• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN KUADRAT DI KELAS X SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN AJARAN 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN KUADRAT DI KELAS X SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN AJARAN 2011/2012."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODELPEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STAD DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN KUADRAT

DI KELAS X SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh :

Eston Nasib Manullang NIM. 05311400

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMUPENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat,

kasih, mujizat dan kuasaNya yang memberikan kekuatan dan hikmat kepada penulis sehingga skripsi dengan judul “Perbedaan Hasil Belaja Siswa yang di ajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan

pembelajaran konvensional di kelas X SMA negeri 1 Gebang tahun ajaran 2011/2012“ ini dapat diselesaikan dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada : Bapak

Drs.J. Ambarita, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian

sampai selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan

kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, Bapak Drs, Yasifati Hia, M.Pd, Bapak

Mulyono, S.Si, M. Si, sebagai dosen pembanding I, II, III yang telah memberikan

masukan dan saran-saran mulai perencanaan penelitian sampai selesainya

penyusunan skripsi ini. Bapak Abil Mansyur, S.Si, M.Si, selaku Dosen

Pembimbing Akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan dan

saran-saran dalam perkuliahan. Bapak Dr. Mukhtar ,M. Pd dan Drs. Yasifati Hia, M. Pd

selaku ketua dan sekretaris jurusan Matematika FMIPA UNIMED. Ucapan terima

kasih kepada Bapak Prof. Drs. Motlan Sirait, M.Sc.Ph.D selaku Dekan beserta

seluruh staf pegawai UNIMED yang sudah membantu penulis. Bapak Drs. Nano

Prihatin dan Bapak Drs. R. Sinaga, selaku Kepala Sekolah dan guru mata

pelajaran Matematika SMA Negeri 1 Gebang yang telah banyak membantu

selama penelitian. Teristimewa buat kedua orang tuaku Bapak J. Manullang dan

M. Hutasoit yang selalu mendidik dan mengasihiku serta membiayai penulis

sehingga dapat menyelesaikan studi dan penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga

buat saudara-saudaraku yang selalu mendukung penulis dalam studi dan

penyusunan skripsi ini yakni : Ronal Manullang, Hitler manullang, Eljon

Manullang, Amser Manullang, dan Tety manullang.

Terima kasih juga kepada sahabat penulis yakni Vicky T Siahan, Domu P.

(4)

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi manapun

tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini

bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan.

Medan,

Penulis

(5)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STAD DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN KUADRAT

DI KELAS X SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN AJARAN 2011/2012

ESTON NASIB MANULLANG (NIM 05311400)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran model kooperatif tipe STAD efektif dalam mengajarkan pokok bahasan persamaan kuadrat, dan selanjutnya untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran model kooperatif tipe STAD lebih baik dari hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada pokok bahasan persamaan kuadrat di kelas X SMA Negeri 1 Gebang Tahun Ajaran 2011/2012.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Gebang. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas yang dipilih secara acak (random sampling) yaitu kelas XA

sebagai kelas eksperimen A dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan kelas XB sebagai kelas eksperimen B dengan pembelajaran Konvensional.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata pre-tes dan pos-tes pada kelas eksperimen A adalah 44,60 dan 76,60 sedangkan pada kelas eksperimen B diperoleh 45,10 dan 70,90. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa dari 40 siswa terdapat 34 orang siswa (85%) yang tuntas belajar dan 6 orang siswa (15%) yang tidak tuntas belajar. Dari kriteria pencapaian ketuntasan indikator pembelajaran sebanyak 4 indikator (80%) yang tuntas dari 5 indikator yang ada. Sedangkan dari hasil observasi, proses pembelajaran termasuk dalam kategori baik, dengan rata-rata nilai akhir 84,00. Dari kriteria efektifitas pada penelitian ini maka diperoleh bahwa pembelajaran model kooperatif tipe STAD efektif.

Selanjutnya untuk menguji hipotesis dilakukan uji statistik-t, dari perhitungan diperoleh harga thitung =1,804 dan ttabel = 1,667 pada taraf 0,05 dan ternyata

thitung > ttabel. Maka hipotesis H0 ditolak dan Ha diterima. Berarti ada perbedaan

(6)

