• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

MINARULI NAPITUPULU Pengaruh Model Pembelaj:tran Berbasis Masalah Dan MQtivasi Belajar Terbadap Basil Belajar Siswa. Tesis. Medan. 2009. Program Studi Pendidikan Kimia Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :(1) pengaruh basil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang belajar tanpa model pembelajaran berbasis masalah (konvensional). (2) pengaruh tingkat motivasi belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah dengan tanpa pembelajaran berbasis masalah. (3) apakah ada interaksi antara model pembelajaran berbasis masalah dan rnotivasi belajar dalam rnempengaruhi hasil belajar kimia. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI IP A SMA Negeri I Merbau Labuhan Batu Utara. Kelas XI IP A I sebanyak 35 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA2 sebanyak 35 orang sebagai kelas kontrol. Teknik analisis data dilakukan dengan uji T berpasangan dan General Linier Model Univariat. Uji persyaratan analisis digunakan uji Kolmogorov Smirnov untuk uji normalitas dan uji Chi Squere untuk uji homogenitas. Reliabilitas tes hasil belajar Alpha Cronbach (pada Reliability Statistic):: 0,662 ternyata lebih besar dari rtabet = 0,320, maka tes yang diuji coba reliabel.

Hasil pengujian hipotesa menunjukkan bahwa: (1) Hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan basil belajar kimia siswa tanpa menggunakan model pembelajaran berbasis masalah yang ditunjukkan dari nilai proporsi p (Sig (2-tailed)) == 0,00 (harga p < 0,05). (2) motivasi belajar siswa dengan model pembelajaran berbasis masalah lebih baik dibandingkan dengan motivasi belajar dengan tanpa model pembelajaran berbasis masalah yang ditunjukkan dari nilai proporsi p (Sig (2-tai/ed)) == 0,00 (harga p < 0,05). (3) tidak ada interaksi antara model pembelajaran berbasis masalah dan motivasi belajar da;lam mempengaruhi hasil belajar kimia yang ditunjukkan dengan Ni lai Signifikan (0,44 > 0,05 )

(2)

ABSTRACT

MINARULI NAPITUPULU. The Influence of Problem Based Learning and Learning Motivation on the Achievement Students Chemistry. Thesis. Medan. 2009. The Postgraduate Program of chemistry education of State University of Medan (UNTMED).

This research is purposed to discover: ( l) the influence of problem based learning on students' chemistry, (2) the influence of the students' learning motivation level through problem based learning, and (3) whether learning motivation level influences on the students' chemistry achievement thrcugh progblem based learning in SMA. The population of the research was Grade XI Students of Senior High School (Sekolah Menengah Atas) of SMA Negeri I Merbau, Labuhan Batu Utara. The sample of this research was taken from Grade XI IPAI Students, 35 students as the experiment and from Grade XI IPA2 Students, 35 students as the control class. The data were analyzed by using CoupleT-Test and General Linear Univariat Model. The analysis of qualification test, Kolmogorov Smimov Test was used as normality test, and Chi Squere was conducted for homogeneity test. The reliability of the test was 0.662. It means that rscore is higher than rtable = 0.320, so, the test being tested was reliable.

The result of the hypothesis indicated that (1) Problem based learning significantly affected on students' chemistry achievement, and it was more effective than one without Problem Based Learning. It can be seen from the proportion of score of p (Sig (2-tailed)) = 0.00 (harga p< 0.05), (2) problem based learning significantly affected on students' learning motivation, and it was more effective than one without Problem Based Learning. It can be looked at the proportion of score of p (Sig (2-tailed)) = 0.00 (harga p< 0.05), and (3) the students' chemistry achievement

by

using Problem Based Learning in SMA was not affected by the level of motivation which was indicated by Significant Score (0.44 >().05)

It was suggested that Problem Based Learning and Students' Motivation should be applied to increase the students' learning achievement and it's due to the fact that it was more effective than one without Problem Based Learning.

