PENEGAKAN
SYARI’AT ISLAM DALAM P
ERSPEKTIF
HAK ASASI MANUSIA DI MAHKAMAH SYAR’IYAH
ACEH TENGAH NANGGROE ACEH DARUSSALAM
(QANUN NOMOR 14 TAHUN 2003 TENTANG
KHALWAT/PERBUATAN MESUM)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FITRI HUJAIMA
NIM 308311026
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
Fitri Hujaima, NIM: 308311026, Penegakan Syar’iat Islam Dalam Pandangan Hak Asasi Manusia di Mahkamah Syar’iyah Kabupaten Aceh Tengah, Nanggroe Aceh Darussalam. Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran faktual mengenai Penegakan
Syari’at Islam dalam perspektif hak asasi manusia di Mahkamah Syar’iyah Aceh Tengah Nanggroe Aceh Darussalam. Populasi dalam penelitian ini adalah anggota Mahkamah syar’iyah Takengon, Aceh Tengah yang berjumlah sebanyak 25 orang dan Polisi Wilayatul Hisbah sebanyak 25 orang. Metode penelitian diskriptif yaitu cara atau metode yang menggambarkan keadaan atau objek penelitian di lapangan yang di gunakan untuk memecahkan dan menjawab permasalahan yang dihadapi pada situasi sekarang.
Alat pengumpul data yang digunakan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah: Observasi, Angket, Wawancara. Data yang telah terkumpul dianalisis melalui teknik perhitungan statistik sederhana dengan menggunakan tabel frekuensi.
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahi Rabbil’alamin, dengan kerendahan hati puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kenikmatan dan juga kesehatan yang
tidak terhingga kepada kita semua khususnya kepada penulis Karena dapat menyelesaikan
penulisan skripsi dengan judul : Penegakan Syari’at Islam Dalam Padangan Hak Asasi Manusia
Di Mahkamah Syar’iyyah Takengon Kabupaten Aceh Tengah ( Qanun No 14 Tahun 2003
Tentang Khalwat/Perbuatan Mesum)
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada jurusan PPKn Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Skripsi
ini penulis persembahkan buat orang – orang yang sangat penulis cintai yaitu yang terutama buat
orang tua penulis yaitu Bapak Benardi dan Ibu Asma yang telah membesarkan, mendidik,
memberikan kasih sayang dan mengajari penulis banyak hal dalam kehidupan sehingga penulis
tumbuh semakin dewasa, kuat dan tegar dalam menjalani kehidupan ini. Juga kepada
Adik-adiku tercinta Mulkiandi, Aprijal, Yuridha Khairina, Haira malina dan teristimewa Bambang
Armansyah terima kasih atas dukungannya dan semangatnya selama ini. Kepada seluruh
keluarga yang telah banyak membantu, penulis ucapkan terima kasih.
Skripsi ini juga terselesaikan berkat bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu penulis
ucapkan terima kasih kepada :
vi
2. Bapak Drs.H. Restu, MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
3. Ibu Dra. Nurmala Brutu, M.Pd selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial.
4. Ibu Dra. Yusna Melianti, M.H, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan.
5. Bapak Parlaungan G. Siahaan, S.H, M.Hum, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan.
6. Ibu Prof. Dr. Djanuis Djamin, SH. M.S, selaku Pembimbing Skripsi yang telah banyak
membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
7. Ibu Rosnah Siregar,SH.M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik.
8. Bapak dan Ibu Dosen di Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama ini sebagai bekal di masa yang
akan datang.
9. Bapak Drs, H. Abullah Tgk. Nafiyang selaku ketua mahkamah Syar’iyah Takengon Aceh
Tengah telah membantu penulis pada saat melakukan penelitian.
10.Buat teman Zuja Rizky Permata Sari yang telah member dukungan dan menemani saat
penyusunan skripsi ini.
11.Buat teman – teman seperjuangan stambuk 2008 ekstensi yang telah membantu, penulis
ucapkan terima kasih.
12.Buat abangda yang teristimewaBambang Armansyah dan Sulis Tyono, terima kasih atas
dorongan dan semangat yang telah diberikan selam ini kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak kendala dan hambatan yang
vii
dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar–besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan skripsi ini.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya kepada Allah SWT jualah kita berserah diri, dan semoga
skripsi ini dapat bermanfaat.
