• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK AGRONOMI TOMAT (Solanum lycopersicum L.) VARIETAS TIMOTY GENERASI M2 AKIBAT PEMBERIAN ORYZALIN SKRIPSI OLEH :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KARAKTERISTIK AGRONOMI TOMAT (Solanum lycopersicum L.) VARIETAS TIMOTY GENERASI M2 AKIBAT PEMBERIAN ORYZALIN SKRIPSI OLEH :"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2021

1

KARAKTERISTIK AGRONOMI TOMAT (Solanum lycopersicum L.) VARIETAS TIMOTY GENERASI M2 AKIBAT PEMBERIAN

ORYZALIN SKRIPSI

OLEH :

SISCHA NIRMALA SARI 160301087

AGROTEKNOLOGI – AGRONOMI

(2)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2021

2

KARAKTERISTIK AGRONOMI TOMAT (Solanum lycopersicum L.) VARIETAS TIMOTY GENERASI M2 AKIBAT PEMBERIAN

ORYZALIN SKRIPSI

OLEH :

SISCHA NIRMALA SARI 160301087

AGROTEKNOLOGI – AGRONOMI

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

(3)

3

(4)

i

ABSTRAK

SISCHA NIRMALA SARI: Karakteristik Agronomi Tomat (Solanum lycopersicum L.) Varietas Tymoti Generasi M2 Akibat Pemberian Oryzalin dibimbing oleh Dr. Ir. Mariati Sinuraya, M.Sc dan Dr. Ir. Yaya Hasanah, M.Si. Tujuan ini untuk melihat karakter agronomi tomat varietas Tymoti generasi M2 akibat pemberian oryzalin. Penelitian ini dilakukan di Rumah Kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, dengan ketinggian tempat ± 25 meter d i atas permukaan laut mulai bulan Februari sampai Juli 2020. Benih tomat miksoploid M1 yang berasal dari perlakuan M12TO2 (oryzalin 60 µM), M11TO2 (oryzalin 60 µM), M12TO3 (oryzalin 90 µM), M11TO3 (oryzalin 60 µM), M13TO4 (oryzalin 120 µM) dan M11TO4 (oryzalin 120 µM) ditanam dalam baris bersama benih tanaman kontrol. Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman dan jumlah daun diamati mulai umur 2 – 8 MST, diameter batang umur 2,4,6 dan 8 MST, jumlah buah, bobot segar tomat dan diameter buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan tertinggi jumlah buah, bobot segar buah, dan diameter buah terdapat pada tanaman kontrol. Berdasarkan hasil penelitian pada 8 MST rataan tertinggi parameter tinggi tanaman terdapat pada tanaman kontrol, jumlah daun terdapat pada perlakuan G2 (60 µM) dan diameter batang terdapat pada perlakuan G6 (120 µM).

Kata Kunci : tomat, oryzalin, karakteristik agronomi, generasi M2

(5)

ii

ABSTRACT

SISCHA NIRMALA SARI : Agronomic Characteristics of Tomato (Solanum lycopersicum L.) Tymoti Varieties Generation M2 Consequences of Giving Oryzalin by Dr. Ir. Mariati Sinuraya, M.Sc and Dr. Ir. Yaya Hasanah, M.Si. The purpose of this study was to examine the agronomic characters of the M2 generation Tymoti tomato due to the administration of oryzalin. This research was conducted at the Screen House, Faculty of Agriculture, Universitas Sumatera Utara, with an altitude of ± 25 meters above sea level from February to July 2020. M1 myxoploid tomato seeds from treatment M12TO2 (oryzalin 60 µM), M11TO2 (oryzalin 60 µM), M12TO3 (oryzalin 90 µM), M11TO3 (oryzalin 60 µM), M13TO4 (oryzalin 120 µM) and M11TO4 (oryzalin 120 µM) planted in rows with control plant seeds. The variables observed were plant height and number of leaves observed from 2 - 8 WAP, stem diameter 2,4,6 and 8 WAP, number of fruit, tomato fresh weight and fruit diameter. The results showed that the highest mean number of fruit, fruit fresh weight, and fruit diameters were found in control plants. Based on the results of research on 8 MST the highest mean plant height was found in control plants, the highest average number of leaves is found in the parameter G2 (60 µM) and the highest average stem diameter was found in the treatment G6 (120 µM).

Keywords: tomato, oryzalin, agronomic characteristics, generation M2

(6)

iii

RIWAYAT HIDUP

Sischa Nirmala Sari dilahirkan di Sukaramai pada tanggal 17 Juni 1997 anak keempat dari 4 bersaudara dari Ayahanda Rohadi dan Ibunda Kasinem.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh yaitu SD di MIS Al- Azhar Sukaramai lulus pada tahun 2010, SMP di MTs Citra Abdi Negoro Perkebunan Sei bejangkar lulus pada tahun 2013, SMA di SMK Negri 2 Kisaran lulus pada tahun 2016 dan pada tahun 2016 penulis diterima di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Penulis memilih Program Studi Agroteknologi minat Agronomi.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai asisten Laboratorium Dasar Agronomi (2018-2019), dan asisten Laboratorium Hias Buah (2019).

Penulis terdaftar dalam kegiatan organisasi di HIMAGROTEK (Himpunan Mahasiswa Agroteknologi) Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV) Kebun Tinjowan, Simalungun pada bulan Juli – Agustus 2019. Penulis juga melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Beting Kuala Kapias Kecamatan Teluk Nibung Tanjung Balai pada bulan Juli – Agustus 2020.

(7)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “Karakteristik Agronomi Tomat (Solanum lycopersicum L.) Varietas Timoty Generasi M2 Akibat Pemberian Oryzalin” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Program Studi Agroteknologi Fak ultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Dr. Ir. Mariati Sinuraya, M.Sc dan Dr. Ir. Yaya Hasanah, M.Si selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan kritik dan dan saran dalam penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang telah memberikan dukungan finansial dan spiritual.

Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada seluruh staf pengajar, pegawai, sahabat dan teman di lingkungan Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang telah berkontribusi dalam kelancaran studi dan penyelesaian skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, Januari 2022

Penulis

(8)

v

DAFTAR ISI

Hal.

ABSTRAK... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... viii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 3

Hipotesis Penelitian ... 3

Kegunaan Penulisan... 3

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman ... 4

Syarat Tumbuh... 5

Iklim ... 5

Tanah ... 5

Mutasi ... 6

Oryzalin ... 6

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian... 8

Bahan dan Alat ... 8

Metode Penelitian ... 8

Metode Analisis ... 9

(9)

vi PELAKSANAAN PENELITIAN

Persiapan Lahan... 10

Pembuatan Barisan Polibag ... 10

Perendaman Benih Tomat dan Penyemaian Benih Tomat ... 10

Penanaman ... 10

Pemeliharaan Tanaman ... 10

Penyiraman ... 10

Penyiangan... 10

Pemupukan ... 11

Pemasangan Ajir ... 11

Pengendalian Hama dan Penyakit ... 11

Panen ... 11

Parameter Pengamatan ... 11

Tinggi Tanaman... 11

Jumlah Daun... 12

Diameter Batang ... 12

Jumlah Buah ... 12

Bobot Segar... 12

Diameter Buah... 12

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 13

Tinggi Tanaman... 13

Jumlah Daun... 14

Diameter Batang ... 15

Jumlah Buah ... 16

Bobot Segar... 16

(10)

vii

Diameter Buah ... 16 Pembahasan ... 17 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ... 22 Saran ... 22 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(11)

viii

DAFTAR TABEL

No Hal.

1. Tinggi tanaman tomat varietas Timothy generasi M2 pada umur 2 – 8 MST akibat perlakuan oryzalin ... 14 2. Jumlah daun tomat varietas Timothy generasi M2 pada umur

2 – 8 MST akibat perlakuan oryzalin... 15 3. Diameter batang tomat varietas Timothy generasi M2 pada umur

2 – 8 MST akibat perlakuan oryzalin... 15 4. Jumlah buah, bobot segar dan diameter buah tomat varietas

Timothy generasi M2 akibat perlakuan oryzalin ... 16

(12)

1

PENDAHULUAN Latar Belakang

Tomat (Solanum lycopersicum L.) merupakan tanaman yang berbentuk perdu dan merupakan salah satu tanaman hortikultura yang memiliki nilai ekonomis tinggi.

Buah tomat sangat bermanfaat bagi tubuh manusia karena mengandung vitamin C yang tinggi dan mineral seperti folat, besi, kalium, magnesium, kromium, kolin, seng, dan fosfor yang di butuhkan dalam kesehatan. Tomat juga bisa dijadikan bahan dasar dalam pembuatan kosmetik dan industri lain (Tursilawati et al., 2016; Sumiasih et al., 2014).

Produktivitas tanaman tomat di provinsi Sumatera Utara mengalami fluktuasi.

Pada tahun 2014 produktivitas sebesar 20.70 ton/ha dengan luas panen sebesar 4.075 ha, di tahun 2015 meningkat hingga 23.92 ton/ha dengan luas panen 4.794 ha, ditahun 2016 mengalami penurunan hingga 21.25 ton/ha dengan luas panen 4.701 ha, di tahun 2017 meningkat hingga 21.27 ton/ha dengan luas lahan 4.577 ha dan ditahun 2018 menurun hingga 19.77 ton/ha dengan luas lahan 5.243 ha, ditahun 2019 produksi tomat mencapai 21.45 ton/ha dengan luas lahan 5.525 (Direktur Jendral Hortikultura 2019).

