• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

23 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Ganja di Indonesia

1.Pengertian Ganja

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika Dirujuk oleh Ganja. Pertama, Narkotika berasal dari tumbuhan maupun non tumbuhan, baik sintetik maupun semi sintetik, narkotika bisa menyebabkan kesadaran menurun atau berubah nya indera perasa, mengurangi dan menghilangkan rasa sakit (nyeri) dan dapat menyebabkan ketergantungan. dependensi narkotika dibagi menjadi beberapa kategori berikut: Terlampir pada Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika ini, kedua, Narkotika yang diantisipasi dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 (Pasal 5 tentang Narkotika) di jelaskan bahwasanya ketiga kategori tersebut : a. Narkotika golongan 1; b. Narkotika Golongan II; c. Narkotika Golongan III. Kategori pertama obat narkotika sendiri, meliputi: tanaman ganja, Semua tumbuhan dari genus Cannabis dan seluruh bagian tumbuhan baik biji, buah-buahan, jerami, tanaman ganja olahan atau bagian dari tanaman ganja termasuk resin ganja dan hasis.

Narkotika jenis ini (ganja) hanya dapat digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan, bukan untuk pengobatan, dan berpotensi besar menimbulkan ketergantungan.

Sehingga dapat disimpulkan pengertian Ganja adalah jenis tanaman yang mempunyai senyawa narkotika dan dapat digunakan menjadi bermanfaat , kerugian dalam pemakaian dan penelitian dalam Kesehatan.

Berkaitan dengan Dekriminalisasi Larangan Ekspor Ganja sendiri dalam

(2)

24

Penelitian ini erat katanya dengan tinjauan mengenai Pengertian Ganja.

Sehingga dalam pengaturanya mengenai larangan Ekspor Ganja dalam Hukum di Indonesia menjadi acuan guna menelaah Dekriminalisasi Larangan Ekspor Ganja.

2. Sejarah Penggunaan Ganja di Indonesia

Menurut "Kamus Sejarah Indonesia", "marijuana" atau "Cannabis Sativa" Itu berasal dari Laut Kaspia, tetapi dilaporkan berasal dari Jawa pada abad ke-10. ".Dan dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia sendiri, antara lain:1

1. Aceh

Kamus tersebut menyiratkan bahwa ganja digunakan sebagai sumber serat dan anggur, meski tidak sebaik konsumsi Tembakau, opium atau pinang.2Ganja atau Bang, seperti banyak penulis Belanda selama masa kolonial menjabat digunakan sebagai "agen rahasia daun yang memabukkan dicampur dengan tembakau dan dibakar, terutama di daerah Aceh.

2. Wilayah Timur Hindia-Belanda

Ganja ini sering disebut zat yang meningkatkan nafsu makan, Ia juga memiliki fungsi menggantikan opium laporan mengatakan bahwa daun ganja cincang terkadang direndam dalam air, Kering, digulung di daun lontar nipah dan dibakar seperti rokok. Artinya, daun rami kering dibungkus dengan daun atau daun jagung Pisang memiliki efek yang lebih kuat.. Tentang deskripsi

1Aristedes Julian, 2018, Alegori 420 Sejarah, Manfaat hingga eksistensi ganja dalam budaya pop, Yogyakarta, Vice Versa Book,

2 Cribb, R. and Kahin, A. (2004). Betel adalah istilah untuk biji dari tanaman Arecha catechu, yang konon dikunyah oleh masyarakat lokal sekitar abad ke-7, yang pada umumnya dikonsumsi bersamaan dengan jeruk nipis, daun merica, opium, atau tembakau.

(3)

25

serupa Ganja juga masuk dalam laporan berjudul Tanaman Bermanfaat Hindia Belanda (The Useful Plants of the Dutch East Indies), Cannabis sativa juga terdaftar.

3. Jawa

Meski ganja biasanya ditanam di bagian utara Sumatera, beberapa dokumen menunjukkan bahwa tanaman ganja juga daerah lain di Hindia Belanda, seperti daerah Batavia (Jakarta) Buitenzorg (Bogor) dan Ambon.

Tampaknya di akhir abad ke-19, ganja masih belumditemukan ini terkenal di kalangan orang Jawa, tetapi ada hipotesis bahwa tumbuhan memang demikian Mengingat keakrabannya, itumungkin ditanam di pulau itu, Penduduk setempat menggunakan istilah seperti mariyuana, Gandhi atau Genji. 3

4. Ambon

Di sisi lain, terdapat dokumen yang mendokumentasikan penanaman dan penggunaan ganja di Ambon ditulis oleh G.E.Rumphius, seorang ahli botani Jerman Belanda, Penggunaan mariyuana untuk tujuan rekreasi dan medis - terkadang dari Cannabis sativa-Amboinense di herbariumnya (diterbitkan di 1741). Padahal konon budidaya ganja di nusantara adalah ganja lebih langka daripada asli India, tetapi rami masih ditanam di Ambon dan mendapatkan bibit dari Jawa. Di daerah itu, akar ganja dikonsumsi guna mengobati penyakit kencing. sembari terkadang daun dicampur dengan pala untuk membuat teh untuk mengurangi konsumsi penyakit asma, radang selaput dada, nyeri dada dan sekresi empedu. Mari kita bicara tentang teh rami diolah dengan daun rami kering untuk konsumsi rekreasi Tingkatkan kebahagiaan yang disebut

3 Boorsma, W. G. (1917). Pharmacologisch laboratorium. Jaarboek van het departement van landbouw, nijverheid en handel 1915, Batavia: Landsdrukkerij, pp. 21-29

(4)

26

penduduk setempat hayal, mirip dengan khayal Indonesia modern (negara imajiner atau fantasi). Rumphius mengamati bahwa dalam komunitas Muslim, Ganja yang dibakar dengan tembakau dapat menghasilkan banyak efek dari agresi hingga kesedihan dan depresi.4

5. Pemerintah Hinda-Belanda

Pada akhir abad ke-19, iklan ganja kadang-kadang muncul di di beberapa surat kabar berbahasa Belanda di Hindia-Belanda, sebagian besar iklan mencoba mempromosikan merokok ganja sebagai obat berbagai penyakit, antara lain asma, batuk dan penyakit tenggorokan, kesulitan bernapas dan tidur.

Namun, penting untuk diingat bahwa periklanan adalah periklanan Karena penggunaan medis ganja secara luas di Kanada, biasanya ditargetkan pada komunitas Eropa yang tinggal di Hindia Belanda Eropa pada saat itu.5

Dengan demikian, keberadaan Ganja sendiri sudah berada di Indonesia dan dipergunakan dari beberapa ratusan tahun yang lalu.

3.Pemanfaatan Ganja

Pemanfaatan Ganja dibagi menjadi 3 kategori, yaitu 1) Hemp Industry (Ganja untuk industri)

Ganja industry adalah pohon ganja dengan banyak sifat psikoaktif Sangat rendah, dengan lebih banyak serat dan getahnya. Tanaman ganjaumumnya digunakan untuk kebutuhan industri yaitu makanan, Pakaian, bahan bangunan, kertas, plastik, bahan bakar, dan bahkan kosmetik.umumnya digunakan untuk

4 Rumphius, G. E. (1741). Herbarium Amboinense, vol. V. t. 77. Diakses dalam http://www.botanicus.org/%20item/31753000819455, pada 2 Desember 2020 17.15

5 Dania Putri dan Tom Blickman, Ganja di Indonesia Pola Konsumis, Produksi, dan Kebijakan, diakses dalam https://www.tni.org/files/publication-downloads/dpb_44_web_def_bahasaindonesia.pdf, pada 2 Desember 2020

(5)

27

kebutuhan industri yaitu makanan,Pakaian, bahan bangunan, kertas, plastik, bahan bakar, dan bahkan kosmetik.

2) Ganja Untuk Rekreasi

Beberapa negara Eropa telah melegalkan penggunaan ganja sebagai kegiatan rekreasi, sebagaimana pemerintah untuk mengatur pembatasan penggunaanya. Contoh Belanda. Merokok berat mariyuana dianggap sebagai kejahatan tapi itu belum termasuk besaran yang ditetapkan pemerintah. Negara kincir angin ini memungkinkan penghuninya menikmati ganja di rumah Atau kafe sejak 1972.6

3) Ganja Untuk Medis

Senyawa ganja yang (cannaboid)hanya dapat dimiliki oleh tanaman ganja memiliki fungsi yang sama dengan endocannabinoid yang diproduksi oleh otak manusia, senyawa ganja dibagi menjadi sepuluh kategori yaitu Cannabigerol (CBG), Cannabichromene (CBC), Cannabidiol (CBD), ∆-9- Tetrahydrocannabinol (∆-9- THC), ∆-8-Tetrahydrocannabicol (∆-8-THC), Cannabicyclol (CBL), Cannabielsoin (CBE), Cannabinol (CBN), Cannabinodiol (CBND), dan Cannabitroil (CBO). Satu-satunya senyawa dari kelompok Cannabinoid yang diketahui sebagai molekul psikoaktif yang menyebabkan efek “tinggi” saat dikonsumsi oleh manusia adalah ∆-9- Tetrahydrocannabinol (∆-9-THC) atau biasa disebut THC.

Beberapa macam penyakit yang diyakini dapat disembuhkan dengan pemanfaatan ganja medis, antara lain:

6 Ardita Mustafa, Negara dengan Aturan Ganja yang Lebih 'Santai', diakses dalam https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170810152227-269-233775/negara-dengan-aturan-ganja- yang-lebih-santai/, pada 5 Desember 2020

(6)

28

1. Alzheimer, Penelitian dari British Journal of Pharmacology pada tahun 2007 memuat hasil penelitian Ireland’s Trinity College of Neuruscience, yang menyebutkan Cannabinoid menyediakan mekanisme perlindungan sarat dan mengurangi inflamasi akibat Alzheimer.7

2. Asma, Studi yang dimuat American Review of Respiratory Disease disebutkan bahwa ganja dapat mengobati kondisi hiperinflasi pada paru-paru dan asma yang dipicu oleh kelelahan dalam waktu seketika.8 Walaupun THC pada ganja memiliki khasiat melegakan pernapasan pada gejala asma, memakainya bukan dengan merokok ganja itu sendiri.

3. Diabetes, merupakan penyebab kematian nomor 3 di Amerika Serikat setelah jantung dan Kanker. Diabetes adalah autoimunitas yang ditandai dengan turunya produksi insulin yang menyebabkan kadar gula darahnya tinggi (Hiperglikemia).

Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa cannabinoid dapat membantu Mengurangi gejala yang disebabkan diabetes Misalnya,

"Journal of Autoimmune" menyebutkan injeksi 5mg CBD (Cannabidiol) dapat menurunkan angka kejadian penyakit setiap hari diabetes. Hingga 86% tikus tidak menelan CBD dengan diabetes, hanya 30% tikus. Mengingat CBD menderita penyakit ini.9

7Campbell & Grown. 2007. Alzheimer’s disease; taking the edge off with cannabinoids? British Journal of Pharmalcology 185: 524-528

8American Review Of Respiratory Disease. 1975. Effect Of Smoked Marijuana in Experimentally InducedAsthma. Vol 112 Tahun 1975

9Weiss et al 2006. Cannabidiol lowers incidence of diabetes in nonobese diabetic mice Autoimmunity 39:

143-151.

(7)

29

4. Glaukoma, adalah penyakit saraf mata dengan ciri kehilangan atau berkurangnya jangkauan penglihatan ( luas jangkauan oleh mata), biasanya penderita dari glaucoma sendiri tidak menyadari atas gangguan tersebut. Glaucoma sendiri merupakan penyebab kebutaan nomor 2 setelah katarak.

Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Melanie Kelly Ph.D dari Universitas Dalhousie, Kanada menunjukan bahwa Cannabinoid menghambat mekanisme komunikasi dengan perantara kalsium pada ganglion sel retina tikus.10 Ini membuat tikus membangun antibody yang dapat menghambat terbentuknya nirit oksida dan melindungi sel ganglion dari eksitototksisitas.

5. HIV/AIDS, penggunaan ganja dalam pengobatan HIV/AIDS menjadikan ganja salah satu objek ilmiah popular dalam dunia medis modern. Data yang dilakukan di Amerika Utara terhadap pasien penderita HIV/AIDS dalam memakai ganja untuk mengobati gejala HIV/AIDS menunjukan bahwa 1 dari 3 pasien berhasil menghilangkan rasa sakit gejala akibat HIV/AIDS, serta menghilangkan rasa sakit sebagai efek samping penggunaan obatobatan retrovirus.11

6. Insomnia, merupakan penyakit sulit tidur yang biasanya diobati dengan berbagai macam obat-obatan psikotropika, salah satunya valium. Cannabinoid (zat aktif pada ganja) juga memiliki

10Kelly, Melanie E.M.; Barnes, Steven. 1997. Physiology and Pathophysiology of Nitric Oxide in the Retina.

