• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERJA SAMA PEMERINTAH BADAN USAHA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KERJA SAMA PEMERINTAH BADAN USAHA"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ASIAN DEVELOPMENT BANK JUNE 2018

KERJA SAMA

PEMERINTAH–BADAN USAHA

BUKU PANDUAN MENGENAI PENGADAAN

JUNI 2018

(2)

ASIAN DEVELOPMENT BANK

KERJA SAMA

PEMERINTAH–BADAN USAHA

BUKU PANDUAN MENGENAI PENGADAAN

JUNI 2018

(3)

Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-

TanpaTurunan 3.0 Organisasi Antarpemerintah (CC BY-NC-ND 3.0 IGO)

© 2018 Asian Development Bank

6 ADB Avenue, Mandaluyong City, 1550 Metro Manila, Philippines Tel +63 2 632 4444; Fax +63 2 636 2444

www.adb.org

Beberapa hak dilindungi undang-undang. Diterbitkan pada 2018.

No. Stok Publikasi TIM190300-3

DOI: http://dx.doi.org/10.22617/TIM190300-3

Pandangan yang disampaikan dalam publikasi ini merupakan pandangan para penulisnya dan tidak mencerminkan pandangan dan kebijakan Asian Development Bank (ADB) atau Dewan Gubernur ADB atau pemerintah yang diwakili ADB.

ADB tidak menjamin keakuratan data dalam publikasi ini dan tidak bertanggung jawab atas segala akibat yang timbul dari penggunaan data tersebut. Penyebutan perusahaan tertentu atau produk tertentu dari produsen tidak berarti bahwa ADB lebih mendukung atau merekomendasikan perusahaan atau produk tersebut dibandingkan dengan perusahaan atau produk sejenis lainnya yang tidak disebutkan.

Dengan menyebut atau merujuk pada wilayah atau daerah geografis tertentu, atau dengan menggunakan istilah “negara” dalam dokumen ini, ADB tidak bermaksud membuat penilaian apa pun mengenai status hukum atau status lainnya atas suatu wilayah atau daerah.

Dokumen ini disediakan berdasarkan Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial- TanpaTurunan 3.0 Organisasi Antarpemerintah (CC BY-NC-ND 3.0 IGO) http://

creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/3.0/igo/. Dengan menggunakan konten publikasi ini, Anda setuju untuk terikat oleh ketentuan lisensi ini. Untuk atribusi dan izin, silakan baca syarat dan ketentuan penggunaan di https://www.adb.org/terms-use#openaccess.

Lisensi CC ini tidak berlaku bagi materi berhak cipta non-ADB dalam publikasi ini. Jika materinya diatribusikan ke sumber yang lain, silakan hubungi pemilik hak cipta atau penerbit sumber tersebut untuk memperoleh izin memperbanyak materinya. ADB tidak dapat dimintai pertanggungjawaban atas segala klaim yang timbul akibat penggunaan Anda atas materi tersebut.

Silakan hubungi [email protected] jika ada pertanyaan atau komentar mengenai isi publikasi ini, atau jika Anda ingin memperoleh izin hak cipta untuk maksud penggunaan yang tidak tercakup dalam ketentuan ini, atau untuk izin menggunakan logo ADB.

Catatan:

Dalam publikasi ini, “$” mengacu pada dolar Amerika Serikat.

Daftar ralat berbagai publikasi ADB dapat dilihat di http://www.adb.org/publications/corrigenda.

Printed on recycled paper

Fragile, Conflict-Affected, and Emergency Situations (Bahasa Indonesia)

(4)

DAFTAR ISI

Gambar iv

Tentang Publikasi Ini v

Daftar Singkatan ix

Ringkasan Eksekutif x

I. Pendahuluan 1

II. Prinsip-Prinsip Pengadaan 3

III. Pertimbangan Utama dalam Pengadaan Kerja Sama

Pemerintah–Badan Usaha 5

IV. Sumber Daya untuk Dipelajari Lebih Lanjut 8

(5)

iv

GAMBAR

Siklus Pengadaan ADB 6

(6)

v

Daftar Buku Panduan untuk Kebijakan dan Peraturan Pengadaan ADB tahun 2017

1. Nilai Manfaat Uang (Value for Money) 2. Kerangka Kerja Risiko Pengadaan

(Procurement Risk Framework) 3. Perencanaan Pengadaan Strategis

(Strategic Procurement Planning) 4. Tinjauan Pengadaan (Procurement

Review)

5. Pengaturan Pengadaan Alternatif (Alternative Procurement Arrangements) 6. Tender Kompetitif Terbuka (Open

Competitive Bidding)

7. Penyesuaian Harga (Price Adjustment) 8. Penawaran yang Terlalu Rendah

(Abnormally Low Bids) 9. Preferensi Domestik (Domestic

Preference)

