22 A. Hasil pengumpulan data
1. Identitas klien
Klien berinisial Tn. KM berjenis kelamin laki-laki, lahir di Lampung pada tanggal 18 Februari 1972 sehingga saat ini klien berusia 45 tahun. Klien tinggal di alamat Griya Mapan Sentosa, Surabaya bersama istri dan seorang anak dengan inisial An. NF berjenis kelamin laki-laki berusia 19 tahun. Klien beragama islam.
Pendidikan terakhir klien adalah SMA. Pekerjaan klien adalah TNI-AL. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia dan bahasa jawa, sedangkan bahasa utama yang digunakan adalah bahasa Indonesia.
2. Data yang berhubungan dengan faktor penyebab a. Riwayat kondisi sekarang
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diperoleh informasi bahwa klien mengalami kesulitan ketika berbicara dan tidak nampak adanya kekakuan ataupun kelemahan pada organ bicara. Klien mengalami kesulitan dalam menemukan kata yang tepat saat bicara, terkadang klien lupa akan fungsi benda, misalnya shampo dijadikan sabun.
b. Riwayat kondisi dahulu
Berdasarkan hasil wawancara dengan istri klien, klien merupakan perokok berat. Pola makan klien jelek, klien sering makan-makanan siap saji. Pada tanggal 25 Januari 2017, klien mengalami serangan stroke yang pertama. Klien merasakan lidah kaku dan sulit bicara pada saat bangun tidur, tetapi istri klien tidak sadar apabila klien mengalami stroke. Setelah lebih dari 24 jam klien baru dibawa ke rumah sakit. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium diketahui bahwa klien mempunyai kolestrol tinggi dan diabetes militus sehingga klien harus dirawat inap selama 7 hari.
c. Riwayat sosial, ekonomi dan keluarga
Klien tinggal bersama istri dan seorang anak. Klien bekerja sebagai TNI-AL yang masih aktif sampai sekarang. Klien berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi menengah. Klien mudah bergaul dan kooperatif jika berinteraksi dengan orang lain. Keluarga sangat mendukung proses habilitasi klien.
3. Data yang berhubungan dengan sindroma/gejala Bahasa, Wicara, Suara, Irama Kelancaran Dan Menelan
a. Kemampuan Bahasa
Dari hasil asessment yang dilakukan diketahui bahwa kemampuan bahasa reseptif klien terganggu. Klien kadang-kadang tidak paham dan tidak mampu menjawab pertanyaan dan bahasa ekspresif verbal klien normal. Berdasarkan hasil dari tes TADIR dapat diketahui bahwa kemampuan bicara informasi pribadi klien mendapatkan skor norma 5, menyebut mendapatkan skor norma 4, menamai tingkat kata mendapatkan skor norma 5, menamai tingkat kalimat mendapatkan skor 3, bercerita didapatkan JTK 99 per 60 detik, membaca bersuara mendapatkan skor 5, meniru ucapan mendapatkan skor 3, pemahaman bahasa lisan tingkat kata dan tingkat kalimat mendapakan skor 3, pemahaman bahasa tulis tingkat kata dan tingkat kalimat mendapatkan skor 3, informasi pribadi mendapatkan skor 5, menulis informasi pribadi mendapatkan skor 5, dikte mendapatkan skor 3, menulis tingkat kata mendapatkan skor 3, menulis tingkat kalimat mendapatkan skor 3.
Dari tes ADW pada evaluasi kemampuan afasia didapatkan hasil bahwa klien kemampuan memori klien mengalami permasalahan pada pertanyaan ya dan tidak, klien tidak mampu mengikuti perintah dua dan tiga tahap, kemampuan logika klien mengalami permasalahan, kemampuan penalaran klien mengalami permasalahan pada sequencing dan mendefinisikan suatu benda, kemampuan klien dalam memecahkan permasalahan terganggu. Pada Assessment of Semantic Skills didapatkan hasil klien mampu menjawab pertanyaan dari cerita yang telah didengar, klien mengalami permasalahan pada lawan kata dan persamaan kata, klien mampu mengkategorikan suatu benda. Pada Assessment of Syntactic Skills didapatkan hasil bahwa bicara klien telegram. Pada kemampuan Assessing Intelligibility Worksheet klien didapatkan bawa persentase untuk kata yang jelas adalah 99% dan kalimat yang jelas adalah 100%. Klien tidak mengalami permasalahan membaca. Klien mengalami permasalahan dalam menulis. Tidak ada parafasia pada klien. Pada kemampuan bahasa kognitif klien mengalami permasalahan pada memori, orientasi, auditori processing, dan penalaran.
b. Kemampuan Wicara
Kemampuan respirasi klien normal. Klien bernafas menggunakan pernapasan dada melalui hidung. Klien mampu berfonasi dengan baik, yaitu selama ± 20
detik. Artikulasi klien normal, karena tidak ada kekakuan pada organ artikulasi.
resonansi klien normal yaitu tidak ada hipernasal dan hiponasal. Prosodi klien normal.
c. Kemampuan Suara
Dari hasil observasi tidak nampak adanya gangguan yang berhubungan dengan suara. Nada normal (tidak monoton), kualitas normal (tidak ada hoarness dan breathness), kenyaringan normal (suara terdengar pada jarak 1m).
d. Kemampuan Irama Kelancaran
Berdasarkan hasil observasi dapat diperoleh data bahwa klien tidak mengalami permasalahan stuttering maupun cluttering, klien tidak mengalami prolongation, repetition maupun blocking saat berbicara.
e. Kemampuan Menelan
Dari hasil observasi dan wawancara tidak ada gangguan yang berhubungan dengan kemampuan menelan.
f. Kemampuan oral Motor
Dari hasil observasi dan tes didapatkan hasil bahwa tidak ada gangguan pada pergerakan oral motor.
B. Analisis Data
Klien berinisial Tn. KM berjenis kelamin laki-laki, lahir di Lampung pada tanggal 18 Februari 1972. Klien tinggal di alamat Griya Mapan Sentosa, Surabaya bersama istri dan seorang anak dengan inisial An. NF berjenis kelamin laki-laki berusia 19 tahun. Klien beragama islam. Pendidikan terakhir klien adalah SMA. Pekerjaan klien adalah TNI-AL.
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia dan bahasa jawa, sedangkan bahasa utama yang digunakan adalah bahasa Indonesia.Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diperoleh informasi bahwa klien mengalami kesulitan ketika berbicara dan tidak nampak adanya kekakuan ataupun kelemahan pada organ bicara. Klien mengalami kesulitan dalam menemukan kata yang tepat saat bicara, terkadang klien lupa akan fungsi benda, misalnya shampo dijadikan sabun.
Berdasarkan hasil wawancara dengan istri klien, klien merupakan perokok berat. Pola makan klien jelek, klien sering makan-makanan siap saji. Pada tanggal 25 Januari 2017, klien mengalami serangan stroke yang pertama. Klien merasakan lidah kaku dan sulit bicara pada saat bangun tidur, tetapi istri klien tidak sadar apabila klien mengalami stroke. Setelah lebih dari 24 jam klien baru dibawa ke rumah sakit. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium diketahui bahwa klien mempunyai kolestrol tinggi dan
diabetes militus sehingga klien harus dirawat inap selama 7 hari. Berdasarkan wawancara diatas penyebab dari stroke yang dialami klien adalah pola hidup yang tidak sehat seperti merokok dan makan makanan siap saji. Hal ini diperkuat oleh pendapat Marisa (2012) yang menyatakan bahwa seseorang yang telah merokok >10 tahun berisiko 4 kali lebih besar terkena serangan stroke dibandingkan dengan mereka yang merokok kurang dari 10 tahun, dan mereka yang merokok 11-20 batang perhari berisiko 2,5 kali untuk terjadinya stroke.
Berdasarkan pemeriksaan CT-Scan diperoleh kesannya Subacute ischemic cerebral infraction di corona radiata sampai centrum semiovale kiri. Hal ini diperkuat oleh pendapat Sjahrir, (2003) Stroke infark adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan jaringan otak yang disebabkan kurangnya aliran darah ke otak sehingga mengganggu kebutuhan darah dan oksigen di jaringan otak.Dengan manifestasi timbulnya gejala seperti defisit motorik, defisit sensorik, atau kesukaran dalam berbahasa.
Berdasarkan tes yang dilakukan menggunakan TADIR didapatkan hasil pada subtes menyebut mendapatkan skor norma 4 (sedikit terganggu), subtes menamai tingkat kalimat mendapatkan skor norma 3 (terganggu), subtes meniru ucapan mendapatkan skor norma 3 (terganggu), subtes pemahaman bahasa lisan mendapatkan skor norma 3 (terganggu), subtes pemahaman bahasa tulis pada tingkat kata dan kalimat mendapatkan skor norma 3 (terganggu),, subtes menulis pada dikte, tingkat kata, dan tingkat kalimat mendapatkan skor norma 3 (terganggu).
Dari tes ADW pada evaluasi kemampuan afasia didapatkan hasil bahwa klien kemampuan memori klien mengalami permasalahan pada pertanyaan ya dan tidak, klien tidak mampu mengikuti perintah dua dan tiga tahap, kemampuan logika klien mengalami permasalahan, kemampuan penalaran klien mengalami permasalahan pada sequencing dan mendefinisikan suatu benda, kemampuan klien dalam memecahkan permasalahan terganggu. Pada Assessment of Semantic Skills didapatkan hasil klien mampu menjawab pertanyaan dari cerita yang telah didengar, klien mengalami permasalahan pada lawan kata dan persamaan kata, klien mampu mengkategorikan suatu benda. Pada Assessment of Syntactic Skills didapatkan hasil bahwa bicara klien telegram. Pada kemampuan Assessing Intelligibility Worksheet klien didapatkan bawa persentase untuk kata yang jelas adalah 99% dan kalimat yang jelas adalah 100%. Klien tidak mengalami permasalahan membaca. Klien mengalami permasalahan dalam menulis. Tidak ada parafasia pada klien. Pada kemampuan bahasa kognitif klien mengalami permasalahan pada memori, orientasi, auditori processing, dan penalaran.
