• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor TUN2015 Terkait Pembangunan Bandara di Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta T1 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor TUN2015 Terkait Pembangunan Bandara di Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta T1 BAB I"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

B A B I

P E ND A H UI UA N

A . I atar B elak ang M asalah

D ewasa ini penyelenggaraan peradilan menjadi sorotan oleh masyarakat,

hal ini karena penetapan untuk pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah

banyak digugat ke Peradilan T ata Usaha Negara (PT UN) oleh masyarakat.

Penetapan tertulis dari B adan atau Pejabat T ata Usaha Negara dapat menimbulkan

akibat hukum yang merugikan masyarakat, khususnya yang terkena dampak

langsung penetapan tersebut.

Mengenai penetapan diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 T ahun 1986

tentang Peradilan T ata Usaha Negara, dimana pada Pasal 1 ayat (3) disebutkan “

… penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh B adan atau pejabat T ata Usaha Negara

… yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata”.

A kibat hukum yang merugikan dari penetapan tersebut tentu dapat digugat ke

PT UN. Gugatan masyarakat ke PT UN sebagai sarana penyelesaian konflik selalu

tidak membuahkan hasil yang baik. T erkadang masyarakat dikecewakan karena

putusan yang tidak sesuai dengan prinsip atau nilai-nilai keadilan dan kehilangan

prinsip imparsialitas penegak hukum di dalam menangani kasus 1

. Padahal

masyarakat datang membawa persoalan mereka untuk mendapatkan keadilan 2

.

1

S atjipto wahardjo, Ilmu I ukum, / itra A ditya . akti, . andung, 2006., h. 182

2

(2)

D i Provinsi Daerah Istimewa Y ogyakarta salah satu kasus yang di tangani

PT UN Y ogyakarta ialah masalah penetapan lokasi pembangunan bandara baru

daerah istimewa Y ogyakarta yang dikeluarkan Gubernur. Pembangunan bandara

yang terletak di K abupaten K ulon Progo kecamatan T emon meliputi 5 (lima)

desa, yaitu: J angkaran, Sindutan, Palihan, K ebon R ej o dan Glagah. Pembangunan

bandara mendapat sambutan baik oleh warga perkotaan terkhusus di Y ogyakarta,

tetapi tidak dari 5 (lima) desa di kecamatan T emon tersebut. A lasan penolakan

pembangunan bandara karena kebanyakan warga di desa tersebut merupakan

petani di lahan produktif dan j uga persawahan yang menggantungkan hidupnya

dari hasil pertanian dan perkebunan disana. W arga di desa tersebut pasti

menyadari penetapan oleh gubernur yang merupakan wujud dari perizinan ini

merupakan kewenangan pemerintah, akan tetapi pemerintah juga harus

mengupayakan kesejahteraan umum yang merata 3

. J ika pemerintah

mengenyampingkan kesejahteraan dalam mengeluarkan penetapan, hal ini dapat

menimbulkan hak masyarakat yang telah lama menduduki tanah tersebut hilang.

Masyarakat K ulon Progo yang terkena damapak pembangunan tersebut tentu saja

merasa terancam kesejahteraannya, sehingga masyarakat membawa permasalahan

ini ke PT UN Y ogyakarta. J ika ditelusuri lebih dalam konflik tersebut merupakan

sebuah problematika, dimana tidak hanya masalah yuridis semata, akan tetapi

lebih complicated dan berkembang menjadi masalah sosio-kultural dan

ekonomi-politik 4

.

3

widwan I w, I ukum A dministrasi b egara, 9d. we visi, wajawali t e rs, Wakarta, 2013., h. 202

4

Dunane gara, wakyat dan b e gara dalam t e ngadaan Tanah untuk t emb angunan: t elajaran

(3)

A dapun yang menjadi obyek gugatan ke PT UN di Y ogyakarta ialah Surat

K eputusan Gubernur D aerah Istimewa Y ogyakarta Nomor 68/K E P/2015 tentang

Penetapan I okasi Pembangunan untuk Pengembangan B andara B aru di D aerah

Y ogyakarta tertanggal 31 Maret 2015. Surat keputusan tersebut sangat terkait

dengan pengadaan tanah oleh negara untuk kepentingan umum. S eperti diketahui

Pengadaan tanah merupakan salah satu cara negara untuk memenuhi kebutuhan

tanah guna melaksanakan pembangunan 5

. Sebelum penetapan lokasi

pembangunan ditetapkan, berdasarkan Pasal 10 huruf c Peraturan Presiden

(selanjutnya disingkat Perpres) Nomor 71 T ahun 2012 tentang Penyelenggaraan

Pengadaan T anah B agi Pembangunan Untuk K epentingan Umum, perlu ada

konsultasi publik sebelum keluarnya penetapan lokasi pembangunan. Pada saat

pemerintah daerah kabupaten K ulon Progo melakukan konsultasi publik dengan

warga kabupaten K ulon Progo, masih banyak keberatan dari warga desa sendiri 6

.

K onsultasi publik yang dilakukan pemerintah mulai dari tanggal 25 November

2014 sampai 30 D esember 2014 yang merupakan tahap pertama mendapat

keberatan dari warga, konsultasi publik ulangan yang dilakukan 21 J anuari 2015

sampai dengan 3 F ebruari 2015 j uga tetap mendapat keberatan dari warga.

Seharusnya berdasarkan Pasal 40 Perpres Nomor 71 T ahun 2012 jika terdapat

keberatan, Instansi yang memerlukan tanah membatalkan rencana pembangunan

atau memindahkan lokasi pembangunan ke tempat lain. W alau banyak penolakan

serta belum terdapat kesepakatan dalam konsultasi publik, keputusan

pembangunan bandara tetap dikeluarkan pada tanggal 31 maret 2015 oleh

Gubernur D.I Y ogyakarta.

5

Ib id., h. 1

6

(4)

Sehubungan dengan keluarnya surat keputusan tersebut masih terdapat

masalah, yaitu adanya pengabaian kewajiban hukum dalamK pengadaan tanah

oleh pemerintah daerah Provinsi D .I Y ogyakara. Pengabaian kewajiban hukum ini

ialah penundaan keputusan yang dilakukan oleh pejabat pemerintahan yang

menetapkan keputusan atau atasan pejabat 7

. T entu melihat ketentuan tersebut

telah terjadi cacat hukum dalam penerbitan Surat K eputusan Gubernur tersebut

atau tindakan pejabat yang berwenang bersifat maladministrasi 8

. J ika diteruskan,

pembangunan B andara tersebut yang jelas telah ada konflik, akan menimbulkan

konflik kepentingan baru dalam pemanfaatan ruang, baik antar-kepentingan

umum dengan kepentingan warga maupun antar-kepentingan umum di sector

yang satu dengan sector yang lainnya 9

.

Permasalahan S urat K eputusan Gubernur yang menjadi obyek gugatan

bukan hanya persoalan pengadaan tanah saja, tetapi penetapan lokasi juga

menimbulkan persoalan terkait ruang. Pertama, lokasi pembangunan bandara

merupakan daerah rawan bencana. Hal ini karena daerah pembangunan bandara

merupakan dataran rendah dengan ketinggian 0-100 meter di atas permukaan air

laut, Meliputi K ecamatan T emon, W ates, Panjatan, Galur dan I endah.

B erdasarkan kemiringan lahan, memiliki lereng 0-2%, dimana terdiri wilayah

(5)

pantai sepanjang 24,9 km, apabila musim penghujan merupakan kawasan rawan

bencana banjir 10

. K edua, kawasan tersebut merupakan kawasan lindung geologi.

Hal ini dapat dilihat dari ketentuan Pasal 46 ayat (1) dan (9) huruf d Peraturan

Presiden Nomor 28 tahun 2012 tentang R encana T ata R uang Pulau J awa-B ali,

lebih detail dan dipertegas juga dalam ketentuan Pasal 39 ayat 7 huruf a Peraturan

D aerah K abupaten K ulon Progo Nomor 1 T ahun 2012 tentang R encana T ata

R uang W ilayah K abupaten K ulon Progo. D alam Perda tersebut dinyatakan bahwa

K ecamatan T emon, W ates, Panjatan dan Galur merupakan kawasan rawan

tsunami. Sebelumnya pada tahun 2010 terdapat juga Peratura D aerah Provinsi D.I

Y ogyakarta tentang R ecana T ata R uang W ilayah D .I. Y ogyakarta, bahwa

sepanjang pantai di K abupaten K ulon Progo telah ditetapkan sebagai kawasan

rawan tsunami.

Pelanggaran penataan ruang tentu terkait dengan dampak lingkungan juga.

Isu lingkungan selalu menyeruak jika telah terjadi perusakan dan atau pencemaran

atau kemudian ada korban atas suatu kegiatan tersebut. A spek preemtif dan

preventif selalu diabaikan oleh pemerintah dalam mengambil kebijakan,

sebaliknya aspek penanggulangan dan pemulihan selalu dipikirkan setelah

pembangunan terlaksana, sehingga bisa dipastikan kerusakan semakin meluas dan

tidak terkendali. Sudah tidak asing lagi dikalangan para aktivis lingkungan

khususnya, sebagus apapun suatu usaha untuk memulihkan lingkungan yang telah

rusak atau tercemar tidak akan mengembalikan ke posisi kualitas lingkungan

10

S e b astian Dun . agaskara, L andasan Yonseptual t e re ncanaan dan t e rancangan Yantor 5 inas

t emadam Yeb akaran di Yulon t rogo,http://e -journal.uajy.ac.id/9046/4/3TA 12811.pdf diakse s

(6)

sebelumnya 11

. adanya kebebasan untuk mengeksploitasi sumber daya alam akan

membawa kehancuran bagi masyarkat. K eadaan mengeksploitasi sumber daya

alam yang membawa kehancuran bagi masyarkat oleh Garret Hardin disebut

dengan “tragedy of the commons”. 12

Pada peradilan tingkat pertama PT UN Y ogyakarta yang memeriksa

perkara ini mengabulkan gugatan para petani, sehingga Surat K eputusan Gubernur

D aerah Istimewa Y ogyakarta Nomor 68/K E P/2015 tertanggal 31 Maret 2015

tentang Penetapan I okasi Pembangunan Untuk Pengembangan B andara B aru di

D aerah Istimewa Y ogyakarta batal atau tidak sah. A dapun amar putusan pada

tingkat pertama ialah:

D alam Penundaan:

Memerintahkan kepada T ergugat untuk menunda tindak lanjut pelaksanaan

administrasi K eputusan T ata Usaha Negara ( K T UN) berupa Surat

K eputusan Gubernur D aerah Istimewa Y ogyakarta Nomor 68/kep/2015

tentang Penetapan I okasi Pembangunan untuk Pengembangan B andara

B aru di Daerah Istimewa Y ogyakarta tertanggal 31 Maret 2015 selama

pemeriksaan perakra berlangsung sampai putusan dalam perkara ini

berkekuatan Hukum tetap;

Pembangunan untuk Pengembangan B andara B aru di Daerah Istimewa

(7)

4. Menghukum T ergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara

ini

Putusan ini didasarkan pada pertimbangan Hakim dimana salah satu

pertimbangannya bahwa dari penjelasan R encana T ata R uang W ilayah Provinsi

D aerah Istimewa Y ogyakarta tersebut didapatkan fakta hukum sepanjang pantai

K ulon Progo ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana tsunami dan berdasarkan

Pasal 159 R encana T ata R uang W ilayah Provinsi D aerah Istimewa Y ogyakarta

digunakan sebagai arahan kegiatan memanfaatkan ruang di K abupaten/K ota 13

.

Melihat penetapan gubernur yang bertentangan, Hakim juga memberikan

pertimbangan Surat K eputusan Gubernur D aerah Istimewa Y ogyakarta Nomor

68/K E P/2015 telah bertentangan dengan R encana T ata R uang sebagaimana diatur

dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 T ahun 2008 tentang R encana T ata R uang

W ilayah Nasional, Peraturan Presiden Nomor 28 T ahun 2012 dan Peraturan

D aerah Propinsi D aerah Istimewa Y ogyakarta Nomor 2 T ahun 2010 tentang

R encana T ata R uang W ilayah Provinsi D aerah Istimewa Y ogyakarta, karena tidak

satupun R encana T ata R uang W ilayah tersebut mengamanatkan adanya

(8)

Pengajuan kasasi yang dilakukan oleh B adan atau pejabat T ata Usaha Negara

tentunya untuk mempertahankan keputusan yang telah dikeluarkan, mengingat

tuduhan penggugat bahwa keputusan yang digugat itu melawan hukum 16

. Humas

Pengadilan T ata Usaha Negara Y ogyakarta Umar D ani mengatakan bahwa

perkara ini merupakan perkara yang menyangkut kepentingan umum, sehingga

hanya melalui dua tingakatan pengadilan, yakni pengadilan tingkat pertama dan

kasasi ke mahkamah agung 17

.

Pada peradilan di tingkat kasasi, Mahkamah A gung mengabulkan

permohonan Gubernur Daerah Istimewa Y ogyakarta yakni Membatalkan Putusan

Pengadilan T ata Usaha Negara Y ogyakarta Nomor 07/G /2015/PT UN.Y K tanggal

23 J uni 2015. A dapun amar putusannya ialah: “Mengabulkan permohonan kasasi

dari Pemohon K asasi: Gubernur D aerah Istimewa Y ogyakarta tersebut;

Membatalkan Putusan Pengadilan T ata Usaha Negara Y ogykarta Nomor

07/G/2015/PT UN.Y K tanggal 23 J uni 2015”. B erkaitan dengan dikabulkannya

permohonan kasasi, Hakim melihat bahwa dapat dibenarkan dilakukan

pembangunan di K abupaten K ulon Progo, dimana salah satu alasan pemohon

diterima bahwa tidak ada larangan pendirian bandara di daerah rawan bencana.

Hakim j uga melihat B ahwa tentu realisasinya mengalami dinamika perkembangan

keadaan riil yang berpengaruh terhadap pilihan “Skala Prioritas

Pembangunannya”. Menyimak dinamika masyarakat di era otonomi daerah dan

kondisi kualitas prasarana dan sarana transportasi udara berikut moda

transportasinya di Daerah Istimewa Y ogyakarta in casu B andar Udara A disutjipto

16

A . S iti S oe tami, I ukum A cara t e radilan Tata U saha b egara, we fika A ditama, . andung, 2015, h.

36

17

a e dia h nline S olo t os, a e nang Dugat . andara,

http://www.solopos.com/2015/09/30/b andara-kulonprogo-pe mb angunan-lanjut-647316 diakse s

(9)

yang secara riil sedang berbenturan pengembangannya antara perkembangan kota

dengan tuntutan perkembangan kualitas bandar udara demi keselamatan dan

kenyamanan para pengguna jasa angkutan udara, perlu dicarikan solusinya.

Putusan pada tingkat kasasi ini yang menuai kontroversi, karena terdapat

pertimbangan yang janggal dan memiliki pertimbangan yang sangat berbeda

dengan putusan di Pengadilan T ata Usaha Negara Y ogyakarta sebelumnya.

Perbedaan-perbedaan pertimbangannya ialah sebagai berikut:

1. T erkait K awasan R awan B encana

Pada tingkat K asasi, Pemohon kasasi dalam permohonannya memberikan

alasan “… tidak ada larangan untuk mendirikan bangunan bagi kepentingan

umum di kawasan rawan bencana tsunami hal ini sejalan dengan pasal 105

huruf c PP nomor 26 T ahun 2008 … ” dan persetuj uan tentang rencana tata

ruang wilayah propinsi dan rencana tata ruang telah mendapat persetujuan

menteri sehingga tidak telah ada jaminan kesesuaian muatan peraturan daerah,

baik dengan ketentuan peraturan perundang-undangan maupun pedoman

bidang penataan ruang. Pada tingkat kasasi ini Hakim memberikan

pertimbangan alasan-alasan tersebut dapat dibenarkan, sehingga walau tidak

disebut secara eksplisit dapat diartikan Hakim setuju dengan alasan pemohon

kasasi tersebut. Putusan kasasi ini sangat berbahaya karna dapat menyebabkan

tafsir bahwa tidak ada permasalahan pembangunan dilakukan pada kawasan

rawan bencana.

2. R encana Pembangunan B andara dalam Peraturan D aerah

Pada putusan Mahkamah A gung dalam pertimbangannya Hakim menyebutkan

(10)

tentang R PJ MD 2012-2017 khusunya dalam B ab V I menyangkut A rah

Pembangunan K ewilayahan K abupaten K ulon Progo, secara eksplisit dan

implisit telah menyebutkan adanya Pembangunan B andara B aru di K ulon

Progo.

T entu saja menjadi persoalan bagaimana bisa ada disparitas pandangan Hakim

yang begitu jauh dalam memutus perkara ini? I ebih jauh lagi terkait kasus ini di

tangani oleh peradilan apakah telah sesuai hukum yang ada atau tidak dalam

memutus perkara ini.

B . R umusan M asalah

B erdasarkan uraian dalam latarbelakang tersebut rumusan masalah yang

dapat ditarik oleh penulis adalah sebagai berikut: Mengapa terdapat perbedaan

antara putusan Mahkamah A gung Nomor 456 K /T UN/2015 dan Putusan

Pengadilan T ata Usaha Negara Y ogyakarta Nomor 07/G /2015/PT UN.Y K pada

kasus pembangunan B andara di K ecamanatan T emon K abupaten K ulon Progo

Y ogyakarta?

C . T uj uan Penulisan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan

pertimbangan Hakim pada putusan Mahkamah A gung Nomor 456 K /T UN/2015

dan Putusan Pengadilan T ata Usaha Negara Y ogyakarta Nomor

(11)

D . M anfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dan semua

pihak yang terkait dalam penelitian ini, untuk itu dipaparkan tentang hal – hal

yang bermanfaat, yaitu antara lain:

1. Manfaat T eoretis

D iharapkan agar hasil dari penelitian ini dapat menyumbangkan pemikiran

dibidang hukum administrasi negara, terkhususnya hukum acara peradilan tata

usaha negara.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

seluruh pengambil kebijakan, para pelaksana hukum dibidang hukum

administrasi negara dan hukum acara peradilan tata usaha negara, terkhusus

bagi para korban pembangunan bandara di K abupaten K ulon Progo yang

terkena dampak langsung pembangunan tersebut.

E . M etode P enelitian

Penelitian memiliki tuj uan mengungkapkan kebenaran secara sistematis,

metodologis dan konsisten. Melalui proses penelitian tersebut diadakan analisis

dan konstruksi terhadap data yang telah dikumpulkan dan diolah. 18

Penelitian di bidang hukum berbeda dengan penelitian pada bidang ilmu

lain, penelitian di bidang hukum bersifat preskriptif 19

. Penelitian hukum dilakukan

untuk memecahkan isu hukum yang dihadapi. S ehingga dalam melakukan

penelitian hukum diperlukan kemampuan untuk mengidentifikasi masalah hukum,

18

S oe rjano S ukanto dan S ri a amudji, t ene litian I ukum b ormatif S uatu Tinjauan S ingkat,

wajawali t e rs, Wakarta, 2006., I . 46

19

(12)

melakukan penalaran hukum, menganalisis masalah yang dihadapi dan kemudian

memberikan pemecahan atas masalah tersebut.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya untuk mengungkap kebenaran secara

sistematis, metodologis dan konsisten, pelaksanaan penelitian dibutuhkan suatu

metode yang dapat berj alan rinci dan terarah sehingga data yang diporelah dati

penelitian dapat dipertanggungj awabkan secara ilmiah. T idak ketinggalan juga

terkait penelitian hukum, penelitian ini j uga dilakukan untuk memecahkan isu

hukum seperti yang telah dij abarkan dalam rumusan masalah. Usaha untuk

menemukan, mengembangkan dan menguj i suatu kebenaran dari pengetahuan

serta untuk memecahkan masalah dari isu hukum tentunya melalui suatu metode

ilmiah. Maka dalam penelitian ini diperlukan metode penelitian yang meliputi:

1. J enis Penelitian

D ari latar belakang dan rumusan masalah di atas, metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Yuridis Normatif. Pendekatan

Yuridis Normatif adalah pendekatan yang dilakukan berdasarkan bahan hukum

utama dengan cara menelaah teori-teori, konsep-konsep, asas-asas hukum

serta peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan penelitian ini.

Penggunaan jenis penelitian ini karena akan dianalisis putusan

Mahkamah A gung Nomor 456 K /T UN/2015 dan peraturan

perundang-undangan nasional mengenai administrasi serta tata ruang. A nalisis ini juga

berpijak pada konsep – konsep hukum administrasi negara dan hukum tata

ruang.

2. Pendekatan yang D igunakan

(13)

a. Pendekatan Perundang-Undangan ( Statute Approach)

Pendekatan ini digunakan peneliti untuk melihat secara comprehensive dan

systematic norma-norma hukum yang berlaku. A rtnya norma-norma

hukum tersebut dilihat kaitannya satu dengan yang lain serta bagaimana

tautan norma yang satu dengan lainnya dimana tersususn secara

hierarkis 20

.

b. Pendekatan K asus (C ase Aprroach)

Pendekatan K asus ialah mengkaji ratio decidendi, yaitu alasan-alasan

hukum yang digunaan oleh Hakim untuk sampai kepada putusannya.

D alam hal pendekatan ini akan diketemakan dengan memerhatikan fakta

materiel. 21

c. Pendekatan K onseptual ( C onceptual Approach)

Pendekatan ini dilakukan manakala peneliti tidak hanya beranjak dari

aturan hukum yang ada 22

. Peneliti berusaha melihat dari

pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin yang berkembang di dalam ilmu hukum,

hal ini karena adanya konsep “kepentingan umum” dimana konsep

tersebut bersifat universal sehingga penulis perlu menelaah

pandangan-pandangan sarjana hukum mengenai hal tersebut.

3. B ahan Hukum

a. B ahan Hukum Primer

B ahan hukum primer merupakan peraturan perundang-undangan yang

meliputi undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden atau

(14)

peraturan suatu badan, lembaga, atau komisi 23

. A dapun yang menjadi

bahan hukum primer dalam penelitian ini adalah;

1) Undang-Undang D asar Negara R epublik Indonesia 1945

2) Undang-Undang R epublik Indonesia Nomor 5 T ahun 1986 J o.

Undang-Undang Nomor 9 T ahun 2004 J o. Undang-Undang Nomor

51 T ahun 2009 tentang Peradilan T ata Usaha Negara

3) Undang-Undang R epublik Indonesia Nomor 26 T ahun 2007 tentang

Penataan R uang

4) Undang-Undang R epublik Indonesia Nomor 2 T ahun 2012 tentang

Pengadaan T anah B agi Pembangunan untuk K epentingan Umum

5) Undang-Undang R epublik Indonesia Nomor 30 T ahun 2014 tentang

A dministrasi Pemerintahan

6) Peraturan Pemerintah Nomor 26 T ahun 2008 tentang R encana T ata

R uang W ilayah Nasional

7) Peraturan Presiden Nomor 28 tahun 2012 tentang R encana T ata

R uang Pulau J awa-Bali

8) Peraturan Presiden Nomor 71 T ahun 2012 tentang Penyelenggaraan

Pengadaan T anah B agi Pembangunan Untuk K epentingan Umum

9) Peraturan D aerah Propinsi D aerah Istimewa Y ogyakarta Nomor 2

T ahun 2010 tentang R encana T ata R uang W ilayah Provinsi D aerah

Istimewa Y ogyakarta

23

(15)

10) Peraturan D aerah D.I. Y ogyakarta Nomor 7 T ahun 2012 T entang

R encana Pembangunan J angka Menengah D aerah K ota Y ogyakarta

T ahun 2012 – 2016

11) Peraturan D aerah K abupaten K ulon Progo Nomor 1 T ahun 2012

tentang R encana T ata R uang W ilayah K abupaten K ulon Progo

b. B ahan Hukum S ekunder

B ahan hukum sekunder yang terutama adalah buku teks karena buku teks

berisi mengenai prinsip-prinsip dasar ilmu hkum dan

pandangan-pandangan klasik para sarjana yang mempunyai kualifikasi tinggi 24

. Pada

bahan hukum sekunder akan diperoleh bahan – bahan yang mendukung

data primer seperti artikel – artikel baik dari internet yang berisikan

tentang hukum administrasi dan hukum acara peradilan tata usaha negara.

c. B ahan Hukum T ersier

B ahan ini memberikan sebagai daya dukung untuk menjelaskan bahan

hukum primer dan sekunder. D aya dukung tersebut dapat berupa kamus,

ensiklopedi atau thesaurus.

4. Unit A matan dan Unit A nalisis

Unit A matan yang di gunakan dalam penelitian ini ialah pengaturan

mengenai pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum,

pengaturan mengenai peradilan tata usaha negara, asas, teori serta pendapat

ahli berkenaan dengan pertimbangan putusan Hakim.

24

(16)

Unit A nalisis dalam penulisan ini ialah Putusan Pengadilan T ata Usaha

Negara Y ogyakarta Nomor 07/G/2015/PT UN.Y K dan Putusan Mahkamah

Referensi

Dokumen terkait

Interactive Handout adalah sebuah buku pegangan yang berisi materi dan soal berbasis CTL, di mana terdapat tempat-tempat kosong agar diisi siswa sebelum kegiatan pembelajaran di

Pasal 21 mengatur bahwa: ayat 1) Hanya warganegara Indonesia yang dapat mempunyai hak milik; 2) Oleh pemerintah ditetapkan badan-badan hukum yang dapat mempunyai hak

Setiap koruptor yang mencuri kekayaan negara tanpa pandang bulu harus diproses ke pangadilan. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu.a) Bagaimanakah pertanggungjawaban

Bagi guru, guru matematika SMPN 1 Ngunut kabupaten Tulungagung perlu mempertimbangkan untuk menjadikan pembelajaran snowball throwing diterapkan untuk mengembangkan pembelajaran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan mendasar pada hasil wawancara, maka menurut analisis penulis, terhadap implementasi tentang pembatasan waktu SPDP dalam

Refleksi merupakan hasil tindakan penelitian yang dilakukan untuk melihat hasil sementara dari penerapan pendekatan kontekstual berbasis masalah dalam meningkatkan

16.1 Setiap pemain/atlet yang mengambil bahagian dalam karnival sukan atau. kejohanan sukan MSPM mestilah berpakaian sukan yang

Upaya pencegahan dan penanggulangan tindak pidana pencurian sepeda motor yang dapat dilakukan oleh aparat penegak hukum adalah dengan melakukan patroli berkeliling