• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN KHUSUS. Museum ABRI adalah museum yang didirikan & dimiliki. oleh Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TINJAUAN KHUSUS. Museum ABRI adalah museum yang didirikan & dimiliki. oleh Angkatan Bersenjata Republik Indonesia."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

B A B II TINJAUAN KHUSUS

II.1. MUSEUM ABRI & JENIS-JENISNYA

Museum ABRI adalah museum yang didirikan & dimiliki oleh Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Permuseuman ABRI dimulai sesudah perang kemerdekaan yaitu pada tahun 1950. Museum ABRI yang tertua adalah Museum Corps Polisi Militer yang didirikan atas prakarsa komandan CPM M.J.Prayogo, di jalan Kebon Sirih no 6 Jakarta. Ketnudian disusul oleh Museum Angkatan Darat yang didirikan pada tanggal 8 September 1959 di Yogyakarta dengan keputusan Kasaa no.760/v/1959. Sesudah itu masing-masing Komando Daerah, Angkatan dan POLRI berusaha membentuk museum.

Jenis museum ABRI :

Museum ABRI dibagi berdasarkan 3 penggolongan : 1. Jenis museum yang berhubungan dengan ilmu.

Yang termasuk jenis museum ini ialah : a. Museum Sejarah.

b. Museum Krimonologi.

c. Museum Teknologi, antara lain :

- Museum Perinaustrian Angkatan Darat.

- Museum Peralatan Angkatan Darat.

- Museum Lembaga Industri Pesawat.

2. Museum yang berdasarkan tingkat komando : a. Tingkat Pusat : Museum Pusat ABRI.

b. Tingkat Angkatan dan POLRI : - Museum Angkatan Darat.

- Museum Angkatan Laut.

- 8 -

(2)

- Museum Angkatan Udara.

- Museum POLRI.

c. Tingkat Daerah : - Museum Kowilhan.

- Museum Komando Daerah.

- Museum Cabang.

3. Museum yang didasarkan pada Corps/Kesenjataan misalnya a. Museum Infantri.

b. Museum Kaveleri.

c. Museum KKO.

d. Museum Kapal Selam.

II.2. MUSEUM PUSAT TNI-AU DIRGANTARA MANDALA II.2.1. PENGERTIAN & LATAR BELAKANG

Dirgantara : udara atau keudaraan yaitu ruang udara/angkasa yang termasuk dalam wilayah kekuasaan negara Republik Indonesia.

Mandala : wadah, tempat, lingkungan/daerah/wilayah.

Pengertian Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala : Suatu lembaga yang mengumpulkan, memelihara dan memamerkan kum- pulan benda-benda HI-AU/kendaraan yang bernilai budaya ilmiah untuk tujuan penelitian, pendidikan dan hiburan.

Lahirnya Museum Dirgantara Mandala :

Gagasan Pimpinan TNI-AU untuk mengabadikan, mendo- kumentasikan kegiatan-kegiatan & peristiwa-peristiwa ber- sejarah dilingkungan TNI-AU telah lama ada. Hal ini telah lama dituangkan kedalam keputusan menteri/Panglima Ang­

katan Udara nomer : 491 tanggal 6 Agustus 1960, tentang dokumentasi/museum A U R I , namun museum AURI tersebut belum

- 9 -

(3)

pernah terwujud secara nyata.

Pada tanggal 1 April 1967 rencana museum AURI dapat diwujudkan yang statusnya masih merupakan embrio di bawah pembinaan Asisten Direktorat Budaya & Sejarah Direktorat Hubungan Masyarakat AURI di Jakarta. Ruang gerak dan ke- giatannya pada waktu itu masih sangat terbatas, karena kurang personil, materil & biaya. Namun dengan dikeluar- kannya Instruksi Men/pangan nomor 2 tahun 1967, tanggal 30 Juni 1967 tentang Peningkatan Kegiatan Bidang Sejarah, Budaya dan museum Angkatan Udara, mulailah terdapat titik terang yang sangat besar artinya bagi museum AURI dalam menentukan rencana kerja selanjutnya.

Berkat perhatian dan minat besar dari Pirapinan TNI- AU & Panglima Komando Wilayah Udara (Pankowilu) v, maka pada tanggal 4 April 1969 "Museum Pusat Angkatan Udara Republik Indonesia" yang berkedudukan di Markas Kovilu V, jl.Tanah Abang Bukit Jakarta, diresmlkan pembukaannya oleh Panglima Angkatan Udara Laksamana Udara loesmin Nuryaain.