DAFTAR ISI

2.1.1. Pengertian Belajar Matematika 7

2.1.2. Efektifitas Pembelajaran Matematika 8

2.1.3. Hasil Belajar 9

2.1.4. Konsep Model pembelajaran 9

2.1.5. Pengertian model Pembelajaran Kooperatif 10

2.1.6. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 15

2.1.7. Pembelajaran Konvensional 16

2.1.8. pokok bahasan persamaan kuadrat 19

2.2. Kerangka Konseptual 25

(7)

iii

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian 27

3.2. Populasi dan Sampel 27

3.2.1.Populasi 27

3.2.2. Sampel 27

3.3. Desain Penelitian 27

3.4. Variabel Penelitian 28

3.5. Prosedur Penelitian 28

3.6. Instrumen dan Alat Penelitian 29

3.6.1. Validitas Tes 29

3.6.2. Reliabilitas Tes 30

3.6.3. Tingkat Kesukaran Tes 30

3.6.4. Daya Pembeda Tes 31

3.7. Tehnik Analisis Data 31

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil dan Pembahasan 36

4.2. Organisasi Pengolahan Data 36

4.2.1. Uji Normalitas Data 36

4.2.2. Uji Homogenitas Data 37

4.3. Pengujian Hipotesis 37

4.4. Efektifitas Pembelajaran Model Kooperatif Tipe Stad 38

4.4.1. Ketuntasan Belajar Siswa 38

4.4.2. Pencapaian ketuntasan indikator pembelajaran 39

4.4.3. Hasil Observasi 40

4.5. Temuan Penelitian 41

4.6. Diskusi Hasil Penelitian 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 47

5.2. Saran 47

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif 11

Tabel 2.2. Perbandingan Empat Pendekatan 12

Dalam Model Pembelajaran Kooperatif

Tabel 2.3. Pengelompokan Siswa Berdasarkan 14

Kemampuan Akademik

Tabel 2.4. Sistem Penghargaan 16

Tabel 2.5. Perbedaan Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Dengan Pembelajaran Konvensional 18

Tabel 3.1. Desain Penelitian 28

Tabel 4.1. Ringkasan Analisis Uji Normalitas 37

Tabel 4.2. Ringkasan Analisis Uji Homogenitas 37

Tabel 4.3. Ketuntasan Indikator Pembelajaran kelas eksperimen A 39

(9)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. RPP kelas Eksperimen I 50

Lampiran 2. RPP kelas eksperimen II 53

Lampiran 3. RPP kelas kontrol I 52

Lampiran 4. RPP kelas kontrol II 56

Lampiran 5. Instrumen Penelitian (pre-tes) 62

Lampiran 6 Tes Hasil Belajar I 67

Lampiran 7 Tes Hasil Belajar II 68

Lampiran 8 Tes Hasil Belajar III 69

Lampiran 9 Instrumen penelitian (pos-tes) 70

Lampiran 10 Jawaban Tes Hasil Belajar I 75

Lampiran 11 Jawaban Tes Hasil Belajar II 77

Lampiran 12 Jawaban Tes Hasil Belajar III 79

Lampiran 13. Kunci Jawaban pre-tes 81

Lampiran 14 kunci jawaban pos-tes 84

Lampiran 15. Lembar Observasi 87

Lampiran 16 uji validitas tes 89

Lampiran 17 Perhitungan Validitas tes 90

Lampiran 18 Uji Reliabilitas Tes 92

Lampiran 19 Perhitungan Reliabilitas 93

Lampiran 20 Uji Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Tes 94

Lampiran 21 Perhitungan Taraf Kesukaran Tes 95

Lampiran 22 Perhitungan Daya Beda Tes 96

Lampiran 23 Data Kelas Kontrol 97

Lampiran 24 Data Kelas Eksperimen 98

Lampiran 25 Perhitungan Rata-Rata dan Standart Deviasi 95

(10)

Lampiran 27 Uji Normalitas data Pre-tes dan Pos-tes kelas Kontrol 102

Lampiran 28 Uji Homogenitas 104

Lampiran 29 Uji Hipotesis 106

Lampiran 30 Dokumentasi Penelitian 111

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut semua pihak

untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dalam meningkatkan mutu pendidikan,

Pemerintah Republik Indonesia melalui Departemen Pendidikan Nasional telah

melakukan berbagai kebijakan antara lain dengan melakukan perbaikan

kurikulum, peningkatan kemampuan guru serta penambahan sarana dan prasarana

yang mendukung kelangsungan kegiatan belajar mengajar yang lebih dinamis dan

efektif. Namun usaha yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas

pendidikan di Indonesia belum berhasil sepenuhnya. Menurut laporan UNDP

2004, Indonesia berada pada peringkat 110 dari 173 negara di dunia

(www.depdiknas.go.id).

