• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Diabetes Melitus Dengan Kejadian Dermatofitosis Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DAFTAR PUSTAKA Hubungan Diabetes Melitus Dengan Kejadian Dermatofitosis Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

32

DAFTAR PUSTAKA

Adiguna, M.S., 2004. Epidemiologi Dermatomikosis Superfisialis. Dalam :

Budimulja, U.,et al. Dermatomikois Superfisialis. Jakarta; Balai Penerbit FKUI, pp: 1-5

Baratawidjaja, K.G., 2006. Imunologi Dasar.Ed.7. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, pp: 224-45

Budimulja, U., 2006. Mikois. Dalam : Djuanda, A., Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, editor Hamzah Mochtar, Aisah Siti. Ed.5. Jakarta. pp:92

Cholis, M., 2004. Imunologi Dermatomikosis Superfisialis. Dalam : Budimulja, U., et al. Dermatofitosis Superfisialis. Jakarta ; Balai Penerbit FKUI, pp: 7,8,9,11

Corwin, E.J., 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta ; EGC, pp 53-63

Data Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Moewardi, 2010. Tidak dipublikasikan. Dinneen, S.F., and Rizza, R.A., 2006. Clasification and Diagnosis of Diabetes

mellitus. Dalam : DeGroot, L.J., and Jameso, J.L., Ed.5. Endocrinology. USA : Elseiver Saunders, pp : 1063-69

Gandahusada, S., 2006. Parasitologi Kedokteran, Ed.6. Jakarta : Gaya Baru. pp.289

Ghannoum, M.A., and Isham, N.C., 2009. Dermatophytes and dermatophytoses. Dalam : Anaissie, E.J., McGinnis, M.R., and Pfaller, M.A., Ed.2. Clinical Mycology. USA : Elsevier, pp : 375-82

Graham-Brown, Robin. 2008. Dermatologi. Ed.8. Jakarta : Erlangga. pp:33-34 Gustaviani, R., 2007. Diagnosis Dan Klasifikasi Diabetes Melitus. Dalam

:Sudoyo, Aru. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed 4. Jilid 3. Jakarta : FKUI, pp 1857-62

Goyal, A., Raina, S., and Kaushal, S., 2010. Pattern Of Cutaneus Manifestasion In Diabetes. Indian J Dermatol.Vol 55.pp 39-41

(2)

33

Jonest,R., and Clement, S., 2005. Endocrine Secret. Fourth Edition. Pennsylvania: Elseiver Mosby. Pp :1091-101.

Kalish, J.A., and LoGerfo, F.,L., 2006. Diabetic Foot and Vascular Complication. Dalam : DeGroot, L.J., and Jameso, J.L., Ed.5. Endocrinology. USA: Elseiver Saunders, pp : 1367-72

Katzung, B.G., 2008. Farmakologi Dasar dan Klinik. Ed.6. Editor Agoes H.A., Jakarta: EGC

Kurniati, C., 2008. Etiopathogenesis of Dermatophytosis (online)

(http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/20308243250.pdf diakses pada tanggal 30 Maret 2011)

Muller, L., Gorter, K., and Hak, E., 2005. Increased Risk of Common Infections in Patients with Type 1 and Type 2 Diabetes Mellitus ( online )

(http://www.acid.oxfordjournals.org diiakses pada tanggal 11 April 2011) Mulyati, Sulaiman, R.J., Susilo, J., 2008. Dermatofitosis. Dalam : Sutanto, I.,

Parasitologi Kedokteran. Jakarta : FKUI. pp : 319

Murti, B., 2006. Desain dan Ukuran Sample untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan.Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka

Cipta. pp. 85

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2006. Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus di Indonesia, PB. PERKENI. Jakarta

Powers, A.C., 2005. Diabetes Melitus. In : Gibson, R.J., ed.16. The 16th Edition Of Harrison’s Principles Of Internal Medicine. USA: The McGraw-Hill Companies, pp 2152-71.

