• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SMA HARAPAN 1 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SMA HARAPAN 1 MEDAN."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Syukur alhamduli/Jah penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan

hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis ini disusun sebagai

salah satu persyaratan unttik menyelesaikan program magister pada Program Studi

T eknologi Pendidikan (TP). Sampai _Pada penyelesaian !aporan tesis ini, _n.enulis telah

banyak menerima berbagai bantuan sehingga masalah dan kendala yang ada dapat

diatasi. Oleh sebab itu, dengan rasa tulus penulis ingin mengucapk.an rasa terima

kasih kepada:

eO/

Pertama, ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus secara khusus

penulis sampaikan kepada yang terhonnat Bapak Dr. Efendi Napitupul~ M.Pd. dan Bapak Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku Pembimbing Tesis, dan Bapak Dr. Abd.

Hamid K, M.Pd., selaku kit~ Program Studi Teknoiogi Pendidikan juga sebagai

naraswnber yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan dan pengarahan,

serta dorongan selama perkuliahan dan penulisan tesis ini.

Kedua, ucapan terima kasi~ kepada Bapak P!Yf. Dr. Abdul Muin Sibuea,

M.Pd. dan Bapak Dr. Muhammad Badi~ M.Pd. selaku naraswnber yang telah banyak membimbing dan memberi masukan untuk perbaikan isi tesis, sehingga

rnenjadi lebih baik. > c

J

-Ketiga, ucapan terima kasih kepada Rektor Unimed, Direktur dan Asisten

Direktur serta pegawai/tenaga ad.rninistrasi Pascasarjana Unimed, yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti studi pada Program

(2)

Pascasatjana Unimed. Sekali lagi ucapan terima kasih juga pcnulis sampaikan khusus

kepada Kepala SMA Swasta Harapan l Medan, Bapak Drs. Sofyan Alwi, M.Hum.,

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis melakukan penelitian.

Keempat, ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada Ayahanda Mulia

Daulay dan lbunda Tianggur Rambe, yang telah merawat dan membesarkan penulis

semenjak dalam kandungan hingga dilahirkan ke dunia ini. Budi baik yang telah

diberikan kedua orang tua terhadap penulis, merupakan pengorbanan besar yang tidak

dapat dibayar dan din.ilai dengan materi dan hanya Allah lah yang akan membalasnya.

Teristimewa kepada istriku tercintaDra. Hariati Siregar, beserta putra-putriku

Hafizah Humairah Daulay dan Raja Sakti Arief Daulay, penulis sangat be~ur atas

pengorbanan dan pengertiannya, serta selalu memberi semangat kepada penulis

dalam menyelesaikan tesis ini.

Akhimya amal baik dan jasa-jasa semua pihak, yang tidak dapat disebutkan

satu persatu penulTs mohonkan kepada Allah swt sajalah yang membalasnya. Amiin

Medan, Juni 2005

~

(3)

ABSTRAK

Ibrahim Daulay, Pengaruh Pendekatan Pembelajarao dan Kemampuan

Matematika Terhsdap Hasil Belajar Fisika Pemelajar SMA Harapan 1 Medan.

Program Pascasaxjana, Universitas Negeri Medan, Juni 2005.

}?enelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pendekatan pembe1ajaran

dan kemampuan matematika terhadap

basil

belajar fisika pemelajar SMA Swasta

Harapan 1 Medan. Penelitian inr menggunakan metooe eksperimen semu dengan desain faktorial2x2. Populasi penelitian ini berjumlah 324 orang. Sampel berjumlah

52 orang diperoleh ..melalui cluster random sampling. Instrumen penelitian ini

menggunak.an tes kemampuan matematika (TKM) dan tes basil belajar fisika

(THBF). TKM dikonstruk berdasarkan kisi-kisi tes dari silabus mata pelajaran

matematika kelas X semester I tahun 2004, sedangkan THBF dikonstruk berdasarkan kisi-kisi tes dari silabus mata pel aiaran fisika kelas X_ semester II tahun 2004. Hasil

ujicoba TKM menunjukkan ada J8 butir soal yang valid dari 40 butir, nilai reliabilitas

· r

=

0,860 dihitung dengan KR-20. Hasil uj icoba THBF menunjukkan 35 butir soal

yang valid dari 40 butir, nilai reliabilitas r

=

0,838 dihitung dengan K.R-20.

Hipotesis penelitian, yaitu (a) ada perbedaan hasil belajar fisika antara pemelajar SMA yang diajar dengan pendekatan kontekstual dan dengan pendekatan konvensional, (b) ada perbedaan basil belajar fisika pemelajar SMA yang memiliki kemampuan matematika tinggi dan-kemampuan matemat ika rendah, (c) ada interaksi

antara pendekatan ~ mbelaj aran dan kemampuan matematika dalam mempengaruhi

hasil belajar fisika pemelajar SMA. Selanjutnya teknik analisis data menggunakan

ananlisis varians (anava) dua jalan dan dilanj utkan dengan uji perbandingan ganda

dengan metode Tukey pada taraf ex. = 5%. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan

bahwa hasil belajar fisika pcmelajar SMA yang diajar dengan pendekatan kontek.stual lebih unggul dibandingkan dengan hasil belajar fisika pemelajar SMA yang diajar

dengan pendekatan konvensioiiru dengan (Fhitun-;

=

40,01 > Ft.abet

=

4,04); hasil

belajar fisika pemelajar SMA yang memiliki kemampuan matematika tinggi lebih

unggul dibandingkan basil belajar fisika pemelajar SMA yang memiliki kemampuan

matematika rendah yang ditunjukkan oleb (Fhitung

=

82,67 > Ftabcl

=

4,04}; kemudian

ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan matematika terhadap

hasil belajar fisika pemelajar SMA yaitu (Fhitung

=

170,19

>

F tabcl

=

4,04).

