• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Brawijaya 5366

Evaluasi Efikasi Diri dan Persepsi Kredibilitas Pengguna Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran pada Badan Perencanaan, Penelitian, Pengembangan Kota Malang dengan Metode Technology Acceptance Model

(TAM) Termodifikasi

Handhika Baskoro Dwi Hatmojo1, Yusi Tyroni Mursityo2, Niken Hendrakusma Wardani3 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Email: 1handhika.baskoro@gmail.com, 2yusi_tyro@ub.ac.id, 3niken13@ub.ac.id

Abstrak

Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk membantu proses penyusunan Rencana Kerja Pembangungan Daerah (RKPD) di Kota Malang.

Kemampuan diri pegawai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menggunakan komputer yang tidak merata, mengakibatkan penggunaan Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran tidak berjalan sesuai harapan. Beberapa fungsional ditemukan seringkali bermasalah membuat persepsi kredibilitas pengguna terhadap Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran menurun dan dipertanyakan. Penelitian dilakukan menggunakan metode Technology Acceptance Model (TAM) termodifikasi dengan tujuan untuk mendeskripsikan penerimaan pengguna terhadap variabel perceived usefulness, perceived ease of use, computer self-efficacy, perceived credibility dan behavioral intention.

Jenis dari penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan teknik pengumpulan data berupa kuesioner dengan populasi seluruh pengguna Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling jenuh (sensus) dengan proses analisis data dilakukan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel perceived usefulness dan behavioral intention termasuk kedalam kategori sangat tinggi, variabel perceived ease of use dan perceived credibility termasuk ke dalam kategori tinggi, dan variabel computer self-efficacy termasuk ke dalam kategori sedang. Rekomendasi diberikan pada setiap indikator yang memiliki nilai dibawah rata-rata dari setiap variabel.

Kata kunci: TAM, perceived usefulness, perceived ease of use, computer self-efficacy, perceived credibility, behavioral intention

Abstract

Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran is an application that used to help process preparation Regional Government Work Plan in Malang City. The ability of employees in the Regional Work Unit to use computer is uneven, that consequence to the use of the Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran doesn’t runnning as expected. Some functionalities found often problematic make users perception of credibility towards the Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran is decreased and were questioned. The research conducted using the modified Technology Acceptance Model (TAM) method with aiming to describe user acceptance of variables perceived usefulness, perceived ease of use, computer self-efficacy, perceived credibility and behavioral intention. The type of this research is a quantitative research with data collection techniques is using questionnaires with a population is all users of Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran. The sampling technique used is a total sampling technique with data analysis process using statistic descriptive technique. The result showed that variables perceived usefulness and behavioral intention is belong to the very high category, variables perceived ease of use and perceived credibility belong to the high category, and variabel of computer self-efficacy belong to the medium category. Recommendation given to each indicators that has a value below the average.

Keywords: TAM, perceived usefulness, perceived ease of use, computer self-efficacy, perceived credibility, behavioral intention

(2)

1. PENDAHULUAN

Berbagai organisasi dari banyak bidang seperti militer, ekonomi, instansi pemerintah, pendidikan dan banyak lainnya membutuhkan adanya penggunaan teknologi informasi untuk meningkatkan kinerja, efektifitas dan efisiensi dalam proses yang berjalan. Salah satu bentuk teknologi informasi yang digunakan dan sudah banyak dikenal adalah Sistem Informasi. Sistem informasi merupakan gabungan antara hardware dan software, prosedur, dokumentasi, formulir dan orang yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan, mengolah dan mendistribusikan data dan informasi (Handayani, 2005).

Pemerintahan daerah Kota Malang merupakan salah satu organisasi yang menerapkan penggunaan teknologi informasi terlihat dari beberapa aplikasi daerah yang terpampang pada website atau portal resmi pemerintahan kota malang yang dapat diakses di https://malangkota.go.id/. Salah satu dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di Kota Malang, yaitu Badan Perencanaan, Penelitian Pengembangan (BARENLITBANG) memilii sebuah aplikasi yang dinamakan Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran yang dibuat pada tahun 2016. Aplikasi ini mempunyai tujuan untuk mempermudah SKPD dan BARENTLIBANG dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS). Dalam implementasinya, pengguna di klasifikasi ke dalam beberapa level, yaitu desa, kecamatan, forum SKPD dan Kabupaten/Kota. Aplikasi ini terintegrasi dengan aplikasi milik badan keuangan untuk mengurangi potensi redundansi data dan menjaga data tetap konkuren.