Neuroscientist November 1997 Vol. 3 No.6 357-360.

11Belle-Isle, L. & Hathway, A.2007. Barriers to access to medical cannabis for Cannadians living with HIV/AIDS. AIDS Care, April 2007 : 19 (4) : 500, 506

(8)

30

kemanfaatan yang tidak berbeda dari obat-obatan psikotropika lainya, dan mempunyai efek samping yang lebih baik daripada THC dalam membantu masalah sulit tidur.12

7. Kanker, merupakan salah satu penyakit kematian tertinggi di dunia.

Ciri utamanya kanker adalah tumbuhnya sejumlah sel secara tidak terkontrol (pertumbuhan dan pembelahan berlebihan yang tidak wajar), invasi (memasuki dan menghancurkan jaringan di sekitarnya), dan metastasis (menyebar ke bagian lain badan lewat darah atau cairan getah bening).

Penelian yang diterbitkan oleh Manuel Guzman menyebutkan senyawa- senyawa cannabinoid memiliki efek menghambat pertumbuhan sel- sel tumor dan bahkan membunuhnya dengan memicu apoptosis (bunuh diri sel). Terapi ini sukses untuk pengobatan tumor paru-paru, tumor glioma, tumor pada tiroid, limfadenoma, kulit, Rahim, payudara, prostat, dan neuroblastoma.13

B. Tinjauan Tentang Pembentukan Hukum 1. Teori Negara Hukum

Dalam sastra Indonesia, istilah negara hukum adalah terjemahan langsung dari Rechtstaat atau negara hukum di suatu Negara, hukum membatasi kekuasaan dan tidak akan bertindak sewenang-wenang. Dengan kata lain tindakan negara terhadap warga negara dibatasi oleh hokum.

Negara Hukum adalah keadaan dari semua aspek kehidupan yang

12Hollister :Health aspect of Marijuana. Pharmacological Review, Vol. 38. No. 1. 1986

13Manuel Guzman. 2003. Cannabinoids : Potential Anticancer Agents, Nature Reviews. Cancer Volume 3, October 2003.

(9)

31

didalamnya meliputi masyarakat, bernegara dan berbagsa, termasuk penyelenggaraan pemerintahan yang harus berdasarkan hukum dan prinsip umum pemerintahan yang baik. Semuanya bertujuan untuk mempromosikan kehidupan demokrasi yang sejahtera, serta berkeadilan dan bertanggung jawab.

Negara hukum Indonesia diatur langsung oleh konstitusi Indonesia yaitu Pasal 1 (3) UUD 1945 yang menyebutkan bahwa Indonesia itu adalah aturan hukum. Negara hukum di Indonesia juga disebut berlandaskan Pancasila memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Mematuhi nilai moral, etika, budi pekerti luhur, berkepribadian luhurNegara, percaya dan takut satu-satunya Tuhan,

b. Menghormati masyarakat, keragaman dalam kehidupan berbangsa, dan memiliki status pengakuan.

c. Melindungi harkat dan martabat setiap warga Negara

d. Mendukung dan menjamin kepastian hukum, ketertiban dan perlindungan, inilah inti dari keadilan dan kebenaran.

Konstitusi Indonesia menegaskan bahwa negara Indonesia adalah Rule of law (rechstaat) bukan state of power (machtsstaat), Menurut Jimly Ashiddiqie, negara hukum indonesia terdapat di dalamnya terkandung:14

a. Adanya pengakuan terhadap prinsip supremasi hukum dan konstitusi.

b. Dianutnya prinsip pemisahan dan pembatasan kekuasaan menurut sistem konstitusional yang diatur dalam undang-undang dasar,

c. Adanya jaminan hak asasi manusia.

14Jimly asshiddiqie, 2006, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Jakarta, Konstitusi Pers, , hlm. 69.

(10)

32

d. Adanya prinsip peradilan yang bebas dan tidak memihak yang menjamin persamaan tiap-tiap warga negara dalam hukum,

e. Serta jaminan keadilan bagi setiap orang termasuk terhadap penyalahgunaan wewenang oleh pihak penguasa

Dalam Negara Hukum, Negara Hukum dan Pemerintahan harus menjunjung nilai kebersihan yang merupakan salah satu kunci sukses tindakan negara dalam menjalankan tugasnya, Tata kelola dan pembangunan menyeluruh di berbagai bidang. Supremasi hokum Artinya hukum dibentuk melalui proses demokrasi. Itu adalah dasar dari semua penyelenggara negara dan masyarakat secara garis besar, implementasi seluruh pembangunan bisa jalan sesuai aturan yang ditetapkan.15

Dukungan supremasi hukum dan integritas partisipasi masyarakat dan / atau fungsi badan masyarakat mengontrol pelaksanaan tugas pemerintahan umum dan pembangunan. Merupakan usaha keras untuk mencapai tata pemerintahan yang baik (good governance).

Dalam Negara Hukum, hukum yang baik adalah hukum yang baik diterima oleh masyarakat karena mencerminkan kesadaran hukum masyarakat.

kekuasaan tidak terletak pada penguasa, tetapi pada hokum yang esensinya terletak pada persoonlijk.Menurut Lord Acton, kuasa dan hukum tidak bisa Secara terpisah, hukum dan kekuasaan menjadi kenyataan ketika dilaksanakan oleh manusia. Keduanya sama pentingnya, karena kekuasaan tanpa hukum adalah sewenang-wenang, dan hukum tanpa kekuasaan menjadi lumpuh.

Sehingga dapat disimpulkan menurut penulis bahwasanya Hukum dilaksanakan oleh adanya kepentingan masyarakat , perubahan masyarakat,

15Ibid

(11)

33

dan keadaaan yang terdesak. Dan dilakukan dengan cara demokrasi sehingga bukan hanya kepentingan kekuasaan saja.

2.Teori Pembentukan Undang-Undang

Terdapat 3 landasan dalam pembentukan perundang-undangan, diantaranya : 1.

