Pengertian
• Model Praktek Keperawaan Profesional (MPKP) adalah suatu sistem (Struktur, Proses dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan, yang dapat menopang pemberian asuhan
• Model Praktek Keperawaan Profesional (MPKP) mempunyai beberapa
tujuan antara lain adalah (1) Meningkatkan mutu askep melalui
penataan sistem pemberian asuhan keperawatan; (2)Memberikan
kesempatan kepada perawat untuk belajar melaksanakan praktik
keperawatan profesional; (3)Menyediakan kesempatan kepada
perawat untuk mengembangkan penelitian keperawatan
Planning actuating Organizing
Controlling
Fungsi Manajemen
PEDOMAN KEPEMIMPINAN & MANAJEMEN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI ……….
Tujuan Umum :
• Setelah melaksanakan Praktik diharapkan dapat menerapkan prinsip-prinsip manajemen dengan menggunakan MAKP, secara bertanggung jawab DG.
sikap kepemimpinan yang professional
Tujuan khusus
• Setelah menyelesaikan kegiatan praktek kepemimpinan dan manajemen, peserta mampu:
• Melaksanakan pengkajian di Ruang praktek.
• Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisa SWOT
• Mengidentifikasi masalah
• Menyusun rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional : (1) Operan, (2) Timbang Terima, (3) Ronde
Keperawatan, (4) Supervisi Keperawatan, (5) Discharge planning, (6) Dokumentasi Keperawatan.
• Melaksanakan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional : (1) Operan, (2) Timbang Terima, (3) Ronde
Keperawatan, (4) Supervisi Keperawatan, (5) Discharge planning, (6) Dokumentasi Keperawatan.
• Mengevaluasi pelaksanaan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional : (1) Operan, (2) Timbang Terima, (3) Ronde Keperawatan, (4) Supervisi Keperawatan, (5) Discharge planning, (6) Dokumentasi Keperawatan.
aplikasi Pengkajian
Catatan harian
Operan, Pre post conference
Discharge planning
supervisi dokumen BOR, LOS TOI
Evaluasi Program Gambaran umum RS
- M1 s/d M5 Manajemen kep.
-perencanaan s/d evaluasi
DISEMINASI HASIL Penyiapan perangkat
DISEMINASI AKHIR
Planning Controlling Organizing
actuating
1. Perumusan filosofi, fisi, misi, tujuan
2. Menyusun Kebijakan
3. Penyusunan Standart Kinerja,
4. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
1. Struktur organisasi
2. Daftar Dinas Ruangan disusun berdasarkan tim
3. Daftar Pasien
1. program motivasi, 2. manajemen konflik, 3. Supervisi
4. pendelegasian, 5. komunikasi efektif
a. Operan b. Pre conferen 5. Post conferen
6. Ronde Keperawatan
1. Audit struktur 2. Audit proses 3. Audit hasil
1. program motivasi, 2. Menetapkan standart 3. menetapkan metode 4. restasi kerja
5. tindakan korektif
Fungsi Perencanaan MPKP
• Perumusan filosofi, visi, misi dan tujuan
• Menyusun Kebijakan
• Penyusunan Standart Kinerja
• Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Tugas dalam Perencanaan:
Contoh
Visi Rumah Sakit
Menjadi Ruangan terbaik di RUMKITAL Dr. RAMELAN Surabaya tahun 2025
MISI
1. Membentuk perawat yang Caring
2. Menyiapkan peralatan kesehatan yang mutakhir 3. Menyiapkan tempat perawatan sehat &Modern 4. Menjalin kerja sama dengan berbagai pihak
MOTTO
SIAP MANTUL
(Sigap, Tanggap, Mandiri, Tulus)
Contoh visi, misi, tujuan dalam suatu ruang perawatan
• Visi Rungan :
❖ Menjadi ruangan yang mampu dan handal dalam pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Adi Setia Medika dengan pelayanan yang utuh bio-psiko-sosio dan spiritual
• Misi Ruangan
❖ melayani pasien dengan layanan sepenuh hati
❖ selalu berkomunikasi dengan pasien secara terapeutik
❖ selalu tersenyum dalam melayani pasien
❖ bekerja dengan berfokus pada kesehatan dan kepuasan pasien
❖ optimalisasi sarana pelayanan yang ada dengan baik
• Moto Kami :
• SIAP MANTUL (Sigap, Tanggap, Mandiri, Tulus)
Contoh perumusan visi, misi, tujuan dalam suatu ruang perawatan
• Tujuan khusus keperawatan penyakit bedah
❖ Memberi asuhan keperawatan kepada klien penyakit bedah secara holistik dan optimal.
❖ Mempersiapkan klien (fisik, mental dan spiritual) yang akan menjalani pembedahan dan menjaga agar klien terhindar dari komplikasi pasca bedah.
❖ Memberi semua bantuan yang diarahkan untuk memelihara rasa aman dan nyaman klien.
❖ Dalam melaksanakan asuhan keperawatan klien penyakit bedah, digunakan standar asuhan keperawatan dengan lima langkah proses keperawatan.
❖ Memberi penyuluhan kepada klien, sehingga mandiri merawat diri setelah pembedahan maupun setelah klien pulang.
❖ Memelihara hubungan kerja yang harmonis sesama tim kesehatan yang ada di lingkungan kerja.
❖ Menciptakan iklim kerja yang kondusif untuk proses belajar mengajar dalam kegiatan pendidikan bagi peserta didik/magang.
Contoh perumusan visi, misi, tujuan dalam suatu ruang perawatan
Falsafah keperawatan
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan di Rumah sakit setia husada perawat meyakini:
❖ Manusia adalah individu yang memiliki kebutuhan bio, psiko, sosio, kultur dan spiritual, di mana unsur spiritual merupakan unsur terpenting.
❖ Keperawatan merupakan karya Tuhan Yang Maha Esa bagi umat manusia melalui tim keperawatan yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan secara optimal, kepada semua yang membutuhkan dengan tidak membedakan suku, bangsa, agama maupun status sosial di tempat pelayanan keperawatan.
❖ Tujuan asuhan keperawatan dicapai melalui anugerah Allah dan usaha bersama tim keperawatan, tim kesehatan lainnya dan klien.
❖ Asuhan keperawatan diberikan dengan menggunakan proses keperawatan dalam lima tahap untuk memenuhi kebutuhan kesehatan klien.
❖ Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat serta memiliki wewenang melakukan asuhan keperawatan secara utuh berdasarkan Standar Asuhan Keperawatan.
Standart Kebijakan
• Aturan kepegawaian
• Aturan Gaji
• seragam,
• jam kerja,
• dll
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN STIKES HANG TUAH SURABAYA 2019
Standart Kinerja Kelompok Praktik Manajemen Keperawatan 1. Ketentuan Jam Kerja
a. Ketentuan jumlah jam kerja setiap pershift jaga 7 jam kerja Shift pagi : pukul 07.00 - 14.00 wib
Shift siang : pukul 14.00 - 21.00 wib Shift malam : pukul 21.00 - 07.00 wib
a. Ketentuan jumlah jam istirahat pershift 1 jam istirahat
b. Ketentuan untuk hari libur setiap perminggu 1x hari libur setelah shift malam
c. Ketentuan urutan hari kerja : 2 hari : shift pagi 2 hari : shift siang 2 hari : shift malam 1 hari : hari libur
a. Ketentuan untuk cuti dalam 1 tahun diberlakukan hanya 14 hari setelah mengajukan permohonan cuti kepada kepala ruangan
2. Ketentuan Seragam
a. Ketentuan pemakaian seragam perhari Hari senin - minggu :
• Shift pagi : pakaian biru muda.
• Shift siang & malam : pakaian biru muda
b. Ketentuan seragam bagi perempuan yang berkerudung
• Pakaian biru muda : kerudung warna abu – abu dengan garis biru ditudungnya c. Ketentuan seragam perempuan yang tidak berkerudung
• Pakaian biru muda : menggunakan penutup kepala (kep) berwarna biru
• ketentuan dalam periahal rambut bagi wanita yang memiliki rambut panjangnya melewati batas kerah baju wajib menggunakan hair nett.
d. Ketentuan pemakaian sepatu bagi perempuan dan laki-laki
• menggunakan sepatu fantofel warna hitam
a. Ketentuan pemakaian kaos kaki bagi laki – laki & perempuan
• Laki-laki : Kaos kaki hitam
• Perempuan : Kaos kaki warna kulit (krem)
3. Kebijakan
a) Berpakaian rapi sesuai aturan b) Bertanggung jawab atas tugas
c) Melakukan senyum, sapa salam pada teman sejawat, pasien atau keluarga pasien
d) Dilarang diskusi dengan teman sejawat di depan pasien e) Dilarang memakai kutex
f) Dilarang memakai perhiasan gelang
g) Wajib datang 10 menit sebelum jam kerja h) Istirahat jaga diberikan waktu 1 jam
i) Menjaga sikap profesionalisme dengan sejawat j) Menjaga sikap profesionalisme dengan pasien
k) Melayani pasien dengan ramah, tamah dan sepenuh hati
4. Jenjang karir
a. Ketentuan bagi perawat minimal lulusan D3 / S1 keperawatan b. Usia maksimal 27 tahun
c. Memiliki pengalaman kerja dalam bidang kesehatan
5. REWARD & Punishment
a. Setiap keterlambatan dalam kedatangan maupun jam istirahat lebih dari 10 menit dari batas waktu yang ditentukan dikenakan denda sebesar Rp. 10.000 dan berlaku kelipatan setiap 10 menit (dengan batas maksimal Rp. 20.000) serta mengganti sesuai jam keterlambatan.
b. Jika kedapatan memakai kutex dan kuku tidak rapih akan dikenakan denda sebesar Rp. 5.000
c. Pemakaian seragam yang tidak sesuai dengan ketentuan akan dikenakan denda sebesar Rp. 10.000
d. Bagi perawat perempuan yag tidak berkerudung dan panjang rambut melewati kerah tidak memakai pentup kepala (kep) akan dikenakan denda sebesar Rp.
5.000
4. Penyiapan perangkat MPKP
Perangkat yang disusun dalam bentuk :
Visi, misi, filosofi
Standar kerja (kedisiplinan, SAK, SOP) Organisasi dan uraian tugas
kartu anggota Tim, Format catatan harian
Format pengkajian awal keperawatan,
penentuan 10 (sepuluh) diagnosa yang sering muncul Format pendelegasian,
Format discharge planning, format audit dokumentasi,
format penghitungan BOR, LOS, TOI
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN STIKES HANG TUAH SURABAYA 2019
Tanggal Dibuat
11 Juni 2019 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL No SPO:SPO – 11
Tanggal Berlaku 18 Juni 2019
No Revisi 00
Nama Departemen PENYAKIT DALAM Judul
CUCI TANGAN HIGIENIS Hal. 1-2
Dibuat oleh kelompok 1B
Disetujui oleh KaRu ………..
A. Pengertian
Membersihkan/ mencuci tangan secara higienis/ rutin.
B. Tujuan
Bersihkan kuman dan bakteri penyakit.
C. Prosedur Persiapan alat:
a. Kran/ air bersih.
b. Sabun cair/ batang.
c. Handuk/ lap kering/ tisu.
Lanjutan…..
Persiapan pencucian.
a. Air bersih yang mengalir dari kran, ceret atau sumber lain.
b. Sabun cair / batang
c. Handuk,, lap kertas atau kain yang kering d. Kuku dijaga selalu pendek
e. Cincin dan gelang perhiasan harus di lepas dari tangan
Pelaksanaan
a. Basahi tangan setinggi pertengahan lengan bawah dengan air mengalir.
b. Taruh sabun di bagian tengah tangan yang telah basah, buat busa secukupnya.
c. Gosok kedua telapak tangan dan jari atau punggung tangan, jari dan persendiannya, kedua ibu jari dengan cara menggenggam dan memutar, bersihkan ujung jari dan kuku tangan, gosok pergelangan tangan.
d. Proses berlangsung selama40 – 60detik (jika menggunakan air mengalir, 20 – 30 detik juka menggunakan hand scrub).
e. Bilas kembalidengan air sampaibersih.
f. Keringkan tangan dengan handuk atau kertas yang bersih atau tissue atau handuk katun sekali pakai.
C. DaftarPustaka
Hidayat, Aziz Alimul.2005.Buku Saku Pratikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC.
Kusmiati, Yuni.2010. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Yogyakarta. Fitramaya.
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN STIKES HANG TUAH SURABAYA 2019
Tanggal Dibuat
11 Juni 2019 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL MANAJEMEN No SPO:SPO – 11
Tanggal Berlaku 18 Juni 2019
No Revisi 00
Nama Departemen PENYAKIT DALAM Judul
Prosedur pre konference Hal. 1-2
Dibuat oleh kelompok 1B
Disetujui oleh KaRu ………..
Pengertian Komunikasi ketua tim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari kepala tim dan penanggung jawab tim.
Tujuan 1. Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien, merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil
2. Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan
3. Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien
Prosedur 1. Melakukan konferensi setiap hari segera setelah dilakukan pergantian dinas pagi atau sore sesuai dengan jadwal pelaksana.
2. Dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim Isi conference:
1. Rencana tiap asuhan (rencana harian)
2. Tambahan rencana dari ketua tim atau penanggung jawab tim
3. Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya masing – masing.
4. Menyampaikan perkembangan dan masalah pasien berdasarkan hasil evaluasi kemarin dan kondisi pasien yang dilaporkan oleh dinas malam
5. Perawat pelaksana menyampaikan hal-hal meliputi a. Keluhan pasien
b. TTV dan kesadaran pasien
c. Hasil pemeriksaan laboratorium atau diagnosis terbaru d. Masalah keperawatan
e. Rencana keperawatan hari ini f. Perubahan keadaan terapi medis g. Rencana medis
5. Perawat pelaksana mendikusikan dan mengarahkan perawat asosiet tentang masalah yang terkait dengan perawatan pasien yang meliputi:
a. Pasien yang terkait dengan pelayanan seperti : keterlambatan, kesalahan pemberian makan, kebisikan pengunjung lain, kehadiran dokter yang dikonsulkan.
b. Ketepatan pemberian infuse
c. Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan d. Ketepatan pemberian obat / injeksi
e. Ketepatan pelaksanaan tindakan lain f. Ketepatan dokumentasi
7. Mengingatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.
8. Mengingatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan kemajuan masing–masing perawatan asosiet.
9. Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalaah yang tidak dapat diselesaikan.
Unit Terkait Instalasi Rawat Inap -
Daftar Pustaka
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN STIKES HANG TUAH SURABAYA 2019
Tanggal Dibuat
11 Juni 2019 STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN No SPO:SPO – 11
Tanggal Berlaku 18 Juni 2019
No Revisi 00
Nama Departemen PENYAKIT DALAM Judul
Resiko Jatuh Hal. 1-2
Dibuat oleh kelompok 1B
Disetujui oleh KaRu ………..
1. Masalah Keperawatan: Risiko Jatuh A. Definisi
Berisiko mengalami kerusakan fisik dan gangguan kesehatan akibat terjatuh.
B. Tujuan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan risiko jatuh tidak terjadi.
C. Faktor Risiko
1. Usia > 65 tahun (pada dewasa) atau < 2 tahun (pada anak) 2. Riwayat jatuh
3. Anggota gerak bawa protesis (buatan) 4. Penggunaan alat bantu berjalan
5. Penurunan tingkat kesadaran 6. Perubahan fungsi kognitif
7. Lingkungan tidak aman (misal: licin, gelap, lingkungan asing)
Lanjutan …
D. Kriteria Hasil
1. Pasien dan keluarga akan mengidentifikasi faktor-faktor kemungkinan cedera.
2. Pasien dan keluarga membantu melakukan tindakan pengamanan untuk mencegah cedera.
3. Pasien dan keluarga akan melakukan perubahan fisik untuk peningkatan keamanan.
4. Pasien dan keluarga akan menyusun startegi untuk mempertahankan keamanan.
5. Pasien mengoptimalkan aktivitas hidup sehari-hari dalam keterbatasan sensori motorik.
E. Intervensi
1. Identifikasi faktor penyebab atau berkontribusi terhadap terjadinya cedera akibat jatuh.
2. Orientasikan pasien pada lingkungan. Kaji kemampuan pasien untuk menggunakan bel, penghalang sisi tempat tidur, dan pengendali posisi tempat tidur. Pertahankan tempat tidur pada posisi terendah dan awasi secara ketat pada malam hari.
3. Ajarkan kepada pasien dan keluarga tentang kebutuhan penerangan yang aman.
4. Apabila mengalami gangguan pendengaran, anjurkan pasien menggunakan alat bantu dengar.
5. Ajarkan kepada pasien yang mengalami ketidakstabilan berjalan untuk menggunakan alat bantu.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. StandarDiagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Taylor, M. Cynthia & Sheila Sparks Ralph. 2010. Diagnosis Keperawatan dengan Rencana Asuhan. Jakarta:
EGC.
Sistem informasi manajemen
• Otomatisasi/komputerisasi sistim pelayanan
• prosedur pemrosesan data berdasarkan teknologi informasi
dan diintegrasikan dengan prosedur manual dan prosedur
2. Pengorganisasian
• Pengorganisasin adalah rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkanya secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi dengan mengintegrasikan semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh sebuah organisasi.
Proses Pengorganisasian :
Menyusun struktur
job diskripsi/uraian tugas Penyusunan jadual dinas Daftar alokasi pasien
Klasifikasi Pasien
KEPALA RUANGAN
TIM I
KETUA TIM Perawat Primer
ANGGOTA TIM Perawat Asosiet
8-10 klien
TIM II
KETUA TIM Perawat Primer
ANGGOTA TIM Perawat Asosiet
8-10 klien
TIM III
KETUA TIM Perawat Primer
ANGGOTA TIM Perawat Asosiet
8-10 klien
Contoh 1: Struktur Organisasi Ruangan
Kepala Ruang
Tim I Tim II
Ketua Tim
(Perawat Primer) Ketua Tim
(Perawat Primer)
Anggota Tim (perawat Pelaksana)
Anggota Tim (perawat Pelaksana)
8-10 klien 8-10 klien
Contoh 2 : Struktur Organisasi Ruangan A
2. Pembuatan job diskription
• Uraian tugas Kepala ruangan
• Membuat rencana tahunan, bulanan, mingguan dan harian.
• Mengorganisir pembagian tim dan pasien
• Memberi pengarahan kepada seluruh kegiatan yang ada di ruangannya,
• Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang ada di ruangannya,
• Memfasilitasi kolaborasi tim dengan anggota tim kesehatan yang lainnya,
• Melakukan audit asuhan dan pelayanan keperawatan di ruangannya, kemudian menindak lanjutinya,
• Mewakili MPKP dalam koordinasi dengan unit kerja lainnya,
Uraian tugas ketua tim/perawat primer:
• Membuat rencana tahunan, bulanan, mingguan dan harian.
• Mengatur jadual dinas timnya yang dikoordinasikan dengan kepala ruangan,
• Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi asuhan keperawatan bersama-sama anggota timnya,
• Memberi pengarahan pada perawat pelaksana tentang pelaksanaan asuhan keperawatan,
• Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya dalam pelaksanaan asuhan keperawatan,
• Melakukan audit asuhan keperawatan yang menjadi tanggungjawab timnya,
• Melakukan perbaikan pemberian asuhan keperawatan,
Uraian tugas perawat pelaksana:
• Membuat rencana harian asuhan keperawatan yang menjadi tanggungjawabnya.
• Melaksanakan asuhan keperawatan dengan
melakukan interaksi dengan pasien dan keluarganya
• Melaporkan perkembangan kondisi pasien kepada ketua tim.
P E R E N C A N a a n
Contoh : Sistem Jadwal Dinas Ruangan
No Nama Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
1. Karu P
Tim I Katim PA.1 PA.2 PA.3 PA.4 PA.5
P M S M S P Tim II
Katim PA.1 PA.2 PA.3 PA.4 PA.5
P M S M S
Pagi P
Sore
Malam
Contoh daftar pasien di ruangan..A..
No Nama Pasien Dokter
Perawat Primer / Ketua tim
PA/PP
22-10-09 23-10-09 24-10-09
Pagi Sore Malam
1 TIM I
1. sinta 2.Alek 3.Ricak 4.santi 5.Riki 6.Dewi
Dr. Sri Dr. Sri Dr. Ria Dr. Ari Dr. Ria Dr. Ria
Bernan Bernan Bernan Bernan Bernan Bernan
Anto Rina Ja`far Atus Tono Hari
Anton Rina
Jafar Atus
Tono
2 TIM II
1. Painten 2.Paidi 3.Paimo 4.Painem 5.Paijan 6.Paito
Dr. Sri Dr. Sri Dr. Ria Dr. Ari Dr. Ria Dr. Ria
Mahendra Mahendra Mahendra Mahendra Mahendra Mahendra
Oki Sukma Nisa Yoga Muji Rida
Oki Sukma
Nisa Yoga
Muji
3. Pengarahan
• proses memberikan bimbingan kepada staff agar mereka mampu bekerja secara optimal dalam melaksnaakan tugas-tugasnya sesuai dengan ketrampilan yang mereka miliki.
