• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB V HASIL PENELITIAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

32 BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1. Karakteristik Objek Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh pemberian Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera = MO) terhadap IL-6 dan Skor SDAI (Simple Diseases Activity Index) pada pasien artritis reumatoid. Subyek penelitian berjumlah 30 orang dibagi dalam dua kelompok sampel yaitu kelompok yang diberi ekstrak daun Moringa Oleifera (MO) atau perlakuan MO sejumlah 15 orang pasien dan kelompok kontrol yang diberikan plasebo yang juga berjumlah 15 orang.

Sebelum melakukan analisis lebih lanjut, lebih dahulu dijelaskan karakteristik subyek penelitian untuk masing-masing kelompok sampel.

Deskripsi variabel kuantitatif dijelaskan tentang parameter rata-rata (mean) dan standar deviasi, sedangkan deskripsi variabel kualitatif dijelaskan tentang jumlah pasien sampel masing-masing kategori (n) dan proporsi atau prosentasinya (%). Variabel karakteristik kuantitatif dalam penelitian ini meliputi: umur, hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit, eritrosit, MCV, MCH, MCHC, RDW, MPV, PDW, Eosinofil, Basofil, Neutrofil, Limfosit, dan Monosit, LED, dan hsCRP. Sedangkan variabel karakteristik kualitatif adalah: jenis kelamin.

Selain deskripsi singkat tentang karakteristik subyek penelitian, sekaligus dilihat sejauh mana tingkat homogenitas karakteristik obyek penelitian itu berdasarkan kelompok sampel. Uji homogenitas variabel karakteristik yang berupa variabel-variabel kuantitatif, dilakukan menggunakan uji beda 2 mean dimana jenis ujinya didasarkan pada distribusi data variabel karakteristik itu. Jika distribusi data variabel bersifat normal, maka uji beda 2 mean menggunakan jenis analisis statistik parametrik yaitu uji t untuk beda 2 mean sampel independent. Namun apabila distribusi data bersifat tidak normal, maka uji beda 2 mean menggunakan jenis analisis

(2)

statistik non parametrik yaitu uji Mann-Whitney. Pengujian normalitas data untuk variabel kuantitatif dilakukan dengan uji Shapiro Wilk.

Hasil pengujian normalitas data didapatkan bahwa variabel karakteristik kuantitatif yang memiliki distribusi data yang bersifat normal baik pada kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan MO adalah Umur, Hemoglobin, Hematokrit, Leukosit, Trombosit, Eritrosit, MCV, MCH, MCHC, Basofil, Neutrofil, Limfosut, dan Monosit. Sedangkan variabel karakteristik yang memiliki distribusi tidak normal baik pada kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan MO adalah PDW, Eosinofil, dan hsCRP.

Variabel RDW, MPV, dan LED pada kelompok kontrol memiliki distribusi data normal, namun pada kelompok perlakuan MO memiliki data dengan distribusi tidak normal. Namun setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan seluruh data baik data pada kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan MO, didapatkan bahwa kedua variabel RDW, MPV, dan hsCRP berdistribusi normal.

Secara keseluruhan variabel karakteristik kuantitatif dengan distribusi normal adalah Umur, Hemoglobin, Hematokrit, Leukosit, Trombosit, Eritrosit, MCV, MCH, MCHC, RDW, MPV, Basofil, Neutrofil, Limfosut, Monosit, dan LED. Uji homogenitas variabel-variabel tersebut di atas dapat digunakan uji beda 2 (dua) mean uji t untuk sampel independent (tidak berhubungan). Variabel-variabel karakteristik kuantitatif yang memiliki data berdistribusi tidak normal adalah PDW, Eosinofil, dan hsCRP.

Sehingga pengujian homogenitas atas variabel-varabel yang berdistribusi tidak normal tersebut dapat menggunakan uji beda dua mean uji Mann Whitney.

Hasil pengujian homogenitas variabel karakteristik kuantitatif baik menggunakan uji beda 2 mean dengan uji t untuk sampel independent maupun uji beda dua mean dengan uji Mann Whitney, didapatkan hasil bahwa semua variabel karakteristik penelitian bersifat homogen atau memiliki rata- rata yang tidak berbeda atau sama pada kelompok kontrol dan kelompok

(3)

perlakuan MO. Dengan demikian hasil pengujian homogenitas itu dapat diartikan bahwa sebelum dilakukan perlakuan pemberian daun Moringa Oleifera (MO) tersebut kondisi karakteristik sampel pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan MO dalam keadaan yang sama atau tidak berbeda.

Selanjutnya deskripsi variabel kualitatif Jenis Kelamin secara keseluruhan sampel sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 27 pasien atau sebesar 90,00 persen, dan selebihnya yaitu sebanyak 3 pasien atau sebesar 10,00 persen adalah pasien berjenis kelamin laki-laki.

