• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PT SMARTFREN TELECOM TBK. PERIODE DISUSUN OLEH :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PT SMARTFREN TELECOM TBK. PERIODE DISUSUN OLEH :"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PT SMARTFREN

TELECOM TBK. PERIODE 2017-2019

DISUSUN OLEH :

EGA DEVANI TIODOR SAGALA 172101030

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan pada Program Diploma III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2021

(2)
(3)
(4)

kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul

"Analisis Rasio Keuangan dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan PT Smartfren Telecom Tbk. Periode 2017-2019”. Tugas Akhir ini merupakan syarat wajib bagi setiap mahasiswa agar dapat menyelesaikan Program Studi Diploma III Keuangan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, peneliti banyak mendapat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs., Raja Bongsu Hutagalung, M.Si., selaku Ketua Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Yasmin Chairunisa Muchtar, SP.,MBA. selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, sekaligus Dosen Penguji.

4. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberikan saran-saran serta petunjuk dan bimbingan kepada peneliti.

5. Teristimewa kepada bapak dan mama tercinta yang selalu memberikan doa,

(5)

semangat, motivasi juga masukan kepada peneliti.

6. Saudara-saudariku Nethanyahu Gery,Yesica Olivia, dan Tiolita Feliciana.

7. Teman-temanku Intan, Putri, Mia, Najemah, Meylan, Julianti, Grace, Iga, Firiska, Nanda, Agnesmon, Devana, Kak Naomi, Lili, Renata, Bunda There.

Terimakasih atas dukungan dan menjadi teman yang baik.

8. Untuk Mark Lee yang memberi aku semangat dan sukacita, dan NCT.

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih banyak terdapat kekurangan. Peneliti berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Juli 2020 Peneliti,

Ega Devani Sagala NIM. 172101030

(6)

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Jadwal Kegiatan ... 5

1.6 Sistematika Penelitian ... 5

BAB II PROFIL PT. SMARTFREN TELECOM Tbk ... 7

2.1 Sejarah PT Smartfren Telecom Tbk ... 7

2.2 Visi dan Misi ... 8

2.3 Logo dan Makna ... 9

2.4 Struktur Organisasi ... 10

2.5 Job Description... 11

2.6 Kegiatan Usaha ... 13

2.7 Strategi Usaha ... 14

2.8 Kinerja Perusahaan ... 14

2.9 Rencana Kegiatan ... 15

BAB III PEMBAHASAN ... 18

3.1 Laporan Keuangan ... 18

3.2 Rasio Keuangan ... 23

3.3 Perhitungan dan Analisis Rasio Keuangan ... 29

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 40

4.1 Kesimpulan ... 40

4.2 Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 43

(7)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Jadwal Kegiatan ... 5

3.1 Neraca PT Smartfren Telecom Tbk ... 19

3.2 Laporan Laba Rugi PT Smartfren Telecom Tbk... 21

3.3 Current Ratio ... 24

3.4 Cash Ratio ... 25

3.5 Debt to Asset Ratio (Debt Ratio) ... 26

3.6 Debt to Equity Ratio ... 27

3.7 Total Assets Turnover ... 28

3.8 Inventory Turnover... 28

3.9 Average Collection Period ... 29

3.10 Net Profit Margin ... 30

3.11 Return of Investment (ROI) ... 31

3.12 Return of Equity Ratio (ROE) ... 31

3.13 Rasio Keuangan PT Smartfren Telecom Tbk ... 38

(8)

2.1 Logo PT Smartfren Telecom Tbk ... 9 2.2 Struktur Organisasi PT Smartfren Telecom Tbk ... 11

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman 1 Neraca PT Smartfren Telecom Tbk ... 44 2 Laporan Laba Rugi PT Smartfren Telecom Tbk ... 46

(10)

1.1 Latar Belakang

Di era modern ini, banyak perusahaan yang berlomba-lomba meluncurkan inovasi dan produk unggulan mereka masing-masing. Persaingan yang kuat menuntut perusahaan menciptakan sesuatu yang nantinya bisa berguna dan banyak dikonsumi masyarakat, sebagai tujuan pasar. Hal demikian dilakukan bertujuan untuk mendapat laba yang besar.

Pada umumnya keberhasilan perusahaan dapat dilihat dari kinerja perusahaan, apakah sudah mampu menciptakan pasar yang sehat atau tidak. Selain itu, perusahaan juga harus mampu bertahan dalam kondisi apapun. Dan laba berperan penting karena dapat digunakan sebagai sumber pembiayaan dan menjaga keberlangsungan perusahaan.

Untuk menilai kondisi suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan. Berdasarkan konsep keuangan maka laporan keuangan sangat diperlukan untuk mengetahui sudah sejauh mana perusahaan mencapai tujuannya.

(Fahmi 2012:23). Laporan keuangan dapat dipakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan adalah sebuah laporan yang diterbitkan oleh perusahaan untuk para pemegang sahamnya yang memuat laporan keuangan dasar dan juga analisis manajemen atas operasi tahun lalu dan pendapatan mengenai prospek perusahaan dimasa mendatang. (Rodoni, 2014:13). Pentingnya analisis laporan keuangan dapat dilihat dari semakin marak dan berkembangnya investasi

(11)

2

serta ikut peran pasar modal dan perbankan yang artinya makin dibutuhkan fungsi analisis keuangan. Analisis laporan keuangan memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap kinerja keuangan perusahaan daripada analisis hanya terhadap data keuangan.

Menurut Hery (2015:164), analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling sering dilakukan untuk menilai kondisi keungan dan kinerja perusahaan dibandingkan dengan alat analisis keuangan lainnya. Ada beberapa rasio yang sering dipakai dalam menganalisis laporan keuangan perusahaan seperti analisis rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Dimana masing-masing rasio tersebut memiliki peran berbeda-beda dalam mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan.

Belakangan keberadaan perusahaan telekomunikasi di Indonesia sudah menjadi salah satu kebutuhan sekunder dalam melakukan berbagai kegiatan.

Memudahkan dalam mengakses infomasi dan komunikasi membuat berbagai kegiatan lebih praktis dan mudah. Bahkan tak sedikit pekerjaan sangat mengandalkan teknologi komunikasi sehingga menjadi ketergantungan.

Data statistik 2019 menunjukkan pengguna internet di Indonesia pada 2018 sebanyak 95,2 juta, tumbuh 13,3% dari 2017 yang sebanyak 84 juta pengguna. Pada tahun selanjutnya pengguna internet di Indonesia akan semakin meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 10,2% pada periode 2018-2023.

Pada 2019 jumlah pengguna internet di Indonesia diproyeksikan tumbuh 12,6%

dibandingkan 2018, yaitu menjadi 107,2 juta pengguna.

(12)

PT Smartfren Telecom menjadi salah satu perusahaan telekomunikasi yang berkembang di Indonesia. Smartfren (sebelumnya bernama Smart, Fren, esia, Hepi, AHA dan BOLT!) adalah operator penyedia jasa telekomunikasi berbasis teknologi 4G LTE Advanced yang merupakan pengembangan lanjutan dari 4G.

Berdasarkan uraian diatas untuk mengetahui sejauh mana kinerja dari perusahaan saat ini, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap PT Smartfren Telecom Tbk dan menuliskan dalam bentuk Tugas Akhir dengan judul “Analisis Rasio Keuangan dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan PT Smartfren Telecom Tbk Periode 2017-2019”.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana kinerja perusahaan PT. Smartfren Telecom Tbk periode 2017- 2019 yang ditinjau dari rasio keuangan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui kondisi kinerja perusahaan PT. Smartfren Telecom Tbk melalui analisis rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas pada periode 2017-2019.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Peneliti dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dan dapat mempraktekkan secara langsung analisis rasio keuangan sehingga lebih memahami dalam menilai kinerja suatu perusahaan.

(13)

4

2. Bagi PT Smartfren Telecom Tbk

Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi mengenai kinerja perusahaan dan diharapkan dapat membantu dalam pengambilan keputusan perusahaan.

3. Bagi Pembaca

Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi dan penambah wawasan ilmu pengetahuan.

1.5 Jadwal Kegiatan

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan

No Kegiatan

Mei-

20 Jul-20 Agt-20 Okt-20

I II III IV I II III IV I II IV 1. Pengajuan Judul 2.

Pengajuan Dosen

Pembimbing 3.

Pengumpulan

Data

4.

Penyusunan

Tugas Akhir 5.

Bimbingan Tugas

Akhir

6.

Penyelesaian

Tugas Akhir

1.6 Sistematika Penelitian

Adapun sistematika penulisan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah :

(14)

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penilitian, jadwal kegiatan dan sistematika penulisan.

BAB II : PROFIL PT SMARTFREN TELECOM Tbk

Bab ini membahas sejarah, visi & misi, logo, struktur organisasi, kegiatan usaha, dan strategi usaha pada PT Smartfren Telecom Tbk.

BAB III : PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan mengenai laporan keuangan, analisis laporan keuangan, analisis rasio keuangan, macam rasio keuangan, perhitungan rasio keuangan dan interpretasi kinerja perusahaan PT. Smartfren Telecom Tbk periode 2017-2019.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini peneliti memberikan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan terhadap PT. Smartfren Telecom Tbk dan saran yang akan diajukan untuk pengembangan proses pengelolan data di PT. Smartfren Telecom Tbk.

(15)

BAB II

PROFIL PERUSHAAN PT SMARTFREN TELECOM Tbk 2.1 Sejarah PT Smarfren Telecom Tbk

PT Smartfren Telecom Tbk (yang selanjutnya disebut “Smartfren” atau

“Perseroan”) didirikan pada tanggal 2 Desember 2002 dengan nama PT Mobile-8 Telecom berdasarkan Akta No. 11 tanggal 2 Desember 2002 dari Imas Fatimah, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tanggal 16 Desember 2002 yang dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 18 tanggal 3 Maret 2003.

Setelah melakukan penawaran umum perdana pada 2006, Perseroan berubah nama menjadi PT Smartfren Telecom Tbk pada tahun 2011, berdasarkan Akta No.

90 tanggal 28 Maret 2011 dari Linda Herawati, S.H., notaris di Jakarta. Akta perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada tanggal 4 April 2011. Pelaporan perubahan data Perseroan telah diterima dan disetujui oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tanggal 12 April 2011.

Perseroan adalah operator seluler berbasis teknologi 4G LTE dengan jangkauan terluas di Indonesia. Layanan 4G LTE adalah layanan teknologi jaringan nirkabel generasi keempat (4G) yang telah diadopsi oleh mayoritas operator GSM dan CDMA di seluruh dunia. Perseroan meluncurkan layanan 4G LTE Advanced secara komersial pada Agustus 2015 dengan menggunakan

(16)

FDD dan TDD di frekuensi 850 MHz dan 2300 MHz. Terobosan ini menjadikan Perseroan sebagai satu satunya operator yang menerapkan jaringan 4G LTE hybrid yang pertama dan terluas di Indonesia.

Pada 2019, Perseroan membukukan peningkatan jumlah pelanggan menjadi 23,5 juta pelanggan dari 12,3 juta pelanggan di 2018. Pencapaian ini tidak terlepas dari upaya Perseroan untuk menciptakan paket berlangganan dengan nilai terbaik di pasaran, seperti paket internet unlimited dan paket dengan kuota data yang menarik, serta program loyalti Smartfren WOW yang diluncurkan di September 2019.

Untuk memperluas layanan dan jangkauan layanan, Perseroan senantiasa memperkuat permodalan yang didukung penuh oleh Pemegang Saham Perseroan.

Per 31 Desember 2019, mayoritas saham Perseroan dimiliki oleh PT Global Nusa Data (36,6%), diikuti PT Wahana Inti Nusantara (22,3%), PT Bali Media Telekomunikasi (14,8%), dan sisanya dimiliki oleh publik (26,3%).

2.2 Visi & Misi PT. Smartfren Telecom Tbk 2.2.1 Visi

Paling dicintai dan dipercaya oleh pelanggan, karyawan, dan pemangku kepentingan.

2.2.2 Misi

Memperkaya kehidupan pelanggan melalui produk dan layanan inovatif yang dimungkinkan oleh jaringan 4G LTE terluas dan paling dapat diandalkan.

(17)

8

2.3 Logo PT. Smartfren Telecom Tbk

Sumber: https://www.smartfren.com/, 2020

Gambar 2.1

Logo PT.Smartfren Telecom Tbk

Melambangkan pancaran sinar matahari yang tidak pernah berhenti bersinar, memberikan terang dan kehidupan, yang merupakan komitmen usaha yang dijalankan oleh Sinarmas, baik untuk masyarakat maupun seluruh karyawan PT Smartfren Telecom Tbk.

(18)

2.4 Struktur Organisasi

(19)

10

Sumber:https://www.smartfren.com/,2020

Gambar 2.2

Struktur Organisasi PT.Smartfren Telecom Tbk 2.5 Job Description

1. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris bertanggung jawab untuk mengawasi manajemen Perusahaan oleh Direksi. Dalam memenuhi tugas ini, Dewan Komisaris sering berkomunikasi dengan Direksi dan komite di bawah pengawasannya melalui rapat dan laporan. Dewan Komisaris juga memberi nasihat kepada Direksi tentang hal-hal manajemen.

Tanggung Jawab :

a. Mengawasi jalannya perusahaan secara berkala, serta untuk mengevaluasi tentang hasil yang diperoleh perusahaan.

(20)

b. Menentukan siapa yang menjadi Direktur.

c. Menyetujui planning yang akan di ajukan oleh Direktur.

d. Memberikan masukan-masukan yang berguna bagi perusahaan.

2. Komite Audit

Komite audit adalah komite operasi dewan direksi yang bertanggung jawab atas pengawasan pelaporan keuangan dan pengungkapan. Anggota komite diambil dari anggota dewan direktur perusahaan, dengan seorang Ketua dipilih dari anggota komite.

3. Managing Director

Seorang managing director adalah seseorang yang bertanggung jawab atas operasi harian perusahaan, organisasi, atau divisi perusahaan. Di beberapa negara, istilah ini setara dengan CEO (Chief Executive Officer) kepala eksekutif sebuah perusahaan.

4. Presiden Direktur

Presiden direktur bertugas sebagai koordinator, komunikator, pengambil keputusan, pemimpin, pengelola dan eksekutor dalam menjalankan dan memimpin perusahaan.

5. Direktur Komersial

Direktur Komersial adalah seorang eksekutif tingkat tinggi yang ditugaskan untuk memimpin suatu organisasi melalui lanskap komersial pekerjaan Direktur Komersial untuk membantu perusahaan atau nirlaba mereka mempertahankan lintasan pertumbuhan yang konsisten, sambil menghindari rintangan yang timbul dari pasar yang terus berubah.

(21)

12

2.6 Kegiatan Usaha

Sesuai dengan ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan tentang Maksud dan Tujuan, serta Kegiatan Usaha, Perseroan melakukan kegiatan usaha berikut:

2.6.1 Kegiatan Usaha Utama

1. Penyelenggaraan jaringan dan jasa telekomunikasi.

2. Menawarkan jasa telekomunikasi di wilayah Republik Indonesia.

2.6.2 Kegiatan Usaha Penunjang

1. Menyediakan berbagai produk multimedia dan jasa terkait lainnya termasuk tetapi tidak terbatas pada penjualan secara langsung maupun tidak langsung, voice services, data/ image dan jasa-jasa komersial mobile lainnya.

2. Merencanakan, mengadakan, merekayasa, membangun, menyediakan, mengelola, mengembangkan, memiliki dan mengoperasikan, menyewa, menyewakan serta memelihara sarana/fasilitas dan jaringan termasuk sumber daya untuk mendukung kegiatan usaha Perseroan dalam penyelenggaraan jaringan telekomunikasi, jasa telekomunikasi serta informatika dan/atau jasa teknologi konvergensi yang senantiasa menyesuaikan era dan kebutuhan.

3. Memperdagangkan barang-barang, perangkat-perangkat dan/atau produk- produk telekomunikasi, termasuk tetapi tidak terbatas impor atas barang- barang, perangkat-perangkat dan/atau produk-produk telekomunikasi tersebut.

(22)

4. Mendistribusikan dan menjual barang-barang, perangkat-perangkat dan/atau produk-produk telekomunikasi.

5. Menyediakan layanan purnajual atas penjualan barang-barang, perangkat-perangkat dan/atau produk-produk telekomunikasi.

6. Menawarkan jasa penyimpanan uang elektronik (e-money) baik dengan media kartu prabayar (pre-paid card) maupun kartu pasca bayar (postpaid card).

7. Menawarkan jasa pembayaran dan/atau pengiriman uang dalam negeri dan luar negeri.

2.7 Strategi Usaha

1. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran Smartfren difokuskan kepada pendekatan generasi milenial yang merupakan generasi pengguna data yang semakin bertumbuh.

Melanjutkan strategi pemasaran yang semakin agresif di platform digital, antara lain melalui media sosial seperti Instagram, YouTube, Facebook, dan Twitter.

2. Strategi Produk

Produk-produk Smartfren dirancang dengan memperhatikan target pangsa pasar yang utama yakni generasi muda yang membutuhkan kuota data yang besar namun dengan penawaran harga yang menarik. Produk Super 4G Unlimited yang ditawarkan Smartfren memberikan kebebasan dalam bentuk kuota internet unlimited dengan harga yang paling kompetitif di pasaran, sesuai dengan kebutuhan generasi milenial. Selain paket

(23)

14

unlimited, Smartfren juga menyediakan paket internet berbasis volume

dengan ragam pilihan kuota, sehingga pelanggan memiliki kebebasan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan mereka.

3. Strategi Pengembangan Infrastruktur

Sebagai operator telekomunikasi dengan jaringan 4G terbaik dan terluas di Indonesia, selalu berupaya untuk meningkatkan jangkauan layanan agar semakin dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia di berbagai pelosok.

Selain pengembangan jaringan di kota besar, juga turut berperan dalam menghadirkan layanan seluler di daerah-daerah terluar di Indonesia, dengan harapan daerah-daerah terluar tersebut mendapatkan kemudahan akses komunikasi demi pengembangan potensi sosial dan ekonomi.

2.8 Kinerja Perusahaan

Di tengah pertumbuhan positif industri telekomunikasi nasional, Perseroan pun turut mencatatkan kinerja membanggakan sepanjang tahun 2019 yang merupakan output dari penerapan strategi yang berorientasi pada pelanggan.

Dengan meningkatkan pelayanan pelanggan dalam hal kualitas jaringan yang semakin baik dan pengembangan produk yang mengakomodasi kebutuhan layanan Data pelanggan, Perseroan mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 27% dari Rp 5,4 triliun di 2018 menjadi Rp 6,9 triliun di 2019. Pertumbuhan ini diikuti dengan kenaikan EBITDA sebesar 42% dari Rp 975 miliar di 2018 menjadi Rp 1,3 triliun di 2019, dengan marjin EBITDA tercatat sebesar 20%. Dari segi jumlah pelanggan, Perseroan juga menunjukkan pertumbuhan yang baik, dimana jumlah pelanggan pada akhir tahun 2019 meningkat menjadi 23,5 juta

(24)

dibandingkan dengan jumlah pelanggan per akhir tahun 2018 sebanyak 12,3 juta pelanggan.

Selain itu, sejalan dengan strategi untuk meningkatkan pelayanan pelanggan dengan memberikan layanan Data berkualitas, Perseroan juga menambah jumlah BTS pada 2019 menjadi 31.000 BTS, meningkat dibandingkan jumlah BTS pada 2018 yang tercatat sebanyak 19.000 BTS. Seluruh pencapaian ini membuat Perseroan patut berbangga karena berhasil beradaptasi di tengah dinamika industri telekomunikasi yang sempat terpuruk dan kini mulai bangkit.

2.9 Rencana Kegiatan

1. Produk Baru

Menghadapi persaingan di industri telekomunikasi, Perseroan telah menginisiasi penyediaan layanan bernilai tambah (Value Added Service) sehingga tidak lagi sekadar memberikan paket data murah Perseroan memberikan lebih banyak manfaat kepada pelanggan atas biaya yang dikeluarkan. Selain itu, Perseroan akan terus melanjutkan kesuksesan paket kebutuhan yang dirasakan oleh pelanggan.

2. Pelanggan

Perseroan meyakini bahwa penggunaan layanan data akan semakin meningkat pada era digital ini, khususnya ketika kebutuhan untuk berkomunikasi secara online meningkat di tengah pandemi pada 2020.

Penggunaan smartphone yang semakin menjamur juga mendukung gaya

(25)

16

hidup yang bergerak menuju digitalisasi sepenuhnya. Karena itu untuk berfokus kepada pelanggan dengan memberikan layanan data terbaik.

Perseroan menerapkan strategi dan kebijakan yang berfokus kepada pelanggan (customer-based). Peningkatan kualitas jaringan dan infrastruktur yang didukung dengan strategi pengembangan layanan melalui produk layanan data yang mengakomodasi kebutuhan setiap pelanggan. Untuk pelanggan setia Smartfren, Perseroan akan terus menghadirkan program loyalty pada 2020. Sebagai bukti penghargaan kepada pelanggan yang setia menggunakan layanan Smartfren, Perseroan meluncurkan program Smartfren WOW. Melalui program ini, pelanggan dapat menukarkan poin.

3. Perluasan Jaringan

Perseroan akan terus memperluas jangkauan jaringan secara nasional untuk mencapai pertumbuhan pelanggan baru yang ditargetkan. Perseroan juga akan terus menyediakan layanan data terbaik dengan harga terjangkau, terutama untuk mendapatkan pelanggan baru yang berasal dari kaum milenial yang banyak berkreasi menggunakan data. Dengan adanya perluasan jaringan di seluruh Indonesia, penawaran paket dengan harga terbaik, dan Value Added Service yang akan tetap menjadi prioritas Perseroan pada 2020.

(26)

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Laporan Keuangan

3.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dimana selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang kinerja suatu perusahaan. Menurut Farid dan Siswanto, laporan keuangan merupakan informasi yang diharapkan mampu memberikan bantuan kepada pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial. (Rodoni, 2014:22)

Syahyunan (2015:28), secara umum laporan keuangan menyediakan informasi tentang posisi keuangan pada saat tertentu, kinerja, dan arus kas dalam suatu periode yang ditujukan bagi pengguna laporan keuangan diluar perusahaan untuk menilai dan mengambil keputusan yang bersangkutan dengan perusahaan.

Semakin baik kualitas laporan keuangan yang disampaikan maka semakin meyakinkan terhadap kinerja keuangan perusahaan tersebut. Sebagai sumber informasi, laporan keuangan harus disajikan secara wajar, transparan, mudah dipahami dan dapat diperbandingkan dengan tahun sebelumnya ataupun antar perusahaan sejenis.

Yustina dan Titik (Rodoni, 2014: 25), mengatakan bahwa laporan keuangan ditujukan sebagai pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercaya kepada pemilik perusahaan atas kinerja yang telah dicapai serta

(27)

merupakan laporan akuntansi utama yang mengomunikasikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam membuat analisa ekonomi dan peramalan untuk masa yang akan datang.

Harmono (2011:104), analisis laporan keuangan merupakan alat bagi manajemen keuangan perusahaan yang bersifat menyeluruh, dapat digunakan untuk mendeteksi atau mendiagnosis tingkat kesehatan perusahaan. Dari sudut investor, analisis laporan keuangan dapat berguna dalam mengetahui kondisi perusahaan serta prospek perusahaan yang dapat dihasilkan. Sedangkan dari sudut manajemen, analisis laporan keuangan berguna untuk mengantisipasi keadaan dan sebagai titik tolak bagi tindakan perencanaan yang akan mempengaruhi jalannya kejadian dimasa mendatang.

3.1.2 Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan penggunaan laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi.

Harahap menjelaskan bahwa tujuan laporan keuangan dibagi menjadi : a. Tujuan Khusus

Menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang diterima.

b. Tujuan Umum

Memberikan informasi sumber ekonomi, kewajiban, kekayaan bersih, dan

(28)

proyeksi laba, perubahan harta dan keawajiban, serta informasi lain yang revelan.

3.1.3 Bentuk Laporan Keuangan

Dua jenis laporan keuangan yang umum dibuat setiap perusahaan adalah :

a. Neraca

Neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan berupa aktiva, hutang, dan ekuitas pemegang saham suatu perusahaan pada saat tertentu.

Tabel 3.1

PT Smartfren Telecom Tbk Neraca Per 31 Desember 2017-2019

2017 2018 2019

AKTIVA

Aktiva Lancar

Kas dan setara kas 441,501,149,942 405,702,084,176 196,775,520,432 Piutang usaha 582,013,021,310 188,095,534,192 158,736,819,445 Persediaan 382,345,120,866 67,645,533,383 60,265,792,900 Pajak dibayar dimuka 165,306,106 150,328,539,745 203,136,861,205 Biaya dibayar dimuka 1,064,205,616,611 1,095,931,222,584 1,164,049,414,048 Aktiva lancar lain-lain 236,369,982,734 147,444,502,861 51,898,046,046

Jumlah aktiva lancar 2,570,255,076,703 1,987,582,883,559 1,774,596,661,176

Aktiva tidak lancar

Aktiva pajak

tangguhan 1,724,331,525,592 1,450,633,380,973 1,605,313,151,236

Aktiva tetap 18,560,351,105,676 18,850,956,072,023

Uang muka jangka

panjang 1,103,783,837,091 1,953,159,840,116 2,169,525,928,939 Biaya dibayar dimuka

jangka panjang 33,572,204,859 44,900,061,867 72,685,547,783 Aktiva lain-lain 122,205,926,487 24,597,707,149 23,662,804,613

Jumlah aktiva tidak

lancar 21,544,244,599,705 23,226,012,193,478 25,875,865,517,163

(29)

20

JUMLAH AKTIVA 24,114,499,676,408 25,213,595,077,036 27,650,462,178,339

KEWAJIBAN DAN

EKUITAS

Kewajiban lancar

Utang usaha 1,373,213,463,739 61,095,769 1,597,821,220,436 Utang pajak 18,273,082,354 464,759,856,898 42,239,149,114 Beban akrual 1,580,733,505,456 24,391,974,443 2,566,925,124,327 Pendapatan diterima

dimuka 86,869,519,838 2,444,582,400,584 697,025,002,390

Uang muka pelanggan 101,987,075,900 246,677,057,821 173,454,756,429 Biaya yang jatuh

tempo dalam 1 tahun 3,250,125,035,465 2,268,925,025,887 1,035,475,101,895

Utang lancar lainnya - 500,000,000,000 6,995,727,582

Jumlah kewajiban

lancar 6,411,201,682,752 6,113,366,615,810 6,119,936,082,173

Biaya yang jatuh tempo lebih dari 1

tahun 6,846,921,549,433 5,451,455,386,517 7,436,131,544,162 Utang derivatif 653,113,348,501 777,555,594,590 806,278,550,365 Utang imbalan kerja

jangka panjang 170,584,253,000 176,919,378,000 225,401,300,000 Kewajiban tidak lancar

lainnya 787,809,285,344 246,292,278,477 327,227,903,620

Jumlah kewajiban

tidak lancar 8,458,428,436,278 6,652,222,637,584 8,795,039,298,147

Jumlah kewajiban 14,869,630,119,030 12,765,589,253,394 14,914,975,380,320

EKUITAS

Modal saham 16,721,141,668,400 23,462,023,225,000 28,146,978,619,300 Tambahan modal

disetor 718,357,014,163 713,340,973,067 713,340,973,067

Obligasi wajib

konversi 10,200,000,000,000 10,200,000,000,000 8,000,000,000,000

Saldo laba (defisit)

Ditentukan

penggunanya 100,000,000 100,000,000 100,000,000

Tidak ditentukan

penggunanya (18,395,050,021,610) (21,927,565,829,943) (24,124,967,605,504) Jumlah ekuitas yg

didistrubusikan -

12,447,898,368,124 12,735,486,798,019

(30)

Kepentingan non-

pengendali 320,896,425 107,455,518 54,811,156

Jumlah ekuitas 9,244,869,557,378 12,448,005,823,642 12,735,486,798,019

JUMLAH

KEWAJIBAN DAN

EKUITAS 24,114,499,676,408 25,213,595,007,036 27,650,462,178,339 Sumber: PT Smartfren Telecom Tbk, 2020 (Data diolah)

b. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu.

Tabel 3.2

PT Smartfren Telecom Tbk Laporan laba Rugi Per 31 Desember 2017-2019

2017 2018 2019

PENDAPATAN

USAHA 4,668,495,942,494 5,490,311,128,559 6,987,804,620,572

BEBAN USAHA

Penyusutan dan

amortisasi 2,916,137,204,778 3,621,087,413,155 3,683,331,670,598 Operasi dan

pemeliharan 2,734,371,461,214 3,118,753,337,293 3,683,182,101,527 Penjualan dan

Pemasaran 579,761,454,161 648,487,185,301 939,362,411,828 Karyawan 516,220,385,143 552,264,131,585 778,348,567,265 Umum dan

administrasi 175,204,159,470 196,253,165,341 205,868,684,660

Jumlah beban usaha 6,921,694,664,766 8,136,845,232,675 9,290,093,435,878

RUGI USAHA (2,253,198,722,272) (2,646,534,104,116) (2,302,288,815,306)

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-

LAIN

Beban lain-lain -

Bersih (524,444,426,967) (639,303,344,505) (36,928,610,880)

(31)

22

RUGI SEBELUM

PAJAK (2,777,643,151,259) (3,285,837,448,621) (2,339,217,426,186)

BEBAN PAJAK

TANGGUHAN (245,092,591,197) (266,996,558,619) 151,445,579,263

RUGI LAIN

SETELAH PAJAK (2,185,671,000) 20,104,758,000 (9,702,573,000)

JUMLAH RUGI

BERSIH (3,024,921,413,456) (3,532,729,249,240) (2,197,474,419,923) Sumber: PT Smartfren Telecom Tbk, 2020 (Data diolah)

3.2 Rasio Keuangan

3.2.1 Pengertian Rasio Keuangan

Analisis laporan keuangan penting dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Informasi ini diperlukan untuk mengevaluasi kinerja yang dicapai manajemen perusahan ke depan. Salah satu cara untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dari laporan keuangan perusahaan adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan.

Analisis rasio keuangan merupakan analisis untuk mengidentifikasi kondisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos-pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (Harahap 2013:297). Rasio keuangan merupakan suatu petunjuk atau suatu indikasi mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan, namun tidak merupakan gambaran lengkap mengenai kondisi keuangan perusahaan yang bersangkutan.

3.2.2 Jenis Rasio Keuangan

Dalam praktiknya terdapat beberapa jenis rasio keuangan yang dapat digu-

(32)

nakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan (Kasmir, 2010 : 110).

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, maka akan mampu untuk membayar utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo.

a. Current Ratio

Current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan

membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio ini juga dapat disebut sebagai bentuk mengukur tingkat keamanan suatu perusahaan.

b. Cash Ratio

Cash ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan kas dan surat

berharga yang dimiliki perusahaan untuk menutup utang lancar. Rasio ini paling akurat dalam mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek karena hanya memperhitungkan komponen aktiva lancar yang paling likuid. Semakin tinggi cash ratio semakin baik kondisi keuangan jangka pendek perusahaan, dan sebaliknya. (Sudana, 2011 : 24)

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =Aktiva lancar Utang Lancar

𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = Kas + Efek Utang Lancar

(33)

24

2. Rasio Leverage

Menurut Harahap (2013 : 306) rasio ini menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio leverage atau rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya, berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibanding dengan aktivanya.

a. Debt to Asset Ratio (Debt Ratio)

Merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva yaitu dengan membandingkan antara total utang dengan total aktiva.

b. Debt to Equity Ratio

Merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas, dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan atau untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang.

3. Rasio Aktivitas

𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =Total Utang Ekuitas 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = Total Utang

Total Aktiva

(34)

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya atau rasio untuk mengukur tingkat efesien pemanfaatan sumber daya perusahaan. Rasio aktivitas digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.

a. Total Assets Turnover

Total assets turnover mengukur efektifitas penggunaan seluruh aktiva dalam

menghasilkan penjualan, dan semakin besar rasio ini berarti semakin efektif pengelolaan seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan.

b. Inventory Turnover

Inventotory turnover merupakan rasio untuk mengukur perputaran

persediaan dalam menghasilkan penjualan dalam satu periode atau satu tahun. Semakin tinggi rasio ini maka semakin efektif pengelolaan persediaan dan sebaliknya.

c. Average Collection Period

Average Collection Period merupakan rasio ini mengukur efisiensi

pengelolaan piutang perusahaan. Rata-rata jangka waktu penagihan adalah rata-rata jangka waktu lamanya perusahaan harus menunggu pembayaran

𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 = Penjualan Persediaan 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 = Penjualan

Total Aktiva

(35)

26

setelah melakukan penjualan. Satu tahun dapat diasumsikan 360 hari atau 365, kedua angka ini digunakan dalam lingkup keuangan dan perbedaannya tidak akan mempengaruhi keputusan yang dihasilkan. Semakin kecil harinya akan semakin baik. (Fahmi, 2012:78).

4. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan seperti aktiva, modal atau penjualan perusahaan atau disebut juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.

a. Net Profit Margin

Net profit margin merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan laba bersih dari penjualan yang dilakukan perusahaan.

Rasio ini menunjukkan efesiensi yang dicapai bagian produksi, personalia, serta pemasaran dalam menghasilkan laba.

b. Return of Investment (ROI)

𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =Laba Bersih Penjualan 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝐶𝑜𝑙𝑙𝑒𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 = Piutang

Penjualan/360

(36)

ROI merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva

yang digunakan dalam perusahaan, juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya.

c. Return of Equity (ROE)

ROE menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang dimilki perusahaan.

Rasio ini penting bagi pemegang saham untuk mengetahui efektivitas dan efesien pengelolaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan.

3.3 Perhitungan dan Analisis Rasio Keuangan

Berikut adalah perhitungan rasio-rasio keuangan yang akan dianalisis:

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.

a. Current Ratio

𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑓 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 (𝑅𝑂𝐼) =Laba Bersih Setelah Pajak Total Aktiva

𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑓 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 (𝑅𝑂𝐸) = Laba Bersih Setelah Pajak Total Ekuitas

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =Aktiva lancar Utang Lancar

(37)

28

Tabel 3.3 Current Ratio

Tahun Aktiva Lancar Utang Lancar Rasio 2017 2,570,255,076,703 6,411,201,682,752 40%

2018 1,987,582,883,558 6,113,366,615,810 33%

2019 1,774,596,661,176 6,119,936,082,173 29%

Sumber: PT Smartfren Telecom Tbk, 2020

Jika mengikuti prinsip pembelanjaan secara umum yaitu current ratio yang baik sebesar 200%, current ratio perusahaan dapat dikategorikan kurang baik. Namun, menurut Bambang Riyanto (2010,28) pedoman current ratio 2 : 1 hanya didasarkan pada prinsip “hati-hati”, yang artinya

itu bukanlah pedoman yang mutlak. Setiap utang lancar Rp. 1,00 dijamin oleh aktiva lancar Rp. 0,40 pada tahun 2017, Rp. 0,33 pada tahun 2018, dan Rp. 0,29 pada tahun 2019.

Perusahaan masih mampu membayar kewajiban jangka pendeknya, walaupun tergolong rendah, terlebih tahun 2019. Setiap tahunnya current ratio perusahaan mengalami penurunan, hal ini disebabkan menurunnya

nilai aktiva lancar perusahaan sementara utang lancarnya berkisar tetap.

b. Cash Ratio

Tabel 3.4 Cash Ratio

Tahun Kas Efek Utang Lancar Rasio

2017 441,501,149,942 0 6,411,201,682,752 7%

2018 405,702,084,176 0 6,113,366,615,810 7%

2019 196,775,520,432 0 6,119,936,082,173 3%

Sumber: PT Smartfren Telecom Tbk, 2020 𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = Kas + Efek

Utang Lancar

(38)

Dari rasio diatas dapat diketahui bahwa kas sangat berpengaruh pada besar kecilnya rasio yang dihasilkan. Terlihat dari tahun 2019, terjadi penurunan rasio yaitu 3% dikarenakan kas perusahaan mengalami penurunan dan utang lancarnya berkisar tetap dari tahun sebelumnya.

Sementara pada tahun 2017 dan 2018 rasio yang dihasilkan sama yaitu 7%, karena kas perusahaan tergolong stabil pada kedua tahun tersebut.

2. Rasio Leverage

Rasio leverage adalah rasio yang mengukur berapa besar penggunaan utang dalam pembelanjaan perusahaan.

a. Debt to Asset Ratio (Debt Ratio)

Tabel 3.5

Debt to Asset Ratio (Debt Ratio)

Tahun Total Utang Total Aktiva Rasio

2017 14,869,630,119,030 24,114,499,676,408 62%

2018 12,765,589,253,394 25,213,595,077,036 51%

2019 14,914,975,380,320 27,650,462,178,339 54%

Sumber: PT Smartfren Telecom Tbk, 2020

Rasio ini menunjukkan bahwa penggunaan utang berbanding lurus dengan aktiva yang dihasilkan, artinya berapa besar utang perusahaan bertujuan untuk menghasilkan aktiva yang diharapkan. Namun, rasio ini juga memiliki resiko jika utang yang dimiliki terlalu besar karena belum pastinya aktiva yang dihasilkan dari utang tersebut.

𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = Total Utang Total Aktiva

(39)

30

Performa terbaik dari ketiga tahun ialah tahun 2018, karena memiliki jumlah utang yang terkecil, namun menghasilkan aktiva yang baik, sehingga rasionya juga yang paling baik. Tahun 2019 juga dapat dikatakan baik meskipun utangnya sama besar dengan tahun 2017, tapi aktiva yang dihasilkan cukup besar. Pada tahun 2017, perusahaan masih menghasilkan aktiva yang belum terlalu baik dibanding utangnya.

b. Debt to Equity Ratio

Tabel 3.6 Debt to Equity Ratio

Tahun Total Utang Ekuitas Rasio

2017 14,869,630,119,030 9,244,869,557,378 161%

2018 12,765,589,253,394 12,765,589,253,394 100%

2019 14,914,975,380,320 12,735,486,798,019 117%

Sumber: PT Smartfren Telecom Tbk, 2020

Semakin rendah rasio ini, maka semakin baik ekuitas dapat menjamin total utang perusahaan. Pada tahun 2017, setiap rupiah ekuitas digunakan untuk menjamin total utang sebesar Rp. 1,61. Tahun 2018 dan 2019, setiap rupiah ekuitas menjamin total utang sebesar Rp. 1,00 dan Rp. 1,17.

Karena angka rasio perusahaan ini diatas maksimal angka 1, maka dapat diketahui bahwa perusahaan tidak dapat menjamin utang dengan ekuitas atau modal sendirinya dengan baik. Tetapi tahun 2018 lebih baik karena menurun cukup drastis dari periode lalu dan mendekati standar rasio baik.

3. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang mengukur efektivitas dan efesien perusahaan dalam mengelola aktivitas yang dimiliki perusahaan.

𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =Total Utang Ekuitas

(40)

a. Total Assets Turnover

Tabel 3.7 Total Assets Turnover

Tahun Penjualan Total Aktiva Rasio

2017 4,668,495,942,494 24,114,499,676,408 0.19X 2018 5,490,311,128,559 25,213,595,077,036 0.22X 2019 6,987,804,620,572 27,650,462,178,339 0.25X Sumber: PT Smartfren Telecom Tbk, 2020

Total asset turnover digunakan untuk mengukur efektivitas perputaran

semua aktiva dalam perusahaan. Pada tahun 2017 menunjukkan dana yang berputar dalam aktiva adalah 0,19 kali, tahun 2018 meningkat menjadi 0,22 kali dan tahun 2019 meningkat juga menjadi 0,25. Semakin besar rasio ini berarti semakin baik dan efesien perusahaan dalam menggunakan aktivanya.

Meskipun terjadi peningkatan efektivitas setiap tahunnya, namun kinerja perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya masih kurang efesien.

b. Inventory Turnover

Tabel 3.8 Inventory Turnover

Tahun Penjualan Persediaan Rasio

2017 4,668,495,942,494 382,345,120,866 12.2X 2018 5,490,311,128,559 67,645,533,383 81.1X 2019 6,987,804,620,572 60,265,792,900 115.9X Sumber: PT Smartfren Telecom Tbk, 2020

Rasio ini untuk mengukur perputaran persediaan dalam menghasilkan penjualan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin efektif pengelolaan

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 = Penjualan Total Aktiva

𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 = Penjualan Persediaan

(41)

32

persediaan dan sebaliknya. Berdasarkan inventory turnover, maka dana yang tertanam dalam persediaan berputar sebanyak 12,2 kali pada tahun 2017, 81,1 kali pada tahun 2018, dan 115,9 kali pada tahun 2019. Inventory turnover perusahaan dalam keadaan baik, hal ini ditunjukkan dari rasio

yang meningkat yang artinya peningkatan efektivitas manajemen perusahaan dalam mengelola persediaannya.

c. Average Collection Period

Tabel 3.9

Avarage Collection Period

Tahun Piutang Penjualan / 360 Rasio

2017 582,013,021,310 12,968,044,285 45 hari 2018 188,095,534,192 15,250,864,246 12 hari 2019 158,736,819,445 19,410,568,390 8 hari Sumber: PT Smartfren Telecom Tbk, 2020

Average collection period perusahaan dalam keadaan baik karena dari tahun ke tahun rata- rata periode penagihan piutang semakin menurun.

Artinya periode penagihan piutang perusahaan semakin efektif. Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa periode yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang pada tahun 2017 adalah setiap 45 hari sekali, pada tahun 2018 adalah setiap 12 hari sekali, dan pada tahun 2019 adalah 8 hari sekali.

4. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan sumber yang dimiliki misalnya

𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝐶𝑜𝑙𝑙𝑒𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 = Piutang Penjualan/360

(42)

aktiva, modal atau penjualan perusahaan.

a. Net Profit Margin

Tabel 3.10 Net Profit Margin

Tahun Laba Sesudah Pajak Penjualan Rasio 2017 (3,024,921,413,456) 4,668,495,942,494 -64,7%

2018 (3,532,729,249,240) 5,490,311,128,559 -64,3%

2019 (2,197,474,419,923) 6,987,804,620,572 -31,4%

Sumber: PT Smartfren Telecom Tbk, 2020

Berdasarkan laporan laba rugi perusahaan telah mengalami kerugian mulai tahun 2017 sampai dengan tahun 2019 sehingga rasio yang didapat adalah negatif. Selain itu kuantatifnya juga tergolong tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa operasi perusahaan tidak efektif, karena semakin tinggi net profit margin semakin baik operasi perusahaan.

Pada tahun 2017 dan 2018 berarti laba sesudah pajak yang dicapai sebesar -64,7% dan -64,3% dari volume penjualan. Pada tahun 2019 rasio menurun, laba bersih sesudah pajak yang dicapai adalah sebesar -31,4% dari volume penjualan.

b. Return of Investment (ROI)

𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =Laba Bersih Penjualan

𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑓 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 (𝑅𝑂𝐼) =Laba Bersih Setelah Pajak Total Aktiva

(43)

34

Tabel 3.11

Return of Investment (ROI)

Tahun Laba Sesudah Pajak Total Aktiva Rasio 2017 (3,024,921,413,456) 24,114,499,676,408 -12,5%

2018 (3,532,729,249,240) 25,213,595,077,036 -14,0%

2019 (2,197,474,419,923) 27,650,462,178,339 -7,9%

Sumber: PT Smartfren Telecom Tbk, 2020

Untuk ketiga tahun periode perusahaan selalu mengalami kerugian dan rasio yang dihasilkan ialah negatif. Pada tahun 2017, rasio sebesar - 12,5% menunjukkan bahwa penghasilan bersih yang diperoleh adalah sebesar -12,5% dari total aktiva. Pada tahun 2018 meningkat menjadi - 14,0% dan tahun 2019 menurun menjadi -7,9%.

Semakin tinggi rasio yang di dapat maka semakin baik keadaan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa keadaan perusahaan tidak baik dan tidak efektif dalam mengelola investasinya pada jumlah aktiva untuk menghasilkan laba.

c. Return of Equity (ROE)

Tabel 3.12 Return of Equity (ROE)

Tahun Laba Sesudah Pajak Total Ekuitas Rasio 2017 (3,024,921,413,456) 9,244,869,557,378 -32,7%

2018 (3,532,729,249,240) 12,765,589,253,394 -27,6%

2019 (2,197,474,419,923) 12,735,486,798,019 -17,2%

Sumber: PT Smartfren Telecom Tbk, 2020

Perusahaan mengalami kerugian sehingga mempengaruhi rasio yang dihasilkan menjadi negatif. Pada tahun 2017 menunjukkan bahwa tingkat return

𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑓 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 (𝑅𝑂𝐸) =Laba Bersih Setelah Pajak Total Ekuitas

(44)

(penghasilan) yang diperoleh pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan sebesar -32,7%. Pada tahun 2018 tingkat return (penghasilan) yang diperoleh pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan sebesar -27,6% dan tahun 2019 sebesar -17,2%. Semakin besar rasio ini semakin baik bagi perusahaan, maka kemampuan perusahaan dalam mengelola modal sendiri untuk menghasilkan laba tidak baik.

Tabel 3.13

Rasio Keuangan PT Smartfren Telecom Tbk Periode 2017-2019

RASIO KEUANGAN

TAHUN Standar

2017 2018 2019 Industri

Rasio Likuiditas

Current Ratio 40% 33% 29% 200%

Cash Ratio 7% 7% 3% 50%

Rasio Leverage

Debt to Asset Ratio 62% 51% 54% 35%

Debt to Equity Ratio 161% 100% 117% 80%

Rasio Aktivitas

Total Assets Turnover 0.19 kali 0.22 kali 0.25 kali 35%

Inventory Turnover 12.2 kali 81.1 kali 115.9 kali 80%

Average Collection

Period 45 hari 12 hari 8 hari -

Rasio Profitabilitas

Net Profit Margin -64.70% -64.3% -31.4% 20%

Return of Investment

(ROI) -12.5% -14% -7.9% 30%

Return of Equity (ROE) -32.7% -27.6% -17.2% 40%

Sumber: Hasil Penelitian, 2020

(45)

36

Berikut ini adalah penyajian rasio keuangan PT Smartfren Telecom Tbk yang dihasilkan setelah dilakukan perhitungan dan analisis rasio keuangan dan juga penyajian standar rata-rata industri rasio keuangan menurut Kasmir (2011). Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan adalah kurang baik, terlihat dari angka rasio yang dibawah rata- rata industri.

Meski begitu, kinerja perusahaan pada tahun 2017 dibanding tahun 2018 dan 2019 dapat dikatakan bertumbuh dan semakin membaik dari tahun ke tahun. Perusahaan masih banyak kekurangan dan masih butuh lebih banyak pembenahan. Terlebih pada rasio profitabilitas, yakni sebagai tolak ukur laba yang dapat dihasilkan perusahaan, yang ketiga tahun periode semua adalah negatif. Menunjukkan bahwa meskipun perusahaan telekomukasi ini memiliki penjualan yang baik dan banyak dikonsumsi masyarakat, beban usaha yang terlampau besar dapat membuat kinerja perusahaan tidak seimbang.

Sebagai informasi tambahan, perusahaan dapat terus beroperasi meskipun selalu mengalami kerugian dari tahun 2011 hingga sekarang adalah karena mendapat suntikan/bantuan dana dari perusahaan induknya, yaitu Sinar Mas Group.

(46)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, peneliti dapat menyimpulkan bahwa:

1. Rasio Likuiditas

Bahwa perusahaan tidak dalam keadaan likuid.

2. Rasio Leverage

Meskipun rasio ini dari tahun ke tahun mengalami penurunan, untuk ketiga periode aktiva dan ekuitas perusahaan masih cukup tinggi mendanai hutang perusahaan.

3. Rasio Aktivitas

Untuk rasio total assets ratio, efektifitas penggunaan seluruh aktiva perusahaan dalam menghasilkan penjualan dapat dikatakan kurang efektif.

Rasio inventory turnover menunjukkan peningkatan yang baik dari tahun 2017-2019, yang artinya perusahaan efektif dalam mengelola persediaannya. Dan average collection period, periode penagihan piutang perusahaan sangat efektif, terlihat dari setiap tahunnya rasio semakin menurun.

4. Rasio Profitabilitas

Pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2019, rasio profitabilitas perusahaan untuk menghasilkan laba kurang efektif. Hal tersebut ditunjukkan dari angka rasio yang negatif. Penjualan tidak mampu menghasilkan laba operasi

(47)

38

meskipun aktiva tinggi juga tidak mampu menghasilkan laba bersih dan tingkat pengembalian (return) dari modal yang diinvestasikan juga tidak dapat diperoleh.

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti menuliskan beberapa saran yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan PT Smartfren Telecom Tbk kedepannya.

1. Perusahaan diharapkan meningkatkan likuditasnya, perusahaan dapat melakukan penambahan aktiva lancar ataupun kas, dan menambahkan modal sendiri agar mengurangi utang lancar perusahaan.

2. Mempertahankan dan makin meningkatkan tingkat leverage perusahaan, dengan lebih menekan jumlah utang perusahaan agar mengurangi aktiva mendanai utang dan lebih meningkatkan efesiensi penggunaan utang dalam menghasilkan aktiva.

