BAB II
PENGERTIAN MUTU
2.1. Pendahuluan
Mutu hingga kini telah didefinisikan dengan berbagai cara. Dari segi pelanggan, mutu dikaitkan dengan nilai, kegunaan, atau bahkan harga. Dari segi produsen, mutu dikaitkan dengan merancang dan membuat produk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering kali membicarakan masalah mutu, misalnya mengenai mutu sebagian besar produk buatan luar negeri lebih baik daripada mutu produk dalam negeri. Apa sesungguhnya mutu itu?. Pertanyaan ini sangat banyak jawabannya, karena maknanya akan berlainan bagi setiap orang dan tergantung pada konteksnya. Mutu sendiri memiliki banyak kriteria yang berubah secara terus menerus.
Orang akan sulit mendefinisikan mutu dengan tepat. Salah satu contoh nyata misalnya beberapa orang mahasiswa baru saja selesai makan bersama di kantin.
Maka mudah bagi mereka menentukan mutu produk makanan dan jasa layanan rumah makan tersebut, sebagai contoh demikian batasan mutu yang mereka berikan:
• Rasa makanan yang enak atau sesuai selera
• Higienis
• Ukuran porsi makan yang sesuai
• Pilihan jenis-jenis (menu) masakan
• Kecepatan pelayanan
• Keramahan pelayan
• Kenyamanan dan keamanan lingkungan
• Harga
Contoh di atas menggambarkan salah satu aspek dari mutu, yaitu aspek hasil.
Pertanyaan mengenai "apakah produk atau jasa tersebut memenuhi atau bahkan melebihi harapan konsumen/ pelanggan ?" merupakan aspek yang penting dalam mutu.
2.2 Definisi Mutu
Konsep mutu itu sendiri sering dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk atau jasa yang terdiri atas mutu desain dan mutu kesesuaian (Hubeis). Mutu desain merupakan spesifikasi produk, sedang mutu kesesuaian adalah suatu ukuran seberapa jauh suatu produk memenuhi persyaratan atau spesifikasi mutu yang ditetapkan.
Banyak pakar dan organisasi mencoba mendefinisikan mutu berdasarkan sudut pandangannya masing-masing. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Menurut Juran (V. Daniel Huni, 1993) kualitas adalah kecocokan penggunaan produk (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.
Kecocokan penggunaan produk tersebut memiliki dua aspek utama, yaitu:
1. Ciri-ciri produk yang memenuhi permintaan pelanggan.
Mutu yang lebih tinggi memungkinkan perusahaan meningkatkan kepuasan pelanggan, membuat produk laku terjual, dapat bersaing dengan pesaing, meningkatkan pangsa pasar dan volume penjualan, serta dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi.
2.Bebas dari kekurangan.
Mutu yang tinggi menyebabkan perusahaan dapat mengurangi tingkat kesalahan, mengurangi pengerjaan kembali dan pemborosan, mengurangi biaya garansi, mengurangi ketidakpuasan pelanggan, mengurangi inspeksi dan pengujian, memperpendek waktu pengiriman produk ke pasar, meningkatkan hasil dan kapasitas, dan memperbaiki kinerja penyampaian produk atau jasa.
2. Menurut Crosby (1979) kualitas adalah sesuai dengan yang disyaratkan dan distandarkan (conformance to requirement). Suatu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang ditentukan. Standar kualitas meliputi bahan bahan baku, proses produksi dan produk jadi.
3. Menurut Deming (1982); kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Perusahaan harus benar-benar dapat memahamu apa yang dibutuhkan konsumen atas suatu produk yang akan dihasilkan.
4. Menurut Feigenbaum (1986), kualitas adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction). Suatu produk dikatakan berkualitas apabila dapat memberi kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang diharakan konsumen atassuatu produk.
5. Menurut Garvin (1988), kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen.
Selera atau harapan konsumen pada suatu produk selalu berubah sehingga kualitas produk juga harus berubah atau disesuaikan. Dengan perubahan kulatis produk tersebut, diperlukan perubahan atau peningkatan keterampilan kerja, perubahan proses produksi dan tugas, serta perubahan lingkungan perusahaan agar produk dapat memenuhi atau melebihi harapan konsumen.