Matematika merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting dalam

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. Baik di

Negara maju maupun Negara berkembang. Karena matematika merupakan salah

satu pengetahuan dasar yang dapat menumbuhkan kemampuan penalaran siswa

dan sangat dibutuhkan dalam perkembangan teknologi. Hal ini ditekankan oleh

Sujono (1988:20) bahwa:

“Dalam perkembangan peradaban modern, matematika memegang peranan penting karena dengan bantuan matematika semua ilmu pengetahuan menjadi sempurna. Matematika merupakan alat yang efisien dan diperlukan oleh semua ilmu pengetahuan, tanpa bantuan matematika, semua tidak akan mendapat kemajuan yang berarti”.

Sementara di Indonesia kemampuan matematika siswa masih sangat

rendah. Hal ini sesuai dengan hasil studi The International Evaluation Of

Education Achievement (IEA) 2003, yang menunjukkan bahwa siswa SMA

Indonesia berada di ururtan ke-34 dari 38 negara untuk kemampuan matematika

untuk kemampuan IPA berada pada urutan ke-40 dari 42 negara

(12)

Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya proses belajar mengajar.

Sebagaimana di kemukakan oleh Herman Hudojo (1998;6)

”faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya proses belajar mengajar antara lain,(i) faktor peserta didik, (ii) faktor pengajar, (iii)faktor sarana dan prasarana, (iv) faktor penilaian”.

Faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika siswa adalah faktor

kualitas belajar mengajar yang dilakukan. Berdasarkan pengamatan penulis saat

melakukan observasi di SMU N 1 Gebang siswa kurang mampu memahami

materi yang disampaikan oleh guru karena metode pembelajaran yang diterapkan

tidak sesuai dengan materi yang diajarkannya dan cenderung berpusat pada guru

serta bersifat memberitahu. Sebagaimana dikemukakan oleh Usman (2001:30)

bahwa:

“Banyak faktor menjadi penyebab rendah atau kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep matematika, salah satu diantaranya adalah metode yang digunakan oleh pengajar, misalnya dalam pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan tradisional yang menempatkan peserta didik dalam proses belajar mengajar sebagai pendengar, sebaliknya peran guru atau pengajar pada pembelajaran sangat dominan”.

Hal ini sejalan dengan pendapat Armanto (2001:1) yang mengatakan bahwa: “Salah satu penyebab rendahnya prestasi belajar matematika disebabkan karena praktek pembelajaran matematika telah terkontamidasi dengan model pembelajaran yang tidak sesuai dengan model pembelajaran matematika…..guru sangat tergantung pada metode kuliah, siswa yang pasif, jawaban benar yang diterima, sedikit tanya jawab dan siswa

diberikan guru tanpa termotivasi untuk memahami dan terkadang tidak

mempunyai kesempatan untuk mengeluarkan ide-ide dari pikirannya sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh Ali (2005:42) bahwa: “peserta didik sangat terbiasa mengahafal dan mengerjakan soal-soal secara individu sehingga kurang mendukung perkembangan penalaran siswa”.

Penguasaan siswa pada keterampilan proses masih tahap penguasaan dasar

(13)

3

terpadu yang memungkinkan siswa belajar dalam arti sebenarnya. Suryosubroto

(1997:45) menjelaskan bahwa:

“Pelajaran-pelajaran yang diberikan guru amat kurang variasinya dan dengan sedikit kekecualian, pola pengajaran yang sama telah menjadi standard diulang-ulang sepanjang jam pelajaran sekolah. Kadang-kadang guru memulai pelajaran dengan mendiktekan saja pelajarannya dan jika ada waktu baru memberikan penjelasan sekedarnya”.

Oleh karena itu, perlu diterapkan suatu strategi/model pembelajaran yang dapat

lebih melibatkan siswa secara aktif dan menumbuhkan minat siswa dalam

mempelajari matematika. Model pembelajaran kooperatif dapat dijadikan model

alternatif yang diharapkan dapat mengaktifkan siswa dalam proses belajar

mengajar.

Seperti yang dikemukakan oleh Usman (2001:306) mengungkapkan bahwa “model pembelajaran yang sesuai dimana siswa ikut serta dalam aktifitas matematika adalah pembelajaran kooperatif”. Disamping itu Slavin (dalam Muslimin Ibrahim,2001:16) menyatakan bahwa “Hasil-hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknik-teknik pembelajaran kooperatif lebih unggul dalam

meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman belajar

individual atau kompetitif.

Model pembelajaran kooperatif yang sering digunakan ada empat jenis

yaitu: (1) STAD, (2) Jigsaw, (3) Kelompok Penyelidik, (4) Pendekatan Struktur.

STAD merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana.