Dari hasil Assessment TADIR dan ADW diatas dapat diambil kesimpulan bawa klien mengalami permasalahan pada gangguan pemahaman auditory, gangguan ekspresi verbal, adanya persevarasi, adanya agramatisme, kesulitan dalam mengulang kalimat, gangguan kemampuan menulis.
1. Diagnosis
Berdasarkan analisis data diatas disimpulkan bahwa diagnosis klien adalah afasia konduksi, dengan gejala yaitu bicara lancar, pemahaman bahasa lisan mendapatkan skor 3, meniru ucapan mendapatkan skor mendapatkan skor 3.
2. Prognosis
Saat ini klien berusia 45 tahun. Asset yang dimiliki klien adalah usia klien yang masih muda, mempunyai semangat dan dukungan keluarga, rutin menjalani terapi dan mengulang terapi di rumah, klien kooperatif. Sedangkan limitasi yang dimiliki klien adalah klien mudah lelah dan pusing apabila melakukan aktivitas otak yang berat. Berdasarkan banyaknya asset yang dimiliki klien maka dapat disimpulkan bahwa prognosis klien baik.
C. Perencanaan Terapi 1. Tujuan Jangka Panjang
a. Untuk meningkatkan kemampuan klien dalam pemahaman auditori.
b. Untuk meningkatkan kemampuan klien dalam pemahaman auditori dan verbal.
c. Untuk meningkatkan kemampuan klien dalam menulis.
2. Tujuan jangka pendek
a. Untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengikuti perintah dua tahap sebanyak 8 dari 10 selama 3 sesi berturut-turut.
b. Untuk meningkatkan kemampuan klien dalam menjawab pertanyaan ya dan tidak sebanyak 8 dari 10 selama 3 sesi berturut-turut.
c. Agar klien mampu membuat deskripsi urutan kejadian yang terdiri dari 3-4 urutan sebanyak 8 dari 10 selama 3 sesi berturut-turut.
d. Agar klien mampu menyelesaikan kalimat yang telah dibuat sebanyak 8 dari 10 selama 3 sesi berturut-turut.
e. Untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengasosiasikan lawan kata secara verbal sebanyak 8 dari 10 selama 3 sesi berturut-turut.
f. Untuk meningkatkan kemampuan klien dalam menyelesaikan pertanyaan yang membutuhkan logika sebanyak 8 dari 10 selama 3 sesi berturut-turut.
g. Agar klien mampu menulis kata yang didekte dan dieja minimal 5-7 huruf dalam setiap kata sebanyak 8 dari 10 selama 3 sesi berturut-turut.
3. Materi Terapi
a. Perintah dua tahap
1) Pegang hidung kemudian pejamkan mata 2) Ambil pensil kemudian tepuk tangan dua kali 3) Tutup mata kemudian pegang kursi
4) Pegang rambut kemudian lihat pintu 5) Pegang rambut kemudian pejamkan mata 6) Tepuk tangan kemudian ambil pensil 7) Kedipkan mata kemudian tutup mata
8) Pegang kursi kemudian tepuk tangan dua kali 9) Sentuh kepala kemudian sentuh mulut
10) Angkat tangan kemudian sentuh hidung b. Pertanyaan ya dan tidak
1) Apakah kita berada di Surabaya?
2) Apakah bapak sedang tidur?
3) Apakah buku termasuk hewan?
4) Apakah motor termasuk alat transportasi?
5) Apakah mobil terbang?
6) Apakah sekarang bapak sedang memakai baju?
7) Apakah mata digunakan untuk melihat?
8) Apakah kaki digunakan untuk berjalan?
9) Apakah ayam termasuk unggas?
10) Apakah sapi termasuk alat transportasi?
c. Sequencing 1) Bangun tidur 2) Naik bus 3) Cara minum 4) Cuci tangan
5) Membersihkan halaman yang kotor 6) Melepas baju
7) Memancing 8) Jatuh dari sepeda
9) Memakai payung 10) Naik kuda
d. Menyelesaikan kalimat
1) Bapak duduk menggunakan kursi 2) Ibu memasak di dapur
3) Ibu sedang menyapu lantai 4) Bapak tidur di kasur
5) Bapak menyisir rambut menggunakan sisir 6) Bapak menulis menggunakan pensil
7) Bapak memotong kertas menggunakan gunting 8) Ibu menyapu lantai menggunakan sapu
9) Bapak berangkat bekerja pada pagi hari 10) Tentara menembak menggunakan pistol e. Lawan kata
1) Panas × dingin 2) Tebal × tipis 3) Sakit × sehat 4) Kecil × besar 5) Sedikit × banyak 6) Diatas × dibawah 7) Kurus × gemuk 8) Naik × turun 9) Panjang × pendek 10) keluar × masuk f. Pertanyaan logika
1) Mengapa bapak mandi?
2) Mengapa bapak makan menggunakan piring?
3) Apa yang bapak lakukan jika rumah bapak kotor?
4) Bagaimana bapak tau cerita selain dari koran?
5) Mengapa bapak datang ke rumah sakit?
6) Apa yang bapak lakukan jika motor mogok?
7) Apa yang bapak lakukan jika tangan bapak kotor?
8) Mengapa bapak menaruh ice krim di freezer?
9) Mengapa bapak menggosok gigi?
10) Bagaimana bapak berpergian selain menggunakan motor?
g. Menulis kata yang didekte dan dieja 1) Mobil
2) Senjata 3) Gunting 4) Pensil 5) Kewajiban 6) Pakaian 7) Jendela 8) Angkatan 9) Tentara 10) Upacara 4. Metode Terapi
a. Schuell’s Stimulation Approach 1) Sumber Metode
Metode ini diambil dari buku Language Intervention Strategies in Aphasia and Related Neurogenic Comunication Disorder : fourth edition : 2001
2) Definisi dan Dasar Pemikiran
Pendekatan stimulasi dapat didefinisikan sebagai pendekatan untuk latihan yang mana menggunakan kekuatan, pengontrolan dan stimulasi auditori untuk memfasilitasi dan memaksimalkan reorganisasi dan pemulihan bahasa pada sistem simbol yang mengalami permasalahan. Pendekatan ini merupakan stimulus untuk mengetahui respon bahasa mana yang terganggu.
Meskipun banyak modalitas yang dapat digunakan, modalitas pendengaran adalah dasar dari Stimulation Approach. Penggunaan yang intensif, dikontrol oleh stimulasi pendengaran yang diikuti dengan :
a) Stimulasi sensorik akan berdampak pada aktifitas otak.
b) Banyaknya hasil penelitian mangindikasikan bahwa stimulasi sensorik yang berulang merupakan komponen utama untuk mekanisme pemerolehan, organisasional, penyimpanan dan pengambilan pola-pola bahasa di otak.
c) Sistem auditori merupakan komponen penting yang sifatnya utama dalam proses pemerolehan bahasa dan penggunaan bahasa secara
fungsional tergantung pada mekanisme pemprosesan dan pengontrolan informasi melalui mekanisme umpan balik.
d) Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa mendekati seluruh kasus afasia memunculkan adanya permasalahan pada modalitas auditori.
e) Penggunaan stimulasi auditori yang intensif konsisten dengan definisi afasia yang menyatakan bahwa afasia merupakan kondisi yang mengalami permasalahan bahasa yang bersifat multimodal.
3) Tujuan Metode
Metode ini bertujuan sebagai dasar untuk memancing respon verbal, dengan menggunakan stimulasi sensorik untuk memanipulasi dan mengontol stimulus dalam membuat respon secara maksimal.
4) Prinsip Metode
a) Stimulasi auditori merupakan pendekatan stimulasi yang didasarkan pada keunggulan modalitas pendengaran dalam memproses bahasa dan merupakan kunci dari defisit afasia. Modalitas pendengaran tidak perlu digunakan terus-menerus rmerupakan kunci dari defisit afasia. Modalitas pendengaran dapat diperkuat dan dikombinasikan menggunakan stimulasi visual.
b) Stimulus harus yang memadai dan dan masuk ke dalam otak. Oleh karena itu, perlu dikontrol memberikan stimulus. Penerapan prinsip ini mungkin sangat tergantung pada fakta dasar, dan mungkin melibatkan individu dalam perencanaan pretreatment. Brookshire (1997) dalam Chapey (2001) menyatakan bahwa materi harus berada pada tingkat kesulitan dimana “pasien akan mengolah materi dibawah tingkat kemampuan maksimum mereka (yaitu sekitar 60% sampai 80% respon benar dan meningkatkan kesulitan materi ketika respon benar melebihi 90% sampai 95%)”.
c) Stimulus sensorik harus digunakan diulang beberapa kali. Materi auditori dengan stimulus tunggal, menjadi tidak efektif dapat menjadi efektif apabila stimulus diulang beberapa kali sebelum klien dapat merespon.
d) Setiap stimulus harus mendapat respon. Ini adalah satu-satunya cara kita dapat menilai ada atau tidak adanya respon dari stimulus yang telah
diberikan dan memberikan umpan balik kepada klien serta klinikan dapat memodifikasi rangsangan dan respon selanjutnya.
e) Respon yang diberikan harus tanpa paksaan ataupun dikoreksi. Jika stimulus cukup, klien akan merespon. Jika tidak ada respon yang ditimbulkan, mungkin stimulus yang diberikan kurang. Yang klien butuhkan dalam metode ini lebih pada responnya, tidak ada koreksi maupun informasi mengapa respon tidak baik.
f) Jumlah respon maksimum harus ditimbulkan. Jumlah respon yang cukup akan menunjukkan bahwa jumlah rangsangan yang diberikan cukup.