Medan, Juli 2012
Penulis
viii DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESSAHAN ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
ABSTRAK ... iv
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 6
ix
a. Pengertian Qanun ... 10
b. Perbuatan Pidana dalam Qanun Nomor 14 Tahun 2003 tentang Khalwat (Perbuatan Mesum) ... 10
4. Hak Asasi Manusia ... 13
a. Sejarah Hak Asasi Manusia ... 13
b. HAM dalam Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 15 5. HAM di Indonesia... 15
6. Mahkamah Syari’ah... ... 17
B. Kerangka Berfikir ... 18
C. Hipotesis ... 19
BAB III METODE PENELITIAN ... 20
A. Lokasi Penelitian ... 20
B. Populasi Dan Sampel ... 22
1. Populasi ... 22
2. Sampel ... 22
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 23
1. Variabel Penelitian ... 23
2. Definisi Operasional ... 23
D. Teknik Pengumpulan Data ... 23
E. Teknik Analisis Data ... 24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 25
x
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60
A. Kesimpulan ... 60
B. Saran ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 62
xii
DAFTAR TABEL
1. Penegakan Syari’at Islam Tentang Khalwat Telah Terlaksana Dengan Baik
... 31
2. Syari’at Islam Membawa Dampak Kedamaian Bagi Masyarakat Dilihat Dari Perspektif HAM ... 32
3. Ada Manfaat Penegakan Syari’at Di Aceh Tengah ... 34
4. Syari’at Isla Cocok Diterapkan Di Aceh Tengah ... 35
5. Mendukung Di Laksanakanya Syari’at Islam ... 37
6. Pelaksanaan Syari’at Islam Sudah Tepat Sasaran ... 38
7. Masyarakat Ikut Berperan Dalam Pelaksanaan Syari’at Islam ... 40
8. Di Lingkungan Sekitar Telah Terlaksana Penerapan Syari’at Islam . 42 9. Ada Manfaat Dilaksanakanya Syari’at Islam ... 44
10.Penegakan Syari’at Islam Sudah Terlaksana Sesuai Dengan Qanun Nomor 14 Tahun 2003 ... 46
11.Proses Penerapan Qanun Nomor 14 Tahun 2003 ... 47
12.Kondisi Para Terhukum Setelah Menerima Hukum Cambuk ... 48
13.Efesiensi Hukuman Cambuk ... 49
14.Dengan Cambuk, Hukum Islam Dianggap Telah Berlaku Di Aceh .. 50
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Angket Penelitian
2. Surat Nota Tugas
3. Surat Mengadakan Penelitian dari Jurusan
4. Surat Izin Mengadakan Penelitian dari Fakultas
5. Surat Izin Penelitian dari Tempat Penelitian
6. Surat Keterangan Bebas Perpustakaan dari Jurusan
7. Surat Keterangan Bebas Perpustakaan dari Unimed
8. Daftar Peserta Seminar Proposal Penelitian Mahasiswa Jurusan Ppkn
9. Kartu Bimbingan Skripsi
10.Pernyataan Keaslian Tulisan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Untuk mengaplikasikan syari‟at Islam dalam kehidupan masyarakat di
Aceh, pemerintah Aceh telah mengesahkan beberapa Qanun untuk pelaksanaan
syari‟at Islam, di antaranya ada 3 (tiga) Qanun yang termasuk Pidana
(jinayah),yaitu:
1. Qanun nomor 12 tahun 2003 tentang minuman khamar dan sejenisnya
2. Qanun nomor 13 Tahun 2003 tentang Maisir (perjudian)
3. Qanun nomor 14 tahun 2003 tentang khalwat (perbuatan mesum)
KUHP dalam pasal 10 menentukan jenis-jenis hukuman; a.
Hukuman-hukuman pokok, terdiri dari: Hukuman-hukuman mati, Hukuman-hukuman penjara, Hukuman-hukuman
kurungan, dan hukuman benda; b. Hukuman-hukuman tambahan, terdiri dari:
pencabutan beberapa hak yang tertentu,perampasan barang yang tertentu dan
pengumuman keputusan hakim. Sementara dalam Qanun Aceh terdapat jenis
hukuman lain, yakni; hukuman cambuk yang merupakan jenis hukuman yang di
kenal dalam hukum pidana Islam dan mendapat legalitas dari Al-Qur‟an dan
hadist Nabi Saw.
Untuk menyelesaikan masalah Aceh, pemerintah juga memberikan hak
kepada masyarakat “ serambi mekah” untuk melaksanakan syari‟at Islam
ini,secara yuridis, merupakan perwujudan dari UU RI No.44 Tahun 1999 tentang
2
penyelenggaraan kehidupan beragama.Kedua, penyelenggaraan kehidupan
adat.ketiga, penyelenggaraan pendidikan, keempat peran ulama dalam penetapan
kebijakan daerah.