Implikasi dari hasil penelitian adalah pemela.W yang memiliki kemampuan

matematika tinggi cocok diajar dengan pendekat.an kontekstual sedangkan perp.elajar yang memiliki kemampuan matematika rendah cocok diajar dengan pendekatan konvensional. Untuk. menerapkan pendekatan kontekstual disarankan meningkatkan (a) nilai strategis motivasi belajar; (b) semangat berkreativitas melalui latihan inkuiri;

dan, dan (c) kesiapan bela jar matematika melalui potensi matematika.

(4)

ABSTRACT

Daulay, Ibrahim. The ll1fluence of Teaching Approach and Mathematics Ability on

Physics Learning Result at SMA Harapan 1 Medan . Thesis. Ed ucation Technology,

Post Graduate of Medan State University ( UN I M~D). )une 2005.

..

Thi s Study is aimed to prove the influence of teaching approach and

mathematics ability on Physics learning result at SMA Harapan I Medan. The method used in this experiment was ANA VA Factorial 2 x 2. The population for this study

were 324 studentS., while 5 J 2 students 'were chosen as a sample using cluster random

sampling. The- instruments used wct.rc mathc malics ab ility test (TKM) and Physics

learning result test (TI JBF). TKM was constructed based bll Mathematics syllables

test on grade X on the fi rst semester 2004, while THBF was constructed based on physics syllables test on grade X on the second semester 2005. The test result ofTKM

showed that 38 from 40 questions were valid; with rcalibility r = 0.860 by measured

KR-20. The test rsult of THUF showed that 35

fi·om

40 questions were valid, with

reliability r = 0.838 by measured KR-20. .

Hypothesis rc~arch were : (a) There is a significant difference on l~arning

Physics result between contextual teaching approach and conventional teaching

ap proacht (b) There is t1 signifi cant ,:ifcrencc on learning Physics result between the

student who have high mathemntics ability and low mathematics ability, (c) There is a

significant interaction between teaching '~ P JX Oach and Mathematics ability toward

learning Physics result. With Frntio

=

14.86 > Ftable = 4.03 .

Variam:e Analysis (AN/\ VA) ana Tuckey test were applied to nnalyse- the data

on x = 0.05. From dato analy~is, it wns conclude that le<:~rning Physics result for the

students who were taught by contextual ~ caching was better than conventional

teaching approach with (Fratio"' 40.01 > F table =-zL04); Learnin-g Phy,sics result for the

student who havr.! high )'v1nthem atic::; ability was better than who have low ability with

(r

rut io = g2.67

>

r

table = 4.04); There is a signiticant interaction hctwtcn taeching

approach and mathematics abili ty toward learn ing Physics result with (-F ratio

=

170.19 >

r

tabJe =" 4.04).

The research implication could be concluded that contextual feaching approach was more application to be applied to the students who have high Mathematics ability white convctional teaching approach was more applicable to be applited to the students who have low Mathematics ability. In appliying contextual

teaching approach is suggested to enhanced : (a) strategi~aluc in learning mQtivation;

(b) creativity spirit through inqu iry axercics; and (c) Mathematics learning readiness

(5)

DAFTARISI

~

~

Hal arnan

ABSTRAK ... .

ABSTRACT ... :;_. ... , ... ..

KATA PENGANTAR ... '!. .. /

~

DAFT AR lSI ::-... ::: ... :r. ... .

( ~-<.~

DAFTAR TABEL ... ': ... , "7 7 ~ ... .

DAFT AR GAMBAR ... .

DAFTAR DIAGRAM ... .. I

DAFT AR LAM..fiRAN ... ~

····----····----··--···----··----···--···----·--·----···--BAB I PENDAHULUAN / . ... '\... -fa.., /,~" '9_,

~

A. Latar Belakang Masalah ... ~ ... .

B. Identifikasi Masalah ... ! ... ... ... -:r;.:: .... ~ ... .

I I

C. Pembatasan Masalah ... ..

1

D.

Rtilnusan

Masalah ... ,-~ ... .., - ... ~ .. :: ... ..

~.p I ~ /l-o

E. Tujuan Penelitian ... ~ ~ ... .

F. Manfaat Penelitian ... .

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKlR, DAN HIPOTESIS

PENELITIAN ---:;::::: ~ ~

A. Deskripsi Teoretis ... ..

1. Hakikat Hasil Belajar Fisika SMA ... ..

2. Hakikat Pendekatan Pembetajaran

(6)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... . B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ... .

C. Metode dan Rancangan Penelitian ... . D. Variabel dan Definisi Operasional ... .

E. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ... .

F.

Pengontrolan Perlakuan ... : ...

-

'!..: •.... c:-. ~

... .

G. Ins1rulnen Penelitiali ... ..

/

H.

Teknik Analisis

Data ... ..

~

BAB IV HASIL PENELITIAN .b 1 ' : t- ll ;_ :

A. Deskripsi Data ... } ~

B. ~engu jian Persyaratan Analisis Data ... :;.:.= ... .

C Pengujian Hipotesis Penelitian ... ~ . -::. ... ~ ... .

~

D. Diskusi Hasil Penelitian

·;!;···'···; ···

E. Keterbatasan Penelitian ... .

BAB V SIMPULAN, IMPLII<.ASI, DAN SARAN

·:,..r

·~

A .- Simpulan ...

~

...

~

'Sl,.

B. Implikasi ... - ... ..

Ul

C. Saran ... , ...

?: ... ..

DAFT AR PUST AKA ... ... .

(7)

Tabel 1.

Tabel

2.

Tabel

3.

Tabel

4.

Tabel

5.

Tabel

6.

Tabel

7.

Tabel 8.

Tabel

9.

Tabel 10.

Tabel 11.

Tabel 12.

