on treatment (P) were P1 (1: 1.5: 1.5), P2 (1: 1: 1), P3 (1: 0.5 : 0.5), P4 (2: 0.5: 0.5), P5 (3: 0.5: 0.5), P0 (4: 0: 0) Testing the quality standards of SNI 01-3841-1995 of banana gedah flour based treatment and 01-7111.2-2005 The results showed that drying of banana gedah flour produced 3.62% water content for kepok fluor substitution bananas and 3.73% for fluor substitution bananas, met the the quality standards of SNI 01-3841-1995 with category A for quality. The best treatment on occured on A1P1 obtained by comparison 1: 1.5: 1.5 All biscuits treatment with bananas fluor substitution, fish flour and green bean flour met the quality requirements 01-7111.2-2005 except for the water content of banana gedah flour.

(11)

x

JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI

(JOURNAL OF THE DYNAMICS OF INDUSTRIAL RESEARCH)

ISSN 2088-8996 Vol. 25, No. 1, 2014

ABSTRACT

EFFECT OF TEMPERATURE AND DURATION OF STORAGE TO CHARACTERISTICS OF RUBBER COMPOUND WITH THE FILLERS OF ACTIVATED COCONUT SHELL CARBON AND

NANO SILICA FROM RICE HUSKS.

Popy Marlina, Filli Pratama, Basuni Hamzah and Rindit Pambayun

Program Doktor Bidang Kajian Utama Teknologi Industri Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

e-mail: popy_marlina@yahoo.co.id

The objectives research is to examines the effect of temperature and storage time to characteristics of

rubber compound that was added with the fillers of activated coconut shell carbon and nano silica from

rice husks. Rubber compound in this study is the use of a filler treatment activated coconut shell carbon 10 phr and nano silica from rice husks 40 phr. Experimental design include variations in temperature 600C, 700C and 800C and storage time 1 day, 3 days, 5 days and 7 days, with three (3 ) repetition. The results showed temperature and storage time affects the characteristics of the rubber compound rubber compound , for the parameters of hardness , tensile strength , elongation at break and abrasion resistance. Characteristics rubber compound for hardness, tensile strength, elongation at break after ageing met the requirements of the Indonesian National Standards for pads dock rubber compound SNI 06-3568-2006. Abrasion resistance rubber compound for all treatments after ageing the characteristics of rubber compound on the market , the range of 400-600 cm3.

Keywords: rubber compound characteristics, storage time, temperature

MODEL DEVELOPMENT OUTSIDE THE FORMULA COMPOUND TIRE RETREADING

DUMP TRUCK WITH FLY ASH FILLER

Nasruddin1), Sudirman2), A. Mahendra3) and A. Haryono4)

Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang1); Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN)2) Pusat Teknologi Industri Proses (PTIP)3); Pusat Penelitian Kimia LIPI4)

e-mail: nas.bppi@gmail.com

Retread tire dump trucks imported and local characterization has been performed as a basis for modeling the development of a formula dump truck tire retreading. Materials used include natural rubber SIR 20, Thermoplastic Elastomer (inserting ETP), carbon black, silica and fly ash. The test results showed that the addition of the ETP on natural rubber SIR 20 for retread tire dump trucks can increase the hardness of 3.03%, 3.87% tensile strength, tear strong 15.46%, 100% modulus with a value of 36.28%, the modulus 300% with a value of 27.71% and 52.46% abrasion value. Testing of mechanical properties in fresh condition after aging (aging) and after ozone exposure given PPHM 25 for 3x24 hours at a temperature of 40°C shows, the addition of ETP a positive effect on some mechanical properties. The test results showed the addition of SEM-EDS ETP can protect natural rubber from ozone attack. Fly ash is added to the compound of formula has a tendency to bind to one another, so that the process of making the formula developed an innovative mixing with coupling agent Si type of PEG 400 and 69.

(12)

Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 25, No. 1, 2014

xi

JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI

(JOURNAL OF THE DYNAMICS OF INDUSTRIAL RESEARCH)

ISSN 2088-8996 Vol. 25, No. 1, 2014

ABSTRACT

THE EFFECT OF BENTONITE ADSORBENT TO THE QUALITY OF BLEACHING PROCESS ON THE CORE PALM OIL

Syamsul Bahri

Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

e-mail : esbe89@yahoo.co.id

Research on the effect of bentonite as adsorbent in the bleaching process of palm kernel oil was conducted. The study was designed using complete randomized design with 2 factors; the first factor was the percentage of bentonite as weight of volume: 1%, 2% and 3%, and the second factor was the volume of palm kernel oil: 100 ml, 200 ml and 300 ml. Firstly, experiment started by producing kernel oil by pressing the raw material at 10 g/cm2 and continued with the process of immersion with adsorbent at a temperature of 105°C for 1 hour. Oil products was tested according to the procedures of Coconut Palm Oil qualities include color, odor, taste, moisture content, free fatty acid levels in based on SNI 01-2901-2006 test standards, while pelicans oil parameter was tested by alcohol-KOH saponification process. The results showed that the percentage of the bentonite significantly effect on oil quality for color only, while the other parameters were not affected by the presence of the bentonite as an adsorbent. The processing optimum condition was 2% bentonite soaked 200 ml oil volume, which resulted yellow color as close as required in accordance with SNI.

Keywords : bentonite, bleaching, palm kernel oil, color

THE UTILIZATION OF WOODEN CUP RIND FLOUR, TURMERIC, AND MANGOSTEEN RIND FOR RUBBER COMPOUND

Rahmaniar, Amin Rejo, Gatot Priyanto and Basuni Hamzah

Program Doktor Bidang Kajian Utama Teknologi Industri Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwjaya

e-mail : rahmaniar_een@yahoo.co.id.

This research aims to obtain the optimal concentration in the variations of natural dyes and examines the characteristics of the resulting rubber compound. Research and laboratory testing conducted at Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang and PT. Kobe Internasional Mandiri Bandung. This study used dye concentration in 5 phr and 4 (four) color variation that were Formula A: Flour mangosteen peel, Formula B: Meal turmeric, Formula C: Flour wooden cup and Formula D: Synthetic dyes as the control. Parameters observed were Hardness, Shore A (ASTM D 2240-1997), tensile strength, kg / cm 2 (ISO 37, 1994), elongation at break (%), 50 PPHM ozone resistance, 20%, 24 h, 40 ° C and total color difference. The results showed that the best treatments was formula C: Flour wooden cup with Hardness test results of 44 shore A, the voltage dropped by 129 kg / cm 2, Elongation at break of 845%, the ozone resistance of rubber compounds showed no cracks and the total color difference was 26,74.