Landasan Yuridis, 2. Landasan Filosofi , 3. Landasan Sosiologis. Adapun landasan ketiga tersebut akan diulas sebagai berikut:

1) Landasan Yuridis

Legislasi adalah produk hukum, Jadi agar bisa mengikat secara keseluruhan dan masukuntuk menjatuhkan sanksi, kita harus memperhatikan beberapa di formasiPersyaratan resmi. Permintaan seperti itu dapat digunakan sebagai dasar hukum hukum dan peraturan. Hal ini bisa dikatakan sebagai landasan Yuridis sebagai suatu persyaratan peraturan perundang-Undangan, adapun yang dimaksud persyaratan yuridis antara lain :

a. Diproduksi atau dibentuk oleh instansi berwenang. ini berartiPeraturan perundang-undangan harus dibuat oleh pejabat atau lembaga perwakilan rakyat yang berhak melakukannya. Jika tidak ada persyaratan seperti itu maka bisa disebutkan batal demi hokum (van rechtswegenietig).

b. Adanya tata cara atau prosedur pembentukan peraturan perundang- undangan tertentu. Yang dimakud Pembentukan peraturan perundang- undangan harus melalui Prosedur dan tata cara yang telah ditetapkan.

Misalnya, aDPR dan Presiden membahas RUU untuk disepakati bersama. Begitupula berlaku di wilayah daerah.

c. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau biasa kita ketahui sebagai hirarki perundang-undangan.

Sesuai dengan pendapat Stufenbau theory, peraturan perundang-

(12)

34

undangan mengandung normaHirarki. Ini berarti diperlukan undang- undang tingkat yang lebih tinggi(Norma Dasar) Berlaku untuk hukum dan peraturan yang lebih rendahTingkat. Oleh karena itu hukum dan peraturanTingkat yang lebih rendah mungkin tidak melanggar aturan hokum Apa yang termasuk dalam aturan undangan yang lebih tinggiTingkat.

2) Landasan Filosofis

Landasan filosofi tersebut berkaitan dengan rechtsidee sebagaimana masyarakat memilikinya ataupun inilah yang mereka harapkan tentang hukum, seperti memastikan keadilan, ketertiban,Kesejahteraan dan sebagainya. Cita- cita-cita hokum atau rechtsidee tumbuh dari sistem nilai yang baik atau buruk, dengan memperhatikan hubungan pribadi dan sosial, soal materiil hukum, kedudukan perempuan, dll. Semua ini dikatakan sebagai filosofis, artinya melibatkan inti dari segala sesuatu.Hukum diharapkan mencerminkan sistem nilai. Ini adalah cara yang baik untuk mewujudkannya dalam perilaku orang.

Nilai-nilai ini tetap ada di masyarakat. Oleh karena itu, peraturan perundang- undangan dalam bentuk apapun harus dapat menangkap mereka setiap kali dibentukHukum atau regulasi. NamunTerkadang sistem nilai dirangkum dengan baikBerupa teori filosofis dan doktrin resmi(Pancasila).

Di dalam filosofi hukum, pemahaman tentang menerapkan etika nasional menjadi hukum (termasuk regulasi baik Undang-Undang skala nasional, dan peraturan Gubernur atau peraturan walikota)Terkandung dalam apa yang disebut Rechtsidee, yaituApa yang diharapkan hukum, seperti jaminanKeadilan, ketertiban, kemakmuran, dll.16

16Bagir Manan, 1995, Pertumbuhan dan Perkembangan Konstitusi Suatu Negara, Bandung,Mandar Maju,

(13)

35

Berdasarkan pada pemahaman seperti berikut, penulis berpendapat dalam pembentukan/ pembuatan hokum harus berlandaskan dengan pandagan filosofis mengenai pancasila itu sendiri. Yakni :

a. Nilai-Nilai keagamaan yang terangkum menurut sila pertama

b. Menghormati nilai-nilai hak asasi manusia dengan berlandaskan keadilan sebagaimana yang terangkum di sila ke-dua

c. Menjamin nilai-nilai bangsa secara utuh, seperti sila ke-tiga

d. Dengan menggunakan system dekmorasi dan kedaulatan rakyat, seperti sila ke-empat

e. Menghasilkan keadilan baik individu maupun social 3) Landasan Sosiologis

Dasar sosiologis (sosiologiche gelding) mencerminkan realitas kehidupan social. Harapan hokum dan peraturan (termasuk peraturan daerah) akan diterima oleh masyarakat secara alami atau bahkan secara spontan. Hokum dan regulasi kekuatanya yang diperoleh secara adil akan berpengaruh, dan tidak membutuhkan banyak upaya mensosialisasikanya.

Hakikat dari landasan sosiologis adalah kenyataan yang hidup dalam masyarakat (living law) termasuk pula harapan masyarakat dan kecendurungan masyarakatnya. Jika preferensi dan harapan tidak disertakan, maka Hukum dan peraturan hanya dicatat sekali(Moment Opname). Situasi ini akan mengarah keMelumpuhkan peran hukum.

Peraturan yang dibentuk oleh Negara dapat diterima dan dipatuhi oleh masyarakat jika memenemuhi harapan dan realitas kehidupan. Sehingga harapan seperti ini harus mempehatikan secara lebih seksama setiap

Hlm. 20

(14)

36

perkembangan masyarakat. Hal ini menurut Eugene Erlich berpendapat, bahwa terdapat perbedaan antarahukum positif di satu pihak dengan hukum yang hidup dalam masyarakat (living law) di pihak lain. Karena itu, hukum positif Akan efektif bila disertakan, atauSesuai dengan hukum masyarakat.17

Sehingga menurut penulis dengan keberadaan ganja di Indonesia terutama di Aceh itu sendiri harus melihat dari perspektif sosiologis daerah tersebut.

Menurut Soerjono Soekanto dan Purnadi Purbacarakaaa menjelaskan landasan sosiologis yang berlaku menjadi suatu kaidah hokum termasuk di daerah, yaitu:

a. Teori kekuasaan (Machttheorie), secara sosiologis kaidah hukum berlaku karena paksaan penguasa, terlepas diterima atau tidak diterima oleh masyarakat;

b. Teori pengakuan (Annerkennungstheorie), kaidah hukum berlaku berdasarkan penerimaan dari masyarakat tempat hukum itu berlaku.18 Dengan demikian pemberlakuan dekriminalisasi larangan ekspor ganja tersebut sangat ideal jika didasarkan dengan aspek sosiologis. Sehingga penerimaan masyarakat pada peraturan tersebut akan diterima dengan harapan masyarakat itu.