Dalam upacara tersebut dihadiri pula oleh para tokoh/perintis TNI-AU antara lain B&pak R.Sosryadi Surya- dana, Bapak Menteri Penerangan Budiardjo, Bapak Dr.Harajo- lukito, Bapak R.S Hupuaio Panglima Kovzilo V Laksamana i-iuda Udara & para undangan lainnya.

Berdasarkan pertimbangan bahv^a Yogyakarta periode tahun 1945-1949 memegang peranan pertting sebagai tempat lahir dan pusat kegiatan perjuangan TNI-AU, disamping itu Yogyakarta juga sebagai tempat mendidik Taruna AAU & juga guna memupuk seraangat minat Dirgantara, nilai-nilai 45, tradisi AU serta jiwa karsa, maka kepala staf TNI-AU

- 10 -

(4)

mengeluarkan keputusan nomer : Kep/11/iv/1978 tanggal 17 April 1 978 yang menetapkan bahwa museum Pusat TNI-a u ber- tempat kedudukan di AKABRI bagian Udara (sekarang A A U ) pangkalan TNI-AU Adisutjipto.

Pada bulan Nopember 1977 dilaksanakan operasi boyong memindah'kan barang-barang museum dari Makadau V Jakarta ke Kampus AAU Adisutjipto, dengan menempati bekas gedung Link Traiker sebagai gedung museum Pusat TNI-AU. Berhubung Museum Pusat TNI-AU belum mempunyai nama, maka dengan surat keputusan Kasau nomer : Skep/04/iv/1978 tanggal 17 April 1978 telah ditetapkan nama "Dirgantara Mandala"

kepada museum TNI-AU. Peresmiannya bertepatan dengan peringatan hari Bhakti TNI-AU tanggal 29 Juli 1978 di Yogyakarta.

Dalam rangka pewarisan nilai-nilai 1945, pengabdi- an, pengorbanan para pejuang-penjuang / pahlawan udara dalam merintis dan membina Angkatan Udara / ABRI umumnya dan khususnya dalam bidang pendidikkan yang secara visualisasi perlu diketahui oleh Taruna AU, maka gubernur AAU (waktu itu AKABRI bagian udara) Komodor Rusman meme- rintahkan kepada seksi Sejarah & Museum AAU untuk mendi- rikan sebuah museum Pendidikan Taruna. Untuk melaksanakan perintah tersebut, maka langkah pertama mengadakan koorai- nasi dengan Biro Budaya & Sejarah Pusat Hubungan Masyara- kat AURI di Jakarta dan mengadakan riset, pengurnpulan benda koleksi dari pahlawan-pahlawan udara / perintis Pendidikan Penerbangan serta segala benda-benaa kegiatan Pendidikan Taruna . Dalam jangka waktu + /- 1 tahun terkum- pulah barang-barang & perlengkapan penyimpanan dan

- 1 1 -

(5)

ditempatkan di Flat bawah Wira Tama I. Kemudian pada tanggal 29 Juli 1963 dalam rangka hari Bhakti TNI-AU, museum Pendidikan AAU dibuka & diresmikan oleh Panglima AU

Laksarnana iiadya Udara Roesmin Nuryadin. Dalam rangka peningkatan & pembinaan museum TNI-AU, maka koleksi museum Pendidikan AAU dipindahkan dan disatukan ke dalam museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala.

Dalam pengembangan selanjutnya, dengan rnakin bertarabahnya koleksi, gedung museum lama yang terletak di Kampus AAU dinilai kurang memenuhi syarat, baik luas bangunan maupun dinilai lokasi cukup jauh dijangkau oleh pengunjung sehingga mengharabat upaya rneniasyarakatkan museum TNI-AU. Akhirnya museum Pusat TNI-AU dipindahkan ke gedung no.'6 Wonocatur Lanud Adisutjipto yang dipandang lebih memadai & memenuhi persyaratan museum. Gedung no.16 Wonocatur ini pada jaman Belanda digunakan sebagai pabrik gula jarnban Wonocatur, pada jaman Jepang digunakan untuk gudang senjata & hanggar pesawat terbang. Setelah kemerde- kaan RI dipergunakan sebagai praktek Taruna AAU, pool kendaraan bermotor & gedung olah raga.

Berdasarkan surat perintah Kasau no.Prei/05/iv/1984 tanggal 11 April 1984, gedung bekas pabrik gula dipugar dan direhabilitasi untuk raengganti gedung museum Pusat TNI-AU yang lama. Luas daerah seluruhnya + /- 8 hektar, luas bangunan yang direncanakan +/- 7.156 rn2 , luas bangunan saat ini 4200 m . Pada peringatan hari Bhakti TNI-AU 29 Juli 1 984., Kasau Marsekal TNI-AU Sukardi berkenan meresmi- kan gedung ini selaku gedung museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala.

- 12

(6)

11.2.2. MAKSUD & TUJUAN PENDIRIAN MUSEUM DIRGANTARA MANDALA

Maksud pendirian museum Dirgantara Mandala :

Mekanisme bagi pranata pewarisan kepada generasi mendatang nengenai episode-episode nilai sejarah perjuang- an bangsa dalam merebut kemerdekaan tahun 1945 yang mencerminkan pengabdian dan pengorbanan para pahlawan dimasa lampau dapat diwujudkan dalam bentuk visualisasi fisik suatu monumen perjuangan maupun di dalam pemeragaan museum.

Tujuan pembangunan museum Dirgantara Mandala :

- Gagasan membangun museum didorong oleh hasrat untuk mendokumentasikan & mengabadikan semua ki- sah heroik & patriotik dari peristiwa-peristiwa bersejarc.h TNI-AU semasa perang dalam mengisi &

mempertahankan negara proklamasi.

- Sehubungan dengan semakin mendesaknya kurun waktu penggantian kepada generasi penerus, airasakan perlu adanya museum yang berperan lebih besar &

berbobot dalam melestarikan serta mengembangkan motivasi perjuangan nasional khususnya dibidana Matra Udara.

11.2.3. FUNGSI & KEGIATAN

Fungsi museum Dirgantara Mandala :

- Merupakan kebanggaan nasional yang menar.pilkan karya buaaya/sejarah yang telah dicapai oleh sua­

tu bangsa dan merupakan suatu monumen yang menga­

badikan tokoh-tokoh/pahlawan-pahlawan bangsanya.

- 13 -

(7)

- Mencerminkan suatu lembaga sosial yang dapat memberikan pelajaran kepada masyarakat sebagai informasi, pendidikan, ilmu pengetahuan dan pedo- man bagi para pendidik / guru (pentrapan UUD-45 Bab xiii pasal 31).

- Dapat menjadi tempat rekreasi bagi masyarakat dalam suasana yang indah dan mengagumkan.

Kegiatan museum Dirgantara Mandala :

- Mencari, mengumpulkan, menyimpan, memelihara, mempelajari, mencatat dan memamerkan kepada masyarakat budaya/sejarah yang telah dicapai TNI- AU dan merupakan suatu monumen yang mengabadikan tokoh-tokoh / pahlawan-pahlawan kendaraan.

- Pemutaran film-film dokumentasi, ceramah, pener- bitan majalah/brosur & pementasan.

II.2.4. OBYEK MUSEUM

Obyek museum Dirgantara Mandala :

Kumpulan benda-benda TNI-AU/kendaraan yang bernilai budaya dan ilmiah.

11.2.4.1. CARA MENDAPATKAN BENDA-BENDA KOLEKSI MUSEUM DIRGANTARA MANDALA

Benda-benda koleksi museum didapat dengan cara tukar menukar, ganti rugi, operasi lapangan/riset, warisan , sumbangan, titipan dan hasil pengembangan museum sendiri

11.2.4.2. JENIS KOLEKSI & PENGELOMPOKAN SERTA PENYAJIANNYA

- 1 4 -

Jenis koleksi

(8)

1. Heraldika : bendera, lambang, panji, pataka, bagde, tanda pangkat dan sebagainya.

2. Pesawat udara : pesawat pembom, tempur, buru sergap, angkut, latih, luncur & olah raga.

3. Alat navigasi : alat PLLU, meteo, SAR & navigasi udara.

4. Alat pemotret : kamera ud,ara, filter, cure came­

ra.

5. Senjata : senjata genggam, pinggang, bahu, me- sin, peluncur, pelontar, bom/roket, tajam.

6. Alat PHB : pemancar, penetima, radar, transmisi.

7. Alat perbengkelan : perkakas, instrumen

I

8. Kendaraan bermotor/berat/tempur : ke n d a r a a n 'tem- p u r .

9. Alat-alat berat : trolly, ATC.

10. Mesin ketenagaan : mesin bengkel, pembangkit tenaga, dapur masak.

11. Perlengkapan pakaian : ppkaian seragam harian, lapangar., upacara, k h u s u s , mantel, rar.sel dan lain sebagainya.

12. Alat tulis kantor : kursi fulpen dan lain seba­

gainya .

13. Alat topografi : alat ukur, geodesi, ketinggian, waktu, jarak dan kompas.

14. Alat kesehatan : alat elektronika, x-ray, bedah, optic, laboratorium, kedokteran gigi dan seba­

gainya .

15. Olah raga dan minat dirgantara : drum band , piala dan sebagainya.

- 15 -

(9)

- 16 - 16. Alat perminyakan : alat pompa bensin, alat ukur,

slang, corong dan sebagainya.

17. Alat Provoost.

18. Patung : lukisan, peta, bagan, batu prasasti, nisan dan sebagainya.

Pengelompokan dan penyajian koleksi :

Penyajian koleksi tidak se|cedar untuk pengamatan ilmu pengetahuan & penikmatan/rekreasi hasil-hasil perjuangan TNI serta lingkungan yang membutuhkannya. Tapi secara keseluruhan harus mampu memberikan gambaran ruang dan waktu jejak-jejak perkembangan kedirgantaraan serta lingkungan yang membutuhkannya. Sehingga arah perkembangan pembangunan di masa depan dapat dicari/dirintis dengan lebih baik, jelas dan selaras.

Jejak-jejak perkembangan adalah merupakan urutan waktu perubahan, sehingga penyajian bahan koleksi diurutkan berdasarkan waktu terjadiriya yaitu :

- Periode 1S45 s/a 1950.

- Periode 1950 s/d 1959.

- Periode 1959 s/d sekarang.

- Koleksi matra udara.

II.2.5. KEDUDUKAN & STATUS SERTA BIAYA PEMBANGUNAN &

SUMBER DANA

Kedudukan dan status Dirgantara Mandala :

Museum Pusat TNI-AU beraaaa di bawah Departermen Pertahanan Keamanan Markas Besair Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara, dengan bagan seperti di bawah :

(10)

- 17 -

PANGA3 MA3ES ABRI KASAU

DEPPES

DIRWAT PERS SUBDIT JARAH

: Panglima Angkatan bersenjats.

: Markas Besar A3RI.

: Kepala Staf Angkatan Udara.

: Deputy Personil.

: Direktorat Perawatan Personil, Sub Direktorat Sejarah.

Sumoer biaya & dan Museum Dirgantara Mandala :

Biaya pembangunan Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala, oleh Kepala museum diajukan ke Subdit Jaran diteruskan ke Dirwat Pers kemudian ke Depres lalu ke Kasau

, ke Mabes ABRI dan terakhir Ke HANKAM.

Dana untuk museum disediakan oleh Pemerintah, tapi .biasanya tidak mencukupi kebutuhan. Kal tersebut tidak menjadi kesulitan jika museum tersebut dibenarkan bertindak komersil, tapi justru itulah yang harus dihindari, karena museum merupakan suatu lembaga sosial.

(11)

Usaha untuk mencari dana lazimnya dilakukan hanya sekedar untuk memenuhi keperluan kelangsungan hidup museum dan tidak atas dasar untuk mencari keuntungan.

Kehidupan museum yang semata-mata menggantungkan diri pada sumbangan atau hadiah-hadiah kurang dapat dijamin kelangsungan hidupnya. Museum harus tetap memper- tahankan eksistensinya & aktivitas kerjanya sekalipun dalam keadaan yang sulit. Dalam hubungan ini seyogyanya mayarakat & ABRI yang mengunjungi museum membeli karcis tanda masuk.

Dalam rangka mencari dana, maka museum Dirgantara Mandala melakukan usaha sebagai berikut :

- Menerbitkan meterai - Mencari donatur - Pemungutan derma

- Menyelenggarakan pertunjukkan - Penjualan souvenir

- Membuka restoran

II.2.5. RADIUS PELAYANAN MUSEUM DIRGANTARA MANDALA

Radius pelayanan adalah penduduk Java Tengah &

sekitarnya, walaupun koleksi mempunyai scope Nasional dan akan aikunjungi oleh penduduk dari luar Jawa Tengah maupun wisatawan-wisatawan asing.

Pengunjung Dirgantara Mandala :

Macam-macam pengunjung museum Pusat TNI-AU Dir­

gantara Mandala :

1. Pengunjung yang bersifat perorangan :

Sikap kunjungan umumnya adalah rekreasi &

- 18 -

(12)

kunjungan khusus.

2. Pengunjung rombongan :

a. Rombongan sekolah : umumnya terdiri dari siswa-siswa SD, SLTP, SLTA & Mahasiswa, meru­

pakan kunjungan studi/ektrakurikuler.

b. Rombongan pariwisata : umumnya dilakukan oleh masyarakat umum yang merupakan rangkaian kunjungan wisata. Kunjungan ini bersifat rekreasi.

