B A B I
P E ND A H UI UA N
A . I atar B elak ang M asalah
D ewasa ini penyelenggaraan peradilan menjadi sorotan oleh masyarakat,
hal ini karena penetapan untuk pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah
banyak digugat ke Peradilan T ata Usaha Negara (PT UN) oleh masyarakat.
Penetapan tertulis dari B adan atau Pejabat T ata Usaha Negara dapat menimbulkan
akibat hukum yang merugikan masyarakat, khususnya yang terkena dampak
langsung penetapan tersebut.
Mengenai penetapan diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 T ahun 1986
tentang Peradilan T ata Usaha Negara, dimana pada Pasal 1 ayat (3) disebutkan “
… penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh B adan atau pejabat T ata Usaha Negara
… yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata”.
A kibat hukum yang merugikan dari penetapan tersebut tentu dapat digugat ke
PT UN. Gugatan masyarakat ke PT UN sebagai sarana penyelesaian konflik selalu
tidak membuahkan hasil yang baik. T erkadang masyarakat dikecewakan karena
putusan yang tidak sesuai dengan prinsip atau nilai-nilai keadilan dan kehilangan
prinsip imparsialitas penegak hukum di dalam menangani kasus 1
. Padahal
masyarakat datang membawa persoalan mereka untuk mendapatkan keadilan 2
.
1
S atjipto wahardjo, Ilmu I ukum, / itra A ditya . akti, . andung, 2006., h. 182
2
D i Provinsi Daerah Istimewa Y ogyakarta salah satu kasus yang di tangani
PT UN Y ogyakarta ialah masalah penetapan lokasi pembangunan bandara baru
daerah istimewa Y ogyakarta yang dikeluarkan Gubernur. Pembangunan bandara
yang terletak di K abupaten K ulon Progo kecamatan T emon meliputi 5 (lima)
desa, yaitu: J angkaran, Sindutan, Palihan, K ebon R ej o dan Glagah. Pembangunan
bandara mendapat sambutan baik oleh warga perkotaan terkhusus di Y ogyakarta,
tetapi tidak dari 5 (lima) desa di kecamatan T emon tersebut. A lasan penolakan
pembangunan bandara karena kebanyakan warga di desa tersebut merupakan
petani di lahan produktif dan j uga persawahan yang menggantungkan hidupnya
dari hasil pertanian dan perkebunan disana. W arga di desa tersebut pasti
menyadari penetapan oleh gubernur yang merupakan wujud dari perizinan ini
merupakan kewenangan pemerintah, akan tetapi pemerintah juga harus
mengupayakan kesejahteraan umum yang merata 3
. J ika pemerintah
mengenyampingkan kesejahteraan dalam mengeluarkan penetapan, hal ini dapat
menimbulkan hak masyarakat yang telah lama menduduki tanah tersebut hilang.
Masyarakat K ulon Progo yang terkena damapak pembangunan tersebut tentu saja
merasa terancam kesejahteraannya, sehingga masyarakat membawa permasalahan
ini ke PT UN Y ogyakarta. J ika ditelusuri lebih dalam konflik tersebut merupakan
sebuah problematika, dimana tidak hanya masalah yuridis semata, akan tetapi
lebih complicated dan berkembang menjadi masalah sosio-kultural dan
ekonomi-politik 4
.
3
widwan I w, I ukum A dministrasi b egara, 9d. we visi, wajawali t e rs, Wakarta, 2013., h. 202
4
Dunane gara, wakyat dan b e gara dalam t e ngadaan Tanah untuk t emb angunan: t elajaran
A dapun yang menjadi obyek gugatan ke PT UN di Y ogyakarta ialah Surat
K eputusan Gubernur D aerah Istimewa Y ogyakarta Nomor 68/K E P/2015 tentang
Penetapan I okasi Pembangunan untuk Pengembangan B andara B aru di D aerah
Y ogyakarta tertanggal 31 Maret 2015. Surat keputusan tersebut sangat terkait
dengan pengadaan tanah oleh negara untuk kepentingan umum. S eperti diketahui
Pengadaan tanah merupakan salah satu cara negara untuk memenuhi kebutuhan
tanah guna melaksanakan pembangunan 5
. Sebelum penetapan lokasi
pembangunan ditetapkan, berdasarkan Pasal 10 huruf c Peraturan Presiden
(selanjutnya disingkat Perpres) Nomor 71 T ahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pengadaan T anah B agi Pembangunan Untuk K epentingan Umum, perlu ada
konsultasi publik sebelum keluarnya penetapan lokasi pembangunan. Pada saat
pemerintah daerah kabupaten K ulon Progo melakukan konsultasi publik dengan
warga kabupaten K ulon Progo, masih banyak keberatan dari warga desa sendiri 6
.
K onsultasi publik yang dilakukan pemerintah mulai dari tanggal 25 November
2014 sampai 30 D esember 2014 yang merupakan tahap pertama mendapat
keberatan dari warga, konsultasi publik ulangan yang dilakukan 21 J anuari 2015
sampai dengan 3 F ebruari 2015 j uga tetap mendapat keberatan dari warga.
Seharusnya berdasarkan Pasal 40 Perpres Nomor 71 T ahun 2012 jika terdapat
keberatan, Instansi yang memerlukan tanah membatalkan rencana pembangunan
atau memindahkan lokasi pembangunan ke tempat lain. W alau banyak penolakan
serta belum terdapat kesepakatan dalam konsultasi publik, keputusan
pembangunan bandara tetap dikeluarkan pada tanggal 31 maret 2015 oleh
Gubernur D.I Y ogyakarta.
5
Ib id., h. 1
6
Sehubungan dengan keluarnya surat keputusan tersebut masih terdapat
masalah, yaitu adanya pengabaian kewajiban hukum dalamK pengadaan tanah
oleh pemerintah daerah Provinsi D .I Y ogyakara. Pengabaian kewajiban hukum ini
ialah penundaan keputusan yang dilakukan oleh pejabat pemerintahan yang
menetapkan keputusan atau atasan pejabat 7
. T entu melihat ketentuan tersebut
telah terjadi cacat hukum dalam penerbitan Surat K eputusan Gubernur tersebut
atau tindakan pejabat yang berwenang bersifat maladministrasi 8
. J ika diteruskan,
pembangunan B andara tersebut yang jelas telah ada konflik, akan menimbulkan
konflik kepentingan baru dalam pemanfaatan ruang, baik antar-kepentingan
umum dengan kepentingan warga maupun antar-kepentingan umum di sector
yang satu dengan sector yang lainnya 9
.
Permasalahan S urat K eputusan Gubernur yang menjadi obyek gugatan
bukan hanya persoalan pengadaan tanah saja, tetapi penetapan lokasi juga
menimbulkan persoalan terkait ruang. Pertama, lokasi pembangunan bandara
merupakan daerah rawan bencana. Hal ini karena daerah pembangunan bandara
merupakan dataran rendah dengan ketinggian 0-100 meter di atas permukaan air
laut, Meliputi K ecamatan T emon, W ates, Panjatan, Galur dan I endah.
B erdasarkan kemiringan lahan, memiliki lereng 0-2%, dimana terdiri wilayah
pantai sepanjang 24,9 km, apabila musim penghujan merupakan kawasan rawan
bencana banjir 10
. K edua, kawasan tersebut merupakan kawasan lindung geologi.
Hal ini dapat dilihat dari ketentuan Pasal 46 ayat (1) dan (9) huruf d Peraturan
Presiden Nomor 28 tahun 2012 tentang R encana T ata R uang Pulau J awa-B ali,
lebih detail dan dipertegas juga dalam ketentuan Pasal 39 ayat 7 huruf a Peraturan
D aerah K abupaten K ulon Progo Nomor 1 T ahun 2012 tentang R encana T ata
R uang W ilayah K abupaten K ulon Progo. D alam Perda tersebut dinyatakan bahwa
K ecamatan T emon, W ates, Panjatan dan Galur merupakan kawasan rawan
tsunami. Sebelumnya pada tahun 2010 terdapat juga Peratura D aerah Provinsi D.I
Y ogyakarta tentang R ecana T ata R uang W ilayah D .I. Y ogyakarta, bahwa
sepanjang pantai di K abupaten K ulon Progo telah ditetapkan sebagai kawasan
rawan tsunami.
Pelanggaran penataan ruang tentu terkait dengan dampak lingkungan juga.
Isu lingkungan selalu menyeruak jika telah terjadi perusakan dan atau pencemaran
atau kemudian ada korban atas suatu kegiatan tersebut. A spek preemtif dan
preventif selalu diabaikan oleh pemerintah dalam mengambil kebijakan,
sebaliknya aspek penanggulangan dan pemulihan selalu dipikirkan setelah
pembangunan terlaksana, sehingga bisa dipastikan kerusakan semakin meluas dan
tidak terkendali. Sudah tidak asing lagi dikalangan para aktivis lingkungan
khususnya, sebagus apapun suatu usaha untuk memulihkan lingkungan yang telah
rusak atau tercemar tidak akan mengembalikan ke posisi kualitas lingkungan
10
S e b astian Dun . agaskara, L andasan Yonseptual t e re ncanaan dan t e rancangan Yantor 5 inas
t emadam Yeb akaran di Yulon t rogo,http://e -journal.uajy.ac.id/9046/4/3TA 12811.pdf diakse s
sebelumnya 11
. adanya kebebasan untuk mengeksploitasi sumber daya alam akan
membawa kehancuran bagi masyarkat. K eadaan mengeksploitasi sumber daya
alam yang membawa kehancuran bagi masyarkat oleh Garret Hardin disebut
dengan “tragedy of the commons”. 12
Pada peradilan tingkat pertama PT UN Y ogyakarta yang memeriksa
perkara ini mengabulkan gugatan para petani, sehingga Surat K eputusan Gubernur
D aerah Istimewa Y ogyakarta Nomor 68/K E P/2015 tertanggal 31 Maret 2015
tentang Penetapan I okasi Pembangunan Untuk Pengembangan B andara B aru di
D aerah Istimewa Y ogyakarta batal atau tidak sah. A dapun amar putusan pada
tingkat pertama ialah:
D alam Penundaan:
Memerintahkan kepada T ergugat untuk menunda tindak lanjut pelaksanaan
administrasi K eputusan T ata Usaha Negara ( K T UN) berupa Surat
K eputusan Gubernur D aerah Istimewa Y ogyakarta Nomor 68/kep/2015
tentang Penetapan I okasi Pembangunan untuk Pengembangan B andara
B aru di Daerah Istimewa Y ogyakarta tertanggal 31 Maret 2015 selama
pemeriksaan perakra berlangsung sampai putusan dalam perkara ini
berkekuatan Hukum tetap;
Pembangunan untuk Pengembangan B andara B aru di Daerah Istimewa
4. Menghukum T ergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara
ini
Putusan ini didasarkan pada pertimbangan Hakim dimana salah satu
pertimbangannya bahwa dari penjelasan R encana T ata R uang W ilayah Provinsi
D aerah Istimewa Y ogyakarta tersebut didapatkan fakta hukum sepanjang pantai
K ulon Progo ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana tsunami dan berdasarkan
Pasal 159 R encana T ata R uang W ilayah Provinsi D aerah Istimewa Y ogyakarta
digunakan sebagai arahan kegiatan memanfaatkan ruang di K abupaten/K ota 13
.
Melihat penetapan gubernur yang bertentangan, Hakim juga memberikan
pertimbangan Surat K eputusan Gubernur D aerah Istimewa Y ogyakarta Nomor
68/K E P/2015 telah bertentangan dengan R encana T ata R uang sebagaimana diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 T ahun 2008 tentang R encana T ata R uang
W ilayah Nasional, Peraturan Presiden Nomor 28 T ahun 2012 dan Peraturan
D aerah Propinsi D aerah Istimewa Y ogyakarta Nomor 2 T ahun 2010 tentang
R encana T ata R uang W ilayah Provinsi D aerah Istimewa Y ogyakarta, karena tidak
satupun R encana T ata R uang W ilayah tersebut mengamanatkan adanya
Pengajuan kasasi yang dilakukan oleh B adan atau pejabat T ata Usaha Negara
tentunya untuk mempertahankan keputusan yang telah dikeluarkan, mengingat
tuduhan penggugat bahwa keputusan yang digugat itu melawan hukum 16
. Humas
Pengadilan T ata Usaha Negara Y ogyakarta Umar D ani mengatakan bahwa
perkara ini merupakan perkara yang menyangkut kepentingan umum, sehingga
hanya melalui dua tingakatan pengadilan, yakni pengadilan tingkat pertama dan
kasasi ke mahkamah agung 17
.
Pada peradilan di tingkat kasasi, Mahkamah A gung mengabulkan
permohonan Gubernur Daerah Istimewa Y ogyakarta yakni Membatalkan Putusan
Pengadilan T ata Usaha Negara Y ogyakarta Nomor 07/G /2015/PT UN.Y K tanggal
23 J uni 2015. A dapun amar putusannya ialah: “Mengabulkan permohonan kasasi
dari Pemohon K asasi: Gubernur D aerah Istimewa Y ogyakarta tersebut;
Membatalkan Putusan Pengadilan T ata Usaha Negara Y ogykarta Nomor
07/G/2015/PT UN.Y K tanggal 23 J uni 2015”. B erkaitan dengan dikabulkannya
permohonan kasasi, Hakim melihat bahwa dapat dibenarkan dilakukan
pembangunan di K abupaten K ulon Progo, dimana salah satu alasan pemohon
diterima bahwa tidak ada larangan pendirian bandara di daerah rawan bencana.
Hakim j uga melihat B ahwa tentu realisasinya mengalami dinamika perkembangan
keadaan riil yang berpengaruh terhadap pilihan “Skala Prioritas
Pembangunannya”. Menyimak dinamika masyarakat di era otonomi daerah dan
kondisi kualitas prasarana dan sarana transportasi udara berikut moda
transportasinya di Daerah Istimewa Y ogyakarta in casu B andar Udara A disutjipto
16
A . S iti S oe tami, I ukum A cara t e radilan Tata U saha b egara, we fika A ditama, . andung, 2015, h.
36
17
a e dia h nline S olo t os, a e nang Dugat . andara,
http://www.solopos.com/2015/09/30/b andara-kulonprogo-pe mb angunan-lanjut-647316 diakse s
yang secara riil sedang berbenturan pengembangannya antara perkembangan kota
dengan tuntutan perkembangan kualitas bandar udara demi keselamatan dan
kenyamanan para pengguna jasa angkutan udara, perlu dicarikan solusinya.
Putusan pada tingkat kasasi ini yang menuai kontroversi, karena terdapat
pertimbangan yang janggal dan memiliki pertimbangan yang sangat berbeda
dengan putusan di Pengadilan T ata Usaha Negara Y ogyakarta sebelumnya.
Perbedaan-perbedaan pertimbangannya ialah sebagai berikut:
1. T erkait K awasan R awan B encana
Pada tingkat K asasi, Pemohon kasasi dalam permohonannya memberikan
alasan “… tidak ada larangan untuk mendirikan bangunan bagi kepentingan
umum di kawasan rawan bencana tsunami hal ini sejalan dengan pasal 105
huruf c PP nomor 26 T ahun 2008 … ” dan persetuj uan tentang rencana tata
ruang wilayah propinsi dan rencana tata ruang telah mendapat persetujuan
menteri sehingga tidak telah ada jaminan kesesuaian muatan peraturan daerah,
baik dengan ketentuan peraturan perundang-undangan maupun pedoman
bidang penataan ruang. Pada tingkat kasasi ini Hakim memberikan
pertimbangan alasan-alasan tersebut dapat dibenarkan, sehingga walau tidak
disebut secara eksplisit dapat diartikan Hakim setuju dengan alasan pemohon
kasasi tersebut. Putusan kasasi ini sangat berbahaya karna dapat menyebabkan
tafsir bahwa tidak ada permasalahan pembangunan dilakukan pada kawasan
rawan bencana.
2. R encana Pembangunan B andara dalam Peraturan D aerah
Pada putusan Mahkamah A gung dalam pertimbangannya Hakim menyebutkan
tentang R PJ MD 2012-2017 khusunya dalam B ab V I menyangkut A rah
Pembangunan K ewilayahan K abupaten K ulon Progo, secara eksplisit dan
implisit telah menyebutkan adanya Pembangunan B andara B aru di K ulon
Progo.
T entu saja menjadi persoalan bagaimana bisa ada disparitas pandangan Hakim
yang begitu jauh dalam memutus perkara ini? I ebih jauh lagi terkait kasus ini di
tangani oleh peradilan apakah telah sesuai hukum yang ada atau tidak dalam
memutus perkara ini.
B . R umusan M asalah
B erdasarkan uraian dalam latarbelakang tersebut rumusan masalah yang
dapat ditarik oleh penulis adalah sebagai berikut: Mengapa terdapat perbedaan
antara putusan Mahkamah A gung Nomor 456 K /T UN/2015 dan Putusan
Pengadilan T ata Usaha Negara Y ogyakarta Nomor 07/G /2015/PT UN.Y K pada
kasus pembangunan B andara di K ecamanatan T emon K abupaten K ulon Progo
Y ogyakarta?
C . T uj uan Penulisan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan
pertimbangan Hakim pada putusan Mahkamah A gung Nomor 456 K /T UN/2015
dan Putusan Pengadilan T ata Usaha Negara Y ogyakarta Nomor
D . M anfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dan semua
pihak yang terkait dalam penelitian ini, untuk itu dipaparkan tentang hal – hal
yang bermanfaat, yaitu antara lain:
1. Manfaat T eoretis
D iharapkan agar hasil dari penelitian ini dapat menyumbangkan pemikiran
dibidang hukum administrasi negara, terkhususnya hukum acara peradilan tata
usaha negara.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
seluruh pengambil kebijakan, para pelaksana hukum dibidang hukum
administrasi negara dan hukum acara peradilan tata usaha negara, terkhusus
bagi para korban pembangunan bandara di K abupaten K ulon Progo yang
terkena dampak langsung pembangunan tersebut.
E . M etode P enelitian
Penelitian memiliki tuj uan mengungkapkan kebenaran secara sistematis,
metodologis dan konsisten. Melalui proses penelitian tersebut diadakan analisis
dan konstruksi terhadap data yang telah dikumpulkan dan diolah. 18
Penelitian di bidang hukum berbeda dengan penelitian pada bidang ilmu
lain, penelitian di bidang hukum bersifat preskriptif 19
. Penelitian hukum dilakukan
untuk memecahkan isu hukum yang dihadapi. S ehingga dalam melakukan
penelitian hukum diperlukan kemampuan untuk mengidentifikasi masalah hukum,
18
S oe rjano S ukanto dan S ri a amudji, t ene litian I ukum b ormatif S uatu Tinjauan S ingkat,
wajawali t e rs, Wakarta, 2006., I . 46
19
melakukan penalaran hukum, menganalisis masalah yang dihadapi dan kemudian
memberikan pemecahan atas masalah tersebut.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya untuk mengungkap kebenaran secara
sistematis, metodologis dan konsisten, pelaksanaan penelitian dibutuhkan suatu
metode yang dapat berj alan rinci dan terarah sehingga data yang diporelah dati
penelitian dapat dipertanggungj awabkan secara ilmiah. T idak ketinggalan juga
terkait penelitian hukum, penelitian ini j uga dilakukan untuk memecahkan isu
hukum seperti yang telah dij abarkan dalam rumusan masalah. Usaha untuk
menemukan, mengembangkan dan menguj i suatu kebenaran dari pengetahuan
serta untuk memecahkan masalah dari isu hukum tentunya melalui suatu metode
ilmiah. Maka dalam penelitian ini diperlukan metode penelitian yang meliputi:
1. J enis Penelitian
D ari latar belakang dan rumusan masalah di atas, metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Yuridis Normatif. Pendekatan
Yuridis Normatif adalah pendekatan yang dilakukan berdasarkan bahan hukum
utama dengan cara menelaah teori-teori, konsep-konsep, asas-asas hukum
serta peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan penelitian ini.
Penggunaan jenis penelitian ini karena akan dianalisis putusan
Mahkamah A gung Nomor 456 K /T UN/2015 dan peraturan
perundang-undangan nasional mengenai administrasi serta tata ruang. A nalisis ini juga
berpijak pada konsep – konsep hukum administrasi negara dan hukum tata
ruang.
2. Pendekatan yang D igunakan
a. Pendekatan Perundang-Undangan ( Statute Approach)
Pendekatan ini digunakan peneliti untuk melihat secara comprehensive dan
systematic norma-norma hukum yang berlaku. A rtnya norma-norma
hukum tersebut dilihat kaitannya satu dengan yang lain serta bagaimana
tautan norma yang satu dengan lainnya dimana tersususn secara
hierarkis 20
.
b. Pendekatan K asus (C ase Aprroach)
Pendekatan K asus ialah mengkaji ratio decidendi, yaitu alasan-alasan
hukum yang digunaan oleh Hakim untuk sampai kepada putusannya.
D alam hal pendekatan ini akan diketemakan dengan memerhatikan fakta
materiel. 21
c. Pendekatan K onseptual ( C onceptual Approach)
Pendekatan ini dilakukan manakala peneliti tidak hanya beranjak dari
aturan hukum yang ada 22
. Peneliti berusaha melihat dari
pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin yang berkembang di dalam ilmu hukum,
hal ini karena adanya konsep “kepentingan umum” dimana konsep
tersebut bersifat universal sehingga penulis perlu menelaah
pandangan-pandangan sarjana hukum mengenai hal tersebut.
3. B ahan Hukum
a. B ahan Hukum Primer
B ahan hukum primer merupakan peraturan perundang-undangan yang
meliputi undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden atau
peraturan suatu badan, lembaga, atau komisi 23
. A dapun yang menjadi
bahan hukum primer dalam penelitian ini adalah;
1) Undang-Undang D asar Negara R epublik Indonesia 1945
2) Undang-Undang R epublik Indonesia Nomor 5 T ahun 1986 J o.
Undang-Undang Nomor 9 T ahun 2004 J o. Undang-Undang Nomor
51 T ahun 2009 tentang Peradilan T ata Usaha Negara
3) Undang-Undang R epublik Indonesia Nomor 26 T ahun 2007 tentang
Penataan R uang
4) Undang-Undang R epublik Indonesia Nomor 2 T ahun 2012 tentang
Pengadaan T anah B agi Pembangunan untuk K epentingan Umum
5) Undang-Undang R epublik Indonesia Nomor 30 T ahun 2014 tentang
A dministrasi Pemerintahan
6) Peraturan Pemerintah Nomor 26 T ahun 2008 tentang R encana T ata
R uang W ilayah Nasional
7) Peraturan Presiden Nomor 28 tahun 2012 tentang R encana T ata
R uang Pulau J awa-Bali
8) Peraturan Presiden Nomor 71 T ahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pengadaan T anah B agi Pembangunan Untuk K epentingan Umum
9) Peraturan D aerah Propinsi D aerah Istimewa Y ogyakarta Nomor 2
T ahun 2010 tentang R encana T ata R uang W ilayah Provinsi D aerah
Istimewa Y ogyakarta
23
10) Peraturan D aerah D.I. Y ogyakarta Nomor 7 T ahun 2012 T entang
R encana Pembangunan J angka Menengah D aerah K ota Y ogyakarta
T ahun 2012 – 2016
11) Peraturan D aerah K abupaten K ulon Progo Nomor 1 T ahun 2012
tentang R encana T ata R uang W ilayah K abupaten K ulon Progo
b. B ahan Hukum S ekunder
B ahan hukum sekunder yang terutama adalah buku teks karena buku teks
berisi mengenai prinsip-prinsip dasar ilmu hkum dan
pandangan-pandangan klasik para sarjana yang mempunyai kualifikasi tinggi 24
. Pada
bahan hukum sekunder akan diperoleh bahan – bahan yang mendukung
data primer seperti artikel – artikel baik dari internet yang berisikan
tentang hukum administrasi dan hukum acara peradilan tata usaha negara.
c. B ahan Hukum T ersier
B ahan ini memberikan sebagai daya dukung untuk menjelaskan bahan
hukum primer dan sekunder. D aya dukung tersebut dapat berupa kamus,
ensiklopedi atau thesaurus.
4. Unit A matan dan Unit A nalisis
Unit A matan yang di gunakan dalam penelitian ini ialah pengaturan
mengenai pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum,
pengaturan mengenai peradilan tata usaha negara, asas, teori serta pendapat
ahli berkenaan dengan pertimbangan putusan Hakim.
24
Unit A nalisis dalam penulisan ini ialah Putusan Pengadilan T ata Usaha
Negara Y ogyakarta Nomor 07/G/2015/PT UN.Y K dan Putusan Mahkamah