• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Infeksi Luka Post Operasi Seksio Sesarea Di RSUD Kota Langsa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Infeksi Luka Post Operasi Seksio Sesarea Di RSUD Kota Langsa"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Edukes, Vol. 4, No. 1, Maret 2021 |1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Infeksi Luka Post Operasi Seksio

Sesarea Di RSUD Kota Langsa Ayunin Syahida1, Jainatul Jannah2

¹Dosen STIKes Bustanul Ulum Langsa, ²Mahasisiwi STIKes Bustanul Ulum Langsa

Abstrak

World Health Organisasion (WHO) memperkirakan bahwa angka persalinan dengan seksio sesarea pada tahun 2012 sekitar 10% sampai 15% dari semua proses persalinan dinegara- negara berkembang dibandingkan dengan 20% di Britania Raya dan 23% di Amerika Serikat, Kanada memiliki angka 21%.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-faktor terjadinya Infeksi Luka Post Operasi Seksio Sesarea Di RSUD Kota Langsa. Penelitian ini merupakan Penelitian bersifat Cross sectional. Hasil penelitian diperoleh bahwa riwayat penyakit dengan usia, antara pola makan dan mobilisasi ada hubungan dengan terjadinya infeksi Luka Operasi Seksio Sesarea. Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa ada hubungan usia dengan terjadinya infeksi luka operasi seksio sesarea di RSUD Kota Langsa.

Kata Kunci: ASI, Ketidakberhasilan Pemberian ASI Pada Bayi

Factors Affecting the Occurrence of Wound Infection Post Cesarean Section Surgery at Langsa City Hospital

Abstract

The World Health Organization (WHO) estimates that the rate of deliveries by cesarean section in 2012 is about 10% to 15% of all deliveries in developing countries compared to 20% in the United Kingdom and 23% in the United States, Canada has 21%. This study aims to determine the factors of the occurrence of wound infection after cesarean section surgery at the Langsa City Hospital. This research is a cross sectional research. The results of the study showed that the history of disease with age, between diet and mobilization had a relationship with the occurrence of cesarean section surgical wound infection. The conclusion of this study is that there is a relationship between age and the occurrence of cesarean section surgical wound infection in Langsa City Hospital.

Keywords: Breastfeeding, Ineffective Breastfeeding in Babies.

(2)

Jurnal Edukes, Vol. 4, No. 1, Maret 2021 |2 PENDAHULUAN

World Health Organisasion (WHO) memperkirakan bahwa angka persalinan dengan seksio sesarea pada tahun 2012 sekitar 10% sampai 15% dari semua proses persalinan dinegara-negara berkembang dibandingkan dengan 20%

di Britania Raya dan 23% di Amerika Serikat, Kanada memiliki angka 21%.

Insidensi terjadinya ILO pascaoperasi section caesarea yang dilaporkan bervariasi, mulai dari 0,3% di Turki sampai 17% di Australia. Dari beberapa rumah sakit yang dilaporkan oleh National Nosocomial Infections Surveillance (NNIS), tingkat terjadinya ILO pasca operasi section caesarea berkisar dari 2,8% sampai 6,7%. Di Amerika Serikat, saat ini ada lebih dari 40 juta pasien rawat inap dan 31 juta pasien rawat jalan yang menjalani operasi, dengan minimal 2% dari pasien, atau sekitar 1,4 juta, mengalami infeksi luka operasi (ILO) dengan berbagai derajat keparahan.

Persalinan merupakan fase terakhir yang terpenting dalam proses kehamilan.

Masa inilah yang banyak mendebarkan seorang wanita yang melahirkan, oleh karena itu persalinan merupakan puncak dari segala proses dan upaya yang selama ini dilakukan agar semuanya berakhir dengan lancar[1].

Banyak jenis-jenis persalinan yaitu persalinan normal dan persalinan dengan tindakan pembedahany a itu seksio sesarea. Persalinan normal disebut juga eutosia yaitu pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar (Fauziah, 2012), sedangkan persalinan seksio sesarea itu sendiri adalah persalina nmelalui sayatan pada dinding abdomen dan uterus yang diambil masih utuh dengan berat janin>1000 gram atau umur kehamilan >28 minggu[2].