Salah satu usaha untuk meningkatkan produksi tomat adalah dengan cara menciptakan varietas unggul melalui pemuliaan tanaman. Dalam pemuliaan tanaman diperlukan keragaman genetik yang tinggi, salah satu diantaranya dengan menciptakan tanaman poliploid dengan induksi mutasi menggunakan mutagen kimia oryzalin (Wahyudhi dan Nurhidayah, 2014).

Oryzalin dinitroaline (3,5-dinitro-N4,N4-dipropylsufabilamide) adalah herbisida yang efektif untuk menggandakan kromosom dan memiliki tingkat toksisitas yang lebih rendah dibandingkan dengan kolkisin (Kermani et al., 2003; Dunn et al., 2007).

(13)

2

Hasil penelitian sebelumnya Chintya (2019) menyatakan bahwa pemberian oryzalin konsentrasi 120 µM menghasilkan diameter buah relatif lebih besar dibandingkan dengan tanaman kontrol. Hal ini disebabkan karena penggunaan oryzalin menyebabkan terjadinya penambahan jumlah kromosom sehingga meyebabkan ukuran sel menjadi lebih besar sehingga ukuran buahnya juga lebih besar dibandingkan dengan tanpa oryzalin.

Penelitian ini dilakukan untuk melihat karakter agronomi tanaman tomat varietas tymoti akibat perlakuan oryzalin yang dibandingkan dengan tanaman kontrol pada generasi M2. Biji M1 yang digunakan sebagai bahan tanam diambil dari buah miksoploid yang memiliki ukuran buah yang besar.

Keragaman yang semakin luas akan menciptakan bahan yang dapat digunakan pemulia tanaman untuk menghasilkan benih unggul. Pada penelitian sebelumnya Chintya (2019) menggunakan benih tomat varietas tymothi yang seragam , namun hasilnya menunjukkan adanya keragaman yang berbeda dalam satu pohon (miksoploid).

Maka dari itu penelitian lanjutan (generasi M2) ini bertujuan untuk mengetahui keragaman yang diturunkan masih terbawa di generasi M2 atau menghasilkan tanaman dengan hasil ploidi baru dan adanya variasi karakter agronomi tomat (Solanum lycopersicum L.) yang dibandingkan dengan kontrol. Hal ini sesuai dengan penelitian Noorrohmah et al., (2014) menyatakan bahwa seharusnya dalam satu pohon akan memiliki pola keragaman genetik yang sama.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka perlu dilakukan penelitian guna mengetahui karakteristik agronomi tomat (Solanum lycopersicum L.) varietas Tymoti generasi M-2 akibat perlakuan oryzalin.

(14)

3 Tujuan Penelitian

Untuk melihat karakter agronomi tomat varietas Tymoti generasi M2 akibat pemberian oryzalin.

Hipotesis Penelitian

Ada variasi karakter agronomi tomat (Solanum esculentum L.) varietas Tymoti akibat pemberian oryzalin pada generasi M2.

Kegunaan Penulisan

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan serta sebagai bahan informasi bagi yang membutuhkan.

(15)

4

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

Tanaman tomat termasuk kedalam kingdom plantae, subkingdom tracheobionta, divisi magnoliophyta, kelas dikotil, ordo solanales, famili solanaceae, genus solanum, dan spesies Solanum lycopersicum L. (Simpson, 2010).

Tomat memiliki perakaran tunggang, bercabang berwarna keputih-putihan disertai baunya yang khas. Akar tanaman tomat yang tumbuh menembus ke dalam tanah dan akar serabut yang tumbuh ke arah samping namun dangkal. Tomat memiliki sistem perakaran yang dangkal yaitu 30-70 cm (Naika et.al., 2012).

Batang tanaman tomat berbentuk persegi empat hingga bulat, berbatang lunak tetapi cukup kuat, berbulu atau berambut halus, diantara bulu-bulu itu terdapat kelenjar, berwarna hijau, pada ruas-ruas batang mengalami penebalan dan pada ruas bagian bawah tumbuh akar-akar pendek (Fitriani, 2012).

Daun tanaman tomat berbentuk oval dengan panjang mencapai 20 – 30 cm, berbentuk majemuk dan terdiri dari beberapa anak daun yang tumbuhnya se lang seling dengan tipe helaian daun menyirip. Daun tomat biasanya tumbuh didekat ujung dahan berwarna hijau dan berbulu (Syukur et al., 2015).

Bunga tanaman tomat berwarna kuning dan tersusun dalam dompolan dengan jumlah 5-10 bunga per dompolan atau tergantung varietasnya. Kuntum bunganya terdiri dari lima helai daun kelopak dan lima helai mahkota. Pada serbuk sari bunga terdapat kantong yang letaknya menjadi satu dan membentuk bumbung yang mengelilingi tangkai kepala putik (Wiryanta, 2014).

Buah tomat termasuk buah buni, berdaging dan beragam dalam bentuk maupun ukurannya. Mutu buah tomat meliputi mutu bagian luar yang berpengaruh terhadap

(16)

5

keragaman buah tomat, seperti warna, ukuran, bentuk, kekerasan, kesegaran, keseragaman dan ada tidaknya cacat pada buah. Warna dan bentuk buah dipengaruhi oleh faktor genetik. Warna buah menjadi indikator dalam mengetahui tingkat kemasakan atau kematangan buah. Warna sering digunakan sebagai indeks umum penilaian mutu makanan (Ambarwati et al., 2013).

Biji berbentuk pipih, berbulu dan berwarna putih, putih kekuningan atau cokelat muda. Panjang biji tomat berkisar 3 – 5 mm dengan lebar berkisar 2 – 4 mm. Biji tanaman tomat saling melekat dan diselimuti dengan daging buah. Jumlah biji bervariasi tergantung pada varietas dan lingkungan, maksimum 200 biji perbuah (Wiryanta, 2014).

Syarat Tumbuh Iklim

Tanaman tomat dapat tumbuh pada kondisi lingkungan yang beragam. Namun, untuk memperoleh hasil yang optimum, tomat membutuhkan lingkungan yang memiliki sistem pengairan dan sinar matahari yang cukup. Pengairan yang berlebihan dapat menyebabkan kelembapan tanah menjadi tinggi sehingga timbul berbagai macam penyakit (Purwati dan Khairunisa, 2007).

Tanaman tomat memerlukan intensitas cahaya matahri sekurang kurangnya 10- 12 jam setiap hari. Cahaya matahari tersebut dipergunakan untuk proses fotosintsis, pembentukan bunga, pembentukan buah, dan pemasakan buah (Wiryanta, 2014).

Tanah

Jenis tanah yang baik untuk tanaman tomat ialah tanah liat yang mengandung pasir, tanah dalam keadaan subur, mengandung banyak bahan organik, dan drainase baik. Menurut Tafajani (2010), untuk mendapatkan tomat dengan hasil yang baik, maka

(17)

6

dibutuhkan media tanam berupa tanah yang gembur, berpasir, subur dan banyak mengandung bahan organik, serta pH tanah netral berkisar 5,5 - 7.

Mutasi

Mutasi merupakan perubahan genetik suatu sel yang diwariskan kepada keturunannya. Tujuan mutasi adalah menghadapi perubahan alam yang sewaktu-waktu akan timbul. Kalau perubahan sudah muncul, ada dua kemungkinan yang dapat timbul yaitu:1) sifat yang bermutasi lebih mudah beradaptasi dibandingkan dengan sifat yang asli, sehingga karakter asli kemungkinan hilang dari peredaran, 2) sifat yang bermutasi tidak cocok terhadap lingkungan yang baru, sehingga individu atau populasi suatu spesies yang memilikinya akan susut atau punah. Berdasarkan hal ini dapat dikatakan bahwa cocok atau tidaknya bagi individu yang bermutasi tergantung pada daerah dimana individu atau populasi tersebut tinggal (Warmadewi ,2017).

Potensi genetik tanaman dapat ditingkatkan dengan pemuliaan tanaman, misalnya dengan mutagen kimia. Martin et al., 2013 menyatakan bahwa selama ini talas diperbanyak secara vegetatif sehingga memiliki keragaman genetik sempit. Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi kendala tersebut antara lain dengan pemuliaan mutasi menggunakan iradiasi sinar Gamma pada talas satoimo.

Oryzalin

Oryzalin adalah suatu senyawa kimia bersifat herbisida yang dapat menggandakan suatu kromosom dan memiliki toksisitas yang lebih rendah dibandingkan dengan kolkisin (Miguel dan Leondhardt, 2011).

Salah satu cara untuk meningkatkan keragaman genetik dan produksi tanaman dapat dilakukan dengan cara mutagen fisik atau mutagen kimia. Mutagen kimia dapat dilakukan dengan cara pemberian oryzalin. Menurut Wulansari et.al (2017) menyatakan

(18)

7

bahwa salah satu cara untuk meningkatkan benih yang bermutu tinggi dapat diperoleh dengan cara pemberian oryzalin.

Berdasarkan hasil penelitian Sukamto et al., 2010 menyatakan bahwa pemberian oryzalin mempengaruhi stomata daun relatif lebih panjang, penampakan daunnya lebih hijau, bentuk daun lebih membulat, lebih tebal, dan bergelombang dibanding dengan tanaman normal (kontrol).

Penggunaan oryzalin dapat mempengaruhi level ploidi tanaman dari diploid menjadi triploid, tetraploid, hexaploid, maupun mixoploid. Khimera pada tanaman akan muncul kalau level ploidi mencapai mixoploid (misalnya 2n+4n) (Defiani dan Sudatri, 2014).

(19)

8

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di rumah kasa Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara Medan dengan ketinggian ± 25 meter di atas permukaan laut mulai bulan Februari 2020 sampai dengan bulan Juli.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih tomat varietas Tymoti M1 hasil penelitian sebelumnya sebagai objek pengamatan, air untuk merendam benih tomat, top soil, sekam padi, kascing (vermikompos) sebagai media tanam, pupuk (NPK 16:16:16, pupuk amophos dan KCL), dan pestisida (Decis 2,5 EC).

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul untuk membersihkan dan mengolah lahan, papan telur untuk menyemaikan benih, erlenmeyer untuk merendam benih tomat, gembor untuk menyiram tanaman, meteran untuk mengukur tinggi tanaman, bambu untuk ajir tanaman, polybag ukuran 20 cm dan 40 cm untuk tempat media tumbuh, kamera untuk mengambil gambar penelitian dari awal sampai akhir penelitian, timbangan analitik untuk menimbang bobot segar buah, jangka sorong untuk mengukur diameter batang dan diameter buah.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan cara menanam biji M1 yang mengalami miksoploid akibat perlakuan oryzalin konsentrasi 60 µM, 90 µM, dan 120 µM dari penelitian sebelumnya. Benih miksoploid ditanam dalam baris bersama biji tomat kontrol (tanpa perlakuan oryzalin). Pertumbuhan dan produksi tomat pada M2 akan dibandingkan dengan tanaman kontrol.

(20)

9 G0 = Kontrol (tanpa oryzalin)

G1 = M12TO2 (oryzalin 60 µM) G2 = M11TO2 (oryzalin 60 µM) G3 = M12TO3 (oryzalin 90 µM) G4 = M11TO3 (oryzalin 60 µM) G5 = M13TO4 (oryzalin 120 µM) G6 = M11TO4 (oryzalin 120 µM) Jumlah Baris = 8 baris Jarak antar Baris = 30 cm Jarak antar Plot = 50 cm Jarak Antar Polybag = 30 cm Jumlah Tanaman Seluruhnya = 172 tanaman Metode Analisis

Untuk membandingkan secara statistik tanaman yang diteliti, maka dilakukan uji t pada taraf 5% dan 1% dengan menggunakan software minitab 16.

(21)

10

PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan

Lahan terlebih dahulu dibersihkan dari gulma dengan menggunakan cangkul.

Pembuatan Barisan Polibag

Polibag dibariskan berdasarkan perlakuan tanaman, di setiap baris tanaman mutan diletakkan tanaman kontrol.

Perendaman Benih Tomat dan Penyemaian Benih Tomat

Benih tomat direndam dalam air selama 12 jam. Benih tomat yang telah direndam kemudian ditiriskan dan disemaikan per individu di papan telur yang diisi media dengan campuran sekam padi dan vermikompos 1:1, kemudian diletakan di tempat teduh.

Penanaman

Bibit tomat mulai berumur 14 hari yang sudah memiliki ≥ 2 helai daun dipindah tanamkan ke polybag penyapihan dengan diameter 20 cm yang telah diisi dengan media tanam berupa campuran top soil, sekam padi dan kompos dengan perbandingan 2:2:1.

Bibit yang sudah berumur 30 hari dipindah tanamkan ke polybag diameter 40 cm , bibit tomat di letakkan dengan berbaris , di setiap baris terdapat tanaman kontrol dan tanaman masing- masing perlakuan dan dipelihara sampai panen.

Pemeliharaan Penyiraman

Penyiraman dilakukan 2 kali sehari, dilakukan pada pagi hari dan sore hari.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan untuk membersihkan gulma yang tumbuh di areal polibeg maupun di plot secara manual saat gulma sudah mulai tumbuh.

(22)

11 Pemupukan

Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 14 HST pada semua tanaman dengan pupuk dasar yaitu NPK 16:16:16 dengan dosis 1 g/polybag, Pemupukan kedua dilakukan bersamaan dengan pengisian polybag pada umur 4 MST menggunakan NPK (16:16:16) dengan dosis 5 g/tanaman. Pemupukan ketiga dilakukan pada saat tanaman berumur 6 MST menggunakan Amophos dan KCl dengan dosis 5 g/tanaman. Pemupukan keempat dilakukan pada saat tanaman berumur 8 MST menggunakan NPK (16:16:16) dengan dosis 5 g/tanaman.

Pemasangan Ajir

Pemasangan ajir dengan ketinggian ajir 1,75 meter dibuat pada saat transplanting tanaman berumur 30 hari dengan tujuan agar tanaman tidak roboh dengan mengikat batang tanama pada ajir.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dilakukan dengan penyemprotan insektisida Decis 2,5 EC, dengan dosis 0,25 – 0,5 ml/l saat tanaman tomat terserang hama seperti ulat dan serangga lainnya.

Panen

Panen dilakukan apabila buah tomat sudah matang fisiologis dengan kriteria buah berwarna merah dan sudah tidak telalu keras. Buah tomat dipanen dengan cara memuntir buah tomat secara hati – hati hingga tangkai terputus.

Pengamatan Parameter Tinggi Tanaman

Pengukuran tinggi tanaman (cm) dilakukan pada umur 2 – 8 MST, diukur menggunakan meteran dari permukaan tanah hingga titik tumbuh tanaman.

(23)

12 Jumlah Daun

Jumlah daun (helai) dihitung pada umur 2 – 8 MST.

Diameter Batang

Diameter batang (mm) diukur pada umur 2 MST, 4 MST, 6 MST, dan 8 MST menggunakan jangka sorong dengan ketelitian 0,1 mm. Diameter batang diukur 10 cm dari pangkal batang.

Jumlah Buah

Jumlah buah dihitung di akhir penelitian dengan cara menghitung jumlah buah tomat yang dipanen sampai tanaman berumur 4 bulan.

Bobot Segar

Buah tomat yang telah dipetik dibersihkan dan ditimbang per buah dengan menggunakan timbangan analitik dan ditotalkan bobot per tanaman.

Diameter Buah

Diameter buah (mm) diukur menggunakan jangka sorong.

(24)

Hasil

Tinggi Tanaman

Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa pada umur 2 MST perlakuan G2 berbeda nyata dengan kontrol, selanjutnya yang berbeda nyata dengan kontrol yaitu umur 3 MST (G4), 5 MST (G2), 6 MST (G1), dan 7 MST (G4). Pada umur 4 MST perlakuan G1 sampai G6 berbeda tidak nyata dengan kontrol. Perlakuan yang berbeda sangat nyata dengan kontrol yaitu G1 (7 dan 8 MST), G2 (6, 7 dan 8 MST), dan G3 (7 dan 8 MST).

Tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan G3 (2 MST), G4 (3 MST), G5 (4,5 dan 6 MST) sedangkan terendah pada 2-6 MST terdapat pada tanaman kontrol. Pada 7 dan 8 MST rataan tertinggi terdapat pada tanaman kontrol dan terendah terdapat pada perlakuan G3.

Gambar 1. Penampilan tanaman tomat umur 14 MST Kiri (Tanaman Kontrol), Kanan ( Tanaman G1)

13

HASIL DAN PEMBAHASAN

(25)

Tabel 1. Tinggi tanaman tomat varietas Timothy generasi M2 pada umur 2-8 MST akibat perlakuan oryzalin

MST Konsentrasi

2 3 4 5 6 7 8

---cm--- Kontrol 2,81 ± 0,86 4,36 ± 0,15 6,43 ± 0,35 9,94 ± 0,63 14,26 ± 0,81 20,19 ± 0,77 26,24 ± 0,96 G1 = 60 µM 2,82 ± 0,83 4,61 ± 0,19 6,59 ± 0,32 8,88 ± 0,45 12,18* ± 0,58 16,52** ± 0,72 22,18** ± 0,91 G2 = 60 µM 3,06* ± 0,81 4,45 ± 0,16 6,20 ± 0,27 8,54* ± 0,29 11,15** ± 0,56 15,85** ± 0,47 21,45** ± 0,65 G3 = 90 µM 3,11 ± 0,20 4,67 ± 0,26 6,53 ± 0,40 8,83 ± 0,67 12,03 ± 0,83 14,53** ± 0,79 17,90** ± 0,70 G4 = 90 µM 3,01 ± 0,11 4,87* ± 0,18 6,92 ± 0,32 9,99 ± 0,56 13,48 ± 0,71 17,82* ± 0,80 24,04 ± 1,10 G5 = 120 µM 2,85 ± 0,67 4,60 ± 0,14 8,34 ± 1,60 10,58 ± 0,47 14,54 ± 0,63 19,12 ± 0,74 23,96 ± 0,94 G6 = 120 µM 2,82 ± 0,65 4,58 ± 0,23 6,75 ± 0,36 9,78 ± 0,61 13,69 ± 0,74 18,54 ± 0,98 24,19 ± 1,0

Keterangan : * dan ** = berbeda nyata dan sangat nyata dengan populasi kontrol (0 µM) pada taraf 5%

dan 1% berdasarkan uji t

Jumlah Daun

Rataan jumlah daun tomat varietas Timothy generasi M2 akibat perlakuan oryzalin dapat dilihat pada Tabel 2. Jumlah daun tomat pada 2, 3 dan 8 MST pada perlakuan G1-G6 berbeda tidak nyata dengan kontrol, sedangkan pada 4 MST hanya perlakuan G5 yang jumlah daunnya berbeda nyata dengan kontrol, selanjutnya jumlah daun yang berbeda nyata dengan kontrol yaitu perlakuan G2 (5,6 dan 7 MST), G3 dan G6 (7 MST).

Rataan jumlah daun menunjukkan jumlah yang relatif sama, pada 2 MST seluruh perlakuan tidak menunjukkan perbedaan, selanjutnya rataan tertinggi terdapat pada perlakuan G1 (3 dan 4 MST), G2 (5-8 MST) sedangkan rataan terendah terdapat pada perlakuan G5 dan G6 (3 MST), G5 (4-6 MST), G3 dan G5 (7 MST), serta G5 dan G6 (8 MST). Perlakuan yang jumlah daunnya berbeda sangat nyata dengan kontrol yaitu perlakuan G5 pada 6 MST.

14

(26)

Tabel 2. Jumlah daun tomat varietas Timothy generasi M2 umur 2-8 MST akibat perlakuan oryzalin

Konsentrasi MST

2 3 4 5 6 7 8

---helai---

Kontrol 2,0 2,4 ± 0,11 3,5 ± 0,12 4,1 ± 0,15 5,4 ± 0,14 7,0 ± 0,21 8,5 ± 0,29 G1 = 60 µM 2,0 2,6 ± 0,089 3,6 ± 0,10 4,4 ± 0,13 5,8 ± 0,17 7,0 ± 0,24 8,7 ± 0,33 G2 = 60 µM 2,0 2,4 ± 0,092 3,4 ± 0,094 4,6* ± 0,14 5,9*± 0,18 7,7* ± 0,20 9,1 ± 0,20 G3 = 90 µM 2,0 2,4 ± 0,14 3,2 ± 0,12 4,0 ± 0,20 5,0 ± 0,17 6,3* ± 0,19 8,0 ± 0,23 G4 = 90 µM 2,0 2,4 ± 0,11 3,4 ± 0,11 4,3 ± 0,19 5,4 ± 0,21 6,9 ± 0,24 8,7 ± 0,27 G5 = 120 µM 2,0 2,3 ± 0,072 3,1* ± 0,073 3,9 ± 0,11 4,8** ± 0,16 6,3* ± 0,20 8,1 ± 0,23 G6 = 120 µM 2,0 2,3 ± 0,10 3,2 ± 0,096 4,0 ± 0,15 5,1 ± 0,14 6,4 ± 0,22 8,1 ± 0,25 Keterangan : * dan ** = berbeda nyata dan sangat nyata dengan populasi kontrol (0 µM) pada ta raf 5% dan 1%

berdasarkan uji t

Diameter Batang

Rataan diameter batang tomat varietas Timothy generasi M2 akibat perlakuan oryzalin dapat dilihat pada Tabel 3.

Diameter batang tomat berbeda sangat nyata dengan kontrol pada perlakuan G1 (8 MST), G2 (4 dan 8 MST), G3 (2 MST), dan G6 (2, 4 dan 6 MST), sedangkan diameter batang tomat yang berbeda nyata hanya perlakuan G6 pada 8 MST.

Perlakuan dengan rataan tertinggi terdapat pada G3 (2 MST), G4 (4 MST), G6 (6 dan 8 MST), sedangkan rataan terendah terdapat pada perlakuan G1 (6 dan 8 MST) dan G6 (2 dan 4 MST).

15

(27)

Tabel 3. Diameter batang tomat varietas Timothy generasi M2 umur 2-8 MST akibat perlakuan oryzalin

MST Konsentrasi

2 4 6 8

---mm---

Kontrol 0,37 ± 0,015 1,60 ± 0,055 2,54 ± 0,12 4,60 ± 0,10

G1 = 60 µM 0,43 ± 0,025 1,54 ± 0,022 2,33 ± 0,049 3,56** ± 0,12 G2 = 60 µM 0,37 ± 0,027 1,41** ± 0,042 2,40 ± 0,058 4,17** ± 0,10 G3 = 90 µM 0,46** ± 0,025 1,46 ± 0,055 2,54 ± 0,094 4,60 ± 0,085 G4 = 90 µM 0,35 ± 0,023 1,61 ± 0,061 2,60 ± 0,10 4,59 ± 0,15 G5 = 120 µM 0,41 ± 0,028 1,51 ± 0,032 2,52 ± 0,047 4,58 ± 0,095 G6 = 120 µM 0,30** ± 0,021 1,34** ± 0,043 3,12** ± 0,091 4,99* ± 0,10 Keterangan : * dan ** = berbeda nyata dan sangat nyata dengan populasi kontrol (0 µM) pada taraf 5%

dan 1% berdasarkan uji t

Jumlah Buah, Bobot Segar, dan Diameter Buah

Rataan jumlah buah, bobot segar dan diameter buah tomat varietas Timothy generasi M2 akibat perlakuan oryzalin dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah buah, bobot segar dan diameter buah tomat varietas Timothy generasi M2 akibat perlakuan oryzalin

Konsentrasi Jumlah Buah Bobot Segar Diameter Buah ---buah--- ---g--- ---mm--- Kontrol 5,57 ± 0,29 32,22 ± 1,4 37,89 ± 0,80 G1 = 60 µM 4,24** ± 0,27 27,08* ± 1,4 34,76* ± 1,0 G2 = 60 µM 4,35** ± 0,25 27,38** ± 1,0 37,59 ± 1,1 G3 = 90 µM 4,09** ± 0,31 25,90* ± 1,7 34,48* ± 1,2 G4 = 90 µM 4,19** ± 0,21 27,91* ± 0,86 36,22 ± 0,45 G5 = 120 µM 3,10** ± 0,19 26,90** ± 1,2 36,81 ± 1,2 G6 = 120 µM 3,17** ± 0,27 26,75** ± 0,75 36,14 ± 0,62

Keterangan : * dan ** = berbeda nyata dan sangat nyata dengan populasi kontrol (0 µM) pada taraf 5%

dan 1% berdasarkan uji t

Jumlah buah tomat yang dihasilkan oleh perlakuan G1-G6 berbeda sangat nyata dengan kontrol. Bobot segar tomat berbeda nyata dengan kontrol pada perlakuan G1, G3 dan G4 , sedangkan perlakuan yang berbeda sangat nyata dengan kontrol yaitu G2, G5, dan G6. Diameter buah tomat berbeda nyata dengan kontrol pada perlakuan G1 dan G3. Rataan jumlah buah, bobot segar dan diameter buah tertinggi terdapat pada tanaman

16

(28)

kontrol sedangkan rataan teredah terdapat pada perlakuan G5 (jumlah buah), dan G3 (bobot segar dan diameter buah).

Pembahasan

Pada parameter tinggi tanaman menunjukkan hasil bahwa pertumbuhan tanaman akibat perlakuan oryzalin memiliki tinggi tanaman lebih rendah dibandingkan dengan kontrol diduga pada generasi kedua (M2) ini masih memiliki warisan pengaruh oryzalin dari tetuanya (M1), menurut Harteen (1998 dalam Mugiono et al., (2009) menyatakan bahwa mutasi didefinisikan sebagai perubahan mendadak materi genetik yang dapat diwariskan pada beberapa generasi berikutnya. Herman (2013 ) menyatakan bahwa tanaman jagung oktoploid tampak lebih rendah dibandingkan dengan yang tetraploid.

Tipe kergaman pada tanaman yang menjadi kerdil biasa nya berasal dari mutasi tunggal, salah satunya mutasi pada pertumbuhan vegetative tanaman yang semakin jelas berbeda dibandingkan dengan perlakuan kontrol.

Pertumbuhan dan produksi tanaman juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti benih dan bibit yang ditanam. Tinggi tanaman yang rendah diduga karena pada saat penelitian berlangsung benih disemai di dalam ruangan yang cahaya matahari nya kurang serempak sehingga menyebabkan tanaman menjadi etiolasi. Tanaman yang sudah etiolasi harus tetap di tanam kelapangan dan tanaman menjadi terhambat pertumbuhannya sehingga tinggi tanaman menjadi kurang optimal. Tinggi tanaman yang rendah di duga juga karena pada saat persemaian sampai tanaman di pindah tanamkan ke polybag penyapihan media tanam kurang sesuai, seperti media yang terlalu padat dan kelebihan air dikarenakan curah hujan yang tinggi mengakibatkan unsur hara tercuci, volume air di polybag meningkat dan drainase kurang baik. Hal ini sejalan dengan pernyataan Wahyudi (2009) juga menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman

17

(29)

akan meningkat dengan beberapa faktor yang mendukung seperti faktor lingkungan dan genetik. Kondisi lingkungan yang paling berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi tanaman adalah hujan yang turun terus menerus sehingga terjadi pencucian hara yang terdapat dalam tanah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah daun tanaman pada perlakuan G2 (konsentrasi oryzalin 60 µM) berbeda tidak nyata dibandingkan dengan perlakuan G0 (kontrol). Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada mutan akibat perlakuan oryzalin konsentrasi 90 µM dan 120 µM (G3-G4) memiliki rataan jumlah daun lebih rendah dibandingkan dengan kontrol. Jumlah daun yang lebih sedikit dibandingkan dengan kontrol juga sejalan dengan pertumbuhan tinggi tanaman, dimana tinggi tanaman yang pendek menghasilkan daun yang sedikit karena tidak adanya percabangan tanaman yang menjadi tempat munculnya daun.

Perlakuan oryzalin pada jumlah daun tidak menghasilkan perbedaan signifikan antar perlakuan dimana jumlah daun memiliki jumlah yang relatif sa ma meskipun terdapat kecendrungan penurunan jumlah daun pada perlakuan oryzalin yang tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian Sinaga et al (2014) yang menyatakan bahwa pada tanaman kacang hijau menggunakan kolkhisin dimana semakin tinggi konsentrasi, jumlah daun yang dihasilkan semakin sedikit. Pemberian kolkisisn memberikan pengaruh terhadap penurunan jumlah daun. Pembelahan sel yang lambat akibat pemberian kolkisin dapat menyebabkan pembentukan dan pengembangan primordial daun yang lambat (Haryanti, 2009).

Berdasarkan hasil penelitian diameter batang pada 6 MST perlakuan G6 (konsentrasi oryzalin 120 µM) yaitu 4,99 mm berbeda nyata dengan tanaman kontrol yaitu 4,60 mm. Hal ini sesuai penelitian Hikmatul (2019) yang menyatakan bahwa

18

(30)

pemberian senyawa antimitotik seperti oryzalin mampu menghasilkan tanaman dengan batang yang lebih besar, tebal dan lebih kuat apabila pemberian konsentrasi dan lama perendamannya telah sesuai, sedangkan apabila pemberian konsentrasi oryzalin terlalu tinggi dan lama perendamannya tidak sesuai, maka akan menghasilkan tanaman dengan batang yang tidak tumbuh sempurna atau mengalami kerusakan. Pertumbuahan diameter yang berbeda menujukkan adanya variasi dan perbedaan kemampuan tumbuh setiap tanaman.

Pada parameter jumlah buah, rataan jumlah buah terbanyak terdapat pada perlakuan kontrol yaitu 5,57 buah dan terkecil terdapat pada perlakuan G5 (konsentrasi 120 µM) yaitu 3,10 buah. Jumlah buah yang sedikit dapat disebabkan oleh pertumbuhan yang kurang optimal sehingga tanaman tidak berproduksi tinggi. Pertumbuhan yang kurang optimal dikarenakan media tanam yang kurang baik seperti media yang terlalu banyak air dikarenakan pada saat penelitian curah hujan yang tinggi menyebabkan unsur hara tercuci dan menjadi tidak dapat di serap oleh tanaman dengan sempurna selain itu kelembaban tanah juga menjadi tidak stabil sehingga mempengaruhi hasil produksi. Hal ini sejalan dengan pernyataan Yuliandawati (2012) yang mengatakan bahwa suatu tanaman akan tumbuh dengan subur apabila elemen yang dibutuhkan cukup tersedia.

Jumlah buah yang sedikit juga disebabkan oleh faktor lain yaitu banyak buah yang terkena serangan hama ulat buah dimana buah tomat menjadi berlubang dan lama kelamaan buah tomat akan mengalami infeksi dan akan membusuk sehingga menurunkan jumlah buah yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Badan Litbang Pertanian (2014)yang menyatakan bahwa OPT penting pada tanaman tomat salah satunya adalah ulat buah tomat (Helicoperva armigera Hubn.) dengan

19

(31)

gejala serangan berupa buah tomat berlubang. Buah tomat yang terserang menjadi busuk dan jatuh ketanah, kehilangan hasil panen tomat karena serangan hama ulat buah (Helicoperva armigera Hubn.) dapat mencapai 52%

Gambar 2. Buah tomat yang terkena serangan ulat buah

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada parameter amatan bobot segar buah didapat rataan tertinggi pada perlakuan kontrol yaitu 32,22 g dan rataan terendah pada perlakuan G3 (konsentrasi oryzalin 90 µM) yaitu 25,90 g. Bobot segar buah tomat lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan kontrol diduga karena bahwa tanaman merespon negatif dari pengaruh oryzalin pada generasi sebelumnya. Hal ini sesuai dengan penelitian Nura et al., (2011) bahwa pada tanaman mutasi generasi M2 terjadi penurunan bobot dengan peningkatan konsentrasi kolkisin.

Berdasarkan hasil penelitian rataan diameter buah terkecil terdapat pada perlakuan G3 (konsentrasi oryzalin 90 µM) yaitu 34,48 mm dan terbesar terdapat pada perlakuan kontrol yaitu 37,89 mm. Hal ini bertolak belakang dengan penelitian Sartika dan Basuki (2017) pada tanaman semangka menggunakan kolkhisin, dimana penggunaan kolkhisin mampu meningkatkan diameter buah semangka. Hal ini disebabkan karena penggunaan oryzalin menyebabkan terjadinya penambahan jumlah

20

(32)

kromosom sehingga menyebabkan ukuran sel menjadi lebih besar sehingga ukuran buahnya juga lebih besar dibandingkan dengan tanpa oryzalin.

21

(33)

22 Kesimpulan

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan tinggi tanaman tertinggi terdapat pada tanaman kontrol yaitu 26,24 cm, jumlah daun tertinggi pada perlakuan G2 (60 µM) yaitu 9,1 helai, dan diameter batang tertinggi pada perlakuan G6 (120 µM) yaitu 4,99 mm.

2. Perlakuan oryzalin pada parameter jumlah buah menunjukkan hasil yang berbeda sangat nyata dengan tanaman kontrol dan rataan tertinggi terdapat pada tanaman kontrol yaitu 5,57 buah dan rataan terendah terdapat pada perlakuan G5 (120 µM) yaitu sebesar 3,10 buah.

3. Hasil penelitian menujukkan bahwa rataan tertinggi jumlah buah, bobot segar buah dan diameter buah terdapat pada perlakuan kontrol, jumlah buah yaitu 5,57 buah, bobot segar buah yaitu 32,22 g dan diameter buah yaitu 37,89 mm.

Saran

Perlu dilakukan penelitian selanjutnya untuk melihat pertumbuhan dan produksi pada generasi M3 yang lebih stabil dan optimal.

KESIMPULAN DAN SARAN

(34)

23 vembe

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati . E., A. Fardhani, S.Trisnowati and Rudi. 2013. Potensi hasil, mutu dan daya simpan buah enam galur mutan harapan tomat (Solanum lycopersicum L.). Jurnal Vegetalika 2(4):88-100.

Chyntia, B.S. 2019. Respon Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Tomat (Solanum lycopersicum L.) Pada Berbagai Konsentrasi Oryzalin. Skripsi. Fakultas Pertanian USU. Medan

Defiani, R.M., dan Sudatri, W.N.2014. Biology Department, MIPA Faculty, Udayana University, Jimbaran, Badung, Bali

Direktorat Jendral Hortikultura. 2018. Statistik Produksi Hortikultura Tahun. 2018.

Kementrian Pertanian Republik Indonesia.

Dunn, B.L. and Jon T. Lindstrom. 2007. Oryzalin- induced Chromosome Doubling in Buddleja to Facilitate Interspesific Hybridization. Hort Science. 42 (6): 1326 – 1328.

Gnanamurthy, S., D. Dhanavel., M. Girija., P. Pavadai., dan T. Bharathi. 2012. Effect of Chemical mutagenesis on Quantitative Traits of Maize (Zea mays L.).

International Journal of Research in Botany. 2(4):34-36

Handayani, T., Witjaksono dan K. Utami Nugraheni. 2017. Induksi Tetraploid Pada Tanaman Jambu Biji Merah (Psidium guajava L.) secara In Vitro. Jurnal Biologi Indonesia. 13:No.2:271-278

Herman, N., Irma, M., dan Dewi, I. R. 2013. Pengaruh Mutagen Kolkisin pada Biji Kacang Hijau (Vigna radiata L.) terhadap jumlah kromosom dan pertumbuhan.

Prosiding Seminar Nasional Biodevrsitas dan Ekologi Tropika Indonesia (BioETI). Universitas Andalas.

Hikmatul, H. 2019. Pendugaan keragaman genetik pada generasi F3 Tanaman tomat.Fakultas Pertanian. Universitas Gadjah mada.Yogyakarta

Kermani, MJ., V. Sarasan, AV. Roberts, K. Yokoya, J. Wentworth, and VK. Sieber.