3.Asas Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan

Menurut undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang pembentukan perundang-undangan, bagaimana merumuskan hukum dan regulasi, termasuk regulasiDaerah (Perda), harus berdasarkan prinsip pembentukan perundang- undangan yang baik atau biasa disebut asas dalam pembentukan perundang- undangan. Menurut Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto asas

17Lili Rasjidi, 1991 ,Filsafat Hukum Apakah Hukum itu, Remaja Rosdakarya, Bandung, , Hlm. 49-50

18Bagir Manan, 1992, Dasar-dasar Perundang-undangan Indonesia, Jakarta,Ind-Hil Co, Hlm. 16

(15)

37

pembentukan peraturan perundang-undangan meliputi: 19

a. Asas Kejelasan Tujuan , adalah setiap pembentukan perundang- undangan harus mempunyai tujuan yang jelas, baik itu maksud yang hendak dicapai.

b. Asas kelembagaan, adalah setiap jenis peraturan perundang-undangan harus dibuat oleh pejabat/ lembaga yang berwenang;

c. Asas kesesuaian antara jenis dan muatan, adalah harus mempunyai materi muatan yang tepat dengan jenis peraturan perundang-undangan;

d. Asas dapat dilaksanakan, adalah memperhitungkan keefektifitas peraturan tersebut;

e. Asas hasil guna, adalah bermanfaat dalam mengatur kehidupan masyarakat;

f. Asas kejelasan rumusan, adalah persyaratan teknis dalam pembentukan peraturan perundang-undangan.

g. Asas keterbukaan, adalah dengan bersifat transparan dalam pembentukanya.

h. Asas Materi muatan, adalahmenurut Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan harus mengandung asas-asas sebagai berikut :

1. Asas kekeluargaan 2. Asas Keadilan

3. Asas ketertiban dan kepastian Hukum adalah 4. Asas keseimbangan, keserasian, dan keselarasan

19Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto,1985, Ikhtiar Antinomi Aliran Filsafat Sebagai Landasan Filsafat Hukum, Jakarta,Rajawali, Hlm. 47

(16)

38

5. Asas pengayoman 6. Asas Kemanusiaan

C. Tinjauan Tentang Dekriminalisasi 1. Pengertian Dekriminalisasi

Indonesia merupakan Negara Hukum, maka Negara hokum dapat memperbarui hokum jika tidak relevan dengan saat ini. Akan tetapi baiknya sebelum adanya pembaharuan hokum perlu diadakan pendekatan kepada masyarakat, sehingga pembaharuan hokum tersebut tidak menjadi sia-sia, menjadi bertambahnya beban bagi aparat, mendapatkan kegunaan yang lebih baik, dan hasil yang didapatkan harus lebih besar dari apa yang telah dikeluarkan.

Jika aturan hukum yang ada sudah benar, maka itu perlu adanya kebiasaan sosial yang selalu melanggar dibutuhkan tindakan dari petugas penegak hukum. Bukan hanya aparat penegak hokum menunggu kejahatan itu terjadi, tapi harus mengambil inisiatif mencegah kejahatan dengan terlibat pendekatan untuk masyaraka.

Tetapi jika keberadaan hukum menjadi berubah sesuai kondisi masyarakat yang ingin menghapusnya, maka kemudian perlu memperbarui hokum tersebut. Hokum bisa dikatakan layak, jika berjalan sebagaimana mestinya. Apabila hokum tidak berjalan semestinya makan perlu pembaharuan hokum.

Pembaharuan hokum pidana (penal reform) bagian dari hokum pidana

(17)

39

(penal policy).20 Pembaharuan hokum pidana harus mengadopsi dengan pendekatan kebijakan, karena pada dasarnya ini hanya langkah kebiijakan atau bagian dari “policy” ( yaitu bagian dari politik hukum/penegakan hukum, politik hukum pidana, politik krminal, dan politik sosial). Suatu kebijakan perlu pertimbangan nilai, sehingga pembaharuan pidana harus berorientasi oleh pendekatan nilai.21

Pendekatan yang beriorientasi pada kebijakan social terlihat pula dalam Simposuium Pembaharuan Hukum Pidana pada Agustus 1980 di Semarang, dalam salah satu laporanya dinyatakan antara lain sebagai berikut22:

Masalah kriminalisasi dan dekriminalisasi atas perbuatan haruslah sesuai dengan politik kriminil yang dianut oleh bangsa Indonesia, yaitu sejauh mana perbuatan tersebut bertentangan atau tidak bertentangan dengan nilai-nilai fundamental yang berlaku dalam masyarakat dan oleh masyarakat dianggap patut atau tidak patut dihukum dalam rangka menyelenggarakan kesejahteraan masyarakat.

Dekriminalisasi merupakan suatu pembaharuan pidana, dan yang dimaksud dekriminalisasi adalah suatu yang dulunya dianggap kejahatan dan ada peraturannya yang bukan lagi kejahatan. Jadi proses ini biasanya diselesaikan dengan undang-undang tau keputusan pengadilan Ancaman kriminal yang disebabkan oleh perilaku tersebut.23

Menurut Sudarto, dekriminalisasi merupakan proses penghapusan hukuman semata-mata karena seseorang diancam pidana. Proses ini mengakibatkan penghentian klausul dihapus terkait legislasi atau bisa ditarik

20Barda Nawawi Arief,2011,Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Jakarta, Kencana Prenada Group, hlm. 28

21Ibid, Hlm. 29

22Laporan Simposium, Pembaharuan Hukum Pidana Nasional, 1980 di Semarang, Hlm.4

23Duwi Handoko,2016Dekriminalisasi Terhadap Delik-Delik Dalam KUHP ,Pekanbaru: Hawa dan AHWA.