(3)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

BERBASIS MASALAH DAN MOTIV ASI BELAJAR

TERHADAP BASIL BELAJAR KIMIA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar

Magister Pendidilcan

Oleb:

MINARULI NAPITUPULU

N~.081188410008

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(4)

TESIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS

MASALAH DAN MOTIV ASI BELAJAR TERHADAP BASIL

BELAJAR KIMIA

Disusun dan Diajukan Oleh:

MINARULI NAPITUPULU

NIM:081188410008

Talah Dipertahankan Di Depan Panitia Ujian Tesis

Pada Tanggall1 Oktober 1009 dan Dinyatakan Telab Memenuhi Salah

Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan

Kimia

Medan, Oktober 1009

Menyetujui Tim Pembimbing

Pembimbing I

Dr.R~,M.Si

NIP.19600618198703100l

Ketua Program Studi

Pendidikan

Kimia

Dr.~,M.Si

NIP.196006181987031001

Pembimbing D

r.Mabmud,M.Sc

(5)

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN KIMIA

NO

NAMA

I . Dr. Ramlan Silaban,M.Si NIP.196006181987031002 (Pembimbing

I)

2.

Dr.Mahmud,M.Sc

NIP .195802221989031002 (Pembimbing

m

3 . Prof. Dr. Albinus Silalahi, M.S NIP. 130 892 960

(Narasumber)

4.

Dr. Retoo Dwi Suyaoti, M.Si

NIP. 196601261991032003

(Narasumber)

5.

Dr.Hasruddin, M.Pd

NIP.l96404241989031027

(Narasumber)

TANDATANGAN

~

... : .. : ... '"1:. ..

~

--

..

...:

... .

A-btr-:

(6)

KATA PENGANTAR

Segala Puji, honnat dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan yang begitu baik, karena kasih dan anugrahNya penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan

Tesis ini berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalab Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Kimia, yang disusun untuk mempero\eh gelar Magister Pendidikan Kimia di Program Pascasarjana Universitas Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih Kepada : Bapak Dr. Ramlan Silaban, sebagai dosen pembimbing sekaligus Ketua Program Studi Pendidikan Kimia dan Bapak Dr. Mahmud, M.Sc.,sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran pada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan tesis ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada para nara sumber, kepada Bapak Prof Dr. Albinu s Silalahi M.S Bapak Dr. Hasruddin, M .Pd, dan lbu Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si . Juga kepada seluruh Dosen dan Staff Pegawai khususnya Ibu Desi di Program Pendidikan Kimia Pascasarjana.

Terimakasihku teristimewa kepada lbu tersayang L.br. Manurung dan K.F br. Sipahutar yang terus mendukung dalam doa serta suami dan anakku tercinta Frans Siahaan SE, M.Si, AK dan Yohanna yang tiada jemu mendukung serta membantu menyelesaikan tesis ini .

Penuli s menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupu n tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya tesis ini. Kiranya tesis ini bermanfaat bagi para pembaca dan guru kimia untuk menambah khasanah ilmu pendidikan.

111

Medan, 24 Oktober 2009 Penulis,

(7)

DAFTARISI

ABSTRAK ...•...•... i

ABSTRACT ...•...•... ii

KATA PENGANTAR ..•...•..•...•..•.•...•... iii

DAFT AR lSI... iv'

DAF"'''AR TABEL ... "

...

vi

DAFTAR GAMBAR ...••...•...•...•..•... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BABI PENDAHULUAN l. l. Latar Belakang Masalah ... ... .... ... ... .. ... .... .. .. .. ... . 1.2. Identifikasi Masalah ... .. .... ... ... ... 4

1. 3. Pembatasan Masalah . . .. . . .. .. . . .. .. .. . . .. . . .. . . .. . . 4

1.4 . Rumusan Masalah ... ... ... ... ... ... 5

1.5. Tujuan Penelitian ... .... ... .... ... .... ... 5

1.6. Manfaat Penelitian ... ... ... .... ... ... 5

BAB II K.ERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESlS 2.1 Kerangka Teoritis ... ... ... ... ... ... . 6

2. 1.1. Hakikat IPA ... ... ... ... ... ... .... ... 6

2.1 . 2. Hakikat Pembelajaran Kimia ... .... .. .... ... ... .. ... ... 7

2. 1.3. Hakikat Motivasi Belajar ... ... ... ... .... ... ... ... 9

2. 1.4. Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... ... ... ... ... 14

