UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DI KELAS VIII/1 SMP NEGERI 1 BESITANG T.A 2015 / 2016
Oleh:
Nanda Yulia NIM. 4123311032
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat
dan berkat-Nya yang telah memberikan hikmat dan kesehatan kepada penulis
untuk bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran NHT (Numbered Head
Together) Di Kelas VIII/1 SMP Negeri 1 Besitang T.A 2015/2016” disusun untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Unimed.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak
Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. selaku rektor UNIMED beserta staf Pegawai
UNIMED. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Asrin Lubis,
M.Pd. selaku Dekan beserta staf Pegawai FMIPA UNIMED. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Bapak Dr. Edy Surya, M.Si. selaku Ketua Jurusan
Matematika dan dosen penguji, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D. selaku Ketua
Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si. selaku Sekretaris
Jurusan Pendidikan Matematika, dan seluruh staf pegawai Jurusan Matematika
FMIPA UNIMED. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr.
Edi Syahputra, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan
skripsi ini sampai pada selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Prof.Dr. Mukhtar, M.Pd. dan Bapak Drs. H.
Banjarnahor, M.Pd. selaku dosen penguji serta Ibu Dr. Izwita Dewi, M.Pd. selaku
dosen pembimbing akademik. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
Kelapa Sekolah SMP Negeri 1 Besitang Bapak Drs. Bambang Trimurti, Bapak
Marali Situmorang, S.Pd selaku guru matematika SMP Negeri 1 Besitang, guru
dan staf pegawai SMP Negeri 1 Besitang yang yang tidak bisa disebutkan satu
persatu yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada ayahanda tersayang
v
selalu setia memberikan dukungan, doa, bantuan moril maupun materil kepada
penulis dalam menyelesaikan pendidikan di UNIMED. Terima kasih juga penulis
ucapkan kepada sahabat-sahabat saya yaitu Yuni, Nisyah, Netty, Riani,
teman-teman angkatan 2012 yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu, khususnya
buat kelas Ekstensi B 2012 atas dukungan dan doanya. Terima kasih juga kepada
Kak Juma S.Pd, Amy, Lia, Kak Yuyun, M.Pd, Kak Ayu, Nia dan teman kost yang
tidak bisa disebutkan namanya satu persatu yang selalu memberikan doa,
mendukung dan menemani penulis dalam suka maupun duka. Terima kasih juga kepada Nisa Altas, Uty, Ari dan d’batoks lainnya.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan,
Penulis,
Nanda Yulia
DAFTAR ISI
2.1.1.Pengertian Belajar 10
2.1.2.Pengertian Belajar Matematika 11
2.1.3.Kemampuan Pemecahan Masalah 13
2.1.4.Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together) 17 2.1.4.1. Pengertian Model Pembelajaran NHT
(Numbered Head Together) 17
2.1.4.2. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran
NHT (Numbered Head Together) 19
2.1.4.3. Langkah-Langkah Model Pembelajaran NHT
(Numbered Head Together) 20
2.2.Materi Pelajaran Kubus dan Balok 21
2.2.1.Mengenal Bangun Ruang 21
2.2.2.Luas Permukaan Kubus dan Balok 25
2.2.3.Volume Kubus dan Balok 26
2.3.Kerangka Konseptual 28
2.4.Kajian Penelitian yang Relevan 28
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian 30
3.2.Subjek dan Objek Penelitian 30
vii
3.2.2.Objek Penelitian 30
3.3.Jenis Penelitian 30
3.4.Prosedur Penelitian 31
3.5.Alat Pengumpulan Data 35
3.6.3.Penarik Kesimpulan 40
3.7.Indikator Keberhasilan 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 41
4.1.1 Deskripsi Hasil Tes Awal 41
4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus I 46
4.1.2.1 Permasalahan I 46
4.1.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan I 46
4.1.2.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan I 47
4.1.2.4 Observasi I 48
4.1.2.5 Analisis Data I 48
4.1.2.5.1 Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 48
4.1.2.5.2 Hasil Observasi I 53
4.1.2.6 Refleksi I 55
4.1.3 Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus II 56
4.1.3.1 Permasalahan II 56
4.1.3.2 Tahap Perencanaan Tindakan II 57
4.1.3.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan II 58
4.1.3.4 Observasi II 59
4.1.3.5 Analisis Data II 59
4.1.3.5.1 Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 59
4.1.3.5.2 Hasil Observasi II 64
4.1.3.6 Refleksi II 66
4.2 Temuan Penelitian 68
4.3 Penelitian Hasil Penelitian 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 74
5.2 Saran 74
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Kisi-Kisi Tes Awal 35
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 35 Tabel 3.3. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 36
Tabel 3.4. Pedoman Penskoran 36
Tabel 3.5. Tingkat Penguasaan Siswa 38
Tabel 3.6. Kriteria Rata – Rata Penilain Observasi 40 Tabel 4.1. Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada
Tes Awal 42
Tabel 4.2. Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Pemecahan
Masalah Pada Tes Awal 42
Tabel 4.3. Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan
Masalah Pada Tes Awal 43
Tabel 4.4. Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Kembali
Pemecahan Masalah Pada Tes Awal 43
Tabel 4.5. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahkan Masalah
Siswa Pada Tes Awal 44
Tabel 4.6. Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah
Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 49 Tabel 4.7. Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Pemecahan
Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 49 Tabel 4.8. Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan
Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 50 Tabel 4.9. Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Kembali Pemecahan
Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 51 Tabel 4.10.Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa
Kembali Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan
Pemecahan Masalah I 52
Tabel 4.11.Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan
Pembelajaran Pada Siklus I 53
Tabel 4.12.Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah
Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 60 Tabel 4.13.Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Masalah Pada
x
Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 61 Tabel 4.15.Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Kembali Pemecahan
Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 62 Tabel 4.16.Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pemecahan Masalah
Pada Tes Kemamuan Pemecahan Masalah II 63 Tabel 4.17.Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan
Pembelajaran Pada Siklus II 64
Tabel 4.18.Hasil Peningkatan Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Pada Siklus I dan Siklus II 67
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (RPP I) 79 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (RPP II) 91 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III (RPP III) 101 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV (RPP IV) 110
Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa I (LKS I) 120
Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa II (LKS II) 125
Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa III (LKS III) 130 Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa IV (LKS IV) 135
Lampiran 9. Tes Awal 139
Lampiran 10. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 141 Lampiran 11. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 143 Lampiran 12. Alternatif Pemecahan Masalah (LKS I) 145 Lampiran 13. Alternatif Pemecahan Masalah (LKS II) 151 Lampiran 14. Alternatif Pemecahan Masalah (LKS III) 155 Lampiran 15. Alternatif Pemecahan Masalah (LKS IV) 159 Lampiran 16. Alternatif Pemecahan Masalah Tes Awal 164 Lampiran 17. Alternatif Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 169 Lampiran 18. Alternatif Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 174 Lampiran 19. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 180
Lampiran 20. Kisi-Kisi Tes Awal 181
Lampiran 21. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 182 Lampiran 22. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 183
Lampiran 23. Lembar Validitasi Tes Awal 184
Lampiran 24. Lembar Validitasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 186 Lampiran 25. Lembar Validitasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 188 Lampiran 26. Lembar Observasi dalam Pembelajaran I (Siklus I) 190 Lampiran 27. Lembar Observasi dalam Pembelajaran II (Siklus I) 193 Lampiran 28. Lembar Observasi dalam Pembelajaran III (Siklus II) 196 Lampiran 29. Lembar Observasi dalam Pembelajaran IV (Siklus II) 199 Lampiran 30. Daftar Nilai Siswa Pada Tes Awal 202 Lampiran 31. Daftar Nilai Siswa Pada Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah I 205
Lampiran 32. Daftar Nilai Siswa Pada Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah II 208
Lampiran 33. Daftar Nama Siswa Kelas VIII/1 SMP Negeri 1 Besitang 211
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian
tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang
dialami oleh siswa sebagai anak didik (Slameto, 2013 : 1). Dalam penyelengaraan
pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai
peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses
pembelajaran. Dalam konteks penyelenggaraan ini, guru dengan sadar
merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dan berpedoman pada
seperangkat aturan dan rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk
kurikulum. Kurikulum secara berkelanjutan disempurnakan untuk meningkatkan
mutu pendidikan dan berorientasi pada kemajuan sistem pendidikan nasional,
tampaknya belum dapat direalisasikan secara maksimal.