STAD mengacu kepada belajar kelompok dimana siswa dibentuk dalam beberapa

kelompok. Seperti yang dikemukakan oleh TIM MKBPM UPI (2001:219) bahwa: “Dalam STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka dan memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut”.

Sementara itu, dalam proses belajar mengajar media pengajaran juga memiliki

peranan yang sangat penting. Media pengajaran adalah alat komunikasi guna lebih

mengefektifkan proses belajar mengajar. Media pengajaran dapat memperjelas

(14)

proses hasil belajar. Lembar Kerja Siswa merupakan salah satu media

pembelajaran. LKS sebagai lembar kerja yang dipersiapkan oleh guru untuk

memperdalam pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang didapatkannya.

Dengan adanya LKS, siswa tidak hanya menerima saja penjelasan yang diberikan

guru tetapi lebih aktif dalam kegiatan belajar untuk menemukan sendiri

pengetahuan atau keterampilan yang perlu dikuasainya. Hal ini ditegaskan

Sriyono dkk (1992:26) menyatakan bahwa:

“Kiranya telah diketahui bahwa materi pelajaran dalam LKS itu disusun sedemikian rupa sehingga para siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar. Dalam lembar kerja itu tercantum pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan masalah yang harus dipecahkan. Untuk menjawab pertanyaan dan memecahkan masalah tersebut disediakan lembar kerja”.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru matematika

kelas X SMA Negeri 1 Gebang Bapak N. Sinaga, pengajaran yang dilakukan di

kelas masih menggunakan metode lama. Yaitu ceramah, menjelaskan materi di

papan tulis dan memberi beberapa soal untuk dikerjakan oleh siswa secara

individual. Guru lebih mendominasi kegiatan pembelajaran sedangkan siswa lebih

pasif dan monoton.

Salah satu materi matematika yang harus diajarkan dan dipelajari oleh

siswa di kelas X SMA adalah tentang Persamaan Kuadrat. Materi Persamaan

Kuadrat merupakan materi dasar dalam pembelajaran matematika yang menuntut

kreatifitas siswa dalam menggunakan Rumus-rumus Persamaan kuadrat ,

sehingga perlu perhatian khusus dalam pengajarannya di sekolah.

Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan

(15)

5

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas ada beberapa masalah yang dapat

diidentifikasi yakni:

a. Hasil belajar matematika yang rendah

b. Kurangnya minat belajar siswa

c. Pemakaian metode yang kurang tepat dalam proses belajar mengajar

d. Kebiasaan belajar siswa menerima dan menghafal apa yang diberikan guru

tanpa motivasi untuk memahami.

e. Kemampuan siswa yang masih rendah dalam memahami konsep pokok

bahasan persamaan kuadrat.

1.3.Pembatasan Masalah

Agar permasalahan pada penelitian ini tidak terlalu luas, maka masalah dalam

penelitian ini dibatasi pada penerapan pembelajaran Model Kooperatif Tipe Stad

pada pokok bahasan Persamaan Kuadrat di Kelas X SMA Negeri 1 Gebang

Tahun Ajaran 2011/2012.

1.4.Rumusan Masalah

Untuk memperjelas permasalahan sebagai dasar penelitian ini maka

penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah pembelajaran Model Kooperatif Tipe Stad efektif dalam

mengajarkan pokok bahasan pokok bahasan Persamaan Kuadrat di Kelas

X SMA Negeri 1 Gebang Tahun Ajaran 2011/2012?

2. Apakah hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran

Model Kooperatif Tipe Stad lebih baik daripada hasil belajar siswa yang

diajar dengan menggunakan pembelajaran Konvensional pada pokok

bahasan pokok bahasan Persamaan Kuadrat di Kelas X SMA Negeri 1

(16)

1.5.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah pembelajaran Model Kooperatif Tipe Stad

efektif dalam mengajarkan pokok bahasan pokok bahasan Persamaan

Kuadrat di Kelas X SMA Negeri 1 Gebang Tahun Ajaran 2011/2012.

2. Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajarkan dengan

menggunakan pembelajaran Model Kooperatif Tipe Stad lebih baik dari

hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran Konvensional

pada pokok bahasan pokok bahasan Persamaan Kuadrat di Kelas X SMA

Negeri 1 Gebang Tahun Ajaran 2011/2012.

1.6.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan masukan bagi guru matematika dalam pembelajaran

matematika di SMA, khususnya pada pokok bahasan Persamaan

Kuadrat.