2003. Oryzalin- induced chromosome doubling in Rosa and its effect on plant morphology and pollen viability. Theortical Applied Genetica. 107:1195–1200.

Martin, AF., BW. Hapsari, and TM. Ermayanti. 2013. Penentuan klaster berdasarkan pertumbuhan tunas in vitro talas satoimo (Colocasia esculenta l.) hasil iradiasi sinar gamma. Prosiding Seminar Nasional XXIII “Kimia dalam Industri dan Lingkungan”. Yogyakarta 13 No r 2013. 111-116.

Miguel, TP., dan KW. Leonhardt. 2011. In vitro polyploid induction of orchids using oryzalin. Scientia Horticulturae. 130:314–319.

(35)

24

Naika, S., J. L. Juede., M. Goffau., M. Hilmi., B. Dam. 2012. Cultivation of Tomato.

Agrodok 17. PROTA. Wageningen

Noorrohmah, S., Sobir., dan Effendi, D. 2014. Analisis Keragaman Genetik Manggis dalam Satu Pohon. Departemen Agronomi dan Hortikultura. IPB. Bogor. Jurnal Horti. 25(2):106-112,2015

Sartika, T.V., dan N. Basuki. 2017. Pengaruh KOnsentrasi Kolkisin Terhadap Perakitan Putative Mutan Seamngka (Citrullus lanatus). Jurnal Produksi Tanaman, 5 (10) : 1699-1677.

Simpson, MG. 2010. Plant Systematics, Elsevier, Burlington, USA. Inc. Publishers, Sunderland, Massachusetts, U. S. A.

Sinaga, E.K., E.V. Bayu., H. Hasyim. 2014. Pengaruh Konsentrasi Kolkhisin Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Hijau (Vigna radiate L.). Jurnal Online Agroekoteknologi. 2 (3) : 1238-1244.

Sukamto, LA., A. Fajarudin and AH. Wawo. 2010. Pengaruh Oryzalin Terhadap Tingkat Ploidi Tanaman Garut (Maranta arundinacea L.). Bidang Botani Pusat Penelitian LIPI. Bogor

Sumiasih., Murniati and Deviona. 2014. Keragaan Karakter agronomi Beberapa Genotipe Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) di Dataran Rendah. Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pekanbaru

Tursilawati, S., Damanhuri and SL. Purnamaningsih. 2016. Uji Daya Hasil Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Organik. Universitas Brawijaya. Malang

Wahyudi, A and T. Nurhidayah. 2014. Pertumbuhan Bibit Generasi M-1 Tanaman Padi Gogo (Oryza sativa L.) Varietas Lokal dengan Perlakuan Mutagen Ethyl Methane Sulfonat (EMS). Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pekanbaru

Warmadewi, DA. 2017. Mutasi Genetik. Universitas Udayana Denpasar. Bali Wulansari, A., Martin, A.F., dan Ermayani, T.M. 2017. Induksi Tanaman Poliploid

Talas (Colocasia esculenta L.) dengan Perlakuan Oryzalin secara In vitro. Jurnal Biologi Indonesia. 12(2),; 297-305

Yulindawati. 2012. Pengaruh Perlakuan Berbagai Jenis Zat Pengatur Tumbuh dan Jumlah Ruas Terhadap Pertumbuhan Bibit Lada (Piper ningrum L.). Fakultas Pertanian. Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro. Lampung.

(36)

G

BARIS I

G6T8 G5T10 G1T4 G3T6 G0T2 G2T11 G4T7 G6T3 G3T13 G1T8 G5T2 G2T6 G0T8 G4T15 G1T12 G2T16 G5T6 G1T11 G4T4 G6T18

BARIS II

G3T11 G1T1 G4T18 G2T1 G5T20 G1T15 G6T1 G0T15 G2T13 G5T8 G3T9 G6T11 G5T25 G1T17 G6T16 G5T12 G0T1 G4T1 G2T20 1T14

BARIS III

G6T13 G3T4 G1T2 G6T6 G4T9 G2T14 G5T17 G0T13 G4T11 G1T9 G6T9 G2T25 G5T14 G3T1 G1T24 G0T5 G4T20 G1T31 G5T3 G2T28

BARIS IV

G1T7 G3T2 G5T4 G1T20 G2T9 G6T4 G1T27 G4T3 G0T3 G3T15 G1T30 G4T13 G6T17 G2T19 G0T16 G5T22 G1T16 G4T17 G2T3 G5T16

BARIS V

G5T5 G1T5 G5T21 G2T4 G4T2 G6T15 G3T5 G1T6 G5T1 G0T7 G4T6 G2T15 G0T4 G2T7 G5T11 G1T18 G3T7 G2T17 G6T5 G1T29

BARIS VI

G1T3 G6T2 G2T2 G4T14 G0T14 G3T3 G5T7 G3T14 G0T6 G6T14 G1T10 G5T24 G2T12 G3T18 G1T13 G5T18 G2T21 G0T17 G4T5 G1T19

BARIS VII

G2T27 G5T9 G1T32 G2T8 G0T18 G3T12 G1T28 G4T8 G2T23 G0T9 G3T10 G4T12 G1T26 G5T13 G2T22 G6T7 G1T25 G5T23 G2T5 G4T19

BARIS VIII

G4T10 G1T21 G3T8 G0T12 G2T26 G5T19 G3T17 G6T10 G1T22 G4T16 G2T10 G0T10 G6T12 G3T16 G1T23 G6T19 G2T18 G0T11 G5T15

Keterangan

1. Jarak antar baris 30 cm, jarak antar Plot 50 cm dan jarak polibag 30 cm.

2. G = Perlakuan (Konsentrasi) , T = Tanaman

25 Lampiran 1. Bagan Penelitian

(37)

\\\\\\\

Lampiran 2. Bagan Penanaman pada Baris

PINTU 30 cm

T

30 cm U

Keterangan :

1. Jarak antar polybag 30 cm x 30 cm

26

(38)

Lampiran 3. Jadwal kegiatan penelitian

Minggu Ke- Jadwal Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Persiapan Lahan X

Pembuatan Plot X

Persiapan Media Semai X

Penyemaian X

Penyapihan (Transfer ke Polybag X Kecil

Penanaman (Transplanting ke X

Polybag Besar)

Pemeliharaan Tanaman

Penyiraman X X X X X X X X X X X

Penyiangan X X X X X X X X

Pengendalian Hama dan Penyakit X X X X X X X X

Pemupukan Dasar X X X X

Panen X

Pengamatan Parameter

Tinggi Tanaman (cm) X X X X X X X

Jumlah Daun (Helai) X X X X X X X

Diameter Batang (mm) X X X X

Diameter Buah (mm) X

Jumlah Buah per Tanaman (buah) X

Bobot Segar Tomat per Plot X

27

(39)

Lampiran 4. Deskripsi Tomat Varietas Tymoti 1

Asal : PT. East West Seed Indonenesia Silsilah : TO – 58746 x TO - 62876 Golongan varietas : Hibrida

Tinggi tanaman : 140 – 150 cm Bentuk penampang batang : Bulat

Diamter batang : 1,50 – 1,75 cm Warna batang : Hijau

Bentuk daun : Oval Ujung daun : Runcing

Tepi daun : Bergerigi sedang

Ukuran daun majemuk : Panjang 46,5 – 47,2 cm. lebar 39,3 – 41,5 cm Ukuran daun tunggal : Panjang 19,5 – 21,4 cm, lebar daun 9,1 – 9,8 cm Warna daun` : Hijau tua

Bentuk bunga : Seperti terompet Warna kelopak bunga : Hijau

Warna mahkota bunga : Kuning muda Warna kepala putik : Putih

Warna benangsari : Putih kecokelatan

Umur mulai berbunga : 28 - 30 hari setelah tanam Umur mulai panen : 55 - 62 hari setelah tanam Bentuk buah : Bulat

Ukuran buah : Panjang 4,67 – 5,31 cm, diameter 4,38 – 4,93 cm Warma buah muda : Hijau muda

28

(40)

Warna buah tua : Merah Jumlah rongga buah : 2 -3 rongga Kekerasan buah : 6,04 – 6,11 lbs Tebal daging buah : 4,0 – 6,5 mm Rasa daging buah : Manis tidak masam Bentuk biji : Oval piph

Warna biji : Coklat keputihan Berat 1000 biji : 3,5 – 5,0 g Berat per buah : 53,59 – 60,20 g Jumlah buah per tanaman : 46,25 –61,25 buah Berat buah per tanaman : 2,53 – 3,65 kg

Ketahanan terhadap penyakit : Tahan terhadap Geminivirus

Daya simpan buah pada suhu 250C - 270C : 6 – 7 hari setelah panen Hasil buah per hektar : 51,41 – 69,96 ton

Populasi per hektar : 22.000 - 25.000 tanaman Kebutuhan benih per hektar : 170 – 200 g

Perinci utama : Determinate

Keunggulan varietas : Tahan Gemini virus dan umur genjah

Wilayah adaptasi : Beradaptasi dengan baik di dataran rendah dengan ketinggian 60 – 350 m dpl