(13)

1 PEMANFAATAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KARET REMAH SEBAGAI MEDIA

PERTUMBUHAN CHLORELLA VULGARIS UNTUK PAKAN ALAMI IKAN THE UTILIZATION OF THE WASTE OF THE CRUMB RUBBER INDUSTRY AS A GROWING MEDIA OF CHLORELLA VULGARIS FOR A NATURAL FORAGE FISH

Eli Yulita

Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang e-mail : pradanaputri.8@gmail.com

Diterima: 10 Februari 2014; Direvisi: 17 Februari 2014 – 4 April 2014; Disetujui: 30 Mei 2014 Abstrak

Chlorella vulgaris dapat memanfaatkan bahan-bahan organik yang terdapat di dalam limbah karet yang berfungsi sebagai media pertumbuhan C. vulgaris. C. vulgaris adalah salah satu jenis mikroalga yang dapat digunakan sabagai bahan baku pakan dan pakan alami ikan. Penelitian ini bertujuan memanfaatkan limbah cair industri karet remah sebagai media pertumbuhan C. vulgaris untuk pakan alami ikan. Tahap awal penelitian yaitu penyiapan isolat murni C. vulgaris, selanjutnya dilakukan peremajaan sampai fase log, dilakukan scale up sampai diperoleh biomassa dari kultur C. vulgaris yang dapat digunakan sebagai pakan alami. Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap mutu pakan alami yang dihasilkan meliputi beta karoten, asam folat, minyak dan lemak, kadar lemak, lemak tak jenuh, protein, kadar air, kadar abu, khlorofil, serat kasar, Besi (Fe), Mangan (Mn), kalium, vitamin dan limbah sisa dari media yang digunakan. Hasil pengujian kadar protein dan kadar air pakan ikan C. vulgaris dengan memanfaatkan limbah cair industri karet remah berturut-turut yaitu 2,3% dan 95,46%. Sedangkan mutu pakan alami yang dihasilkan yaitu lemak tak jenuh 0,44 mg/kg; protein 2,3%; minyak lemak 141 mg/L; khlorofil a 2,7094 mg/L; khlorofil b, 0,8424 mg/L dan vitamin B1 3,99 mg/Kg; Vitamin D 2,52 mg/100 g dan Vitamin E 1,09 mg/100 g.

Kata Kunci : limbah cair, C. vulgaris, pakan alami ikan Abstract

Chlorella vulgaris can utilize organic substances contained in waste rubber which serves as a medium for its growth. C. vulgaris is one of the types of microalgae that can be used as raw material forage and natural forage fish. This research aims to utilize crumb rubber industry wastewater as a medium for the growth of C. vulgaris natural forage fish. The initial phase of the research, namely the preparation of pure isolates of C. vulgaris, followed by the rejuvenation to log phase, carried out to scale up biomass obtained from cultures of C. vulgaris which could be used as a natural forage. The next was testing the quality of natural forage product including beta carotene, folic acid, oils and fats, fat, unsaturated fat, protein, moisture content, ash content, chlorophyll, crude fiber, iron (Fe), manganese (Mn), potassium and vitamin and the wasted residual of the media used. The results of the test for protein content and moisture content of C. vulgaris fish forage by utilizing the waste water of crumb rubber industry respectively were 2.3% and 95.46%. While the quality of the natural forage product produced were unsaturated fatty 0.44 mg / kg; 2.3% protein; fatty oils 141 mg / L; chlorophyll a 2.7094 mg / L; chlorophyll b, 0.8424 mg / L and vitamin B1 3.99 mg / kg; Vitamin D 2.52 mg / 100 g and Vitamin E 1.09 mg / 100 g

(14)

Eli Yulita Pemanfaatan Limbah Cair Industri Karet ...

2

PENDAHULUAN

Proses pengolahan bokar menjadi crumb rubber pada industri karet remah yang terdapat di Palembang banyak menggunakan air yang diambil dari Sungai Musi. Air diperlukan pada proses pencucian, pembersihan bokar dari kontaminasi dan proses pencacahan serta pada proses penggilingan (creeper). Air yang digunakan pada proses pengolahan crumb rubber dapat berpotensi sebagai limbah industri yang dapat menimbulkan pencemaran jika tidak diolah dengan baik karena masih mangandung bahan-bahan organik yang tinggi.

C.vulgaris merupakan mikroalga

berklorofil yang membutuhkan unsur hara makronutrisi berupa nitrogen dan fosfat. C.vulgaris mampu hidup dengan baik pada lingkungan yang banyak mengandung unsur hara tinggi dan memanfaatkanya untuk kelangsungan proses fotosintesis, berkembang biak dan melakukan aktivitas hidup lainnya (Becker, 1994).

C.vulgaris merupakan salah satu jenis mikroalga yang dapat digunakan sabagai bahan baku pakan dan pakan alami ikan (Erlina et al., 2004)

Pakan ikan alami yang berasal dari mikroalga C. vulgaris dapat mempercepat pertumbuhan ikan dan benih ikan karena C. vulgaris mempunyai nutrisi yang dibutuhkan seperti protein, lemak, beta karoten dan vitamin, hal ini disebabkan karena sebagian besar komponen penyusun dinding sel dan bagian-bagian sel C. vulgaris terdiri atas protein, lemak, beta karoten, Nitrogen, Fosfor, Belerang, Kalium, Kalsium, Besi dan Cu serta vitamin yang terbentuk melalui proses metabolisme yang terjadi di dalam sel. Hal ini diperkuat oleh Muchlisin et., al,. (2003), Pertambahan berat larva ikan lele selama 15 hari pemeliharaan dengan pemberian pakan ikan alami C. vulgaris rata-rata 0,04 gr dan pertambahan panjang 0,32 cm. Sedangkan menurut Wirosaputro (2002), Komposisi kimia C. vulgaris meliputi beta karoten, khlorofil, fikosianin, g linolenic acid (GLA), asam folat, asam pantotenat, protein, Vitamin B12, zat besi dan mineral. Menurut Andersen (2005), Spirulina sp membutuhkan makronutrien seperti