Respon yang banyak juga memberikan umpan balik dan penguatan untuk bahasa, dan membantu meningkatkan kepercayaan diri serta serta upaya dalam mengolah bahasa.
g) Umpan balik tentang respon yang tepat sebaiknya harus dengan syarat umpan balik yang muncul menguntungkan, dan klien harus menunjukkan kemajuannya. Kebutuhan umpan balik bervariasi dari klien satu dengan klien yang lain. Menunjukkan kemajuan klien mungkin dapat memotivasi, memperkuat, dan sangat membantu untuk
“membuktikan” kemajuan yang terjadi.
h) Klinikan harus bekerja secara sistematis dan intensif. Pengobatan memerlukan urutan dalam merencanakan tindakan. Perlu penerapan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan klien, dengan mempertimbangkan kondisi dan prognosis mereka secara keseluruhan untuk pemulihan.
i) Sesi pertemuan harus dimulai dengan yang relatif mudah terlebih dahulu.
Hal ini memungkinkan untuk penyesuaian waktu dan pemanasan guna melanjutkan ke kegiatan yang lebih sulit.
j) Alat yang banyak, beragam, sederhana serta relevan dengan defisit klien harus digunakan.
k) Alat yang baru dan prosedur dasar harus yang akrab dalam kehidupan sehari-hari klien. Hal ini memungkinkan klien untuk berkonsentrasi pada pengolahan bahasa.
5) Langkah-langkah Metode
Schuell et al. (1964) dalam Chapey (2001) menunjukkan bahwa penanganan harus dimulai dimana bahasa yang mengalami gangguan dan
harus dilanjutkan secara bertahap untuk meningkatkan tingkat kesulitan.
Bollinger dan Stout (1976) dalam Chapey (2001), melaporkan bahwa pentingnya stimulasi untuk penanganan dan menyarankan bahwa penanganan harus lebih maju dari penanganan sebelumnya. Brookshire (1997) dalam Chapey (2001) memberikan saran yang spesifik untuk penanganan yang lebih lanjut, diantaranya:
a. Penanganan harus dimulai pada tingkat dimana sedikit adanya kekurangan.
Hal ini menjamin bahwa klien tidak didorong di luar kapasitas mereka, tetapi dengan memaksa mereka untuk bekerja atau latihan sesuai dengan kapasitas.
b. Latihan dimana dengan respon benar 60% sampai 80%. Artinya tidak lebih dari 20% sampai 40% dari respon yang seharusnya perlu dikoreksi.
c. Latihan seharusnya tidak terlalu mudah. Kesulitan harus ditingkatkan menjadi 90 atau lebih dari respon yang benar-benar adekuat.
5. Alat Terapi
a. Pertanyaan ya dan tidak b. Flash card sequence c. Flash card lawan kata d. Pertanyaan logika e. Pensil dan kertas
D. Rencana Pelaksanaan Terapi
Pelaksanaan terapi akan dilaksanakan di Instalasi Rehab Medik Ruang Terapi Wicara di RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya. Durasi setiap kali pertemuan terapi 30 menit.
Terapi akan dilakukan setiap 2 kali dalam seminggu. Sehingga total pertemuan penulis dengan klien yaitu 12 kali pertemuan. Adapun rencana pelaksanaan terapi adalah sebagai berikut:
1. Pertemuan I
Tujuan pertama untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengikuti perintah dua tahap. Tujuan kedua untuk meningkatkan kemampuan klien dalam menjawab pertanyaan ya dan tidak. Tujuan ketiga agar klien mampu membuat deskripsi urutan kejadian yang terdiri dari 3-4 urutan. Tujuan keempat agar klien mampu menyelesaikan kalimat yang telah dibuat. Tujuan kelima untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengasosiasikan lawan kata secara verbal. Tujuan keenam untuk meningkatkan kemampuan klien dalam menyelesaikan pertanyaan yang
membutuhkan logika. Tujuan ketujuh agar klien mampu menulis kata yang didekte dan dieja minimal 5-7 huruf dalam setiap kata.
Praktikan meminta klien untuk duduk dikursi yang telah disiapkan. Praktikan mengucapkan salam dan mengharapkan klien mampu untuk menjawab salam tersebut dengan benar. Praktikan menanyakan pertanyaan sosial seperti “apa kabar?”,
“sudah sarapan?”, hari ini diantar sama siapa?”. Untuk materi pertama yaitu klien mengikuti perintah dua tahap. Sebelumnya praktikan memberikan contoh dan memulai instruksi yang akan diikuti oleh klien, yaitu dengan memberikan intruksi pegang hidung kemudian pegang mata, ambil pensil kemudian tepuk tangan dua kali, tutup mata kemudian pegang kursi, pegang rambut kemudian lihat pintu, pegang rambut kemudian pejamkan mata, tepuk tangan kemudian ambil pensil, kedipkan mata kemudian tutup mata, pegang kursi kemudian tepuk tangan dua kali, sentuh kepala kemudian sentuh mulut, angkat tangan kemudian sentuh hidung. Sebelumnya minta klien untuk menyimak atau mendengarkan instruksi terlebih dahulu dan minta klien untuk mengikuti instruksi yang di berikan. Praktikan akan mengulang kembali instruksi apabila klien kebingungan dan membenarkan respon klien yang kurang tepat. Sembari memberikan semangat dan motivasi selama terapi.
Materi kedua yaitu, klien menjawab pertanyaan ya dan tidak. Sebelumnya praktikan memberikan instruksi kepada klien untuk menjawab pertanyaan yang diberikan dengan jawaban ya dan tidak. Yaitu dengan menggunakan pertanyaan ya dan tidak seperti : apakah kita berada di Surabaya?, apakah bapak sedang tidur?, apakah buku termasuk hewan?, apakah motor termasuk alat transportasi?, apakah mobil terbang?, apakah sekarang bapak memakai baju?, apakah mata digunakan untuk melihat?, apakah kaki digunakan untuk berjalan?, apakah ayam termasuk unggas?, apakah bebek termasuk alat transportasi?. Sebelumnya minta klien untuk menyimak pertanyaan yang diberikan dan setelah itu minta klien untuk menjawab pertanyaan tersebut. Apabila klien merasa kebingungan ulangi instruksi yang diberikan. Apabila jawaban salah praktikan mengkoreksi untuk jawaban yang benar.
Ulangi beberapa kali materi yang diberikan.
Materi ketiga yaitu, asosiasi lawan kata secara verbal. Praktikan memberikan instruksi kepada klien untuk menjawab lawan kata, sebelumnya perlihatkan flash card lawan kata dan berikan contoh. Materi yang digunakan yaitu panas × dingin, tebal × tipis, sakit × sehat, kecil × besar, sedikit × banyak, diatas × dibawah, kurus × gemuk, naik × turun, panjang × pendek, keluar × masuk. Praktikan akan mengulang
kembali instruksi yang diberikan apabila klien merasa kebingungan dan membenarkan respon klien yang kurang tepat.
Materi keempat yaitu, nengurutkan dan mengdeskripsikan urutan atau langkah-langkah. Praktikan memberikan instruksi untuk mengurutkan langkah- langkah pada flash card sequence. Sebelumnya perkenalkan terlebih dahulu urutan apakah itu dan berikan contoh. Materi yang digunakan adalah urutan bangun tidur, naik bus, cara minum, cuci tangan, membersihkan halaman yang kotor, melepas baju, memancing, jatuh dari sepeda, memakai payung, naik kuda. Apabila klien tidak mampu mengurutkan dengan benar, maka praktikan membantu untuk mengurutkan urutan yang benar. Setelah urutan yang di susun benar minta klien untuk mendeskripsikan. Praktikan akan mengulang kembali dan membenarkan respon atau jawaban klien yang kurang tepat.
Materi kelima yaitu, menyelesaikan pertanyaan yang membutukan logika.
Praktikan memberikan instruksi kepada klien untuk memberikan jawaban yang tepat terhadap pertanyaan yang diberikan. Yaitu pertanyaan yang membutuhkan jawaban secara logika, seperti mengapa bapak mandi?, mengapa bapak makan menggunakan piring?, apa yang bapak lakukan jika rumah bapak kotor?, bagaimana bapak tau cerita selain dari koran?, mengapa bapak datang ke rumah sakit?, apa yang bapak lakukan jika motor mogok?, apa yang bapak lakukan jika tangan bapak kotor?, mengapa bapak menaruh ice krim di freezer?, mengapa bapak menggosok gigi?, bagaimana bapak berpergian selain menggunakan motor?. Sebelumnya minta klien untuk menyimak pertanyaan yang diberikan dan setelah itu minta klien untuk menjawab pertanyaan tersebut. Apabila jawaban salah praktikan mengkoreksi untuk jawaban yang benar. Ulangi beberapa kali materi yang diberikan.
Materi keenam, menulis kata yang didekte dan dieja minimal 5-7 huruf setiap kata. Praktikan memberikan instruksi kepada klien untuk menulis kata yang di dekte dan di eja oleh praktikan. Sebelumnya minta klien untuk menyimak dan mendengarkan instruksi yang di berikan klien. Materi yang digunakan yaitu, mobil, senjata, gunting, pensil, kewajiban, pakaian, jendela, angkatan, tentara, upacara.