Pelaksanaan syari‟at Islam di Aceh di perkuat lagi dengan lahirnya
Undang-undang Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh, Pasal 1 UU No.11 Tahun
2006 berbunyi:
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Aceh adalah daerah provinsi yang merupakan kesatuan
masyarakat hukum yang bersifat istimewa dan diberi kewenangan khusus untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang dipimpin oleh seorang Gubernur.
3. Kabupaten/kota adalah bagian dari daerah provinsi sebagai suatu kesatuan masyarakat hukum yang diberi kewenangan khusus untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang dipimpin oleh seorang bupati/walikota.
4. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan daerah provinsi dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyelenggarakan urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Aceh dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Aceh sesuai dengan fungsi dan kewenangan masing-masing.
Undang-Undang sebagai implementasi. Implementasi syari‟at islam
hanyalah salah satu aspek penyelesaian konflik Aceh yang membutuhkan
3
dengan sekedar penerapan syari‟at islam, tanpa di dukung oleh berbagai aspek
lain seperti mewujudkan keadilan dan membangun perekonomian untuk
mensejahterakan rakyat.
Adanya UU dan Qanun tersebut bukan hal yang baru bagi rakyat Aceh,
karena secara histories memang di daerah yang di kenal „serambi mekah’ itu
kehidupan beragama dan nuansa-nuansa Islam sudah bagitu kental dan mengakar
dan hukum islam telah di terapkan sejak masih berbentuk kerajaan.Jadi UU dan
Qanun tersebut di sambut dengan penuh antusias oleh masyarakat Aceh. Dengan
demikian, pelaksanaan syari‟at pelaksanaan syari‟at Islam di Aceh merupakan
refleksi dan kesinambungan proses sejarah masa lalu,dimana generasi Aceh
mendambakan kemapanan hukum Islam pada masa kini seperti sedia kala, selain
itu kedua UU di atas dapat menjadi sumbangan penting bagi upaya penyelesaian
konflik di Aceh secara damai dan bemartabat.
Hukuman cambuk merupakan salah satu jenis hukuman yang telah di
tentukan dalam Al-Qur‟an dan hadis Nabi Saw. Bagi masyarakat Aceh sebelum di
berlakukanya Qanun Aceh telah mengenal hukuman cambuk pada masa
kesultanan Aceh. Dengan demikian dalam ingatan masyarakat telah tertanam
bahwa sanksi pidana syari‟at Islam cambuk merupakan perintah agama yang sejak
dulu telah di terapkan dan adanya keinginan yang kuat untuk melaksanakanya.
pada waktu undang-undang Nomor 44 tahun 1999 penyelenggaraan
keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh disahkan, masyarakat Aceh
menyambutnya dengan “pengadilan rakyat” kepada para penjudi peminum
4
Disamping itu dalam berbagai kesempatan masyarakat mengajukan
tuntutan kepada para ulama agar mahkamah syar‟iyah menjatuhkan hukuman
cambuk pada pelaku kejahatan. Dari tiga Qanun salah satunya adalah Qanun
Nomor 14 Tahun 2003 tentang Khalwat (Perbuatan Mesum). Perumusan
perbuatan khalwat dalam enakemen di atas menentukan bahwa seorang laki-laki
dengan seorang perempuan atau lebih, atau seorang perempuan dengan seorang
laki-laki atau lebih yang bukan muhrimnya bersama-sama di tempat sunyi.
Sedangkan perumusan perbuatan khalwat dalam Qanun Aceh cenderung mengatur
dua pasangan atau lebih yang berlainan jenis, sementara satu orang laki-laki
dengan dua orang perempuan atau sebaliknya yang bukan muhrimnya
bersama-sama di tempat sunyi bukanlah merupakan perbuatan khalwat. Qanun Aceh
melarang setiap perbuatan memberi fasilitas kemudahan dan/atau melindungi
orang melakukan perbuatan khalwat sedangkan dalam enakemen tidak melarang
perbuatan tersebut.
Untuk mendukung berjalanya penegakan syari‟at islam di Kabupaten Aceh
Tengah perlu mendapat dukungan dari semua pihak khususnya Kabupaten Aceh
Tengah , yaitu masyarakat bersama semua aparatur daerah.
