Kombinasi Penggunaan Input
Dr. Agr. Sc. Ernoiz Antriyandarti, SP, MP, M.Ec
Teori Produksi
• Teori produksi adalah teori yang mempelajari bagaimana menggunakan kombinasi
input/faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output yang optimum.
• Sebagaimana teori konsumsi, dalam teori produksi akan dibahas mengenai perilaku produsen dalam menggunakan input yang tersedia untuk mencapai tujuannya.
• Proses produksi memerlukan faktor
produksi/input seperti tenaga kerja manusia, modal, dan bahan mentah.
• Input dapat dikategorikan menjadi dua
golongan, yaitu input tetap (fixed input) dan input variabel.
• Input tetap adalah input yang tidak dapat diubah jumlahnya dalam jangka pendek
(shortrun), seperti lahan dan gedung.
• Input variabel adalah input yang dapat diubah jumlahnya dalam jangka pendek, seperti
tenaga kerja, bibit dan pupuk.
Fungsi Produksi dengan Satu Input
• Fungsi produksi menunjukkan hubungan input dan output maksimum yang dapat dihasilkan pada teknologi tertentu dalam bentuk tabel, grafik atau persamaan, misal produksi output q dengan input x:
q = f (x)
• Persamaan di atas menunjukkan bahwa
dengan teknologi tertentu, tingkat output q yang dihasilkan hanya ditentukan oleh tingkat input x saja.
Produksi dengan Satu Input
x q AP MP
0 1 2 3 4 5 6 7 8
0 3 8 12 15 17 17 16 13
3 4 4 3,75
3,4 2,83 2,29 1,38
3 5 4 3 2 0 -1 -3
Produksi dengan Satu Input
• TP = Total Product
• MP = Marginal Product = Produksi Marginal
• MP = Perubahan produksi perkesatuan perubahan input
• MP = ∆𝑞∆𝑥 = 𝜕𝑞
𝜕𝑥 = Slope Fungsi Produksi
• AP = Average Product = Produksi rata-rata
• AP = 𝑞𝑥 = slope garis yang menghubungkan titik 0 dengan titik pada fungsi produksi
Elastisitas produksi (output elasticity)
= 𝜔 = persentase perubahan produksi dan input 𝜔 = ∆𝑞/𝑞
∆𝑥/𝑥 = ∆𝑞
∆𝑥 𝑥
𝑞 ≈ 𝜕𝑞
𝜕𝑥 𝑥
𝑞 = 𝑀𝑃 𝐴𝑃
• Pada daerah I tambahan input lebih
menguntungkan, merupakan daerah tidak rasional (irrational) untuk berproduksi.
𝜔 = 𝑀𝑃𝐴𝑃 ⇒ 𝑀𝑃 > 𝐴𝑃 ⇒ 𝜔 > 1 (Produksi elastis)
• Pada daerah II, efisiensi input variabel
mencapai puncaknya, merupakan daerah rasional
MP < AP ⇒ 𝜔 < 1 (Produksi inelastis)
• Pada daerah III, tambahan input menurunkan produksi, merupakan daerah tidak rasional
(irrational)
MP < 0 ⇒ 𝜔 < 0
‘The Law of Diminishing Return’
• Kurva TP pada mulanya naik dengan lambat kemudian naik dengan cepat, ditandai dengan kenaikan MP dan AP. Kenaikan TP mulai
melambat setelah MP mencapai titik maksimum.
𝑀𝑃𝑚𝑎𝑥 = Inflection Point = Titik Balik y = f (x)
MP = 𝜕𝑦𝜕𝑥 = 𝑓1(𝑥); 𝑀𝑃𝑚𝑎𝑥 ∶ 𝜕(𝑀𝑃)𝜕𝑥 = 0; 𝑓11(x) = 0 MP = 0 pada 𝑇𝑃𝑚𝑎𝑥 : 𝜕𝑦𝜕𝑥 = 0
𝐴𝑃𝑚𝑎𝑥= MP, pada titik perpotongan MP dan AP
Produksi Optimum Pada Fungsi Produksi
dengan Satu Input
• TVP = Total Value Product = TP.p (p harga produksi)
• AVP = Average Value Product = APp (nilai produksi rata- rata)
• VMP = The Value of Marginal Product = MPp (nilai marginal produk)
• r = Harga input = tambahan biaya perkesatuan tambahan input
• Jika VMP > r, berarti input perlu ditambah, sebaliknya jika VMP < r, berarti input perlu dikurangi. Dapat
disimpulkan bahwa optimum produksi terjadi pada saat:
- Nilai marginal product (VMP) sama dengan harga input (r)
- Marginal product (MP) sama dengan perbandingan harga input dan output 𝑝𝑟
Pengaruh Perubahan Harga Input dan Output
• Kenaikan harga input (r↑)mengakibatkan titik optimum bergeser kekiri, sehingga
penggunaan input berkurang (𝑥 ↓) dan produksi (q↓).
• Jika harga input turun, maka 𝑟 ↓⇒ 𝑥 ↑⇒ 𝑞 ↑
• Jika harga output naik, maka 𝑝 ↑⇒ 𝑥 ↑⇒ 𝑞 ↑
• Jika harga output turun, maka 𝑝 ↓⇒ 𝑥 ↓⇒ 𝑞 ↓
Contoh:
Diketahui suatu fungsi produksi komoditas 𝑞 = 15𝑥2 − 𝑥3
1. Berapa penggunaan input pada 𝑀𝑃𝑚𝑎𝑥, 𝐴𝑃𝑚𝑎𝑥, 𝑇𝑃𝑚𝑎𝑥?
2. Jika harga input 27 dan harga output 1, berapa input dan produksi optimum?
Jawab:
𝑀𝑃 = 𝜕𝑞𝜕𝑥 = 30𝑥 − 3𝑥2 𝑀𝑃𝑚𝑎𝑥: 𝜕(𝑀𝑃)𝜕𝑥 = 0
𝜕(𝑀𝑃)
𝜕𝑥 = 30 − 6𝑥 = 0
x= 5
𝐴𝑃 = 𝑞𝑥 = 15𝑥 − 𝑥2 𝐴𝑃𝑚𝑎𝑥: 𝜕(𝐴𝑃)𝜕𝑥 = 0
𝜕𝐴𝑃𝜕𝑥 = 30 − 2𝑥 = 0
x= 7,5 𝑇𝑃𝑚𝑎𝑥: 𝜕𝑞𝜕𝑥 = 0 𝜕𝑞𝜕𝑥 = 30𝑥 − 3𝑥2 = 0
3x ( 10 - x ) = 0 x = 10
Syarat Optimum : 𝑀𝑃 = 𝑟
𝑝 ⇒ 30𝑥 − 3𝑥2 = 27 1
30𝑥 − 3𝑥2 − 27 = 0 3𝑥2 − 30𝑥 + 27 = 0 𝑥2 − 10𝑥 + 9 = 0 (x – 9) (x – 1) = 0
𝑥1= 9 ; 𝑥2 = 1
Syarat orde II :
𝜕2𝑞
𝜕𝑥2 < 0 atau 𝜕𝜕𝑥2𝜋2 < 0
𝜕2𝑞
𝜕𝑥2 = 𝑝𝑓11 𝑥 < 0 𝑓11 < 0 𝑓11 = 𝜕2𝑞
𝜕𝑥2 = 𝜕(𝑀𝑃)
𝜕𝑥 = 30 − 6𝑥
𝑓11 9 = 30 − 6 9 = 30 − 54 = −24 < 0 𝑓11 1 = 30 − 6 = 24 > 0 , sehingga diperoleh x = 9
𝑞 = 15(9)2− 9 3 = 15 81 − 729 = 486
LATIHAN
1. Diketahui suatu fungsi produksi komoditas 𝑞 = 24𝑥2 − 𝑥3
a. Berapa penggunaan input pada 𝑀𝑃𝑚𝑎𝑥, 𝐴𝑃𝑚𝑎𝑥, 𝑇𝑃𝑚𝑎𝑥?
b. Jika harga input 360 dan harga output 2, berapa input dan produksi optimum?
2. a. Carilah AP dan MP Tenaga Kerja
b. Gambarlah grafik TP, AP dan MP Tenaga kerja
Tanah 1 1 1 1 1
Tenaga Kerja
1 2 3 4 5
TP
Tenaga Kerja
10 18 24 28 30
Fungsi Produksi dengan Dua Input
• Sebagian besar proses produksi menggunakan dua input atau lebih untuk menghasilkan
barang/jasa. Misalnya, untuk memproduksi output q digunakan input x1 dan x2.
q = f (x1, x2)
Perubahan output q merupakan fungsi dari input variabel x1 dan x2.
Tabel Produksi dengan Dua Input
𝑥2 8 7 6 5 4 3 2 1
Produksi 9
13 16 15 13 10 6 3
46 46 42 37 30 24 12 6
69 69 66 60 54 39 17 8
92 91 88 80 72 52 21 9
109 108 106 100 85 61 24 10
124 123 120 113 93 66 26 10
136 134 128 120 95 66 25,5
9
144 140 132 121 95 64 24,5
7
x1 1 2 3 4 5 6 7 7
Grafik Steriometrik Fungsi Produksi
dengan Dua Input
Isoquant
• Fungsi produksi pada gambar dalam dimensi tiga merupakan bidang melengkung 𝑞0 dapat dihasilkan sepanjang garis pada bidang fungsi produksi setinggi 𝑞0 yang merupakan garis
trans. Garis trans ini diproyeksikan kebidang dasar, disebut isoquant.
• Isoquant adalah kurva yang menggambarkan semua kemungkinan kombinasi input untuk menghasilkan output tertentu.
Isoquant
Penggantian Input (Input Substitution)
• Suatu kondisi dimana salah satu input harus digantikan oleh input lain untuk
mempertahankan tingkat output disebut
Marginal Rate of Technical Substitution (Daya Substitusi atau Daya Pengganti Teknis
Marginal/MRTS).
Tabel Marginal Rate of Technical Substitution
Isoquant I Isoquant II Isoquant III 𝑥1 𝑥2 MRTS 𝑥1 𝑥2 MRTS 𝑥1 𝑥2 MRTS
2 1 2 3 4 5 6 7
11 8 5 3 2,3 1,8 1,6 1,8
-3
3 2 0,7 0,5 0,2 -0,2
4 3 4 5 6 7 8 9
13 10 7 5 4,2 3,5 3,2 3,5
-3
3 2 0,8 0,7 0,3 -0,3
6 5 6 7 8 9 10 11
15 12 9 7 6,2 5,5 5,3 5,5
-3
3 2 0,8 0,7 0,2 -0,2
• 𝑀𝑅𝑇𝑆 = − ∆𝑥∆𝑥2
1 = − 𝑑𝑥𝑑𝑥2
1
• 𝑞 = 𝑓 𝑥1, 𝑥2
• 𝑑𝑞 = 𝑓1𝑑𝑥1 + 𝑓2𝑑𝑥2
• Pada suatu isoquant dq = 0 0 = 𝑓1𝑑𝑥1 + 𝑓2𝑑𝑥2 − 𝑑𝑥𝑑𝑥2
1 = 𝑓𝑓1
2 ⇒MRTS = 𝑀𝑃𝑀𝑃1
2
MRTS sama dengan perbandingan marginal product. MRTS merupakan negatif dari slope isoquant. Isoquant selalu berslope negatif dan berkurva cembung (convex) yang menunjukkan bahwa MRTS menurun.
Isocost
• Isocost menunjukkan berbagai kombinasi
input yang dapat dibeli dengan sejumlah biaya tertentu. Jika input yang digunakan x1 dengan harga r1 dan x2 dengan harga r2, maka
kombinasi input yang dapat diperoleh dengan biaya sebesar C0 adalah:
𝐶0 = 𝑟1𝑥1 + 𝑟2𝑥2 ⇒ 𝑥2 = 𝐶0
𝑟1 − 𝑟1
𝑟2 𝑥1
kurva isocost
Keseimbangan Produsen
• Titik A merupakan titik optimum (producer equilibrium).
Persamaan garis isocostnya adalah:
𝐶0 = 𝑟1𝑥1 + 𝑟2𝑥2 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥2 = 𝐶0
𝑟1 − 𝑟1 𝑟2 𝑥1 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 = − 𝑟1
𝑟2
3 kemungkinan optimasi, yaitu :
1. Memaksimumkan produksi dengan kendala biaya akan dicapai keuntungan maksimum.
Mencapai isoquant terjauh yang terjangkau budget space, yaitu isoquant𝑞1. A merupakan
titik optimum, titik singgung antara isoquant dan isocost, sehingga slope isoquant sama dengan
slope isocost (merupakan syarat pertama atau syarat yang diperlukan/ necessary condition).
−𝑀𝑅𝑇𝑆 = − 𝑟𝑟1
2 ⟹ MRTS = 𝑟𝑟1
2
Syarat kedua atau syarat mencukupi/sufficient condition adalah convexity of isoquant.
Dicari dengan calculus, secara Lagrange:
Memaksimumkan q = 𝑓(𝑥1, 𝑥2) dengan kendala biaya : 𝐶0 − 𝑟1𝑥1 − 𝑟2𝑥2 = 0
𝐿 = 𝑓 𝑥1, 𝑥2 + 𝜆(𝐶0 − 𝑟1𝑥1 − 𝑟2𝑥2) 2. Meminimumkan biaya dengan kendala
produksi
Pada produksi 𝑞0 dicari isocost yang terdekat dengan 0 yaitu titik A pada C, titik singgung, slope sama dengan MRTS = 𝑟𝑟1
1
Meminimumkan C0 = r1x1 + r2x2 dengan kendala
𝑞0 − 𝑓 𝑥1, 𝑥2 = 0: 𝑍 = 𝑟1𝑥1 + 𝑟2𝑥2 + 𝜇*𝑞0 − 𝑓 𝑥1, 𝑥2 +
3. Tanpa Kendala
Optimasi produksi tanpa kendali berarti memaksimumkan keuntungan dengan persamaan berikut:
𝜋 = 𝑅 − 𝐶
𝜋 = 𝑃𝑞 − 𝑟1𝑥1 − 𝑟2𝑥2
𝜋 = 𝑃𝑓 𝑥1, 𝑥2 − 𝑟1𝑥1 − 𝑟2𝑥2 𝜋𝑚𝑎𝑥: 𝜕𝑥𝜕𝜋
1 = 𝜋1 = 0 𝜕𝑥𝜕𝜋
2 = 𝜋2 = 0
Isocline
Isocline adalah tempat kedudukan titik-titik pada isoquant yang mempunyai slope yang sama
Isocline
Expansion path
• Expansion path merupakan isocline yang istimewa karena slopenya sama dengan
perbandingan harga input (slope budget line atau isocost).
• Expansion path adalah tempat kedudukan titik-titik optimum pada berbagai isoqunt.
Semua titik pada expansion path memenuhi syarat MRTS = 𝑟𝑟1
2
expansion path
Ridge line
Ridge line (garis tembereng) juga merupakan isocline yang istimewa karena merupakan
tempat kududukan titik pada isoquant yang mempunyai slope nol atau tak terhingga
(horisontal dan vertikal).
Ridge line
Skala Produksi (Return to Scale)
• Perubahan output karena perubahan input secara proporsional disebut Return to Scale.
• Derajat homogenitas atau koefisien fungsi (k)
menunjukkan bagaimana hubungan isokuan dan total produksi, sehingga dapat diketahui sifat skala
produksinya.
• Fungsi produksi bersifat homogen derajat satu (k = 1), berarti isokuan berjarak sama (bersifat constant return to scale). k > 1 berarti isokuan merapat saat output
naik (bersifat increasing return to scale), sebaliknya, k <
1 berarti isokuan merenggang saat output naik (bersifat decreasing return to scale). Suatu fungsi
disebut bersifat homogen derajat k jika semua variabel dikalikan a, maka fungsi tersebut menjadi berlipat ak.
y = f (x1, x2,…,xn)
y = f (ax1, ax2,…,axn) = aky