• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Analisis Pengaruh Boreout, Arinta Maharani, Universitas Multimedia Nusantara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1 Analisis Pengaruh Boreout, Arinta Maharani, Universitas Multimedia Nusantara"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

Analisis Pengaruh Boreout, Arinta Maharani, Universitas Multimedia Nusantara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transportasi kereta api dimulai pada tahun 1864 ketika Namlooze Venootschap Nedelandsch Indische Spoorweg Maatschappij membangun jalur kereta api dari Semarang ke Surakarta, Jawa Tengah. Setelah itu, tiga perusahaan lain turut membantu membangun jalur kereta api di dalam dan luar Jawa. Setelah melewati banyak kesulitan, perusahaan (Persero) PT Kereta Api Indonesia atau yang biasa disebut sebagai PT KAI, didirikan (KAI, 2017).

Perusahaan beroperasi sebagai lembaga bisnis yang beroperasi laba. Untuk tetap menjalankan sebagian misinya sebagai organisasi pelayanan publik. Saat ini KAI juga menyelenggarakan kegiatan usaha penunjang lainnya dengan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya. Diantaranya adalah pengelolaan properti yang terkait dengan jasa kereta api, pariwisata berbasis kereta api, restoran di kereta api (on train services) dan di stasiun, termasuk jasa katering dan distribusi logistic (KAI, 2017).

Pada tanggal 28 September 2006 PT KAI dengan PT Angkasa Pura II membentuk anak perusahaan bernama PT Railink yang bidang usahanya adalah selaku operator Kereta Bandara. Kereta Bandara adalah layanan kereta api ekspress yang dioperasikan oleh PT Railink yang awalnya meliputi layanan di Bandara Kualanamu (sebagai KA Bandara pertama di Indonesia pada tanggal 25 Juli 2013).

Kedatangannya telah meningkatkan kredibilitas Bandara Internasional Kualanamu, dengan memperoleh Rating Bintang 4 pada penilaian Skytrax (KAI, 2017).

Setelah tiga tahun mengembangkan KA BAndara Kualanamo, PT Railink meluncurkan KA Bandara baru di ibu Kota Indonesia. KA Bandara Soekarno-Hatta (BSH). KA Bandara Soekarno-Hatta melayani jalur Bandara Manggarai-Soekarno Hatta sepanjang 36,3 km, melewati Stasiun Sudirman Baru, Stasiun Duri, Stasiun Bekasi dan Stasiun Batu Ceper (KAI, 2017).

(2)

2

Analisis Pengaruh Boreout, Arinta Maharani, Universitas Multimedia Nusantara

Stasiun KA Bandara Soetta pertama terletak di Manggarai di Jalan Dr.

Saharjo 1 yang dipadukan dengan stasiun commuter line dan terminal bus Transjakarta. Stasiun KA Bandara Manggarai sudah melayani penumpang sejak 10 Oktober 2019. Stasiun kereta api bandara yang kedua adalah BNI City di Jl.

Jenderal Sudirman, membuat stasiun ini mudah diakses dari kawasan bisnis di ibu kota. Stasiun ini telah melayani penumpang sejak 26 Desember 2017 dan diresmikan pada 2 Januari 2018 (KAI, 2017).

Gambar 1.1 Infografis Covid-19 (31 Maret 2021) Sumber: Covid19.go.id

Kinerja PT. Railink terus bertumbuh sejak pertama kali dioperasionalkan.

Namun keadaan berubah secara signifikan sejak pemerintah secara resmi mengumumkan kasus pertama Covid-19 di Indonesia pada 02 Maret 2020 seperti yang dijelaskan pada gambar di atas. Dengan adanya peningkatan jumlah Covid-19 yang cukup signifikan, maka pada Senin, 13 April 2020 Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) membahas perlunya kebijakan pengendalian lalu lintas yang telah atau akan dikembangkan atau akan ditetapkan di setiap kecamatan wilayah Jabodetabek dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19 selama pemberlakuan Pembatasan Sosial berskala Besar (PSBB). Angkutan khususnya angkutan penumpang tidak diberhentikan sama sekali, tetapi ada pembatasan baik jam operasional maupun jumlah penumpang (BPTJ, 2020).