II.2.7. FASILITAS YANG ADA SAAT INI

II.2.7.1. FASILITAS BANGUNAN YANG ADA SAAT INI

Saat ini museum menempati bangunan bekas pabrik gula Jamban Wonocatur pada jaman penjajahan Belanda, yang telah direhabilitasi. Pada jaman Jepang digunakan untuk gudang senjata dan hanggar pesawat terbang. Setelah kemerdekaan RI dipergunakan untuk praktek Taruna AAU Pool kendaraan bermotor dan gedung olah raga.

Bangunan dan fasilitas Museum Pusat TNI-AU

"Dirgantara Mandala" pada saat ini belum memenuhi & belum sesuai dengan tuntutan suatu bangunan museum maupun peningkatan peranannya dalam pembangunan. Bangunan museum tersebut hanya memiliki sebuah hanggar untuk koleksi pesawat terbang & ruangan-ruangan yang hanya mampu menam- pung sebagian dari koleksi-koleksi TNI-AU. Fasilitas seperti ruangan-ruangan pengelola, perpustakaan, audito­

rium dan lain-lainnya belum ada, padahal fasilitas- fasilitas dalam suatu museum sangatlah komplek.

- 19 -

(13)

11.2.7.2. TAPAK & LINGKUNGAN SEKITAKNYA

Saat ini museum Pusat ^NI-AU "Dirgantara Mandala"

menempati areal tanah seluas 8 Ha, jl.Wonocatur 16 Yogya­

karta. Tapak seluas 8 Ha tersebut di atas selain dipakai untuk museum juga digunakan sebagai komplek perkantoran pangkalan militer Lanuma Adisutjipto yang masih aktif.

Lokasinya terletak +/- 7 50 m sebelah selatan jalan raya Yogyakarta Solo .

1 1 .7.2.3. P E R M A S A L A H A N

a. Fasilitas museum yang ada tersebut tidak memenuhi &

tidak sesuai dengan tuntutan suatu bangunan museum maupun peningkatan peranannya dalam pembangunan.

b. Kendaraan umum hanya bisa melalui jalan raya Yogyakarta - Solo, sehingga pengunjung yang naik kendaraan umum untuk masuk ke dalam site museum harus jalan kaki melalui jalan dalam komplek perutnahan ABRI s^panjang + /- 750 m, sehingga menimbuikan malas/ keseganan bagi pengunj ung.

c. Adanya perkantoran pangkalan militer Lanuma Adisutjip­

to yang masih aktif tersebut, sehingga pengunjung yang akan masuk ke dalam site harus menunjukkan/meninggalkan kartu identitas di gardu jaga. Keadaan di atas juga menimbuikan keseganan bagi pengunjung untuk masuk ke komplek tersebut. Kurangnva pengunjung tersebut tidak sesuai dengan salah satu fungsi sebagai bangunan kebu- dayaan/pameran untuk umum.

- 20 -

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Gonzales (2008) terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai upaya mengatasi permasalahan karir siswa SMA antara lain kegiatan yang memiliki tujuan

Ia merupakan unsur pengintegrasi yang mengikat dan mempersatukan pemenuhan kebutuhan yang berbeda-beda ke dalam suatu desain yang utuh dan menyeluruh, operasional serta dapat

Sementara itu, dengan menggunakan pendekatan semantik sebagai kriteria utama dan afiks verbal dengan kriteria tambahan, Dardjowidjojo dalam Purwo (1986)

Based on the results of research and discussion on the analysis of factors related to the performance of midwives in charging KSPR at puskesmas of Kabupaten Lima

NGLIMUT GONOHARJO BOJA KENDAL” ini akan dirancang papan petunjuk arah berupa sign system yang komunikatif, sehingga dapat membantu pengunjung untuk mencari

Namun, jika ada prosedur yang tidak bisa dikerjakan di dalam BSC maka prosedur tersebut dapat dikerjakan di luar BSC dengan melengkapi peralatan pengamanan personal,

Penelitian yang dilakukan meliputi: identifikasi tumbuhan, karakterisasi dan skrining fitokimia simplisia, pembuatan ekstrak etanol daun bangun-bangun secara maserasi,

Hal ini dapat menunjukkan perbandingan hasil belajar yang tentunya sangat berbeda, perbedaan ini tentunya dipengaruhi oleh ranah apa yang berperan dalam hal menjawab soal,