• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Program Pendidikan dan Pelatihan

N/A
N/A
Muhamad Luis Zaenudin

Academic year: 2022

Membagikan "Evaluasi Program Pendidikan dan Pelatihan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Muhamad Luis Zaenudin D4 Teknik Informatika Email: muhamadluis.z@gmail.com

Dr. Anita Hidayati, S.St.

A. Pendahuluan

Evaluasi program pendidikan dan pelatihan dibutuhkan untuk menindaklanjuti program yang telah dilaksanakan sebelumnya. Dalam evaluasi ditujukan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dalam program pendidikan dan pelatihan, sehingga ke depannya diperbaiki.

Paper ini dibuat untuk memberi wawasan kepada pembaca berkaitan tentang konsep, ragam, dan rancangan evaluasi. Sehingga, pembaca mampu mengetahui apa itu evaluasi program diklat, macam-macam evaluasi, serta mampu menerapkan rancangan evaluasi tersebut.

Metode penyusunan paper yang kami lakukan menggunakan metode diskusi.

Yaitu dalam penyusunan paper ini kami mendapatkan data dari berbagai sumber yang kemudian kami diskusikan bersama kelompok, sehingga kami dapat menyimpulkannya dalam bentuk makalah.

B. Pembahasan 1. Konsep Evaluasi

Evaluasi adalah suatu proses mencari data atau informasi tentang objek atau subjek yang dilaksanakan untuk tujuan pengambilan keputusan terhadap objek atau subjek (Fadillah, 2019) Kegiatan evaluasi merupakan salah satu tahapan dalam

(2)

2

proses manajemen diklat. (Suparman, 1999) evaluasi merupakan salah satu mata rantai dalam sistem diklat yang bisa dilaksanakan dari awal proses perencanaan, proses pelaksanaan, pada akhir penyelenggaraan diklat sampai dengan setelah peserta diklat itu berada di tempat kerja. Sebagai suatu tahapan dalam pengelolaan program diklat, peran evaluasi amat menetukan karena evaluasi menjadi alat bagi pemimpin organisasi untuk mengetahui apakah diklat itu sudah mencapai tujuan atau belum. Dalam konteks evaluasi program diklat, fokus evaluasi dapat diarahkan untuk menilai dua hal yaitu: 1) evaluasi penyelenggaraan diklat, dan 2) evaluasi dampak atau manfaat diklat. Jenis evaluasi dampak diklat ini dikenal dengan evaluasi pasca diklat (Alrasyid, 2021)

Fase evaluasi dilakukan untuk perbaikan sistem yang lebih baik lagi dengan cara mengolah data yang sudah didapat dari tahapan yang dilakukan. Evaluasi pelatihan dilakukan dengan tujuan :

A. Sikap peserta pelatihan terhadap kegiatan pelatihan keseluruhan B. Peningkatan kompetensi dalam diri peserta pelatihan

C. Keuntungan yang dirasakan oleh tempat pelatihan 2. Ragam Evaluasi

Kegiatan evaluasi yang dijalankan dalam program pelatihan adalah sebagai berikut:

1. Pretes

Pretes adalah evaluasi yang dimaksudkan untuk mengukur (a) apa yang telah diketahui oleh partisipan (entry behavior yang tercatat sebagai nilai pretes) yang terkait dengan materi yang akan diberikan dalam pelatihan. (b) apa yang diharapkan oleh partisipan akan didapat dari program pelatihan.

Pelaku evaluasi adalah instruktur. Analisis terhadap hasil pretes memungkinkan program mengetahui kompetensi apa yang telah dan belum dimiliki partisipan. Apa yang telah dimiliki oleh partisipan merupakan aset untuk menerima dan mengembangkan lebih lanjut pengetahuan yang akan diperoleh dari program pelatihan. Sedangkan apa yang belum dimiliki oleh partisipan dan mereka berharap hal itu akan dapat diberikan oleh program pelatihan merupakan learning needs yang perlu diakomodasi oleh penyelenggara program, khususnya Steering Committee dan tim instrukutur.

(3)

3 2. Evaluasi Formatif

Evaluasi formatif dijalankan di tengah masa pelatihan, dan bertujuan menilai hasil belajar partisipan sewaktu program pelatihan masih berjalan, sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan dengan segera bila diperlukan. Selain itu juga, evaluasi formatif juga dimaksudkan untuk menemukan masalah-masalah substansif, seperti kemampuan serap bahan latihan oleh partisipan; masalah yang terkait dengan kekurang-tepatan disain mata pelajaran; serta langkah- langkah perbaikannya untuk segera dijalankan.

