• Tidak ada hasil yang ditemukan

Serambi Konstruktivis, Volume 2, No.4,Desember 2020 ISSN :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Serambi Konstruktivis, Volume 2, No.4,Desember 2020 ISSN :"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

32

Penggunaan Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas XI-MIPA6 Mata Pelajaran Seni Budaya (Rupa)

Materi Konsep, Unsur, Prinsip, Bahan Dan Teknik Dalam Berkarya Seni Rupa Pada SMA Negeri 3 Banda Aceh

Nurfajri, S.Pd

Guru SMA Negeri 3 Banda Aceh

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman melalui penggunaan model pembelajaran discovery learning pada materi konsep, unsur, prinsip, bahan dan teknik dalam berkarya seni rupa bagi siswa kelas XI-MIPA6 SMA Negeri 3 Banda Aceh.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus. Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas XI-MIPA6 SMA Negeri 3 Banda Aceh tahun pelajaran 2019/2020 sebanyak 33 siswa. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif dan analisis deskriptif kualitatif hasil observasi dengan membandingkan hasil observasi dan refleksi pada siklus I dan siklus 2. Melalui penggunaan model pembelajaran discovery learning pada materi konsep, unsur, prinsip, bahan dan teknik dalam berkarya seni rupa mata pelajaran seni budaya (rupa) bagi siswa kelas XI-MIPA6 pada SMA Negeri 3 Banda Aceh diperoleh hasil tes pada siklus I dengan persentase ketuntasan sebesar 66,7% nilai rata-rata kelas sebesar 78,5 dan meningkat pada hasil tes siklus II sebesar 87,9% dengan nilai rata-rata kelas 85,3.

Pada kedua siklus ini terjadi perubahan aktifitas dan perolehan nilai yang signifikan bila dibandingkan dengan pra siklus dengan ketuntasan belajar yang hanya mencapai 39,4% dan nilai rata-rata adalah 68,6. Dengan demikian melalui penggunaan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan pemahaman siswa pada Konsep, unsur, prinsip, bahan dan teknik dalam berkarya seni rupa bagi siswa kelas XI-MIPA6 SMA Negeri 3 Banda Aceh. Selain itu, hasil pengamatan pada proses belajar mengajar memperlihatkan perubahan siswa lebih aktif pada siklus I dan siklus II.

Kata Kunci : Model pembelajaran, discovery learning, seni rupa

PENDAHULUAN

Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dipengaruhi oleh kurikulum, buku pembelajaran, media pembelajaran, model pengajaran. Pembenahan model pembelajaran selalu diakukan dengan mencari model pembelajaran yang tepat sesuai dengan bahan ajar.

Hal ini disebabkan guru masih menggunakan metode mengajar konvensional/ceramah dengan sumber utama pengetahuan berasal dari guru. Dengan kata lain tujuan dari pembelajaran belum tercapai yang disebabkan proses pembelajaran yang cenderung pasif. Kenyataan yang dihadapi saat ini, rata-rata hasil ulangan harian seni budaya (rupa) nilainya kurang maksimal. Dari jumlah siswa sebanyak 33 orang,

(2)

33 hanya 12 orang siswa atau 40% yang memperoleh ketuntasan belajar. Sedangkan 18 orang atau 60% siswa memperoleh nilai di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).

Dalam hal ini, penulis ingin meningkatkan nilai seni budaya (rupa) pada siswa kelas XI-MIPA6 SMA Negeri 3 Banda Aceh melalui penerapan model pembelajaran discovery learning dan penulis melaksanakan suatu penelitian dengan judul

“Penggunaan Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas XI-MIPA6 Mata Pelajaran Seni Budaya (Rupa) Materi Konsep, Unsur, Prinsip, Bahan dan Teknik Dalam Berkarya Seni Rupa Pada SMA Negeri 3 Banda Aceh”.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman melalui penggunaan model pembelajaran discovery learning pada materi konsep, unsur, prinsip, bahan dan teknik dalam berkarya seni rupa bagi siswa kelas XI-MIPA6 SMA Negeri 3 Banda Aceh.

TINJAUAN PUSTAKA Model Discovery Learning

Discovery ialah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud antara lain: mengamati, mencerna, mengerti, menggolonggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Dengan teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan intruksi. Dengan demikian pembelajaran discovery ialah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri (Septian, 2016).

