PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODELPEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STAD DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN KUADRAT
DI KELAS X SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh :
Eston Nasib Manullang NIM. 05311400
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMUPENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat,
kasih, mujizat dan kuasaNya yang memberikan kekuatan dan hikmat kepada penulis sehingga skripsi dengan judul “Perbedaan Hasil Belaja Siswa yang di ajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan
pembelajaran konvensional di kelas X SMA negeri 1 Gebang tahun ajaran 2011/2012“ ini dapat diselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada : Bapak
Drs.J. Ambarita, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian
sampai selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, Bapak Drs, Yasifati Hia, M.Pd, Bapak
Mulyono, S.Si, M. Si, sebagai dosen pembanding I, II, III yang telah memberikan
masukan dan saran-saran mulai perencanaan penelitian sampai selesainya
penyusunan skripsi ini. Bapak Abil Mansyur, S.Si, M.Si, selaku Dosen
Pembimbing Akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan dan
saran-saran dalam perkuliahan. Bapak Dr. Mukhtar ,M. Pd dan Drs. Yasifati Hia, M. Pd
selaku ketua dan sekretaris jurusan Matematika FMIPA UNIMED. Ucapan terima
kasih kepada Bapak Prof. Drs. Motlan Sirait, M.Sc.Ph.D selaku Dekan beserta
seluruh staf pegawai UNIMED yang sudah membantu penulis. Bapak Drs. Nano
Prihatin dan Bapak Drs. R. Sinaga, selaku Kepala Sekolah dan guru mata
pelajaran Matematika SMA Negeri 1 Gebang yang telah banyak membantu
selama penelitian. Teristimewa buat kedua orang tuaku Bapak J. Manullang dan
M. Hutasoit yang selalu mendidik dan mengasihiku serta membiayai penulis
sehingga dapat menyelesaikan studi dan penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga
buat saudara-saudaraku yang selalu mendukung penulis dalam studi dan
penyusunan skripsi ini yakni : Ronal Manullang, Hitler manullang, Eljon
Manullang, Amser Manullang, dan Tety manullang.
Terima kasih juga kepada sahabat penulis yakni Vicky T Siahan, Domu P.
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi manapun
tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan.
Medan,
Penulis
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STAD DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN KUADRAT
DI KELAS X SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN AJARAN 2011/2012
ESTON NASIB MANULLANG (NIM 05311400)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran model kooperatif tipe STAD efektif dalam mengajarkan pokok bahasan persamaan kuadrat, dan selanjutnya untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran model kooperatif tipe STAD lebih baik dari hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada pokok bahasan persamaan kuadrat di kelas X SMA Negeri 1 Gebang Tahun Ajaran 2011/2012.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Gebang. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas yang dipilih secara acak (random sampling) yaitu kelas XA
sebagai kelas eksperimen A dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan kelas XB sebagai kelas eksperimen B dengan pembelajaran Konvensional.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata pre-tes dan pos-tes pada kelas eksperimen A adalah 44,60 dan 76,60 sedangkan pada kelas eksperimen B diperoleh 45,10 dan 70,90. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa dari 40 siswa terdapat 34 orang siswa (85%) yang tuntas belajar dan 6 orang siswa (15%) yang tidak tuntas belajar. Dari kriteria pencapaian ketuntasan indikator pembelajaran sebanyak 4 indikator (80%) yang tuntas dari 5 indikator yang ada. Sedangkan dari hasil observasi, proses pembelajaran termasuk dalam kategori baik, dengan rata-rata nilai akhir 84,00. Dari kriteria efektifitas pada penelitian ini maka diperoleh bahwa pembelajaran model kooperatif tipe STAD efektif.
Selanjutnya untuk menguji hipotesis dilakukan uji statistik-t, dari perhitungan diperoleh harga thitung =1,804 dan ttabel = 1,667 pada taraf 0,05 dan ternyata
thitung > ttabel. Maka hipotesis H0 ditolak dan Ha diterima. Berarti ada perbedaan
DAFTAR ISI
2.1.1. Pengertian Belajar Matematika 7
2.1.2. Efektifitas Pembelajaran Matematika 8
2.1.3. Hasil Belajar 9
2.1.4. Konsep Model pembelajaran 9
2.1.5. Pengertian model Pembelajaran Kooperatif 10
2.1.6. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 15
2.1.7. Pembelajaran Konvensional 16
2.1.8. pokok bahasan persamaan kuadrat 19
2.2. Kerangka Konseptual 25
iii
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian 27
3.2. Populasi dan Sampel 27
3.2.1.Populasi 27
3.2.2. Sampel 27
3.3. Desain Penelitian 27
3.4. Variabel Penelitian 28
3.5. Prosedur Penelitian 28
3.6. Instrumen dan Alat Penelitian 29
3.6.1. Validitas Tes 29
3.6.2. Reliabilitas Tes 30
3.6.3. Tingkat Kesukaran Tes 30
3.6.4. Daya Pembeda Tes 31
3.7. Tehnik Analisis Data 31
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil dan Pembahasan 36
4.2. Organisasi Pengolahan Data 36
4.2.1. Uji Normalitas Data 36
4.2.2. Uji Homogenitas Data 37
4.3. Pengujian Hipotesis 37
4.4. Efektifitas Pembelajaran Model Kooperatif Tipe Stad 38
4.4.1. Ketuntasan Belajar Siswa 38
4.4.2. Pencapaian ketuntasan indikator pembelajaran 39
4.4.3. Hasil Observasi 40
4.5. Temuan Penelitian 41
4.6. Diskusi Hasil Penelitian 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 47
5.2. Saran 47
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif 11
Tabel 2.2. Perbandingan Empat Pendekatan 12
Dalam Model Pembelajaran Kooperatif
Tabel 2.3. Pengelompokan Siswa Berdasarkan 14
Kemampuan Akademik
Tabel 2.4. Sistem Penghargaan 16
Tabel 2.5. Perbedaan Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Dengan Pembelajaran Konvensional 18
Tabel 3.1. Desain Penelitian 28
Tabel 4.1. Ringkasan Analisis Uji Normalitas 37
Tabel 4.2. Ringkasan Analisis Uji Homogenitas 37
Tabel 4.3. Ketuntasan Indikator Pembelajaran kelas eksperimen A 39
v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. RPP kelas Eksperimen I 50
Lampiran 2. RPP kelas eksperimen II 53
Lampiran 3. RPP kelas kontrol I 52
Lampiran 4. RPP kelas kontrol II 56
Lampiran 5. Instrumen Penelitian (pre-tes) 62
Lampiran 6 Tes Hasil Belajar I 67
Lampiran 7 Tes Hasil Belajar II 68
Lampiran 8 Tes Hasil Belajar III 69
Lampiran 9 Instrumen penelitian (pos-tes) 70
Lampiran 10 Jawaban Tes Hasil Belajar I 75
Lampiran 11 Jawaban Tes Hasil Belajar II 77
Lampiran 12 Jawaban Tes Hasil Belajar III 79
Lampiran 13. Kunci Jawaban pre-tes 81
Lampiran 14 kunci jawaban pos-tes 84
Lampiran 15. Lembar Observasi 87
Lampiran 16 uji validitas tes 89
Lampiran 17 Perhitungan Validitas tes 90
Lampiran 18 Uji Reliabilitas Tes 92
Lampiran 19 Perhitungan Reliabilitas 93
Lampiran 20 Uji Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Tes 94
Lampiran 21 Perhitungan Taraf Kesukaran Tes 95
Lampiran 22 Perhitungan Daya Beda Tes 96
Lampiran 23 Data Kelas Kontrol 97
Lampiran 24 Data Kelas Eksperimen 98
Lampiran 25 Perhitungan Rata-Rata dan Standart Deviasi 95
Lampiran 27 Uji Normalitas data Pre-tes dan Pos-tes kelas Kontrol 102
Lampiran 28 Uji Homogenitas 104
Lampiran 29 Uji Hipotesis 106
Lampiran 30 Dokumentasi Penelitian 111
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut semua pihak
untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dalam meningkatkan mutu pendidikan,
Pemerintah Republik Indonesia melalui Departemen Pendidikan Nasional telah
melakukan berbagai kebijakan antara lain dengan melakukan perbaikan
kurikulum, peningkatan kemampuan guru serta penambahan sarana dan prasarana
yang mendukung kelangsungan kegiatan belajar mengajar yang lebih dinamis dan
efektif. Namun usaha yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia belum berhasil sepenuhnya. Menurut laporan UNDP
2004, Indonesia berada pada peringkat 110 dari 173 negara di dunia
(www.depdiknas.go.id).
Matematika merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. Baik di
Negara maju maupun Negara berkembang. Karena matematika merupakan salah
satu pengetahuan dasar yang dapat menumbuhkan kemampuan penalaran siswa
dan sangat dibutuhkan dalam perkembangan teknologi. Hal ini ditekankan oleh
Sujono (1988:20) bahwa:
“Dalam perkembangan peradaban modern, matematika memegang peranan penting karena dengan bantuan matematika semua ilmu pengetahuan menjadi sempurna. Matematika merupakan alat yang efisien dan diperlukan oleh semua ilmu pengetahuan, tanpa bantuan matematika, semua tidak akan mendapat kemajuan yang berarti”.
Sementara di Indonesia kemampuan matematika siswa masih sangat
rendah. Hal ini sesuai dengan hasil studi The International Evaluation Of
Education Achievement (IEA) 2003, yang menunjukkan bahwa siswa SMA
Indonesia berada di ururtan ke-34 dari 38 negara untuk kemampuan matematika
untuk kemampuan IPA berada pada urutan ke-40 dari 42 negara
Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya proses belajar mengajar.
Sebagaimana di kemukakan oleh Herman Hudojo (1998;6)
”faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya proses belajar mengajar antara lain,(i) faktor peserta didik, (ii) faktor pengajar, (iii)faktor sarana dan prasarana, (iv) faktor penilaian”.
Faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika siswa adalah faktor
kualitas belajar mengajar yang dilakukan. Berdasarkan pengamatan penulis saat
melakukan observasi di SMU N 1 Gebang siswa kurang mampu memahami
materi yang disampaikan oleh guru karena metode pembelajaran yang diterapkan
tidak sesuai dengan materi yang diajarkannya dan cenderung berpusat pada guru
serta bersifat memberitahu. Sebagaimana dikemukakan oleh Usman (2001:30)
bahwa:
“Banyak faktor menjadi penyebab rendah atau kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep matematika, salah satu diantaranya adalah metode yang digunakan oleh pengajar, misalnya dalam pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan tradisional yang menempatkan peserta didik dalam proses belajar mengajar sebagai pendengar, sebaliknya peran guru atau pengajar pada pembelajaran sangat dominan”.
Hal ini sejalan dengan pendapat Armanto (2001:1) yang mengatakan bahwa: “Salah satu penyebab rendahnya prestasi belajar matematika disebabkan karena praktek pembelajaran matematika telah terkontamidasi dengan model pembelajaran yang tidak sesuai dengan model pembelajaran matematika…..guru sangat tergantung pada metode kuliah, siswa yang pasif, jawaban benar yang diterima, sedikit tanya jawab dan siswa
diberikan guru tanpa termotivasi untuk memahami dan terkadang tidak
mempunyai kesempatan untuk mengeluarkan ide-ide dari pikirannya sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh Ali (2005:42) bahwa: “peserta didik sangat terbiasa mengahafal dan mengerjakan soal-soal secara individu sehingga kurang mendukung perkembangan penalaran siswa”.
Penguasaan siswa pada keterampilan proses masih tahap penguasaan dasar
3
terpadu yang memungkinkan siswa belajar dalam arti sebenarnya. Suryosubroto
(1997:45) menjelaskan bahwa:
“Pelajaran-pelajaran yang diberikan guru amat kurang variasinya dan dengan sedikit kekecualian, pola pengajaran yang sama telah menjadi standard diulang-ulang sepanjang jam pelajaran sekolah. Kadang-kadang guru memulai pelajaran dengan mendiktekan saja pelajarannya dan jika ada waktu baru memberikan penjelasan sekedarnya”.
Oleh karena itu, perlu diterapkan suatu strategi/model pembelajaran yang dapat
lebih melibatkan siswa secara aktif dan menumbuhkan minat siswa dalam
mempelajari matematika. Model pembelajaran kooperatif dapat dijadikan model
alternatif yang diharapkan dapat mengaktifkan siswa dalam proses belajar
mengajar.
Seperti yang dikemukakan oleh Usman (2001:306) mengungkapkan bahwa “model pembelajaran yang sesuai dimana siswa ikut serta dalam aktifitas matematika adalah pembelajaran kooperatif”. Disamping itu Slavin (dalam Muslimin Ibrahim,2001:16) menyatakan bahwa “Hasil-hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknik-teknik pembelajaran kooperatif lebih unggul dalam
meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman belajar
individual atau kompetitif.
Model pembelajaran kooperatif yang sering digunakan ada empat jenis
yaitu: (1) STAD, (2) Jigsaw, (3) Kelompok Penyelidik, (4) Pendekatan Struktur.
STAD merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana.
STAD mengacu kepada belajar kelompok dimana siswa dibentuk dalam beberapa
kelompok. Seperti yang dikemukakan oleh TIM MKBPM UPI (2001:219) bahwa: “Dalam STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka dan memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut”.
Sementara itu, dalam proses belajar mengajar media pengajaran juga memiliki
peranan yang sangat penting. Media pengajaran adalah alat komunikasi guna lebih
mengefektifkan proses belajar mengajar. Media pengajaran dapat memperjelas
proses hasil belajar. Lembar Kerja Siswa merupakan salah satu media
pembelajaran. LKS sebagai lembar kerja yang dipersiapkan oleh guru untuk
memperdalam pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang didapatkannya.
Dengan adanya LKS, siswa tidak hanya menerima saja penjelasan yang diberikan
guru tetapi lebih aktif dalam kegiatan belajar untuk menemukan sendiri
pengetahuan atau keterampilan yang perlu dikuasainya. Hal ini ditegaskan
Sriyono dkk (1992:26) menyatakan bahwa:
“Kiranya telah diketahui bahwa materi pelajaran dalam LKS itu disusun sedemikian rupa sehingga para siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar. Dalam lembar kerja itu tercantum pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan masalah yang harus dipecahkan. Untuk menjawab pertanyaan dan memecahkan masalah tersebut disediakan lembar kerja”.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru matematika
kelas X SMA Negeri 1 Gebang Bapak N. Sinaga, pengajaran yang dilakukan di
kelas masih menggunakan metode lama. Yaitu ceramah, menjelaskan materi di
papan tulis dan memberi beberapa soal untuk dikerjakan oleh siswa secara
individual. Guru lebih mendominasi kegiatan pembelajaran sedangkan siswa lebih
pasif dan monoton.
Salah satu materi matematika yang harus diajarkan dan dipelajari oleh
siswa di kelas X SMA adalah tentang Persamaan Kuadrat. Materi Persamaan
Kuadrat merupakan materi dasar dalam pembelajaran matematika yang menuntut
kreatifitas siswa dalam menggunakan Rumus-rumus Persamaan kuadrat ,
sehingga perlu perhatian khusus dalam pengajarannya di sekolah.
Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan
5
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas ada beberapa masalah yang dapat
diidentifikasi yakni:
a. Hasil belajar matematika yang rendah
b. Kurangnya minat belajar siswa
c. Pemakaian metode yang kurang tepat dalam proses belajar mengajar
d. Kebiasaan belajar siswa menerima dan menghafal apa yang diberikan guru
tanpa motivasi untuk memahami.
e. Kemampuan siswa yang masih rendah dalam memahami konsep pokok
bahasan persamaan kuadrat.
1.3.Pembatasan Masalah
Agar permasalahan pada penelitian ini tidak terlalu luas, maka masalah dalam
penelitian ini dibatasi pada penerapan pembelajaran Model Kooperatif Tipe Stad
pada pokok bahasan Persamaan Kuadrat di Kelas X SMA Negeri 1 Gebang
Tahun Ajaran 2011/2012.
1.4.Rumusan Masalah
Untuk memperjelas permasalahan sebagai dasar penelitian ini maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah pembelajaran Model Kooperatif Tipe Stad efektif dalam
mengajarkan pokok bahasan pokok bahasan Persamaan Kuadrat di Kelas
X SMA Negeri 1 Gebang Tahun Ajaran 2011/2012?
2. Apakah hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran
Model Kooperatif Tipe Stad lebih baik daripada hasil belajar siswa yang
diajar dengan menggunakan pembelajaran Konvensional pada pokok
bahasan pokok bahasan Persamaan Kuadrat di Kelas X SMA Negeri 1
1.5.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah pembelajaran Model Kooperatif Tipe Stad
efektif dalam mengajarkan pokok bahasan pokok bahasan Persamaan
Kuadrat di Kelas X SMA Negeri 1 Gebang Tahun Ajaran 2011/2012.
2. Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajarkan dengan
menggunakan pembelajaran Model Kooperatif Tipe Stad lebih baik dari
hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran Konvensional
pada pokok bahasan pokok bahasan Persamaan Kuadrat di Kelas X SMA
Negeri 1 Gebang Tahun Ajaran 2011/2012.
1.6.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan masukan bagi guru matematika dalam pembelajaran
matematika di SMA, khususnya pada pokok bahasan Persamaan
Kuadrat.
2. Sebagai bahan masukan bagi peneliti sejenis di masa-masa yang akan
datang
3. Sebagai informasi tambahan bagi pihak sekolah
4. Sebagai pengalaman bagi penulis (peneliti) untuk menjadi peneliti
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Penerapan pembelajaran model Kooperatif Tipe Stad pada pokok
bahasan Persamaan kuadrat di kelas X SMA Negeri 1 Gebang
efektif.
2. Pencapaian hasil belajar siswa pada materi pokok persamaan
kuadrat dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe
Stad lebih baik atau lebih tinggi hasilnya dibandingkan dengan
hasil belajar siswa yang menggunakan metode konvensional.
5.2 Saran
1. Bagi guru-guru atau calon guru yang akan menggunakan model
pembelajaran Kooperatif tipe Stad sebaiknya memperhatikan
alokasi waktu yang ada agar materi pelajaran dapat disampaikan
seluruhnya dengan baik tanpa mengganggu materi pelajaran
selanjutnya.
2. Bagi para guru yang terkait dengan pembelajaran matematika agar
memperhatikan pendekatan kooperatif dalam pembelajaran bahan
Ali, M., (2005), Kualitas peserta didik di Indonesia Masih Memprihatinkan, SIB,
Januari 2005.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, (2007), Buku Pedoman
Penulisan Skripsi Mahasiswa dan Standar Operasional (SOP)
Kepembimbingan Skripsi Program Studi Pendidikan, FMIPA Unimed.
Firman, (2006), Pendidikan di Indonesia Masalah dan Solusinya,
(http:/www.pepak_UGM.htm)
Hasrattudin, dkk, (2004), Pengajaran Berpusat Pada Siswa dan Pendekatan
Konstruktivis Dalam Pengajaran, FMIPA Unimed.
H.B., Usman (2001), Meningkatkan Pemahaman Mahasiswa tentang Konsep
Limit Fungsi Satu Variabel Riel Melalui Pembelajaran Kooperatif, Jurnal
Ilmu Pendidikan.
Ibrahim, M., (2000), Pembelajaran Kooperatif, Surabaya, UNESA.
Lie, A., (2004), Cooperative Learning, Penerbit Grasindo, Jakarta.
Mulyasa, (2004), Cooperative Learning Sebagai Model Pembelajaran Alternative
Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Pelajaran Matematika,
(http://luarsekolah.blogspot.com.).
Prayitno, Baskoro., (2008), Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Melalui
Pembelajaran Kooperatif Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis Dan Kemampuan Berkomunikasi Siswa,
(http://baskoro1.blogspot.com/2008/03/peningkatan-kemampuan-bekomunikasi-dan.html.)
Sagala. S., (2005), Konsep Dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta,
Bandung.
Sudjana., (1992), Metoda Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.
Suryosubroto, B., (1997) Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta,
Jakarta.
Tim Instruktur PLPG, (2008), Materi Pendidikan Latihan Profesi Guru (PLPG),
Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Divisi PLPG, Rayon 2 Universitas
Oktober 1985. Ayah bernama J. Manullang dan ibu M. hutasoit dan merupakan
anak kedua dari enam bersaudara. Pendidikan yang ditempuh oleh penulis adalah
pada tahun 1992 penulis masuk SD Negeri No.118157 kampung slamat dan lulus
pada tahun 1998. Pada tahun 1998, penulis melanjutkan sekolah di SMP swasta
RK B.Timur Rantauprapat dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun 2001, penulis
melanjutkan sekolah di SMA swasta RK. B.Timur Rantauprapat dan lulus pada
tahun 2004. Pada tahun 2005, penulis diterima di Program Studi Pendidikan
Matematika Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Negeri Medan dan lulus