Pada kelompok sampel kontrol sebagian besar juga pasien berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 13 pasien atau sebesar 86,70 persen dan selebihnya yaitu sebanyak 2 pasien atau sebesar 13,30 persen pasien berjenis kelamin laki-laki. Pada kelompok sampel perlakuan MO juga sebagian besar pasien berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 14 pasien atau 93,30 persen, dan selebihnya adalah pasien berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 1 pasien atau sebesar 6,70 persen.

Pengujian homogenitas variabel karakteristik yang bersifat kualitatif dapat digunakan uji Chi Kwadrat (Chi Square). Hasil pengujian homogenitas dengan uji Chi Kwadrat terhadap variabel kualitatif jenis kelamin, didapatkan bahwa variabel jenis kelamin tersebut homogen. Dengan demikian hasil uji homogenitas variabel, baik variabel kuantitatif maupun variabel kualitatif, semua variabel homogen. Hal itu dapat diartikan bahwa apabila terjadi perubahan yang signifikan variabel-variabel yang diteliti yaitu IL_6 dan Skor SDAI setelah perlakuan maka perubahan itu benar-benar disebabkan karena perlakuan pemberian daun Moringa Oleifera (MO), bukan disebabkan oleh variabel-variael karakteristik pasien. Deskripsi dan Hasil Pengujian Homogenitas variabel karakteristik dalam penelitian ini dapat disajikan berikut:

(4)

Tabel 5.1. Pengujian Homogenitas Variabel Karakteristik pada Kelompok Perlakuan MO dan Kelompok Kontrol.

Variabel Kontrol Perlakuan-MO Uji Homogenitas

Rata-rata Std Deviasi Rata-rata Std Deviasi p value

Umur (tahun)1 44 7 47 13 0,508

Hemoglobin (g/dl)1 12,93 1,97 12,46 1,55 0,478

Hematokrit (%)1 39,87 5,13 39,33 4,13 0,758

Leukosit (ribu/ul)1 8,65 2,62 7,55 2,41 0,239

Trombosit (ribu/ul)1 290,20 78,31 296,27 78,57 0,834

Eritrosit (juta/ul)1 4,84 0,63 4,64 0,48 0,357

MCV (/um)1 82,97 9,62 85,14 8,94 0,535

MCH (pg)1 26,93 3,86 27,07 4,02 0,922

MCHC (g/dl)1 32,37 1,43 31,66 1,69 0,232

RDW (%)1 13,75 0,89 14,20 2,13 0,456

MPV (fl)1 7,85 1,91 8,44 2,14 0,440

PDW (%)2 14,80 4,59 14,43 5,00 0,808

Eosinofil (%)2 1,71 2,15 2,01 2,13 0,305

Basofil (%)1 0,54 0,36 0,65 0,43 0,473

Neutrofil (%)1 66,87 13,69 64,55 13,71 0,852

Limfosit (%)1 23,95 10,33 24,06 10,95 0,977

Monosit (%)1 6,91 3,00 8,72 2,38 0,085

LED1 26,87 21,09 16,67 12,83 0,121

hsCRP2 0,59 0,84 0,25 0,37 0,089

Jenis Kelamin:3 - Perempuan - Laki-laki

13 org 2 org

86,70 % 13,30 %

14 org 1 org

93,30 % 6,70 %

0,543

Keterangan: *) Signifikan pada derajat signifikansi 5 persen (p < 0,05).

**) Signifikan pada derajat signifikansi 1 persen (p < 0,01)

1 Variabel Kuantitatif dideskripsikan nilai mean dan standar deviasi, berdistribusi normal, uji homogenitas dengan uji t untuk sampel independent dengan statistik uji t.

2 Variabel Kuantitatif dideskripsikan nilai mean dan standar deviasi, berdistribusi tidak normal, uji homogenitas dengan uji Mann Whitney dengan statistik uji Z

(5)

3 Variabel Kualitatif, uji homogenitas menggunakan Chi Kwadrat dengan statistik uji X2.

5.2. Pengujian Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Moringa Oleifera terhadap IL-6 dan Skor SDAI

Sebelum dilakukan pengujian beda 2 mean itu, terlebih dahulu dijelaskan deskripsi variabel IL-6 dan Skor SDAI menurut kelompok sampel dan menurut waktu pengukuran (pre dan post) serta Perubahan variabel IL-6 (Delta_IL-6) dan Perubahan variabel Skor SDAI (Delta_SDAI) menurut kelompok sampel. Variabel-variabel itu kemudian diuji normalitas data-nya untuk memastikan jenis uji statistik yang akan digunakan untuk pengujian beda 2 mean masing-masing variabel tersebut.