Meskipun tidak ada definisi mengenai kualitas yang diterima secara universal, namun dari kelima definisi kualitas diatas terdapat beberapa persamaan, yaitu elemen-elemen sebagai berikut:
1. kualitas mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan 2. kualitas mencakup produk, jasa manusia, proses dan lingkungan.
3. kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah, (misalnya yang dianggap merupakan bermutu saat ini mungkin dianggap kurang bermutu pada masa mendatang).
Al Ries dan Laura Ries menyimpulkan bahwa, faktor lain dalam membangun persepsi berkualitas tinggi adalah dengan menetapkan harga tinggi. Rolex, Haagen Dasz, Mercedes-Benz, Rolls Royce, Mont Blanc, Dom Perignon, Chivas Regal, Absolute, Jack Daniel’s dan Ritz Charlton adalah merek-merek yang memperoleh keunggulan karena harganya yang tinggi. Harga tinggi merupakan keuntungan tersendiri bagi konsumen. Harga yang tinggi memungkinkan konsumen kaya mendapatkan kepuasan psikologis dengan membeli dan mengkonsumsi barang- barang mahal. Orang memakai jam tangan Rolex bukan karena mereka ingin selalu tepat waktu. Dia memakainya agar orang mengetahui bahwa ia mampu membeli jam tangan mahal tersebut.
Lalu, apa yang dimaksud dengan mutu?
Menurut Presdir GE, John F. Welch Jr., mutu adalah jaminan kesetiaan pelanggan, pertahanan terbaik kita melawan saingan dari luar dan satu-satunya jalan menuju pertumbuhan dan pendapatan yang langgeng. Pendapat Welch Jr. ini juga dibuktikan oleh hasil penelitian PIMS (Profit Impact of Market Strategy) yang menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara mutu produk relatif dan keuntungan perusahaan.
Namun, definisi yang paling umum digunakan merata di dunia hampir mirip dengan definisi Welch Jr. adalah definisi dari American Society for Quality Control, mutu adalah keseluruhan ciri serta sifat barang dan jasa yang berpengaruh pada kemampuannya memenuhi kebutuhan, baik yang dinyatakan maupun yang tersirat.
Dari definisi yang baru dikemukakan, jelas bahwa mutu itu berpusat pada pelanggan. Pelanggan punya kebutuhan dan pengharapan tertentu. Penjual disebut memberikan mutu bila produk dan pelayanan penjual memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
Menurut J. M. Juran, ada lima ciri mutu produk, yaitu:
1) teknologi (misalnya kekuatan/daya tahan dan kecanggihan),
2) psikologis (misalnya, cita rasa, kecantikan, status),
3)orientasi waktu (misalnya, kehandalan, mudah dalam perawatan), 4) kontraktual (misalnya, jaminan),
5) etika (misalnya, kesopan-santunan tenaga penjual, dan kejujuran).
Jadi produk dikatakan bermutu apabila produk mempunyai daya tahan penggunaan yang lama, meningkatkan citra atau status konsumen yang memakainya, tidak mudah rusak, adanya jaminan kualitas (quality assurance), dan sesuai etika bila digunakan. Khusus untuk jasa diperlukan pelayanan kepada pelangan yang ramah, sopan serta jujur sehingga dapat menyenangkan atau memuaskan pelanggan.
Mutu terpadu adalah kunci penciptaan nilai dan kepuasan pelanggan. Mutu adalah tugas semua orang yang ada dalam setiap perusahaan. Itu sebabnya, seorang praktisi dan konsultan manajemen terkenal, Lee Lacocca berucap, "satu-satunya jaminan pekerjaan bagi siapapun di perusahaan ini (Chrysler) datang dari mutu, produktivitas dan kepuasan pelanggan."
Daniel Beckham dalam suatu artikelnya menulis, "pemasar yang tidak belajar bahasa peningkatan mutu, produksi dan operasi akan ketinggalan jaman seperti kereta kuda. Zaman pemasaran fungsional sudah berlalu. Kita tidak dapat lagi memandang diri kita sebagai periset pasar, orang periklanan, pemasar langsung, pembuat strategi - kita harus melihat diri kita sebagai pemuas pelanggan - corong pelanggan yang terpusat pada proses seutuhnya."
Jadi, seperti dikemukakan A. V. Feigenbaum, "mutu adalah sesuatu yang diputuskan oleh pelanggan, bukan oleh insinyur, bukan pula oleh pemasaran atau manajemen umum. Mutu didasarkan pada pengalaman aktual pelanggan terhadap produk atau jasa, diukur berdasarkan persyaratan pelanggan tersebut dinyatakan atau tidak dinyatakan, disadari atau hanya dirasakan, dikerjakan secara teknis atau bersifat subyektif dan selalu mewakili sasaran yang bergerak dalam pasar yang penuh persaingan." Dengan demikian, apapun yang dikatakan pelanggan itu mesti didengar dan diambil langkah penyelesaiannya. Apa lagi jika yang disampaikan pelanggan itu
suatu kritik yang menunjukkan ketidakpuasannya. Kritik dan saran pelanggan itu merupakan suatu penghargaan buat kita, karena itu suatu ingatan supaya kita dapat memperbaiki secepatnya.
Itu sebabnya, perusahaan-perusahaan besar di Amerika, semacam P & G, General Electric, dan Whirpool memiliki telepon khusus yang dibebaskan dari biaya yang dapat digunakan pelanggan untuk bertanya, memberi saran dan keluhan. Oleh karena itu, perbaikan mutu suatu perusahaan semakin perlu ditingkatkan, hal ini tak lain karena pembeli semakin sehari semakin tinggi pula harapan atas produk yang dibelinya.
Salah satu penelitian menunjukkan bahwa, aktivitas pemasaran merupakan sumber terbanyak keluhan pelanggan (35%). Untuk itu, Philip Kotler menawarkan penemuan yang bisa mengurangi keluhan pelanggan (baca: meningkatkan mutu) yaitu;
1) Pemasar bertanggung jawab untuk menentukan kebutuhan pelanggan dengan benar.
2) Pemasar harus menyampaikan harapan secara benar ke perancang produk.
3) Pemasar harus memastikan bahwa pesanan pelanggan dipenuhi dengan benar dan tepat waktu.
4) Pemasar harus memastikan bahwa pelanggan telah mendapatkan instruksi, pelatihan dan bantuan teknis yang tepat untuk penggunaan produk.
5) Pemasar harus berhubungan terus dengan pelanggan sesudah penjualan, untuk memastikan bahwa mereka sudah puas dan akan terus puas.
6) Pemasar harus mengumpulkan dan menyampaikan gagasan pelanggan untuk penyempurnaan barang dan jasa kebagian yang tepat. Bila pemasar melakukan hal ini, mereka telah memberikan sumbangan kepada manajemen mutu total dan kepuasan pelanggan.
2.3 Fungsi Pengawasan Mutu
Tujuan suatu industri Manufaktur adalah untuk memproduksi suatu produk atau jasa yang bermutu yang dirancang, dibuat dan dipasarkan serta dipelihara dengan biaya yang sangat ekonomis.
Fungsi kendali mutu
• Menghasilkan perbaikan dalam hal mutu dan keandalan produk dan jasa
• Menghasilkan penurunan dalam hal biaya mutu
• Menghasilkan perluasan pasar dengan derajat penerimaan yang tinggi.
Pengawasan mutu: kegiatan untuk memastikan apakah kebijaksanaan dalam hal mutu dapat tercermin dalam hasil akhir
Pengawasan mutu: usaha untuk mempertahankan mutu/kualitas dari barang yang dihasilkan agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan.
Tujuan Pengawasan mutu:
1. agar produk dapat mencapai standar mutu yang telah ditetapkan 2. mengusahakan agar biaya inspeksi menjadi sekecil mungkin
3. mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dapat menjadi sekecil mungkin.
4. mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi sekecil mungkin
Kesadaran mutu harus dimulai pada tahap sangat awal yaitu gagasan konsep produk, setelah persyaratan-persyaratan konsumen diidentifikasi. Kesadaran upaya membangun mutu ini harus dilanjutkan melalui berbagai tahap pengembangan dan produksi, sampai setelah pengiriman produk kepada konsumen untuk memperoleh umpan balik.
Sistem mutu yang telah didesain harus diimplementasikan dan sering berinteraksi dengan semua aktivitas yang mempengaruhi kulaitas dari barang/jasa.
Khusus untuk industri manufaktur, sistem kualitas akan mencakup semua tahap dari identifikasi awal tentang kebutuhan pelanggan sampai ke pembuangan produk setelah
digunakan. Tujuan dari sistem kualitas modern harus meningkatkan kepuasan total pelanggan secara terus menerus.
Sistem mutu dimaksudkan untuk mengidentifikasi seluruh tugas yang berkaitan dengan mutu, mengalokasikan tanggung jawab dan membangun hubungan kerjasama dalam perusahaan. Sistem mutu juga dimaksudkan untuk membangun mekanisme dalam rangka memadukan semua fungsi menjadi suatu sistem yang menyeluruh.
Suatu sistem jaminan mutu harus bersifat transparan sehingga kedua belah pihak baik perusahaan maupun para pelanggan secara jelas dapat mengetahui bagaimana perusahaan berniat memastikan bahwa produknya akan memenuhi semua persyaratan mutu.
Oleh karena itu, didalam sistem standar jaminan mutu mempersyaratkan manajemen secara formal, mendokumentasikan kebijakan mutunya, memastikan kebijakan tersebut dimengerti oleh semua jajaran dan melakukan langkah-langkah tepat untuk memperlihatkan kebijakan tersebut dilaksanakan secara penuh. Pada saat menentukan kebijakan mutu, manajemen harus dengan jelas menyatakan bahwa salah satu tujuan utama perusahaan adalah kepuasan penuh pelanggannya sebab eksistensinya sangat tergantung kepada dukungan konsumen secara kontinyu.
Seluruh fungsi yang berkaitan dengan mutu dalam suatu perusahaan dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu: 1) Perencanaan dan rekayasa mutu; 2) Pengendalian mutu,
1. Perencanaan dan Rekayasa Mutu
Perencanaan dan rekayasa mutu terdiri dari fungsi-fungsi staf spesialis dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan. Definisi dan perencanaan mutu pada tahap sebelum produksi. Secara rinci adalah sebagai berikut :
] Saran terhadap manajemen mengenai kebijakan mutu perusahaan dan penyusunan
tujuan-tujuan mutu yang realistis
] Analisis persyaratan mutu pelanggan dan penyusunan spesifikasi rancangan
] Tinjau ulang dan evaluasi rancangan produk untuk memperbaiki mutu dan mengurangi biaya mutu
] Mendefinisikan standar mutu dan menyusun spesifikasi produk
] Merencanakan pengendalian proses dan menyusun prosedur-prosedur untuk
menjamin kesesuaian mutu
] Mengembangkan teknik-teknik pengendalian mutu dan metoda inspeksi termasuk
merancang peralatan uji khusus
] Melaksanakan studi kemampuan proses
] Analisis biaya mutu
] Perencanaan pengendalian mutu untuk bahan yang diterima, termasuk evaluasi
para pemasok
] Audit mutu di tingkat perusahaan
] Mengorganisasi program pelatihan dan peningkatan motivasi untuk perbaikan
mutu
2. Pengendalian Mutu
Kegiatan Pengendalian Mutu mencakup kegiatan menginterpretasikan dan mengimplementasikan rencana mutu. Rangkaian kegiatan ini terdiri dari pengujian pada saat sebelum dan sesudah proses produksi yang dimaksudkan untuk memastikan kesesuaian produk terhadap persyaratan mutu. Mengacu Kadarisman (1994), sesuai dengan standar ISO 9000, maka kegiatan Pengendalian memiliki fungsi antara lain:
] Membantu dalam membangun pengendalian mutu pada berbagai titik dalam
proses produksi.
] Memelihara dan mengkalibrasi peralatan pengendalian proses.
] Meneliti cacat yang terjadi dan membantu memecahkan masalah mutu selama
produksi.
] Melaksanakan pengendalian mutu terhadap bahan yang diterima.
] Mengoperasikan laboratorium uji untuk melaksanakan uji dan analisa.
] Mengorganisasikan inspeksi pada setiap tahap proses dan spot checks bilamana diperlukan.
] Melaksanakan inspeksi akhir untuk menilai mutu produk akhir dan efektivitas
pengukuran pengendalian mutu.
] Memeriksa mutu kemasan untuk memastikan produk mampu menahan dampak
transportasi dan penyimpanan.
] Melakukan uji untuk mengukur dan menganalisa produk yang diterima akibat
tuntutan konsumen.
] Memberikan umpan balik data cacat dan tuntutan konsumen kepada bagian
rekayasa mutu.
Pengendalian mutu produk menurut Hubeis (1999), erat kaitannya dengan sistem pengolahan yang melibatkan bahan baku, proses, pengolahan, penyimpangan yang terjadi dan hasil akhir. Sebagai ilustrasi, secara internal (citra mutu pangan) dapat dinilai atas ciri fisik (penampilan: warna, ukuran,bentuk dan cacat; kinestika:
tekstur, kekentalan dan konsistensi; citarasa: sensasi, kombinasi bau dan cicip) serta atribut tersembunyi (nilai gizi dan keamanan mikroba). Sedangkan secara eksternal (citra perusahaan) ditunjukkan oleh kemampuan untuk mencapai kekonsistenan mutu (syarat dan standar) yang ditentukan oleh pembeli, baik di dalam maupun di luar negeri.
Untuk ilustrasi sederhana, suatu kegiatan pengendalian mutu yang dilakukan suatu pasar swalayan, yaitu melakukan sortasi berulang-ulang terhadap sayur dan buah-buahan yang diperoleh dari pemasok sebelum siap dijual. Misalnya penerimaan diidentifikasikan oleh kondisi daun hijau segar dan tidak kekuningan atau coklat, daun tidak berlubang, batang/tangkai daun tidak lecet/luka atau patah, tidak berbau yang tidak enak, warna cerah dan mengkilap, tidak layu dan tidak berserangga/berulat; dan untuk buah-buahan dicirikan oleh tingkat kematangan optimum, ukuran dan bentuk relatif seragam, tidak berlubang, tidak cacat fisik dan permukaan menarik.
2.4 Biaya Mutu:
“biaya yang berkaitan dengan pendefinisian, penciptaan dan kendali mutu serta evaluasi dan umpan balik kesesuaian terhadap persyaratan mutu dan biaya yang berkaitan dengan akibat kegagalan untuk memenuhi persyaratan di dalam pabrik dan konsumen”
Bagaimana Biaya Mutu diturunkan oleh Kendali Mutu ?
Mutu yang memuaskan biasanya fokus pada pemanfaatan sumber daya yang baik dengan biaya yang lebih rendah, sedangkan mutu yang tidak memuaskan sering merupakan akibat dari penghamburan bahan, Tenaga Kerja dan Waktu (rework time), dengan demikian berimbas pada biaya yang lebih tinggi.
1. Apabila biaya pencegahan dinaikkan, terjadi penurunan dalam jumlah kecacatan produk (biaya kegagalan turun)
2. Turunnya kecacatan berarti kebutuhan pemeriksaan dan pengujian rutin dapat dikurangi (biaya penilaian turun).
Hasil Akhir yang diharapkan dari aplikasi kendali mutu: penurunan yang besar dalam biaya mutu/biaya produksi dan kenaikan tingkat mutu sehingga pendapatan perusahaan juga meningkat.
2.4.1 Biaya Kendali:
Biaya yang dikeluarkan dalam rangka pencapaian kualitas produk yang baik Unsur-Unsur biaya Kendali:
1. Biaya pencegahan
a. Perencanaan mutu (perencanaan praproduksi); biaya yang berkaitan dengan waktu yang dipakai untuk merencanakan rincian sistem mutu yang berlangsung terus menerus. (menerjemahkan rancangan produk dan karakteristik mutu aktual ke dalam proses pabrikasi yang spesifik).
b. Kendali proses (dukungan teknis selama produksi); biaya yang berkaitan dengan waktu yang dipakai untuk menelaah dan menganalisa proses pembuatan (untuk meningkatkan kemampuan proses yang ada).
c. Perancangan dan pengembangan peralatan informasi mutu; biaya yang berkaitan dengan waktu yang dipakai untuk merancang dan mengembangkan pengukuran mutu produk. (termasuk biaya peralatan dan depresiasi)
d. Pelatihan mutu dan pengembangan tenaga kerja; biaya yang dipakai untuk program pelatihan mutu yang dirancang untuk melatih karyawan.
e. Verifikasi rancangan mutu; biaya pengevaluasian produk praproduksi untuk keperluan verifikasi mutu dan aspek-aspek keamanan rancangan.
f. Pengembangan dan manajemen sistem; biaya keseluruhan rekayasa sistem mutu dan manajemen serta dukungan untuk pengembangan sistem mutu.
g. Biaya-biaya pencegahan lainnya; biaya administratif termasuk biaya organisasi mutu yang tidak diperhitungkan didalam biaya lainnya seperti gaji manajerial dan ongkos perjalanan, konsultan penyelia dari luar.
2. Biaya Penilaian
a. pengujian dan pemeriksaan bahan yang dibeli; misalnya biaya untuk mengevaluasi mutu bahan yang dibeli, biaya pemeriksa berkeliling ke pabrik-pabrik penjual.
b. pengujian penerimaan lab; biaya semua pengujian oleh laboratorium untk mengevaluasi mutu bahan yang dibeli.
c. Lab/jasa pengukuran lain; jasa pengukuran lab, penentuan ketepatan ukuran instrumen, pemantauan proses.
d. Pemeriksaan dan pengujian; biaya untuk mengevaluasi mutu produk dan prestasi teknis dari produk di dalam pabrik.
e. tenaga kerja pemeriksa; biaya para operator untuk memeriksa mutu pekerjaannya sendiri sesuai rencana mutu dan biaya menyortir produk yang ditolak karena tidak memenuhi syarat-syarat mutu
f. persiapan pemeriksaan dan pengujian; biaya untuk menyiapkan produk dan peralatan untuk memungkinkan pengujian fungsional g. pengesahan dari luar; biaya laboratorium luar, biaya asuransi
h. peninjauan lapangan/di tempat pelanggan; ditanggung oleh produsen sebelum penyerahan akhir.
2.4.2 Biaya kegagalan kendali:
Biaya yang harus dikeluarkan sebagai akibat kualitas produk yang buruk.
Unsur-unsur biaya kegagalan kendali 1. biaya kegagalan internal
a. apkiran (scrap); barang apkiran merupakan kerugian yang diderita selama mencapai tingkat mutu yang disyaratkan, keusangan dan kelebihan produk, perubahan-perubahan rancangan produk
b. rework (pengerjaan ulang); merupakan bayaran tambahan yang diberikan kepada operator dalam upaya mencapai tingkat mutu yang disyaratkan.
c. biaya pengadaan bahan; biaya tambahan yang timbul bila ada keluhan dan penolakan pada ahan yang dibeli mencakup penggantian dari penjual.
d. rekayasa yang berkaitan dengan pabrik; jika suatu komponen produk atau bahan tidak sesuai dengan spesifikasi mutu, seorang ahli teknik produksi dapat diminta untuk meninjau kelayakan perubahan- perubahan spesifikasi produk.
2. biaya kegagalan eksternal a. keluhan dalam jaminan b. keluhan diluar jaminan c. pelayanan produk d. viabilitas produk e. penarikan produk
2.5 Penutup 2.5.1 Kesimpulan
Dari uraian kuliah di atas hal-hal yang penting antara lain:
1. Biaya kualitas merupakan biaya yang dikeluarkan karena kualitas produk yang dihasilkan buruk.
2. Biaya kualitas terdiri atas 4 kategori yaitu biaya pencegahan, biaya deteksi, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal.
3. Informasi biaya kualitas memberikan berbagai macam manfaat, antara lain penghematan biaya yang dapat meningkatkan laba, mengidentifikasi pemborosan dalam aktivitas yang tidak dikehendaki pelanggan, mengidentifikasi masalah kualitas, sebagai ukuran penilaian kinerja dan lain- lain.
4. Penyempurnaan kualitas dicerminkan oleh pengurangan biaya variabel dan biaya tetap dari biaya kualitas.
5. biaya pengendalian (biaya pencegahan dan biaya penilaian) meningkat seiring dengan peningkatan kualitas, sedangkan biaya kegagalan (internal dan eksternal) menurun seiring dengan peningkatan kualitas.
2.5.2 Soal Latihan
1. Jelaskan salah satu definisi mutu !
2. Jelaskan apa yang dimaksud pengawasan mutu!
3. Jelaskan dua kategori utama dari biaya kualitas, dan bagaimana kedua biaya kualitas ini saling berhubungan.
4. Apa perbedaan antara biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal.