18 II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan proses kenaikan ouput perkapita suatu negara dalam jangja panjang dengan tiga aspek penting yaitu proses, output perkapita, dan jangka panjang. Proses yang dimaksud adalah bagaimana perekonomian suatu negara bertumbuh dari waktu ke watktu, Sedangkan output perkapita yang dimaksud dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi output total berupa PDB dan dari sisi jumlah penduduknya. Aspek jangka Panjang adalah Ketika kenaikan pada output terjadi dalam waktu tertentu biasanya 10-50 tahun lamanya dapat dibilang berkelanjutan (Boediono, 2012).
Samuelson (1996) mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi ditunjukkan oleh peningkatan pendapatan nasional bruto didalam suatu negara, Samuelson berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi tidak sebatas pertumbuhan output perkapita tetapi juga melihat dari berbagai aspek lain seperti upah riil suatu negara dan peningkatan standar hidup yang terjadi di masyarakatnya. Sebuah negara dapat dikatakan mengalami kemajuan dalam perekonomiannya Ketika pendapatan perkapita di negara tersebut mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya, dengan ukuran yang digunakan untuk menentukan pertumbuhan berupa PDB.
Todaro (1994) mengemukakan faktor sebuah negara dapat berhasil dalam pertumbuhan ekonominya ada tiga yaitu modal yang didapatkan dari sebagian pendapatan masyarakat seperti pajak pendapatan dapat disimpan, ditabung atau diinvestasikan sehingga dapat meningkatkan output setelahnya, pertumbuhan penduduk disuatu negara dapat menentukan jumlah tenaga kerja yang dimiliki, dan
kemajuan teknologi merupakan salah satu factor terpenting yang dapat menjadi sumber pertumbuhan disuatu negara. Ketika terjadi pertumbuhan ekonomi yang terus menerus atau berkelanjutan maka kemungkinan besar negara tersebut dapat meningkatkan kesajetraan masyarakatnya (Sadono dan Sukirno, 2012).
Kawasan ekonomi khusus di Indonesia maupun di negara lain digunakan bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Dalam RPJMN 2020-2024 pertumbuhan dan pembangunan kawasan ekonomi khusus termasuk kegiatan prioritas nasional guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
China menjadi salah satu negara yang berhasil dalam mengembangkan kawasan ekonomi khusus sehingga kawasan ekonomi khusus menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi di negara China. Dilansir dari Kompas (2011) dalam WTO atau organisasi perdagangan dunia China menjadi negara kedua dengan perekonomian terbesar. Hingga sekarang China masih mempertahankan posisinya dibawah Amerika serikat bahkan China digadang-gadang akan menggeser amerika serikat sebagai negara dengan perekonomian terbesar karena pertumbuhan ekonominya yang sangat cepat (Tribunnews, 2021).
2.2 Teori Neoklasik
Pada Tahun 1950-an teori Neo-Klasik mulai berkembang dan perkembanganya dirintis oleh ahli ekonomi Robert Solow & Trevor Swan yang kemudian diikuti oleh Edmund Phelps, Harry Jhonson dan J.E Meade. Teori perkembangan neoklasik ini mengacu pada Analisa pertumbuhan ekonomi menurut pandangan ekonomi klasik. Menurut teori Solow-Swan pertumbuhan ekonomi tergantung pada ketersediaan faktor-faktor produksi di negara tersebut seperti sumberdaya tenaga kerja dan akumulasi modal serta kemajuan teknologi. Pada tahun 1968 Robert Solow membuat pernyataan bahwa kemajuan teknolohi memiliki peran yang sangat dominan dalam pertumbuhan ekonomi, pernyataan Solow ini didasari
oleh temuan Solow pada pertumbuhan ekonomi Amerika serikat tumbuh hingga 2.75 persen pertahun dari Tahun 1909 hingga 1949.
Solow (1956) mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung pada pertambahan factor-foktor produksi di suatu negara dan tingkat kemajuan teknologinya, teori ini memiliki pandangan dari analisis ekonomi klasik yang mengatakan bahwa perekonomian berada pada tingkat pekerjaan waktu penuh atau full employment dan tingkat pemanfaatan faktor-faktor produksinya yang maksimal.
Teori Solow ini menyebutkan bahwa rasio modal produksi dapat dengan mudah berubah, seperti jika modal yang digunakan besar maka tenaga yang dibutuhkan lebih kecil dan sebaliknya.
Sumber: Jurnal ekonomi pembangunan Lincolin arsyad 1992
Gambar II.1 Kurva Neo Klasik
Dalam teori pertumbuhannya fungsi prodiksi adalah yang ditunjukkan oleh I1 dan I2, dalam fungsi produksi tersebut tingkat produksi tertentu dapat diciptakan dengan berbagai cara penggabungan modal dan tenaga kerja.Sebagai contohnya untuk menciptakan produksi sebesar I1 gabungan modal yang dapat digunakan ada
berbagai pilihan yaitu (1) K3 dengan L3, (2) K2 dengan L2 dan (3) K1 dengan L1.
Hal ini menunjukkan bahwa walaupun jumlah modal berubah tingkat produksi bisa tidak mengalami perubahan. Jumlah produksi juga dapat mengalami perubahan walaupun modal yang dikeluarkan tetap dikarenakan oleh tenaga kerja (Lincolin arsyad, 1992).
Pada buku perencanaan wilayah dalam konteks Indonesia yang ditulis oleh Nurzaman (2012) menjelaskan bahwa teori neoklasik juga berhubungan dengan perkembangan wilayah menjelaskan bagaimana wilayah tumbuh sehingga terdapat keseimbangan wilayah-wilayah yang lainnya, pertumbuhan ini melibatkan migrasi baik tenaga kerja maupun modal sehingga pada akhirnya nanti hasil laba dan upah tenaga kerja di semua wilayah sama. Dikarnakan pada akhurnya semua wilayah akan sama dan seimbang maka perkembangan wilayah aka nada yang cepat, lambat, dan mengalami penurunan yang prosesnya akan berlangsung secara jangka panjang.
Permodelan ini memiliki asumsi berupa fungsi produksi disemua wilayah sama dan keuntungan produksi di semua wilayah memiliki nilai yang sama. Permodelan ini juga mengasumsikan bahwa dalam jangka panjang tidak aka nada pengangguran, dan upab buruh serta keuntungan disetiap wilayah dan semua sektor sama.
Perekonomian negara akan berkembang seiring dengan peertumbuhan penduduknya atau produktivitas tenaga kerja yang ada, akumulasi modal dan kemajuan teknologi di suatu negara (Sukirno, 2000). Dalam kawasan ekonomi khusus teori ekonomi ini dapat diimplementasikan seperti jika modal yang ada hanya sedikit maka produksi yang dapat dihasilkan dalam kawasan ekonomi khusus tetap bisa maksimal jika tenaga kerja yang ada memadai, namun sebaliknya jika negara dan investor memiliki modal yang lebih besar dalam pengadaan barang dan alat yang canggih maka hanya dibutuhkan tenaga kerja yang lebih sedikit
2.3 Teori Keynesian
Jhon Maynard Keynes (1936) mengemukakan bahwa perekonomian ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Apabila jumlah permintaan melebihi penawaran maka akan terjadi kekurangan produksi yang akan berdampak pada periode selanjutnya yang memungkinkan output dan harga akan naik dan tidak dapat diatasi. Permintaan yang dimaksud adalah seluruh jumlah uang yang dibelanjakan oleh seluruh masyarakat untuk membeli barang atau jasa dalam setahun. Dalam perekonomian tertutup permintaan agregat ini terdiri dari 3 unsur yaitu pengeluaran konsumsi oleh rumah tangga, pengeluaran investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan, dan pengeluaran pemerintah negara tersebut.
Pemerintah dinilai dapat mempengaruhi pengeluaran permintaan agregat secara langsung melalui pengeluaran pemerintah dan secara tidak langsung dapat berpengaruh terhadap pengeluaran konsumsi rumah tangga dan investasi perusahaan dengan mengeluarkan kebijakan. Untuk menghindari kenaikan dan penurunan yang berlebihan dalam pasar sehingga memiliki dampak bagi perekonomian negara maka pemerintah harus turun tangan membuat kebijakan. Dalam kata lain Keynes menyatakan bahwa ekonomi tidak akan bisa stabil tanpa campur tangan pemerintah.
Teori Keynesian ini selanjutnya dikembangkan oleh para ahli sepertii Roy F. Harrod dan Evesey D. Domar yang biasa dikenal dengan teori Harrod – Domar (Nurzaman, 2012).
Teori Harrod-domar ada dikarenakan anggapan bahwa Analisa Keynes tidak lengkap karena tidak melihat masalah-masalah ekonomi yang dapat terjadi dalam jangka panjang. Pada teorinya harrod – domar juga menganalisa syarat dan faktor supaya perekonomian suatu wilayah dapat bertumbuh dan berkembang dalam jangka panjang. Harrod- Domar memiliki pemikiran bahwa pembentukan modal merupakan factor penting dalam pertumbuhan ekonomi. Pembentukan modal ini dapat diperoleh melalui proses akumulasi tabungan. Teori ini menilai bahwa modal tidak hanya dianggap sebagai pengeluaran yang akan menambah kemampuan perekonomian
namun modal juga akan meningkatkan permintaan efektif masyarakat (Nurzaman, 2012).
Teori Harrod Domar menunjukkan fakta yang diabaikan oleh Keynes bahwa jika periode tertentu dilakukan berbagai pembentukan modal maka pada periode berikutnya perekonomian tersebut akan memiliki kemampuan yang berkembang menjadi lebih besar, yang mana berarti perekonomian itu akan mendapatkan pelajaran sehingga dapat memperbaiki produksi barang dan jasanya. Persamaan antara teori Keynes dan Harrod-Domar ini adalah anggapan bahwa kenaikan kapasitas produksi dan pendapatan nasional ditentukan oleh pengeluaran masyarakat. Jadi pendapatan nasional akan meningkat jika kapasitas produksi meningkat, dan pendapatan nasional juga akan meningkat seiring dengan kenaikan pengeluaran masyarakatnya.
Teori Harrod-Domar juga memiliki asumsi berupa : Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh (full employment) tidak ada pengangguaran dan seluruh faktor produksi yang ada juga dimanfaatkan secara maksimal (full utilization), Perekonomian terdiri dari dua sektor yaitu sektor rumah tangga dan sektor perusahaan, besarnya tabungan masyarakat proporsional dengan besarnya pendapatan nasional, dan kencenderungan dalam menabung memiliki konsistensi dengan besaran yang tetap, termasuk rasio antara modal output dan pertambahan modal output.
2.4 Teori dan Konsep Pusat Pertumbuhan (Growth Pole and Center)
Teori sentral pertumbuhan dikemukakan oleh Walter Christaller seorang ahli geografi yang berasal dari Jerman, teori ini diasari oleh studi persebaran permukiman desa dan kota yang memiliki perbedaan ukuran luas wilayah. Teori ini mengatakan bahwa lokasi yang menjadi pusat aktivitas yang melayani kebutuhan penduduk pasti memiliki tempat yang central atau berada di tengah. Teori ini menyimpulkan bahwa tempat yang sentral merupakan tempat yang berada pada suatu titik simpul bentuk segienam, dimana daerah segienam itu adalah wilayah-wilayah yang penduduknya
dilayani oleh tempat sentral tersebut. Tempat sentral ini dapat berbentuk kota-kota besar, pusat perbelanjaan, provinsi, kota dan kabupaten, yang setiap pusatnya memiliki daya tarik untuk mempengaruhi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasannya seperti ibukota provinsi yang menjadi pusat pelayanan bagi kabupaten sekitarnya (Kompas, 2020). Teori sentral ini dapat memicu kesenjangan antar wilayah karena hanya terdapat satu sentral yang dijadikan pusat pelayanan, sedangkan wilayah lain menjadi terbelakang karena kurangnya pertumbuhan ekonomi.
Boudville yang merupakan ahli ekonomi yang berasal dari Perancis menyebutkan bahwas pusat pertumbuhan adalah sekumpulan dari seluruh kegiatan, dengan kata lain pusat peertumbuhan adalah kota atau wilayah perkotaan yang memiliki suatu industri yang memiliki pengaruh besar terhadap kegiatan lainnya secara kompleks. Teori growth poles muncul akibat teori central place teory mendapatkan banyak kritik sehingga teori kutub pertumbuhan ini dihadirkan sebagai jawaban dari masalah tersebut. Konsep dari teori kutub pertumbuhan ini bersumber dari berbagai factor aglomerasi dan teori lokasi yang sudah ada sebelumnya (Glasson- Sitohang, 1997)
Rahardjo Adisasmita (2006) dalam buku pembangunan perdesaan dan perkotaan mengatakan bahwa teori kutup pertumbuhan atau teori pusat pertumbuhan ini pertama kali dikembangkan oleh Perroux seorang ahli ekonomi pada tahun 1995.
Perroux berpendapat bahwa dasar pengembangan spasial sama dengan dasar pengembangan insudtri yaitu pertumbuhan tidak terjadi di sembarang tempat dan tidak terjadi secara serentak, pertumbuhan itu terjadi pada kutub perkembangan dengan intensitas yang berubah, perkembangan itu menyebar sepanjang saluran yang beragam dan memiliki efek yang beragam pula pada keseluruhan perekonomian.
Teori ini menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi disetiap daerah tidak terjadi di sembarang tempat, namun dilokasi tertentu yang sudah dipikirkan secara matang pemilihannya. Untuk mencapai tingkat pendapatan negara yang tinggi maka
pusat kegiatan ekonomi harus dibangun dibeberapa tempat yang di sebut kutub pertumbuhan. Konsep kutub pertumbuhan ini berkembang dengan sangat pesat pada tahun 1970an dan digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan atau strategi kutub pertumbuhan di berbagai negara berkembang maupun negara maju (Miyoshi, 1997).
Boudville (Miyoshi 1997) memberikan definisi bahwa kutub pertumbuhan adalah sebuah perluasan industri yang mengalami ekspansi berlokasi di suatu wilayah terbelakang dan menyebabkan pembangunan ekonominya lebih jauh melalui pengaruh zonanya. Namun pada tahun 1997 Stohr dan todtling menyimpulkan bahwa teori kutub pertumbuhan tidak dapat memberika efek yang besar terhadap pertumbuhan wilayah sekitarnya. Pengurasan sumberdaya daerah sekitar pusat terjadi begitu besar sehingga menimbulkan masalah ketimpangan yang baru walaupun berhasil menghapuskan disparitas inter regional. Kegagalan dalam penerapan teori kutub pertumbuhan didasari karena optimisme yang berlebihan dan terjadi dalam waktu singkat, seharusnya pembangunan ekonomi tidak hanya meningkatkan pertumbuhan setinggi-tingginya tetapi juga harus menghapuskan dan mengurangi kemiskinan, ketimpangan pendapatan dan pengangguran sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat pula.
2.5 Teori Klaster
Teori klaster didefinisikan sebagai teori pemusatan suatu industri sejenis dalam suatu wilayah yang terdiri dari industri utama dan industri pendukung, klister tersebut akan tumbuh dengan cepat sehingga dapat berkembang sampai melayani pasar ekspor dan membuka lapangan kerja (Humpey & Schmitz,1995). Menurut Nadvi dan Schmitzh (1994) teori kluster juga banyak ditemukan di negara-negara berkembang. Cluster secara sederhana dapat didefinisikan sebagai kumpulan perusahaan secara sectoral dan spasial yang didominasi oleh satu sektor, definisi sederhana ini banyak dipakai oleh peneliti negara berkembang (Schmitz &
Nadva,1999).
Schmitz dan Musyck (1993) klaster memeiliki karakteristik yang dapaat mendorong supaya teori ini dapat sukses yaitu : dominasi usaha kecil pada satu sektor atau sektor yang saling berhubungan, kolaborasi antar usaha yang berdekatan, adanya persaingan antar perusahaan berdasarkan kualitas yang dihasilkan bukan berdasarkan penurunan harga, pengusaha dan pekerja merupakan orang local yang me ngerti tentang karakteristik wilayah, pengusaha berorganisir dengan baik dan berpartisipasi aktif dalam organisasi mandiri, dan pemerintah secara aktif mendukung pengembangan klaster industri yang ada.
Teori klaster terus berkembang hingga tahun 1998, Porter mengatakan bahwa dalam suatu klaster setiap perusahaanya akan saling terhubung karena kebersamaan yang ada sehingga saling melengkapi. Akibat kesamaan produk pada sebuah klaster akan memicu kompetisi antar perusahaan, namun seterusnya akinat kompetisi itu akan mendorong spesialisasi dan peningkatan kualitas yang akkan mendorong perusahaan untuk melakukan inovasi untuk memenuhi diferensiasi pasar (Hartanto, 2004). Menurut Andy Pike dalam buku Local and Regional Development (2006) Kebijakan teori klaster ini sangat berpengaruh dalam pembangunan ekonomi wilayah dalam membina manfaat dari pengelompokan yang terjadi sehingga menimbulkan daya saing yang baik dan memberikan peran bagi berbagai Lembaga.
Teori-teori diatas merupakan teori yang berkaitan dengan konsep pengembangan kawasan ekonomi khusus di Indonesia, kawasan ekonomi khusus di Indonesia dibangun guna meninghkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dalam teori neoklasik yang menyetarakan upah seluruh daerah maka Indonesia juga harus meratakan pendapatan antar daerahnya, sehingga kawasan ekonomi khusus di Indonesia ini memprioritaskan lokasi penempatannya di luar pulau Jawa, namun karena teknologi juga menjadi salah satu faktor penting untuk pertumbuhan ekonomi negara maka bebrapa kawasan ekonomi khusus di lokasikan di pulau Jawa yang berfokus pada pengembangan teknologi. Sedangkan dalam teori Keynesian menekankan bahwa pemerintah harus berperan langsung dalam membuat kebijakan sehingga dapat berdampak pada perekonomian negara dalam hal ini pemerintah dapat
membuat kebijakan khusus bagi kawasan ekonomi khusus sehingga dapat menarik para investor dan memperbaiki kesetaraan pertumbuhan ekonomi di wilayah-wilayah di Indonesia juga mengurangi tingkat pengangguran sehingga seluruh negara memiliki keadaan pengerjaan penuh sehingga dapat memaksimalkan tingkat produksinya juga.
Kawasan ekonomi khusus juga mengikuti pertumbuhan ekonomi secara kutub pertumbuhan dimana sebuah negara mendirikan beberapa pusat-pusat ekonomi baru yang penentuan lokasinya tidak dipilih secara sembarangan. Pemilihan lokasi pengembangan memiliki tujuan khusus dan pola tersendiri untuk mendorong pertumbuhan ekonomi negara. Biasanya kawasan ekonomi khusus berlokasi di wilayah yang tertinggal dan mengalami ketimpangan sehingga wilayah tersebut dapat mengembangkan ekonominya dengan potensi yang ada sehingga dapat mendorong perekonomian negaranya. Kaswasan ekonomi khusus juga dikembangkan mengikuti teori klaster dimana setiap kawasan ekononomi khusus di Indonesia memiliki satu fokus yaitu bidang pariwisata atau industri, kawasan ekonomi khusus ini berisi usaha- usaha yang saling berhubungan sehingga bisa saling melengkapi dan berkolaborasai untuk mencapai satu tujuan yang berkualitas.
2.6 Teori Faktor Penentu Lokasi Industri
Robinson (1979), menyatakan bahwa ada 6 faktor yang harus dpertimbangkan dalam membangun sebuah industri pada sebuah lokasi yaitu :
1. Bahan baku dan bahan mentah yang menjadi faktor utama dalam mendirikan industri karena jika dalam suatu lokasi tidak tersedia bahan baku untuk produksi maka bahan tyang dibutuhkan harus didatangkan dari daerah lain sehingga akan menambah biaya produksi.
2. Pasar, tujuan utama dibangunnya sebuah industri karena adanya tuntutan konsumen dan pada akhirnya barang yang diproduksi juga akan dijual kepada
konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa pasar meru[akan bagian penting dari sebuah industri.
3. Biaya angkut, yang tergantung oleh fasilitas transportasi hal ini menunjukkan bahwa lokasi industri harus ideal dengan mempertimbangkan jarak dengan lokasi pasar dan tempat bahan baku, fasilitas transportasi yang tersedia juga harus diperhatikan guna menjadi akomodasi saat industri tersebut telah berjalan.
4. Tenaga kerja, dalam menentukan lokasi industri perlu diketahui jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, yang memiliki ahli dalam bidangnya. Karena seperti industri kecil yang memproduksi kerajinan tangan membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan tersebut. Ketika dalam suatu lokasi sumber daya tenaga kerja bisa dipenuhi oleh masyarakat sekitar akan meringankan biaya produksi juga.
5. Modal, dalam membangun sebuah industri modal dibutuhkan untuk memberli alat dan bahan yang akan digunakan untuk memproduksi barang sehingga dapat menjadi modal untuk produksi selanjutnya.
6. Teknologi, teknologi dalam membangun sebuah industri dibutuhkan karena dijaman yang serba digital teknologi merupakan sebuah hal yang dapat mempermudah dan mempercepat produksi industri. Sehingga pemilihan metode produksi menggunakan teknologi akan menaikkan produktivitas.
Selain faktor yang harus diperhatikan dalam merencanakan sebuah industri pada undang-undang nomor 3 Tahun 2014 juga telah diterbitkan oleh pemerintah untuk mengatur lokasi industri harus memperhatikan beberapa hal yaitu:
1. Setiap kegiatan industri harus memiliki izin usaha.
2. Setiap kegiatan usaha Kawasan Industri wajib memiliki izin usaha Kawasan Industri.
3. Setiap kawasan industri harus mengajukan untuk memiliki surat analisis dampak lingkungan (AMDAL)
4. Perusahaan Industri yang akan menjalankan Industri wajib berlokasi di Kawasan Industri yang sudah ditetapkan oleh pemerintah atau rencana pengembangan seperti rencana tata ruang wilayah.
2.7 Faktor Penetapan Lokasi Menjadi Wisata
Menurut kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia pada undang- undang nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, ada beberapa unsur dalam menetapkan sebuah wisata yaitu:
1. Daya tarik, dalam menentukan lokasi wisata daya tarik lokasi tersebut harus diperhatikan. Daya tarik yang dimaksud adalah hal yang dapat menarik minat para wisatawan, daya tarik tersebut dapat dibuat atau memang sudah ada sebelumnya dalam lokasi tersebut.
2. Aksesibilitas untuk mencapai lokasi juga harus diperhatikan karena dengan kemudahan akses mencapai lokasi akan menjadi salah satu daya tarik wisatawan, dengan banyaknya transportasi yang tersedia akan memudahkan para wisatawan yang akan dating.
3. Infrastruktur, dalam menentukan lokasi wisata infrastruktur yang tersedia dan perencanaan infrastruktur yang akan dibangun juga harus diperhatikan.
Contohnya jalan menuju lokasi infrastruktur, restoran dan hotel sebagai pendukung harus lebih diperhatikan. Selain itu Infrastruktur dasar seperti air dan listrik harus diperhatikan untuk menunjang kegiatan.
4. Pemberdayaan masyarakat, dalam membangun sebuah wisata dalam sebuah lokasi juga sebaiknya dilakukan pemberdayaan masyarakat sekitar sehingga perekonomian masyarakat juga terbantu oleh adanya destinasi wisata tersebut.
5. Kebijakan pemerintah, penentuan lokasi wisata harus sesuai dengan penetapan perencanaan pembangunan yang tersedia, sehingga wisata yang akan dibangun tidak melakukan pelanggaran rencana pembangunan.
2.8 Kawasan Ekonomi Khusus China
Pertumbuhan ekonomi China yang dimulai pada tahun 1978 dengan penerapan open door police atau kebijakan pintu terbuka yang memungkinkan liberasi social dan akumulasi modal swasta dan perushaan yang sebelumnya di larang menjadi diijinkan, penerapan ini diikuti oleh gelombang investasi yang dilakukan secara besar-besaran dan perluasan basis infrastruktur China yang berkembang dengan pesat seperti bagian real estate, transportasi, utilitas dan komunikasi.Gagasan awal pembentukan Kawasan ekonomi khusus di china bermula pada tahun 1980-an yang dirancang untuk mempromosikan keunggulan komparatif china dengan potensi pasar yang lebih luas dengan target awal lebih dari satu miliar konsumen.Kawasan ekonomi khusus di china memiliki konsep khusus yaitu, zona ini secara khusus dibatasi dan hanya terdapat di daerah yang menikmati perlakuan dan peraturan khusus dengan ekonomi pasar sebagai landasan utama aktivitas ekonomi.
Bulan Agustus tahun 1980 awal pemerintah china menetapkan empat kota yang menjadi Kawasan ekonomi khusus di China yaitu Shenzen,Zhuhai, Shantou dan Xiamen yang merupakan kota bagian tenggara wilayah pesisir. Kawasan ekonomi khusus di China dibuat bertujuan untuk menarik investasi, membuka lapangan kerjam memanfaatkan sumber daya China dan impor serta mendukung pembentukan modal.
Sehingga Kawasan ekonomi khusus ini dapat membawa China ke dalam ekonomi global yang menghubungkan china dengan pasar internasional. Pada yahun 1984 China menetapkan 14 kota menjadi “open coastal city” dibuka untuk perdagangan dan investasi luar negeri, ke 14 kota itu adalah : Beihai, Dalian, Fuzhou, Guangzou, Lianyuangang, Nantong, Ningbo, Qindao, Qinhuangdao, Tianjin, Weihai, Wenzhou, Yantai dan Zhanjiang. Kota ini menawarkan insentif pajak penghasilan perusaaan yang lebih tinggi kepada investor asing.
Pada tahun 1985 kawasan ekonomi khusus China melebar ke sungai delta Mutiara, sungai delta Yangtze dan sungai segitiga Xiamen-Zhangzhiu-Quanzhou (
Sungai delta min) yang disusul pada Tahun 1983 Provinsi Hainan diubah menjadi area khusus investasi asing yang pada tahun 1988 diresmikan menjadikan Pulau Hainan sebagai Kawasan ekonomi khusus terbesar. Diakhir era 80 an enam Pelabuhan sungai Yangtze dan w11 kota perbatasan china mendapatkan status Kawasan ekonomi khusus dan pada bulan April Tahun 1990 Puddong New area di kota sanghai resmi menjadi ekonomi terbuka. Akhirnya pada tahun 1992 60 kawasan ekonomi khusus telah ditetapkan di China dengan 5 kawasan awal, 15 kota Pelabuhan pesisir, 8 kota Pelabuhan sungai, 19 kota pedalaman dan 13 kota perbatasan.
2.9 Pengembangan dan Keberhasilan KEK China
Pada awal pembentukan Kawasan ekonomi khusus di China pemerintah sudah membuat kebijakan yang baik dengan mempertimbangkan hal penting seperti mengidentifikasi dan mengalokasikan pengembangan di daerah tertentu yang memiliki potensi khusus untuk pengembangannya tidak hanya factor ekonomi saja Dapat dilihat pada akhirnya dua provinsi pesisir di tetapkan sebagai tempat unduk mendirikan empat kawasan ekonomi khusus yaitu Provinsi Fujian dan Guangdong.
Provinsi ini awalnya adalah provinsi yang mengalami ketimpangan tertinggal jauh dengan provinsi yang lain dari berbagai bidang seperti ekonomi, industri dan komersial. Faktor sosial dan etnis juga menjadi factor penting dalam pembentukan zona.
Pada awal pembentukan Kawasan ekonomi khusus di China pemerintah sudah membuat kebijakan yang baik dengan mempertimbangkan hal penting seperti mengidentifikasi dan mengalokasikan pengembangan di daerah tertentu yang memiliki potensi khusus untuk pengembangannya tidak hanya faktor ekonomi saja.
Dapat dilihat pada akhirnya dua provinsi pesisir di tetapkan sebagai tempat unduk mendirikan empat kawasan ekonomi khusus yaitu Provinsi Fujian dan Guangdong.
Provinsi ini awalnya adalah provinsi yang mengalami ketimpangan tertinggal jauh dengan provinsi yang lain dari berbagai bidang seperti ekonomi, industri dan
komersial. Faktor social dan etnis juga menjadi factor penting dalam pembentukan zona.Berikut merupakan gambaran KEK China:
Sumber : The Geography of Transport Systems FIFTH EDITIONJean-Paul Rodrigue (2020)
Gambar II.2 Peta Kawasan Ekonomi Khusus China
Kawasan ekonomi khusus pertama China memiliki lokasi yang baik dalam segi menarik minat luar negeri dan meningkatkan peluang investasi, Shenzen lebih dekat dengan Hongkong hanya 36 Km, Zuhai dekat dengan mancau, Shantou merupakan kota dengan banyak kelahiran orang luar China dan Xiamen memiliki kaitan erat dengan Taiwan. Semua zona pengembangan terletak dekat dengan wilayah pesisir selatan dan tenggara China, sehingga dapat menyediakan fasilitas Pelabuhan untuk mempromosikan dan memperluas wilayah perdagangan. Zona pengembangan dibuat dengan memikirkan supaya pengeluaran untuk promosi dan biaya transportasi
pergangan seminimal mungkin. Daerah ini diberikan insentif fasilitas khusus dan struktur insentif yang diperpanjang karena, didaerah lain pada waktu itu masih di bawah kendali ketat system perencanaan pemerintah pusat China (Tantri, 2012).
Tahun 1984 kawasan ekonomi khusus China dinilai berhasil dan dapat diperluas sehingga 14 kota Pelabuhan peisisr dipilih untuk menjadi open coastal city, dengan perluasan ini memicu pengembangan infrastruktur pelabuhan modern yang sangat penting untuk mendukung kegiatan ekspor 6 (Yeung dan Hu, 1992). Pada Tahun 1985 pemerintah menyadari bahwa klaster ekonomi khusus sangat penting sehingga Kawasan ekonomi khusus diperluas ke tiga daerah sungai yang memberikan tambahan ruang untuk penetapan industri dengan Pearl River Delta akan menjadi kluster manufaktur terpenting di dunia. Pengembangan klaster manufaktur juga disertai dengan pengembangan klaster terminal pelabuhan di delta-delta tersebut, khususnya untuk Yangtze river delta dan Pearl river delta. Provinsi Hainan yang resmi menjadi Kawasan ekonomi khusus kelima pada tahun 1988 dengan mengembangkan sektor pariwisata dan agribisnis yang pada akhir 1990-an Provinsi ini berhasil menjadi tujuan wisata utama bagi pariwisata domestic.
Sejak awal pemngembangan Kawasan ekonomi khusus China memberikan dampak positif semata-mata hanya untuk mengembangkan wilayah pesisir dan provinsi tertinggal. Pada akhir 1980-an, terjadi migrasi secara besar- besaran tenaga kerja dari wilayah pedalaman ke daerah pesisir tempat pengembangan Kawasan ekonomi khusus. Dengan adanya kemajuan ini pemerintah menambah enam wilayah pelabuhan sungai Yangtze dan sebelas perbatasan sebagai Kawasan ekonomi khusus. Namun, aksesibilitas ke infrastruktur pelabuhan dan pasar luar negeri tetap menjadi faktor utama dalam dinamika Kawasan ekonomi khusus dan secara komparatif, pembangunan terbatas terjadi di provinsi pedalaman hingga tahun 2000an. Dengan pengembangan cepat Kawasan ekonomi khusus China tahun 1992 telah memiliki
60 kawasan ekonomi khusus, setelah keberhasilan ini provinsi pesisir China yang memiliki banyak yuriksi (Pemerintah Provinsi, Kota Madya, dan Kabupaten) mulai mengembangkan dan mempromosikan zona pembangunan mereka sendiri.
