• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KARAKTERISTIK PENYEBAB KECELAKAAN LALU LINTAS PADA JARINGAN JALAN DI KOTA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS KARAKTERISTIK PENYEBAB KECELAKAAN LALU LINTAS PADA JARINGAN JALAN DI KOTA MAKASSAR"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

ANALISIS KARAKTERISTIK PENYEBAB KECELAKAAN LALU LINTAS PADA JARINGAN

JALAN DI KOTA MAKASSAR

Oleh :

NELSIANA ALIK D111 10 263

JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

(2)

2

(3)

3 KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, berkat limpahan rahmat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul " ANALISIS KARAKTERISTIK KECELAKAAN LALU LINTAS PADA JARINGAN JALAN DI KOTA MAKASSAR "

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Program Studi Teknik Sipil Universitas Hasanuddin.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selesainya tugas akhir ini berkat bantuan dari berbagai pihak.

Dengan segala kerendahan hati, penulis juga ingin menyampaikan terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Ayahanda Simon S. Alik dan Ibunda Maria Lai, atas setiap kasih sayang, doa, pengorbanan, perhatiannya, pengertian dan kesabarannya hingga selesainya penyusunan tugas akhir ini.

2. Bapak DR. Ing Ir. Wahyu H. Piarah, MS. ME., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

3. Bapak DR. Ir. Muhammad Ramli, MT selaku Wakil Dekan dan Pembantu Dekan I Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

4. Bapak Dr. Ir. Muhammad Arsyad Thaha, MT., selaku ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

5. Bapak Dr. Ir. H. Nur Ali, MT., selaku Pembimbing I dan Ibu Dr. Eng.

Muralia Hustim, ST. MT., selaku Pembimbing II yang atas keikhlasannya meluangkan waktu, memberikan petunjuk, saran, tenaga dan pemikirannya

(4)

4 sejak awal perencanaan penelitian hingga selesainya penyusunan tugas akhir ini.

6. Bapak Dr. Eng. Muhammad Isran Ramli, ST. MT., yang berperan besar dalam memberikan petunjuk dan saran hingga membantu terwujudnya tugas akhir ini.

7. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Lawalenna S. Samang, MS. M.Eng., selaku penasehat akademik. Atas segala perhatian, nasehat dan bantuannya selama penulis duduk dibangku kuliah.

8. Seluruh staf dan karyawan Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

9. Kakakku tercinta Yenni Riani dan adekku Triansem Alik juga semua keluargaku yang senantiasa mendoakan dan memberi dukungan, juga untuk Arnoldus Ardianto yang turut membantu dan memberikan doa serta semangat dalam pembuatan tugas akhir ini..

10. Sahabat-sahabat tercinta dr.Cornely Wenno, Caroline Lekitto P, S, Mus, Yosina Else Paiki, Mentari C.P Mantong,ST., Elok Tri Utami,ST. Darni Nurmianti,ST., Febrianty Hasanah,ST., Nurnajmi P. Kadiliah,ST., Wilda Isnaeni,ST., yang telah luar biasa membantu dan menyemangati dalam pembuatan tugas akhir ini.

11. Bapak Alimuddin dan Bapak Sumadi dari Polrestabes Kota Makassar bagian Laka Lantas, yang telah bermurah hati memberikan izin menggambil data sekunder untuk penelitian tugas akhir ini.

12. Rekan-rekan mahasiswa Teknik Sipil yaitu Imelda Vera Tumanan,ST., Stella J.C. Torile,ST., Elpina Mangalik,ST., Syahrun Mubarak, Soca Setiawan,

(5)

5 Mawarti dan seluruh rekan-rekan mahasiswa angkatan 2010 Fakultas Teknik khususnya Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya yang senantiasa memberikan semangat dan dorongan dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Tugas Akhir ini disusun dengan segala kemampuan dan keterbatasan penulis, karena itu saran dan kritik sangat diperlukan demi kesempurnaan dalam penulisannya.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, namun besar harapan kiranya dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang teknik lingkungan.

Makassar, Maret 2015 Penulis,

NELSIANA ALIK

(6)

6 ABSTRAK

Mobilisasi dan transportasi masyarakat di Kota Makassar mengalami peningkatan.

Hal ini berdampak kepada meningkatnya frekuensi kecelakaan lalu lintas di Kota Makassar sehingga menjadi indikator terhadap pentingnya memahami karakteristik kecelakaan. Tujuan dari penelitian ini yaitu mendeskripsikan dan menganisis karakteristik kecelakaan lalu lintas di Kota Makassar. Berdasarkan data yang diperoleh dari Polrestabes Kota Makassar dari Januari 2011 - Agustus 2014, hasil karakteristik kecelakaan berupa karakteristik sosiodemografi individu yang terlibat (usia korban, pendidikan korban, profesi korban dan SIM), karakteristik jumlah kejadian (kejadian tiap bulan dan banyak korban), karakteristik tingkat keparahan korban (banyak korban dan keparahan korban tiap tahun). karakteristik kejadian (waktu, jalan, dan jenis tabrakan), karakteristik kendaraan (banyak kenaraan dan jenis kendaraan yang terlibat), karakteristik lokasi kejadian (lokasi kejadian: ruas jalan dan persimpangan), karakteristik faktor penyebab (faktor kelalaian manusia, faktor kendaraan, dan faktor lingkungan), dan karakteristik biaya kecelakaan.

Kata Kunci: Kecelakaan Lalu Lintas, Karakteristik kecelakaan.

(7)

7 ABSTRACT

Mobilization and public transport in the city of Makassar has increased. This has an impact to increase the frequency of traffic accidents in the city of Makassar that can be an indicator of the importance to understanding characteristics of the accident. The aim of this study is to describe and analyze the characteristics of traffic accidents in the city of Makassar. Based on data obtained from Big City Police Resort Of Makassar from January 2011 until August 2014, the result of an accident characteristics such as sociodemographic characteristics of the individuals involved (victim's age, victim's education, victim's profession and driver's license), characteristics of number incident (incident of every month and quantity of victims), characteris tics of victims' severity (quantityof victims and severity of victims each year), characteristics of incident (time, roads, and the crash type), characteristics of vehicle (quantity of vehicle and types of vehicles that involved), characteristics of place (incident place, roads, and intersections), characteristics of causative factor (human error factor, vehicle factor, and environment factor), and characteristics of accidents cost.

Keywords: Traffic Accident, Crash characteristics.

(8)

8

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... 1

LEMBAR PENGESAHAN ... 2

KATA PENGANTAR ... 3

ABSTRAK ... 6

ABSTRACT ... 7

DAFTAR ISI ... 8

DAFTAR TABEL ... 12

DAFTAR GAMBAR ... 13

DAFTAR LAMPIRAN ... 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... . 16

1.2 Rumusan Masalah ... 19

1.3 Tujuan Penulisan ... 19

1.4 Manfaat Penulisan ... 20

1.5 Batasan Masalah ... 20

1.6 Sistematika Penulisan ... 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Peranan Jalan ... 22

2.1.1 Pengertian Jalan ... 22

2.1.2 Peranan Jalan ... 22

2.2 Kecelakaan Lalu Lintas ... 23

2.3 Faktor Penyebab Kecelakaan ... 25

2.3.1 Berdasarkan Jenis Kecelakaan ... 25

2.3.2 Berdasarkan Tingkat Parah Korban ... 27

(9)

9

2.3.3 Berdasarkan Faktor Penyebab ... 29

2.4 Kerugian Akibat Kecelakaan ... 35

2.5 Daerah rawan Kecelakaan ... 37

2.6 Kerusakan Jalan ... 37

2.7 Studi Terdahulu ... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Kerja Penelitian ... 47

3.2 Penjabaran Garis Besar Penelitian ... 48

3.2.1 Studi Pendahuluan ... 48

3.2.2 Pengambilan Data ... 50

3.2.2.1 Data Sekunder ... 50

3.2.3 Teknik Pengolahan Data... 50

3.2.4 Penarikan Kesimpulan dan Saran ... 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinjauan Umum ... 54

4.1.1 Gambaran Umum Kota Makassar ... 54

4.1.2 Gambaran Umum Kondisi Jalan Rawan Kecelakaan di kota Makassar ... 54

4.2 Tabulasi Data Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Makassar ... 55

4.2.1 Karakteristik Sosiodemografi Individu Yang Terlibat Kecelakaan Lalu Lintas ... 56

4.2.1.1 Berdasarkan Usia Korban ... 56

4.2.1.2 Berdasarkan Pendidikan ... 57

4.2.1.3 Berdasarkan Profesi Korban ... 58

4. 2.1.3 Berdasarkan SIM ... 59

4.2.2 Karakteristik Jumlah Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas .. 60 4.2.2.1Berdasakan Banyak Korban Dalam Tiap Kejadian 60

(10)

10

4.2.2.2 Berdasakan Jumlah Kejadian Tiap Bulan ... 61

4.2.3 Karakteristik Tingkat Keparahan Korban Kecelakaan Lalu Lintas ... 62

4.2.3.1 Berdasarkan Banyak Korban ... 62

4.2.3.2 Berdasarkan Keparahan Korban Tiap Tahun .. 63

4.2.4 Karakteristik Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas ... 66

4.2.4.1 Berdasarkan Waktu ... 66

4.2.4.2 Berdasarkan Jalan ... 67

4.2.4.3 Berdasarkan Jenis Tabrakan ... 70

4.2.5 Karakteristik Kendaraan Pada Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas ... 71

4.2.5.1 Berdasarkan Banyak Kendaraan ... 71

4.2.5.2 Berdasarkan Jenis Kendaraan ... 72

4.2.6 Karakteristik Lokasi Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas 74

4.2.6.1 Berdasarkan Lokasi Kejadian ... 74

4.2.7 Karakteristik Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas .. 74

4.2.7.1 Berdasarkan Faktor Kelalaian Manusia ... 74

4.2.7.2 Berdasarkan Faktor Kendaraan ... 76

4.2.7.3 Berdasarkan Faktor Lingkungan ... 77

4.2.8 Karakteristik Biaya Kecelakaan Lalu Lintas ... 78

4.2.8.1 Berdasarkan Biaya ... 78

4.3 Analisis Hubungan Antar Karakteristik Kcelakaan Lalu Lintas 79 4.3.1 Hubungan antara Banyak Korban dengan Waktu ... 79

4.3.2 Hubungan antara Banyak Korban dengan Jalan ... 80

4.3.3 Hubungan antara Banyak Korban dengan Jenis Tabrakan. ... 86 4.3.4 Hubungan Antara Banyak Korban dengan Faktor

(11)

11 Kelalaian Manusia ... 88 4.3.4.1 Hubungan Antara Banyak Korban dengan Faktor

Kelalaian Manusia yang Tidak Teridentifikasi... 88 4.3.4.2 Hubungan Antara Banyak Korban dengan Faktor

Kelalaian Manusia yang Teridentifikasi. ... 90 4.3.5 Hubungan antara Banyak Korban Dengan Faktor

Kendaraan ... 92 4.3.6 Hubungan antara Banyak Korban dengan Faktor

Lingkungan ... 93 4.3.6.1 Hubungan antara Banyak Korban dengan Faktor

Lingkungan yang Tidak Teridentifikasi ... 93 4.3.6.2 Hubungan antara Banyak Korban dengan Faktor

Lingkungan yang Teridentifikasi ... 94 4.3.7 Hubungan Antara Banyak Korban Dengan Jenis

Kendaraan ... 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 102 5.2 Saran ... 103

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(12)

12

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Faktor Penyebab Berdasarkan Faktor Kelalaian Manusia ... 75

Tabel 4.2 Faktor Penyebab Berdasarkan Faktor Kendaraan ... 76

Tabel 4.3 Faktor Penyebab Berdasarkan Faktor Lingkungan ... 77

Tabel 4.4 Hubungan antara Banyak Korban dengan Waktu ... 79

Tabel 4.5 Hubungan antara Banyak Korban Dengan Jalan ... 81

Tabel 4.6 Hubungan antara Banyak Korban dengan Jenis Tabrakan ... 87

Tabel 4.7 Hubungan antara banyak korban dengan Faktor Kelalaian Manusia yang Tidak Teridentifikasi ... 89

Tabel 4.8 Hubungan Antara Banyak Korban Dengan Faktor Kelalaian Manusia Yang Teridentifikasi ... 90

Tabel 4.9 Hubungan Antara Banyak Korban Dengan Faktor Kendaraan ... 92

Tabel 4.10 Hubungan Antara Banyak Korban Dengan Faktor Lingkungan Yang Tidak Teridentifikasi ... 93

Tabel 4.11 Hubungan Antara Banyak Korban dengan Faktor Lingkungan yang Teridentifikasi ... 95

Tabel 4.12 Hubungan Antara Banyak Korban dengan Jenis Kendaraan ... 96

(13)

13

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Rambu-Rambu Lalu Lintas ... 32

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian ... 45

Gambar 3.2 Peta Kota Makassar ... 47

Gambar 3.3 Diagram Alir Pengambilan Data Kecelakaan Lalu Lintas ... 51

Gambar 4.1 Karakteristik Sosiodemografi Individu Berdasarkan Usia Korban ... 54

Gambar 4.2 Karakteristik Sosiodemografi Individu Berdasarkan Pendidikan Korban ... 55

Gambar 4.3 Karakteristik Sosiodemografi Individu Berdasarkan Profesi Korban ... 56

Gambar 4.4 Karakteristik Sosiodemografi Individu Berdasarkan SIM ... .. 57

Gambar 4.5 Karakteristik Jumlah Kejadian Dengan Banyak Korban Dalam Tiap Kejadian ... 59

Gambar 4.6 Karakteristik Jumlah Kejadian Tiap Bulan ... 60

Gambar 4.7 Karakteristik Tingkat Keparahan Korban Berdasarkan Banyak Korban ... 61

Gambar 4.8 Karakteristik Tingkat Keparahan Korban Tiap Tahun(2011) . 61 Gambar 4.9 Karakteristik Tingkat Keparahan Korban Tiap Tahun(2012) .. 62

Gambar 4.10 Karakteristik Tingkat Keparahan Korban Tiap Tahun(2013) .. 63

Gambar 4.11 Karakteristik Tingkat Keparahan Korban Tiap Tahun(2014) .. 64

Gambar 4.12 Karakteristik Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Waktu ... 65

Gambar 4.13 Karakteristik Kejadian Berdasarkan Jalan ... 66

Gambar 4.14 Karakteristik Kendaraan Berdasarkan Jenis Tabrakan ... 69

Gambar 4.15 Karakteristik Kendaraan Yang Terlibat ... 69

Gambar 4.16 Karakteristik Kendaraan Berdasarkan Jenisnya ... 71

Gambar 4.17 Karakteristik Berdasarkan Lokasi Kejadian ... 72

Gambar 4.18 Karakteristik Biaya Kecelakaan... 76

(14)

14 Gambar 4.19 Hubungan antara Banyak Korban dengan Waktu ... 78 Gambar 4.20 Hubungan antara Banyak Korban dengan Jalan ... 82 Gambar 4.21 Hubungan antara Banyak Korban dengan

Jenis Tabrakan ... 85 Gambar 4.22 Hubungan antara Banyak Korban dengan Faktor

Kelalain Manusia yang Tidak Teridentifikasi ... 87 Gambar 4.23 Hubungan antara Banyak Korban dengan Faktor

Kelalain Manusia yang Teridentifikasi ... 89 Gambar 4.24 Hubungan antara Banyak Korban dengan Faktor

Kendaraan ... 90 Gambar 4.25 Hubungan antara Banyak Korban dengan Faktor

Lingkungan yang Tidak Teridentifikasi ... 92 Gambar 4.26 Hubungan antara Banyak Korban dengan Faktor

Lingkungan yang Teridentifikasi ... 93 Gambar 4.27 Hubungan antara Banyak Korban dengan Jenis

Kendaraan Yang Terlibat Dengan 1 Kendaraan ... 96 Gambar 4.28 Hubungan antara Banyak Korban dengan Jenis

Kendaraan Yang Terlibat Dengan 2Kendaraan ... 97 Gambar 4.29 Hubungan antara Banyak Korban dengan Jenis

Kendaraan Yang Terlibat Dengan 3 Kendaraan ... 98

(15)

15

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Karakteristik Sosiodemografi Individu Berdasarkan Usia Korban Lampiran 2. Karakteristik Sosiodemografi Individu Berdasarkan Pendidikan

Korban

Lampiran 3. Karakteristik Sosiodemografi Individu Berdasarkan Profesi Korban Lampiran 4. Karaksteritik Sosiodemografi Individu Berdasarkan SIM

Lampiran 5. Karakteristik Jumlah Kejadian Dengan Banyak Korban dan Jumlah Kejadian

Lampiran 6. Karakteristik Jumlah Kejadian Tiap Bulan

Lampiran 7. Karakteristik Tingkat Keparahan Korban Berdasarkan Banyak Korban

Lampiran 8. Karakteristik Tingkat Keparahan Korban Tiap Tahun

Lampiran 9. Karakteristik Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Waktu Kejadian

Lampiran 10. Karakteristik Kejadian Berdasarkan Jalan

Lampiran 11. Karakteristik Kejadian Berdasarkan Jalan (Lajutan) Lampiran 12. Karakteristik Kejadian Berdasarkan Jalan (Lajutan) Lampiran 13. Karakteristik Kejadian Berdasarkan Jalan (Lajutan) Lampiran 14. Karakteristik Kendaraan Berdasarkan Jenis Tabrakan Lampiran 15. Karakteristik Kendaraan Yang Terlibat

Lampiran 16. Karakteristik Kendaraan Berdasarkan Jenisnya Lampiran 17. Karakteristik Berdasarkan Lokasi Kejadian

Lampiran 18. Karakteristik Biaya Kecelakan Merupakan Biaya Kerugian Meteril

(16)

16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Makassar sebagai Kota Metropolitan dan sebagai pusat pelayanan di Kawasan Timur Indonesia, telah membuat peningkatan disegala sektor. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya kegiatan-kegiatan masyarakat yang secara langsung dengan meningkatkan mobilisasi dan transportasi masyarakat.

Meningkatnya jumlah kendaraan di jalan raya menyebabkan kecepatan kendaraan dan pengendara tidak terkontrol. Kapasitas jalan yang tidak bertambah dan banyaknya jumlah kendaraan yang melintas pada ruas jalan yang sama menyebabkan berbagai masalah transportasi jalan, salah satunya yaitu kecelakaan.

Kecelakaan merupakan kejadian tidak direncanakan dan tidak terkendali, ketika aksi atau reaksi suatu objek, bahan, atau radiasi menyebabkan cidera atau kemungkinan cidera (Heinrich, 1980).

Berdasarkan data dari kepala SAMSAT di Kota Makassar, Muh Rahim mengatakan setiap tahun jumlah angkat kendaraan di Makassar mengalami peningkatan sekitar 2-5 persen. Hingga Januari 2014, total jumlah kendaraan roda dua dan roda empat berkisar antara 8 ribu hingga 10 ribu unit(Tribun-Timur, 2014). Selain faktor meningkatnya jumlah kendaraan bermotor, kondisi jalan yang buruk dan traffic jalan yang rusak juga merupakan penyebab terjadinya kecelakaan. Akibat dari kerusakan jalan dan traffic jalan yang tidak baik dapat

(17)

17 berpengaruh terhadap kelancaran berlalu-lintas, keamanaan dan kenyamanan dari pengguna jalan. (Heinrich, 1980)

Kota Makassar yang merupakan kota terbesar keempat di Indonesia dan terbesar di Kawasan Timur Indonesia juga mengalami kerusakan jalan.

Berdasarkan data dari sebuah artikel Koran Sindo (2013), Sebanyak 15% atau sekitar 238 Km dari total panjang jalan utama 1.593 Km di Kota Makassar, dalam kondisi rusak berat. Sebagian besarnya, merupakan jalan inspeksi kanal yang berada di Wilayah Timur kota. Menurut Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Makassar mencatat, dari total panjang jalan di kota berjuluk “Anging Mammiri”

sepanjang 1.593 Km sebanyak 50% dalam kondisi mulus, 17% rusak rusak sedang, 17% rusak ringan, dan 15% rusak berat. Ini belum termasuk jalan lingkungan. Kerusakan jalan yang terjadi ini bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kualitas jalan buruk, kendaraan yang melintas banyak yang melebihi tonase, sistem drainase kurang baik sehingga mengakibatkan genangan air di jalan, dan lain-lain.

Selain masalah kerusakan jalan, Traffic light di sejumlah perempatan jalan di Kota Makassar juga tidak berfungsi. Selain akibat tindakan vandalisme atau aksi anarkistis, kerusakan tersebut dipicu kendala teknis dan faktor cuaca. Tidak berfungsinya lampu pengatur lalu lintas di ruas jalan tersebut, rawan memicu kecelakaan dan kemacetan parah (Ronalyw, 2014).

Berdasarkan pantauan dari SINDO (2013), sedikitnya ada enam titik traffic light yang mengalami kerusakan, seperti di depan pintu 1 Kampus Unhas.

Kerusakan tersebut memicu ketidakdisiplinan lalu lintas. Kendaraan dari arah

(18)

18 kampus Unhas yang hendak menyeberang ke Jalan Perintis Kemerdekaan menuju Jalan Urip Sumohardjo kerap terhalang kendaraan dari arah Tello. Akibatnya, terjadi kemacetan panjang, baik dari arah Kota Makassar menuju Tamalanrea. Di pertigaan Alauddin-Emmy Saelan, juga terjadi kemacetan dikarenakan traffic light tidak berfungsi. Kerusakan trafficlightjuga terjadi di persimpangan, Andi Tonro- Kumala, Boulevard-Adhiyaksa, Monginsidi-Bulukunyi, Kakatua Cendrawasih, dan Sulawesi- Sangir. Kepala Dinas Perhubungan Kota Makassar, Chairul A Tau mengatakan bahwa dari sekitar 50 titik traffic light di Makassar, terdapat sekitar 60% di antaranya masih mengandalkan bola lampu pijar sehingga cepat putus serta buram. Padahal, traffic light di kota-kota besar di Indonesia sudah menggunakan bola lampu led. Karena itu dia berharap, Kementerian Perhubungan memberikan bantuan kepada Pemkot Makassar untuk meremajakan traffic light.

Idealnya, untuk kota metropolitan seperti Makassar, sistem traffic light sudah dikontrol dari jarak jauh dengan bantuan CCTV dan komputerisasi.

Kecelakaan lalu-lintas di Indonesia oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dinilai menjadi pembunuh terbesar ketiga, di bawah penyakit jantung koroner dan tuberculosis/TBC. Data WHO tahun 2011 menyebutkan sebanyak 67% korban kecelakaan lalu lintas berada pada usia produktif, yakni 22-50 tahun. Terdapat 400.000 korban dibawah usia 25 tahun yang meninggal di jalan raya, dengan rata- rata angka kematian 1.000 anak-anak dan remaja setiap harinya. Bahkan kecelakaan lalu lintas menjadi penyabab utama kematian anak-anak di Indonesia.

Data Kepolisian RI menyebutkan, pada 2012 terjadi 109.038 kasus kecelakaan dengan korban meninggal dunia sebanyak 27.441 orang, dengan

(19)

19 potensi kerugian sosial ekonomi sekitar Rp 203 trilliun - Rp 217 trilliun per tahun (2,9% - 3,1% dari pendapatan Domestik Bruto/PDB Indonesia). Dari uraian yang dikemukakan diatas, penulis tertarik untuk mendeskripsikan dan menganalisis karakteristik kecelakaan lalu lintas yang terjadi di kota Makassar dengan judul

"Analisis Karakteristik Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas Pada Jaringan Jalan Di Kota Makassar"

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan Masalah dari penulisan ini adalah :

1. Bagaimana karakteristik kecelakaan lalu lintas di Kota Makassar dari tahun 2011 hingga 2014?

2. Bagaimana hubungan antar jumlah korban kecelakaan terhadap karakteristik kecelakaan lalu lintas yang terjadi ?

1.3 Tujuan Penulisan

Ada pun tujuan dari penulisan ini :

1. Mendeskripsikan dan menganalisis karakteristik kecelakaan lalu lintas yang terjadi di kota Makassar.

2. Menganalisis hubungan antar jumlah korban kecelakaan terhadap karakteristik kecelakaan lalu lintas yang terjadi di kota Makassar.

(20)

20 1.4 Manfaat Penulisan

Hasil dari penyusunan tugas akhir ini diharapkan agar :

1. Memberikan informasi mengenai penyebab kecelakaan lalu lintas di Kota Makassar.

2. Dapat mengetahui besarnya angka kecelakaan disetiap jalan di Kota Makassar dan yang merupakan lokasi rawan kecelakaan..

3. Mengetahui besarnya kerugian ekonomi akibat kecelakaan lalu lintas.

1.5 Batasan Masalah

Agar penelitian ini terfokus pada rumusan masalah maka perlu diberikan batasan-batasan sebagai berikut:

1. Masalah kecelakaan yang dibahas adalah masalah kecelakaan yang terjadi di Kota Makassar.

2. Data sekunder diperoleh dari Polrestabes Kota Makassar mengenai data- data kecelakaan yang pernah terjadi di Kota Makassar.

3. Membatasi masalah pada pengaruh kualitas sarana dan prasarana terhadap resiko terjadinya kecelakaan lalulintas (misalnya untuk sarana transportasi tidak membahas kendaraan yang sudah dimodifikasi atau bisa juga yang sudah tidak terawat, untuk prasarana jalan tidak membahas tentang jenis dan klasifikasi perkerasannya).

4. Tidak membahas penanggulangan kecelakaan.

(21)

21 1.6 Sistematika Penulisan

Secara keseluruhan penulisan ini terbagi dalam 5 (lima) bab dan setiap bab terdiri dari beberapa sub bab. Pokok-pokok yang disajikan setiap bab disusun menurut sistematika sebagai berikut :

a) BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pengantar yang menguraikan secara umum tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

b) BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menyajikan teori secara singkat dan gambaran umum mengenai pengertian dan peranan jalan, teori umum tentang kecelakaan lalu-lintas, faktor penyebab kecelakaan dan interaksinya dan kerusakan jalan.

c) BAB III METODE PENULISAN

Bab ini berisi tentang metodologi penelitian analisa karakteristik kecelakaan lalu lintas di kota Makassar.

d) BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang data yang diperoleh serta analisa dari data-data tersebut.

e) BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab penutup yang menyajikan kesimpulan dan saran dari sisi penulisan.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(22)

22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Peranan Jalan 2.1.1 Pengertian Jalan

Jalan dapat berfungsi sebagai penghubung antar desa/kelurahan atau ke lokasi pemasaran, atau berfungsi sebagai penghubung hunian/perumahan, serta juga berfungsi sebagai penghubung desa/kelurahan ke pusat kegiatan yang lebih tinggi tingkatannya (kecamatan/kab/kota) (Simon Situmorang, 2011).

Menurut Undang-undang No. 13 tahun 1980 tentang jalan, jalan merupakan suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun yang meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas.

2.1.2 Peranan Jalan

Menurut Undang-undang No. 13 tahun 1980, Jalan mempunyai peranan penting dalam bidang ekonomi, politik, sosial budaya dan pertahanan keamanan serta dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Selain itu juga jalan berperan untuk mendorong pengembangan semua Satuan Wilayah Pengembangan, dalam usaha mencapai tingkat perkembangan antar daerah yang semakin merata. Bangunan pelengkap jalan adalah bangunan yang tidak dapat dipisahkan dari jalan seperti jembatan, lintas atas (over pass), lintas bawah (under pass) dan lain-lain. Sedangkan perlengkapan jalan antara lain rambu-rambu dan marka jalan , pagar pengaman lalu lintas, pagar damija dan sebagainya. Sistem

(23)

23 jaringan jalan terdiri atas sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder. Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan, dan sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan(Reza Surdia.2008).

2.2 Kecelakaan Lalu Lintas

Lalu lintas di dalam Undang-undang No 22 tahun 2009 didefinisikan sebagai gerak kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas Jalan, sedang yang dimaksud dengan Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa Jalan dan fasilitas pendukung.

Menurut Pasal 1 ayat (24) UU LLAJ Tahun 2009 menentukan kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan Kendaraan dengan atau tanpa Pengguna Jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda.¹ Menurut undang- undang Republik Indonesia NO. 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan bahwa kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa yang terjadi di jalan raya secara tidak disangka dan tidak disengaja, yang mengakibatkan korban manusia maupun harta benda. Sedangkan pengertian kecelakaan menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan, pasal 93 menyatakan bahwa kecelakaan lalu

(24)

24 lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan yang sedang bergerak dengan atau tanpa pemakai jalan raya lainya, mengakibatkan korban manusia dan kerugian harta benda.

Karakteristik kecelakaan menurut jumlah kendaraan yang terlibat digolongkan menjadi, (Hubdat,2006) :

1. Kecelakaan Tunggal, yaitu kecelakaan yang hanya melibatkan suatu kendaraan bermotor dan tidak melibatkan pemakai jalan lain. Contohnya,seperti menabrak pohon, kendaraan tergelincir dan akibat ban pecah

2. Kecelakaan Ganda, yaitu kecelakaan yang melibatkan lebih dari satu kendaraan atau kendaraan dengan pejalan kaki yang mengalami kecelakaan diwaktu dan tempat yang bersamaan.

Menurut Pasal 229 UU LLAJ Tahun 2009 menentukan kecelakaan lalu lintas sebagai berikut:²

1. Kecelakaan Lalu Lintas digolongkan atas:

a. Kecelakaan Lalu Lintas ringan.

b. Kecelakaan Lalu Lintas sedang.

c. Kecelakaan Lalu Lintas berat.

2. Kecelakaan Lalu Lintas ringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a merupakan kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan Kendaraan dan/atau barang.

3. Kecelakaan Lalu Lintas sedang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan kecelakaan yang mengakibatkan luka ringan dan kerusakan Kendaraan dan/atau barang.

(25)

25 4. Kecelakaan Lalu Lintas berat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan kecelakaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia atau luka berat.

5. Kecelakaan Lalu Lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat disebabkan oleh kelalaian Pengguna Jalan, ketidaklaikan Kendaraan, serta ketidaklaikan Jalan dan/atau lingkungan.

2.3 Faktor Penyebab Kecelakaan Dan Interaksinya

Kecelakaan dapat di bedakan berdasarkan jenisnya, tingkat parah korban, faktor penyebab yang berkontribusi, keadaan lingkungan, dan waktu.

2.3.1 Berdasarkan Jenis Kecelakaan

PT Jasa Marga mengelompokkan jenis tabrakan yang melatar belakangi terjadinya kecelakaan lalu lintas menjadi :

1.Tabrakan depan – depan

Adalah jenis tabrakan antara dua kendaraan yang tengah melaju dimana keduanya saling beradu muka dari arah yang berlawanan, yaitu bagian depan kendaraan yang satu dengan bagian depan kendaraan lainnya.

2.Tabrakan depan – samping

Adalah jenis tabrakan antara dua kendaraan yang tengah melaju dimana bagian depan kendaran yang satu menabrak bagian samping kendaraan lainnya.

(26)

26 3.Tabrakan samping – samping

Adalah jenis tabrakan antara dua kendaraan yang tengah melaju dimana bagian samping kendaraan yang satu menabrak bagian yang lain.

4. Tabrakan depan – belakang

Adalah jenis tabrakan antara dua kendaraan yang tengah melaju dimana bagian depan kendaraan yang satu menabrak bagian belakang kendaraan di depannya dan kendaraan tersebut berada pada arah yang sama.

5. Menabrak penyeberang jalan

Adalah jenis tabrakan antara kendaraan yang tengah melaju dan pejalan kaki yang sedang menyeberang jalan.

6. Tabrakan sendiri

Adalah jenis tabrakan dimana kendaraan yang tengah melaju mengalami kecelakaan sendiri atau tunggal.

7. Tabrakan beruntun

Adalah jenis tabrakan dimana kendaraan yang tengah melaju menabrak mengakibatkan terjadinya kecelakaan yang melibatkan lebih dari dua kendaraan secara beruntun.

8. Menabrak obyek tetap

Adalah jenis tabrakan dimana kendaraan yang tengah melaju menabrak obyek tetap dijalan.

(27)

27 2.3.2 Berdasarkan tingkat parah korban

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1993 tentang Prasarana Jalan Raya dan Lalu Lintas, dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Meninggal dunia adalah korban kecelakaan yang dipastikan meninggal dunia sebagai akibat kecelakaan lalu lintas. Korban meninggal adalah korban kecelakaan yang meninggal dilokasi kejadian, meninggal selama perjalanan ke rumah sakit, atau meninggal ketika dirawat di rumah sakit.

2. Luka berat adalah korban kecelakaan yang karena luka-lukanya menderita cacat tetap atau harus dirawat inap di rumah sakit dalam jangka waktu lebih dari 30 hari sejak terjadi kecelakaan. Suatu kejadian digolongkan sebagai cacat tetap jika sesuatu anggota badan hilang atau tidak dapat digunakan sama sekali dan tidak dapat sembuh atau pulih untuk selama-lamanya.

3. Luka ringan adalah korban kecelakaan yang mengalami luka-luka yang tidak memerlukan rawat inap atau harus dirawat inap di rumah sakit dari 30 hari. Misalnya luka kecil dengan pendarahan sedikit dan korban sadar, luka bakar, keseleo dari anggota badan yang ringan tanpa komplikasi, penderita tersebut dalam keadaan sadar tida pingsan atau muntah-muntah.

2.3.3 Berdasarkan Faktor Penyebab

Berdasarkan faktor penyebab yang berkontribusi yaitu faktor pengguna jalan, faktor kendaraan dan faktor jalan.

(28)

28 A. Faktor pengguna jalan (Manusia)

Pignataro (1973) memberikan definisi pengguna jalan adalah semua orang yang menggunakan fasilitas jalan secara langsung meliputi pengemudi, pejalan kaki, dan pemakai jalan lainnya.

1. Pengemudi

Sifat pengemudi yang sangat berpengaruh dalam mengendalikan kendaraan adalah pribadinya, latihan, dan sikap (Oglesby dan Hicks,1982). Dalam kondisi normal setiap pengemudi mempunyai waktu reaksi, konsentrasi, tingkat intelegensi dan karakter berbeda-beda.

Perbedaan tersebut dapat dipengaruhi oleh fisik, umur, jenis kelamin, emosi, penglihatan, pendengaran, konsumsi makanan/minuman dan bahkan perilaku dasar yang kesemuanya dapat dibagi dalam 2 (dua) kategori dasar, yaitu kinerja pengemudi dan perilaku pengemudi (Evans, 1991). Tidak berlebihan bila dikatakan hampir semua kecelakaan lalu lintas yang melibatkan kendaraan, penyebab utamanya adalah pengemudi, beberapa contoh kesalahan pengemudi pada umumnya misalnya mengemudi dalam pengaruh alkohol atau obat-obatan, mengemudi secara ceroboh, sakit atau lelah, mengantuk, kurang terampil, lengah, tidak menjaga jarak, melaju terlalu cepat. Kondisi ketidaksiapan pengemudi membuka peluang besar terjadinya kecelakaan yang parah, disamping membahayakan keselamatan pengguna jalan lainnya(Suwardjoko Warpani, 2002). Menurut data yang dihimpun oleh Jasa Marga dalam

(29)

29 setiap kecelakaan di jalan raya menunjukan hal yang sama, bahwa faktor utama terjdinya kecelakan adalah pengemudi.

2. Pejalan Kaki

Pejalan kaki adalah orang berjalan yang menggunakan fasilitas untuk pejalan kaki/trotoar. Pejalan kaki merupakan bagian yang cukup besar (sekitar 40%) dari pelaku perjalanan (trip maker) namun prasarana jalan bagi mereka masih jauh dari lengkap dan memadai. Fasilitas pejalan kaki yang seringkali disalahgunakan oleh pihak lain, misalnya pedagang kaki lima mengakibatkan pejalan kaki itu sendiri tidak mendapatkan fasilitas serta pelayanan yang baik dan dapat membahayakan mereka.

Kondisi dimana pejalan kaki harus naik turun sepanjang melalui trotoar sebagai akibat dikalahkan oleh jalan masuk rumah tinggal dan keberadaan pedagang kaki lima menciptakan keadaan yang kurang nyaman bagi pejalan kaki. Pada akhirnya kondisi seperti ini dapat mengganggu kelancaran lalulintas kendaraan lainnya dan dapat menimbulkan terjadi kecelakaan. Untuk mengurangi atau menghindari terjadinya kecelakaan lalu lintas, maka diperlukan suatu pengendalian bagi para pejalan kaki meliputi hal-hal sebagai berikut (Elly, 2006):

1.Tempat khusus bagi para pejalan kaki (side walk), 2. Tempat penyeberangan jalan (cross walk),

3. Tanda atau rambu–rambu bagi para pejalan kaki (pedestrian signal), 4. Penghalang bagi para pejalan kaki (pedestrian barriers),

5. Daerah amandan diperlukan (safety zones dan island),

(30)

30 6. Persilangan tidak sebidang dibawah jalan (pedestrian tunnels) dan

diatas jalan (overpass),

7. Penyinaran (highway lighting).

Karakteristik pemakaian jalan diatas, tidak dapat diabaikan dalam suatu perencanaan geometrik, sehingga rancangan harus benar–benar memperhatikan kewajiban yang harus dipenuhi oleh Pejalan kaki adalah : 1. Berjalan pada bagian jalan yang diperuntukkan bagi pejalan kaki, atau

pada bagian jalan yang paling kiri apabila tidak terdapat bagian jalan yang diperuntukkan bagi pejalan kaki,

2. Menggunakan bagian jalan yang paling kiri apabila membawa kereta dorong,

3. Menyeberang di tempat yang telah ditentukan.

Dalam hal tidak terdapat tempat penyeberangan yang ditentukan, pejalan kaki dapat menyeberang ditempat yang dipilihnya dengan memperhatikan keselamatan dan kelancaran lalu lintas. Rombongan pejalan kaki di bawah pimpinan seseorang harus mempergunakan lajur paling kiri menurut arah lalu lintas. Pejalan kaki yang merupakan penyandang cacat tuna netra wajib mempergunakan tanda-tanda khusus yang mudah dikenali oleh pemakai jalan lain (Annisa Handayani, 2009).

B. Faktor Kendaraan

Kendaraan mempunyai karakteristik-karakteristik variabel yang lebih sedikit dari manusia sebagai pengemudi, juga lebih banyak undang- undang pengontrol bagi kendaraan dibanding pengguna jalan, misal;

(31)

31 batasan berat, ukuran dan daya guna, persyaratan minimal untuk rem, pencahayaan, dan sebagainya. Faktor-faktor penting dari kendaraan adalah sebagai berikut: Jarak penglihatan, sistem penerangan, sistem instrumen dan peringatan, rem, ban, stabilitas kendaraan, ukuran dan berat, daya (Dwiyogo,P dan Prabowo, 2006).

Kendaraan tercatat menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas yang berakibat parah. Kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kerusakan rem (rem blong) sering terjadi, namun bila kita ingin mengetahui lebih rinci dan teliti, mutu data yang ada tidak cukup memadai untuk dianalisis karena sistem pencatatan yang belum sempurna. Selain rem , masih banyak alat pemberi isyarat (pada umumnya berupa lampu isyarat), sebagai kelengkapan kendaran yang terabaikan. Mungkin sudah tidak berfungsi atau justru daya sorotnya ditingkatkan sehingga mengganggu pengemudi lain yang berpapasan atau ditambah lampu hias sehingga membingungkan pengemudi lain. Rancangan kendaraan dapat juga merupakan faktor yang besar bagi tingkat keparahan sebuah kecelakaan.

Misalnya, tombol yang menonjol di dalam mobil dapat membahayakan dan menyababkan penumpang cedera saat terlontar atau saat benturan terjadi. Selain rancangan kendaran, perawatan kendaraan dan usia kendaraan pun perlu di perhatikan serta muatan ( ukuran, berat, keadaan, dan cara memuat) yang berlebihan seringkali menyebabkan suatu kendaraan mengalami kecelakaan (Suwardjoko Warpani,2002).

(32)

32 Dalam kaitan dengan keselamatan umum, kendaraan yang digunakan di jalan raya seharusnya sudah mendapatkan sertifikasi layak jalan yang sudah dikeluarkan oleh Dinas/Kantor Perhubungan setempat sebelum dioperasikan. Terutama kendaraan umum (penumpang dan barang) yang selalu dilakukan uji kelayakansetiap jangka waktu tertentu.

Kendaraan yang tidak layak jalan sebaiknya tidak digunakan untuk mengangkut penumpang maupun barang. Tingkat resiko terjadinya bahaya kecelakaan cukup tinggi, sehingga perlunya ketegasan dari aparat penegak peraturan (hukum) untuk menindak pelanggaran tersebut. Dalam Keputusan Menteri Perhubungan No. 81 tahun 1993 tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor, menyebutkan antara lain tujuannya:

a) Untuk memberikan jaminan keselamatan secara teknis terhadap penggunaan kendaraan bermotor di jalan.

b) Melestarikan lingkungan dari kemungkinan yang diakibatkan oleh penggunaan kendaraan bermotor di jalan sehingga untuk keperluan tersebut , maka diperlukan beberapa alat pengujian yang antara lain meliputi :

1. Alat uji suspensi roda dan pemeriksaan kondisi teknis bagian bawah kendaraan;

2. Alat uji rem utama dan rem parkir;

3. Alat uji lampu utama;

4. Alat uji spedometer;

5. Alat uji emisi gas buang, termasuk ketebalan gas buang;

(33)

33 6. Alat pengujian berat;

7. Alat uji posisi roda depan;

8. Alat uji tingkat suara;

9. Alat uji dimensi;

10. Alat uji tekanan udara;

11. Alat uji kaca;

12. Alat uji ban;

13. Alat uji sabuk keselamatan;

14. Peralatan pembantu C. Faktor Jalan

Kondisi jalan dapat pula menjadi salah satu sebab terjadinya kecelakaan lalu lintas. Meskipun demikian, semuanya kembali kepada manusia sebagai pengguna jalan itu sendiri. Dengan rekayasa para ahli merancang sistem jaringan dan rancangan bangun jalan sedemikian rupa untuk mempengaruhi tingkah lalu pengguna jalan, dan mengurangi atau mencegah tindakan yang membahayakan keselamatan lalu lintas.

Jalan lebar, di satu sisi memberi kenyamanan bagi lalu lintas kendaraan, namun disisi lain dapat menjadi ancaman keselamatan karena kecepatan kendaraan yang tidak terkendali. Jalan lebar saja tidak mencukupi, tetapi juga harus memiliki daya dukung yang sesuai dengan beban lalu lintas yang harus ditanggungnya. Jalan perlu dilengkapi dengan berbagai kelengkapan guna membantu pengaturan arus lalu lintas, yakni rambu- rambu lalu lintas, marka jalan, jalur lalu lintas, jalur pemisah, lampu lalu

(34)

34 lintas, pagar pengaman, dan rekayasa lalu lintas lainnya(Suwardjoko Warpani, 2002).

Contoh papan rambu-rambu lalu lintas sebgai kelengkapan jalan dianatanya dapat kita lihat pada gambar 2.1 dibawah ini.

Gambar 2.1 Rambu-Rambu Lalu Lintas

Contoh gambar di atas adalah sebagian kecil dari rambu-rambu jalan yang ada di indonesia. Rambu-rambu tersebut seharusnya dipasang dan digunakan sesuai dengan kebutuhan karakteristik jalan dan lalu lintas dijalan tersebut. Dengan adanya pemasangan rambu-rambu tersebut pastinya akan membantu pengendara untuk lebih berhati-hati ketika melewati jalan yang akan dilewatinya. Hal ini merupakan salah satu

(35)

35 tindakan untuk mereduksi jumlah angka kecelakaan yang sangat tinggi di jalan raya(satlantas-polrestabessemarang, 2013).

Penentuan alinyemen jalan pun sangat penting, baik horisontal (tikungan dan persimpangan) maupun vertikal (tanjakan dan turunan), sangat berpengaruh terhadap daerah bebas pandang para pengemudi, yang pada gilirannya mempengaruhi kelancaran arus lalulintas atau bahkan membahayakan lalu lintas. Perancang pembangunan jalan bertanggungjawab untuk memasukan faktor keselamatan selengkap- lengkapnya dalam rancangannya guna meminimalkan terjadinya kecelakaan. Selain itu, kondisi jalan juga harus diperhatikan karena jalan yang rusak/berlobang sangat membahayakan pemakai jalan terutama bagi pemakai sepeda dan sepeda motor. Kecelakaan seringkali terjadi karena pengendara tidak mampu mengontrol dan mengantisipasi jalan yang rusak tersebut, bahkan banyak juga yang sampai merengut nyawa pengendara (Suwardjoko Warpani, 2002).

2.4 Kerugian Akibat Kecelakaan

Kerugian yang ditimbulkan akibat terjadinya kecelakaan lalu lintas meliputi diantaranya :

a. Biaya perawatan korban b. Biaya kerugian harta benda

c. Biaya penanganan kecelakaan lalu lintas d. Biaya kerugian produktivitas korban

(36)

36 Dalam perhitungan biaya kecelakaan lalulintas, umumnya didasarkan kepada suatu tingkat kerugian yang di alami korban, yaitu biaya-biaya atas hilangnya sumber daya pada saat terjadi kecelakaan, dan juga biaya-biaya atas hilangnya pendapatan pada masa yang akan datang. Dalam analisi kecelakaan, komponen biaya kecelakaan yang dapat diperhitungkan diantaranya :

a. Biaya kerugian korban, meliputi :

 Biaya ambulan

 Biaya perawatan rumah sakit

 Biaya rehabilitasi

 Biaya asuransi

 Biaya kerugian akibabt hilangnya pekerjaan/penghasilan

 Biaya kerugian akibat kematian

 Kerugian akibat rasa sakit

 Kerugian keluarga dan kerabat b. Biaya kerugian material

 Biaya akibat rusaknya kendaraan

 Biaya rusak/hilangnya barang pribadi

 Biaya akibat rusaknya barang yang diangkut

 Biaya mobil derek

 Biaya akibat rusaknya jalan dan perlengkapan jalan

 Biaya akibat kemacetan lalu lintas c. Biaya penanganan

 Biaya administrasi

(37)

37

 Biaya penanganan dan penyelidikan lapangan

 Biaya persidangan pengadilan 2.5 Daerah rawan Kecelakaan

Daerah rawan kecelakaan adalah daerah yang mempunyai angka kecelakaan tinggi, resiko dan potensi kecelakaan tinggi pada suatu ruas jalan.

Latief 1995, memberikan kriteria sebagai berikut : geometri jalan yang tidak memenuhi syarat, misalnya tikungan gandadengan jarak pandang terbatas, lebar jalan yang terlalu sempitdan tidak mempunyai bahu jalan. Perubahan besaran komponen-komponen sistemangkutan jalan rayayang melalui ruas jalan dengan kondisi geometri seperti sekarang, misalnya perubahan volume lalu lintas dan perubahan kualitas perkerasan. Lokasi rawan kecelakaan lalu lintas adalah lokasi tempat sering terjadi kecelakaan lalu lintas dengan tolak ukur tertentu, yaitu ada titik awal dan akhir yang meliputi ruas (penggal jalur rawan kecelakaan lalu lintas) atau simpul (persimpangan) yang masng-masing mempunyai jarak pandang tertentu.

2.6 Kerusakan Jalan

Seringkali, kita masih menjumpai rusaknya prasarana jalan di sekitar kita, seperti jalan lingkungan perumahan, jalan dan gang kampung, jalan lingkungan perkantoran dan hotel/apartemen, jalan yang dilalui kendaraan dengan beban gardan ringan ataupun berat. Hal ini biasanya diperparah lagi pada musim penghujan. Pada berbagai tingkat kerusakannya, kerusakan jalan terkadang menyebabkan kubangan-kubangan, jalan longsor dan sebagainya. Kondisi tersebut tentunya juga akan mengganggu kenyamanan dan membahayakan pengguna jalan

(38)

38 tersebut. Kecelakaan seringkali terjadi karena pengendara tidak mampu mengontrol dan mengantisipasi jalan yang rusak tersebut, bahkan banyak juga yang sampai merengut nyawa pengendara. Kerusakan jalan juga dapat mempengaruhi laju roda perekonomian. Jalan yang rusak menjadikan arus transportasi barang dan manusia terhambat, juga dapat mengakibatkan biaya operasional kendaraan menjadi bertambah karena kerusakan bagian kendaraan akibat beban dan jalan yang bergelombang dan berlubang.

Secara teknis, kerusakan jalan menunjukkan suatu kondisi dimana struktural dan fungsional jalan sudah tidak mampu memberikan pelayanan optimal terhadap lalu lintas yang melintasi jalan tersebut. Kondisi lalu lintas dan jenis kendaraan yang akan melintasi suatu jalan sangat berpengaruh pada desain perencanaan konstruksi dan perkerasan jalan yang dibuat.

Sama dengan bangunan gedung, dimana konstruksinya direncanakan berdasarkan dengan beban-beban yang nantinya bekerja sesuai pada fungsi bangunan gedung itu sendiri. Konstruksi jalan harus direncanakan mampu menahan beban lalu lintas di atasnya tanpa mengalami kegagalan(Ir. Agus Sumarsono, 2013).

Kerusakan pada perkerasan konstruksi jalan dapat disebabkan oleh :

1. Lalu lintas yang dapat berupa peningkatan beban dan repetisi beban.

2. Air yang berasal dari air hujan, sistem drainase jalan yang tidak baik, naiknya air dengan sifat kapilaritas.

3. Material konstruksi perkerasan. Dalam hal ini dapat disebabkan oleh sifat material itu sendiri, atau dapat pula disebabkan oleh sistem pengolahan yang tidak baik.

(39)

39 4. Iklim. Indonesia beriklim tropis, dimana suhu udaea dan curah hujan umumnya tinggi,yang dapat merupakan salh satu penyebab kerusakan jalan.

5. Kondisi tanah dasar yang tidak stabil. Kemungkinan disebabkan oleh sistem pelaksanaan yang kurang baik, atau dapat juga disebabkan oleh sifat tanah dasar yang memang jelek.

6. Proses pemadatan di atas lapisn tanah yang kurang baik.

Menurut Heddy R. Agah, umumnya kerusakan jalan banyak disebabkan oleh perilaku pengguna jalan, kesalahan perencanaan dan pelakasanaan, serta pemeliharaan jalan yang tidak memadai. Akhir-akhir ini, perilaku penggunan jalan banyak memberikan andil dalam kerusakan jalan. Setiap jalan mempunyai kelas masing-masing sesuai dengan konstruksi dan beban kendaraan yang dapat melewatinya. Pondasi jalan harus tetap stabil, karena merupakan dasar penopang seluruh beban yang bekerja pada jalan. Konstruksi jalan (perkerasan) secara umum terdiri atas 3 lapisan untama yakni lapisan fondasi bawah (subbase course), lapisan fondasi atas (base course) dan lapisan permukaan (surface course).

Sehingga, jenis kerusakan yang terjadi pada suatu jalan dapat dikaji berdasarkan lapisan-lapisan konstruksi perkerasan jalan ini. Lapisan permukaan perkerasan jalan merupakan lapisan yang langsung berhubungan dengan aktifitas kendaraan lalu lintas, dan di Indonesia sekitar 80% ruas jalan masih menggunakan lapisan permukaan lentur yang terbuat dari material aspal.

Menurut Manual Pemeliharaan Jalan Bina Marga No. 03/MN/B/1983, kerusakan jalan diklasifikasikan atas :

(40)

40 1. Retak ( cracking )

2. Distorsi ( distortion )

3. Cacat permukaan ( disintegration ) 4. Pengausan ( polished aggregate ) 5. Kegemukan ( bleendinh of flushing )

6. Penurunan pada bekas penanaman utilitas ( utility cut depression ) 2.7 Studi Terdahulu

Beberapa peneliti terdahulu tentang tingkat kecelakaan jalan dengan kondisi jalan, yaitu :

1. Studi terdahulu oleh Muhammad Rahmani (2013)

Dalam penelitiannya mengenai tingkat kecelakaan lalu-lintas di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat, menyatakan bahwa karakteristik penyebab kecelakaan pada daerah rawan kecelakaan di jalan kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat menunjukan faktor pengemudi dan faktor kendaraan adalah penyebab kecelakaan paling tinggi. Muhammad Rahmani menarik kesimpulan bahwa berdasarkan waktu kejadian yang terjadi kecelakaan lalu-lintas pada hari selasa bulan juni terjadi di jam 12.00-18.00. Jenis kendaraan terbanyak yang mengalami kecelakaan adalah kendaraan sepeda motor. Profesi yang banyak yang palimg banyak mengalami kecelakaan adalah karyawan swasta dengan status pendidikan terakhir terbesar di jenjang Sekolah Dasar (SD). Usia rata- rata anatra 16-30 tahun. Korban kecelakaan lulu-lintas terbesar adalah laki-laki dengan jenis kecelakaan dominan adalah tabrakan depan.

2. Studi Terdahulu oleh Zahrul Ramadhana(2012)

(41)

41 Zahrul Ramadhana melaksanakan studi tentang identifikasi penyebab kecelakaan dan solusi penanggulangannya pada jalan arteri yang berlokasi di jl. Urip sumoharjo, kota makassar. Penelitian ini bertujuan menekan angka kecelakaan lalu lintas di jalan Arteri Urip Sumoharjo dan Untuk Meningkatkan kinerja keselamatan berlalulintas di jalan raya dan memberikan alternatif solusi penanggulangan yang sesuai dalam mengurangi kecelakaan yang terjadi pada jalan arteri urip sumoharjo. Data yang diperoleh berupa data sekunder yang diperoleh dikapolrestabes Makassar.

Dari hasil penelitian diperoleh beberapa kesimpulan yang diantaranya menguraikan bahwa :

a. Lokasi daerah kecelakaan di Kota Makassar hampir tersebar merata dengan 177 kejadian kecelakaan lalu-lintas, dengan rincian 16 kejadian kecelakaan lalu-lintas terjadi pada tahun 2007, 9 kejadian kecelakaan lalu-lintas terjadi pada tahun 2008, 27 kejadian kecelakaan lalu-lintas terjadi pada tahun 2009, 47 kejadian kecelakaan lalu-lintas terjadi pada tahun 2010 dan 78 kejadian kecelakaan lalu-lintas terjadi pada tahun 2011.

b. Berdasarkan waktu kejadian (Jam) diperoleh persentase terbesar kecelakaan lalu-lintas terjadi pada jam 06.00-09.00 sebesar 21,14% (37) dari 175 kejadian dengan profesi pengemudi yaitu swasta 42,20% (138) dari total 327 pengemudi dimana pengemudi tanpa SIM dengan persentase 44,49% (113) dari total 254 golongan SIM, sedangkan kendaraan bermotor yang terlibat adalah jenis kendaraan sepeda motor dengan prosentase 68,18% (210) dari total 308 jenis kendaraan bermotor dan titik rawan kecelakaan adalah di

(42)

42 depan kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) dengan prosentase 12,77% (12 kecelakaan) dari total 94 terjadi kecelakaan lalu-lintas.

3. Studi terdahulu oleh Aditia Kinarang Mokoginta

Penelitiannya berjudul Analisa tingkat kecelakaan lalu lintas di kota Ambon dengan tujuan penelitian yaitu menghitung besarnya angka kecelakaan, mengetahui karakteristik kecelakaan ditinjau dari tingkat keparahan korban dan melihat perbandingan tingkat kecelakaan, menghitung nilai ekonomi akibat kecelakaan berdasarkan tingkat keparahan korban menggunakan metode The Gross Output (Human Capital). Dari hasil perhitungan Accident Rate dan hasil perhitungan mengunakan metode The Gross Output (Human Capital), maka nilai tersebut dapat digunakan untuk menghitung kehilangan produktifitas akibat kecelakaan di jalan raya dari korban meninggal dunia.

Dari penelitian ini diperoleh manfaat sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui besarnya Accident Rate pada setiap jalan kota (Municipality road) di Ambon berdasarkan klasifikasi status jalan dan karakteristik kecelakaan ditinjau dari tingkat keparahan korban.

2. Mengetahui pola kecelakaan melalui Collision Diagram , di ruas jalan yang paling banyak terjadi kecelakaan.

3. Mengetahui letak Black Spot di ruas Jalan yang paling banyak terjadi kecelakaan.

4. Studi Terdahulu oleh Wiwin Putri Zayu (2012)

Wiwin Putri Zayu melaksanakan studi tentang kecelakaan lalu lintas dengan metode 'revealed preference' di kota padang. Penelitian ini bertujuan

(43)

43 mengidentifikasi kecelakaan lalu lintas yang dialami mahasiswa, menganalisa dan menentukan jenis kecelakaan dan sebab-sebab terjadinya kecelakaan serta menetapkan strategi keselamatan lalu lintas. Data yang terkumpul diolah dengan menggunakan uji statistik Chi-kuadrat untuk mengetahui tingkat kecocokan data (goodness of fit) yang dianalisis.

Dari data yang diperoleh, Wiwin Putri Zayu menarik kesimpulam bahwa kecelakaan terbesar berasal dari sikap manusia yang lalai atau kurang konsentrasi saat mengendarai kendaraan, kemudian tidak tersedianya rambu/marka jalan dilokasi kecelakaan. Kecelakaan juga banyak terjadi pada jalan lurus yaitu 55.07%. Dari 207 orang responden, 90,34% mengalami luka ringan dan 9,66% mengalami luka berat, hal ini terjadi karena kesadaran responden untuk menggunakan proteksi sudah cukup tinggi yaitu 61,81%. Dari hasil uji Chi-kuadrat diperoleh kesamaan pola kecelakaan pada variabel tes kepemilikan SIM, kemudian peran saat kecelakaan, jenis perkerasan di lokasi kecelakaan yaitu perkerasan aspal dan fatalitas kecelakaan. Agar tingkat kecelakaan dapat dikurangi maka perlu dilakukan langkah-langkah seperti pembatasan kecepatan pada jalan lurus, peningkatan sarana dan prasarana jalan seperti ketersediaan rambu dan marka jalan, realisasi peraturan lalu lintas di jalan raya

5. Studi terdahulu oleh Leksmono S. Putranto dkk (2008)

Leksmono S. Putranto dkk melakukan penelitian untuk mencari hubungan antara perilaku pengemudi sepeda motor pada berbagai keadaaan lalu lintas jalan dengan karakteristik pengemudi, kendaraan, dan perjalan. Metode yang

(44)

44 digunakan pada penelitian ini dengan melakukan observasi langsung yakni mewawancarai dengan menggunakan kuesioner terhadap75 responden yang terdiri dari 50 mahasiswa dan 25 dosen/karyawan Fakultas Teknik Universitas Tarumanegara. Pertanyaan yang diajukan terdapat dua kelompok yakni kelompok pertama meliputi data umum, data pekerjaan, data kesehatan, data kendaraan den penggunaan kendaraan responden. Untuk kelompok pertanyaan kedua meliputi perilaku responden pada berbagai situasi lalu lintas. Untuk mengetahui hubungan antara kelompok pertanyaan satu dan kelompok pertanyaan dua digunakan analisis tabulasi silang dan kendall’s tau-b.

Dari hasil analisis diperoleh bahwa pengemudi yang lebih tua cenderung lebih berhati-hati dalam bersepeda motor dibandingkan dengan pengendara yang memiliki umur lebih muda. Hal ini karena pengemudi yang memiliki umur lebih muda lebih sering malakukan pelanggaran lalu lintas seperti mendahului secara zig zag, melewati garis henti saat menunggu lampu hijau, berkecepatan sangat tinggi dan menggunakan telpon seluler saat mengemudi.

6. Studi terdahulu oleh Elly Tri Pujiastutie (2006)

Dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Geometrik Jalan Terhadap Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Tol (Studi Kasus Tol Semarang Dan Tol Cikampek), Mahasiswi Universitas Diponogoro. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui lebih jauh hubungan geometri jalan dan kecelakaan beserta karakteristiknya yang terjadi di Indonesia khususnya jalan Tol Semarang dan Tol Cikampek, dengan tujuan mengetahui hubungan antara Angka Kecelakaan dengan Lengkung Horisontal (rad/km) untuk jalan 2 (dua)

(45)

45 lajur satu arah dan jalan 4 (empat) lajur satu arah, mengetahui hubungan antara Angka Kecelakaan dengan Naik Serta Turun Vertikal (m/km) untuk jalan 2 (dua) lajur satu arah dan jalan 4 (empat) lajur satu arah.

7. Studi terdahulu oleh Amelia K. Indriastuti, dkk(2011)

Amelia, dkk melaksanakan penelitiannya yang berjudul karakteristik kecelakaan dan audit keselamatan jalan pada ruas Ahmad Yani Surabayadengan tujuan penelitian yaitu mengetahui karakteristik kecelakaan serta penanganan yang diperlukan pada lokasi rawan kecelakaan di ruas jalan surabaya. Dalam penelitiannya dari data kecelakaan lalu lintas dari polwiltabes surabaya memperlihatkan bahwa tingkat kecelakaan pada ruas jalan ahmad yani adalah yang tertinggi jika dibandingkan dengan ruas jalan lainnya yang memiliki kesamaan dalam klasifikasi menurut fungsi sebagai jalan arteri primer dan jalan nasional. Dimana Tahapan dalam penelitian ini yaitu analisis karakteristik kecelakaan lalu lintas, dilanjutkan dengan penentuan lokasi rawan kecelakaan, dengan parameter tingkat kecelakaan dan nilai EAN yang selanjutnya dilakukan audit keselamatan jalan pada lokasi rawan kecelakaan.

8. Studi Terdahulu oleh H.M.T Rustxell P. Simanungkalit (2013)

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yusandy membahas masalah kecelakaan lalu lintas yang terjadi di ruas Jalan Sisingamangaraja di Kota Medan dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui lokasi rawan kecelakaan (black spot) di ruas jalan Sisingamangaraja di Kota Medan, dan menganalisa faktor – faktor penyebab kecelakaan. Metode yang digunakan oleh Yusandy untuk menentukan lokasi rawan kecelakaan adalah metode tingkat

(46)

46 kecelakaan dimana Data yang digunakan adalah data jumlah kecelakaan yang terjadi di ruas Jalan Sisingamangaraja Kota Medan yang terjadi pada tahun 2007 – 2011 yang dikelompokkan berdasarkan karateristik kecelakaan berupa waktu kecelakaan, tingkat kecelakaan, tipe tabrakan, jenis kendaraan, kelas korban, jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan. Daerah rawan kecelakaan didapat dengan mengunakan data geometrik, meliputi data kondisi jalan antara lain panjang jalan, jumlah jalur, jumlah lajur, dan median. Data volume lalu lintas, meliputi data lalu lintas harian rata-rata (LHRT), sedangkan metode yang digunakan untuk mengetahui hubungan faktor – faktor penyebab kecelakaan adalah menggunakan analisis statistik (uji chi – kuadrat) dimana data karekteristik kecelakaan yang jumlah kecelakaan perbulan selama 5 tahun, mulai tahun 2007 – 2011.

(47)

47

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Kerja Penelitian

Program kerja yang akan dilakukan dalam menyelesaikan penelitian ini, disajikan dalam Diagram Alir di bawah ini :

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

(48)

48 3.2. Penjabaran Garis Besar Penelitian

Berdasarkan pada gambar 3.1, maka kita bisa membagi studi penelitian ini kedalam beberapa tahapan/langkah sebagai berikut:

3.2.1. Studi Pendahuluan a. Latar Belakang

Dalam sub bab ini memberikan gambaran latar belakang yang menjadi dasar dari tulisan ini. Dari data yang telah diperoleh, dapat diambil permasalahan yang timbul, yang dapat mendukung dan menjadi dasar penulisan

b. Tujuan

Bagian ini mencantumkan garis besar tujuan pembahasan dengan jelas, yaitu gambaran hasil yang akan dicapai dalam tulisan ini.

c. Rumusan Masalah

Ruang lingkup ini menjelaskan pembatasan masalah yang di bahas. Dalam hal ini, pembatasan masalah itu hendaknya terinci, istilah-istilah yang berhubungan dengan studi dirumuskan secara tepat. Ruang lingkup ini dijabarkan berkesesuaian dengan tujuan pembahasan.

d. Persiapan Penelitian

 Alat dan bahan yang digunakan

Pada tahap ini menjelaskan apa yang dibutuhkan dalam proses penelitian, antara lain persiapan alat dan bahan untuk digunakan dalam survei yaitu :

1. Alat tulis-menulis, berupa kertas, Pulpen,dsb.

2. Surveyor 3. Kendaraan

(49)

49 4. Kartu Identitas

 Waktu Penelitian

Penelitian di lakukan dengan mengambil data pada hari kerja di Polrestabes Kota Makassar dengan lokasi penelitian yaitu jalan Kota Makasaar

 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yaitu Jalan-jalan di Kota Makassar.

Gambar. 3.2 Peta Kota Makassar

(50)

50 3.2.2. Pengambilan Data

3.2.2.1 Data Sekunder

Data yang diperoleh tidak dari survei langsung ke lapangan melainkan diperoleh dari Polrestabes kota Makassar berupa data kecelakaan lalu lintas selama periode Januari 2011- Agusrus 2014.

3.2.3. Teknik Pengolahan Data

Pada tahap ini dilakukan pengolahan data hasil penelitian dalam bentuk tabel dan grafik. Karakteristik kecelakaan lalu lintas di Kota Makassar yang akan dianalisa adalah :

1. Karakteristik Sosiodemografi Individu Yang Terlibat Kecelakaan Lalu Lintas

a. Berdasarkan Usia Korban b.Berdasarkan Pendidikan Korban c. Berdasarkan Profesi Korban . d. Berdasarkan SIM

2. Karakteristik Jumlah Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas a. Berdasakan Kejadian Tiap Bulan

b. Berdasakan Banyak Korban

3. Karakteristik Tingkat Keparahan Korban Kecelakaan Lalu Lintas a. Berdasarkan Banyak Korban

b. Berdasarkan Keparahan Korban Tiap Tahun 4. Karakteristik Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas

a. Berdasarkan Waktu

(51)

51 b. Berdasarkan Jalan

c. Berdasarkan Jenis Tabrakan

5. Karakteristik Kendaraan Pada Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas a. Berdasarkan Banyak Kendaraan

b. Berdasarkan Jenis Kendaraan Yang terlibat

6. Karakteristik Berdasarkan Lokasi Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas a. Berdasarkan Lokasi Kejadian

7. Karakteristik Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas a. Berdasarkan Faktor Kelalaian Manusia

c. Berdasarkan Faktor Kendaraan d. Berdasarkan Faktor Lingkungan

8. Karakteristik Biaya Kecelakaan Lalu Lintas a. Berdasarkan Biaya

Setelah diperoleh data-data karakteristik, maka selanjutnya yaitu menganalisis hubungan antar karakteristik kecelakaan lalu lintas seperti berikut : 1. Hubungan antara Banyak Korban dengan Waktu Kejadian.

2. Hubungan antara Banyak Korban dengan Jalan

3. Hubungan antara Banyak Korban dengan Jenis Tabrakan

4. Hubungan antara Banyak Korban dengan Faktor Kelalaian Manusia 5. Hubungan antara Banyak Korban dengan Faktor kendaraan

6. Hubungan antara Banyak Korban dengan Faktor Lingkungan 7. Hubungan antara Banyak Korban dengan Jenis Kendaraan

(52)

52 Tahapan yang di lakukan dari awal pengambilan data hingga

menganalisis data tersebut dilakukan seperti di bawah ini : Pemilihan Lokasi Pengambilan data

Mendatangi kantor Polrestabes Kota Makassar untuk pengambilan data

Setelah memperoleh data dalam bentuk kertas, dilakukan penginputan data dari kertas ke komputer/laptop

Mensortir data tiap bulan, dan tiap tahun dari Januari 2011 - Agustus 2014 dengan menggunakan microsoft exel

Mensortir setiap karakteristik yang ada untuk proses pengolahan data seperti :

1. Karakteristik Sosiodemografi Individu Yang Terlibat Kecelakaan Lalu Lintas

a. Berdasarkan Usia Korban b.Berdasarkan Pendidikan Korban c. Berdasarkan Profesi Korban . d. Berdasarkan SIM

2. Karakteristik Jumlah Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas a. Berdasakan Kejadian Tiap Bulan

b. Berdasakan Banyak Korban

3. Karakteristik Tingkat Keparahan Korban Kecelakaan Lalu Lintas a. Berdasarkan Banyak Korban

b. Berdasarkan Keparahan Korban Tiap Tahun 4. Karakteristik Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas

a. Berdasarkan Waktu b. Berdasarkan Jalan

c. Berdasarkan Jenis Tabrakan

5. Karakteristik Kendaraan Pada Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas a. Berdasarkan Banyak Kendaraan

b. Berdasarkan Jenis Kendaraan Yang terlibat

Lanjutan

(53)

53 Gambar 3.3 Diagram Alir Pengambilan Data Kecelakaan Lalu Lintas

3.2.4. Penarikan Kesimpulan Dan Saran

Pada tahap ini, dilakukan penarikan kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya. Kesimpulan yang diambil berdasarkan tujuan dari penulisan ini. Selain itu, memberikan saran yang dianggap penting demi memberikan distribusi yang baik terhadap penulisan ini dan dapat menjadi usulan bagi penulis lain yang ingin membahas dan mengembangkan tulisan ini kearah yang lebih sempurna.

Lanjutan

6. Karakteristik Berdasarkan Lokasi Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas a. Berdasarkan Lokasi Kejadian

7. Karakteristik Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas a. Berdasarkan Faktor Kelalaian Manusia

c. Berdasarkan Faktor Kendaraan d. Berdasarkan Faktor Lingkungan 8. Karakteristik Biaya Kecelakaan Lalu Lintas

a. Berdasarkan Biaya

Setelah mensortir karakteristik dilakukan pengelohan data berupa tabel dan grafik untuk setiap karakteristik yang ada. Kemudian menganalisis hubungan antar karakteristik kecelakaan lalu lintas seperti berikut :

1. Hubungan antara Banyak Korban dengan Waktu Kejadian.

2. Hubungan antara Banyak Korban dengan Jalan

3. Hubungan antara Banyak Korban dengan Jenis Tabrakan

4. Hubungan antara Banyak Korban dengan Faktor Kelalaian Manusia 5. Hubungan antara Banyak Korban dengan Faktor kendaraan

6. Hubungan antara Banyak Korban dengan Faktor Lingkungan 7. Hubungan antara Banyak Korban dengan Jenis Kendaraan

(54)

54

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tinjaun Umum

4.1.1 Gambaran Umum Kota Makassar

Secara geografis, Kota Makassar terletak di Pesisir Pantai Barat bagian selatan Sulawesi Selatan,pada titil koordinat 119ᵒ18'27'99" Bujur Timur dan 5ᵒ8'6'19" Lintang Selatan dengan luas wilayah sebesar 175,77 km² yang meliputi 14 kecamatan dan 143 kelurahan. Kota ini berada pada ketinggian antara 0-25 m dari permukaan laut, dengan suhu udara antara 20° C sampai dengan 32° C. Kota Makssar diapit dua buah sungai yaitu: Sungai Tallo yang bermuara disebelah utara kota dan Sungai Jeneberang bermuara pada bagian selatan kota.

4.1.2 Gambaran Umum Kondisi Jalan Rawan Kecelakaan di Kota Makassar

Kerusakan jalan di Kota Makassar saat ini sudah sangat parah. Hampir semua ruas jalan mengalami kerusakan. Kondisi ini tidak saja menyebabkan arus lalu lintas menjadi lambat, tapi juga sangat rawan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Menurut politisi PDIP, Syaidah Sanusi. "Kondisi kerusakan jalan di Kota Makassar saat ini sudah sangat parah, baik jalan nasional maupun jalan provinsi dan kabupaten/kota,".(Tribun, 2013)

Kondisi jalan di perbatasan Kota Makassar dengan Kabupaten Gowa yang merupakan alternatif yang menghubungkan Jl. Tun Abdul Razak (eks Jl.

Hertasning Baru), Gowa dengan Jl. Tamangapa Raya, Antang, Makassar via

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data kecelakaan yang ada dari Direktorat Lalu Lintas POLDA Lampung pada tahun 2012, menunjukkan bahwa total kecelakaan di Kota Bandar Lampung adalah

Studi analisis kecelakaan lalu lintas ini akan sangat bermanfaat untuk mengetahui terutama karakteristik kecelakaan yang terjadi di ruas jalan tersebut, yang nantinya dapat

Melihat fenomena tersebut, studi analisis kecelakaan lalu lintas akan sangat bermanfaat untuk mengetahui terutama karakteristik kecelakaan yang terjadi di ruas jalan tersebut,

Dari data yang didapat karakteristik menurut waktu dan lokasi kecelakaan di ruas Jalan Dalu-Dalu sampai Pasir Pengaraian kecelakaan lalu lintas dari tahun 2010

Analisis tingkat kecelakaan dapat dicari berdasarkan data jumlah kecelakaan tiap segmen dan volume lalu lintas, analisis angka kecelakaan dan tingkat kecelakaan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara karakteristik tingkat pendidikan denga kejadian kecelakaan lalu lintas, karena remaja dengan tingkat

Berdasarkan analisis data dan uji validasi ketiga model prediksi fatalitas korban kecelakaan lalu lintas jalan diatas, masing-masing wilayah dengan kategori

1) Karakteristik kecelakaan lalu lintas yang paling sering terjadi di Kota Lubuklinggau pada tahun 2010,2011,2012,2013,dan 2014 yang meliputi korban jiwa ialah