Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Skripsi
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh
Hanny Marliawati
NIM 0706464
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
Pictorial Riddle
untuk Meningkatkan
Kemampuan Analisis Siswa SMA
Oleh:
Hanny Marliawati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Hanny Marliawati 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang,
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan cara-cara yang
tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau
ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Agustus 2014
Yang Membuat pernyataan,
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Halaman Pengesahan Skripsi
HANNY MARLIAWATI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I
Drs. Iyon Suyana, M.Si 196208241991031001
Pembimbing II
Dra. Heni Rusnayati, M.Si 196102021989012001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Fisika
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Hanny Marliawati 0706464
Pembimbing I: Drs. Iyon Suyana, M.Si Pembimbing II: Dra. Heni Rusnayati, M.Si
Jurusan Pendidikan Fisika UPI
ABSTRAK
Studi pendahuluan memperlihatkan bahwa kegiatan pembelajaran fisika belum melatihkan kemampuan analisis, siswa jarang melakukan kegiatan praktikum, dan tes kemampuan analisis siswa memperlihatkan hasil yang masih rendah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kemampuan analisis siswa melalui model pembelajaran inkuiri pictorial riddle pada konsep fluida statis. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pre-experimental dengan desain penelitian one group
pretest-posttest design. Sampel penelitian adalah 31 orang siswa kelas XI IPA di salah satu SMA
Negeri di Kota Bandung tahun ajaran 2013/2014. Variabel penelitian penerapan model pembelajaran inkuiri pictorial riddle diukur menggunakan lembar observasi keterlaksanaan model dan variabel peningkatan kemampuan analisis siswa SMA diukur menggunakan tes kemampuan analisis yang berbentuk uraian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata posttest kemampuan analisis yang diperoleh siswa lebih besar daripada skor rata-rata pretest. Rata-rata gain yang dinormalisasi (<g>) kemampuan analisis adalah 0,60 termasuk dalam kategori sedang, sedangkan kemampuan analisis siswa pada aspek differentiating (membedakan) rata-rata gain yang dinormalisasi 0,58, aspek organizing (mengorganisasi) rata-rata gain yang dinormalisasi 0,56, dan aspek attributing (mengatribusi) rata-rata gain yang dinormalisasi 0,65 yang masing-masing aspek tersebut tergolong kategori sedang. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri pictorial riddle dapat meningkatkan kemampuan analisis siswa SMA.
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
APPLICATION OF PICTORIAL RIDDLE INQUIRY LEARNING MODEL TO IMPROVE ANALYSIS SKILL OF HIGH SCHOOL STUDENT
Abstract
Preliminary studies show that learning activity of physics has no practicing analiysis skill,
has a few practical activities, and student’s analysis skill test show that student’s analysis
skill is still low. This research has purpose to identify student’s analysis skill enhancement through pictorial riddle inquiry learning model in static fluid concept. Pre-experimental with one group pretest-posttest design used in this research as the method of research. The research’s sample 31 students students from XI IPA class one of public high school in Bandung on 2013/2014 academic year. Application of pictorial riddle inquiry learning model variable research measured by observation sheets and analysis skill variable measured by analysis test of a description test. Result of this research shows
that student’s posttest average score is higher than student’s pretest average score.
Student average score normalized gain (<g>) is 0,60 belong to medium category and
student’s analysis skill for differentiating aspect average score normalized gain is 0,58, average score normalized gain of organizing aspect is 0,56, and average score normalized gain of attributing aspect is 0,65 which each one gain medium category. It can be conclude that the application of inquiry pictorial riddle learning models can improve analysis skill of junior high school students.
1
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2003, hlm. 6) secara tertulis
menjabarkan bahwa
Mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir analisis induktif dan deduktif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dengan menggunakan matematika, serta dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri.
Kemampuan berpikir analisis induktif dan deduktif termasuk dalam
keterampilan berpikir khususnya berpikir tingkat tinggi (high level thinking). Hal
ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Joko Sutrisno (2008) bahwa “ Berpikir tingkat tinggi adalah operasi kognitif yang banyak dibutuhkan pada proses-proses
berpikir yang terjadi dalam short-term memory. Jika dikaitkan dengan taksonomi
Bloom, berpikir tingkat tinggi meliputi evaluasi, sintesis, dan analisis”, sehingga idealnya pembelajaran fisika diaplikasikan untuk memenuhi penjabaran mata
pelajaran fisika sesuai KTSP yang di dalamnya terdapat keterampilan berpikir.
Realita di Indonesia, masih banyak pembelajaran di sekolah yang belum
mendukung terlaksananya pembelajaran keterampilan berpikir yang efektif seperti
yang dikemukakan oleh Sutrisno (2008)
Sayangnya, kondisi pembelajaran yang ada di kebanyakan sekolah di Indonesia belum begitu mendukung untuk terlaksananya pembelajaran keterampilan berpikir yang efektif. Beberapa kendalanya antara lain pembelajaran di sekolah masih terfokus pada guru, belum student-centered; dan fokus pendidikan di sekolah lebih pada yang bersifat menghafal/pengetahuan faktual.
Mata pelajaran fisika secara umum menurut KTSP diantaranya bertujuan
agar peserta didiknya mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan
masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan
2
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis. Dengan
demikian, hendaknya proses belajar dan pembelajaran fisika yang berlangsung di
sekolah harus sesuai dengan tujuan pembelajaran fisika secara umum. Sehingga
pada saat pembelajaran berlangsung akan tercipta suasana belajar yang aktif serta
student centred (berpusat pada siswa) yang bermuara pada ketercapaian tujuan
pembelajaran tersebut.
Permendiknas No: 41 Th. 2007 tentang Standar Proses (2007, hlm. 8)
menjelaskan dalam proses pembelajaran ideal harus terjadi yaitu interaktif ,
inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi siswa untuk berpartisipsi
aktif (student centered). Proses pembelajaran ditekankan agar dapat memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Hasil observasi terhadap proses pembelajaran fisika di kelas XI di salah
satu SMA Negeri di kota Bandung, dari waktu pembelajaran 60 menit, 20 menit
digunakan guru untuk menjelaskan materi penerapan hukum-hukum Newton.
Kemudian, 40 menit digunakan siswa untuk mencatat apa yang guru jelaskan di
papan tulis dan mengerjakan latihan soal. Pada awal pembelajaran guru
menanyakan pada siswa materi apa yang terakhir kali telah mereka pelajari.
Kemudian guru menginformasikan bahwa materi yang akan mereka pelajari pada
pertemuan kali itu adalah penerapan hukum-hukum Newton. Setelah itu guru
menuliskan materi pembelajaran mengenai gesekan pada papan tulis. Guru
menggambarkan sebuah balok yang diletakkan di lantai mendatar kemudian balok
tersebut ditarik oleh seorang anak. Guru menuliskan gaya-gaya yang bekerja pada
pada balok saat anak menarik balok tersebut. Setelah itu guru menuliskan contoh
soal yang berkaitan dengan gesekan di papan tulis. Kemudian siswa dipersilahkan
untuk bertanya tentang apa yang belum dipahaminya dari materi yang dijelaskan
oleh guru. Berikutnya, guru menuliskan 3 buah soal latihan mengenai materi
gesekan pada papan tulis. Guru meminta 3 orang siswa untuk mengerjakan soal di
papan tulis. Kemudian guru memberikan arahan kepada 3 orang siswa yang
3
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa lain. Siswa lainnya mengerjakan latihan soal di tempat duduknya
masing-masing. Namun, karena guru lebih fokus membimbing siswa yang mengerjakan
soal latihan di papan tulis, siswa lainnya mulai gaduh dan bahkan sebagian besar
siswa mengobrol dan tidak mengerjakan soal-soal tersebut. Berikutnya
menanyakan apakah siswa telah mengerti dengan soal-soal yang dilatihkan.
Setelah itu guru memberikan pekerjaan rumah untuk siswa dan menutup kegiatan
pembelajaran. Dari 38 siswa yang ada di kelas itu, hanya 8 orang siswa (21,05%)
yang terlibat dalam pembelajaran yang terdiri dari: 1 orang siswa (2,63%)
mengajukan pertanyaan mengenai materi yang disampaikan oleh guru, 4 orang
siswa (10,53%) mengajukan pertanyaan mengenai perintah soal yang diberikan
oleh guru, 3 orang siswa (7,89%) mengerjakan soal di depan kelas selama proses
pembelajaran. Tidak terjadi diskusi antar siswa ataupun tanya jawab siswa dengan
guru mengenai materi yang disampaikan guru. Kegiatan pembelajaran hanya
berorientasi pada penyelesaian soal yang bersifat matematis. Proses pembelajaran
masih bersifat teacher centered (berpusat pada guru). Waktu pembelajaran lebih
banyak digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran dan
mengerjakan latihan soal. Tidak ada insiatif siswa untuk terlibat aktif dalam
kegiatan pembelajaran. Siswa lebih banyak berperan sebagai penerima informasi
terhadap hal-hal yang disampaikan guru. Pembelajaran belum menunjukkan
proses pembelajaran yang ideal yang dijelaskan dalam Permendiknas No: 41 Th.
2007 tentang Standar Proses. Proses pembelajaran secara umum yang terjadi di
dalam kelas kurang memfasilitasi pengembangan kemampuan berpikir siswa
seperti yang dijabarkan KTSP mengenai mata pelajaran fisika yang dapat
mengembangkan kemampuan berpikir analisis.
Berdasarkan wawancara dengan siswa, pelaksanaan kegiatan praktikum
jarang sekali dilakukan. Padahal berdasarkan hasil penyebaran angket dari 38
siswa, 64,42% siswa menyukai kegiatan praktikum. Siswa berpendapat dengan
melakukan kegiatan praktikum membuat pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan dan materi pembelajaran menjadi lebih mudah dimengerti
4
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan hasil wawancara guru, guru lebih memilih metode ceramah
karena metode ini dianggap lebih mudah untuk dilakukan terkait dengan waktu
yang terbatas sedangkan materi pembelajaran yang harus disampaikan cukup
banyak. Metode ceramah ini digunakan di semua materi pembelajaran.
Berdasarkan tes kemampuan analisis siswa dengan menggunakan soal
kemampuan analisis yang terdiri dari tiga soal analisis berupa uraian pada materi
gerak melingkar. Soal tersebut terdiri dari aspek membedakan (differentiating),
aspek mengorganisasikan (organizing), dan aspek mengatribusikan (attributing).
Pada aspek membedakan (differentiating), nilai rata-rata yang diperoleh siswa
adalah 18,85. Pada aspek mengorganisasikan (organizing), nilai rata-rata yang
diperoleh siswa adalah 59,65. Pada aspek mengatribusikan (attributing), nilai
rata-rata yang diperoleh siswa adalah 55,26. Berdasarkan nilai ketiga aspek tersebut,
maka nilai rata-rata kemampuan analisis siswa adalah 44,59. Jika nilai rata-rata
kemampuan analisis siswa dibandingkan dengan nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang harus dicapai siswa yaitu 70, maka nilai rata-rata
kemampuan analisis siswa masih dibawah nilai KKM.
Dari penjelasan hasil observasi kegiatan pembelajaran dan hasil tes
kemampuan analisis siswa dapat disimpulkan bahwa kemampuan analisis siswa
masih rendah dan diketahui bahwa kemampuan analisis siswa belum dilatihkan
secara maksimal.
Kembali pada KTSP yang menjabarkan mata pelajaran fisika, terdapat di
dalamnya penyelesaian masalah yang berhubungan dengan alam sekitar. Hal ini
tentunya berhubungan dengan cara penyajian materi pembelajaran di kelas.
Pernyataan Ruseffendi (Sapa’at, 2009) yang mendukung bahwa cara penyajian materi pembelajaran termasuk pada salah satu faktor pendukung keberhasilan
seseorang dalam belajar adalah:
Ada sepuluh faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar, antara lain sebagai berikut: kecerdasan, kesiapan belajar, bakat, kemauan belajar, minat, cara penyajian materi perkuliahan/pembelajaran, pribadi dan sikap pengajar, suasana pengajaran, kompetensi pengajar dan kondisi masyarakat luas.
5
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Salah satu upaya untuk memecahkan masalah rendahnya kemampuan
analisis siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri pictorial
riddle. Menurut Sudirman (1989, hlm. 180) Pictorial Riddle adalah salah satu
teknik atau metode untuk mengembangkan motivasi dan minat siswa di dalam
diskusi kelompok kecil maupun besar. Gambar, peragaaan atau situasi yang
sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara berpikir kritis dan
kreatif siswa. Dalam model pembelajaran inkuiri pictorial riddle, siswa dilibatkan
secara aktif dalam pembelajaran tentang konsep dan gejala fisika melalui
pengamatan, pengukuran dan pengumpulan data untuk menarik kesimpulan.
Model pembelajaran inkuiri pictorial riddle memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memecahkan masalah yang telah disampaikan sebelumnya oleh guru
melalui gambar, peragaan, atau situasi yang sesungguhnya. Adapun tahapan
model inkuiri pictorial riddle yaitu, proses penyajian masalah, pengumpulan dan
verifikasi data, mengadakan eksperimen dan pengumpulan data, merumuskan
penjelasan, dan mengadakan analisis proses penelitian Model pembelajaran
inkuiri pictorial riddle dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada
siswa, bukan hanya sebagai hasil dari mengingat tetapi hasil dari menemukan
sendiri. Ini menunjukkan adanya kondisi student-centered dan peran guru hanya
sebagai fasilitator, sesuai dengan pembelajaran fisika yang ideal yang dijabarkan
dalam KTSP. Lee (2008) menyatakan bahwa “Penggunaan pictorial riddle dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, analisis, aplikasi dan keterampilan
mengevaluasi.” Dengan demikian, diterapkannya model pembelajaran inkuiri pictorial riddle diharapkan kemampuan analisis siswa akan meningkat.
Model pembelajaran ini telah digunakan pada penelitian terdahulu untuk
mata pelajaran fisika. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu (Cahyadi, 2008),
terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa setelah diterapkan model
pembelajaran inkuiri pictorial riddle. Henita (2010) menyimpulkan bahwa
terdapat peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa setelah diterapkan model
pembelajaran inkuiri pictorial riddle. Djiwandono (2010) menyatakan bahwa
6
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemampuan analisis. Sehingga jika model pembelajaran inkuiri pictorial riddle
dapat meningkatakan kemampuan berpikir kritis, maka model ini juga diharapkan
mampu meningkatkan kemampuan analisis.
KTSP menuntut adanya kemampuan analisis yang secara jelas terdapat
dalam Standar Isi KTSP 2006 untuk kompetensi dasar pelajaran fisika kelas XI.
Salah satunya adalah “Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan
fluida statik dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.”
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mengambil judul
“Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Pictorial Riddle untuk Meningkatkan
Kemampuan Analisis Siswa SMA”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah secara umum adalah:
“Bagaimanakah peningkatan kemampuan analisis siswa setelah diterapkan Model Pembelajaran Inkuiri Pictorial Riddle?”
Berdasarkan rumusan masalah secara umum di atas, maka permasalahan
penelitian di atas dapat dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peningkatan kemampuan analisis siswa pada aspek
membedakan (differentiating) setelah diterapkan Model Pembelajaran Inkuiri
Pictorial Riddle?
2. Bagaimana peningkatan kemampuan analisis siswa pada aspek
mengorganisasi (organizing) setelah diterapkan Model Pembelajaran Inkuiri
Pictorial Riddle?
3. Bagaimanakah peningkatan kemampuan analisis siswa pada aspek
mengatribusikan (attributing) setelah diterapkan Model Pembelajaran Inkuiri
Pictorial Riddle?
7
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk menghindari meluasnya permasalahan yang akan dikaji dalam
penelitian ini, maka kemampuan analisis yang diteliti akan dibatasi pada
kemampuan analisis yang dikembangkan oleh Lorin W. Anderson et al.
D. VARIABEL PENELITIAN
Variabel bebas : Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Pictorial Riddle
Variabel terikat : Peningkatan Kemampuan analisis siswa.
E. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi
tentang:
1. Peningkatan kemampuan analisis siswa pada aspek membedakan
(differentiating) setelah diterapkan model pembelajaran inkuiri pictorial
riddle.
2. Peningkatan kemampuan analisis siswa pada aspek mengorgarnisasi
(organizing) setelah diterapkan model pembelajaran inkuiri pictorial riddle.
3. Peningkatan kemampuan analisis siswa pada aspek mengatribusi (attributing)
setelah diterapkan model pembelajaran inkuiri pictorial riddle.
F. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya:
1. Bagi peneliti, dapat menjadi wahana ilmiah dalam mengaplikasikan
kemampuan yang telah diperoleh selama perkuliahan. Selain itu juga
memberikan gambaran yang jelas tentang pembelajaran fisika dengan
menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Pictorial riddle.
2. Bagi guru fisika disekolah, sebagai model pembelajaran alternatif dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran fisika
3. Bagi siswa, memberikan variasi model pembelajaran fisika di kelas agar tidak
8
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Bagi peneliti lain, dapat memberikan wawasan baru bagi perkembangan ilmu
pendidikan khususnya dalam pelajaran sains fisika sebagai masukan untuk
melakukan penelitian lebih lanjut.
G. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI
Struktur organisasi skripsi dalam penelitian ini sebagai berikut:
Bab I meliputi latar belakang masalah penelitian, tujuan penelitian untuk
mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan analisis siswa setelah diterapkan
model pembelajaran inkuiri pictorial riddle, mengetahui bagaimana peningkatan
kemampuan analisis siswa pada setiap aspek kemampuan analisis, serta
mengetahui aspek kemampuan analisis yang mengalami peningkatan paling
tinggi. Kemudian dijabarkan manfaat penelitian bagi beberapa pihak terkait dan
sekilas tentang struktur organisasi skripsi.
Bab II membahas tentang kajian pustaka yang berkaitan dengan model
pembelajaran inkuiri pictorial riddle, kemampuan analisis, hubungan model
pembelajaran inkuiri pictorial riddle, serta penelitian relevan terkait penelitian ini.
Bab III membahas tentang metode dan desain penelitian. Selanjutnya
dipaparkan populasi dan sampel penelitian, definisi operasional, instrumen
penelitian, prosedur penelitian yang dilakukan, teknik analisis instrumen, analisis
uji coba instrumen, serta penjelasan tentang teknik pengumpulan dan analisis data.
Bab IV menjelaskan tentang pemaparan data penelitian yang dilanjutkan
dengan pembahasan data penelitian secara keseluruhan. Kemudian dijabarkan
temuan lainnya selama penelitian.
Bab V berisikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian berdasarkan
rumusan masalah dan rekomendasi bagi para pengguna hasil penelitian yang
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ...vii
DAFTAR LAMPIRAN ...viii
BAB I PENDAHULUAN A. ... Latar Belakang Masalah ...1
B. ... Rumusan Masalah ...6
C. ... Batasan Masalah ...6
D. ... Variabel Penelitian...7
E... Tujuan Penelitian ...7
F. ... Manfaat Penelitian ...7
G. ... Struktur Organisasi Skripsi ...8
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. ... Model
Pembelajaran Inkuiri Pictorial Riddle ...19
C. ... Kemampuan
Analisis ...22
D. Hubungan Model
Pembelajaran Inkuiri Pictorial Riddle
dengan Kemampuan Analisis ...23
E.... Hasil Penelitian
yang Relevan ...25
BAB III METODE PENELITIAN
A. ... Metode dan
Desain Penelitian ...26
B. ... Populasi dan
Sampel...27
C. ... Definisi
Operasional ...27
D. ... Instrumen
Penelitian...29
1... Instrumen
Non-Tes ...29
a... Kuesioner 29
b. ... Lembar Observasi
...29
c.... Wawancara 30
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. ... Hasil Penelitian
...45
1... Keterlaksanaan
Pembelajaran ...45
2... Hasil Belajar
Kemampuan Analisis ...49
B. ... Pembahasan Hasil
Temuan Penelitian ...53
1.... Keterlaksanaan
Pembelajaran ...53
2.... Kemampuan
Analisis ...55
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. ... Simpulan 66
B. ... Saran 67
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1... Model
Pembelajajaran Inkuiri Pictorial Riddle ...21
2.2... Hubungan
Model Pembelajaran Inkuiri Pictorial Riddle dengan kemampuan analisis.24
3.1... Desain
Penelitian One Group Pretest Posttest Design ...26
3.2... Klasifikasi
Validitas Butir Soal Instrumen Tes ...36
3.3... Klasifikasi
Reliabilitas Instrumen Tes ...37
3.4... Klasifikasi
Tingkat Kesukaran Instrumen Tes ...38
3.5... Klasifikasi
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.6... Rekapitulasi
Analisis Hasil uji Coba Instrumen ...40
3.7... Interpretasi
Model Pembelajaran ...42
3.8... Interpretasi
Nilai Gain yang dinormalisasi ...44
4.1... Rekapitulasi
Tingkat keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Pictorial Riddle ...45
4.2... Rekapitulasi
Tingkat keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Pictorial Riddle oleh guru 45
4.3... Rekapitulasi
Kegiatan Siswa Dalam Model Pembelajaran Inkuiri Pictorial Riddle ...45
4.4... Rekapitulasi
rata-rata Gain yang Dinormalisassi pada Kemampuan Analisis ...49
4.5... Rekapitulasi
Rata-rata Gain yang Dinormalisasi pada Kemampuan Analisis Aspek Differentiating,
Organizing, dan Attributing ...50
4.6... Rekapitulasi
Rata-rata gain yang Dinormalisasi Kemampuan Analisis untuk Masing-masing Aspek
Pada Setiap Pertemuan...51
4.7... Rekapitulasi
Rata-rata gain yang Dinormalisasi Kemampuan Analisis untuk Setiap Aspek Pada
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
4.1 ... Skor Rata-rata Tes Kemampuan Analisis Fisika Siswa ...55
4.2 ... Peningkatan Skor Setiap Aspek Kemampuan Analisis ...56
4.3 ... Rata-rata gain yang dinormalisasi kemampuan analisis untuk setiap aspek
4.4 ... Peningkatan Hasil Belajar Kemampuan Analisis untuk Masing-masing Aspek pada Setiap Pertemuan ...57
4.5 ... Peningkatan Hasil Belajar Kemampuan Analisis untuk Masing-masing Aspek Pada Setiap Kelompok ...58
4.6 ... Skor Rata-rata Tes Kemampuan Analisis Siswa pada Aspek Differentiating ...59
4.7 ... Skor Rata-rata Tes Kemampuan Analisis Siswa pada Aspek Organizing ... 61
4.8 ... Skor Rata-rata
26
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Berdasarkan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh informasi
tentang peningkatan kemampuan analisis siswa SMA setelah diterapkan model
pembelajaran inkuiri pictorial riddle, maka jenis penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan metode yang dipilih adalah
penelitian pre-experimental (Sugiyono, 2010, hlm. 109).
Sedangkan desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Grup
Pretest Posttes Design (Sugiyono, 2010, hlm. 110). Paradigma dalam design
penelitian ini adalah terdapat suatu kelompok yang akan diberikan pretest yang
selanjutnya diberikan treatment/perlakuan kemudian diobservasi hasilnya melalui
posttest. Perlakuan yang diberikan adalah model pembelajaran inkuiri pictorial
riddle. Alur dari desain penelitian ini adalah kelas yang digunakan penelitian
(kelas eksperimen) diberi pre-test kemudian dilanjutkan dengan pemberian
perlakuan (treatment) yaitu penerapan model pembelajaran inkuiri pictorial
riddle, setelah itu diberi post-test. Desain dalam penelitian ini diperlihatkan dalam
tabel berukut ini :
Tabel 3.1 Desain Penelitian One Grup Pretest Posttes Design
Pre Test Treatment Post Test
O1 X O2
Keterangan:
O1 : tes awal (pretest) dilakukan sebelum siswa diberikan perlakuan
dengan penerapan model pembelajaran inkuiri pictorial riddle.
X : perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri
pictorial riddle.
O2 : tes akhir (posttest) dilakukan setelah siswa diberikan perlakuan
27
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1 menjelaskan bahwa ketika akan diterapkan perlakuan (treatment),
siswa diawali dengan pemberian pretest dan diakhiri dengan posttest dengan
instrumen yang sama dengan pretest. Sehingga diperoleh skor gain yang
selanjutnya akan dianalisis peningkatannya dalam rangka mengetahui pengaruh
model inkuiri pictorial riddle terhadap kemampuan analisis fisika siswa.
B. Populasi dan Sampel
Menurut Arikunto (Arikunto, 2010, hlm. 173) populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian. Penelitian ini mengambil populasi siswa di salah satu SMA
Negeri di Bandung kelas XI semester 2 tahun pelajaran 2013/2014.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010,
hlm. 174). Sampel dalam penelitian ini adalah satu kelas dari keseluruhan
populasi yang dipilih secara sampling purposive. ”Sampling purposive merupakan
teknik penentuan sampel menurut pertimbangan tertentu” (Sugiyono, 2010, hlm.
124). Pertimbangan dalam hal ini yaitu pihak sekolah yang menentukan kelas
untuk keperluan penelitian sehingga tidak memungkinkan untuk memilih sampel
secara acak. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah XI IPA 5
dengan jumlah siswa sebanyak 31 orang.
C. Definisi Operasional
Agar terdapat kesamaan persepsi istilah yang digunakan dalam penelitian
ini, dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Model Pembelajaran Inkuiri Pictorial Riddle yang dimaksud dalam penelitian
ini merupakan model pembelajaran diadaptasi dari tahap pembelajaran inkuiri
yang dikemukakan oleh B. Joyce & M. Weil (2009, hlm. 206) yang meliputi
lima tahap (tahap penyajian masalah, tahap pengumpulan dan verifikasi data,
tahap melakukan eksperimen, tahap mengolah dan memformulasikan suatu
penjelasan, tahap analisis proses penelitian). Dengan tahap penyajian
28
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
riddle diukur menggunakan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran.
Data diperoleh melalui observasi oleh observer yang telah diberikan instrumen
berupa lembar observasi keterlaksanaan tahap-tahap model pembelajaran
inkuiri pictorial riddle berbentuk rating scale, dengan observer hanya
memberikan tanda checklist ( ) pada kolom yang sesuai dengan aktivitas yang
diamati. Dalam pengisiannya observer memberikan checklist (√) pada kolom “ya” atau “tidak” dan memberikan keterangan mengenai kualitas kejadian jika kriteria yang dimaksud dalam daftar cek ditunjukkan guru dan siswa. Atau
dengan memberikan skor satu jika indikator tahapan pembelajaran muncul dan
nol jika tidak muncul. Perolehan skor dari keterlaksanaan tahap-tahap model
pembelajaran inkuiri pictorial riddle dihitung kemudian dianalisis berdasarkan
tabel interpretasi keterlaksanaan pembelajaran.
2. Kemampuan analisis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan
analisis yang dikemukakan oleh Anderson et al. (2001) yang meliputi
kemampuan membedakan (differentiating) yaitu proses memilah-milah
bagian-bagian yang relevan atau penting dari sebuah struktur,
mengorganisasikan (organizing) yaitu proses mengidentifikasi elemen-elemen
komunikasi atau situasi dan proses mengenali bagaimana elemen-elemen ini
membentuk sebuah struktur yang koheren, dan mengatribusikan (attributing)
yaitu menentukan sudut pandang, pendapat, nilai, atau tujuan di balik
komunikasi. Pengukuran kemampuan analisis dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara memberikan instrumen tes kemampuan analisis berupa 18 butir
soal uraian yang terdiri dari 6 soal kemampuan analisis aspek differentiating, 6
soal kemampuan analisis aspek organizing, dan 6 soal kemampuan analisis
aspek attributing. Peningkatan kemampuan analisis sebelum dan sesudah
dilaksanakan model pembelajaran inkuiri pictorial riddle diketahui dengan
29
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen non-tes dan instrumen tes.
Penjelasan dari kedua instrumen tersebut adalah sebagai berikut.
1. Instrumen Non-Tes a. Kuesioner
Kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang
yang akan diukur atau biasa disebut responden (Arikunto, 2009, hlm. 28).
Kuesioner pada penelitian ini digunakan pada studi pendahuluan
digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran fisika.
Pertanyaan-pertanyaan yang disusun memiliki pilihan jawaban ya dan tidak
disertai dengan alasannya agar siswa dapat mengemukakan pendapatnya.
Kuesioner respon siswa terhadap pembelajaran fisika yang digunakan sebagai
dasar untuk melakukan penelitian. Format kuesioner respon siswa terhadap fisika
ini dapat dilihat pada lampiran B.1a.
b. Lembar Observasi
Di dalam pengertian psikologi, observasi atau yang disebut pula dengan
pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan
menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2010, hlm. 199). Observasi yang
dilakukan pada penelitian ini berupa observasi sistematis, yaitu observasi yang
dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen
pengamatan.
1) Lembar observasi Studi Pendahuluan
Lembar observasi ini diberikan pada tahap awal studi pendahuluan untuk
menelusuri masalah-masalah yang terjadi di lapangan. Lembar observasi ini
dibuat dengan menggunakan format observasi kegiatan pembelajaran di kelas
30
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
observasi studi pendahuluan dapat dilihat pada lampiran B.4a. Data yang
terkumpul dianalisis sebagai dasar untuk melakukan penelitian.
2) Lembar observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran
Lembar observasi ini dibuat dalam rangka menilai persentase
keterlaksanaan dari model yang diterapkan (Model Pembelajaran Inkuiri Pictorial
Riddle). Lembar observasi yang dimaksud terdiri dari lembar observasi
keterlaksanaan aktivitas siswa dan lembar observasi keterlaksanaan aktivitas
guru yang disesuaikan dengan tahapan model inkuiri Pictorial Riddle . Instrumen
ini berbentuk rating scale, dengan observer hanya memberikan tanda centang ( )
pada kolom yang sesuai dengan aktivitas yang diamati.
Lembar observasi yang telah disusun tidak mengalami uji coba, tetapi
hanya dikoordinasikan kepada para observer yang akan terlibat dalam proses
penelitian agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap format observasi tersebut.
Lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran dapat dilihat pada
Lampiran B.4c.
c. Wawancara
1) Wawancara Studi Pendahuluan
Wawancara yang dilakukan pada saat studi pendahuluan yang ditujukan
kepada guru mata pelajaran fisika di sekolah yang akan menjadi sampel
penelitian. Wawancara ini menggunakan format wawancara yang berbentuk
uraian dengan maksud untuk mengetahui kendala-kendala yang muncul dalam
pembelajaran fisika. Format wawancara dengan guru dapat dilihat pada Lampiran
B.2a.
2. Instrumen Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan
31
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Instrumen tes yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Instrumen Studi Pendahuluan
Instrumen studi pendahuluan berupa 3 buah soal uraian yang digunakan
untuk mengetahui kemampuan analisis awal siswa. Tes kemampuan analisis ini
termasuk ranah kognitif pada aspek analisis. Aspek analisis terbagi menjadi tiga
bagian, yaitu bagian differentiating (membedakan), bagian organizing
(mengorganisasikan), dan bagian attributing (mengatribusikan). Tes kemampuan
analisis ini berupa soal uraian dengan membuat pedoman penilaian untuk setiap
kemungkinan jawaban yang diberikan oleh siswa. Soal yang digunakan dalam tes
ini berjumlah 3 soal uraian yang terdiri dari 1 soal aspek differentiating
(membedakan), 1 soal aspek organizing (mengorganisasi), dan 1 soal aspek
attributing (mengatribusi). Instrumen ini dapat dilihat pada lampiran B.3a.
b. Instrumen Kemampuan Analisis
Instrumen untuk mengumpulkan data mengenai kemampuan analisis siswa
setelah dan sebelum pembelajaran. Tes kemampuan analisis ini termasuk ranah
kognitif pada aspek analisis. Aspek analisis terbagi menjadi tiga bagian, yaitu
bagian differentiating (membedakan), bagian organizing (mengorganisasikan),
dan bagian attributing (mengatribusikan). Tes kemampuan analisis ini berupa soal
uraian dengan membuat pedoman penilaian untuk setiap kemungkinan jawaban
yang diberikan oleh siswa. Tes ini dilakukan dua kali yaitu pretest (sebelum
perlakuan) dan posttest (setelah perlakuan) dengan menggunakan soal yang sama.
Soal yang digunakan dalam penelitian telah melalui tahap uji coba. Soal yang
digunakan pada tes ini berjumlah 18 soal uraian yang terdiri dari 6 soal aspek
differentiating (membedakan), 6 soal aspek organizing (mengorganisasi), dan 6
soal aspek attributing (mengatribusi). Instrumen ini dapat dilihat pada Lampiran
B.5b.
32
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Prosedur penelitian ini dilakukan dengan tiga tahapan, mulai dari tahan
persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian.
1. Tahap Persiapan
a) Menentukan sekolah yang akan dikaji tempat penelitian, kemudian
menghubungi pihak sekolah tempat akan dilaksanakannya penelitian untuk
mengurus perizinan pelaksanaan penelitian.
b) Melakukan studi pendahuluan melalui kegiatan observasi, yaitu
mengamati kegiatan pembelajaran fisika di kelas, penyebaran kuesioner
kepada siswa, serta melakukan wawancara terhadap guru mata pelajaran
fisika untuk memperleh data mengenai kondisi lokasi penelitian, kondisi
siswa, sarana dan pra sarana, alat bantu pengajaran, alat peraga dan peraga
dan peralatan laboratorium untuk keperluan pelaksanaan praktikum. Selain
itu, memberikan tes kemampuan analisis siswa pada materi gerak
melingkar.
c) Studi literatur, hal ini dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat
mengenai permasalahan yang akan dikaji.
d) Melakukan studi kurikulum mengenai pokok bahasan yang dijadikan
penelitian guna memperoleh data mengenai tujuan pembelajaran,
indikator, dan hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa serta alokasi
waktu diperlukan selama proses pembelajaran.
e) Menyiapkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
mengenai pokok bahasan yang akan dijadikan materi pembelajaran dan
penelitian yang akan dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian yang
mengacu pada Model Pembelajaran Inkuiri Pictorial Riddle.
f) Membuat dan menyusun instrumen penelitian, mengkonsultasikan dan
men-judgement instrumen penelitian terpadu kepada dua orang dosen dan
guru mata pelajaran fisika yang ada di sekolah tempat penelitian akan
33
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
g) Menguji coba instrumen penelitian yang telah di-judgment di suatu kelas
yang telah terlebih dulu mempelajari materi yang dijadikan pokok bahasan
dalam penelitian di sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan.
h) Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian, kemudian menentukan
hasil soal yang layak untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
a) Melakukan uji coba instrumen berupa pre test
b) Memberikan perlakuan kepada kelas elsperimen berupa pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri Pictorial
Riddle dengan memperhatikan dinamika kelompok untuk tiga kali
pertemuan.
c) Melakukan post test
d) Membandingkan antara hasil pre test dan post test untuk menentukan
besar perbedaan yang timbul. Jika sekiranya perbedaan itu ada, maka
perbedaan itu tidak lain disebabkan oleh pengaruh dari perlakuan
(treatment) yang diberikan.
3. Tahap Akhir
a) Mengolah data hasil penelitian
b) Menganalisis dan membahas hasil temuan
34
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tahap Persiapan
Tahap Pelaksanaan Penelitian
Tahap Akhir
Menentukan Masalah (Studi Pendahuluan)
Studi Literatur
Studi kurikulum
Pembuatan Instrumen Penelitian dan Perangkat Pembelajaran
Uji coba dan Analisis Instrumen
Pretest
Kegiatan Belajar Mengajar dengan Model pembelajaran Inkuiri dengan Metode Pictorial
Riddle
Posttest
Observasi
Pengolahan data
35
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Teknik Analisis Instrumen Tes
Sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus
memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki: validitas, reliabilitas, objektivitas,
praktikabilitas dan ekonomis (Arikunto, 2009 : 151).
Teknik analisis instrumen dilakukan untuk mengetahui kelayakan
perangkat tes dalam pengambilan data. Analisis yang dilakukan meliputi uji
validitas, uji reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran tes.
1. Validitas
“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen” (Arikunto, 2010, hlm. 211). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya
validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran validitas yang dimaksud. Uji validitas tes yang
digunakan adalah uji validitas konstruksi (construct validity). Validitas dalam
kesesuaian soal dengan indikator dilakukan penelaahan (judgement) oleh dosen
penelaah instrumen tes terhadap butir-butir soal yang sebelumnya
36
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
empiris digunakan uji statistik, yakni teknik korelasi Pearson Product Moment,
yaitu :
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan.
X = skor tiap butir soal.
Y = skor total tiap butir soal.
N = jumlah siswa.
(Arikunto, 2009, hlm. 72)
Nilai koefisien korelasi yang diperoleh diinterpretasikan menggunakan
tabel nilai r product moment (Arikunto, 2009, hlm. 75). Jika harga rhitung > rtabel
maka butir soal tersebut dinyatakan valid. Selain itu juga digunakan interpretasi
berdasarkan kategori sesuai tabel (Arikunto, 2009, hlm. 75)
Tabel 3.2
Klasifikasi Validitas Butir Soal Instrumen Tes
Nilai rxy Kriteria
Reliabilitas suatu alat ukur atau alat evaluasi dimaksudkan sebagai suatu
alat yang memberikan hasil yang tetap sama (konsisten, ajeg). Hasil pengukuran
37
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sama meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu yang berbeda dan
tempat yang berbeda pula. Tidak terpengaruh oleh pelaku, situasi, dan kondisi.
Alat ukur yang reliabilitasnya tinggi disebut alat ukur yang reliable.
Analisis reliabilitas soal bentuk uraian dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus Alpha (cronbach a). Adapun rumus yang digunakan:
…(3.2)
: reliabilitas yang dicari
: jumlah varians skor tiap-tiap item
: varians total
(Arikunto, 2009, hlm. 109)
Tolak ukur yang menginterpretasikan derajat reliabilitas alat ukur dapat
menggunakan tolak ukur (Arikunto, 2009) yaitu:
Tabel 3.3
Klasifikasi Reliabilitas Instrumen Tes
Interval Kategori
0,90 r11 1,00 sangat tinggi
0,70 r11 0,90 tinggi
0,40 r11 0,70 cukup
0,20 r11 0,40 rendah
r11 0,20 sangat rendah
3. Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan
mudahnya suatu soal. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai 1,00.
38
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,00 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,00
menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah. Rumus mencari P adalah:
…(3.3)
dengan,
TK : Indeks tingkat kesukaran
SA : Jumlah skor kelompok atas
SB : Jumlah skor kelompok bawah
IA : Jumlah skor ideal kelompok atas
IB : Jumlah skor ideal kelompok bawah
(Arikunto, 2009, hlm. 208)
Klasifikasi indeks kesukaran menurut Arikunto (2009, hlm. 210)
Tabel 3.4
Klasifikasi Tingkat Kesukaran Instrumen Tes
Tingkat Kesukaran Kategori
0,00 – 0,25 sukar
0,26 – 0,75 sedang
0,76 – 1,00 sulit
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah (Arikunto, 2009, hlm. 211). Sehingga soal yang baik adalah soal yang
dapat dijawab benar oleh siswa-siswa yang berkemampuan tinggi saja. Angka
yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi/ daya
pembeda. Indeks ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00.
39
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu …(3.4)
dengan,
DP : indeks daya pembeda satu butir soal tertentu
SA : jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah
SB : jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah
IA : jumlah skor ideal salah satu kelompok (atas atau bawah) pada butir
soal yang sedang diolah
(Arikunto, 2009, hlm. 213)
Klasifikasi daya pembeda menurut Arikunto (2009, hlm. 218)
Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda
Nilai Kriteria
0,00 – 0,20 Jelek (poor)
0,21 – 0,40 Cukup (satisfactory) 0,41 – 0,70 Baik (good)
0,71 – 1,00 Baik sekali (excellent)
D = 0 Berarti butir soal tidak mempunyai daya pembeda
D = 1 Berarti bahwa soal hanya bisa dijawab oleh kelompok tinggi
D = - (negatif) Berarti bahwa kelompok rendah lebih banyak menjawab butir soal tersebut dengan benar daripada kelompok tinggi
G. Analisis Uji Coba Instrumen Tes
Uji coba instrumen dilakukan terhadap kelas XI IPA 7 di sekolah yang
sama untuk melakukan penelitian. Uji coba intrumen ini bertujuan untuk
mengetahui layak tidaknya unstrumen yang digunakan. Soal tes terdisi dari 18
soal uraian yang terdiri dari 6 soal aspek analisis aspek differentiating (soal no. 3,
40
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
18), dan 6 soal aspek analisisi aspek attributing (soal no. 1, 6, 9, 11, 15, 17).
Analisis terhadap perangkat instrumen yang telah diujicobakan ditunjukan pada
Lampiran C.1. Berikut penjabaran dari analisis uji coba instrumen.
Tabel 3.6
Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Instrumen
No. Validitas
Tingkat
Kesukaran Daya Pembeda Keterangan Indeks Kriteria Indeks Kriteria Indeks Kriteria
41
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
15. 0,48 cukup 0,62 sedang 0,69 baik Digunakan
Hasil perhitungan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaram, dan daya
pembeda untuk instrumen tes kemampuan analisis dapat dilihat pada tabel 3.6.
Hasil perhitungan validitas butir soal dengan menggunakan korelasi
product-moment, secara lengkap dapat dilihat pada lampiran C.1b. Dari Tabel 3.6 terlihat
hanya 27,78% soal yang mempunyai validitas tinggi, sedangkan 72,22%
mempunyai validitas cukup. Sehingga dapat dinyatakan bahwa 100% instrumen
valid. Analisis reliabilitas soal bentuk uraian dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus Alpha (cronbach a). Hasil perhitungan reliabilitas instrumen
tes secara lengkap dapat dilihat pada lampiran C.1c. Tingkat reliabilitas instrumen
tes ini adalah sebesar 0,84 dan termasuk ke dalam kategori tinggi. Hasil
perhitungan tingkat kesukaran instrumen tes secara lengkap dapat dilihat pada
lampiran C.1d. Dari Tabel 3.6 didapatkan bahwa 100% soal termasuk kategori
sedang. Hasil pengolahan daya pembeda instrumen tes secara lengkap dapat
dilihat pada lampiran C.1e. Dari Tabel 3.6 terlihat bahwa tidak ada soal yang
memiliki daya pembeda dengan kriteria negatif atau jelek. 50% soal mempunyai
daya pembeda cukup, 44,44% soal mempunyai daya pembeda baik, dan 5,56%
mempunyai daya pembeda baik sekali. Dari Tabel 3.6 di atas, semua soal
digunakan pada penelitian yaitu berjumlah 18 soal dan mewakili kemampuan
analisis Anderson pada aspek differentiating, organizing, dan attributing.
H. Teknik Pengolahan Data
42
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data yang diperoleh dari lembar observasi yaitu observasi studi
pendahuluan, data keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri pictorial riddle.
1) Data Observasi Studi Pendahuluan
Data yang diperoleh pada observasi studi pendahuluan merupakan seluruh
kegiatan aktivitas guru dan siswa pada saat proses belajar mengajar di kelas. Hal
ini bertujuan untuk mencari tahu masalah yang ada di lapangan. Hasil observasi
ini merupakan penilaian deskriptif peneliti sesuai dengan yang terlihat pada saat
observasi di kelas. Hasil observasi inilah yang digunakan pada Bab I mengenai
latar belakang. Hasil observasi studi pendahuluan ini dapat dilihat pada lampiran
B.4b.
2) Data Keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Pictorial Riddle
Observasi keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri pictorial riddle
bertujuan untuk melihat apakah tahapan-tahapan model pembelajaran inkuiri
pictorial riddle telah dilaksanakan oleh guru atau tidak dan mengetahui kegiatan
siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi ini dibuat dalam bentuk
checklist (√). Jadi dalam pengisiannya, observer memberikan checklist (√) pada kolom “ya” atau “tidak” dan memberikan keterangan mengenai kualitas kejadian jika criteria yang dimaksud dalam daftar cek ditunjukkan guru dan siswa.
Untuk mengukur keterlaksanaan model pembelajaran dapat dihitung
dengan menggunakan rumus:
(3.7)
Besar rata-rata jumlah keterlaksaan model dapat dihitung dengan rumus:
…(3.8)
Tabel 3.7
Interpretasi Model Pembelajaran
Kategori Keterlaksanaan
Model Pembelajaran (%) Kriteria
0,0 – 24,9 Sangat Kurang
25,0 – 37,5 Kurang
43
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
62,6 – 87,5 Baik
87,6 – 100,0 Baik Sekali
(Panggabean, 1996)
b. Kuesioner
1) Kuesioner Studi Pendahuluan
Kuesioner respon siswa terhadap pembelajaran fisika yang digunakan
sebagai dasar untuk melakukan penelitian. Untuk mendeskripsikan hasil kuesioner
siswa terhadap pembelajaran fisika, langkah-langkah yang ditempuh adalah
sebagai berikut:
Menjumlahkan skor seluruh siswa yang menjawab ya dan yang menjawab
tidak.
Menentukan jawaban siswa dalam bentuk persentase dengan menggunakan
rumus:
… (3.9)
c. Wawancara
1) Wawancara Studi Pendahuluan
Wawancara yang dilakukan pada saat studi pendahuluan yang ditujukan
kepada guru mata pelajaran fisika di sekolah yang akan menjadi sampel
penelitian. Wawancara ini menggunakan format wawancara yang berbentuk
uraian dengan maksud untuk mengetahui kendala-kendala yang muncul dalam
pembelajaran fisika. Format wawancara dengan guru dapat dilihat pada Lampiran
B.2a.
2. Instrumen Tes
44
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Pemberian skor
Melakukan penskoran dengan menggunakan acuan penskoran dari
kisi-kisi soal yang telah mendapat judgement.
b. Menghitung Skor Gain
Gain adalah selisih skor pretest dan posttest. Untuk menentukan besarnya
gain dapat dihitung dengan rumus:
G = skor post test – skor pre test … (3.5)
(Hake, 1998, hlm. 8)
Peningkatan kemampuan analisis siswa setelah pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri metode Pictorial Riddle dicari dengan
menghitung rata-rata gain yang dinormalisasi berdasarkan kriteria efektivitas
pembelajaran menurut R. R. Hake (1998). Rumus yang digunakan untuk
menghitung gain yang dinormalisasi adalah :
…(3.6)
(Hake, 1998, hlm. 1)
Interpretasi terhadap nilai gain yang dinormalisasi ditunjukan oleh Tabel
di bawah ini :
Tabel 3.8
Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi
Nilai <g> Klasifikasi
Tinggi Sedang Rendah
45
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
66
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan terhadap hasil
penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan model pembelajaran inkuiri pictorial riddle pada pokok bahasan
fluida statis mampu meningkatkan kemampuan analisis siswa SMA.
Kemampuan analisis fisika siswa melalui model pembelajaran inkuiri pictorial
riddle pada pokok bahasan fluida statis termasuk kategori sedang dan
mengalami peningkatan berdasarkan klasifikasi rata-rata gain yang
dinormalisasi sebesar 0,60.
2. Kemampuan analisis fisika siswa pada aspek differentiating (membedakan)
melalui model pembelajaran inkuiri pictorial riddle pada pokok bahasan
fluida statis termasuk kategori sedang dan mengalami peningkatan
berdasarkan klasifikasi rata-rata gain yang dinormalisasi sebesar 0,58.
3. Kemampuan analisis fisika siswa pada aspek organizing (mengorganisasikan)
melalui model pembelajaran inkuiri pictorial riddle pada pokok bahasan
fluida statis termasuk kategori sedang dan mengalami peningkatan
berdasarkan klasifikasi rata-rata gain yang dinormalisasi sebesar 0,56.
4. Kemampuan analisis fisika siswa pada aspek attributing (mengatribusi)
melalui model pembelajaran inkuiri pictorial riddle pada pokok bahasan
fluida statis termasuk kategori sedang dan mengalami peningkatan
67
Hanny Marliawati, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Saran
1. Dalam model pembelajaran inkuiri pictorial riddle pada tahap penyajian
masalah melalui gambar, hendaknya gambar yang disajikan telah dipilih
dengan pertimbang konsep atau prinsip yang akan diajarkan, dapat
menunjukkan konsep, proses, atau situasi yang dapat memancing
kemampuan berpikir analisis siswa.
2. Dalam pelaksanaan model pembelajaran inkuiri pictorial riddle sebaiknya
alokasi waktu pembelajaran sangat diperhatikan agar tujuan
diterapkannya model pembelajaran inkuiri pictorial riddle dapat tercapai.
3. Pada setiap tahap model pembelajaran inkuiri pictorial riddle pertanyaan
pertanyaan yang bersifat mengarahkan siswa sangat diperlukan terutama
jika masih banyak siswa yang kebingungan membuat perdiksi, membuar
langkah percobaan, mengolah data hasil eksperimen, menjawab