Hal senada juga diungkapkan oleh Trianto (2010 : 2) bahwa “Masalah
utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) sekarang ini adalah
masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rerata hasil belajar
peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Prestasi ini tentunya
merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak
menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya
belajar itu”.
Menurut BSNP (2006 : 345) “Matematika merupakan salah satu ilmu
pengetahuan yang mendasari perkembangan dalam kehidupan masyarakat dan
sangat dibutuhkan dalam perkembangan teknologi. Matematika menjadi salah
satu media melatih kemampuan pemecahan masalah”. BSNP (2006 : 346)
mengemukakan bahwa tujuan mata pelajaran matematika disekolah adalah agar
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam
pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Menurut National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) (dalam
Purnomo, 2014 : 25) merumuskan bahwa “Kemampuan pembelajaran matematika
yang disebut mathematical power (daya matematika) meliputi : (a) belajar untuk
berkomunikasi (mathematical communication), (b) belajar untuk bernalar
(mathematical problem reasoning), (c) belajar untuk memecahkan masalah
(mathematical problem solving), (d) belajar untuk mengaitkan ide (mathematical
connection), (e) belajar untuk merepresentatif”.
NCTM (dalam Husna, 2013 : 82) juga mengemukakan bahwa “Pemecahan
masalah merupakan proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh
sebelumnya pada situasi baru dan berbeda”. Selain itu NCTM juga
mengemukakan tujuan pengajaran pemecahan masalah secara umum adalah untuk
(1) membangun pengetahuan matematika baru, (2) memecahkan masalah yang
muncul dalam matematika dan di dalam konteks-konteks lainnya, (3) menerapkan
dan menyesuaikan bermacam strategi yang sesuai untuk memecahkan
permasalahan dan (4) memantau dan merefleksikan proses dari pemecahan
3
Faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan pemecahan masalah
matematika yang paling dominan adalah cara mengajar guru. Hal ini sependapat
dengan Slameto (2013 : 65) mengemukakan bahwa “Metode mengajar guru yang
kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode
mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang
persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut
menyajikan tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa atau terhadap mata
pelajaran tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau
gurunya. Akibatnya siswa malas belajar dan menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan
hanya mencatat saja”.
Kesulitan belajar matematika mengakibatkan minat siswa terhadap
matematika menjadi rendah dan kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki
siswa rendah. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah tersebut disebabkan
kurang terlatihnya siswa memecahkan masalah dan kebanyakan siswa cenderung
mengahafal konsep-konsep matematika dan hanya mencatat, meskipun mereka
tidak memahami. Sebagaimana dikemukakan oleh Abdurrahman (2003 : 42)
bahwa “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang
tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”.
Pembelajaran matematika disekolah juga belum sepenuhnya mengembangkan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Pada umumnya
pembelajaran matematika disekolah masih menggunakan metode atau model
pembelajaran yang masih berpusat pada guru, sehingga guru lebih mendominasi
proses aktivitas pembelajaran dikelas dibandingkan siswa, selain itu juga latihan
yang diberikan lebih banyak soal-soal yang bersifat rutin sehingga kurang melatih
daya nalar siswa dalam pemecahan masalah matematika.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di kelas VIII/1 SMP
Negeri 1 Besitang pada tanggal 09 Januari 2016 terhadap guru matematika di
kelas itu mengatakan bahwa : “Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan
menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Ini menyebabkan rendahnya kemampuan
yang harus dikerjakan terlebih dahulu dan sulit menentukan rumus apa yang
digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut. Pada saat mengerjakan soal-soal itu
siswa terlebih dahulu diberikan respon seperti membantu siswa dengan
menentukan apa yang diketahui dan ditanya pada soal itu”.