Pemohon : PT. East West Seed Indonesia

Pemulia : Nurul Hidayati, Wakhyono (PT. East West Seed Indonesia)

29

(41)

Lampiran 5 . Uji t Tinggi Tanaman MST 2

Two-Sample T-Test and CI: G0; G1 Two-sample T for G0 vs G1

N Mean StDev SE Mean G0 19 2,805 0,375 0,086 G1 32 2,822 0,470 0,083

Difference = mu (G0) - mu (G1) Estimate for difference: -0,017

95% CI for difference: (-0,258; 0,224)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -0,14 P- Value = 0,890 DF = 44

Two-Sample T-Test and CI: G0; G2 Two-sample T for G0 vs G2

N Mean StDev SE Mean G0 19 2,805 0,375 0,086 G2 28 3,057 0,427 0,081

Difference = mu (G0) - mu (G2) Estimate for difference: -0,252

95% CI for difference: (-0,490; -0,014)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -2,14 P- Value = 0,039 DF = 41

Two-Sample T-Test and CI: G0; G3 Two-sample T for G0 vs G3

N Mean StDev SE Mean G0 19 2,805 0,375 0,086 G3 13 3,108 0,719 0,20

Difference = mu (G0) - mu (G3) Estimate for difference: -0,302

95% CI for difference: (-0,763; 0,158)

30

(42)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -1,39 P- Value = 0,183 DF = 16

Two-Sample T-Test and CI: G0; G4 Two-sample T for G0 vs G4

N Mean StDev SE Mean G0 19 2,805 0,375 0,086 G4 20 3,005 0,486 0,11

Difference = mu (G0) - mu (G4) Estimate for difference: -0,200

95% CI for difference: (-0,481; 0,082)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -1,44 P- Value = 0,158 DF = 35

Two-Sample T-Test and CI: G0; G5 Two-sample T for G0 vs G5

N Mean StDev SE Mean G0 19 2,805 0,375 0,086 G5 41 2,849 0,429 0,067

Difference = mu (G0) - mu (G5) Estimate for difference: -0,044

95% CI for difference: (-0,264; 0,177)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -0,40 P- Value = 0,692 DF = 39

Two-Sample T-Test and CI: G0; G6 Two-sample T for G0 vs G6

N Mean StDev SE Mean G0 19 2,805 0,375 0,086 G6 19 2,821 0,282 0,065

Difference = mu (G0) - mu (G6) Estimate for difference: -0,016

95% CI for difference: (-0,235; 0,203)

31

(43)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -0,15 P- Value = 0,884 DF = 33

MST 3

Two-Sample T-Test and CI: G0; G1 Two-sample T for G0 vs G1

N Mean StDev SE Mean G0 19 4,358 0,674 0,15 G1 32 4,61 1,07 0,19

Difference = mu (G0) - mu (G1) Estimate for difference: -0,251

95% CI for difference: (-0,741; 0,238)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -1,03 P- Value = 0,307 DF = 48

Two-Sample T-Test and CI: G0; G2 Two-sample T for G0 vs G2

N Mean StDev SE Mean G0 19 4,358 0,674 0,15 G2 28 4,450 0,849 0,16

Difference = mu (G0) - mu (G2) Estimate for difference: -0,092

95% CI for difference: (-0,541; 0,357)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -0,41 P- Value = 0,681 DF = 43

Two-Sample T-Test and CI: G0; G3 Two-sample T for G0 vs G3

N Mean StDev SE Mean G0 19 4,358 0,674 0,15 G3 13 4,669 0,947 0,26

Difference = mu (G0) - mu (G3) Estimate for difference: -0,311

32

(44)

95% CI for difference: (-0,947; 0,324)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -1,02 P- Value = 0,319 DF = 20

Two-Sample T-Test and CI: G0; G4 Two-sample T for G0 vs G4

N Mean StDev SE Mean G0 19 4,358 0,674 0,15 G4 20 4,870 0,809 0,18

Difference = mu (G0) - mu (G4) Estimate for difference: -0,512

95% CI for difference: (-0,995; -0,030)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -2,15 P- Value = 0,038 DF = 36

Two-Sample T-Test and CI: G0; G5 Two-sample T for G0 vs G5

N Mean StDev SE Mean G0 19 4,358 0,674 0,15 G5 41 4,602 0,866 0,14

Difference = mu (G0) - mu (G5) Estimate for difference: -0,245

95% CI for difference: (-0,658; 0,169)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -1,19 P- Value = 0,240 DF = 44

Two-Sample T-Test and CI: G0; G6 Two-sample T for G0 vs G6

N Mean StDev SE Mean G0 19 4,358 0,674 0,15 G6 19 4,579 0,982 0,23

Difference = mu (G0) - mu (G6) Estimate for difference: -0,221

95% CI for difference: (-0,778; 0,336)

33

(45)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -0,81 P- Value = 0,425 DF = 31

MST 4

Two-Sample T-Test and CI: G0; G1 Two-sample T for G0 vs G1

N Mean StDev SE Mean G0 19 6,43 1,52 0,35 G1 32 6,59 1,79 0,32

Difference = mu (G0) - mu (G1) Estimate for difference: -0,164

95% CI for difference: (-1,114; 0,785)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -0,35 P- Value = 0,729 DF = 42

Two-Sample T-Test and CI: G0; G2 Two-sample T for G0 vs G2

N Mean StDev SE Mean G0 19 6,43 1,52 0,35 G2 28 6,20 1,44 0,27

Difference = mu (G0) - mu (G2) Estimate for difference: 0,223

95% CI for difference: (-0,673; 1,118)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 0,50 P- Value = 0,617 DF = 37

Two-Sample T-Test and CI: G0; G3 Two-sample T for G0 vs G3

N Mean StDev SE Mean G0 19 6,43 1,52 0,35 G3 13 6,53 1,46 0,40

Difference = mu (G0) - mu (G3) Estimate for difference: -0,104

34

(46)

95% CI for difference: (-1,202; 0,993)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -0,20 P- Value = 0,846 DF = 26

Two-Sample T-Test and CI: G0; G4 Two-sample T for G0 vs G4

N Mean StDev SE Mean G0 19 6,43 1,52 0,35 G4 20 6,92 1,44 0,32

Difference = mu (G0) - mu (G4) Estimate for difference: -0,494

95% CI for difference: (-1,456; 0,469)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -1,04 P- Value = 0,305 DF = 36

Two-Sample T-Test and CI: G0; G5 Two-sample T for G0 vs G5

N Mean StDev SE Mean G0 19 6,43 1,52 0,35

G5 41 8,3 10,3 1,6

Difference = mu (G0) - mu (G5) Estimate for difference: -1,91

95% CI for difference: (-5,24; 1,41)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -1,16 P- Value = 0,252 DF = 43

Two-Sample T-Test and CI: G0; G6 Two-sample T for G0 vs G6

N Mean StDev SE Mean G0 19 6,43 1,52 0,35 G6 19 6,75 1,59 0,36

Difference = mu (G0) - mu (G6) Estimate for difference: -0,321

95% CI for difference: (-1,345; 0,703)

35

(47)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -0,64 P- Value = 0,528 DF = 35

MST 5

Two-Sample T-Test and CI: G0; G1 Two-sample T for G0 vs G1

N Mean StDev SE Mean G0 19 9,94 2,75 0,63 G1 32 8,88 2,55 0,45

Difference = mu (G0) - mu (G1) Estimate for difference: 1,064

95% CI for difference: (-0,509; 2,637)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 1,37 P- Value = 0,178 DF = 35

Two-Sample T-Test and CI: G0; G2 Two-sample T for G0 vs G2

N Mean StDev SE Mean G0 19 9,94 2,75 0,63 G2 28 8,54 1,54 0,29

Difference = mu (G0) - mu (G2) Estimate for difference: 1,403

95% CI for difference: (-0,026; 2,831)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 2,02 P- Value = 0,054 DF = 25

Two-Sample T-Test and CI: G0; G3 Two-sample T for G0 vs G3

N Mean StDev SE Mean G0 19 9,94 2,75 0,63 G3 13 8,83 2,42 0,67

Difference = mu (G0) - mu (G3) Estimate for difference: 1,111

36

(48)

95% CI for difference: (-0,778; 3,001)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 1,21 P- Value = 0,238 DF = 27

Two-Sample T-Test and CI: G0; G4 Two-sample T for G0 vs G4

N Mean StDev SE Mean G0 19 9,94 2,75 0,63 G4 20 9,99 2,51 0,56

Difference = mu (G0) - mu (G4) Estimate for difference: -0,048

95% CI for difference: (-1,759; 1,663)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -0,06 P- Value = 0,955 DF = 36

Two-Sample T-Test and CI: G0; G5 Two-sample T for G0 vs G5

N Mean StDev SE Mean G0 19 9,94 2,75 0,63 G5 39 10,58 2,95 0,47

Difference = mu (G0) - mu (G5) Estimate for difference: -0,635

95% CI for difference: (-2,228; 0,959)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -0,81 P- Value = 0,425 DF = 38

Two-Sample T-Test and CI: G0; G6 Two-sample T for G0 vs G6

N Mean StDev SE Mean G0 19 9,94 2,75 0,63 G6 19 9,78 2,65 0,61

Difference = mu (G0) - mu (G6) Estimate for difference: 0,158

95% CI for difference: (-1,618; 1,934)

37

(49)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 0,18 P- Value = 0,858 DF = 35

MST 6

Two-Sample T-Test and CI: G0; G1 Two-sample T for G0 vs G1

N Mean StDev SE Mean G0 19 14,26 3,52 0,81 G1 31 12,18 3,23 0,58

Difference = mu (G0) - mu (G1) Estimate for difference: 2,086

95% CI for difference: (0,069; 4,103)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 2,10 P- Value = 0,043 DF = 35

Two-Sample T-Test and CI: G0; G2 Two-sample T for G0 vs G2

N Mean StDev SE Mean G0 19 14,26 3,52 0,81 G2 28 11,15 2,98 0,56

Difference = mu (G0) - mu (G2) Estimate for difference: 3,117

95% CI for difference: (1,117; 5,117)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 3,17 P- Value = 0,003 DF = 34

Two-Sample T-Test and CI: G0; G3 Two-sample T for G0 vs G3

N Mean StDev SE Mean G0 19 14,26 3,52 0,81 G3 12 12,03 2,87 0,83

Difference = mu (G0) - mu (G3) Estimate for difference: 2,23

38

(50)

95% CI for difference: (-0,15; 4,61)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 1,93 P- Value = 0,065 DF = 26

Two-Sample T-Test and CI: G0; G4 Two-sample T for G0 vs G4

N Mean StDev SE Mean G0 19 14,26 3,52 0,81 G4 20 13,48 3,18 0,71

Difference = mu (G0) - mu (G4) Estimate for difference: 0,79

95% CI for difference: (-1,39; 2,97)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 0,73 P- Value = 0,468 DF = 36

Two-Sample T-Test and CI: G0; G5 Two-sample T for G0 vs G5

N Mean StDev SE Mean G0 19 14,26 3,52 0,81 G5 39 14,54 3,94 0,63

Difference = mu (G0) - mu (G5) Estimate for difference: -0,28

95% CI for difference: (-2,35; 1,79)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -0,27 P- Value = 0,786 DF = 39

Two-Sample T-Test and CI: G0; G6 Two-sample T for G0 vs G6

N Mean StDev SE Mean G0 19 14,26 3,52 0,81 G6 19 13,69 3,22 0,74

Difference = mu (G0) - mu (G6) Estimate for difference: 0,57

95% CI for difference: (-1,65; 2,79)

39

(51)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 0,52 P- Value = 0,607 DF = 35

MST 7

Two-Sample T-Test and CI: G0; G1 Two-sample T for G0 vs G1

N Mean StDev SE Mean G0 17 20,19 3,16 0,77 G1 30 16,52 3,93 0,72

Difference = mu (G0) - mu (G1) Estimate for difference: 3,67

95% CI for difference: (1,55; 5,79)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 3,50 P- Value = 0,001 DF = 39

Two-Sample T-Test and CI: G0; G2 Two-sample T for G0 vs G2

N Mean StDev SE Mean G0 17 20,19 3,16 0,77 G2 26 15,85 2,38 0,47

Difference = mu (G0) - mu (G2) Estimate for difference: 4,342

95% CI for difference: (2,501; 6,184)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 4,84 P- Value = 0,000 DF = 27

Two-Sample T-Test and CI: G0; G3 Two-sample T for G0 vs G3

N Mean StDev SE Mean G0 17 20,19 3,16 0,77 G3 12 14,52 2,72 0,79

40

(52)

Difference = mu (G0) - mu (G3) Estimate for difference: 5,66

95% CI for difference: (3,40; 7,92)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 5,16 P- Value = 0,000 DF = 25

Two-Sample T-Test and CI: G0; G4 Two-sample T for G0 vs G4

N Mean StDev SE Mean G0 17 20,19 3,16 0,77 G4 19 17,82 3,48 0,80

Difference = mu (G0) - mu (G4) Estimate for difference: 2,37

95% CI for difference: (0,11; 4,62)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 2,14 P- Value = 0,040 DF = 33

Two-Sample T-Test and CI: G0; G5 Two-sample T for G0 vs G5

N Mean StDev SE Mean G0 17 20,19 3,16 0,77 G5 39 19,12 4,61 0,74

Difference = mu (G0) - mu (G5) Estimate for difference: 1,07

95% CI for difference: (-1,07; 3,22)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 1,01 P- Value = 0,319 DF = 43

Two-Sample T-Test and CI: G0; G6 Two-sample T for G0 vs G6

N Mean StDev SE Mean G0 17 20,19 3,16 0,77 G6 18 18,54 4,17 0,98

Difference = mu (G0) - mu (G6)

41

(53)

Estimate for difference: 1,64

95% CI for difference: (-0,90; 4,18)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 1,32 P- Value = 0,197 DF = 31

MST 8

Two-Sample T-Test and CI: G0; G1 Two-sample T for G0 vs G1

N Mean StDev SE Mean G0 15 26,24 3,71 0,96 G1 28 22,18 4,82 0,91

Difference = mu (G0) - mu (G1) Estimate for difference: 4,06

95% CI for difference: (1,38; 6,74)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 3,08 P- Value = 0,004 DF = 35

Two-Sample T-Test and CI: G0; G2 Two-sample T for G0 vs G2

N Mean StDev SE Mean G0 15 26,24 3,71 0,96 G2 26 21,45 3,31 0,65

Difference = mu (G0) - mu (G2) Estimate for difference: 4,79

95% CI for difference: (2,42; 7,17)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 4,15 P- Value = 0,000 DF = 26

Two-Sample T-Test and CI: G0; G3 Two-sample T for G0 vs G3

N Mean StDev SE Mean G0 15 26,24 3,71 0,96 G3 11 17,90 2,31 0,70

42

(54)

Difference = mu (G0) - mu (G3) Estimate for difference: 8,34

95% CI for difference: (5,89; 10,79)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 7,04 P- Value = 0,000 DF = 23

Two-Sample T-Test and CI: G0; G4 Two-sample T for G0 vs G4

N Mean StDev SE Mean G0 15 26,24 3,71 0,96 G4 18 24,04 4,69 1,1

Difference = mu (G0) - mu (G4) Estimate for difference: 2,20

95% CI for difference: (-0,79; 5,19)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 1,51 P- Value = 0,143 DF = 30

Two-Sample T-Test and CI: G0; G5 Two-sample T for G0 vs G5

N Mean StDev SE Mean G0 15 26,24 3,71 0,96 G5 39 23,96 5,84 0,94

Difference = mu (G0) - mu (G5) Estimate for difference: 2,28

95% CI for difference: (-0,43; 4,98)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 1,70 P- Value = 0,097 DF = 40

Two-Sample T-Test and CI: G0; G6 Two-sample T for G0 vs G6

N Mean StDev SE Mean G0 15 26,24 3,71 0,96 G6 17 24,19 4,19 1,0

Difference = mu (G0) - mu (G6)

43

(55)

Estimate for difference: 2,05

95% CI for difference: (-0,81; 4,90)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 1,47 P- Value = 0,153 DF = 29

44

(56)

Lampiran 6 . Uji t Jumlah Daun MST 3

Two-Sample T-Test and CI: G0; G1 Two-sample T for G0 vs G1

N Mean StDev SE Mean G0 19 2,368 0,496 0,11 G1 32 2,563 0,504 0,089

Difference = mu (G0) - mu (G1) Estimate for difference: -0,194

95% CI for difference: (-0,487; 0,098)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -1,34 P- Value = 0,187 DF = 38

Two-Sample T-Test and CI: G0; G2 Two-sample T for G0 vs G2

N Mean StDev SE Mean G0 19 2,368 0,496 0,11 G2 28 2,357 0,488 0,092

Difference = mu (G0) - mu (G2) Estimate for difference: 0,011

95% CI for difference: (-0,285; 0,308)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = 0,08 P- Value = 0,939 DF = 38

Two-Sample T-Test and CI: G0; G3 Two-sample T for G0 vs G3

N Mean StDev SE Mean G0 19 2,368 0,496 0,11 G3 13 2,385 0,506 0,14

Difference = mu (G0) - mu (G3) Estimate for difference: -0,016

95% CI for difference: (-0,388; 0,356)

T-Test of difference = 0 (vs not =): T-Value = -0,09 P- Value = 0,929 DF = 25

45

Referensi

Dokumen terkait

Secara keseluruhan proses pelaksanaan belajar mengajar pada aktivitas guru, dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam membuat desain ragam

1) Diperlukan pengembangan media CAI ( Computer Assisted Instruction ) yang layak sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran IPA Biologi materi

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia yang diberikan, sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi saya yang berjudul PENGEMBANGAN

Berdasarkan pengolahan, analisis data dan pembahsannya dalam penelitian tindakan kelas ini sangat sesuai dengan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, secara

Sehingga, perlunya perancangan bangunan Kantor Imigrasi Kelas Provinsi Kalimantan Timur 1 di Samarinda dengan penekanan pada tata ruang dalam ini diharapkan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan varietas berbeda nyata terhadap pertumbuhan tanaman yang ditunjukkan pada parameter tinggi tanaman (2 MST), parameter jumlah