• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENEGAKAN SYARIAT ISLAM DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA DI MAHKAMAH SYARIAH ACEH TENGAH NANGGROE ACEH DARUSSALAM (QANUN NOMOR 14 TAHUN 2003 TENTANG KHALWAT/PERBUATAN MESUM).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENEGAKAN SYARIAT ISLAM DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA DI MAHKAMAH SYARIAH ACEH TENGAH NANGGROE ACEH DARUSSALAM (QANUN NOMOR 14 TAHUN 2003 TENTANG KHALWAT/PERBUATAN MESUM)."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENEGAKAN

SYARI’AT ISLAM DALAM P

ERSPEKTIF

HAK ASASI MANUSIA DI MAHKAMAH SYAR’IYAH

ACEH TENGAH NANGGROE ACEH DARUSSALAM

(QANUN NOMOR 14 TAHUN 2003 TENTANG

KHALWAT/PERBUATAN MESUM)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FITRI HUJAIMA

NIM 308311026

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

i ABSTRAK

Fitri Hujaima, NIM: 308311026, Penegakan Syar’iat Islam Dalam Pandangan Hak Asasi Manusia di Mahkamah Syar’iyah Kabupaten Aceh Tengah, Nanggroe Aceh Darussalam. Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran faktual mengenai Penegakan

Syari’at Islam dalam perspektif hak asasi manusia di Mahkamah Syar’iyah Aceh Tengah Nanggroe Aceh Darussalam. Populasi dalam penelitian ini adalah anggota Mahkamah syar’iyah Takengon, Aceh Tengah yang berjumlah sebanyak 25 orang dan Polisi Wilayatul Hisbah sebanyak 25 orang. Metode penelitian diskriptif yaitu cara atau metode yang menggambarkan keadaan atau objek penelitian di lapangan yang di gunakan untuk memecahkan dan menjawab permasalahan yang dihadapi pada situasi sekarang.

Alat pengumpul data yang digunakan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah: Observasi, Angket, Wawancara. Data yang telah terkumpul dianalisis melalui teknik perhitungan statistik sederhana dengan menggunakan tabel frekuensi.

(3)

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahi Rabbil’alamin, dengan kerendahan hati puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kenikmatan dan juga kesehatan yang

tidak terhingga kepada kita semua khususnya kepada penulis Karena dapat menyelesaikan

penulisan skripsi dengan judul : Penegakan Syari’at Islam Dalam Padangan Hak Asasi Manusia

Di Mahkamah Syar’iyyah Takengon Kabupaten Aceh Tengah ( Qanun No 14 Tahun 2003

Tentang Khalwat/Perbuatan Mesum)

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada jurusan PPKn Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Skripsi

ini penulis persembahkan buat orang – orang yang sangat penulis cintai yaitu yang terutama buat

orang tua penulis yaitu Bapak Benardi dan Ibu Asma yang telah membesarkan, mendidik,

memberikan kasih sayang dan mengajari penulis banyak hal dalam kehidupan sehingga penulis

tumbuh semakin dewasa, kuat dan tegar dalam menjalani kehidupan ini. Juga kepada

Adik-adiku tercinta Mulkiandi, Aprijal, Yuridha Khairina, Haira malina dan teristimewa Bambang

Armansyah terima kasih atas dukungannya dan semangatnya selama ini. Kepada seluruh

keluarga yang telah banyak membantu, penulis ucapkan terima kasih.

Skripsi ini juga terselesaikan berkat bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu penulis

ucapkan terima kasih kepada :

(4)

vi

2. Bapak Drs.H. Restu, MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

3. Ibu Dra. Nurmala Brutu, M.Pd selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial.

4. Ibu Dra. Yusna Melianti, M.H, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan.

5. Bapak Parlaungan G. Siahaan, S.H, M.Hum, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan.

6. Ibu Prof. Dr. Djanuis Djamin, SH. M.S, selaku Pembimbing Skripsi yang telah banyak

membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan

skripsi ini.

7. Ibu Rosnah Siregar,SH.M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik.

8. Bapak dan Ibu Dosen di Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang telah

memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama ini sebagai bekal di masa yang

akan datang.