(18)

40

kesimpulan dekriminalisasi merupakan salah satu bentuk tindak pidana yang sebelumnya dianggap sebagai tindak pidana, sehingga tidak termasuk dalam bentuk tindak pidana.24

Selain itu dekriminalisasi adalah sebuah pengakuan Negara terhadap perubahan tindak pidana yang dulu dianggap sebagai delik tindak pidana sekarang menjadi bukan delik tindak pidana. Dekriminalisasi ini berkaitan dengan strafbaar feit dimana menurut Simons, strafbaar feit bermakna sebagai peristiwa pidana. Ialah seseorang yang perbuatanya melawan hokum maka berkaitan dengan kesalahan (schuld) sehingga seseorang itu harus mampu bertanggungjawab. Kesalahan yang dimaksud Simons sangatlah berarti luas dimana meliputi dolus ( sengaja) dan culpa (lalai). Simons memberikan memasukan rumusan tersebut terhadap unsur-unsur pidana (criminal act) dikarenakan perbuatannya bersifat melawan hokum dengan pertanggungjawaban pidana (criminal liability).

Sehingga menurut penulis, dapat disimpulkan bahwa dekriminalisasi terjadi karena adanya perubahan terhadap sebuah delik. Dimana, delik yang dulunya dianggap sebagai tindak pidana menjadi bukan lagi tindak pidana.

2. Pola atau Klasifikasi Dekriminalisasi

Beberapa macam dekriminalisasi, antara lain :25

a) Dekriminalisasi bukan murni merupakan dekriminaliasi berkenaan mengenai suatu delik (peristiwa pidana) dalam peraturan perundang-undangan, dimana suatu ketentuan tersebut diatur kembali dalam peraturan perundang-

24Sudarto,1986,Kapita Selekta Hukum Pidana, Bandung, Alumni, Hal 31.

25Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM, Kementerian Hukum dan HAM RI,KLASIFIKASI DEKRIMINALISASI DALAM PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA (Classification of Decriminalization in Law Enforcement in Indonesia), Jurnal HAM Volume 10 Nomor 2 Desember 2019,

(19)

41

undangan yang baru. Oleh karena itu, dalam aspek dekriminalisasi bukan murni, seingga suatu delik masih tetap berlaku dan memiliki kekuatan hukum (legal).

b) Dekriminalisasi murni merupakan dekriminalisasi berkenanaan tentang suatu delik (peristiwa pidana) dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan ketentuan peristiwa pidana ini sudah dicabut atau dinyatakan tidak berlaku lagi berdasarkan putusan pengadilan atau peraturan perundang-undangan yang yang baru. Sehinga yang termasuk dalam aspek dekriminalisasi murni yaitu , suatu delik yang sudah tidak berlaku dan tidak memiliki kekuatan hukum (tidak legal atau tidak sah).

c) Dekriminalisasi murni sebagian merupakan dekriminalisasi bekenaan tentang suatu unsur pidana tertentu terhadap suatu delik dalam peraturan perundangundangan, ketentuan delikini tidak dicabut atau bahkan tidak berlaku lagi berdasarkan putusan pengadilan atau peraturan perundang- undangan yang baru.

d) Dekriminalisasi bersyarat adalah dekriminalisasi yang berkeenaan mengenai suatu delik dalam undang-undang dan/atau peraturan daerah dengan menegaskan syarat tertentu dalam hal berlakunya suatu delik secara legal;

Tindakan kriminalisasi dan dekriminalisasi menurut Bassiouni sendiri harus mempertimbangkanbeberapa faktor, diantaranya26:

a. Menciptakaan keseimbangan terhadap segala sarana yang digunakan dengan hasil-hasil yang ingin dicapai;

b. Biaya yang efisien dengan hasil yang diperoleh nantinya;

26Uning Pratimaratri, “Kriminalisasi Akibat Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi dari Perspektif Moral Pancasila”, Jurnal Ilmiah Hukum & Pembangunan, Vol. II, No. 1, hlm. 8

(20)

42

c. Menilai tujuan yang diinginya sehingga akan erat kaitannya dengan prioritas-prioritas lainnya dalam pengalokasian sumber-sumber tenaga manusia;

d. Pengaruh sosial dari kriminalisasi dan dekriminalisasi untuk menjadi pengaruh yang sekunder.

Adapun Urgensi mengenai Dekriminalisasi Larangan Ekspor Ganja ini ialah karena Fokus Penelitian mengkaji Kejahatan Larangan Ekspor ganja sendiri sehinga tinjauan ini akan menjelaskan teori-teori umum mengenai Dekriminalisasi.

3. Dekriminalisasi larangan Ekspor Ganja

Melihat dari pendekatan kebijakan yang sama, Sudarto mengatakan saat berhadapan dengan masalah sentral pertama di atas, sering disebut sebagai masalah kriminalisasi, itu harus diperhatikan poin utamanya adalah sebagai berikut27 :

1. Hukum Pidana yang digunakan dalam memperhatikan tujuan pembangunan Nasional, merupakan perwujudan masyakarat yang adil dam makmur demi kesejahteraan dan pengayoman masyarakat

2. Penggunaan hukum pidana harus pula menghitungkan prinsip

“biaya dan hasil” (cost benefit principle). Artinya apakah biaya yang dikeluarkan untuk kriminalisasi dan/atau dekriminalisasi seimbang dengan hasil yang hendak di capai;

27Teguh Presetyo, 2011Kriminalisasi Dalam Hukum Pidana, Bandung, Nusa Media, hlm. 135.

(21)

43

3. Penggunaan hukum pidana harus pula memperhatikan kapasitas atau kemampuan daya kerja dari badan-badan penegak hukum, yaitu jangan sampai ada kelampauan beban tugas (overbelasting);

4. Perbuatan yang diusahakn untuk pencegahan atau penanggulangi hokum pidana harus merupakan “perbuatan yang tidak dikehendaki,”

yaitu yang mendapatkan kerugian (materiil dan atau spiritual) atas warga masyarakat.

Masalah sentral dalam kriminalisasi dan dekriminalisasi tindak pidana adalah perbuatan apa yang seharusnya dijadikan tindak pidana. Maka dari itu haruslah dijabarkan unsur atau elemen perbuatan pidana tersebut diantaranya adalah28 :

a. Kelakuan dan akibat;

b. Hal ikhwal atau keadaan yang menyertai perbuatan;

c. Keadaan tambahan yang memberatkan pidana;

d. Unsur melawan hukum yang obyektif;

e. Unsur melawan hukum yang subyektif.

Sudarto berpendapat, melaksanakan politik hokum pidana berarti mengadakan pemilihan untuk mencapai hasil perundang-undangan yang baik dalam arti memenuhi syarat keadilan dan daya guna.29 Sehingga pada hakikatnya hukum pidana (penal policy) dapat difungsionalisasikan dan dioperasionalisasikan melalui beberapa tahap, yaitu tahap formulasi atau

28Moeljatno,2009, Asas-asas Hukum Pidana, , Jakarta, Rineka Cipta, hlm. 63.

29Sudarto, 1983, Hukum Pidana dan Perkembangan Masyarakat : kajian terhadap pembaharuan pidana, Penerbit Sinar Baru, Bandung, Hal. 151.

(22)

44

kebijakan legislative, tahap aplikasi atau kebijakan yudikatif dan tahap eksekutif atau kebijakan yudikatif dan tahap eksekutif atau kebijakan administrative.

D. Tinjauan Tentang Ekspor

1. Kajian Ekspor Menurut Undang-Undang Narkotika

Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan Narkotika dan Prekursor Narkotika dari Daerah Pabean. DalamPeraturan yang berlaku menurut Hukum di Indonesia Ekspor Narkotika bisa digunakan setelah diberikan Surat Persetujuan Ekspor , Surat Persetujuan Ekspor sendiri adalah surat persetujuan untuk mengekspor Narkotika dan Prekursor Narkotika.

Pelaksanaan ekspor Narkotika dilakukan atas dasar persetujuan pemerintah negara pengimpor dan persetujuan tersebut dinyatakan dalam dokumen yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di negara pengimpor dan Impor dan ekspor Narkotika dan Prekursor Narkotika hanya dilakukan melalui kawasan pabean tertentu yang dibuka untuk perdagangan luar negeri.

Dalam Peraturan Hukum di Indonesia, terdapat beberapa Sanksi terhadap Ekspor Narkotika Golongan I sendiri, antara lain:

1. Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan Narkotika Golongan I, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).

(23)

45

2. Dalam hal perbuatan memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan Narkotika Golongan I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam bentuk tanaman beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon atau dalam bentuk bukan tanaman beratnya melebihi 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan pidana mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga).

Lantas bagaimana jika pengekspornya dilakukan oleh pemerintah dan pengawasan komoditi tersebut.

2. Kajian Ekspor

Ekspor adalah perdagangan yang melakukan mengeluarkan barang dari dalam negeri dengan mengikuti peraturan yang berlaku. Ekspor suatu Negara terjadi dikarenakan terdapatnya keuntungan yang didapat dari transaksi perdagangan luar negeri antar Negara. Perdagangan dalam hal ini dapat meningkatkan daya konsumsi suatu Negara dan membantu berbagai bisnis untuk berkembang dan meningkatkan peran sector dengan keunggulan komparatif, karena efisiensi factor penduduk. Nopirin berpendapat ekspor sendiri berasal dari produksi dalam negeri dan dipakai oleh penduduk luar negeri, hal ini seperti investasi. Dikarenakan pemasukan aliran pendapatan, maka salah satu komponen perdagangan internasional biasanya ekspor Juga dikenal sebagai komponen pengembangan utama (pengembangan yang dipimpin ekspor) Artinya ekspor memegang peranan penting dalam proses ini

(24)

46

Pembangunan sebuah Negara.30

Ekspor merupakan bagian dari perdagangan internasional, sehingga dapat dilakukan melalui berbagai kondisi. Antara lain:

a. Produksi dalam negeri surplus, jadi surplusIni dijual ke luar negeri melalui kebijakan ekspor;

b. Bahkan produk tersebut memiliki permintaan luar negeri, Hal ini karena kekurangan produk dalam negerinya;

c. Penjualan di luar negeri mendatangkan keuntungan lebih besar dari pada penjualan domestik. Karena harga di pasaran dunia sedang lebih menguntungkan.

d. Ada kebijakan eksporyang bersifat politik.

e. Ada perdagangan barter antara produk tertentu dan produk lain itu diperlukan dan tidak dapat diproduksi di dalam negeri.

Lebih lanjut menurut Penulis alasan mendesak mengapa suatu Negara perlu mendekriminalisasi larangan ekspor ganja adalah meningkat kekayaan bangsa yang juga berarti meningkatkan pendapatanper kapita. Alasan lain perlunya meningkatkan ekspor kita karena negara kita terus mengimpor, maka negara membutuhkannya devisa membayar impor yang dibuatnya.

Manfaat ekspor penting gunaperekonomian sebuah negara, antara lain31 :

1. Membantu pengembangan pasar produk

Dengan adanya ekspor, bisa memberikan perindustrianmenciptakan

30 Ibnu Syeh Fajar, 2013,“Pengaruh Ekspor-Impor Dan Indeks Harga Konsumen (IHK) Terhadap Pertumbuhan Ekonomidi Indonesia”, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulloh, hal.3.

31 Asia Commerce, Manfaat Ekspor-impor apa saja? , diakses dalam https://www.asiacommerce.id/apa- saja-yang-menjadi-manfaat-ekspor, pada 25 Desember 2020

(25)

47

produk yang lebih inovatif. Karena saat ini persaingan industri lebih kompetitif, sehingga produk harus terbaru dan efisien. inovasi ini akan menciptakan segmen pelanggan baru.

2. Keuntungan yang meningkat

Menjual suatu produk ke luar negeri, akan memberikan keuntungan yang meningkat . dikarenakan Perekonomian kedua negara berbeda, bisa dilihat dari perbedaan mata uangnya. (semisal, kalo di Indonesia, harga makan lebih murah Lebih banyak membutuhkan 10.000 hingga 20.000. Dan di Singapura, kita harus melakukannya Biaya makan sebanyak 70.000 hingga 100.000).

Perbedaan mata uang ini akan berpengaruh dari segi nilai tukar nya. Maka akan memberi kita keuntungan jika menjual Produk tersebut lebih mahal dari harga aslinya dan masih terjangkau oleh pembeli.

3. Memberikan cakupan yang besar dalam produksi

Melalui ekspor, akan bisa meningkatkan penjualan ke cakupan pasar yang lebih besar. Dan akan mengikuti peningkatkan skala produksi dengan cara berikut: meningkatkan pasokan material. Sehingga kami dapat meningkatkannya menghasilkan dan meminimalkan biaya produksi.

4. Menjalin hubungan kerja sama antar Negara

Melalui ekspor, dapat mmberikan interaksi lebih dan yang akanberdampak pada negara lain. Menjaga hubungan kerjasama antar perizinan kedua negara hingga menimbulkan kerjasama yang baik. Pastinya akan menguntungkan keduanya baik di bidang sains, budaya, maupun bisnis.

5. Mengatasi kekurangan pada kebutuhan suatu Negara

Dengan exspor, kita bisa mencari kekurangan yang perlu dikembangkan

(26)

48

negara kita. Misalnya, dengan sumber daya alam kita tidak mencukupi kebutuhan sumber daya manusianya. Kekurangan ini akan memberikan suatu solusi dengan mengimpor produk sumber daya alam. Begitupun sebaliknya.

6. Mencegah monopoli suatu produk tertentu

Dengan ekspor , akan meminimalisir monopoli karena minimnya sumber daya atau pasar. Melalui ekspor kita bisa mengirimkan produk yang kualitasnya bervarian untuk segmen yang berbeda-beda untuk mencegah monopoli.

Dengan beberapa manfaat yang bisa didapatkan dengan mengekspor berarti tidak ada alasan bahwasanya mengekspor suatu barang dapat merugikan suatu Negara , terlebih tanaman ganja sudah diakui dunia bisa dipergunakan untuk tanaman obat.

3. Benda / Barang yang dilarang ekspor

Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan,32 mengatur mengenai Larangan dan Pembatasan Perdagangan Barang dan/ atau jasa. Dalam hal ini pemerintah menetapkan larangan atau pembatasan Perdagangan Barang dan/atau Jasa untuk kepentingan nasional dengan alasan:

a. Melindungi kedaulatan ekonomi;

b. Melindungi keamanan negara;

c. Melindungi moral dan budaya masyarakat;

d. Melindungi kesehatan dan keselamatan manusia, hewan, ikan, tumbuhan, dan lingkungan hidup;

32Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan

(27)

49

e. Melindungi penggunaan sumber daya alam yang berlebihan untuk produksi dan konsumsi;

f. Melindungi neraca pembayaran dan/atau neraca Perdagangan;

g. Melaksanakan peraturan perundang-undangan; dan/atau h. Pertimbangan tertentu sesuai dengan tugas Pemerintah.

Didalam ketentuan umum bidang Ekspor, ekspor dibagi menjadi 3, yaitu : 1. Barang bebas ekspor, 2. Barang dibatasi ekspor, 3. Barang dilarang ekspor.

Yang dimaksud ketiganya sesuai dengan Peraturan Menteri. Semua barang bebas diekspor kecuali barang dibatasi ekspor, barang dilarang ekspor , atau ditentukan lain oleh Undang-Undang.

A. Barang yang dilarang Ekspor menurut Menteri Perdagangan berdasarkan Permendag Nomor 44 Tahun 2012 Tentang Barang Dilarang Ekspor

5. Mengenai barang di bidang Pertanian ; Karet alam spesifikasi teknis (TSNR) atau Stadart Indonesia Rubber (SIR) yang tidak memenuhi SNI terdapat pada Kode 4001.22.**.** dan karet alam dalam bentuk lain selain Smoked Sheet dan TSNR (SIR) terdapat pada kode 4001.29.**.**.

6. Mengenai barang di bidang kehutanan; seperti kayu kasar, yang dikuliti atau dihilangkan getahnya maupun tidak, atau dibentuk bujur sangkar secara kasar (Kayu Simpal Besar), Bantalan rel kereta api atau trem kayu, dan rotan.

7. Mengenai barang di bidang perikanan dan kelautan; ada ikan Arwana, ikan Botia hidup, Ikan Napoleon, dsb.

8. Mengenai barang di bidang industry, seperti sisa dan skrap besi, dan baja.

(28)

50

9. Mengenai barang di bidang pertambangan, seperti biji timah dan konsentratnya, pasil silica dan pasir kuarsa, batu mulia dan piezo-electic quartz tidak dikerjakan dan dikerjakan.

10. Mengenai barang yang masuk dalam daftar CITES Appendix I ( convention on Internasional Trade in Engangered Species of Wild Fauna and Flora); dan

11. Mengenai barang cagar budaya yang mempunyai sturktur cagar budaya dan berusia lima puluh tahun atau memliki sejarah.

B. Benda atau barang yang dilarang untuk ekspor menurut Undang- Undang Narkotika

Ganja sendiri digolongkan di Golongan I Narkotika , dimana Narkotika Golongan I dilarang diproduksi dan/atau digunakan dalam proses produksi, kecuali dalam jumlah yang sangat terbatas untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Berbeda dengan impor, Surat Persetujuan Impor Narkotika Golongan I dalam jumlah yang sangat terbatas hanya dapat diberikan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Impor dan ekspor Narkotika dan Prekursor Narkotika hanya dilakukan melalui kawasan pabean tertentu yang dibuka untuk perdagangan luar negeri.Sehingga disimpulkan semua jenis narkotika golongan I tidak bisa digunakan untuk keperluan ekspor namun bisa diperlukan dengan cara impor.

Sehingga urgensi dekriminalisasi larangan ekspor ganja ini akan memberikan perkembangan ekonomi, pertanian, industry, dan farmasi.

(29)

51

Referensi

Dokumen terkait

Bagaimana perasaan anda ketika melihat orang lain lebih baik / memiliki sesuatu yang lebih baik daripada anda?. Hanya tersenyum dan berkhayal supaya saya bisa menjadi

Guru memindahkan skor murid ke dalam Borang Profil Psikometrik (Profil Individu dan Profil Umum).  Borang

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 16 Medan. Adapun tujuannya adalah untuk mengetahui 1) Kemampuan belajar siswa 2) Pelaksanaan bimbingan dan konseling, serta 3) Upaya

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “ Studi Tutupan Karang di Pulau Janggi Kecamatan Tapian Nauli Kabupaten Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera Utara ” adalah

Hasil penilaian produk yang divalidasi oleh ahli media, kombinasi warna menarik Baik, kesesuaian dari penyajian gambar dan materi yang dibahas Baik, menggunakan bahasa

Informasi yang diterima konsumen dapat membentuk sikap positif maupun negatif yang akhirnya akan menentukan niat konsumen untuk membeli kembali prosesor AMD

Silase adalah pakan dari limbah pertanian atau dari hijauan makanan ternak yang diawetkan dengan cara fermentasi anaerob dalam kondisi kadar air tinggi (40-80%)

Pasien dalam kelompok lidokain 4 patient-controlled  patient-controlled epidural epidural analgesia analgesia mengalami neri pasca operasi lebih ringan dalam  dan  jam