Sastroasmoro, S., 1995. Dasar-dasar metodologi klinis. Jakarta : Binarupa Aksara, pp : 202

Setiabudi, R., dan Bahry, B., 2007. Obat Jamur. Dalam : Gunawan, S.G. Ed.5.

Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Gaya Baru, pp : 574-75

(3)

34

Siregar, R.S., 2005. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit, editor, Huriawati Hartanto. Ed.2. Jakarta: EGC. pp : 29,57

S. Sasmaz, M.A., Buyukbese, A., Cetinkaya, M., Celik and O. Arican.,2005 . The Prevalence of Skin Disorders in Type-2 Diabetic Patients . The Internet

Journal of Dermatology.Volume 3 Number 1.

Soegondo, S., Soewondo, P., Subekti, I., 2005. Penatalaksanaan Diabetes melitus Terpadu. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. pp. 9-14.

Suherman, S., 2007. Insulin dan Antidiabeteik Oral, dalam S. Gan Gunawan (Editor). Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta : Departemen Farmakologi Dan Terapeutik FK UI. Pp. 485-95.

Sukanto, H., 2002. Imunologi Dermatofitosis. Airlangga Periodical of Dermato-venerology, pp : 95-6

Suyono, S., 2007. Diabetes Melitus di Indonesia. Dalam :Sudoyo, Aru. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed 4. Jilid 3. Jakarta : FKUI, pp : 1852-56

Suyoso, S., and Rahayu D., 2004. Dermatomikosis Superfisialis di Divisi Mikologi Unit Rawat Jalan Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2000-2002 (3 Tahun). Berkala ILmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Vol 16. pp 26-37.

Wani, M.A., Hasan, I., Bhat, M.H., and Ahmed, Q.M., 2009. Cutaneus Manifestasion of Diabetes Mellitus : A Hospital Based Study in Kashmir, India. Egyptian Dermatology Online Journal.Vol 5. Number 2. pp1-6 Waspadji, S., 2007. Komplikasi Kronik Diabetes : Mekanisme Terjadinya

Diagnosis dan Strategi Pengelolaan. Dalam :Sudoyo, Aru. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed 4. Jilid 3. Jakarta : FKUI, pp : 1884-88

Waspadji, S., 2000. Telaah Mengenai Hubungan Faktor Metabolik dan Respon Imun pada Pasien Diabetes Melitus tipe1I : Kaitannya dengan Ulkus/gangrene Diabetes. Universitas Indonesia. PHD Disertasi.

(4)

35

Referensi

Dokumen terkait

MTKI mempunyai tugas membantu Menteri dalam penyusunan kebijakan, strategi, dan penatalaksanaan sertifikasi dan registrasi tenaga kesehatan yang menjalankan praktik atau

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kadar LDL-kolesterol antara penderita diabetes melitus tipe 2

Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung di lapangan, dalam hal ini diperoleh dengan Wawancara, yaitu cara memperoleh informasi dengan bertanya

P- value > α (0,05), maka perlakuan tidak member ikan pengaruh yang berbeda terhadap persentase hidup, persentase berakar, jumlah akar primer dan sekunder, panjang

Pada Gambar 22 ditampilkan area penelitian berdasarkan kedalaman perairan dan ketinggian daratan, di dalamnya juga terdapat tiga sampling box yang menjadi wilayah fokus

(1) Persetujuan Prinsip yang telah dikeluarkan sebelum mulai berlakunya Peraturan Pemerintah ini dinyatakan tetap berlaku dan dapat dipergunakan untuk memperoleh Izin Usaha Industri

Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology) Buku I, Alih Bahasa.. oleh Mudihardi, E., Kuntaman, Wasito, E.B.,

Dalam hal Klasif ikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) meliput i lebih dari sat u bidang usaha, maka persyarat an sebagaimana t ermaksud dalam lampiran di at as hanya