Discovery learning merupakan suatu model untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan oleh peserta didik. Dengan belajar penemuan, anak juga bias belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri problem yang sedang dihadapinya (Hosnan, 2016).

Materi Konsep, Unsur, Prinsip, Bahan dan Teknik Dalam Berkarya Seni Rupa Pengertian analisis dalam konteks apresiasi adalah pengkajian yang cermat terhadap karya seni rupa untuk mengetahui keberadaan karya yang sebenarnya.

Penelaahan secara mendalam dilakukan dengan cara menguraikan masalah pokok dengan bagian-bagian karya seni, termasuk hubungan antar bagian dengan keseluruhan, sehinggga kita memperoleh kesimpulan yang tepat ketika mengkaji karya seni rupa.

a. Konsep

Dalam menganalisis karya seni rupa aspek konsep berkaitan dengan aktivitas pengamatan karya seni untuk menemukan sumber inspirasi, interes seni, interes bentuk, penerapan prinsip estetik, dan pengkajian aspek visual, seperti struktur rupa, komposisi, dan gaya pribadi.

b. Unsur

Sementara, ketika menganalisis unsur rupa kita mengkaji kualitas penggunaan garis, warna, ruang, tekstur dan penyajian bentuk dalam karya seni rupa murni, desain dan kriya.

(3)

34 c. Prinsip

Selanjutnya prinsip estetik kita analisis dengan mengkaji aspek: 1) keselarasan (harmony), 2) kesebandingan (proportion), 3) irama (rythme), 4) keseimbangan (balance), dan 5) penekanan (emphasis) dalam karya seni rupa. Termasuk kaitannya dengan prinsip estetik yang dianut perupa, misalnya kita perlu menetapkan apakah perupa menggunakan pendekatan estetika pramodern, estetika modern, atau estetika posmodern.

d. Bahan

Gagasan seni memerlukan penggunaan bahan baku seni tertentu. Setiap bahan memerlukan pengolahan dan penggunaan alat dan teknik yang sesuai dan serasi.

Misalnya patung yang dipersiapkan sebagai elemen estetik sebuah taman, tidak akan menggunakan bahan kayu dengan teknik pahat, tetapi menggunakan bahan perunggu dengan teknik cor, karena bahan inilah yang tahan terhadap perubahan cuaca.

e. Teknik

Analisis teknik adalah tahapan penting dalam penilaian seni, karena informasi tersebut merupakan bukti proses pembuatan karya seni untuk menafsirkan nilainya.

METODE PENELITIAN Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 3 Banda Aceh di kelas XI-MIPA6 pada materi konsep, unsur, prinsip, bahan dan teknik dalam berkarya seni rupa. Penelitian dilakukan di kelas XI-MIPA6 karena peneliti adalah guru kelas di kelas tersebut.

Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada bulan Januari s/d Maret 2020 semester genap Tahun Pelajaran 2019/2020. Dilakukan pada waktu tersebut karena konsep, unsur, prinsip, bahan dan teknik dalam berkarya seni rupa merupakan pelajaran yang diajarkan pada semester tersebut.

Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas XI-MIPA6 tahun pelajaran 2019/2020. Jumlah siswa sebanyak 33 orang.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu observasi dan test

Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpul data yang digunakan adalah lembar instrumen aktifitas siswa dalam PBM, lembar instrumen PBM guru, butir soal test.

Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif yang terdiri dari :

% Q 100 PHBP

Keterangan: PHB = Penilaian Hasil Belajar P = Skor yang diperoleh siswa

(4)

35 Q = Skor maksimum

Dengan kriteria: 0% PHB<76%, belum tuntas belajar PHB ≥76%, telah tuntas belajar.

Secara individu seorang siswa dikatakan tuntas dalam belajar jika PHB siswa tersebut telah mencapai 76%. Selanjutnya persentase siswa yang telah tuntas dalam belajar secara klasikal dapat dirumuskan sebagai berikut:

% Y 100 PKKX

Keterangan: PKK = Persentase Ketuntasan Klasikal

X = Jumlah siswa yang telah tuntas belajar Y = Jumlah siswa

Kriteria ketuntasan belajar secara klasikal akan diperoleh jika didalam kelas tersebut terdapat 85% siswa telah mencapai nilai ≥ 76%.