DAFTAR TABEL

~ Halaman

Rancangan Eksperimen Anava Desain Faktorial 2x2 ... 55

Desain Perlakuan ... ~J.! . ~

... .

K.ist-'Ki'T K st es emampuan atemat M ika ... .. / '

Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Fisika ... ..

Daftar Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Matematika Pada Kelompok Kontelcstual ... ..

Daftar Distribusi Frekuensi Skor Kemam,Puan Matematika Untuk Kelompok Konvensional ... .

Daftar Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Fisika pada Kelompok Kontekstual ... .

Daftar Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Fisika Pada

Kelompok Konvensional ... .

Datlar

Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Fisika Pada

Kelompok Kontekstual dengan Kemampuan Matematika Tinggi ....

Daftar Distribusi Frekuensi Skor Hasil Fisika Pada Kelompok

Kontekstual dengan Kemampuan Matematika Rendah ... ..

Daftar Distribusi F rekuensi Skor Hasil -Belajar Fisika Pada

Kelompok Konvensional dengan Kemampuan Matematika Tinggi

Daftar Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Fisika Pada

Kelompok Konvensional dengan Kemampuan Matematika

Rendah ... . 59 62 63

68

70

71 73 75 76 78

~'

79

Tabel 13. Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Kenonnalan Dengan Teknik

Lilliefors ... . 81

~

[image:7.595.62.492.118.755.2]
(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 14. Rangkuman Data Hasil Penelitian ··· · ··· ··· ···

~

~: ··· i:.~ / . · ··· ···· ··

84

Tabel 15. Ringkasan Anava F aktorial 2x2 ... .

84

Tabel 16. RingkasaQ Hasil Perhitungan Uji ~erbandingan Ganda dengan

Metode Tukey ... ... .

-

89

~

[image:8.595.72.502.136.737.2]
(9)

DAFT AR GAMBAR

~ Halaman

Gambar 1. Analisis Kecenderungan Garis Interaksi Antara Pendekatan

Pembelajaran dan Kemampuan Matematika Terhadap Hasil

Belajar Fisika SMA ... 88

[image:9.595.94.502.118.734.2]
(10)

DAFTAR DIAGRAM

Halaman

Diagram I. Histogram Skor Kemampuan Matematika Pada Kelompok

Kontekstual ... ... 69

Diagram 2. I;fistogram Skor Kemampuan Matematika Pada Kelompok

Konvensional . ... ... .. . .. . ... ... .... ... .. .. ... . . ... . 71

Diagram 3~ Histogram

Kontekstual

Skor Hasil Bel~ ar Fisika Pada Ke1ompok

Diagram 4. Histogram Skor Hasil Belajar Fisika Pada Kelompok

72

Konvensional ... 74

Diagram 5. Histogram Skor- Hasil Belajar Fisika Pada Kelompok

Kontekstual dengan Kemampuan Matematika Tinggi ... 76

Diagram 6. Histogram Skor Hasil Belajar Fisika Pada Kelompok

Kontekstual dengan Kemampuan Matematika Rendah ... 77

Diagram 7. Histogram Skor Hasil Belaj ar Fisika Pada Kelompok

Konvensional dengan Kemampuan Matematika Tinggi ... ~ ·;.:·.. 79

Diagram 8. Histogram Skor Hasil Belajar Fisika Pada Kelompok

Konvensional dengan Kemampuan Matematika.Rendah ... 80

(11)

Lamp iran 1.

Lampi ran 2.

Lamp iran 3.

Lampiran 4.

Lamp iran

5.

Lamp iran

6.

Lampi ran 7.

Lampiran · 8.

Lamp iran 9.

Lampiran 10.

Lampiran 11 .

Lampiran 12.

Lampiran 13.

DAFTAR LAMPIRAN

~ Halaman

Rencana Pembelajaran Fisika (Pendekatan Kontekstual) ... 115

Rencana ,Pembelajaran Fisik'a (Pendekatan Konvensional) ... 165

Tes Kemampuan Matematika (TKM) ... • .... ~~ --- 204

---Tes Hasil Belajar Fisika (TifBF) ... ~ ~- ~f.' ~ .... .. .... ... ... . 216

'5I Hasil Ujicoba TKM ... 224.

Has

it

Ujicoba THBF ... ,... ... ... ... 236

() Data Penelitian ... ' ... ~ ... ~ ... :::... 243

-

-~ / , Prosedur Perhitungan Statistika Dasar ... 247

Prosedur Perhltungan Uji Kenonnalan ... 255

Prosedur Perhitungan Uji Homogenitas Varians ... 260

Prosedur Perhitungan Anava Faktorial 2 x 2 ... ::·... 263

Prosedur PerhitWlgan Uji Perbandingan Ganda dengan Metode Tukey ... ... 272

, ?

? Daftar Statistik ...

!. ...

!:... 276

,.,. f ~--Lampiran 14. Siii-at Keterangan ... 283

Lampiran 15. Riwayat Hidup Penulis ... : ~ ... ,... 286

'

(12)

BABI

PENDAHULUAN "

~

~

o~s NEe~~,~

~~:l!~ ~~ .:~~ ~~ ,~ ~:· ;t' :: ~

A. La tar Belakang Masalab

~...f

, '-..: '

-~

; i" :,: :;,_, i'.

~

_-.