Pelaku evaluasi adalah instruktur. Evaluasi formatif dapat dijalankan lebih dari satu kali sesuai kebutuhan dan ketersedian waktu.

3. Evaluasi Sumatif

Evaluasi sumatif merupakan evaluasi akhir program. Pelaku evaluasi adalah instruktur. Evaluasi ini bertujuan yaitu untuk mengukur hasil belajar partisipan (sebagaimana tercermin pada nilai postes), untuk mengukur perolehan belajar partisipan (yang tercermin pada selisih nilai postes dengan pretes)

1. Evaluasi Plan of Action Partisipan

Pelaku evaluasi ini adalah instruktur. Partisipan diwajibkan membuat Plan of Action (PA) pada setiap akhir sesi mata pelajaran. PA adalah rencana partisipan untuk memanfaatkan, atau mengaplikasikan konsep-konsep yang diajarkan pada session itu. Untuk itu, ia harus jeli dalam menangkap konsep-konsep yang diajarkan instruktur, dan konsep mana saja yang dapat diterapkan dalam praktik selepas masa pelatihan. Catatan tentang PA ini dapat dikonsultasikan dengan instruktur pada setiap kesempatan yang memungkinkan, selama masa pelatihan.

Pada akhir pelatihan, kumpulan catatan ini merupakan bahan untuk evaluasi PA. Instruktur memeriksa kumpulan PA setiap partisipan, dan menilai fisebilitasnya. Ukuran fisebilitas adalah tingkat kemungkinan PA itu untuk dapat dijalankan dipandang dari segi teknis, dan kemungkinan dampaknya pada produktivitas kerja yang bersangkutan. Selain menilai, instruktur memberikan saran-saran perbaikan. Saran ini perlu karena partispan diharapkan menjalankan PA-nya selepas pelatihan.

2. Evaluasi Diri

(4)

4

Evaluasi diri dilakukan oleh partisipan sendiri untuk menilai hasil belajar yang dicapainya. Jenis evaluasi ini tepat untuk pelatihan yang berbasis konsep belajar mandiri. Hal ini disebabkan karena sasaran evaluasi terutama adalah pencapaian tujuan-tujuan antara belajar, ialah tujuan-tujuan yang bersangkutan dengan upaya pendalaman dan pengembangan pengetahuan dan keterampilan yang diterima di pelatihan, atas inisiatif sendiri.

Evaluasi diri dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu Evaluasi diri terstruktur dan evaluasi diri tidak terstruktur.

a. Evaluasi diri terstruktur

Evaluasi diri dapat bersifat terstruktur, bila format evaluasi disiapkan oleh program pelatihan, dan memang menjadi bagian dari rencana evaluasi.

Evaluasi diri terstruktur bertujuan untuk mengukur capaian partisipan dalam aspek-aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh dari program pelatihan menurut versi partisipan sendiri, tetapi dalam format yang ditetapkan oleh program pelatihan.

b. Evaluasi diri tak terstruktur

Evaluasi diri dapat pula bersifat tak terstruktur, terutama bila dilakukan oleh partisipan sendiri untuk mengukur apa yang telah diperolehnya dari kegitan belajarnya, setelah menyelesaikan sesuatu mata pelajaran stau rogram pelatihan.

3. Refleksi

Refleksi dilakukan oleh partisipan, dan bertujuan menilai proses pembelajaran yang telah dilakukannya. Apa yang telah dilakukannya, apa yang berhasil, apa yang gagal, mengapa dan sebaiknya untuk selanjutnya bagaimana.

4. Evaluasi Terhadap Instruktur

Evaluasi ini dilakukan oleh partisipan untuk mengukur kualitas performa instruktur.

5. Evaluasi Terhadap Program Pelatihan

Evaluasi bertujuan menilai kualitas penyelenggaraan program. Pelaku evaluasi adalah partisipan. Evaluasi ini mencakup aspek teknis dan substantive dari program pelatihan. Di dalam aspek teknis misalnya

(5)

5

keadaan layanan fotocopy, internet, kelancaran distribusi handout, dan sebagainya. Di dalam aspek substantive misalnya kesesuaian matakuliah dengan kebutuhan partisipan; di dalam matakuliah itu bagian mana yang isinya sesuai dengan kebutuhan partisipan dan sebagainya.