Dari tes diagnostik yang dilakukan kepada siswa kelas VIII/1 SMP Negeri
1 Besitang pada tanggal 09 Januari 2016. Tes yang diberikan berupa tes berbentuk
uraian, untuk melihat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam
matematika. Dari hasil pekerjaan siswa tidak mehamami masalah matematika
yang diberikan sehingga yang terjadi siswa tidak dapat menyusun langkah awal
untuk mengerjakan soal tersebut, siswa juga sulit untuk merencanakan
penyelesaian, dan menyelesaikan soal yang diberikan. Siswa harus diberi respon
terlebih dahulu agar bisa mengerjakan soal yang diberikan. Ini dapat dilihat dari
5
Dari hasil pekerjaan siswa pada gambar 1.1 diketahui bahwa siswa tidak
memahami masalah yang diberikan sehingga siswa tidak mengerti apa yang harus
dilakukan untuk langkah awal menyelesaikan soal yang telah diberikan seperti
kesulitan dalam menentukan apa yang ditanya, apa yang diketahui, dan siswa sulit
untuk merencanakan penyelesaiannya sehingga siswa tidak mampu mengerjakan
soal yang diberikan.
Berdasarkan dari hasil tes yang dilakukan kepada 35 siswa di kelas VIII/1
SMP Negeri 1 Besitang diperoleh bahwa 60% siswa yang belum mampu
memahami pemecahan masalah, 97,14% siswa yang belum mampu merencanakan
pemecahan masalah, 79,99% siswa belum mampu menyelesaikan pemecahan
masalah, dan 100% siswa yang belum mampu memeriksa kembali hasil yang
telah diperoleh. Sedangkan siswa yang sudah mampu memahami pemecahan
masalah adalah 40%, siswa yang sudah mampu merencanakan pemecahan
masalah adalah 2,86%, siswa yang sudah mampu menyelesaikan pemecahan
masalah adalah 20,01%, dan siswa yang sudah mampu memeriksa kembali hasil
yang telah diperoleh adalah 0%. Dari data yang diperoleh terlihat jelas bahwa
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dikategorikan masih sangat
rendah, karena lebih banyak siswa yang tidak mampu memahami masalah,
merencanakan masalah, menyelesaikan masalah, dan memeriksa kembali masalah
dibandingkan siswa yang mampu memahami masalah, merencanakan masalah,
menyelesaikan masalah, dan memeriksa kembali masalah.
Menurut Abdurrahman (2009 : 176) mengemukakan bahwa :
Keberhasilan proses pembelajaran merupakan muara dari seluruh aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa. Dengan kata lain, apapun bentuk kegiatan-kegiatan pembelajaran yang dirancang oleh guru mulai dari pembelajaran, memilih dan menentukan materi, model, metode pembelajaran, strategi pembelajaran, memilih dan menentukan teknik penilaian, semua yang dirancang oleh guru bertujuan untuk mencapai keberhasilan belajar siswa.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu adanya perubahan metode
pembelajaran yang dapat meningkatkan pemecahan masalah matematika siswa
7
dilakukan oleh guru, dan bermanfaat dalam pembelajaran matematika yaitu
pembelajaran dengan model NHT (Numbered Head Together).
Menurut Istarani (2012 : 12) “Numbered Head Together merupakan
rangkaian penyampaian materi dengan menggunakan kelompok sebagai wadah
dalam menyatukan persepsi/pikiran siswa terhadap pernyataan yang dilontarkan
atau diajukan guru, yang kemudian akan dipertanggungjawaban oleh siswa sesuai
dengan nomor permintaan guru dari masing-masing kelompok”. NHT (Numbered
Head Together) pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen untuk
melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu
pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajar tersebut
(Trianto, 2010 : 82). Sehingga tiap-tiap siswa memiliki tanggung jawab untuk
mendengarkan dan berpartisipasi atau berbagi ide-ide dalam kelompok untuk
memecahkan suatu masalah yang diberikan. Maka diharapkan dengan
menggunakan model pembelajaran NHT (Numbered Head Together) pada proses
pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together) Di Kelas VIII/1 SMP Negeri 1 Besitang”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diidentifikasi beberapa
masalah antara lain sebagai berikut :
1. Penggunaan metode atau model pembelajaran yang digunakan guru SMP
Negeri 1 Besitang kurang tepat, dimana guru tersebut masih menggunakan
model pembelajaran yang berpusat pada guru sehingga siswa menjadi pasif
dalam pembelajaran dan penggunaan model pembelajaran yang kurang
bervariasi.
2. Kemampuan pemecahan masalah siswa SMP Negeri 1 Besitang masih
3. Banyaknya siswa SMP Negeri 1 Besitang yang menganggap matematika
sebagai mata pelajaran yang sulit dan rendahnya minat siswa terhadap
pelajaran matematika.
1.3 Batasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah-masalah yang teridentifikasi, maka
penulis perlu memberi batasan terhadap masalah yang akan dikaji sehingga dapat
dilakukan analisis yang terarah dan mendalam, masalah yang dibatasi pada
penggunaan model pembelajaran NHT (Numbered Head Together) dalam upaya
untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa yang masih rendah
pada materi kubus dan balok di kelas VIII/1 SMP Negeri 1 Besitang.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah diatas, maka yang
menjadi rumusan masalah adalah bagaimana peningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa di kelas VIII/1 SMP Negeri 1 Besitang setelah
diterapkan model pembelajaran NHT (Numbered Head Together)?
1.5 Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa setelah model pembelajaran NHT (Numbered Head
Together) di Kelas VIII/1 SMP Negeri 1 Besitang.
1.6 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tercapainya tujuan penelitian diatas, maka diperoleh manfaat
penelitian sebagai berikut :
1. Bagi sekolah, bermanfaat untuk mengambil keputusan yang tepat dalam
usaha peningkatan mutu pendidikan serta menjadi bahan pertimbangan untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dan
9
2. Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam mempertimbangkan dan memilih
model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa.
3. Bagi siswa, diharapkan menjadi salah satu motivasi dan informasi sehingga
dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika.
4. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan sebagai bekal pengetahuan dan
memilih model pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar-mengajar
matematika disekolah.
1.7 Definisi Operasional
1. Pemecahan masalah merupakan proses menerapkan pengetahuan matematika
yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal.
Pada pemecahan masalah terdapat empat indikator yaitu : pemahaman pada
masalah, membuat rencana pemecahan masalah, melaksanakan rencana
pemecahan masalah, dan pengecekan kembali secara keseluruhan.
2. Model pembelajaran NHT (Numbered Head Together) merupakan rangkaian
penyampaian materi dengan menggunakan kelompok sebagai wadah dalam
menyatukan persepsi/pikiran siswa terhadap pernyataan yang dilontarkan atau
diajukan guru, yang kemudian akan dipertanggungjawaban oleh siswa sesuai
74 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan bab IV, kesimpulan yang
diperoleh pada penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Numbered
Head Together (NHT) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa kelas VIII/1 SMP Negeri 1 Besitang dengan membagi setiap
kelompok terdiri dari 4 orang, memberikan masalah-masalah yang berkaitan
dengan dunia nyata yang lebih bervariasi, guru memberikan reward kepada
kelompok yang terbaik, selalu mengadakan evaluasi dan refleksi pada akhir
pembelajaran yang telah dilakukan, sehingga kesulitan yang mempengaruhi
keberhasilan pembelajaran baik yang dialami, baik temuan oleh guru maupun
siswa pada pembelajaran dapat diatasi dengan sesegera mungkin. Hal ini dapat
dilihat dari peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa secara klasikal
sebesar 14,28% dari 74,27% pada siklus I meningkat menjadi 88,55% pada siklus
II. Selain itu, pada siklus I jumlah siswa yang mencapai peningkatan kemampuan
pemecahan masalah sebanyak 5 siswa dari 26 siswa pada siklus I meningkat
menjadi 31 siswa pada siklus II. Nilai rata-rata kelas 71,78 pada siklus I dan
meningkat menjadi 83,21 pada siklus II sehingga diperoleh peningkatan nilai
rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa sebesar 11,43.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, yaitu :
1. Kepada guru matematika khususnya guru matematika SMP Negeri 1
Besitang, disarankan memperhatikan kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah dan melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar. Untuk itu
disarankan hendaknya guru matematika dapat menerapkan model
pembelajaran Numbered Head Together sebagai salah satu alternatif model
pembelajaran dengan catatan setiap kelompok terdiri dari 5 orang,
75
bervariasi, guru memberikan reward kepada kelompok yang terbaik, selalu
mengadakan evaluasi dan refleksi pada akhir pembelajaran yang telah
dilakukan, sehingga kesulitan yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran
baik yang dialami, baik temuan oleh guru maupun siswa pada pembelajaran
dapat diatasi dengan sesegera mungkin.
2. Kepada siswa SMP Negeri 1 Besitang, disarankan lebih berani dan aktif
dalam menemukan sendiri konsep matematika dan berani untuk menanyakan
hal-hal yang kurang dipahami kepada guru untuk menemukan konsep itu.
3. Kepada Kepala SMP Negeri 1 Besitang, agar dapat mengkoordinasikan
guru-guru untuk menerapkan model pembelajaran yang relevan dan inovatif untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Sehingga
model pembelajaran Numbered Head Together sebagai salah satunya.
4.
Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti topik dan permasalahan yangsama, hendaknya lebih memperhatikan model dan media pembelajaran yang
sesuai, serta menguasai materi pokok yang diajarkan supaya keberhasilan
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1. Hasil Tes Diagnostik Siswa 5
Gambar 2.1. Macam-macam Bangun Ruang 21
Gambar 2.2. Kubus dan Balok 22
Gambar 2.3. Diagonal Balok 23
Gambar 2.4. Jaring-jaring Kubus dan Balok 24
Gambar 2.5. Kubus 25
Gambar 2.6. Balok 25
Gambar 2.7. Volume Kubus dan Balok 26
Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan kelas 31 Gambar 4.1 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada
Tes Awal 44
Gambar 4.2 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Siswa Pada Tes Awal 45
Gambar 4.3 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 51 Gambar 4.4 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Siswa Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 52 Gambar 4.5 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 62 Gambar 4.6 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Siswa Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 63 Gambar 4.7 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Tes
Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus I dan II 67 Gambar 4.8 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada
76
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono., (2012), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Abidin, Yunus., (2014), Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, Penerbit Refika Aditama, Bandung.
Asmani, Jamal Ma’mur., (2011), Tips Pintar PTK : Penelitian Tindakan Kelas, Penerbit Laksan, Jogjakarta.
BSNP., (2006), Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menenga, Pdf, Jakarta
Dahar, Ratna Wilis., (2011), Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Dimyati, Mudjiono., (2009), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Durandt, Sri Winarti., Irwan Said., dan Ratman., (tanpa tahun), Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpre Matamaling, Jurnal Kreatif Tadulako Online, Vol. 2 No. 3 : 2354-614X
Hamdani, (2011), Strateegi Belajar Mengajar, Penerbit Pustaka Setia, Bandung.
Hartono, Yusuf., (2014), Matematika Strategi Pemecahan Masalah, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
Husna., M. Ikhsan., dan Siti Fatimah., (2013), Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS), Jurnal Peluang, Volume 1. Nomor 2 : 2302-5158
Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Meid Persada, Medan.
Nugroho, Heru., dan Lisda Meisaroh., (2009), Matematika Untuk SMP Kelas VIII, Penerbit Pusat Perbukuan, Jakarta.
Pandiangan, Melvi Angelina., (2015), Penerapan Mpdel Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Materi Aritmatika Sosial Di Kelas VII SMP N 2 Adiankoting T.A 2014/2015., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Purmono, Eko Andi., dan Venissa Dian Mawarsari., (2014), Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Model Pembelajaran Problem Solving Berbasis Project Based Learning, JKPM, Volume 1 Nomor 1: 2339:2444
Purwanto, Ngali., (2009). Evaluasi Pengajaran. Penerbit Rosdakarya. Bandung.
Rahmat, Maulidi., Muhardjito., dan Siti Zulaikah., (2014), Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Strategi Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving Siswa Kelas X SMA, Jurnal Fisika Indonesia Nomor 54, Vol XVIII : 1410-2994
Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta.
Sanjaya, Wina., (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Shoimin, Aris., (2014), 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Penerbit Ar-Ruzz Media, Yogyakarta.
Slameto, (2013), Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana, Nana., (2009), Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar, Penerbit Remaja Rosdakarya, Jakarta.
Sumiati, Asra., (2013), Metode Pembelajaran, Penerbit CV Wacana Prima, Bandung.
Trianto, (2010), Model Pembelajaran Inovatif-Progresif”Konsep Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Penerbit Kencana, Jakarta.
78