~)

,•

---·

Secara kuantitatif, jumlah .sekolah menengah atas (SMA) di Indonesia cuk.up

banya.k. Data

Badan

Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional

(Balitbang Depdiknas) seperti yang diolah oleh Supriyoko (2004) menyebutkan

bahwa:

Jurnlah SMA negeri dan SMA swasta di Indonesia ~ ah 36% berbanding 64%, sebagian besar SMA bedokasi di kola, dan sebagian di desa, bahkan sebagian di antaranya agak di pelosok. SMA yang berlokasi di kota umumnya lebih baik

fasilitas dan prestasi siswanya daripada SMA di desa atau pe)osok. Demikian pula

SMA di Jawa umumnya Jebih baik daripada SMA di luar Jawa. Tentu saja secara kasus per kasus ada SMA yang berlokasi di desa dan di luar Jawa yang mutunya relatif bagu ~. _

Masalah utama yang dihadapi SMA di Indonesia adalah mutu lulusan yang

rendah. Hal ini menyebabkan berbagai masalab seperti lulusan SMA di kota yang

kurang kemauannya untuk berwira usaha dan tetapi tidak mampu beke!ia untuk

mengisi lowongan yang ada di pusat perkantoran dan kawasan industri. Selain itu

lulusan SMA di desa kurang kemauannya untuk mela.kukan pekeljaan-pekerjaan

tradisional seperti di sektor pertanian dan petem akan. Rendahnya mutu luJusan SMA

-dapat dilihat dari ~ pencapaian nilai ebtanas mumi (NEM) atau ujian akhir nasional

(UAN) yang cenderung tidak berubah. Berdasarkan .data Balitbang Depdiknas,

Supriyoko (2004) menjelaskan bahwa :

(13)

Apabila diukur dari NEM atau nilai UAN misalnya, NEM rata-rata nasional tahun 1997 untuk Matematika pada 1 urusan IP A hanya 4,27, J urusan IPS 3, 78, dan di Jurusan Bahasa 3,74. Bidang studi Bahasa Inggris Jurusan IPA 4,83, Jurusan IPS 4,13, dan Jurusan Bahasa 4,86. Bidang studi Fisika dan K.imia di Jurusan IPA hanya 4,07 dan 4 ,89. NEM di tahun-tahun berikutnya serta nilai UAN tampaknya tidak berbeda jauh.

/:' ~~ /lC ~'rf~

"''

Lulusan SMA di Indonesia yang di~ masyarakat luar negeri pun terbatas.

jumlahnya. S:_bagai misal Supriy_?ko {2004) menjelaskan bahwa "Victorian Board of

Education (VBE) di Australia memberikan penghargaan bagi SMA yang baik di .

Indonesia dengan cara lulusannya dapat melanjutkan studi k e perguruan tinggi di

Victoria, Australia, tanpa matrikulasi". Menurut Supriyoko,

tanpa

penghargaan

-seperti itu, lulu~an SMA di Indonesia apabila melanjutkan studi di perguruan tinggi

Australia wnumnya diwaj ibkan mengikuti matrikulasi 6 bulan hingga 2 tahun D ari

hampir 8.000 SMA, temyata tidak Iebih dari lima orang yang mendapat penghargaan

dari VBE, dan ticlak tmtuk. seluruh; ulusan.

Dari uraian di atas hams diakui dan d isadari bahwa mutu merupak.an masalah

besar dan utama yang dihadapi pengelola dan praktisi SMA di Indonesia wnwnnya,

baik SMA nege_:i maupun swasta._ Untuk itu perlu_adanya upaya yang

-sungguh-SWlgguh dan berkelanjutan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

khususnya pembelajaran di SMA. Selain itu sangat perlu upaya untuk mengatasi

kesenjangan mutu pembelajaran antara SMA negeri dan SMA swasta. 'NII'JI~~

-Dalam era globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

(IPT ~ K ) sangat menentukan bagi kemajuan s uatu bangsa. Ketertinggalan di bidang

IPTEK dapat diyakini sebagai akibat rendahnya penguasaan dan pengetahuan akan

(14)

mata pelajaran dasar seperti penguasaan terhadap matematika, ilmu pengetahuan

alam (IPA), dan bahasa asing. Hal ini sejalan dengan Wlgkapan Raha.rjo (1996) yang

menjelaskan bahwa "pengaruh -globalisasi ~ pembangunan nasionaJ di

Indonesia adalah adanya pergeseran transfonnasi dari ekonomi pertanian ke ekonomi

industri yang perlu didukung oleh sumber daya manusia yang lebih terarnpil dan

dapat dengan _mudah rnenyesuaikan diri pada dinamika perubahan yang cepat".

Dengan demikian ada suatu pemahaman bahwa untuk memperbaiki mutu ·

pembelajaran pedu pengaturan yang sejalan antara apa yang akan dipelajari

pemelajar dengan apa yang ak.an mereka hadapi nantinya di l apang~. Dengan

demikian paradigma pendid.ikan di era globalisasi menghendaki proses pembelajaran

.•·

yang bersifat kontekstual. Seperti yang dike~pukakan oleh Nurhadi (2003:2) bahwa:

Pendekatan kontekstual (contextual teaching and learning) atau CTL merupak.an konsep bela jar yang membantu guru [pembelajarl mengaitkan antara.materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata pemelajar dan mendorong pemelajar membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat

Dalam pendekatan kontekstual, basil pembelajaran diharapkan lebih

bermakna

bagL

pemelajar sehingga implikasi yang muncul dalam peningkatan mutu

pembelajaran ialah proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan

pemelajar bekerja dan mengalarni, bulcan transfer pengetahuan dari pembelajar ke

pemelajar. Strategi pembel!Yaran lebih dipentingkan daripada basil ~~

Dalam pendekatan kontekstual, pemelajar perlu mengerti apa mak.na belajar,

apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapairtya

Setidak-tidaknya pemelajar menyadari bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya

(15)

nanti. Dengan begitu pemelajar mampu menempatkan sebagai diri sendiri yang

memerlukan suatu bekal untuk hidupnya nanti. Mereka mempelajari apa yang

bermanfaat bagi dirinya dan berupaya mencapainya. Dalam upaya itu, pemelajar

memeclukan pembelajar sebagai pengarah dan pembimbing. Hal ini sesuai dengan

penjelasan Nurhadi (2003: 2) bahwa : ~ / -:;

j

Dalam kelas kontekstual, tugas pelllbelajar adalah membantu pemelajar mencapai tujuannya, yaitu pembelajar lebih banyak berurusan dengan strategi daripada

rnemberi informasi. Tugas pembelajar mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (pemelajar). Sesuatu yang baru (baca : pengetahuan dan keterampilan) datang dari ' menemukan sendiri\ bukan dari ' apa kata pembelajar'. Begitulah peran pembelajar di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual.

Dari dahulu sampai sekarang ini, pennasalah.arl pembelajaran di SMA

khususnya mata pelajaran matematika

dru:l

ilmu pengetahuan alam (MIPA) tidak

pemah lepas dari kritikan masyarakat yang menyatakan bahwa matematika adalah

pelajaran yangsulit dan membosaltkan. Konon lagi dengan pelajaran fisika, yang

banyak. menggunakan konsep matematika untuk menjelaskan fenomena fisik, diakui

oleh banyak kalangan dan pemelajar sendiri, bahwa fisika sangat ditakuti sebagai

mata pelaj ~ 'angker' . Akibatnya permasalahan tersebut berpengaruh secara

signifikan terhadap pencapa.ian basil belajar fisika atau inata pelajaran lain yang

memanfaatkan matematika sebagai alat atau cam untuk pengembangan

konsep-konsep lanjutan. Secara wnurn pennasalahan ini d ialami oleh seluruh SMA di

Indonesia baik berstatus SMA negeri maupun SMA swasta, baik SMA yang di kota

maupun SMA yang. di pelosok. Sebagai pennasalahan urn

urn ·

teinyata pemelajar

SMA swasta Harapan 1 Medan juga menWljukkan gejala rendahilya hasil belajar baik

(16)

pada mata pelajaran matematika maupun IPA. Hal ini berdasarkan data NEM periode

tahun pelajaran 1999/2000 yang menunjukkan bahwa nilai matematika tertinggi 6,25,

terendah t25 dan rata-rata 3, 12, sedangkan nilai fisika tertinggi 7,00, terendah 2,00

dan rata-rata 4,06. Kemudian tahun pelajaran 2000/2001 nilai meningkat menjadi

nilai matematika tertinggi 9,00, terendah 2,50 dan rata-rata 5,0 I, ~angkan nilai

fisika tertinggi 8,00, terendah 3,40 dan rata-rata -4,92. Namun tahiin pelajaran

2002/2003 menunjukkan penurunan angka yaitu nilai matematika tertinggi 8,75,

terendah l ,00 dan rata-bta 3,33, sedangkan nilai fisika tertinggi 7 ,60, terendah l ,00

dan rata-rata 2,63. Dengan mem£>erhatikan peroleha_!:l_nilai ujian akhir te ~ eb u t dapat

dinyatakan bahwa .basil belajar matematika mengalami penurunan, demikian juga

dengan basil belajar fisika di SMA Harapan I Medan.

g }

l

~

g

J

Secara teoritik ada keterkaitan mata pelajaran matematika dengan fisika,

sebab setiap -pembahasan unsur fisik dalam mata pelajaran fisika di SMA pasti

melibatkan tidak kurang dari tiga konsep perolehan hasil belajar matematika.

Rendahn.ya kemampuan matematika pemelajar di program inti (kelas X) akan

dirasak.an sebagai beban psikologis dan secara teknis'ID.empengaruhi penfelajar dalam

memilih program studi pada waktu kelas XI dan Xll. Bagi pemelajar yang memiliki

kemampuan matematika rendah biasanya ditandai dengan nilai raport rnatematika

yang buruk atau kurang, demikian sebaliknya pe me l ~ar yang memiliki Jcemampuan

matematika yang tinggi ditandai dengan nilai raport matematika yang baik atau lebih.

Untuk mengatasi rendahnya kemampuan matematika pemelajar, biasanya sekolah

memberikan jam pelajaran tambahan setelah jam pelaj8('811 sekolah atau.. orang tua

(17)

sengaja mengundang tenaga khusus (guru les) untuk mengajarkan bidang studi

matematika di rumah-rumah. Walaupun usaha untuk meningkatkan kemampuan

matematika pemelajar, tampaknya nilai NEM menunjukkan kecenderungan rata-rata

yang rendah, bahkan di bawah standar nilai kurang.

Fenomena lain m enunjukkan bahwa dalam an~apan pemelajar temyata mata

pelajaran matenurtika masih dipersepsi lebih baik daripada mata pelajaran fisika

sebab mereka menilai bahwa matematika lebih pasti dalam menerapkan rumus dan

perhitungan, sedangkan fisika seolah-Qlah memaksa pemelajar untuk berpikir terlalu

berat dan perhitungan runms yang syara~ dengan matematis-logis. Ungkap_an tersebut

seperti juga dijelaskan oleh Supamo dalam Atmadi dan Setiyaningsih (2000 ~ 171)

yang menyatakan bahwa :

Sampai sekarang kebanyakan pembelajar sekoJah menengah mengajarkan fisika

dengan metode ceramah, e roblem solving, <!an kadang-kadang- praktikum.

Pendekatan yang digunakan adalah lebih matemaJis-logis, dengan mengajarkan rumus, menekankan hitungan matematis, dan mengerjakan soal secara logis. Pemikiran logis sangat ditekankan sehingga matematika rnenjadi alat utama untuk mempelajari fisika.