Nitrogen, Fosfor, Belerang, Kalium, Kalsium dan kandungan nitrat optimum (0,9-3,5 mg/L) serta mikronutrien seperti Besi (Fe), Molibdenum (Mo), Tembaga (Cu), Kalsium (Ca), Mangan (Mn), Seng (Zn) dan Kobalt (Co) untuk menunjang kehidupan dan pertumbuhannya. Logam seperti Cu, Fe dan Zn merupakan komponen penting untuk pertumbuhan makhluk hidup seperti C. vulgaris, logam-logam berat tersebut dimanfaatkan dalam pembentukkan kompleks logam dengan protein yang ada dalam sel. Proses penyerapan logam kadmium dapat terjadi melalui pertukaran ion antara logam kadmium dengan dinding sel atau melalui pembentukan ikan kovalen antara logam dengan gugus aktif pada dinding sel (Haryoto dan Wibowo, 2004). Dinding sel fitoplankton terdiri atas senyawa organik seperti protein, polisakarida, asam alginat dan asam uronat yang dapat berikatan dengan logam (Greene et al., 1986). Oleh sebab itu C. vulgaris dapat juga digunakan dalam proses pengolahan limbah industri.

Menurut Chen (2001), beberapa mikroalga memiliki kemampuan dalam meningkatkan kadar oksigen terlarut dan menurunkan kadar ammonium dengan menggunakan hasil oksidasi nitrogen dalam bentuk ammonium sebagai materi organik untuk fotosintesis. C.vulgaris merupakan mikroalga berkhlorofil yang membutuhkan unsur hara makronutrisi berupa nitrogen dan fosfat. C.vulgaris dapat hidup dengan baik pada lingkungan yang banyak mengandung unsur hara tinggi dan memanfaatkannya untuk kelangsungan proses fotosintesis, berkembang biak dan melakukan aktivas hidup lainnya (Becker, 1994). Tujuan dari penelitian ini yaitu memanfaatkan limbah cair industri karet remah sebagai media pertumbuhan C.vulgaris untuk pakan alami ikan.

BAHAN DAN METODE A. Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu limbah cair industri karet remah yang diambil dari PT. Hoktong Plaju Palembang, Modifikasi Bold

(15)

3 Basal Medium (BBM) cair dan BBM agar,

pupuk NPK, agar bacteriological, isolat murni C. vulgaris hasil isolasi Alat-alat pembuatan pakan alami ikan dari C. vulgaris yang digunakan yaitu gallon 20 L, erlenmeyer 250 ml; 500 ml; 1 L; 5 L, lampu neon, selang, seperangkat aerator sedangkan alat-alat uji yang digunakan yaitu bunsen, aluminium foil, micropipet, AAS, HPLC, tabung reaksi dan alat-alat yang biasa digunakan untuk analisa mikrobiologi.

B. Metode Penelitian

Diagram alir pembuatan pakan alami ikan C. vulgaris pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Kegiatan penelitian dilaksanakan pada skala laboratorium untuk memanfaatkan limbah cair industri karet remah sebagai media pertumbuhan C. vulgaris untuk pakan alami ikan.

Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Pakan Alami Ikan dari C. vulgaris dengan Memanfaatkan Limbah Cair Industri Karet Remah

Tahap awal penelitian yaitu penyiapan isolat murni C. vulgaris hasil isolasi, selanjutnya dilakukan peremajaan sampai fase log, dilakukan scale up sampai diperoleh biomassa dari kultur C. vulgaris yang dapat digunakan sebagai pakan alami. Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap mutu pakan alami yang dihasilkan meliputi beta karoten, asam folat, minyak dan lemak, kadar lemak, lemak tak jenuh, protein, kadar air, kadar abu, khlorofil, serat kasar, Besi (Fe), Mangan (Mn), Kalium dan Vitamin. Limbah sisa dari media yang digunakan juga dilakukan pengujian untuk mengetahui kualitas limbah.

Prosedur Pembuatan Pakan Alami Ikan dari C. vulgaris pada Limbah Cair Industri Karet Remah

Tahap awal penelitian ini yaitu penyiapan isolat murni C. vulgaris hasil isolasi sebanyak 6 ose, selanjutnya dilakukan peremajaan sampai fase log dengan menggunakan modifikasi BBM cair dan limbah cair industri karet remah pada erlenmeyer 250 ml dengan penambahan cahaya lampu TL 36 watt selama 24 jam. Setelah mencapai fase log C. vulgaris dilanjutkan ke tahap scale up dengan menggunakan limbah cair industri karet remah di dalam erlenmeyer 500 ml, 1000 ml, 5000 ml dan Gallon 20 Liter dengan penambahan lampu TL 36 watt selama 24 jam dan penambahan pupuk NPK dengan dosis 0,09 mg/L pada hari ketiga, kelima dan ketujuh, selanjutnya dilakukan pemanenan dengan menggunakan plankton net ukuran 10 mikron atau dapat menggunakan kain yang terbuat dari bahan nilon.

Setelah pakan alami C. vulgaris diperoleh selanjutnya biomassa C. vulgaris dimasukkan ke dalam botol yang telah disterilisasi dan disimpan di dalam lemari pendingin. Untuk mengetahui kualitas dari pakan alami yang dihasilkan dilakukan pengujian terhadap mutu pakan alami C. vulgaris meliputi beta karoten, minyak dan lemak, kadar lemak, lemak tak jenuh, protein, kadar air, kadar abu, khlorofil, serat Isolat Murni C. vulgaris C. vulgaris Fase log Bioreaktor Closed Pond Pemanenan

Single Cell Protein C. vulgaris

Pengemasan

C. vulgaris

Pakan Ikan Alami dan Bahan Baku

Pakan Buatan Peremajaan 24 jam suhu 370C Penambahan aerasi, Pupuk NPK, cahaya lampu TL selama 7 hari Botol steril disimpan dalam lemari es

(16)

Eli Yulita Pemanfaatan Limbah Cair Industri Karet ...

4

kasar, Besi (Fe), Mangan (Mn), Kalium dan Vitamin.

Penentuan Beta Karoten dan Kadar Khlorofil Metoda Spektrofotometer

Disiapkan sampel dan aseton dengan perbandingan 1:1 ke dalam tabung 10 ml, kemudian ditambahkan glassbead, disonifikasi selama 45 menit, disentrifuge selama 30 menit, diukur kadar beta karoten dan kadar khlorofil dengan spektrofotometer pada masing-masing panjang gelombang 450 nm dan 645 nm.

Penentuan Minyak Lemak (SNI 06-6989.10-2004)

Disiapkan contoh uji sebanyak 1000 ml dan dimasukkan ke dalam corong pemisah selanjutnya ditambahkan HCl 1 ml, homogenisasi dengan cara dikocok. Kemudian botol contoh uji dibilas dengan 30 ml freon, air bilasan dimasukkan ke dalam corong pemisah tadi kemudian dilakukan homogenisasi. Selanjutnya sampel yang sudah diketahui berat tetapnya dimasukkan ke dalam labu destilasi, sisa sampel yang terdapat di dalam corong pemisah dibilas dengan 30 ml freon. Kemudian larutan disuling di atas pemanas air pada suhu 70 ± 2°C. Hasil dari destilasi ditimbang dengan neraca analitik.

Penentuan Kadar Protein (SNI 01-3136-1992)

Sampel ditimbang sebanyak 0,5 g ke dalam labu kjeldhal, kemudian ditambahkan 2 g campuran selen dan 15 ml H2SO4 pekat, kemudian dipanaskan di

atas nyala api atau pemanas listrik sampai mendidih dan larutan menjadi jernih kehijau-hijauan selama 2 jam. Selanjutnya didinginkan dan diencerkan ke dalam labu takar sampai 100 ml. Kemudian larutan dipipet sebanyak 5 ml dan dimasukkan ke dalam alat penyuling, selanjutnya ditambahkan 5 ml NaOH 30% dan beberapa tetes indikator pp.

Kemudian suling lagi selama 10 menit, sebagai penampung gunakan erlenmeyer yang telah berisi 10 ml larutan asam borat 2%. Kemudian titrasi

dengan HCl 0,01 N. Hitung dengan rumus :

Keterangan :

a : bobot sampel

b : volume HCl 0,01 N yang dibutuhkan pada penitraan blanko, dalam ml

c : normalitas HCl

d : volume HCl 0,01 N yang dibutuhkan pada panitaran contoh, dalam ml

fp : faktor pengenceran

Penentuan Kadar Air (SNI 01-3136-1992)

Ditimbang sampel 2 g pada botol timbang yang sudah diketahui bobotnya, kemudian dikeringkan pada oven pada suhu 105°C selama 3 jam. Selanjutnya didinginkan ke dalam desikator, kemudian ditimbang sampai diperoleh bobot tetap. Dihitung kadar air dengan rumus :

Keterangan :

a: bobot sampel sebelum dikeringkan, g b: bobot sampel sesudah dikeringkan, g Penentuan Kadar Abu (SNI 01-3136-1992)

Ditimbang sampel sebanyak 2 gr ke dalam cawan porselen atau platina yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian diarangkan di atas nyala api, lalu diabukan di dalam tanur pada suhu maksium 500°C sampai dengan pengabuan sempurna. Kemudian didinginkan di dalam eksikator, lalu ditimbang sampai diketahui bobot tetapnya dan dihitung dengan rumus :

Keterangan :

a : bobot sampel sebelum diabukan, gr b : bobot sampel dan cawan sesudah

diabukan, gr

c : bobot cawan kosong, gr

% Protein = (d-b) x c x 0,014 x 6,25 x fp x 100% ...(1) a

Kadar Air : (b / a) x 100%...(2)

(17)

5 Penentuan Serat Kasar (SNI

01-3136-1992)

Ditimbang 2 gr sampel, bebaskan lemaknya dengan cara ekstraksi dengan dimasukkan ke dalam soklet, setelah mengendap tuangkan contoh ke dalam pelarut organik sebanyak 3 kali. Selanjutnya contoh dikeringkan dan dimasukan ke dalam Erlenmeyer 500 ml. Kemudian ditambahkan 50 ml larutan H2SO4 1,25%, kemudian didihkan

selama 30 menit dengan menggunakan pendingin tegak. Ditambahkan 50 ml NaOH 3,25% dan dididihkan lagi selama 30 menit. Kemudian disaring dengan corong Buchner yang berisi kertas saring tak berabu Whatman 54 atau 541 yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya.

Endapan yang terbentuk dicuci berturut-turut dengan H2SO4 1,25%, air

panas dan etanol 96%. Kemudian kertas saring ditimbang dan dikeringkan ke dalam oven pada suhu 1050C, kemudian ditimbangkan lagi sampai diperoleh bobot tetap. Bila kadar serat kasar lebih besar dari 1, kertas saring diabukan beserta isinya ditimbang sampai diperoleh bobot tetap. Kemudian dihitung dengan rumus :

a. Serat kasar lebih kecil sama dengan 1 %

b. Serat kasar lebih besar masa dengan 1 %

Penentuan Kadar Logam Berat Besi, Mangan dan Kalium dengan AAS

Disiapkan larutan standar logam dengan masing-masing konsentrasi 0 µg/l; 20 µg/l; 40 µg/l; 60 µg/l dan 80 µg/l dari larutan baku logam 10 mg/L. Kemudian saring larutan contoh 50 ml dengan menggunakan saring membran 0,45 µm, selanjutnya asamkan contoh sampai pH lebih kecil dari 2 dengan HNO3 pekat. Contoh dipindahkan ke

dalam labu ukur 100 ml, didinginkan dan ditambahkan akuades yang mengandung HNO3 sebanyak 1,5 ml/l.

Selanjutnya dilakukan pengujian dengan menggunakan AAS tungku karbon sesuai dengan logam yang diuji.

Penentuan Kadar Vitamin dengan HPLC

Dipipetkan sebanyak lima ratus mikroliter contoh uji ke dalam tabung gelas berukuran 12 x 75 mm. Kemudian ke dalam setiap tabung ditambahkan 0,5 ml etanol dan divorteks selama 5 detik untuk mendenaturasikan protein. Kemudian ditambahkan 1 ml heksan kemudian ditambahkan ke dalam setiap tabung, divorteks lagi selama 5 detik. Lapisan heksan yang terdapat di permukaan kemudian diambil dengan pipet Pasteur secara perlahan-lahan dan disaring dengan filter 0,45 mikro liter. Larutan heksan yang telah disaring kemudian diinjeksikan ke dalam sistem kromatografi. Selanjutnya sesuaikan kolom yang digunakan berdasarkan jenis vitamin yang dianalisa.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Panen C. vulgaris sebagai Pakan Ikan

Rendemen C. vulgaris yang dihasilkan dari total kapasitas biorekator 300 L yaitu 50 L. C. vulgaris yang dihasilkan selanjutnya disimpan di dalam botol steril yang selanjutnya dapat langsung digunakan sebagai sumber single cell protein sebagai bahan baku pakan ikan buatan dan pakan alami.

C. vulgaris banyak mengandung nutrisi penting seperti Fe, Ca, Zn, Mn, Mg, protein, lemak, vitamin, asam lemak tak jenuh, beta karoten dan khlorofil sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan alami dan buatan. Menurut Amini dan Syamdidi (2006), C. vulgaris digunakan sebagai pakan larva-larva biota laut seperti ikan, kerang – kerangan dan udang yang langsung diberikan bersama media cair.

Pengujian Kadar Logam Fe, Mn dan Mg terhadap Pakan Ikan C. vulgaris

Pengujian logam berat terhadap pakan ikan (Gambar 2) menunjukkan bahwa terdapat tiga konsentrasi logam yang tinggi yaitu Besi (Fe), Mangan (Mn) dan Magnesium (Mg) dengan masing-masing konsentrasi secara berturut-turut yaitu 34,6 mg/L; 15,8 mg/L; dan 116 mg/L. Hal ini disebabkan karena adanya

Serat kasar : (a / c) x 100%... (4)

(18)

Eli Yulita Pemanfaatan Limbah Cair Industri Karet ...

6

biomassa C. vulgaris yang mempengaruhi jumlah dari ketiga logam berat tersebut.

Unsur logam Fe, Mn dan Mg merupakan beberapa unsur kimia penyusun sel C. vulgaris. Unsur Mn merupakan penyusun ribosom yang juga berfungsi untuk mengaktifkan enzim polimerase yang berperan dalam sintesis protein dan juga merupakan aktivator enzim dalam siklus krebs dan proses fotosintesis. Unsur nutrisi hara Fe, Mn, dan Mg yang terdapat di dalam sel C. vulgaris diperlukan untuk memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman, membantu pembelahan sel, aktivator enzim, pembentukan stomata, penyusunan dinding sel tanaman dan pembelahan sel (Yadial et al, 2012).

Sedangkan unsur Mg dan Fe, merupakan penyusun khlorofil. Tiap molekul khlorofil mengandung satu 1 atom Mg. Unsur Mg dan Fe terdapat dalam khloroplas sel C. vulgaris yang berfungsi sebagai penangkap dan penyimpan energi cahaya dan aktivator enzim dalam mekanisme energi serta membantu meningkatkan kadar khlorofil. Pada penambahan pupuk anorganik yang mengandung unsur Fe dan Mg menunjukkan pertumbuhan tertinggi sebesar 2,62 x 107 sel/ml (log 7,4 sel/ml) yang tercapai pada kultivasi sembilan hari (Amini dan Syamdidi, 2006)

Gambar 2. Grafik Kandungan Logam Fe, Mn dan Mg yang terdapat pada C. Vulgaris

Mikroalga C. vulgaris dalam pertumbuhannya sangat membutuhkan beberapa nutrisi seperti Nitrogen (N) berfungsi untuk membentuk protein,

lemak dan berbagai senyawa organik lain, pertumbuhan dan pembentukkan sel secara vegetatif. Fosfor (P), diberikan dalam bentuk KH2PO4 berfungsi untuk

metabolisme energi, sebagai stabilitator membran sel, pengaturan metabolisme alga, pengaturan produksi pati/amilum, pembentukan karbohidrat, protein dan sintesis asam amino. Unsur Belerang (S), berperan dalam pembentukan asam amino dan vitamin. Unsur Kalsium (Ca), berperan dalam membantu menyusun dinding sel dan mengatur permeabelitas membran. Unsur Kalium (K) berfungsi untuk pemanjangan sel, memperkuat dinding sel (Becker, 1995 dan Andersen, 2005).

Pengujian Kadar Vitamin pada C. vulgaris

Vitamin yang terdapat pada C. vulgaris yang dihasilkan (Tabel 1). Vitamin yang dominan terdapat di dalam C. vulgaris yaitu vitamin B1 (Thiamin) (3,99 mg/kg), vitamin D (2,52 mg/100 gr) dan vitamin E (1,09 mg/100gr). Hal ini menunjukkan bahwa nutrisi yang terkandung di dalam C. vulgaris dapat digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan pakan ikan.

Tabel 1. Komposisi Kadar Vitamin pada C. vulgaris No Jenis Vitamin Satuan Hasil 1 Vitamin B1 mg/ kg 3,99 2 Vitamin D mg/100 gr 2,52 3 Vitamin E mg/100 gr 1,09

Pengujian Kadar Beta karoten, Asam Folat, Minyak dan Lemak, Lemak, Lemak tak Jenuh, Protein, Kalsium sebagai Mineral Ca, Serat Kasar dan Klorofil dan Mikrobiologi serta kadar Air dan Kadar abu

Kualitas komposisi nutrisi C. vulgaris terdapat pada Tabel 2. Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa kadar beta karoten yaitu 437 mg/kg, Kalsium (Ca) 12,3 mg/100 g, lemak tak jenuh 0,44 mg/kl, protein 2,3%, Minyak dan Lemak 141 mg/L, serat kasar 1,40%, Khlorofil A 2,70944 mg/L, Khlorofil B 0,8424 mg/L dan Klorofil Total 3,5718 mg/l.

(19)

7 Karotenoid merupakan suatu

kelompok pigmen organik berwarna kuning orange atau merah yang terjadi secara alami dalam tumbuhan yang melakukan fotosintesis. Karotenoid merupakan senyawa poliena isoprenoid yang tidak larut dalam air, mudah mengalami isomerasi dan oksidasi, menyerap cahaya dan dapat berikatan dengan molekul yang bersifat hidrofobik. Pigmen karotenoid mempunyai struktur alifatik dan alisiklik. Jenis karotenoid di antaranya adalah beta karotenoid (Gross, 1991).

C. vulgaris termasuk ke dalam famili Chloropyta, pada umumnya mempunyai zat warna hijau walaupun ada di antara famili Chloropyta tidak mempunyai zat warna hijau. Zat warna hijau ini merupakan hasil dari proses fotosintesa yang berupa khlorofil.

Tabel 2. Pengujian Kadar Beta karoten, Minyak dan Lemak, Lemak, Protein, Kalsium sebagai Mineral Ca, Serat Kasar dan Klorofil

No Parameter Satuan Hasil

1 Beta karoten mg / kg 437 2 Kadar abu % 0,21 3 Kalsium (Ca) mg /100 gram 12,3 4 Protein % 2,3 5 Serat Kasar % 1,40 6 Minyak dan Lemak mg / L 141,0 7 Khlorofil A mg / L 2,7094 8 Khlorofil B mg / L 0,8424 9 10 Khlorofil Total Kadar Air mg / L % 3,5718 95,46

Hasil dari pengujian (Tabel 2) Menunjukkan bahwa kadar beta karoten yang terdapat pada C. vulgaris yaitu 437 mg/kg. Menurut Del Campo et al (2007) Mikroalga merupakan sumber alami untuk berbagai senyawa penting termasuk pigmen, di antaranya astaxantin, kastaxantin dan loroxantin. Beta karotenoid merupakan bagian integral dari proses fotosintesis terdapat pada C. vulgaris yang berfungsi sebagai pigmen dan pelindung terhadap oksigen aktif yang terbentuk dari proses fotooksidasi.

Chlorella pyreniodesa dan C.

vulgaris merupakan penghasil beberapa jenis karotenoid seprti beta karoten, alpha karoten, lutein, zeaxantin, astaxantin dan neoxantin. Chlorella

pyreniodesa menghasilkan senyawa

kasar 100 µg/g berat basah selnya (Kusmiati et al, 2010). Ditambahkan pula oleh Iwamoto (2004) setiap gram massa sel kering terkandung karotenoid total 7 mg (3,5 mg lutein; 0,5 mg alpha karoten; dan 0,6 mg beta karoten) dan 35 mg khlorofil. Sedangkan karotenoid C. vulgaris hampir seluruhnya terdiri dari lutein (cha et a.l, 2008).

Pada Tabel 2. Hasil pengujian terhadap Kalsium (Ca) 12,3 mg/100. Unsur Ca berfungsi untuk pembentukan dinding sel dari C. vulgaris (Isnantyo dan Kurniastuty, 1995; Oh-Hama dan Miyachi, 1988) Di dalam penelitian ini sumber Ca berasal dari limbah cair, berdasarkan hasil analisa jumlah unsur Ca yaitu 16,6 mg/L. C. vulgaris melakukan biodegradasi unsur Ca yang terdapat di dalam limbah dan dipergunakan untuk pembentukan dinding sel sehingga dapat memperkuat struktur dari sel. C. vulgaris memiliki daya biosorbi yang kuat terhadap logam berat sehingga dapat dimanfaatkan untuk menetralisir limbah industri (Kabinawa, 2001).

Sedangkan hasil uji protein, minyak lemak, khlorofil a, khlorofil b, berturut - turut pada C. vulgaris yaitu 2,3%; 141 mg/L; 2,7094 mg/L dan 0,8424 mg/L. Menurut Pranayogi (2003) mikroalga mempunyai komposisi nutrisi protein 30 – 55%, Karbohidrat 10 – 30 %, lemak 10 – 25 %, mineral 10 – 40 % dan asam nukleat 4 – 6 %. C. vulgaris merupakan salah satu mikroalga yang mempunyai jumlah khlorofil yang sangat tinggi. Dengan komposisi nutrisi yang terdapat pada C. vulgaris dapat berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ikan dan larva ikan.

Menurut Soletto (2005), mikroalga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kandungan nutrisi pakan. Kandungan protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan asam amino essensial, enzim, betakaroten dan khlorofil yang signifikan sebagai alternatif dalam

(20)

Eli Yulita Pemanfaatan Limbah Cair Industri Karet ...

8

pemanfaatannya sebagai bahan baku pakan alami dan pakan buatan. Sedangkan menurut Becker (2005), Karbohidrat dalam mikroalga dapat ditemukan dalam bentuk pati, glukosa dan polisakarida lainnya.

Pada umumya alga mempunyai

khloropyl, tetapi tidak semuanya

berwarna hijau karena tertutup oleh warna pigmen-pigmen lainnya. Pigmen yang terdapat dalam alga bermacam-macam yaitu khlorophyl (a,b,c,d,e), karoten (α, β, δ), flavisin, xanthofil (lutein, zeaxatin, violaxantin dan sebagainya), fikobilin (fikoeritrin r dan c, fikosianin r dan c) (Jutono, 1973). Sedangkan menurut Prescott (1993), dinding sel mikroalga hijau sebagian besar berupa selulosa. Meskipun ada beberapa yang tidak memiliki dinding sel. Mereka mempunyai klorophyl a dan beberapa karetonoid dan biasanya mereka berwarna hijau rumput. Pada saat kondisi budidaya menjadi padat dan cahaya terbatas, sel akan memproduksi lebih banyak klorophyl dan menjadi hijau gelap. Kebanyakan mikroalga hijau menyimpan zat tepung sebagai cadangan makanan meskipun ada diantaranya menyimpan minyak atau lemak. Contoh spesies dalam kelompok

chlorophyta termasuk di antaranya

chlamydomonas, chlorogonium, pyrobo trys, scenedesmus, chlorogonium,pyrobo trys, scenedesmus, Volvox, Oocytis, C. vulgaris.

Pada Tabel 2 terlihat bahwa hasil pengujian kadar protein 2,3%, dengan nilai kadar air 95,46% sedangkan SNI 01-3136-1992 menetapkan persyaratan kadar protein 40% b/b dan kadar air 10% untuk protein sel tunggal atau single cell protein pakan terdapat perbedaan yang sangat signifikan terhadap hasil pakan ikan yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena pakan ikan yang dihasilkan dan dibutuhkan dalam fase cair sehingga terjadi pengenceran yang sangat signifikan sebanyak 41,50 kali pengenceran.

