• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN APLIKASI ICANDO BAGI GURU-GURU PAUD DI KECAMATAN SERIRIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PELATIHAN APLIKASI ICANDO BAGI GURU-GURU PAUD DI KECAMATAN SERIRIT"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Proceeding Senadimas Undiksha 2021 | 1913

PELATIHAN APLIKASI ICANDO BAGI GURU-GURU PAUD DI KECAMATAN SERIRIT

I Gede Arya Wiradnyana1, Komang Agus Budhi Arya Pramana2, I Putu Yoga Purandina3

1,2,3 Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Dharma Acarya STAHN Mpu Kuturan Singaraja

Email: arya.wiradnyana92@gmail.com

ABSTRACT

The lack of readiness of Early Childhood Education educators in using interesting and fun learning applications for children in online learning still has its own obstacles. Then the unification of the application with the PAUD curriculum standard is an inconvenience experienced by Early Childhood Education educators. The training conducted for PAUD teachers in Seririt District is an effort to bridge and provide an attractive application offer in the form of an ICANDO application that is in accordance with the current Early Childhood Education curriculum.

The training was given to 2 Owners, 14 Teachers, and 6 Kindergarten Principals. This community service activity was carried out in two stages, namely the presentation of materials and the trial practice of using the ICANDO application. The results of this study as a whole showed positive results. The teachers showed an attendance rate of 100%, the activity/response of the participants reached 100%, and the skills of the participants reached 100%. The impression of the teachers is also very positive and enthusiastic because they can recognize and use applications that are fun and in accordance with the latest Early Childhood Education curriculum.

Keywords: training, Early Childhood Education teachers, ICANDO application

ABSTRAK

Kurang siapnya pendidik PAUD dalam menggunakan aplikasi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi anak dalam pembelajaran daring masih terjadi kendala tersendiri. Kemudian tidak meyatunya aplikasi dengan standar kurikulum PAUD menjadi senbuah ketidaknyamanan yang dialami oleh pendidik PAUD.

Pelatihan yang dilakukan terhadap guru-guru PAUD di Kecamatan seririt menjadi sebuah upaya untuk menjembati dan memberikan sebuah tawaran aplikasi menarik berupa aplikasi ICANDO yang sesuai dengan kurikulum PAUD saat ini. Pelatihan diberikan kepada Pemilik PAUD sebayak 2 orang, Guru PAUD 14 orang, dan Kepala TK 6 orang.

Kegiatan pengabdian kepada Masyarakat ini dilakukan dalam dua tahap yaitu pemaparan materi dan praktik uji coba penggunaan aplikasi ICANDO. Adapun hasil penelitian ini secara keseluruhan menunjukkan hasil yang positif. Para guru menunjukkan tingkat kehadiran 100%, aktivitas/respon peserta mencapai 100%, dan keterampilan peserta mencapai 100%. Kesan para guru juga sangat positif dan antusias karena dapat mengenal dan menggunakan aplikasi yang menyenangkan dan sesuai dengan kurikulum PAUD terkini.

Kata kunci: pelatihan, guru-guru PAUD, aplikasi ICANDO

PENDAHULUAN

Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan bangsa Indonesia yang tercantum dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia khususnya pada alenia ke-IV. Menciptakan bangsa Indonesia yang cerdas tentunya tidaklah mudah. Diperlukan upaya yang terstruktur, sistematis, dan masif serta komitmen yang kuat untuk mencapai tujuan nasional tersebut (Fadillah Ulva, 2021).

Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah reformasi pendidikan nasional. Reformasi pendidikan sejatinya dapat dimaknai sebagai upaya perbaikan terhadap bidang pendidikan secara terprogram dan sistematis. Reformasi pendidikan perlu dilakukan karena pendidikan memiliki peranan yang sentral dalam menentukan sifat, nasib, bentuk manusia maupun masyarakat (Selasih, 2019). Disamping itu, pendidikan juga

(2)

Proceeding Senadimas Undiksha 2021 | 1914 dapat menjadi penentu nilai dan kualitas hidup

individu.

Peran sentral pendidikan sebagai upaya mencapai tujuan pendidikan nasional telah dipertegas kembali dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam UU Sisdiknas tersebut khususnya pada pasal 3 dijelaskan bahwa tujuan akhir penyelenggaraan pendidikan (nasional) adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia (Habibi et al., 2021). Peningkatan kualitas SDM dalam UU Sisdiknas juga dirancang secara terstruktur dan berjenjang mulai dari jenjang pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi (Muttaqin, 2019).