Dengan demikian, cukup banyak pemelajar yang berinteligensi lain, yang

-tida.k kuat dalam matematika dan logika, agak sulit menangkap fisika dan menjadi

kurang berminat dengan pelajaran fisika. Oleh sebab itu, rendahnya basil belajar

fisika selain disebabkan kemampuan matematika yang rendah ternyata dipengaruhi

oleh pendekatan pembelajaran yang keliru, atau kurang memperhatikan lfarakteristik

pemelajar seperti kemarnpuan awal dan macam inteligensi. Dengan berlakunya

kurikulum tahun 2004, tampaknya ada usaha baru untuk mengatasi kelemahan dalam

(18)

proses pembelajaran pada waktu Ialu, yakni dengan menerapkan pendekatan

kontekstual.

Dengan pendekatan kontekstual sangat memungkinkan bagi pembelajar untuk

mendesain pembelajaran flSika yang sesuai dengan macam inteligensi yang dimiliki

pemelajar, khususnya bagi mereka yang memiliki kemarnpuan matematika yang •

kurang. Sebab_pada progam intLmata pelajaran fisika merupakan mata pelajaran

umum yang menanamkan dasar-dasar sain dan teknologi, yang dibutuhkan oleh

semua pemelajar. Oleh sebab itu matematika sebagai alat dan cara ootuk memahami

konsep-konsep dalam fisika perlu ditanamkan dengan baik melalui pendekatan

pembelajaran yang sesuai dengan karak:teristik pemelajar. Sebagaimana ditegaskan

oleh Nurhadi (2003:2) bahwa "kontekstual hanya sebuah strategi pembelajaran.

Seperti halnya strategi pembelajaran yang lain, kontekstual dikembangkan dengan

tujuan agar pembelaj aran betjalan lebih produktif dan bermakna. Pendekatan

kontekstual dapat dijalankan tanpa hams mengubah kurikulum dan tatanan yang ada".

Dengan pendekatan kontekstual pemelajar lebih banyak berbuat atau produktif

sedangkan pejnbelajar sebagai fasilitator dan organisator untuk mengantarkan

pemelajar bahwa apa yang dipelajari bennanfaat bagi hidupnya atau bermakna. ~

Berdasarkan. urairan di atas dapat ditegaskan hahwa permasalah.an rendahnya

basil belajar fisilca di SMA, khsusnya di SMA swasta Harapan 1 Medan dapat

dipahami berdasarkan dna faktor yajtu pemilihan pendekatan pembelajaran dan

rendalmya kemampuan matematika. Hal itu menjadi alasan yang kuat untuk mencari

solusi apa dan bagaimana hasil belajar fisika di SMA dapat ditingkatkan rnelalui

---

(19)

kegiatan penelitian yang difokuskan pada pengaruh pendekatan pembelajaran dan

kemampuan matematika terhadap basil belajar fi sika pemelajar SMA.

B. ldentitikasi Masalah

~

( Salah satu masalah yang umum dalam pendidikan di Indonesia adalah

rendahnya mutu' pendidikan yang dapat diketahui dari rendahnya pencapaian basil

belajar. Rendahnya basil belajar pemelajar pada kelompok mata pelajaran MIPA

seperti basil belajar fisika terkait dengan proses pembelajaran fisika itu sendiri.

Berdasarkan permasalahan tersebut kiranya dapat diidentifikasi faktor-faktor yang

mcmpengaruhi rendalmya hasil ~ bel ajar fi sika di SMA, yaitu ( 1) A:pakah proses

pembelajaran fisika di SMA sudah sesuai dengan tuntutan karakteristik mata

pelajaran fisika? (2) Apakah urutan isi kurikulurn matematika sudah mengakomodasi

secara maksimal kebutuhan berhitung dalam fisika di SMA? (3) Apakah ada

-

-hubungan antara kemampuan matematika dengan hasil belajar fisika di SMA?

(4) Apakah pendekatan pembelajaran fisika sesuai dengan macam inteligensi

pemclajar SMA? (5) Apakah pendekatan pembelajaran konvensional masih relevan

untuk meningfitkan basil beJajar fisika di SMA? ( 6) Apakah basil belajar di SMA

dapat ditingkatkan dengan pendekatan kontekstual? (7) Apakah ada perbedaan)lasil

belajar fisika antara pemelajar · yang diajar dengan pedekatan konvensional dan

pendekatan kontekstual? (8) Apakah ada perbedaan basil belajar fisika antara

pemelajar yang memiliki kemampuan matematika yang tinggi dengan kemampuan

(20)

matematika yang rendah? (9) Apakah ada interaksi antara pendekatan pembelajaran

dan kemampuan matematika pemelajar terhadap hasil belajar fisik.a di SMA?

C. Pembatasan Masalah

~

Banyak variabel yang mempengaruhi basil belajar fisi:ka di SMA, narnun tidak

' semua variabel itu harus diteliti. Sesuai dengan latar belakang masalah, selanjutnya

penelitian ini membatasi diri pada : ~

1. V ariabel pendekatan pembelajaran yaitu pendekatan kontekstual dan,

konvensional dalarn pembelajaran fisika di SMA kelas X sebagai variabel

, ;

perlakuarf. - :--....

2. Variabel kemarnpuan matematika yaitu kemampuan matematika yang tinggi dan

kemampuan matematika yang rendah sebagai variabel moderator. ~ /

3. Variabe l _h~ sil belajar fisi k ~y ang mencakup p_9_kok bahasan fisilgi_di kelas X

SMA sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi. Pengukuran hasil belajar

sesuai dengan kemampuan ranah kognitif dari Bloom pada kategori pengetahuan

(C1), pemaharnan (C2), penerapan (C3), dan analisis (C4).

D. RumusanMasalah

~

~N~

Masalah dalam penelitian ini terfokus pada basil belajar fisika di SMA

khususnya kelas X. Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

'

1. Apakah ada perbedaan basil belaja{_ fisika antara pemelajar yang diajarkan dengan

pendekatan kontek.stual dan pendekatan konvensional?

