RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Lingkungan Yang
Dikelola Sumber Dampak Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Bentuk Pengelolaan
Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan
Lingkungan Hidup Pengelolaan
Lingkungan Hidup Pengelolaan Lingkungan Hidup Dampak Penting Yang Dikelola (Berdasarkan Arahan Pengelolaan Pada ANDAL)
A. KOMPONEN FISIK-KIMIA 1. Kualitas Udara Ambien Terjadinya
penurunan kualitas udara
1) Pengoperasian IPAL dan Biogas.
2) Pengoperasian Fasilitas Penunjang
Penurunan kualitas udara berupa debu dan emisi gas tidak melebihi baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan:
1) Tolok ukur dampak adalah peraturan pemerintah No.
41 Tahun 1999 tentang
pengedalian pencemaran udara.
2) PERMEN LH Nomor 07 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Emisi Tidak Bergerak Bagi Ketel Uap (Partikular = 300
1) Pengoperasian IPAL dan Biogas:
a. Menempatkan IPAL pada lokasi strategis yang jauh dari pemukiman penduduk.
b. Kolam IPAL berselubung untuk mengisolasi kebauan yang bersumber dari limbah cair. Gas yang terjebak dalam selubung dapat
digunakan untuk keperluan lain (biogas),
1) Lingkungan IPAL.
2) Pada Pemukiman Karyawan.
Selama
pengoperasian IPAL dan Fasilitas
Penunjang berlangsung.
Pelaksana : 1) PT. Rea Kaltim
Plantations.
Pengawas : 1) Dinas
Perkebunan Kabupaten Kutai Kartanegara.
2) Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara.
Penerima Laporan : 1) Dinas
Perkebunan Kabupaten Kutai Kartanegara.
2) Dinas
Perkebunan
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Lingkungan Hidup mg/m3, SO2 = 600 mg/m3, NO2 = 800 mg/m3, HCL = 5 mg/m3, CL2 = 5 mg/m3, NH3 = 1 HF = 8 mg/m3, Opasitas = 30%) 3) Kepmen LH No.
KEP-
50/MENLH/11/
1996 Tentang Baku Mutu Tingkat Kebauan.
terutama gas methane (CH
4) yang terbentuk dari fermentasi limbah cair pabrik. Gas methane yang terjebak dalam selubung selanjutnya dikelola pada sebuah instalasi pemurnian gas methane yang dapat
digunakan sebagai bahan bakar biogas.
c. Menerapkan system land application untuk
memanfaatkn limbah cair yang berasal dari proses pengolahan
Provinsi Kalimantan Timur.
3) Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara.
4) Badan
Lingkungan
Hidup Provinsi
Kalimantan
Timur.
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Lingkungan Hidup
TBS sesuai dengan SOP yang terlampir pada Lampiran 9.
d. Melakukan penghijauan (Baper areal) disekitar lokasi IPAL.
e. Melaksanakan SOP Operasional Biogas Plant pada lampiran 12.
2) Pengoperasian Fasilitas Penunjang : a. Cerobong asap
genset
dibangun
dengan
ketinggian
minimal 2,5 kali
bangunan yang
terdapat
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Lingkungan Hidup
disekitar untuk meminimalisir turbulensi.
b. Membuat titik sampling pada cerobong genset dengan diameter 8 cm sebagai titik pantau.
c. Melakukan penghijauan pada area proyek dengan jenis pohon berdaun lebar sebagai buffer terhadap emisis yang dihasilkan.
d. Melakukan
pemeliharaan
tanaman
penghijauan di
sekitar area
fasilitas
penunjang.
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Lingkungan Hidup
e. Melaksanakan pemeliharaan dan perawatan genset secara rutin untuk mengurangi emisi gas yang ditimbulkan.
f. Menempatkan
rumah genset
minimal 75
meter dari
lokasi
pemukiman
karyawan
operasional
pabrik kelapa
sawit.
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Lingkungan Hidup KOMPONEN FISIK – KIMIA
1. Kualitas Udara Ambient
Terjadinya penurunankualitas udara 1) Pengolahan Tandan Buah Segar.
2) Composting Tandan Kosong.
3) Pengangkutan CPO dan PKO.
Penurunan kualitas udara berupa debu dan emisi gas tidak
melebihi baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan:
1) Tolok ukur dampak adalah peraturan
pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang pengedalian pencemaran udara.
2) PERMEN LH Nomor 07 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Emisi Tidak Bergerak Bagi Ketel Uap (Partikular = 300 mg/m3,
SO2 = 600
1) Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) : a. Pada Boiler
sebelum bahan bakar dimasukkan ke ruang
pembakaran, dapur pembakaran harus dalam keadaan bersih.
Bahan bakar yang akan dipasok diruang
pembakaran oleh operator harus diatur sedemikian rupa supaya bahan bakar (khususnya cangkang) yang digunakan dalam keadaan kering.
b. Pengendalian
1) Konsentrasi pemukiman penduduk yaitu Desa Kelekat, Kec. Kembang Janggut (Pabrik Cakra) dan Desa Pulau Pinang, Kec. Kembang Janggut (Pabrik Perdana).