2. Sebagai bahan masukan bagi peneliti sejenis di masa-masa yang akan

datang

3. Sebagai informasi tambahan bagi pihak sekolah

4. Sebagai pengalaman bagi penulis (peneliti) untuk menjadi peneliti

(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Penerapan pembelajaran model Kooperatif Tipe Stad pada pokok

bahasan Persamaan kuadrat di kelas X SMA Negeri 1 Gebang

efektif.

2. Pencapaian hasil belajar siswa pada materi pokok persamaan

kuadrat dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe

Stad lebih baik atau lebih tinggi hasilnya dibandingkan dengan

hasil belajar siswa yang menggunakan metode konvensional.

5.2 Saran

1. Bagi guru-guru atau calon guru yang akan menggunakan model

pembelajaran Kooperatif tipe Stad sebaiknya memperhatikan

alokasi waktu yang ada agar materi pelajaran dapat disampaikan

seluruhnya dengan baik tanpa mengganggu materi pelajaran

selanjutnya.

2. Bagi para guru yang terkait dengan pembelajaran matematika agar

memperhatikan pendekatan kooperatif dalam pembelajaran bahan

(18)

Ali, M., (2005), Kualitas peserta didik di Indonesia Masih Memprihatinkan, SIB,

Januari 2005.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, (2007), Buku Pedoman

Penulisan Skripsi Mahasiswa dan Standar Operasional (SOP)

Kepembimbingan Skripsi Program Studi Pendidikan, FMIPA Unimed.

Firman, (2006), Pendidikan di Indonesia Masalah dan Solusinya,

(http:/www.pepak_UGM.htm)

Hasrattudin, dkk, (2004), Pengajaran Berpusat Pada Siswa dan Pendekatan

Konstruktivis Dalam Pengajaran, FMIPA Unimed.

H.B., Usman (2001), Meningkatkan Pemahaman Mahasiswa tentang Konsep

Limit Fungsi Satu Variabel Riel Melalui Pembelajaran Kooperatif, Jurnal

Ilmu Pendidikan.

Ibrahim, M., (2000), Pembelajaran Kooperatif, Surabaya, UNESA.

Lie, A., (2004), Cooperative Learning, Penerbit Grasindo, Jakarta.

Mulyasa, (2004), Cooperative Learning Sebagai Model Pembelajaran Alternative

Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Pelajaran Matematika,

(http://luarsekolah.blogspot.com.).

Prayitno, Baskoro., (2008), Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Melalui

Pembelajaran Kooperatif Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir

Kritis Dan Kemampuan Berkomunikasi Siswa,

(http://baskoro1.blogspot.com/2008/03/peningkatan-kemampuan-bekomunikasi-dan.html.)

Sagala. S., (2005), Konsep Dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta,

Bandung.

Sudjana., (1992), Metoda Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.

(19)

Suryosubroto, B., (1997) Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta,

Jakarta.

Tim Instruktur PLPG, (2008), Materi Pendidikan Latihan Profesi Guru (PLPG),

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Divisi PLPG, Rayon 2 Universitas

(20)

Oktober 1985. Ayah bernama J. Manullang dan ibu M. hutasoit dan merupakan

anak kedua dari enam bersaudara. Pendidikan yang ditempuh oleh penulis adalah

pada tahun 1992 penulis masuk SD Negeri No.118157 kampung slamat dan lulus

pada tahun 1998. Pada tahun 1998, penulis melanjutkan sekolah di SMP swasta

RK B.Timur Rantauprapat dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun 2001, penulis

melanjutkan sekolah di SMA swasta RK. B.Timur Rantauprapat dan lulus pada

tahun 2004. Pada tahun 2005, penulis diterima di Program Studi Pendidikan

Matematika Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Negeri Medan dan lulus

Gambar

Tabel 2.1. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Standar kerja pengendalian gulma secara manual di gawangan adalah 2 HK setiap gawangan (1 ha). Pembabatan dilakukan dengan sistem ancak giring, pembabat akan berpindah dari

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui bilamana: (1) Process-Genre Approach lebih efektif dibandingkan Product Approach dalam pengajaran menulis; (2) siswa

servis atas dan hasil ketuntasan belajar siswa yang signifikan, dari kondisi awal,.. siklus I hingga

[r]

Materi matakuliah ini meliputi prose perencanaan dan pengendalian akuntansi termasuk berbagai proses penyusunan anggaran, konsep PPBS, penilaian investasi,

Permasalahan utama adalah kelemahan-kelemahan yang ada, baik dari intern maupun ekstern, yang dimaksud dengan kelemahan intern yaitu kelemahan yang timbul dari dalam perusahaan

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia yang teregistrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik ( LPSE ) dan memenuhi persyaratan Surat Ijin Usaha Jasa