9. Bapak Drs, H. Abullah Tgk. Nafiyang selaku ketua mahkamah Syar’iyah Takengon Aceh

Tengah telah membantu penulis pada saat melakukan penelitian.

10.Buat teman Zuja Rizky Permata Sari yang telah member dukungan dan menemani saat

penyusunan skripsi ini.

11.Buat teman – teman seperjuangan stambuk 2008 ekstensi yang telah membantu, penulis

ucapkan terima kasih.

12.Buat abangda yang teristimewaBambang Armansyah dan Sulis Tyono, terima kasih atas

dorongan dan semangat yang telah diberikan selam ini kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak kendala dan hambatan yang

(5)

vii

dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar–besarnya kepada

semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan skripsi ini.

Pada akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun untuk

kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya kepada Allah SWT jualah kita berserah diri, dan semoga

skripsi ini dapat bermanfaat.

Medan, Juli 2012

Penulis

(6)

viii DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESSAHAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

ABSTRAK ... iv

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

(7)

ix

a. Pengertian Qanun ... 10

b. Perbuatan Pidana dalam Qanun Nomor 14 Tahun 2003 tentang Khalwat (Perbuatan Mesum) ... 10

4. Hak Asasi Manusia ... 13

a. Sejarah Hak Asasi Manusia ... 13

b. HAM dalam Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 15 5. HAM di Indonesia... 15

6. Mahkamah Syari’ah... ... 17

B. Kerangka Berfikir ... 18

C. Hipotesis ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

A. Lokasi Penelitian ... 20

B. Populasi Dan Sampel ... 22

1. Populasi ... 22

2. Sampel ... 22

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 23

1. Variabel Penelitian ... 23

2. Definisi Operasional ... 23

D. Teknik Pengumpulan Data ... 23

E. Teknik Analisis Data ... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 25

(8)

x

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 62

(9)

xii

DAFTAR TABEL

1. Penegakan Syari’at Islam Tentang Khalwat Telah Terlaksana Dengan Baik

... 31

2. Syari’at Islam Membawa Dampak Kedamaian Bagi Masyarakat Dilihat Dari Perspektif HAM ... 32

3. Ada Manfaat Penegakan Syari’at Di Aceh Tengah ... 34

4. Syari’at Isla Cocok Diterapkan Di Aceh Tengah ... 35

5. Mendukung Di Laksanakanya Syari’at Islam ... 37

6. Pelaksanaan Syari’at Islam Sudah Tepat Sasaran ... 38

7. Masyarakat Ikut Berperan Dalam Pelaksanaan Syari’at Islam ... 40

8. Di Lingkungan Sekitar Telah Terlaksana Penerapan Syari’at Islam . 42 9. Ada Manfaat Dilaksanakanya Syari’at Islam ... 44

10.Penegakan Syari’at Islam Sudah Terlaksana Sesuai Dengan Qanun Nomor 14 Tahun 2003 ... 46

11.Proses Penerapan Qanun Nomor 14 Tahun 2003 ... 47

12.Kondisi Para Terhukum Setelah Menerima Hukum Cambuk ... 48

13.Efesiensi Hukuman Cambuk ... 49

14.Dengan Cambuk, Hukum Islam Dianggap Telah Berlaku Di Aceh .. 50

(10)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Angket Penelitian

2. Surat Nota Tugas

3. Surat Mengadakan Penelitian dari Jurusan

4. Surat Izin Mengadakan Penelitian dari Fakultas

5. Surat Izin Penelitian dari Tempat Penelitian

6. Surat Keterangan Bebas Perpustakaan dari Jurusan

7. Surat Keterangan Bebas Perpustakaan dari Unimed

8. Daftar Peserta Seminar Proposal Penelitian Mahasiswa Jurusan Ppkn

9. Kartu Bimbingan Skripsi

10.Pernyataan Keaslian Tulisan

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Untuk mengaplikasikan syari‟at Islam dalam kehidupan masyarakat di

Aceh, pemerintah Aceh telah mengesahkan beberapa Qanun untuk pelaksanaan

syari‟at Islam, di antaranya ada 3 (tiga) Qanun yang termasuk Pidana

(jinayah),yaitu:

1. Qanun nomor 12 tahun 2003 tentang minuman khamar dan sejenisnya

2. Qanun nomor 13 Tahun 2003 tentang Maisir (perjudian)

3. Qanun nomor 14 tahun 2003 tentang khalwat (perbuatan mesum)

KUHP dalam pasal 10 menentukan jenis-jenis hukuman; a.

