• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Sumber Daya Mineral Batugamping Dolomitan untuk Pengembangan Usaha Pertambangan Kapur Pertanian Di Daerah Madello Kabupaten Barru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Evaluasi Sumber Daya Mineral Batugamping Dolomitan untuk Pengembangan Usaha Pertambangan Kapur Pertanian Di Daerah Madello Kabupaten Barru"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 4 No. 1, Desember 2022 ISSN (Cetak): 2685-7480

SEMINAR NASIONAL DIES NATALIS UNM Ke-61 Memperkokoh Jiwa Wirausaha yang Berkarakter,

Kompetitif, dan Adaptif di Era Post Truth

Evaluasi Sumber Daya Mineral Batugamping Dolomitan untuk Pengembangan Usaha Pertambangan Kapur Pertanian

Di Daerah Madello Kabupaten Barru

Muh. Darwis Falah

1

, Nurlita Pertiwi

2

, Hamsu Abdul Gani

3

PPs Pendidikan Kependudukan dan Lingkugan Hidup, Universitas Negeri Makassar Email: mdarwisfalah@gmail.com

Abstract: The purpose of this study is to design the entrepreneurship of a mining business for dolomitan limestone mineral resources into an environmentally friendly agricultural limestone mining business. The research location is in the Madelo area, Balusu District.

The research was conducted by means of surveys and mapping. The development of an environmentally sound mining business requires wise resource management. On the other hand, the mining business poses a risk of environmental damage. Therefore, environmental control measures are an effort that must be taken into account in environmentally sound mining planning. Dolomitan limestone in the study area shows levels of CaO = 51.9% and MgO = 1.5%, so it can be used as raw material for agricultural lime to neutralize acid soil in pond areas and as agricultural fertilizer. The agricultural lime is spread over an area of 11.75 ha with a mineable reserve of 2,350,000 tons. Mining that is suitable to be applied is open pit mining with a terrace system, excavation is carried out using the back filling method. The equipment needed is an excavator, bulldozer, dump truck and stone crusher. The production plan is 60,000 tons/year, so the mine life is 35.25 years. Marketing plan to domestic farmers and farmers, selling price is IDR 250,000 per ton for the logo of the factory warehouse in Madello. Proposed mining activities and processing of agricultural lime based on considerations of the smooth running of production and the environment consist of: land clearing, removal of overburden, construction of mining roads, unloading, loading, transporting, breaking, sifting, bagging, post-mining reclamation. The investment required is Rp. 11,707,500,000, working capital is Rp. 2,569,000,000, source of bank credit funds with interest on investment credit loans is 15% and working capital loans are 18%.. The results of the feasibility analysis show that the net present value at an interest rate of 15% has a positive value of 12,513,049,000. Internal rate of return 35.73%.

Profitability Index (PI) = 1.88 (bigger 1), so that the Madello Agricultural Lime mining business is feasible to carry out. The break even point occurred in sales of Rp.

5,893.979,592 with a price of Rp. 98,233 per ton and total production of 11,552.22 tons.

Total workforce consists of 67 permanent employees.

Keywords: Dolomitan limestone resources, agricultural limestone, Reserves, mining.

PENDAHULUAN

Batugamping dolomitan merupakan bahan galian industri yang termasuk dalam bahan galian batuan, merupakan bahan kapur pertanian yang dapat digunakan untuk pupuk pertanian dan penetral air tambak.

Batugamping dolomitan di daerah Madello Kabupaten Barru telah diketahui sejak pemetaan geologi regional dilakukan oleh

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Departemen Pertambangan dan Energi Republik Indonesia (Rab Sukamto, 1982).

Petani dan petambak di daerah Sulawesi Selatan dan sekitarnya menggunakan kapur pertanian sebagai pupuk dan petambak sebagai penetral air tambah.