Berdasarkan kebijakan tersebut, PT Railink telah mencatat empat penyesuaian jadwal keberangkatan KA Bandara. Jumlah penumpang KA Bandara turun 45% akibat pandemi Covid-19. Oleh karena itu, perusahaan juga terus mendukung kebijakan pemerintah dengan membatasi pergerakan di angkutan

(3)

3

Analisis Pengaruh Boreout, Arinta Maharani, Universitas Multimedia Nusantara

umum untuk menekankan penyebaran Covid-19 di Indonesia. Faktor pengurangan signifikan penumpang kereta api bandara terjadi karena penumpang mulai mengurangi aktivitas transportasi mereka karena pandemic Covid-19 (Tempo, 2020)

Gambar 1.2 Perkembangan Transportasi Nasional Sumber: Badan Pusat Statistik (2020)

Penurunan penumpang juga diakibatkan adanya keterbatasan mobilitas transportasi. Berdasarkan gambar yang tertera di atas, jumlah penumpang angkutan umum baik angkutan laut, angkutan kereta api barang maupun kereta api penumpang masih menunjukkan penurunan. Hal ini karena masih diberlakukannya pembatasan masuk bagi warga negara asing (WNA), serta kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akibat varian Covid-19 menjadi faktor yang cukup mempengaruhi kegiatan transportasi (BPS, 2020).

(4)

4

Analisis Pengaruh Boreout, Arinta Maharani, Universitas Multimedia Nusantara

Hal ini tercermin dalam data BPS (2021), pada bulan Juli, penumpang di berbagai moda transportasi turun drastic. Dibandingkan dengan bulan Juni, jumlah penumpang kereta api turun drastic hingga 60%. Pada bulan Juni, bulan diberlakukannya PPKM darurat, hanya 5,75 juta orang yang naik kereta. Dari sisi aktivitas penerbangan, penurunannya bahkan lebih besar, yaitu mencapai 70%

dalam dua bulan. Selain itu, jumlah penumpang penerbangan domestic hanya sekitas 1 (satu) juta pada bulan Juli lalu (Kompas, 2021).

Industri perkeretaapian Indonesia sedang menghadapi keterpurukan akibat dampak dari wabah pandemi Covid-19. Hal ini mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional dan mengurangi permintaan barang atau jasa di pasar domestik.

Akibatnya, keuangan perusahaan terganggu dan sebagian karyawan mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Oleh karena itu, pemerintah telah menyusun strategi agar industri dapat bertahan di tengah pandemi dengan tetap menjaga kerja sama yang baik dengan pelaku industri. Beberapa penyesuaian tentu saja harus dilakukan, yaitu penerapan protocol kesehatan yang harus diprioritaskan.

Gambar 1.3 Aktivitas Pariwisata dan Transportasi Turun Sumber: Badan Pusat Statistik (2021)

(5)

5

Analisis Pengaruh Boreout, Arinta Maharani, Universitas Multimedia Nusantara

Berdasarkan data statistik pariwisata dan transportasi yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik Kalimantan Utara per 1 April 2021 menunjukkan bahwa seluruh aktivitas pariwisata dan transportasi mengalami penurunan di bulan Februari 2021. Penurunan terjadi mulai dari jumlah kunjungan wisata mancanegara (wisman), Tingkat Penghunian Kamar (TPK), dan jumlah penumpang angkutan laut hingga jumlah pesawat terbang (BPS, 2021).

Seperti yang telah dijelaskan Badan Pusat Statistik (BPS) 2021, yaitu membahas tentang perkembangan Pariwisata dan Transportasi Nasional.

Disebutkan, jumlah wisata mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Indonesia mengalami penurunan sebesar 21,19% dibandingkan Agustus 2020. Hal ini juga terjadi pada periode Januari 2021 hingga Agustus 2021, ketika jumlah penumpang mencapai 94,2 juta atau turun 30,49% year-on-year pada periode 2020 (BPS, 2021).

Gambar 1.4 Kapasitas Angkut Moda Transportasi Sebelum dan Saat PPKM Darurat Sumber: Katadata (2021)

Selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan (PPKM) darurat, pemerintah telah memberlakukan pembatasan kapasitas operasional beberapa moda transportasi. Kementrian perhubungan mengumumkan bahwa kapasitas angkut pesawat, kapal laut, dan kereta api antar kota selama PPKM akan menjadi 70%.

Pesawat dan kapal berada pada kemampuan operasional 100% sebelum penerapan PPKM darurat. Selain kapasitas, pemerintah juga mengatur jam operasional moda transportasi. Hal ini dilakukan untuk menerapkan prinsip physical distancing dan menghindari keramaian (Katadata, 2021).

(6)

6

Analisis Pengaruh Boreout, Arinta Maharani, Universitas Multimedia Nusantara

Gambar 1.5 Total Volume Penumpang

Pada bulan Januari dan Februari 2020 terjadi pertumbuhan volume penumpang, yaitu sebesar 199.747 pada bulan Januari. Namun pada bulan Maret 2020 diumumkan kasus pertama Covid-19 di Indonesia dan pemerintah mengumumkan adanya pembatasan mobilitas masyarakat melalui program PSBB.

Sejak saat itu terjadi penurunan volume penumpang secara signifikan. Bahkan di bulan Mei dan Juni 2020 KAI Bandara tidak beroperasional. Kondisi dimaksud terus berlanjut di tahun 2021. Di RKAP 2021 hanya mengasumsikan adanya operasional KA bandara Kualanamu saja karena direncanakan adanya peralihan/integrasi KA Bandara Soekarno Hatta ke PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI). Dengan demikian perbandingan hanya bisa dilakukan terhadap realisasi tahun 2020. Realisasi volume penumpang di bulan Januari tahun 2021 sebesar 28.859 atau hanya sebesar 14 % terhadap bulan Januari 2020.

Kondisi yang sulit pada masa pandemi tentunya harus didukung oleh SDM yang unggul. SDM yang unggul dapat tercapai jika ada kekompakan dan kepercayaan yang dibangun atas dasar integritas, transparansi dan kekuatan komunikasi yang merupakan kunci keberhasilan manajemen perusahaan berbasis teamwork. Keberadaan sumber daya manusia memiliki kedudukan sangat penting dimana pembangunan karakter dan peningkatan kompetensi menjadi fokus utama dalam menciptakan daya saing dan mampu menghadapi persaingan di masa depan (Kumparan, 2021).

(7)

7

Analisis Pengaruh Boreout, Arinta Maharani, Universitas Multimedia Nusantara

Gambar 1.6 Data Potensi Pekerja Per-Agustus 2021

SDM di PT Railink yang tercatat pada area penugasan berjumlah 100 orang tersebar ke dalam Cabang Medan yang berjumlah 37 orang, Pusat Jakarta yang berjumlah 27 orang, dan Cabang Jakarta yang berjumlah 27 orang. Dengan jumlah karyawan yang terbilang cukup sedikit, hal ini disebabkan karena adanya pengalihan Crew KA bandara PT Railink ke PT KCI. Berdasarkan status pekerja dari keseluruhan karyawan, terdapat 26 orang PKWT, 63 orang mandiri (rekrutmen Railink), dan 17 orang perbantuan (induk perusahaan).

Penulis mendapatkan informasi bahwa PT Railink mendapatkan beberapa awards antara lain tahun 2020 penghargaan terbaik ke 3 (tiga) untuk Transportasi Berkeadilan - Ramah Disabilitas dai DTKJ, juara ke 3 (tiga) untuk transportasi berbasis rel terbaik dari Kementerian Perhubungan. Selain itu, perusahaan memiliki kebudayan “AKHLAK” yaitu Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.