Hukuman-hukuman pokok, terdiri dari: Hukuman-hukuman mati, Hukuman-hukuman penjara, Hukuman-hukuman

kurungan, dan hukuman benda; b. Hukuman-hukuman tambahan, terdiri dari:

pencabutan beberapa hak yang tertentu,perampasan barang yang tertentu dan

pengumuman keputusan hakim. Sementara dalam Qanun Aceh terdapat jenis

hukuman lain, yakni; hukuman cambuk yang merupakan jenis hukuman yang di

kenal dalam hukum pidana Islam dan mendapat legalitas dari Al-Qur‟an dan

hadist Nabi Saw.

Untuk menyelesaikan masalah Aceh, pemerintah juga memberikan hak

kepada masyarakat “ serambi mekah” untuk melaksanakan syari‟at Islam

ini,secara yuridis, merupakan perwujudan dari UU RI No.44 Tahun 1999 tentang

(12)

2

penyelenggaraan kehidupan beragama.Kedua, penyelenggaraan kehidupan

adat.ketiga, penyelenggaraan pendidikan, keempat peran ulama dalam penetapan

kebijakan daerah.

Pelaksanaan syari‟at Islam di Aceh di perkuat lagi dengan lahirnya

Undang-undang Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh, Pasal 1 UU No.11 Tahun

2006 berbunyi:

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Aceh adalah daerah provinsi yang merupakan kesatuan

masyarakat hukum yang bersifat istimewa dan diberi kewenangan khusus untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang dipimpin oleh seorang Gubernur.

3. Kabupaten/kota adalah bagian dari daerah provinsi sebagai suatu kesatuan masyarakat hukum yang diberi kewenangan khusus untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang dipimpin oleh seorang bupati/walikota.

4. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan daerah provinsi dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyelenggarakan urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Aceh dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Aceh sesuai dengan fungsi dan kewenangan masing-masing.

Undang-Undang sebagai implementasi. Implementasi syari‟at islam

hanyalah salah satu aspek penyelesaian konflik Aceh yang membutuhkan

(13)

3

dengan sekedar penerapan syari‟at islam, tanpa di dukung oleh berbagai aspek

lain seperti mewujudkan keadilan dan membangun perekonomian untuk

mensejahterakan rakyat.

Adanya UU dan Qanun tersebut bukan hal yang baru bagi rakyat Aceh,

karena secara histories memang di daerah yang di kenal „serambi mekah’ itu

kehidupan beragama dan nuansa-nuansa Islam sudah bagitu kental dan mengakar

dan hukum islam telah di terapkan sejak masih berbentuk kerajaan.Jadi UU dan

Qanun tersebut di sambut dengan penuh antusias oleh masyarakat Aceh. Dengan

demikian, pelaksanaan syari‟at pelaksanaan syari‟at Islam di Aceh merupakan

refleksi dan kesinambungan proses sejarah masa lalu,dimana generasi Aceh

mendambakan kemapanan hukum Islam pada masa kini seperti sedia kala, selain

itu kedua UU di atas dapat menjadi sumbangan penting bagi upaya penyelesaian

konflik di Aceh secara damai dan bemartabat.