10. Prakualifikasi (Prequalification) 11. Subkontrak (Subcontracting)

12. Layanan Konsultasi yang Dikelola oleh Peminjam ADB (Consulting Services Administered by ADB Borrowers) 13. Layanan Nonkonsultasi yang Dikelola

oleh Peminjam ADB (Nonconsulting Services Administered by ADB Borrowers)

14. Teknologi Tingkat Tinggi (High-Level Technology)

15. Kualitas (Quality)

16. Pengaduan Terkait Tender (Bidding- Related Complaints)

17. Ketidakpatuhan dalam Pengadaan (Noncompliance in Procurement) 18. Masa Sanggah (Standstill Period) 19. Badan Usaha Milik Negara (State-

Owned Enterprises)

20. Pengadaan Secara Elektronik (E-Procurement)

21. Kesepakatan Kerangka Kerja untuk Layanan Konsultasi (Framework Agreements for Consulting Services) 22. Kerja Sama Pemerintah–Badan Usaha

(Public–Private Partnerships) 23. Manajemen Kontrak (Contract

Management)

24. Keadaan yang Rapuh, Terdampak Konflik, dan Keadaan Darurat (Fragile, Conflict-Affected, and Emergency Situations)

TENTANG PUBLIKASI INI

Pada bulan April 2017, Asian Development Bank (ADB) mengesahkan kerangka pengadaan yang baru, yaitu Kebijakan Pengadaan ADB: Barang, Pekerjaan, Layanan Nonkonsultasi dan Konsultasi (2017, sesuai dengan perubahannya dari waktu ke waktu); serta Peraturan Pengadaan untuk Peminjam ADB: Barang, Pekerjaan, Layanan Nonkonsultasi dan Konsultasi (2017, sesuai dengan perubahannya dari waktu ke waktu). Kedua dokumen tersebut menggantikan panduan sebelumnya, yaitu Pedoman tentang Penggunaan Konsultan (2013, sesuai dengan perubahannya dari waktu ke waktu) dan Pedoman Pengadaan (2015, sesuai dengan perubahannya dari waktu ke waktu). Kebijakan serta peraturan pengadaan memberikan pengaturan atas kegiatan-kegiatan pengadaan yang dilakukan oleh lembaga penanggung jawab dan lembaga pelaksana proyek untuk proyek-proyek yang dibiayai seluruhnya

(7)

Tentang Publikasi Ini vi

atau sebagian dari pinjaman atau hibah ADB, atau dari dana yang dikelola ADB.

ADB menyusun kebijakan pengadaan tahun 2017 agar diperoleh manfaat dan fleksibilitas yang signifikan dalam keseluruhan siklus pengadaan proyek, serta untuk meningkatkan hasil penyelenggaraan proyek melalui fokus yang diperbarui terhadap konsep kualitas, nilai manfaat uang (value for money - VFM) dan kesesuaian dengan kebutuhan (fitness for purpose).

Buku panduan ini merupakan bagian dari serangkaian buku panduan yang diterbitkan ADB di tahun 2018 untuk melengkapi kebijakan dan peraturan pengadaan yang telah diterbitkan di tahun 2017. Masing-masing buku panduan membahas isu per topik untuk peminjam (termasuk penerima hibah), peserta tender, dan masyarakat madani berdasarkan kerangka kerja baru (lihat daftar di bawah ini). Berbagai buku panduan ini akan banyak memuat referensi silang dengan buku panduan lainnya dan hendaknya dibaca sebagai satu keterkaitan. Semua referensi ke “buku panduan” merujuk pada buku dalam rangkaian panduan ini.

Buku-buku panduan ini dapat diperbarui, diganti, atau ditarik dari waktu ke waktu.

Reformasi pengadaan di ADB dimaksudkan untuk memastikan tercapainya VFM dengan jalan meningkatkan fleksibilitas, kualitas, dan efisiensi di sepanjang siklus pengadaan (lihat ilustrasi di bawah ini serta Buku Panduan Mengenai Nilai Manfaat Uang). VFM merupakan bagian dari struktur pengadaan holistik dengan tiga pilar pendukung: efisiensi, kualitas, dan fleksibilitas. Dua prinsip utama, yaitu transparansi dan keadilan, menjadi ikatan yang menjalin keseluruhan unsur struktur tersebut.

(8)

Tentang Publikasi Ini vii

T ran spa rans i

Nilai Manfaat Uang

Penggunaan sumber daya secara efektif, efisien, dan ekonomis, yang mengharuskan adanya evaluasi atas biaya dan manfaat yang relevan, sekaligus juga penilaian risiko, atribut non-harga,

dan/atau biaya total kepemilikan yang sesuai Efisiensi Kualitas Fleksibilitas

• Biaya transaksi turun

• Keterampilan meningkat

• Penggunaan teknologi tingkat tinggi meningkat

• Perencanaan pengadaan yang lebih

• Bantuan dan dukungan baik bagi sistem pengadaan secara elektronik

• Dukungan manajemen kontrak

• Penyelesaian pengaduan dengan cepat

• Proses pengadaan yang lebih baik di negara berkembang anggota

• Perencanaan pengadaan ADB yang lebih baik

• Tata kelola

• Kontrak dengan kriteria kinerja yang jelas

• Jumlah pengaduan yang sedikit

• Proses ADB yang lebih baik

• Tender kompetitif terbuka

• Desentralisasi

• Akreditasi untuk pengaturan pengadaan alternatif

• Keputusan berbasis prinsip

• Perencanaan pengadaan yang lebih baik

• Pelimpahan kewenangan

• Penawaran dengan pembobotan untuk berbagai kriteria proposal

Ke a d il a n

Waktu

Waktu merupakan unsur penting dalam VFM. Ketika suatu proyek selesai tepat waktu atau ketika suatu proses dapat diselesaikan dengan cepat, tercipta nilai yang lebih besar bagi seluruh pemangku kepentingan. Misalnya, proyek pembangunan jalan yang rampung lebih awal memberikan manfaat ekonomi, keamanan, atau nilai lainnya bagi masyarakat pengguna. Rampungnya jalan tersebut meningkatkan imbal hasil investasi bagi lembaga penanggung jawab serta mempercepat siklus proyek dan pembayaran kepada peserta pemenang tender. Demikian pula proyek yang selesai terlambat akan kehilangan nilai yang signifikan.

Pertimbangan tentang VFM dalam konteks pengadaan perlu memperhatikan hal-hal yang (i) mempersingkat jangka waktu siklus pengadaan, atau (ii) mempercepat penyelesaian proyek pembangunan.

(9)

Tentang Publikasi Ini viii

Tujuan

Buku panduan ini dimaksudkan untuk membantu pembacanya dengan jalan menjelaskan dan menguraikan kebijakan dan peraturan pengadaan ADB tahun 2017 bagi peminjam (termasuk penerima hibah).

Dokumen ini mengidentifikasi informasi tambahan untuk pertimbangan pembaca dalam menerapkan kebijakan dan peraturan pengadaan ADB bagi keadaan masing-masing pembaca.

Dokumen yang Terus Berkembang

Buku panduan ini dimaksudkan sebagai dokumen yang terus berkembang dan akan direvisi sebagaimana diperlukan.

Pastikan mengecek situs web ADB Business Center untuk memperoleh versi terakhir dan informasi terbaru, https://www.adb.org/business/main.

Pembaca

Di berbagai situasi dan kondisi, pembaca diharapkan menggunakan buku panduan ini sesuai dengan kebutuhan masing-masing pembaca. Demi konsistensi dalam rangkaian buku panduan ini, digunakan asumsi berikut ini tentang pembacanya:

Pembaca dokumen ini merupakan kalangan profesional yang terlibat dalam kegiatan- kegiatan yang dibiayai seluruhnya atau sebagian dari pinjaman atau hibah ADB, atau dari dana yang dikelola ADB.

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Pertanyaan yang sering diajukan, klarifikasi, contoh, informasi tambahan, pranala (link) ke pelatihan, serta sumber daya lain yang berguna akan tersedia di situs web ADB.

Pastikan Anda mengecek situs web ADB Business Center untuk mendapat informasi lebih lanjut, https://www.adb.org/business/main.

Urusan Hukum dan Prioritas Tata Urutan

Buku panduan ini menjelaskan dan menguraikan ketentuan-ketentuan pada Peraturan Pengadaan untuk Peminjam ADB: Barang, Pekerjaan, Layanan Nonkonsultasi dan Konsultasi (2017, sesuai dengan perubahannya dari waktu ke waktu) yang berlaku bagi lembaga penanggung jawab (dan pelaksana) di bawah proyek sektor publik (termasuk proyek daerah) yang dibiayai seluruhnya atau sebagian dari pinjaman investasi ADB (tidak termasuk pinjaman ADB yang berbasis hasil atau berbasis kebijakan), hibah yang didanai ADB (tidak termasuk bantuan teknis dan konsultasi staf yang dikelola ADB), atau dana yang dikelola ADB.

Apabila terjadi perbedaan antara buku panduan ini dengan peraturan pengadaan, yang dianggap berlaku adalah peraturan pengadaan. Perjanjian pembiayaan mengatur hubungan hukum antara peminjam dan ADB. Hak dan kewajiban antara peminjam dengan penyedia barang, pekerjaan, atau layanan diatur dalam dokumen pengadaan spesifik yang dikeluarkan oleh pihak peminjam dan kontrak yang ditandatangani antara peminjam dengan penyedia, dan bukan berdasarkan buku panduan ini.

(10)

ix

DAFTAR SINGKATAN

ADB — Asian Development Bank

PPP — public–private partnership

(kerja sama pemerintah–badan usaha) VFM — value for money

(nilai manfaat uang)

(11)

x

RINGKASAN EKSEKUTIF

Buku panduan ini berlaku untuk seleksi operator kerja sama pemerintah–badan usaha - KPBU (public–private partnership - PPP) hanya dalam operasi pinjaman sektor publik. Buku panduan ini tidak berlaku untuk operasi swasta; pengadaan barang, pekerjaan, dan layanan oleh operator swasta di hilir; layanan konsultasi transaksi yang diberikan oleh ADB; atau fasilitas persiapan proyek kawasan, fasilitas pengembangan proyek spesifik negara, dan fasilitas persiapan proyek yang berasal dari bantuan teknis dan pinjaman sektor publik ADB.

Enam prinsip inti pengadaan yang disebutkan dalam kebijakan pengadaan ADB—keekonomian, efisiensi, keadilan, transparansi, kualitas, dan nilai manfaat uang (value for money - VFM)—semuanya berlaku dalam pengadaan kerja sama pemerintah–badan usaha - KPBU (public–private partnership - PPP). Meskipun sifat pengadaan KPBU berbeda dengan pengadaan konvensional untuk barang, pekerjaan, dan layanan, proses pengadaan KPBU seharusnya dirancang dan dilaksanakan agar sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut.

KPBU merujuk pada pengaturan kontrak jangka panjang antara pemerintah (tingkat nasional, provinsi, atau kabupaten/kota) dengan entitas swasta guna mengalokasikan keterampilan, aset, dan/atau sumber daya keuangan, baik dari pemerintah maupun swasta, secara saling melengkapi—sehingga berbagi risiko dan ganjarannya, demi menyampaikan layanan optimal dan nilai yang baik kepada masyarakat.

KPBU dapat dicirikan sebagai berikut:

• durasi yang panjang,

• pembiayaan yang kompleks,

• tanggung jawab siklus hidup yang dikelola oleh mitra sektor swasta,

• imbal hasil berbasis kinerja, dan

• ditentukan keluarannya.

Nilai manfaat uang (VFM) dalam proyek KPBU dicapai dengan memanfaatkan efisiensi, efektivitas, dan keekonomian sektor swasta, dan melalui alokasi risiko yang tepat.

Meskipun proyek KPBU sifatnya berbeda dengan proyek konvensional, proses pengadaannya masih sama dan terdiri atas perencanaan, tender, evaluasi penawaran, pemberian kontrak, dan pelaksanaan. Metode yang digunakan dalam

(12)

Ringkasan Eksekutif xi setiap langkah tersebut akan bervariasi dari pengadaan konvensional karena sifat proyek KPBU yang jangka panjang dan berfokus pada keluaran.

Berbagai literatur mengenai pengadaan KPBU tersedia untuk umum dari ADB, Bank Dunia, berbagai bank pembangunan multilateral lainnya, APM Group International, dan banyak lagi.

(13)
(14)

I. Pendahuluan

A. Maksud

1.1 Maksud buku panduan ini adalah untuk menjelaskan prinsip-prinsip pengadaan yang berlaku bagi kerja sama pemerintah–badan usaha (KPBU), untuk menggarisbawahi pertimbangan tertentu dalam pengadaan KPBU, dan untuk memberi referensi sejumlah besar literatur yang tersedia mengenai pembentukan, pengadaan, dan manajemen KPBU.

B. Lingkup

1.2 Asian Development Bank (ADB) mendukung pengaturan KPBU dengan beberapa cara:

(i) bantuan teknis, yang ditujukan untuk memungkinkan dan menyiapkan KPBU, dengan mendorong reformasi kebijakan dan peraturan, peningkatan kapasitas, dan studi persiapan proyek;

(ii) layanan konsultasi transaksi bagi (a) entitas pemerintah yang terlibat dalam perancangan, persiapan, dan pengadaan KPBU; serta (b) operator sektor swasta;

(iii) operasi pinjaman sektor publik kepada pemerintah untuk membiayai keikutsertaan pemerintah dalam KPBU;

(iv) operasi pinjaman sektor swasta secara langsung kepada operator sektor swasta atau secara tidak langsung kepada perantara keuangan yang selanjutnya akan membiayai investor sektor swasta;

(v) investasi ekuitas kepada operator sektor swasta, sebagai investasi dalam sebuah perusahaan (atau perusahaan induk) yang selanjutnya mengambil partisipasi ekuitas dalam special purpose vehicle, atau sebagai partisipasi ekuitas langsung dalam special purpose vehicle; dan (vi) jaminan untuk melindungi risiko politik, atau risiko politik dan risiko

kredit.

1.3 Buku panduan ini berlaku untuk seleksi operator KPBU yang proyeknya dibiayai bersama oleh ADB hanya melalui jendela pembiayaan sektor publik.

(15)

Kerja Sama Pemerintah–Badan Usaha 2

1.4 Buku panduan ini tidak berlaku untuk (i) operasi sektor swasta;

(ii) pengadaan barang, pekerjaan, dan layanan oleh operator swasta yang dipilih untuk melaksanakan kontrak KPBU (terkadang dikenal sebagai pengadaan “hilir”);

(iii) layanan konsultasi transaksi yang diberikan oleh ADB kepada peminjam, entitas sektor publik, dan operator sektor swasta; dan (iv) fasilitas persiapan proyek kawasan, fasilitas pengembangan proyek

spesifik negara, dan fasilitas persiapan proyek yang berasal dari bantuan teknis dan pinjaman sektor publik ADB.

(16)

II. Prinsip-Prinsip Pengadaan

A. Definisi Kerja Sama Pemerintah–Badan Usaha

2.1 KPBU merujuk pada pengaturan kontrak jangka panjang antara

pemerintah (tingkat nasional, provinsi, atau kabupaten/kota) dengan entitas swasta guna mengalokasikan keterampilan, aset, dan/atau sumber daya keuangan, baik dari pemerintah maupun swasta, secara saling melengkapi—sehingga berbagi risiko dan ganjarannya, demi menyampaikan layanan optimal dan nilai yang baik kepada masyarakat.

2.2 KPBU dapat dicirikan oleh empat unsur berikut:

(i) Durasi. Kontrak antara mitra sektor publik dan sektor swasta biasanya berjangka menengah hingga panjang, biasanya sepanjang umur aset yang dibuat berdasarkan kontrak KPBU.

(ii) Pembiayaan, tanggung jawab, dan kepemilikan. Pembiayaan aset oleh sektor publik dan/atau swasta sering bersifat kompleks dan bisa melibatkan pendapatan yang diperoleh dari operasi aset selama masa tertentu. Tanggung jawab untuk membangun, mengoperasikan, dan memelihara aset tersebut sering kali dapat dimasukkan sebagai tanggung jawab mitra swasta. Kepemilikan aset bervariasi menurut pengaturan KPBU. Dalam beberapa kasus, operator sektor swasta menjadi pemilik aset dan nantinya akan mentransfer kepemilikan aset ke mitra sektor publik setelah masa tertentu. Dalam kasus yang lain, kepemilikan dipegang bersama atau dikuasai oleh mitra sektor publik sepanjang umur aset.

(iii) Imbal hasil berbasis kinerja. KPBU membangun aset atau proyek dengan tujuan menyampaikan layanan berkelanjutan kepada publik, bukan karena aset merupakan hasil pekerjaan kontrak, sehingga pembayaran bergantung pada kemampuan operator aset untuk memenuhi standar kinerja. Mitra sektor publik biasanya bertanggung jawab memantau kinerja sepanjang umur kontrak.

(iv) Spesifikasi keluaran dan kualitas. Mitra sektor swasta ikut serta dalam tahapan proyek yang didefinisikan oleh mitra sektor publik (misalnya perancangan, konstruksi, operasi, pemeliharaan, dan pembiayaan). Mitra sektor publik mendefinisikan hasil yang ingin dicapai dari segi kepentingan publik, kualitas layanan yang diberikan, dan kebijakan pengenaan harga.

(17)

Kerja Sama Pemerintah–Badan Usaha 4

B. Keberlakuan Prinsip-Prinsip Inti Pengadaan

2.3 Enam prinsip inti pengadaan yang disebutkan dalam Kebijakan Pengadaan ADB: Barang, Pekerjaan, Layanan Nonkonsultasi, dan Konsultasi (2017, sesuai dengan perubahannya dari waktu ke waktu)—keekonomian, efisiensi, keadilan, transparansi, kualitas, dan nilai manfaat uang (VFM)—semuanya berlaku dalam pengadaan KPBU. Meskipun sifat pengadaan KPBU berbeda dengan pengadaan konvensional untuk barang, pekerjaan, dan layanan, proses pengadaan KPBU seharusnya dirancang dan dilaksanakan agar sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut.

2.4 Nilai manfaat uang (VFM) dalam proyek KPBU dicapai dengan memanfaatkan efisiensi, efektivitas, dan keekonomian sektor swasta, dan melalui alokasi risiko yang tepat.

2.5 Faktor-faktor yang menentukan apakah proyek memberi VFM akan bervariasi tergantung dari jenis proyek, sektor, dan negaranya. Secara umum, KPBU dapat menghasilkan VFM lebih baik bagi otoritas yang melakukan pengadaan melalui beberapa cara, termasuk

(i) mengurangi biaya total kepemilikan (biaya untuk seluruh siklus hidup), (ii) alokasi risiko yang lebih baik,

(iii) pelaksanaan proyek yang dirampingkan dan efisien, (iv) meningkatkan kualitas layanan, dan

(v) potensi membukakan aliran pendapatan tambahan.

2.6 Informasi lebih lanjut mengenai VFM dalam proyek KPBU dapat dilihat dalam Rencana Operasional ADB untuk Kerja Sama Pemerintah–Badan Usaha (ADB Public–Private Partnership Operational Plan) 2012-2020.1.

1 ADB. 2012. Public–Private Partnership Operational Plan 2012–2020. Manila. https://www.adb.org/

documents/public-private-partnership-operational-plan-2012-2020.

(18)

III. Pertimbangan Utama dalam Pengadaan Kerja Sama

Pemerintah–Badan Usaha

3.1 Proyek-proyek KPBU berbeda dengan proyek tradisional dalam beberapa segi, yang mempengaruhi pendekatan pengadaan dan metode pengadaan.

Perbedaan tersebut mencakup hal-hal berikut:

(i) Kontrak KPBU biasanya bersifat jangka panjang, padahal lingkungan operasi KPBU selama umur kerja sama tersebut dapat berubah secara tak terduga. Hal ini mungkin mengharuskan evaluasi proposal dilakukan menggunakan kriteria seleksi yang berbeda dengan kriteria untuk pengadaan konvensional, yang persyaratannya sepanjang umur kontrak sudah diketahui secara lebih jelas.

(ii) Kontrak KPBU umumnya melibatkan mitra sektor swasta yang membangun aset, lalu mengoperasikan dan memeliharanya. Mitra sektor publik umumnya menetapkan persyaratan dari segi keluaran, misalnya megawatt tenaga listrik dari pembangkit listrik, tidak seperti pendekatan pengadaan konvensional yang menetapkan masukan, seperti spesifikasi jenis dan ukuran pembangkit listrik.

(iii) Operator sektor swasta umumnya akan memiliki bagian ekuitas di dalam entitas (special purpose vehicle atau perusahaan proyek) yang melakukan pengadaan aset, dan akan menerima atau berbagi pendapatan yang dihasilkan aset, berbeda dengan pendekatan pengadaan konvensional yang membayar untuk penyediaan barang atau layanan, atau untuk konstruksi sebuah aset. Hal ini mengubah porsi risiko dalam hubungan dan sifat tugas manajemen kontrak sepanjang durasi kontrak.

3.2 Meskipun terdapat perbedaan signifikan, proses yang digunakan untuk pengadaan melalui pengaturan KPBU memiliki langkah-langkah yang serupa dengan pengadaan konvensional. Langkah-langkah dalam pengadaan KPBU mencakup langkah-langkah seperti yang dijelaskan dalam siklus pengadaan ADB (lihat Gambar), termasuk perencanaan pengadaan, tender, evaluasi penawaran, pemberian kontrak, serta pelaksanaan dan manajemen kontrak.

A. Perencanaan Pengadaan

3.3 Bagian 7 dari Pedoman ADB untuk Kerja Sama Pemerintah–Badan Usaha (ADB Public–Private Partnership Handbook) mencatat bahwa metode pengadaan akan bergantung pada anggaran pemerintah, kapasitas, keinginan untuk mendorong inovasi, kebutuhan akan masukan tingkat tinggi, kerentanan terhadap korupsi, dan

(19)

Kerja Sama Pemerintah–Badan Usaha 6

tujuan dari proyek KPBU. 2 Pedoman tersebut mencatat tiga opsi utama, yaitu (i) proposal yang tidak diminta atau negosiasi langsung (“sumber tunggal/sole sourcing”), (ii) negosiasi kompetitif, dan (iii) tender kompetitif.

3.4 Dalam hal proposal yang tidak diminta, mungkin perlu diambil keputusan mengenai pendekatan pengadaan sebagai ganti (atau sebagai bagian dari) tahap perencanaan pengadaan dalam siklus pengadaan ADB.

3.5 Panduan Referensi Kerja Sama Pemerintah–Badan Usaha (Public–

Private Partnerships Reference Guide), yang disusun melalui kerja sama berbagai bank pembangunan multilateral, juga memberi informasi mengenai sejumlah pertimbangan saat menentukan strategi pengadaan, termasuk (i) apakah akan menggunakan prakualifi kasi; (ii) apakah akan menggunakan proses penawaran satu tahap atau multitahap; (iii) sejauh mana negosiasi dan diskusi akan berlangsung dengan satu atau beberapa peserta tender; dan (iv) apakah proposal akan

2 ADB. 2008. Public–Private Partnership Handbook. Section 7: Implementing PPPs, Subsection 7.3:

Defi ning the Procurement Process. Manila. https://www.adb.org/documents/public-private- partnership-ppp-handbook.

Gambar: Siklus Pengadaan ADB

Sumber: Asian Development Bank.

SIKLUS PENGADAAN

Keadilan

Nilai M anfaat Uang

Kualitas

siEfi

ensi

Keekonom ian

Trasinsranpa

Konseptualisasi Proyek

Perencanaan Pengadaan Rencana Pengadaan Penilaian Risiko Pengadaan

Proyek Manual Administrasi Proyek Bantuan Teknis Transaksi Kategorisasi Risiko Pengadaan

Dokumen Tender Pemberian Kontrak

Rencana Manajemen Kontrak Umpan Balik atau Evaluasi

Manajemen Pelaksanaan dan Kontrak Laporan Penyelesaian Proyek

Penutupan Kontrak Pembelajaran

Strategi Kemitraan Negara Penilaian Risiko Pengadaan di Penilaian Risiko Pengadaan di

Tingkat Negara dan Tingkat Negara dan Sektor/Lembaga Sektor/Lembaga

Evaluasi Penawaran Laporan Evaluasi

Tender

(20)

Pertimbangan Utama dalam Pengadaan Kerja Sama Pemerintah–Badan Usaha 7 dievaluasi berdasarkan kriteria keuangan atau yang berkaitan dengan nilai, atau kombinasi keduanya.3

3.6 Panduan referensi KPBU (dalam Tabel 3.3) juga mencatat pentingnya mempertimbangkan kewajiban dan keterbatasan hukum mengenai KPBU dan pengadaan di suatu negara terhadap opsi strategi pengadaan dan prosedur pengadaan yang tersedia bagi mitra sektor publik yang melaksanakan pengadaan KPBU (catatan kaki 3).

B. Proses Pengadaan dan Manajemen Kontrak

3.7 Pedoman ADB untuk KPBU memberi pedoman mengenai proses pengadaan yang diterapkan untuk pengadaan KPBU (catatan kaki 2), termasuk

(i) proses tender kompetitif yang tipikal;

(ii) proses evaluasi penawaran (termasuk kriteria teknis dan keuangan yang sudah diboboti, kriteria teknis lolos/gugur, dan pembobotan kriteria);

(iii) isi paket penawaran;

(iv) isi kontrak KPBU;

(v) negosiasi kontrak; dan

(vi) pelaksanaan dan manajemen kontrak.

3.8 Panduan referensi KPBU juga memberi informasi mengenai proses pengadaan KPBU, termasuk menyusun kontrak KPBU, mengelola transaksi KPBU (proses tender), dan mengelola kontrak KPBU (catatan kaki 3).

3.9 Selain itu, Panduan Sertifikasi Kerja Sama Pemerintah–Badan Usaha (Public–Private Partnership Certification Guide) dari APM Group International memberi informasi dan pedoman mengenai berbagai pertimbangan dalam proses pengadaan KPBU, termasuk “Chapter 5, Structuring and Drafting the Tender and Contract”; “Chapter 6, Tendering and Awarding the Contract”; dan “Chapter 7, Managing the Contract”.

3.10 Panduan Sertifikasi KPBU dari APM Group International mencatat pentingnya manajemen kontrak (yang terdiri atas tata kelola, administrasi kontrak, manajemen hubungan, dan manajemen kinerja), dan mengingatkan bahwa, meskipun mitra swasta memegang tanggung jawab pelaksanaan kontrak, mitra sektor publik harus menjalankan proses manajemen demi memastikan penyelesaian yang tepat waktu dan operasi yang memuaskan.4 Sama seperti dalam pengadaan konvensional, manajemen kontrak yang buruk dapat menggerus nilai secara signifikan.

3 World Bank, et al. 2017. Public–Private Partnerships Reference Guide, Version 3. Washington, DC.

https://pppknowledgelab.org/guide/sections/83-what-is-the-ppp-reference-guide.

4 ADB, et al. 2016. Public–Private Partnership Certification Guide. Chapter 7: Strategy, Delivery and Commissioning, Sections 3 and 4. Buckinghamshire: APM Group International. https://ppp- certification.com/pppguide/download.

(21)

IV. Sumber Daya untuk Dipelajari Lebih Lanjut

4.1 Terdapat berbagai sumber daya untuk saran dan pedoman lebih lanjut mengenai KPBU, di antaranya

(i) ADB. 2017. Public–Private Partnership Monitor. Manila.

https://www.adb.org/publications/public-private-partnership-monitor.

(ii) ADB, et al. 2016. Public–Private Partnership Certification Guide.

Buckinghamshire: APM Group International.

https://ppp-certification.com/pppguide/download.

(iii) ADB. 2012. Public–Private Partnership Operational Plan 2012–2020.

Manila.

https://www.adb.org/documents/public-private-partnership- operational-plan-2012-2020.

(iv) ADB. 2008. Public–Private Partnership Handbook. Manila.

https://www.adb.org/documents/public-private-partnership-ppp- handbook.

(v) Independent Evaluation Group. 2015. World Bank Group Support to Public–Private Partnerships: Lessons from Experience in Client Countries, FY02–12. Washington, DC: World Bank Group.

https://openknowledge.worldbank.org/handle/10986/21309.

(vi) Office of Evaluation and Oversight. 2017. Evaluation of Public–Private Partnerships in Infrastructure. Washington, DC: Inter-American Development Bank.

https://publications.iadb.org/bitstream/handle/11319/8200/

Evaluation-of-Public-Private-Partnerships-in-Infrastructure.

pdf?sequence=9.

(vii) PPP in Infrastructure Resource Center. 2017. Benchmarking PPP Procurement 2017. Washington, DC: World Bank Group.

https://ppp.worldbank.org/public-private-partnership/library/

benchmarking-ppp-procurement-2017.

(viii) PPP in Infrastructure Resource Center. 2017. Toolkits for Public–Private Partnerships. Washington, DC: World Bank Group.

https://ppp.worldbank.org/public-private-partnership/overview/

practical-tools/toolkits.

(ix) World Bank Group, et al. 2017. Public–Private Partnerships Reference Guide, Version 3. Washington, DC.

https://pppknowledgelab.org/guide/sections/83-what-is-the-ppp- reference-guide.

4.2 Selain itu, pedoman ADB untuk KPBU memberikan daftar sejumlah besar referensi di section 10, Resources and Tools, termasuk berbagai situs web dan literatur.

(22)

ASIAN DEVELOPMENT BANK 6 ADB Avenue, Mandaluyong City 1550 Metro Manila, Philippines www.adb.org

Kerja Sama Pemerintah–Badan Usaha

Buku Panduan Mengenai Pengadaan

Buku panduan ini membicarakan seleksi operator kerja sama pemerintah–badan usaha (KPBU) untuk operasi pinjaman sektor publik ADB. Buku panduan ini menjelaskan prinsip-prinsip pengadaan yang berlaku bagi KPBU tersebut; menggarisbawahi

pertimbangan tertentu dalam pengadaan KPBU; dan memberi referensi sejumlah besar literatur yang tersedia mengenai pembentukan, pengadaan, dan manajemen KPBU.

Tentang Asian Development Bank

Visi ADB adalah kawasan Asia dan Pasifik yang bebas dari kemiskinan. Misinya adalah menolong negara-negara berkembang anggotanya mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup rakyatnya. Meski Asia dan Pasifik tampak menuai banyak keberhasilan, sebagian besar populasi kelompok miskin dunia masih tinggal di kawasan ini. ADB berkomitmen mengurangi kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif, pertumbuhan yang mempertahankan kelestarian lingkungan, dan integrasi kawasan.

ADB yang berbasis di Manila dimiliki oleh 67 anggota, termasuk 48 dari kawasan Asia dan Pasifik. Instrumen utama ADB untuk membantu negara berkembang anggotanya adalah dialog kebijakan, pinjaman, investasi saham, jaminan, hibah, dan bantuan teknis.

Referensi

Dokumen terkait

Kepuasan pasien ditentukan oleh pelayanan yang diberikan, jika pelayanan yang diberikan baik, diharapkan dapat memberikan kepuasan dan mempertahankan pelanggan yang lebih

Membahas tentang strategi promosi dan informasi dengan cara dan proses konvensional yaitu dengan pembagian brosur, spanduk dan penyampaian informasi dari satu orang ke

Evaluasi Formal (Formal Evaluation) merupakan pendekatan yang menggunakan metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang valid dan dapat dipercaya

Modul matematika berbasis inkuiri disertai nilai-nilai islam pada materi bangun ruang sisi datar kelas VIII di MTs Ma’arif 1 Punggur ini hanya menyajikan materi

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-03/MBU/08/2017 tentang Pedoman Kerja Sama Badan Usaha Milik Negara (Berita Negara Republik

Buku panduan ini menjelaskan dan menguraikan ketentuan-ketentuan pada Peraturan Pengadaan untuk Peminjam ADB: Barang, Pekerjaan, Layanan Nonkonsultasi dan Konsultasi (2017,

Tabel 3. Tabel 3 menunjukkan bahwa pada parameter bobot kering akar varietas yang tertinggi adalah Burangrang yaitu 10,17 gram dan yang terendah pada Anjasmoro

Barang, Pekerjaan, Layanan Nonkonsultasi dan Konsultasi (2017, sesuai dengan perubahannya dari waktu ke waktu) dan Peraturan Pengadaan untuk Peminjam ADB: Barang, Pekerjaan,