Pandemi COVID-19 telah mengubah dunia dengan cara yang tidak dapat diprediksi oleh siapapun. Dengan adanya pandemic, ada peluang untuk meninjau nilai-nilai, terutama yang terkait dengan karir. Salah satu efeknya adalah keinginan kita untuk lebih bermakna di tempat kerja. Prioritas telah berubah, yang mempengaruhi prospek profesional. Jika Anda mendapati diri Anda menginginkan lebih dari pekerjaan Anda, atau bahkan berpikir untuk mengubah karir, penting untuk memeriksa nilai pekerjaan terlebih dahulu (Forbes, 2020).

(8)

8

Analisis Pengaruh Boreout, Arinta Maharani, Universitas Multimedia Nusantara

Mengenai kepuasan hidup, dikatakan bahwa kepuasan hidup merupakan indicator kesejahteraan karyawan. Kepuasan hidup karyawan ditentukan oleh kondisi fisik dan mental yang dapat dipengaruhi oleh pendapatan, perumahan, hubungan sosial, kesehatan, kualitas lingkungan, kepercayaan pada orang lain, layanan yang diberikan, keamanan, keseimbangan kehidupan kerja, dan masih banyak lagi. Tingkat kepuasan ini relative, dimana karyawan menilai kualitas hidup mereka sendiri (News Unair, 2020).

Mengenai kepuasan kerja, tidak ada definisi pasti tentang kepuasan kerja dan faktor-faktor yang mempengaruhinya akan bergantung pada sifat tempat kerja.

Misalnya, kepuasan karyawan manufaktur mungkin tidak sama dengan kepuasan karyawan pengembangan perangkat lunak. Namun, salah satunya setiap tempat kerja memiliki lima karakteristik tentang kesejahteraan dan kepuasan karyawan, seperti yang dijelaskan dibawah ini (Toolbox, 2021).

Gambar 1.7 Factors that determine job satisfaction levels Sumber: Forbes (2021)

1. Apakah perusahaan peduli dengan karyawannya? Perhatian saja tidak cukup, dan perhatian ini harus dikomunikasikan kepada karyawan secara teratur memalui bulletin, penghargaan, pengakuan informal, insentif berbayar, dan bentuk tingkat komunikasi lainnya.

(9)

9

Analisis Pengaruh Boreout, Arinta Maharani, Universitas Multimedia Nusantara

2. Apakah ada ruang di tempat kerja bagi karyawan untuk melakukan hobi mereka?

Saat ini, sebagian besar karyawan menghabiskan sebagian besar waktu mereka di tempat kerja, tetapi itu tidak berarti mereka ingin melepaskan hobi atau minat pribadi mereka. Tempat kerja di mana karyawan memiliki waktu luang yang cukup untuk membaca buku, mengikuti berita, dan menikmati makanan favorit mereka.

Hal ini tidak dianggap sebagai perilaku malas, melainkan lebih mengarah pada kepuasan kerja bagi karyawan.

3. Berapa waktu rata-rata promosi untuk karyawan? Lingkungan bisnis saat ini bergerak cepat, dan karyawan dapat pindah ke perusahaan lain jika mereka tidak dipromosikan. Praktik yang baik dalam lingkungan bisnis adalah menjaga interval antara promosi karyawan di bawah rata-rata masa kerja seorang karyawan. Jika transisi ini tidak memungkinkan, program pelatihan harus disediakan untuk memberi setiap karyawan kesempatan untuk mengeksplorasi peran baru dalam organisasi.

4. Apakah karyawan merasa dihormati oleh rekan kerja mereka? Tempat kerja di mana karyawan merasa dikritik atau terus-menerus dipantau dapat menyebabkan ketidakpuasan. Ada beberapa cara untuk mengetahui ketidakpuasan karyawan melalui percakapan face to face dengan karyawan, atau mengumpulkan data anonym melalui survei kepuasan karyawan, dan kemudian mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan kepuasan karyawan.

5. Apakah ada budaya umpan balik dua arah? Karyawan membutuhkan umpan balik yang teratur (baik positif maupun konstruktif) untuk mengetahui bahwa mereka berada di jalur yang benar. Mereka juga ingin berbagi pendapat dengan manajer/SDM/manajemen senior untuk berkontribusi dalam masa depan perusahaan. Budaya umpan balik dua arah ini penting untuk menjaga kepuasan karyawan. Penting bagi manajemen perusahaan untuk bertindak berdasarkan umpan balik yang diterima.

(10)

10

Analisis Pengaruh Boreout, Arinta Maharani, Universitas Multimedia Nusantara

Dengan fenomena yang telah dijelaskan di atas, selanjutnya adalah penjelasan variable independen tentang boreout menurut ahli. Istilah boreout diciptakan oleh Rothlin dan Werder pada tahun 2008 dalam karya mereka yang berjudul “Boreout! Mengatasi Demotivasi di tempat kerja”. Pengertian dari istilah ini adalah bahwa karyawan yang terdemotivasi bukanlah orang yang malas, melainkan individu yang kehilangan minat terhadap pekerjaannya. Boreout terdiri dari tiga dimensi yaitu kebosanan, kehilangan makna, dan kurangnya kemungkinan untuk berkembang (Stock, 2015).

Boreout adalah “Keadaan seseorang dimana ia merasakan ketidakpuasan yang relatif tinggi yang dikaitkan dengan lingkungan yang tidak cukup mendukung” (Abubakar, 2020). Hal ini dapat menyebabkan afektif negatif dan frustasi karena tidak adanya atau terbatasnya interaksi sosial dan suatu bentuk hilangnya sumber daya (AbuBakar, 2020). Selain itu, tidak adanya tantangan di tempat kerja yang dapat menyebabkan krisis makna (Stock, 2015).

Berdasarkan hasil in depth interview yang didapatkan, peneliti melakukan interview kepada sepuluh orang responden untuk mencari informasi mengenai boreout. Dari sepuluh karyawan PT. Railink yang telah di interview, delapan orang karyawan menyatakan bahwa mereka dalam melaksanakan pekerjaan pernah merasa bosan. Salah satu faktornya adalah karena pekerjaannya monoton.

Kemudian delapan dari sepuluh orang menyatakan bahwa mereka pernah merasa tidak berkonsentrasi dengan pekerjaan yang diberikan. Selanjutnya enam dari sepuluh karyawan menyatakan bahwa mereka pernah merasa frustasi dengan pekerjaan yang diberikan.

Career satisfaction mencerminkan bagaimana perasaan karyawan tentang peran terkait karir mereka, pengalaman organisasi, prestasi dan kesuksesan (Nazar, 2020). Ukuran keberhasilan karir objektif meliputi status, gaji, promosi, struktur keluarga dan posisi (Abubakar, 2020). Penelitian telah menunjukkan bahwa pekerjaan yang menantang dan bermakna dapat meningkatkan kepuasan karir (Kong, 2012).

(11)

11

Analisis Pengaruh Boreout, Arinta Maharani, Universitas Multimedia Nusantara

Career satisfaction adalah ukuran subjektif dari kesuksesan karir, yang mengacu pada hasil positif yang berhubungan dengan pekerjaan dan psikologi yang dicapai seseorang sebagai hasil dari pengalam kerja (Nazar, 2017). Career satisfaction mencerminkan kepuasan karyawan dengan aspek internal (misalnya kompensasi dan promosi) dan aspek eksternal (misalnya penilaian kinerja dan pelatihan & pengembangan) sepanjang karir mereka (Nazar, 2017), yang dianggap sebagai hasil psikologis terkait pekerjaan.

Berdasarkan hasil in depth interview yang didapatkan, peneliti melakukan interview kepada sepuluh orang responden untuk mencari informasi mengenai career satisfaction. Dari sepuluh karyawan PT. railink yang sudah di interview, tujuh karyawan merasa belum puas dengan kesuksesan yang telah mereka capai dalam menjalankan karir mereka selama ini. Kemudian empat karyawan merasa belum puas dengan kemajuan yang mereka buat untuk memenuhi tujuan karir yang mereka inginkan. Selanjutnya, sepuluh karyawan menyatakan bahwa mereka belum puas dengan kemajuan yang telah mereka buat dalam memenuhi tujuan untuk pengembangan keterampilan. Salah satu faktornya adalah mereka menganggap bahwa adanya kemungkinan untuk naik jabatan cukup sulit, karena di perusahaan ini sistemnya rolling.

Life satisfaction telah dikaitkan dengan banyak hasil yang menguntungkan.

Sebagai contoh, penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa individu dengan life satisfaction yang tinggi dikaitkan dengan kinerja pekerjaan yang lebih baik, kepuasan karir yang terus meningkat, peningkatan komitmen organisasi, dan penurunan turnover intentions (Emmanuel, 2018).

Menurut (Sabina, 2016), life satisfaction paling tepat diukur dengan meminta individu untuk menilai kepuasan hidup mereka secara keseluruhan. Hal utama untuk mengukur life satisfaction adalah kesehatan, status pekerjaan, status perkawinan, modal sosial, pendapatan, pendidikan, religiusitas dan etnis. (Sabina, 2016) mendefinisikan life satisfaction sebagai penilaian menyeluruh atas kualitas hidup seseorang berdasarkan penilaian dan kriteria pribadi seseorang.

(12)

12

Analisis Pengaruh Boreout, Arinta Maharani, Universitas Multimedia Nusantara

Berdasarkan hasil in depth interview yang didapatkan, peneliti melakukan interview kepada sepuluh orang responden untuk mencari informasi mengenai life satisfaction. Dari karyawan PT. Railink yang sudah di interview, tujuh karyawan menyatakan bahwa mereka merasa belum mendapatkan hal-hal penting yang mereka inginkan dari hidup mereka. Salah satu faktornya adalah mereka ingin memperoleh pendidikan yang lebih tinggi lagi. Kemudian, lima karyawan menyatakan bahwa kehidupannya belum sesuai dengan cita-cita mereka.

Selanjutnya, tiga karyawan menyatakan bahwa mereka pernah merasa ingin mengubah keputusan yang mereka buat selama ini.

Job satisfaction menurut (Abubakar, 2020), yang mencakup “Keadaan emosional positif yang dihasilkan dari penilaian pekerjaan atau pengalaman kerja seseorang terhadap karakteristik pekerjaan itu sendiri dan lingkungan kerja yang menurut karyawan bermanfaat, memuaskan atau membuat frustasi dan tidak memuaskan.

(Aino, 2016) menyatakan bahwa job satisfaction mengacu pada keadaan emosional yang menyenangkan atau positif dari seorang individu, yang dihasilkan dari penilaian pekerjaan atau pengalaman kerja seseorang. Dengan demikian, kepuasan kerja menunjukkan sikap positif umum karyawan terhadap pekerjaan mereka. Selain itu, (Aino, 2016) juga menyatakan bahwa job satisfaction mengacu pada keadaan emosional yang menyenangkan yang dihasilkan dari penilaian pekerjaan seseorang sebagai pencapaian.

Berdasarkan hasil in depth interview yang didapatkan, peneliti melakukan interview kepada sepuluh orang responden untuk mencari informasi mengenai job satisfaction. Empat orang menyatakan bahwa mereka belum puas dengan pekerjaan mereka saat ini. Kemudian, delapan karyawan menyatakan bahwa mereka belum puas dengan gaji dan promosi yang telah mereka dapatkan dari pekerjaan ini. Salah satu faktornya adalah gajinya tidak sesuai dengan effort pekerjaan yang telah diberikan. Pertanyaan terakhir adalah, sepuluh karyawan menyatakan puas dengan atasan dan rekan kerja selama bekerja disini.

(13)

13

Analisis Pengaruh Boreout, Arinta Maharani, Universitas Multimedia Nusantara

1.2 Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, ditemukan adanya masalah pada Pengaruh Boreout terhadap Career satisfaction, Life satisfaction, Job satisfaction: Telaah pada karyawan PT. Railink dimana variabel independen tersebut dapat berpengaruh terhadap Career satisfaction, Life satisfaction, Job satisfaction karyawan dalam menjalankan tugasnya selama berada di perusahaan.

Peneliti tertarik untuk meneliti beberapa rumusan masalah pada penelitian yaitu:

1. Apakah Boreout memiliki pengaruh negatif terhadap Career Satisfaction di PT. Railink?

2. Apakah Boreout memiliki pengaruh negatif terhadap Life Satisfaction di PT.

Railink?

3. Apakah Boreout memiliki pengaruh negatif terhadap Job Satisfaction di PT.

Railink?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui dan menganalisis Boreout berpengaruh negatif terhadap Career Satisfaction di PT. Railink?

2. Mengetahui dan menganalisis Boreout berpengaruh negatif terhadap Life Satisfaction Boreout di PT. Railink?

3. Mengetahui dan menganalisis Boreout berpengaruh negatif terhadap Job Satisfaction Boreout di PT. Railink?

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Akademis

Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini dapat memberikan informasi dan wawasan yang tepat, sehingga dapat bermanfaat bagi pembaca. Melalui penelitian ini pembaca diharapkan mendapat pembelajaran atau wawasan baru mengenai Pengaruh Boreout terhadap Career satisfaction, Life satisfaction, dan Job Satisfaction.

(14)

14

Analisis Pengaruh Boreout, Arinta Maharani, Universitas Multimedia Nusantara

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan bisa digunakan untuk bahan evaluasi, masukan dan informasi perusahaan tentang Pengaruh Boreout terhadap Career satisfaction, Life satisfaction, dan Job satisfaction.

3. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan membantu bagi pembaca untuk melakukan penelitian selanjutnya.

1.5 Batasan Penelitian

Untuk memudahkan dalam melakukan penelitian, peneliti membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut:

1. Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian di PT Railink.

2. Variabel-variabel yang diteliti adalah Boreout dan Career satisfaction, Life satisfaction, Job Satisfaction

1.6 Sistematika Penulisan

Hasil penelitian ini disusun dalam bentuk proposal dengan sistematika pengerjaan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini membahas tentang teori dari konsep-konsep mengenai manajemen, sumber daya manusia, Career satisfaction, Life satisfaction, Job satisfaction dan Boreout. Memaparkan segala pengertian yang terkait dengan penelitian ini dengan tujuan agar pembaca memahami variabel-variabel yang dibahas dalam penelitian ini.

(15)

15

Analisis Pengaruh Boreout, Arinta Maharani, Universitas Multimedia Nusantara

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas metode penelitian, jenis penelitian, jenis data, lokasi penelitian, populasi, sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas hasil dari penelitian yang telah dilakukan berdasarkan pada konsep dan metodologi yang digunakan, serta hasil dari pengolahan data beserta dengan pembahasannya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan penutup dari laporan Skripsi yang berisi kesimpulan atas hasil penelitian yang telah dilakukan beserta dengan saran-saran yang diberikan oleh peneliti untuk PT. Railink ataupun peneliti selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Suatu penelitian tidak akan pernah merupakan hasil yang bersifat final yang tak dapat diganggu gugat lagi Hasil penelitian seseorang harus tunduk pada penelitian orang lain

(2012) menyatakan lebih lanjut bahwa ketika nilai pre-tes dan post-tes pada kelompok penelitian dan kelompok kontrol dibandingkan sama dengan yang lainnya, ada

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan di Desa Boddia dilihat dari indikator pendidikan, pendapatan

1. Abdul Muhaya, M.A, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang dan pembimbing I. Muchsin Jamil, M.Ag, selaku pembimbing II yang telah berkenang

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perawat yang bekerja di rumah sakit melaksanakan sistem shift, dan perawat yang paling banyak mengalami gangguan pola

Setelah relokasi terlihat bahwa pola penunjaman menjadi lebih jelas dibandingkan sebelum relokasi dimana distribusi gempa bumi yang sebelumnya tersebar acak dan

b) Pencegahan HIV/AIDS, kegiatannya dengan melakukan pencegahan penularan ibu ke anak, memberikan layanan kesehatan kepada para remaja, pemeriksaan dan pengobatan

Bahan ini tidak dapat beradaptasi dengan dentin, tidak dapat merangsang difrensiasi odontoblas secara konsisten, sitotoksik pada sel, dan pH yang tinggi menyebabkan