• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DI KELAS VIII/1 SMP NEGERI 1 BESITANG T.A 2015 / 2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DI KELAS VIII/1 SMP NEGERI 1 BESITANG T.A 2015 / 2016."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DI KELAS VIII/1 SMP NEGERI 1 BESITANG T.A 2015 / 2016

Oleh:

Nanda Yulia NIM. 4123311032

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat

dan berkat-Nya yang telah memberikan hikmat dan kesehatan kepada penulis

untuk bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran NHT (Numbered Head

Together) Di Kelas VIII/1 SMP Negeri 1 Besitang T.A 2015/2016” disusun untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Unimed.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak

Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. selaku rektor UNIMED beserta staf Pegawai

UNIMED. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Asrin Lubis,

M.Pd. selaku Dekan beserta staf Pegawai FMIPA UNIMED. Ucapan terima kasih

juga disampaikan kepada Bapak Dr. Edy Surya, M.Si. selaku Ketua Jurusan

Matematika dan dosen penguji, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D. selaku Ketua

Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si. selaku Sekretaris

Jurusan Pendidikan Matematika, dan seluruh staf pegawai Jurusan Matematika

FMIPA UNIMED. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr.

Edi Syahputra, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan

skripsi ini sampai pada selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada Bapak Prof.Dr. Mukhtar, M.Pd. dan Bapak Drs. H.

Banjarnahor, M.Pd. selaku dosen penguji serta Ibu Dr. Izwita Dewi, M.Pd. selaku

dosen pembimbing akademik. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada

Kelapa Sekolah SMP Negeri 1 Besitang Bapak Drs. Bambang Trimurti, Bapak

Marali Situmorang, S.Pd selaku guru matematika SMP Negeri 1 Besitang, guru

dan staf pegawai SMP Negeri 1 Besitang yang yang tidak bisa disebutkan satu

persatu yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada ayahanda tersayang

(3)

v

selalu setia memberikan dukungan, doa, bantuan moril maupun materil kepada

penulis dalam menyelesaikan pendidikan di UNIMED. Terima kasih juga penulis

ucapkan kepada sahabat-sahabat saya yaitu Yuni, Nisyah, Netty, Riani,

teman-teman angkatan 2012 yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu, khususnya

buat kelas Ekstensi B 2012 atas dukungan dan doanya. Terima kasih juga kepada

Kak Juma S.Pd, Amy, Lia, Kak Yuyun, M.Pd, Kak Ayu, Nia dan teman kost yang

tidak bisa disebutkan namanya satu persatu yang selalu memberikan doa,

mendukung dan menemani penulis dalam suka maupun duka. Terima kasih juga kepada Nisa Altas, Uty, Ari dan d’batoks lainnya.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini

bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan,

Penulis,

Nanda Yulia

(4)

DAFTAR ISI

2.1.1.Pengertian Belajar 10

2.1.2.Pengertian Belajar Matematika 11

2.1.3.Kemampuan Pemecahan Masalah 13

2.1.4.Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together) 17 2.1.4.1. Pengertian Model Pembelajaran NHT

(Numbered Head Together) 17

2.1.4.2. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran

NHT (Numbered Head Together) 19

2.1.4.3. Langkah-Langkah Model Pembelajaran NHT

(Numbered Head Together) 20

2.2.Materi Pelajaran Kubus dan Balok 21

2.2.1.Mengenal Bangun Ruang 21

2.2.2.Luas Permukaan Kubus dan Balok 25

2.2.3.Volume Kubus dan Balok 26

2.3.Kerangka Konseptual 28

2.4.Kajian Penelitian yang Relevan 28

BAB III METODE PENELITIAN

3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian 30

3.2.Subjek dan Objek Penelitian 30

(5)

vii

3.2.2.Objek Penelitian 30

3.3.Jenis Penelitian 30

3.4.Prosedur Penelitian 31

3.5.Alat Pengumpulan Data 35

3.6.3.Penarik Kesimpulan 40

3.7.Indikator Keberhasilan 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 41

