• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP DASAR PROBABILITAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KONSEP DASAR PROBABILITAS"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP DASAR PROBABILITAS

1

(2)

2

BEBERAPA PRINSIP MENGHITUNG

Factorial = n!

Permutasi nPr = n!/ (n-r)!

Kombinasi nCr = n!/r! (n-r)!

• Factorial (berapa banyak cara yang mungkin dalam mengatur sesuatu dalam kelompok).

• Permutasi (sejumlah kemungkinan susunan jika terdapat satu kelompok objek).

• Kombinasi (berapa cara sesuatu diambil dari

keseluruhan objek tanpa memperhatikan urutannya.

(3)

Contoh :

3

(4)

1.

Perusahaan memiliki 12 mobil untuk distribusi produk, garasi yg dimiliki

perusahaan hanya cukup untuk 5 mobil,

A.

berapa kemungkinan susunannya jika urutan diperhatikan?

B.

berapa kemungkinan susunannya jika urutan tidak diperhatikan?

4

(5)

Pengantar :

5

Banyak kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang sulit diketahui dengan pasti, terutama kejadian yang akan datang.

Meskipun kejadian-kejadian tersebut tidak

pasti, tetapi kita bisa melihat fakta-fakta yang ada untuk menuju derajat kepastian atau

derajat keyakinan bahwa sesuatu akan terjadi.

Derajat / tingkat kepastian atau keyakinan dari munculnya hasil percobaan statistik disebut Probabilitas (Peluang), yang

dinyatakan dengan P.

(6)

Konsep dan definisi dasar

6

Eksperimen/percobaan probabilitas adalah

segala kegiatan dimana suatu hasil (outcome) diperoleh.

Ruang sampel adalah himpunan seluruh kemungkinan outcome dari suatu

eksperimen/percobaan. Biasanya dinyatakan dengan S. Banyaknya outcome dinyatakan dengan n(S).

Peristiwa/kejadian (A) adalah himpunan bagian

dari outcome dalam suatu ruang sampel n(A).

(7)

Contoh eksperimen pengambilan bola dalam kotak dimana kesepuluh bola yang ada diberi nomor 1-10. Ruang sampel disimbolkan dengan S = {1,2,3,…,10}.

Jika A merupakan himpunan bola

bernomor prima, maka A = {2,3,5,7} yg

merupakan subset dari S dan A

merupakan kejadian dalam ruang sampel

S.

(8)

Ruang Sampel Diskrit dan Ruang Sampel Kontinu

Ruang sampel kontinu bila anggotanya berada dalam interval. Contoh S = {x|

10<x<11}, S = {x|x>0}

Ruang sampel diskrit bila anggotanya terhitung. Contoh S =

{rendah,tinggi,sedang}, S =

{2,4,6,8,10}

(9)

1

Beli

Jual

0, 6

BNI

BLP BCA

BNI

BLP BCA

0,2 5 0,4

0 0,3

5

0,2 5

0,4 0 0,3

5

Keputusan Jual atau Beli

Jenis Saham Probabilitas

Bersyarat

Probabilitas bersama

1 x 0,6 x 0,35 = 0,21

1 x 0,6 x 0,40 = 1 x 0,6 x 0,25 = 0,24

0,15

1 x 0,4 x 0,35

= 0,14 1 x 0,4 x 0,40

= 0,16 1 x 0,4 x 0,25

= 0,10 0,21+0,24+0,1 5+0,14

+0,16+0,10

=1,0 Jumlah Harus =

1.0

• Diagram Pohon

Suatu diagram berbentuk

pohon yang membantu

mempermudah mengetahui probabilitas suatu peristiwa

0, 4

(10)

KASUS: suatu pesan penting akan

dikirimkan kepada pimpinan dengan cara

berantai. Orang pertama akan

mengirimkan ke orang kedua, orang

kedua mengirim pesan ke orang ketiga

dan orang ketiga akan langsung

menyampaikan pesan ke pimpinan. Jika

sifat pengiriman pesan dari orang 1 ke

orang berikutnya adalah terlambat atau

on time, untuk memudahkan pendataan

ruang sampel dapat terlebih dahulu

membuat diagram pohon

(11)

Diagram pohon

Jadi S = {(o,o,o),(o,o,l),(o,l,o),(o,l,l),(l,o,o),

(l,o,l),(l,l,o),(l,l,l)}

(12)

Soal Latihan

Berdasarkan hasil penelitian ternyata bahwa mahasiswa pria hanya 40% dari total jumlah mahasiswa di Jakarta.

Berdasarkan pada tingkat kelulusan ternyata mahasiswa wanita 90% lulus tepat waktu, dan 80% mencapai IPK di atas 3,0. Sedang mahasiswa pria yang lulus tepat waktu hanya 40% dan IPK di atas 3,0 hanya 50%. Hitunglah:

Berapa persen, mahasiswa pria lulus tidak tepat waktu dan IPK di bawah 3,0?

Berapa peluang mahasiswi lulus tepat waktu dan IPK di atas 3,0?

12

(13)

1

Mahasiswa P(B) =0,4

Lulus Tepat P(E) =0,4

Lulus Tidak Tepat P(F) =0,6

IPK>3,0 P(M) =0,5

IPK>3,0 P(K) =0,5

IPK<3,0 P(J) =0,2

IPK<3,0 P(L) =0,5

IPK<3,0 P(N) =0,5

Mahasiswi P(A) =0,6

Lulus Tepat P(C) =0,9

Lulus Tidak Tepat P(D) =0,1

IPK>3,0 P(G) =0,8

IPK<3,0 P(H) =0,2

IPK>3,0 P(I) =0,8

(14)

Peluang mahasiswa lulus tidak tepat waktu di bawah 3,0

P(N|F|B) = 0,4 x 0,6 x 0,5 = 0,12

Peluang mahasiswi lulus tepat waktu dengan IPK di atas 3,0:

P(G|C|A) = 0,6 x 0,9 x 0,8 = 0,432

14

(15)

Union (gabungan), Intersection (Irisan)

dan Complement (Komplemen)

(16)

Kasus Probabilitas

16

Dilakukan eksperimen, yaitu diperiksa 3 buah

sikring satu persatu secara berurutan dan mencatat kondisi sikring tersebut dengan memberi notasi B untuk sikring yang baik dan R untuk sikring yang rusak.

Maka ruang sampel pada eksperimen probabilitas pemeriksaan tersebut adalah S = {BBB, BBR, BRB, RBB, BRR, RBR, RRB, RRR}. Jumlah outcome dalam ruang sampel S adalah n(S) = 2

3

= 8.

Jika A menyatakan peristiwa diperoleh satu sikring

yang rusak, maka A = {BBR, BRB, RBB}. Jumlah

outcome dalam ruang peristiwa adalah n(A) = 3.

(17)

Definisi probabilitas

17

Bila kejadian A terjadi dalam m cara dari seluruh n cara yang mungkin terjadi dan masing-masing n cara itu mempunyai kesempatan yang sama untuk muncul, maka probabilitas kejadian A, ditulis P(A), dapat dituliskan :

n m S

n

A A n

P  

) (

) ) (

(

(18)

Sifat-sifat probabilitas kejadian A :

18

0  P(A)  1 , artinya nilai probabilitas kejadian A selalu terletak antara 0 dan 1

P(A) = 0, artinya dalam hal kejadian A tidak terjadi (himpunan kosong), maka probabilitas kejadian A adalah 0. Dapat dikatakan bahwa kejadian A mustahil untuk terjadi.

P(A) = 1, artinya dalam hal kejadian A, maka probabilitas kejadian A adalah 1.

Dapat dikatakan bahwa kejadian A pasti

terjadi.

(19)

Contoh (1):

19

Sebuah koin dilemparkan dua kali. Berapakah probabilitas bahwa paling sedikit muncul satu Muka?

Jawab :

Misal M = Muka , B = Belakang

Ruang sampel untuk percobaan ini adalah S

= {MM, MB, BM, BB}

Kejadian A = muncul paling sedikit satu Muka adalah A = {MM, MB, BM}

Jadi,

Probabilitas bahwa paling sedikit muncul satu Muka adalah

4 3 )

( ) ) (

(  

S n

A A n

P

(20)

Contoh (2):

20

Suatu campuran kembang gula berisi 6 mint, 4

coffee, dan 3 coklat. Bila seseorang membuat suatu pemilihan acak dari salah satu kembang gula ini,

carilah probabilitas untuk mendapatkan : (a) mint, dan (b) coffee atau coklat.

Jawab :

Misal, M = mint , C = coffee , T = coklat (a). Probabilitas mendapatkan mint =

(b). Probabilitas mendapatkan coffee atau coklat =

13 6 )

( ) ) (

(  

S n

M M n

P

13 7 13

0 3 4 )

(

) (

) ( )

( )

(

) ) (

(           

S n

T C n T

n C

n S

n T C T n

C P

(21)

Probabilitas kejadian majemuk (1):

21

Bila A dan B kejadian sembarang pada ruang sampel S, maka probabilitas

gabungan kejadian A dan B adalah

kumpulan semua titik sampel yang ada pada A atau B atau pada keduanya.

) (

) ( )

( )

( A B P A P B P A B

P     

(22)

Probabilitas kejadian majemuk (2):

22

Bila A, B, dan C kejadian

sembarang pada ruang sampel S, maka probabilitas gabungan

kejadian A, B, dan C adalah :

) (

) (

) (

) (

) ( )

( )

( )

(

C B

A P C

B P C

A P

B A

P C

P B

P A

P C

B A

P

(23)

Contoh :

23

Kemungkinan bahwa Ari lulus ujian matematika

adalah 2/3 dan kemungkinan ia lulus bahasa inggris adalah 4/9. Bila probabilitas lulus keduanya adalah 1/4, berapakah probabilitas Ari dapat paling tidak lulus salah satu dari kedua pelajaran tersebut?

Jawab :

Bila M adalah kejadian lulus matematika, dan B adalah kejadian lulus bahasa inggris, maka :

Probabilitas Ari lulus salah satu pelajaran tersebut adalah :

P(M  B) = P(M) + P(B) – P(M  B)

= 2/3 + 4/9 – 1/4

= 31/36

(24)

Dua kejadian saling lepas

(disjoint events atau mutually exclusive):

Bila A dan B dua kejadian saling lepas, maka berlaku :

) (

) (

)

( A B P A P B

P   

) (

) (

) (

)

( A B C P A P B P C

P     

24

 Bila A, B, dan C tiga kejadian

saling lepas, maka berlaku :

(25)

Contoh :

25

Berapakah probabilitas mendapatkan total 7 atau 11 bila sepasang dadu dilemparkan?

Jawab :

Bila A adalah kejadian diperoleh total 7, maka A = {(1,6), (6,1), (2,5), (5,2), (3,4), (4,3)}

Bila B adalah kejadian diperoleh total 11, maka B = {(5,6), (6,5)}

Sehingga probabilitas mendapatkan total 7 atau 11 adalah :

P(A  B) = P(A) + P(B) – P(A  B)

= 6/36 + 2/36 – 0

= 8/36

(26)

Dua kejadian saling komplementer:

Bila A dan A’ dua kejadian dalam S yang saling komplementer, maka berlaku :

) (

1 )

'

( A P A

P  

26

(27)

Contoh:

27

Pada pelemparan dua dadu, jika A adalah kejadian munculnya muka dadu sama, hitunglah probabilitas munculnya muka dua dadu yang tidak sama.

Jawab :

Misal A = kejadian munculnya muka dua dadu yang sama

= {(1,1), (2,2) , (3,3), (4,4), (5,5), (6,6)}

maka P(A) = 6/36

Sehingga,

Probabilitas munculnya muka dua dadu yang tidak sama

= P(A’) adalah:

P(A’) = 1 – P(A)

= 1 – 6/36

= 30/36

(28)

Dua kejadian saling bebas (independent):

Dikatakan saling bebas artinya kejadian itu tidak saling mempengaruhi.

Dua kejadian A dan B dalam ruang sampel S dikatakan saling bebas, jika kejadian A tidak

mempengaruhi probabilitas terjadinya kejadian B dan sebaliknya kejadian B tidak mempengaruhi probabilitas terjadinya kejadian A.

Bila A dan B dua kejadian saling bebas, berlaku :

) (

. ) (

)

( A B P A P B

P  

28

(29)

Contoh:

29

Pada pelemparan dua uang logam secara sekaligus, apakah kejadian munculnya muka dari uang logam pertama dan uang logam kedua saling bebas?

Jawab :

Ruang sampel S = {(m,m), (m,b), (b,m), (b,b)}

Misalkan, A = kejadian muncul muka dari uang logam 1  P(A) = 2/4 = ½

= {(m,m), (m,b)}

B = kejadian muncul muka dari uang logam 2  P(B) = 2/4 = ½ = {(m,m), (b,m)}

A  B = kejadian muncul dua muka dari uang logam 1 dan 2

= {(m,m)}  P(A  B) = ¼

Bila A dan B saling bebas berlaku : P(A  B) = P(A). P(B)

¼ = ½ . ½

¼ = ¼

Jadi, A dan B saling bebas.

(30)

Latihan:

30

Sebuah sistem sembarang seperti terlihat pada gambar di bawah tersusun atas tiga tingkat. Sistem ini akan bekerja dengan baik jika ketiga tingkatnya berjalan dengan baik.

Misal seluruh unit dalam setiap tingkat saling bebas dan masing-masing berjalan baik. Diketahui P(A) = 0,7; P(B) = 0,7 ; P(C ) = 0,9 ; P(D) = 0,8 ; P(E) = 0,6 ; P(F) = 0,6 ; dan P(G) = 0,6. Hitunglah probabilitas sistem berjalan dengan baik.

(31)

Jawab:

31

P(T1) = P(AB) = P(A) + P(B) – P(AB) = P(A) + P(B) – P(A).P(B)

= 0,7 + 0,7 – (0,7)(0,7) = 0,91

P(T2) = P(C  D) = P(C).P(D) = (0,9)(0,8) = 0,72

P(T3) = P(EF G)

= P(E) + P(F) + P(G) – P(EF) – P(EG) – P(FG) + P(EF G) = P(E) + P(F) + P(G) – P(E).P(F) – P(E).P(G) – P(F).P(G) +

P(E).P(F).P(G)

= 0,6 + 0,6 + 0,6 – (0,6)(0,6) – (0,6)(0,6) – (0,6)(0,6) + (0,6)(0,6) (0,6)

= 0,936

Jadi,

P(sistem berjalan baik) = P(T1  T2  T3) = P(T1).P( T2).P( T3) = (0,91).(0,72).(0,963) = 0,613.

Artinya sistem tersebut secara keseluruhan memiliki 61,3%

kemungkinan dapat berjalan dengan baik.

(32)

32

(33)

Probabilitas bersyarat (conditional probability):

33

Adalah probabilitas suatu kejadian B terjadi dengan syarat kejadian A

lebih dulu terjadi atau akan terjadi atau diketahui terjadi.

Ditunjukkan dengan P(BA) yang dibaca “probabilitas dimana B

terjadi karena A terjadi”

0 )

( ) ,

(

) ) (

(  

jika P A

A P

B A

A P B

P

(34)

Contoh (1):

34

Misalkan dipunyai kotak berisi 20 sekering, 5 diantaranya rusak. Bila 2 sekering diambil dari kotak satu demi satu

secara acak tanpa mengembalikan yang pertama ke dalam kotak. Berapakah peluang kedua sekering itu rusak?

Jawab :

Misalkan A = kejadian sekering pertama rusak B = kejadian sekering kedua rusak

Maka peluang kedua sekering itu rusak = P(A  B) P(A  B) = P(A). P(BA)

= 5/20 . 4/19 = 1/19

(35)

Contoh (2):

35

Berdasarkan hasil 100 angket yang dilakukan untuk

mengetahui respon konsumen terhadap pasta gigi rasa jeruk (J) dan pasta gigi rasa strawbery (S), diperoleh informasi

sebagai berikut : 20 pria menyukai rasa jeruk, 30 wanita

menyukai rasa jeruk, 40 pria menyukai rasa strawbery, dan 10 wanita menyukai rasa strawbery.

Apabila kita bertemu dengan seorang pria, berapa probabilitas ia menyukai pasta gigi rasa strawbery?

Apabila kita bertemu dengan seorang wanita, berapa probabilitas ia menyukai pasta gigi rasa jeruk?

Apabila kita bertemu dengan seorang yang menyukai pasta gigi rasa jeruk, berapa probabilitas ia adalah pria?

Apabila kita bertemu dengan seorang yang menyukai pasta gigi rasa strawbery, berapa probabilitas ia adalah wanita?

(36)

Jawab:

36

Misal W = Wanita, R = Pria, S = pasta gigi rasa Strawbery, dan J = pasta gigi rasa jeruk.

Jadi,

Apabila kita bertemu dengan seorang pria, berapa probabilitas ia menyukai pasta gigi rasa strawbery adalah

Apabila kita bertemu dengan seorang wanita, berapa probabilitas ia menyukai pasta gigi rasa jeruk adalah

Apabila kita bertemu dengan seorang yang menyukai pasta gigi rasa jeruk, berapa probabilitas ia adalah pria adalah

Apabila kita bertemu dengan seorang yang menyukai pasta gigi rasa strawbery, berapa probabilitas ia adalah wanita adalah

Response n

J S Jumlah

R 20 40 60

W 30 10 40

Jumlah 50 50 100

67 . 60 0 40 60100100 40 )

( ) ) (

(

R P

R S R P

S P

75 . 40 0 30 40100100 30 )

( ) ) (

(

W P

W J W P

J P

40 . 50 0 20 50100100 20 )

( ) ) (

(

J P

J R J P

R P

20 . 50 0 10 50100100 10 )

( ) ) (

(

S P

S W S P

W P

(37)

Aturan Bayes :

37

Misalkan A1, A2, dan A3 adalah tiga

kejadian saling lepas dalam ruang sampel S.

B adalah kejadian sembarang lainnya dalam S.

S

A1 A2 A3

B

(38)

probabilitas kejadian B adalah :

38

P(B) = P(BA1). P(A1) + P(BA2). P(A2) + P(BA3). P(A3)

= 

3 1

) (

).

(

i

i

i

P A

A B P

disebut Hukum Probabilitas Total

(39)

39

Secara umum, bila A1, A2, A3, …, An

kejadian saling lepas dalam ruang sampel S dan B kejadian lain yang sembarang

dalam S, maka probabilitas kejadian bersyarat AiB dirumuskan sebagai berikut :

 

n

i

i i

i i i

i

A P A

B P

A P A

B P B

P

A B

B P A P

1

) (

).

(

) (

).

( )

(

) ) (

(

disebut Rumus Bayes (Aturan Bayes).

(40)

Contoh:

40

Misalkan ada tiga kotak masing-masing berisi 2 bola. Kotak 1 berisi 2 bola merah, kotak 2 berisi 1 bola merah dan 1 bola putih, dan kotak 3 berisi 2 bola putih. Dengan mata tertutup Anda diminta mengambil satu kotak secara acak dan kemudian mengambil 1 bola secara acak dari kotak yang

terambil itu..

Berapakah peluang bola yang terambil berwarna merah?

Berapakah peluang bola tersebut terambil dari

kotak 2?

(41)

Jawab

41

P(bola yang terambil berwarna merah) =

P(bola merah tersebut terambil dari kotak 2) =

) 3 ( ).

3 ( )

2 (

).

2 ( )

1 ( ).

1 ( )

(M P P M P P M P P M

P

5 . 6 0 3 6

1 0 2

3. 1 2 .1 3 1 2 .2 3

1

33 . 3 0 1 3166 3.612

13 )

(

) 2 ( ).

2 ) (

2

(

M P

M P M P

P

(42)

Soal 1:

42

Sebuah kotak berisi 8 bola merah, 7 bola putih, dan 5 bola biru. Jika diambil 1 bola secara acak, tentukanlah probabilitas

terpilihnya bola :

Merah

Tidak biru

Merah atau putih

(43)

Soal 2:

43

Dari 10 orang staf bagian pemasaran PT. Rumah Elok, diketahui : Sarjana teknik pria 1 orang, Sarjana teknik wanita 3 orang, , dan Sarjana ekonomi pria 2 orang, dan Sarjana ekonomi wanita 4 orang

Dari 10 staf tersebut dipilih secara acak 1 orang untuk menjadi manajer pemasaran.

Berapa peluang A, jika A menyatakan kejadian bahwa manajer adalah seorang wanita?

Berapa peluang B, jika B menyatakan kejadian bahwa manajer adalah seorang sarjana teknik?

Hitunglah P(AB).

Hitunglah P(AB).

(44)

Soal 3:

44

Ada 3 kotak yaitu 1, 2, dan 3 yang masing-masing berisi

bola merah dan putih, seperti yang dituliskan dalam tabel di bawah ini

Mula-mula satu kotak dipilih secara acak, kemudian dari kotak yang terpilih diambil 1 bola juga secara acak. Tiap kotak mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih.

Berapa peluang bahwa bola itu merah ?

Berapa peluang bahwa bola itu putih ?

Bila bola terpilih merah, berapa peluang bahwa bola tersebut dari kotak 1?

Bila bola terpilih putih, berapa peluang bahwa bola tersebut dari kotak 2?

Kotak 1

Kotak 2

Kotak 3

Jumla h Bola

merah 5 7 8 20

Bola

putih 4 3 9 16

Jumlah 9 10 17 36

(45)

Soal 4

45

Sebuah sistem mekanik memerlukan dua fungsi sub-sistem yang saling berkaitan. Skema penyederhaan sistem

tersebut terlihat dalam gambar di bawah. Terlihat bahwa A harus berfungsi dan sekurangnya salah satu dari B harus berfungsi agar sistem mekanik itu bekerja baik.

Diasumsikan bahwa komponen-komponen B bekerja dengan tidak bergantung satu sama lain dan juga pada komponen A. Probabilitas komponen berfungsi baik adalah untuk A = 0.9 dan masing-masing B = 0.8. Hitunglah probabilitas sistem mekanik tersebut berfungsi dengan baik.

A

B1

B2

Input Output

(46)

Soal 5

46

Mesin produksi dari PT Sukses Jaya ada 2. Kapasitas produksi mesin pertama adalah 30% dan mesin kedua adalah 70%. 40% dari produksi mesin pertama

menggunakan komponen lokal dan sisanya

menggunakan komponen impor. Sedangkan 50% dari mesin kedua menggunakan komponen lokal dan

sisanya menggunakan komponen impor. Apabila dipilih secara random sebuah produksi, berapa probabilitas:

Produk yang terambil menggunakan komponen lokal

Bila diketahui produk yang terambil menggunakan komponen lokal, berapa probabilitas produk tersebut dari mesin pertama.

Referensi

Dokumen terkait

Informasi dan pengetahuan akan diaplikasikan kedalam sebuah buku visual, Hal ini dikarenakan anak-anak usia dini seperti sekolah dasar masih tertarik dengan berbagai warna dan macam

E-Commerce merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi, dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu melalui transaksi

Segala puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan, Yesus Kristus Juru Selamat yang hidup, karena atas karunia dan berkat-NYA penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Populasi dan sampel penelitian adalah seluruh penderita kanker payudara yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik tahun 2013 sebanyak 147 sampel (total sampling).. Tidak ada

Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan. Kedua atas Peraturan

Keselamatan kerja adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi terjadinya kecelakaan, kerusakan dan segala bentuk kerugian baik terhadap manusia, maupun yang berhubungan

Plotting pada kertas kalkir kedudukan platform, weir dan muka air;Tutup lobang pada tangki penampung dengan penyumbat lubang... Pada percobaan aliran dengan penghalang ambal

Sebaliknya, instrumen derivatif merupakan kontrak perjanjian antara dua pihak untuk menjual atau membeli sejumlah barang (baik itu aktiva finansial maupun komoditas)