• Pengarahan ini termasuk :
• kejelasan komunikasi,
• pengembangan motivasi yang efektif.
• beberapa kegiatan Pengarahan
1. Pendelegasian 2. Motivasi
3. Manajemen konflik, 4. Supervisi
5. Discharge Planning 6. Komunikasi efektif
a. Operan
b. Pre conferen c. Post conferen
d. Ronde Keperawatan
4. Fungsi Pengendalian
• proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi
• Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengendalian:
• Menetapkan standart dan menetapkan metode mengukur prestasi kerja
• Melakukan pengukuran prestasi kerja
• Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standart
• Mengambil tindakan korektif
Fungsi Pengendalian
Indikator mutu umum
Penghitungan lama hari rawat (BOR)
Penghitungan rata-rata lama dirawat (ALOS)
Penghitungan lama tempat tidur tidak terisi (TOI)
• Indikator mutu khusus
• Kejadian infeksi nosokomial
• Kejadian cedera
• Kondisi pasien
• Audit dokumentasi asuhan keparawat
• Survey masalah baru
References
• Barata, Atep adya, (2006), Dasar-Dasar Pelayanan Prima, PT Elex Media Kompuntindo. Jakarta
• Bolton et al. (1992). Ten Steps for Managing Organisational Change, Journal of Nursing Administration, 22, 14-20.
• Douglas, LM. (1984) , the Effevtive Nurse Leader and Menager, Second edition, St. Louis, the CV Mosby.
• Ellis,J.R., & Hartley,C.L.(2000).Managing & coordinating nursing care. 3 th ed. Philladelphia: Lippincott Williams &
Wilkins.
• Gillis, D.A., (1996). Nursing Management. 2nd Ed. W.B. Saunders. New York
• Grant, A.B. & Massey, V.H. (1999). Nursing Leadership, Management and Research. Springhouse Co. Pennsylvania.
• Greenhalgh, Leonard, (1999). “Menangani Konflik”. Dalam A.Dale Timpe, (Ed.), Memimpin Manusia. Alih bahasa oleh Sofyan Cikmat. Jakarta: PT.Gramedia.
• Keliat, B.A., dkk (2000). Pedoman manajemen sumber daya manusia perawat ruang model praktek keperawatan profesional rumah sakit Marzoeki Mahdi Bogor. Makalah : tidak dipublikasikan
• Kozier, Fundamental of Nursing, 1991,Concept, Process, and Practice,Addison Wesley,Publishing company,Inc.
Kegiatan
AD. Karu bersama staff membuat V, M & F yg disesuaikan dg. RS.
Kendala :
Kebijakan rumah sakit belum dituangkan,
Perawat masih berfikir bahwa kegiatan ini tidak berdampak,
Rencana tindak lanjut :
yang perlu dilakukan : menyepakati kembali jadwal dinas dibuat kesepakatan mengenai jam visite dokter,
Penyusunan visi, misi & vilosofi
Pre-post conference
Adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah operan untuk rencana pada shif yang dipimpin oleh katim
Kendala dalam kegiatan :
perawat belum terbiasa dg. pendekatan manajemen dalam pengelolaan kegiatan yang begitu padat,
jadwal visite dokter bersamaan dengan tindakan perawat, fungsi struktur diruang masih belum menggambarkan kegiatan
Rencana tindak lanjut : peningkatan motivasi
peningkatan kualitas melalui pendidikan dan pelatihan,
Perlunya peninjauan struktur ruangan dan pemetaan tenaga yang proporsional,
Pre-post conference
Adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah operan untuk rencana pada shif yang dipimpin oleh katim
Kendala dalam kegiatan :
perawat belum terbiasa dg. pendekatan manajemen dalam pengelolaan kegiatan yang begitu padat,
jadwal visite dokter bersamaan dengan tindakan perawat, fungsi struktur diruang masih belum menggambarkan kegiatan
Rencana tindak lanjut : peningkatan motivasi
peningkatan kualitas melalui pendidikan dan pelatihan,
Perlunya peninjauan struktur ruangan dan pemetaan tenaga yang proporsional,
Supervisi
adalah proses memastikan bahwa kegiatan dilaksanakan sesuai dengan tujuan organisasi dengan cara melakukan pengawasan
Kendala :
Belum terbiasa dengan perencanaan pengarahan Merasa canggung untuk melakukan supervisi, tenggelam dengan kegiatan rutin,
Rencana tindak lanjut :
Direncanakan kapan waktunya, kegiatan apa ,bagaimana supervisi dilaksanakan dan penentuan standar
Membudayakan kegiatan supervisi secara terus menerus Pengembangan SDM
Sistem pendelegasian
adalah melakukan pekerjaan melalui orang lain Hasil pengamatan :
selama ini belum dilakukan pelimpahan tugas secara tertulis,
tidak ada pelimpahan secara resmi.
