PENERAPAN MODEL SIMULASI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBAWAKAN ACARA
(Penelitian Tindakan Kelas VIII E Siswa SMPN 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh
GINA AGNIYA 0907350
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENERAPAN MODEL SIMULASI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBAWAKAN ACARA
(Penelitian Tindakan Kelas VIII E Siswa SMPN 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
oleh
GINA AGNIYA 0907350
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Gina Agniya 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi
PENERAPAN MODEL SIMULASI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBAWAKAN ACARA
(Penelitian Tindakan Kelas VIII E Siswa SMPN 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
oleh Gina Agniya
0907350
disetujui dan disahkan oleh Pembimbing I,
Drs. Wawan Hermawan, M.Pd. NIP 196003071987031003
Pembimbing II,
Drs. Denny Iskandar, M.Pd. NIP 196606291991031002
diketahui oleh
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Indonesia,
ii ABSTRAK
PENERAPAN MODEL SIMULASI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBAWAKAN ACARA
(Penelitian Tindakan Kelas VIII E Siswa SMPN 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Gina Agniya 0907350
Penelitian ini berjudul “Penerapan Model Simulasi dalam Meningkatkan Keterampilan Membawakan Acara Penelitian Tindakan Kelas VIII E Siswa
SMPN 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)”. Penelitian ini dilatarbelakangi
adanya permasalahan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran berbicara. Walaupun berbicara merupakan kemampuan dasar yang dipelajari, tetapi tetap saja siswa masih kesulitan dalam keterampilan berbicara.
Rumusan masalah penelitian ini adalah (1) perencanaan pembelajaran berbicara, khususnya pembelajaran membawakan sebuah acara melalui model simulasi, (2) penerapan model simulasi dalam proses pembelajaran berbicara, khususnya pembelajaran membawakan sebuah acara, dan (3) hasil pembelajaran berbicara siswa, khususnya pembelajaran membawakan sebuah acara setelah diterapkannya model simulasi.
Siswa dapat terampil berbicara memerlukan model pembelajaran yang tepat sasaran untuk memunculkan hal-hal tersebut dari dalam diri siswa. Model pembelajaran tersebut salah satunya adalah model simulasi. Simulasi merupakan metode pelatihan yang meragakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan yang sesungguhnya.
Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan perencanaan pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan berbicara dengan menggunakan model simulasi, (2) mendeskripsikan pelaksanaan dan pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan berbicara dengan menggunakan model simulasi, dan (3) mendeskripsikan hasil pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan berbicara dengan menggunakan model simulasi.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus dengan dua pertemuan pada masing-masing siklusnya. Pada setiap siklusnya terdiri atas empat tahapan, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.
ii
ABSTRACT
THE APPLICATION OF SIMULATION MODEL IN IMPROVING HOSTING EVENTS SKILL
(Classroom Action Research Of VIII E Students At SMPN 19 Bandung Academic Year 2012/2013) problem that students encountered in Bahasa Indonesia lesson, especially speaking. Although speaking was a basic skill that was learnt, students still encountered difficulty in speaking.
The research questions were (1) the planning of speaking learning, especially how to host events through simulation model, (2) the application of simulation model in speaking learning process, especially in hosting an event, and (3) the results of students’ speaking, especially the learning to host an event after the application of the simulation model.
To be able to speak fluently, students needed a suitable learning model to reveal those things from themselves. One of the learning models was simulation \. Simulation is a training method which demonstrates something in forms of imitation which is similar to the real situations.
The aims of the study were (1) describing the lesson planning in improving students speaking skill through simulation model, (2) describing the learning and in improving students speaking skill though the model, and (3) describing the
result of the learning in improving the students’ speaking skill though the model.
This research employed classroom action method. There were 2 cycles in this CAR with two meeting each. There were four stages in each cycle; those were (1) planning, (2) action, (3) observation, and (4) reflection.
This model was proven to be effective in increasing students’ speaking skill.
The highest score reached by student in cycle I II was identical, 97.50. Meanwhile, the lowest score was 57.50 in cycle I and 75.00 in cycle II. The average score in cycle I was 74,65 or predicated as C and it got better in cycle II that the average was 85.56 or predicated as A. thus, it is concluded that the use of
v
Nurul Shapira, 2013
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
ABSTRAK ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat penelitian ... 5
BAB II KETERAMPILAN BERBICARA, MEMBAWAKAN ACARA, PEMBAWA ACARA, DAN MODEL SIMULASI ... 7
A. Ihwal Berbicara ... 7
1. Pengertian Berbicara ... 7
2. Tujuan Berbicara ... 7
3. Jenis-Jenis Berbicara ... 8
4. Metode Berbicara ... 9
5. Sikap Mental dalam Berbicara ... 11
B. Ihwal Membawakan Acara ... 11
1. Kedudukan Pembelajaran Membawakan Acara ... 11
2. Pengertian Membawa Acara ... 12
3. Jenis Acara ... 12
4. Cara Membawakan Acara yang Baik... 12
C. Ihwal Pembawa Acara ... 14
vi
Nurul Shapira, 2013
2. Kriteria Seorang Pembawa Acara ... 15
3. Faktor-Faktor yang Menunjang Seorang Pembawa Acara ... 17
4. Sikap Seorang Pembawa Acara ... 27
5. Jenis Acara ... 28
D. Ihwal Model Simulasi ... 29
1. Pengertian Model Pembelajaran ... 29
2. Pengertian Model Simulasi ... 30
3. Tujuan Model Pembelajaran Simulasi ... 30
4. Peran Guru dalam Model Simulasi ... 31
5. Langkah-Langkah Pembelajaran Model Simulasi ... 32
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN ... 34
A. Setting Penelitian ... 34
1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 34
2. Waktu Penelitian ... 34
3. Sumber Data ... 36
B. Rincian Prosedur Penelitian ... 38
1. Desain Penelitian ... 38
2. Prosedur Penelitian ... 41
a. Perencanaan ... 41
b. Tindakan ... 42
c. Pengamatan ... 42
d. Refleksi ... 43
3. Instrumen Penelitian ... 43
a. Instrumen Perlakuan ... 43
b. Instrumen Pengumpulan Data ... 44
4. Teknik Penelitian ... 59
a. Teknik Pengumpulan Data ... 59
b. Teknik Analisis Data ... 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 62
vii
Nurul Shapira, 2013
1. Siklus I ... 71
a. Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 71
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 71
c. Analisis Hasil Pengamatan Pembelajaran Siklus I ... 77
d. Analisis Hasil Respon Siswa ... 87
e. Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 91
2. Siklus II ... 105
a. Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 105
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 106
c. Analisis Hasil Pengamatan Pembelajaran Siklus II ... 111
d. Analisis Hasil Respon Siswa ... 121
e. Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus II... 125
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 135
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 140
A. Simpulan ... 140
B. Saran ... 141
DAFTAR PUSTAKA ... 143
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran bahasa Indonesia dipelajari pada setiap jenjang pendidikan
dari SD, SMP sampai SMA. Idealnya, ada empat keterampilan berbahasa yang
harus dimiliki oleh siswa. Salah satu aspek keterampilan berbahasa tersebut
adalah keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara merupakan keterampilan
yang penting dimiliki oleh seseorang.
Berbicara adalah sebuah awal seseorang mengenal bahasa dan dapat
berkomunikasi dengan orang lain. Menurut Tarigan (2008:16), berbicara
merupakan kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Tarigan dalam Mulgrave (2008:
16) mengatakan bahwa berbicara adalah instrumen yang mengungkapkan kepada
penyimak hampir-hampir secara langsung apakah sang pembicara memahami atau
tidak, baik bahan pembicaraannya maupun para penyimaknya, apakah dia
bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia
mengomunikasikan gagasan-gagasannya, dan apakah dia waspada serta antusias
atau tidak.
Walaupun berbicara merupakan kemampuan dasar yang dipelajari, tetapi
tetap saja siswa masih kesulitan dalam keterampilan berbicara. Berdasarkan
pengamatan peneliti terhadap pembelajaran siswa SMPN 19 Bandung di kelas,
apabila guru meminta siswa tampil ke depan, biasanya siswa malu dan tidak
percaya diri sehingga enggan untuk mengungkapkan ide, gagasan maupun
pendapatnya. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik yang
berasal dari dalam dan luar diri siswa.
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa dapat disebabkan karena
kurangnya minat siswa dalam pembelajaran berbicara, kurangnya perbendaharaan
yang runtun, dan kurangnya rasa percaya diri siswa untuk tampil berbicara di
depan orang lain. Faktor yang berasal dari luar siswa dapat disebabkan oleh
kurangnya motivasi guru dalam membuat siswa terampil berbicara di depan kelas
dan kurangnya dukungan dari guru maupun orang tua agar siswa praktik berbicara
di depan umum.
Siswa harus sering berlatih berbicara di depan kelas untuk meningkatkan
keterampilan berbicara dan rasa percaya dirinya. Ketika proses pembelajaran
berbicara, guru jangan menggunakan metode pembelajaran yang tidak menuntut
siswa untuk berbicara. Hal tersebut dapat menjadikan siswa tidak dapat terampil
berbicara dan berani tampil berbicara di depan orang lain.
Tidak mudah menentukan model, metode maupun teknik pembelajaran
yang sesuai dengan pembelajaran keterampilan berbahasa termasuk metode
pembelajaran untuk keterampilan berbicara. Oleh karena itu, guru sebaiknya
menggunakan metode mengajar yang dapat menunjang kegiatan belajar-mengajar
sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang paling efektif untuk mencapai tujuan
pengajaran (Djamarah dan Zain, 1996: 109).
Penelitian yang mengupayakan peningkatan keterampilan berbicara sudah
cukup banyak dilakukan. Salah satu penelitian tersebut yang dilakukan oleh
Annisa Fauziah (2012) mengenai “Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara
Siswa SMP dengan Menggunakan Model Assure : Penelitian Tindakan Kelas
terhadap Siswa Kelas VIII E SMPN 10 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012”.
Berdasarkan hasil penelitian, penggunakan model Assure dapat dijadikan salah
satu alternatif dalam menyelesaikan permasalahan pembelajaran berbicara di
kelas. Hal ini dapat dilihat dari persentase nilai siswa yang naik secara signifikan
setiap siklusnya. Nilai tertinggi di siklus I adalah adalah 89,33 menjadi 93,33 pada
siklus II. Nilai terendah yang diperoleh pada siklus I adalah 52,67 menjadi 64,33
pada siklus II. Sementara itu, nilai rata-rata pada siklus I adalah 73,02 menjadi
80,55 pada siklus II. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan model
pembelajaran itu berhasil dalam meningkatkan keterampilan berbicara.
Selain penggunaan model pembelajaran, adapun penelitian dalam
3
pembelajaran. Penelitian tersebut dilakukan oleh Nurul Anita (2011) yang
berjudul “Penggunaan Teknik Latihan Praktik Berpasangan dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara untuk Membawakan Acara : Penelitian Eksperimen Kuasi
Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 15 Kota Bandung”. Penelitian ini hendak
mengujicobakan salah satu teknik pembelajaran, yaitu teknik latihan praktik
berpasangan yang diterapkan dalam pembelajaran berbicara. Penelitian ini
menunjukkan peningkatan yang sangat tajam.
Siswa dapat terampil berbicara memerlukan model pembelajaran yang tepat
sasaran untuk memunculkan hal-hal tersebut dari dalam diri siswa. Model
pembelajaran tersebut salah satunya adalah model simulasi. Model simulasi
adalah permainan simulasi (simulation game model) menurut Richard Kindsvatter
dalam Sukmadewi (2003: 18) adalah sebuah model penggambaran yang dinamis
tentang suatu sistem sosial (manusia) atau fisik (bukan manusia) yang diabstraksi
dari realita dan disederhanakan untuk alasan studi. Model ini memindahkan suatu
situasi yang nyata ke dalam kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan
atau keterbatasan untuk melakukan praktek di dalam situasi yang sesungguhnya.
Sebenarnya sudah banyak guru yang menerapkan model simulasi ini dalam
pembelajaran, tetapi tidak banyak pada pembelajaran bahasa Indonesia.
Contohnya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Ilmu Pengetahuan
Alam, dan Ilmu Pengetahuan Sosial karena mata pelajaran tersebut banyak
memuat pembelajaran yang harus disimulasikan. Namun, dengan berkembangnya
model tersebut akhirnya guru pun menyadari bahwa model simulasi dapat
diterapkan pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Penulis memiliki pendapat
bahwa model simulasi dilihat dari prosesnya sangat sesuai untuk meningkatkan
kemampuan berbicara siswa.
Berdasarkan kedua hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya,
peneliti berkeinginan juga untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa
SMPN 19 Bandung. Peneliti melakukan wawancara dengan guru bahasa
Indonesia kelas VIII, yaitu Ibu Dian. Menurut Ibu Dian kelas VIII E merupakan
kelas yang kurang dalam pembelajaran berbicara, khususnya pembelajaran
penelitian ini adalah siswa kelas VIII E SMPN 19 Bandung. Penelitian ini akan
dilaksanakan di SMPN 19 Bandung dengan menggunakan metode penelitian
tindakan kelas.
Peneliti akan menerapkan model simulasi dalam pembelajaran berbicara,
khususnya dalam membawakan sebuah acara. Peneliti mempunyai ketertarikan
dalam pembelajaran ini dan ingin membuktikan bahwa dalam membawakan
sebuah acara tidaklah sulit. Selain itu, peneliti juga ingin meningkatkan
keterampilan berbicara dan kepercayaan diri siswa ketika tampil berbicara di
depan banyak orang. Siswa dalam membawakan sebuah acara tersebut haruslah
menggunakan bahasa yang baik dan santun sebagai pencapaian tujuan
pembelajaran bahasa Indonesia.
Berdasarkan penguatan penelitian-penelitian sebelumnya dan ketertarikan
dalam meningkatkan pembelajaran berbicara, peneliti akan melakukan penelitian
dengan judul “Penerapan Model Simulasi dalam Meningkatkan Keterampilan
Membawakan Acara (Penelitian Tindakan Kelas VIII E Siswa SMPN 19 Bandung
Tahun Ajaran 2012/2013)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil obervasi yang dilakukan oleh peneliti di SMPN 19
Bandung, identifikasi masalah terurai sebagai berikut.
1. Fungsi pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya keterampilan berbicara di
sekolah belum terlihat maksimal. Dasarnya, keterampilan berbicara
merupakan aspek kebahasaan yang penting dalam berkomunikasi dan
berinteraksi dengan orang lain.
2. Siswa kurang berminat dalam pembelajaran berbicara terutama ketika tampil
berbicara di depan orang lain. Mereka kebingungan merangkai bahasa yang
baik dan benar untuk diucapkan. Selain itu, berbicara juga dianggap sebagai
sesuatu yang sepele sehingga siswa merasa kurang bersemangat dalam
pembelajarannya.
