• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif (10)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif (10)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write pada

Pelajaran Ekonomi Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Di SMA Negeri 1 Sindangwangi Tahun Ajaran 2013/2014

Setiadi Pradana

(Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon)

ABSTRAK

Pelaksanaan proses belajar mengajar guru selalu menggunakan model-model pembelajaran yang konvensional seperti ceramah, sehingga biasanya menghasilkan siswa yang pasif dan sangat tergantung pada guru sebagai sumber ilmu. Dengan demikian proses belajar mengajar hanya satu arah saja dari guru ke murid. Untuk itu perlu digunakanya metode pembelajaran yang menarik dan kreatif, Kemampuan guru dalam pembelajaran sangatlah penting untuk menciptakan model-model pembelajaran yang kreatif, dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa yang dikelas, salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tentang seperti apa perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write dengan yang tanpa menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write dan respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write pada pelajaran ekonomi.

Peneitian ini dilakukan dengan dengan menggunakan metode Eksperimen. Tempat penilitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Sindangwangi Kabupaten Majalengka sampel penelitian nya adalah siswa kelas X-4 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-5 sebagai kelas kontrol yang terdiri dari 22 siswa. Adapun tehnik pengambilan data dengan tes dan angket.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah, bahwa ada perbedaan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write yaitu dengan rata-rata pada kelas eksperimen 83,00 dibandingkan dengan hasil kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah dengan rata-rata 73,33, maka terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan jika guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write. Terdapat respon positif jika guru menerapkan metode think-talk-write pada pelajaran ekonomi, hal ini dapat dilihat hasil angket respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write pada indikator I indikator positif diperoleh angka 85,49% dan pada indikator II indikator negatif diperoleh angka 71,8%, yang artinya siswa dalam proses pembelajaran siswa setuju jika guru menerapkan metode think-talk-write

(2)

2 PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan mendorong dan memfasilitasi dalam kegiatan belajar mereka ( Muhaibin Syah 2005 : 1 ). Selain itu juga, pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya dan memungkinkannya berfungsi secara nyata dalam kehidupan masyarakat. Dalam Undang-undang R.I No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional mengemukakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk memujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pelaksanaan pembelajaran dikelas guru dituntut untuk mampu meningkatkan kualitas belajar peserta didik ( siswa ) dalam bentuk kegiatan belajar yang sedemikian rupa dapat menghasilkan pribadi yang mandiri, pelajar yang efektip, pekerja yang produktif, dan anggota masyarakat yang baik ( Moh Surya 2004 : 53 ).

Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kempuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi kepada paningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif didalam proses pembelajaran ( Aunurahman, 2009 : 141 ). Penerapan model pembelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dikelas dengan adanya interaksi antara guru dengan siswa dan adanya timbal balik dari siswa dengan guru, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang signifikan. Pada sisi lain, kemampuan berpikir dan pemahaman individu atau siswa sangat berbeda hal ini dapat dilihat dari proses kegiatan belajar, masih ada siswa yang kurang bisa memahami dan menangkap apa yang diajarkan oleh guru, sehingga akan mempengaruhi hasil belajar siswa dikelas khususnya pada mata pelajaran ekonomi yang masih dibawah KKM, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata Ulangan Akhir Sekolah Semester Ganjil dalam mata pelajaran ekonomi tahun ajaran 2012/2013 di SMA Negeri 1 Sindangwangi dengan nilai KKM 75.00.

Tabel 1.1 Tabel rata-rata nilai Ulangan Akhir Semester pada mata pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 1 Sindangwangi Tahun ajaran 2012/2013 :

Kelas Nilai Rata-rata

X 1 60.00

X 2 65.00

X 3 71.00

X 4 65.00

(3)

3 Sumber : SMA Negeri 1 Sindangwangi.

Kesulitan siswa dalam memahami pembelajaran dipengaruhi oleh minat belajar siswa dikelas untuk memahami apa yang telah diajarkan oleh guru, dalam hal ini guru harus mampu untuk meningkatkan minat belajar, sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai, dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan kreatif, sihingga mampu meningkatkan minat belajar siswa.

Model pembelajaran memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran, karena model pembelajaran merupakan sebuah cara untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran, pemahaman dan peningkatan hasil belajarpun dipengaruhi oleh model pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran secara tepat dapat mempengaruhi dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Kemampuan guru dalam pembelajaran sangatlah penting untuk menciptakan model-model pembelajaran yang kreatif, dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa yang dikelas, salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write. Model pembelajaran kooperatif dalam proses pembelajaran dapat membuat siswa belajar lebih baik, hal ini dibuktikan dalam proses belajarnya yang aktif, lebih semangat dalam mengikuti pelajaran dan suasana kelas yang dinamis. Kemudian dari hal hasil dikatakan cukup baik yaitu memperoleh nilai rata-rata 80,89. Dalam penggunaannya model pembelajaran kooperatif mampu membuat siswa belajar lebih aktif, karena dalam pembelajaranya siswa dapat berinteraksi dan mengerjakan tugas bersama temanya sehingga, dalam proses ini siswa mampu mendalami ilmu secara mandiri oleh karena itu, guru hanya mempasilitasi dan memberikan arahan.

Tujuan dalam pembelajaran merupakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan meningkatkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran yang optimal, penggunaan model pembelajaran kooperatif mampu meningkatkan kreatifitas berpikir siswa dalam belajar dimana pembelajaran akan lebih dinamis dan menyenangkan sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif ( Cooverative Learning ) Tipe Think-Talk-Write Pada pada pelajaran Ekonomi ini, diharapkan siswa akan lebih mudah memehami pelajaran khususnya mata pelajaran Ekonomi. Hal ini karena dalam model pembelajaran ini arus komunikasi mengalir antar siswa dengan tidak terlepas dari bimbingan dan pengawasan guru. Peran guru dalam hal ini bukan lagi sebagai sebagai pemberi informasi belaka melainkan sebagai fasilitator dan motivator.

Rumusan Masalah

Adapun Rumusan masalah yang akan diteliti sebagai berikut :

(4)

4 pelajaran Ekonomi kelas X di SMA Negeri 1 Sindangwangi Kabupaten Majalengka ?

2. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write pada pelajaran ekonomi kelas X di SMA Negeri 1 Sindangwangi Kabupaten Majalengka ?

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses individu untuk mencapai tujuan dan memperoleh perubahan dalam perilaku secara keseluruahan sebagai hasil dari pengalamanya sendiri untuk mengembangkan potensi yang dimilkinya.

Menurut La Iru dan Arihi L.S (2012 : 1) pembelajaran

Berarti proses, cara, perbuatan mempelajari, dan perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Pembelajaran merupakan suatu proses atau upaya menciptakan kondisi belajar dalam mengembangkan kemampuan minat dan bakat siswa secara optimal, sehingga kompetensi tujuan akan tercapai.

Menurut Mohammad Surya ( 2004 : 7 ) pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya.

Dari uraian para ahli diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses perbuatan mempelajari untuk melakukan dan menciptkan kondisi belajar dalam meningkatkan minat belajar sebagai sebuah perubahan yang dilakukan oleh individu melalui proses pendidikan.

B. Model Pembelajaran

Menurut Aunurahman ( 2009 : 141 ) model pembelajaran merupakan rancangan untuk melakukan aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dalam proses pembelajaran, model pembelajaran yang dirancang oleh guru harus bermuara pada terjadinya proses belajar siswa.

C. Model Pembelajaran Kooperatif

Cooverative learning telah lama dikembangkan oleh para ahli sebagai alternatif untuk meningkatkan mutu pembelajaran, terutama untuk mentransformasikan model pembelajaran yang berpusat pada guru kepada pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Model ini menekankan efektipitas pembelajaran pada keterlibatan peserta didik pada proses belajar.

(5)

5 suatu pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama berlangsungnya proses pembelajaran.

Arihi, L.S ( 2012 : 66 )Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil, dengan anggota kelompok 3-5 orang, yang dalam dalam menyelesaikan tugas kelompoknya setiap anggota kelompok harus saling kerja sama dan saling membantu untuk memahami materi, sehingga setiap siswa selain mempunyai tanggung jawab individu, tanggung jawab berpasangan, juga mempunyai tanggung jawab kelompok.

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah sebuah model pembelajaran dimana siswa belajar bersama saling berinteraksi, sehingga siswa lebih aktif dalam proses belajar dengan adanya interaksi tersebut dengan arahan dan motivasi dari guru sebagai pasilitator dalam pembelajaran.

Model-model pembelajaran yang dipilih dan dikembangkan oleh guru hendaknya dapat mendorong siswa untuk belajar dengan mendayagunakan potensi yang mereka miliki secara optimal.

Huit ( 2003 ) dalam ( Aunurrahman 2009 : 141 ) mengemukakan rasionalitas pengembangan model pembelajaran. Model-model pembelajaran dikembangkan utamanya beranjak dari adanya perbedaan berkaitan dengan berbagai karakteristik siswa. Karena siswa memiliki berbagai karakteristik kepribadian, kebiasaan-kebiasaan, modalitas belajar yang bervariasi antara individu satu dengan yang lain, maka model pembelajaran guru juga harus selayaknya tidak hanya terpaku pada model tertentu, akan tetapi harus bervariasi.

Dari uraian para ahli, maka peneliti menyimpulkan bahwa Model Pembelajaran adalah rancangan yang dilakukan oleh guru untuk melakukan proses pembelajaran dikelas sebagai acuan untuk mencapai tujuan yaitu hasil belajar siswa, model pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru harus berorientasi kepada pembelajaran berbasis PAIKEM dimana dalam proses pembelajaran harus ada pola interaksi antara guru dengan siswa sehingga akan menghasilkan proses pembelajaran yang baik.

Pengembangan berbagai model pembelajaran juga dimaksudkan untuk menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa, agar mereka tidak jenuh dalam proses belajar yang sedang berlangsung. Itulah sebabnya maka didalam penentuan model-model pembelajaran yang dikembangkan oleh guru harus memiliki pemahaman yang baik tentang peserta didik.

D. Metode Think-Talk-Write

(6)

6 Dalam model pembelajaran ini, peserta didik didorong untuk berpikir, berbicara, dan kemudian menuliskan berkenaan dengan suatu topik. Metode ini merupakan metode yang dapat melatih kemampuan berpikir dan berbicara peserta didik.

Menurut Huinker dan Laughlin menyatakan bahwa :

Model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) membangun pemikiran, merefleksi, dan mengorganisasi ide, kemudian menguji ide tersebut sebelum peserta didik diharapkan untuk menulis. Alur model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) dimulai dari keterlibatan peserta didik dalam berpikir atau berdialog reflektif dengan dirinya sendiri, selanjutnya berbicara dan berbagi ide dengan temannya, sebelum peserta didik menulis (Abu Ahmadi : 2009 ).

Think-Talk-Write merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari tindakan yang cermat mengenai kegiatan pembelajaran yaitu melalui berpikir, bertukar pendapat dan menuliskan hasil diskusi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai ( Arihi LS 2012 : 68 ).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode think-talk-write adalah metode pembelajaran dimana siswa mampu membangun pemikiran untuk menciptakan ide, mengungkapkan ide dan berbagi ide dengan temanya , dan menulis hasil pemikiranya tersebut dalam proses belajar.

Think-Talk-Write ( TTW ) memiliki empat tahap penting dalam pelaksanaanya :

1. Think (Berpikir). Siswa diberikesempatan untuk memikirkan materi atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru berupa lembar kerja yang dilakukan secara individu.

2. Talk / Talking (Berbicara / berpendapat ). Setelah diorganisasikan dalam kelompok, siswa diarahkan untuk terlibat secara aktif dalam berdiskusi kelompok mengenai lembar kerja yang telah disediakan. Pada tahap ini siswa saling berbagi jawaban dan pendapat dengan anggota kelompoknya masing-masing.

3. Writing (Menulis). Pada tahap ini siswa diminta untuk menulis dengan bahasa dan pemikiranya sendiri hasil dari belajar dan diskusi kelompok yang diperolehnya.

4. Pressentasi. Hasil tulisan siswa dipresentasikan didepan kelas sekaligus memberi kesempatan kepada siswa yang mengoreksi hasil kerja kelompok lain.

E. Hasil Belajar

(7)

7 Menurut Sumiati dan Asra ( 2009 : 210 ) hasil belajar adalah pencapaian belajar berupa nilai dan berupa kemampuan yang sudah atau belum dikuasai oleh siswa yang harus dan segera dianalisis dan ditindaklanjuti.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan pencapaian perubahan yang diperoleh dari proses belajar siswa, berupa nilai dan aspek-aspek perubahan perilaku yang telah dipelajari siswa, seperti pemahaman, penguasaan, pola berpikir, pengetahuan dan kecapapan dasar dalam proses pembelajaran.

METODE PENELITIAN

Menurut Arikunto (2006: 160) mengatakan, “Metode penelitian adalah

cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan penelitiannya”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

Menurut Arikunto (2006: 3) mengatakan, ”Metode eksperimen yaitu metode

penelitian yang dipergunakan untuk meneliti suatu objek dengan melakukan suatu percobaan secara nyata di lapangan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perbedaan hasil belajar dan ketuntasan belajar ekonomi siswa yang mendapat perlakuan berbeda dalam proses pembelajaran.

Penelitian bersifat eksperimen, yaitu sengaja mengusahakan tumbuhnya variabel-variabel dan selanjutnya dikontrol untuk dilihat pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Karena disini penulis ingin mengetahui perbedaan hasil belajar antara dua kelas yang menggunakan metode think-talk-write dan yang menggunakan metode ceramah pada pelajaran Ekonomi kelas X.4 dan kelas X.5 SMA Negeri 1 Sindangwangi.

POPULASI dan SAMPEL A. Populasi

Pengertian populasi menurut (Arikunto, 173 : 2010) adalah keseluruhan objek penelitian. Sedangkan populasi menurut (Anggoro, 42 : 2007)Populasi adalah himpunan yang lengkap dari satuan-satuan atau individu yang karakteristiknya ingin diketahui.

Jadi dalam pelaksanaan ini, peneliti memerlukan subjek penelitian yang diambil dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi penelitian. Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Sindangwangi.

B. Sampel

Pengertian sampel menurut (Arikunto, 2010 : 173) Sampel adalah sebagian atau wakil yang diteliti. Sedangkan sampel menurut (Anggoro, 2007 : 3-4) adalah sebagian anggota populasi yang memberikan keterangan atau data yang diperlukan dalam suatu penelitian.

Penelitian ini, mengambil dua kelas dari lima kelas sebagai sampel penelitian yaitu di kelas X.4 dan X.5 dengan jumlah kelas X.4 yaitu 22 siswa sedangkan jumlah siswa kelas X.5 berjumlah 22 siswa. Pada penelitian dengan dua kelas kelas yang pertama menggunakan metode ceramah dan kelas yang kedua menggunakan metode think-talk-write.

(8)

8 A. Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write dengan yang Tanpa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Think-Talk-Write pada Pelajaran Ekonomi Kelas X

Berdasarkan uji t tes diperoleh diperoleh sig 2 tailed. Adalah 0,000 kalau dibandingkan maka nilainya akan lebih kecil dari 0,05 (0,00 < 0,000), hal ini berarti bahwa Ho ditolak yang menunjukan bahwa adanya perbedaan hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran tipe think-talk-write dengan yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think-tak-write atau metode ceramah sebagai perbandingan pada pelajaran Ekonomi dengan sub pokok bahasan Masalah Pokok Ekonomi dan Sistem Ekonomi.

Hal ini dapat dilihat dan membandingkan pada hasil postes pada kelas ksperimen dan kelas kontrol, jumlah hasil postes kelas eksperiment 1660 dan jumlah hasil postes kelas kontrol yaitu 1553

Apabila dilihat dan membadningkan dari rata-rata hasil belajar siswa dari kelas eksperimen 83,00 dan pada kelas kontrol 73,33. Hal ini mengalami perbedaan 10 % antara kelas eksperimen yang menggunakan metode think-talk-write dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah, maka terdapat perbedaan yang signifikan jika guru menerapkan metode think-talk-write

B. Respon Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write pada Pelajaran Ekonomi Kelas X Di SMA Negeri 1 Sindangwangi

Respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write dilakukan dengan perhitungan dan deskripsi angket yang disebarkan kepada siswa dengan pertanyaan terdiri dari 20 pertanyaan yaitu indikator I pertanyaan positif indikator II negatif yang dianggap mewakili variabel penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write, yang selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Berdasarkan dari tebel hasil angket diperoleh nilai pada indikator I yaitu 85,49 % dan pada indikator II diperoleh hasil 71,8 %. Apabila diinterpertasikan indikator I sangat Kuat. Itu berarti respon siswa terhadap minat belajar dengan metode think-talk-write sangat baik karena dan siswa setuju jika guru menerpakan model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write yang dapat melatih siswa untuk berkomunikasi,bekerja sama,mengungkapkan ide,berperan aktif dalam pembelajaran, dan dapat mengurangi rasa jenuh dalam proses belajar disekolah.

KESIMPULAN

(9)

9 yang signifikan jika guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write.

2. Terdapat respon positif jika guru menerapkan metode think-talk-write pada pelajaran ekonomi, hal ini dapat dilihat hasil angket respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write pada indikator I indikator positif diperoleh angka 85,49% dan pada indikator II indikator negatif diperoleh angka 71,8%, yang artinya siswa dalam proses pembelajaran siswa setuju jika guru menerapkan metode think-talk-write yang dapat melatih siswa untuk berkomunikasi,bekerja sama,mengungkapkan ide,berperan aktif dalam pembelajaran, dan dapat mengurangi rasa jenuh dalam proses belajar disekolah.

SARAN

Setelah melakukan penelitian dan menganalisis data hasil, penulis mempunyai saran sebagai berikut :

1. Untuk Sekolah

Untuk meningkatkan mutu pendidikan terutama untuk meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran ekonomi, hendaknya dicari cara untuk meningkatkan motivasi belajar dan diperlukan inovasi dalam proses pembelajaran agar terciptanya pembelajaran yang beorientasi PAIKEM pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, epektif dan menyenangkan, agar siswa lebih semangat dalam mengikuti pelajaranya.

2. Untuk Guru

Guru hendaknya mencari cara untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa di kelas agar terciptanya suasana belajar yang efektip, Dari hasil penelitian ini yang tertuang dalam skripsi ini yakni penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan membuat siswa bersemangat untuk belajar dikelas, dengan demikian penulis menyarankan guru untuk bisa mengembangkan model pembelajaran tersebut agar terciptanya hasil belajar yang baik.

3. Untuk Pembaca

Hasil penelitian yang tertuan dalam penelitian ini yakni penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write terbukti bahwa dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan membuat siswa bersemangat untuk belajar dikelas karena dalam proses pembelajaranya siswa berperan aktif, mampu mengungkapkan ide, dan mampu berkomunikasi sesama temanya. Dengan demikian diharapkan dapat diaplikasikan model pembelajaran tersebut dalam proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Untuk itu peneliti menyarankan untuk melakukan penelitian yang sama supaya penelitian ini menjadi sumber ilmu yang relevan untuk masa yang akan datang.

(10)

10 Syah Muhaibbin, Psikologi Belajar, PT.Grafindo Persada, Jakarta, 2005

Iru La & Arihi L.S, Pendekatan,Metode,dan Model-model Pembelajaran, Multi Presindo, Jogjakarta, 2012

Aunurahman,Belajar dan Pembelajaran, Alpabeta, Bandung, 2009

Sumiati & Asra, Metode Pembelajaran,CV Wancana Prima, Bandung, 2011 Undang-undang R.I No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

CV Mini Jaya Abadi, Jakarta, 2003

Dimyati & Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 2009

Himpunan Perundang-undangan Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional , Nuansa Aulia, Bandung, 2012

Makmun Syamsudidin, Psikologi Kependidikan, Rosda, Bandung, 2009

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, PT IMTIKA,Bandung, 2011

Surya Mohamad, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran,Bani Quraisy, Bandung, 2004

Al Muchtar Suwarma, Strategi Pembelajaran Pendidikan IPS, Sekolah Pasca Sarjana UPI,2012

Rusyan Tabrani, Evaluasi dalam Proses Belajar Mengajar, Bina Budhaya, Bandung, 2004

Arikunto Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara,Jakarta, 2012

________________, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 2010 Munadi, Evaluasi Belajar dan Pembelajaran, Alpabeta, Bandung, 2008 Lie Anita, Cooveratif Learning, Grasindo, Jakarta, 2008

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Alpabeta, Bandung, 2012

Sanjaya Wina,Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Preneda Media Grup, 2010

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisa diperoleh bahwa pengetahuan responden terhadap kriteria kerusakan rumah tinggal untuk kategori rusak ringan adalah jawaban tertinggi Kurang Tahu

Validasi hasil eksperimen dengan hasil simulasi dengan membandingan bahwa liquid desiccant 40% dan 50%, nozzle sprayer 0.2 mm dengan temperatur yang dijaga pada 10°C

Pada saat terjadi transaksi pembelian, pada kartu utang akan dicatat nilai utang perusahaan sebesar utang sesuai dengan mata uang yang dipakai pada saat

 Klik shape tool lalu klik objek yang akan di duplikat.  Klik menu Arrange dilanjutkan dengan mengklik Transformation lalu klik Position.  Pastikan yang aktif bagian

Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu, peduli, menghargai dan bertanggung jawab terhadap kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan

Lembar Tugas Siswa (LTS) berisikan indikator dan kegiatan yang berisikan langkah-langkah kegiatan atau petunjuk tugas siswa yang harus dikerjakan oleh masing-masing

Dalam penulisan ilmiah ini, penulis membuat situs (website) dengan menggunakan program aplikasi Macromedia Flash MX, dengan tujuan membantu bagi para penggemar anime dan manga

Pembuluh darah akan mengkerut, sehingga darah tidak bisa mengalir di dalamnya dan bulu kulit akan berdiri untuk menjelma menjadi level udara nyata yang memisahkan.