Pada sebuah proyek sistem informasi, penerimaan pengguna seringkali menjadi faktor utama dalam penentuan sukses atau tidaknya proyek tersebut (Davis, 1993). Dari wawancara yang dilakukan dengan narasumber didapatkan bahwa pengguna yang berada pada SKPD terkait, memiliki kemampuan menggunakan komputer yang tidak merata, menyebabkan sebagian pengguna yang seharusnya mempunyai tanggung jawab atas penggunaan aplikasi tersebut harus memberikan tugasnya kepada orang lain. Pengguna yang tidak sesuai tersebut membuat tingkat keamanan dari penggunaan aplikasi tersebut menjadi diragukan. Menurut Kasubid Perencanaan, banyak pengguna yang masih mempertanyakan cara penggunaan dari

sistem meskipun telah diberikan buku panduan penggunaan dan sosialisasi pada awal diluncurkan sistem tersebut. Akibatnya ada waktu yang terbuang untuk memahami penggunaan sistem terlebih dahulu, sedangkan setiap SKPD mempunyai batas waktu untuk mengisi dan melaporkan kepada sistem yang kemudian akan di monitoring oleh BARENLITBANG dan diajukan kepada Walikota melalui proses administrasi yang juga memiliki batas waktu. Apabila proses administrasi melewati batas waktu maka proses turunnya anggaran juga akan terhambat.

Menurut narasumber aplikasi ini dalam 2 tahun terakhir masih mempunyai masalah dalam input dan output yang dihasilkan. Salah satu kasus yang terjadi berulang kali adalah saat pengguna melakukan input ke dalam sistem, output yang dihasilkan berbeda dengan input yang diberikan. Hal itu menyebabkan pihak- pihak yang terlibat dalam penyusunan RKPD merasa khawatir dengan kredibilitas sistem karena sering terjadi kesalahan pada input dan output yang dihasilkan. Tidak hanya itu, banyak pengguna menjadi kurang berminat untuk melakukan input lebih awal dikarenakan takut terjadi ulang permasalahan serupa sehingga membuat mereka perlu untuk mengisikan ulang datanya. Terlepas dari legalitas yang ada pada saat ini untuk menggunakan bentuk cetak dalam proses pengajuan, seharusnya sistem tersebut sudah dapat dikatakan reliabel untuk proses pengajuan anggaran kepada Walikota dan DPRD. Apabila persepsi kredibilitas yang dirasakan sudah cukup baik, legalitas untuk penggunaan secara digital harusnya dapat dipertimbangkan. Permasalahan diatas membuat kredibilitas sistem informasi ini akan tetap dipertanyakan karena masih seringkali terdapat beberapa kesalahan sistem yang terjadi sehingga aplikasi yang seharusnya dapat meningkatkan efisiensi waktu seperti yang diharapkan menjadi kurang maksimal.

Untuk mendeskripsikan penerimaan pengguna terhadap Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran, penelitian dilakukan dengan menggunakan variabel dan metode yang pernah digunakan oleh Ariff, Min, Zakuan, Ishak, & Ismail (2012) yaitu, menggunakan metode Technology Acceptance Model (TAM) dengan variabel computer self- efficacy, perceived usefulness, perceived ease of use dan perceived credibility sebagai perluasan dari teori TAM mempunyai pengaruh signifikan terhadap behavioral intention.

(3)

2. KAJIAN PUSTAKA

Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (BARENLITBANG) adalah salah satu satuan kerja yang berada pada pemerintahan Kota Malang yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2016. Berlokasi di Jl. Tugu No.1 Kota Malang, satuan kerja ini sudah berdiri sejak tahun 2000. Dahulunya, satuan kerja ini dinamakan sesuai dengan tugas dan fungsi sebelumnya yaitu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA).

Metode dan variabel yang digunakan pada penelitian ini mengadopsi dari penelitian yang dilakukan oleh Ariff, Min, Zakuan, Ishak, &

Ismail (2012). Penelitian tersebut membahas mengenai penerimaan sistem internet banking khususnya pada pengguna potensial yang berada pada kalangan muda untuk membantu manajer dalam memastikan tingkat kompetitif bank.

Dengan menggunakan beberapa variabel yaitu perceived usefulness (PU), perceived ease of use (PEOU), perceived credibility (PC), computer self-efficacy (CSE) dan behavioral intention (BI), dihasilkan bahwa variabel CSE memiliki pengaruh positif terhadap PU, PE dan PC dalam mempengaruhi minat penggunaan. Dari hasil tersebut juga dapat membuktikan bahwa semakin besar kemampuan seseorang menggunakan komputer akan membuat semakin tinggi juga perhatian pengguna terhadap keamanan dan privasi dalam persepsi kredibilitas.

Perceived usefulness dapat didefinisikan tingkatan seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu dapat meningkatkan performa kerjanya (Davis, 1989).

Perceived ease of use (PEOU) merupakan sebuah variabel yang menyatakan tingkat atau persepsi seseorang terhadap kemudahan melakukan aktivitas menggunakan sistem tertentu dapat dikatakan bahwa perceived ease of use merujuk ke tingkat dimana seseorang mempercayai bahwa menggunakan sebuah sistem tertentu ternyata tidak membutuhkan usaha (Davis, 1989). Self-efficacy merupakan sebuah kemampuan diri atau pengalaman seseorang dalam melakukan sesuatu. Pada variabel ini efikasi diri dikaitkan dengan komputerisasi sehingga variabel ini dapat diartikan kemampuan seseorang dalam memahami atau menggunakan komputer dalam aktivitasnya (Higgins dan Compeau, 1995).

Perceived credibility merupakan faktor yang

memperhatikan persepsi pengguna terhadap kredibilitas yang ditawarkan oleh sistem yang mana variabel ini memperhatikan mengenai privasi, konkurensi dan keamanan informasi yang dikirim dan diambil dari sistem. Apabila seseorang percaya bahwa sebuah sistem dapat membantu segala hal yang dia butuhkan dan dapat menjaga hal-hal yang dianggap penting maka dia akan merasa sistem tersebut dapat diandalkan (Istiarni dan Hadiprajitno, 2014).

Behavioral Intention adalah salah satu faktor pada metode Technology Acceptance Model (TAM) yang dapat didefinisikan sebagai bagaimana sikap seseorang dalam menerima sebuah sistem atau aplikasi (Davis, 1989).

Gambar 1. Model Penelitian Mohd Shoki Md Ariff, Yeow Siew Min, Norhayati Zakuan dan Nawawi

Ishak (2012) Sumber: (Ariff dkk., 2012) 3. METODOLOGI

Gambar 2. Alur Penelitian

Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah yang ada pada studi kasus penelitian. Dari permasalahan yang didapatkan, kemudian dilakukan studi literatur untuk mencari referensi solusi serta teori-teori

(4)

penyelesaian masalah serupa yang telah berhasil dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya termasuk juga variabel-variabel yang digunakan.

Tahap selanjutnya adalah pembuatan instrumen kuesioner dengan menjabarkan variabel yang didapat ke dalam indikator. Indikator yang digunakan pada variabel perceived usefulness diadopsi dari penelitian (Davis, 1989), (Lin, Fofanah dan Liang, 2011) dan (Wangpipatwong, Chutimaskul dan Papasratorn, 2008) yaitu work more quickly, saves me time, performance dan makes job easier. Untuk variabel perceived ease of use, indikator yang digunakan adalah dependence on manual, easy to learn, mental effort dan clear and understandable yang diadopsi dari penelitian (Davis, 1989) dan (Wang dkk., 2003). Indikator untuk variabel computer self-efficacy mengadopsi dari penelitian yang dilakukan (Higgins dan Compeau, 1995), (Wangpipatwong, Chutimaskul dan Papasratorn, 2008) dan (Nasri, Lanouar dan Allagui, 2013) yaitu magnitude of self-efficacy, strength of self-efficacy dan generalizability of self-efficacy. Pada variabel perceived credibility digunakan indikator privacy dan security mengadopsi dari penelitian (Wang dkk., 2003) dan (Hanudin, 2007).

Variabel terakhir behavioral intention mengadopsi indikator dari penelitian yang dilakukan oleh (Wang dkk., 2003), (Ariff dkk., 2012) dan (Ahn, Ryu dan Han, 2007) yaitu continuance, frequency dan prefer to use.

Indikator-indikator tersebut dijabarkan ke dalam butir pernyataan dalam kuesioner.

Kuesioner yang telah dibuat, menggunakan skala likert dengan 5 tingkatan jawaban yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan sangat setuju. Kemudian kuesioner dilakukan uji validitas isi (content validity) oleh dua orang ahli atau expert judgement. Hasil dari uji validitas isi dihitung dengan menggunakan rumus Aiken’s V. Content validity umumnya digunakan untuk mengetahui apakah butir pernyataan secara komprehensif sudah mempresentasikan atau tidak terhadap konten maupun teori pada penelitian dengan batas dari penilaian koefisien pada Aiken’s V adalah 0,69 (Yang, 2011). Rumus Aiken’s V yang digunakan dapat dilihat pada Persamaan 1.

𝑉 = ∑ 𝑠

𝑛(𝑐−1) (1)

Tahap berikutnya yaitu dilakukan pilot study yang terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas untuk mengetahui kelayakan atau

relevansi kuesioner sebelum dilakukan penyebaran instrumen penelitian yang sebenarnya. Pilot study dilakukan kepada 30 responden. Uji yang dilakukan menggunakan bantuan perangkat lunak IBM SPSS 25. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pengguna Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran yang berjumlah 100 orang.

Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling jenuh (sensus). Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner secara langsung kepada responden berbentuk cetak.

Dari 100 cetak form kuesioner, jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 94%. Kuesioner tersebut kemudian digunakan untuk dilakukan uji asumsi dasar yang terdiri dari uji normalitas dengan menggunakan metode Kolmogrov-Smirnov (K- S) dan uji linearitas dengan menggunakan metode Test for Linearity. Selanjutnya dilakukan proses analisis dengan menggunakan statistik deskriptif. Analisis data dilakukan dengan melihat nilai rata-rata (mean), median, modus, standar deviasi dan varian data yang kemudian dideskripsikan untuk memberikan gambaran dari kondisi saat ini penerimaan pengguna Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran. Hasil dari statistik deskriptif akan digolongkan ke beberapa kategori yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Tingkatan Kategori

No Persentase (%) Kategori

1 75,01 < x ≤ 100,00 Sangat Tinggi 2 58,34 < x ≤ 75,01 Tinggi 3 41,66 < x ≤ 58,34 Sedang 4 24,99 < x ≤ 41,66 Rendah 5 0,00 < x ≤ 24,99 Sangat Rendah

Sumber: (Herlambang, Syafrudie dan Sutadji, 2014)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perceived usefulness merupakan variabel yang digunakan untuk mendeskripsikan kondisi saat ini kebergunaan atau manfaat yang dirasakan oleh pengguna Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran. Pada variabel perceived usefulness terdapat 4 indikator dengan total 8 butir pernyataan. Nilai rata-rata yang diperoleh dari keseluruhan variabel perceived usefulness adalah sebesar 80,57%, dimana nilai tersebut masuk ke dalam kategori yang sangat tinggi. Hasil analisis statistik deskriptif dari

(5)

variabel perceived usefulness dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Statistik Deskriptif Variabel PU No Indikator Medi

an Mo dus

Mean Nilai %

1 Work

More Quickly

4,00 4 4,14 82,8

2 4,00 4 4,11 82,2

3 Saves Me Time

4,00 4 3,98 79,6

4 4,00 4 3,97 79,4

5 Performa nce

4,00 4 3,89 77,8

6 4,00 4 3,95 79

7 Makes Job Easier

4,00 4 4,03 80,6

8 4,00 4 4,16 83,2

Rata-rata 80,57

Kategori Sangat Tinggi

Perceived ease of use merupakan variabel yang digunakan untuk mendeskripsikan sejauh mana kemudahan penggunaan yang dirasakan oleh pengguna dalam menggunakan Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran.

Variabel ini memiliki 4 indikator dengan butir pernyataan sebanyak 7. Nila rata-rata yang diperoleh termasuk ke dalam kategori tinggi yaitu sebesar 68,4%. Hasil statistik dari variabel perceived ease of use dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini.

Tabel 3. Statistik Deskriptif Variabel PEOU

No Indikator

Me dia n

Mo dus

Mean Nilai % 1 Dependence

on manual 4,0

0 4 3,30 66

2 3,0

0 2 2,81 56,

2 3

Easy to learn 4,0

0 4 3,63 72,

6

4 4,0

0 4 3,53 70,

6

5 Mental effort 3,0

0 4 3,06 61,

2

6 Clear and understandabl

e

4,0

0 4 3,75 75

7 4,0

0 4 3,86 77,

2

Rata-rata 68,4

Kategori Tinggi

Computer self-efficacy adalah variabel yang dapat mendeskripsikan efikasi diri atau kemampuan seorang pengguna dalam melakukan sesuatu hal atau pekerjaan dengan komputer. Variabel ini memiliki 3 indikator serta 8 butir item pernyataan. Rata-rata yang dihasilkan dari keseluruhan variabel ini adalah 58,57%, dimana nilai tersebut masuk ke dalam kategori sedang. Hasil statistik dari variabel computer self-efficacy ditampilkan pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Statistik Deskriptif Variabel CSE

No Indikator Medi an

Mo dus

Mean Nilai % 1 Magnitude

of self- efficacy

2,00 2 2,47 49,4

2 2,00 2 2,56 51,2

3 3,00 3 2,92 58,4

4 Strength of self- efficacy

4,00 4 3,27 65,4

5 3,00 4 3,28 65,6

6 3,00 3 3,11 62,2

7

Generaliza bility of

self- efficacy

3,00 3 3,23 64,6

8 2,00 2 2,59 51,8

Rata-rata 58,57

Kategori Sedang

Perceived credibility merupakan variabel yang dapat menjelaskan mengenai persepsi terhadap kredibilitas yang diterima oleh pengguna. Variabel ini memiliki 2 indikator serta 6 item pernyataan. Nilai rata-rata yang dihasilkan dari keseluruhan variabel ini termasuk ke dalam kategori sedang yaitu sebesar 74,33%. Statistik deskriptif dari variabel perceived credibility dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Statistik Deskriptif Variabel PC No Indikator Medi

an Mo dus

Mean Nilai % 1

Privacy

4,00 4 3,84 76,8

2 4,00 4 3,78 75,6

3 4,00 4 3,94 78,8

(6)

4

Security

4,00 4 3,91 78,2

5 4,00 4 3,81 76,2

6 3,00 3 3,02 60,4

Rata-rata 74,33

Kategori Tinggi

Behavioral intention merupakan variabel yang dapat menunjukkan kondisi saat ini atau sejauh mana niat atau minat pengguna terhadap Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran. Dengan memiliki memiliki 3 indikator dengan total 6 item pernyataan, variabel ini memperoleh nilai rata-rata sebesar 78,23. Secara keseluruhan variabel BI termasuk ke dalam kategori sangat tinggi. Statistik deskriptif dari variabel behavioral intention ditampilkan pada Tabel 6 dibawah ini.

Tabel 6. Statistik Deskriptif Variabel BI

No Indikator Medi an

Mo dus

Mean Nilai % 1

2

Continuanc e

4,00 4 4,06 81,2

4,00 4 4,00 80

3 4

Prefer to Use

4,00 4 3,86 77,2

4,00 4 4,05 81

5

6 Frequency 4,00 4 3,98 79,6 4,00 4 3,52 70,4

Rata-rata 78,23

Kategori Sangat Tinggi

Hasil dari kelima variabel yang digunakan, nilai persentase total adalah sebesar 72,02%

yang termasuk dalam kategori tinggi. Terdapat dua variabel yang mendapatkan kategori sangat tinggi yaitu perceived usefulness dan behavioral intention kemudian dua variabel lainnya mendapatkan kategori tinggi yaitu variabel perceived ease of use dan perceived credibility.

Untuk variabel terakhir yaitu computer self- efficacy hanya mendapatkan kategori sedang.

Perbandingan nilai persentase dari keseluruhan variabel dapat dilihat pada Gambar 3 berikut.

Gambar 3. Perbandingan Nilai Persentase Seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2, dari kelima variabel tersebut didapatkan dua variabel yang menghaslkan nilai dibawah rata- rata keseluruhan yaitu computer self-efficacy dan perceived ease of use. Sehingga untuk meningkatkan penerimaan pengguna terhadap Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran, prioritas rekomendasi perbaikan diurutkan dari variabel yang memiliki nilai terendah yaitu computer self-efficacy, perceived ease of use, perceived credibility, behavioral intention dan perceived usefulness.

Analisis yang telah dilakukan pada variabel perceived usefulness, menunjukkan bahwa nilai persentase dari keempat indikatornya berada di kategori sangat tinggi sehingga variabel perceived usefulness menghasilkan nilai yang juga sangat tinggi yaitu sebesar 80,57%.

Tingkatan kategori ini menunjukkan bahwa persepsi seseorang terhadap manfaat yang didapat dari penggunaan Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran berdampak kearah positif. Dilihat dari hasil analisis, sebagian besar responden mayoritas setuju terhadap keseluruhan indikator ditunjukkan dari hasil median dan modus. Pada keempat indikator ditemukan bahwa indikator saves me time dan performance memiliki nilai dibawah rata-rata indikator yang ada pada variabel tersebut. Hal tersebut dikarenakan setiap SKPD mempunyai kemampuan infrastruktur yang berbeda dan tidak merata. Selain mempertahankan nilai yang sudah baik, peningkatan dapat dilakukan pada kedua indikator yang masih berada dibawah rata-rata tersebut. Rekomendasi yang dapat diberikan untuk meningkatkan nilai tersebut adalah meningkatkan fleksibilitas dan kompatibilitas sistem terhadap perangkat yang digunakan. Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran akan lebih responsif dan dapat digunakan untuk lebih banyak macam perangkat yang membuat pengguna akan lebih mudah menggunakan Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran dengan mengurangi

80,57 68,4

58,57

74,33 78,23

0 20 40 60 80 100

Perceived Usefulness

Perceved Ease Of Use

Computer Self-Efficacy

Perceived Credibility

Behavioral Intention

Nilai Presentase (%)

(7)

keterbatasan waktu dan tempat yang diperlukan, dengan begitu waktu luang akan lebih banyak untuk dapat digunakan menyelesaikan lebih banyak pekerjaan yang lain. Untuk fleksibilitas yang lebih tepat diimplementasikan adalah penambahan fitur untuk membedakan user level, dimana user level yang baru hanya untuk melihat data hasil pengisian oleh SKPD. Hal ini dikarenakan pada belakangan ini, struktur organisasi yang lebih tinggi seperti Walikota seringkali ingin melihat data input dari yang diusulkan oleh setiap SKPD. Penambahan fitur untuk user level baru tersebut juga lebih efektif karena dapat mengurangi risiko terjadi perubahan isi yang tidak diinginkan dari kasus diatas, serta memungkinkan untuk dilakukan pengembangan Sistem Informasi Perencanaan dan Penanggaran dalam bentuk mobile kedepannya pada user level tersebut.

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif yang dilakukan dapat dilihat bahwa secara keseluruhan variabel perceived ease of use ini termasuk ke dalam kategori yang tinggi dengan rata-rata nilai persentase 68,4%. Hasil yang didapatkan sudah baik karena mendapatkan kategori sangat tinggi dan tinggi pada indikator clear and understandable dan easy to learn.

Namun, indikator Dependence on manual dan mental effort masih berada pada kategori sedang dengan nilai persentase kurang dari 75%. Pada indikator dependence on manual didapatkan bahwa pengguna sebagian besar masih memerlukan buku panduan dalam menggunakan Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran, dilihat dari hasil pernyataan pertama banyak pengguna yang menyatakan setuju jika seringkali membutuhkan buku panduan untuk menggunakan Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran, dengan persentase yang didapatkan adalah 66. Namun, diambil dari pernyataan kedua dari indikator dependence on manual pengguna sebagian besar tidak setuju apabila mereka hanya bisa menggunakan sistem apabila melihat buku manual, pernyataan ini menghasilkan nilai rata- rata 2,81 atau persentase 56,2%, dapat diartikan bahwa tidak sepenuhnya pengguna membutuhkan buku. Rekomendasi yang dapat diberikan adalah dengan memperbaiki tampilan atau user interface dari Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran supaya lebih mudah dioperasikan, interaktif dan sederhana sehingga akan lebih membantu pengguna khususnya yang kurang memiliki pengalaman dalam menggunakan sistem. Kemudian untuk

meningkatkan mental effort dari pengguna, dapat dilakukan optimalisasi fungsional Sistem Informasi Perencanaan dan Pengadaan yang ditemukan tidak berjalan semestinya yang telah dilaporkan oleh pengguna. Kemudian perlunya diadakan kegiatan sosialisasi oleh BARENLITBANG dan pengembang untuk menginformasikan hal-hal yang telah mengalami perubahan bersamaan dengan pelatihan yang diadakan secara rutin sebelum masa penggunaan Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran sebanyak dua kali dalam setahun.

Computer self-efficacy secara keseluruhan mendapatkan persentase nilai sebesar 58,57%

yang masuk ke dalam kategori sedang.

Kemudian, melihat dari hasil pada indikator Magnitude yang mendapatkan nilai dibawah rata-rata, dapat disimpulkan bahwa pengguna masih merasa memerlukan dukungan dan bantuan untuk dapat menggunakan Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran.

Dukungan yang dibutuhkan oleh pengguna bukan hanya secara fisik seperti buku panduan, namun mereka menginginkan adanya dukungan yang akan lebih cepat diserap oleh pengguna.

Hal ini dibuktikan pada ketiga pernyataan yang merujuk pada indikator tersebut bahwa mereka mayoritas tidak. Pada kondisi saat ini, pelatihan hanya diberikan pada saat awal pengenalan Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran, sedangkan perubahan-perubahan terjadi seiring tahunnya. Selanjunya, hasil dari indikator generalizability menunjukkan bahwa pengguna masih kurang percaya diri apabila menggunakan perangkat lain dan belum ada aplikasi serupa Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran sebelumnya yang pernah mereka gunakan. Peningkatan hal tersebut dapat dilakukan dengan seiring berjalannya waktu dan dukungan yang konsisten untuk membiasakan individu menggunakan aplikasi. Rekomendasi lainnya yang diberikan untuk variabel ini adalah dengan memberikan dukungan secara langsung dengan diadakannya pelatihan yang rutin diadakan setiap adanya pembaruan sistem atau minimal dua kali setahun berkaitan dengan penggunaan sistem yang juga dilakukan dua kali dalam setahun. Pelatihan dapat diadakan dengan mengundang pengguna atau sub bagian yang bertanggungjawab dengan tujuan mengedukasi terkait fitur-fitur maupun fungsional yang baru dan belum dipahami oleh pengguna. Pelatihan dapat dilaksanakan berdekatan dengan masa penggunaan Sistem Informasi Perencanaan dan

(8)

Penganggaran. Pelatihan dan sosialisasi yang diadakan pada beberapa waktu yang lalu juga dirasa kurang efektif dikarenakan jumlah peserta dalam satu kali pertemuan terlalu banyak dengan melibatkan minimal 100 orang yang mewakili setiap SKPD. Jumlah peserta pada pelatihan tersebut tidak sebanding dengan pihak BARENLITBANG dan pengembang dalam menyampaikan materi. Solusi yang diberikan adalah dengan melakukan pelatihan ke dalam beberapa kelompok sesuai naungan dari bidang- bidang yang ada pada BARENLITBANG Kota Malang dengan tetap melakukan minimal dua kali dalam setahun, dengan begitu pelatihan yang diadakan akan lebih intensif antara pemateri dan peserta sehingga menghasilkan output yang lebih maksimal dari kegiatan pelatihan.

Pada variabel perceived credibility hasil analisis yang didapatkan adalah indikator privacy mendapatkan respon yang baik dilihat dari hasil persentase rata-rata jawaban responden berada pada kategori sangat tinggi. Hal ini harus tetap dipertahankan supaya dapat memberikan kepercayaan bagi pengguna dan anggota dewan bahwa tidak lagi diperlukan bukti secara fisik terkait penyusunan RKPD sehingga dapat lebih menambahkan efisiensi dan mendukung gerakan paperless dalam proses penyusunan dan penetepan RKPD sesuai dengan yang diinginkan. Indikator kedua pada variabel ini adalah security dimana menghasilkan nilai yang cukup baik. Meskipun begitu, pernyataan ketiga pada indikator security terkait keamanan pada jaringan yang buruk, dirasa masih membuat responden kurang puas karena seringkali terjadi kegagalan transmisi data pada saat menggunakan Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran. Hal tersebut juga dibuktikan pada pernyataan terakhir yaitu PC6 yang mendapatkan nilai dibawah rata-rata. Dari hasil yang diperoleh tersebut membuat perlunya dilakukan perbaikan untuk mengurangi rasa kekhawatiran dan memperbaiki persepsi pengguna bahwa Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran sudah menjamin keamanan dari informasi yang diberikan. Rekomendasi yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa kekhawatiran pengguna adalah dengan meningkatkan dan mengoptimalkan infrastruktur jaringan yang digunakan pada setiap SKPD supaya lebih mumpuni dalam penggunaan teknologi informasi. Peningkatan dan pengoptimalan infrastruktur jaringan adalah murni keputusan dari SKPD terkait, apabila hal

tersebut tidak dapat dilaksanakan, maka SKPD yang mengalami kendala pada infrastruktur yang ada dapat memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh BARENLITBANG.

Rekomendasi berikutnya adalah terkait dengan permasalahan proses pengisian data berulang yang dilakukan oleh pengguna akibat kegagalan proses pengiriman data dari client ke server karena koneksi jaringan yang buruk. Solusi untuk memperbaiki hal tersebut adalah dengan melakukan pengembangan Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran dengan memberikan web cookies. Dengan memberikan web cookies, akan memungkinkan komputer dari sisi client menyimpan sementara data yang ingin dikirimkan ke server dalam beberapa waktu sehingga memungkinkan pengguna untuk melanjutkan proses pengiriman data ke server kembali pada saat jaringan dirasa sudah cukup baik. Web cookies dapat diaktifkan pada proses submit data dari client ke server, apabila ditemukan kegagalan dalam proses submit data maka data yang telah disimpan menggunakan cookies dapat dipanggil kembali untuk dilakukan submit ulang. Secara keseluruhan, variabel perceived credibility memiliki nilai yang cukup baik yaitu 74,33 yang berarti masuk ke dalam kategori tinggi, sehingga kredibilitas dari sistem ini sudah cukup baik untuk dijadikan pilihan yang tepat untuk mendukung paperless penyusunan RKPD sampai dengan penetapan RKPD seperti yang diharapkan.

Hasil analisis yang didadapatkan, behavioral intention menghasilkan nilai yang baik dengan persentase rata-rata sebesar 78,23 dan masuk ke dalam kategori sangat tinggi.

untuk indikator continuance, prefer to use serta frequency didapatkan respon yang baik oleh pengguna. Dapat diartikan bahwa pengguna sebagian besar setuju untuk menggunakan dan lebih sering berinteraksi dengan Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran di masa depan dibandingkan dengan aplikasi serupa lainnya.Namun, dari hasil pernyataan kedua pada indikator ini dihasilkan nilai 70,4%

untuk pernyataan bahwa akan menggunakan lebih awal daripada sebelumnya, hal ini dapat ditingkatkan dengan adanya reaksi yang tanggap dari pengembang dan BARENLITBANG jika terdapat permasalahan yang dialami oleh pengguna sebab itu dapat menambah rasa percaya diri pengguna untuk merasa yakin bahwa sistem tidak akan mengalami kegagalan fungsi. Selain itu perbaikan-perbaikan yang dilakukan pada variabel yang lain yaitu efikasi

(9)

diri, kemudahan, persepsi kemanfaatan serta kredibilitas, akan dapat meningkatkan minat pengguna terhadap Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran.

5. SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu Variabel perceived usefulness dan behavioral intention termasuk ke dalam kategori yang sangat tinggi. Kemudian untuk variabel perceived ease of use dan perceived credibility termasuk ke dalam kategori tinggi. Namun untuk variabel computer self-efficacy hanya mendapatkan kategori sedang. Setiap indikator yang memperoleh nilai terendah atau dibawah rata-rata diberikan rekomendasi untuk memperbaiki dan meningkatkan penerimaan pengguna terhadap Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran.

Rekomendasi yang dapat diberikan untuk meningkatkan persepsi pengguna terhadap manfaat dari sistem yaitu dengan meningkatkan fleksibilitas dan kompatibilitas dari Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran dimana sistem akan lebih responsif sehingga mengurangi waktu penggunaan dan mempercepat penyelesaian pekerjaan yang lain.

Kemudian untuk meningkatkan persepsi kemudahan sistem dapat dilakukan dengan memperbaiki tampilan sistem, melakukan perbaikan dan optimalisasi pada fungsional sistem yang ditemukan bermasalah dalam penggunaannya serta dengan mengadakan sosialisasi terkait perubahan dan hasil perbaikan fungsional pada sistem. Untuk meningkatkan efikasi diri pengguna terhadap komputer dapat dilakukan dengan memberikan dukungan secara langsung dalam bentuk pelatihan rutin yang diadakan minimal dua kali dalam setahun secara berkelompok. Peningkatan persepsi pengguna terhadap kredibiitas dapat dilakukan dengan lebih mengoptimalkan dan meningkatkan infrastruktur jaringan yang digunakan pada setiap SKPD serta dilakukan pengembangan lebih lanjut Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran menggunakan web cookies sebagai solusi dari proses input data ulang yang terjadi karena terkendala jaringan yang buruk.

Peningkatan minat penggunaan dapat dilakukan dengan memastikan bahwa pengembangan dan perbaikan dari sistem akan lebih tanggap direspon dan juga dengan menjalankan rekomendasi-rekomendasi yang dilakukan pada

keempat variabel sebelumnya.

Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah pihak BARENLITBANG Kota Malang dapat menjalankan rekomendasi perbaikan yang telah diberikan. Selain itu, adapun saran untuk dapat dilakukan pada penelitian selanjutnya yaitu melakukan evaluasi yang lebih mendalam terkait tampilan sistem, setiap fungsionalitas dan fitur-fitur yang ada pada Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran serta meneliti metode pengembangan aplikasi yang cocok untuk BARENLITBANG Kota Malang.

6. DAFTAR PUSTAKA

Ahn, T., Ryu, S. dan Han, I., 2007. The impact of Web quality and playfulness on user acceptance of online retailing.

Information and Management, 44(3), pp.263–275.

Ariff, M.S.M., Min, Y.S., Zakuan, N., Ishak, N.

dan Ismail, K., 2012. The effects of computer self-Efficacy and technology acceptance model on behavioral intention in Internet banking systems. Review of Integrative Business & Economics Research, [online] 2(2), pp.587–601.

Tersedia pada:

<http://www.sciencedirect.com/science/a rticle/pii/S1877042812046721>.

Davis, F.D., 1989. Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology.

MIS Quarterly, [online] 13(3), p.319.

Tersedia pada:

<http://www.jstor.org/stable/249008?orig in=crossref>.

Davis, F.D., 1993. User acceptance of information technology: system characteristics, user perceptions and behavioral impacts. International Journal of Man-Machine Studies, .

Davis, F.D., Bagozzi, R.P. dan Warshaw, P.R., 1989. User acceptance of computer technology: a comparison of two theoretical models. Management Science, .

Handayani, R., 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Pemanfaatan Sistem Informasi dan Penggunaan Sistem Informasi (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta ). Tesis,

(10)

[online] p.80. Tersedia pada:

<http://eprints.undip.ac.id/18864/>.

Hanudin, A., 2007. An analysis of mobile credit card usage intentions. Information Management & Computer Security, 15(4), pp.260–269.

Herlambang, A.D., Syafrudie, H.A. dan Sutadji, E., 2014. Pembelajaran Pembuatan Halaman Web Dinamis Tingkat Dasar di SMK. (February).

Higgins, C. dan Compeau, D., 1995. Computer self- efficacy: development of a measure and initial test. MIS Quarterly, [online]

19(2), pp.189–211. Tersedia pada:

<http://www.jstor.org/stable/249688?seq

=7>.

Istiarni, P.R.D. dan Hadiprajitno, P.B., 2014.

INTERNET BANKING DENGAN SIKAP PENGGUNAAN SEBAGAI VARIABEL ( Studi Empiris : Nasabah Layanan Internet Banking di Indonesia ).

Diponegoro Journal of Accounting, 3(2), pp.1–10.

Lin, F., Fofanah, S.S. dan Liang, D., 2011.

Assessing citizen adoption of e- Government initiatives in Gambia: A validation of the technology acceptance model in information systems success.

Government Information Quarterly, [online] 28(2), pp.271–279. Tersedia pada:

<http://dx.doi.org/10.1016/j.giq.2010.09.

004>.

Nasri, W., Lanouar, C. dan Allagui, A., 2013.

Expanding the Technology Acceptance Model to Examine Internet Banking Adoption in Tunisia Country.

International Journal of Innovation in the Digital Economy, [online] 4(4), pp.61–81.

Tersedia pada: <http://services.igi- global.com/resolvedoi/resolve.aspx?doi=

10.4018/ijide.2013100104>.

Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2016.

Wang, Y.S., Wang, Y.M., Lin, H.H. dan Tang, T.I., 2003. Determinants of user acceptance of Internet banking: An empirical study. International Journal of Service Industry Management, 14(5), pp.501–519.

Wangpipatwong, S., Chutimaskul, W. dan

Papasratorn, B., 2008. Understanding Citizen ’ s Continuance Intention to Use e- Government Website : a Composite View of Technology Acceptance Model and Computer Self-Efficacy. The Electronic Journal of e- Government, 6(1), pp.55–64.

Yang, W.-C., 2011. Applying Content Validity Coefficient and Homogeneity Reliability Coefficient to Investigate the Experiential Marketing Scale for Leisure Farms.

Gambar

Gambar 2. Alur Penelitian
Tabel 1. Tingkatan Kategori
Tabel 3. Statistik Deskriptif Variabel PEOU
Tabel 6. Statistik Deskriptif Variabel BI

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini juga menemukan bahwa baik pada akses air bersih yang kurang maupun baik, lebih dari 60% anggota rumah tangga di rumah tangga yang mempunyai balita di perkotaan

Sehingga peneliti tertarik untuk mengangkat judul “Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Profesional, Dan Kompetensi Sosial Tenaga Akunan

Oleh karena itu untuk optimalisasi antara resolusi sinyal dan sensitivitas solar cell serta proses pembuatan maka umumnya grating pitch dipertahankan pada 20 mikrometer dan

Jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2011, jumlah penduduk yang bekerja pada Agustus 2011 mengalami kenaikan terutama di Sektor Industri sebesar 840 ribu orang (6,13 persen)

[4.9] Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 12, pasal 36 ayat (2) pasal 37 UU KIP juncto Pasal 1 angka 6, pasal 5 huruf b, pasal 11 ayat (1) huruf a, PERKI tentang

Terapi yang diberikan bertujuan mengurangi nyeri, memperlancar aliran urine dengan pemberian diuretikum, dan minum banyak supaya dapat mendorong batu keluar..

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan anugerahNya kepada penulis, sehingga skripsi yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Rumah Sakit

Buku dengan teknologi AR ini secara garis besar berisikan tentang peta atau gambar dari bangunan pura yang difungsikan sebagai penanda (marker) dan penjelasan