Secara lebih khusus, pendidikan anak usia dini merupakan jalur pendidikan yang diselenggarakan sebelum pendidikan dasar (Sugiarto, 2021).

Pendidikan anak usia dini merupakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal (Sugiarto, 2021). Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.

Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. Sedangkan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.

Pendidikan anak usia dini sebagai jenjang pendidikan pertama memiliki peran yang sangat strategis untuk mempersiapkan peserta didik pada jenjang pendidikan dasar. Selain itu, pendidikan

usia dini yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun memiliki peran vital karena pada masa ini anak mulai peka atau sensitif untuk menerima berbagai macam rangsangan dari luar dirinya (Hapsari, 2016). Oleh karena itu, pemberian rangsangan maupun stimulasi yang tepat pada masa ini akan dapat mengoptimalkan aspek perkembangan anak.

Dalam rangka mengoptimalkan perkembangan anak pada masa usia dini tentunya diperlukan kualitas pembelajaran yang baik pada jenjang pendidikan anak usia dini salah satunya di Taman Kanak-kanak (TK). Pembelajaran di TK pada umumnya dilaksanakan melalui tatap muka secara langsung di dalam kelas. Proses pembelajaran semacam ini dilangsungkan mengingat anak di TK masih membutuhkan bimbingan dari guru secara langsung. Guru di TK memiliki andil sebagai pelaksana sekaligus pemandu pembelajaran di kelas (Larimore, 2020). Selain itu, pembelajaran melalui tatap muka secara langsung memudahkan guru dalam memberikan instruksi kepada anak terkait pembelajaran yang sedang dilaksanakan.

Tidak hanya bagi guru, pembelajaran dengan pola tersebut juga memudahkan anak dalam memahami instruksi yang diberikan oleh guru.

Dengan demikian, tujuan pembelajaran maupun perkembangan anak dapat berkembang lebih optimal.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dipahami bahwa pola pembelajaran tatap muka secara langsung sangat tepat diterapkan di TK.

Namun, pola pembelajaran demikian tidak dapat dilakukan pada saat pandemi covid-19 yang terjadi di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia. Adanya pandemi Covid-19 mengakibatkan proses pembelajaran di TK tidak lagi dilakukan secara langsung, melainkan secara daring. Hal ini sesuai dengan Surat Edaran No. 4 tahun 2020 yang dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI yang

memuat kebijakan pembelajaran melalui sistem daring pada semua jenjang pendidikan, termasuk

di TK akibat penyebaran Covid-19. Surat edaran tersebut, kembali dipertegas dengan keputusan

(3)

Proceeding Senadimas Undiksha 2021 | 1915 bersama Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia pada tanggal 15 Juni 2020 tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran pada tahun ajaran baru di masa pandemi Covid-19 yang menetapkan bahwa sistem pembelajaran daring pada di TK akan terus diberlakukan.

Pemberlakuan pembelajaran secara daring khususnya di TK, tentunya menimbulkan berbagai respon positif maupun negatif dari berbagai kalangan. Mereka yang merespon positif terhadap kebijakan pembelajaran daring berasumsi bahwa pembelajaran dengan pola ini merupakan pola pembelajaran yang paling mungkin dilaksanakan selama terjadi bencana alam maupun social distancing (Syarifudin, 2020). Disamping itu, kebijakan ini dipandang sebagai momentum awal untuk melakukan transformasi pembelajaran dari pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran digital. Pembelajaran dengan sistem daring juga dipandang dapat menjadikan peserta didik sebagai pembelajar mandiri yang tidak bergantung pada orang lain (Syarifudin, 2020).

Sebaliknya, mereka yang merespon negatif memandang bahwa pembelajaran semacam ini belum siap dan terkesan dipaksakan untuk diterapkan di jenjang TK. Selain itu terdapat juga kendala lain dalam pembelajaran daring seperti:

infrastruktur jaringan internet, kepemilikan gadget, pengetahuan terhap aplikasi pembelajaran daring yang masih minim, kesiapan guru maupun kesiapan anak itu sendiri dalam mengikuti pembelajaran daring (Putra, 2020). Pendapat lain juga senada dengan hal tersebut, bahwa pembelajaran daring memiliki beberapa kelemahan, diantaranya: pengajar perlu waktu lebih lama untuk mempersiapkan diri dan terkadang membuat beberapa peserta didik merasa tidak nyaman (Andrianto Pangondian et al., 2019).

Senada dengan kedua pandangan tersebut, Suyasa, dkk tahun 2020 juga menjelaskan bahwa proses pembelajaran daring, membuat para guru di sekolah cukup dipusingkan karena pemilihan tools

atau aplikasi apa yang relevan untuk membelajarkan siswanya masih minim (Suyasa et al., 2020).

Terlepas dari berbagai respon terhadap pembelajaran daring tersebut, pembelajaran dengan pola ini harus tetap dijalankan oleh pihak TK sesuai kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Pelaksanaan pembelajaran secara daring juga berlangsung di TK Kecamatan Seririt.

Berdasarkan hasil observasi awal maupun wawancara dengan Ni Luh Putu Pancawati selaku guru di TK Dama Kumara dan Kadek Dwijayanti selaku guru TK Kusuma Putra di Kecamatan Seririt ditemukan fakta bahwa kedua TK tersebut telah memberlakukan kegiatan Belajar dari Rumah (BDR) sesuai surat edaran yang dikeluarkan oleh Bupati Buleleng Nomor 420/990/PEM/III/2020. Surat edaran tersebut secara eksplisit menjelaskan bahwa seluruh kepala sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) agar melaksanakan Belajar dari Rumah (BDR) sebagai upaya mempersempit potensi penyebaran virus Corona.

Lebih lanjut narasumber menjelaskan bahwa selama pemberlakuan BDR, pihak TK melaksanakan pembelajaran secara daring menggunakan aplikasi WhatsApp. Penggunaan aplikasi ini didasarkan pada sejumlah pertimbangan: (1) aplikasi ini dikenal oleh sebagian besar guru dan orang tua maupun anak, (2) mudah digunakan, dan (3) belum mengenal/menemukan aplikasi sejenis yang dapat dimanfaatkan dan sesuai dengan pembelajaran di TK.

Selain itu, berdasarkan hasil wawancara juga ditemukan permasalahan terkait pelaksanaan pembelajaran secara daring. Narasumber menjelaskan bahwa pada awal penerapannya, pembelajaran daring dengan aplikasi WhatsApp masih diterima dengan baik dan anak antusias melaksanakan pembelajaran di rumah. Namun seiring berjalannya waktu muncul kejenuhan

(4)

Proceeding Senadimas Undiksha 2021 | 1916 dalam diri anak karena melakukan rutinas yang

sama setiap hari.

Terhadap permasalahan tersebut, maka diperlukan alternatif aplikasi pembelajaran lain yang dapat membuat anak merasa tidak jenuh ketika melaksanakan BDR. Untuk itu, diperlukan pelatihan aplikasi ICANDO bagi guru-guru di TK Kecamatan Seririt. Pelatihan aplikasi ini dinilai relevan diberikan karena sesuai dengan tujuan pembelajaran anak usia dini termasuk di TK.

Selain itu, aplikasi ini dirancang dengan mengacu pada kurikulum 2013 yang mencangkup aspek perkembangan anak usia dini secara menyeluruh serta mampu mengembangkan kompetensi abad 21.

METODE

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diselenggarakan pada hari Kamis, 27 s/d 28 Mei 2021 bertempat di TK Kusuma Putra Ringdikit, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng. Peserta kegiatan ini sebanyak 22 orang yang terdiri dari unsur: (a) penilik, (b) guru TK, dan (c) kepala TK di Kecamatan Seririt.

Tabel1. Data Peserta Pengabdian Kepada Masyarakat

Jabatan Jumlah

Pemilik 2 orang

Guru TK 14 Orang

Kepala TK 6 Orang

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan melalui dua tahapan. Pada tahap pertama, peserta menyimak materi yang disampaikan oleh narasumber seputar konsep aplikasi ICANDO, seperti: (1) pengenalan aplikasi pembelajaran ICANDO, dan (2) pengenalan fitur- fitur dan keunggulan dari aplikasi ICANDO.

Selanjutnya pada tahap kedua, peserta dilatih secara langsung tentang cara menggunakan aplikasi ICANDO sebagai media pembelajaran di TK. Pada masing-masing tahap, peserta diberikan kesempatan untuk bertanya langsung kepada narasumber.

Evaluasi terhadap kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan terhadap kehadiran, aktivitas/respon, dan keterampilan peserta. Secara lebih rinci terkait aspek yang dievaluasi, waktu/metode pelaksanaan dan kriteria keberhasilan kegiatan ini dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel2. Kriteria Keberhasilan Pengabdian Kepada Masyarakat

Aspek yang Dievaluasi Waktu Pelaksanaan/Metode Kriteria Keberhasilan

Kehadiran Sebelum proses pelatihan

dimulai, dengan cara mengisi presensi/daftar hadir.

>80% peserta hadir saat pelaksanaan kegiatan pelatihan

Aktivitas/Respon Peserta Selama proses pelatihan berlangsung, dengan cara observasi/pengamatan secara langsung.

Aktivitas berkategori baik, jika

>80% peserta menunjukkan sikap antusias, tekun dan tertib saat mengikuti pelatihan.

Keterampilan Peserta Tahap akhir kegiatan pelatihan

menggunakan metode

observasi/pengamatan secara langsung.

Tingkat keterampilan peserta berkategori baik, jika >80% peserta mampu menggunakan aplikasi ICANDO

(5)

Proceeding Senadimas Undiksha 2021 | 1917 HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan di TK Kusuma Putra Ringdikit, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng pada tanggal 27 Mei 2021 secara umum telah berjalan sesuai perencanaan yang dibuat oleh panitia.

Sebelum kegiatan dilaksanakan, panitia telah terlebih dahulu berkordinasi dengan kepala TK di Kecamatan Seririt. Koordinasi ini dilakukan agar pelaksanaan kegiatan yang direncakan dapat berjalan dengan baik, sekaligus untuk mempersiapkan tempat kegiatan, peserta yang dilibatkan, teknis kegiatan maupun luaran yang diharapkan dari kegiatan tersebut.

Setelah melakukan koordinasi dengan pihak terkait, panitia menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan melalui dua tahapan. Pada tahap pertama, peserta menyimak materi yang disampaikan oleh narasumber seputar konsep aplikasi ICANDO, seperti: (1) pengenalan aplikasi pembelajaran ICANDO, dan (2) pengenalan fitur- fitur dan keunggulan dari aplikasi ICANDO.

Gambar 1. Pemaparan Materi oleh Narasumber

Setelah penyampaian materi oleh narasumber, peserta diberikan kesempatan untuk bertanya seputar materi yang telah disampaikan.

Kesempatan ini tampak sangat dimanfaatkan oleh mayoritas peserta yang untuk bertanya berbagai hal tentang aplikasi ICANDO.

Gambar 2. Aktivitas Peserta selama Kegiatan

Pada tahap kedua, peserta dilatih secara langsung tentang cara mengunduh hingga menggunakan aplikasi ICANDO sebagai media pembelajaran di TK (Arizona et al., 2020). Pihak panitia bahkan menyediakan 1 orang pendamping di masing- masing kelompok guru untuk memberikan penjelasan lebih lanjut sekaligus membantu guru menggunakan aplikasi ICANDO.

Berdasarkan dua tahap kegiatan di atas, diperoleh hasil capaian pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat yang secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

(6)

Proceeding Senadimas Undiksha 2021 | 1918 Tabel 3. Ringkasan Capaian Pelaksanaan Program Pengabdian Kepada Masyarakat

Aspek yang Dievaluasi Kriteria Keberhasilan Tingkat Capaian Kehadiran >80% peserta hadir saat

pelaksanaan kegiatan pelatihan

100% peserta hadir saat pelaksanaan kegiatan pelatihan Aktivitas/Respon Peserta Aktivitas berkategori baik, jika

>80% peserta menunjukkan sikap antusias, tekun dan tertib saat mengikuti pelatihan.

100% peserta terlihat tekun dan antusias mengikuti pelatihan dari awal hingga akhir kegiatan.

Keterampilan Peserta Tingkat keterampilan peserta berkategori baik, jika >80%

peserta mampu menggunakan aplikasi ICANDO

100% peserta mampu menggunakan aplikasi ICANDO

Berdasarkan tabel 3 di atas, dapat diketahui bahwa seluruh kriteria keberhasilan yang ditetapkan oleh panitia telah tercapai. Pada aspek kehadiran, dari target 80% ternyata peserta yang hadir mencapai 100% atau seluruh peserta yang terdaftar hadir saat kegiatan. Begitu pula pada aspek aktivitas/respon peserta yang menunjukkan 100%

peserta atau seluruh peserta aktif dan tertib dalam mengikuti kegiatan pelatihan dari awal hingga akhir kegiatan. Peserta juga tidak ragu bertanya kepada narasumber terkait hal-hal yang belum mereka pahami berkenaan dengan materi yang telah disampaikan. Hasil serupa juga tampak pada aspek keterampilan yang menunjukkan 100%

atau seluruh peserta mampu menggunakan aplikasi ICANDO dengan baik dan lancar.

Hasil pada tabel 3 juga menujukkan bahwa secara umum kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang diikuti oleh 22 orang peserta ini telah berjalan dengan baik dan lancar. Tidak terdapat kendala berarti yang dihadapi oleh panitia maupun peserta selama kegiatan berlangsung. Bahkan pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk pelatihan aplikasi ICANDO dinilai sangat positif oleh peserta yang mayoritas berprofesi sebagai guru TK, terlebih kegiatan ini dilaksanakan saat pemberlakuan Belajar dari Rumah (BDR). Selain itu, pelatihan aplikasi ICANDO dirasa sejalan dengan

kurikulum yang digunakan di TK mereka (Chairani & Wahidy, 2021).

Pemberlakuan BDR yang dilaksanakan di TK merupakan tindak lanjut dari surat edaran yang dikeluarkan oleh Bupati Buleleng Nomor 420/990/PEM/III/2020. Surat edaran tersebut secara eksplisit menjelaskan bahwa seluruh kepala sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) agar melaksanakan Belajar dari Rumah (BDR) sebagai upaya mempersempit potensi penyebaran virus Corona (Purandina, 2020b). Surat Edaran tersebut dikeluarkan sebagai tindak lanjut atas dikeluarkannya Surat Edaran Gubernur Bali Nomor : 09/Satgas Covid19/III/2020 tentang Pelaksanaan Pembelajaran di Rumah pada Satuan Pendidikan.

Disamping itu, peserta juga merasa bahwa pelaksanaan kegiatan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan secara luring yang dilaksanakan oleh panitia efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dibandingkan pelaksanaan kegiatan secara daring.

Sebab pelatihan yang dilaksanakan secara daring selama ini diakui banyak memiliki kelemahan khususnya berkenaan dengan sinyal maupun kuota internet (Purandina, 2020a).

(7)

Proceeding Senadimas Undiksha 2021 | 1919 SIMPULAN

Pelatihan aplikasi ICANDO ini telah memberi manfaat bagi guru-guru PAUD di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng dalam melaksanakan pembelajaran daring selama pemberlakuan BDR.

Selain itu, melalui kegiatan pelatihan diperoleh hasil: (1) tingkat kehadiran peserta selama kegiatan pelatihan sebesar 100%, (2) tingkat aktivitas/respon peserta selama kegiatan pelatihan sebesar 100%, (3) keterampilan peserta dalam menggunakan aplikasi ICANDO sebesar 100%.

Dengan demikian, pelatihan aplikasi ICANDO ini telah mampu memberikan alternatif aplikasi pembelajaran yang tidak hanya inovatif namun mudah digunakan (user friendly) guna menunjang tugas guru PAUD.

DAFTAR RUJUKAN

Andrianto Pangondian, R., Insap Santosa, P., &

Nugroho, E. (2019). Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kesuksesan Pembelajaran Daring Dalam Revolusi Industri 4.0.

Sainteks 2019, 56–60. https://seminar- id.com/semnas-sainteks2019.html

Arizona, K., Abidin, Z., & Rumansyah, R. (2020).

Pembelajaran Online Berbasis Proyek Salah Satu Solusi Kegiatan Belajar Mengajar Di Tengah Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5(1), 64–70.

https://doi.org/10.29303/jipp.v5i1.111 Chairani, R. R., & Wahidy, A. (2021).

PEMANFAATAN TEKNOLOGI DIGITAL.

149–155.

Fadillah Ulva, M. Y. (2021). Penyuluhan Makna Nilai-Nilai Pancasila sebagai Perwujudan Integrasi Bangsa. Jurnal Abdidas, 1(3), 149–

156.

Habibi, W. B., Mansur, R., & Sulfiyana, A. Z.

(2021). KEPEMIMPINAN KEPALA

MADRASAH DALAM

PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA

MANUSIA DI MA AL-MA’ARIF SINGOSARI PADA MASA PANDEMI COVID-19. Vicratina: Jurnal Pendidikan

Islam, 6(4), 24–33.

Hapsari, I. I. (2016). Psikologi Perkembangan Anak. PT. Indeks.

Larimore, R. A. (2020). Preschool Science Education: A Vision for the Future. Early Childhood Education Journal, 48(6), 703–

714. https://doi.org/10.1007/s10643-020- 01033-9

Muttaqin, Z. (2019). ANALISIS PENERAPAN

KEBIJAKAN PESANTREN

MU’ADALAH DAN

IMPLEMENTASINYA DI MADRASAH AL-HIKAMUS SALAFIYAH BABAKAN CIWARINGIN KABUPATEN CIREBON.

MADANIA: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(November), 16–26.

Purandina, I. P. Y. (2020a). “New Normal”: It’s Time to Become More Independent in Developing Soft Skills and Character Education in Higher Education Level (Indonesian Context). In NEW NORMAL:

IDEALISM AND IMPLEMENTATION IN INDONESIA AND THE PHILIPPINES (pp.

103–113). Jayapangus Press.

http://jayapanguspress.penerbit.org/index.p hp/JPB/article/view/468/463

Purandina, I. P. Y. (2020b). THE USE OF ENGLISH CLASSROOM GREETING AND CHARACTER BUILDING IN TK PELITA SARI DESA MAMBANG TABANAN. Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris Indonesia, 8(2), 12–19.

https://doi.org/10.23887/jpbi.v8i2.3495 Putra, M. (2020). Kurang Efisiennya

PembelajaranDaring/E-Learning. Prenada Media.

Selasih, N. W. (2019). UPAYA GURU DALAM

MENINGKATKAN KREATIVITAS

PESERTA DIDIK DI ERA GLOBALISASI.

Guna Widya: Jurnal Pendidikan Hindu, 4(2), 13–22.

Sugiarto, S. (2021). MEMBENTUK

KARAKTER ANAK

SEBAGAIGENERASI PENERUS

(8)

Proceeding Senadimas Undiksha 2021 | 1920

BANGSAMELALUI PENDIDIKAN

ANAK USIA DINI. Jurnal Mubtadi’in, 7(1), 185–201.

Suyasa, P. W. A., Gede, D., Divayana, H., Bagus, I., & Pascima, N. (2020). Pelatihan E- Learning Berbasis Schoology Bagi Guru Sekolah Dasar Negeri 1 Panji. 176–181.

Syarifudin, A. S. (2020). Impelementasi Pembelajaran Daring Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan Sebagai Dampak Diterapkannya Social Distancing. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Metalingua, 5(1), 31–34.

https://doi.org/10.21107/metalingua.v5i1.70 72

Gambar

Gambar 1. Pemaparan Materi oleh Narasumber

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil evaluasi serta temuan-temuan yang kami peroleh selama pelaksanaan kegiatan P2M ini, dapat kami simpulkan bahwa program P2M ini telah mampu memberikan manfaat

Manfaat yang dirasakan oleh peserta pada kegiatan masyarakat dengan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk pelatihan pembuatan animasi menggunakan Aplikasi Animaker

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat berupa pelatihan pengembangan perangkat pembelajaran bagi guru-guru IPA SD Bangkinang kota kabupaten kampar

Heterogenitas bahwa orang yang memiliki pengetahuan berbeda memungkinkan mereka untuk menggabungkan dan sebagai sumber daya tukar, meningkatkan probabilitas perusahaan dari

Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemanfaatan Radio sebagai media dakwah NU cabang Bangil ini di pandu orang-orang LDNU dengan model dakwah interaktif melalui SMS

Nilai Produksi, Nilai Bahan Baku, dan Nilai Tambah Bidang Usaha Berbahan Baku Pertanian Dalam Subsektor Industri Makanan di Kabupaten Limapuluh Kota Tahun 2010 Atas

Batuan beku / sedimen / metamorf yang paling banyak disusun oleh mineral yang terbentuk sebelum kuarsa dalam reaksi Bowen adalah

Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukanya itu untuk memberikan pengetahuan bagi pada guru dalam menerapkan aplikasi google classroom melalui pelatihan