Hukuman cambuk merupakan salah satu jenis hukuman yang telah di

tentukan dalam Al-Qur‟an dan hadis Nabi Saw. Bagi masyarakat Aceh sebelum di

berlakukanya Qanun Aceh telah mengenal hukuman cambuk pada masa

kesultanan Aceh. Dengan demikian dalam ingatan masyarakat telah tertanam

bahwa sanksi pidana syari‟at Islam cambuk merupakan perintah agama yang sejak

dulu telah di terapkan dan adanya keinginan yang kuat untuk melaksanakanya.

pada waktu undang-undang Nomor 44 tahun 1999 penyelenggaraan

keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh disahkan, masyarakat Aceh

menyambutnya dengan “pengadilan rakyat” kepada para penjudi peminum

(14)

4

Disamping itu dalam berbagai kesempatan masyarakat mengajukan

tuntutan kepada para ulama agar mahkamah syar‟iyah menjatuhkan hukuman

cambuk pada pelaku kejahatan. Dari tiga Qanun salah satunya adalah Qanun

Nomor 14 Tahun 2003 tentang Khalwat (Perbuatan Mesum). Perumusan

perbuatan khalwat dalam enakemen di atas menentukan bahwa seorang laki-laki

dengan seorang perempuan atau lebih, atau seorang perempuan dengan seorang

laki-laki atau lebih yang bukan muhrimnya bersama-sama di tempat sunyi.

Sedangkan perumusan perbuatan khalwat dalam Qanun Aceh cenderung mengatur

dua pasangan atau lebih yang berlainan jenis, sementara satu orang laki-laki

dengan dua orang perempuan atau sebaliknya yang bukan muhrimnya

bersama-sama di tempat sunyi bukanlah merupakan perbuatan khalwat. Qanun Aceh

melarang setiap perbuatan memberi fasilitas kemudahan dan/atau melindungi

orang melakukan perbuatan khalwat sedangkan dalam enakemen tidak melarang

perbuatan tersebut.

Untuk mendukung berjalanya penegakan syari‟at islam di Kabupaten Aceh

Tengah perlu mendapat dukungan dari semua pihak khususnya Kabupaten Aceh

Tengah , yaitu masyarakat bersama semua aparatur daerah.

Atas dasar pemikiran tersebut peneliti merasa tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “ PENEGAKAN SYARI’AT ISLAM DALAM

PANDANGAN HAK ASASI MANUSIA DI MAHKAMAH SYAR’IYAH

TAKENGON ACEH TENGAH (Qanun Nomor 14 Tahun 2003 Tentang

(15)

5

B. Identifikasi Masalah

Dalam suatu penelitian perlu diidentifikasi masalah yang akan diteliti

menjadi terarah dan jelas tujuanya sehingga tidak mungkin terjadi

kesimpangsiuran dan kekaburan didalam membahas dan meneliti masalah yang

ada, jika sudah diidentifikasi masalah yang sudah jelas,maka dapat di lakukan

penelitian secara mendalam.

Dari latar belakang masalah diatas maka identifikasi masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Penegakan Syari‟at Islam, Qanun Nomor 14 Tahun 2003 Tentang

Khalwat (Perbuatan Mesum) di Mahkamah Syari‟ah Kabupaten Aceh

Tengah,NAD.

2. Efektivitas Qanun Nomor 14 Tahun 2003 tentang khalwat (perbuatan

mesum) dalam perspektif Hak Asasi Manusia di Mahkamah Syari‟ah

Kabupaten Aceh Tengah, NAD

3. Pelaksanaan syari‟at Islam, Qanun Nomor 14 Tahun 2003 Tentang

khalwat (Perbuatan Mesum) di Mahkamah Syari‟ah Aceh Tengah.

4. Peran Wilayatul Hisbah Dalam Melaksanakan Syari‟at Islam (Qanun

Nomor 14 Tahun 2003) Di Mahkamah Aceh Tengah.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas maka peneliti

(16)

6

Efektivitas Qanun Nomor 14 Tahun 2003 tentang khalwat (perbuatan

mesum) dalam perspektif Hak Asasi Manusia di Mahkamah Syar‟iyyah

Kabupaten Aceh Tengah, NAD.

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dengan penelitian ini adalah: Bagaimanakah

Efektivitas Qanun Nomor 14 Tahun 2003 tentang khalwat (perbuatan mesum)

dalam perspektif Hak Asasi Manusia?

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: Untuk memperoleh

gambaran faktual Efektivitas Qanun Nomor 14 Tahun 2003 tentang khalwat

(perbuatan mesum) dalam perspektif Hak Asasi Manusia.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini adalah:

1. Agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam

penulisan karya ilmiah.

