• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL SIMULASI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBAWAKAN ACARA: Penelitian Tindakan Kelas VIII E Siswa SMPN 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL SIMULASI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBAWAKAN ACARA: Penelitian Tindakan Kelas VIII E Siswa SMPN 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL SIMULASI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBAWAKAN ACARA

(Penelitian Tindakan Kelas VIII E Siswa SMPN 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

GINA AGNIYA 0907350

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENERAPAN MODEL SIMULASI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBAWAKAN ACARA

(Penelitian Tindakan Kelas VIII E Siswa SMPN 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

oleh

GINA AGNIYA 0907350

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Gina Agniya 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi

PENERAPAN MODEL SIMULASI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBAWAKAN ACARA

(Penelitian Tindakan Kelas VIII E Siswa SMPN 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

oleh Gina Agniya

0907350

disetujui dan disahkan oleh Pembimbing I,

Drs. Wawan Hermawan, M.Pd. NIP 196003071987031003

Pembimbing II,

Drs. Denny Iskandar, M.Pd. NIP 196606291991031002

diketahui oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan Indonesia,

(4)

ii ABSTRAK

PENERAPAN MODEL SIMULASI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBAWAKAN ACARA

(Penelitian Tindakan Kelas VIII E Siswa SMPN 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Gina Agniya 0907350

Penelitian ini berjudul “Penerapan Model Simulasi dalam Meningkatkan Keterampilan Membawakan Acara Penelitian Tindakan Kelas VIII E Siswa

SMPN 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)”. Penelitian ini dilatarbelakangi

adanya permasalahan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran berbicara. Walaupun berbicara merupakan kemampuan dasar yang dipelajari, tetapi tetap saja siswa masih kesulitan dalam keterampilan berbicara.

Rumusan masalah penelitian ini adalah (1) perencanaan pembelajaran berbicara, khususnya pembelajaran membawakan sebuah acara melalui model simulasi, (2) penerapan model simulasi dalam proses pembelajaran berbicara, khususnya pembelajaran membawakan sebuah acara, dan (3) hasil pembelajaran berbicara siswa, khususnya pembelajaran membawakan sebuah acara setelah diterapkannya model simulasi.

Siswa dapat terampil berbicara memerlukan model pembelajaran yang tepat sasaran untuk memunculkan hal-hal tersebut dari dalam diri siswa. Model pembelajaran tersebut salah satunya adalah model simulasi. Simulasi merupakan metode pelatihan yang meragakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan yang sesungguhnya.

Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan perencanaan pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan berbicara dengan menggunakan model simulasi, (2) mendeskripsikan pelaksanaan dan pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan berbicara dengan menggunakan model simulasi, dan (3) mendeskripsikan hasil pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan berbicara dengan menggunakan model simulasi.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus dengan dua pertemuan pada masing-masing siklusnya. Pada setiap siklusnya terdiri atas empat tahapan, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.

(5)

ii

ABSTRACT

THE APPLICATION OF SIMULATION MODEL IN IMPROVING HOSTING EVENTS SKILL

(Classroom Action Research Of VIII E Students At SMPN 19 Bandung Academic Year 2012/2013) problem that students encountered in Bahasa Indonesia lesson, especially speaking. Although speaking was a basic skill that was learnt, students still encountered difficulty in speaking.

The research questions were (1) the planning of speaking learning, especially how to host events through simulation model, (2) the application of simulation model in speaking learning process, especially in hosting an event, and (3) the results of students’ speaking, especially the learning to host an event after the application of the simulation model.

To be able to speak fluently, students needed a suitable learning model to reveal those things from themselves. One of the learning models was simulation \. Simulation is a training method which demonstrates something in forms of imitation which is similar to the real situations.

The aims of the study were (1) describing the lesson planning in improving students speaking skill through simulation model, (2) describing the learning and in improving students speaking skill though the model, and (3) describing the

result of the learning in improving the students’ speaking skill though the model.

This research employed classroom action method. There were 2 cycles in this CAR with two meeting each. There were four stages in each cycle; those were (1) planning, (2) action, (3) observation, and (4) reflection.

This model was proven to be effective in increasing students’ speaking skill.

The highest score reached by student in cycle I II was identical, 97.50. Meanwhile, the lowest score was 57.50 in cycle I and 75.00 in cycle II. The average score in cycle I was 74,65 or predicated as C and it got better in cycle II that the average was 85.56 or predicated as A. thus, it is concluded that the use of

(6)

v

Nurul Shapira, 2013

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat penelitian ... 5

BAB II KETERAMPILAN BERBICARA, MEMBAWAKAN ACARA, PEMBAWA ACARA, DAN MODEL SIMULASI ... 7

A. Ihwal Berbicara ... 7

1. Pengertian Berbicara ... 7

2. Tujuan Berbicara ... 7

3. Jenis-Jenis Berbicara ... 8

4. Metode Berbicara ... 9

5. Sikap Mental dalam Berbicara ... 11

B. Ihwal Membawakan Acara ... 11

1. Kedudukan Pembelajaran Membawakan Acara ... 11

2. Pengertian Membawa Acara ... 12

3. Jenis Acara ... 12

4. Cara Membawakan Acara yang Baik... 12

C. Ihwal Pembawa Acara ... 14

(7)

vi

Nurul Shapira, 2013

2. Kriteria Seorang Pembawa Acara ... 15

3. Faktor-Faktor yang Menunjang Seorang Pembawa Acara ... 17

4. Sikap Seorang Pembawa Acara ... 27

5. Jenis Acara ... 28

D. Ihwal Model Simulasi ... 29

1. Pengertian Model Pembelajaran ... 29

2. Pengertian Model Simulasi ... 30

3. Tujuan Model Pembelajaran Simulasi ... 30

4. Peran Guru dalam Model Simulasi ... 31

5. Langkah-Langkah Pembelajaran Model Simulasi ... 32

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN ... 34

A. Setting Penelitian ... 34

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 34

2. Waktu Penelitian ... 34

3. Sumber Data ... 36

B. Rincian Prosedur Penelitian ... 38

1. Desain Penelitian ... 38

2. Prosedur Penelitian ... 41

a. Perencanaan ... 41

b. Tindakan ... 42

c. Pengamatan ... 42

d. Refleksi ... 43

3. Instrumen Penelitian ... 43

a. Instrumen Perlakuan ... 43

b. Instrumen Pengumpulan Data ... 44

4. Teknik Penelitian ... 59

a. Teknik Pengumpulan Data ... 59

b. Teknik Analisis Data ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 62

(8)

vii

Nurul Shapira, 2013

1. Siklus I ... 71

a. Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 71

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 71

c. Analisis Hasil Pengamatan Pembelajaran Siklus I ... 77

d. Analisis Hasil Respon Siswa ... 87

e. Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 91

2. Siklus II ... 105

a. Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 105

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 106

c. Analisis Hasil Pengamatan Pembelajaran Siklus II ... 111

d. Analisis Hasil Respon Siswa ... 121

e. Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus II... 125

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 135

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 140

A. Simpulan ... 140

B. Saran ... 141

DAFTAR PUSTAKA ... 143

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran bahasa Indonesia dipelajari pada setiap jenjang pendidikan

dari SD, SMP sampai SMA. Idealnya, ada empat keterampilan berbahasa yang

harus dimiliki oleh siswa. Salah satu aspek keterampilan berbahasa tersebut

adalah keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara merupakan keterampilan

yang penting dimiliki oleh seseorang.

Berbicara adalah sebuah awal seseorang mengenal bahasa dan dapat

berkomunikasi dengan orang lain. Menurut Tarigan (2008:16), berbicara

merupakan kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Tarigan dalam Mulgrave (2008:

16) mengatakan bahwa berbicara adalah instrumen yang mengungkapkan kepada

penyimak hampir-hampir secara langsung apakah sang pembicara memahami atau

tidak, baik bahan pembicaraannya maupun para penyimaknya, apakah dia

bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia

mengomunikasikan gagasan-gagasannya, dan apakah dia waspada serta antusias

atau tidak.

Walaupun berbicara merupakan kemampuan dasar yang dipelajari, tetapi

tetap saja siswa masih kesulitan dalam keterampilan berbicara. Berdasarkan

pengamatan peneliti terhadap pembelajaran siswa SMPN 19 Bandung di kelas,

apabila guru meminta siswa tampil ke depan, biasanya siswa malu dan tidak

percaya diri sehingga enggan untuk mengungkapkan ide, gagasan maupun

pendapatnya. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik yang

berasal dari dalam dan luar diri siswa.

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa dapat disebabkan karena

kurangnya minat siswa dalam pembelajaran berbicara, kurangnya perbendaharaan

(10)

yang runtun, dan kurangnya rasa percaya diri siswa untuk tampil berbicara di

depan orang lain. Faktor yang berasal dari luar siswa dapat disebabkan oleh

kurangnya motivasi guru dalam membuat siswa terampil berbicara di depan kelas

dan kurangnya dukungan dari guru maupun orang tua agar siswa praktik berbicara

di depan umum.

Siswa harus sering berlatih berbicara di depan kelas untuk meningkatkan

keterampilan berbicara dan rasa percaya dirinya. Ketika proses pembelajaran

berbicara, guru jangan menggunakan metode pembelajaran yang tidak menuntut

siswa untuk berbicara. Hal tersebut dapat menjadikan siswa tidak dapat terampil

berbicara dan berani tampil berbicara di depan orang lain.

Tidak mudah menentukan model, metode maupun teknik pembelajaran

yang sesuai dengan pembelajaran keterampilan berbahasa termasuk metode

pembelajaran untuk keterampilan berbicara. Oleh karena itu, guru sebaiknya

menggunakan metode mengajar yang dapat menunjang kegiatan belajar-mengajar

sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang paling efektif untuk mencapai tujuan

pengajaran (Djamarah dan Zain, 1996: 109).

Penelitian yang mengupayakan peningkatan keterampilan berbicara sudah

cukup banyak dilakukan. Salah satu penelitian tersebut yang dilakukan oleh

Annisa Fauziah (2012) mengenai “Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara

Siswa SMP dengan Menggunakan Model Assure : Penelitian Tindakan Kelas

terhadap Siswa Kelas VIII E SMPN 10 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012”.

Berdasarkan hasil penelitian, penggunakan model Assure dapat dijadikan salah

satu alternatif dalam menyelesaikan permasalahan pembelajaran berbicara di

kelas. Hal ini dapat dilihat dari persentase nilai siswa yang naik secara signifikan

setiap siklusnya. Nilai tertinggi di siklus I adalah adalah 89,33 menjadi 93,33 pada

siklus II. Nilai terendah yang diperoleh pada siklus I adalah 52,67 menjadi 64,33

pada siklus II. Sementara itu, nilai rata-rata pada siklus I adalah 73,02 menjadi

80,55 pada siklus II. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan model

pembelajaran itu berhasil dalam meningkatkan keterampilan berbicara.

Selain penggunaan model pembelajaran, adapun penelitian dalam

(11)

3

pembelajaran. Penelitian tersebut dilakukan oleh Nurul Anita (2011) yang

berjudul “Penggunaan Teknik Latihan Praktik Berpasangan dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara untuk Membawakan Acara : Penelitian Eksperimen Kuasi

Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 15 Kota Bandung”. Penelitian ini hendak

mengujicobakan salah satu teknik pembelajaran, yaitu teknik latihan praktik

berpasangan yang diterapkan dalam pembelajaran berbicara. Penelitian ini

menunjukkan peningkatan yang sangat tajam.

Siswa dapat terampil berbicara memerlukan model pembelajaran yang tepat

sasaran untuk memunculkan hal-hal tersebut dari dalam diri siswa. Model

pembelajaran tersebut salah satunya adalah model simulasi. Model simulasi

adalah permainan simulasi (simulation game model) menurut Richard Kindsvatter

dalam Sukmadewi (2003: 18) adalah sebuah model penggambaran yang dinamis

tentang suatu sistem sosial (manusia) atau fisik (bukan manusia) yang diabstraksi

dari realita dan disederhanakan untuk alasan studi. Model ini memindahkan suatu

situasi yang nyata ke dalam kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan

atau keterbatasan untuk melakukan praktek di dalam situasi yang sesungguhnya.

Sebenarnya sudah banyak guru yang menerapkan model simulasi ini dalam

pembelajaran, tetapi tidak banyak pada pembelajaran bahasa Indonesia.

Contohnya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Ilmu Pengetahuan

Alam, dan Ilmu Pengetahuan Sosial karena mata pelajaran tersebut banyak

memuat pembelajaran yang harus disimulasikan. Namun, dengan berkembangnya

model tersebut akhirnya guru pun menyadari bahwa model simulasi dapat

diterapkan pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Penulis memiliki pendapat

bahwa model simulasi dilihat dari prosesnya sangat sesuai untuk meningkatkan

kemampuan berbicara siswa.

Berdasarkan kedua hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya,

peneliti berkeinginan juga untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa

SMPN 19 Bandung. Peneliti melakukan wawancara dengan guru bahasa

Indonesia kelas VIII, yaitu Ibu Dian. Menurut Ibu Dian kelas VIII E merupakan

kelas yang kurang dalam pembelajaran berbicara, khususnya pembelajaran

(12)

penelitian ini adalah siswa kelas VIII E SMPN 19 Bandung. Penelitian ini akan

dilaksanakan di SMPN 19 Bandung dengan menggunakan metode penelitian

tindakan kelas.

Peneliti akan menerapkan model simulasi dalam pembelajaran berbicara,

khususnya dalam membawakan sebuah acara. Peneliti mempunyai ketertarikan

dalam pembelajaran ini dan ingin membuktikan bahwa dalam membawakan

sebuah acara tidaklah sulit. Selain itu, peneliti juga ingin meningkatkan

keterampilan berbicara dan kepercayaan diri siswa ketika tampil berbicara di

depan banyak orang. Siswa dalam membawakan sebuah acara tersebut haruslah

menggunakan bahasa yang baik dan santun sebagai pencapaian tujuan

pembelajaran bahasa Indonesia.

Berdasarkan penguatan penelitian-penelitian sebelumnya dan ketertarikan

dalam meningkatkan pembelajaran berbicara, peneliti akan melakukan penelitian

dengan judul “Penerapan Model Simulasi dalam Meningkatkan Keterampilan

Membawakan Acara (Penelitian Tindakan Kelas VIII E Siswa SMPN 19 Bandung

Tahun Ajaran 2012/2013)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil obervasi yang dilakukan oleh peneliti di SMPN 19

Bandung, identifikasi masalah terurai sebagai berikut.

1. Fungsi pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya keterampilan berbicara di

sekolah belum terlihat maksimal. Dasarnya, keterampilan berbicara

merupakan aspek kebahasaan yang penting dalam berkomunikasi dan

berinteraksi dengan orang lain.

2. Siswa kurang berminat dalam pembelajaran berbicara terutama ketika tampil

berbicara di depan orang lain. Mereka kebingungan merangkai bahasa yang

baik dan benar untuk diucapkan. Selain itu, berbicara juga dianggap sebagai

sesuatu yang sepele sehingga siswa merasa kurang bersemangat dalam

pembelajarannya.

3. Guru sebagai fasilitator kurang memberikan motivasi dalam pembelajaran

(13)

5

4. Model pembelajaran yang digunakan guru di sekolah belum memberikan

solusi untuk mengatasi kesulitan siswa dalam berbicara di depan orang lain.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masalah penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran berbicara, khususnya

pembelajaran membawakan sebuah acara melalui model simulasi?

2. Bagaimanakah penerapan model simulasi dalam proses pembelajaran

berbicara, khususnya pembelajaran membawakan sebuah acara?

3. Bagaimanakah hasil pembelajaran berbicara siswa, khususnya

pembelajaran membawakan sebuah acara setelah diterapkannya model

simulasi?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, tujuan yang ingin

dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui perencanaan pembelajaran berbicara, khususnya pembelajaran

membawakan sebuah acara melalui model simulasi.

2. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran berbicara, khususnya pembelajaran

membawakan sebuah acara melalui model simulasi.

3. Mengetahui hasil pembelajaran berbicara, khususnya pembelajaran

membawakan sebuah acara melalui model simulasi.

E. Manfaat Penelitian

Penulis berharap penelitian ini bermanfaat baik dari segi teoretis maupun

segi praktis yang terinci sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam mencari

alternatif pembelajaran berbicara. Penelitian ini pun akan menguatkan berbagai

(14)

sebelumnya dan mengembangkan model tersebut dalam pembelajaran yang

lainnya. Selain itu, dengan penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan teori

model simulasi dalam proses pembelajaran berbicara, khususnya pembelajaran

membawakan sebuah acara.

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Bagi peneliti

Peneliti berharap memperoleh gambaran dalam proses pembelajaran berbicara

dengan menggunakan model simulasi dan menambah pengetahuan terkait

penggunaan model simulasi dalam pembelajaran berbicara di kelas khususnya

pembelajaran membawakan sebuah acara.

b. Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan antusias siswa dalam

pembelajaran berbicara terutama kepercayaan diri siswa untuk tampil

berbicara di depan khalayak melalui model simulasi.

c. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru untuk meningkatkan

kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran berbicara di kelas. Selain itu,

dapat dijadikan referensi guru dalam menjalankan proses pembelajaran

(15)

34 BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN

A. Setting Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Peneliti melakukan penelitian di SMP Negeri 19 Bandung yang bertempat

di Jalan Sadang Luhur XI Kota Bandung. Lokasi sekolah berada di dalam area

perumahan warga. Oleh karena itu, keadaan pembelajaran di sekolah tidak

terganggu suara kendaraan yang lalu lalang.

Peneliti memilih tempat penelitian di SMP Negeri 19 Bandung karena saat

melakukan penelitian, peneliti sedang melakukan kegiatan PPL (Program

Pengalaman Lapangan) yang dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandung Tahun

Ajaran 2012/2013.

2. Waktu Penelitian

Peneliti melakukan penelitian tindakan kelas pada bulan April hingga Juni

semester genap Tahun Ajaran 2012/2013 sehingga memudahkan peneliti untuk

mengetahui karakter kelas yang akan dijadikan subjek penelitian. Subjek

penelitian adalah para siswa kelas VIII E.

Guru bahasa Indonesia kelas VIII di SMPN 19 Bandung menyarankan

kelas VIII E karena kemampuan berbicara siswanya, khususnya dalam

pembelajaran membawakan acara memiliki hambatan dibandingkan dengan kelas

VIII lainnya. Peneliti juga sering berkonsultasi dengan beliau mengenai

karakteristik kelas VIII dalam kegiatan berbicara.

Berikut akan dipaparkan mengenai kegiatan pelaksanaan penelitian yang

(16)
(17)

36

Data penelitian ini berasal dari siswa kelas VIII E SMP Negeri 19 Bandung

Tahun Ajaran 2012/2013 dengan sumber data sebanyak 36 siswa. Peneliti

memilih kelas VIII E sebagai subjek penelitian karena saran dari guru bahasa

Indonesia kelas VIII yang ada di SMP Negeri 19 Bandung, yaitu Ibu Dra. Dian

Chaerany. Beliau merupakan koordinator perpustakaan dan peneliti akrab dengan

beliau karena sering berbincang-bincang tentang pembelajaran bahasa Indonesia

di SMP Negeri 19 Bandung. Peneliti juga sering berkonsultasi dengan Ibu Dian

mengenai karakteristik kelas VIII dalam pembelajaran berbicara, khususnya kelas

(18)

Kelas VIII E merupakan kelas yang memiliki siswa-siswa yang aktif dalam

melaksanakan tugas. Namun, dibalik itu siswa kelas VIII E juga memiliki

hambatan dalam kegiatan berbicara, khususnya membawakan acara. Ketika

pembelajaran membawakan acara tidak semua siswa aktif dan mau tampil ke

depan kelas untuk membawakan acara.

Adapun tiga puluh enam siswa yang menjadi sumber data tersebut adalah

sebagai berikut.

Tabel 3.2

Daftar Siswa Sumber Data

Nomor

Nama Siswa L/P

Urut Induk

1 111207324 Adinda Syech Ranti Aulia P

2 111207125 Alsa Nurhanifah P

3 111207204 Andrean Rustiana L

4 111207291 An-Nisa Ulfah Mentari P

5 111207008 Ardhina Nur Almi P

6 111207293 Baban Nurhady L

7 111207049 Dhanny Mar Ismail L

8 111207090 Didin Mahfudin L

9 111207335 Eggy Wibisono L

10 111207139 Fahri Fadillah L

11 111207254 Fajar Anggara Mufti L

12 111207177 Febiyanti P

13 111207060 Gusti Adi Pratama L

14 111207146 Hilda Nadiah P

15 111207024 Ilham Nugraha Sopiandi L

16 111207095 Ilsa Ayu Putri Leksono P

17 111207219 Khadijah Uswah Mujahida A. P

18 111207060 Melati Yuhariyanto Putri P

(19)

38

20 111207344 Nabila Mutia P

21 111207030 Nadiya Fidini Basharon Naqid P

22 111207310 Namira Fazrin Zamzami P

23 111207355 Rio Prayoga Septiadi L

24 111207196 Riska Puspita Sari P

25 111207271 Riska Setiawati P

26 111207157 Rizki Nurfitriyadi L

27 111207318 Rizki Pratama L

28 111207111 Sarah Nur Fatimah P

29 111207073 Septian Dwi Cahya L

30 111207276 Setiawan L

31 111207236 Setiawati P

32 111207199 Siti Kurniawati Solehah P

33 111207075 Siti Nurhaliza P

34 111207121 Windiarto Syahrul L

35 111207364 Wini Suryani P

36 111207239 Wisnu Panghabdian L

Keterangan:

Laki-laki = 17

Perempuan = 19

Jumlah = 36

B. Rincian Prosedur Penelitian 1. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah PTK (Penelitian

Tindakan Kelas). PTK dapat diartikan sebagai penelitian tindakan (action

research) yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan

hasil belajar sekelompok peserta didik. Pengertian kelas ini tidak terbatas pada

dinding kelas atau ruang kelas, tetapi lebih pada adanya aktivitas belajar dua

(20)

Menurut Mulyasa (2012: 11) penelitian tindakan kelas merupakan suatu

upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan

memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan. Ada dua

kata kunci yang satu diantaranya harus ada pada setiap kegiatan penelitian

tindakan termasuk PTK, yaitu pemecahan masalah (problem solving) dan

peningkatan (improving) kinerja sistem. Oleh karena itu, tujuan utama PTK

adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, bukan untuk menghasilkan

pengetahuan.

Banyak ahli dalam bidang pendidikan yang mengemukakan model

penelitian tindakan kelas yang berbeda. Namun, pada dasarnya PTK dilaksanakan

dalam bentuk siklus berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan utama

kegiatan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi (Suhardjono,

Arikunto, dan Supardi, 2012: 73).

a. Perencanaan (planning)

Tahapan perencanaan disusun berdasarkan hasil studi pendahuluan, pada

siklus I perencanaan disusun berdasarkan hasil observasi awal, perencanaan siklus

II disusun berdasarkan refleksi siklus I, dan begitu seterusnya sampai tujuan dari

penelitian tercapai dengan hasil yang memuaskan.

b. Pelaksanaan Tindakan (action)

Tahapan pelaksanaan adalah tahap berlangsungnya kegiatan pembelajaran

yang sebelumnya sudah dipersiapkan pada tahap perencanaan.

c. Pengamatan (observing)

Selama proses pembelajaran berlangsung, guru dan para pengamat

diberikan format observasi untuk mencatat pengamatannya mengenai proses

pembelajaran.

d. Refleksi (reflecting)

Pada tahapan refleksi peneliti melakukan identifikasi untuk memperbaiki

pembelajaran pada tindakan siklus selanjutnya. Hasil dari refleksi akan menjadi

acuan untuk tahap perencanaan pada siklus selanjutnya hingga mencapai hasil

yang diharapkan.

(21)

40

Gambar 3.1

Bagan Model Penelitian Tindakan Kelas

Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus pertama yang terdiri atas empat

kegiatan. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan

yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, guru (bersama peneliti, apabila

PTK-nya tidak dilakukan sendiri oleh guru) menentukan rancangan untuk siklus

kedua.

Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan

kegiatan sebelumnya apabila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan atau untuk

meyakinkan/menguatkan hasil. Akan tetapi, umumnya kegiatan yang dilakukan

pada siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan

terdahulu yang tentu saja ditujukan untuk memperbaiki berbagai hambatan atau

kesulitan yang ditemukan dalam siklus pertama.

Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua, guru dapat melanjutkan

dengan tahap-tahap kegiatan seperti pada siklus pertama. Jika sudah selesai

(Suhardjono, Arikunto, dan Supardi, 2012: 73)

(22)

dengan siklus kedua dan guru belum merasa puas, guru dapat melanjutkan dengan

siklus ketiga. Cara dan tahapannya sama dengan siklus sebelumnya. Banyaknya

siklus tergantung dari kepuasan peneliti sendiri sehingga tidak ada ketentuan.

Namun, sebaiknya pelaksanaan siklus tidak kurang dari dua siklus.

2. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian pada setiap tahapan adalah sebagai berikut.

a. Perencanaan

Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan

tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan

tersebut akan dilakukan. Rancangan harus dilakukan bersama antara guru yang

akan melakukan tindakan dengan peneliti yang akan mengamati proses jalannya

tindakan. Hal tersebut untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu

kecermatan yang dilakukan.

Pada tahap perencanaan peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu

mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah

instrumen pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan

berlangsung. Suhardjono, Arikunto, dan Supardi (2012: 75) mengatakan pada

tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut.

1) Mengidentifikasi dan menganalisis masalah

Masalah tersebut harus benar-benar faktual terjadi di lapangan, masalah

bersifat umum di kelasnya, masalahnya cukup penting, dan bermanfaat bagi

peningkatan mutu hasil pembelajaran, dan masalah pun harus dalam jangkauan

kemampuan peneliti.

Tahap ini peneliti akan mengidentifikasi permasalahan yang dialami siswa

SMP kelas VIII E di SMP Negeri 19 Bandung selama proses pembelajaran

berbicara, yaitu dalam membawakan acara. Setelah itu, peneliti melakukan

analisis terhadap permasalahan yang muncul.

2) Menetapkan alasan mengapa penelitian dilakukan

Setelah peneliti menganalisis permasalahan, peneliti menguraikan

faktor-faktor yang menyebabkan munculnya permasalahan siswa dalam membawakan

(23)

42

3) Merumuskan masalah secara jelas

Pada tahap ini peneliti merumuskan masalah yang berkaitan dengan

kesulitan yang sedang dialami siswa pada proses pembelajaran berbicara,

khususnya proses membawakan acara.

4) Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk perbaikan

Peneliti merencanakan tindakan perbaikan terhadap permasalahan yang

dialami siswa dalam proses pembelajaran berbicara, khususnya dalam

membawakan acara berdasarkan rumusan masalah. Cara yang peneliti tetapkan

adalah dengan menerapkan model pembelajaran simulasi dalam membawakan

acara.

5) Membuat secara rinci rancangan tindakan perbaikan

Pada tahap ini peneliti merencanakan tindakan perbaikan dengan cara

menjabarkan indikator-indikator keberhasilan serta berbagai instrumen

pengumpul data yang dapat dipakai untuk menganalisis indikator keberhasilan itu.

Rencana tindakan perbaikan dituangkan dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran.

b. Tindakan

Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran

akan diterapkan. Skenario atau rancangan tindakan yang akan dilakukan,

hendaknya dijabarkan serinci mungkin secara tertulis. Rincian tindakan itu adalah

menyusun rencana pembelajaran, menyiapkan bahan pelajaran, menyiapkan

lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru dan siswa, menyiapkan jurnal

siswa, dan menyiapkan format penilaian siswa dalam membawakan acara.

Setelah itu, peneliti melakukan rancangan tindakan dan skenario

pembelajaran yang telah dibuat. Tindakan yang peneliti lakukan dalam

pembelajaran membawakan acara adalah dengan menggunakan model simulasi.

Pelaksanaan tindakan haruslah disertai bukti atau alasan yang jelas.

c. Pengamatan

Ketika proses tindakan berlangsung, peneliti melakukan pengamatan dan

mencatat hal-hal yang dianggap penting. Pengamatan dilakukan selama proses

(24)

Setelah proses pengamatan, peneliti melakukan pengumpulan data yang

dibutuhkan dalam penelitian ini. Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif

(data hasil penilaian siswa dalam membawakan acara) dan data kualitatif

(keaktifan siswa dan guru dalam proses tindakan berlangsung). Selanjutnya,

peneliti mengolah data yang telah terkumpul agar data yang diambil sesuai dengan

hasil yang diharapkan.

d. Refleksi

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan

yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul sehingga dapat

dilakukan evaluasi pada tindakan berikutnya. Refleksi dalam PTK mencakup

analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang

dilakukan.

3. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

(Arikunto, 2006: 160).

Instrumen penelitian yang peneliti gunakan ada dua macam, yaitu

instrumen perlakuan dan instrumen pengumpulan data.

a. Instrumen Perlakuan

Instrumen perlakuan yang peneliti gunakan berupa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran dan Rencana Perbaikan Pembelajaran. Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran dilaksanakan oleh guru mitra, yaitu Ibu Dian. Hal tersebut bertujuan

untuk mengetahui nilai awal siswa dalam pembelajaran membawakan acara

dengan bahasa yang baik dan santun.

Sementara itu, Rencana Perbaikan Pembelajaran dilaksanakan oleh peneliti

secara sistematis dan di dalamnya memuat perbaikan-perbaikan. Perbaikan ini

untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membawakan acara dengan bahasa

(25)

44

b. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa wawancara,

catatan lapangan, angket, lembar pengamatan (observasi), dan tes berbicara.

1) Wawancara

Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal

kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan

hal-hal yang dipandang perlu. Wawancara digunakan sebagai bahan studi

pendahuluan peneliti sebelum melakukan tindakan yang sesuai dengan keperluan

siswa.

Wawancara dilakukan untuk mengetahui secara konkret mengenai

pembelajaran berbicara yang dilakukan oleh guru bahasa Indonesia kelas VIII di

SMP Negeri 19 Bandung, yaitu Ibu Dian. Pertanyaan telah disusun oleh peneliti

sesuai dengan data yang diperlukan. Adapun daftar pertanyaannya adalah sebagai

berikut.

Tabel 3.3

Daftar Pertanyaan Wawancara

No. Daftar Pertanyaan

1. Bagaimanakah kondisi siswa dalam pembelajaran bahasa

Indonesia di SMPN 19 Bandung khususnya kelas VIII?

2. Apakah ada kelas VIII yang ibu ajar memiliki kemampuan

berbicara yang kurang?

3. Kompetensi berbicara manakah menurut ibu yang dianggap sulit

oleh siswa?

4. Metode atau model pembelajaran apa yang ibu gunakan dalam

pembelajaran membawakan acara?

5. Mengapa kelas VIII tersebut memiliki kemampuan paling

minim dalam membawakan acara daripada kelas VIII lainnya?

6. Apakah dalam pembelajaran berbicara ibu sering meminta siswa

(26)

2) Catatan Lapangan

Catatan lapangan dibuat oleh peneliti yang melakukan pengamatan atau

observasi. Catatan lapangan berisi rangkuman seluruh data lapangan yang

terkumpul selama sehari atau periode tertentu. Berikut catatan lapangan yang

dipergunakan saat penelitian.

Tabel 3.4 Catatan Lapangan Hari/Tanggal :

Pukul :

Pengamat :

No. Kategori Deskripsi

1. Persiapan Siswa

2. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

3. Giliran Bicara

4. Aktivitas Guru

5. Tindak Lanjut

(Fauziah, 2012: 56)

3) Angket

Angket yang peneliti gunakan adalah angket tertutup, yaitu angket yang

sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Peneliti

menggunakan angket pada prapenelitian (sebelum dilakukannya tindakan) dan

pascapenelitian (setelah pelaksanaan tindakan oleh peneliti).

Angket pada prapenelitian bertujuan untuk mengetahui tanggapan awal

siswa tentang pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran berbicara.

Angket pascapenelitian bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap

pembelajaran yang telah dilakukan oleh peneliti dengan sajian berbeda.

Angket prapenelitian dan pascapenelitian yang telah dibuat oleh peneliti

(27)

46

Tabel 3.5 Angket Pratindakan

Nama :

Kelas :

Berilah tanda (x) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan pendapatmu!

No. Pertanyaan

1. Apakah kamu menyukai mata pelajaran bahasa Indonesia?

a. suka

b.biasa saja

c. tidak suka

2. Apa yang kamu rasakan ketika belajar bahasa Indonesia?

a. menyenangkan

b. menjenuhkan

c. menegangkan

3. Jika kamu menjawab ‘menyenangkan’. Faktor apa yang

menyebabkan pembelajaran bahasa Indonesia menyenangkan?

a. pembawaan guru yang bersemangat

b.cara pengajaran yang diberikan guru kreatif

c. senang dengan mata pelajaran bahasa Indonesia

4. Jika kamu menjawab ‘menjenuhkan’. Faktor apa yang

menyebabkan pembelajaran bahasa Indonesia menjenuhkan?

a. pembawaan guru yang kurang bersemangat

b.cara pengajaran yang diberikan guru kurang kreatif

c. kurang senang dengan mata pelajaran bahasa Indonesia

5. Jika kamu menjawab ‘menegangkan’. Faktor apa yang

menyebabkan pembelajaran bahasa Indonesia menegangkan?

a. pembawaan guru

b.cara pengajaran

c. materi bahasa Indonesia

(28)

menggunakan metode atau media pembelajaran?

a. selalu

b.kadang-kadang

c. jarang

7. Pada mata pelajaran bahasa Indonesia ada keterampilan

berbicara. Tugas apa yang gurumu instruksikan?

a. mengerjakan latihan pada buku paket bahasa Indonesia

b.berbicara di depan teman-temanmu

c. menulis latihan yang diberikan oleh guru

8. Ketika gurumu mengajarkan materi membawakan acara dengan

bahasa yang baik dan santun, apakah kamu diminta untuk tampil

di depan?

a. sering

b.jarang

c. tidak pernah

9. Kendala apa yang kamu rasakan ketika membawakan acara?

a. malas praktik membawakan acara

b.malu, gugup, dan tidak percaya diri tampil ke depan

c. kesulitan dalam mengucapkan kata-kata dengan jelas

10. Apakah kamu menyukai belajar bahasa Indonesia dengan cara

praktik berkelompok?

a. iya

b.tidak

c. tergantung materi yang diajarkan

Tabel 3.6

Angket Pascatindakan Siklus I

Angket respon siswa terhadap hasil pembelajaran dalam membawakan

(29)

48

Nama :

Kelas :

Berilah tanda (x) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan pendapatmu!

No. Pertanyaan Iya Tidak

1. Apakah adanya penjelasan dan tayangan

foto-foto tentang pembawa acara dalam

bentuk persentasi power point

membuatmu lebih mengerti?

2. Apakah pembelajaran membawakan

acara dengan praktik menjadi pembawa

acara dalam simulasi acara resmi

menarik perhatianmu?

3. Adakah hal yang menjenuhkan ketika

kamu melakukan praktik membawa

acara dalam simulasi acara resmi?

4. Ketika melakukan praktik membawakan

acara apakah membantu kamu

mengetahui sikap/etika sebagai pembawa

acara dalam acara resmi?

5. Apakah teks pembawa acara yang

dijadikan bahan praktik dalam

membawakan acara resmi terlalu sulit?

6. Apakah kamu senang terhadap

pembelajaran hari ini?

Tabel 3.7

Angket Pascatindakan Siklus II

Angket respon siswa terhadap hasil pembelajaran membawakan acara

dengan bahasa yang baik dan santun dengan menggunakan model pembelajaran

(30)

Nama :

Kelas :

Berilah tanda (x) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan pendapatmu!

No. Pertanyaan Iya Tidak

1. Apakah adanya tayangan video tentang

orang yang membawakan acara

membuatmu lebih termotivasi dalam

pembelajaran?

2. Apakah pembelajaran membawakan

acara dengan praktek menjadi pembawa

acara dalam simulasi acara yang

ditentukan oleh kelompoknya

masing-masing menarik perhatianmu?

3. Adakah hal yang menjenuhkan ketika

kamu melakukan praktik membawa

acara dalam simulasi acara yang telah

dirancang oleh kelompokmu?

4. Ketika melakukan praktik membawakan

acara apakah membantu kamu

mengetahui sikap/etika sebagai pembawa

acara dalam acara yang kelompok kalian

simulasikan?

5. Apakah teks pembawa acara yang telah

dibuat oleh kelompokmu lebih mudah?

6. Apakah kamu senang terhadap

pembelajaran hari ini?

4) Jurnal Siswa

Jurnal siswa digunakan untuk memperoleh data mengenai respon siswa

terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Data tersebut dapat membantu

(31)

50

siswa ini diberikan kepada siswa di setiap akhir siklus. Adapun jurnal siswa yang

digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

Tabel 3.8 Jurnal Siswa

Jurnal Siswa

Nama :

Kelas :

Tanggal :

Pertemuan ke- :

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas!

1. Apakah ada manfaat yang kamu dapat dari pembelajaran ini? Jika

ada sebutkan manfaatnya!

……… ……… 2. Kesulitan apa yang kamu rasakan ketika pembelajaran

membawakan acara berlangsung?

……… ……… 3. Apa yang kamu senangi dari pembelajaran membawakan acara? ……… ……… 4. Apa saran yang dapat kamu sampaikan untuk pembelajaran yang

akan datang?

……… ………

5) Lembar Pengamatan (Observasi)

Lembar pengamatan yang peneliti gunakan adalah lembar pengamatan

aktivitas guru dan siswa. Hal ini bertujuan untuk memperoleh kegiatan yang

(32)

berlangsung. Lembar pengamatan diisi oleh pengamat yang sebelumnya telah

diminta kesediaannya untuk menjadi pengamat pada penelitian ini.

Lembar aktivitas guru bertujuan untuk mengetahui kemampuan mengajar

guru ketika proses pembelajaran berlangsung. Lembar pengamatan aktivitas guru

ini tidak hanya dari segi penampilan tetapi juga dari segi kesesuaian dengan isi

RPP yang telah dibuat oleh peneliti. Adapun lembar aktivitas guru yang

digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

Tabel 3.9

Lembar Pengamatan Aktivitas Guru

Petunjuk :

Berilah skor pada butir-butir pelaksanaan pembelajaran dengan cara memberikan tanda (√) dengan skor (1, 2, 3, 4, 5) yang sesuai dengan kriteria sebagai berikut.

1 (sangat tidak baik) 4 (baik)

2 (tidak baik) 5 (sangat baik)

3 (cukup baik)

No. Penampilan Mengajar Nilai Profil

1 2 3 4 5

1. Kemampuan Membuka Pelajaran

a. Menarik perhatian siswa

b. Memotivasi siswa

c. Membuat kaitan materi ajar sebelumnya

dengan materi yang akan diajarkan

d. Memberi acuan materi ajar

2. Sikap Praktikan dalam Proses Pembelajaran

a. Kejelasan suara dalam komunikasi

dengan siswa

b. Tidak melakukan gerakan dan/atau

(33)

52

siswa

c. Antusiasme mimik dalam penampilan

d. Mobilitas posisi tempat dalam

kelas/ruang praktik

3. Penguasaan Materi Pembelajaran

a. Kejelasan memposisikan materi ajar yang

disampaikan dengan materi lainnya yang

terkait

b. Kejelasan menerangkan berdasarkan

tuntutan aspek kompetensi (kognitif,

psikomotor, afektif)

c. Kejelasan dalam memberikan

contoh/ilustrasi sesuai dengan tuntutan

aspek kompetensi

d. Mencerminkan penguasaan materi ajar

secara proporsional

4. Implementasi Langkah-langkah Pembelajaran (Skenario)

a. Penyajian materi ajar sesuai dengan

langkah-langkah yang tertuang dalam

RPP

b. Proses pembelajaran mencerminkan

komunikasi guru-siswa, dengan berpusat

pada siswa

c. Antusias dalam menanggapi dan

menggunakan respons dari siswa

d. Cermat dalam memanfaatkan waktu,

sesuai dengan alokasi yang direncanakan

5. Penggunaan Media Pembelajaran

(34)

media

b. Tepat saat penggunaan

c. Terampil dalam mengoperasikan

d. Membantu kelancaran proses

pembelajaran

6. Evaluasi

a. Melakukan evaluasi berdasarkan tuntutan

aspek kompetensi

b. Melakukan evaluasi sesuai dengan butir

soal yang telah direncanakan dalam RPP

c. Melakukan evaluasi sesuai dengan

alokasi waktu yang direncanakan

d. Melakukan evaluasi sesuai dengan

bentuk dan jenis yang dirancang

7. Kemampuan Menutup Pelajaran

a. Meninjau kembali/menyimpulkan materi

kompetensi yang diajarkan

b. Memberi kesempatan bertanya

c. Menugaskan kegiatan ko-kurikuler

d. Menginformasikan materi ajar berikutnya

Jumlah Nilai Aspek Nilai Penampilan (T)

No. RPP Nilai Profil

1 2 3 4 5

1. Rumusan Tujuan Pembelajaran (Umum)

a. Rumusan tujuan menggambarkan

pencapaian standar

kompetensi/kompetensi dasar

(35)

54

pencapaian aspek kognitif

c. Rumusan tujuan menggambarkan

pencapaian aspek afektif

d. Rumusan tujuan menggambarkan

pencapaian aspek psikomotor

2. Penjabaran Indikator (Kriteria Kinerja)

a. Indikator dirumuskan berdasarkan aspek

kompetensi (kognitif, psikomotor,

afektif)

b. Indikator dirumuskan menggunakan kata

operasional (dapat diukur berupa hasil)

c. Indikator dirumuskan menggambarkan

pencapaian sasaran aspek kompetensi

d. Indikator dirumuskan relevan dengan

sasaran standar kompetensi

3. Materi Pembelajaran

a. Materi ajar disusun mengacu kepada

indikator

b. Materi ajar disusun secara sistematis

c. Materi ajar disusun sesuai dengan

pencapaian kompetensi

d. Materi ajar dirancang proporsional untuk

satu standar kompetensi/kompetensi

dasar

4. Langkah-langkah Pembelajaran (Skenario)

a. Skenario disusun untuk setiap indikator

b. Skenario disusun mencerminkan

komunikasi guru siswa yang berorientasi

(36)

c. Skenario disusun menyiratkan dan/atau

menyuratkan penerapan metode dan

media pembelajaran

d. Skenario disusun berdasarkan alokasi

waktu yang proporsional

5. Media Pembelajaran

a. Media disesuaikan dengan tuntutan

standar kompetensi

b. Media disesuaikan relevan dengan

sasaran indikator

c. Media disesuaikan dengan kondisi kelas

d. Media disiapkan untuk mendukung

perkembangan potensi siswa

6. Evaluasi

a. Mencantumkan bentuk dan jenis

evaluasi

b. Butir soal relevan dengan indikator

c. Butir soal menggambarkan tuntutan

standar kompetensi

d. Butir soal sesuai dengan tuntutan waktu

secara proporsional

Jumlah Nilai Aspek

Nilai RPP (R)

(Direktorat Akademik, 2013)

Lembar pengamatan siswa bertujuan untuk mengetahui keaktifan siswa

dalam proses pembelajaran membawakan acara, bertanya kepada guru, dan

(37)

56

Tabel 3.10

Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa

Petunjuk :

Catatlah jumlah siswa yang terlibat dalam setiap poinnya!

No. Indikator

1. Aktivitas siswa selama mengikuti PBM:

a. perhatian siswa terfokus pada pelajaran

b. siswa memperhatikan penjelasan guru

2. Perilaku siswa yang tidak sesuai dengan PBM:

a. melamun

b. mengobrol dengan teman

c. melakukan pekerjaan lain

d. membuat corat-coret di kertas

3. Somatis

a. siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru

b. siswa aktif ketika mengemukakan hal-hal yang menarik dan

bermanfaat dalam bacaan

4. Visual

a. siswa mengamati artikel yang telah disediakan

b. siswa mencatat hal-hal yang dianggap penting

5. Auditori dan Intelektual

a. siswa melaporkan hal-hal yang dicatatnya

b. siswa mengajukan pendapat atau pertanyaan

c. siswa menjawab pertanyaan dari guru

d. siswa menyampaikan pendapat

6) Tes Berbicara

Ada dua aspek yang menjadi acuan penilaian siswa ketika membawakan

(38)

meliputi ketepatan ucapan, intonasi, dan penjedaan yang benar sedangkan aspek

nonkebahasaan meliputi sikap yang tenang dan luwes, etika, kelancaran berbicara,

dan penampilan ketika membawakan acara.

Adapun tabel penilaian hasil praktik membawakan acara siswa secara

individu adalah sebagai berikut.

Tabel 3.11

Penilaian Praktik Membawakan Acara

Nama Siswa :

Kelas :

No. Aspek yang dinilai Skor

1 2 3 4

1. Ketepatan ucapan dalam membawakan acara

2. Intonasi dalam membawakan acara

3. Sikap siswa ketika membawakan acara

4. Kelancaran siswa ketika membawakan acara

5. Penampilan siswa ketika membawakan acara

Jumlah Skor Perolehan

Rumus penilaian:

Penilaian Acuan Patokan (PAP)

Nilai = skor perolehan (skor ideal) x 100

20

Keterangan:

1 (kurang) 3 (baik)

2 (cukup) 4 (sangat baik)

Kriteria Penilaian:

a) Ketepatan ucapan dalam membawakan acara

4 = Pelafalan fonem (konsonan dan vokal) sangat jelas, baik, dan

penekanan yang tepat pada kata-kata tertentu.

3 = Pelafalan fonem (konsonan dan vokal) jelas, standar, dan

(39)

58

2 = Pelafalan fonem (konsonan dan vokal) kurang jelas dan

penekanan yang kurang tepat pada kata-kata tertentu.

1 = Pelafalan fonem (konsonan dan vokal) tidak jelas, terpengaruh

dialek, dan penekanan yang tidak tepat pada kata-kata tertentu.

b) Intonasi dalam membawakan acara

4 = Tinggi rendahnya suara sangat jelas, nada suara sangat

sesuai, dan penjedaan sangat sesuai.

3 = Tinggi rendahnya suara cukup jelas dan penjedaan cukup sesuai.

2 = Tinggi rendahnya suara kurang jelas dan penjedaan kurang sesuai.

1 = Tinggi rendahnya suara tidak jelas dan penjedaan tidak sesuai.

c) Sikap siswa ketika membawakan acara

4 = Sikap siswa sangat berani, percaya diri, santun, dan penuh

semangat serta sesuai dengan etika pembawa acara.

3 = Sikap siswa berani, percaya diri, santun, dan semangat.

2 = Sikap siswa kurang berani, percaya diri, santun, dan semangat.

1 = Sikap siswa tidak berani, percaya diri, santun, dan semangat.

d) Kelancaran siswa ketika membawakan acara

4 = Pembicaraan sangat lancar, tidak terjadi kesalahan sejak awal sampai

akhir.

3 = Pembicaraan cukup lancar sejak awal sampai akhir.

2 = Pembicaraan kurang lancar sejak awal sampai akhir.

1 = Pembicaraan tidak lancar sejak awal sampai akhir.

e) Penampilan siswa ketika membawakan acara

4 = Penampilan sangat menarik dan percaya diri serta luwes (adanya gerak

tubuh ketika membawakan acara).

3 = Penampilan cukup menarik dan percaya diri serta luwes (adanya gerak

tubuh ketika membawakan acara).

2 = Penampilan kurang menarik dan percaya diri serta kurang luwes

(kurang adanya gerak tubuh ketika membawakan acara).

(40)

4. Teknik Penelitian

a. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi teknik perekaman,

pemberian tes, pengamatan, dan angket.

1) Teknik Perekaman

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik perekaman

dimaksudkan untuk merekam praktik membawakan acara yang dilakukan oleh

siswa. Teknik perekaman akan dialih bahasa ke bahasa tulis.

2) Pemberian Tes

Tes yang digunakan peneliti hanyalah tes proses yaitu hasil pembicaraan

siswa. Hasil pembicaraan siswa disesuaikan dengan kriteria penilaian. Kriteria

penilaian hasil membawakan acara siswa meliputi ketepatan ucapan, intonasi,

penjedaan yang benar, sikap yang tenang dan luwes, etika, kelancaran berbicara,

serta penampilan ketika membawakan acara.

Tes proses ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan proses pada siswa

(Trianto, 2011: 62). Pemberian tes proses yang dipadukan dengan menggunakan

model simulasi ini diharapkan dapat mengukur kemampuan berbicara siswa dan

mengalami peningkatan.

3) Pengamatan (Observasi)

Peneliti melakukan pengamatan ketika proses pembelajaran berlangsung.

Tujuan pengamatan ini adalah untuk mengetahui keterlaksanaan RPP yang telah

dibuat penelitian dan aktivitas yang dilakukan oleh para siswa selama proses

pembelajaran. Hasil pengamatan dituangkan dalam lembar pengamatan

(observasi).

4) Angket

Angket dibagikan kepada siswa sebelum prapenelitian (sebelum adanya

tindakan) dan pascapenelitian (setelah dilakukannya tindakan). Prapenelitian

bertujuan untuk mengetahui tanggapan awal siswa tentang pembelajaran bahasa

Indonesia, khususnya pembelajaran berbicara. Angket pascapenelitian bertujuan

untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan

(41)

60

b. Teknis Analisis Data

Setelah data diperoleh, maka tahap selanjutnya yang akan penulis lakukan

adalah tahapan analisis data dengan mengacu pada siklus penelitian tindakan

kelas, yaitu:

1) Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari

berbagai sumber, yaitu hasil wawancara (pada guru dan siswa), lembar aktivitas

siswa, lembar kriteria penilaian, observasi, jurnal siswa dan hasil penilaian siswa,

yang kemudian diadakan reduksi data untuk mengategorisasikan data.

Analisis data, baik data kualitatif maupun kuantitatif terlebih dahulu

dianalisis kemudian dideskripsikan dengan menampilkan hasil data yang

digambarkan dengan bagan/tabel untuk selanjutnya dipersentasikan. Setelah data

dianalisis dan dideskripsikan, maka langkah selanjutnya yaitu direfleksikan untuk

menarik kesimpulan.

2) Kategorisasi Data dan Interpretasi Data

Semua data yang diperoleh terlebih dahulu dikategorisasikan berdasarkan

fokus penelitian, kemudian peneliti menginterpretasikan data yang telah

dikumpulkan. Adapun pemaparan hal-hal yang peneliti lakukan adalah sebagai

berikut.

a) Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan.

b) Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan setiap siklus.

c) Menganalisis data dari hasil belajar siswa pada setiap tindakan. Untuk

mengukur daya serap siswa, digunakan penilaian sistem PAP skala lima.

Tabel 3.12

Penilaian PAP Skala Lima

Interval Tingkat Penguasaan Kategori Nilai Keterangan

85-100 A Baik sekali

75-84 B Baik

60-74 C Cukup

(42)

0-39 E Kurang sekali

(Nurgiantoro, 1987: 363)

d) Menganalisis hasil observasi aktivitas siswa dan guru dengan cara menghitung

persentase kategori untuk setiap tindakan yang dilakukan oleh pengamat dan

menghitung rata-rata persentase pengamatan sebagai berikut.

Rata-rata = ∑O1 +∑O2

2

Keterangan :

∑O1 = hasil pengamatan observer 1

(43)

140 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil studi pendahuluan, perencanaan, pelaksanaan, hasil

penelitian, dan hasil pembahasan, simpulan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Perencanaan pembelajaran yang peneliti lakukan disesuaikan dengan

kurikulum SMPN 19 Bandung. Sebelum melakukan tindakan, peneliti

melakukan studi pendahuluan dengan melakukan wawancara kepada guru

bahasa Indonesia kelas VIII di SMPN 19 Bandung. Berdasarkan hasil

wawancara dan pengamatan di kelas, akhirnya peneliti mengetahui

permasalahan keterampilan berbicara yang terdapat pada siswa kelas VIII.

Permasalahan tersebut terjadi khususnya pada siswa kelas VIII E mengenai

membawakan acara dengan bahasa yang baik dan santun. Setelah mengetahui

hal tersebut, peneliti mencari alternatif model pembelajaran untuk

mengatasinya. Peneliti memilih model simulasi sebagai alternatif pemecahan

masalah yang terdapat di kelas VIII E yang mengalami hambatan berbicara.

Peneliti pun membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

tahapan yang ada pada model simulasi. Selain itu, peneliti juga mencari bahan

ajar yang akan digunakan saat penelitian di siklus I dan II. Perencanaan

pembelajaran berbicara ini dilaksanakan dalam dua siklus.

2. Pelaksanaan pembelajaran berbicara dengan menggunakan model simulasi

terlaksana dengan sangat baik dan mengalami peningkatan pada setiap

siklusnya. Siswa pun menyenangi pembelajaran dengan menggunakan model

simulasi. Pelaksanaan pada siklus I masih terdapat beberapa kekurangan.

Kekurangan tersebut dapat teratasi dengan adanya arahan dan masukan yang

diberikan oleh para pengamat dan siswa kelas VIII E. Akhirnya permasalahan

(44)

Pelaksanaan model simulasi ini sangat menarik perhatian siswa dalam

pembelajaran berbicara. Siswa lebih terbiasa tampil berbicara di depan orang

lain. Siswa pun merasa lebih berani dan percaya diri ketika diminta untuk

tampil berbicara.

3. Hasil pembelajaran berbicara dengan menggunakan model simulasi di kelas

VIII E SMP Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 mengalami

peningkatan dari siklus I ke siklus II. Peningkatan nilai siswa kelas VIII E dari

siklus I ke siklus II dapat menjadi bukti bahwa penggunaan model simulasi

meningkatkan keterampilan berbicara dalam membawakan acara. Kategori

nilai siswa, yaitu baik sekali, baik, cukup, kurang, dan kurang sekali. Nilai

tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus I dan siklus II sama, yaitu 97,50

sedangkan nilai terendah pada siklus I adalah 57,50 dan siklus II adalah 75,00.

Siswa yang berkategori baik sekali pada siklus I sebanyak 6 siswa (16,67%)

dan meningkat pada siklus II sebanyak 23 siswa (63,89%). Pada siklus I siswa

yang berkategori cukup sebanyak 12 siswa (33,33%) dan berkategori kurang

sebanyak 4 siswa (11,11%), sedangkan pada siklus II tidak ada siswa yang

berkategori cukup dan kurang. Adapun nilai rata-rata siklus I adalah 74,65

dengan kategori cukup dan meningkat pada siklus II menjadi 85,56 dengan

kategori sangat baik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

siswa menyukai pembelajaran berbicara dengan menggunakan model

simulasi, khususnya pembelajaran membawakan acara dengan menggunakan

bahasa yang baik dan benar serta santun. Seluruh siswa pun menjadi antusias

dalam pembelajaran berbicara.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan untuk meningkatkan

keterampilan membawakan acara siswa pada siklus I dan II, peneliti ingin

memberikan saran kepada guru dan peneliti berikutnya. Adapun saran dari peneliti

adalah sebagai berikut.

1. Model simulasi dapat dijadikan alternatif yang dapat meningkatkan

(45)

142

peningkatan nilai siswa dalam penelitian ini. Selain itu, siswa pun terlihat

lebih berani dan percaya diri ketika tampil berbicara di depan orang lain.

Model simulasi ini dapat diterapkan oleh guru bahasa Indonesia ketika proses

pembelajaran berbicara, khususnya pembelajaran dalam membawakan acara

dengan bahasa yang baik dan santun.

2. Pembawaan guru yang bersemangat ketika mengajar dapat merangkul siswa

sehingga siswa menyenangi pelajaran yang diajarkan. Guru harus dapat

menjadi teman mereka sehingga guru dapat membuat mereka belajar dengan

baik dan kondusif. Jadi, bukan hanya ketepatan penggunaan model

pembelajaran yang dapat membuat keberhasilan pembelajaran, tetapi

pembawaan guru pun sangat berpengaruh terhadap kenyamanan siswa selama

proses pembelajaran di kelas.

3. Peneliti berharap penggunaan model simulasi dapat digunakan dalam

pembelajaran membawakan acara maupun pembelajaran bahasa Indonesia

(46)

143

DAFTAR PUSTAKA

Anita, Nurul. 2011. “Penggunaan Teknik Latihan Praktik Berpasangan dalam

Pembelajaran Keterampilan Berbicara untuk Membawakan Acara:

Penelitian Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 15 Kota

Bandung”. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI: tidak diterbitkan.

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi

Aksara.

Badudu, Rendra dan Dewi Shinta. 2012. Bukan Pidato dan MC Biasa.

Yogyakarta: Pustaka Cerdas.

Diknas. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas.

Direktorat Akademik. 2013. Panduan Program Pengalaman Lapangan

Kependidikan dan Tenaga Pendidik. Bandung: Universitas Pendidikan

Indonesia.

Djamarah, Bahri dan Asmawan Zain. 1996. Pengelolaan Belajar. Jakarta:

Rajawali Pers.

Djamarah, Bahri dan Asmawan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rajawali Pers.

Echols, John M. dan Hassan Shadily. 1992. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: PT

Gramedia.

Fauziah, Annisa. 2012. “Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa

SMP dengan Menggunakan Model Assure: Penelitian Tindakan Kelas

pada Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 10 Bandung”. Skripsi Sarjana pada

FPBS UPI: tidak diterbitkan.

Joyce, Bruce, dkk. 2009. Models of Teaching (Model-Model Pengajaran) Edisi

Kedelapan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Kosasih, E. dan Wawan Hermawan. 2012. Bahasa Indonesia Berbasis

(47)

144

Maidar G, Arsyad dan Mukti US. 1991. Pembelajaran Berbicara. Jakarta: Rineka

Cipta.

Meliana, Lia. 2010. “Penerapan Model Savi untuk Meningkatkan Keterampilan

Berbicara: Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas XI IPA 4 SMA

Negeri 1 Lembang”. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI: tidak diterbitkan.

Mulyasa, E. 2012. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rosda Karya.

Nurgiyantoro, Burhan. 1987. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.

Yogyakarta: BPFE.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Rafanany, Been. 2013. 30 Menit Jago Menjadi MC dan Pidato dalam Bahasa

Indonesia. Yogyakarta: Araska.

Sugiyanto. 2008. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka.

Sukmadewi, I.G.A.N. 2003. “Penerapan Model Pembelajaran Permainan Simulasi

pada Pokok Bahasan Aritmatika Sosial sebagai Upaya Meningkatkan

Prestasi Belajar dan Aktivitas Siswa Kelas IC SLTPN 1 Rendang”.

Skripsi. Sarjana pada IKIP Negeri Singaraja: tidak diterbitkan.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbicara.

Bandung : Angkasa.

________. 1990. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 1 Buku Modul 1-6.

Jakarta: Depdikbud.

Trianto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research). Jakarta:

Gambar

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Tabel 3.2 Daftar Siswa Sumber Data
Gambar 3.1 Bagan Model Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 3.3 Daftar Pertanyaan Wawancara
+7

Referensi

Dokumen terkait

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERMAINAN FUTSAL MELALUINMODIFIKASI PERATURAN PERMAINAN FUTSAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI KELAS XI SMKN

Pemanfaatan polimer terkonjugasi dari turunan poly ethylene glycol sebagai matrix dan zeolit aktif sebagai filler dapat berfungsi sebagai komposit penyerapan.. Kemajuan dalam

Judul : Sintesis Selulosa Suksinat Melalui Reaksi Esterifikasi Asam Suksinat dengan Selulosa Hasil Isolasi dari Sabut Buah Pinang ( Areca catechu L.. Mimpin Ginting, M.S

The role of reading identities and reading abilities in students’ discussions about texts and comprehension strategies.. Main idea identification: instructional explanation

tidak berasal dari dirinya –bulan- tetapi merupakan pantulan yang diterima dari cahaya matahari. Ayat ini memberikan isyarat- isyarat ilmiah tentang perjalanan/

digunakan humas DPRD Kota Makassar dalam menyosialisasikan Program Aplikas Ajamma. Humas adalah suatu lembaga atau parktisi yang memiliki fungsi manajemen informasi

2012.Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Bangun Ruang Prisma dan Limas pada Siswa kelas VIII SMP

Abstrak : Diantara langkah terobosan MTs Negeri Sumber Bungur Pamekasan adalah merealisasikan program di bidang pengembangan kurikulum bahasa Arab. Tujuan penelitian