Apabila klien merasa kebingungan ulangi instruksi yang diberikan. Apabila jawaban salah praktikan mengkoreksi untuk jawaban yang benar. Ulangi beberapa kali materi yang diberikan.
Materi ketujuh, menyelesaikan kalimat yang diberikan oleh praktikan.
Praktikan memberikan instruksi kepada klien untuk mendengarkan dan
menyelesaikan kalimat yang diberikan oleh praktikan. Materi yang digunakan yaitu, Bapak duduk menggunakan kursi, Ibu memasak di dapur, Ibu sedang menyapu lantai, Bapak tidur di kasur, Bapak menyisir rambut menggunakan sisir, Bapak menulis menggunakan pensil, Bapak memotong kertas menggunakan gunting, Ibu menyapu lantai menggunakan sapu, Bapak berangkat bekerja pada pagi hari, Tentara menembak menggunakan pistol. Apabila klien merasa kebingungan ulangi instruksi yang diberikan. Apabila jawaban salah praktikan mengkoreksi untuk jawaban yang benar. Ulangi beberapa kali materi yang diberikan.
Kemudian praktikan mencatat hasil terapi pada sesi terapi hari ini pada laporan pelaksanaan terapi harian (SOAP). Pada sesi terakhir praktikan menutup sesi terapi dengan bercanda dan berjabat tangan dengan klien dan keluarga yang mendampingi.
2. Pertemuan II
Tujuan pertama untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengikuti perintah dua tahap. Tujuan kedua untuk meningkatkan kemampuan klien dalam menjawab pertanyaan ya dan tidak. Tujuan ketiga agar klien mampu membuat deskripsi urutan kejadian yang terdiri dari 3-4 urutan. Tujuan keempat agar klien mampu menyelesaikan kalimat yang telah dibuat. Tujuan kelima untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengasosiasikan lawan kata secara verbal. Tujuan keenam untuk meningkatkan kemampuan klien dalam menyelesaikan pertanyaan yang membutuhkan logika. Tujuan ketujuh agar klien mampu menulis kata yang didekte dan dieja minimal 5-7 huruf dalam setiap kata.
Praktikan meminta klien untuk duduk dikursi yang telah disiapkan. Praktikan mengucapkan salam dan mengharapkan klien mampu untuk menjawab salam tersebut dengan benar. Praktikan menanyakan pertanyaan sosial seperti “apa kabar?”,
“sudah sarapan?”, hari ini diantar sama siapa?”. Materi pertama yaitu, klien menjawab pertanyaan ya dan tidak. Sebelumnya praktikan memberikan instruksi kepada klien untuk menjawab pertanyaan yang diberikan dengan jawaban ya dan tidak. Yaitu dengan menggunakan pertanyaan ya dan tidak seperti : apakah kita berada di Surabaya?, apakah bapak sedang tidur?, apakah buku termasuk hewan?, apakah motor termasuk alat transportasi?, apakah mobil terbang?, apakah sekarang bapak memakai baju?, apakah mata digunakan untuk melihat?, apakah kaki digunakan untuk berjalan?, apakah ayam termasuk unggas?, apakah bebek termasuk alat transportasi?. Sebelumnya minta klien untuk menyimak pertanyaan yang
diberikan dan setelah itu minta klien untuk menjawab pertanyaan tersebut. Apabila klien merasa kebingungan ulangi instruksi yang diberikan. Apabila jawaban salah praktikan mengkoreksi untuk jawaban yang benar. Ulangi beberapa kali materi yang diberikan.
Untuk materi kedua yaitu klien mengikuti perintah dua tahap. Sebelumnya praktikan memberikan contoh dan memulai instruksi yang akan diikuti oleh klien, yaitu dengan memberikan intruksi pegang hidung kemudian pegang mata, ambil pensil kemudian tepuk tangan dua kali, tutup mata kemudian pegang kursi, pegang rambut kemudian lihat pintu, pegang rambut kemudian pejamkan mata, tepuk tangan kemudian ambil pensil, kedipkan mata kemudian tutup mata, pegang kursi kemudian tepuk tangan dua kali, sentuh kepala kemudian sentuh mulut, angkat tangan kemudian sentuh hidung. Sebelumnya minta klien untuk menyimak atau mendengarkan instruksi terlebih dahulu dan minta klien untuk mengikuti instruksi yang di berikan. Praktikan akan mengulang kembali instruksi apabila klien kebingungan dan membenarkan respon klien yang kurang tepat. Sembari memberikan semangat dan motivasi selama terapi.
Materi ketiga yaitu, nengurutkan dan mengdeskripsikan urutan atau langkah- langkah. Praktikan memberikan instruksi untuk mengurutkan langkah-langkah pada flash card sequence. Sebelumnya perkenalkan terlebih dahulu urutan apakah itu dan berikan contoh. Materi yang digunakan adalah urutan bangun tidur, naik bus, cara minum, cuci tangan, membersihkan halaman yang kotor, melepas baju, memancing, jatuh dari sepeda, memakai payung, naik kuda. Apabila klien tidak mampu mengurutkan dengan benar, maka praktikan membantu untuk mengurutkan urutan yang benar. Setelah urutan yang di susun benar minta klien untuk mendeskripsikan.
Praktikan akan mengulang kembali dan membenarkan respon atau jawaban klien yang kurang tepat.
Materi keempat yaitu, asosiasi lawan kata secara verbal. Praktikan memberikan instruksi kepada klien untuk menjawab lawan kata, sebelumnya perlihatkan flash card lawan kata dan berikan contoh. Materi yang digunakan yaitu panas × dingin, tebal × tipis, sakit × sehat, kecil × besar, sedikit × banyak, diatas × dibawah, kurus × gemuk, naik × turun, panjang × pendek, keluar × masuk. Praktikan akan mengulang kembali instruksi yang diberikan apabila klien merasa kebingungan dan membenarkan respon klien yang kurang tepat.
Materi kelima, menyelesaikan kalimat yang diberikan oleh praktikan.
Praktikan memberikan instruksi kepada klien untuk mendengarkan dan menyelesaikan kalimat yang diberikan oleh praktikan. Materi yang digunakan yaitu, Bapak duduk menggunakan kursi, Ibu memasak di dapur, Ibu sedang menyapu lantai, Bapak tidur di kasur, Bapak menyisir rambut menggunakan sisir, Bapak menulis menggunakan pensil, Bapak memotong kertas menggunakan gunting, Ibu menyapu lantai menggunakan sapu, Bapak berangkat bekerja pada pagi hari, Tentara menembak menggunakan pistol. Apabila klien merasa kebingungan ulangi instruksi yang diberikan. Apabila jawaban salah praktikan mengkoreksi untuk jawaban yang benar. Ulangi beberapa kali materi yang diberikan.
Materi keenam yaitu, menyelesaikan pertanyaan yang membutukan logika.
Praktikan memberikan instruksi kepada klien untuk memberikan jawaban yang tepat terhadap pertanyaan yang diberikan. Yaitu pertanyaan yang membutuhkan jawaban secara logika, seperti mengapa bapak mandi?, mengapa bapak makan menggunakan piring?, apa yang bapak lakukan jika rumah bapak kotor?, bagaimana bapak tau cerita selain dari koran?, mengapa bapak datang ke rumah sakit?, apa yang bapak lakukan jika motor mogok?, apa yang bapak lakukan jika tangan bapak kotor?, mengapa bapak menaruh ice krim di freezer?, mengapa bapak menggosok gigi?, bagaimana bapak berpergian selain menggunakan motor?. Sebelumnya minta klien untuk menyimak pertanyaan yang diberikan dan setelah itu minta klien untuk menjawab pertanyaan tersebut. Apabila jawaban salah praktikan mengkoreksi untuk jawaban yang benar. Ulangi beberapa kali materi yang diberikan.
Materi ketujuh, menulis kata yang didekte dan dieja minimal 5-7 huruf setiap kata. Praktikan memberikan instruksi kepada klien untuk menulis kata yang di dekte dan di eja oleh praktikan. Sebelumnya minta klien untuk menyimak dan mendengarkan instruksi yang di berikan klien. Materi yang digunakan yaitu, mobil, senjata, gunting, pensil, kewajiban, pakaian, jendela, angkatan, tentara, upacara.
Apabila klien merasa kebingungan ulangi instruksi yang diberikan. Apabila jawaban salah praktikan mengkoreksi untuk jawaban yang benar. Ulangi beberapa kali materi yang diberikan.
Kemudian praktikan mencatat hasil terapi pada sesi terapi hari ini pada laporan pelaksanaan terapi harian (SOAP). Pada sesi terakhir praktikan menutup sesi terapi dengan bercanda dan berjabat tangan dengan klien dan keluarga yang mendampingi.
3. Pertemuan III
Tujuan pertama untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengikuti perintah dua tahap. Tujuan kedua untuk meningkatkan kemampuan klien dalam menjawab pertanyaan ya dan tidak. Tujuan ketiga agar klien mampu membuat deskripsi urutan kejadian yang terdiri dari 3-4 urutan. Tujuan keempat agar klien mampu menyelesaikan kalimat yang telah dibuat. Tujuan kelima untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengasosiasikan lawan kata secara verbal. Tujuan keenam untuk meningkatkan kemampuan klien dalam menyelesaikan pertanyaan yang membutuhkan logika. Tujuan ketujuh agar klien mampu menulis kata yang didekte dan dieja minimal 5-7 huruf dalam setiap kata.