Variabel-variabel penelitian yang memiliki distribusi data normal baik pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan MO adalah Delta_IL- 6 dan Delta_SDAI. Variabel IL-6_Pre memiliki distribusi data tidak normal pada kelompok kontrol, namun pada kelompok perlakuan MO berdistribusi data normal. Sementara variabel IL-6_Post, skor SDAI_Pre, dan skor SDAI_Post memiliki distribusi data normal pada kelompok kontrol, namun pada kelompok perlakuan MO memiliki distribusi tidak normal. Setelah dilakukan pengujian dengan data seluruhnya atau gabungan kelompok kontrol dan kelompok perlakuan MO, ternyata ketiga variabel tersebut berdistribusi normal.

(6)

Tabel 5.2. Deskripsi dan Pengujian Normalitas Data Variabel IL-6 dan Skor SDAI Menurut Kelompok Sampel dan Periode Pengukuran.

Variabel

Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan MO

Deskripsi Uji Normalitas Deskripsi Uji Normalitas

Mean SD S-W Prob Mean SD S-W Prob.

IL-6_Pre 182,09 51,89 0,797 0,003* 198,30 72,23 0,898 0,089 IL-6_Post 147,99 52,23 0,963 0,751 79,87 54,68 0,834 0,011*

Delta_IL-6 -34,09 67,23 0,913 0,152 -118,43 92.11 0,943 0,426 Skor SDAI_Pre 27,12 14,04 0,921 0,199 24,55 11,72 0,840 0,013 Skor SDAI_Post 22,37 11,83 0,964 0,762 9,89 10,06 0,836 0,011*

Delta_SDAI -4,75 11,82 0,890 0,068 -14,65 9,40 0,951 0,547

Keterangan : *Distribusi Data Tidak Normal, setelah sampel digabung Normal.

Pengujian beda 2 mean untuk membuktikan hipotesis bahwa ada pengaruh pemberian ekstrak daun Moringa Oleifera (MO) terhadap IL-6 dan Skor SDAI dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut, yaitu:

1. Menguji beda 2 mean variabel kadar IL-6 dan Skor SDAI kelompok kontrol dan kelompok perlakuan MO pada kondisi sebelum dan sesudah diberikan treatment yaitu plasebo untuk kelompok kontrol dan ekstrak daun MO untuk kelompok perlakuan MO, dengan uji beda 2 mean sampel independent.

Dengan langkah ini diharapkan pada kondisi sebelum pemberian treatment tidak akan terjadi perbedaan mean yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan MO. Hal itu berarti pada awal analisis didapatkan kondisi yang sama atau homogen pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan MO, karena kondisi ini sama-sama belum diberikan treatment apapun. Sebaliknya pada kondisi sesudah pemberian treatment diharapkan akan terjadi perbedaan mean yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan MO. Hal itu berarti pada kondisi sesudah dilakukan treatment didapatkan kondisi yang berbeda atau heterogen pada kelompok kontrol dan kelompok

(7)

perlakuan MO, karena kelompok perlakuan MO diberikan ekstrak daun MO sementara pada kelompok kontrol hanya diberikan plasebo.

2. Menguji beda 2 (dua) mean IL-6 dan Skor SDAI pada kondisi sebelum dan sesudah dilakukan pemberian plasebo pada kelompok kontrol dan pemberian ekstrak daun MO pada kelompok perlakuan MO dengan uji beda 2 (dua) mean untuk sampel berpasangan. Dengan langkah ini diharapkan pada kelompok kontrol yang diberikan plasebo tidak terjadi perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah treatment, sedangkan pada kelompok perlakuan MO yang diberikan ekstrak daun MO akan terjadi perbedaan yang signifikan, yaitu terjadi penurunan pada variabel IL-6 dan variabel Skor SDAI.

3. Menguji beda 2 mean variabel perubahan IL-6 (Delta-IL-6) dan perubahan SDAI (Delta-SDAI) dengan uji beda 2 mean untuk sampel independent. Dengan langkah ini diharapkan ada perbedaan signifikan beda 2 mean kedua variabel perubahan tersebut (Delta-IL-6 dan Delta- SDAI) antar kelompok kontrol dan kelompok perlakuan MO, karena kelompok sampel yang mendapatkan ekstrak daun MO diharapkan mengalami perubahan penurunan lebih besar dibandingkan kelompok kontrol yang hanya diberikan plasebo.

Langkah Pertama, Perbedaan mean Variable IL-6 pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan MO pada kondisi sebelum pemberian ekstrak daun MO diuji menggunakan uji beda 2 mean uji t untuk sampel independent. Hasil pengujian beda 2 mean kelompok kontrol dan kelompok perlakuan MO untuk variabel IL-6 pada kondisi sebelum pemberian ekstrak daun MO menunjukkan hasil pengujian yang tidak signifikan pada derajat signifikansi 5 persen (p > 0,05). Dengan demikian variabel IL-6 untuk kelompok kontrol dan kelompok perlakuan MO pada kondisi sebelum treatmen pemberian ekstrak daun MO tidak berbeda secara meyakinkan atau sama. Hal ini dapat diartikan bahwa analisis ini dimulai dari IL-6 yang homogen pada kedua kelompok sampel yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan MO.