2) Tepi jalan angkut CPO dan PKO.
3) Pemukiman Karayawan.
4) Lokasi Coposting Tandan Kosong.
selama operasional PT. Rea Kaltim Plantations
Pelaksana : 1) PT. Rea Kaltim
Plantations.
Pengawas :
1) Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Kartanegara.
2) Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara.
Penerima Laporan : 1) Dinas Perkebunan
Kabupaten Kutai Kartanegara.
2) Dinas Perkebunan Provinsi
Kalimantan Timur.
3) Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara.
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Lingkungan Hidup
mg/m3,NO2 = 800 mg/m3, HCL = 5 mg/m3, CL2 = 5 mg/m3, NH3 = 1 HF = 8 mg/m3, Opasitas = 30%) 3) Kepmen LH No.
KEP-
50/MENLH/11/
1996 Tentang Baku Mutu Tingkat Kebauan
terhadap timbulnya emisi gas dikendalikan dengan
memastikan operator dalam pengoperasian boiler dan aktivitas pemeliharaan boiler konsisten dengan SOP.
c. Membuat cerobong asap boiler setinggi 2,5 x lebih tinggi dari pada bangunan disekitarnya sesuai dengan Kepka Bapedal Nomor
205/BAPEDAL/07 / 1996.
d. Melakukan pemasangan alat penangkap debu arang
halus/particular (dust collector)
4) Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Lingkungan Hidup
pada cerobong boiler.
e. Limbah udara berasal dari pembakaran solar dari generator set dan pembakaran cangkang di unit boiler. Gas buangan dibuang ke udara terbuka.
Umumnya limbah debu dari abu sebelum dibuang bebas keudara dikendalikan dengan
pemasangan dust collector untuk menangkap debu ikatan dalam sisa gas pembakaran, kemudian dialirkan melalui cerobong asap setinggi 2,5 x lebih tinggi dari pada bangunan sekitarnya. Drub
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Lingkungan Hidup
dari dust collector secara berkala ditampung dan dibuang
kelapangan untuk menimbun daerah rendahan sekitar kebun.
f. Melakukan pemeliharaan dan perawatan (servis) secara teratur dan berkala agar kondisi boiler tetap terjaga dengan baik.
g. Mengalokasikan serta melakukan penghijauan disekitar area pabrik untuk mengurangi polutan akibat aktivitas pabrik.
h. Menempatkan alat pemanasan pada cerobong yang berfungsi
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Lingkungan Hidup
membakar jelaga (asap hitam).
i. Melaksanakan pengolahan TBS sesuai dengan SOP Operasional Pabrik pada lampiran 3.
2) Composting Tandan Kosong:
a. Mewajibkan karyawan pabrik yang bekerja dilokasi composting tandan kosong agar
menggunakan masker untuk mengurangi kebauan.
b. Penghijauan menggunakan tanaman bambu – bambuan, tanaman akar wangi, Trembesi atau mahoni di sekeliling areal
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Lingkungan Hidup
composting dengan tujuan untuk mengurangi bau yang
ditimbulkan dari proses
pengomposan sehingga diharapkan dapat mengurangi lalat sebagai vektor penyakit.
c. Melalukan composting sesuai dengan SOP pada Lampiran 8.
Proses Kompos dan Aplikasi.
3) Pengangkutan CPO dan PKO : a. Memperlambat
laju kendaraan angkut pada saat melewati jalur yang dekat dengan pemukiman.
b. Melakukan
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Lingkungan Hidup
perawatan jalan dengan pengerasan penggunakan material kuari / kerikil.
c. Pada kondisi cuaca terik dilakukan penyiraman pada jalur jalan yang melintasi pemukiman penduduk, aktivitas pertanian masyarakat dengan konsentrasi pekerja kebun.
d. Melaksanakan proses pengangkutan sesuai dengan SOP Operasional Trasnportasi pada lampiran 19.
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Jenis Dampak Sumber Dampak Parameter Metode Pengumpulan
Data Lokasi
Pemantauan Waktu
Pemantauan Pelaksana
Pemantauan Pemantauan Laporan Hasil Pemantauan 1. Kualitas Udara Ambien
Hasil pakiraan dampak penting yaitu terjadinya penurunan kualitas udara.
1) Pengoperasian IPAL dan Biogas.
2) Pengoperasian Fasilitas Penunjang.
Debu, SO2, NO2, CO, H2S dan NH3.
a. Metode
Pengumpulan Data 1) Melakukan
pengambilan sampel kualitas udara (debu, SO2, NO2, CO) langsung di lapangan dengan
menggunakan gas sampler. Kegiatan pengambilan sampel dilakukan dengan melibatkan pihak ketiga yang bekompeten.