Praktikan meminta klien untuk duduk dikursi yang telah disiapkan. Praktikan mengucapkan salam dan mengharapkan klien mampu untuk menjawab salam tersebut dengan benar. Praktikan menanyakan pertanyaan sosial seperti “apa kabar?”,
“sudah sarapan?”, hari ini diantar sama siapa?”.Materi pertama yaitu, menyelesaikan pertanyaan yang membutukan logika. Praktikan memberikan instruksi kepada klien untuk memberikan jawaban yang tepat terhadap pertanyaan yang diberikan. Yaitu pertanyaan yang membutuhkan jawaban secara logika, seperti mengapa bapak mandi?, mengapa bapak makan menggunakan piring?, apa yang bapak lakukan jika rumah bapak kotor?, bagaimana bapak tau cerita selain dari koran?, mengapa bapak datang ke rumah sakit?, apa yang bapak lakukan jika motor mogok?, apa yang bapak lakukan jika tangan bapak kotor?, mengapa bapak menaruh ice krim di freezer?, mengapa bapak menggosok gigi?, bagaimana bapak berpergian selain menggunakan motor?. Sebelumnya minta klien untuk menyimak pertanyaan yang diberikan dan setelah itu minta klien untuk menjawab pertanyaan tersebut. Apabila jawaban salah praktikan mengkoreksi untuk jawaban yang benar. Ulangi beberapa kali materi yang diberikan.
Materi kedua, menyelesaikan kalimat yang diberikan oleh praktikan. Praktikan memberikan instruksi kepada klien untuk mendengarkan dan menyelesaikan kalimat yang diberikan oleh praktikan. Materi yang digunakan yaitu, Bapak duduk menggunakan kursi, Ibu memasak di dapur, Ibu sedang menyapu lantai, Bapak tidur di kasur, Bapak menyisir rambut menggunakan sisir, Bapak menulis menggunakan pensil, Bapak memotong kertas menggunakan gunting, Ibu menyapu lantai menggunakan sapu, Bapak berangkat bekerja pada pagi hari, Tentara menembak menggunakan pistol. Apabila klien merasa kebingungan ulangi instruksi yang
diberikan. Apabila jawaban salah praktikan mengkoreksi untuk jawaban yang benar.
Ulangi beberapa kali materi yang diberikan.
Materi ketiga yaitu, asosiasi lawan kata secara verbal. Praktikan memberikan instruksi kepada klien untuk menjawab lawan kata, sebelumnya perlihatkan flash card lawan kata dan berikan contoh. Materi yang digunakan yaitu panas × dingin, tebal × tipis, sakit × sehat, kecil × besar, sedikit × banyak, diatas × dibawah, kurus × gemuk, naik × turun, panjang × pendek, keluar × masuk. Praktikan akan mengulang kembali instruksi yang diberikan apabila klien merasa kebingungan dan membenarkan respon klien yang kurang tepat.
Materi keempat yaitu, nengurutkan dan mengdeskripsikan urutan atau langkah-langkah. Praktikan memberikan instruksi untuk mengurutkan langkah- langkah pada flash card sequence. Sebelumnya perkenalkan terlebih dahulu urutan apakah itu dan berikan contoh. Materi yang digunakan adalah urutan bangun tidur, naik bus, cara minum, cuci tangan, membersihkan halaman yang kotor, melepas baju, memancing, jatuh dari sepeda, memakai payung, naik kuda. Apabila klien tidak mampu mengurutkan dengan benar, maka praktikan membantu untuk mengurutkan urutan yang benar. Setelah urutan yang di susun benar minta klien untuk mendeskripsikan. Praktikan akan mengulang kembali dan membenarkan respon atau jawaban klien yang kurang tepat.
Untuk materi kelima yaitu klien mengikuti perintah dua tahap. Sebelumnya praktikan memberikan contoh dan memulai instruksi yang akan diikuti oleh klien, yaitu dengan memberikan intruksi pegang hidung kemudian pegang mata, ambil pensil kemudian tepuk tangan dua kali, tutup mata kemudian pegang kursi, pegang rambut kemudian lihat pintu, pegang rambut kemudian pejamkan mata, tepuk tangan kemudian ambil pensil, kedipkan mata kemudian tutup mata, pegang kursi kemudian tepuk tangan dua kali, sentuh kepala kemudian sentuh mulut, angkat tangan kemudian sentuh hidung. Sebelumnya minta klien untuk menyimak atau mendengarkan instruksi terlebih dahulu dan minta klien untuk mengikuti instruksi yang di berikan. Praktikan akan mengulang kembali instruksi apabila klien kebingungan dan membenarkan respon klien yang kurang tepat. Sembari memberikan semangat dan motivasi selama terapi.
Materi keenam yaitu, klien menjawab pertanyaan ya dan tidak. Sebelumnya praktikan memberikan instruksi kepada klien untuk menjawab pertanyaan yang diberikan dengan jawaban ya dan tidak. Yaitu dengan menggunakan pertanyaan ya
dan tidak seperti : apakah kita berada di Surabaya?, apakah bapak sedang tidur?, apakah buku termasuk hewan?, apakah motor termasuk alat transportasi?, apakah mobil terbang?, apakah sekarang bapak memakai baju?, apakah mata digunakan untuk melihat?, apakah kaki digunakan untuk berjalan?, apakah ayam termasuk unggas?, apakah bebek termasuk alat transportasi?. Sebelumnya minta klien untuk menyimak pertanyaan yang diberikan dan setelah itu minta klien untuk menjawab pertanyaan tersebut. Apabila klien merasa kebingungan ulangi instruksi yang diberikan. Apabila jawaban salah praktikan mengkoreksi untuk jawaban yang benar.
Ulangi beberapa kali materi yang diberikan.
Materi ketujuh, menulis kata yang didekte dan dieja minimal 5-7 huruf setiap kata. Praktikan memberikan instruksi kepada klien untuk menulis kata yang di dekte dan di eja oleh praktikan. Sebelumnya minta klien untuk menyimak dan mendengarkan instruksi yang di berikan klien. Materi yang digunakan yaitu, mobil, senjata, gunting, pensil, kewajiban, pakaian, jendela, angkatan, tentara, upacara.
Apabila klien merasa kebingungan ulangi instruksi yang diberikan. Apabila jawaban salah praktikan mengkoreksi untuk jawaban yang benar. Ulangi beberapa kali materi yang diberikan.
Kemudian praktikan mencatat hasil terapi pada sesi terapi hari ini pada laporan pelaksanaan terapi harian (SOAP). Pada sesi terakhir praktikan menutup sesi terapi dengan bercanda dan berjabat tangan dengan klien dan keluarga yang mendampingi.
4. Pertemuan IV
Tujuan pertama untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengikuti perintah dua tahap. Tujuan kedua untuk meningkatkan kemampuan klien dalam menjawab pertanyaan ya dan tidak. Tujuan ketiga agar klien mampu membuat deskripsi urutan kejadian yang terdiri dari 3-4 urutan. Tujuan keempat agar klien mampu menyelesaikan kalimat yang telah dibuat. Tujuan kelima untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengasosiasikan lawan kata secara verbal. Tujuan keenam untuk meningkatkan kemampuan klien dalam menyelesaikan pertanyaan yang membutuhkan logika. Tujuan ketujuh agar klien mampu menulis kata yang didekte dan dieja minimal 5-7 huruf dalam setiap kata.
Praktikan meminta klien untuk duduk dikursi yang telah disiapkan. Praktikan mengucapkan salam dan mengharapkan klien mampu untuk menjawab salam tersebut dengan benar. Praktikan menanyakan pertanyaan sosial seperti “apa kabar?”,
“sudah sarapan?”, hari ini diantar sama siapa?”. Untuk materi pertama yaitu klien mengikuti perintah dua tahap. Sebelumnya praktikan memberikan contoh dan memulai instruksi yang akan diikuti oleh klien, yaitu dengan memberikan intruksi pegang hidung kemudian pegang mata, ambil pensil kemudian tepuk tangan dua kali, tutup mata kemudian pegang kursi, pegang rambut kemudian lihat pintu, pegang rambut kemudian pejamkan mata, tepuk tangan kemudian ambil pensil, kedipkan mata kemudian tutup mata, pegang kursi kemudian tepuk tangan dua kali, sentuh kepala kemudian sentuh mulut, angkat tangan kemudian sentuh hidung. Sebelumnya minta klien untuk menyimak atau mendengarkan instruksi terlebih dahulu dan minta klien untuk mengikuti instruksi yang di berikan. Praktikan akan mengulang kembali instruksi apabila klien kebingungan dan membenarkan respon klien yang kurang tepat. Sembari memberikan semangat dan motivasi selama terapi.
Materi kedua yaitu, klien menjawab pertanyaan ya dan tidak. Sebelumnya praktikan memberikan instruksi kepada klien untuk menjawab pertanyaan yang diberikan dengan jawaban ya dan tidak. Yaitu dengan menggunakan pertanyaan ya dan tidak seperti : apakah kita berada di Surabaya?, apakah bapak sedang tidur?, apakah buku termasuk hewan?, apakah motor termasuk alat transportasi?, apakah mobil terbang?, apakah sekarang bapak memakai baju?, apakah mata digunakan untuk melihat?, apakah kaki digunakan untuk berjalan?, apakah ayam termasuk unggas?, apakah bebek termasuk alat transportasi ?. Sebelumnya minta klien untuk menyimak pertanyaan yang diberikan dan setelah itu minta klien untuk menjawab pertanyaan tersebut. Apabila klien merasa kebingungan ulangi instruksi yang diberikan. Apabila jawaban salah praktikan mengkoreksi untuk jawaban yang benar.
Ulangi beberapa kali materi yang diberikan.