2. Efektivitas Qanun Nomor 14 Tahun 2003 tentang khalwat (perbuatan

(17)

60 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penegakan syariat Islam dalam persepektif hak asasi manusia di

Mahkamah Syariah Takengon Aceh Tengah Nanggroe Aceh Darussalam (Qanun

nomor 14 tahun 2003 tentang khalwat/perbuatan mesum), dalam kategori baik, hal

ini diketahui dari hasil rekapitulasi jawaban masing-masing responden memiliki

skor angket antara 37 – 47 dalam kategori baik. Walaupun ada sebagian aktifis

dikalangan masyarakat yang beranggapan tindakan-tindakan mempermalukan,

disiksa atau diperlakukan secara kejam, dihukum secara tidak manusiawi atau

dihina, jelas bertentangan dengan HAM karena tidak boleh ada siksaan dan

hukuman yang merendahkan martabat manusia. Namun kenyataannya proses

hukum hingga kini masih berjalan.

B. Saran-Saran

1. Kepada warga masyarakat Kabupaten Aceh Tengah hendaknya dapat

mematuhi peraturan yang tertuang dalam qanun nomor 14 Tahun 2003

tentang khalwat/perbuatan mesum

2. Kepada penegak syariat Islam hendaknya dalam menghukum terhadap

orang yang bersalah tidak pandang buluh, artinya jika yang bersalah harus

(18)

61

3. Kepada pemerintah setempat senantiasa mengawasi dan mengantisipasi

keberadaan praktek prostitusi dan perbuatan mesum agar pembangunan

(19)

62

DAFTAR ANGKET

A. Petunjuk Pengisian

1. Terlebih dahulu bapak/ibu membaca pertanyaan di bawah ini.

2. Piihlah jawaban yang telah tersedia sesuai dengan pendapat bapak/ibu

3. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang bapak/ibu anggap paling benar

4. Berilah jawaban bapak/ibu yang sebenarnya.

5. Jawaban yang bapak/ibu berikan tidak akan berakibat apa-apa bagi

bapak/ibu dan dijamin kerahasiannya.

6. Angket ini bertujuan untuk mengumpulkan data-data dalam penyusunan

skripsi.

7. Atas kesediaan bapak/ibu menjawab angket ini penulis terlebih dahulu

mengucapkan terima kasih.

1. Menurut bapak/ibu apakah penegakan syariat Islam telah terlaksana

dengan baik ?

a. Sangat baik

b. Baik

(20)

63

2. Menurut bapak/ibu apakah yariat Islam dapat membawa dampak

kedamaian bagu masyarakat Aceh Tengah jika dilihat dari persepektif

HAM ?

4. Menurut bapak/ibu apakah syariat Islam cocok diterapkan di Aceh Tengah

ini ?

a. Sangat cocok

b. Kurang cocok

c. Tidak cocok

5. Apakah bapak/ibu mendukung dengan dilaksanakannya syariat Islam ?

a. Sangat mendukung

b. Kurang mendukung

c. Tidak mendukung

6. Menurut bapak/ibu apakah pelaksanaan syariat Islam sudah tepat sasaran ?

a. Sangat tepat

b. Kurang tepat

(21)

64

7. Menurut bapak/ibu apakah masyarakat sudah ikut berperan dalam

pelaksanaan syariat Islam ?

a. Berperan

9. Menurut bapak/ibu apakah ada manfaat dengan dilaksanakannya syariat

Islam bagi bapak/ibu sendiri ?

a. Ada manfaat

b. Kurang bermanfaat

c. Tidak bermanfaat

10.Menurut bapak/ibu penegakan syariat Islam sudah terlaksana sesuai

dengan Qanun Nomor 14 tahun 2003 yang berlaku di Aceh Tengah ini ?

a. Terlaksana

b. Kurang terlaksana

c. Tidak terlaksana

11.Menurut bapak/ibu, bagaimana proses penerapan Qanun Nomor 14 Tahun

2003

a. Baik

b. Kurang baik

(22)

65

12.Menurut bapak/ibu, bagaimana kondisi terdakwa setelah menerima hukum

cambuk ?

a. Baik

b. Kurang baik

c. Tidak baik

13.Menurut bapak/ibu, apakah hukuman cambuk sudah efisien terhadap

pelaku yang berbuat mesum ?

a. Efisien

b. Kurang efisien

c. Tidak efisien

14.Menurut bapak/ibu, apakah dengan dilaksanakannya hukuman cambuk,

maka hukum Islam telah berlaku di Aceh ?

a. Berlaku

b. Kurang berlaku

c. Tidak berlaku

15.Menurut bapak/ibu, bagaimana respon masyarakat terhadap pelaksanaan

hukuman cambuk ?

a. Baik

b. Kurang baik

(23)
(24)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim, 2008. Politik Hukum Islam di Indonesia Kajian Posisi Hukum Islam Dalam Politik

Pemerintah Orde Baru dan Era Reformasi. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat

Departemen Agama Republik Indonesia.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Azyumardi, 2005. Nilai-Nilai Pluralisme Dalam Islam, Bandung: Penerbit Nuansa.

Emi Salim dkk, 2010. Agama dan Kebudayaan, Depok: desantra fondation.

Madiasi, 2011. Hukuman Cambuk Sebagai Alternatif Pemidanaan Dalam Rangka Pembahuruan

Hukum Pidana Indonesia, Medan: USUpress.

Mardani, 2008. Kejahatan pencurian dalam Hukum Pidana Islam,Jakarta: penerbit CV. Indhill Co.

Majda, 2008. Dimensi-Dimensi HAM: mengurai hak ekonomi, sosial, dan budaya, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Miriam, 2004. Demokrasi di Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Muladi, 2004. Hak Asasi Manusia,hakekat,konsep dan Implikasinya dalam perspektif hukum dan

masyarakat, Bandung: PT Refika Aditama.

Nawir, 2008. Studi Islam, Bandung: Cipustaka Media Perintis.

Syahrial, 2004. Hukum Adat dan Hukum Islam di Indonesia, Jogjakarta: Yayasan Nadiya.

Tim Penyusun Skripsi Jurasan PPKn FIS UNIMED. 2007. Pedoman penulisan Skripsi. Medan: PPkn FIS UNIMED.

Ubaidillah dkk,2007. Demokrasi Hak Asasi Manusia, Masyarakat Madani, Bandung: Gramedia Pustaka Utama.

Yossa Nainggolan dkk, 2010. Pemaksaan terselubung Hak Atas Kebebasan Beragama dan

Berkeyakinan, Jakarta: Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.

Zulkarnain, 2009. Pembaharuan Hukum Islam Di Indonesia, Bandung: Cipustaka Media Perintis.

Ziaulhaq, 2009. Islam Humanis, Bandung: cipustaka Media Perintis

(25)

Undang-Undang

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 dan PPRI tahun 2010 tentang Hak Asasi Manusia.

Gambar

gambaran faktual Efektivitas Qanun Nomor 14 Tahun 2003 tentang khalwat

Referensi

Dokumen terkait

Dengan tidak menjadi jaringan televisi swasta nasional, diharapkan nilai-nilai lokal dalam program televisi lokal tersebut bisa terjaga.. Observasi

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang terdapat dalam pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Dari hasil observasi terhadap siswa dengan kemampuan sedang dapat dilihat bahwa siswa telah mengerti operasi perkalian dan pembagian, sehingga waktu yang dibutuh tidak terlalu lama

Kegiatan menulis catatan harian merupakan lanjutan dari kegiatan yang berawal dari menulis satu kejadian yang pernah dialami siswa. Kegiatan yang sama

Dengan memberikan proyek kepada vendor yang memiliki keahlian dan kompetensi yang tinggi, maka akan mampu menyelesaikan proyeknya sesuai dengan waktu yang sudah

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah sejak lahir sampai umur enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan

Penelitian ini bertujuan membandingkan potensi inhibisi dari senyawa a-mangostin, ~-mangostin, y-mangostin sebagai inhibitor protein Akt Kinase secara in silica

dan perkembangan ini, Cina telah menyiapkan pendirian „Free Trade Areas” (FTA) dengan negara-negara di kawasan Afrika. Nigeria dan Angola adalah dua negara produsen