4.1.1 Deskripsi Hasil Tes Awal 41

4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus I 46

4.1.2.1 Permasalahan I 46

4.1.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan I 46

4.1.2.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan I 47

4.1.2.4 Observasi I 48

4.1.2.5 Analisis Data I 48

4.1.2.5.1 Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 48

4.1.2.5.2 Hasil Observasi I 53

4.1.2.6 Refleksi I 55

4.1.3 Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus II 56

4.1.3.1 Permasalahan II 56

4.1.3.2 Tahap Perencanaan Tindakan II 57

4.1.3.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan II 58

4.1.3.4 Observasi II 59

4.1.3.5 Analisis Data II 59

4.1.3.5.1 Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 59

4.1.3.5.2 Hasil Observasi II 64

4.1.3.6 Refleksi II 66

4.2 Temuan Penelitian 68

4.3 Penelitian Hasil Penelitian 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 74

5.2 Saran 74

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Tes Awal 35

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 35 Tabel 3.3. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 36

Tabel 3.4. Pedoman Penskoran 36

Tabel 3.5. Tingkat Penguasaan Siswa 38

Tabel 3.6. Kriteria Rata – Rata Penilain Observasi 40 Tabel 4.1. Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada

Tes Awal 42

Tabel 4.2. Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Pemecahan

Masalah Pada Tes Awal 42

Tabel 4.3. Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan

Masalah Pada Tes Awal 43

Tabel 4.4. Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Kembali

Pemecahan Masalah Pada Tes Awal 43

Tabel 4.5. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahkan Masalah

Siswa Pada Tes Awal 44

Tabel 4.6. Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah

Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 49 Tabel 4.7. Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Pemecahan

Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 49 Tabel 4.8. Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan

Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 50 Tabel 4.9. Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Kembali Pemecahan

Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 51 Tabel 4.10.Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa

Kembali Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan

Pemecahan Masalah I 52

Tabel 4.11.Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan

Pembelajaran Pada Siklus I 53

Tabel 4.12.Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah

Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 60 Tabel 4.13.Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Masalah Pada

(7)

x

Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 61 Tabel 4.15.Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Kembali Pemecahan

Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 62 Tabel 4.16.Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pemecahan Masalah

Pada Tes Kemamuan Pemecahan Masalah II 63 Tabel 4.17.Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan

Pembelajaran Pada Siklus II 64

Tabel 4.18.Hasil Peningkatan Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Pada Siklus I dan Siklus II 67

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (RPP I) 79 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (RPP II) 91 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III (RPP III) 101 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV (RPP IV) 110

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa I (LKS I) 120

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa II (LKS II) 125

Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa III (LKS III) 130 Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa IV (LKS IV) 135

Lampiran 9. Tes Awal 139

Lampiran 10. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 141 Lampiran 11. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 143 Lampiran 12. Alternatif Pemecahan Masalah (LKS I) 145 Lampiran 13. Alternatif Pemecahan Masalah (LKS II) 151 Lampiran 14. Alternatif Pemecahan Masalah (LKS III) 155 Lampiran 15. Alternatif Pemecahan Masalah (LKS IV) 159 Lampiran 16. Alternatif Pemecahan Masalah Tes Awal 164 Lampiran 17. Alternatif Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 169 Lampiran 18. Alternatif Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 174 Lampiran 19. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 180

Lampiran 20. Kisi-Kisi Tes Awal 181

Lampiran 21. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 182 Lampiran 22. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 183

Lampiran 23. Lembar Validitasi Tes Awal 184

Lampiran 24. Lembar Validitasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 186 Lampiran 25. Lembar Validitasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 188 Lampiran 26. Lembar Observasi dalam Pembelajaran I (Siklus I) 190 Lampiran 27. Lembar Observasi dalam Pembelajaran II (Siklus I) 193 Lampiran 28. Lembar Observasi dalam Pembelajaran III (Siklus II) 196 Lampiran 29. Lembar Observasi dalam Pembelajaran IV (Siklus II) 199 Lampiran 30. Daftar Nilai Siswa Pada Tes Awal 202 Lampiran 31. Daftar Nilai Siswa Pada Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah I 205

Lampiran 32. Daftar Nilai Siswa Pada Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah II 208

Lampiran 33. Daftar Nama Siswa Kelas VIII/1 SMP Negeri 1 Besitang 211

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian

tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang

dialami oleh siswa sebagai anak didik (Slameto, 2013 : 1). Dalam penyelengaraan

pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai

peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses

pembelajaran. Dalam konteks penyelenggaraan ini, guru dengan sadar

merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dan berpedoman pada

seperangkat aturan dan rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk

kurikulum. Kurikulum secara berkelanjutan disempurnakan untuk meningkatkan

mutu pendidikan dan berorientasi pada kemajuan sistem pendidikan nasional,

tampaknya belum dapat direalisasikan secara maksimal.

Hal senada juga diungkapkan oleh Trianto (2010 : 2) bahwa “Masalah

utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) sekarang ini adalah

masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rerata hasil belajar

peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Prestasi ini tentunya

merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak

menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya

belajar itu”.

Menurut BSNP (2006 : 345) “Matematika merupakan salah satu ilmu

pengetahuan yang mendasari perkembangan dalam kehidupan masyarakat dan

sangat dibutuhkan dalam perkembangan teknologi. Matematika menjadi salah

satu media melatih kemampuan pemecahan masalah”. BSNP (2006 : 346)

mengemukakan bahwa tujuan mata pelajaran matematika disekolah adalah agar

(10)

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

mengaplikasikan konsep, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam

pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan

solusi yang diperoleh.

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media

lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari

matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Menurut National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) (dalam

Purnomo, 2014 : 25) merumuskan bahwa “Kemampuan pembelajaran matematika

yang disebut mathematical power (daya matematika) meliputi : (a) belajar untuk

berkomunikasi (mathematical communication), (b) belajar untuk bernalar

(mathematical problem reasoning), (c) belajar untuk memecahkan masalah

(mathematical problem solving), (d) belajar untuk mengaitkan ide (mathematical

connection), (e) belajar untuk merepresentatif”.

NCTM (dalam Husna, 2013 : 82) juga mengemukakan bahwa “Pemecahan

masalah merupakan proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh

sebelumnya pada situasi baru dan berbeda”. Selain itu NCTM juga

mengemukakan tujuan pengajaran pemecahan masalah secara umum adalah untuk

(1) membangun pengetahuan matematika baru, (2) memecahkan masalah yang

muncul dalam matematika dan di dalam konteks-konteks lainnya, (3) menerapkan

dan menyesuaikan bermacam strategi yang sesuai untuk memecahkan

permasalahan dan (4) memantau dan merefleksikan proses dari pemecahan

(11)

3

Faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan pemecahan masalah

matematika yang paling dominan adalah cara mengajar guru. Hal ini sependapat

dengan Slameto (2013 : 65) mengemukakan bahwa “Metode mengajar guru yang

kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode

mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang

persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut

menyajikan tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa atau terhadap mata

pelajaran tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau

gurunya. Akibatnya siswa malas belajar dan menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan

hanya mencatat saja”.

Kesulitan belajar matematika mengakibatkan minat siswa terhadap

matematika menjadi rendah dan kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki

siswa rendah. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah tersebut disebabkan

kurang terlatihnya siswa memecahkan masalah dan kebanyakan siswa cenderung

mengahafal konsep-konsep matematika dan hanya mencatat, meskipun mereka

tidak memahami. Sebagaimana dikemukakan oleh Abdurrahman (2003 : 42)

bahwa “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang

tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”.

Pembelajaran matematika disekolah juga belum sepenuhnya mengembangkan

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Pada umumnya

pembelajaran matematika disekolah masih menggunakan metode atau model

pembelajaran yang masih berpusat pada guru, sehingga guru lebih mendominasi

proses aktivitas pembelajaran dikelas dibandingkan siswa, selain itu juga latihan

yang diberikan lebih banyak soal-soal yang bersifat rutin sehingga kurang melatih

daya nalar siswa dalam pemecahan masalah matematika.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di kelas VIII/1 SMP

Negeri 1 Besitang pada tanggal 09 Januari 2016 terhadap guru matematika di

kelas itu mengatakan bahwa : “Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan

menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Ini menyebabkan rendahnya kemampuan

(12)

yang harus dikerjakan terlebih dahulu dan sulit menentukan rumus apa yang

digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut. Pada saat mengerjakan soal-soal itu

siswa terlebih dahulu diberikan respon seperti membantu siswa dengan

menentukan apa yang diketahui dan ditanya pada soal itu”.

Dari tes diagnostik yang dilakukan kepada siswa kelas VIII/1 SMP Negeri

1 Besitang pada tanggal 09 Januari 2016. Tes yang diberikan berupa tes berbentuk

uraian, untuk melihat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam

matematika. Dari hasil pekerjaan siswa tidak mehamami masalah matematika

yang diberikan sehingga yang terjadi siswa tidak dapat menyusun langkah awal

untuk mengerjakan soal tersebut, siswa juga sulit untuk merencanakan

penyelesaian, dan menyelesaikan soal yang diberikan. Siswa harus diberi respon

terlebih dahulu agar bisa mengerjakan soal yang diberikan. Ini dapat dilihat dari

(13)

5

(14)

Dari hasil pekerjaan siswa pada gambar 1.1 diketahui bahwa siswa tidak

memahami masalah yang diberikan sehingga siswa tidak mengerti apa yang harus

dilakukan untuk langkah awal menyelesaikan soal yang telah diberikan seperti

kesulitan dalam menentukan apa yang ditanya, apa yang diketahui, dan siswa sulit

untuk merencanakan penyelesaiannya sehingga siswa tidak mampu mengerjakan

soal yang diberikan.

Berdasarkan dari hasil tes yang dilakukan kepada 35 siswa di kelas VIII/1

SMP Negeri 1 Besitang diperoleh bahwa 60% siswa yang belum mampu

memahami pemecahan masalah, 97,14% siswa yang belum mampu merencanakan

pemecahan masalah, 79,99% siswa belum mampu menyelesaikan pemecahan

masalah, dan 100% siswa yang belum mampu memeriksa kembali hasil yang

telah diperoleh. Sedangkan siswa yang sudah mampu memahami pemecahan

masalah adalah 40%, siswa yang sudah mampu merencanakan pemecahan

masalah adalah 2,86%, siswa yang sudah mampu menyelesaikan pemecahan

masalah adalah 20,01%, dan siswa yang sudah mampu memeriksa kembali hasil

yang telah diperoleh adalah 0%. Dari data yang diperoleh terlihat jelas bahwa

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dikategorikan masih sangat

rendah, karena lebih banyak siswa yang tidak mampu memahami masalah,

merencanakan masalah, menyelesaikan masalah, dan memeriksa kembali masalah

dibandingkan siswa yang mampu memahami masalah, merencanakan masalah,

menyelesaikan masalah, dan memeriksa kembali masalah.

Menurut Abdurrahman (2009 : 176) mengemukakan bahwa :

Keberhasilan proses pembelajaran merupakan muara dari seluruh aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa. Dengan kata lain, apapun bentuk kegiatan-kegiatan pembelajaran yang dirancang oleh guru mulai dari pembelajaran, memilih dan menentukan materi, model, metode pembelajaran, strategi pembelajaran, memilih dan menentukan teknik penilaian, semua yang dirancang oleh guru bertujuan untuk mencapai keberhasilan belajar siswa.

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu adanya perubahan metode

pembelajaran yang dapat meningkatkan pemecahan masalah matematika siswa

(15)

7

dilakukan oleh guru, dan bermanfaat dalam pembelajaran matematika yaitu

pembelajaran dengan model NHT (Numbered Head Together).

Menurut Istarani (2012 : 12) “Numbered Head Together merupakan

rangkaian penyampaian materi dengan menggunakan kelompok sebagai wadah

dalam menyatukan persepsi/pikiran siswa terhadap pernyataan yang dilontarkan

atau diajukan guru, yang kemudian akan dipertanggungjawaban oleh siswa sesuai

dengan nomor permintaan guru dari masing-masing kelompok”. NHT (Numbered

Head Together) pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen untuk

melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu

pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajar tersebut

(Trianto, 2010 : 82). Sehingga tiap-tiap siswa memiliki tanggung jawab untuk

mendengarkan dan berpartisipasi atau berbagi ide-ide dalam kelompok untuk

memecahkan suatu masalah yang diberikan. Maka diharapkan dengan

menggunakan model pembelajaran NHT (Numbered Head Together) pada proses

pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika

siswa.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together) Di Kelas VIII/1 SMP Negeri 1 Besitang”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diidentifikasi beberapa

masalah antara lain sebagai berikut :

1. Penggunaan metode atau model pembelajaran yang digunakan guru SMP

Negeri 1 Besitang kurang tepat, dimana guru tersebut masih menggunakan

model pembelajaran yang berpusat pada guru sehingga siswa menjadi pasif

dalam pembelajaran dan penggunaan model pembelajaran yang kurang

bervariasi.

2. Kemampuan pemecahan masalah siswa SMP Negeri 1 Besitang masih

(16)

3. Banyaknya siswa SMP Negeri 1 Besitang yang menganggap matematika

sebagai mata pelajaran yang sulit dan rendahnya minat siswa terhadap

pelajaran matematika.

1.3 Batasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah-masalah yang teridentifikasi, maka

penulis perlu memberi batasan terhadap masalah yang akan dikaji sehingga dapat

dilakukan analisis yang terarah dan mendalam, masalah yang dibatasi pada

penggunaan model pembelajaran NHT (Numbered Head Together) dalam upaya

untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa yang masih rendah

pada materi kubus dan balok di kelas VIII/1 SMP Negeri 1 Besitang.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah diatas, maka yang

menjadi rumusan masalah adalah bagaimana peningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa di kelas VIII/1 SMP Negeri 1 Besitang setelah

diterapkan model pembelajaran NHT (Numbered Head Together)?

1.5 Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa setelah model pembelajaran NHT (Numbered Head

Together) di Kelas VIII/1 SMP Negeri 1 Besitang.

1.6 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tercapainya tujuan penelitian diatas, maka diperoleh manfaat

penelitian sebagai berikut :

1. Bagi sekolah, bermanfaat untuk mengambil keputusan yang tepat dalam

usaha peningkatan mutu pendidikan serta menjadi bahan pertimbangan untuk

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dan

(17)

9

2. Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam mempertimbangkan dan memilih

model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa.

3. Bagi siswa, diharapkan menjadi salah satu motivasi dan informasi sehingga

dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika.

4. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan sebagai bekal pengetahuan dan

memilih model pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar-mengajar

matematika disekolah.

1.7 Definisi Operasional

1. Pemecahan masalah merupakan proses menerapkan pengetahuan matematika

yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal.

Pada pemecahan masalah terdapat empat indikator yaitu : pemahaman pada

masalah, membuat rencana pemecahan masalah, melaksanakan rencana

pemecahan masalah, dan pengecekan kembali secara keseluruhan.

2. Model pembelajaran NHT (Numbered Head Together) merupakan rangkaian

penyampaian materi dengan menggunakan kelompok sebagai wadah dalam

menyatukan persepsi/pikiran siswa terhadap pernyataan yang dilontarkan atau

diajukan guru, yang kemudian akan dipertanggungjawaban oleh siswa sesuai

(18)

74 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan bab IV, kesimpulan yang

diperoleh pada penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Numbered

Head Together (NHT) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa kelas VIII/1 SMP Negeri 1 Besitang dengan membagi setiap

kelompok terdiri dari 4 orang, memberikan masalah-masalah yang berkaitan

dengan dunia nyata yang lebih bervariasi, guru memberikan reward kepada

kelompok yang terbaik, selalu mengadakan evaluasi dan refleksi pada akhir

pembelajaran yang telah dilakukan, sehingga kesulitan yang mempengaruhi

keberhasilan pembelajaran baik yang dialami, baik temuan oleh guru maupun

siswa pada pembelajaran dapat diatasi dengan sesegera mungkin. Hal ini dapat

dilihat dari peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa secara klasikal

sebesar 14,28% dari 74,27% pada siklus I meningkat menjadi 88,55% pada siklus

II. Selain itu, pada siklus I jumlah siswa yang mencapai peningkatan kemampuan

pemecahan masalah sebanyak 5 siswa dari 26 siswa pada siklus I meningkat

menjadi 31 siswa pada siklus II. Nilai rata-rata kelas 71,78 pada siklus I dan

meningkat menjadi 83,21 pada siklus II sehingga diperoleh peningkatan nilai

rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa sebesar 11,43.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, yaitu :

1. Kepada guru matematika khususnya guru matematika SMP Negeri 1

Besitang, disarankan memperhatikan kemampuan siswa dalam memecahkan

masalah dan melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar. Untuk itu

disarankan hendaknya guru matematika dapat menerapkan model

pembelajaran Numbered Head Together sebagai salah satu alternatif model

pembelajaran dengan catatan setiap kelompok terdiri dari 5 orang,

(19)

75

bervariasi, guru memberikan reward kepada kelompok yang terbaik, selalu

mengadakan evaluasi dan refleksi pada akhir pembelajaran yang telah

dilakukan, sehingga kesulitan yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran

baik yang dialami, baik temuan oleh guru maupun siswa pada pembelajaran

dapat diatasi dengan sesegera mungkin.

2. Kepada siswa SMP Negeri 1 Besitang, disarankan lebih berani dan aktif

dalam menemukan sendiri konsep matematika dan berani untuk menanyakan

hal-hal yang kurang dipahami kepada guru untuk menemukan konsep itu.

3. Kepada Kepala SMP Negeri 1 Besitang, agar dapat mengkoordinasikan

guru-guru untuk menerapkan model pembelajaran yang relevan dan inovatif untuk

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Sehingga

model pembelajaran Numbered Head Together sebagai salah satunya.

4.

Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti topik dan permasalahan yang

sama, hendaknya lebih memperhatikan model dan media pembelajaran yang

sesuai, serta menguasai materi pokok yang diajarkan supaya keberhasilan

(20)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Hasil Tes Diagnostik Siswa 5

Gambar 2.1. Macam-macam Bangun Ruang 21

Gambar 2.2. Kubus dan Balok 22

Gambar 2.3. Diagonal Balok 23

Gambar 2.4. Jaring-jaring Kubus dan Balok 24

Gambar 2.5. Kubus 25

Gambar 2.6. Balok 25

Gambar 2.7. Volume Kubus dan Balok 26

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan kelas 31 Gambar 4.1 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada

Tes Awal 44

Gambar 4.2 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah

Siswa Pada Tes Awal 45

Gambar 4.3 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada

Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 51 Gambar 4.4 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah

Siswa Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 52 Gambar 4.5 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada

Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 62 Gambar 4.6 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah

Siswa Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 63 Gambar 4.7 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Tes

Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus I dan II 67 Gambar 4.8 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada

(21)

76

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono., (2012), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Abidin, Yunus., (2014), Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, Penerbit Refika Aditama, Bandung.

Asmani, Jamal Ma’mur., (2011), Tips Pintar PTK : Penelitian Tindakan Kelas, Penerbit Laksan, Jogjakarta.

BSNP., (2006), Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menenga, Pdf, Jakarta

Dahar, Ratna Wilis., (2011), Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Dimyati, Mudjiono., (2009), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Durandt, Sri Winarti., Irwan Said., dan Ratman., (tanpa tahun), Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpre Matamaling, Jurnal Kreatif Tadulako Online, Vol. 2 No. 3 : 2354-614X

Hamdani, (2011), Strateegi Belajar Mengajar, Penerbit Pustaka Setia, Bandung.

Hartono, Yusuf., (2014), Matematika Strategi Pemecahan Masalah, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Husna., M. Ikhsan., dan Siti Fatimah., (2013), Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS), Jurnal Peluang, Volume 1. Nomor 2 : 2302-5158

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Meid Persada, Medan.

Nugroho, Heru., dan Lisda Meisaroh., (2009), Matematika Untuk SMP Kelas VIII, Penerbit Pusat Perbukuan, Jakarta.

(22)

Pandiangan, Melvi Angelina., (2015), Penerapan Mpdel Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Materi Aritmatika Sosial Di Kelas VII SMP N 2 Adiankoting T.A 2014/2015., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Purmono, Eko Andi., dan Venissa Dian Mawarsari., (2014), Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Model Pembelajaran Problem Solving Berbasis Project Based Learning, JKPM, Volume 1 Nomor 1: 2339:2444

Purwanto, Ngali., (2009). Evaluasi Pengajaran. Penerbit Rosdakarya. Bandung.

Rahmat, Maulidi., Muhardjito., dan Siti Zulaikah., (2014), Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Strategi Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving Siswa Kelas X SMA, Jurnal Fisika Indonesia Nomor 54, Vol XVIII : 1410-2994

Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta.

Sanjaya, Wina., (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Shoimin, Aris., (2014), 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Penerbit Ar-Ruzz Media, Yogyakarta.

Slameto, (2013), Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, Nana., (2009), Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar, Penerbit Remaja Rosdakarya, Jakarta.

Sumiati, Asra., (2013), Metode Pembelajaran, Penerbit CV Wacana Prima, Bandung.

Trianto, (2010), Model Pembelajaran Inovatif-Progresif”Konsep Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Penerbit Kencana, Jakarta.

(23)

78

Gambar

Tabel 4.15. Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Kembali Pemecahan
Gambar 1.1 Hasil Tes Diagnostik Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti juga berterimakasih bagi dosen pembimbing dan dosen-dosen pengajar yang dari awal memberika ide dan dukungan dalam penyusunan skripsi Maskulinitas Pemimpin Perempuan

Berdasarkan SNI 06-3730-95, kadar karbon terikat pada penelitian ini yang tidak memenuhi syarat hanya pada arang aktif yang dihasilkan oleh perlakuan dengan NaOH

pengajuan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Dalam perencanaan dan penyususnan Laporan Akhir yang berjudul “Implementasi IP Camera Untuk Monitoring Ruang Teori dan Lab Praktikum Berbasis Web Server di

Saya akan berperan lebih banyak selama belajar matematika dalam kelompok pada hari-hari yang akan datang dan saya yakin hal itu bisa saya lakukan. Berdoalah sebelum

Dari satu stasiun GPS Singapura NTUS dapat dikembangkan model TEC ionosfer di atas Sumatra dan sekitarnya yang mana cakupan model tersebut tergantung pada sudut elevasi minimum

PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK DAN CITRA MEREK TERHADAP NIAT BELI SEPATU NIKE DI SURABAYA.. Disusun