• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK BERKELANJUTAN. Strategi Menuju Pembangunan Berwawasan Lingkungan di Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK BERKELANJUTAN. Strategi Menuju Pembangunan Berwawasan Lingkungan di Jakarta"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK BERKELANJUTAN

Strategi Menuju Pembangunan

Berwawasan Lingkungan di Jakarta

(3)

Sanksi Pelanggaran Pasal 113

Undang-undang No.28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

(4)

PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK BERKELANJUTAN

Strategi Menuju Pembangunan Berwawasan Lingkungan di Jakarta

Dr. Ir. Sri Mahendra Satria Wirawan, MM, MT, IPU.

(5)

PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK BERKELANJUTAN

Strategi Menuju Pembangunan Berwawasan Lingkungan di Jakarta

Penulis:

Dr. Ir. Sri Mahendra Satria Wirawan, MM, MT, IPU.

ISBN:

978-623-97073-1-6 Editor:

Alfiatin

Disain Sampul:

Adji Azizurachman Tata Letak:

Ladifa Nanda Penerbit:

ASOSIASI PROFESI WIDYAISWARA INDONESIA Redaksi:

Gedung Atmodarminto, BPPK Kementerian Keuangan Jl. Purnawarman No.99, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Email : bppdapwi@gmail.com Website : https://www.bppdapwi.com Whatsapp : 083840572182

Cetakan pertama, Mei 2021

Hak cipta dilindungi Undang Undang

Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk dan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit.

Anggota IKAPI Nomor 599/Anggota Luar Biasa/DKI/2021 Cetakan pertama, Agustus 2021

(6)

Pengelolaan Air Limbah Domestik Berkelanjutan || v etelah sekian lama memperhatikan bagaimana sistem pengelolaan air limbah domestik rumah tangga di Jakarta, alhamdulillah buku ini akhirnya dapat diterbitkan. Tidak mudah menyusun sebuah buku yang menceritakan tentang bagaimana strategi mengelola air limbah domestik yang berkelanjutan di Jakarta. Sedikit sekali penelitian dan tulisan yang terkait dengan hal ini, sehingga sulit untuk mendapatkan referensi.

Selama ini pengelolaan air limbah domestik rumah tangga adalah sumber pencemar yang sering kali luput dari perhatian kita semua. Upaya pengelolaan limbah lebih fokus terhadap pengelolaan sampah dan polusi udara. Kita tidak menyadari bahwa air limbah domestik rumah tangga adalah kontributor utama pencemaran air sungai dan air sumur di Jakarta.

Buku ini ditulis dengan maksud untuk mengajak kita semua agar dapat mengetahui bagaimana status keberlanjutan pengelolaan air limbah domestik rumah tangga di Jakarta, faktor apa saja yang memengaruhi keberlanjutan pengelolaannya, prioritas penanganan apa yang perlu dilakukan serta, institusi mana yang memegang peran penting dalam mengembangkan pengelolaan air limbah domestik rumah tangga. Adapun tujuan penulisan buku ini adalah agar masyarakat dan pemerintah dapat lebih memahami perlu dilakukannya upaya pengembangan pengelolaan air limbah domestik rumah tangga, sehingga dapat menyusun strategi Implementasi rencana pengembangannya.

Banyak aspek yang menjadi pertimbangan dalam pengembangannya, sehingga melalui buku ini, penulis ingin berbagi pemikiran agar percepatan pengembangannya lebih dapat ditingkatkan. Tentu sja ini akan menjadi pendorong yang kuat bagi terwujudnya target kinerja pembangunan yang berkelanjutan di Jakarta.

S

(7)

vi || Pengelolaan Air Limbah Domestik Berkelanjutan

Akhirnya, penulis menyadari tidak ada yang sempurna dalam sebuah pemikiran. Kekurangan dan ketidak sempurnaan buku ini adalah keterbatasan pemikiran penulis. Untuk itu segala bentuk masukan untuk perbaikan dan kesempurnaan buku ini sangat diharapkan. Kepada semua pihak yang telah membantu terbitnya buku ini, penulis menucapkan terima kasih. Semoga buku ini bermanfaat.

Penulis

(8)

Pengelolaan Air Limbah Domestik Berkelanjutan || v HALAMAN JUDUL || i

TENTANG BUKU || iv KATA PENGANTAR || v DAFTAR ISI || vii

BAB 1

Pengantar || 1 BAB 2

Air Limbah Domestik || 7 BAB 3

Kondisi Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik || 15 BAB 4

Permasalahan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik || 23 BAB 5

Rencana Pengembangan Pengelolaan Air Limbah Domestik || 33

BAB 6

Strategi Pengembangan Pengelolaan Air Limbah Domestik Air Limbah Domestik Yang Berkelanjutan || 41

BAB 8

Kontribusi Terhadap Pembangunan Berwawasan Lingkungan || 67 DAFTAR PUSTAKA || 93 PROFIL PENULIS || 109

(9)

vi || Pengelolaan Air Limbah Domestik Berkelanjutan

(10)

Pengelolaan Air Limbah Domestik Berkelanjutan || 1 Semakin pesatnya pertumbuhan ekonomi kota-kota besar di Indonesia ternyata tidak diiringi dengan peningkatan sistem pengelolaan air limbah yang baik. Hal tersebut bisa dilihat dari tingkat pencemaran air yang terjadi di kota-kota besar, khususnya Jakarta, yang telah menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat. Pencemaran air ini adalah akibat dari adanya kegiatan antropogenik yang menghasilkan limbah, seperti industri yang membuang limbahnya langsung ke badan air, baik ke waduk, situ, saluran, kali maupun ke laut. Di samping itu, yang tak kalah besar pengaruhnya adalah adanya buangan air limbah domestik yang berasal dari rumah tangga langsung ke kali atau meresapkannya ke dalam tanah secara tidak terkendali. Kondisi ini diperparah lagi dengan rendahnya kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungannya.

Pada master plan air limbah yang disusun oleh Japan International Cooperation Agency, JICA (1991), dikatakan bahwa dari total 2.588.250 m3/hari air limbah, 73% disumbangkan oleh air limbah rumah tangga, 17% oleh air limbah non rumah tangga dan 10% dari air limbah industri. Review master plan air limbah domestik di DKI Jakarta yang juga dilakukan oleh JICA (2012), air limbah yang dihasilkan diperkirakan mencapai 200 liter/orang/ hari, yang terdiri dari air limbah rumah tangga 150 liter/orang/hari dan non rumah tangga sebesar 50 liter/orang/hari. Berdasarkan hal tersebut,

(11)

2 || Pengelolaan Air Limbah Domestik Berkelanjutan

dengan jumlah penduduk Jakarta tahun 2016 yang mencapai 10.277.628 jiwa (BPS 2017) maka volume air limbah keseluruhan mencapai 2.055.525 m3/hari, yang terdiri dari air limbah domestik rumah tangga 1.541.644 m3/hari serta air limbah buangan non rumah tangga dari perkantoran, daerah komersial dan industri sebesar 513.880 m3/hari.

Hal tersebut dapat terlihat bahwa air limbah domestik rumah tangga memberikan kontribusi terbesar pencemaran air sebesar 75%, sedangkan air limbah non rumah tangga dari perkantoran, daerah komersial dan industri 25%. Dilihat dari beban polutan organiknya, air limbah domestik rumah tangga 70%, air limbah perkantoran 14%, dan air limbah industri memberikan kontribusi 16%. Data tersebut memperlihatkan bahwa air limbah domestik rumah tangga adalah kontributor terbesar terjadinya pencemaran air di wilayah DKI Jakarta. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Pengembangan Perkotaan dan Lingkungan DKI Jakarta (P4L) dalam Ladiyance dan Yuliana (2014), dikemukakan bahwa 80% sumber pencemaran sungai yang mengalir di Jakarta berasal dari limbah rumah tangga dan 20% yang berasal dari buangan limbah industri. Padahal dari limbah tersebut, terutama dari limbah industri, seringkali menjadi kontributor bahan berbahaya dan beracun (Riani, 2012) dengan jumlah yang sudah dapat membahayakan ekosistem perairan (Riani et al., 2014) dan manusia yang memanfaatkan air tersebut sebagai bahan baku air minum (Riani et al., 2018).

Pengelolaan air limbah domestik atau sanitasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang tujuan utamanya untuk memisahkan kotoran yang dihasilkan oleh kegiatan manusia dari pemukiman guna mencegah timbulnya penyakit (Flores et al. 2008).

Upaya pengembangan pengelolaan air limbah domestik terpusat untuk mengatasi pencemaran air di Jakarta telah dimulai sejak 1972, dengan menyusun Rencana Induk Pengelolaan Air Limbah yang disponsori oleh United Nations Development Programme (UNDP) dan World Health Organiation (WHO). Namun hingga saat ini perkembangannya masih sangat lambat. Oleh karena itu beberapa kali telah dilakukan studi guna pengembangannya. Studi terakhir dilakukan pada tahun 2012, melalui kerjasama antara JICA,

(12)

Pengelolaan Air Limbah Domestik Berkelanjutan || 3 Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pe kerjaan Umum, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan PD PAL Jaya, dalam rangka review terhadap Master Plan Pengelolaan Air Limbah di DKI Jakarta.

Dalam review Master Plan Pengelolaan Air Limbah di DKI Jakarta yang dilakukan oleh JICA tersebut, diidentifikasi bahwa pelayanan sewerage sistem atau pengelolaan air limbah domestik secara terpusat di Jakarta, memperlihatkan cakupan yang masih sangat rendah, yakni kurang dari 2% jika dibandingkan dengan populasi penduduk Jakarta, dan sisanya membuang limbah domestiknya ke badan-badan air, baik kali, waduk, situ, laut atau diresapkan ke dalam tanah melalui septic tank tanpa pengolahan yang memadai.

Hasil review menunjukkan bahwa sebanyak 9.71% masyarakat di kawasan kumuh membuang air limbah domestiknya langsung ke sungai, 64.03% meresapkan kedalam tanah dengan menggunakan septic tank konvensional, 25.00% mengolah air limbahnya melalui instalasi pengolahan air limbah (IPAL) individual dan sisanya 1.26% telah menggunakan sistem perpipaan IPAL dengan teknologi yang relatif lebih baik. Kondisi tersebut sangat jauh tertinggal dibandingkan kota di negara-negara Asia lainnya.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Asian Development Bank (2004), beberapa kota besar di Asia, hampir seluruh penduduknya telah dapat dilayani oleh sewerage sistem pengolahan air limbah domestik yang berteknologi modern, seperti Hongkong, Osaka dan Singapura yang telah mencapai 100%, Seoul 98%, Chengdu 85%, Kuala Lumpur 80%, Shanghai 68% serta Delhi yang mencapai 60%.

Sistem pengelolaan air limbah domestik di Jakarta saat ini sangat berdampak pada buruknya kualitas air, baik air permukaan maupun air tanah. Hal ini yang diindikasikan dengan tingginya angka konsentrasi bakteri Escherichia coli yang merupakan indikator telah terjadinya pencemaran air oleh limbah domestik, terutama yang berasal dari feses atau tinja (BPLHD Prov DKI Jakarta 2016).

Indikator biologi ini sebagai parameter biologi yang paling berpengaruh terhadap kualitas air, karena keberadaannya di dalam air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh fecal colifrom atau coli tinja. Adanya E-coli ini merupakan potensi bahwa

(13)

4 || Pengelolaan Air Limbah Domestik Berkelanjutan

pada air tersebut juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya. Menurut BPLHD Prov DKI Jakarta (2009), 77%

air tanah dan 82% sungai di DKI Jakarta telah terkontaminasi oleh E-coli, sehingga tidak layak untuk dikonsumsi sebagai sumber air minum. Dalam Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2015, dilaporkan bahwa hampir semua sampel air yang diambil dari kali seperti Kali Ciliwung, Kali Cipinang, Kali Angke, Kali Mookervart, Kali Grogol, Kali Sunter, Kali Pesangrahan, Kali Grogol, Saluran Tarum Barat, Cengkareng Drain, Kali Baru, Kali Baru Timur (Pangestu et al. 2017), Kali Buaran, Kali Cakung, Cakung Drain, Kali Belencong, Kali Petukangan, Kali Kamal, Kali Cideng, dan Banjir Kanal Timur, maupun situ di lima wilayah kota menujukkan adanya konsentrasi E-coli yang berkali-kali lipat jauh melebihi baku mutu. Pembuangan air limbah domestik yang tidak diolah dan tidak terkendali telah menyebabkan kemerosotan kualitas air yang kuat di sungai-sungai di Jakarta dan di pantai sepanjang tepian teluk Jakarta (Van derWulp et al. 2016). Demikian pula dengan kualitas air tanah dari sampel air sumur masyarakat di lima wilayah kota, kualitas biologis berdasarkan tingginya konsentrasi E-coli juga menunjukkan kualitas yang sudah sangat buruk. Kondisi tersebut di atas tentu saja akan dapat menimbulkan dampak buruk kesehatan bagi masyarakat Jakarta yang masih menggunakan sumber air tanah untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya. Hal ini terjadi karena cakupan pelayanan air bersih perpipaan yang ada saat ini masih belum optimal, karena dari dua operator air minum Jakarta, Palija sebesar 57.44% dan AETRA sebesar 61,04% (BRPAMDKI 2017).

Negara-negara berkembang seperti Indonesia sangat membutuhkan akses yang lebih baik terhadap upaya pengelolaan air limbah domestik, sebagaimana penelitian oleh WHO yang menemukan bahwa kondisi pengelolaan air limbah domestik yang buruk menyebabkan 85% sampai 90% penyakit diare yang terjadi di negara-negara berkembang (Prüss-Üstün et al. 2004). Kondisi tersebut setiap tahunnya berkontribusi terhadap kematian 1. juta anak di bawah usia lima tahun (WHO 2006). Berdasarkan data yang ada, terlihat bahwa upaya pengelolaan air limbah domestik yang dilakukan di Jakarta masih sangat terbatas, sehingga

(14)

Pengelolaan Air Limbah Domestik Berkelanjutan || 5 mengakibatkan tingginya tingkat pencemaran air, baik air tanah maupun air permukaan. Oleh karena itu perlu dilakukan penyusunan strategi pengelolaan air limbah domestik di DKI Jakarta yang berkelanjutan.

Menurut Mintzberg et al. (1998), salah satu pengertian strategi adalah program atau langkah terencana untuk mencapai serangkaian tujuan atau cita-cita yang telah ditentukan. Pengertian pengelolaan menurut Terry dan Franklin (1997), adalah pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang dapat diwujudkan dalam fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam rangka pencapaian tujuan.

Konsep pembangunan berkelanjutan pada dasarnya adalah bagaimana menempatkan aspek ekonomi, lingkungan dan kesejahteraan sosial sebagai satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Djakapermana (2010) mengatakan bahwa prinsip-prinsip keberlanjutan adalah dimensi pembangunan, dimensi keadilan, dan prinsip-prinsip sistem.

Dimensi pembangunan meliputi integritas ekologis, pemenuhan kebutuhan melalui efisiensi ekonomi, pengembangan sosial dan budaya manusia, serta keadilan yang mencakup keadilan spasial dan keadilan antar waktu. Sedangkan prinsip-prinsip sistem meliputi keanekaragaman, subsidiaritas, kemitraan dan pasrtisipatif.

Jenssen et al. (2007) menyatakan bahwa keberlanjutan harus mencakup aspek ekologi, ekonomi dan sosial serta harus dapat menunjukkan kinerja pada tiga fase yakni 1) fase lokal, aspek higienis dan kesehatan menjadi perhatian dalam skala waktu jam atau hari; 2) fase regional, di mana masalah lingkungan klasik dapat diselesaikan dalam skala waktu bulan atau tahun; 3) fase global, keberlanjutannya terus dapat berlangsung dalam skala waktu dekade atau abad. Pemahaman tentang pembangunan berkelanjutan ini dielaborasi didalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang mendefinisikan bahwa pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke

(15)

6 || Pengelolaan Air Limbah Domestik Berkelanjutan

dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Guru meminta siswa membaca teks tentang Raja Purnawarman secara bergantian dan siswa mampu menemukan jawaban yang tepat setelah membaca dan menyimak teks pada slide

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi tepung cangkang kerang simping memberikan pengaruh yang sangat nyata (α = 0,01) terhadap kadar air, abu, lemak,

ANTM memiliki indikator Macd, Stoc osc dan Rsi mengindikasikan pola Uptrend, ANTM berhasil menembus Resistance di level harga 820 sehingga terbuka peluang untuk

Tugas dari Sekretariat Barantan adalah memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Badan Karantina Pertanian yang terdiri

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul

45K Jika entitas tidak menyajikan kembali periode-periode sebelumnya dengan menerapkan paragraf 45I atau paragraf 45J, pada tanggal penerapan awal amendemen, entitas mengakui

Solusi analitik persamaan difusi-gelombang fraksional pada media viskoelastis yang memenuhi nilai batas Signalling dapat diselesaikan dengan mengarahkan solusi ke fungsi

Di wilayah ini prioritas pengelolaan air limbah domestik harus dilakukan dengan cara sistem pengolahan terpusat yakni dengan sistem jaringan terpusat (sewerage System)