(21)

2. Apakah ada perbedaan basil belajar fisika antara pemelajar yang memiliki

kemampuan matematika tinggi dengan pemelajar yang memiliki kemampuan

matematika rendah? __..-...__

~o.SNEc~

3. Apakah ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan

rnatematika terhadap basil bel ajar fisika pemelajar SMA?

~

E. Tujua n Penelitian

~

Sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka tujuan-tujuan

yang akan dicapai ialah : 7

t .

Untuk mengetahui perbedaan b asil belajar fi sika antara pemelajar yang diaj arkan

dengan pendekatan kontekstual dan pendekatan konvensional.

2. Untuk mengetahui perbedaan basil belajar fisika antara pemelajar yang memiliki

kemampuan matematika tinggi dengan pemelaj2f yang memiliki kemampuan

matematika rendah. ~~""

3 . Untuk mengetahui interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan

matematika terhadap hasil belajar fisika pemelajar SMA.

~NEe~

F. Manfaat Penelitian

e;-

'$),.

..

Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat bennanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang pendekatan pembelajaran yang

berkaitan dengan peningkatan basil belajar fisika di SMA. Selain itu penelitian ini

juga diharapkan dapat bermanfaat dan memperkaya sumber kepustakaan dan dapat

dijadikan sebagai bahan acuan dan penelitian lebih lanjut pada masa yan akan d atang.

(22)

Secara praktis hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan

dalam mengoptimalkan pengelolaan kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan basil

belajar fisika di SMA.

(23)

BABV

SIMPULAN~

IMPLIKASI, DAN SARAN

Dari basil pembahasan dan diskusi penelitiaD; maka dapat di~ simpulan

sebagai berikut :

Pertama, ada perbedaan basil belaj~ fisika antara pemelajar SMA yang diajar

dengan pendekatan kontekstual dan dengan pendekatan konvensional. Kesimpulan ini

didukung oleh basil uji per6andingan ganda dengan metode Tukey yang

menunjukkan bahwa basil belajar fisika pemelajar yang diajar dengan pendekatan

kontekstual lebih unggul daripada basil belajar fisika pemelajar yang diajar dengan

pendekatan konvensional yang sama-sama memiliki ic.emampuan matematika tinggi.

Dengan kata lain, hasil belajar fisika yang diajar dengan pendekatan kontekstuallebih

unggul daripada rata·rata basil belajar fisika yang diajar dengan pendekatan

konvensional. r.e.v _/ .... £1 /

Kedua, ada perbedaan basil belajar fisika pemelajar yang memiliki

kemampuan matematika tinggi dan matematika rendah. Kesimpulan ini didukung

oleh basil uji perbandingan ganda dengan metode Tukey yang menunjukkan bahwa

basil belajar fisik.a pemelajar

yang memiliki kemampuan

matematika tinggi lebih

unggul daripada basil. ~laj ar fisika pemelajar yang memiliki kemampuan matematika

rendah yang sama-sama diajar dengan pendekatan kontekstual maupun konvensional.

(24)

Ketiga, ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan

matematika dalarn mempengaruhi basil belajar fisika pemelajar SMA Swasta

Harapan 1 Medan. Berdasarkan uji perbandingan ganda dengan metode Tukey

diperoleh bahwa basil belajar fisika pemelajar yang diajar deogan pendekatan

kontekstual dengan kemampuan matematika tinggi lebih unggul daripada pemelajar

yang

mem.iliki kemampuan

matematika rendah.-Selanjutnya basil belajar fisika

pemelajar yang diajar dengan pendekatan konvensional yang memiliki kemampuan . I

matematika tinggi Iebih unggul daripada basil belajar fisika pemelajar yang memiliki

kemampuan matematika

rendah_:_

pengan kata lain, pendekatan kontekstual sesuai

:: =~

iJ~~ yang-ru ~~\

- w ~· ~~

Berdasarkan hasil·hasil dan temuan dalam penelitian ini dapaf dinyatakan

bahwa b asil beJajar fisika pemelajar SMA yang maksimal dipengaruhi oleh

pendekatan kontekstual dan kemampuan matematika yang tinggi. Dengan demikian

dapat dijelaskan implikasi dari basil penelitian ini sebagai berikut : ~

Pertama, basil belajar fisika pemelajar SMA yang diajar dengan pendekatan

kontekstual lebih unggul daripada basil belajar fisika pemelajar SMA yang

menggunakan pendekatan konvensional. Faktor-faktor yang mempengaruhi

pendekatan konvensional, yaitu (a)nilai strategis motivasi belajar dengan pendekatan

kontekstual lebih memberikan peluang pemelajar untuk mengembangk.an diri

sebaik-baikny~ (b) penigkatan semangat berkreativitas memberi kesempatan untuk

(25)

mengkonstruksi beragam pengetahuan, (c) kesempatan untuk belajar

bersama dan

berbeda pendapat tampak dari beragam cara pemelajar menyelesaikan permasalaban

dalam pembelajaran.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut perlu dilakukan upaya·uapa ~

(a) meningkatkan nilai strategis motivasi belajar, khususnya motivasi iilstrinsik

dengan cara .lllelibatkan pemelaj ar secara aktif dalam proses pembelajw seperti

bekerja dan

diskusi dalam

kelompok,

perlu mensimulasikan

masalah

sedekat dan

senyata kehidupan sehari-hari, (b) semangat berkreativitas dapat tcrus dilatih melalui

kegiatan latihan ink.uiri, mengembangkan berpikir ~tif melalui kegiatan praktek

berbasis pemecah.an masalah, (c) untuk menmnbuhkan budaya masyarakat belajar

dengan meningkatkan rasa toleransi dan tetap nyaman walau berbeda pendapat. . )

Kedua, basil belajar fisika pemelajar yang memiliki kemampuan matematika

tinggi lebih unggtu daripada basil belajar fisika J>Cmelajar yang memiliki kemampuan

matematika rendah. Hasil

ini

juga tidak berbeda pada pemelajar yang diajar dengan

pendekatan konvensional, yaitu pemelajar dengan kemampuan matematika tinggj

lebih unggul dari kemampuan matematika rendalf "tlal ini berkaitan dengan

(a) kemampuan berpikir matematis-logis. (b) minat belajar matematika

dan

beban

psikologis belajar matematika, serta (c).kesiapan belajar pemelajar.

Bagi pemelajar yang memiliki kemampuan mate_tnatika rendah perlu

upaya.

-upaya untuk (a) meningkatkan berpikir matematis-logis pemelajar dengan menam.bah

frekuensi dan variasi latih~ bila perlu mengadakan pembel~aran remedial bagi

pemelajar yang rnasih mengalami kesulitan belajar (b) mengurangi beban psikologis

(26)

belajar matematika seperti kecenderungan rasa frustasi dan benci terhadap objek

matematika dengan

ca.ra

merubah sangkaan bahwa pembelajar matematika a.tau fisika

itu 'killer' dan tidak bersahabat, deogan demikian minat belajar matematika dapat

tumbuh secara positif, (c) meningkatkan kesiapan belajar matematika dengan

memaksimalkan potensi matematika, seperti mengaitkan pengalaman sebari~bari ke

koosep matem.atika, menyajikan soal-soal terapan

diD

soal tidak rutin .serta soal-soal

rekreasi (teka-teki), memberi arti setiap lambang dan membahasakan setiap lambang

yang ditulisnya

..

)

Ketiga, basil belajar fisika _pemelajar SMA yang diajarkan dengan pendekatan

kontekstual lebih unggul pada pemelajar yang memiliki kemampuan matematika

tinggi daripada pemelajar yang memiliki kemampuan matematika rendah. Hal ini

berkaitan dengan proses latihan inkuiri. Bagi pemelajar yang memiliki ~e~ puan

matematika reri"dah perlu bimbingan dari pembelajar yang lebih sering, khususnya

pada waktu pemelajar melakukan tahap mengumpulkan data dan menyimpulkannya

untuk menguji hipotesis. Kemudian latihan inkuiri akan semakin mantap bila disertai

kegiatan bertanya- ""

'"

~

C. Saran

r

Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini, maka beberapa saran yang

perlu dipertimbangkan adalah : ~

Pertama, nilai strategis motivasi instrinsik dalam pendekatan kontekstual

yang bersinergi dengan kemampuan matematika tinggi dapat meningkatkan basil

(27)

belajar fisika pemelajar SMA. Oleh sebab i~ pembelajar SMA sebaiknya mau dan

mampu menerapkan pembelajaran kontekstual pada pembelajaran fisika. Bagi

pembelajar yang belum paham mendesain pembelajaran kontekstual, perlu difasilitasi

oleh

pihak

sekolah dalam mengikuti

pelatiban

model pembelajaran kontekstual

sehingga pembelajar ~ dak lagi kembali menggunak.an pembelajanm konvensional

'

KedUil, kemampuan matematika yang tinggi memiliki penm ~ dalam

mendukung dan meningk.atk.an basil belajar fisika pemelajar SMA. Menyadari bahwa

setiap pemelajar memiliki gaya belajar dan tempo belajar masing-masing. Oleh sebab .

it\4 untuk menolong pemelajar yang memiliki kemampuan matematika yang rendah

perlu dilaku.kan pembelajaran reg~edi al, sehingga kemampuan matematis-logis dapat

berkembang dengan baik. Kemudian mengurangi beban psikologis belajar

matematika dengan mengubah gaya mengajar yang seperti diharapkan pemelajar.

Serta memberikan latihan yang cukup dan berulang-ulang dengan cara (a) soal dibuat

bertahap dari mudah ke sukar, (b)-dari elementer ke terpadu, (c) dari sederbana ke

kompleks, (d) dari soal rutin ke pemecahan masalah dan penyelidikn, (e) dari masalah

komputasi dan ke masalah analisis, dan (f)

Qari

soal serius ke soal teka-teki.

Gambar

Tabel 1.
Tabel 14. Rangkuman Data Hasil Penelitian ~ ·
Gambar 1. Analisis Kecenderungan Garis Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran dan Kemampuan Matematika Terhadap Hasil

Referensi

Dokumen terkait

Kepribadian anak tunrungu juga banyak ditentukan oleh disposisi (pembawaan) dan perlakuan-perlakuan dari lingkungan. Ayah, ibu keluarga selalu memberikan

Artikel ini merupakan satu dari 999 bunga rampai pemikiran Prof. Richardus Eko Indrajit di bidang

tugas akhir, baik dari sumber yang dipublikasikan ataupun tidak termasuk dari buku, artikel. jurnal, catatan kuliah, tugas mahasiswa lain dan lainnya, telah

Jumlah peserta yang mendaftar sampai dengan sebelum dimulainya Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) berjumlah 12 (Dua Belas) Peserta.. Tidak

Hasil penelitian mengenai sikap terhadap kebersihan dan p engelolaan limbah menunjukkan bahwa ada perbedaan yang sangat nyata antara kelompok siswa siswi tiap tiap

Hal yang sering dilakukan mahasiswa dengan sistem barter ini terhadap teman dekat (sahabat) dan pacar. Sistem ini hanya mengandalkan sebuah kepercayaan yang penuh

Data validasi terhadap desain pengembangan perangkat pembelajaran geografi di kawasan Kampung Batu Malaksari sebagai sumber belajar geografi, dengan produk

Uzimajući u obzir sve aktivne korisnike, odnosno one koji internetu pristupaju i putem pametnih telefona i podatkovnih kartica, gustoća usluge širokopojasnog pristupa