(8)

Perbedaan mean Variabel Skor SDAI pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan MO pada kondisi sebelum pemberian ekstrak daun MO juga diuji dengan uji beda 2 mean uji t untuk sampel independent. Hasil pengujian beda 2 mean kelompok sampel kontrol dan kelompok sampel perlakuan MO untuk variabel Skor SDAI pada kondisi sebelum pemberian ekstrak daun MO menunjukkan hasil pengujian yang tidak signifikan pada derajat signifikansi 5 persen (p > 0,05). Dengan demikian variabel Skor SDAI untuk kelompok kontrol dan kelompok perlakuan MO pada kondisi sebelum treatmen pemberian ekstrak daun MO tidak berbeda secara meyakinkan atau sama. Hal ini dapat diartikan bahwa analisis ini dimulai dari Skor SDAI yang homogen pada kedua kelompok sampel yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan MO. Perbandingan nilai mean dan standar deviasi variabel IL-6 dan Skor SDAI itu dan hasil pengujian beda mean pada kelompok kontrol dan perlakuan MO sebelum pemberian ekstrak daun MO adalah:

Tabel 5.3. Perbandingan IL-6 dan Skor SDAI pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan MO pada Kondisi Sebelum Pemberian Treatment.

Variabel

Kontrol Perlakuan-MO Uji Beda 2 Mean

Rata-rata Std Deviasi

Rata-rata Std Deviasi

p value

IL-6 182,09 51,89 198,30 72,23 0,486

Skor SDAI 27,12 14,04 24,55 11,72 0,590

Keterangan: ** Signifikan pada derajat signifikansi 1 persen.

* Signifikan pada derajat signifikansi 5 persen.

Perbedaan mean Variable IL-6 pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan MO pada kondisi sesudah pemberian ekstrak daun MO juga diuji menggunakan uji beda 2 mean uji t untuk sampel independent.

Hasil pengujian beda 2 mean kelompok kontrol dan kelompok perlakuan MO untuk variabel IL-6 pada kondisi sesudah pemberian ekstrak daun MO

(9)

menunjukkan hasil pengujian yang signifikan pada derajat signifikansi 5 persen (p < 0,05). Dengan demikian variabel IL-6 untuk kelompok sampel kontrol dan kelompok sampel perlakuan MO pada kondisi sesudah treatmen pemberian ekstrak daun MO berbeda secara meyakinkan atau tidak sama. Hal ini dapat diartikan bahwa setelah dilakukan treatmen menjadikan variabel IL- 6 sangat berbeda pada kedua kelompok sampel yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan MO.

Perbedaan mean Variabel Skor SDAI pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan MO pada kondisi sesudah pemberian ekstrak daun MO diuji dengan uji beda 2 mean uji t untuk sampel independent. Hasil pengujian beda 2 mean kelompok kontrol dan kelompok perlakuan MO untuk variabel Skor SDAI pada kondisi sesudah pemberian ekstrak daun MO menunjukkan hasil pengujian yang signifikan pada derajat signifikansi 5 persen (p < 0,05).

Dengan demikian variabel Skor SDAI untuk kelompok sampel dan kelompok perlakuan MO pada kondisi sesudah treatmen pemberian ekstrak daun MO berbeda secara meyakinkan atau tidak sama. Hal ini dapat diartikan bahwa setelah periode pemberian treatment menjadikan variabel Skor SDAI yang sangat berbeda pada kedua kelompok sampel yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan MO.

Perbandingan nilai rata-rata dan standar deviasi variabel IL-6 dan Skor SDAI tersebut dan hasil pengujian perbedaan pada kelompok sampel kontrol dan kelompok sampel perlakuan MO sesudah pemberian ekstrak daun Moringa Oleifera (MO) adalah sebagai berikut:

Tabel 5.4. Perbandingan IL-6 dan Skor SDAI pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan MO pada Kondisi Sesudah Pemberian Treatment.

Variabel

Kontrol Perlakuan-MO Uji Beda 2 Mean

Rata-rata Std Deviasi

Rata-rata Std Deviasi

p value

IL-6 147,99 62,23 79,87 54,69 0,004**

Skor SDAI 22,37 11,83 9,89 10,06 0,004**

Keterangan: ** Signifikan pada derajat signifikansi 1 persen.