Materi ketiga yaitu, asosiasi lawan kata secara verbal. Praktikan memberikan instruksi kepada klien untuk menjawab lawan kata, sebelumnya perlihatkan flash card lawan kata dan berikan contoh. Materi yang digunakan yaitu panas × dingin, tebal × tipis, sakit × sehat, kecil × besar, sedikit × banyak, diatas × dibawah, kurus × gemuk, naik × turun, panjang × pendek, keluar × masuk. Praktikan akan mengulang kembali instruksi yang diberikan apabila klien merasa kebingungan dan membenarkan respon klien yang kurang tepat.
Materi keempat yaitu, nengurutkan dan mengdeskripsikan urutan atau langkah-langkah. Praktikan memberikan instruksi untuk mengurutkan langkah- langkah pada flash card sequence. Sebelumnya perkenalkan terlebih dahulu urutan
apakah itu dan berikan contoh. Materi yang digunakan adalah urutan bangun tidur, naik bus, cara minum, cuci tangan, membersihkan halaman yang kotor, melepas baju, memancing, jatuh dari sepeda, memakai payung, naik kuda. Apabila klien tidak mampu mengurutkan dengan benar, maka praktikan membantu untuk mengurutkan urutan yang benar. Setelah urutan yang di susun benar minta klien untuk mendeskripsikan. Praktikan akan mengulang kembali dan membenarkan respon atau jawaban klien yang kurang tepat.
Materi kelima yaitu, menyelesaikan pertanyaan yang membutukan logika.
Praktikan memberikan instruksi kepada klien untuk memberikan jawaban yang tepat terhadap pertanyaan yang diberikan. Yaitu pertanyaan yang membutuhkan jawaban secara logika, seperti mengapa bapak mandi?, mengapa bapak makan menggunakan piring?, apa yang bapak lakukan jika rumah bapak kotor?, bagaimana bapak tau cerita selain dari koran?, mengapa bapak datang ke rumah sakit?, apa yang bapak lakukan jika motor mogok?, apa yang bapak lakukan jika tangan bapak kotor?, mengapa bapak menaruh ice krim di freezer?, mengapa bapak menggosok gigi?, bagaimana bapak berpergian selain menggunakan motor?. Sebelumnya minta klien untuk menyimak pertanyaan yang diberikan dan setelah itu minta klien untuk menjawab pertanyaan tersebut. Apabila jawaban salah praktikan mengkoreksi untuk jawaban yang benar. Ulangi beberapa kali materi yang diberikan.
Materi keenam, menulis kata yang didekte dan dieja minimal 5-7 huruf setiap kata. Praktikan memberikan instruksi kepada klien untuk menulis kata yang di dekte dan di eja oleh praktikan. Sebelumnya minta klien untuk menyimak dan mendengarkan instruksi yang di berikan klien. Materi yang digunakan yaitu, mobil, senjata, gunting, pensil, kewajiban, pakaian, jendela, angkatan, tentara, upacara.
Apabila klien merasa kebingungan ulangi instruksi yang diberikan. Apabila jawaban salah praktikan mengkoreksi untuk jawaban yang benar. Ulangi beberapa kali materi yang diberikan.
Materi ketujuh, menyelesaikan kalimat yang diberikan oleh praktikan.
Praktikan memberikan instruksi kepada klien untuk mendengarkan dan menyelesaikan kalimat yang diberikan oleh praktikan. Materi yang digunakan yaitu, Bapak duduk menggunakan kursi, Ibu memasak di dapur, Ibu sedang menyapu lantai, Bapak tidur di kasur, Bapak menyisir rambut menggunakan sisir, Bapak menulis menggunakan pensil, Bapak memotong kertas menggunakan gunting, Ibu menyapu lantai menggunakan sapu, Bapak berangkat bekerja pada pagi hari, Tentara
menembak menggunakan pistol. Apabila klien merasa kebingungan ulangi instruksi yang diberikan. Apabila jawaban salah praktikan mengkoreksi untuk jawaban yang benar. Ulangi beberapa kali materi yang diberikan.
Kemudian praktikan mencatat hasil terapi pada sesi terapi hari ini pada laporan pelaksanaan terapi harian (SOAP). Pada sesi terakhir praktikan menutup sesi terapi dengan bercanda dan berjabat tangan dengan klien dan keluarga yang mendampingi.
5. Pertemuan V
Tujuan pertama untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengikuti perintah dua tahap. Tujuan kedua untuk meningkatkan kemampuan klien dalam menjawab pertanyaan ya dan tidak. Tujuan ketiga agar klien mampu membuat deskripsi urutan kejadian yang terdiri dari 3-4 urutan. Tujuan keempat agar klien mampu menyelesaikan kalimat yang telah dibuat. Tujuan kelima untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengasosiasikan lawan kata secara verbal. Tujuan keenam untuk meningkatkan kemampuan klien dalam menyelesaikan pertanyaan yang membutuhkan logika. Tujuan ketujuh agar klien mampu menulis kata yang didekte dan dieja minimal 5-7 huruf dalam setiap kata.
Praktikan meminta klien untuk duduk dikursi yang telah disiapkan. Praktikan mengucapkan salam dan mengharapkan klien mampu untuk menjawab salam tersebut dengan benar. Praktikan menanyakan pertanyaan sosial seperti “apa kabar?”,
“sudah sarapan?”, hari ini diantar sama siapa?”. Materi pertama yaitu, klien menjawab pertanyaan ya dan tidak. Sebelumnya praktikan memberikan instruksi kepada klien untuk menjawab pertanyaan yang diberikan dengan jawaban ya dan tidak. Yaitu dengan menggunakan pertanyaan ya dan tidak seperti : apakah kita berada di Surabaya?, apakah bapak sedang tidur?, apakah buku termasuk hewan?, apakah motor termasuk alat transportasi?, apakah mobil terbang?, apakah sekarang bapak memakai baju?, apakah mata digunakan untuk melihat?, apakah kaki digunakan untuk berjalan?, apakah ayam termasuk unggas?, apakah bebek termasuk alat transportasi?. Sebelumnya minta klien untuk menyimak pertanyaan yang diberikan dan setelah itu minta klien untuk menjawab pertanyaan tersebut. Apabila klien merasa kebingungan ulangi instruksi yang diberikan. Apabila jawaban salah praktikan mengkoreksi untuk jawaban yang benar. Ulangi beberapa kali materi yang diberikan.
Untuk materi kedua yaitu klien mengikuti perintah dua tahap. Sebelumnya praktikan memberikan contoh dan memulai instruksi yang akan diikuti oleh klien, yaitu dengan memberikan intruksi pegang hidung kemudian pegang mata, ambil pensil kemudian tepuk tangan dua kali, tutup mata kemudian pegang kursi, pegang rambut kemudian lihat pintu, pegang rambut kemudian pejamkan mata, tepuk tangan kemudian ambil pensil, kedipkan mata kemudian tutup mata, pegang kursi kemudian tepuk tangan dua kali, sentuh kepala kemudian sentuh mulut, angkat tangan kemudian sentuh hidung. Sebelumnya minta klien untuk menyimak atau mendengarkan instruksi terlebih dahulu dan minta klien untuk mengikuti instruksi yang di berikan. Praktikan akan mengulang kembali instruksi apabila klien kebingungan dan membenarkan respon klien yang kurang tepat. Sembari memberikan semangat dan motivasi selama terapi.
Materi ketiga yaitu, nengurutkan dan mengdeskripsikan urutan atau langkah- langkah. Praktikan memberikan instruksi untuk mengurutkan langkah-langkah pada flash card sequence. Sebelumnya perkenalkan terlebih dahulu urutan apakah itu dan berikan contoh. Materi yang digunakan adalah urutan bangun tidur, naik bus, cara minum, cuci tangan, membersihkan halaman yang kotor, melepas baju, memancing, jatuh dari sepeda, memakai payung, naik kuda. Apabila klien tidak mampu mengurutkan dengan benar, maka praktikan membantu untuk mengurutkan urutan yang benar. Setelah urutan yang di susun benar minta klien untuk mendeskripsikan.
Praktikan akan mengulang kembali dan membenarkan respon atau jawaban klien yang kurang tepat.
Materi keempat yaitu, asosiasi lawan kata secara verbal. Praktikan memberikan instruksi kepada klien untuk menjawab lawan kata, sebelumnya perlihatkan flash card lawan kata dan berikan contoh. Materi yang digunakan yaitu panas × dingin, tebal × tipis, sakit × sehat, kecil × besar, sedikit × banyak, diatas × dibawah, kurus × gemuk, naik × turun, panjang × pendek, keluar × masuk. Praktikan akan mengulang kembali instruksi yang diberikan apabila klien merasa kebingungan dan membenarkan respon klien yang kurang tepat.
Materi kelima, menyelesaikan kalimat yang diberikan oleh praktikan.
Praktikan memberikan instruksi kepada klien untuk mendengarkan dan menyelesaikan kalimat yang diberikan oleh praktikan. Materi yang digunakan yaitu, Bapak duduk menggunakan kursi, Ibu memasak di dapur, Ibu sedang menyapu lantai, Bapak tidur di kasur, Bapak menyisir rambut menggunakan sisir, Bapak menulis
menggunakan pensil, Bapak memotong kertas menggunakan gunting, Ibu menyapu lantai menggunakan sapu, Bapak berangkat bekerja pada pagi hari, Tentara menembak menggunakan pistol. Apabila klien merasa kebingungan ulangi instruksi yang diberikan. Apabila jawaban salah praktikan mengkoreksi untuk jawaban yang benar. Ulangi beberapa kali materi yang diberikan.
Materi keenam yaitu, menyelesaikan pertanyaan yang membutukan logika.
Praktikan memberikan instruksi kepada klien untuk memberikan jawaban yang tepat terhadap pertanyaan yang diberikan. Yaitu pertanyaan yang membutuhkan jawaban secara logika, seperti mengapa bapak mandi?, mengapa bapak makan menggunakan piring?, apa yang bapak lakukan jika rumah bapak kotor?, bagaimana bapak tau cerita selain dari koran?, mengapa bapak datang ke rumah sakit?, apa yang bapak lakukan jika motor mogok?, apa yang bapak lakukan jika tangan bapak kotor?, mengapa bapak menaruh ice krim di freezer?, mengapa bapak menggosok gigi?, bagaimana bapak berpergian selain menggunakan motor?. Sebelumnya minta klien untuk menyimak pertanyaan yang diberikan dan setelah itu minta klien untuk menjawab pertanyaan tersebut. Apabila jawaban salah praktikan mengkoreksi untuk jawaban yang benar. Ulangi beberapa kali materi yang diberikan.
Materi ketujuh, menulis kata yang didekte dan dieja minimal 5-7 huruf setiap kata. Praktikan memberikan instruksi kepada klien untuk menulis kata yang di dekte dan di eja oleh praktikan. Sebelumnya minta klien untuk menyimak dan mendengarkan instruksi yang di berikan klien. Materi yang digunakan yaitu, mobil, senjata, gunting, pensil, kewajiban, pakaian, jendela, angkatan, tentara, upacara.
Apabila klien merasa kebingungan ulangi instruksi yang diberikan. Apabila jawaban salah praktikan mengkoreksi untuk jawaban yang benar. Ulangi beberapa kali materi yang diberikan.
Kemudian praktikan mencatat hasil terapi pada sesi terapi hari ini pada laporan pelaksanaan terapi harian (SOAP). Pada sesi terakhir praktikan menutup sesi terapi dengan bercanda dan berjabat tangan dengan klien dan keluarga yang mendampingi.
6. Pertemuan VI
Tujuan pertama untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengikuti perintah dua tahap. Tujuan kedua untuk meningkatkan kemampuan klien dalam menjawab pertanyaan ya dan tidak. Tujuan ketiga agar klien mampu membuat deskripsi urutan kejadian yang terdiri dari 3-4 urutan. Tujuan keempat agar klien
mampu menyelesaikan kalimat yang telah dibuat. Tujuan kelima untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengasosiasikan lawan kata secara verbal. Tujuan keenam untuk meningkatkan kemampuan klien dalam menyelesaikan pertanyaan yang membutuhkan logika. Tujuan ketujuh agar klien mampu menulis kata yang didekte dan dieja minimal 5-7 huruf dalam setiap kata.
Praktikan meminta klien untuk duduk dikursi yang telah disiapkan. Praktikan mengucapkan salam dan mengharapkan klien mampu untuk menjawab salam tersebut dengan benar. Praktikan menanyakan pertanyaan sosial seperti “apa kabar?”,
“sudah sarapan?”, hari ini diantar sama siapa?”.Materi pertama yaitu, menyelesaikan pertanyaan yang membutukan logika. Praktikan memberikan instruksi kepada klien untuk memberikan jawaban yang tepat terhadap pertanyaan yang diberikan. Yaitu pertanyaan yang membutuhkan jawaban secara logika, seperti mengapa bapak mandi?, mengapa bapak makan menggunakan piring?, apa yang bapak lakukan jika rumah bapak kotor?, bagaimana bapak tau cerita selain dari koran?, mengapa bapak datang ke rumah sakit?, apa yang bapak lakukan jika motor mogok?, apa yang bapak lakukan jika tangan bapak kotor?, mengapa bapak menaruh ice krim di freezer?, mengapa bapak menggosok gigi?, bagaimana bapak berpergian selain menggunakan motor?. Sebelumnya minta klien untuk menyimak pertanyaan yang diberikan dan setelah itu minta klien untuk menjawab pertanyaan tersebut. Apabila jawaban salah praktikan mengkoreksi untuk jawaban yang benar. Ulangi beberapa kali materi yang diberikan.
Materi kedua, menyelesaikan kalimat yang diberikan oleh praktikan. Praktikan memberikan instruksi kepada klien untuk mendengarkan dan menyelesaikan kalimat yang diberikan oleh praktikan. Materi yang digunakan yaitu, Bapak duduk menggunakan kursi, Ibu memasak di dapur, Ibu sedang menyapu lantai, Bapak tidur di kasur, Bapak menyisir rambut menggunakan sisir, Bapak menulis menggunakan pensil, Bapak memotong kertas menggunakan gunting, Ibu menyapu lantai menggunakan sapu, Bapak berangkat bekerja pada pagi hari, Tentara menembak menggunakan pistol. Apabila klien merasa kebingungan ulangi instruksi yang diberikan. Apabila jawaban salah praktikan mengkoreksi untuk jawaban yang benar.
Ulangi beberapa kali materi yang diberikan.
Materi ketiga yaitu, asosiasi lawan kata secara verbal. Praktikan memberikan instruksi kepada klien untuk menjawab lawan kata, sebelumnya perlihatkan flash card lawan kata dan berikan contoh. Materi yang digunakan yaitu panas × dingin,
tebal × tipis, sakit × sehat, kecil × besar, sedikit × banyak, diatas × dibawah, kurus × gemuk, naik × turun, panjang × pendek, keluar × masuk. Praktikan akan mengulang kembali instruksi yang diberikan apabila klien merasa kebingungan dan membenarkan respon klien yang kurang tepat.
Materi keempat yaitu, nengurutkan dan mengdeskripsikan urutan atau langkah-langkah. Praktikan memberikan instruksi untuk mengurutkan langkah- langkah pada flash card sequence. Sebelumnya perkenalkan terlebih dahulu urutan apakah itu dan berikan contoh. Materi yang digunakan adalah urutan bangun tidur, naik bus, cara minum, cuci tangan, membersihkan halaman yang kotor, melepas baju, memancing, jatuh dari sepeda, memakai payung, naik kuda. Apabila klien tidak mampu mengurutkan dengan benar, maka praktikan membantu untuk mengurutkan urutan yang benar. Setelah urutan yang di susun benar minta klien untuk mendeskripsikan. Praktikan akan mengulang kembali dan membenarkan respon atau jawaban klien yang kurang tepat.
Untuk materi kelima yaitu klien mengikuti perintah dua tahap. Sebelumnya praktikan memberikan contoh dan memulai instruksi yang akan diikuti oleh klien, yaitu dengan memberikan intruksi pegang hidung kemudian pegang mata, ambil pensil kemudian tepuk tangan dua kali, tutup mata kemudian pegang kursi, pegang rambut kemudian lihat pintu, pegang rambut kemudian pejamkan mata, tepuk tangan kemudian ambil pensil, kedipkan mata kemudian tutup mata, pegang kursi kemudian tepuk tangan dua kali, sentuh kepala kemudian sentuh mulut, angkat tangan kemudian sentuh hidung. Sebelumnya minta klien untuk menyimak atau mendengarkan instruksi terlebih dahulu dan minta klien untuk mengikuti instruksi yang di berikan. Praktikan akan mengulang kembali instruksi apabila klien kebingungan dan membenarkan respon klien yang kurang tepat. Sembari memberikan semangat dan motivasi selama terapi.
Materi keenam yaitu, klien menjawab pertanyaan ya dan tidak. Sebelumnya praktikan memberikan instruksi kepada klien untuk menjawab pertanyaan yang diberikan dengan jawaban ya dan tidak. Yaitu dengan menggunakan pertanyaan ya dan tidak seperti : apakah kita berada di Surabaya?, apakah bapak sedang tidur?, apakah buku termasuk hewan?, apakah motor termasuk alat transportasi?, apakah mobil terbang?, apakah sekarang bapak memakai baju?, apakah mata digunakan untuk melihat?, apakah kaki digunakan untuk berjalan?, apakah ayam termasuk unggas?, apakah bebek termasuk alat transportasi?. Sebelumnya minta klien untuk
menyimak pertanyaan yang diberikan dan setelah itu minta klien untuk menjawab pertanyaan tersebut. Apabila klien merasa kebingungan ulangi instruksi yang diberikan. Apabila jawaban salah praktikan mengkoreksi untuk jawaban yang benar.
Ulangi beberapa kali materi yang diberikan.
Materi ketujuh, menulis kata yang didekte dan dieja minimal 5-7 huruf setiap kata. Praktikan memberikan instruksi kepada klien untuk menulis kata yang di dekte dan di eja oleh praktikan. Sebelumnya minta klien untuk menyimak dan mendengarkan instruksi yang di berikan klien. Materi yang digunakan yaitu, mobil, senjata, gunting, pensil, kewajiban, pakaian, jendela, angkatan, tentara, upacara.
Apabila klien merasa kebingungan ulangi instruksi yang diberikan. Apabila jawaban salah praktikan mengkoreksi untuk jawaban yang benar. Ulangi beberapa kali materi yang diberikan.
Kemudian praktikan mencatat hasil terapi pada sesi terapi hari ini pada laporan pelaksanaan terapi harian (SOAP). Pada sesi terakhir praktikan menutup sesi terapi dengan bercanda dan berjabat tangan dengan klien dan keluarga yang mendampingi.
7. Pertemuan VII
Tujuan pertama untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengikuti perintah dua tahap. Tujuan kedua untuk meningkatkan kemampuan klien dalam menjawab pertanyaan ya dan tidak. Tujuan ketiga agar klien mampu membuat deskripsi urutan kejadian yang terdiri dari 3-4 urutan. Tujuan keempat agar klien mampu menyelesaikan kalimat yang telah dibuat. Tujuan kelima untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengasosiasikan lawan kata secara verbal. Tujuan keenam untuk meningkatkan kemampuan klien dalam menyelesaikan pertanyaan yang membutuhkan logika. Tujuan ketujuh agar klien mampu menulis kata yang didekte dan dieja minimal 5-7 huruf dalam setiap kata.
Praktikan meminta klien untuk duduk dikursi yang telah disiapkan. Praktikan mengucapkan salam dan mengharapkan klien mampu untuk menjawab salam tersebut dengan benar. Praktikan menanyakan pertanyaan sosial seperti “apa kabar?”,
“sudah sarapan?”, hari ini diantar sama siapa?”. Untuk materi pertama yaitu klien mengikuti perintah dua tahap. Sebelumnya praktikan memberikan contoh dan memulai instruksi yang akan diikuti oleh klien, yaitu dengan memberikan intruksi pegang hidung kemudian pegang mata, ambil pensil kemudian tepuk tangan dua kali, tutup mata kemudian pegang kursi, pegang rambut kemudian lihat pintu, pegang
rambut kemudian pejamkan mata, tepuk tangan kemudian ambil pensil, kedipkan mata kemudian tutup mata, pegang kursi kemudian tepuk tangan dua kali, sentuh kepala kemudian sentuh mulut, angkat tangan kemudian sentuh hidung. Sebelumnya minta klien untuk menyimak atau mendengarkan instruksi terlebih dahulu dan minta klien untuk mengikuti instruksi yang di berikan. Praktikan akan mengulang kembali instruksi apabila klien kebingungan dan membenarkan respon klien yang kurang tepat. Sembari memberikan semangat dan motivasi selama terapi.
Materi kedua yaitu, klien menjawab pertanyaan ya dan tidak. Sebelumnya praktikan memberikan instruksi kepada klien untuk menjawab pertanyaan yang diberikan dengan jawaban ya dan tidak. Yaitu dengan menggunakan pertanyaan ya dan tidak seperti : apakah kita berada di Surabaya?, apakah bapak sedang tidur?, apakah buku termasuk hewan?, apakah motor termasuk alat transportasi?, apakah mobil terbang?, apakah sekarang bapak memakai baju?, apakah mata digunakan untuk melihat?, apakah kaki digunakan untuk berjalan?, apakah ayam termasuk unggas?, apakah bebek termasuk alat transportas?. Sebelumnya minta klien untuk menyimak pertanyaan yang diberikan dan setelah itu minta klien untuk menjawab pertanyaan tersebut. Apabila klien merasa kebingungan ulangi instruksi yang diberikan. Apabila jawaban salah praktikan mengkoreksi untuk jawaban yang benar.
Ulangi beberapa kali materi yang diberikan.
Materi ketiga yaitu, asosiasi lawan kata secara verbal. Praktikan memberikan instruksi kepada klien untuk menjawab lawan kata, sebelumnya perlihatkan flash card lawan kata dan berikan contoh. Materi yang digunakan yaitu panas × dingin, tebal × tipis, sakit × sehat, kecil × besar, sedikit × banyak, diatas × dibawah, kurus × gemuk, naik × turun, panjang × pendek, keluar × masuk. Praktikan akan mengulang kembali instruksi yang diberikan apabila klien merasa kebingungan dan membenarkan respon klien yang kurang tepat.
Materi keempat yaitu, nengurutkan dan mengdeskripsikan urutan atau langkah-langkah. Praktikan memberikan instruksi untuk mengurutkan langkah- langkah pada flash card sequence. Sebelumnya perkenalkan terlebih dahulu urutan apakah itu dan berikan contoh. Materi yang digunakan adalah urutan bangun tidur, naik bus, cara minum, cuci tangan, membersihkan halaman yang kotor, melepas baju, memancing, jatuh dari sepeda, memakai payung, naik kuda. Apabila klien tidak mampu mengurutkan dengan benar, maka praktikan membantu untuk mengurutkan urutan yang benar. Setelah urutan yang di susun benar minta klien untuk
mendeskripsikan. Praktikan akan mengulang kembali dan membenarkan respon atau jawaban klien yang kurang tepat.
Materi kelima yaitu, menyelesaikan pertanyaan yang membutukan logika.
Praktikan memberikan instruksi kepada klien untuk memberikan jawaban yang tepat terhadap pertanyaan yang diberikan. Yaitu pertanyaan yang membutuhkan jawaban secara logika, seperti mengapa bapak mandi?, mengapa bapak makan menggunakan piring?, apa yang bapak lakukan jika rumah bapak kotor?, bagaimana bapak tau cerita selain dari koran?, mengapa bapak datang ke rumah sakit?, apa yang bapak lakukan jika motor mogok?, apa yang bapak lakukan jika tangan bapak kotor?, mengapa bapak menaruh ice krim di freezer?, mengapa bapak menggosok gigi?, bagaimana bapak berpergian selain menggunakan motor?. Sebelumnya minta klien untuk menyimak pertanyaan yang diberikan dan setelah itu minta klien untuk menjawab pertanyaan tersebut. Apabila jawaban salah praktikan mengkoreksi untuk jawaban yang benar. Ulangi beberapa kali materi yang diberikan.
Materi keenam, menulis kata yang didekte dan dieja minimal 5-7 huruf setiap kata. Praktikan memberikan instruksi kepada klien untuk menulis kata yang di dekte dan di eja oleh praktikan. Sebelumnya minta klien untuk menyimak dan mendengarkan instruksi yang di berikan klien. Materi yang digunakan yaitu, mobil, senjata, gunting, pensil, kewajiban, pakaian, jendela, angkatan, tentara, upacara.
Apabila klien merasa kebingungan ulangi instruksi yang diberikan. Apabila jawaban salah praktikan mengkoreksi untuk jawaban yang benar. Ulangi beberapa kali materi yang diberikan.
Materi ketujuh, menyelesaikan kalimat yang diberikan oleh praktikan.
Praktikan memberikan instruksi kepada klien untuk mendengarkan dan menyelesaikan kalimat yang diberikan oleh praktikan. Materi yang digunakan yaitu, Bapak duduk menggunakan kursi, Ibu memasak di dapur, Ibu sedang menyapu lantai, Bapak tidur di kasur, Bapak menyisir rambut menggunakan sisir, Bapak menulis menggunakan pensil, Bapak memotong kertas menggunakan gunting, Ibu menyapu lantai menggunakan sapu, Bapak berangkat bekerja pada pagi hari, Tentara menembak menggunakan pistol. Apabila klien merasa kebingungan ulangi instruksi yang diberikan. Apabila jawaban salah praktikan mengkoreksi untuk jawaban yang benar. Ulangi beberapa kali materi yang diberikan.
Kemudian praktikan mencatat hasil terapi pada sesi terapi hari ini pada laporan pelaksanaan terapi harian (SOAP). Pada sesi terakhir praktikan menutup sesi
terapi dengan bercanda dan berjabat tangan dengan klien dan keluarga yang mendampingi.
8. Pertemuan VIII
Tujuan pertama untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengikuti perintah dua tahap. Tujuan kedua untuk meningkatkan kemampuan klien dalam menjawab pertanyaan ya dan tidak. Tujuan ketiga agar klien mampu membuat deskripsi urutan kejadian yang terdiri dari 3-4 urutan. Tujuan keempat agar klien mampu menyelesaikan kalimat yang telah dibuat. Tujuan kelima untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengasosiasikan lawan kata secara verbal. Tujuan keenam untuk meningkatkan kemampuan klien dalam menyelesaikan pertanyaan yang membutuhkan logika. Tujuan ketujuh agar klien mampu menulis kata yang didekte dan dieja minimal 5-7 huruf dalam setiap kata.
Praktikan meminta klien untuk duduk dikursi yang telah disiapkan. Praktikan mengucapkan salam dan mengharapkan klien mampu untuk menjawab salam tersebut dengan benar. Praktikan menanyakan pertanyaan sosial seperti “apa kabar?”,
“sudah sarapan?”, hari ini diantar sama siapa?”. Materi pertama yaitu, klien menjawab pertanyaan ya dan tidak. Sebelumnya praktikan memberikan instruksi kepada klien untuk menjawab pertanyaan yang diberikan dengan jawaban ya dan tidak. Yaitu dengan menggunakan pertanyaan ya dan tidak seperti : apakah kita berada di Surabaya?, apakah bapak sedang tidur?, apakah buku termasuk hewan?, apakah motor termasuk alat transportasi?, apakah mobil terbang?, apakah sekarang bapak memakai baju?, apakah mata digunakan untuk melihat?, apakah kaki digunakan untuk berjalan?, apakah ayam termasuk unggas?, apakah bebek termasuk alat transportasi?. Sebelumnya minta klien untuk menyimak pertanyaan yang diberikan dan setelah itu minta klien untuk menjawab pertanyaan tersebut. Apabila klien merasa kebingungan ulangi instruksi yang diberikan. Apabila jawaban salah praktikan mengkoreksi untuk jawaban yang benar. Ulangi beberapa kali materi yang diberikan.
Untuk materi kedua yaitu klien mengikuti perintah dua tahap. Sebelumnya praktikan memberikan contoh dan memulai instruksi yang akan diikuti oleh klien, yaitu dengan memberikan intruksi pegang hidung kemudian pegang mata, ambil pensil kemudian tepuk tangan dua kali, tutup mata kemudian pegang kursi, pegang rambut kemudian lihat pintu, pegang rambut kemudian pejamkan mata, tepuk tangan kemudian ambil pensil, kedipkan mata kemudian tutup mata, pegang kursi kemudian