2 .1.5. Ma.teri Pembelajaran ... ... ... ... ... ... . 16

2 .2. Penelitian Yang Relevan ... .. .. .. ... .. .. .... ... ... ... .. 26

2.3 . Kerangka Berfikir ... ... .. ... ... 27

2.4. Hipotesis Penelitian .... ... ... .. ... .. ... ... 29

BAB

m

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... ... .... ... 30

3.2. Populasi dan Sampel ... ... ... 30

3.3 . Metode dan Rancangan Penelitian ... ... ... ... ... 30

(8)

3.4. Prosedur dan pelaksanaan Penelitian .... ... .... ... .. .... ... 32

3 .5. Teknik Pengumpulan Data danlnstrumen ... .... ... .. . 33

3.6. Teknik Analisi s Data ... ... .. ... .. ... ... ... . 37

BAB IV HASlL PENELITIAN

4. 1 Desk:ripsi Data ... ... ... ... ... ... ... ... ... .. ... ... .. ... .... ... .

.

40

4.2 Pengujian Persyaratan Anal isis Data .... ... .. ... .. ... ... .. ... 45

4.2 .1. Uji Normalitas Data ... .. .... ... .... .. ... .... ... .. .... .... .. . 46

4.2 .2. Uji Homogenitas Varians ... ... ... ... ... .47

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... ... .... .. .. ... ... .... 48

4.4 Diskusi Hasil Penelitian .. ... ... ... ... ... ... ... .. ... 53

4.5 Keterbatasan Penelitian ... .. ... .... .... ... ... .. ... .... ... 56

BAB V KESIMPULAN, IMPLlKASI DAN SARAN

5.1 Simpulan ... ... ... ... ... ... ... .. .... .. .. ... ... ... . 57

5.2 Implikasi ... ... ... ... ... .. .... .. .. ... .. .. .. ... ... .. ... ... .. ... 57

5.3 Saran ... ... ... ... .. .... .. ... ... ... ... ... ... .... ... ... ... 58

DAFT AR PUST AKA .. .. ... ... ... .. ... .. ... . .. ... .. . .. .. . .. ... . .. . .. ... .... 60

(9)

DAFfAR TABEL

NomorTabel Halaman

Tabel 1.1 Rata-Rata Persentase Ketuntasan Bel ajar .. ... ... ... 3 Tabel 2. I Perbedaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

dengan Pembelajaran Konvensional ... ... ... .. ... ... ... .. ... . 15 Tabel 3.1 Desain Penelitian ... ... ... ... ... ... ... .... 3 1

Tabel3 .2 Kisi-kisi Instrumen Test Hasil Belajar Siswa ... .. .. .. .. ... ... ... ... . 34 Tabel3 .3 Kisi-kisi lnstrumen Motivasi Belajar Siswa ... 35 Tabel4.1 Deskriptip Statistik Tingkat Motivasi Belajar Siswa

dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah .... ... ... .40 Tabel4.2 DeskriptifStatistik Tingkat Motivasi Belajar Siswa Tanpa Model

Pembelajaran Berbasis Masalah ... ... ... ... 42 Tabel4.3 Gain Hasil Belajar Kimia Siswa Model Pembelajaran Berbasis

Masalah ... ... ... ... ... .. ... ... ... ... .. ... ... .43 Tabel 4.4 Gain Hasil Belajar Kimia Siswa Tanpa Model Pembelajaran

Berbasis Masalah .... ... .. ... .... ... ... .. .... ... .. ... ... ... .. .... .. .... .. 44 Tabel4. 5 Normalitas Hasil Belajar Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan

Tanpa Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... ... ... .46 Tabel4.6 Normalitas Motivasi Belajar Model Pembelajaran Berbasis Masalah

dan Tanpa Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 47

Tabel4.7 Homogenitas Varians Gain Hasil Belajar Eksperimen dan Kontrol ... .. 47 Tabel4.8 Statistik Pretes dan Pastes ... .. .. .. .... .. .... .... .... ... ... ... .. ... ... ... .48 Tabel4.9 Korelasi Sampel Model Pembelajaran Berbasis Masalah

dan Tanpa Model Pembelajaran Berbasis Masalah .... ... 49 Tabel4.10 Statistik Kriteria Penerimaan Hipotesis Pretes dan Postes ... .49 Tabel4.11 Statistik Motivasi Kelompok Model Pembelajaran

Berbasis Masalah (Eksperimen) dan Tanpa Model

Pembelajaran Berbasis Masalah (Kontrol) ... ... ... ... 50 Tabel 4.12 Korelasi Motivasi Belajar Kelompok Model Pembelajaran Berbasis

Masalah dan Tanpa Model Pembelajaran Berbasis Masalah .... ... .. ... 50 Tabel4.13 Statistik Kriteria Penerimaan Hipotesis Motivasi

Kelas Eksperimen dan Motivasi Kelas Kontrol.. ... .. ... 51 Tabel4. 14 Hubungan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan

Tingkat Motivasi Belajar Kimia Siswa ... .. ... 52

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Hal a man

Gambar 4.1. Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar dengan

Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... .. ... ... . .41 Gambar 4.2. Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Kimia Siswa Tanpa

Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... ... .... ... .... .... ... ... .. ... .42 Gambar 4.3 . Distribusi Frekuensi Gain Ternormalisasi Hasil Belajar dengan

Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... .... .. ... .. ... ... .44 Gambar 4.4. Distribusi Frekuensi Gain Temormalisasi Hasil Belajar

Tanpa Pembelajaran Berbasis Masalah ... ... .. ... ... ... ... ... .. .. .45

(11)

DAFfAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ... ... 63

Lampiran 2 Lembaran Kerja Siswa I - IV ... ... . 70

Lampiran 3 Kuisioner Motivasi Belajar Siswa .. ... ... ... .... .. 75

Lampiran 4 Instrumen Penelitian ... .... ... .. .. ... 78

Lampiran 5 Data Motivasi Belajar Siswa .... .... ... ... 85

Lamp iran 6 Hasil Bel ajar Siswa dalam Bentuk Gain Temormalisasi ... ... 86

Lampiran 7 Tabel Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes Hasil Relajar ... . .. ... 88

Lampiran 8 Analisis Butir-butir Soal Uji Kompetensi .... .. .. ... ... ... . 89

Lampiran 9 Analisis Validitas Butir-butir Soal Hasil Belajar ... .... ... 90

Lampiran IO Analisis Perhitungan Realibilitas Tes Hasil Belajar ... .... 92

Lampiran 1 I Analisis Daya Beda Butir-butir Soal Hasil Belajar .. ... ... 93

(12)

1.1 Latar Belakang

BABI

PENDADULUAN

Penyelenggaraan proses belajar mengajar di sekolah, seringkali mata

pelajaran kimia dianggap sebagai pelajaran yang paling sulit, sehingga hasil belajar siswa menjadi rendah. Rendahnya basil belajar siswa disebabkan oleh beberapa

faktor antara lain, kurangnya minat baca siswa., terbatasnya buku panduan yang dimiliki, pengajaran yang masih bersifat tradisional khususnya pengajaran tentang sains.

Bagi siswa pembelajaran sains sering membosankan atau menjenuhkan sehingga pelajaran sains cenderung diabaikan oleh siswa dalam proses belajarnya, karena pembelajaran yang berlangsung di sekolah-sekolah ternyata masih sangat teoritis dan kurang menerapkan model pembelajaran yang sudah banyak dikembangkan oleh para ahli sarnpai saat ini. Proses belajar cenderung sepihak seperti yang dikatakan oleh Roestiyah ( 1994 : 41) :

"Guru mengajar di sekolah hanya menyuapi makanan kepada anak, siswa menerima suapan itu tanpa komentar dan tanpa aktif berpikir. Mereka mendengar tanpa kritik apakah pengetahuan yang diterima di sekolah itu benar atau tidak. Dalam pelaksanaan bentuk interaksi belajar mengajar ini guru berperan penting, gurulah yang aktif sedangkan siswa pasif, semua kegiatan berpusat pada guru."