Atas dasar pemikiran tersebut peneliti merasa tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “ PENEGAKAN SYARI’AT ISLAM DALAM
PANDANGAN HAK ASASI MANUSIA DI MAHKAMAH SYAR’IYAH
TAKENGON ACEH TENGAH (Qanun Nomor 14 Tahun 2003 Tentang
5
B. Identifikasi Masalah
Dalam suatu penelitian perlu diidentifikasi masalah yang akan diteliti
menjadi terarah dan jelas tujuanya sehingga tidak mungkin terjadi
kesimpangsiuran dan kekaburan didalam membahas dan meneliti masalah yang
ada, jika sudah diidentifikasi masalah yang sudah jelas,maka dapat di lakukan
penelitian secara mendalam.
Dari latar belakang masalah diatas maka identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Penegakan Syari‟at Islam, Qanun Nomor 14 Tahun 2003 Tentang
Khalwat (Perbuatan Mesum) di Mahkamah Syari‟ah Kabupaten Aceh
Tengah,NAD.
2. Efektivitas Qanun Nomor 14 Tahun 2003 tentang khalwat (perbuatan
mesum) dalam perspektif Hak Asasi Manusia di Mahkamah Syari‟ah
Kabupaten Aceh Tengah, NAD
3. Pelaksanaan syari‟at Islam, Qanun Nomor 14 Tahun 2003 Tentang
khalwat (Perbuatan Mesum) di Mahkamah Syari‟ah Aceh Tengah.
4. Peran Wilayatul Hisbah Dalam Melaksanakan Syari‟at Islam (Qanun
Nomor 14 Tahun 2003) Di Mahkamah Aceh Tengah.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas maka peneliti
6
Efektivitas Qanun Nomor 14 Tahun 2003 tentang khalwat (perbuatan
mesum) dalam perspektif Hak Asasi Manusia di Mahkamah Syar‟iyyah
Kabupaten Aceh Tengah, NAD.
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dengan penelitian ini adalah: Bagaimanakah
Efektivitas Qanun Nomor 14 Tahun 2003 tentang khalwat (perbuatan mesum)
dalam perspektif Hak Asasi Manusia?
E. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: Untuk memperoleh
gambaran faktual Efektivitas Qanun Nomor 14 Tahun 2003 tentang khalwat
(perbuatan mesum) dalam perspektif Hak Asasi Manusia.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini adalah:
1. Agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam
penulisan karya ilmiah.
2. Efektivitas Qanun Nomor 14 Tahun 2003 tentang khalwat (perbuatan
60 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penegakan syariat Islam dalam persepektif hak asasi manusia di
Mahkamah Syariah Takengon Aceh Tengah Nanggroe Aceh Darussalam (Qanun
nomor 14 tahun 2003 tentang khalwat/perbuatan mesum), dalam kategori baik, hal
ini diketahui dari hasil rekapitulasi jawaban masing-masing responden memiliki
skor angket antara 37 – 47 dalam kategori baik. Walaupun ada sebagian aktifis
dikalangan masyarakat yang beranggapan tindakan-tindakan mempermalukan,
disiksa atau diperlakukan secara kejam, dihukum secara tidak manusiawi atau
dihina, jelas bertentangan dengan HAM karena tidak boleh ada siksaan dan
hukuman yang merendahkan martabat manusia. Namun kenyataannya proses
hukum hingga kini masih berjalan.
B. Saran-Saran
1. Kepada warga masyarakat Kabupaten Aceh Tengah hendaknya dapat
mematuhi peraturan yang tertuang dalam qanun nomor 14 Tahun 2003
tentang khalwat/perbuatan mesum
2. Kepada penegak syariat Islam hendaknya dalam menghukum terhadap
orang yang bersalah tidak pandang buluh, artinya jika yang bersalah harus
61
3. Kepada pemerintah setempat senantiasa mengawasi dan mengantisipasi
keberadaan praktek prostitusi dan perbuatan mesum agar pembangunan
62
DAFTAR ANGKET
A. Petunjuk Pengisian
1. Terlebih dahulu bapak/ibu membaca pertanyaan di bawah ini.
2. Piihlah jawaban yang telah tersedia sesuai dengan pendapat bapak/ibu
3. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang bapak/ibu anggap paling benar
4. Berilah jawaban bapak/ibu yang sebenarnya.
5. Jawaban yang bapak/ibu berikan tidak akan berakibat apa-apa bagi
bapak/ibu dan dijamin kerahasiannya.
6. Angket ini bertujuan untuk mengumpulkan data-data dalam penyusunan
skripsi.
7. Atas kesediaan bapak/ibu menjawab angket ini penulis terlebih dahulu
mengucapkan terima kasih.