Tujuan dari kelahiran seksio sesarea adalah memelihara kehidupan atau

kesehatan ibu dan janinnya. Selain itu tindakan seksio sesarea dilaksanakan dalam keadaan dimana penundaan kelahiran akan memperburuk keadaan janin, ibu atau keduanya, sedangkan kelahiran pervaginam tidak mungkin dilakukan dengan aman [3].

AKI di Indonesia masih tergolong tinggi,menurut Kemenkes RI pada tahun 2012 AKI mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 48 per 1000 kalahiran hidup akibat oleh adanya komplikasi-komplikasi dalam persalinan, termasuk seksio sesarea. Menurut Bensons dan Pernolis angka kematian ibu yang menjalani persalinan seksio sesarea adalah 40-80 tiap 100.000 kelahiran hidup dan memiliki resiko kematian 25 kali lebih besar dibandingkan persalinan pervaginam, sedangkan data infeksi luka post operasi di Indonesia mencapai 23,7% [4].

Kelahiran dengan seksio sesarea juga harus dilakukan perawatan sehingga tidak menimbulkan komplikasi yang berisiko 25 kali lebih besar disbanding persalinan pervaginam seperti terjadinya rupture membrane pada daerah subkutan abdomen, masalah pada hoemostasis pade sirkulasi darah sehingga terjadi perdarahan dan infeksi luka [5].

Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka, akan tetapi pelaksanaan luka sangat cermat merupakan bagian paling penting dalam mengendalikan terjadinya komplikasi pada luka post operasi. Salah satu komplikasi yang sering ditemukan dirumah sakit adalah infeksi. Infeksi luka operasi merupakan infeksi yang dapat disebabkan oleh beberapa factor antara lain usia, nutrisi, personal hygiene dan mobilisasi yang akan mempengaruhi lama dan biaya perawatan[6].

Dalam proses penyembuhan diharapkan berada pada batas ideal yang diharapkan dengan regenerasi cepat namun terkadang hal ini sulit untuk

(3)

Jurnal Edukes, Vol. 4, No. 1, Maret 2021 |3 dicapai karena penyembuhan luka secara

umum ada 2 faktor yaitu factor intrinsic dan factor ekstrinsik. Faktor intrinsic diantaranya usia status gizi, dan mobilisasi dini sedangkan factor ekstrinsik yaitu perawatan luka [7].

Proses penuaan menyebabkan perubahan vaskuler sehingga mengganggu sirkulasi kedaerah luka atau insisi, sehingga respon inflamasi menjadi lambat, jaringan kolagen kurang lunak serta jaringan parut kurang elastis sehingga proses penyembuhan luka menjadi lambat. [8].

Ibu pasca seksio sesarea adalah ibu yang melahirkan janin dengan cara proses pembedahan dengan membuka dinding perut dan dinding uterus dalam waktu sekitar kurang lebih enam minggu organ- organ reproduksi akan kembali pada keadaan tidak hamil[9].

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini merupakan penelitian Analitik dengan Rancangan Cross Sectional yaitu penelitian ini bertujuanFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Infeksi Luka Post Operasi Seksio Sesarea Di RSUD Kota LangsaPopulasi dalam penelitian ini adalahseluruh pasien post operasi seksio sesarea hari ke-4 yang ada di Ruang Kebidanan RSUD Kota Langsa.

HASIL

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukandi RSU Kota Langsa mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Infeksi Luka Post Operasi Seksio Sesarea Di RSUD Kota Langsa sebagai berikut :

1. Analisis Univariat

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kejadian Infeksi Luka Operasi Seksio Sesarea di RSUD Kota Langsa

No Infeksi Luka Operasi Frekuensi (f)

Persentase (%) 1

2

Tidak Ya

37 6

86 14

Jumlah 43 100

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 43 responden mayoritas tidak mengalami infeksi luka

operasi seksio sesarea sebanyak 37 responden (86%).

Tabel 2.Distribusi Frekuensi Usia Ibu Post Operasi Seksio Sesarea di RSUD Kota Langsa

No Usia Frekuensi

(f)

Persentase (%) 1

2 3

Muda Reproduksi Tua

3 29 11

7 67,4

(4)

Jurnal Edukes, Vol. 4, No. 1, Maret 2021 |4 25,6

Jumlah 43 100

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 43 responden mayoritas memiliki usia reproduksi

sebanyak 29 responden (67,4%) dan minoritas memiliki usia muda sebanyak 3 responden (7%).

Tabel 3.Distribusi Frekuensi Pola Makan Ibu Post Operasi Seksio Sesarea di RSUD Kota Langsa

No PolaMakan Frekuensi

(f)

Persentase (%) 1

2

Baik Kurang

18 25

41,9 58,1

Jumlah 43 100

Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil bahwa dari 43 responden mayoritas

memiliki pola makan kurang baik sebanyak 25 responden (58,1%).

Tabel 4.Distribusi Frekuensi Mobilisasi Ibu Post Operasi Seksio Sesarea di RSUD Kota Langsa

No Mobilisasi Frekuensi

(f)

Persentase (%) 1

2

Ada Tidak Ada

11 32

25,6 74,4

Jumlah 43 100

Berdasarkan tabel di atas bahwa dari 43 responden mayoritas tidak melakukan

mobilisasi sebanyak 32 responden (74,4%).

2. Analisis Bivariat

Tabel 5.Hubungan Usia dengan terjadinya Infeksi Luka Operasi Seksio Sesarea di RSUD Kota Langsa

No Usia

Infeksi Luka Sectio Caesarea

p- Value

Ya Tidak Jumlah

F % F % F %

(5)

Jurnal Edukes, Vol. 4, No. 1, Maret 2021 |5 1

2 3

Muda Reproduksi Tua

0 2 4

0 6,9 36,4

3 27

7

100 93,1 63,6

3 29 11

100 100 100

0,043

Jumlah 6 37 43

Berdasarkan tabel diatas bahwa dari 3 responden yang berusia muda seluruhnya tidak mengalami infeksi luka operasi seksio sesarea, dari 29 responden yang berusia reproduksi mayoritas tidak mengalami infeksi luka operasi seksio sesarea sebanyak 27 responden (93,1%) dan dari 11 responden yang berusia tua mayoritas tidak mengalami infeksi luka

operasi seksio sesarea sebanyak 7 responden (63,6%). Hasil uji statistic Chi–

Square pada derajat kepercayaan 95%

(α=0,05) diperoleh nilai p Value = 0,043 (p<0,05) yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara usia dengan terjadinya infeksi luka operasi seksio sesarea di RSUD Kota Langsa.

Tabel 6.Hubungan Pola Makan dengan Terjadinya Infeksi Luka Operasi Seksio Sesarea di RSUD Kota Langsa

No PolaMakan

Infeksi Luka Sectio Caesarea

p- Value

Ya Tidak Jumlah

F % F % F %

1 2

Baik Kurang

1 5

5,6 20

17 20

94,4 80

18 25

100 100

0,375

Jumlah 6 37 43

Pada tabel diatas didapatkan hasil dari 18 responden yang menerapkan pola makan baik mayoritas tidak mengalami infeksi luka operasi seksio sesarea sebanyak 17 responden (94,4%) dan dari 25 responden yang menerapkan pola makan kurang mayoritas tidak mengalami infeksi luka operasi seksio sesarea sebanyak 20 responden (80%). Hasil uji statistic Chi–

Square pada derajat kepercayaan 95%

(α=0,05) diperoleh nilai p Value = 0,375 (p>0,05) yang berarti Ha ditolak dan Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pola makan dengan terjadinya infeksi luka operasi seksio sesarea di RSUD Kota Langsa.

Tabel 7.Hubungan Mobilisasi dengan terjadinya Infeksi Luka Operasi Seksio Sesarea Di RSUD Kota Langsa

No Mobilisasi Infeksi Luka Sectio Caesarea

(6)

Jurnal Edukes, Vol. 4, No. 1, Maret 2021 |6

Ya Tidak Jumlah p-

Value

F % F % F %

1 2

Ada Tidak Ada

0 6

0 18,8

11 26

100 81,2

11 32

100 100

0,312

Jumlah 6 6 43

Tabel diatas menyatakan bahwa dari 11 responden yang melakukan mobilisasi seluruhnya tidak mengalami infeksi luka operasi seksio sesarea dan dari 32 responden yang tidak melakukan mobilisasi mayoritas tidak mengalami infeksi luka operasi seksio sesarea sebanyak 26 responden (81,2%). Hasil uji statistic Chi–Square pada derajat kepercayaan 95% (α=0,05) diperoleh nilai p Value = 0,312 (p>0,05) yang berarti Ha ditolak dan Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pola makan dengan terjadinya infeksi luka operasi seksio sesarea di RSUD Kota Langsa.

PEMBAHASAN

1. Infeksi Luka Operasi Seksio Sesarea Hasil penelitian menunjukkanbahwa yang peneliti lakukan terhadap respondenditemukanbahwasebagianbesar respondentidakmengalamiinfeksilukaoper asiseksiosesarea.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nuraini (2015), dengan hasil penelitian bahwa proses penyembuhan luka terbanyak pada responden yang tidak mengalami infeksi sebanyak 89,8%[10].

Penyembuhan luka adalah respon tubuh terhadap berbagai cedera dengan proses pemulihan yang kompleks dan dinamis yang menghasilkan pemulihan anatomi dan fungsi secara terus menerus.

Penyembuhan luka terkait dengan regenerasi sel sampai fungsi organ tubuh kembali pulih, ditunjukkan dengan tanda- tanda dan respon yang berurutan dimana sel secara bersama-sama berinteraksi, melakukan tugas dan berfungsi secara normal. Idealnya luka yang sembuh kembali normal secara struktur anatomi, fungsi dan penampilan[11].

2. Hubungan Usia dengan Terjadinya Infeksi Luka Opersi Seksio Sesarea

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 3 responden yang berusia muda seluruhnya tidak mengalami infeksi luka operasi seksio sesarea, dari 29 responden yang berusia reproduksi mayoritas tidak mengalami infeksi luka operasi seksio sesarea sebanyak 27 responden (93,1%) dan dari 11 responden yang berusia tua mayoritas tidak mengalami infeksi luka operasi seksio sesarea sebanyak 7 responden (63,6%).

Hasil uji statistic Chi–Square (Person Chi-Sqaure) pada derajat kepercayaan 95% (α=0,05) diperoleh nilai p Value = 0,043 (p<0,05) yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara usia dengan terjadinya infeksi luka operasi seksio sesarea di RSUD Kota Langsa.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nuraini (2015), tentang faktor-

(7)

Jurnal Edukes, Vol. 4, No. 1, Maret 2021 |7 faktor yang berhubungan dengan infeksi

luka post sektio caesarea dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan infeksi luka post sektio caesarea dengan p-value 0,001[12].

Peneliti menyimpulkan bahwa pasien post operasi seksio sesarea yang berusia muda lebih baik untuk proses penyembuhan luka operasi dibandingkan pasien post operasi yang berusia tua dikarenakan kulit utuh pada orang dewasa muda yang sehat merupakan suatu barier yang baik terhadap trauma mekanis dan infeksi, begitu juga dengan efisiensi system imun, system kardiovaskuler, dan system respirasi, yang memungkinkan penyembuhan luka terjadi lebih cepat.

3. Hubungan Pola Makan dengan Terjadinya Infeksi Luka Operasi Seksio Sesarea

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 18 responden yang menerapkan pola makan baik mayoritas tidak mengalami infeksi luka operasi seksio sesarea sebanyak 17 responden (94,4%) dan dari 25 responden yang menerapkan pola makan kurang mayoritas tidak mengalami infeksi luka operasi seksio sesarea sebanyak 20 responden (80%).

Hasil uji statistic Chi–Square (Fisher’s Exact Test) pada derajat kepercayaan 95% (α=0,05) diperoleh nilai p Value = 0,375 (p>0,05) yang berarti Ha ditolak dan Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pola makan dengan terjadinya infeksi luka operasi seksio sesarea di RSUD Kota Langsa.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Elisa (2014), tentang hubungan pola makan terhadap proses penyembuhan luka post seksio sesarea di Ruang Dewi Kunti RSUD Kota Semarang hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ada hubungan pola

makan terhadap proses penyembuhan luka post seksio sesarea dengan p-value 0,017 [13].

Peneliti menyimpulkan bahwa pasien post operasi yang memiliki pola makan baik lebih cenderung tidak mengalami infeksi luka seksio sesarea dibandingkan pasien yang memiliki pola makan kurang baik, hal ini disebabkan karena proses penyembuhan luka memerlukan nutrisi dari tubuh sehingga mampu membentuk jaringan-jaringan baru untuk proses penyembuhan luka.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ada hubungan usia dengan terjadinya infeksi luka operasi seksio sesarea di RSUD Kota Langsa.

SARAN

Bagi Rumah Sakit, agar menjadi bahan masukan bagi tenaga kesehatan yang bertugas di Ruang Bedah Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Kota Langsa untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan manajemen perawatan luka pasca operasi seksio sesarea.Bagi ibu post seksio sesarea, agar dapat mengetahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi proses infeksi luka post operasi seksio sesarea.

DAFTAR PUSTAKA

1. Dewie A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan K4 di Puskesmas Baqa Kota Samarinda Tahun 2016. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis. 2017; 10(3).

2. Wiknjosastro H. Ilmu Kandungan Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo; 2010.

3. Kurniati L. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Primigravida dengan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Sampai

(8)

Jurnal Edukes, Vol. 4, No. 1, Maret 2021 |8 dengan K4 di Kabupaten Pati.

Dinamika Kebidanan. 2013 Januari;

3(1).

4. Kemenkes RI. Mother's Day; Situasi Kesehatan Ibu. InfoDATIN. Jakarta:

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Pusat Data dan Informasi;

2014.

5. Sumiati. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan K4 di Puskesmas Dengan Tempat Perawatan Sindangratu Kabupaten Garut Tahun 2012. Skripsi. Depok:

Universitas Indonesia, Fakultas Kesehatan Masyarakat; 2012.

6. Syahda S. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) di Desa Muara Mahat Wilayah Kerja Puskesmas Tapung I Tahun 2014. Jurnal Kebidanan. 2015; 6(1).

7. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta:

Kementerian Kesehatan RI; 2016.

8. Saifuddin A. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Jakarta: EGC; 2011.

9. Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2013.

10. Syamsiah N, Pustikasari A. Faktor- Faktor Yang Berhubungan dengan Kunjungan Antenatal Care pada Ibu Hamil di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat Tahun 2013. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 2014 Januari; 6(1).

11. Wulandari EC. Hubungan Pendidikan dan Umur Ibu Hamil Dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan (K4). Jurnal Obstretika Scientia.

2014; 2(1).

12. Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan Jakarta: Rineka Cipta;

2010.

13. Alawiyah F. Hubungan Dukungan Suami dengan Kelengkapan Kunjungan Antenatal Care (ANC) pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta Tahun 2014. Yogyakarta:

STIKes Áisyiyah Yogyakarta; 2014.

Referensi

Dokumen terkait

Bab 3 merupakan pembahasan data-data yang telah dikumpulkan agar dapat dianalisis, untuk mengimplementasi enterprise architecture untuk Perusahaan X, dalam melakukan

Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Perhitungan kimia

We tested three hypotheses: first, whether occupa- tional minorities are more likely than white men to be appointed CEO in struggling firms; second, whether occupational minority

D (2002 : 40) kamus Data adalah sebuah daftar yang terorganisasi dari elemen data yang berhubungan dengan sistem, sehingga pemakai dan analisis sistem akan memiliki

Dalam menentukan nilai kini kewajiban imbalan pasti dan biaya jasa kini terkait dan biaya jasa lalu (jika dapat diterapkan) entitas mengalokasikan imbalan

Stasiun bandara adalah stasiun kereta api yang terintegrasi dengan bandar udara. Sehingga dapat memudahkan masyarakat untuk berganti moda trasnportasi dari. transportasi

Berdasarkan wacana yang dominan yang mereka munculkan dalam konstruksi realitas mengenai korupsi anggota dewan dalam kasus aliran dana BI, yakni anggota dewan

Penerapan metode pembelajaran blended learning berbasis ICT pada mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) secara tepat dengan menggunakan fasilitas edmodo yang