Kemampuan mengajar guru adalah salah satu faktor yang dapat menentukan basil belajar siswa. Beberapa diantaranya adalah kemampuan menggunakan pendekatan pengajaran atau pembelajaran, mengelola kelas dan penguasaan materi. Rendahnya basil belajar merupakan tanggungjawab semua pihak khususnya sekolah melakukan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan berbagai langkah dan cara yang dapat dilakukan.

(13)

"Pembelajaran Berbasis Masalah adalah model pendidikan yang mendorong siswa untuk mengenal cara belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk

mencari penyelesaian masalah-masalah di dunia nyata. Simulasi masalah digunakan untuk mengaktifkan keingintahuan siswa sebelum mulai mempelajari suatu subyek. Pembelajaran berbasis masalah menyiapkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mampti mendapatkan dan menggunakan secara tepat sumber-sumber pembelajaran."

Program inovatif pembelajaran berbasis masalah pertama kali

diperkenalkan oleh Faculty of Healt Science of McMaster University di Kanada pada tahun 1966. Yang menjadi ciri khas dari pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah adalah filosofi pendidikan yang berorientasi pada masyarakat, terfokus pada manusia, melalui pendekatan antar cabang ilmu pengetahuan dan belajar berdasar masalah.

Dalam pembelajaran berbasis masalah, siswa dituntut bertanggungjawab atas pendidikan yang mereka jalani, serta diarahkan untuk tidak terlalu tergantung pada guru. Pembelajaran berbasis masalah membentuk siswa mandiri yang dapat melanjutkan proses belajar pada kehidupan dan karir yang akan mereka jalani.

Seorang guru lebih berperan sebagai fasilitator atau tutor yang memandu siswa menjalani proses pendidikan. Ketika siswa menjadi lebih cakap dalam menjalani proses belajar pembelajaran berbasis masalah, tutor akan berkurang keaktifannya. Proses belajar pembelajaran berbasis masalah dibentuk dari ketidakteraturan dan kompleksnya masalah yang ada di dunia nyata. Hal tersebut digunakan sebagai pendorong bagi siswa untuk belajar mengintegrasikan dan mengorganisasi informasi yang didapat, sehingga nantinya dapat selalu diingat dan diaplikasikan

untuk menyelesaikan masalah-masalah yang akan dihadapi. Masalah-masalah yang didesain dalam pembelajaran berbasis masalah memberi tantangan pada siswa untuk lebih mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah secara efektif

Siswa dihadapkan pada masalah dan mencoba untuk menyelesaikan dengan bekal pengetahuan yang mereka miliki. Pertama-tama mereka mengidentifikasi apa yang harus dipelajari untuk memahami lebih baik permasalahan dan bagaimana cara memecahkannya. Langkah selanjutnya, siswa

(14)

mulai mencari informasi dari berbagai sumber seperti buku, jumal, laporan, informasi online atau bertanya pada pakar yang sesuai dengan bidangnya. Melalui cara ini, belajar diperso nalisasi sesuai dengan kebutuhan dan gaya tiap individu. Setelah mendapatkan informasi, mereka kembali pada masalah dan mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari untuk lebih memahami dan menyelesaikannya. Di akhtr proses, siswa melakukan penilaian terhadap dirinya

dan memberi kritik membangun bagi kolega.

Dari data hasil belajar pada SMA Negeri I Merbau Labuhan Batu Utara di

kelas XI IP A temyata persentase basil bela jar yang diperoleh siswa kecil. Banyak siswa yang tidak tuntas dalam pencapaian hasil belajarnya.

Tabell.l. ~Uta-rata Persentase Ketuntasan Belajar Mata Pelajaran Kimia Siswa Kelas XI IP A di SMA Negeri I Merbau

No Tahun Ajaran Persentase Ketuntasan KKM

Hasil Belajar

I. 2006/2007 65% 6 0

2. 2007/2008 68% 60

3. 2008/2009 68% 65

Sumber: Dokumen SMA Negeri I Merbau Labuhan Batu

Agar permasalahan ini teratasi pembelajaran kimia di SMA perlu diubah model pembelajarannya, dari pembelajaran berfokus pada guru menjadi pembelajaran berfokus pada siswa. Model yang relevan ada1ah Pembelajaran Berbasis Masalab (Problem Based Learning).

Pokok bahasan laju reaksi adalah salah satu pokok bahasan kimia di SMA yang membahas tentang konsentrasi larutan, faktor-faktor yang mempercepat laju reaksi, orde reaksi dan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi. Pada pokok bahasan ini diperlukan beberapa eksprimen yang membutuhkan kecakapan siswa dan kolaborasi antara sesama siswa. Untuk situasi ini diperlukan model pembelajaran yang sesuai agar keberhasilan pencapaian ketuntasan belajar dapat maksimal.

(15)

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul : "Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Motivasi Belajar Terbadap Basil Belajar Kimia."

1.2. Identifikasi Masalab

Berdasarkan Jatar belakang masalah di atas, masalah yang akan diteliti adalah hal-hal yang berkaitan dengan model pembelajaran di SMA, terutama untuk pembelajaran lcimia dengan memperhatikan kemampuan yang dimiliki siswa.

Sehubungan dengan keadaan dan harapan yang diinginkan di atas, menimbulkan beberapa pertanyaan antara lain :

l . Bagaimanakah basil belajar yang dicapai dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah ?

2. Apakah motivasi siswa yang berbeda akan mendapatkan basil belajar yang berbeda ?

3. Apakah model pembelajaran berbasis masalah sesuai bagi siswa yang memiliki motivasi tinggi dan motivasi rendah ?

4. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran berbasis masalah dan motivasi terhadap basil belajar kimia siswa ?

1.3. Batasan Masalab

Banyak masalah yang berkaitan dengan rendahnya hasil belajar siswa. Untuk itu perlu dibatasi permasalahan yang akan diteliti agar penelitian mencapai tujuan yang diharapkan. Agar penelitian ini lebih terfokus dan terarah, maka penelitian dibatasi pada :

1. Model pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran adalah model pembelajaran berbasis masalah.

2. Hasil belajar mata pelajaran kimia siswa berdasarkan ranah kognitif.

3. Materi Pokok Bahasan adalah Laju Reaksi .

4. Subjek penelitian adalah siswa SMA Negeri I Merbau Labuhan Batu kelas XI

IPA semester 1 Tahun Pelajaran 2009/2010.

(16)

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan Jatar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah maka mmusan masalab penelitian ini adalah :

l. Apakah ada pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar kimia?

2. Apakah ada pengaruh motivasi dengan pembelajaran berbasis masalah dan tanpa pembelajaran berbasis masalah?

3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran berbasis masalah dan

motivasi belajar dalam mempengaruhi hasil belajar kimia?

1.5. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :

I . Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap basil belajar kimia.

2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa dengan pembelajaran berbasis masalah dan tanpa pembelajaran berbasis masalah.

3. Untuk mengetahui bagaimana interaksi antara model pembelajaran berbasis masalah dan motivasi belajar siswa dalam mempengaruhi hasil belajar kim ia.

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

I. lnformasi hasil belajar siswa pada pokok bahasan Laju Reaksi dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah di SMA Negeri I Merbau Labuhan Batu.

2. Informasi hasil belajar siswa pada pokok bahasan Laju Reaksi yang memiliki motivasi rendah dan motivasi tinggi di SMA Negeri I Merbau Labuhan Batu. 3. Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran.

(17)

5.1 SIMPULAN

BABV

S~PULAN,~PLUKASIDANSARAN

Berdasarkan basil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, mtika dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

I . Terdapat pengaruh hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang diajarkan tanpa model

pembelajaran berbasis masalah. Gain ternonnalisasi untuk siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah rerata = 0,35 sedangkan tanpa model pembelajaran berbasis masalah = 0,30.

2. Terdapat pengaruh tingkat motivasi belajar terhadap basil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang belajar dengan tanpa model pembelajaran berbasis masalah. Rerata motivasi belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah = 77,63 sedangkan tanpa model pembelajaran berbasis masalah = 73, 17.

3. Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran berbasis masalah dengan motivasi belajar dalam mempengaruhi hasil belajar pada kedua kelompok perlakuan dengan nilai signifikansi (0,44) > n = 0,005.

5.2 IMPLIKASI

Hasil pengujian hipotesis memberikan kesimpulan bahwa model pembelajaran berbasis masalah memberikan pengaruh yang sig nifikan dibandingkan pada pembelajaran tanpa model pembelajaran berbasis masalah. Hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar tanpa model pembelajaran berbasis masalah. Hal ini disebabkan karena dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah maka materi k.imia khususnya poko k bahasan laju reaksi lebih mudah informasinya didapatkan sehingga proses belajarpun lebih menarik dan tidak membosankan. Sesuai dengan pendapat Bugh (dalam Arsyad, 2005) menyatak.an bahwa kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang, sekitar 5% diperoleh melalui indera dengar dan 5% lagi

(18)

dari indera lainnya. Penelitian ini menggambarkan betapa pentingnya peranan model pernbelajaran berbasis masalah.

Dalam penelitian ini digambarkan tingkat motivasi belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dibandingkan dengan tingkat motivasi belajar siswa yang diajar tanpa model pembelajaran berbasis masalah ..

Hal ini dapat dilihat didalam proses penilaian dan skor tingkat motivasi belajar

hasil angket yang diisi oleh siswa. Dapat juga disebabkan karena siswa lebih menyukai model pembelajaran berbasis masalah dibandingkan membaca dan menyadur dari buku-buku.

Proses dan hasil belajar para siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah. dan tanpa model pembelajaran berbasis masalah. menunjukkan perbedaan yang berarti, hasil penelitian Sudjana dan Rivai (1991). Oleh karena itu penggunaan media pengajaran (khususnya model pembelajaran berbasis masalah) sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pengajaran. Penggunaan model pembelajaran berbasis masalah. sangat tepat dalam meningkatkan motivas ~ pemahaman dan penguasaan konsep-konsep yang terjadi selama proses pembelajaran pada setiap aspek secara menyeluruh sebagai wujud kemampuan siswa dalam memahami isi materi dan tes. Dengan meningkatnya

motivasi belajar siswa maka meningkat juga semangatnya dalam belajar dan gejala phobia kimia tidak akan menjadi ancaman bagi siswa saat matapelajaran kimia berlangsung. Hal ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan o leh Winkles (1987) motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dari dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar menjamin keberlangsungan proses belajar dalam mencapai tujuan belajar tersebut.

5.3 SARAN

Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan di atas, maka sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

l . Melihat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa., hendaknya guru kimia berusaha untuk membelajarkan siswa dengan memanfaatkan model pembelajaran berbasis masalah tersebut.

(19)

2. Hendaknya dalam pembelajaran kimia guru tidak hanya sekedar mentransfer konsep-konsep kimia, akan tetapi memikirkan dan

melaksanakan bagaimana proses konsep-konsep itu terjadi, dipahami, dikuasai dan dipraktekkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.

(20)

DAFT A R PUSTAKA

Alim Bahri, (2008). Pendekatan Pembelajaran Untuk Mengembangkan Kecakapan di abad-21 http:/waraskamdi.com

Arikunto, S. (2000). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S, (2003). Manajemen Penelitian . Jakarta : Rineka Cipta

Bloom, B.S., (1952), Taxonomi of Education Objective : The Classification of Education Goal Hand Book 1: Cognitive Domain, Logman, New York.

Crow, L. D dan C row, A, (1984), Educational Psychology, Surabaya : Bina Ilmu.

Dahar, R. W . (1988). Teori-Teori Be/c~jar. Jakarta: Erlangga

Depdiknas, (2000). Model-Model Pembe/ajaran IPA . Pusat Pengembangan Penataran Guru IP A, Bandung

Fudyartanta, RBS , (2002). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Glogal Pustaka Utama.

Gulo W, (2002). Strategi Be/ajar Mengajar. PT. Gramedia Widiasarana Indo nesia. Jakarta

Hamalik, 0 , (1994), Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Bandung : Bumi Aksara.

Hasibuan, MSP, (2001), Organisasi dan Motivasi. Jakarta : Bumi Aksara.

Irianto, A, (2004). Statistik, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Prenada Media: Jakarta

(21)

Mulyasa, E, (2006), Kurikufum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Roestyah ( 1986). Strategi Be/ajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Roestiyah, NK (200 I). Strategi Be/ajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Depdikbud, (

1993 ).

Gari.~-Garis Besar Program Pengajaran Selwlah Mcnengah Umum, Mata Pelajaran .t<.imia, Jakarta : Dirjen Dikdasmen.

Safrirni, (2007). Pengaruh Mctode Pembc/ajaran Dan Motivasi Be/ajar Siswa terhadap hasil Be/ajar Kimia Siswa SMA Negeri I Medan. Tesis. Program Studi Kimia. Program Pasca Sarjana UNIMED.

Sanjaya W ., (2007). Strategi Pembelajaran. Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Cetakan ke-2 . Kencana Perdana Media Group. Jakarta.

Sardiman A. M ., (2003). lnteraksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Sardiman. (2005). lmeraksi dan Motivasi Be/ajar dan Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Setyaningsih,(2008). Kqiian Tentanf( Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Be/ajar dan Keterampilan Pemecahan Masalah Pada Materi Larutan Penyangga, FMIPA Universitas Negeri Malang

Slarnento, ( 1995). Be/ajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakatta: Rineka Cipta.

Sudjana, N, (2005). Penilaian Hasil Proses Be/ajar Mengajar, Bandung : Remaja Rosdakarya.

(22)

Supranata, S, (2005). Ana/isis Validitas, Re/iabilitas, dan lnterpretasi Hasil Tes. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Bandung.

Syah, M., ( 1995), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Bam, Remaja Rosdakarya,

Bandung.

'frihendradi, C, (2005). SPSS I 3: Step by Step Ana/isis Data Statistik. Andi: Y ogjakarta.

Triton, P.B, (2005), SPSS 13 Terapan Riset Statistik Parametrik, Yogyakarta, Andi

Triwahyuningsih, (2009). Penggunaan Model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil be/ajar siswa dalam memecahkan soal-soal cerita

pada mala pelajaran matematika, Universitas Negeri Malang

Usman, M. U. dan Setiawati S., (1993), Upaya Optimalisasi Kegiatan Be/ajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Usman, M. U., (2003), Menjadi Guru Projesional, Edisi kedua, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Uyanto, S, S, (2006). Pedoman Ana/isis Data dengan SPSS. Graha Ilmu: Y ogjakarta.

Wiryawan, S. A, dan Noorhadi, (1999). Strategi Be/ajar Mengajar. Jakarta Universitas Terbuka.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengembangkan modul fisika berbasis penemuan untuk meningkatkan berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa melalui model 4-D (Four D models) menurut Thiagarajan yang

Silika Amorphous yang dihasilkan dari abu sekam padi diduga sebagai sumber penting untuk menghasilkan silikon murni, karbit silikon, dan tepung nitirit silikon (Katsuki et al

Solusi yang ditawarkan oleh tim pengabdian untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah (1) pembuatan laporan keuangan simpan pinjam berbasis IT yang bisa digunakan oleh

PENGUMPULAN DATA &amp; INFORMASI PENDUKUNG AKREDITASI.. SDN JATIBENING

Hasil dari penelitian ini adalah iklan, brand awareness dan harga memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap niat pembelian secara bersamaan TOP produk

Apabila kedua senyawa fitohormon tersebut dapat diberikan secara ekstraseluler maka faktor lingkungan yang menjadi kendala tersebut dapat diatasi, dan asam amino

Permasalahan yang ingin diungkapkan dalam penelitian ini adalah, Apakah tindakan supervisi, konflik peran dan motivasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja auditor pemula di

Kandungan bakteri heterotrofik menunjukkan bahwa di lokasi penelitian perairan Selat Buton lebih tinggi bila dibandingkan dengan Selat Kabaena, Selat Muna,