Hingga pada Tahun 2005 ada 210 Zona pembangunan nasional dan 1.346 zona pembangunan Provinsi.
Keberhasilan Kawasan ekonomi khusus China dari 1980-1984 dalam menarik investasi asing dapat terlihat pada 1983 bahwa 52% dari jumlah proyek patungan terletak di Kawasan ekonomi khusus, dengan demikian Kawasan ekonomi khusus telah menyumbang 34,6% dari total investasi asing yang dijanjikan dalam proyek-proyek tersebut. Dari 90% proyek yang ada dan 72%
investasi terletak di provinsi Guangdong dan Fujian dengan 33% proyek dan 16
% investasi berada pada Kawasan ekonomi khusus (Chu, 1985).
Selama 13 Tahun tingkat perekonomian di China pada zona ekonomi meningkat 30% setiap tahunnya dengan jumlah modal asing yang diserap adalah 8,0 miliar dolar amerika,atau seperlima modal asing yang diserap oleh China.Khususnya pada kota Shenzen dalam 10 tahun pertama kota terbelakang berubah menjadi kota semi modern dengan populasi lebih dari satu juta penduduk yang berasal dari kota pedalaman yang tertinggal. Kawasan ekonomi khusus Shenzen sangat produktif dan meningkat pesat contohnya pada GNP tahun 1990 dibandingkan sebelum terbangun Kawasan ekonomi khusus tahun 1979 meningkat 67.8 kali lipat menjadi 13,5 miliar dari 0,196 miliar. Kenaikan rata- rata suku bunga pertahunnya hingga 46,9% pertahunnya.Nilai output industri, tumbuh 263,4 kali lipat dari 600 juta yuan menjadi 16,13 miliar yuan dengan kenaikan rata-rata suku bunga adalah 66,1% per tahun. Perdagangan ekspor zona Shenzen berada di peringkat kedua di antara kota-kota menengah dan besar di Cina. Pembangunan dan penghasilan kehidupan di kota Shenzhen telah meningkat pesat; pendapatan rata-rata mencapai 4777yuan pada tahun 1990 dari
493yuan pada tahun 1979 atau naik sebesar 8,7 kali lipat, gaji per kapita naik tumbuh 4,6 kali lipat menjadi 4308 yuan dari 796 yuan.
Pada tahun 1998, Kawasan ekonomi khusus Shenzen pada bidang industri menghasilkan hampir 40 % dari output industri China (Wei, 2000), yang mencerminkan tujuan sejak akhir 1980-an bergerak menuju tahap pengembangan yang lebih intensif dan bernilai tambah lebih tinggi. 16 produk yang dipatenkan China memiliki pangsa pasar internasional yang besar, seperti peralatan telekomunikasi Huawei dan ZTE Corporation, serta komputer Great Wall (Shenzhen, 2009). Diperkirakan bahwa perkembangan dan keberhasilan kawsan ekonomi khusus di China sangat pesat hingga pada 2007, SEZ (termasuk semua jenis taman dan zona industri) menyumbang sekitar 22% dari PDB nasional, sekitar 46% dari PMA, dan sekitar 60% ekspor dan menghasilkan lebih dari 30 juta pekerjaan (worldbank,2011).Tidak hanya kedalam negeri hingga saat ini China juga sudah berhasil memperluas jangkauan dengan berinvestasi di Kawasan ekonomi khusus wilayah Afrika seperti Ghana,Nigeria, Angola, Afrika Selatan, Eutiophia, Uganda, Zambia dan Mozambique.
2.10 Strategi Keberhasilan KEK China
Kawasan ekonomi khusus China dapat berkembang dan memberikan hasil dalam waktu yang cukup singkat, untuk dapat mengimplementasikan dan mencontoh kesuksesan itu kita harus mempelajari dengan membedah strategi Kawasan ekonomi khusus China karena China merupakan salah satu Negara yang memiliki keberhasilan terbesal dalam Kawasan ekonomi yang mendorong perekonomian negara. Pada awal perencanaanya Kawasan ekonomi khusus China ditujukan untuk menarik investasi langsung asing (PMA) dan memperluas jangkauan ekspor China, dan mempercepat infus teknologi baru. Sehingga empat Kawasan ekonomi khusus pertama yang
didirikan pada tahun 1980 memiliki banyak kemiripan, Kawasan ini didorong untuk mengejar kebijakan ekonomi pragmatis dan terbuka, berfungsi sebagai tempat pengujian kebijakan inovatif yang, jika terbukti efektif, akan diterapkan lebih luas di seluruh negeri.
Tujuan utama didirikan Kawasan ekonomi khusus di China selain memacu perekonomian dengan menarik investasi asing, Kawasan ekonomi khusus juga diharapkan dapat membantu mereformasi perekonomian China melalui pengolahan bahan impor, perdagangan kompensasi, perusahaan koperasi, usaha patungan dan perusahaan berbasis modal asing (Nishitateno, 1983). Kawasan ekonomi khusus China memiliki lokasi yang jauh dari pusat kekuatan politik Beijing untuk meminimalkan potensi resiko dan masalah yang dapat ditimbulkan dan memberikan efek politik. Khususnya empat zona pertama yang ditempatkan di daerah Guangdong dan Fujian yang memiliki sejarah Panjang kontak dengan dunia luar melalui migrasi serta lokasinya yang dekat dengan Hongkong, Macau dan Taiwan sehingga dapat membuka potensi Investasi yang lebih besar.
Dalam keberhasilan pengembangan Kawasan ekonomi khusus China juga memberikan beberapa daya tarik tersendiri kepada investor asing untuk menarik para inverstor berinvestasi di Kawasan ekonomi khususnya seperti contohnya China memberikan insentif kepada inverstor asing berupa:
1. Tenaga Kerja, sudah terkenal di seluruh dunia bahwa salah satu daya tarik terbesar China bagi Investor adalah tenaga kerjanya yang relative murah dan berjumlah besar yang siap ditempatkan dan dipekerjakan di kawsan ekonomi khusus. Perusahaan asing juga diberikan hak untuk mempekerjakan serta memecat tenaga kerja yang ada , prinsip ini sangat berbeda dengan sistem perusaan umum China hingga saat itu. Dengan ini selain menarik investor asing China juga memberikan peluang lapangan kerja secara besar-besaran terhadap warga local China.
2. Guna Lahan, secara fisik Kawasan ekonomi khusus China dikembangkan sebagai wilayah khusus yang terencana dengan infrastruktur dan akses jalan yang mudah ditempuh untuk melakukan aktivitas dan proses ekonomi di Kawasan tersebut sehingga akan lebih mudah mengirimkan dan melakukan perjalanan ke pasar luar negeri. Selain itu tingkat perlindungan property pribadi di Kawasan ekonomi khusus China juga signifikan hingga Tahun 2004, tidak ada perlindungan konstitusional atas property pribadi diluar Kawasan ekonomi khusus. Dengan adanya insentif ini menambah daya tarik invetor asing untuk berinvestasi karena akses dan kemudahan melakukan perpindahan adalah salah satu factor utama untuk memberikan daya tarik terhadap investor.
3. Insentif Pajak, China dengan senang hati memberikan pengurangan tarif pajak penghasilan terhadap badan usaha, termasuk pembebasan pajak penghasian untuk warga negara asing yang bekerja di kawsan ekonomi khusus. Tidak adanya bea masuk yang dibebankan pada bahan dan suku cadang import selama mereka di ekspor Kembali. Kemudahan dan peringanan biaya seperti ini yang menjadi daya tarik investor asing untuk melakukan investasi di Kawasan ekonomi khusus China.
Dengan adanya penawaran insentif pemerintah China terhadap investor asing tersebut membuat China mendapatkan lebih besar lagi peluang mendapatkan banyak investor asing, karena insentif tersebut jarang ditemui di negara lain.Untuk menarik daya tarik investor asing China juga berani memberikan terobosan besar dalam kebijakan ekonominya, contohnya dalam mendorong investasi langsung ke China lingkungan administrasi di Kawasan ekonomi khusus dibuat fleksibel dan tidak menyusahkan,kebanyakan dalam bentuk cooperative ventures antara perusahaan asing dengan perusahaan local atau system patungan, dalam hal ini perusahaan negara berhak memiliki kebebasan untuk memilih dewan pengawas, memilih dan mempekerjakan pekerja yang memenuhi syarat melalui kontrak kerja dengan pekerja
dapat diberhentikan karena pelanggaran kontrak, dan membayar upah pekerja dengan sitem mengambang atau persatuan.
Kawasan ekonomi khusus China walaupun dikelola langsung oleh pemerintah, berjanji akan melakukan intervensi seminimal mungkin dalam operasi perasahaan sehari-hari. China juga menyederhanakan perusahaan asing untuk mendapatkan izin, barang impor yang dibutuhkan unutk melakukan produksi juga dibebaskan dari bea cukai dan Sebagian pasar diatur system harganya untuk menjaga supaya harga pasar tetap stabil (Chu, 1987). Menurut Zeng (2012) kesuksesan Kawasan ekonomi Khusus China juga tidak terlepas dari beberapa Langkah penting yang diambil China seperti:
1. Komitmen yang kuat dari para pemimpin
2. Kebijakan prefensial dan otonomi kelembagaan yang luas
3. Dukungan kuat dan partisipasi pemerintah terutama dibidang barang publik 4. Kemitraan public dan swasta
5. Investasi asing langsung dan investasi yang berasal dari dalam negeri
6. Rantai nilai bisnis dan jejaring social yang secara berkelanjutan dilakukan dengan baik
Keberhasilan pengembangan Kawasan ekonomi khusus di China juga memiliki elemen kunci dalam pengembangannya (Zeng, 2015)
1. Komitmen dan dukungan kuat pemerintah untuk mencapai tujuan reformasi ekonomi berorientasi pasar. Pemerintah memiliki tekad yang kuat dalam melakukan perubahan melalui pendekatan gradualis, untuk ini siperlukan lingkungan yang stabil dan kebijakan pintu terbuka. Pemerintah daerah juga berperan dalan membangun lingkungan bisnis yang sehat,tidak hanya memiliki pengaturan dan administrasi yang efisien tetapi infrastruktur yang memadai juga diperhatikan.
2. Land perform di China dimulai dari Shenzen sebelum 1981, semua tanah adalah milik negara di seluruh daerah baik perkotaan maupun perdesaan tanah adalah milik kolektif, Pada bulan November 1981 pemerintah Guangdong meloloskan peraturan bahwa tanah di kawasan ekonomi khusus Shenzen memungkinkan infestor mendapatkan sertifikat hak guna lahan 20-50 Tahun tergantung pada jenis dan aktivitas kawasan ekonomi khususnya.Biaya yang didapatkan dari penggunaan lahan kawasan ekonomi khusus digunakan sebagai biaya awal pembangunan infrastruktur dan real estate.
3. Insentif investasi dan otonomi kelembagaan untuk mendorong perusahaan berinvestasi di kawasan ekonomi khusus, insentif tersebut berupa fisikal dan non fisikal serta kebijakan prefensial termasuk proses administrasi yang efisien, infrastruktur yang baik, penggunaan lahan dan fasilitas yang murah, beacukai cepat, kemampuan memulangkan keuntungan dan investasi modal, pengurangan bea impor, konsesi tarif pajak, pembebasan pajak ekspor, fleksibilitas dalam mempekerjakan dan menghentikan pekerja, tunjangan depresiasi, dan lisensi terbatas untuk menjual ke pasar domestik.
4. Investasi adding langsung dan diaspora China memainkan peran penting dalam keberhasilan kawasan ekonomi khusus dengan cara menarik investasi modal, teknologi dan manajemen keterampilan, menghasilkan pembelajaran dan spillovers. Kondisi ini menguntungkan karena dapat membantu pembangunan kapasitas penduduk lokal.
Menurut Pakdeenurit (2014) faktor sukses kawasan ekonomi khusus China dilatar belakangi oleh beberapa faktor yaitu:
1. Sistem politik China dengan partai tunggal (Komunis) dan pemerintah lokal harus bekerja dibawah kendali kebijakan tanpa checks dan balances.
2. Kebijakan China memiliki strategi yang jelas untuk membuat kebijakan operasi Kawasan ekonomi khusus dan pembangunan yang dilakukan secara focus dan efisien sehingga prosesnya cepat.
3. Kebijakan pemerintah dengan mempertimbangkan untuk mendefinisikan dan mengembangkan Kawasan ekonomi khusus dengan hati-hati sehingga hasil yang didapatkan akan maksimal dan sesuai. Selain itu terdapat hubungan antara zona yang dikembangkan dengan kota yang dapat menjadi daerah investasi seperti hongkong, Taiwan dan daerah luar ibukota. Pemerintah juga menyadari lokasi yang dekat dengan investor , sumber dana investasi dan keterampiran teknis yang baik menjadi factor yang penting.
4. Tenaga kerja berlimpah dengan upah rendah menjadi daya tarik terkuat untuk menarik investor asing.
5. Manfaat dari investor asing secara khusus dan difasilitasi transaksinya oleh China, yang selanjutnya segala proses yang ada dibuat dengan sederhana untk memudahkan para investor.
6. Bergabungnya Cina dalam Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menunjukkan terbukanya China untuk liberalisasi
2.11 Permasalahan Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus China
Wong, 1987 mengatakan bahwa kawasan ekonomi khusus china diletakkan pada provinsi selatan Guangdong dan Fujian karena pertimbangan politik sehingga diletakkan jauh dari pusat aglomerasi perkotaan, pemilihan ini didasari karena supaya zona jauh dari poppulasi utama dan pemerintah dengan mudah mengendalikan
pergerakan keluar masuk zona tersebut sehingga kawasan ekonomi khusus ini juga tidak mendapatkan efek dari sosial ekonomi wilayah sekitar. Namun karena pemilihan zona ini wilayah yang dipilih merupakan wilayah yang memiliki kelemahan basis ekonomi dan sangat tidak memadai dalam penyediaan modal dan infrastruktur seperti wilayah Zhuhai dan Shenzen, kondisi ini mengharuskan membutuhkan modal investasi besar untuk membangun kontruksi pada infrastruktur guna memberikan daya tarik kepada para investor asing.
Modal investasi sudah banyak terpakai guna memenuhi kebutuhan transportasi, komunikasi dan listrik yang belum memadai, bahkan kebutuhan air belum dapat terpenuhi karena besarnya kawasan ekonomi khusus china Shenzen memiliki luas hingga 32.750 hektar, selain itu kekurangan listrik di seluruh zona pada awal penetapan juga menjadi masalah bagi pemerintah bahkan belum adanya koneksi kereta ke daerah Zhuhai dan Shantou. Pada tahun 1985 nilai total yang dihasilkan oleh kawasan ekonomi khusus Zhuhai adalah 250 juta USD. Nilai ini kurang dari setengah jumlah yang dihabiskan untuk pasokan listrik,air, pengolahan saluran pembuangan dan infrastruktur lainnya yang dibutuhkan oleh kawasan ekonomi khusus ini lainnya (Hong Kong Economic Journal, 16 Oktober 1986). Permasalahan ini tidak akan terjadi atau akan berkurang jika kawasan ekonomi khusus china dibangun pada pusat kota seperti Shanghai.
Kawasan ekonomi khusus China tanpa memikirkan kelemahannya diharapkan untuk memiliki struktur ekonomi yang didominasi oleh kegiatan manufuctur berorientasi ekspor dan bergantung pada modal asing untuk pembangunannya, namun dengan ekonomi yang lemah dan infrastruktur yang tidak memadai sulit untuk mencapai tujuan tersebut dalam waktu singkat sehingga kawasan ekonomi khusus harus berpartisipasi secara aktif dalam bisnis komersial, perdagangan, real estate dan pariwisata untuk mendapatkan modal guna melakukan pembangunan. Kendala utama pengembangan wilayah ekonomi khusus china karena kurangnya staf manajemen professional yang terlatih (Wong, 2017). Kawasan ekonomi khusus rentan terhadap
perubahan kondisi perekonomian dunia seperti resesi dan Inflasi (Wong and Chu, 1984)
Yue-man Yeung, Joanna Lee & Gordon Kee (2009), pada tahun 1992 Shenzen telah menjadi kota yang memiliiki pertumbuhan paling tinggi karena memiliki minat akan inovasi yang sangat tinggi serta kedekatannya dengan negara Hongkong, Zhuhai juga telah membangun infrastruktur yang berkelanjutan tetapi hubungan dengan mancau belum berkembang. Sedangkan Shantou dan Xiamen telah mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang baik namun terhenti akibat adanya skandal korupsi, penyimpangan beacukai dan pajak. Kawasan ekonomi khusus Hainan juga oernah mengalami jalur pengembangan yang tidak teratur, perkembangan Hainan terhalang oleh lonjakan real estate dan korupsi.Tahun 1994 setelah kebijakan khusus kawasan ekonomi China sudah menyebar ke banyak daerah bagian China negara mulai melakukan reformasi besar dalam remisi pajak, kontrol devisa, dan peraturan perdagangan luar negeri.
Wong (2017) menyebutkan bahwa untuk menarik modal asing untuk pertumbuhan kawasan ekonomi khusus kawasannya harus ditingkatkan dan dibenahi dalam hal: Perbaikan infrastruktur khususnya pemasokan energi dan akomodasi, peningkatan efisiensi administrative guna menghindari prosedur yang rumit, perumusan sistem hukum yang lebih efisien untuk kepentingan investor asing sehingga mereka merasa terlindungi, pelatihan dan manajemen pekerja secara personal guna meningkatkan produktivitas pekerja, dan memasukkan hasil produksi perusahaan asing kedalam pasar domestik dengan jumlah yang banyak guna menambah insentif bagi investor asing.
Fenglan Wu dan Zhongxin Ma (2019), menyatakan bahwa beberapa masalah juga masih ditemui dalam pengembangan kawasan ekonomi khusus China adalah biaya operasional, karena peningkatan kawasan ekonomi khusus yang cepat maka biaya pengoperasian yang besar juga tidak terelakkan untuk kebutuhan promosi.
Lahan juga menjadi salah satu masalah dalam pengembangannya karena lahan yang kurang memadai untuk direncanakan dan dimaksimalkan efisiensinya sebagai upaya pengembangan kota yang berkelanjutan. Pelayanan publik, peningkatan pendidikan, pelayanan kesehatan, transportasi dan fasilitas publik lainnya belum berjalan sesuai dengan perkembangan perkotaan.
2.12 Studi Kasus Kawasan Ekonomi Khusus China
A. Shenzen
Shenzen merupakan salah satu kawasan ekonomi khusus yang berada di China, pada awal pembangun kawasan ekonomi khusus China terdapat 4 zona yang ditetapkan pertama pada Tahun 1980 yaitu Shenzen, Zhuhai, Shantou yang terletak di provinsi Guandong. Dan Xiamen yang terletak provinsi Fujian. Shenzen merupakan kawasan ekonomi khusus yang pertama diresmikan pada tanggal 26 Agustus 1980, sekaligus menjadi zona terbesar diantara tiga zona lainnya dengan luas 372.500 Ha.
Setelah Shenzen, Zhuhai memiliki luas wilayah sebesar 600Ha, Shantao 160 Ha, dan Xiamen seluas 260 Ha (Wiryawan, 2008). Shenzen dikenal oleh dunia akibat kesuksesannya mengubah desa nelayan terbelakang menjadi salah satu pusat industri yang mendorong pertumbuhan ekonomi di China. Menurut para pengamat shenzen dipilih karena ekonominya yang sangat lemah, bahkan hanya 25% buruh yang mendapat lapangan pekerjaan. Infrastruktur dan fasilitas publik di wilayah shenzen juga belum terpenuhi (Wiryawan, 2008). Shenzen terletak 160 Km dari Guangzhou dan 35 Km dari Hongkong, Shenzhen berbatasan dengan Teluk Dapeng di timur, mulut Sungai Pearl di barat dan Wilayah Baru Hong Kong di selatan. Shenzen merupakan kota pesisir yang memiliki daya tarik keindahan tersendiri. Sejak ditetapkan sebagai kawasan ekonomi khusus Shenzen telah mengembangkan populasi
dari 0,3 juta jiwa pada 1980 menjadi 8,9 juta pada tahun 2009 (Biro statistik Shenzen 2010).
Pada tahun 1979 Shenzen merupakan wilayah yang memiliki produk domestik bruto terendah dengan 85,4 juta dollar, namun pada tahun 2019 ekonomi Shenzen telah naik 13.711 kali lipat yang menyebabkan Shenzen menjadi kota dengan perekonomian terbesar di China ketiga setelah Shanghai dan Beijing.
Keberhasilan Shenzen ini didorong oleh investasi luar negeri dapat dilihat hingga tahun 2019 sudah masuk 300 miliar dollar investasi asing dan lebih dari 90.000 perusahaan asing telah didirikan sejak 1970an. Hongkong merupakan salah satu negara yang berinvestasi besar dalam kawasan ekonomi khusus Shenzen dilihat dari laporan pemerintah China Tahun 2018 menunjukkan bahwa 56% dari seluruh perusahaan asing berasal dari Hongkong (Nikkeii Asia, 2020).
Sumber: Pemerintah kota Shenzen, 2010
Gambar II.3 Masterplan Kawasan ekonomi Khusus Shenzen 2010-2020
Masterplan pertama kawasan ekonomi khusus Shenzen berjudul rencana induk KEK pada tahun 1982 dengan dasar struktur perkotaan multicenter – cluster yang terdiri dari tiga cluster yang dihubungkan oleh satu jalan utama yang memiliki
zona luar KEK yang independent yaitu Bao’an dan Longgang. Kota Shenzen yang telah berkembang pesat menjadi kota metropolitan maka disusun rencana pembangunan baru untuk melengjapi rencana sebelumnya. Pada masterplan 2010- 2020 garis batas KEK asli dihilangkan dan resmi menjadi seluruh kota, dengan jaringan kota yang dibedakan menjadi pusat kota, distrik center dan pusat klaster yang lebih kecil. Garis kontrol ekologi juga ditambahkan untuk melindungi lingkungan kota guna menetapkan batas konstruksi (Anna Bulanda-Jansen 2019).
Pusat kota sebagai inti pembangunan barat, tengah dan timur. Sabuk pembangunan utara dan selatan untuk kerangka kerja. Garis hijau berarti garis ekologis, garis biru merupakan pelestarian sumber daya air, garis ungu merupakan konservasi yang akan diwariskan secara terus menerus, garis kuning adalah panduan dan pemantauan pembangunan infrastruktur sedangkan garis oranye adalah batas industri besar yang dapat merusak lingkungan. Rencana baru ini digunakan untuk membangun masyarakkat yang berkelanjutan dan harmonis (Mee Kam Ng, 2011).
Pada tahun 2017, Shenzen berhasil menjadi kota inovasi dan pengembangan ekonomi kelautan karena menjadikan laut sebagai pengangkut dan penghubung dan menjadikan Kerjasama maritim untuk mengembangkan ekonominya. Kawasan ekonomi khusus Shenzen juga memiliki keuntungan dari lokasinya yang cukup strategis di wilayah teluk besar Guangdong-hongkong-makau dan di sepanjang jalur sutra maritim yang mengarah ke wilayah ASEAN lokasi ini memudahkan kerjasama antar negara tersebut. Jalur maritim Shenzen mendorong dan mempermudah pergerakan ekspor dan impor yang terjadi sehingga menjadikan Shenzen menjadi salah satu kota dengan tingkat ekspor dan Impor terbesar di negaranya (Tao Y dan Yuan Y, 2019). Shenzen dengan perekonomiannya yang terus meningkat menyebabkan pemerintah kota bekerjasama dengan pemerintah pusat untuk menyusun strategi baru untuk terus berinovasi yaitu strategi komperhensif empat cabang dengan sistem membangun masyarakat yang makmur dalam segala hal, reformasi yang lebih mendalam, menerapkan supermasi hukum dan mendisiplinkan partai. Tujuan dari strategi baru tersebut adalah untuk meningkatkan kualitas hidup
masyarakat Shenzen, mempercepat pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi Internasional, pusat inovasi industri dan daerah percontohan modernisasi sosialis (Fenglan Wu dan Zhongxin Ma, 2019).
B. Hainan
Pada tahun 1988 Provinsi Hainan resmi ditetapkan menjadi kawasan ekonomi khusus kelima dengan mengembangkan sektor pariwisata dan agribisnis. Terletak di sebuah pulau paling selatan di China yang terkenal dengan pantai berpasir dan ddipenuhi oleh resort. Letak Hainan berada paling dekat dengan negara-negara di ASEAN menjadikan Hainan sebagai integrasi utama China dengan negara-negara asia tenggara. Pada tahun akhir 1990-an Hainan berhasil mengembangkan pariwisata yang paling laris di daerah domestiknya.
Provinsi Hainan juga dirancang menjadi kawasan ekonomi khusus yang berbasis zona perdagangan bebas. Hainan FTZ merupakan cara baru china untuk memperkuat integrasi ekonomi regionalnya dan mendorong pengembangan ekonomi global (China Daily, 2018).
Pada bulan Juni tahun 2020 pemerintah china membuat masterplan untuk membangun pelabuhan perdagangan bebas yang menjadikan seluruh provinsi Hainan menjadi pelabuhan perdagangan bebas. Pada masterplan yang direncanakan oleh pemerintah juga menetapkan kebijakan khusus yaitu pembatalan bea impor, menurunkan tarif pajak penghasilan, membatasi pajak perusahaan yaitu 15 persen dan memberi kelonggaran visa bagi pelancong wisata dan kepentingan bisnis. Kebijakan ini ditujukan untuk mendorong perdagangan dan investasi strategis di China. Tema utama masterplan Hainan adalah untuk meliberialisasi arus lintasbatas perdagangan, investasi, modal, personil, transportasi dan data (Briefing China, 2020). Berikut adalah linimasa masterplan empat tahap pengembangan pelabuhan pedagangan bebas Hainan:
Tahun 2020:
a) Menjadikan pelabuhan perdagangan bebas beroperasi b) Meningkatkan keterbukaan internasional secara signifikan.
c) Mulai memfasilitasi investasi dan perdagangan dengan peraturan lingkungan hukum, peningkatan layanan keuangan dan lingkungan ekolog kelas satu.
d) Meletakkan dasar untuk membangun pelabuhan perdagangan bebas Hainan Tahun 2025:
a) Sudah memiliki dasar system perdagangan bebas di Provinsi Hainan.
b) Membangun lingkungan bisnis yang terkemuka di China
c) Daya saing industri meningkat secara signifikan serta memiliki pencegahan dan pengendalian resiko yang kuat.
d) Perbaikan secara bertahap di bidang hukum dan peraturan yang ada disesuaikan untuk pengembangan pelabuhan perdagangan bebas.
Tahun 2035:
a) Memiliki operasi yang sudah mutakhir untuk pelabuhan dan perdagangan bebas Hainan.
b) Memiliki kenyamanan dan kebebasan dalam melakukan pertukaran orang, transportasi dan data.
c) Membangun lingkungan bisnis yang terkemuka di dunia.
d) Berada di garis depan modernisasi sosialis.
Tahun 2050: Pelabuhan pedagangan bebas tingkat tinggi dengan pengaruh
internasional yang kuat.
2.13 Penelitian Terdahulu
Silvia (2015) meneliti analisis pengaruh infrastruktur pembangunan kawasan ekonomi khusus (KEK) Sei Mangke terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Simalungun yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan ketersediaan infrastruktur kawasan ekonomi khusus Sei Mangkei sejak ditetapkan menjadi kawasan ekonomi khusus Kabupaten Simalungun serta pengaruhnya terhadap sosial
ekonomi masyarakat sekitar. Data analisis yang digunakan merupakan data time series dengan hasil analisis yang menunjukkan bahwa infrastruktur di kawasan ekonomi khusus sei amngkei terus meningkat kecuali panjang jalan. Analisisnya menunjukan bahwa listrik positif memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sedangkan infrastruktur jalan dan air bersih tidak memberikan dampak yang signifikan.Kawasan ekonomi khusus sei mangkei memiliki pengarugh positif terhadap sosial ekonomi masyarakat Kabupaten Simalungun.
Maftuhah (2017) meneliti dampak pembangunan kawasan ekonomi khusus (KEK) terhadap pertumbuhan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Tanjung Lesung Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten dengan tujuan untuk mengetahui dampak pengembangannya terhadap pertumbuhan UMKM Tanjung lesung, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa adanya kawasan ekonomi khusus tanjung lesung berpengaruh terhadap pertumbuhan UMKM di wilayah Tanjung Lesung dikarenakan omset UMKM meningkat dan pertumbuhan pelanggan juga disebabkan oleh wisatawan yang meningkat ke Tanjung Lesung.
Suryan dan Febriani (2019) meneliti tentang kawasan ekonomi khusus dan pembangunan ekonomi regional Indonesia yang bertujuan untuk mengetahui dampak kawasan ekonomi khusus terhadap pengembangan ekonomi wilayah. Jenis penelitian yang digunakan merupakan deskriptif dengan jenis data sekunder yang diperoleh dari badan pusat statistic dan berbagai dokumen terkait.Penelitian ini mendapatkan hasil nahwa kawasan ekonomi khusus di Indonesia telah membawa perekonomian kearah lebih baik dilihat dari perkembangan kek sei mangkei dan tanjung lesung kedua kawasan ekonomi khusus ini telah memberi dampak positif dalam hal ekonomi seperti pengangguran dan kemiskinan yang berkurang serta laju pertumbuhan yang meningkat.
Jin Wang (2013) meneliti tentang dampak kawasan ekonomi khusus China yang bertujual untuk mengetahui dampak yang dihasilkan oleh kawasan ekonomi khusus china terhadap ekonomi local berdasarkan kota – kota yang berada di China.
Data yang digunakan berupa indeks kawasan ekonomi khusus, investasi asing langsung, perhitungan pertumbuhan dan harga faktor. Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa kawasan ekonomi khusus dapat digunakan untuk untuk pengembangan yang bertujuan untuk menarik modal asing, menaikkan eksport dan menyerap teknologi canggih. Kebijakan pemerintah terhadap kawasan ekonomi khusus china juga meningkatkan investasi asing secara langsung dan perusahaan industri yang berorientasi ekspor. Karena kawasan ekonomi khusus mengadopsi teori kluster, kawasan ekonomi khusus dapat meningkatkan pertumbuhan faktor produktifitas yang ditargetkan secara spasial sehingga pendapatan pekerja lokal meningkat secara signifikan dan kenaikan dalam taraf biaya hidup tanpa kenaikan harga rumah yang signifikan.
BretCrane dkk, (2018) meneliti tentang ekonomi khusus china dan ketimpangan regional yang bertujuan untuk mengetahui kebijakan China terhadap ketimpangan regionalnya, Hasil yang didapatkan bahwa kawasan ekonomi khususu merupakan salah satu solusi untuk mengatasi kesenjangan di negara berkembang, padahal kesenjangan regional china merupakan salah satu masalah yang rumit. Salah satu cara mengatasi kesenjangan tersebut adalah dengan menghapuskan wilayah terkaya dan termiskin yaitu dengan penyetaraan,maka pemerintah china merangsang pertumbuhan ekonomi di wilayah termiskin dengan mendirikan kawasan ekonomi khusus sehingga daerah yang tertinggal akan menyusul dan tidak ada lagi negara miskin.