Perbandingan Kualitas Air Limbah Sebelum dan Sesudah Diolah dengan Menggunakan Cholrella vulgaris sebagai Agent Biodegradasi.

C. vulgaris mempunyai struktur yang hampir sama dengan tumbuhan, salah satunya adalah dinding sel. C. vulgaris mempunyai dinding sel yang tersusun selulosa. Beberapa jenis C. vulgaris mempunyai dinding sel yang tersusun atas selulosa dan sporopollenin yang juga terdapat di dalam spora dan serbuk sari yang merupakan suatu biopolimer dari karotenoid yang mempunyai kemampuan resisten terhadap degradasi enzim dan polutan. Sporopollenin juga mempunyai kemampuan untuk mengadsorbsi ion logam dari suatu larutan membentuk kompleks logam dengan ligan. Hal ini menyebabkan alga hijau disebut sebagai filter feeder, yaitu organisme yang mampu menyaring partikel dari suspensi di lingkungan hidupnya (Sunarto, 2008).

Pada Gambar 3 terlihat C. vulgaris dapat memanfaatkan secara signifikan unsur Fe, Ca dan Mg yang terdapat di dalam limbah berturut – turut 0,53 mg/L; 16,6 mg/L; dan 6,5 mg/L menjadi 0,13 mg/L; 1,1 mg/L dan 4,12 mg/L. Unsur – unsur tersebut merupakan unsur hara mikro yang dibutuhkan oleh C. vulgaris untuk pertumbuhan dan perkembangan hidupnya.

Gambar 3. Penurunan Kandungan Logam Berat Fe, Ca dan Mg pada Limbah Sebelum dan Sesudah Diolah

(21)

9

Gambar 4. Grafik Penurunan Nilai BOD dan COD pada Limbah Sebelum dan Sesudah Diolah

Selain unsur logam Fe, Ca dan Mg, parameter BOD, COD dan NH3 juga

mengalami penurunan signifikan (Gambar 4) dan (Gambar 5) nilai BOD5

dan COD secara berturut – turut dari 6,9 mg/L dan 45,6 menjadi 4,6 mg/L dan 27,3 mg/L sedangkan NH3 mengalami

penurunan secara signifikan dari 14,11 mg/L menjadi 0,105 mg/L.

Di dalam limbah cair karet banyak terdapat senyawa organik hal ini yang menyebabkan nilai BOD, COD dan NH3

masih relatif tinggi tetapi senyawa organik ini dapat digunakan oleh C. vulgaris sebagai sumber hara makro dan mikro.

Unsur hara makro dan mikro biasanya diberikan dalam bentuk senyawa. Unsur makro adalah unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah yang relatif banyak. Unsur hara makro yang dibutuhkan oleh C. vulgaris berupa Nitrogen (N), Fosfor (P) dan Kalium (K).

Unsur N berasal dari NH3 yang

terdapat di dalam limbah dapat digunakan oleh C. vulgaris untuk pertumbuhan hidupnya terutama dalam pembentukkan asam amino yang selannjutnya akan diubah menjadi protein. Protein merupakan suatu komponen utama penyusun dinding sel.

Unsur N diberikan dalam bentuk NH4NO3, NH2PO4 dan NH2SO4, berfungsi

untuk protein, lemak dan pembentukan sel secara vegetatif. Unsur P diberikan dalam bentuk KH2PO4, berfungsi untuk

metabolisme energi, stabilitator membran sel, pengaturan metabolisme alga seperti sintesa protein, pengaturan produksi pati dan amilum, pembentukan protein, karbohidrat dan membentuk struktur sel. Sedangkan unsur K berfungsi untuk memperkuat struktur sel

dan memperlancar metabolisme dan penyerapan makanan (Becker, 1994 ; Andersen, 2005).

Gambar 5. Penurunan Amoniak (NH3) pada

Limbah Sebelum (1) dan

Sesudah Diolah (2)

Perbandingan hasil uji yang dilakukan terhadap limbah sebelum dan sesudah diolah (Tabel. 3)

Tabel 3. Perbandingan Air Limbah Sebelum dan Sesudah Diolah dengan Menggunakan C. Vulgaris Parameter (mg/l) Limbah sebelum Diolah Limbah Sesudah Diolah NH3 14,11 0,105 BOD5 6,9 4,6 COD 45,6 27,3 Besi (Fe) 0,53 0,13 Kalsium (Ca) 16,6 1,1 Magnesium (Mg) 6,5 4,12 Mangan (Mn) 0,09 0,01 KESIMPULAN

Hasil pengujian kadar protein dan kadar air pakan ikan C. vulgaris berturut-turut yaitu 2,3% dan 95,46%. Pakan ikan yang menggunakan C. vulgaris mempunyai nutrisi yang dibutuhkan oleh larva ikan dan ikan untuk pertumbuhannya seperti lemak tak jenuh 0,44 mg/kg; protein 2,3%; minyak lemak 141 mg/L; khlorofil a 2,7094 mg/L; khlorofil b, 0,8424 mg/L.

SARAN

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut cara pemanenan yang tepat untuk C. vulgaris untuk mengatasi kehilangan

(22)

Eli Yulita Pemanfaatan Limbah Cair Industri Karet ...

10

biomassa yang cukup besar. Selain itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut kemasan untuk penanganan pasca panen produk pakan alami ikan yang dihasilkan.

DAFTAR PUSTAKA

Amini, S., dan Syamdidi. (2006). Konsentrasi Unsur Hara pada Media dan Pertumbuhan C. vulgaris dengan pupuk Anorganik Teknis dan Analis. Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences). VIII(2): 201-2006. Andersen, R.A. (2005). Alga Culturing

Technique. UK: Elsevier Academic Press.

Badan Standardisasi Nasional. (1992), Protein Sel Tunggal untu Pakan. Standar Nasional Indonesia Nomor

01-3136-1992. Jakarta: Dewan

Standaridisasi Nasional.

Badan Standardisasi Nasional. (1992), Air dan Air Limbah. Standar Nasional Indonesia Nomor 06-6989.10-2004. Jakarta: Dewan Standaridisasi Nasional.

Bold, H.C., and Michael J.W., (1985). Introduction to The Algae Structure and Reproduction. Second Edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc., Upper Saddle River.

Becker, E.W. (1994). Microalgae Biotechnology and Microbiology. Cambridge: Cambridge University Press.

Becker, E.W. (2005). Microalgae Biotechnology and Microbiology. Cambridge: Cambridge University Press.

Cha, K.H., Koo, S.Y., Lee, D.U. (2008). Antiproliferative effeects of Carotenoids extracted from Chlorella ellipsoidea and C. vulgaris on Human Colon Cancer. J. Agrifood Chem. 56.

Chen. C.Y., (2001). Immobilized Microalga scenedeszmus quadricauda (Chloropyta, Chlorococcales) for long term storage and for application in fish culture water quality control. Aquaculture. 195(1-2).

Del Campo, A.J., Gonzales, G., Guererro, M.G. (2007). Outdoor Cultivication of Microalgae for Carotenoids Production: Current State and Perspektif. Appl. Microb. Biotechnol. 74: 1163-1174.

Erlina, A., Sri, A., Endrawati, H., Zainuri, M. (2004). Kajian Nutritif Phytoplankton Pakan Alami pada Sistem Kultivasi Massal. Jurnal Ilmu Kelautan. 9(4): 206-210. Greene, B.M., McPherson, R., Henzi, M.,

Alexander, M.D., dan Darnall, D.W. (1986). Interaction of Gold (I) and Gold (III) Complexes with Algal Biomass. Environ. Sci. Technol. (20)6.

Gross, J. (1991). Pigment in vegetables: Chlorophylls and Caretonoids. New York: Van Nostrand Reinhold. Haryoto, dan Wibowo, A. (2004).

Kinetika Bioakumulasi Logam Berat Kadmium oleh Fitoplankton C. vulgarisLingkungan Perairan Laut. Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi. (5)2.

Isnantyo, A., dan Kurniastuty, (1995), Teknik Kultur Fitoplankton dan Zooplankton. Yogyakarta: Kanisius. Iwamoto, H. (2004). Industrial Production

of Microalgae Cell Mass and

Secondary Products Major

Industrial Species: Chlorella dalam Richmond, H. (2004). Handbook of Microalgae Culture : Biotechnology

and Applied Phycology. New

Jersey: Blackwell Publishing. Jutono. (1973). Pedoman Praktikum

Mikrobiologi Umum untuk

Perguruan Tinggi. Yogyakarta:

Departemen Mikrobiologi Fakultas Pertanian UGM.

Kabinawa, I.N.K. (2001). Mikroalga sebagai Sumber Daya Hayati (SDH) perairan dalam Perspektif

Bioteknologi. Bogor: Puslitbang

Bioteknologi LIPI.

Kusmiati, Agustini, N.W.S., Tamat, S.R., Irawati, M. (2010). Ekstraksi dan Purifikasi Senyawa Lutein dari Mikroalga Chlorella pyrenoidesa Galur Lokal Ink. Jurnal Kimia Indonesia. (5).

Muchlisin, Z.A., Ahmad, D., Rina, F., Muhammadar, dan Musri, M.

(23)

11 (2003). Pengaruh beberapa jenis

pakan alami terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan larva ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). Jurnal Biologi. 2(3). Prescott, G.W., Jhon, P.H., and Donald,

A.K. (1993). Microbiology. England: WCB Publisher.

Pranayogi, D. (2003). Studi Potensi Pigmen Khlorofil dan Karotenoid

dari Mikroalga Chlorophyceae.

Lampung: Universitas Lampung. Sunarto, (2008). Karekteristik Biologi dan

Peranan Plankton bagi Ekosistem

Laut. Bandung: Universitas

Padjajaran.

Solleto, D., Binaghi, L., Lodi, A., Carvalho, J.C.M., and Converti, A. (2005) Batch dan Fed Batch Cultivations of Spirulina planteis using Ammonium Sulphate and Urea as Nitrogen Sources. Aquaculture. 243(1): 217-224. Wirosaputro. S. (2002). Cholrella untuk

Kesehatan Global. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press. Yadial, S.C., Sri, A., Lestari, S.D. (2012).

Kultivasi C. vulgarispada Media Tumbuh yang Diperkaya dengan Pupuk Anorganik dan Soil Extract. Jakarta: Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (BBRPPBKP).

(24)

Gambar

Diagram  alir  pembuatan  pakan  alami ikan  C. vulgaris pada penelitian  ini  dapat dilihat pada Gambar 1
Gambar 2.   Grafik  Kandungan  Logam  Fe,  Mn  dan  Mg  yang  terdapat  pada C. Vulgaris
Gambar 3. Penurunan  Kandungan  Logam  Berat  Fe,  Ca  dan  Mg  pada  Limbah  Sebelum  dan  Sesudah  Diolah
Gambar 1.  Instrumen Brabender Micro Visco    Amylograph
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dan i hasil penelitian dapat diketahui bahwa penggunaan model webbed tergolong cukup dengan prosentase 74,205 % pada kategori 56%-75% dan keaktifan belajar siswa tergolong

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode "pullman" antara kelompok eksperimen (kelompok yang menggunakan penerapan metode "pullman" dalam

kunjungan rumah untuk balita yang waktunya DDTK tidak hadir Cakupan balita paripurna belum mencapai target di semua desa ( Ambulu, Tegalsari dan Karanganyar ) Kurangnya penyuluhan

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu menggambarkan Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada anak-anak Panti Asuhan Harapan Kita

Dengan adanya penelitian ini, penulis menyarankan agar generasi muda sekarang dapat lebih mempertahankan budaya bahasa daerah yang dalam hal ini bahasa Sanger

Dengan ke~a keras, Pusat Bahasa telah menyusun dan menerbitkan sebuah buku bahan ajar BIP A untuk pemula yang berjudul Lentera Indonesia I.. telah diluncurkan pada

Keuntungan – keuntungan yang akan diperoleh oleh suatu merek yang memiliki pelanggan yang loyal yaitu dapat mempertahankan harga secara optimal, memiliki posisi tawar menawar

Dampak tersebut muncul karena kepala ruangan yang bersangkutan tidak siap dengan program rotasi dan menganggap rotasi hanya dilakukan pada kepala ruangan yang