3. Perusahaan diharapkan meningkatkan kinerja dalam memanfaatkan aktivanya. Mempertahankan dalam mengelola persediaan dan perputaran penagihan piutang yang sudah efektif.

4. Untuk meningkat tingkat profitabilitas perusahaan sehingga tidak lagi negatif dari tahun ke tahun, perusahaan harus mengurangi beban usaha yang tinggi agar laba yang yang dihasilkan tidak defisit.

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Bambang, Riyanto. 2010. Dasar-dasar Pembelanjaan, Edisi 4. Yogyakarta: BPFE.

Fahmi, Irham. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Harahap, Sofyan Syahri. 2013. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Harmono. 2011. Manajemen Keungan Berbasis Balanced Scorecard Pendekatan Teori, Kasus dan Riset Bisnis. Jakarta: Bumi Aksara.

Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: CAPS.

Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan edisi kedua. Jakarta: Kencana.

Kasmir. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Rodoni, Ahmad dan Herni Ali. 2014. Manajemen Keuangan Modern. Jakarta:

Mitra WacanaMedia.

Sudana, I Made. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik.

Jakarta:Erlangga.

Syahyunan. 2015. Manajemen Keuangan I. Medan: USU Press.

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/09/09/berapa-pengguna-internet- di-indonesia, Senin/20/Juli/10:15.

https://www.smartfren.com/, Senin/3/Agustus/15:45.

(49)

40

LAMPIRAN Lampiran 1

PT Smartfren Telecom Tbk Neraca Per 31 Desember 2017-2019

2017 2018 2019

AKTIVA

Aktiva Lancar

Kas dan setara kas 441,501,149,942 405,702,084,176 196,775,520,432 Piutang usaha 582,013,021,310 188,095,534,192 158,736,819,445

Persediaan 382,345,120,866 67,645,533,383 60,265,792,900

Pajak dibayar dimuka 165,306,106 150,328,539,745 203,136,861,205 Biaya dibayar dimuka 1,064,205,616,611 1,095,931,222,584 1,164,049,414,048 Aktiva lancar lain-lain 236,369,982,734 147,444,502,861 51,898,046,046

Jumlah aktiva lancar 2,570,255,076,703 1,987,582,883,559 1,774,596,661,176

Aktiva tidak lancar

Aktiva pajak tangguhan 1,724,331,525,592 1,450,633,380,973 1,605,313,151,236

Aktiva tetap 18,560,351,105,676 18,850,956,072,023

Uang muka jangka

panjang 1,103,783,837,091 1,953,159,840,116 2,169,525,928,939 Biaya dibayar dimuka

jangka panjang 33,572,204,859 44,900,061,867 72,685,547,783 Aktiva lain-lain 122,205,926,487 24,597,707,149 23,662,804,613

Jumlah aktiva tidak lancar 21,544,244,599,705 23,226,012,193,478 25,875,865,517,163

JUMLAH AKTIVA 24,114,499,676,408 25,213,595,077,036 27,650,462,178,339

KEWAJIBAN DAN

EKUITAS

Kewajiban lancar

Utang usaha 1,373,213,463,739 61,095,769 1,597,821,220,436

Utang pajak 18,273,082,354 464,759,856,898 42,239,149,114

Beban akrual 1,580,733,505,456 24,391,974,443 2,566,925,124,327 Pendapatan diterima

dimuka 86,869,519,838 2,444,582,400,584 697,025,002,390

Uang muka pelanggan 101,987,075,900 246,677,057,821 173,454,756,429 Biaya yang jatuh tempo

dalam 1 tahun 3,250,125,035,465 2,268,925,025,887 1,035,475,101,895

Utang lancar lainnya - 500,000,000,000 6,995,727,582

(50)

Jumlah kewajiban lancar 6,411,201,682,752 6,113,366,615,810 6,119,936,082,173

Biaya yang jatuh tempo

lebih dari 1 tahun 6,846,921,549,433 5,451,455,386,517 7,436,131,544,162 Utang derivatif 653,113,348,501 777,555,594,590 806,278,550,365 Utang imbalan kerja

jangka panjang 170,584,253,000 176,919,378,000 225,401,300,000 Kewajiban tidak lancar

lainnya 787,809,285,344 246,292,278,477 327,227,903,620

Jumlah kewajiban tidak

lancar 8,458,428,436,278 6,652,222,637,584 8,795,039,298,147

Jumlah kewajiban 14,869,630,119,030 12,765,589,253,394 14,914,975,380,320

EKUITAS

Modal saham 16,721,141,668,400 23,462,023,225,000 28,146,978,619,300 Tambahan modal disetor 718,357,014,163 713,340,973,067 713,340,973,067 Obligasi wajib konversi 10,200,000,000,000 10,200,000,000,000 8,000,000,000,000

Saldo laba (defisit)

Ditentukan penggunanya 100,000,000 100,000,000 100,000,000

Tidak ditentukan

penggunanya (18,395,050,021,610) (21,927,565,829,943) (24,124,967,605,504) Jumlah ekuitas yg

didistrubusikan -

12,447,898,368,124 12,735,486,798,019 Kepentingan non-

pengendali 320,896,425 107,455,518 54,811,156

Jumlah ekuitas 9,244,869,557,378 12,448,005,823,642 12,735,486,798,019

JUMLAH KEWAJIBAN

DAN EKUITAS 24,114,499,676,408 25,213,595,007,036 27,650,462,178,339 Sumber: PT Smartfren Telecom Tbk, 2020

Gambar

Tabel 1.1  Jadwal Kegiatan
Tabel 3.3  Current Ratio
Tabel 3.6  Debt to Equity Ratio
Tabel 3.8  Inventory Turnover
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil : Implementasi pada dilakukan selama 1x20 menit, melakukan pendidikan kesehatan tentang pengertian demam tifoid, tujuan diberikan pendidikan kesehatan,

Saat ini menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan RSUD Kota Bima dan Puskesmas

Dengan komunikasi yang baik dan efektif di tempat kerja diharapkan dapat meningkatkan perilaku aman dan mengurangi perilaku tidak aman di tempat kerja, seperti

Para Pemohon yang merupakan Warga Negara Indonesia yang terpilih menjadi anggota DPD telah dirugikan hak konstitusionalnya oleh ketentuan Pasal 14 ayat (1) UU MPR, DPR, DPD, dan

Karena setting sosial muculnya pemikiran pendidikan ketiga tokoh ini sama, maka usaha-usaha mereka dalam bidang pendidikan diarahkan pada tujuan yang sama yaitu

Pada umumnya gen tahan terdapat pada tanaman liar yang sulit disilangkan dengan tanaman yang dibudidayakan atau kalau disilangkan akan didapatkan keturunan yang

Berdasarkan data awal yang diperoleh di Desa Plalangan Angka bebas jentiknya sudah bagus (ABJ 85%-98%), namun hasil survei terhadap beberapa rumah yang dilakukan masih

Dalam industri tahu di Dusun bapang mesyarakan bukan hanya menilai tentang ekonomi dan nilai manfaat dari industri tahu, yang mana pada umumnya dalam sebuah komoditas