Evaluasi terhadap program dapat diadakan lebih dari sekali apabila ada perubahan-perubahan yang dilakukan oleh pihak manajemen program pelatihan selama program berjalan, dan memerlukan penilaian dari partisipan. Untuk maksud perbaikan, pihak manajemen dapat pula menyediakan kotak saran yang menampung penilaian dan saran dari partisipan.

6. Evaluasi Pascaprogram Pelatihan

Evaluasi pascaprogram pelatihan dijalankan setelah partisipan kembali ke pekerjaannya masing-masing. Pelaku evaluasi adalah instruktur program pelatihan. Waktu yang tepat untuk melakukan evaluasi ini antara 6 bulan hingga 12 bulan setelah program pelatihan berakhir. Waktu itu ditetapkan dengan pertimbangan bahwa partisipan sudah cukup lama kembali bekerja, sehingga bila PA dijalankan, performa dan produktivitas diharapkan sudah dapat terdeteksi dan apat diukur.

Evaluasi ini dilakukan untuk mengukur (a) keberjalanan Plan of Action, dan (b) produktivitas mantan partisipan yang dianggap sebagai diklat dari perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh dari pelatihan.

3. Model Evaluasi

Dikembangkan oleh Donald Kirkpatric tahun 1954 , evaluasi terdiri dari 4 level, yaitu

1. Reaction

Mengukur bagaimana para peserta bereaksi terhadap pelatihan yang diikuti atau mengukur kepuasan peserta lelatihan

2. Learning

Mengukur proses belajar terhadap pelatihan atau mengukur sejauh mana pembelajaran terjadi berdasar transfer of learning

(6)

6 3. Behavior

Bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan keterampilan diterapkan dalam pekerjaan. Evaluasi level ini tidak bisa dilakukan sebelum evaluasi level pertama dan kedua dilakukan

4. Result

Hasil akhir setelah peserta pelatihan mengikuti pelatihan

4. Rancangan Evaluasi

1.Persiapan Evaluasi atau Penyusunan Desain Evaluasi

Pada langkah ini terdapat tiga kegiatan pokok yang berkaitan dengan pelaksanaan evaluasi yaitu: menentukan tujuan atau maksud evaluasi, merumuskan infromasi yang akan dicari atau memfokuskan evaluasi dan menentukan cara pengumpulan data. Rinciannya sebagai berikut:

a. Menentukan Tujuan / Maksud Evaluasi

Beberapa kriteria yang digunakan dalam merumuskan tujuan evaluasi adalah:

- Kejelasan - Keterukuran

- Kegunaan dan kemanfaatan

- Relevansi dan kesesuaian atau compatibility

Jadi tujuan evaluasi harus jelas, terukur, berguna, relevan dan sesuai dengan kebutuhan pengembangan program diklat.

b. Merumuskan Informasi atau Memfokuskan Evaluasi: Merumuskan Pertanyaan Evaluasi dan Menentukan Jenis Informasi yang akan dicari Dalam merumuskan pertnayaan evaluasi harus berdasarkan kepada tujuan evaluasi. Terdapat beberapa metode dalam merumuskan pertanyaan evaluasi yaitu:

- Menganalisis objek

- Menggunakan kerangka teoritis

- Memanfaatkan keahlian dan pengalaman dari luar - Berinteraksi dengan sponsor atau audien kunci - Mendefinisikan Tujuan Evaluasi

(7)

7

- Membuat pertanyaan tambahan atau bonus

2.Menentukan Cara Pengumpulan Data

Pada langkah ini ditentukan metode evaluasi yang ditempuh, misalnya survei atau yang lain, ditentukan pula pendekatan dalam pengumpulan data. Terdapat beberapa prosedur pengumpulan data dengan pendekatan kuantitatif, yaitu :

- Observasi - Tes

- Survei atau survei dengan kuisioner.

3.Mengembangkan Instrumen

Setelah metode pengumpulan data ditentukan, selanjutnya dutentukan pula bentuk unstrumen yang akan digunakan serta lepada siapa instrumen tersebut ditujukan (respondennya). Kemudian, segera dapat dikembangkan butir-butir instrumen. Terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh instrumen evaluasi sebagai berikut:

 Validitas

Validitas adalah keabsahan instrumen dalam mengukur apa yang seharusnya diukur.

 Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan hasil yang diperoleh, misalnya bila melakukan pengukuran dengan orang yang sama dalam waktu yang berlainan atau orang yang lain dalam waktu yang sama.

 Objektivitas

Tujuan dari objektifitas ini adalah supaya penerjemahan hasil pengukurasn dalam bilangan atau pemberian skor tidak terpengaruh oleh siapa yang melakukan.

 Standarisasi

Instrumen evaluasi harus distandarisasi, karena memiliki karakteristik umum seperti item tersusun secara sistematis dan terstuktur, kemudian petunjuk kuhusus pengisian dan pengolahan diberikan dengan jelas, dan

(8)

8

disertai pula oleh penunjuk tentang bagaimana kerahasiaan informasi dijaga.

 Relevansi

Seberapa jauh dipatuhinya ketentuan-ketentuan atau kriteria yang telah ditetapkan untuk memilih bebrbagai pertanyaan agar sesuai dengan maksud instrumen.

 Mudah digunakan

Instrumen tersebut hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga mudah digunakan.

4.Mengumpulkan dan Menganalisis Data serta menafsirkannya

Pada langkah ini sudah mulai untuk terjun ke lapangan mengimplementasikan disain yang telah dibuat, mulai dari mengumpulkan dan menganalisis data, menginterpretasikan, dan menyajikannya dalam bentuk yang mudah dipahami dan komunikatif.

 Mengumpulkan Data

Dalam melakukan pengumpulan data ini dilakukan dengan berbeda- beda pada tiap masing-masing level. Pada level reaksi data yangg dikumpulkan berupa data kuantitatif dengan menggunakan metode survey melalui kuisioner. Kemudian pada level pembelajaran data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif dengan menggunakan metode survey berupa tes. Selanjutnya pada level tingkah laku, data yang dikumpulkan melalui observasi atau dapat juga dengan rencana aktifitas (Action Plan) yaitu rencana tahapan tindakan yang akan dilakukan oleh peserta pelatihan dalam mengimplementasikan hasil pelatihan yang telah diikuti, dalam hal ini para peserta harus mempunyai sautu sasaran peningkatan kinerja/kompetensi yang bersangkutan dalam unit kerja masing-masing yang kemudian diukur dengan mengunakan patokan kinerja/kompetensi yang bersangkutan. Kemudian yang terakhir, yaitu pada level keempat level hasil atau dampak, pada data yang dikumpulkan dapat melalui atasan, peserta pelatihan, bawahan atau rekan kerja.

 Menganalisis Data dan Menafsirkannya

(9)

9

Setelah data yang diperlukan sudah terkumpul, maka langkah berikutnya adalah dianalisis. Dalam menganalisa data dan menafsirkannya harus berdasarkan hasil data yang telah berhasil didiapatkan.

5. Menyusun Laporan

Melaporkan merupakan langkah terakhir kegiatan evaluasi pelatihan. Laporan disusun dengan kesepakatan yang telah disepakati. Langkah terakhir evaluasi ini erat kaitannya dengan tujuan diadakannya evaluasi.

Langkah-langkah tersebut dapat dengan digunakan untuk menjawab

sejauh mana evaluasi pelatihan yang akan dilakukan dan bagaimana pelaksanaan proses pelatihan dari awal hingga akhir sehingga memberikan hasil untuk improvisasi pada pelatihan-pelatihan selanjutnya.

6. Hambatan dan solusi pelaksanaan Evaluasi program pelatihan dan pengembangan

Tidak mudah mengevaluasi suatu pelatihan,banyak kesulitan yang dihadapi oleh penilai “Moekijat” mengatakan ada beberapa Hambatan/kesulitan yang dihadapai dalam melaksanakan evaluasi pelatihan diantaranya :

- Banyak dan beranekaragamnya variabel

- Kurangnya atau tidak mencukupinya ahli-ahli riset.

- Biaya Mahal.

- Evaluasi kebutuhan pelatihan yang tidak jelas

- Kurang adanya kerja sama antara pelatih, peserta dan supervisor dalam mengadakan evaluasi

- Tujuan perilaku pasca pelatihan tidak dirumuskan dengan jelas.