(10)

Perbandingan rata-rata variabel IL-6 dan Skor SDAI kelompok sampel kontrol dan kelompok sampel perlakuan MO pada kondisi sebelum maupun sesudah mendapatkan treatment pemberian ekstrak daun MO dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 5.1. Perbandingan IL-6 pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan MO Sebelum maupun Sesudah Treatment

Gambar 5.2. Perbandingan Skor SDAI pada Kelompok Sampel Kontrol dan Kelompok Sampel Perlakuan MO Sebelum maupun Sesudah Treatment

182,09

147,99 198,30

79,87

- 50,00 100,00 150,00 200,00 250,00

Sebelum Sesudah

Kontrol Perlakuan MO

27,12

22,37 24,55

9,89

- 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00

Sebelum Sesudah

Kontrol Perlakuan MO

(11)

Langkah kedua, perbedaan mean Variable IL-6 sebelum dan sesudah treatment pemberian ekstrak daun MO pada kelompok sampel kontrol diuji dengan uji beda 2 mean uji t untuk sampel berpasangan. Hasil pengujian beda 2 mean sebelum dan sesudah treatment pemberian ekstrak daun MO pada kelompok kontrol menunjukkan hasil pengujian yang tidak signifikan pada derajat signifikansi 5 persen (p > 0,05). Dengan demikian variabel IL-6 sebelum dan sesudah pemberian ekstrak daun MO untuk kelompok kontrol tidak berbeda secara meyakinkan atau sama. Hal ini dapat diartikan bahwa IL-6 pada kelompok kontrol tidak mengalami perubahan sebelum dan sesudah pemberian treatment ekstrak daun MO.

Perbedaan mean Variable Skor SDAI sebelum maupun sesudah treatment pemberian ekstrak daun MO pada kelompok kontrol diuji dengan uji beda 2 mean uji t untuk sampel berpasangan. Hasil pengujian beda 2 mean sebelum dan sesudah treatment pemberian ekstrak daun MO pada kelompok kontrol menunjukkan hasil pengujian yang tidak signifikan pada derajat signifikansi 5 persen (p > 0,05). Dengan demikian variabel Skor SDAI sebelum dan sesudah pemberian ekstrak daun MO untuk kelompok kontrol tidak berbeda secara meyakinkan atau sama. Hal ini dapat diartikan bahwa Skor SDAI pada kelompok kontrol tidak mengalami perubahan sebelum dan sesudah pemberian treatment ekstrak daun MO.

Tabel 5.5. Perbandingan IL-6 dan Skor SDAI Sebelum dan Sesudah Pemberian Plasebo pada Kelompok Kontrol.

Variabel

Sebelum Sesudah Uji Beda 2 Mean

Rata-rata Std Deviasi

Rata-rata Std Deviasi

p value

IL-6 182,09 51,09 147,99 62,23 0,070

Skor SDAI 27,12 14,04 22,37 11,83 0,142

Keterangan: ** Signifikan pada Derajat Signifikansi 1 persen.

* Signifikan pada Derajat Signifikansi 5 persen.

(12)

Selanjutnya perbedaan mean Variabel IL-6 sebelum maupun sesudah pemberian ekstrak daun MO pada kelompok perlakuan MO diuji dengan uji beda 2 mean uji t untuk sampel berpasangan. Hasil pengujian beda 2 mean sebelum dan sesudah treatment pemberian ekstrak daun MO pada kelompok perlakuan MO menunjukkan hasil pengujian yang signifikan pada derajat signifikansi 5 persen (p < 0,05). Dengan demikian variabel IL-6 sebelum dan sesudah pemberian ekstrak daun MO untuk kelompok perlakuan MO berbeda secara meyakinkan atau tidak sama. Hal ini dapat diartikan bahwa IIL-6 pada kelompok perlakuan MO mengalami perubahan sebelum dan sesudah pemberian treatment ekstrak daun MO atau mengalami penurunan signifikan sesudah pemberian treatment.

Perbedaan mean Variabel Skor SDAI sebelum maupun sesudah pemberian ekstrak daun MO pada kelompok perlakuan MO diuji dengan uji beda 2 mean uji t untuk sampel berpasangan. Hasil pengujian beda 2 mean sebelum dan sesudah treatment pemberian ekstrak daun MO pada kelompok perlakuan MO menunjukkan hasil pengujian yang signifikan pada derajat signifikansi 5 persen (p < 0,05). Dengan demikian variabel Skor SDAI sebelum dan sesudah pemberian ekstrak daun MO untuk kelompok perlakuan MO berbeda secara meyakinkan atau tidak sama. Hal ini dapat diartikan bahwa Skor SDAI pada kelompok perlakuan MO mengalami perubahan sebelum dan sesudah pemberian treatment ekstrak daun MO atau mengalami penurunan sesudah pemberian treatment.

Tabel 5.6. Perbandingan IL-6 dan Skor SDAI Sebelum dan Sesudah Treatment Pemberian MO pada Kelompok Perlakuan MO.

Variabel

Sebelum Sesudah Uji t Beda 2 Mean

Rata-rata Std Deviasi

Rata-rata Std Deviasi

p value

IL-6 198,30 72,23 79,87 54,68 0,001**

Skor SDAI 24,55 11,72 9,89 10,06 0,001**

Keterangan: ** Signifikan pada Derajat Signifikansi 1 persen.

