• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh persepsi konsumen pada promosi penjualan terhadap kecenderungan perilaku pembelian tidak terencana.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh persepsi konsumen pada promosi penjualan terhadap kecenderungan perilaku pembelian tidak terencana."

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

xiv

INTISARI

Penelitian ini mengenai “Pengaruh Persepsi Konsumen Pada Promosi Penjualan Terhadap Kecenderungan Perilaku Pembelian Tidak Terencana”. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah persepsi konsumen

pada promosi penjualan berpengaruh terhadap kecenderungan perilaku pembelian

tidak terencana. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah

persepsi konsumen pada potongan harga, undian, paket harga (promosi penjualan)

berpengaruh baik secara simultan maupun parsial terhadap kecenderungan perilaku

pembelian tidak terencana. Penelitian ini menggunakan 100 sampel konsumen yang

pernah berbelanja di pasar modern (minimarket, supermarket dan hypermarket) di

Yogyakarta. Data dianalisis dengan menggunakan alat analisis statistik regeresi

berganda. Penelitian ini menemukan bahwa 1) Ada pengaruh persepsi konsumen

pada promosi penjualan terhadap kecenderungan perilaku pembelian tidak

terencana. 2) Persepsi konsumen pada potongan harga, undian dan paket harga

(promosi penjualan) memiliki pengaruh secara simultan terhadap kecenderungan

perilaku pembelian tidak terencana. 3) Persepsi konsumen pada potongan harga dan

undian memiliki pengaruh secara parsial terhadap kecenderungan perilaku

pembelian tidak terencana

Kata kunci:

(2)

xv ABSTRACT

The tittle of the research was “The Effect of Consument Perception on Sales Promotion to The Tendency of Unplanned Purchasing Behaviour”. The main purpose of this research were to determined if consument perception on the sales promotion has any effect to the tendency of unplanned purchasing behaviour. The specific purpose of this research is to determined if consument perception on the discount, drawing and bonus pack (sales promotion) affect simultaneuosly or partially, to the tendency of unplanned buying behaviour. The research was done using 100 consument as samples that have been shopping on modern market (minimarket, supermarket, hypermarket) in Yogyakarta. The data was analyzed using multiple regression statistic analyzer tool. This research indicated that 1) There is an effect of consument perception on sales promotion to the tendency of unplanned buying behaviour. 2) Consument perception on the discount, drawing and bonus pack (sales promotion) have the simultaneously to the tendency of unplanned buying behaviour. 3) Consument perception on the discount, drawing, have the partially to the tendency of unplanned buying behaviour.

Keyword

(3)

PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN PADA PROMOSI PENJUALAN TERHADAP KECENDERUNGAN PERILAKU PEMBELIAN TIDAK

TERENCANA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Aisyah Permatasari

122214102

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

i

PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN PADA PROMOSI PENJUALAN TERHADAP KECENDERUNGAN PERILAKU PEMBELIAN TIDAK

TERENCANA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Aisyah Permatasari

122214102

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN

“ Hard Work Will Never Betray You”

- Kang Gary –

Saya Persembahkan Skripsi ini kepada:

(8)
(9)
(10)

vii

KATA PENGANTAR

Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Program Studi Manajemen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis bersyukur kepada Allah SWT,

karena hanya dengan ijin-NYA, penulis dapat menjalani dan menyelesaikan proses

penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Persepsi Konsumen Pada Promosi

Penjualan Terhadap Kecenderungan Perilaku Pembelian Tidak Terencana” dari

awal hingga akhir dengan baik.

Kiranya, penulis tidak akan dapat menjalani dan menyelesaikan proses

penulisan skripsi ini dengan baik bila tanpa bantuan dari berbagai pihak baik secara

langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, pada kesempatan ini, penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si dan

Bapak Dr. Lukas Purwoto selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ketua Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma. Penulis juga mengucapkan terima kasih

kepada Bapak Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A dan Bapak Drs. G. Hendra

Poerwanto, M.Si yang telah membimbing penulis selama menjalani dan

menyelesaikan proses penulisan skripsi.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Ayah dan Ibu yang

senantiasa mencurahkan kasih sayang, perhatian dan dukungan yang tinggi sehingga

penulis mampu menyelesaikan skripsi ini hingga akhir.

Tidak lupa penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada keluarga,

(11)
(12)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

HALAMAN ABSTRAK ... xiv

C. Keterkaitan Promosi Penjualan dengan Impulse Buying ... 33

D. Kerangka Konseptual Penelitian ... 34

E. Hipotesis ... 36

BAB III METODE PENELITIAN... 37

A. Jenis Penelitian ... 37

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 37

(13)

x

D. Variabel Penelitian ... 38

E. Pengukuran Variabel ... 40

F. Populasi ... 40

G. Sampel, Jumlah Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 41

H. Jenis dan Sumber Data ... 42

I. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 43

J. Pengujian Instrumen... 43

K. Teknik Analisis Data ... 45

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 54

A. Perkembangan Ritel di Indonesia... 54

B. Perkembangan Ritel di Yogyakarta ... 56

C. Indomaret ... 57

A. Penjelasan Singkat Proses Penelitian ... 66

B. Hasil Pengujian Instrumen ... 67

C. Analisis Data ... 69

D. Pembahasan ... 86

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 92

A. Kesimpulan ... 92

B. Saran ... 93

C. Keterbatasan ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 95

(14)

xi

DAFTAR TABEL

III.1 Tabel Variabel, Dimensi, dan Indikator Penelitian ... 39

III.2 Kategori Skor Variabel Persepsi ... 46

III.3 Karegori Skor Kecenderungan ... 47

III.4 Tabel AutoKorelasi Durbin Watson... 49

IV.1 Karakteristik Ritel Modern ... 55

V.1 Hasil Uji Validitas ... 68

V.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 69

V.3 Mean Kecenderungan Perilaku Pembelian Tidak Terencana ... 73

V.4 Keterkaitan Berdasarkan Jenis Kelamin ... 74

V.5 Keterkaitan Berdasarkan Status Pekerjaan ... 75

V.6 Keterkaitan Berdasarkan Status Pekerjaan ... 76

V.7 Keterkaitan Berdasarkan Preferensi Tempat Belanja... 77

V.8 Hasil Uji Normalitas... 79

V.9 Hasil Uji Multikolinieritas ... 80

V.10 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 81

V.11 Hasil Uji Autokorelasi ... 81

V.12 Output Regresi Linier Berganda ... 82

V.13 Hasil Output Uji F ... 83

V.14 Hasil Output Uji t ... 84

(15)

xii

DAFTAR GAMBAR

II.1 Proses Pembelian Konsumen 5 Tahap ... 22

II.2 Kerangka Konseptual Pemikiran ... 35

V.1 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ... 69

V.2 Karakteristik Berdasarkan Status Pekerjaan ... 70

V.3 Karakteristik Berdasarkan Pendapatan... 71

V.4 Preferensi Tempat Belanja ... 71

(16)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Kuisioner ... 101

Lampiran Hasil Tabulasi ... 102

(17)

xiv INTISARI

Penelitian ini mengenai “Pengaruh Persepsi Konsumen Pada Promosi

Penjualan Terhadap Kecenderungan Perilaku Pembelian Tidak Terencana”.

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah persepsi konsumen

pada promosi penjualan berpengaruh terhadap kecenderungan perilaku pembelian

tidak terencana. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah

persepsi konsumen pada potongan harga, undian, paket harga (promosi penjualan)

berpengaruh baik secara simultan maupun parsial terhadap kecenderungan perilaku

pembelian tidak terencana. Penelitian ini menggunakan 100 sampel konsumen yang

pernah berbelanja di pasar modern (minimarket, supermarket dan hypermarket) di

Yogyakarta. Data dianalisis dengan menggunakan alat analisis statistik regeresi

berganda. Penelitian ini menemukan bahwa 1) Ada pengaruh persepsi konsumen pada

promosi penjualan terhadap kecenderungan perilaku pembelian tidak terencana. 2)

Persepsi konsumen pada potongan harga, undian dan paket harga (promosi penjualan)

memiliki pengaruh secara simultan terhadap kecenderungan perilaku pembelian tidak

terencana. 3) Persepsi konsumen pada potongan harga dan undian memiliki pengaruh

secara parsial terhadap kecenderungan perilaku pembelian tidak terencana

Kata kunci:

(18)

xv

ABSTRACT

The tittle of the research was “The Effect of Consument Perception on Sales

Promotion to The Tendency of Unplanned Purchasing Behaviour”. The main

purpose of this research were to determined if consument perception on the sales promotion has any effect to the tendency of unplanned purchasing behaviour. The specific purpose of this research is to determined if consument perception on the discount, drawing and bonus pack (sales promotion) affect simultaneuosly or partially, to the tendency of unplanned buying behaviour. The research was done using 100 consument as samples that have been shopping on modern market (minimarket, supermarket, hypermarket) in Yogyakarta. The data was analyzed using multiple regression statistic analyzer tool. This research indicated that 1) There is an effect of consument perception on sales promotion to the tendency of unplanned buying behaviour. 2) Consument perception on the discount, drawing and bonus pack (sales promotion) have the simultaneously to the tendency of unplanned buying behaviour. 3) Consument perception on the discount, drawing, have the partially to the tendency of unplanned buying behaviour.

Keyword

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar

keempat di seluruh dunia setelah Cina, India, Amerika Serikat dengan jumlah

penduduk yang mencapai 252.370.792 jiwa pada tahun 2015 (sumber :

www.bps.go.id). Data statistik Indonesia memperlihatkan bahwa dari tahun

2012 hingga tahun 2013 kemarin, rata - rata pengeluaran per kapita

masyarakat Indonesia untuk konsumsi mengalami peningkatan, dari sebesar

Rp. 461.356,- per bulan pada tahun 2012 meningkat sebesar 9,56 persen pada

tahun 2013 menjadi Rp. 505.461,- per bulan. Data tersebut menunjukkan

bahwa adanya peningkatan konsumsi pada masyarakat Indonesia sehingga

membuat banyak perusahaan menjadikan fenomena ini sebagai peluang untuk

mengembangkan usaha dan memperoleh keuntungan.

Salah satu usaha yang memanfaatkan peluang tersebut adalah usaha -

usaha yang bergerak dalam bidang retailing yang kini mulai menjamur di

Indonesia. Retailing merupakan salah satu cara pemasaran produk yang

meliputi seluruh aktifitas yang melibatkan penjualan barang atau jasa secara

langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan untuk

penggunaan bisnis. Bisnis ritel di Indonesia pun dibagi menjadi dua yakni ritel

tradisional dan ritel modern. Perusahaan ritel modern di Indonesia sendiri

(20)

department store, boutique, factory outlet, speciality store, trade center dan

mall/supermall/plaza. Pasar modern sendiri merupakan salah satu dari jenis

ritel modern yang menjadi bahasan utama dalam penelitian ini, pasar modern

merupakan pedagang eceran dalam bentuk toko yang berkonsep swalayan

(konsumen melayani sendiri) seperti minimarket, supermarket dan

hypermarket.

Banyaknya pasar modern tersebut juga tidak lepas dari pergeseran

perilaku berbelanja masyarakat Indonesia yang semula berbelanja ke pasar

tradisional menjadi berpindah ke pasar modern serta kecenderungan

konsumen yang memilih berbelanja di suatu tempat yang menyediakan

berbagai macam barang yang dapat memenuhi kebutuhannya tanpa harus

pergi ketempat lain. Belanja, saat ini tidak lagi dipandang hanya sebagai

aktifitas untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari, lebih daripada itu belanja

kini sudah menjadi gaya hidup. Perilaku orang yang berbelanja dengan

terencana kini mulai bergeser menjadi tidak terencana.

Banyaknya jenis ritel modern yang ada saat ini membuat semakin

ketatnya persaingan antar ritel modern satu dengan ritel modern lainnya tak

terkecuali pasar modern, untuk itulah penting bagi perusahaan ritel untuk

memahami karakteristik dan pola pembelian konsumennya. Karakteristik

adalah perilaku konsumen yang memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan

dengan sebagian besar konsumen lain. Menurut Irawan (Marketing/EDISI

(21)

yaitu berpikir jangka pendek, suka merek luar negeri, religius, gengsi, kuat di

subkultur, dan kurang peduli lingkungan. Menurut Susanta (Marketing/EDISI

KHUSUS/II, 16 Juli 2007), sebagian besar konsumen Indonesia memiliki

karakter unplanned. Mereka biasanya suka bertindak “last minute”. Jika

berbelanja, mereka sering menjadi impulse buyer. Perilaku konsumen yang

tidak merencanakan sebelum membeli ini disebut dengan istilah impulse

buying.

Konsumen dengan perilaku impulse buying tidak berpikir terlebih

dahulu dalam memutuskan membeli suatu produk. Impulse buying mengacu

pada suatu perilaku seseorang yang tidak direncanakan, dan berhubungan

dengan kegiatan belanja. Mereka melakukan kegiatan belanja karena adanya

ketertarikan pada merek atau produk tertentu dan hanya membutuhkan sedikit

pertimbangan dalam membeli, dengan kata lain tidak ada dalam daftar belanja

(Yongki Susilo, 2007 : 15). Dari definisi tersebut terlihat bahwa impulse

buying merupakan sesuatu yang alamiah dan merupakan reaksi yang cepat.

Perilaku konsumen seperti ini dapat dimanfaatkan peritel untuk menarik minat

konsumen dalam membeli produk. Peritel harus dapat bertindak cepat dalam

memutuskan strategi yang tepat untuk menghadapi perilaku konsumen yang

memiliki kecenderungan melakukan pembelian secara impulsif salah satunya

dengan strategi promosi penjualan.

Promosi penjualan merupakan salah satu strategi penting yang harus

(22)

promosi penjualan (sales promotion) merupakan salah satu elemen dari

bauran pemasaran (marketing mix) menjadi sangat penting. Promosi penjualan

merupakan bagian dari komunikasi pemasaran dimana yang termasuk promosi

penjualan antara lain : titik penjualan (point of purchase), kontes, undian,

kupon, sampel produk, demonstrasi, program pelanggan setia, hadiah

langsung, hadiah untuk rujukan, souvenir, event, diskon harga, garansi

produk, cash refundoffers, paket harga (bonus pack).

Dalam beberapa tahun terakhir, promosi penjualan berkembang pesat

dan bahkan porsinya terhadap total pengeluaran pemasaran mulai sejajar

dengan pengeluaran iklan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain

: tingkat kompetisi yang semakin ketat dalam memperebutkan pangsa pasar,

fragmentasi media (bermunculannya sejumlah media baru) serta

meningkatnya biaya iklan di media massa. Dengan adanya promosi penjualan

dapat memberikan stimulus untuk menarik minat konsumen dalam membeli

produk.

Menurut AC Nielsen (2007), sebagian besar konsumen Indonesia

menyukai aktivitas promosi yang memberikan benefit langsung. Ini terlihat

dari 66% responden yang memilih promosi khusus yang menawarkan

tambahan ekstra kuantitas. Mereka juga terbiasa untuk mencari harga spesial

di outlet. Hadiah dan diskon memang cocok untuk konsumen yang berfikiran

(23)

menunjukkan bahwa 76% pembeli menyukai diskon harga dan 18% menyukai

hadiah langsung.

Beberapa penelitian terdahulu seperti yang dilakukan Yessica Tri

Amanda Putri dan Muhammad Edwar yang berjudul Pengaruh Bonus Pack

dan Price Discount terhadap Impulse Buying pada Konsumen Giant Hypermarket Diponegoro Surabaya menyatakan adanya pengaruh bonus pack

dan price discount sebagai bagian dari promotion mix terhadap pembelian

tidak terencana pada konsumen Giant Hypermarket Diponegoro Surabaya.

Mihic dan Kursan (2010) juga meneliti dampak dari beberapa faktor

situasional yang tidak direncanakan dalam membeli, termasuk promosi

penjualan, efisiensi salesman dan lokasi toko. Mereka menemukan bahwa

sebagian besar faktor yang berpengaruh signifikan terhadap impulse buying

adalah pada promosi penjualan.

Karbasivar dan Hasti (2011) menyatakan bahwa ada pengaruh positif

antara perilaku pembelian impulsif dan promosi penjualan yang dilakukan

oleh situs-situs perbelanjaan online. Dengan melihat fakta adanya pergeseran

pola perilaku konsumen saat ini yang mulai melakukan kegiatan atau aktifitas

konsumsi yang tanpa perencanaan, maka perlu adanya penelitian khusus

mengenai pembelian tidak terencana, terlebih mengenai bagaimana persepsi

konsumen pada promosi penjualan turut berpengaruh kepada kecenderungan

(24)

dapat melakukan strategi pemasaran yang tepat untuk menarik konsumen agar

mau membeli produk.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Persepsi Konsumen Pada

Promosi Penjualan Terhadap Kecenderungan Perilaku Pembelian Tidak

Terencana”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini yang dirumuskan oleh penulis adalah sebagai berikut :

Rumusan Masalah Umum : Apakah persepsi konsumen pada promosi

penjualan berpengaruh terhadap kecenderungan perilaku pembelian tidak

terencana?

Rumusan Masalah Khusus :

1. Apakah persepsi konsumen pada potongan harga, undian, paket

harga (promosi penjualan) berpengaruh secara simultan terhadap

kecenderungan perilaku pembelian tidak terencana ?

2. Apakah persepsi konsumen pada potongan harga, undian, paket

harga (promosi penjualan) berpengaruh secara parsial terhadap

kecenderungan perilaku pembelian tidak terencana ?

C. Pembatasan Masalah

Agar masalah yang dihadapi fokus dan tidak terlalu luas, maka penulis

(25)

promosi penjualan yang dipersepsikan hanya meliputi potongan harga, undian

dan paket harga.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui apakah

persepsi konsumen pada promosi penjualan berpengaruh terhadap

kecenderungan perilaku pembelian tidak terencana dan lebih khusus lagi,

apakah persepsi konsumen pada potongan harga, undian, paket harga

(promosi penjualan) berpengaruh baik secara simultan maupun parsial

terhadap kecenderungan perilaku pembelian tidak terencana.

E. Manfaat Penelitian

Ketika perusahaan telah mengetahui berpengaruh atau tidaknya

persepsi konsumen pada promosi penjualan terhadap kecenderungan perilaku

konsumen dalam melakukan pembelian tidak terencana, diharapkan

perusahaan dapat menjadikan pengetahuan tersebut sebagai salah satu

pertimbangan dalam mendesain strategi promosi penjualan. Dengan demikian,

promosi penjualan yang didisain perusahaan dapat lebih mengarah kepada

bagaimana memberikan konsumen stimulus – stimulus yang dapat

merangsang konsumen untuk melakukan pembelian terhadap suatu produk

(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Manajemen Pemasaran

a. Definisi Pemasaran

Pemasaran sebagai disiplin ilmu, bidang kajian riset, dan salah

satu praktik bisnis mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.

Dahulu pemasaran hanya dipandang sebagai salah satu alat untuk

mendistribusikan barang atau jasa kepada konsumen akhir, angka –

angka penjualan menjadi tolak ukur dalam memaknai keberhasilan

pemasaran tersebut. Namun dengan seiring berjalannya waktu makna

dari pemasaran berkembang tidak hanya sekedar ‘menjual’ barang ke

konsumen tetapi juga bagaimana menghantarkan nilai dari suatu

barang kepada konsumen dan menjalin relasi dengan konsumen.

Menurut Kotler dan Keller (2011, 27), Pemasaran adalah

aktifitas, pengaturan lembaga dan proses penciptaan, komunikasi,

pengiriman dan pertukaran penawaran yang bernilai untuk konsumen,

klien, partner dan masyarakat pada umumnya.

Sedangkan William G. Nickels, James M. McHugh dan Susan

M. McHugh dalam bukunya Understanding Business (2011, 84),

mendefinisikan pemasaran sebagai proses perencanaan dan

(27)

dan jasa untuk memfasilitasi pertukaran yang memenuhi objektif

individual dan organisasional.

Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

pemasaran merupakan suatu proses yang didalamnya terdapat konsep

– konsep pemasaran yang bertujuan untuk dapat menciptakan,

menghantarkan dan mengkomunikasikan nilai kepada konsumen

akhir.

2. Bauran Pemasaran

a. Definisi Bauran Pemasaran

Menurut Kotler dan Amstrong (2010, 76) bauran pemasaran

sebagai perangkat alat pemasaran taktis yang terdiri 4p, yaitu product

(produk), price (harga), place (distribusi), promotion (promosi) yang

dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan

pasar sasaran.

1) Produk

Kotler dan Amstrong (2014: 448) mendefinisikan

produk sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu

pasar untuk mendapatkan perhatian, digunakan atau

dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan.

Produk – produk ini meliputi barang fisik, jasa,

(28)

gagasan. Barang sendiri jika dilihat dari penggunaannya

dapat dibedakan menjadi :

a) Barang Konsumsi (Consumer Goods). Barang

konsumsi dibedakan menjadi empat yaitu :

(1) Convinence goods merupakan barang yang

sering ingin dibeli konsumen secara berulang,

cepat, seringkali tanpa perencanaan, dan dengan

upaya yang minimum. Barang jenis ini dibagi

menjadi beberapa jenis :

a) Barang bahan pokok (staples goods)

adalah barang yang sering dibeli rutin

tanpa banyak pertimbangan, umumnya

merupakan barang kebutuhan sehari –

hari.

b) Barang dorongan hati (impulse goods)

adalah barang – barang yang dibeli

tanpa adanya perencanaan dan

pertimbangan yang matang .

c) Barang darurat dan mendesak

(emergency goods) adalah barang

barang yang dibeli ketika masa – masa

(29)

(2) Shopping goods merupakan barang yang dalam

pembeliannya memerlukan proses seleksi,

dimana konsumen akan membandingkan

karakteristik barang tersebut berdasarkan

kecocokan, kualitas, harga dan gaya.

(3) Speciality goods merupakan barang – barang yang memiliki karakteristik yang unik atau

identifikasi merek (brand identification) yang

menyebabkan sejumlah pembeli bersedia

melakukan upaya pembelian yang khusus.

(4) Unsought goods merupakan barang – barang yang belum diinginkan dan tidak diketahui oleh

konsumen potensial.

b) Barang Industri (industrial goods). Barang

industri dibedakan menjadi tiga macam yaitu Bahan

baku dan suku cadang (material and parts), Barang

modal (capital items), Perlengkapan dan jasa bisnis

(supplies and business services).

2) Harga

Menurut Kotler dan Amstrong (2014: 324) harga

merupakan sejumlah uang yang dibebankan untuk suatu

(30)

ditukarkan oleh pelanggan untuk memiliki, memanfaatkan

atau menggunakan produk atau jasa.

3) Tempat/Saluran Distribusi

Saluran Distribusi menurut McHugh (2010: 152)

ialah seluruh perantara pemasaran, seperti perantara grosir

dan perantara ritel yang bergabung untuk memindahkan

dan menyimpan barang di jalur dari produsen ke

konsumen. Distribusi berkaitan dengan kemudahan

memperoleh produk di pasar dan tersedia saat konsumen

mencarinya. Distribusi memperlihatkan berbagai kegiatan

yang dilakukan perusahaan untuk menjadikan produk atau

jasa diperoleh dan tersedia bagi konsumen.

4) Promosi :

Promosi merupakan sebuah usaha yang dilakukan

oleh perusahaan dalam menginformasikan produknya

kepada target pasarnya. Selain memberi informasi tentang

produk, perusahaan juga berusaha mempengaruhi

konsumen agar tertarik untuk membeli produk barang atau

jasa yang dipasarkannya. Kegiatan promosi ini menjadi

salah satu bagian dari pemasaran. Tujuan utama dari

(31)

membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang

perusahaan dan bauran pemasarannya.

3. Bauran Promosi

Bauran promosi, atau disebut promosi saja, merupakan salah

satu variabel di dalam bauran pemasaran (marketing mix) yang sangat

penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam pemasaran produk atau

jasanya. Menurut Kotler dan Amstrong (2014: 447) bauran pemasaran

adalah gabungan tertentu dari alat – alat promosi yang digunakan

perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai kepada pelanggan dan

membangun hubungan pelanggan.

Unsur bauran promosi (promotion mix) terdiri atas lima

perangkat utama, yaitu : Advertising, Sales Promotion, Public

Realation and Publisity, Personal Selling, dan Direct Marketing

(Kotler dan Amstrong, 2010: 447). Secara sederhana lima perangkat

tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

a) Iklan (Advertising) merupakan segala bentuk presentasi dan

promosi gagasan, barang atau jasa yang dibayar oleh sponsor

yang teridentifikasi. Contoh dari iklan antara lain iklan media

cetak, iklan media elektronik, kemasan, brosur, buklet, poster,

leaflet, direktori, billbords dan lain - lain.

b) Hubungan Masyarakat dan Publisitas (Public Relations)

(32)

hubungan yang baik dengan publik dengan mendapatkan

publisitas yang menguntungkan dan membangun citra

perusahaan yang baik. Contoh dari Public Relations adalah

pidato, seminar, publikasi, lobbying, events dan lain – lain.

c) Personal Selling merupakan presentasi pribadi oleh perusahaan

bagian penjualan untuk tujuan menarik pelanggan, menciptakan

penjualan dan membangun hubungan pelanggan.

d) Direct & Online Marketing merupakan penggunaan surat,

telepon, fax, e-mail atau internet untuk berkomunikasi secara

langsung dengan pelanggan atau untuk mendapatkan respons

langsung dari pelanggan dan calon pelanggan spesifik.

e) Promosi Penjualan merupakan berbagai macam insentif jangka

pendek yang dimaksudkan untuk mendorong percobaan atau

pembelian produk atau jasa, yang termasuk dalam promosi

penjualan adalah kontes, games, produk sampel, kupon, gift,

harga diskon dan lain – lain.

4. Promosi Penjualan

a. Definisi Promosi Penjualan

Promosi adalah fungsi pemasaran yang memfokuskan

pengkomunikasian komponen-komponen program pemasaran secara

(33)

pemasar dan konsumen dan untuk membantu mencapai tujuan dari

kedua belah pihak.

Promosi penjualan (sales promotion) merupakan segala bentuk

penawaran jangka pendek yang ditujukan bagi pembeli, pengecer, atau

pedagang grosir dan dirancang untuk memperoleh respon spesifik dan

segera. Promosi penjualan bermanfaat penting dalam merangsang

respon konsumen berupa perilaku (behavioral response).

b. Jenis – jenis Promosi Penjualan

1) Titik Penjualan (Point of Purchase)

Cara memajang produk (display) di counter, lantai dan jendela

(window display) yang memungkinkan untuk mengingatkan para

pelanggan dan sekaligus merangsang pola perilaku belanja

impulsif.

2) Kontes/undian

Merupakan salah satu promosi penjualan dengan cara

menyelenggarakan suatu acara yang bersifat kompetisi/bukan

kompetisi untuk memperebutkan hadiah yang disiapkan.

3) Kupon

Tanda yang ditujukan pada pelanggan untuk mendapatkan

diskon khusus saat berbelanja. Peritel dapat mengiklankan suatu

(34)

tersebut. Sedangkan pembeli akan mendapatkan potongan khusus

saat berbelanja dengan menunjukkan kupon tersebut.

4) Sampel Produk

Contoh yang diberikan secara cuma – cuma yang tujuannya

adalah memberikan gambaran baik dalam manfaat maupun

tampilan produk yang dipromosikan.

5) Demonstrasi

Tujuan demonstrasi sama dengan sampel produk, yaitu

memberikan gambaran atau contoh dari produk atau jasa yang

dijual.

6) Program Pelanggan Setia

Para pelanggan diberi poin atau diskon berdasarkan banyaknya

jumlah belanja yang dilakukan. Jika dalam bentuk poin, poin dapat

dikumpulkan sehingga mencapai jumlah tertentu yang kemudian

dapat ditukarkan dengan barang.

7) Hadiah

Hadiah merupakan barang atau jasa yang ditawarkan secara

gratis atau dengan harga yang relatif murah sehingga memberikan

insentif tambahan bagi konsumen.

8) Suvenir

Barang – barang suvenir dapat menjadi alat promosi penjualan

(35)

tersebut dapat berupa tas belanja, pulpen, kalender, cangkir, atau

lainnya.

9) Event

Event adalah alat promosi penjualan yang berupa peragaan

busana (fashion show), pameran seni, dan kegiatan dalam liburan.

10)Potongan Harga

Potongan harga merupakan salah satu bentuk promosi

penjualan yang paling sering digunakan. Kotler (2009: 93)

mendefinisikan potongan harga sebagai penghematan yang

ditawarkan kepada konsumen dari harga normal akan suatu

produk, tertera dilabel atau bungkus.

11)Paket Harga

Paket harga adalah tawaran bagi konsumen untuk menghemat

harga biasa suatu produk, yang tertera pada label atau kemasan.

Paket harga dapat berbentuk paket pengurangan harga, yaitu paket

tunggal yang dijual dengan pengurangan harga (seperti beli satu

dapat dua), atau paket kumpulan, yaitu dua produk yang

berhubungan digabungkan bersama(seperti sikat gigi dan pasta

gigi). Paket harga sangat efektif untuk mendorong penjualan

jangka pendek, bahkan lebih dari kupon. Kadangkala juga disebut

(36)

5) Teori Perilaku Konsumen

a. Definisi Perilaku Konsumen

Perilaku Konsumen merupakan suatu tindakan konsumen

dalam hal mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang

atau jasa yang mereka anggap akan memuaskan kebutuhan mereka.

Dalam arti lain yakni, bagaimana konsumen mau mengeluarkan

sumber dayanya yang terbatas seperti uang, waktu, tenaga untuk

mendapatkan/menukarkan dengan barang atau jasa yang

diinginkannya. Analisis tentang berbagai faktor yang berdampak pada

perilaku konsumen menjadi dasar dalam pengembangan strategi

pemasaran. Untuk itu pemasar wajib memahami konsumen, seperti

apa yang dibutuhkan, apa seleranya, dan bagaimana konsumen

mengambil keputusan.

Kotler dan Keller (2009: 166) medefinisikan Perilaku

konsumen sebagai studi tentang bagaimana individu, kelompok dan

organisasi memilih, membeli, menggunakan dan bagaimana barang,

jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan

mereka.

Dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua

tindakan, kegiatan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan

(37)

menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau

kegiatan mengevaluasi.

b. Faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumen

Kotler dan Keller (2009: 166-175) mengatakan bahwa, perilaku

pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial,

pribadi, dan psikologis.

Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah sebagai

berikut :

1) Faktor Budaya

Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting

bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu

keinginan dan perilaku paling dasar. Masing-masing budaya

terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan

identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya.

Sub-budaya mencakup kebangsaan, agama, kelompok ras, dan

wilayah geografis.

2) Faktor Sosial :

Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor

sosial, seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status

sosial. Kelompok acuan membuat seseorang menjalani

perilaku dan gaya hidup baru dan memengaruhi perilaku serta

(38)

untuk mengikuti kebiasaan kelompok sehingga dapat

mempengaruhi pilihan seseorang akan produk dan merek

aktual. Orientasi keluarga terdiri dari orang tua dan saudara

kandung seseorang. Dari orang tua seseorang mendapatkan

orientasi atas agama, politik, dan ekonomi serta ambisi,

pribadi, harga diri dan cinta. Kedudukan orang itu

dimasing-masing kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan

statusnya. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan

dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan

status.

3) Faktor pribadi :

Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik

pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam

siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, kepribadian dan

konsep diri, serta nilai dan gaya hidup pembeli.

4) Faktor Psikologi :

Faktor psikologi merupakan satu perangkat dimana

proses psikologis berkombinasi dengan karakteristik konsumen

tertentu untuk menghasilkan proses keputusan dan keputusan

pembelian. Empat proses psikologis yang penting adalah

(39)

fundamental mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap

berbagai rangsangan pemasaran.

c. Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian menurut Schiffman, Kanuk (2004: 57)

adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan

pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan,

haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk

membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam

pengambilan keputusan tersebut dilakukan. Bentuk proses

pengambilan keputusan pembelian tersebut dapat digolongkan sebagai

berikut :

1) Fully Planned Purchase

Merupakan proses pembelian dimana produk dan

merek sudah dipilih sebelumnya. Biasanya terjadi ketika

keterlibatan dengan produk tinggi (barang otomotif) namun

bisa juga terjadi dengan keterlibatan pembelian yang rendah

(kebutuhan rumah tangga). Planned Purchase dapat dialihkan

dengan taktik marketing misalnya pengurangan harga, kupon,

atau aktifitas promosi lainnya.

2) Partially Planned Purchase

Suatu keadaan dimana konsumen bermaksud untuk

(40)

ditunda sampai saat pembelajaran. Keputusan akhir dapat

dipengaruhi oleh diskon harga, atau display produk.

3) Unplanned Purchase

Keadaan dimana produk dan merek dipilih di tempat

pembelian. Konsumen sering memanfaatkan katalog dan

produk pajangan sebagai pengganti daftar belanja. Dengan kata

lain, sebuah pajangan dapat mengingatkan seseorang akan

kebutuhan dan memicu pembelian.

d. Tahap – Tahap Proses Pembelian.

Kotler dan Keller (2007) mengatakan bahwa, “para konsumen

melewati lima tahap : pengenalan masalah, pencarian informasi,

evaluasi alternatif, keputusan pembelian, perilaku pasca pembelian.

Jelaslah bahwa proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian

aktual dilakukan dan memiliki dampak yang lama setelah itu”.

Gambar II.1. Proses Pembelian Konsumen Model Lima Tahap

Kotler dan Keller (2009), penjelasan secara rinci tahap-tahap

tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli

(41)

dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau

eksternal.

b. Pencarian informasi

Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan

terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak.

Situasi pencarian informasi yang lebih ringan

dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang

hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk.

Pada level selanjutnya, orang itu mungkin mulai aktif

mencari informasi, mencari bahan bacaan, menelepon

teman, dan mengunjungi toko untuk mempelajari

produk tertentu. Melalui pengumpulan informasi,

konsumen tersebut mempelajari merek-merek yang

bersaing beserta fitur-fitur merek tersebut.

c. Evaluasi Alternatif

Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan,

dan model-model terbaru yang memandang proses

evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi

kognitif. Model tersebut menganggap konsumen

membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar

dan rasional. Beberapa konsep dasar akan membantu

(42)

konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua,

konsumen mencari manfaat terntentu dari solusi

produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing

produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan

yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang

digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu.

d. Keputusan Pembelian

Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk

preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada

perangkat pilihan. Konsumen juga membentuk tujuan

membeli untuk merek yang paling disukai.

e. Perilaku sesudah pembelian

Setelah pembelian, konsumen mungkin

mengalami ketidaksesuaian karena memperhatikan

fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar

hal-hal yang menyenangkan tentang merek lain, dan

akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung

keputusannya.

6) Teori Persepsi

a. Definisi Persepsi

Menurut Kotler dan Keller (2009 : 179) persepsi adalah proses

(43)

informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti. Poin

utamanya adalah bahwa persepsi tidak hanya tergantung pada

rangsangan fisik, tetapi juga pada hubungan ransangan terhadap

bidang yang mengelilinginya dan kondisi dalam setiap diri kita.

Seseorang mungkin menganggap wiraniaga yang berbicara dengan

cepat bersifat agresif dan tidak jujur, orang lain mungkin

menganggapnya rajin dan membantu. Masing-masing orang akan

merespon atau memberikan tanggapan secara berbeda terhadap

wiraniaga tersebut.

7) Pembelian Impulsif

a. Definisi Pembelian Impulsif

Pada umumnya di setiap toko retail atau pasar swalayan, setiap

konsumen yang melakukan pembelian seringnya melakukan

pembelian secara impulsif. Menurut Gancar Candra Premananto

(2007) Pembelian Impulsif adalah sebagian dari pembelian yang tidak

terencana, disebabkan oleh ekspose dari stimulus dan diputuskan

langsung di lokasi belanja.

Sedangkan Menurut Engel dan Blacwell dalam Hatane

(2006:105): “Pembelian impulsif adalah suatu tindakan pembelian

yang dibuat tanpa direncanakan sebelumnya atau keputusan pembelian

(44)

Menurut Mowen & Minor (2010) definisi pembelian impulsif

(impulse buying) adalah tindakan membeli yang dilakukan tanpa

memiliki masalah sebelumnya atau maksud/niat membeli yang

terbentuk sebelum memasuki toko.

Dengan berdasarkan penjelasan menurut para ahli seperti di

atas maka impulse buying merupakan kegiatan berbelanja di pasar

swalayan yang tanpa disadari dan tanpa kontrol diri dengan sedikit

pertimbangan, sehingga kebanyakan pembelian dilakukan secara

percuma dengan membeli produk – produk yang tidak diperlukan.

b. Karakteristik Pembelian Impulsif

Menurut Rook dalam Cahyorini dan Rusfian (2011), pembelian

impulsif terdiri dari karakteristik berikut:

1) Spontanity (spontanitas)

Pembelian impulsif terjadi secara tidak terduga

dan memotivasi konsumen untuk membeli saat juga,

seringkali karena respon terhadap stimulus visual

point-of-sale.

2) Power, compulsion, and intensity

Adanya motivasi untuk mengesampingkan

(45)

3) Excitement and simulation

Yaitu keinginan membeli secara tiba-tiba yang

seringkali diikuti oleh emosi seperti exciting, thrilling,

atau wild.

4) Disregard for consequences

Yaitu keinginan untuk membeli dapat menjadi

tidak dapat ditolak sampai konsekuensi negatif yang

mungkin terjadi diabaikan.

c. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pembelian Impulsif

Menurut Weinberg dan Gotwald dalam Ellyana Alijan

(2008:15) faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian impulsif, yaitu

sebagai berikut :

1) Faktor Internal

a) Emotion :

Emosi didefinisikan sebagai faktor yang

sangat mempengaruhi pembelian impulsif.

Emosi konsumen juga dapat mempengaruhi

pembelian dimana seorang konsumen yang

bahagia akan melakukan pembelian lebih

banyak dibandingkan dengan orang yang tidak

bahagia. Mood adalah bagian dari emosi. Mood

(46)

dan menghilang secara tiba-tiba. Menurut Stern

dalam Semuel Hatane (2006: 107) Emosi Mood

terdiri dari tiga faktor, yaitu sebagai berikut :

(1) Pleasure

Merupakan tingkat perasaan yang

dijabarkan dalam bentuk perasaan seseorang

merasa baik, penuh kegembiraan bahagia, atau

merasa dipuaskan dengan situasi khusus.

mengacu pada tingkat dimana individu

merasakan baik, penuh kegembiraan, bahagia

yang berkaitan dengan suatu situasi. Pleasure

diukur dengan penilaian reaksi lisan ke

lingkungan (bahagia sebagai lawan sedih,

menyenangkan sebagai lawan tidak

menyenangkan, puas sebagai lawan tidak puas,

penuh harapan sebagai lawan berputus asa, dan

santai sebagai lawan bosan).

(2) Arousal

Arousal dijabarkan sebagai tingkatan

perasaan yang bervariasi dari perasaan -

perasaan kegembiraan (excitement), terdorong

(47)

menunjukan keaktifan (activeness), yang

membuat kelelahan (tired), perasaan lelah atau

perasaan kantuk (sleepy), atau bosan (bored).

(3) Dominance

Mengacu pada tingkat perasaan yang

direspon konsumen saat mengendalikan atau

dikendalikan oleh lingkungan.

(4) Hedonic Pleasure :

Merupakan hasrat berbelanja yang

sering diiringi oleh intensitas keadaan.

(5) Cognitive

Menurut Peter dan Olson (2005: 41),

kognitif lebih mengacu pada proses berpikir

dimana didalamnya terdapat pengetahuan

(knowledge), arti/maksud (meaning) dan

kepercayaan (belief).

(6) Affective

Menurut Peter dan Olson (2005: 42),

afektif biasanya segera berpengaruh dan secara

otomatis terhadap aspek - aspek dari emosi

(48)

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang mempengaruhi keputusan

pembelian impulsif merupakan faktor – faktor yang

berasal dari luar yang membuat seseorang mendapatkan

dorongan untuk melakukan pembelian impulsif. Salah

satu faktor eksternal adalah penataan barang/produk di

dalam toko, keaktifan para sales promotion dan

promosi – promosi penjualan.

d. Tipe Pembelian Impulsif

Pembelian impulsif dapat dibagi menjadi 4 tipe sebagai

berikut:

1) Pure Impulse adalah sebuah pembelian yang berlawanan dengan tipe pembelian normal.

2) Suggestion Impulse yaitu keadaan dimana seorang

pembeli tidak mempunyai pengetahuan sebelumnya

tentang sebuah produk, melihatnya untuk pertama kali

dan merasakan kebutuhan akan produk tersebut.

3) Reminder Impulse yaitu keadaan dimana seorang

pembeli melihat sebuah produk dan teringat bahwa

persediaan produk tersebut dirumah sudah berkurang

atau mengingat sebuah iklan atau informasi lain tentang

(49)

4) Planned Impulse keadaan dimana seorang pembeli

memasuki toko dengan ekspetasi dan tujuan untuk

melakukan pembelian berdasarkan adanya harga

spesial, kupon dan sejenisnya.

8) Pasar Modern

Pasar modern adalah pasar pasar yang bersifat modern yang dimana

barang dagangannya diperjual belikan dengan harga yang pas sehingga tidak

ada aktivitas tawar menawar dan dengan layanan yang baik. Keunggulan

pasar ini yaitu tempatnya bersih dan nyaman, pasar modern tidak hanya

menjual kebutuhan sandang dan pangan saja, pasar tersebut juga menjual

kebutuhan pokok dan sebagian besar barang dagangan yang dijualnya

memiliki kualitas yang baik. Contoh tempat berlangsungnya pasar ini adalah

di mall, plaza, swalayan dan tempat-tempat berbelanja lainnya.

Adapun ciri – ciri dari pasar modern adalah tidak bisa tawar-menawar

harga, harga sudah tertera di barang yang dijual dan umumnya diberi barcode,

barang yang dijual beranekaragam dan biasanya memiliki kualitas yang baik,

berada dalam bangunan atau ruangan dan pelayanannya dilakukan sendiri

(swalayan), layanan yang baik dan biasanya memuaskan serta tempat yang

bersih, nyaman dan ber-AC.

(

(50)

B. Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang dilakukan oleh Yessica Tri Amanda Putri dan Muhammad

Edwar dalam jurnalnya Pengaruh Bonus Pack dan Price Discount

terhadap Impulse Buying pada Konsumen Giant Hypermarket

Diponegoro Surabaya menyatakan adanya pengaruh bonus pack dan price

discount sebagai bagian dari promotion mix terhadap pembelian tidak

terencana. Data primer yang digunakan adalah melalui penyebaran kuisioner

dan teknik analisa data yang digunakan adalah regresi lineir berganda.

Nandha Octaprinanta, Srikandi Kumadji dan Kadarisman Hidayat juga

melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Faktor Situasional Terhadap

Emotional States dan Impulse Buying menyatakan bahwa Store

Environment juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku Impulse Buying. Penelitian ini termasuk explanatory research dengan metode

pengambilan data dengan menggunakan teknik survei, teknik pengambilan

sampel yaitu simple random sampling dan metode analisis yang digunakan

adalah analisis jalur Path (Path Analysis).

Selain itu terdapat pula penelitian yang berjudul Pengaruh Promosi

Penjualan dan Penjualan Perseorangan Terhadap Keputusan Belanja

Tidak Terencana yang ditulis oleh Rachma Nurmasarie dan Sri Setyo Iriani

yang ditulis pada tahun 2013 menyatakan bahwa promosi penjualan dan

penjualan perseorangan memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial

(51)

Dari penelitian diatas membahas mengenai promosi penjualan serta

pengaruhnya dari masing – masing variabel terhadap pembelian impulsif.

Maka, dalam penelitian kali ini, peneliti ingin meneliti bagaimana pengaruh

dari persepsi konsumen pada promosi penjualan terhadap kecederungan

perilaku pembelian tidak terencana.

C. Keterkaitan Promosi Penjualan dengan Impulse Buying

Promosi penjualan merupakan salah satu fungsi dari pemasaran yang

saat ini banyak digunakan sebagai salah satu strategi pemasaran. Strategi

promosi penjualan ini banyak digunakan karena keefektifan yang dicapai dari

program – program promosi penjualan cukup besar dan hampir menyamai

keefektifan promosi penjualan dengan menggunakan iklan sebagai media. Hal

tersebut dapat terjadi karena promosi penjualan memfokuskan pada

pengkomunikasian komponen – komponen dalam promosi penjualan dimana

tujuan akhir dari pengkomunikasian persuasif tersebut adalah terciptanya

pertukaran maupun transaksi. Promosi penjualan bermanfaat penting dalam

merangsang respon konsumen terlebih terhadap respon dalam melakukan

suatu pembelian. Strategi promosi penjualan menghadapkan konsumen

kepada perasaan dilema dimana konsumen harus memilih untuk menuruti

motif atau keinginan yang tiba – tiba timbul dalam diri konsumen untuk

melakukan suatu pembelian sekalipun pembelian tersebut tidak direncanakan

(52)

Diungkap oleh Cummins dan Mullin (2004: 41-44) bahwa salah satu

tujuan dari promosi penjualan adalah menciptakan ketertarikan dan

mengalihkan perhatian dari harga. Intinya ketertarikan itu akan menimbulkan

gairah atau antusias pembeli untuk membeli suatu produk dan tetap membeli

kepada toko yang bersangkutan. Mengalihkan perhatian dari harga berkaitan

dengan adanya perang harga diantaranya variasi harga, promosi, kolektor

harga, dan membuat perbandingan harga yang tidak langsung.

D. Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konseptual penelitian ini dibangun dengan mengacu pada

pendapat Cummins dan Mullin (2004: 41-44) yang menyatakan bahwa salah

satu tujuan dari promosi penjualan adalah menciptakan ketertarikan. Intinya

ketertarikan itu akan menimbulkan gairah atau antusias pembeli untuk

membeli suatu produk. Lebih lanjut dikatakan bahwa promosi penjualan

bermanfaat penting dalam merangsang respon konsumen terlebih terhadap

respon dalam melakukan suatu pembelian (keputusan pembelian).

Menurut Schiffman, Kanuk (2004: 57) salah satu bentuk proses

pengambilan keputusan pembelian adalah impulse buying. Penyusunan

kerangka konsep ini juga mengacu pada hasil penelitian yang dilakukan oleh

Rachma Nurmasarie dan Sri Setyo Iriani (2013) yang menyatakan bahwa

promosi penjualan memiliki pengaruh terhadap keputusan belanja tidak

(53)

Berdasarkan acuan teori dan hasil penelitian diatas maka kerangka

konseptual pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai mana nampak pada

gambar II.2.

Gambar II.2. Kerangka Konseptual Pemikiran Keterangan Gambar :

: Berpengaruh secara simultan. : Berpengaruh secara parsial.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah persepsi konsumen pada

promosi penjualan yang mencakup persepsi pada potongan harga (X1),

persepsi pada undian (X2) dan persepsi paket harga (X3) yang akan diuji

apakah variabel – variabel tersebut berpengaruh secara simultan maupun

parsial terhadap variabel terikat yaitu kecenderungan perilaku pembelian tidak

terencana (impulse buying). PERSEPSI PADA

PROMOSI PENJUALAN

POTONGAN HARGA / DISCOUNT (X1)

UNDIAN (X2)

PAKET HARGA (X3)

(54)

E. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara dari suatu penelitian yang masih

harus diuji kebenarannya melalui penelitian dan analisi data.

Berikut ini adalah hipotesis untuk rumusan masalah yang telah

dikemukakan sebelumnya :

H1: Persepsi konsumen pada potongan harga, undian, paket

harga (promosi penjualan) berpengaruh secara simultan

terhadap kecenderungan perilaku pembelian tidak terencana.

H2: Persepsi konsumen pada potongan harga, undian, paket

harga (promosi penjualan) berpengaruh secara parsial

(55)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah

penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan

untuk mengetahui hubungan/pengaruh antara dua variabel atau lebih (Siregar,

2010:107)

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang yang akan menjadi responden

penelitian yang diberikan pertanyaan berupa kuisioner guna memberikan

data – data kepada peneliti yang dapat digunakan untuk penelitian. Dalam

penelitian ini subjek penelitiannya adalah konsumen yang pernah

berbelanja di pasar modern (minimarket, supermarket dan hypermarket) di

Yogyakarta.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah data atau informasi yang dibutuhkan untuk

menjawab masalah penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi objek

penelitian adalah persepsi konsumen pada potongan harga, undian, paket

harga (promosi penjualan) dan kecenderungan perilaku pembelian tidak

(56)

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2015.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di pusat perbelanjaan Ambarukmo Plaza

Yogyakarta.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel dalam penelitian ini adalah :

a. Promosi Penjualan

Promosi penjualan merupakan variabel bebas (variabel yang

perubahannya mempengaruhi variabel lain), dalam penelitian ini

promosi penjualan yang dimaksud adalah tentang persepsi konsumen

pada promosi penjualan. Obyek promosi penjualan yang dipersepsikan

mencakup potongan harga, kupon/undian, paket harga (bonus pack)

yang akan dilihat dari aspek besaran, frekuensi dan kemenarikan item

promosi penjualan yang dilakukan.

b. Impulse Buying

Impulse buying dalam penelitian ini merupakan variabel

dependen (variabel yang perubahannya diperngaruhi oleh variabel

lain). Impulse Buying merupakan salah satu perilaku konsumen

dimana dalam melakukan pembelian, konsumen cenderung tidak

(57)

digunakan untuk mengetahui apakah konsumen melakukan perilaku

impulsif adalah spontanitas, perasaan excited, mengesampingkan hal

lain, tidak berfikir panjang dan bergairah ketika melakukan suatu

pembelian.

2. Variabel, Dimensi dan Indikator

Tabel III.1. Tabel Variabel, Dimensi dan Indikator Penelitian

VARIABEL OBYEK/SUBOBYEK ASPEK

Persepsi pada Promosi Penjualan

Potongan Harga  Seberapa sering potongan

harga diberikan.

Undian  Seberapa sering mengadakan

(58)

E. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel merupakan tahap awal dalam sebuah pengukuran

penelitian. Tujuan pengukuran variabel ini baru pada tahap menjawab

pertanyaan “bagaimana cara untuk mengukur variabel tersebut”. Dalam

penelitian ini, pengukuran yang digunakan menggunakan pengukuran dengan

menggunakan skala rating (rating scale) dan skala yang digunakan adalah

skala Likert.

Menurut Zikmund dan Babin (2013: 42), skala Likert merupakan

sebuah ukuran sikap yang dibuat agar responden dapat menilai seberapa kuat

mereka setuju atau tidak setuju dengan pernyataan yang dibuat dengan hati –

hati, mulai dari sikap yang sangat positif sampai yang sangat negatif terhadap

beberapa objek. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur

dijabarkan menjadi indikator variabel. Dalam penelitian ini digunakan

pernyataan dengan rentang skala penilaian :

a. Sangat tidak setuju : 1

b. Tidak setuju : 2

c. Netral : 3

d. Setuju : 4

e. Sangat setuju : 5

F. Populasi

Populasi dalam penelitian ini mengikuti definisi dari Hasan (2002:58)

(59)

individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan

diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah semua konsumen yang pernah

berbelanja di pasar modern (minimarket, supermarket dan hypermarket) di

Yogyakarta.

G. Sampel, Jumlah Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Definisi sampel dalam penelitian ini adalah sebagian kecil atau

beberapa bagian dari sebuah populasi yang besar. (Zikmund and Babin, 2013:

142).

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari konsumen yang

pernah berbelanja di pasar modern (minimarket, supermarket dan

hypermarket) di Yogyakarta.

Oleh karena populasi dalam penelitian ini berukuran besar dan

jumlahnya tidak diketahui, maka jumlah sampel ditentukan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

� = ƻ

Moe

� = ,

,

� = ,

Dimana :

n = jumlah sampel

(60)

Moe = margin of error yaitu tingkat kesalahan maksimum yang dapat

ditoleransi, ditentukan sebesar 10%.

Dari hasil perhitungan sampel diatas, maka jumlah sampel dalam

penelitian ini dibulatkan sebanyak 100 responden karena jumlah populasi

yang terwakili semakin banyak sehingga kekuatan statistika semakin baik.

Dalam penelitian ini sampel diambil dengan menggunakan teknik non random

sampling yaitu accidental sampling.

H. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ada dua jenis sumber data yang dapat digunakan

oleh peneliti untuk meneliti adapun sumber – sumber data tersebut antara lain

:

1. Data primer

Data primer merupakan data yang dikumpulkan oleh peneliti untuk

menjawab permasalahan yang ada pada penelitian tersebut. Data primer

dalam penelitian ini antara lain data persepsi konsumen pada promosi

penjualan yang meliputi persepsi pada potongan harga, persepsi pada

undian, persepsi pada paket harga serta data kecenderungan perilaku

pembelian tidak terencana.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga

pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data

(61)

mungkin relevan dengan permasalahan yang ada. Data sekunder dalam

penelitian ini adalah data – data profil perusahaan, teori dan penelitian

pendukung lainnya.

I. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data primer dikumpulkan dengan menggunakan

kuisioner. Kuisioner yang dibuat terbagi menjadi tiga bagian. Bagian satu

berisi mengenai karakteristik responden. Bagian kedua tentang persepsi

konsumen pada promosi penjualan. Bagian ketiga tentang kecenderungan

Impulse Buying. Bagian dua dan tiga terdiri dari lima alternatif pilihan

jawaban yaitu Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju, Netral, Setuju dan Sangat

Setuju. Setiap jawaban diberi skor dengan mengikuti perskoran skala Likert.

Sementara untuk data sekunder dalam penelitian ini didapat melalui pencarian

pustaka antara lain browsing dari internet, majalah dan sumber buku – buku

lainnya.

J. Pengujian Instrumen

Pengujian kuisioner ini dilakukan dengan cara :

1. Pengujian Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana

alat ukur mengukur apa yang ingin diukur (Siregar, 2010:162). Uji

validitas dihitung dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel.

Jika r hitung > r tabel dan nilai positif maka butir atau pernyataan tersebut

(62)

digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel X terhadap Y.

Sebelum mengetahui besarnya koefisien determinasi, terlebih dahulu

ditentukan berapa koefisien korelasinya (r). Rumus koefisien korelasi dan

koefisien determinasi menurut Ridwan (1997:26) yaitu :

� = N Ʃxy − Ʃx Ʃy

√{N ∑X − ∑ X }{N ∑ − ∑ y y }

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi r hitung

N : jumlah responden/sampel

X : nilau suatu butir/item

Y : skor total tiap butir.

2. Uji Reliabilitas

Apabila instrumen penelitian telah dinyatakan valid, selanjutnya

reliabilitas diuji. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen

penelitian dikatakan reliabel jika koefisien realibilitas � > , . Uji

reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus

Cronbach Alpha sebagai berikut :

� = [k − ] { −k Ʃσb

(63)

Keterangan :

r11 : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pertanyaan

Ʃσb : jumlah varian butir/item

vt: varian total

K. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. analisis deskriptif

Analisis ini digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang :

a. Deskripsi Responden

Analisis deskripsi responden digunakan untuk memisahkan

atau mengelompokan responden agar diperoleh gambaran mengenai

umur, jenis kelamin, pendapatan dan pekerjaan responden dalam

frekuensi (%).

b. Deskripsi Variabel

Analisis variabel digunakan untuk mendapatkan gambaran

tentang variabel melalui nilai mean, modus dan median. Prosedurnya

sebagai berikut :

1) Menghitung nilai mean, median, modus untuk setiap

variabel/obyek/item.

2) Membuat kategori nilai mean dengan langkah sebagai

(64)

a) Menentukan skor maksimum dalam hal ini 5

b) Menentukan skor minimum dalam hal ini 1

c) Menentukan rentang kategori dengan cara skor

maksimum – skor minimum dibagi dengan

banyaknya alternatif jawaban (5). Dalam

penelitian ini maka rentang kategorinya adalah:

= ,

Untuk variabel persepsi, makin tinggi skor persepsi konsumen

pada promosi penjualan maka diartikan persepsi makin positif/bagus,

apabila skor persepsi konsumen pada promosi penjualan rendah maka

diartikan bahwa persepsi sangat negatif/buruk. Kategori skornya

adalah sebagai berikut :

Tabel III.2 Kategori Skor Variabel Persepsi

Rentang Skor Penjelasan

1,00 – 1,79 persepsi konsumen pada promosi penjualan sangat negatif/sangat buruk. 1,80 – 2,59 Persepsi konsumen pada promosi

penjualan negatif/buruk.

2,60 – 3,39 Persepsi konsumen pada promosi penjualan netral(tidak negatif/positif) 3,40 – 4,19 Persepsi konsumen pada promosi

penjualan positif/baik.

4,20 – 5,00 persepsi konsumen pada promosi penjualan sangat positif/sangat baik.

Untuk variabel kecenderungan pembelian tidak terencana,

makin tinggi skor maka diartikan kecenderungan pembelian tidak

(65)

diartikan bahwa kecenderungan pembelian tidak terencana makin

lemah/rendah. Kategori skornya adalah sebagai berikut :

Tabel III.3 Kategori Skor Kecenderungan

Rentang Skor Penjelasan

1,00 – 1,79 kecenderungan pembelian tidak terencana sangat lemah/rendah. 1,80 – 2,59 kecenderungan pembelian tidak

terencana lemah/rendah. 2,60 – 3,39 kecenderungan pembelian tidak

terencana netral(tidak kuat/lemah) 3,40 – 4,19 kecenderungan pembelian tidak

terencana kuat/tinggi.

4,20 – 5,00 kecenderungan pembelian tidak terencana sangat kuat/tinggi.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menjawab

permasalahan yang ada pada penelitian. Analisis regresi linier berganda

dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :

a. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan melakukan

pengujian normalitas. Menurut Supardi (2013:129), pengujian

normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu

distribusi data. Metode yang dipakai peneliti untuk mengetahui

normalitas adalah One Sample Kolmogorof-Smirnov dengan

Gambar

Gambar II.1. Proses Pembelian Konsumen Model Lima Tahap
gambar II.2.
Tabel III.1. Tabel Variabel, Dimensi dan Indikator Penelitian
Tabel III.2 Kategori Skor Variabel Persepsi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun kandungan bahan organik tanah andosol cukup tinggi namun tanah ini memiliki pH yang tergolong asam, sehingga untuk dijadikan media tanam diperlukan

KESATU : Menetapkan Maklumat Pelayanan pada Universitas Hasanuddin sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan

Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,451, berarti pada alpha 5% terlihat tidak ada perbedaan yang signifikan penggunaan minuman beralkohol untuk pengalihan

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai acuan penelitian mengenai pengaruh radiasi sinar Gamma 60 Co terhadap pertumbuhan, produksi lipid serta komposisi asam

Flip Your Classroom : Reach Every Student in Every Class..

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah swt, yang telah memberikan segala nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

Pengelolaan Kesan Verbal dan Non Verbal Pengelolaan kesan dalam bentuk komunikasi verbal dan non verbal berdasarkan pengamatan penelitian yang dilakukan ternyata bahwa

Telah dilakukan penelitian tentang perbedaan skor VDS antara analgetik COX-2 dan asam mefenamat pada 30 pasien yang menjalani odontektomi, dengan status ASA I dan II yang