Untuk memperbaiki suatu program pelatihan dapat dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut :

a. Materi pelatihan disertai dengan ujian umpanya pretes maupun posttes b. Tujuan Pelatihan harus jelas dinyatakan secara khusus

c. Pelatih harus propesional dan menguasai materi , metodologi pelatihan sesuai dengan spesialisanya

(10)

10

d. Isi program pelatihan harus direncanakan dan ditujukan kepada pencapaian tujuan secara keseluruhan

e. Metodologi pelatihan relevan dengan tujuan pelatihan C. Penutup

Evaluasi program pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu tahapan yang sampai saat ini masih jarang dilakukan oleh lembaga diklat, namun kenyataannya program diklat merupakan investasi organisasi yang sangat mahal yang diperuntukkan bagi sumberdaya manusia organisasi. Oleh sebab itu, penting bagi organisasi melakukan evaluasi efektifitas terhadap program diklat. Tanpa adanya informasi mengenai efektifitas diklat, organisasi tidak mempunyai cara yang tepat untuk mengetahui apakah anggaran yang telah dikeluarkan untuk diklat telah dikeluarkan secara benar. Dengan program diklat yang dilaksanakan dan didesain secara baik akan memberikan reaksi yang positif bagi peserta diklat, peserta mampu mempelajari materi yang penting, berdampak pada perubahan perilaku dalam bekerja dan memberikan perbaikan pada kinerja.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengukur kinerja alumni diklat adalah dengan melakukan evaluasi pasca diklat. Evaluasi pasca diklat merupakan konsep transfer hasil diklat yang merujuk pada sejauhmana alumni diklat mampu secara efektif dan berkelanjutan menerapkan kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan sikap) yang diperolehnya selama diklat ke dalam pekerjaanya sehari – hari dan kemudian dapat memperbaiki kinerja organisasinya. Dalam konteks manfaat diklat, sejauhmana dampak program diklat itu bagi peningkatan kinerja organisasinya. Hasil evaluasi pasca diklat sesungguhnya merupakan bentuk akuntabilitas dari lembaga diklat terhadap besarnya alokasi dana yang telah digunakan untuk penyelenggaraan diklat. Apabila hasil evaluasi pasca diklat menunjukkan terjadinya peningkatan kinerja yang positif, maka diklat dapat dipandang sebagai upaya strategis yang mesti dilakukan secara berkesinambungan untuk meningkatkan kompetensi aparatur negara. Namun, apabila data menunjukkan hal sebaliknya, maka sudah saatnya kita melakukan reformasi dan perubahan baik dalam kurikulum, proses penyelenggaraan, maupun desain sistem diklat.

(11)

11

Daftar Pustaka

Alrasyid, M. H., 2021. PELATIHAN PENGELOLAAN ADMINISTRASI DESA.

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyakat, Volume Vol. 2. No 1, p. 19.

Fadillah, M. I. &. D. S., 2019. Implementasi Kebijakan Pengembangan Kompetensi Teknis Berbasis e-Learning (Study Kasus Penyelenggaraan Management of Training).

Konferensi Nasional Ilmu Administrasi, Volume 3 (1), p. 2.

Suparman, P. &. A., 1999. Evaluasi Program Diklat. Jakarta: StiaLan.

Referensi

Dokumen terkait

Seperti yang tertuang dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 28i ayat 5 (amandemen ke 2) yang berbunyi “Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai

Selain itu ibu hamil yang berpendidikan menengah lebih mudah memahami cara melakukan senam hamil dengan benar sehingga akan membuat sirkulasi darah lancar, tidak

RASIO SISWA PER SEKOLAH MENURUT TINGKAT TIAP TINGKATAN DAN JENIS SEKOLAH RATIO OF PUPILS TO SCHOOLS BY GRADE, LEVEL, AND TYPE OF SCHOOL. TAHUN / YEAR

Pada Tugas Akhir ini telah dibangun sebuah prototipe sistem pakar yang mampu membantu Service Advisor dalam mendiagnosa area kerusakan mobil berdasarkan keluhan

Jika dilihat secara utuh keberadaannya bersama dengan tanda kehormatan lain, berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 DRT Tahun 1959 tentang Ketentuan- Ketentuan Umum

Nama NIP/NRK Tanggal Lahir.. Jakarta

Pada proses awal siswa dibawa oleh guru mitra untuk mendiskusikan materi pelajaran (tema) apa yang menarik untuk dibawa dalam pendekatan klarifikasi nilai, ternyata

(4) Permohonan keberatan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) harus disampaikan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal