• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KARAKTERISTIK LALU LINTAS LOKASI RAWAN KECELAKAAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KARAKTERISTIK LALU LINTAS LOKASI RAWAN KECELAKAAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ANALYSIS OF CHARACTERISTICS OF THE TRAFFIC ACCIDENT-PRONE LOCATIONS IN THE CITY OF BANDAR LAMPUNG

BY

RUDI YULIANTO

ABSTRACT

Based on the Publications Unit Traffic Accidents Polresta Bandar Lampung in 2012, the number of traffic accidents that occurred in the city of Bandar Lampung is still very high. one of the frequent accidents are Gatot Subroto Street (from Polsek TBS s/d simpang JL. Yos Sudarso). This thesis aims to know the existing condition, accident characteristics and traffic conditions and determine repair and handling the accident prone location.

Results of analysis showed that the largest type of traffic accidents based on the position of the front-collision escape is next with 23.4%, the percentage of which is dominated by riders who are not orderly traffic by percentage of 95.7%, absence of facilities such as road signs-completeness of the traffic signs and road markings add to the levels of the causes of the accident, calculation of geometric Gatot Subroto Street already meet the standards that specify the geometric by Directorate General of Bina Marga.

The recommendation is necessary repair the installation completeness of traffic signs and road markings, the necessary reduction in the trees around the shoulder of the road at Sta. 0+200 up to Sta. 0+300, the need for strict law enforcement and supervision of routine Police Traffic Unit of the city of Bandar Lampung to riders who are not disciplined.

(3)

ANALISIS KARAKTERISTIK LALU LINTAS LOKASI RAWAN KECELAKAAN

DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

RUDI YULIANTO

ABSTRAK

Berdasarkan publikasi Unit Kecelakaan Lalu Lintas Polresta Bandar Lampung tahun 2012, angka kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Kota Bandar Lampung masih sangat tinggi. salah satu lokasi yang sering terjadi kecelakaan adalah Jalan Gatot Subroto (Dari Polsek TBS s/d simpang Jl. Yos Sudarso). Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui kondisi eksisting, karakteristik kecelakaan dan kondisi lalu lintas dan menentukan perbaikan dan penanganan di lokasi rawan kecelakaan tersebut.

Hasil analisis menunjukkan bahwa jenis kecelakaan lalu lintas terbesar berdasarkan posisi kecelakaannya ialah tabrakan depan-samping dengan persentase sebesar 23,4%, yang didominasi oleh pengendara yang tidak tertib berlalu lintas dengan persentase sebesar 95,7 %, tidak adanya fasilitas kelengkapan jalan seperti rambu-rambu lalu lintas dan marka jalan menambah tingkat penyebab kecelakaan, perhitungan geometrik Jalan Gatot Subroto sudah memenuhi standar geometrik yang di tentukan oleh Direktorat Jendral Bina Marga.

Rekomendasi perbaikan adalah perlu pemasangan kelengkapan rambu lalu lintas dan marka jalan, perlu dilakukan pengurangan pepohonan di sekitar bahu jalan pada Sta. 0+200 sampai dengan Sta. 0+300, perlunya penegakan hukum yang tegas dan pengawasan rutin oleh Satuan Lalu Lintas Kepolisian Kota Bandar Lampung kepada pengendara yang tidak disiplin.

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

xii

D

DAAFFTTAARRIISSII

Halaman

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR ISTILAH ... xviii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 2

C. Batasan Penelitian ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Manfaat Penelitian ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Arus Lalu Lintas ... 4

B. Volume dan Arus Lalu Lintas ... 5

C. Jarak Antar Kendaraan ... 6

D. Peraturan Mengenai Lalu Lintas di Jalan ... 7

E. Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas ... 8

(9)

G. Definisi Kecelakaan Lalu Lintas ... 12

H. Faktor Penyebab Kecelakaan ... 14

I. Kerugian Kecelakaan Lalu Lintas ... 20

J. Sepeda Motor ... 22

K. Penelitian Terdahulu Tentang Kecelakaan ... 25

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Wilayah Studi ... 31

B. Metode Pendekatan ... 32

C. Metode Pengumpulan Data ... 34

D. Analisa Data ... 35

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Jumlah Kecelakaan Lalu Lintas ... 38

B. Karakteristik Kecelakaan Lalu Lintas ... 41

1. Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas... 41

2. Jenis Kendaraan Terlibat Kecelakaan Lalu Lintas ... 43

3. Jenis Kecelakaan Lalu Lintas ... 46

C. Jl Gatot Subroto (Dari Polsek TBS s/d simpang Jl. Yos Sudarso) ... 49

D. Wawancara Dengan Warga dan Pengendara... 51

E. Lalu Lintas Harian Rata-rata ... 55

F. Geometrik jalan Gatot Subroto ... 56

1. Alinyemen Horisontal ... 58

a. Menghitung Kecepatan Tikungan ... 59

(10)

xiv

c. Menghitung Superelevasi Tikungan ... 61

d. Menghitung Jarak Pandang Pada Tikungan ... 62

e. Menghitung Jarak Pandang Henti dan Menyiap ... 62

1. Jarak Pandang Henti ... 62

2. Jarak Pandang Menyiap ... 64

G. Fasilitas Kelengkapan Jalan Gatot Subroto ... 67

V. SIMPULAN DAN SARAN a. Simpulan ... 74

b. Saran ... 75

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Karakteristik Dasar Arus lalu Lintas ... 5

2. Kelasifikasi Kecelakaan Berdasarkan Posisi terjadinya ... 10

3. Faktor-faktor fisiologis dan psikologis yang mempengaruhi pengemudi .... 15

4. Kelompok Usia Pengemudi yang terlibat Kecelakaan ... 16

5. Faktor-faktor penyebab kecelakaan lalu lintas jalan... 20

6. Penelitian Terdahulu tentang Kecelakaan ... 28

7. Lembar Kuisoner Warga ... 32

8. Lembar Kuisoner Pengemudi ... 33

9. Jumlah Laka Lantas dan Tingkat Fatalitas Kecelakaan di Bandar Lampung... 40

10. Faktor Penyebab kecelakaan lalu lintas tahun 2012 Jenis Kecelakaan Lalu Lintas ... 42

11.Jenis Kendaraan yang Terlibat Kecelakaan Lalu Lintas Tahun 2012 ... 44

12.Jenis Kecelakaan Lalu Lintas ... 47

13.Jumlah Kecelakaan di Jalan Gatot Subroto ... 51

14.Hasil kuisioner dengan warga di jalan Gatot Subroto ... 53

15.Hasil kuisioner dengan pengemudi di jalan Gatot Subroto ... 54

16.Jumlah kendaraan yang melintasi Jl. Gatot Subroto... 57

17.Klasifikasi Kemiringan Medan Jl. Gatot Subroto ... 58

(12)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Rambu-rambu Lalu Lintas ... 18

2. Diagram Alir Penelitian ... 38

3. Jumlah Kecelakaan Lalu Lintas Kota Bandar Lampung ... 40

4 . Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas Tahun 2012 ... 42

5. Penyebab Laka Lantas Oleh Pengemudi Tahun 2012 ... 43

6. Jenis Kendaraan Yang Terlibat Kecelakaan Lalu Lintas ... 45

7. Jenis Kecelakaan Lalu Lintas ... 49

8. Foto Jalan Gatot Subroto ... 52

9. Foto Marka Jalan Gatot Subroto ... 69

10. Standar Marka Jalan ... 70

11. Penempatan Rambu Arah T. Karang – Panjang ... 71

12. Penempatan Rambu Arah Panjang - T. Karang ... 72

13. Kondisi Pada Malam Hari Sta. 0+150 ... 73

(13)

DAFTAR ISTILAH

Layout : Penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungankedalamsebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Hal ini bisa juga disebut manajemen bentuk dan bidang.

LHR : Volume lalu lintas rata-rata dalam satu hari.

Angel : Tabrakan antara kendaraan yang bergerak pada arah yang berbeda, namun bukan dari arah yang berlawanan.

Rear-End : Kendaraan menabrak dari belakang kendaraanlain yang bergerak searah.

Head-On : Tabrakan antara kendaraan yang berjalan padaarah yang berlawanan.

Backing : Tabrakan secara mundur.

Blackspot : Lokasi rawan kecelakaan panjang pada jalan yang pendek, biasanya tidak lebih dari 0,3 km.

(14)

xviii

Blackarea : Lokasi rawan kecelakaan panjang pada jalan yang pendek, biasanya tidak lebih dari 0,3 km.

Mass Treatment : adalah bentuk individual jalan atau tepi jalan, yang terdapat dalam jumlah signifikan pada jumlah total jaringan jalan dan yang secara kumulatif terlibat dalam banyak kecelakaan, per tahun daripada jumlah minimal yangditentukan.

Revealed Preference : suatu bentuk survei yang didasarkan pada kenyataan atau kondisi yang ada di lapangan.

Geometrik Jalan : adalah routedari suatu ruas jalan secara lengkap meliputi beberapa elemenyang disesuaikan dengan kelengkapan dan data dasar yang ada atau tersedia. Alinyemen Horizontal : adalah bagian Jalan yang biasanya terdiri dari dua

jenis bagian jalan, yaitu bagian lurus dan bagian lengkung.

Kecepatan : adalah besaran yang menunjukkan jarak yang di tempuh kendaraan di bagi waktu tempuh, biasanya dinyatakan dalam km/jam.

Jarak Pandang Henti : adalah jarak yang di tempuh pengemudi untuk dapat menghentikan kendaraannya.

(15)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kecelakaan lalu lintas merupakan salah penyebab kematian terbesar di Indonesia. Jumlah korban yang cukup besar akan memberikan dampak ekonomi (kerugian material) dan sosial yang tidak sedikit, berbagai usaha prefentif hingga perbaikan lalu lintas dengan melibatkan berbagai pihak yang terkait hasilnya belum sesuai yang diharapkan. Dalam meningkatkan keamanan lalu lintas di jalan terdapat 3 (tiga) bagian yang saling berhubungan dengan operasi lalu lintas, yakni: pengemudi, kendaraan, dan jalan raya.

(16)

2

rawan kecelakaan (Blackspot) di Kota Bandar Lampung, akan berakibat membahayakan keselamatan pengguna jalan. Dibawah ini terdapat lokasi yang dinyatakan rawan kecelakaan oleh Direktorat Lalu Lintas POLDA Lampung, diantaranya adalah :

1. Jl. Soekarno-Hatta 2. Jl. Ir.Sutami

3. Jl. Yos Sudarso (Dari simpang Jl. Teluk Ambon s/d Simpang Jl. Gatot Subroto)

4. Jl. Gatot Subroto (Dari Polsek TBS s/d simpang Jl. Yos Sudarso) 5. Jl. Yos Sudarso (Depan Bumi waras Bandar Lampung)

6. Jl. Soekarno-Hatta Batu Serampok Panjang 7. Jl. Soekarno-Hatta (depan Polda Tribrata)

Untuk mengatasi hal tersebut, maka studi daerah rawan kecelakaan diruas jalan tersebut perlu dilakukan, kemudian dicari pemecahannya untuk mengurangi jumlah dan tingkat kecelakaan yang ada.

B. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Jumlah kecelakaan lalu lintas di Kota Bandar Lampung cukup tinggi. 2. Inventarisasi kelengkapan kondisi dan geomerik jalan, prasarana, kondisi

tata guna lahan di lokasi rawan kecelakaan dilakukan.

(17)

C. Batasan Penelitian

Penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut:

1. Obyek penelitian ini di batasi hanya pada beberapa lokasi rawan kecelakaan di Kota Bandar Lampung.

2. Karakteristik lalu lintas yang ditinjau hanya geometrik jalan, kondisi jalan, lingkungan jalan, sistem pengaturan lalu lintas. Dengan menggunakan pedoman “Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota” Direktorat Jenderal Bina Marga.

3. Pembuatan layout lokasi menggunakan program AutoCad 2008. 4. Metode analisis dengan menggunakan program Microsoft Excel.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Inventarisasi kondisi eksisting lokasi rawan kecelakaan.

2. Mengetahui karakteristik kecelakaan dan kondisi lalu lintas di lokasi rawan kecelakaan.

3. Menentukan perbaikan dan penanganan di lokasi rawan kecelakaan.

E. Manfaat Penelitian

(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Arus Lalu Lintas

Arus lalu lintas terbentuk dari pergerakan individu pengendara dan pengendara yang melakukan interaksi antara yang satu dengan yang lainnya pada satu ruas jalan dan lingkungannya. Arus lalu lintas pada suatu ruas jalan karakteristiknya akan bervariasi baik berdasarkan lokasi maupun waktunya. selain itu perilaku pengemudi ikut mempengaruhi terhadap perilaku arus lalu lintas. Pengemudi pada suatu ruas jalan yang dirancang dengan kecepatan tertentu misalkan 80 km/jam dimungkinkan bahwa pengemudi akan mempunyai kecepatan yang bervariasi dari 30 km/jam sampai 120 km/jam.

(19)

dengan yang lainnya. Suatu arus lalu lintas secara makroskopik dapat digambarkan tiga parameter utama, yaitu : volume dan arus, kecepatan dan kepadatan. Kedua parameter tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1. Karakteristik Dasar Arus lalu Lintas Karakteristik

Arus Lalu Lintas

Mikroskopik

(Individu)

Mikroskopik

(Kelompok)

Arus Waktu tempuh Tingkat arus

Kecepatan Kecepatan Individual Kecepatan rata-rata

Kepadatan Jarak tempuh Tingkat kepadatan

Sumber : Wahyuni.R (2008)

B. Volume dan Arus Lalu Lintas

Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang lewat pada suatu titik ruas jalan atau pada suatu lajur selama interval waktu tertentu. Satuan dari volume secara sederhana adalah kendaraan. Walaupun dapat dinyatakan dengan cara lain yaitu satuan mobil penumpang (smp) tiap satu satuan waktu.

1. Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR)

(20)

6

beberapa hari kemudian hasilnya dirata-ratakan sehingga menjadi lalu lintas harian rata-rata. Apabila pengamatan tersebut dilakukan selama satu tahun penuh (365 hari) maka dapat di peroleh lalu lintas harian rata-rata (LHRT) dengan menjumlahkan seluruh hasil pengamatan dalam satu tahun dibagi 365 hari.

2. Volume

Volume adalah banyaknya kendaraan yang lewat pada suatu arus jalan selama satu satuan waktu jam. Namun demikian pengamatan lalu lintas yang biasanya untuk mengetahui terjadinya volume jam puncak (VJP) sepanjang jam kerja baik itu pagi, siang maupun sore. Biasanya volume jam puncak diukur untuk masing-masing arah secara terpisah.

VJR = LHR x

VJR = Volume rancangan berdasarkan arah (smp/hari) LHR = Lalu lintas Harian Rata-rata (smp/hari)

K = Proporsi lalu lintas harian yang terjadi selama jam puncak F = Variasi tingkat lalu lintas per 15 menit dalam satu jam (Hendarsin Shirley L, 2000)

C. Jarak Antar Kendaraan

(21)

sebab hal itu menggambarkan tentang pasangan individual kendaraan dalam aliran lalu lintas.

Ruang adalah didefinisikan sebagai jarak antara kendaraan yang lewat dalam suatu lajur lalu lintas, diukur dari beberapa titik rujukan pada kendaraan. Seperti bemper atau roda bagian depan. Jarak kendaraan adalah waktu antar kendaraan yang lewat pada suatu titik sepanjang lajur yang diatur pada suatu titik rujukan pada suatu kendaraan.

Ukuran makroskopik berguna untuk beberapa analisis lalu lintas. Hal ini karna ruang dan jarak antara kendaraan diperoleh dari pasangan setiap kendaraan. Sejumlah data dapat dikumpulkan dalam waktu yang singkat. Penggunaan makroskopik juga memberikan informasi tentang berbagi jenis kendaraan untuk dipilah-pilah untuk dibandingkan tentang karakteristiknya dengan menggunakan pengukuran ruang dan jarak antar kendaraan.

D. Peraturan Mengenai Lalu Lintas di Jalan

(22)

8

Undang-undang ini disiapkan untuk berbagai perkembangan baru, terutama konsep-konsep dan teknologi baru dalam manajemen dan rekayasa lalu lintas. Undang- undang ini kemudian dimanifestasikan kedalam empat Peraturan Pemerintah (PP), yaitu : PP No. 22 Tahun 2009 tentang Transportasi Jalan Raya, tentang Pemeriksaan Kendaraan Bermotor, tentang Prasarana Jalan Raya dan Lalu Lintas, serta tentang Kendaraan dan Pengemudi.

Sejalan dengan peraturan-peraturan pemerintah tersebut, diterbitkan pula beberapa keputusan Menteri yang menjadi pedoman teknis bagi penerapan berbagi peraturan diatas. Contohnya adalah : Kepmen No. 60/1993 tentang Marka Jalan, Kepmen No. 61/1993 tentang Rambu-rambu jalan, dan Kepmen No. 62/1993 tentang lampu Lalu Lintas (Hubdat,2006).

E. Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas

Menurut Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2009 tentang Prasarana dan Lalu Lintas jalan menyebutkan bahwa Kecelakaan Lalu Lintas adalah suatu peristiwa dijalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda. karakteristik kecelakaan menurut jumlah kendaraan yang terlibat digolongkan menjadi, (Hubdat,2006) :

(23)

2. Kecelakaan Ganda, yaitu kecelakaan yang melibatkan lebih dari satu kendaraan atau kendaraan dengan pejalan kaki yang mengalami kecelakaan diwaktu dan tempat yang bersamaan.

Karakteristik kecelakaan menurut jenis tabrakan dapat di klasifikasikan menjadi, (Hubdat,2006):

1. Angle (Ra), yaitu tabrakan antara kendaraan yang bergerak pada arah yang berbeda, namun bukan dari arah yang berlawanan.

2. Rear-End (Re), yaitu kendaraan menabrak dari belakang kendaraan lain yang bergerak searah.

3. Sideswipe (Ss), yaitu kendaraan bergerak menabrak dari samping

kendaraan lain ketika berjalan pada arah yang sama, atau pada arah yang berlawanan.

4. Head-On (Ho), yaitu tabrakan antara kendaraan yang berjalan pada arah yang berlawanan (tidak sideswipe).

5. Backing, yaitu tabrakan secara mundur.

(24)

10

Tabel 2. Kelasifikasi Kecelakaan Berdasarkan Posisi terjadinya Gambar/Lambang Klasifikasi Keterangan

Tabrak Depan

- Terjadi pada jalanan yang lurus yang berlawanan arah

Tabrak Belakang

- Terjadi pada satu ruas jalan searah

- Pengereman mendadak

- Jarak kendaraan yang tidak terkontrol

Tabrak samping

- Terjadi pada jalan lurus dan searah

- Pelaku menyalip

kendaraan

Tabrak Sudut

- Terjadi pada jalan lurus lebih pada 1 lajur dan pada persimpangan jalan - Tidak tersedianya pengatur

lalu lintas atau rambu-rambu pada persimpangan pada saat hujan sehingga kemudi tidak dapat dikendalikan - Terjadi pada saat

pengemudi kehilangan kosentrasi

- Kendaraan mengalami

kehilangan kendali

Sumber: Djoko Setijawarno, 2003, Pengantar Rekayasa Dasar Transportasi

Berdasarkan PP RI No.22 tahun 2009 Tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan, Korban kecelakaan dapat di bagi menjadi tiga golongan yaitu :

1. Korban Meninggal

(25)

2. Korban Luka Berat

Ialah korban yang karna luka-lukanya menderita cacat tetap atau harus di rawat dalam jangka waktu lebih dari 30 hari sejak terjadi kecelakaan. 3. Korban Luka Ringan

Ialah korban yang tidak termasuk dalam pengertian korban meninggal dan korban luka berat.