1. Menurut bapak/ibu apakah penegakan syariat Islam telah terlaksana
dengan baik ?
a. Sangat baik
b. Baik
63
2. Menurut bapak/ibu apakah yariat Islam dapat membawa dampak
kedamaian bagu masyarakat Aceh Tengah jika dilihat dari persepektif
HAM ?
4. Menurut bapak/ibu apakah syariat Islam cocok diterapkan di Aceh Tengah
ini ?
a. Sangat cocok
b. Kurang cocok
c. Tidak cocok
5. Apakah bapak/ibu mendukung dengan dilaksanakannya syariat Islam ?
a. Sangat mendukung
b. Kurang mendukung
c. Tidak mendukung
6. Menurut bapak/ibu apakah pelaksanaan syariat Islam sudah tepat sasaran ?
a. Sangat tepat
b. Kurang tepat
64
7. Menurut bapak/ibu apakah masyarakat sudah ikut berperan dalam
pelaksanaan syariat Islam ?
a. Berperan
9. Menurut bapak/ibu apakah ada manfaat dengan dilaksanakannya syariat
Islam bagi bapak/ibu sendiri ?
a. Ada manfaat
b. Kurang bermanfaat
c. Tidak bermanfaat
10.Menurut bapak/ibu penegakan syariat Islam sudah terlaksana sesuai
dengan Qanun Nomor 14 tahun 2003 yang berlaku di Aceh Tengah ini ?
a. Terlaksana
b. Kurang terlaksana
c. Tidak terlaksana
11.Menurut bapak/ibu, bagaimana proses penerapan Qanun Nomor 14 Tahun
2003
a. Baik
b. Kurang baik
65
12.Menurut bapak/ibu, bagaimana kondisi terdakwa setelah menerima hukum
cambuk ?
a. Baik
b. Kurang baik
c. Tidak baik
13.Menurut bapak/ibu, apakah hukuman cambuk sudah efisien terhadap
pelaku yang berbuat mesum ?
a. Efisien
b. Kurang efisien
c. Tidak efisien
14.Menurut bapak/ibu, apakah dengan dilaksanakannya hukuman cambuk,
maka hukum Islam telah berlaku di Aceh ?
a. Berlaku
b. Kurang berlaku
c. Tidak berlaku
15.Menurut bapak/ibu, bagaimana respon masyarakat terhadap pelaksanaan
hukuman cambuk ?
a. Baik
b. Kurang baik
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim, 2008. Politik Hukum Islam di Indonesia Kajian Posisi Hukum Islam Dalam Politik
Pemerintah Orde Baru dan Era Reformasi. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat
Departemen Agama Republik Indonesia.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Azyumardi, 2005. Nilai-Nilai Pluralisme Dalam Islam, Bandung: Penerbit Nuansa.
Emi Salim dkk, 2010. Agama dan Kebudayaan, Depok: desantra fondation.
Madiasi, 2011. Hukuman Cambuk Sebagai Alternatif Pemidanaan Dalam Rangka Pembahuruan
Hukum Pidana Indonesia, Medan: USUpress.
Mardani, 2008. Kejahatan pencurian dalam Hukum Pidana Islam,Jakarta: penerbit CV. Indhill Co.
Majda, 2008. Dimensi-Dimensi HAM: mengurai hak ekonomi, sosial, dan budaya, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Miriam, 2004. Demokrasi di Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Muladi, 2004. Hak Asasi Manusia,hakekat,konsep dan Implikasinya dalam perspektif hukum dan
masyarakat, Bandung: PT Refika Aditama.
Nawir, 2008. Studi Islam, Bandung: Cipustaka Media Perintis.
Syahrial, 2004. Hukum Adat dan Hukum Islam di Indonesia, Jogjakarta: Yayasan Nadiya.
Tim Penyusun Skripsi Jurasan PPKn FIS UNIMED. 2007. Pedoman penulisan Skripsi. Medan: PPkn FIS UNIMED.
Ubaidillah dkk,2007. Demokrasi Hak Asasi Manusia, Masyarakat Madani, Bandung: Gramedia Pustaka Utama.
Yossa Nainggolan dkk, 2010. Pemaksaan terselubung Hak Atas Kebebasan Beragama dan
Berkeyakinan, Jakarta: Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.
Zulkarnain, 2009. Pembaharuan Hukum Islam Di Indonesia, Bandung: Cipustaka Media Perintis.
Ziaulhaq, 2009. Islam Humanis, Bandung: cipustaka Media Perintis
Undang-Undang
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 dan PPRI tahun 2010 tentang Hak Asasi Manusia.