Kebutuhan kapur pertanian di daerah Sulawesi Selatan dan sekitarnya rata-rata

(2)

Vol. 4 No. 1, Desember 2022 ISSN (Cetak): 2685-7480

SEMINAR NASIONAL DIES NATALIS UNM Ke-61 Memperkokoh Jiwa Wirausaha yang Berkarakter,

Kompetitif, dan Adaptif di Era Post Truth

100.000 ton/tahun

Peluang usaha ini perlu dimanfaatkan karena dapat membuat lapangan kerja. Namun kegiatan usaha pertambangan dikhawatirkan akan berdampak kepada kerusakan lingkungan.

Untuk itu tujuan penelitian ini untuk merancang wirausaha pertambangan kapur pertanian yang berwawasan lingkungan.

Pembangunan usaha pertambangan yang berwawasan lingkungan mensyaratkan adanya pengelolaan sumber daya mineral yang bijaksana. Di sisi lain usaha pertambangan tersebut memberikan resiko terhadap kerusakan lingkungan. Olehnya tindakan pengendalian lingkungan adalah upaya yang harus diperhitungkan dalam perencanaan pertambangan yang berwawasan lingkungan. Untuk melakukan pengembangan usaha pertambangan yang berwawasan lingkungan diperlukan kajian tentang kelayakan teknik, ekonomi dan lingkungan (Ardianto, 2017).

Daerah penelitian secara administrative terletak di daerah Desa Madello, Kecamatan Balusu. Secara geografi daerah tersebut terletak pada posisi: 4° 19 30” – 4° 19 54” Lintang Selatan dan 119°

38 12” - 119° 38’ 40” Bujur Timur dari Greenwich. Daerah tersebut terletak 10 km di sebelah utara kota Barru. Daerah ini dapat dicapai dari kota Barru dengan kendaraan bermotor melalui jalanan propinsi yang beraspal.

KAJIAN TEORI

Menurut Machali (1999) sumber daya mineral adalah endapan mineral atau batuan yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata. Sumber daya mineral dengan keyakinan geologi tertentu dapat berubah menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian kelayakan tambang dan memenuhi kriteria layak tambang. Sumber daya mineral menopang banyak kebutuhan hidup manusia, tanpa keberadaannya maka manusia akan mengalami kesulitan.

Menurut Sukandarrumidi (2004) sumber daya mineral kapur pertanian memegang peranan cukup penting bagi kegiatan pertanian dan pertambakan. Hasil survey yang dilakukan oleh Pusat

Pengembangan Teknologi Mineral dalam kurun waktu 1981 – 1993 menunjukkan konsumsi kapur pertanian meningkat sekitar 10 % per tahun.

Menurut Supriatna S. dan M. Arifin (1997) kapur pertanian secara geologi berhubungan dengan dolomitisasi, terbentuk karena pengaruh pelindian atau peresapan unsur magnesium dari laut ke dalam batu kapur, sehingga batu kapur tersebut berubah menjadi batu kapur bermagnesium (batugamping dolomitan). Batu kapur bermagnesium mempunyai kadar MgO (1,1 – 2,2) % menurut Pettijhon (1990).

Perhitungan cadangan dilakukan berdasarkan system klasifikasi sumber daya mineral dan cadangan menurut SNI 13- 4726-2011. System klasifikasi ini didasarkan pada keyakinan geologi dan kelayakan tambang. Berdasarkan klasifikasi tersebut maka cadangan dibagi dua yakni; cadangan terkira (probable reserves) dan cadangan terbukti (proven reserves). Cadangan terukur adalah sumberdaya mineral terukur yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomik. Sedangkan cadangan terkira adalah sumberdaya mineral terunjuk dan sebagian sumberdaya mineral terukur yang tingkat keyakinan geologinya masih lebih rendah.

Pembangunan berwawasan lingkungan merupakan suatu upaya memaksimalkan potensi Sumber Daya Alam yang ada secara terencana, bertanggung jawab, dan sesuai dengan daya dukungnya. Kemakmuran rakyat, kelestarian fungsi, dan keseimbangan lingkungan hidup merupakan hal yang utama dalam mendukung pembangunan berwawasan lingkungan sebagai wujud penerapan keberlanjutan (Cahyani & Aji, 2018). Perhitungan atau pertimbangan biaya dan kerusakan lingkungan juga merupakan instrument penting untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Otto Soemarwoto (2004) mengemukakan bahwa perinsip dasar dari pembangunan berkelanjutan haruslah mengakomodasi aspek konservasi, rasionalisasi, dan kepentingan sosial.

(3)

Vol. 4 No. 1, Desember 2022 ISSN (Cetak): 2685-7480

SEMINAR NASIONAL DIES NATALIS UNM Ke-61 Memperkokoh Jiwa Wirausaha yang Berkarakter,

Kompetitif, dan Adaptif di Era Post Truth

91 | M u h . D a r w i s F a l a h METODE PENELITIAN

Penelitian eksplorasi dilakukan dengan metode survey lapangan dan pemetaan, ditempuh melalui tahapan- tahapan: Tahap persiapan yaitu mempelajari hasil-hasil penyelidikan terdahulu. Tahap pekerjaan lapangan yaitu kegiatan pengumpulan data-data lapangan.

Pengumpulan data lapangan meliputi pemetaan geologi, penghitungan cadangan, dan pengambilan contoh. Tahap analisa dan tahap penyusunan laporan.

Studi kelayakan penambangan batugamping dolomitan, meliputi: Studi rencana penambangan dan analisis kelayakan ekonomi. Studi rencana penambangan terdiri dari metode dan tatacara penambangan, rencana produksi, peralatan yang digunakan, umur tambang, rencana pemanfaatan sumber daya mineral.

HASIL PENELITIAN

1. Geografi dan Geologi Daerah Penelitian

Penduduk Desa Madello berjumlah 4.255 jiwa (laki-laki 2.085 jiwa dan perempuan 2.170 jiwa) dengan jumlah keluarga 1.113 KK, menyebar pada dusun- dusun : Madello, Ujunge, Latimpa, dan Palie. Luas wilayah secara keseluruhan 11,69 km2 .dengan kepadatan 364 jiwa/km2 (Kecamatan Balusu dalam Angka, 2019).

Desa Madello berdasarkan kedudukan garis lintang merupakan daerah yang beriklim tropis, dan termasuk dalam pola iklim pesisir pantai Barat Sulawesi Selatan.

Musin hujan terjadi pada bulan Desember hingga bulan April, dan musim kemarau terjadi pada bulan Juni hingga bulan Nopember, antara kedua musin tersebut terdapat musim pancaroba. Curah hujan tahunan rata-rata 2.951 mm/th dan hari hujan tahunan rata-rata 161 h/th (Kabupaten Barru dalam Angka, 2019).

Daerah penelitian merupakan daerah perbukitan yang termasuk dalam kawasan Areal Penggunaan Lain (APL), yang merupakan daerah perkebunan, bervegetasi rumputan, semak belukar dan sedikit pepohonan. Pada umumnya tumbuhan- tumbuhan di daerah penelitian adalah

tumbuhan budidaya penduduk yang terdiri dari: jambu mente, mangga, nangka. dan tanaman musiman pisang. Fauna yang terdapat di dalam wilayah eksplorasi dan sekitarnya yang merupakan fauna budidaya dan non budidaya. Fauna non budidaya.

Daerah penelitian merupakan rangkaian dari daerah perbukitan Bulu Latimpa dengan bentuk fisiografi perbukitan yang berarah baratlaut-tenggara, bagian utaranya dibatasi oleh Sungai Takkalasi dan di bagian barat di batas oleh Jalan raya provinsi, berada pada ketinggian 10 – 75 m dpl. Sungai Takkalasi merupakan sungai permanent yang pada musim kemarau debit air sungainya kecil. Gua Togenra yang panjangnya 800 m memiliki fenomena indokarst yang menarik merupakan abyek wisata yang populer di daerah ini. Tekstur topografi sedang sampai agak kasar dan relief topografi sedang. Daerahnya merupakan daerah berlereng landai sampai agak terjal, bentuk lembah lebar dengan punggungan yang tumpul.

Daerah penelitian berdasarkan litostratigrafi disusun oleh satuan batuan:

Batu gamping, Batuan Tufa dan Endapan Alluvium. Satuan Batu gamping tersusun dari batu gamping kalsirudit, batu gamping bioklastika dan kalkarenit. Batuannya berwarna putih sampai abuabu, sebagian berlapis baik, setempat- setempat bersisipan dengan breksi batugamping pasiran, mengandung fosil Moluska dan Foraminifera yang menunjukkan umur Eosen Awal sampai Miosen Tengah dengan lingkungan pengendapan neretik. Tebal formasi ini dari penampang geologi tidak kurang dari 100 m, sebarannya di daerah Latimpa. Satuan Batugamping ini sebagian mengalami proses dolomitisasi membentuk batu kapur pertanian, satuan ini mempunyai kesamaan ciri litologi dengan Formasi Tonasa (Rab Sukamto, 1982).

Struktur geologi daerah penelitian merupakan daerah perlipatan antiklin yang tersesarkan dan terkekarkan dengan intensitas rendah. Perlipatan secara umum berarah barat laut-tenggara dengan kemiringan (10 – 20) derajat.

(4)

Vol. 4 No. 1, Desember 2022 ISSN (Cetak): 2685-7480

SEMINAR NASIONAL DIES NATALIS UNM Ke-61 Memperkokoh Jiwa Wirausaha yang Berkarakter,

Kompetitif, dan Adaptif di Era Post Truth

2. Sumber Daya Mineral Batugamping dolomitan Daerah Penelitian

Singkapan yang jelas dapat diamati di daerah bergelombang-perbukitan karst Madello. Singkapan teresbut berkaitan erat dengan proses susut laut (transgresi) dan erosi anak Sungai Lipukasi. Ciri khas batugamping bermagnesium di daerah eksplorasi adalah batuannya agak lunak dapat digali secara manual, berwarna putih dan agak mudah hancur, sehingga dengan mudah dapat dibuat kapur pertanian tanpa pembakaran.

3. Kualitas

Batugamping bermagnesium di daerah eksplorasi dijumpai sebagai anggota Formasi Tonasa. Kenampakan megaskopis batuannya: berwarna putih sampai abuabu terang, berlapis dengan ketebalan (0,5 – 2,5) m, agak lunak dapat digali secara mekanis.

mengandung mineral kalsit (90 – 95) %, dolomite (5 – 10) %, fragmen fosil (1 – 2) %.

Berat jenis (2,0 – 2,2) m3/ton.

Berdasarkan hasil analisa kimia pada 5 sampel menunjukkan kadar MgO (1,2 – 1,7) % dan kadar CaO lebih besar 50 %, sehingga batu kapur daerah eksplorasi merupakan batu kapur bermagnesium (Pettijohn, 1990). Sifat fisik batuannya yang agak lunak dapat digali secara manual, dapat dibuat kapur tanpa pembakaran, pengolahan dapat dilakukan dengan menggunakan palu atau mesin pemecah batu dan ayakan.

Berdasarkan sifat fisik batuannya, sehingga batu kapur bermagnesium daerah eksplorasi dapat diproduksi untuk kapur pertanian.

4. Cadangan dan umur tambang

Cadangan adalah endapan bahan galian yang telah diketahui ukuran, bentuk, sebaran, kualitas dan kuantitasnya dan secara ekonomis, teknis, hukum, lingkungan dan sosial dapat ditambang pada saat perhitungan dilakukan (Rahmatillah, et., 2019).

Perhitungan cadangan yang akan diuraikan adalah perhitungan yang dapat ditambang (mineable reserve). Untuk mengetahui besarnya cadangan batugamping dolomitan, perhitungan dilakukan dengan metode luas pengaruh terhadap penampang terukur dan parameter geologi lainnya.

Cadangan adalah hasil perkalian volume

dengan berat jenis dan perolehan penambangan. Berdasarkan data lapangan, sebagai berikut: luas penyebaran = 11,75 ha, ketebalan rata-rata = 10 m, berat jenis = 2.

Sehingga diperoleh cadangan terukur endapan kapur pertanian daerah penelitian adalah = 2.350.000 ton.

Menurut Machali Muhsin (1999), umur tambang adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan pertambangan.

Besarnya atau lamanya ditentukan atas perbandingan cadangan dengan produksi dikali mining recovery.

Berdasarkan data cadangan terukur dengan mining recovery 90 %, sehingga cadangan layak tambang (mineable) = 2.115.000 ton. Jika produksi direncanakan 60.000 ton/tahun, maka umur tambang = 35.25 tahun.

5. Usulan Penambangan Kapur Pertanian

Menurut Suyartono (2003), usulan penambangan berdasarkan pertimbangan tetap tersediannya pengadaan produksi dan kelancaran operasi penambangan serta tetap terjaminnya lingkungan dari dampak negatif penambangan, maka usulan penambangan kapur pertanian meliputi: Pembukaan tambang, pemindahan tanah penutup dan pengambilan kapur pertanian, pemuatan dan pengangkutan, jalan tambang dan tata letak tambang.

Pembukaan tambang yang dimaksud adalah kegiatan pembersihan lokasi, baik secara manual maupun mekanis dalam rangka persiapan penambangan. Untuk mencapai lokasi penambangan terlebih dahulu dibuat jalan rintisan secara manual. Jalan rintisan ini sebaiknya diatur agar nantinya dapat merupakan jalan angkut utama. Kayu hasil pembersihan dan rintisan sebaiknya diatur dan dikumpulkan pada suatu tempat tertentu untuk memudahkan penggunaannya dalam pembukaan tambang dan penambangan.

Pemindahan tanah penutup atau lapisan penutup dilakukan secara mekanis dengan menggunakan bulldozer. Setelah endapan kapur pertanian tersingkap digunakan excavator untuk mengeduk atau mengeruk. Kapur pertanian merupakan batuan telah mengalami pelapukan, sehingga batuannya dapat dikeruk atau dikeduk tanpa

(5)

Vol. 4 No. 1, Desember 2022 ISSN (Cetak): 2685-7480

SEMINAR NASIONAL DIES NATALIS UNM Ke-61 Memperkokoh Jiwa Wirausaha yang Berkarakter,

Kompetitif, dan Adaptif di Era Post Truth

93 | M u h . D a r w i s F a l a h

peledakan. Pengambilan kapur pertanian dengan menggunakan excavator, kemudian ditumpuk pada tempat penampungan.

Pemindahan tanah penutup dan pengambilan kapur pertanian dengan menggunakan metode cut and filling, tinggi jenjang harus disesuaikan dengan spesifikasi alat muat.

Bongkah-bongkah batu kapur pertanian hasil galian excavator ataupun secara manual terlebih dahulu dipecahkan menjadi kapur pertanian, kemudian dimasukkan ke alat angkut (dump truck) dengan menggunakan alat muat loader atau excavator . Kapur pertanian tersebut diangkut ke unit penampungan (stock file) dengan dump truck. Hal yang harus diperhatikan dalam aktifitas ini adalah sinkronisasi jenis alat dan jumlah alat angkut, sehingga salah satunya tidak menganggur ataupun terlampau sibuk. Hal ini dimaksudkan agar sasaran produksi tercapai.

Tata letak dan jalan tambang merupakan salah satu sarana yang sangat menentukan kelancaran dan efektifitas kegiatan penambangan. Penentuan tata letak tambang harus menjamin kedudukan permukaan kerja penambangan berikutnya serta kemajuannya, kedudukan jalan tambang dan kedudukan unit penambangan.

Pemilihan lintasan jalan tambang yang menghubungkan daerah front penambangan dan penimbunan, perlu memperhatikan:

Melalui daerah yang landai dengan kemiringan lereng maksimun 8 %, sehingga tidak terlalu memaksa alat angkut.

Mengurangi belokan, tanjakan dan penurunan. Merupakan jalan yang jaraknya terpendek menuju penimbunan. Bila mungkin, memanfaatkan dan meningkatkan jalan yang telah ada.

Berdasarkan sifat fisik dari tanah penutup dan keadaan endapan batugamping dolomitan, maka cara penambangan yang cocok diterapkan di wilayah penelitian adalah tambang terbuka (open pit mining), menggunakan metode back filling secara berjenjang. Tinggi jenjang disesuaikan dengan alat dan endapan batugamping dolomitan.

Penambangan dimulai dari daerah yang tinggi dengan tujuan untuk mempermudah tempat kedudukan

penambangan. Penambangan dapat dilakukan pada musim kemarau dan musim hujan, mengingat cara penambangan yang mudah diatur.

6. Peralatan Tambang:

Peralatan tambang yang diperlukan, terdiri dari: Bulldozer, excavator, dan dump truck. Bulldozer yang akan digunakan adalah jenis komatsu, type D 65 E – 8, kemampuan dorong tanah 244 m3/jam. Bulldozer tersebut digunakan untuk kegiatan pembersihan tempat kerja dan pengupasan lapisan penutup. Target produksi 416,66 ton/hari, maka volume tanah/batuan yang harus didorong setiap hari adalah 25 m3/hari atau 3,13 m3/jam (jam kerja 8 jam/hari). Jadi jumlah bulldozer yang akan digunakan adalah 0,01 unit ditambah kegiatan pembersihan lahan, sehingga diperlukan = 1 unit. Boulldozer dapat digunakan pula untuk membantu penggalian kapur pertanian.

Excavator yang akan digunakan adalah type PC 200 – 3. Alat tersebut digunakan dalam penggalian dan pemuatan batu kapu dengan kemampuan produksinya adalah 49,6 ton/jam. Untuk mencapai target produksi kapur pertanian 208 ton/hari, maka produksi harus 26 ton/jam. Untuk itu dibutuhkan excavator type PC 200 – 3 sebanyak 0,52 unit = 1 unit. Excavator digunakan pula untuk pemuatan.

Dump truck digunakan untuk kegiatan pengangkutan pasir kuarsa akan dioperasikan alat dump truck tipe PS 190 merek Mitsubishi dengan kemampuan produksi 20 ton/hari. Untuk mencapai target produksi 26 ton/hari, maka jumlah dump truck yang dibutuhkan adalah 1,12 unit atau 2 unit. Dump truck bisa pula difungsikan untuk pengangkutan lapisan penutup bila diperlukan.

7. Sarana Penunjang

Untuk menunjang kelancaran kegiatan usaha pertambangan dan penambangankapur pertanian maka diperlukan sarana dan prasarana, seperti:

a. Jalan Tambang, merupakan jalan penghubung antara lokasi penambangan dengan tempat penumpukan sementara kapur pertanian dan bahan-bahan

(6)

Vol. 4 No. 1, Desember 2022 ISSN (Cetak): 2685-7480

SEMINAR NASIONAL DIES NATALIS UNM Ke-61 Memperkokoh Jiwa Wirausaha yang Berkarakter,

Kompetitif, dan Adaptif di Era Post Truth

lainnya.

b. Tempat penumpukan lapisan penutup (top soil).

c. Tempat penumpukan pasir kuarsa (stock file).

d. Kendaraan lapangan dan mesin listrik.

e. Kantor, gudang, bengkel, perumahan karyawan dan sarana penunjangnya.

f. Alat komunikasi dan keselamatan serta kesehatan kerja.

8. Organisasi Tenaga Kerja

Struktur organisasi adalah merupakan suatu susunan ataupun hubungan antar komponen berbagai bagian dan posisi dalam sebuah organisasi terutama dalam pengelolaan suatu perusahaan khususnya dalam bidang usaha pertambangan.

Struktur organisasi bertujuan untuk mengatur setiap kegiatan dan personilnya, sehingga pelaksanaan pekerjaan yang dibebankan kepada masing-masing personil dapat dipertanggungjawabkan. Dengan adanya kegiatan pertambangan ini maka akan memerlukan banyak tenaga kerja, baik tenaga kerja menengah maupun tenaga ahli sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Tenaga kerja dapat dipenuhi sebagian dari daerah setempat dan sekitarnya, sedangkan tenaga kerja dengan kualifikasi khusus bila tidak terdapat di daerah setempat akan diperoleh dari tempat lain.

Adapun struktur organisasi dan tenaga kerja pada Pertambangan Kapur Pertanian di Daerah Penelitian yang diusulkan, terdiri dari: Direktur . Kepala Teknik Tambang.

Bagian Umum terdiri dari seksi:

Kepegawaian, Keuangan, Pemasaran. Bagian Produksi terdiri dari seksi: Perawatan, Pengendalian Mutu, Operasi Produksi dan Pengolahan. Jumlah personil 67 orang dan gaji per tahun diproyeksikan Rp 1.500.000.000.

9. Studi Kelayakan Penambangan

Rencana pemasaran kapur pertanian ke pasar domestic dan ekspor. Harga jual Rp 250.000 per ton logo Gudang Kapur Pertanian Madello. Investasi yang diperlukan Rp 11.707.500.000, modal kerja Rp 2.569.000.000, sumber dana kredit bank dengan bunga pinjaman kredit investasi 15 %

dan kredit modal kerja 18 %. Labah bersih yang diharapkan tahun ke 1 Rp 3.726.987.000, tahun ke 2 Rp 4.298.990.000, tahun ke 3 Rp 4.344.426.000, tahun ke 4 Rp 4.389.861.000, dan tahun ke 5 Rp 4.435.296.000.

Hasil analisis kelayakan menunjukkan net present value pada tingkat suku bunga 15

% di dapat nilai positip sebesar 12.513.049.000. Internal rate of return 35,73

%. Profitability Index (PI) = 1,88 (lebih besar dari satu). Break even point terjadi pada penjualan Rp 5.893.979.592 dengan harga Rp 98.233 per ton dan jumlah produksi 11.552,22 ton. Sehingga usaha pertambangan tersebut layak untuk dilaksanakan. Jumlah tenaga kerja terdiri dari pegawai tetap 67 orang.

KESIMPULAN

1. Daerah penelitian penambangan kapur pertanian terletak di daerah Desa Madello, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru. Secara geografi daerah tersebut pada posisi: 40 19 30”– 40 19 54”

Lintang Selatan dan 1190 38 12” - 1190 33 40” Bujur Timur dari Greenwich.

2. Endapan batugamping dolomitan di daerah penelitian secara stratigrafi termasuk dalam kelompok batuan Formasi Tonasa. Batuan ini merupakan bahan baku pembuatan kapur pertanian, berwarna putih, bila lapuk soilnya berwarna abuabu kehitaman, batuannya kompak dan agak lunak dapat digali secara manual, tekstur halus sampai sedang. Batuannya terlipat, tersesarkan, dan terkekarkan serta berlapis.

2. Endapan batugamping dolomitan di daerah penelitian mempunyai cadangan terukur adalah 2.350.000 dengan mining recovery 90 %, sehingga cadangan layak tambang (mineable) = 2.115.000 ton. Jika produksi direncanakan 60.000 ton/tahun, maka umur tambang = 35.25 tahun.

3. Penambangan yang cocok diterapkan di wilayah study adalah tambang terbuka dengan system side hill banch. Peralatan tambang yang diperlukan adalah excavator, dump truck, bulldozer.

Peralatan pengolahan adalah mesin pemecah batu, mesin pengayakan, mesin pengantongan.

(7)

Vol. 4 No. 1, Desember 2022 ISSN (Cetak): 2685-7480

SEMINAR NASIONAL DIES NATALIS UNM Ke-61 Memperkokoh Jiwa Wirausaha yang Berkarakter,

Kompetitif, dan Adaptif di Era Post Truth

95 | M u h . D a r w i s F a l a h

4. Kegiatan penambangan terdiri dari tahap persiapan, tahap operasi, dan tahap purna operasi. Kegiatan tersebut akan menimbulkan dampak terhadap perubahan tata guna lahan, vegetasi, morfologi, kualitas air dan udara, social ekonomi masyarakat. Kegiatan reklamasi pada tahap pasca tambang dan program pengembangan masyarakat lokal diharap dapat mengelola dampak yang timbul.

Kegiatan pemantauan lingkungan dilakukan oleh pengusaha bersama dengan instansi terkait.

5. Rencana pemasaran kapur pertanian ke pasar domestik. Harga jual Rp 250.000 per ton logo Gudang Pengolahan Kapur Pertanian Madello.

6. Investasi yang diperlukan Rp 11.707.500.000, modal kerja Rp 2.569.000.000, sumber dana kredit bank dengan bunga pinjaman kredit investasi 15 % dan kredit modal kerja 18 %.

7. Hasil analisis kelayakan menunjukkan net present value pada tingkat suku bunga 15

% di dapat nilai positip sebesar 12.513.049.000. Internal rate of return 35,73 %. Profitability Index (PI) = 1,88 (lebih besar 1), sehingga usaha pertambangan Kapur Pertanian Madello

layak untuk dilaksanakan.

8. Break even point terjadi pada terjadi pada penjualan Rp 5.893.979.592 dengan harga Rp 98.233 per ton dan jumlah produksi 11.552,22 ton. Jumlah tenaga kerja 67 orang.

DAFTAR PUSTAKA

Machali Muchsin, 1999, Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan, Pusat

Pengembangan Tenaga

Pertambangan, Bandung.

Otto Soemarwoto, 2004, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Jakarta:

Djambatan.

Rahmatillah, N., Nurhakim, N., & Riswan, R.

(2019). Estimasi Sumberdaya Dan Cadangan Batubara Rencana Pit Ab Pt Arutmin Indonesia Tambang Kintap Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan. Jurnal Himasapta, 3(02).

Sukandarrumidi, 2004, Bahan Galian Industri, Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Suyartono, 2003, Good Mining Practice, Pengelolaan Pertambangan yang Baik dan Benar, Semarang: Studi Nusa.

Referensi

Dokumen terkait

Sumber Pendanaan : DPPA Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun Anggaran 2013.

dengan kartu pengambilan dan slip pengepakan; pemindai kode garis; pengendalian aplikasi entri

Dari pengujian didapatkan bahwa sistem memerlukan laju masa R407f yang lebih rendah sehingga lebih hemat pada rata- rata 0.001 kg/s, Temperatur terendah evaporator

Hasil analisis variansi dua jalan pada taraf 5% menunjukkan: (1) pembelajaran matematika pada materi bangun ruang sisi datar menggunakan metode SQ3R menghasilkan prestasi sama

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan analisis data disimpulkan bahwa (1) Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran Quantum Learning terhadap

Self-Worth; this is a word that is so much easier to say, and spell then it is to feel!. Why do so many women feel that they have

Salah satu penyebab siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi matematika yaitu obyek matematika yang bersifat abstrak dan disampaikan tanpa menggunakan media

Sehingga setelah adanya putusan Mahkamah Konstitusi pada tanggal 18 Februari 2015 perihal putusan perkara Nomor 85/PUU-XI/2013 yang membatalkan seluruh isi dalam Undang-Undang