• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Skripsi

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh

Hanny Marliawati

NIM 0706464

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri

Pictorial Riddle

untuk Meningkatkan

Kemampuan Analisis Siswa SMA

Oleh:

Hanny Marliawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Hanny Marliawati 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang,

(3)

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan cara-cara yang

tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas

pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila

kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau

ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2014

Yang Membuat pernyataan,

(4)

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Halaman Pengesahan Skripsi

HANNY MARLIAWATI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Drs. Iyon Suyana, M.Si 196208241991031001

Pembimbing II

Dra. Heni Rusnayati, M.Si 196102021989012001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Fisika

(5)

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Hanny Marliawati 0706464

Pembimbing I: Drs. Iyon Suyana, M.Si Pembimbing II: Dra. Heni Rusnayati, M.Si

Jurusan Pendidikan Fisika UPI

ABSTRAK

Studi pendahuluan memperlihatkan bahwa kegiatan pembelajaran fisika belum melatihkan kemampuan analisis, siswa jarang melakukan kegiatan praktikum, dan tes kemampuan analisis siswa memperlihatkan hasil yang masih rendah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kemampuan analisis siswa melalui model pembelajaran inkuiri pictorial riddle pada konsep fluida statis. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pre-experimental dengan desain penelitian one group

pretest-posttest design. Sampel penelitian adalah 31 orang siswa kelas XI IPA di salah satu SMA

Negeri di Kota Bandung tahun ajaran 2013/2014. Variabel penelitian penerapan model pembelajaran inkuiri pictorial riddle diukur menggunakan lembar observasi keterlaksanaan model dan variabel peningkatan kemampuan analisis siswa SMA diukur menggunakan tes kemampuan analisis yang berbentuk uraian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata posttest kemampuan analisis yang diperoleh siswa lebih besar daripada skor rata-rata pretest. Rata-rata gain yang dinormalisasi (<g>) kemampuan analisis adalah 0,60 termasuk dalam kategori sedang, sedangkan kemampuan analisis siswa pada aspek differentiating (membedakan) rata-rata gain yang dinormalisasi 0,58, aspek organizing (mengorganisasi) rata-rata gain yang dinormalisasi 0,56, dan aspek attributing (mengatribusi) rata-rata gain yang dinormalisasi 0,65 yang masing-masing aspek tersebut tergolong kategori sedang. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri pictorial riddle dapat meningkatkan kemampuan analisis siswa SMA.

(6)

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

APPLICATION OF PICTORIAL RIDDLE INQUIRY LEARNING MODEL TO IMPROVE ANALYSIS SKILL OF HIGH SCHOOL STUDENT

Abstract

Preliminary studies show that learning activity of physics has no practicing analiysis skill,

has a few practical activities, and student’s analysis skill test show that student’s analysis

skill is still low. This research has purpose to identify student’s analysis skill enhancement through pictorial riddle inquiry learning model in static fluid concept. Pre-experimental with one group pretest-posttest design used in this research as the method of research. The research’s sample 31 students students from XI IPA class one of public high school in Bandung on 2013/2014 academic year. Application of pictorial riddle inquiry learning model variable research measured by observation sheets and analysis skill variable measured by analysis test of a description test. Result of this research shows

that student’s posttest average score is higher than student’s pretest average score.

Student average score normalized gain (<g>) is 0,60 belong to medium category and

student’s analysis skill for differentiating aspect average score normalized gain is 0,58, average score normalized gain of organizing aspect is 0,56, and average score normalized gain of attributing aspect is 0,65 which each one gain medium category. It can be conclude that the application of inquiry pictorial riddle learning models can improve analysis skill of junior high school students.

(7)

1

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2003, hlm. 6) secara tertulis

menjabarkan bahwa

Mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir analisis induktif dan deduktif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dengan menggunakan matematika, serta dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri.

Kemampuan berpikir analisis induktif dan deduktif termasuk dalam

keterampilan berpikir khususnya berpikir tingkat tinggi (high level thinking). Hal

ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Joko Sutrisno (2008) bahwa “ Berpikir tingkat tinggi adalah operasi kognitif yang banyak dibutuhkan pada proses-proses

berpikir yang terjadi dalam short-term memory. Jika dikaitkan dengan taksonomi

Bloom, berpikir tingkat tinggi meliputi evaluasi, sintesis, dan analisis”, sehingga idealnya pembelajaran fisika diaplikasikan untuk memenuhi penjabaran mata

pelajaran fisika sesuai KTSP yang di dalamnya terdapat keterampilan berpikir.

Realita di Indonesia, masih banyak pembelajaran di sekolah yang belum

mendukung terlaksananya pembelajaran keterampilan berpikir yang efektif seperti

yang dikemukakan oleh Sutrisno (2008)

Sayangnya, kondisi pembelajaran yang ada di kebanyakan sekolah di Indonesia belum begitu mendukung untuk terlaksananya pembelajaran keterampilan berpikir yang efektif. Beberapa kendalanya antara lain pembelajaran di sekolah masih terfokus pada guru, belum student-centered; dan fokus pendidikan di sekolah lebih pada yang bersifat menghafal/pengetahuan faktual.

Mata pelajaran fisika secara umum menurut KTSP diantaranya bertujuan

agar peserta didiknya mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan

masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan

(8)

2

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis. Dengan

demikian, hendaknya proses belajar dan pembelajaran fisika yang berlangsung di

sekolah harus sesuai dengan tujuan pembelajaran fisika secara umum. Sehingga

pada saat pembelajaran berlangsung akan tercipta suasana belajar yang aktif serta

student centred (berpusat pada siswa) yang bermuara pada ketercapaian tujuan

pembelajaran tersebut.

Permendiknas No: 41 Th. 2007 tentang Standar Proses (2007, hlm. 8)

menjelaskan dalam proses pembelajaran ideal harus terjadi yaitu interaktif ,

inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi siswa untuk berpartisipsi

aktif (student centered). Proses pembelajaran ditekankan agar dapat memberikan

ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan

bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Hasil observasi terhadap proses pembelajaran fisika di kelas XI di salah

satu SMA Negeri di kota Bandung, dari waktu pembelajaran 60 menit, 20 menit

digunakan guru untuk menjelaskan materi penerapan hukum-hukum Newton.

Kemudian, 40 menit digunakan siswa untuk mencatat apa yang guru jelaskan di

papan tulis dan mengerjakan latihan soal. Pada awal pembelajaran guru

menanyakan pada siswa materi apa yang terakhir kali telah mereka pelajari.

Kemudian guru menginformasikan bahwa materi yang akan mereka pelajari pada

pertemuan kali itu adalah penerapan hukum-hukum Newton. Setelah itu guru

menuliskan materi pembelajaran mengenai gesekan pada papan tulis. Guru

menggambarkan sebuah balok yang diletakkan di lantai mendatar kemudian balok

tersebut ditarik oleh seorang anak. Guru menuliskan gaya-gaya yang bekerja pada

pada balok saat anak menarik balok tersebut. Setelah itu guru menuliskan contoh

soal yang berkaitan dengan gesekan di papan tulis. Kemudian siswa dipersilahkan

untuk bertanya tentang apa yang belum dipahaminya dari materi yang dijelaskan

oleh guru. Berikutnya, guru menuliskan 3 buah soal latihan mengenai materi

gesekan pada papan tulis. Guru meminta 3 orang siswa untuk mengerjakan soal di

papan tulis. Kemudian guru memberikan arahan kepada 3 orang siswa yang

(9)

3

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa lain. Siswa lainnya mengerjakan latihan soal di tempat duduknya

masing-masing. Namun, karena guru lebih fokus membimbing siswa yang mengerjakan

soal latihan di papan tulis, siswa lainnya mulai gaduh dan bahkan sebagian besar

siswa mengobrol dan tidak mengerjakan soal-soal tersebut. Berikutnya

menanyakan apakah siswa telah mengerti dengan soal-soal yang dilatihkan.

Setelah itu guru memberikan pekerjaan rumah untuk siswa dan menutup kegiatan

pembelajaran. Dari 38 siswa yang ada di kelas itu, hanya 8 orang siswa (21,05%)

yang terlibat dalam pembelajaran yang terdiri dari: 1 orang siswa (2,63%)

mengajukan pertanyaan mengenai materi yang disampaikan oleh guru, 4 orang

siswa (10,53%) mengajukan pertanyaan mengenai perintah soal yang diberikan

oleh guru, 3 orang siswa (7,89%) mengerjakan soal di depan kelas selama proses

pembelajaran. Tidak terjadi diskusi antar siswa ataupun tanya jawab siswa dengan

guru mengenai materi yang disampaikan guru. Kegiatan pembelajaran hanya

berorientasi pada penyelesaian soal yang bersifat matematis. Proses pembelajaran

masih bersifat teacher centered (berpusat pada guru). Waktu pembelajaran lebih

banyak digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran dan

mengerjakan latihan soal. Tidak ada insiatif siswa untuk terlibat aktif dalam

kegiatan pembelajaran. Siswa lebih banyak berperan sebagai penerima informasi

terhadap hal-hal yang disampaikan guru. Pembelajaran belum menunjukkan

proses pembelajaran yang ideal yang dijelaskan dalam Permendiknas No: 41 Th.

2007 tentang Standar Proses. Proses pembelajaran secara umum yang terjadi di

dalam kelas kurang memfasilitasi pengembangan kemampuan berpikir siswa

seperti yang dijabarkan KTSP mengenai mata pelajaran fisika yang dapat

mengembangkan kemampuan berpikir analisis.

Berdasarkan wawancara dengan siswa, pelaksanaan kegiatan praktikum

jarang sekali dilakukan. Padahal berdasarkan hasil penyebaran angket dari 38

siswa, 64,42% siswa menyukai kegiatan praktikum. Siswa berpendapat dengan

melakukan kegiatan praktikum membuat pembelajaran menjadi lebih

menyenangkan dan materi pembelajaran menjadi lebih mudah dimengerti

(10)

4

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil wawancara guru, guru lebih memilih metode ceramah

karena metode ini dianggap lebih mudah untuk dilakukan terkait dengan waktu

yang terbatas sedangkan materi pembelajaran yang harus disampaikan cukup

banyak. Metode ceramah ini digunakan di semua materi pembelajaran.

Berdasarkan tes kemampuan analisis siswa dengan menggunakan soal

kemampuan analisis yang terdiri dari tiga soal analisis berupa uraian pada materi

gerak melingkar. Soal tersebut terdiri dari aspek membedakan (differentiating),

aspek mengorganisasikan (organizing), dan aspek mengatribusikan (attributing).

Pada aspek membedakan (differentiating), nilai rata-rata yang diperoleh siswa

adalah 18,85. Pada aspek mengorganisasikan (organizing), nilai rata-rata yang

diperoleh siswa adalah 59,65. Pada aspek mengatribusikan (attributing), nilai

rata-rata yang diperoleh siswa adalah 55,26. Berdasarkan nilai ketiga aspek tersebut,

maka nilai rata-rata kemampuan analisis siswa adalah 44,59. Jika nilai rata-rata

kemampuan analisis siswa dibandingkan dengan nilai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yang harus dicapai siswa yaitu 70, maka nilai rata-rata

kemampuan analisis siswa masih dibawah nilai KKM.

Dari penjelasan hasil observasi kegiatan pembelajaran dan hasil tes

kemampuan analisis siswa dapat disimpulkan bahwa kemampuan analisis siswa

masih rendah dan diketahui bahwa kemampuan analisis siswa belum dilatihkan

secara maksimal.

Kembali pada KTSP yang menjabarkan mata pelajaran fisika, terdapat di

dalamnya penyelesaian masalah yang berhubungan dengan alam sekitar. Hal ini

tentunya berhubungan dengan cara penyajian materi pembelajaran di kelas.

Pernyataan Ruseffendi (Sapa’at, 2009) yang mendukung bahwa cara penyajian materi pembelajaran termasuk pada salah satu faktor pendukung keberhasilan

seseorang dalam belajar adalah:

Ada sepuluh faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar, antara lain sebagai berikut: kecerdasan, kesiapan belajar, bakat, kemauan belajar, minat, cara penyajian materi perkuliahan/pembelajaran, pribadi dan sikap pengajar, suasana pengajaran, kompetensi pengajar dan kondisi masyarakat luas.

(11)

5

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salah satu upaya untuk memecahkan masalah rendahnya kemampuan

analisis siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri pictorial

riddle. Menurut Sudirman (1989, hlm. 180) Pictorial Riddle adalah salah satu

teknik atau metode untuk mengembangkan motivasi dan minat siswa di dalam

diskusi kelompok kecil maupun besar. Gambar, peragaaan atau situasi yang

sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara berpikir kritis dan

kreatif siswa. Dalam model pembelajaran inkuiri pictorial riddle, siswa dilibatkan

secara aktif dalam pembelajaran tentang konsep dan gejala fisika melalui

pengamatan, pengukuran dan pengumpulan data untuk menarik kesimpulan.

Model pembelajaran inkuiri pictorial riddle memberikan kesempatan kepada

siswa untuk memecahkan masalah yang telah disampaikan sebelumnya oleh guru

melalui gambar, peragaan, atau situasi yang sesungguhnya. Adapun tahapan

model inkuiri pictorial riddle yaitu, proses penyajian masalah, pengumpulan dan

verifikasi data, mengadakan eksperimen dan pengumpulan data, merumuskan

penjelasan, dan mengadakan analisis proses penelitian Model pembelajaran

inkuiri pictorial riddle dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada

siswa, bukan hanya sebagai hasil dari mengingat tetapi hasil dari menemukan

sendiri. Ini menunjukkan adanya kondisi student-centered dan peran guru hanya

sebagai fasilitator, sesuai dengan pembelajaran fisika yang ideal yang dijabarkan

dalam KTSP. Lee (2008) menyatakan bahwa “Penggunaan pictorial riddle dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, analisis, aplikasi dan keterampilan

mengevaluasi.” Dengan demikian, diterapkannya model pembelajaran inkuiri pictorial riddle diharapkan kemampuan analisis siswa akan meningkat.

Model pembelajaran ini telah digunakan pada penelitian terdahulu untuk

mata pelajaran fisika. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu (Cahyadi, 2008),

terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa setelah diterapkan model

pembelajaran inkuiri pictorial riddle. Henita (2010) menyimpulkan bahwa

terdapat peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa setelah diterapkan model

pembelajaran inkuiri pictorial riddle. Djiwandono (2010) menyatakan bahwa

(12)

6

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan analisis. Sehingga jika model pembelajaran inkuiri pictorial riddle

dapat meningkatakan kemampuan berpikir kritis, maka model ini juga diharapkan

mampu meningkatkan kemampuan analisis.

KTSP menuntut adanya kemampuan analisis yang secara jelas terdapat

dalam Standar Isi KTSP 2006 untuk kompetensi dasar pelajaran fisika kelas XI.

Salah satunya adalah “Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan

fluida statik dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.”

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mengambil judul

“Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Pictorial Riddle untuk Meningkatkan

Kemampuan Analisis Siswa SMA”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah secara umum adalah:

“Bagaimanakah peningkatan kemampuan analisis siswa setelah diterapkan Model Pembelajaran Inkuiri Pictorial Riddle?

Berdasarkan rumusan masalah secara umum di atas, maka permasalahan

penelitian di atas dapat dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peningkatan kemampuan analisis siswa pada aspek

membedakan (differentiating) setelah diterapkan Model Pembelajaran Inkuiri

Pictorial Riddle?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan analisis siswa pada aspek

mengorganisasi (organizing) setelah diterapkan Model Pembelajaran Inkuiri

Pictorial Riddle?

3. Bagaimanakah peningkatan kemampuan analisis siswa pada aspek

mengatribusikan (attributing) setelah diterapkan Model Pembelajaran Inkuiri

Pictorial Riddle?

(13)

7

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk menghindari meluasnya permasalahan yang akan dikaji dalam

penelitian ini, maka kemampuan analisis yang diteliti akan dibatasi pada

kemampuan analisis yang dikembangkan oleh Lorin W. Anderson et al.

D. VARIABEL PENELITIAN

Variabel bebas : Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Pictorial Riddle

Variabel terikat : Peningkatan Kemampuan analisis siswa.

E. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi

tentang:

1. Peningkatan kemampuan analisis siswa pada aspek membedakan

(differentiating) setelah diterapkan model pembelajaran inkuiri pictorial

riddle.

2. Peningkatan kemampuan analisis siswa pada aspek mengorgarnisasi

(organizing) setelah diterapkan model pembelajaran inkuiri pictorial riddle.

3. Peningkatan kemampuan analisis siswa pada aspek mengatribusi (attributing)

setelah diterapkan model pembelajaran inkuiri pictorial riddle.

F. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya:

1. Bagi peneliti, dapat menjadi wahana ilmiah dalam mengaplikasikan

kemampuan yang telah diperoleh selama perkuliahan. Selain itu juga

memberikan gambaran yang jelas tentang pembelajaran fisika dengan

menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Pictorial riddle.

2. Bagi guru fisika disekolah, sebagai model pembelajaran alternatif dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran fisika

3. Bagi siswa, memberikan variasi model pembelajaran fisika di kelas agar tidak

(14)

8

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bagi peneliti lain, dapat memberikan wawasan baru bagi perkembangan ilmu

pendidikan khususnya dalam pelajaran sains fisika sebagai masukan untuk

melakukan penelitian lebih lanjut.

G. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI

Struktur organisasi skripsi dalam penelitian ini sebagai berikut:

Bab I meliputi latar belakang masalah penelitian, tujuan penelitian untuk

mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan analisis siswa setelah diterapkan

model pembelajaran inkuiri pictorial riddle, mengetahui bagaimana peningkatan

kemampuan analisis siswa pada setiap aspek kemampuan analisis, serta

mengetahui aspek kemampuan analisis yang mengalami peningkatan paling

tinggi. Kemudian dijabarkan manfaat penelitian bagi beberapa pihak terkait dan

sekilas tentang struktur organisasi skripsi.

Bab II membahas tentang kajian pustaka yang berkaitan dengan model

pembelajaran inkuiri pictorial riddle, kemampuan analisis, hubungan model

pembelajaran inkuiri pictorial riddle, serta penelitian relevan terkait penelitian ini.

Bab III membahas tentang metode dan desain penelitian. Selanjutnya

dipaparkan populasi dan sampel penelitian, definisi operasional, instrumen

penelitian, prosedur penelitian yang dilakukan, teknik analisis instrumen, analisis

uji coba instrumen, serta penjelasan tentang teknik pengumpulan dan analisis data.

Bab IV menjelaskan tentang pemaparan data penelitian yang dilanjutkan

dengan pembahasan data penelitian secara keseluruhan. Kemudian dijabarkan

temuan lainnya selama penelitian.

Bab V berisikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian berdasarkan

rumusan masalah dan rekomendasi bagi para pengguna hasil penelitian yang

(15)

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ...vii

DAFTAR LAMPIRAN ...viii

BAB I PENDAHULUAN A. ... Latar Belakang Masalah ...1

B. ... Rumusan Masalah ...6

C. ... Batasan Masalah ...6

D. ... Variabel Penelitian...7

E... Tujuan Penelitian ...7

F. ... Manfaat Penelitian ...7

G. ... Struktur Organisasi Skripsi ...8

(16)

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. ... Model

Pembelajaran Inkuiri Pictorial Riddle ...19

C. ... Kemampuan

Analisis ...22

D. Hubungan Model

Pembelajaran Inkuiri Pictorial Riddle

dengan Kemampuan Analisis ...23

E.... Hasil Penelitian

yang Relevan ...25

BAB III METODE PENELITIAN

A. ... Metode dan

Desain Penelitian ...26

B. ... Populasi dan

Sampel...27

C. ... Definisi

Operasional ...27

D. ... Instrumen

Penelitian...29

1... Instrumen

Non-Tes ...29

a... Kuesioner 29

b. ... Lembar Observasi

...29

c.... Wawancara 30

(17)

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(18)

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. ... Hasil Penelitian

...45

1... Keterlaksanaan

Pembelajaran ...45

2... Hasil Belajar

Kemampuan Analisis ...49

B. ... Pembahasan Hasil

Temuan Penelitian ...53

1.... Keterlaksanaan

Pembelajaran ...53

2.... Kemampuan

Analisis ...55

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. ... Simpulan 66

B. ... Saran 67

(19)

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1... Model

Pembelajajaran Inkuiri Pictorial Riddle ...21

2.2... Hubungan

Model Pembelajaran Inkuiri Pictorial Riddle dengan kemampuan analisis.24

3.1... Desain

Penelitian One Group Pretest Posttest Design ...26

3.2... Klasifikasi

Validitas Butir Soal Instrumen Tes ...36

3.3... Klasifikasi

Reliabilitas Instrumen Tes ...37

3.4... Klasifikasi

Tingkat Kesukaran Instrumen Tes ...38

3.5... Klasifikasi

(20)

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.6... Rekapitulasi

Analisis Hasil uji Coba Instrumen ...40

3.7... Interpretasi

Model Pembelajaran ...42

3.8... Interpretasi

Nilai Gain yang dinormalisasi ...44

4.1... Rekapitulasi

Tingkat keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Pictorial Riddle ...45

4.2... Rekapitulasi

Tingkat keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Pictorial Riddle oleh guru 45

4.3... Rekapitulasi

Kegiatan Siswa Dalam Model Pembelajaran Inkuiri Pictorial Riddle ...45

4.4... Rekapitulasi

rata-rata Gain yang Dinormalisassi pada Kemampuan Analisis ...49

4.5... Rekapitulasi

Rata-rata Gain yang Dinormalisasi pada Kemampuan Analisis Aspek Differentiating,

Organizing, dan Attributing ...50

4.6... Rekapitulasi

Rata-rata gain yang Dinormalisasi Kemampuan Analisis untuk Masing-masing Aspek

Pada Setiap Pertemuan...51

4.7... Rekapitulasi

Rata-rata gain yang Dinormalisasi Kemampuan Analisis untuk Setiap Aspek Pada

(21)

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

4.1 ... Skor Rata-rata Tes Kemampuan Analisis Fisika Siswa ...55

4.2 ... Peningkatan Skor Setiap Aspek Kemampuan Analisis ...56

4.3 ... Rata-rata gain yang dinormalisasi kemampuan analisis untuk setiap aspek

4.4 ... Peningkatan Hasil Belajar Kemampuan Analisis untuk Masing-masing Aspek pada Setiap Pertemuan ...57

4.5 ... Peningkatan Hasil Belajar Kemampuan Analisis untuk Masing-masing Aspek Pada Setiap Kelompok ...58

4.6 ... Skor Rata-rata Tes Kemampuan Analisis Siswa pada Aspek Differentiating ...59

4.7 ... Skor Rata-rata Tes Kemampuan Analisis Siswa pada Aspek Organizing ... 61

4.8 ... Skor Rata-rata

(22)

26

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Berdasarkan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh informasi

tentang peningkatan kemampuan analisis siswa SMA setelah diterapkan model

pembelajaran inkuiri pictorial riddle, maka jenis penelitian yang digunakan pada

penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan metode yang dipilih adalah

penelitian pre-experimental (Sugiyono, 2010, hlm. 109).

Sedangkan desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Grup

Pretest Posttes Design (Sugiyono, 2010, hlm. 110). Paradigma dalam design

penelitian ini adalah terdapat suatu kelompok yang akan diberikan pretest yang

selanjutnya diberikan treatment/perlakuan kemudian diobservasi hasilnya melalui

posttest. Perlakuan yang diberikan adalah model pembelajaran inkuiri pictorial

riddle. Alur dari desain penelitian ini adalah kelas yang digunakan penelitian

(kelas eksperimen) diberi pre-test kemudian dilanjutkan dengan pemberian

perlakuan (treatment) yaitu penerapan model pembelajaran inkuiri pictorial

riddle, setelah itu diberi post-test. Desain dalam penelitian ini diperlihatkan dalam

tabel berukut ini :

Tabel 3.1 Desain Penelitian One Grup Pretest Posttes Design

Pre Test Treatment Post Test

O1 X O2

Keterangan:

O1 : tes awal (pretest) dilakukan sebelum siswa diberikan perlakuan

dengan penerapan model pembelajaran inkuiri pictorial riddle.

X : perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri

pictorial riddle.

O2 : tes akhir (posttest) dilakukan setelah siswa diberikan perlakuan

(23)

27

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1 menjelaskan bahwa ketika akan diterapkan perlakuan (treatment),

siswa diawali dengan pemberian pretest dan diakhiri dengan posttest dengan

instrumen yang sama dengan pretest. Sehingga diperoleh skor gain yang

selanjutnya akan dianalisis peningkatannya dalam rangka mengetahui pengaruh

model inkuiri pictorial riddle terhadap kemampuan analisis fisika siswa.

B. Populasi dan Sampel

Menurut Arikunto (Arikunto, 2010, hlm. 173) populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian. Penelitian ini mengambil populasi siswa di salah satu SMA

Negeri di Bandung kelas XI semester 2 tahun pelajaran 2013/2014.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010,

hlm. 174). Sampel dalam penelitian ini adalah satu kelas dari keseluruhan

populasi yang dipilih secara sampling purposive. ”Sampling purposive merupakan

teknik penentuan sampel menurut pertimbangan tertentu” (Sugiyono, 2010, hlm.

124). Pertimbangan dalam hal ini yaitu pihak sekolah yang menentukan kelas

untuk keperluan penelitian sehingga tidak memungkinkan untuk memilih sampel

secara acak. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah XI IPA 5

dengan jumlah siswa sebanyak 31 orang.

C. Definisi Operasional

Agar terdapat kesamaan persepsi istilah yang digunakan dalam penelitian

ini, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Model Pembelajaran Inkuiri Pictorial Riddle yang dimaksud dalam penelitian

ini merupakan model pembelajaran diadaptasi dari tahap pembelajaran inkuiri

yang dikemukakan oleh B. Joyce & M. Weil (2009, hlm. 206) yang meliputi

lima tahap (tahap penyajian masalah, tahap pengumpulan dan verifikasi data,

tahap melakukan eksperimen, tahap mengolah dan memformulasikan suatu

penjelasan, tahap analisis proses penelitian). Dengan tahap penyajian

(24)

28

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

riddle diukur menggunakan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran.

Data diperoleh melalui observasi oleh observer yang telah diberikan instrumen

berupa lembar observasi keterlaksanaan tahap-tahap model pembelajaran

inkuiri pictorial riddle berbentuk rating scale, dengan observer hanya

memberikan tanda checklist ( ) pada kolom yang sesuai dengan aktivitas yang

diamati. Dalam pengisiannya observer memberikan checklist (√) pada kolom “ya” atau “tidak” dan memberikan keterangan mengenai kualitas kejadian jika kriteria yang dimaksud dalam daftar cek ditunjukkan guru dan siswa. Atau

dengan memberikan skor satu jika indikator tahapan pembelajaran muncul dan

nol jika tidak muncul. Perolehan skor dari keterlaksanaan tahap-tahap model

pembelajaran inkuiri pictorial riddle dihitung kemudian dianalisis berdasarkan

tabel interpretasi keterlaksanaan pembelajaran.

2. Kemampuan analisis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan

analisis yang dikemukakan oleh Anderson et al. (2001) yang meliputi

kemampuan membedakan (differentiating) yaitu proses memilah-milah

bagian-bagian yang relevan atau penting dari sebuah struktur,

mengorganisasikan (organizing) yaitu proses mengidentifikasi elemen-elemen

komunikasi atau situasi dan proses mengenali bagaimana elemen-elemen ini

membentuk sebuah struktur yang koheren, dan mengatribusikan (attributing)

yaitu menentukan sudut pandang, pendapat, nilai, atau tujuan di balik

komunikasi. Pengukuran kemampuan analisis dalam penelitian ini dilakukan

dengan cara memberikan instrumen tes kemampuan analisis berupa 18 butir

soal uraian yang terdiri dari 6 soal kemampuan analisis aspek differentiating, 6

soal kemampuan analisis aspek organizing, dan 6 soal kemampuan analisis

aspek attributing. Peningkatan kemampuan analisis sebelum dan sesudah

dilaksanakan model pembelajaran inkuiri pictorial riddle diketahui dengan

(25)

29

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen non-tes dan instrumen tes.

Penjelasan dari kedua instrumen tersebut adalah sebagai berikut.

1. Instrumen Non-Tes a. Kuesioner

Kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang

yang akan diukur atau biasa disebut responden (Arikunto, 2009, hlm. 28).

Kuesioner pada penelitian ini digunakan pada studi pendahuluan

digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran fisika.

Pertanyaan-pertanyaan yang disusun memiliki pilihan jawaban ya dan tidak

disertai dengan alasannya agar siswa dapat mengemukakan pendapatnya.

Kuesioner respon siswa terhadap pembelajaran fisika yang digunakan sebagai

dasar untuk melakukan penelitian. Format kuesioner respon siswa terhadap fisika

ini dapat dilihat pada lampiran B.1a.

b. Lembar Observasi

Di dalam pengertian psikologi, observasi atau yang disebut pula dengan

pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan

menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2010, hlm. 199). Observasi yang

dilakukan pada penelitian ini berupa observasi sistematis, yaitu observasi yang

dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen

pengamatan.

1) Lembar observasi Studi Pendahuluan

Lembar observasi ini diberikan pada tahap awal studi pendahuluan untuk

menelusuri masalah-masalah yang terjadi di lapangan. Lembar observasi ini

dibuat dengan menggunakan format observasi kegiatan pembelajaran di kelas

(26)

30

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

observasi studi pendahuluan dapat dilihat pada lampiran B.4a. Data yang

terkumpul dianalisis sebagai dasar untuk melakukan penelitian.

2) Lembar observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran

Lembar observasi ini dibuat dalam rangka menilai persentase

keterlaksanaan dari model yang diterapkan (Model Pembelajaran Inkuiri Pictorial

Riddle). Lembar observasi yang dimaksud terdiri dari lembar observasi

keterlaksanaan aktivitas siswa dan lembar observasi keterlaksanaan aktivitas

guru yang disesuaikan dengan tahapan model inkuiri Pictorial Riddle . Instrumen

ini berbentuk rating scale, dengan observer hanya memberikan tanda centang ( )

pada kolom yang sesuai dengan aktivitas yang diamati.

Lembar observasi yang telah disusun tidak mengalami uji coba, tetapi

hanya dikoordinasikan kepada para observer yang akan terlibat dalam proses

penelitian agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap format observasi tersebut.

Lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran dapat dilihat pada

Lampiran B.4c.

c. Wawancara

1) Wawancara Studi Pendahuluan

Wawancara yang dilakukan pada saat studi pendahuluan yang ditujukan

kepada guru mata pelajaran fisika di sekolah yang akan menjadi sampel

penelitian. Wawancara ini menggunakan format wawancara yang berbentuk

uraian dengan maksud untuk mengetahui kendala-kendala yang muncul dalam

pembelajaran fisika. Format wawancara dengan guru dapat dilihat pada Lampiran

B.2a.

2. Instrumen Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan

(27)

31

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen tes yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Instrumen Studi Pendahuluan

Instrumen studi pendahuluan berupa 3 buah soal uraian yang digunakan

untuk mengetahui kemampuan analisis awal siswa. Tes kemampuan analisis ini

termasuk ranah kognitif pada aspek analisis. Aspek analisis terbagi menjadi tiga

bagian, yaitu bagian differentiating (membedakan), bagian organizing

(mengorganisasikan), dan bagian attributing (mengatribusikan). Tes kemampuan

analisis ini berupa soal uraian dengan membuat pedoman penilaian untuk setiap

kemungkinan jawaban yang diberikan oleh siswa. Soal yang digunakan dalam tes

ini berjumlah 3 soal uraian yang terdiri dari 1 soal aspek differentiating

(membedakan), 1 soal aspek organizing (mengorganisasi), dan 1 soal aspek

attributing (mengatribusi). Instrumen ini dapat dilihat pada lampiran B.3a.

b. Instrumen Kemampuan Analisis

Instrumen untuk mengumpulkan data mengenai kemampuan analisis siswa

setelah dan sebelum pembelajaran. Tes kemampuan analisis ini termasuk ranah

kognitif pada aspek analisis. Aspek analisis terbagi menjadi tiga bagian, yaitu

bagian differentiating (membedakan), bagian organizing (mengorganisasikan),

dan bagian attributing (mengatribusikan). Tes kemampuan analisis ini berupa soal

uraian dengan membuat pedoman penilaian untuk setiap kemungkinan jawaban

yang diberikan oleh siswa. Tes ini dilakukan dua kali yaitu pretest (sebelum

perlakuan) dan posttest (setelah perlakuan) dengan menggunakan soal yang sama.

Soal yang digunakan dalam penelitian telah melalui tahap uji coba. Soal yang

digunakan pada tes ini berjumlah 18 soal uraian yang terdiri dari 6 soal aspek

differentiating (membedakan), 6 soal aspek organizing (mengorganisasi), dan 6

soal aspek attributing (mengatribusi). Instrumen ini dapat dilihat pada Lampiran

B.5b.

(28)

32

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Prosedur penelitian ini dilakukan dengan tiga tahapan, mulai dari tahan

persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian.

1. Tahap Persiapan

a) Menentukan sekolah yang akan dikaji tempat penelitian, kemudian

menghubungi pihak sekolah tempat akan dilaksanakannya penelitian untuk

mengurus perizinan pelaksanaan penelitian.

b) Melakukan studi pendahuluan melalui kegiatan observasi, yaitu

mengamati kegiatan pembelajaran fisika di kelas, penyebaran kuesioner

kepada siswa, serta melakukan wawancara terhadap guru mata pelajaran

fisika untuk memperleh data mengenai kondisi lokasi penelitian, kondisi

siswa, sarana dan pra sarana, alat bantu pengajaran, alat peraga dan peraga

dan peralatan laboratorium untuk keperluan pelaksanaan praktikum. Selain

itu, memberikan tes kemampuan analisis siswa pada materi gerak

melingkar.

c) Studi literatur, hal ini dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat

mengenai permasalahan yang akan dikaji.

d) Melakukan studi kurikulum mengenai pokok bahasan yang dijadikan

penelitian guna memperoleh data mengenai tujuan pembelajaran,

indikator, dan hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa serta alokasi

waktu diperlukan selama proses pembelajaran.

e) Menyiapkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

mengenai pokok bahasan yang akan dijadikan materi pembelajaran dan

penelitian yang akan dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian yang

mengacu pada Model Pembelajaran Inkuiri Pictorial Riddle.

f) Membuat dan menyusun instrumen penelitian, mengkonsultasikan dan

men-judgement instrumen penelitian terpadu kepada dua orang dosen dan

guru mata pelajaran fisika yang ada di sekolah tempat penelitian akan

(29)

33

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

g) Menguji coba instrumen penelitian yang telah di-judgment di suatu kelas

yang telah terlebih dulu mempelajari materi yang dijadikan pokok bahasan

dalam penelitian di sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan.

h) Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian, kemudian menentukan

hasil soal yang layak untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

a) Melakukan uji coba instrumen berupa pre test

b) Memberikan perlakuan kepada kelas elsperimen berupa pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri Pictorial

Riddle dengan memperhatikan dinamika kelompok untuk tiga kali

pertemuan.

c) Melakukan post test

d) Membandingkan antara hasil pre test dan post test untuk menentukan

besar perbedaan yang timbul. Jika sekiranya perbedaan itu ada, maka

perbedaan itu tidak lain disebabkan oleh pengaruh dari perlakuan

(treatment) yang diberikan.

3. Tahap Akhir

a) Mengolah data hasil penelitian

b) Menganalisis dan membahas hasil temuan

(30)

34

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tahap Persiapan

Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap Akhir

Menentukan Masalah (Studi Pendahuluan)

Studi Literatur

Studi kurikulum

Pembuatan Instrumen Penelitian dan Perangkat Pembelajaran

Uji coba dan Analisis Instrumen

Pretest

Kegiatan Belajar Mengajar dengan Model pembelajaran Inkuiri dengan Metode Pictorial

Riddle

Posttest

Observasi

Pengolahan data

(31)

35

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Teknik Analisis Instrumen Tes

Sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus

memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki: validitas, reliabilitas, objektivitas,

praktikabilitas dan ekonomis (Arikunto, 2009 : 151).

Teknik analisis instrumen dilakukan untuk mengetahui kelayakan

perangkat tes dalam pengambilan data. Analisis yang dilakukan meliputi uji

validitas, uji reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran tes.

1. Validitas

“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen” (Arikunto, 2010, hlm. 211). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat

mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya

validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak

menyimpang dari gambaran validitas yang dimaksud. Uji validitas tes yang

digunakan adalah uji validitas konstruksi (construct validity). Validitas dalam

kesesuaian soal dengan indikator dilakukan penelaahan (judgement) oleh dosen

penelaah instrumen tes terhadap butir-butir soal yang sebelumnya

(32)

36

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

empiris digunakan uji statistik, yakni teknik korelasi Pearson Product Moment,

yaitu :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan.

X = skor tiap butir soal.

Y = skor total tiap butir soal.

N = jumlah siswa.

(Arikunto, 2009, hlm. 72)

Nilai koefisien korelasi yang diperoleh diinterpretasikan menggunakan

tabel nilai r product moment (Arikunto, 2009, hlm. 75). Jika harga rhitung > rtabel

maka butir soal tersebut dinyatakan valid. Selain itu juga digunakan interpretasi

berdasarkan kategori sesuai tabel (Arikunto, 2009, hlm. 75)

Tabel 3.2

Klasifikasi Validitas Butir Soal Instrumen Tes

Nilai rxy Kriteria

Reliabilitas suatu alat ukur atau alat evaluasi dimaksudkan sebagai suatu

alat yang memberikan hasil yang tetap sama (konsisten, ajeg). Hasil pengukuran

(33)

37

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sama meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu yang berbeda dan

tempat yang berbeda pula. Tidak terpengaruh oleh pelaku, situasi, dan kondisi.

Alat ukur yang reliabilitasnya tinggi disebut alat ukur yang reliable.

Analisis reliabilitas soal bentuk uraian dapat dilakukan dengan

menggunakan rumus Alpha (cronbach a). Adapun rumus yang digunakan:

…(3.2)

: reliabilitas yang dicari

: jumlah varians skor tiap-tiap item

: varians total

(Arikunto, 2009, hlm. 109)

Tolak ukur yang menginterpretasikan derajat reliabilitas alat ukur dapat

menggunakan tolak ukur (Arikunto, 2009) yaitu:

Tabel 3.3

Klasifikasi Reliabilitas Instrumen Tes

Interval Kategori

0,90 r11 1,00 sangat tinggi

0,70 r11 0,90 tinggi

0,40 r11 0,70 cukup

0,20 r11 0,40 rendah

r11 0,20 sangat rendah

3. Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu

sukar. Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan

mudahnya suatu soal. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai 1,00.

(34)

38

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0,00 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,00

menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah. Rumus mencari P adalah:

…(3.3)

dengan,

TK : Indeks tingkat kesukaran

SA : Jumlah skor kelompok atas

SB : Jumlah skor kelompok bawah

IA : Jumlah skor ideal kelompok atas

IB : Jumlah skor ideal kelompok bawah

(Arikunto, 2009, hlm. 208)

Klasifikasi indeks kesukaran menurut Arikunto (2009, hlm. 210)

Tabel 3.4

Klasifikasi Tingkat Kesukaran Instrumen Tes

Tingkat Kesukaran Kategori

0,00 – 0,25 sukar

0,26 – 0,75 sedang

0,76 – 1,00 sulit

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan

antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan

rendah (Arikunto, 2009, hlm. 211). Sehingga soal yang baik adalah soal yang

dapat dijawab benar oleh siswa-siswa yang berkemampuan tinggi saja. Angka

yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi/ daya

pembeda. Indeks ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00.

(35)

39

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu …(3.4)

dengan,

DP : indeks daya pembeda satu butir soal tertentu

SA : jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah

SB : jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah

IA : jumlah skor ideal salah satu kelompok (atas atau bawah) pada butir

soal yang sedang diolah

(Arikunto, 2009, hlm. 213)

Klasifikasi daya pembeda menurut Arikunto (2009, hlm. 218)

Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda

Nilai Kriteria

0,00 – 0,20 Jelek (poor)

0,21 – 0,40 Cukup (satisfactory) 0,41 – 0,70 Baik (good)

0,71 – 1,00 Baik sekali (excellent)

D = 0 Berarti butir soal tidak mempunyai daya pembeda

D = 1 Berarti bahwa soal hanya bisa dijawab oleh kelompok tinggi

D = - (negatif) Berarti bahwa kelompok rendah lebih banyak menjawab butir soal tersebut dengan benar daripada kelompok tinggi

G. Analisis Uji Coba Instrumen Tes

Uji coba instrumen dilakukan terhadap kelas XI IPA 7 di sekolah yang

sama untuk melakukan penelitian. Uji coba intrumen ini bertujuan untuk

mengetahui layak tidaknya unstrumen yang digunakan. Soal tes terdisi dari 18

soal uraian yang terdiri dari 6 soal aspek analisis aspek differentiating (soal no. 3,

(36)

40

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18), dan 6 soal aspek analisisi aspek attributing (soal no. 1, 6, 9, 11, 15, 17).

Analisis terhadap perangkat instrumen yang telah diujicobakan ditunjukan pada

Lampiran C.1. Berikut penjabaran dari analisis uji coba instrumen.

Tabel 3.6

Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Instrumen

No. Validitas

Tingkat

Kesukaran Daya Pembeda Keterangan Indeks Kriteria Indeks Kriteria Indeks Kriteria

(37)

41

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

15. 0,48 cukup 0,62 sedang 0,69 baik Digunakan

Hasil perhitungan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaram, dan daya

pembeda untuk instrumen tes kemampuan analisis dapat dilihat pada tabel 3.6.

Hasil perhitungan validitas butir soal dengan menggunakan korelasi

product-moment, secara lengkap dapat dilihat pada lampiran C.1b. Dari Tabel 3.6 terlihat

hanya 27,78% soal yang mempunyai validitas tinggi, sedangkan 72,22%

mempunyai validitas cukup. Sehingga dapat dinyatakan bahwa 100% instrumen

valid. Analisis reliabilitas soal bentuk uraian dapat dilakukan dengan

menggunakan rumus Alpha (cronbach a). Hasil perhitungan reliabilitas instrumen

tes secara lengkap dapat dilihat pada lampiran C.1c. Tingkat reliabilitas instrumen

tes ini adalah sebesar 0,84 dan termasuk ke dalam kategori tinggi. Hasil

perhitungan tingkat kesukaran instrumen tes secara lengkap dapat dilihat pada

lampiran C.1d. Dari Tabel 3.6 didapatkan bahwa 100% soal termasuk kategori

sedang. Hasil pengolahan daya pembeda instrumen tes secara lengkap dapat

dilihat pada lampiran C.1e. Dari Tabel 3.6 terlihat bahwa tidak ada soal yang

memiliki daya pembeda dengan kriteria negatif atau jelek. 50% soal mempunyai

daya pembeda cukup, 44,44% soal mempunyai daya pembeda baik, dan 5,56%

mempunyai daya pembeda baik sekali. Dari Tabel 3.6 di atas, semua soal

digunakan pada penelitian yaitu berjumlah 18 soal dan mewakili kemampuan

analisis Anderson pada aspek differentiating, organizing, dan attributing.

H. Teknik Pengolahan Data

(38)

42

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data yang diperoleh dari lembar observasi yaitu observasi studi

pendahuluan, data keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri pictorial riddle.

1) Data Observasi Studi Pendahuluan

Data yang diperoleh pada observasi studi pendahuluan merupakan seluruh

kegiatan aktivitas guru dan siswa pada saat proses belajar mengajar di kelas. Hal

ini bertujuan untuk mencari tahu masalah yang ada di lapangan. Hasil observasi

ini merupakan penilaian deskriptif peneliti sesuai dengan yang terlihat pada saat

observasi di kelas. Hasil observasi inilah yang digunakan pada Bab I mengenai

latar belakang. Hasil observasi studi pendahuluan ini dapat dilihat pada lampiran

B.4b.

2) Data Keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Pictorial Riddle

Observasi keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri pictorial riddle

bertujuan untuk melihat apakah tahapan-tahapan model pembelajaran inkuiri

pictorial riddle telah dilaksanakan oleh guru atau tidak dan mengetahui kegiatan

siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi ini dibuat dalam bentuk

checklist (√). Jadi dalam pengisiannya, observer memberikan checklist (√) pada kolom “ya” atau “tidak” dan memberikan keterangan mengenai kualitas kejadian jika criteria yang dimaksud dalam daftar cek ditunjukkan guru dan siswa.

Untuk mengukur keterlaksanaan model pembelajaran dapat dihitung

dengan menggunakan rumus:

(3.7)

Besar rata-rata jumlah keterlaksaan model dapat dihitung dengan rumus:

…(3.8)

Tabel 3.7

Interpretasi Model Pembelajaran

Kategori Keterlaksanaan

Model Pembelajaran (%) Kriteria

0,0 – 24,9 Sangat Kurang

25,0 – 37,5 Kurang

(39)

43

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

62,6 – 87,5 Baik

87,6 – 100,0 Baik Sekali

(Panggabean, 1996)

b. Kuesioner

1) Kuesioner Studi Pendahuluan

Kuesioner respon siswa terhadap pembelajaran fisika yang digunakan

sebagai dasar untuk melakukan penelitian. Untuk mendeskripsikan hasil kuesioner

siswa terhadap pembelajaran fisika, langkah-langkah yang ditempuh adalah

sebagai berikut:

Menjumlahkan skor seluruh siswa yang menjawab ya dan yang menjawab

tidak.

Menentukan jawaban siswa dalam bentuk persentase dengan menggunakan

rumus:

… (3.9)

c. Wawancara

1) Wawancara Studi Pendahuluan

Wawancara yang dilakukan pada saat studi pendahuluan yang ditujukan

kepada guru mata pelajaran fisika di sekolah yang akan menjadi sampel

penelitian. Wawancara ini menggunakan format wawancara yang berbentuk

uraian dengan maksud untuk mengetahui kendala-kendala yang muncul dalam

pembelajaran fisika. Format wawancara dengan guru dapat dilihat pada Lampiran

B.2a.

2. Instrumen Tes

(40)

44

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Pemberian skor

Melakukan penskoran dengan menggunakan acuan penskoran dari

kisi-kisi soal yang telah mendapat judgement.

b. Menghitung Skor Gain

Gain adalah selisih skor pretest dan posttest. Untuk menentukan besarnya

gain dapat dihitung dengan rumus:

G = skor post test skor pre test … (3.5)

(Hake, 1998, hlm. 8)

Peningkatan kemampuan analisis siswa setelah pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran inkuiri metode Pictorial Riddle dicari dengan

menghitung rata-rata gain yang dinormalisasi berdasarkan kriteria efektivitas

pembelajaran menurut R. R. Hake (1998). Rumus yang digunakan untuk

menghitung gain yang dinormalisasi adalah :

…(3.6)

(Hake, 1998, hlm. 1)

Interpretasi terhadap nilai gain yang dinormalisasi ditunjukan oleh Tabel

di bawah ini :

Tabel 3.8

Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi

Nilai <g> Klasifikasi

Tinggi Sedang Rendah

(41)

45

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

(42)

66

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan terhadap hasil

penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan model pembelajaran inkuiri pictorial riddle pada pokok bahasan

fluida statis mampu meningkatkan kemampuan analisis siswa SMA.

Kemampuan analisis fisika siswa melalui model pembelajaran inkuiri pictorial

riddle pada pokok bahasan fluida statis termasuk kategori sedang dan

mengalami peningkatan berdasarkan klasifikasi rata-rata gain yang

dinormalisasi sebesar 0,60.

2. Kemampuan analisis fisika siswa pada aspek differentiating (membedakan)

melalui model pembelajaran inkuiri pictorial riddle pada pokok bahasan

fluida statis termasuk kategori sedang dan mengalami peningkatan

berdasarkan klasifikasi rata-rata gain yang dinormalisasi sebesar 0,58.

3. Kemampuan analisis fisika siswa pada aspek organizing (mengorganisasikan)

melalui model pembelajaran inkuiri pictorial riddle pada pokok bahasan

fluida statis termasuk kategori sedang dan mengalami peningkatan

berdasarkan klasifikasi rata-rata gain yang dinormalisasi sebesar 0,56.

4. Kemampuan analisis fisika siswa pada aspek attributing (mengatribusi)

melalui model pembelajaran inkuiri pictorial riddle pada pokok bahasan

fluida statis termasuk kategori sedang dan mengalami peningkatan

(43)

67

Hanny Marliawati, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Saran

1. Dalam model pembelajaran inkuiri pictorial riddle pada tahap penyajian

masalah melalui gambar, hendaknya gambar yang disajikan telah dipilih

dengan pertimbang konsep atau prinsip yang akan diajarkan, dapat

menunjukkan konsep, proses, atau situasi yang dapat memancing

kemampuan berpikir analisis siswa.

2. Dalam pelaksanaan model pembelajaran inkuiri pictorial riddle sebaiknya

alokasi waktu pembelajaran sangat diperhatikan agar tujuan

diterapkannya model pembelajaran inkuiri pictorial riddle dapat tercapai.

3. Pada setiap tahap model pembelajaran inkuiri pictorial riddle pertanyaan

pertanyaan yang bersifat mengarahkan siswa sangat diperlukan terutama

jika masih banyak siswa yang kebingungan membuat perdiksi, membuar

langkah percobaan, mengolah data hasil eksperimen, menjawab

Gambar

Tabel
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
+5

Referensi

Dokumen terkait

“Analisis Pengaruh Informasi Keuangan dan Non Keuangan terhadap Tingkat Underpricing pada Perusahaan Non Keuangan yang Melakukan Initial Public Offering di BEI pada periode

• Untuk Instansi Pemerintah ( termasuk BUMN dan BUMD ) surat tugas/surat kuasa yang bermatrai cukup dari instansi yang bersangkutan. Kwitansi pembelian

dapat digunakan sebagai alat pengumpul data untuk mengukur kepercayaan diri. wasit waktu

Daftar Perusahaan Yang Mengalami Underpricing Saham Perusahaan Yang Melakukan Initial Public Offering

Penulisan Ilmiah ini akan membahas tentang pembuatan website Adenium Flowers yang dikemas dengan menggunakan Macromedia Dreamweaver 8 dan PHP MYSQL. Website ini diharapkan mampu

Jadi, pada saat proses simulasi sudah selesai berjalan, maka akan muncul sebuah animasi .nam yang sudah dilakukan menggunakan program .Tcl yang dapat terlihat pada gambar

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh antara tingkat sosial ekonomi keluarga dengan motivasi belajar siswa di program keahlian teknik

Karena jangkauannya yang luas, internet sangat ideal bila digunakan sebagai sarana informasi dan pendidikan Konsep dasar dari penulisan ini adalah menerangkan bagaimana cara