(13)

Perbandingan rata-rata variabel IL-6 dan Skor SDAI kondisi sebelum dan sesudah treatment pemberian MO baik pada kelompok sampel kontrol maupun kelompok sampel perlakuan MO dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 5.3. Perbandingan IL-6 Kondisi Sebelum dan Sesudah Treatmen Pemberian MO Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan MO

Gambar 5.4. Perbandingan Skor SDAI Kondisi Sebelum dan Sesudah Treatmen Pemberian MO Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan MO

182,09 198,03

147,99

79,87

- 50,00 100,00 150,00 200,00 250,00

Kontrol Perlakuan MO

Sebelum Sesudah

27,12

24,55 22,37

9,89

- 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00

Kontrol Perlakuan MO

Sebelum Sesudah

(14)

Langkah Ketiga, pengujian beda 2 mean variabel Delta-IL6 pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan MO dapat diuji dengan uji beda 2 mean uji t untuk sampel independent. Demikian pula pengujian beda 2 mean variabel Delta-SDAI pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan MO dapat diuji dengan uji beda 2 mean uji t untuk sampel independent.

Hasil perhitungan uji beda 2 mean antar variable Delta-IL6 dan Delta-SDAI menunjukkan bahwa kedua variabel perubahan itu (Delta-IL6 dan Delta-SDAI) berbeda secara meyakinkan pada derajat signifikansi 5 persen (p < 0,05). Kondisi ini menunjukkan bahwa dengan pemberian ekstrak daun MO dapat berdampak menurunkan variabel IL-6 dan Skor SDAI.

Tabel 5.7. Perbandingan Delta-IL6 dan Delta-SDAI pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan MO

Variabel

Kontrol Perlakuan MO Uji Beda 2 Mean Rata-rata Std

Deviasi

Rata-rata Std Deviasi

P value

Delta-IL6 -34,09 0,67,23 -118,43 92,11 0,008**

Delta-SDAI -4,75 11,83 -14,65 9,40 0,017*

Keterangan : * Signifikan pada Derajat Signifikansi 5 persen.

** Signifikan pada Derajat Signifikansi 1 persen.

Dengan langkah-langkah analisis tersebut diatas maka hipotesis pertama yang menyatakan bahwa : “Terdapat pengaruh ekstrak daun Moringa Oleifera terhadap IL-6 pada pasien Arthritis Reumatoid” benar- benar dapat dibuktikan secara meyakinkan. Demikian pula hipotesis kedua yang menyatakan bahwa : “Terdapat pengaruh ekstrak daun Moringa Oleifera terhadap Skor SDAI pada pasien Arthritis Reumatoid”, juga dapat dibuktikan kebenarannya secara meyakinkan. Hasil analisis pengaruh pemberian ekstrak daun Moringa Oleifera (MO) terhadap IL-6 dan Skor SDAI menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut benar-benar dipengaruhi secara meyakinkan (signifikan) dengan adanya pemberian ekstrak daun MO itu.

(15)

46 BAB VI PEMBAHASAN

Pada penelitian sebelumnya dengan menggunakan extrak aqueous dari MO dengan dosis 500mg/kgBB diketahui mempunyai hasil yang signifikan dalam penurunan kadar CRP, TNF-a, IL-1B, IL-6 dan juga skor arthritis pada mencit yang diinduksi formaldehyde dibandingkan penggunaan sodium diclofenac 10mg/KgBB. (Fatima dan Fatima, 2016). Penelitian ini juga sejalan dengan penlitian yang dilakukan oleh (Tan et al., 2015; Fard et al., 2015)) yang mendemonstrasikan bahwa 80% esktrak ethanolic MO menghambat produksi NO dan juga menurunkan ekspresi sitokin proinflamasi (TNF-a, IL-1B, IL-6, dan PGE2), dimana itu juga meningkatkan ekspresi anti inflamasi sitokin, IL-10 dan IxB-a, pada makrofag yang distimulasi LPS.

Penelitian yang dilakukan oleh (Kooltheat et al., 2014) juga diketahui bahwa kemampuan ekstrak dari MO mampu menghambat sitokin IL-8 yang mempromosikan infiltrasi netrofil ke dalam paru paru dan juga (TNF-a, IL-6) yang memediasi penyakit dan cedera jaringan akibat proses inflamasi. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh (Mahajan et al., 2007) pada mencit diketahui pemberian ekstrak MO juga menurunkan stress oksidatif yang berhubungan dengan aktifitas anti inflamasi. Kadar serum dari RF, TNF-a, IL-1, dan IL-6 juga menurun jika dibandingkan dengan sampel control. Observasi secara histopatologi menunjukan ringan atau sedikit infiltrasi dari limfosit, angiogenesis dan penebalan dari jalur synovial yang membuktikan bahwa MO mempunyai property anti arthritis yang menjanjikan.

Keparahan penyakit AR juga bisa dinilai dari derajat aktivitas AR.

Pengukuran derajat aktivitas penyakit AR merupakan salah satu bagian penting dalam penanganan pasien AR. Hal ini ditujukan untuk mengetahui efektivitas dari terapi pasien AR. Skor SDAI telah teruji secara ilmiah mampu menilai derajat aktivitas penyakit AR. Penggunaan Skor SDAI juga lebih

(16)

simpel dan mudah untuk dievaluasi tanpa menggunakan kalkulator (Salaffi et al., 2013; Sharma, 2009).

Pada beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak Moringa oleifera memiliki efek anti inflamasi, anti artritis, dan imunosupresan pada uji coba dengan tikus. Ekstrak daun MO telah diketahui menghambat produksi sitokin pada manusia yaitu Tumor Necrosis Factor Alpha (TNF-α), interleukin-6 (IL-6) dan interleukin-8 (IL-8) (Kooltheat et al., 2014; Mahajan SG et al., 2006; Fatima dan Fatima, 2016) . Efek-efek tersebut diharapkan mampu menekan proses inflamasi dan menurunkan derajat aktivitas penyakit pada pasien AR

6.1. Karakteristik Data Dasar Penelitian

Dari 30 sampel penelitian ini, dikumpulkan data-data yang dapat menggambarkan karakteristik dari seluruh sampel. Data-data tersebut dibagi menjadi data kualitatif dan kuantitatif. Seluruh data tersebut dianalisa dan didapatkan hasil bahwa seluruh data karakteristik terdistribusi normal dan bersifat homogen. Hal tersebut dilakukan karena setiap pasien AR memiliki kondisi kesehatan yang berbeda serta mengkonsumsi jenis obat yang berbeda.

6.2. Hubungan Pemberian Ekstrak Moringa terhadap Penurunan Kadar IL-6 dan Skor SDAI pada Sampel Penelitian

Dari hasil analisis tiga langkah yang sudah dilakukan, didapatkan bahwa hasil langkah pertama menunjukkan variabel IL-6 dan Skor SDAI untuk kelompok kontrol dan kelompok perlakuan MO pada kondisi sebelum treatmen pemberian ekstrak daun MO tidak berbeda secara signifikan (p >

0,05). Selain itu didapatkan juga bahwa variabel IL-6 dan Skor SDAI untuk kelompok kontrol dan kelompok perlakuan MO pada kondisi sesudah treatmen pemberian ekstrak daun MO berbeda secara signifikan (p < 0,05).

Selanjutnya pada langkah kedua didapatkan bahwa bahwa variabel IL-6 dan Skor SDAI pada sebelum dan sesudah pemberian ekstrak daun MO untuk kelompok kontrol tidak berbeda secara signifikan (p > 0,05). Selain itu, didapatkan juga hasil bahwa variabel IL-6 dan Skor SDAI pada sebelum dan sesudah pemberian ekstrak daun MO untuk kelompok perlakuan MO berbeda

(17)

secara signifikan (p < 0,05). Kemudian pada langkah ketiga didapatkan hasil bahwa pada variabel Delta-IL6 dan Delta-SDAI, didapatkan bahwa kedua variabel perubahan itu (Delta-IL6 dan Delta-SDAI) berbeda secara meyakinkan pada derajat signifikansi 5 persen (p < 0,05).

Dari ketiga langkah yang tersebut, hasil analisis data pada penelitian ini menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak Moringa oleifera menunjukkan penurunan IL-6 yang signifikan. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pemberin ekstrak Moringa oleifera mempunyai pengaruh dalam menurunkan atau menekan proses inflamasi. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya yang menyatakan bahwa ekstrak daun MO telah diketahui menghambat produksi sitokin pada manusia yaitu Tumor Necrosis Factor Alpha (TNF-α), interleukin-6 (IL-6) dan interleukin-8 (IL-8) (Kooltheat et al., 2014; Waterman et al., 2015).

Selain itu, pada kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak Moringa oleifera juga menunjukkan penurunan Skor SDAI yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberin ekstrak Moringa oleifera mempunyai pengaruh dalam menurunkan derajat aktivitas penyakit AR. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya yang menyatakan bahwa ekstrak Moringa oleifera dapat meringankan proses inflamasi yang terjadi sehingga aktivitas penyakit AR juga dapat menurun (Fard MT et al., 2015). Penelitian sebelumnya dengan menggunakan model hewan juga telah menunjukkan aktivitas anti-inflamasi dari ekstrak Moringa oleifera yang potensial (Waterman et al., 2015). Pada penelitian lain menunjukkan bahwa ekstrak Moringa oleifera secara in vitro memiliki aktivitas sebagai imunomodulator (Gaikwad et al., 2011).

6.3. Nilai-nilai Kebaruan dari Penelitian ini adalah:

Nilai-nilai kebaruan pada suatu penelitian dapat meliputi berbagai aspek, seperti berikut:

(18)

Gambar 6.1. Aspek Nilai-Nilai kebaruan (Judajna, 2005)

6.3.1. Solusi baru. Hasil penelitian ini memberikan solusi baru bahwa dengan menggunakan ekstrak Moringa Oliefera dapat menurunkan kadar IL-6 dan skor SDAI pada pasien AR.

6.3.2. Strategi baru. Hasil penelitian ini memberikan suatu informasi bahwa Moringa Oliefera dapat digunakan sebagai terapi tambahan baru dalam penatalaksanaan AR untuk mencegah atau mengurangi progresivitas AR, tanpa mengesampingkan terapi utamanya.

6.3.3. Perspektif baru. Hasil penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dalam usaha untuk menurunkan ataupun mengontrol progresivitas dan aktivitas penyakit AR.

6.3.4. Kondisi baru. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi pasien AR menjadi lebih baik bila Moringa Oliefera digunakan sebagai tambahan dalam terapi AR, sehingga kualitas hidup pasien AR menjadi lebih baik.

(19)

6.4. Keterbatasan Penelitian

6.4.1. Penelitian ini hanya melihat kadar IL-6 sebagai parameter inflamasi pada penyakit AR dengan adanya aktivitas pleotropik pada IL-6 itu sendiri 6.4.2. Monitoring minum obat MO kurang baik, karena peneliti tidak

memastikan sampel benar-benar minum obat secara teratur,dikarenakan sediaan obat berbentuk kapsul yang lumayan besar sehingga beberapa ada yang sulit menelan obat, ini dibuktikan ketika kontrol beberapa sampel mengatakan masih memiliki sisa obat MO.

6.4.3. Kejadian infeksi akut dirumah pasien tidak dapat dipantau.

(20)

51 BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

7.1.1. Pemberian ekstrak daun Moringa Oleifera menurunkan kadar IL-6 secara signifikan pada pasien AR

7.1.2. Pemberian ekstrak daun Moringa Oleifera menurunkan skor SDAI secara signifikan pada pasien AR

7.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka ada beberapa saran, yaitu : 7.2.1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menganalisa

pengaruh ekstrak daun kelor terhadap parameter inflamasi lainnya.

7.2.2. Perlu mencari alternatif sediaan ekstrak moringa berupa sirup, karena dapat memberikan rasa nyaman pasien dalam mengkonsumsi, sehingga kepatuhan pasien dalam minum obat lebih terjaga

7.2.3. Dapat dilakukan penelitian dengan perlakuan lebih ketat dimana subjek penelitian diawasi secara ketat 24 jam berupa kejadian infeksi akut, efek samping yang ditimbulkan serta keputusan untuk lanjut atau berhenti minum obat

Gambar

Tabel  5.1.  Pengujian  Homogenitas  Variabel  Karakteristik  pada  Kelompok  Perlakuan MO dan Kelompok Kontrol
Tabel 5.2. Deskripsi dan Pengujian Normalitas Data Variabel IL-6 dan Skor  SDAI Menurut Kelompok Sampel dan Periode Pengukuran
Tabel 5.3. Perbandingan IL-6 dan Skor SDAI pada Kelompok Kontrol dan  Kelompok Perlakuan MO pada Kondisi Sebelum Pemberian Treatment
Tabel 5.4. Perbandingan IL-6 dan Skor SDAI pada Kelompok Kontrol dan  Kelompok Perlakuan MO pada Kondisi Sesudah Pemberian Treatment
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, setiap sekolah/madrasah mengembangkan kurikulum berdasarkan

Selanjutnya output ini divisualisasikan dalam bentuk peta desire lines (garis kehendak) aliran barang keluar terbesar dari kabupaten/kota. Garis ini mewakili

Selain itu salah satu alternatif belajar yang digunakan guru untuk mengukur pemahaman dan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah adalah menyajikan masalah

Dengan diadakannya lomba da’i cilik Panitia PHBI dengan mudah dapat melahirkan da’i mudah yang berkualitas dengan melihat sejauhmana potensi yang dimiliki anak-anak muda

Berdasarkan hasil dan pembahasan maka diperoleh model yang sesuai untuk data kepekatan particulate matter (PM10) di daerah Kajang Malaysia adalah model AR(1). Model

Agar pada penelitian yang berjudul Nilai Pendidikan Agama Islam dalam Lirik Lagu pada Album Don't Make Me Sad Karya Band Letto: Tinjauan Sosiologi Sastra dan

(dalam memberikan alasan dapat merujuk pada Pasal 6 Ayat 3 UU KIP yang berbunyi: &#34;Informasi Publik yang tidak dapat diberikan oleh Badan Publik, sebagaimana dimaksud pada ayat

Dalam materi modul penah disinggung bahwa strategi yang bersifat politis dan dapat digunakan untuk melakukan kerjasama dengan pihak terkait antara pengawas dengan