2) Pengumpulan data kebauan dilakukan dengan pengambilan sampel kebauan (H2S dan NH3) langsung di lapangan (in situ).
3) Sebagai data penunjang untuk penduga penyebab
1) Pemukiman Karayawan 2) Lingkungan
IPAL.
selama operasional PT. RKP dengan frekuensi pemantauan setiap 6 bulan sekali.
PT. RKP 1) Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Kartanegara.
2) Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara.
1) Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Kartanegara.
2) Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur.
3) Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara.
4) Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Jenis Dampak Sumber Dampak Parameter Metode Pengumpulan
Data Lokasi
Pemantauan Waktu
Pemantauan Pelaksana
Pemantauan Pemantauan Laporan Hasil Pemantauan dampak, dilakukan
pengukuran kecepatan angin dengan
menggunakan hand anemometer (m/detik), dan arah angin menggunakan windvane pada ketinggian ± 2 m.
b. Metode Analisis Data :
Data hasil pengukuran kemudian dianalisis di laboratorium dan dibandingkan dengan 1) Tolok ukur dampak adalah peraturan pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang pengedalian pencemaran udara.
2) PERMEN LH Nomor 07 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Emisi Tidak
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Jenis Dampak Sumber Dampak Parameter Metode Pengumpulan
Data Lokasi
Pemantauan Waktu
Pemantauan Pelaksana
Pemantauan Pemantauan Laporan Hasil Pemantauan Bergerak Bagi Ketel
Uap
(Partikular = 300 mg/m3,
SO2 = 600 mg/m3, NO2 = 800 mg/m3, HCL = 5 mg/m3, CL2 = 5 mg/m3, NH3 = 1 HF = 8 mg/m3, Opasitas = 30%)
4) Kepmen LH No.
KEP-
50/MENLH/11/
1996 Tentang Baku Mutu Tingkat Kebauan.
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Jenis Dampak Sumber Dampak Parameter Metode Pengumpulan
Data Lokasi
Pemantauan Waktu
Pemantauan Pelaksana
Pemantauan Pemantauan Laporan Hasil Pemantauan 1) Kualitas Udara Ambient
Hasil pakiraan dampak penting yaitu terjadinya penurunan kualitas udara.
1) Pengolahan Tandan Buah Segar.
2) Composting Tandan Kosong.
3) Pengangkutan CPO dan PKO.
Debu, SO2, NO2, CO, H2S dan NH3.
a. Metode
Pengumpulan Data 1) Melakukan
pengambilan sampel kualitas udara (debu, SO2, NO2, CO) langsung di lapangan dengan
menggunakan gas sampler. Kegiatan pengambilan sampel dilakukan dengan melibatkan pihak ketiga yang bekompeten.
2) Pengumpulan data kebauan dilakukan dengan pengambilan sampel kebauan (H2S dan NH3) langsung di lapangan (in situ).
3) Sebagai data penunjang untuk penduga penyebab
1) Konsentrasi pemukiman penduduk yaitu Desa Kelekat, Kec.
Kembang Janggut (pabrik Cakra) dan Desa Pulau Pinang, Kec.
Kembang Janggut (Pabrik Perdana).
2) Tepi jalan angkut CPO dan PKO.
3) Pemukiman Karayawan 4) Cerobong
asap boiler pabrik perdana dan cakra.
Selama operasional PT. RKP dengan frekuensi pemantauan setiap 6 bulan sekali
PT. RKP 1) Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Kartanegara 2) Badan
Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara.
1) Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Kartanegara.
2) Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur.
3) Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara.
4) Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Jenis Dampak Sumber Dampak Parameter Metode Pengumpulan
Data Lokasi
Pemantauan Waktu
Pemantauan Pelaksana
Pemantauan Pemantauan Laporan Hasil Pemantauan dampak, dilakukan
pengukuran kecepatan angin dengan
menggunakan hand anemometer (m/detik), dan arah angin menggunakan windvane pada ketinggian ± 2 m.
b. Metode Analisis Data :
1) Data hasil pengukuran kemudian dianalisis di laboratorium dan dibandingkan dengan Tolok ukur dampak adalah peraturan pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang pengedalian pencemaran udara.
2) PERMEN LH Nomor 07 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Emisi Tidak Bergerak
5) Cerobong asap genset pabrik perdana dan cakra.
6) Lokasi Coposting Tandan Kosong.
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Jenis Dampak Sumber Dampak Parameter Metode Pengumpulan
Data Lokasi
Pemantauan Waktu
Pemantauan Pelaksana
Pemantauan Pemantauan Laporan Hasil Pemantauan Bagi Ketel Uap
(Partikular = 300 mg/m3,
SO2 = 600 mg/m3, NO2 = 800 mg/m3, HCL = 5 mg/m3, CL2 = 5 mg/m3, NH3 = 1 HF = 8 mg/m3, Opasitas = 30%) 3) Kepmen LH No.
KEP-50/MENLH/11/
1996 Tentang Baku Mutu Tingkat Kebauan.