Analisis deskriptif kualitatif hasil observasi dengan cara membandingkan hasil observasi dan refleksi pada siklus I dan siklus II.

a. Data aktivitas siswa menggunakan kriteria tingkat keaktifan siswa selama pembelajaran menurut Aqib (2009:269) adalah:

Tabel Kriteria Aktivitas Siswa

No Skor Kategori Penilaian

1 1 Sangat kurang

2 2 Kurang

3 3 Cukup

4 4 Baik

5 5 Sangat baik

Analisis data aktivitas siswa dianalis dengan menggunakan persentase, dengan menggunakan rumus:

% N 100

P F (Sudijono, 2005:43) Keterangan:

P = Persentase yang di cari F = Frekuensi aktivitas siswa N = Jumlah aktivitas siswa b. Data aktivitas guru

Data aktivitas guru menggunakan kriteria tingkat keaktifan guru selama pembelajaran menurut Aqib (2009:270) adalah:

Tabel Kriteria Aktivitas Guru

No Skor Kategori Penilaian

1 1 Sangat kurang

2 2 Kurang

3 3 Cukup

4 4 Baik

5 5 Sangat baik

Analisis data aktivitas guru dianalis dengan menggunakan persentase, dengan menggunakan rumus:

% N 100

P F (Sudijono, 2005:43)

(5)

36 Keterangan:

P = Persentase yang di cari F = Frekuensi aktivitas guru N = Jumlah aktivitas guru

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kondisi Awal

Deskripsi awal pembelajaran atau sebelum dilakukannya tindakan, suasana pembelajaran terlihat berbeda. Pada pra siklus, suasana pembelajaran kurang efekif, sehingga sangat mempengaruhi nilai siswa. Berdasarkan hasil ulangan harian masih banyak siswa kelas XI-MIPA6 SMA Negeri 3 Banda Aceh yang memperoleh nilai di bawah KKM. Berdasarkan hasil pengamatan nilai belajar pada pra siklus maka dapat dianalisa sebagai berikut :

1. Nilai rata-rata kelas sebesar 68,6 dengan pencapaian ketuntasan 13 orang siswa atau 39,4% siswa yang mempunyai nilai di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).

Sedangkan 20 orang atau 60,6% siswa memperoleh nilai di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).

2. Pada pra siklus belum ada siswa yang mendapat nilai sangat baik atau pun nilai dengan kategori baik, sebagian besar siswa mendapat nilai sangat kurang.

3. Secara klasikal siswa belum mencapai ketuntasan belajar.

Deskripsi Hasil Siklus I 1. Perencanaan.

Kegiatan perencanaan yang dilakukankan pada siklus I adalah mempersiapkan beberapa hal yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian yaitu: membuat RPP, menyusun instrumen PBM guru peneliti, menyusun instrumen respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sesuai perencanaan yang telah disiapkan. Kegiatan pada tahap ini adalah sebagai berikut :

a. Pelaksanaan program pembelajaran pada hari Senin tanggal 3 Februari 2020 dan hari Sabtu tanggal 8 Februari 2020.

b. Secara klasikal menjelaskan strategi dalam penggunaan pendekatan discovery learning.

c. Guru memberi petunjuk pelaksanaan pembelajaran dari materi yang akan dipelajari tentang konsep, unsur, prinsip, teknik, dan bahan dalam karya seni rupa. Setelah siswa dianggap paham dengan apa yang akan dilaksanakan, guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, atau setiap kelompok terdiri dari 6-7 orang.

d. Guru memberikan contoh-contoh materi konsep, unsur, prinsip, teknik, dan bahan dalam karya seni rupa untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media interaktif.

e. Melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan discovery learning. Untuk mengetahui kondisi siswa pasca simulasi, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, berdiskusi dan merefleksi materi yang telah dijelaskan.

f. Guru menyajikan gambar dan video tentang konsep, unsur, prinsip, teknik, dan bahan dalam karya seni rupa disertai penjelasan.

(6)

37 g. Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar.

h. Siswa mengidentifikasi konsep, unsur, prinsip, teknik, dan bahan dalam karya seni rupa.

i. Siswa mengumpulkan data hasil pengukuran dan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang disajikan

j. Siswa melakukan diskusi kelompok tentang konsep, unsur, prinsip, teknik, dan bahan dalam karya seni rupa.

k. Siswa membandingkan hasil diskusi dengan kelompok lainnya dengan cara mempresentasikan. Siswa mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentang materi konsep, unsur, prinsip, teknik, dan bahan dalam karya seni rupa dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan.

l. Siswa membuat kesimpulan tentang konsep, unsur, prinsip, teknik, dan bahan dalam karya seni rupa.

m. Guru meminta kepada kelompok lain untuk memberikan respon atas penampilan kelompok yang presentasi. Kelompok lain memberikan tepuk tangan atas penampilan siswa yang presentasi.

n. Pengamatan terhadap proses kegiatan ini dicatat secara cermat dan didokumentasikan sebagai bagian dari kegiatan pengamatan.

o. Akhir dari kegiatan PBM dilakukan tes tertulis. Siswa menyelesaikan uji kompetensi untuk materi konsep, unsur, prinsip, teknik, dan bahan dalam karya seni rupa yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.

p. Penilaian hasil tes tertulis 3. Observasi

Observasi yang dilakukan pada siklus I ini antara lain adalah aktivitas siswa saat PBM berlangsung dan aktivitas pelaksanaan PBM yang diselenggarakan oleh guru.

a. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa siklus I pada pertemuan pertama dan kedua dapat digambarkan dalam tabel berikut ini.

Tabel Aktivitas Siswa Siklus I

No Aspek Pengamatan Skor Pengamatan

Pert. I Pert. II

1. Memperhatikan penjelasan guru 2 2

2. Keaktifan dalam bertanya tentang materi 1 2 3. Siswa dapat mengkondisikan dirinya dalam

kelompok yang telah dibentuk 2 3

4. Antusias siswa dalam mengikuti kegiatan belajar

mengajar 1 2

5. Keberanian untuk bertanya pada teman 2 3

6. Kemauan untuk saling membantu/bekerjasama

dalam kelompok 1 2

7. Partisipasi setiap siswa dalam diskusi kelompok 2 2 8. Kemauan mempresentasikan hasil diskusi

kelompok 1 1

(7)

38 9. Kemauan memberikan tanggapan, bertanya atau

menyanggah yang dipresentasikan 1 2

10 Menyimpulkan hasil diskusi 2 2

11. Respon terhadap penghargaan yang diberikan guru

kepada kelompok 2 3

Rata-rata 1,55 2,18

Persentase Aktivitas Siswa ( % ) 30,91 43,64 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa aktivitas siswa pada Siklus I untuk pertemuan 1 dan pertemuan 2 masih sangat kurang, dimana persentase rata-rata aktivitas siswa adalah 30,91 % pada pertemuan pertama dan 43,64 % pada pertemuan kedua. Secara keseluruhan aspek-aspek pengamatan, skor tertinggi yang diperoleh pada siklus I adalah 3 dan terendah 1.

b. Aktivitas Guru

Berdasarkan hasil observasi selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) kegiatan guru dalam melaksanakan langkah-langkah RPP pada siklus I adalah sebagai berikut :

Tabel Aktivitas Guru pada Siklus I

No Aktivitas/Aspek yang Diamati Skor Pengamatan Pert. I Pert. II A. Pendahuluan

1. Melakukan apersepsi 2 4

2. Memberikan motivasi 2 3

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan suara keras dan pandangan guru ditujukan pada seluruh

siswa 2 3

4. Menjelaskan langkah-langkah PBM 3 5

B. Kegiatan Inti

5. Mengorganisir siswa kedalam kelompok dan memberi

tugas kepada masing-masing kelompok 2 2

6. Mengamati jalannya diskusi (dengan berkeliling, dari

depan dan belakang kelas) 2 3

7. Menanyakan kesulitan dalam kelompok 1 2

8. Membimbing siswa/kelompok yang bertanya pada guru

2 3

9. Menuntun siswa yang melakukan presentasi. 2 2 10 Menuntun siswa yang menanggapi, atau menyanggah

hasil presentasi. 2 3

11 Membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil

pemecahan masalah melalui diskusi kelas. 2 2

12 Melakukan pengembangan materi / penguatan 2 4 13 Memberi penghargaan kepada kelompok yang dinilai

berhasil

2 2

14 Memberi motivasi kepada kelompok yang belum berhasil

3 3

C. Penutup

15 Memberi tugas / PR. 3 5

16 Melaksanakan tes / kuis secara individu. 3 3

Rata-rata 2,19 3,06

(8)

39 Aktivitas guru siklus I baik pada pertemuan pertama maupun pada pertemuan kedua masih kurang seperti terlihat dalam tabel diatas, dimana persentase rata-rata aktivitas guru pada pertemuan pertama adalah 43,75% dan 61,25 % pada pertemuan kedua. Namun pada pertemuan kedua akvitas guru meningkat sebesar 17,50 % terhadap aktivitas pertemuan pertama. Nilai atau skor aktivitas tertinggi diperoleh pada Siklus I ini adalah 5 dan terendah adalah 1.

c. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut Tabel Hasil Belajar Siswa Siklus I

No Ketuntasan KKM 76

Jumlah Persentase (%)

1. Tuntas 22 66,7

2. Tidak Tuntas 11 33,3

Jumlah Siswa 33

Rata-Rata Kelas 78,5

Berdasarkan penelitian hasil akhir belajar siswa atau ketuntasan pada siklus I adalah 22 siswa (66,7%) dari 33 siswa keseluruhannya dinyatakan tuntas dan 11 siswa (33,3%) dinyatakan tidak tuntas, dengan perolehan nilai rata-rata kelas sebesar 78,5 (lampiran), seperti terlihat dalam tabel 4.3 di atas. Nilai tertinggi diperoleh sebesar 100 dan terendah 60.

4. Refleksi.

Berdasarkan hasil pengamatan, keberhasilan yang telah dicapai pada siklus I adalah sebagai berikut:

a. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 78,5 dan siswa yang memperoleh katagori tuntas sebanyak 22 siswa (66,7%) dari total 33 siswa.

Secara klasikal belum mencapai ketuntasan belajar siswa yaitu ≥ 85 % yang memperoleh nilai ≥ 76.

b. Aktivitas siswa pada pertemuan pertama masih banyak yang kurang dengan persentase sebesar 30,91%, pada pertemuan kedua aktivitas siswa meningkat 12,73% menjadi 43,64% dengan kriteria cukup.

c. Aktivitas guru memperoleh persentase sebesar 43,75% pada pertemuan pertama dengan masih banyak yang termasuk kategori atau kriteria cukup, akan tetapi sebagian kecil aspek pengamatan memperoleh kriteria baik. Aktivitas guru meningkat pada pertemuan kedua menjadi baik dengan persentase sebesar 61,25

%.

Berdasarkan hasil refleksi maka upaya yang harus dilakukan atau hal-hal yang harus diperbaiki dan ditingkatkan dari siklus I antara lain :

a. Nilai hasil belajar siswa perlu ditingkatkan lagi

b. Aktivitas siswa masih banyak yang kurang dan perlu kiranya ditingkatkan terutama dalam hal berpartisipasi dalam kelompok, kemauan mempresentasikan hasil diskusi, kemauan memberi tanggapan hasil presentasi temannya, dan juga dalam bekerjasama dalam kelompoknya.

c. Perlu kiranya ditingkatkan lagi aktifitas guru baik dalam mengelola kelas maupun melaksanakan langkah-langkah pembelajaran terutama pada membimbing siswa yang kesulitan dalam kelompoknya, membimbing siswa untuk tampil mempresentasikan hasil diskusinya, memotivasi siswa untuk berani bertanya dan juga memotivasi siswa untuk bekerjasama dan berpartisipasi dalam kelompok.

Persentase Aktivitas Guru ( % ) 43,75 61,25

(9)

40 d. Guru harus memberikan penghargaan kepada siswa yang bisa bekerjasama dan menyelesaikan tugas dengan baik. Penghargaan ini bertujuan untuk memacu semangat atau motivasi setiap siswa untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan rapi.

Deskripsi Hasil Siklus II 1. Perencanaan

Materi yang akan dibahas pada siklus II tentang bahan dan teknik dalam berkarya seni rupa. Perencanaan yang dibuat sama seperti pada siklus I yaitu mempersiapkan beberapa hal yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian yaitu: membuat RPP, menyusun instrumen PBM guru peneliti, menyusun instrumen respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran Terjadi perubahan pada kegiatan penyusunan.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan program pembelajaran pada hari Senin tanggal 17 Februari 2020 dan hari Sabtu tanggal 22 Februari 2020.

a. Secara klasikal menjelaskan strategi model pembelajaran discovery learning pada materi pembuatan karya seni rupa dua dimensi dengan memodifikasi objek menggunakan teknik stilasi, distorsi, deformasi.

b. Melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan discovery learning. Guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok dengan masing-masing anggota kelompok terdiri dari 5-6 orang.

c. Masing-masing kelompok ditugaskan untuk mengidentifikasi Pembuatan karya seni rupa dua dimensi dengan memodifikasi objek menggunakan teknik stilasi, distorsi, deformasi.

d. Guru menyajikan slide dan video tentang contoh-contoh materi Pembuatan karya seni rupa dua dimensi dengan memodifikasi objek menggunakan teknik stilasi, distorsi, deformasi. Guru memberikan contoh-contoh materi teknik dalam berkarya seni rupa untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media interaktif.

e. Siswa mengamati dengan seksama materi pembuatan karya seni rupa dua dimensi dengan memodifikasi objek menggunakan teknik stilasi, distorsi, deformasi yang sedang dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan mencoba menginterprestasikannya.

f. Siswa menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait teknik dalam berkarya seni rupa.

g. Peserta didik mengumpulkan data hasil pengukuran dan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang disajikan.

h. Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar

i. Guru melakukan diskusi kelompok tentang pembuatan karya seni rupa dua dimensi dengan memodifikasi objek menggunakan teknik stilasi, distorsi, deformasi.

j. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok.

k. Peserta didik membuat kesimpulan tentang kepemimpinan dan bentuk organisasi.

Pengamatan terhadap proses kegiatan ini dicatat secara cermat dan didokumentasikan sebagai bagian dari kegiatan pengamatan.

l. Akhir dari kegiatan PBM dilakukan tes tertulis.

(10)

41 m. Penilaian hasil tes tertulis.

3. Observasi

Observasi dilakukan terhadap aktifitas belajar siswa dan PBM pada siklus II yang telah dirubah tata cara penyusunannya.

Observasi yang dilakukan pada siklus I ini antara lain adalah aktivitas siswa saat PBM berlangsung dan Pelaksanaan PBM yang diselenggarakan oleh guru.

a. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa siklus II pada pertemuan ketiga dan keempat dapat digambarkan dalam tabel berikut ini.

Tabel Aktivitas Siswa Siklus II

No Aspek Pengamatan Skor Pengamatan

Pert.III Pert. IV

1. Memperhatikan penjelasan guru 3 4

2. Keaktifan dalam bertanya tentang materi 2 5 3. Siswa dapat mengkondisikan dirinya dalam

kelompok yang telah dibentuk 3 3

4. Antusias siswa dalam mengikuti kegiatan belajar

mengajar 3 5

5. Keberanian untuk bertanya pada teman 4 5

6. Kemauan untuk saling membantu/bekerjasama

dalam kelompok 3 3

7. Partisipasi setiap siswa dalam diskusi kelompok 3 4 8. Kemauan mempresentasikan hasil diskusi

kelompok 2 3

9. Kemauan memberikan tanggapan, bertanya atau

menyanggah yang dipresentasikan 4 4

10 Menyimpulkan hasil diskusi 3 4

11. Respon terhadap penghargaan yang diberikan guru

kepada kelompok 3 5

Rata-rata 3 4,09

Persentase Aktivitas Siswa ( % ) 60 81,8 Berdasarkan tabel diatas, aktivitas siswa pada siklus II meningkat bila dibandingkan dengan siklus I. Pada pertemuan keempat siklus II persentase aktivitas siswa sebesar 81,8% dengan skor tertinggi adalah 5 yang diperoleh siswa untuk beberapa aspek pengamatan dan terendah 2. Persentase aktivitas siswa pada pertemuan ketiga siklus II sebesar 60% siswa yang aktif.

b. Aktivitas Guru

Berdasarkan hasil observasi selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) kegiatan guru dalam melaksanakan langkah-langkah RPP pada siklus II adalah sebagai berikut

Tabel Aktivitas Guru pada Siklus II

No Aktivitas/Aspek yang Diamati Skor Pengamatan Pert. III Pert. IV A. Pendahuluan

1. Melakukan apersepsi 5 5

2. Memberikan motivasi 3 4

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan suara

keras dan pandangan guru ditujukan pada seluruh 3 3

(11)

42 Aktivitas Guru pada siklus II untuk semua aspek pengamatan secara keseluruhan meningkat bila dibandingkan dengan aktivitas guru pada siklus I. Skor rata-rata yang diperoleh adalah 3 pada pertemuan ketiga dan 4 pada pertemuan keempat, dengan persentase aktivitas sebesar 83,75% pada pertemuan keempat dan 68,75% pada pertemua ketiga.

c. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel Hasil Belajar Siswa Siklus II

No Ketuntasan KKM 76

Jumlah Persentase (%)

1. Tuntas 29 87,9

2. Tidak Tuntas 4 12,1

Jumlah Siswa 33

Rata-Rata Kelas 85,3

Berdasarkan penelitian hasil akhir belajar siswa atau ketuntasan pada siklus II adalah 29 siswa (87,9%) dari 33 siswa keseluruhannya dinyatakan tuntas dan 4 siswa (12,1%) dinyatakan tidak tuntas, dengan perolehan nilai rata-rata kelas sebesar 85,3 (lampiran 7), seperti terlihat dalam tabel 4.6 di atas. Nilai tertinggi diperoleh sebesar 100 dan terendah 65.

4. Refleksi.

Berdasarkan hasil pengamatan, keberhasilan dan ketuntasan yang telah dicapai pada siklus II adalah sebagai berikut:

siswa

4. Menjelaskan langkah-langkah PBM 5 5

B. Kegiatan Inti

5. Mengorganisir siswa kedalam kelompok dan memberi

tugas kepada masing-masing kelompok 3 4

6. Mengamati jalannya diskusi (dengan berkeliling, dari

depan dan belakang kelas) 3 5

7. Menanyakan kesulitan dalam kelompok 2 3

8. Membimbing siswa/kelompok yang bertanya pada guru

3 5

9. Menuntun siswa yang melakukan presentasi. 4 4 10 Menuntun siswa yang menanggapi, atau menyanggah

hasil presentasi. 3 4

11 Membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil

pemecahan masalah melalui diskusi kelas. 2 3

12 Melakukan pengembangan materi / penguatan 5 5 13 Memberi penghargaan kepada kelompok yang dinilai

berhasil

3 4

14 Memberi motivasi kepada kelompok yang belum berhasil

3 5

C. Penutup

15 Memberi tugas / PR. 5 5

16 Melaksanakan tes / kuis secara individu. 3 3

Rata-rata 3,44 4,19

Persentase Aktivitas Guru ( % ) 68,75 83,75

(12)

43 a. Nilai rata-rata yang telah diperoleh pada siklus II adalah 85,3 dan siswa yang tuntas sebanyak 29 (87,9%) siswa dari total 33 siswa. Secara klasikal hasil belajar mengajar pada akhir siklus II ini telah mencapai ketuntasan belajar siswa, yaitu jumlah siswa yang tuntas adalah ≥ 85% dengan perolehan nilai ≥ 76.

b. Aktivitas siswa pada pertemuan ketiga termasuk katagori cukup dengan persentase sebesar 51%, pada pertemuan ke empat aktivitas siswa meningkat menjadi sangat baik dengan persentase 81%.

c. Aktivitas guru memperoleh persentase sebesar 68,75% pada pertemuan ketiga termasuk dalam kategori baik, pada pertemuan keempat meningkat menjadi sangat baik dengan persentase sebesar 83,75%.

Pembahasan Hasil belajar siswa

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan hasil belajar dan juga aktivitas baik bagi guru maupun bagi siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan mencapai ketuntasan. Hasil tes pada siklus I dengan persentase ketuntasan sebesar 66,7% nilai rata-rata kelas sebesar 78,5 dan hasil tes siklus II sebesar 87,9% dengan nilai rata-rata kelas 85,3. Maka terlihat bahwa nilai siswa telah mencapai standar ketuntasan secara klasikal pada siklus II yaitu ≥ 85 %.

Mulyana (2005:99) menyatakan. “keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan terdapat peningkatan hasil belajar siswa selama dua siklus dan telah tuntas secara klasikal pada materi konsep, unsur, bahan dan teknik dalam berkarya seni rupa dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning. Hal ini disebabkan adanya peningkatan interaksi yang terjadi sehingga mengakibatkan efek yang positif terhadap pemahaman siswa dalam mempelajari materi ajar. Hasil tes pada siklus I dan II berbeda dengan hasil tes pra siklus dengan perolehan nilai rata-rata kelas adalah 68,6 dan ketuntasan siswa yang dicapai hanya 39,4%.

Tabel Hasil Belajar Siswa Gabungan

No Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. Tuntas 13 39,4 22 66,7 29 87,9

2. Tidak Tuntas 20 60,6 11 33,3 4 12,1

Jumlah Siswa 33 33 33

Rata-Rata Kelas 68,6 78,5 85,3

Keterangan : Nilai KKM 76 Proses Pembelajaran

Aktivitas siswa pada siklus I masih termasuk kategori cukup dengan persentase sebesar 43,64% dan aktivitas guru dalam proses pembelajaran siklus I sudah cukup baik dalam hal menyampaikan materi, mengorganisir sisiwa dan mengelola kelas dengan persentase 61.25%. Pada siklus II aktivitas siswa semakin meningkat dengan kategori sangat baik dalam hal bertanya, tampil ke depan kelas, bekerjasama, mengkondisikan diri dalam kelompok, dan juga memberi tanggapan terhadap hasil presentasi temannya dengan persentase sebesar 81%.

(13)

44 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui penggunaan model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi konsep, unsur, prinsip, bahan dan teknik dalam berkarya seni rupa bagi siswa kelas XI-MIPA6 SMA Negeri 3 Banda Aceh. Hasil peningkatan dapat diuraikan sebagai berikut hasil belajar pada siklus I dengan persentase ketuntasan sebesar 66,7%

nilai rata-rata kelas sebesar 78,5 dan meningkat pada hasil tes siklus II sebesar 87,9%

dengan nilai rata-rata kelas 85,3. Pada kedua siklus ini terjadi perubahan aktifitas dan perolehan nilai yang signifikan bila dibandingkan dengan pra siklus dengan ketuntasan belajar yang hanya mencapai 39,4% dan nilai rata-rata adalah 68,6. Adapun hasil pengamatan pada proses belajar mengajar menunjukkan aktivitas siswa lebih meningkat selama proses pembelajaran berlangsung, baik pada siklus I maupun pada siklus II, di bandingkan dengan suasana belajar siswa yang pasif dan kaku sebelum dilakukannya tindakan kelas. Perolehan persentase aktivitas siswa pada siklus I adalah 43,64% dan pada siklus II adalah 81,8%. Aktivitas guru juga meningkat pada siklus I dan siklus II dalam hal pelaksanaan PBM dengan perolehan persentase skor adalah 43,75% dengan kategori cukup menjadi 83,75% pada siklus II dengan kategori baik.

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal, 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya Depdiknas. 2003. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL).

Jakarta: Ditjen Dikdasmen.

Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Irwanto. 1997. Psikologi Umum. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hosnan. 2016. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21;

Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia Idonesia.

Moejiono dkk, 1992. Stategi Belajar Mengajar, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Derektorat jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Pendidikan.

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Septian Wahyu Tumurun. Model Pembelajaran Discovery Learning, Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 Maet-Agustus 2016.

Slameto. 2003. Belajar dan faktor – faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka cipta.

Sudijono. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Winkel. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Wirawan, Sarlito. 1997. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Gambar

Tabel Kriteria Aktivitas Guru
Tabel Aktivitas Siswa Siklus I
Tabel Aktivitas Guru pada Siklus I
Tabel Aktivitas Siswa Siklus II
+3

Referensi

Dokumen terkait

Menetapkan Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) dalam skema KPBU dapat dilakukan oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Badan Usaha Milik Negara/Badan

Kecamatan Medan Sunggal Dalam Anggka Tahun 2010.. Badan Pusat Statistik Kota Medan

Hasil analisis menunjukkan bahwa masing-masing nilai p value &gt; 0,25 yang artinya tidak ada hubungan variabel luar terhadap produksi ASI pada ibu bekerja

menggeliat macam ni…(sambil mengayakan kembali) semuanya akan menjadi lebih baik.. Orang Tua I : Sungguh

Tingkat efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani cengkeh di Desa Manggisari Kecamatan Pekutatan Kabupaten Jembrana belum efisien secara serentak,

Yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah tahu kuning yang dijajakan oleh pedagang di sembilan pasar Kota Malang yaitu Pasar Tawamangu, Pasar Dinoyo, Pasar

Sedangkan kucing yang berasal dari Kabupaten Tabanan, Buleleng dan Karangasem dari hasil bioassay tidak ditemukan adanya ookista, ini berarti ayam yang berasal dari ke 3

J: Agar kita dapat memilah berita-berita mana saja yang memiliki nilai berita yang besar yang layak untuk jadi banner atau headline, mana yang layak untuk dimuat di halaman luar