Kendala dalam pelaksanaan :
Belum terbiasa dengan perencanaan pengorganisasian baik tenggelam dengan kegiatan rutin,
belum adanya format pendelegasian yang baku dari rumah sakit.
Rencana tindak lanjut pelaksanaan :
kepala ruangan / ketua tim perlu melatih dan membudayakan pendelegasian secara tertulis, dibuat format baku yang sosialisasikan
Discharge planning
Hasil pengamatan :
discharge planing sudah ada tetapi isinya masih singkat belum mencakup aspek discharge planning penjelasan penyakit dalam leaflet, obat-obatan, perawatan kontrol, nutrisi, aktifitas
Kendala dalam pelaksanaan discharge planing
format discharge planing yang baku belum ada.
Rencana tindak lanjut :
Membuat format discharge planing yang disosialisasikan Memasukan discharge planing salah satu kegiatan program keperawatan.
Pengendalian
• Pengendalian adalah upaya mempertahankan mutu, kualitas atau standar.
• Output (hasil) dari suatu pekerjaan dikendalikan agar memenuhi keinginan (standar)yang telah ditetapkan.
• Pengendalian difokuskan pada :
• proses yaitu pelaksanaan asuhan keperawatan
• kepuasan pelanggan, keluarga, perawat dan dokter.
• Indikator mutu yang merupakan output adalah BOR, LOS, TOI, Audit
dokumentasi keperawatan, infeksi nosokomial, angka cedera dll.
Penghitungan BOR,LOS & TOI
Hasil pengamatan :
diruangan sudah ada penghitungan BOR, LOS dan TOI,
Kendala dalam penghitungan BOR, LOS & TOI : belum terbiasa dengan evaluasi kegiatan, budaya tenggelam dengan kegiatan rutin,
Rencana tindak lanjut :
Pihak manajer keperawatan yang turut terlibat dalam pelaksanaan supervisi diruangan-ruangan memasukan penghitungan BOR, LOS & TOI dalam kegiatan supervisi,
Supervisi Keperawatan
DALAM PRAKTEK MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT
By : Dr. Setiadi, S.Kep., Ns., M.Kep
Supervisi Dalam Keperawatan
• Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan dan peralatan agar pasien mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat
• Supervisi meliputi kegiatan merencanakan, mengarahkan, membimbing mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mengevaluasi secara terus menerus pada setiap perawat dengan sabar, adil serta bijaksana sehingga setiap perawat dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat secara menyeluruh
• Makna dari supervisi yang lebih demokratis, bukan mengawasi tetapi seluruh staf keperawatan menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan instruksi atau ketentuan yang telah digariskan.
• Penelitian Mularso (2006), menemukan bahwa kegiatan supervisi lebih banyak pada kegiatan
“pengawasan” bukan pada kegiatan bimbingan, observasi dan penilaian.
Tujuan Kegiatan supervisi
• Menjamin bahwa pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan tujuan
• Memungkinkan pengawas menyadari kekurangan kekurangan para perawat
• Memungkinkan pengawas mengenali dan memberi penghargaan atas pekerjaan yang bai
• Memungkinkan manajemen sumber yang disediakan telah tercukupi dan dipergunkan dengan baik.
• Memungkinkan management menentukan penyebab kekurangan pada kinerja tersebut.
Tehnik Supervisi
• Supervisi Langsung
• Supervisi dengan mendampingi perawat dalam bekerja proses keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi.
• Pada waktu supervisi diharapkan supervisor terlibat
dalam kegiatan agar pengarahan dan pemberian petunjuk
tidak dirasakan sebagai perintah
Secara Tidak Langsung.
• supervisi yang dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan.
• Perawat supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi di lapangan sehingga memungkinkan terjadinya kesenjangan fakta
• Langkah-langkah Supervisi tak langsung