F. Identifikasi Lokasi Daerah Rawan Kecelakaan

Tidak semua lokasi yang mengalami banyak kecelakaan lalu lintas dipastikan akan diperbaiki dan disertakan ke dalam program penanganan daerah rawan kecelakaan. Dalam hal ini tergantung pada jumlah keuangan dan sumber daya lain yang tersedia serta kriteria yang digunakan untuk menentukan suatu daerah rawan kecelakaan.untuk mengidentifikasi lokasi daerah rawan kecelakaan, terlebih dahulu memerlukan definisi ukuran lokasi tersebut dan keriteria untuk memperbaiki persoalan tersebut. Dalam hal ini, beberapa definisi berikut yang digunakan:

1. Blackspot

(26)

12

2. Blacklink

adalah panjang jalan yang mengalami tingkat kecelakaan, atau kematian, atau kecelakaan dengan kriteria lain perkilometer pertahun, atau perkilometer kendaraan yang lebih besar dari pada jumlah minimal yang telah ditentukan. Seperti panjang jalan lebih dari 0,3 km, tapi biasanya terbatas dalam satu bagian rute dengan karakteristik serupa yang panjangnya tidak lebih dari 20 km.

3. Blackarea

adalah wilayah dimana jaringan jalan mengalami frekuensi kecelakaan, atau kematian, atau kriteria kecelakaan lain, pertahun yang lebih besar dari jumlah minimal yang ditentukan. Seperti wilayah yang meliputi beberapa jalan raya atau jalan biasa, dengan penggunaan tanah yang seragam dan yang digunakan untuk strategi manajemen lalulintas berjangkauan luas. Didaerah perkotaan wilayah seluas 5 kilometer per segi sampai 10 kilometer persegi.

4. Mass Treatment (black Item)

adalah bentuk individual jalan atau tepi jalan, yang terdapat dalam jumlah signifikan pada jumlah total jaringan jalan dan yang secara kumulatif terlibat dalam banyak kecelakaan, atau kematian, atau kriteria kecelakaan lain, per tahun daripada jumlah minimal yang ditentukan.

G. Definisi Kecelakaan Lalu Lintas

(27)

meningkat bersamaan dengan meningkatnya angka kematian dijalan. Menurut WHO dari jumlah kematian akibat kecelakaaan lalu lintas di dunia hampir dua pertiga nya terjadi di negara berkembang.

Kecelakaan lalu lintas adalah kejadian pada lalu lintas jalan yang sedikitnya melibatkan satu kendaraan yang menyebabkan kerugian atau kerusakan pada pemiliknya atau korban (WHO,1984). Kecelakaan lalu lintas dapat diartikan sebagai suatu peristiwa dijalan raya yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja, melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, melibatkan korban manusia atau kerugian harta benda. Korban kecelakaan lalu lintas dapat berupa korban mati, luka berat, dan luka ringan dan diperhitungkan paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah kecelakaan terjadi (PP No. 22 Tahun 2009).

Dalam melakukan suatu analisa kecelakaan lalu lintas diperlukan pengetahuan mengenai definisi kecelakaan. Karna kecelakaan merupakan kejadian tidak direncanakan dan tidak terkendali, ketika reaksi suatu obyek, bahan atau radiasi menyebabkan cidera atau kemungkinan cidera (Heinrich 1980). Menurut Frank Bird kecelakaan merupakan suatu kejadian yang tidak diinginkan yang menyebabkan kerugian pada manusia, kerusakan pada properti, dan hilang atau terganggunya proses (Heinrich,1996).

(28)

14

serta menyebabkan kerusakan, luka-luka, kematian manusia dan kerugian harta benda.

H. Faktor Penyebab Kecelakaan

Menurut Oder dan Spicer, (1976) dan Fachrurrozy, (2001) menyatakan bahwa kecelakaan lalu lintas dapat diakibatkan dari situasi-situasi konflik dengan melibatkan pengemudi dengan lingkungan (kendaraan) dengan peran penting pengemudi untuk melakukan tindakan menghindar/mengelak sesuatu.

Jadi melaksanakan tindakan menghindar dari rintangan, mungkin atau tidak mungkin mennyebabkan apa yang disebut dengan tabrakan (kecelakaan). Dari faktor-faktor diatas, dapat dikelompokkan menjadi :

1. Faktor manusia (Human Faktor)

Faktor manusia merupakan faktor yang dominan yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas, karena cukup banyak faktor yang mempengaruhi perilakunya.

a. Pengemudi (Driver)

(29)

Tabel 3. Faktor-faktor fisiologis dan psikologis yang mempengaruhi pengemudi

Faktor Fisiologis Faktor Psikologis

Sistem Syaraf Motivasi

Penglihatan Intelegensia

Pendengaran Pelajaran/pengalaman

Stabilitas perasaan Emosi

Indera lain (sentuh,bau) Kedewasaan

Modifikasi (obat,lelah) Kebiasaan

Dari kombinasi dari faktor fisiologis dan psikologis diatas menghasilkan waktu reaksi. Waktu reaksi merupakan rangkaian kejadian yang dialami oleh pengemudi dalam melakukan bentuk tindakan akhir sebagai reaksi dari adanya gangguan dalam masa mengemudi yang diukur dalam satuan waktu (detik). Faktor lain yang mempengaruhi terhadap besarnya waktu reaksi antara lain :

1. Kelelahan yang disebabkan karena kurang tidur 2. Kondisi jalan yang lurus dan rata

3. Kebocoran gas CO dari knalpot 4. Penerangan kendaraan

5. Menurunnya kondisi kesehatan/mental 6. Obat-obatan,minuman keras, dll

(30)

16

Hal ini berhubungan dengan dengan pengujian pengemudi yang biasanya selama ini hanya didasarkan pada pandangan statis pengemudi (static visual acuity test) yaitu kemampuan untuk mengukur benda-benda diam dan simbol-simbol petunjuk.

Analisis data yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat menunjukkan bahwa kelompok usia 21-25 tahun adalah kelompok terbesar penyebab kecelakaan dibandingkan kelompok usia lainnya.

Tabel 4. Kelompok Usia Pengemudi yang terlibat Kecelakaan Kelompok Usia Persen (%)

16-20 19.41

21-25 21.98

26-30 14.60

31-35 9.25

36-40 7.65

41-75 18.91

Sumber : Direktorat Jendral Perhubungan Darat

Menurut analisa data statistik baik di Indonesia maupun diluar negeri, penyebab kecelakaan lalu lintas yang terbesar adalah faktor manusia itu sendiri.

b. Pejalan kaki

(31)

jalur kendaraan (karena lalai atau terpaksa), atau kesalahan lain yang meyebabkan kecelakaan. Hal ini sering terjadi di daerah perkotaan dimana trotoar yang di khususkan untuk pejalan kaki di salah gunakan, seperti digunakan oleh para pedagang kaki lima.

2. Kendaraan

Kendaraan adalah salah satu penyebab utama kecelakaan kendaraan yang berakibat fatal. Salah satu faktor penyebabnya adalah kerusakan pada rem kendaraan tersebut. Namun bila kita teliti lagi bukan hanya itu saja faktor penyebab kecelakaan yang terjadi pada kendaraan. Seperti kendaraan yang seharusnya tidak layak beroperasi lagi, muatan yang berlebihan (over load), dan penambahan aksesoris atau rancangan kendaraan yang

berlebihan juga dapat menyebabkan tingkat keparahan sebuah kecelakaan karena dapat menyebabkan penumpang terlontar saat kecelakaan dan benturan terjadi.

3. Kondisi Jalan

(32)

18

Selain itu jalan juga perlu dilengkapi dengan berbagai kelengkapan jalan guna membantu mengatur arus lalu lintas yakni : marka jalan, jalur pemisah, lampu lalu lintas, dan lain-lain (Warpani, 2001). Contoh papan rambu-rambu lalu lintas sebagai kelengkapan jalan diantaranya dapat kita lihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1. Rambu-rambu Lalu Lintas

(33)

4. Lingkungan

Faktor lingkungan baik itu yang bersifat alam maupun buatan manusia sangat berpengaruh bagi keselamatan lalu lintas. Pohon atau bukit yang menghalangi pandangan, tikungan tajam maupun tanjakan atau turunan terjal merupakan faktor alam yang patut mendapat perhatian dalam pengelolaan lalu lintas.

Lingkungan alam ada yang dapat diubah sesuai dengan keselamatan dan keamanan lalu lintas, namun ada pula yang tidak dapat diubah karena pertimbangan kelestarian lingkungan atau biaya yang terlalu mahal. Faktor lingkungan lain yang tidak dapat diubah yakni posisi matahari yang terkadang mengganggu pandangan pengemudi.

Selain itu faktor cuaca seperti hujan pun dapat mempengaruhi kinerja kendaraan, misalkan jarak pengereman pun menjadi lebih jauh, jalan menjadi lebih licin dan jarak pandang berkurang itu juga merupakan faktor penyebab kecelakaan. Faktor kecelakaan lain dapat terjadi pada keadaan jalan yang berkabut khususnya di daerah pegunungan.

Jika sudah demikian tidak ada yang bisa dilakukan kecuali meningkatkan kewaspadaan, nyalakan lampu dan perlahan laju kendaraan adalah dua hal yang bisa diandalkan.

(34)

20

lalu lintas dan lain-lain juga merupakan faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan.

Tabel 5. Faktor-faktor penyebab kecelakaan lalu lintas jalan

Faktor Penyebab Uraian Persentase

(%) Pengguna Jalan

Lengah, mengantuk, tidak terampil, lelah, mabuk, kecepatan tinggi, tidak menjaga jarak, kesalahan pejalan, gangguan binatang.

93.52

Kendaraan

Ban pecah, kerusakan sistem rem, kerusakan sistem pengemudi, as/kopel lepas, sistem lampu tidak berfungsi.

2.76

Jalan

Persimpangan, jalan sempit, akses yang tidak dikontrol/dikendalikan, marka jalan kurang/tidak jelas, tidak ada rambu batas kecepatan, permukaan jalan licin

3.23

Lingkungan

Lalu lintas campuran antara kendaraan cepat dan lambat, interaksi/campuran kendaraan dengan pejalan, pengawasan dan penegakan hukum belum efektif, pelayanan gangguan yang kurang cepat.

Cuaca ; gelap,hujan,kabut,asap

0.49

Sumber : Ditjen Perhubungan Darat – Dept Perhubungan

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa selain faktor pengguna jalan, kendaraan dan jalan ternyata faktor lingkungan masuk dalam kategori faktor penyebab kecelakaan.

I. Kerugian Kecelakaan Lalu Lintas

Kerugian yang ditimbulkan akibat terjadinya kecelakaan lalu lintas meliputi diantaranya :

(35)

b. Biaya kerugian harta benda

c. Biaya penanganan kecelakaan lalu lintas d. Biaya kerugian produktivitas korban

Dalam perhitungan biaya kecelakaan lalu lintas, umumnya didasarkan kepada suatu tingkat kerugian yang di alami korban, yaitu biaya-biaya atas hilangnya sumber daya pada saat terjadi kecelakaan, dan juga biaya-biaya atas hilangnya pendapatan pada masa yang akan datang. Dalam analisi kecelakaan, komponen biaya kecelakaan yang dapat diperhitungkan diantaranya :

a. Biaya kerugian korban  Biaya ambulan

 Biaya perawatan rumah sakit  Biaya rehabilitasi

 Biaya asuransi

 Biaya kerugian akibabt hilangnya pekerjaan/penghasilan  Biaya kerugian akibat kematian

 Kerugian akibat rasa sakit  Kerugian keluarga dan kerabat b. Biaya kerugian material

 Biaya akibat rusaknya kendaraan  Biaya rusak/hilangnya barang pribadi  Biaya akibat rusaknya barang yang diangkut  Biaya mobil derek

(36)

22

 Biaya akibat kemacetan lalu lintas c. Biaya penanganan

 Biaya administrasi

 Biaya penanganan dan penyelidikan lapangan  Biaya persidangan pengadilan

J. Sepeda Motor

Sepeda motor adalah kendaraan roda dua atau tiga, tanpa rumah-rumah, baik dengan atau kereta samping (PP No. 44 tahun 1993). Sepeda motor merupakan komponen terbesar dalam pergerakan perjalanan dan lalu lintas di jalan umum. Hal ini disebabkan sepeda motor merupakan jenis kendaraan biaya murah yang dapat dimiliki oleh kalangan ekonomi lemah, serta memiliki aksebilitas tinggi.

Selain kelebihan diatas, ternyata sepeda motor mempunyai kelemahan yaitu desainnya yang kurang stabil dan rentang terhadap resiko kecelakaan. Dengan bentuk yang relatif kecil, sepeda motor mempunyai kemampuan melaju dan manuver yang lincah sehingga bisa bergerak di antara mobil dan kendaraan yang lain. Sepeda motor juga di desain terbuka tanpa ada perlindungan fisik sehingga sepeda motor mempunyai fatality yang lebih tinggi dari pada mobil.

(37)

percepatan ke arah motorlisasi dan penyebab naiknya tingkat kematian (death rates) didaerah Asian Pasifik (ADB,1998). Beberapa kelemahan sepeda motor meliputi :

1. Kesetabilan gerakan, sepeda motor hanya ditopang oleh dua roda sehingga keseimbangan gerakan tergantung pada kemampuan pengemudi dalam mengendalikan kendaraan. Kalau dalam mengemudi kurang hati-hati maka sangat mudah tergelincir ataupun menabrak.

2. Kemampuan sepeda motor untuk bergerak dengan kecepatan tinggi dapat menyebabkan dampak yang besar jika sepeda motor mengalami benturan. 3. Sepeda motor tidak dirancang untuk melindungi penggunanya

(unprotected rider), sehingga pengemudi sepeda motor harus melengkapi dirinya dengan pengaman yang lengkap seperti helm, jaket pelindung, sepatu yang kuat dan sebagainya. (Hubdat, 2006)

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kecelakaan yang melibatkan sepeda motor mempunyai angka yang cukup tinggi. Hal ini berkaitan dengan jumlah kendaraan sepeda motor yang begitu pesat karna relatif terjangkau oleh sebagian masyarakat di indonesia. Selain itu perilaku pengendara sepeda motor dijalan raya juga menjadi faktor penentu terjadinya kecelakaan (Lullie,2005). Dalam mengendarai sepeda motor diperlukan alat pelindung diri sepeda motor, yaitu terdiri dari :

a. Helm

(38)

24

pengendara sepeda motor dan penumpangnya wajib menggunakan helm. Penggunaan helm secara signifikan mengurangi angka kecelakaan kematian sekitar 40% pada pengguna sepeda motor ketika mengalami kecelakaan (Moesbar,2007). Jenis helm yang dapat melindungi kepala pengendara sepeda motor dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu : 1. Helm yang menutup keseluruhan wajah (full face), helm ini

merupakan helm yang memenuhi standar keselamatan bagi pengendara sepeda motor karna memberikan keselamatan tertinggi. 2. Helm ⁄ (three-quarteropen face), bentuk helm jenis ini hampir sama

dengan jenis helm full face, namun perlindungan yang diberikan oleh helm jenis ini lebih kecil untuk pengendara sepeda motor karna dagu pengendara tidak terlindungi atau masih agak terbuka.

3. Helm jenis topi (half face), merupakan helm setengah terbuka atau biasa disebut dengan istilah helm batok, karna hanya menutupi sebagian kepala sehingga perlindungan yang diberikan tidak maksimum jika terjadi kecelakaan. Kemungkinan terjadi retak pada kepala sangat besar.

b. Pakaian Pelindung

(39)

guna mengurangi resiko akibat kecelakaan. Pakaian pelindung ini meliputi jaket, celana panjang, sepatu, dan sarung tangan.

K. Penelitian Terdahulu Tentang Kecelakaan

Metta kartika (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Faktor Penyebab Lalu Lintas Pada Pengendara Sepeda Motor di Wilayah Depok, Mahasiswa Universitas Indonesia. menganalisa kecelakaan lalu lintas, faktor penyebab kecelakaan, serta faktor penyebab yang berhubungan dengan kejadian meninggal akibat kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor di Depok. Dengan menggunakan data laporan kecelakaan dan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang dicatat dan dilaporkan oleh Laka Lantas Polres Metro Depok selama tahun 2008. Dan hasil dari Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor manusia merupakan faktor yang paling dominan menyebabkan kecelakaan.

(40)

26

Serta Turun Vertikal (m/km) untuk jalan 2 (dua) lajur satu arah dan jalan 4 (empat) lajur satu arah.

Noni Paisah (2006) dalam penelitiannya yang berjudul Kajian Daerah Rawan Kecelakaan Lalu Lintas dan Upaya Penanggulangannya di Kota Bandar Lampung, Mahasiswi Universitas Lampung. menganalisa daerah rawan kecelakaan di Kota Bandar Lampung. Adapun analisa yang dilakukan meliputi analisa terhadap faktor-faktor penyebab kecelakaan seperti lingkungan, kendaraan, jenis konflik, hari, waktu, cuaca dan penyebab kecelakaan.

Nadia (2007) dalam penelitiannya Tinjuan Daerah Rawan Kecelakaan (Blackspot Area) Pada Ruas Jalan Tol Jakarta – Cikampek, Mahasiswi Universitas Lampung. Adapun tujuan dari penelitiannya adalah untuk mengidentifikasi daerah rawan kecelakaan (Blackspot Area) pada ruas jalan Tol Jakarta – Cikampek.

Wiwit Tri Rahayu (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Karakteristik Pengguna Kendaraan Bermotor Roda Dua Pribadi di Kota Bandar Lampung, Mahasiswi Universitas Lampung. Tujuan dari penelitiannya adalah untuk mengetahui karakteristik pengguna sepeda motor serta biaya untuk operasional kendaraan tersebut.

(41)
(42)

28

Tabel 6. Penelitian Terdahulu tentang Kecelakaan

No Nama Peneliti Judul Tujuan penelitian Data Analisa Hasil

1 Metta kartika kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor

- Gambaran wilayah penelitian - Gambaran karakteristik

pengendara

- Gambaran kecelakaan lalu lintas - Gambaran faktor penyebab

kecelakaan

2 Elly Tri Pujiastutie

Pengaruh Geometrik Jalan Terhadap Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Tol (Studi Kasus Tol Semarang Dan Tol Cikampek)

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk

mengetahui lebih jauh hubungan geometri jalan dan kecelakaan beserta karakteristiknya yang terjadi di Indonesia khususnya jalan Tol Semarang dan Tol Cikampek, dengan tujuan mengetahui hubungan antara Angka Kecelakaan dengan Lengkung Horisontal antara 0.000 rad/km sampai 0.004 rad/km terjadi penurunan Angka Kecelakaan pada batas tertentu terjadi titik balik setelah nilai Lengkung Horisontal diatas 0.004 rad/km ada peningkatan Angka

Kecelakaan, pada jalan Tol 2 lajur satu arah menunjukkan nilai Lengkung Horisontal antara 0.000 rad/km dan 0.006 rad/km terjadi penurunan Angka

(43)

3 Noni Paisah rawan kecelakaan di Kota Bandar Lampung konflik, hari, waktu, cuaca dan penyebab kecelakaan

4 Nadia

Tinjuan Daerah Rawan Kecelakaan (Blackspot Area) Pada Ruas Jalan Tol Jakarta –

(Blackspot Area) pada ruas jalan Tol Jakarta –

Cikampek.

Hasil penelitian di perlihatkan terdapat 3 Blackspot area pada jalan tol arah Cikampek dan 4

Blackspot area pada jalan tol arah Cikampek – Jakarta

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pengguna sepeda motor serta biaya untuk operasional

(44)

30

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dilakukan dengan survey wawancara dengan bentuk pertanyaan menggunakan metode revealed preference kemudian data yang terkumpul pada penelitian ini diolah dalam bentuk tabel dan grafik

Pengumpulan data dilakukan dengan survey wawancara dengan bentuk

(45)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Wilayah Studi

Daerah rawan kecelakaan adalah daerah yang mempunyai angka kecelakaan tinggi, resiko kecelakaan tinggi dan potensi kecelakaan tinggi pada suatu ruas jalan. Daerah rawan kecelakaan (Blackspot) dapat diidentifikasi pada lokasi jalan tertentu.

Dalam penelitian ini berkaitan dengan karakteristik lalu lintas, jalan dan sistem transportasi berpengaruh terhadap banyaknya jumlah kecelakaan yang ada di Kota Bandar Lampung.

Berdasarkan 7 (Tujuh) sumber lokasi kecelakaan yang ada, serta keterbatasan waktu dan biaya maka wilayah pada penelitian ini hanya mengambil Jl. Gatot Subroto (Dari Polsek TBS s/d simpang Jl. Yos Sudarso). lokasi ini dipilih karena mempunyai tikungan yang tajam.

(46)

32

B. Metode Pendekatan

Dalam analisis ini akan menggunakan metode Revealed Preference, yaitu suatu bentuk survei yang didasarkan pada kenyataan atau kondisi yang ada di lapangan. Contoh lembar kuisoner dapat dilihat di bawah ini :

Tabel 7. Lembar Kuisoner Warga

Penelitian Skripsi LEMBAR KUISIONER WARGA

Fakultas Teknik

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah di lokasi ini anda pernah mengetahui terjadinya kecelakaan

a. Ya

b. Tidak

2 Seberapa sering kecelakaan yang anda ketahui di lokasi ini

3 Waktu biasanya terjadi kecelakaan a. Pagi

b. Siang

c. Malam

4 Cuaca saat terjadi kecelakaan a. Cerah

b. Hujan

5 Jenis Kendaraan yang sering terlibat kecelakaan

a. Sepeda motor

b. Mobil 6 Apakah ada faktor lain yang menjadi penyebab

kecelakaan selain faktor pengemudi dan kendaraan tersebut

a. Ada

b. Tidak

7 Jika ada faktor lain, faktor apa saja penyebabnya

a. Pejalan kaki b. Kondisi jalan

c. Lingkungan

8 Bagaimana karakteristik pengemudi dalam memacu kecepatan kendaraannya di jalan ini

a. Kecepatan Tinggi b. Kecepatan

Normal

9 Fatalitas Korban Kecelakaan di jalan ini a. Luka Ringan

b. Luka Berat c. Meninggal Dunia 10 Menurut Anda, apakah kondisi dan prasarana

jalan disini sudah layak

a. Belum

(47)

Tabel 8. Lembar Kuisoner Pengemudi

Penelitian Skripsi LEMBAR KUISIONER PENGEMUDI

No

Pertanyaan Jawaban

1 Apakah setiap harinya anda selalu berkendara melewati jalan ini

a. Ya

b. Tidak

2 Berapa kecepatan rata-rata anda dalam memacu kendaraan anda, terutama pada saat melewati jalan ini

a. 40 – 50 km/jam b. 60 – 80 km/jam c. 80 – 100 km/jam

3 Sebelum melakukan perjalanan, apakah anda selalu memeriksa kendaraan anda terlebih dahulu

a. Ya

b. Jarang Sekali

c. Tidak Sama

Sekali

4 Apakah anda merasa aman dan nyaman saat berkendara melewati jalan ini tanpa adanya rambu-rambu jalan

a. Ya

b. Tidak

5 Pada malam hari, apakah anda merasa nyaman mengendara melewati jalan ini

a. Ya

b. Tidak

6 Apakah Anda selalu menggunakan helm pada

saat mengendarai sepeda motor anda melewati jalan ini

a. Ya

b. Tidak Selalu c. Tidak sama sekali

7 Bagaimana menurut anda tikungan yang ada di jalan ini pada saat melewatinya

a. Tajam dan membahayakan b. Masih aman saat

melewatinya

8 Bagaimana karakteristik pengemudi lain dalam memacu kecepatan kendaraannya di jalan ini

a. Kecepatan Tinggi b. Kecepatan

Normal

9 Menurut Anda, apakah kondisi dan prasarana jalan disini sudah layak

a. Belum

b. Sudah

(48)

34

Wawancara dengan warga sangat membantu dalam proses penelitian ini. Dengan adanya data hasil wawancara tersebut akan membantu peneliti untuk mendapatkan wacana dan gambaran lebih signifikan untuk mengetahui faktor penyebab kecelakaan dilokasi tersebut.

C. Metode Pengumpulan Data

Untuk data primer, dapat dilakukan melalui survei pengamatan. Survei pengamatan harus sesuai dengan tujuan survei. Adapun tujuan survei pengamatan ini untuk mendapatkan :

a. Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) b. Kecepatan kendaraan

c. Karakteristik lalu lintas d. Karakteristik pengemudi e. Geometrik jalan

Data yang dikumpulkan berupa data sekunder yang didapatkan dari instansi terkait, yaitu :

1. Direktorat Lalu lintas Polda Lampung dan Polresta Kota Bandar Lampung. Data tersebut merupakan data yang berhubungan dengan kecelakaan lalu lintas, diantaranya :

a. Jumlah kecelakaan lalu lintas

b. Kendaraan bermotor yang terlibat kecelakaan lalu lintas c. Faktor penyebab kecelakaan lalu lintas

(49)

2. Dinas Bina Marga Provinsi Lampung

untuk mendapatkan data Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR) di lokasi rawan kecelakaan di Bandar Lampung.

adapun alat yang digunakan selama pelaksanaan survei ialah : a. Alat tulis

b. Stopwatch

c. Alat ukur panjang seperti meteran d. Kamera video

e. Theodolite f. GPS

D. Analisis Data

1. Merekap data kecelakaan lalu lintas di Kota Bandar Lampung berdasarkan jumlah kejadian kecelakaan, tingkat keparahan korban, kendaraan yang terlibat kecelakaan, faktor penyebab kecelakaan, posisi kecelakaan.

2. Data yang terkumpul pada penelitian ini dikompilasi dalam bentuk tabel dan grafik untuk menampilkan persentase kecelakaan menurut jumlah jumlah kejadian kecelakaan, tingkat keparahan korban, kendaraan yang terlibat kecelakaan, faktor penyebab kecelakaan, posisi kecelakaan di Kota Bandar Lampung.

(50)

36

a. Geometrik jalan.

 Pengukuran dimensi lebar perkerasan jalan, lebar bahu, drainase dsb.

 Pengambilan track panjang jalan tersebut dengan menggunakan alat GPS.

 Menggambar layout dengan menggunakan program AutoCad dengan menginput data dari hasil track GPS dan pengukuran lebar dimensi eksisting jalan.

b. Meninjau dan mencatat inventarisasi kelengkapan kondisi jalan, prasarana, kondisi tata guna lahan di lokasi rawan kecelakaan tersebut.

c. Survei Lalu Lintas Harian Rata-rata. Dengan menggunakan kamera video, peneliti merekam keadaan lalu lintas di lokasi tersebut per 15 menit. Adapun waktu yang di pilih :

 Pukul 07.30 – 07.45  Pukul 12.00 – 12.15  Pukul 16.00 – 16.15

Setelah data LHR didapatkan, dapat dilakukan pencacahan jenis kendaraan dan dihitung volume kendaraan di lokasi jalan yang di tinjau.

d. Survei kecepatan, metode pelaksanaannya sebagai berikut :

(51)

Peneliti mencari kecepatan maksimum di lokasi tersebut dengan cara mengikuti beberapa jenis kendaraan yang lewat di lokasi tersebut.

e. Wawancara dengan warga disekitar lokasi Black Spot

4. Data yang di dapatkan dari hasil survei di lapangan kemudian di analisa sehingga menghasilkan informasi :

 Inventarisasi kondisi eksisting lokasi rawan kecelakaan.

 Mengetahui karakteristik kecelakaan dan kondisi lalu lintas di lokasi rawan kecelakaan.

 Menentukan perbaikan dan penanganan di lokasi rawan kecelakaan.

Selanjutnya akan menghasilkan simpulan dan saran serta memberi gambaran di keadaan dan situasi di lokasi rawan kecelakaan di Bandar Lampung.

(52)

38

Gambar 2. Diagram Alir Penelitian

Identifikasi masalah

Masalah kecelakaan dilokasi Kota Bandar Lampung

Studi Pustaka

Pengumpulan Data Mulai

Kesimpulan dan saran Analisis Data

- Inventarisasi kondisi eksisting lokasi rawan kecelakaan - karakteristik kecelakaan dan kondisi lalu lintas di lokasi rawan

kecelakaan.

Data Primer

- Survei LHR - Survei fisik jalan - wawancara - Investigasi

kelengkapan jalan

Data Sekunder

- Data laporan kecelakaan Kepolisian Kota Bandar Lampung

(53)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang di dapat maka mendapatkan kesimpulan dari penelitian ini, diantaranya :

1. Jumlah kecelakaan lalu lintas di kota Bandar Lampung mengalami penurunan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012. pada tahun 2007 jumlah kecelakaan mencapai angka 855 kejadian kecelakaan, sedangkan pada tahun 2012 mengalami angka mencapai 302 kejadian kecelakaan. 2. Faktor utama penyebab kecelakaan lalu lintas pada tahun 2012 ialah

kesalahan pada manusia baik pengendara maupun pejalan kaki, yang didominasi oleh pengendara yang tidak tertib berlalu lintas dengan persentase sebesar 95,7 %.

(54)

76

4. Jenis kecelakaan lalu lintas terbesar berdasarkan posisi kecelakaan ialah tabrakan depan-samping dengan persentase sebesar 23,4%. Tabrak samping-samping dapat terjadi saat pengemudi memaksakan untuk menyiap kendaraan di depannya dengan ruang yang sempit dan tanpa memperhitungkan badan kendaraan yang menyerempet kendaraan disebelahnya.

5. Pada Jalan Gatot Subroto tidak ada fasilitas kelengkapan jalan seperti rambu-rambu lalu lintas, sehingga menambah tingkat penyebab kecelakaan.

6. Berdasarkan hasil yang didapatkan pada perhitungan geometrik Jalan Gatot Subroto, sudah memenuhi standar geometrik yang di tentukan oleh Direktorat Jendral Bina Marga.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, diberikan rekomendasi sebagai berikut :

1. Tidak ada rambu sehingga perlu memasang rambu baru, seperti :

- Rambu batasan kecepatan maksimum 40 km/jam dipasang pada Sta. 0+000 dan Sta. 0+300.

- Rambu peringatan tikungan ke kanan pada Sta. 0+050. - Rambu peringatan tikungan ke kiri pada Sta. 0+250.

(55)

bahu jalan tersebut. Hal ini bertujuan agar kinerja jalan beserta kelengkapan jalan tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga tercipta keamanan dan kenyamanan bagi pengendara yang melintasi Jalan Gatot Subroto.

3. Marka jalan perlu diperjelas, terutama pada tikungan perlu di buat marka garis utuh. marka garis utuh ini berfungsi untuk melarang kendaraan yang akan melewati kendaraan lain pada lokasi tersebut.

4. Perlunya penegakan hukum oleh pihak terkait kepada pengendara yang tidak memakai helm.

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 2007. Pedoman Operasi Unit Penelitian Kecelakaan Lalu Lintas. Jakarta

Direktorat Jendral Perhubungan Darat , 2006. Panduan Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan. Jakarta.

Hendarsin, Shirley L. 2000. Perencanaan Teknik Jalan Raya. Politeknik Negeri Bandung, Bandung.

Kartika, Metta. 2009. Analisis Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas Pada pengendara Sepeda Motor di Wilayah Depok. FKM Universitas Indonesia, Jakarta.

M A Elliott, C J Baughan, J Broughton, B Chinn, G B Grayson, J Knowles, L R Smith and H Simpson, 2003. Motorcycle Safety : a scoping study. TRL Limited, 2003.

(57)

Diponogoro, Semarang.

Paisah, Noni. 2006. Kajian Daerah Rawan Kecelakaan Lalu Lintas dan Upaya

Penanggulangannya di Kota Bandar Lampung. Universitas Lampung. Bandar

lampung.

Polresta Kota Bandar Lampung. 2012. Anatomi Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Bandar Lampung. Bandar Lampung.

Pedoman Konstruksi dan Bangunan, 2004. Penanganan Lokasi Rawan Kecelakaan Lalu Lintas. Departemen Permukiman Dan Prasarana Wilayah, Jakarta.

Pedoman Jalan, 1997. Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga. Jakarta.

Gambar

Tabel 1. Karakteristik Dasar Arus lalu Lintas
Gambar/Lambang
Tabel 3. Faktor-faktor fisiologis dan psikologis yang mempengaruhi
Tabel 4. Kelompok Usia Pengemudi yang terlibat Kecelakaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi dengan berjudul “ Analisis Pengaruh Aktivitas di Pasar Tugu Bandar Lampung Terhadap Kinerja Lalu Lintas di Jalan Hayam Wuruk Bandar Lampung ” adalah

Tata cara penyelesaian kecelakaan lalu lintas melalui bentuk pendekatan keadilan restoratif adalah berupa mediasi berdasarkan Surat Kapolri No Pol: B/3022/XII/2009/SDEOPS

Dengan adanya analisa mengenai faktor-faktor penyebab kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan Kota Pematang Siantar diharapkan dapat mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas

Bahwa kebijakan Kepolisian Republik Indonesia Bidang Pelayanan Publik Lalu Lintas kota Bandar Lampung telah memberikan beberapa kebijakan antara lain dalam bidang angkutan

Proporsi jumlah korban kecelakaan lalu lintas sepeda motor merupakan yang terbesar dibandingkan dengan proporsi korban kecelakaan lalu lintas yang lain yang terjadi di Kota

Dalam karakteristik dan analisis hubungan antar karakteristik kecelakaan lalu lintas berdasarkan data yang diperoleh bahwa waktu kejadian kecelakaan lalu lintas terbesar pada

paling sedikit terjadi kecelakaan adalah di lokasi Perimpangan Jl. P Tirtayasa dengan jumlah masing-masing jenis kendaraan yang mengalami kecelakaan yakni bus dengan

Maka dilakukan penelitian terhadap daerah rawan kecelakaan lalu lintas untuk menghasilkan status daerah rawan kecelakaan yang berasal dari rekaman data kecelakaan lalu