3. Guru sebagai fasilitator kurang memberikan motivasi dalam pembelajaran
5
4. Model pembelajaran yang digunakan guru di sekolah belum memberikan
solusi untuk mengatasi kesulitan siswa dalam berbicara di depan orang lain.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masalah penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran berbicara, khususnya
pembelajaran membawakan sebuah acara melalui model simulasi?
2. Bagaimanakah penerapan model simulasi dalam proses pembelajaran
berbicara, khususnya pembelajaran membawakan sebuah acara?
3. Bagaimanakah hasil pembelajaran berbicara siswa, khususnya
pembelajaran membawakan sebuah acara setelah diterapkannya model
simulasi?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, tujuan yang ingin
dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui perencanaan pembelajaran berbicara, khususnya pembelajaran
membawakan sebuah acara melalui model simulasi.
2. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran berbicara, khususnya pembelajaran
membawakan sebuah acara melalui model simulasi.
3. Mengetahui hasil pembelajaran berbicara, khususnya pembelajaran
membawakan sebuah acara melalui model simulasi.
E. Manfaat Penelitian
Penulis berharap penelitian ini bermanfaat baik dari segi teoretis maupun
segi praktis yang terinci sebagai berikut.
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam mencari
alternatif pembelajaran berbicara. Penelitian ini pun akan menguatkan berbagai
sebelumnya dan mengembangkan model tersebut dalam pembelajaran yang
lainnya. Selain itu, dengan penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan teori
model simulasi dalam proses pembelajaran berbicara, khususnya pembelajaran
membawakan sebuah acara.
2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Bagi peneliti
Peneliti berharap memperoleh gambaran dalam proses pembelajaran berbicara
dengan menggunakan model simulasi dan menambah pengetahuan terkait
penggunaan model simulasi dalam pembelajaran berbicara di kelas khususnya
pembelajaran membawakan sebuah acara.
b. Bagi siswa
Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan antusias siswa dalam
pembelajaran berbicara terutama kepercayaan diri siswa untuk tampil
berbicara di depan khalayak melalui model simulasi.
c. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru untuk meningkatkan
kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran berbicara di kelas. Selain itu,
dapat dijadikan referensi guru dalam menjalankan proses pembelajaran
34 BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN
A. Setting Penelitian
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Peneliti melakukan penelitian di SMP Negeri 19 Bandung yang bertempat
di Jalan Sadang Luhur XI Kota Bandung. Lokasi sekolah berada di dalam area
perumahan warga. Oleh karena itu, keadaan pembelajaran di sekolah tidak
terganggu suara kendaraan yang lalu lalang.
Peneliti memilih tempat penelitian di SMP Negeri 19 Bandung karena saat
melakukan penelitian, peneliti sedang melakukan kegiatan PPL (Program
Pengalaman Lapangan) yang dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandung Tahun
Ajaran 2012/2013.
2. Waktu Penelitian
Peneliti melakukan penelitian tindakan kelas pada bulan April hingga Juni
semester genap Tahun Ajaran 2012/2013 sehingga memudahkan peneliti untuk
mengetahui karakter kelas yang akan dijadikan subjek penelitian. Subjek
penelitian adalah para siswa kelas VIII E.
Guru bahasa Indonesia kelas VIII di SMPN 19 Bandung menyarankan
kelas VIII E karena kemampuan berbicara siswanya, khususnya dalam
pembelajaran membawakan acara memiliki hambatan dibandingkan dengan kelas
VIII lainnya. Peneliti juga sering berkonsultasi dengan beliau mengenai
karakteristik kelas VIII dalam kegiatan berbicara.
Berikut akan dipaparkan mengenai kegiatan pelaksanaan penelitian yang
36
Data penelitian ini berasal dari siswa kelas VIII E SMP Negeri 19 Bandung
Tahun Ajaran 2012/2013 dengan sumber data sebanyak 36 siswa. Peneliti
memilih kelas VIII E sebagai subjek penelitian karena saran dari guru bahasa
Indonesia kelas VIII yang ada di SMP Negeri 19 Bandung, yaitu Ibu Dra. Dian
Chaerany. Beliau merupakan koordinator perpustakaan dan peneliti akrab dengan
beliau karena sering berbincang-bincang tentang pembelajaran bahasa Indonesia
di SMP Negeri 19 Bandung. Peneliti juga sering berkonsultasi dengan Ibu Dian
mengenai karakteristik kelas VIII dalam pembelajaran berbicara, khususnya kelas
Kelas VIII E merupakan kelas yang memiliki siswa-siswa yang aktif dalam
melaksanakan tugas. Namun, dibalik itu siswa kelas VIII E juga memiliki
hambatan dalam kegiatan berbicara, khususnya membawakan acara. Ketika
pembelajaran membawakan acara tidak semua siswa aktif dan mau tampil ke
depan kelas untuk membawakan acara.
Adapun tiga puluh enam siswa yang menjadi sumber data tersebut adalah
sebagai berikut.
Tabel 3.2
Daftar Siswa Sumber Data
Nomor
Nama Siswa L/P
Urut Induk
1 111207324 Adinda Syech Ranti Aulia P
2 111207125 Alsa Nurhanifah P
3 111207204 Andrean Rustiana L
4 111207291 An-Nisa Ulfah Mentari P
5 111207008 Ardhina Nur Almi P
6 111207293 Baban Nurhady L
7 111207049 Dhanny Mar Ismail L
8 111207090 Didin Mahfudin L
9 111207335 Eggy Wibisono L
10 111207139 Fahri Fadillah L
11 111207254 Fajar Anggara Mufti L
12 111207177 Febiyanti P
13 111207060 Gusti Adi Pratama L
14 111207146 Hilda Nadiah P
15 111207024 Ilham Nugraha Sopiandi L
16 111207095 Ilsa Ayu Putri Leksono P
17 111207219 Khadijah Uswah Mujahida A. P
18 111207060 Melati Yuhariyanto Putri P
38
20 111207344 Nabila Mutia P
21 111207030 Nadiya Fidini Basharon Naqid P
22 111207310 Namira Fazrin Zamzami P
23 111207355 Rio Prayoga Septiadi L
24 111207196 Riska Puspita Sari P
25 111207271 Riska Setiawati P
26 111207157 Rizki Nurfitriyadi L
27 111207318 Rizki Pratama L
28 111207111 Sarah Nur Fatimah P
29 111207073 Septian Dwi Cahya L
30 111207276 Setiawan L
31 111207236 Setiawati P
32 111207199 Siti Kurniawati Solehah P
33 111207075 Siti Nurhaliza P
34 111207121 Windiarto Syahrul L
35 111207364 Wini Suryani P
36 111207239 Wisnu Panghabdian L
Keterangan:
Laki-laki = 17
Perempuan = 19
Jumlah = 36
B. Rincian Prosedur Penelitian 1. Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah PTK (Penelitian
Tindakan Kelas). PTK dapat diartikan sebagai penelitian tindakan (action
research) yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan
hasil belajar sekelompok peserta didik. Pengertian kelas ini tidak terbatas pada
dinding kelas atau ruang kelas, tetapi lebih pada adanya aktivitas belajar dua
Menurut Mulyasa (2012: 11) penelitian tindakan kelas merupakan suatu
upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan
memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan. Ada dua
kata kunci yang satu diantaranya harus ada pada setiap kegiatan penelitian
tindakan termasuk PTK, yaitu pemecahan masalah (problem solving) dan
peningkatan (improving) kinerja sistem. Oleh karena itu, tujuan utama PTK
adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, bukan untuk menghasilkan
pengetahuan.
Banyak ahli dalam bidang pendidikan yang mengemukakan model
penelitian tindakan kelas yang berbeda. Namun, pada dasarnya PTK dilaksanakan
dalam bentuk siklus berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan utama
kegiatan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi (Suhardjono,
Arikunto, dan Supardi, 2012: 73).
a. Perencanaan (planning)
Tahapan perencanaan disusun berdasarkan hasil studi pendahuluan, pada
siklus I perencanaan disusun berdasarkan hasil observasi awal, perencanaan siklus
II disusun berdasarkan refleksi siklus I, dan begitu seterusnya sampai tujuan dari
penelitian tercapai dengan hasil yang memuaskan.
b. Pelaksanaan Tindakan (action)
Tahapan pelaksanaan adalah tahap berlangsungnya kegiatan pembelajaran
yang sebelumnya sudah dipersiapkan pada tahap perencanaan.
c. Pengamatan (observing)
Selama proses pembelajaran berlangsung, guru dan para pengamat
diberikan format observasi untuk mencatat pengamatannya mengenai proses
pembelajaran.
d. Refleksi (reflecting)
Pada tahapan refleksi peneliti melakukan identifikasi untuk memperbaiki
pembelajaran pada tindakan siklus selanjutnya. Hasil dari refleksi akan menjadi
acuan untuk tahap perencanaan pada siklus selanjutnya hingga mencapai hasil
yang diharapkan.
40
Gambar 3.1
Bagan Model Penelitian Tindakan Kelas
Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus pertama yang terdiri atas empat
kegiatan. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan
yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, guru (bersama peneliti, apabila
PTK-nya tidak dilakukan sendiri oleh guru) menentukan rancangan untuk siklus
kedua.
Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan
kegiatan sebelumnya apabila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan atau untuk
meyakinkan/menguatkan hasil. Akan tetapi, umumnya kegiatan yang dilakukan
pada siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan
terdahulu yang tentu saja ditujukan untuk memperbaiki berbagai hambatan atau
kesulitan yang ditemukan dalam siklus pertama.
Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua, guru dapat melanjutkan
dengan tahap-tahap kegiatan seperti pada siklus pertama. Jika sudah selesai
(Suhardjono, Arikunto, dan Supardi, 2012: 73)
dengan siklus kedua dan guru belum merasa puas, guru dapat melanjutkan dengan
siklus ketiga. Cara dan tahapannya sama dengan siklus sebelumnya. Banyaknya
siklus tergantung dari kepuasan peneliti sendiri sehingga tidak ada ketentuan.
Namun, sebaiknya pelaksanaan siklus tidak kurang dari dua siklus.
2. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian pada setiap tahapan adalah sebagai berikut.
a. Perencanaan
Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan
tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan
tersebut akan dilakukan. Rancangan harus dilakukan bersama antara guru yang
akan melakukan tindakan dengan peneliti yang akan mengamati proses jalannya
tindakan. Hal tersebut untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu
kecermatan yang dilakukan.
Pada tahap perencanaan peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu
mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah
instrumen pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan
berlangsung. Suhardjono, Arikunto, dan Supardi (2012: 75) mengatakan pada
tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut.
1) Mengidentifikasi dan menganalisis masalah
Masalah tersebut harus benar-benar faktual terjadi di lapangan, masalah
bersifat umum di kelasnya, masalahnya cukup penting, dan bermanfaat bagi
peningkatan mutu hasil pembelajaran, dan masalah pun harus dalam jangkauan
kemampuan peneliti.
Tahap ini peneliti akan mengidentifikasi permasalahan yang dialami siswa
SMP kelas VIII E di SMP Negeri 19 Bandung selama proses pembelajaran
berbicara, yaitu dalam membawakan acara. Setelah itu, peneliti melakukan
analisis terhadap permasalahan yang muncul.
2) Menetapkan alasan mengapa penelitian dilakukan
Setelah peneliti menganalisis permasalahan, peneliti menguraikan
faktor-faktor yang menyebabkan munculnya permasalahan siswa dalam membawakan
42
3) Merumuskan masalah secara jelas
Pada tahap ini peneliti merumuskan masalah yang berkaitan dengan
kesulitan yang sedang dialami siswa pada proses pembelajaran berbicara,
khususnya proses membawakan acara.
4) Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk perbaikan
Peneliti merencanakan tindakan perbaikan terhadap permasalahan yang
dialami siswa dalam proses pembelajaran berbicara, khususnya dalam
membawakan acara berdasarkan rumusan masalah. Cara yang peneliti tetapkan
adalah dengan menerapkan model pembelajaran simulasi dalam membawakan
acara.
5) Membuat secara rinci rancangan tindakan perbaikan
Pada tahap ini peneliti merencanakan tindakan perbaikan dengan cara
menjabarkan indikator-indikator keberhasilan serta berbagai instrumen
pengumpul data yang dapat dipakai untuk menganalisis indikator keberhasilan itu.
Rencana tindakan perbaikan dituangkan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran.
b. Tindakan
Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran
akan diterapkan. Skenario atau rancangan tindakan yang akan dilakukan,
hendaknya dijabarkan serinci mungkin secara tertulis. Rincian tindakan itu adalah
menyusun rencana pembelajaran, menyiapkan bahan pelajaran, menyiapkan
lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru dan siswa, menyiapkan jurnal
siswa, dan menyiapkan format penilaian siswa dalam membawakan acara.
Setelah itu, peneliti melakukan rancangan tindakan dan skenario
pembelajaran yang telah dibuat. Tindakan yang peneliti lakukan dalam
pembelajaran membawakan acara adalah dengan menggunakan model simulasi.
Pelaksanaan tindakan haruslah disertai bukti atau alasan yang jelas.
c. Pengamatan
Ketika proses tindakan berlangsung, peneliti melakukan pengamatan dan
mencatat hal-hal yang dianggap penting. Pengamatan dilakukan selama proses
Setelah proses pengamatan, peneliti melakukan pengumpulan data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini. Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif
(data hasil penilaian siswa dalam membawakan acara) dan data kualitatif
(keaktifan siswa dan guru dalam proses tindakan berlangsung). Selanjutnya,
peneliti mengolah data yang telah terkumpul agar data yang diambil sesuai dengan
hasil yang diharapkan.
d. Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan
yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul sehingga dapat
dilakukan evaluasi pada tindakan berikutnya. Refleksi dalam PTK mencakup
analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang
dilakukan.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
(Arikunto, 2006: 160).
Instrumen penelitian yang peneliti gunakan ada dua macam, yaitu
instrumen perlakuan dan instrumen pengumpulan data.
a. Instrumen Perlakuan
Instrumen perlakuan yang peneliti gunakan berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dan Rencana Perbaikan Pembelajaran. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dilaksanakan oleh guru mitra, yaitu Ibu Dian. Hal tersebut bertujuan
untuk mengetahui nilai awal siswa dalam pembelajaran membawakan acara
dengan bahasa yang baik dan santun.
Sementara itu, Rencana Perbaikan Pembelajaran dilaksanakan oleh peneliti
secara sistematis dan di dalamnya memuat perbaikan-perbaikan. Perbaikan ini
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membawakan acara dengan bahasa
44
b. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa wawancara,
catatan lapangan, angket, lembar pengamatan (observasi), dan tes berbicara.
1) Wawancara
Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal
kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan
hal-hal yang dipandang perlu. Wawancara digunakan sebagai bahan studi
pendahuluan peneliti sebelum melakukan tindakan yang sesuai dengan keperluan
siswa.
Wawancara dilakukan untuk mengetahui secara konkret mengenai
pembelajaran berbicara yang dilakukan oleh guru bahasa Indonesia kelas VIII di
SMP Negeri 19 Bandung, yaitu Ibu Dian. Pertanyaan telah disusun oleh peneliti
sesuai dengan data yang diperlukan. Adapun daftar pertanyaannya adalah sebagai
berikut.
Tabel 3.3
Daftar Pertanyaan Wawancara
No. Daftar Pertanyaan
1. Bagaimanakah kondisi siswa dalam pembelajaran bahasa
Indonesia di SMPN 19 Bandung khususnya kelas VIII?
2. Apakah ada kelas VIII yang ibu ajar memiliki kemampuan
berbicara yang kurang?
3. Kompetensi berbicara manakah menurut ibu yang dianggap sulit
oleh siswa?
4. Metode atau model pembelajaran apa yang ibu gunakan dalam
pembelajaran membawakan acara?
5. Mengapa kelas VIII tersebut memiliki kemampuan paling
minim dalam membawakan acara daripada kelas VIII lainnya?
6. Apakah dalam pembelajaran berbicara ibu sering meminta siswa
2) Catatan Lapangan
Catatan lapangan dibuat oleh peneliti yang melakukan pengamatan atau
observasi. Catatan lapangan berisi rangkuman seluruh data lapangan yang
terkumpul selama sehari atau periode tertentu. Berikut catatan lapangan yang
dipergunakan saat penelitian.
Tabel 3.4 Catatan Lapangan Hari/Tanggal :
Pukul :
Pengamat :
No. Kategori Deskripsi
1. Persiapan Siswa
2. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
3. Giliran Bicara
4. Aktivitas Guru
5. Tindak Lanjut
(Fauziah, 2012: 56)
3) Angket
Angket yang peneliti gunakan adalah angket tertutup, yaitu angket yang
sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Peneliti
menggunakan angket pada prapenelitian (sebelum dilakukannya tindakan) dan
pascapenelitian (setelah pelaksanaan tindakan oleh peneliti).
Angket pada prapenelitian bertujuan untuk mengetahui tanggapan awal
siswa tentang pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran berbicara.
Angket pascapenelitian bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap
pembelajaran yang telah dilakukan oleh peneliti dengan sajian berbeda.
Angket prapenelitian dan pascapenelitian yang telah dibuat oleh peneliti
46
Tabel 3.5 Angket Pratindakan
Nama :
Kelas :
Berilah tanda (x) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan pendapatmu!
No. Pertanyaan
1. Apakah kamu menyukai mata pelajaran bahasa Indonesia?
a. suka
b.biasa saja
c. tidak suka
2. Apa yang kamu rasakan ketika belajar bahasa Indonesia?
a. menyenangkan
b. menjenuhkan
c. menegangkan
3. Jika kamu menjawab ‘menyenangkan’. Faktor apa yang
menyebabkan pembelajaran bahasa Indonesia menyenangkan?
a. pembawaan guru yang bersemangat
b.cara pengajaran yang diberikan guru kreatif
c. senang dengan mata pelajaran bahasa Indonesia
4. Jika kamu menjawab ‘menjenuhkan’. Faktor apa yang
menyebabkan pembelajaran bahasa Indonesia menjenuhkan?
a. pembawaan guru yang kurang bersemangat
b.cara pengajaran yang diberikan guru kurang kreatif
c. kurang senang dengan mata pelajaran bahasa Indonesia
5. Jika kamu menjawab ‘menegangkan’. Faktor apa yang
menyebabkan pembelajaran bahasa Indonesia menegangkan?
a. pembawaan guru
b.cara pengajaran
c. materi bahasa Indonesia
menggunakan metode atau media pembelajaran?
a. selalu
b.kadang-kadang
c. jarang
7. Pada mata pelajaran bahasa Indonesia ada keterampilan
berbicara. Tugas apa yang gurumu instruksikan?
a. mengerjakan latihan pada buku paket bahasa Indonesia
b.berbicara di depan teman-temanmu
c. menulis latihan yang diberikan oleh guru
8. Ketika gurumu mengajarkan materi membawakan acara dengan
bahasa yang baik dan santun, apakah kamu diminta untuk tampil
di depan?
a. sering
b.jarang
c. tidak pernah
9. Kendala apa yang kamu rasakan ketika membawakan acara?
a. malas praktik membawakan acara
b.malu, gugup, dan tidak percaya diri tampil ke depan
c. kesulitan dalam mengucapkan kata-kata dengan jelas
10. Apakah kamu menyukai belajar bahasa Indonesia dengan cara
praktik berkelompok?
a. iya
b.tidak
c. tergantung materi yang diajarkan
Tabel 3.6
Angket Pascatindakan Siklus I
Angket respon siswa terhadap hasil pembelajaran dalam membawakan
48
Nama :
Kelas :
Berilah tanda (x) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan pendapatmu!
No. Pertanyaan Iya Tidak
1. Apakah adanya penjelasan dan tayangan
foto-foto tentang pembawa acara dalam
bentuk persentasi power point
membuatmu lebih mengerti?
2. Apakah pembelajaran membawakan
acara dengan praktik menjadi pembawa
acara dalam simulasi acara resmi
menarik perhatianmu?
3. Adakah hal yang menjenuhkan ketika
kamu melakukan praktik membawa
acara dalam simulasi acara resmi?
4. Ketika melakukan praktik membawakan
acara apakah membantu kamu
mengetahui sikap/etika sebagai pembawa
acara dalam acara resmi?
5. Apakah teks pembawa acara yang
dijadikan bahan praktik dalam
membawakan acara resmi terlalu sulit?
6. Apakah kamu senang terhadap
pembelajaran hari ini?
Tabel 3.7
Angket Pascatindakan Siklus II
Angket respon siswa terhadap hasil pembelajaran membawakan acara
dengan bahasa yang baik dan santun dengan menggunakan model pembelajaran
Nama :
Kelas :
Berilah tanda (x) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan pendapatmu!
No. Pertanyaan Iya Tidak
1. Apakah adanya tayangan video tentang
orang yang membawakan acara
membuatmu lebih termotivasi dalam
pembelajaran?
2. Apakah pembelajaran membawakan
acara dengan praktek menjadi pembawa
acara dalam simulasi acara yang
ditentukan oleh kelompoknya
masing-masing menarik perhatianmu?
3. Adakah hal yang menjenuhkan ketika
kamu melakukan praktik membawa
acara dalam simulasi acara yang telah
dirancang oleh kelompokmu?
4. Ketika melakukan praktik membawakan
acara apakah membantu kamu
mengetahui sikap/etika sebagai pembawa
acara dalam acara yang kelompok kalian
simulasikan?
5. Apakah teks pembawa acara yang telah
dibuat oleh kelompokmu lebih mudah?
6. Apakah kamu senang terhadap
pembelajaran hari ini?
4) Jurnal Siswa
Jurnal siswa digunakan untuk memperoleh data mengenai respon siswa
terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Data tersebut dapat membantu
50
siswa ini diberikan kepada siswa di setiap akhir siklus. Adapun jurnal siswa yang
digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut.
Tabel 3.8 Jurnal Siswa
Jurnal Siswa
Nama :
Kelas :
Tanggal :
Pertemuan ke- :
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas!
1. Apakah ada manfaat yang kamu dapat dari pembelajaran ini? Jika
ada sebutkan manfaatnya!
……… ……… 2. Kesulitan apa yang kamu rasakan ketika pembelajaran
membawakan acara berlangsung?
……… ……… 3. Apa yang kamu senangi dari pembelajaran membawakan acara? ……… ……… 4. Apa saran yang dapat kamu sampaikan untuk pembelajaran yang
akan datang?
……… ………
5) Lembar Pengamatan (Observasi)
Lembar pengamatan yang peneliti gunakan adalah lembar pengamatan
aktivitas guru dan siswa. Hal ini bertujuan untuk memperoleh kegiatan yang
berlangsung. Lembar pengamatan diisi oleh pengamat yang sebelumnya telah
diminta kesediaannya untuk menjadi pengamat pada penelitian ini.
Lembar aktivitas guru bertujuan untuk mengetahui kemampuan mengajar
guru ketika proses pembelajaran berlangsung. Lembar pengamatan aktivitas guru
ini tidak hanya dari segi penampilan tetapi juga dari segi kesesuaian dengan isi
RPP yang telah dibuat oleh peneliti. Adapun lembar aktivitas guru yang
digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut.
Tabel 3.9
Lembar Pengamatan Aktivitas Guru
Petunjuk :
Berilah skor pada butir-butir pelaksanaan pembelajaran dengan cara memberikan tanda (√) dengan skor (1, 2, 3, 4, 5) yang sesuai dengan kriteria sebagai berikut.
1 (sangat tidak baik) 4 (baik)
2 (tidak baik) 5 (sangat baik)
3 (cukup baik)
No. Penampilan Mengajar Nilai Profil
1 2 3 4 5
1. Kemampuan Membuka Pelajaran
a. Menarik perhatian siswa
b. Memotivasi siswa
c. Membuat kaitan materi ajar sebelumnya
dengan materi yang akan diajarkan
d. Memberi acuan materi ajar
2. Sikap Praktikan dalam Proses Pembelajaran
a. Kejelasan suara dalam komunikasi
dengan siswa
b. Tidak melakukan gerakan dan/atau
52
siswa
c. Antusiasme mimik dalam penampilan
d. Mobilitas posisi tempat dalam
kelas/ruang praktik
3. Penguasaan Materi Pembelajaran
a. Kejelasan memposisikan materi ajar yang
disampaikan dengan materi lainnya yang
terkait
b. Kejelasan menerangkan berdasarkan
tuntutan aspek kompetensi (kognitif,
psikomotor, afektif)
c. Kejelasan dalam memberikan
contoh/ilustrasi sesuai dengan tuntutan
aspek kompetensi
d. Mencerminkan penguasaan materi ajar
secara proporsional
4. Implementasi Langkah-langkah Pembelajaran (Skenario)
a. Penyajian materi ajar sesuai dengan
langkah-langkah yang tertuang dalam
RPP
b. Proses pembelajaran mencerminkan
komunikasi guru-siswa, dengan berpusat
pada siswa
c. Antusias dalam menanggapi dan
menggunakan respons dari siswa
d. Cermat dalam memanfaatkan waktu,
sesuai dengan alokasi yang direncanakan
5. Penggunaan Media Pembelajaran
media
b. Tepat saat penggunaan
c. Terampil dalam mengoperasikan
d. Membantu kelancaran proses
pembelajaran
6. Evaluasi
a. Melakukan evaluasi berdasarkan tuntutan
aspek kompetensi
b. Melakukan evaluasi sesuai dengan butir
soal yang telah direncanakan dalam RPP
c. Melakukan evaluasi sesuai dengan
alokasi waktu yang direncanakan
d. Melakukan evaluasi sesuai dengan
bentuk dan jenis yang dirancang
7. Kemampuan Menutup Pelajaran
a. Meninjau kembali/menyimpulkan materi
kompetensi yang diajarkan
b. Memberi kesempatan bertanya
c. Menugaskan kegiatan ko-kurikuler
d. Menginformasikan materi ajar berikutnya
Jumlah Nilai Aspek Nilai Penampilan (T)
No. RPP Nilai Profil
1 2 3 4 5
1. Rumusan Tujuan Pembelajaran (Umum)
a. Rumusan tujuan menggambarkan
pencapaian standar
kompetensi/kompetensi dasar
54
pencapaian aspek kognitif
c. Rumusan tujuan menggambarkan
pencapaian aspek afektif
d. Rumusan tujuan menggambarkan
pencapaian aspek psikomotor
2. Penjabaran Indikator (Kriteria Kinerja)
a. Indikator dirumuskan berdasarkan aspek
kompetensi (kognitif, psikomotor,
afektif)
b. Indikator dirumuskan menggunakan kata
operasional (dapat diukur berupa hasil)
c. Indikator dirumuskan menggambarkan
pencapaian sasaran aspek kompetensi
d. Indikator dirumuskan relevan dengan
sasaran standar kompetensi
3. Materi Pembelajaran
a. Materi ajar disusun mengacu kepada
indikator
b. Materi ajar disusun secara sistematis
c. Materi ajar disusun sesuai dengan
pencapaian kompetensi
d. Materi ajar dirancang proporsional untuk
satu standar kompetensi/kompetensi
dasar
4. Langkah-langkah Pembelajaran (Skenario)
a. Skenario disusun untuk setiap indikator
b. Skenario disusun mencerminkan
komunikasi guru siswa yang berorientasi
c. Skenario disusun menyiratkan dan/atau
menyuratkan penerapan metode dan
media pembelajaran
d. Skenario disusun berdasarkan alokasi
waktu yang proporsional
5. Media Pembelajaran
a. Media disesuaikan dengan tuntutan
standar kompetensi
b. Media disesuaikan relevan dengan
sasaran indikator
c. Media disesuaikan dengan kondisi kelas
d. Media disiapkan untuk mendukung
perkembangan potensi siswa
6. Evaluasi
a. Mencantumkan bentuk dan jenis
evaluasi
b. Butir soal relevan dengan indikator
c. Butir soal menggambarkan tuntutan
standar kompetensi
d. Butir soal sesuai dengan tuntutan waktu
secara proporsional
Jumlah Nilai Aspek
Nilai RPP (R)
(Direktorat Akademik, 2013)
Lembar pengamatan siswa bertujuan untuk mengetahui keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran membawakan acara, bertanya kepada guru, dan
56
Tabel 3.10
Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa
Petunjuk :
Catatlah jumlah siswa yang terlibat dalam setiap poinnya!
No. Indikator
1. Aktivitas siswa selama mengikuti PBM:
a. perhatian siswa terfokus pada pelajaran
b. siswa memperhatikan penjelasan guru
2. Perilaku siswa yang tidak sesuai dengan PBM:
a. melamun
b. mengobrol dengan teman
c. melakukan pekerjaan lain
d. membuat corat-coret di kertas
3. Somatis
a. siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru
b. siswa aktif ketika mengemukakan hal-hal yang menarik dan
bermanfaat dalam bacaan
4. Visual
a. siswa mengamati artikel yang telah disediakan
b. siswa mencatat hal-hal yang dianggap penting
5. Auditori dan Intelektual
a. siswa melaporkan hal-hal yang dicatatnya
b. siswa mengajukan pendapat atau pertanyaan
c. siswa menjawab pertanyaan dari guru
d. siswa menyampaikan pendapat
6) Tes Berbicara
Ada dua aspek yang menjadi acuan penilaian siswa ketika membawakan
meliputi ketepatan ucapan, intonasi, dan penjedaan yang benar sedangkan aspek
nonkebahasaan meliputi sikap yang tenang dan luwes, etika, kelancaran berbicara,
dan penampilan ketika membawakan acara.
Adapun tabel penilaian hasil praktik membawakan acara siswa secara
individu adalah sebagai berikut.
Tabel 3.11
Penilaian Praktik Membawakan Acara
Nama Siswa :
Kelas :
No. Aspek yang dinilai Skor
1 2 3 4
1. Ketepatan ucapan dalam membawakan acara
2. Intonasi dalam membawakan acara
3. Sikap siswa ketika membawakan acara
4. Kelancaran siswa ketika membawakan acara
5. Penampilan siswa ketika membawakan acara
Jumlah Skor Perolehan
Rumus penilaian:
Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Nilai = skor perolehan (skor ideal) x 100
20
Keterangan:
1 (kurang) 3 (baik)
2 (cukup) 4 (sangat baik)
Kriteria Penilaian:
a) Ketepatan ucapan dalam membawakan acara
4 = Pelafalan fonem (konsonan dan vokal) sangat jelas, baik, dan
penekanan yang tepat pada kata-kata tertentu.
3 = Pelafalan fonem (konsonan dan vokal) jelas, standar, dan
58
2 = Pelafalan fonem (konsonan dan vokal) kurang jelas dan
penekanan yang kurang tepat pada kata-kata tertentu.
1 = Pelafalan fonem (konsonan dan vokal) tidak jelas, terpengaruh
dialek, dan penekanan yang tidak tepat pada kata-kata tertentu.
b) Intonasi dalam membawakan acara
4 = Tinggi rendahnya suara sangat jelas, nada suara sangat
sesuai, dan penjedaan sangat sesuai.
3 = Tinggi rendahnya suara cukup jelas dan penjedaan cukup sesuai.
2 = Tinggi rendahnya suara kurang jelas dan penjedaan kurang sesuai.
1 = Tinggi rendahnya suara tidak jelas dan penjedaan tidak sesuai.
c) Sikap siswa ketika membawakan acara
4 = Sikap siswa sangat berani, percaya diri, santun, dan penuh
semangat serta sesuai dengan etika pembawa acara.
3 = Sikap siswa berani, percaya diri, santun, dan semangat.
2 = Sikap siswa kurang berani, percaya diri, santun, dan semangat.
1 = Sikap siswa tidak berani, percaya diri, santun, dan semangat.
d) Kelancaran siswa ketika membawakan acara
4 = Pembicaraan sangat lancar, tidak terjadi kesalahan sejak awal sampai
akhir.
3 = Pembicaraan cukup lancar sejak awal sampai akhir.
2 = Pembicaraan kurang lancar sejak awal sampai akhir.
1 = Pembicaraan tidak lancar sejak awal sampai akhir.
e) Penampilan siswa ketika membawakan acara
4 = Penampilan sangat menarik dan percaya diri serta luwes (adanya gerak
tubuh ketika membawakan acara).
3 = Penampilan cukup menarik dan percaya diri serta luwes (adanya gerak
tubuh ketika membawakan acara).
2 = Penampilan kurang menarik dan percaya diri serta kurang luwes
(kurang adanya gerak tubuh ketika membawakan acara).
4. Teknik Penelitian
a. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi teknik perekaman,
pemberian tes, pengamatan, dan angket.
1) Teknik Perekaman
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik perekaman
dimaksudkan untuk merekam praktik membawakan acara yang dilakukan oleh
siswa. Teknik perekaman akan dialih bahasa ke bahasa tulis.
2) Pemberian Tes
Tes yang digunakan peneliti hanyalah tes proses yaitu hasil pembicaraan
siswa. Hasil pembicaraan siswa disesuaikan dengan kriteria penilaian. Kriteria
penilaian hasil membawakan acara siswa meliputi ketepatan ucapan, intonasi,
penjedaan yang benar, sikap yang tenang dan luwes, etika, kelancaran berbicara,
serta penampilan ketika membawakan acara.
Tes proses ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan proses pada siswa
(Trianto, 2011: 62). Pemberian tes proses yang dipadukan dengan menggunakan
model simulasi ini diharapkan dapat mengukur kemampuan berbicara siswa dan
mengalami peningkatan.
3) Pengamatan (Observasi)
Peneliti melakukan pengamatan ketika proses pembelajaran berlangsung.
Tujuan pengamatan ini adalah untuk mengetahui keterlaksanaan RPP yang telah
dibuat penelitian dan aktivitas yang dilakukan oleh para siswa selama proses
pembelajaran. Hasil pengamatan dituangkan dalam lembar pengamatan
(observasi).
4) Angket
Angket dibagikan kepada siswa sebelum prapenelitian (sebelum adanya
tindakan) dan pascapenelitian (setelah dilakukannya tindakan). Prapenelitian
bertujuan untuk mengetahui tanggapan awal siswa tentang pembelajaran bahasa
Indonesia, khususnya pembelajaran berbicara. Angket pascapenelitian bertujuan
untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan
60
b. Teknis Analisis Data
Setelah data diperoleh, maka tahap selanjutnya yang akan penulis lakukan
adalah tahapan analisis data dengan mengacu pada siklus penelitian tindakan
kelas, yaitu:
1) Analisis Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber, yaitu hasil wawancara (pada guru dan siswa), lembar aktivitas
siswa, lembar kriteria penilaian, observasi, jurnal siswa dan hasil penilaian siswa,
yang kemudian diadakan reduksi data untuk mengategorisasikan data.
Analisis data, baik data kualitatif maupun kuantitatif terlebih dahulu
dianalisis kemudian dideskripsikan dengan menampilkan hasil data yang
digambarkan dengan bagan/tabel untuk selanjutnya dipersentasikan. Setelah data
dianalisis dan dideskripsikan, maka langkah selanjutnya yaitu direfleksikan untuk
menarik kesimpulan.
2) Kategorisasi Data dan Interpretasi Data
Semua data yang diperoleh terlebih dahulu dikategorisasikan berdasarkan
fokus penelitian, kemudian peneliti menginterpretasikan data yang telah
dikumpulkan. Adapun pemaparan hal-hal yang peneliti lakukan adalah sebagai
berikut.
a) Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan.
b) Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan setiap siklus.
c) Menganalisis data dari hasil belajar siswa pada setiap tindakan. Untuk
mengukur daya serap siswa, digunakan penilaian sistem PAP skala lima.
Tabel 3.12
Penilaian PAP Skala Lima
Interval Tingkat Penguasaan Kategori Nilai Keterangan
85-100 A Baik sekali
75-84 B Baik
60-74 C Cukup
0-39 E Kurang sekali
(Nurgiantoro, 1987: 363)
d) Menganalisis hasil observasi aktivitas siswa dan guru dengan cara menghitung
persentase kategori untuk setiap tindakan yang dilakukan oleh pengamat dan
menghitung rata-rata persentase pengamatan sebagai berikut.
Rata-rata = ∑O1 +∑O2
2
Keterangan :
∑O1 = hasil pengamatan observer 1
140 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil studi pendahuluan, perencanaan, pelaksanaan, hasil
penelitian, dan hasil pembahasan, simpulan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Perencanaan pembelajaran yang peneliti lakukan disesuaikan dengan
kurikulum SMPN 19 Bandung. Sebelum melakukan tindakan, peneliti
melakukan studi pendahuluan dengan melakukan wawancara kepada guru
bahasa Indonesia kelas VIII di SMPN 19 Bandung. Berdasarkan hasil
wawancara dan pengamatan di kelas, akhirnya peneliti mengetahui
permasalahan keterampilan berbicara yang terdapat pada siswa kelas VIII.
Permasalahan tersebut terjadi khususnya pada siswa kelas VIII E mengenai
membawakan acara dengan bahasa yang baik dan santun. Setelah mengetahui
hal tersebut, peneliti mencari alternatif model pembelajaran untuk
mengatasinya. Peneliti memilih model simulasi sebagai alternatif pemecahan
masalah yang terdapat di kelas VIII E yang mengalami hambatan berbicara.
Peneliti pun membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
tahapan yang ada pada model simulasi. Selain itu, peneliti juga mencari bahan
ajar yang akan digunakan saat penelitian di siklus I dan II. Perencanaan
pembelajaran berbicara ini dilaksanakan dalam dua siklus.
2. Pelaksanaan pembelajaran berbicara dengan menggunakan model simulasi
terlaksana dengan sangat baik dan mengalami peningkatan pada setiap
siklusnya. Siswa pun menyenangi pembelajaran dengan menggunakan model
simulasi. Pelaksanaan pada siklus I masih terdapat beberapa kekurangan.
Kekurangan tersebut dapat teratasi dengan adanya arahan dan masukan yang
diberikan oleh para pengamat dan siswa kelas VIII E. Akhirnya permasalahan
Pelaksanaan model simulasi ini sangat menarik perhatian siswa dalam
pembelajaran berbicara. Siswa lebih terbiasa tampil berbicara di depan orang
lain. Siswa pun merasa lebih berani dan percaya diri ketika diminta untuk
tampil berbicara.
3. Hasil pembelajaran berbicara dengan menggunakan model simulasi di kelas
VIII E SMP Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus II. Peningkatan nilai siswa kelas VIII E dari
siklus I ke siklus II dapat menjadi bukti bahwa penggunaan model simulasi
meningkatkan keterampilan berbicara dalam membawakan acara. Kategori
nilai siswa, yaitu baik sekali, baik, cukup, kurang, dan kurang sekali. Nilai
tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus I dan siklus II sama, yaitu 97,50
sedangkan nilai terendah pada siklus I adalah 57,50 dan siklus II adalah 75,00.
Siswa yang berkategori baik sekali pada siklus I sebanyak 6 siswa (16,67%)
dan meningkat pada siklus II sebanyak 23 siswa (63,89%). Pada siklus I siswa
yang berkategori cukup sebanyak 12 siswa (33,33%) dan berkategori kurang
sebanyak 4 siswa (11,11%), sedangkan pada siklus II tidak ada siswa yang
berkategori cukup dan kurang. Adapun nilai rata-rata siklus I adalah 74,65
dengan kategori cukup dan meningkat pada siklus II menjadi 85,56 dengan
kategori sangat baik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
siswa menyukai pembelajaran berbicara dengan menggunakan model
simulasi, khususnya pembelajaran membawakan acara dengan menggunakan
bahasa yang baik dan benar serta santun. Seluruh siswa pun menjadi antusias
dalam pembelajaran berbicara.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan untuk meningkatkan
keterampilan membawakan acara siswa pada siklus I dan II, peneliti ingin
memberikan saran kepada guru dan peneliti berikutnya. Adapun saran dari peneliti
adalah sebagai berikut.
1. Model simulasi dapat dijadikan alternatif yang dapat meningkatkan
142
peningkatan nilai siswa dalam penelitian ini. Selain itu, siswa pun terlihat
lebih berani dan percaya diri ketika tampil berbicara di depan orang lain.
Model simulasi ini dapat diterapkan oleh guru bahasa Indonesia ketika proses
pembelajaran berbicara, khususnya pembelajaran dalam membawakan acara
dengan bahasa yang baik dan santun.
2. Pembawaan guru yang bersemangat ketika mengajar dapat merangkul siswa
sehingga siswa menyenangi pelajaran yang diajarkan. Guru harus dapat
menjadi teman mereka sehingga guru dapat membuat mereka belajar dengan
baik dan kondusif. Jadi, bukan hanya ketepatan penggunaan model
pembelajaran yang dapat membuat keberhasilan pembelajaran, tetapi
pembawaan guru pun sangat berpengaruh terhadap kenyamanan siswa selama
proses pembelajaran di kelas.
3. Peneliti berharap penggunaan model simulasi dapat digunakan dalam
pembelajaran membawakan acara maupun pembelajaran bahasa Indonesia
143
DAFTAR PUSTAKA
Anita, Nurul. 2011. “Penggunaan Teknik Latihan Praktik Berpasangan dalam
Pembelajaran Keterampilan Berbicara untuk Membawakan Acara:
Penelitian Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 15 Kota
Bandung”. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI: tidak diterbitkan.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Badudu, Rendra dan Dewi Shinta. 2012. Bukan Pidato dan MC Biasa.
Yogyakarta: Pustaka Cerdas.
Diknas. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas.
Direktorat Akademik. 2013. Panduan Program Pengalaman Lapangan
Kependidikan dan Tenaga Pendidik. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.
Djamarah, Bahri dan Asmawan Zain. 1996. Pengelolaan Belajar. Jakarta:
Rajawali Pers.
Djamarah, Bahri dan Asmawan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajawali Pers.
Echols, John M. dan Hassan Shadily. 1992. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: PT
Gramedia.
Fauziah, Annisa. 2012. “Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa
SMP dengan Menggunakan Model Assure: Penelitian Tindakan Kelas
pada Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 10 Bandung”. Skripsi Sarjana pada
FPBS UPI: tidak diterbitkan.
Joyce, Bruce, dkk. 2009. Models of Teaching (Model-Model Pengajaran) Edisi
Kedelapan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Kosasih, E. dan Wawan Hermawan. 2012. Bahasa Indonesia Berbasis
144
Maidar G, Arsyad dan Mukti US. 1991. Pembelajaran Berbicara. Jakarta: Rineka
Cipta.
Meliana, Lia. 2010. “Penerapan Model Savi untuk Meningkatkan Keterampilan
Berbicara: Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas XI IPA 4 SMA
Negeri 1 Lembang”. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI: tidak diterbitkan.
Mulyasa, E. 2012. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rosda Karya.
Nurgiyantoro, Burhan. 1987. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta: BPFE.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Rafanany, Been. 2013. 30 Menit Jago Menjadi MC dan Pidato dalam Bahasa
Indonesia. Yogyakarta: Araska.
Sugiyanto. 2008. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka.
Sukmadewi, I.G.A.N. 2003. “Penerapan Model Pembelajaran Permainan Simulasi
pada Pokok Bahasan Aritmatika Sosial sebagai Upaya Meningkatkan
Prestasi Belajar dan Aktivitas Siswa Kelas IC SLTPN 1 Rendang”.
Skripsi. Sarjana pada IKIP Negeri Singaraja: tidak diterbitkan.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbicara.
Bandung : Angkasa.
________. 1990. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 1 Buku Modul 1-6.
Jakarta: Depdikbud.
Trianto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research). Jakarta: