• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNOLOGI PERTANIAN bab (1). doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TEKNOLOGI PERTANIAN bab (1). doc"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1. PENGANTAR TEKNOLOGI PERTANIAN

1.1 Pengertian Teknologi Pertanian

Rahardi (2008), menyimpulkan bahwa teknologi adalah usaha manusia untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan demi kepentingan dan kesejahteraan. Teknologi tidak terlepas dari sumber daya manusia dan sumber daya alam demi membangun kemandirian suatu bangsa dan ini hanya bisa dicapai kalau masyarakatnya menguasai teknologi. Jadi teknologi pertanian adalah usaha manusia untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan demi kepentingan dan kesejahteraan dalam bidang pertanian. Selain itu, teknologi pertanian ini dalam bentuk lain dibedakan menjadi teknologi pertanian tradisional dan teknologi pertanian yang sudah modern.

1.2 Teknologi Pertanian Modern

Teknologi pertanian modern adalah kegiatan pertanian yang menggunakan alat-alat dengan teknologi modern yang digunakan dalam bekerja, dengan menggunakan alat modern dapat mempersingkat waktu dan juga meningkatkan efisiensi dalam bekerja, misalnya dalam bekerja petani menggunakan traktor untuk membajak sawah, di bandingkan dengan cara tradisional dengan kerbau atau degnan cara mencangkul, cara modern lebih efektif dan dapat mempersingkat waktu dalam proses pembajakan. pada umumnya teknologi modernlah yang lebih menonjol, misalnya penggunaan bibit, pupuk dan pemberantasan hama, walaupun dilain pihak peralatan yang mendukung masih berupa alat-alat yang sudah lama dipakai. (Bafdal N, 2008)

1.3 Teknologi Pertanian Tradisional

(2)

alat-alat tradisional, maka tenaga yang dikeluarkan untuk memperoleh hasil yang maksimal memerlukan tenaga yang besar, contoh penggunaan peralatan teknologi tradisional dalam pengolahan tanah menggunakan cangkul, dan proses pembajakan pada sawah menggunakan tenaga kerbau. (Bafdal N, 2008)

1.3 Keteknikan Pertanian

Ilmu Keteknikan Pertanian adalah ilmu yang mempelajari penguasaan dan pemanfaatan bahan dan tenaga alam untuk pengembangan daya karya manusia dalam bidang pertanian demi untuk kesejahteraan manusia, bidang-bidang yang meliputi keteknikan pertanian antara lain :

1. Alat dan mesin budidaya pertanian, yang menelaah persoalan kebutuhan tenaga dan alat-alat dibidang pertanian.

2. Teknik tanah dan air, yang menelaah persoalan dalam hubungan dengan keadaan teknik tanah dan tata air.

3. Alat dan mesin-mesin pengoalahan hasil yang menelaah persoalan penggunaan mesin-mesin yang dipakai dalam usaha menyiapkan hasil pertanian untuk langsung dipergunakan atau disimpan, juga menelaah pemakaian listrik untuk pertanian, bangunan pertanian dan perlengkapan. 4. Instrumentasi pertanian yang menelaah permasalahan instrumentasi yang erat

hubungannya dengan teknologi pertanian, elektronika, dan sebagainya.

(3)

BAB 2. TEKNOLOGI PRA PANEN

2.1 Pengolahan, Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman

Proses kegiatan pertama kali dalam penanaman terlebih dahulu persiapan, antara lain pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, penyiangan, penyiraman, hingga pemanenan. Sebelum ada teknologi untuk pengolahan pra panen, para petani banyak memerlukan biaya. Antara lain biaya untuk buruh tani.

2.1.1 Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah adalah penyiapan tanah untuk penanaman dan proses mempertahankanya dalam keadaan remah dan bebas dari gulma selama pertumbuhan tanaman budidaya. Tujuan utama dan maksud dasar pengolahan tanah dibagi dalam 3 fase : (1) mempersiapkan bedengan benih yang sesuai, (2) memberantas gulma pesaing, dan (3) meningkatkan kondisi fisik tanah. Peralatan yang digunakan oleh petani untuk memecah dan meremahkan tanah sampai suatu kedalaman dari 6 sampai 36 inci (15,2 sampai 91,4 cm) dikenal dengan alat pengolah tanah primer, yang mencangkup bajak singkal, bajak piringan, putar, pahat, dan bajak tanah sawah

Untuk menggerakkan bajak biasanya digunakan dua tenaga yang tradisional menggunakan kerbau dan yang modern menggunakan traktor. Pada traktor biasanya menggunakan bajak singkal terpasang terpadu benar – benar merupakan kelengkapan traktor, sebab bergantung pada traktor untuk pengoperasian umumnya.

2.1.2 Penggilas dan Penggembur Tanah

(4)

Ada beberapa alat untuk penggemburan tanah antara lain: 1. Penggilas-Penggembur Tanah Bentuk V

Mesin tersebut tersusun atas beberapa bagian roda, sehingga bila roda-roda tersebut dirangkai pada suatu poros, maka permukaan penggilas akan membentuk suatu konfigurasi berombak. Penggilas tipe ini dinyatakan dapat mencegah erosi angin. Alat ini juga menggilas, menggemburkan, menekan, meratakan,mendangir dan memberi mulsa kepada tanah dalam satu kali kegiatan (Smith dkk., Ed., 1990: 286).

2. Penggilas Penginjak Bawah Permukaan

Kadang-kadang diperlukan untuk memampatkan permukaan dibawah tanah. Alat khusus untuk melakukan pekerjaan ini disebut pemampat dibawah permukaan (subsurface packer). Alat ini terdiri atas sejumlah roda yang tepinya berbentuk V dirangkai pada sebuah poros dengan rangka disebelah atas. Bila roda dijalan kan mundur, roda itu berguna sebagai penggilas, dan apabila digunakan pada lahan gandum berjerami, akan menginjak jerami kedalam tanah (Smith dkk., Ed., 1990: 288).

2.1.3 Penanaman

Seni menempatkan biji di dalam tanah untuk memperoleh perkecambahan dan tegakan yang baik, tanpa harus melakukan penyulaman adalah tujuan semua orang yang menanam tanaman. Pada era tradisional petani masih dalam penanaman dan penyebaran biji masih menggunakan manual dan yang membutuhkan waktu dan biaya lebih.

Peralatan tanam modern antara lain sebagai berikut:

1. Mesin tanam biji dalam lubang gandengan, mesin ini dapat menghemat jam kerja manusia dan jam daya traktor ber “acre” dan mengurangi biaya. Mesin tanam dalam lubang digunakan untuk menanam jagung (Smith dkk., Ed., 1990: 301).

(5)

untuk tanah yang gembur dilengkapi dengan alat pembuka paliran tipe piringan ganda (Smith dkk., Ed., 1990: 303).

2.1.4 Penyemprotan (Spraying)

Masalah pengendalian hama serangga da penyakit tumbuhan menyebabkan perlunya sebagian besar petani dan pekebun buah-buahan untuk menambahkan dalam alat usahatani mereka. Mesin-mesin untuk pemberian instektisida dan fungisida baik dalam bentuk debu maupun cairan. Pemilihan peralatan yang tepat untuk memberantas hama serangga atau penyakit tumbuhan tertentu, merupakan suatu masalah yang membutuhkan pertimbangan yang cermat (Smith dkk., Ed., 1990: 400).

Mesin yang digunakan ialah sebagai berikut. 1. Penyemprot Hidraulik

Kebanyakan mesin penyemprot yang digunakan kini adalah tipe hidraulik yang tekanan di dalamnya berasal dari kerja pompa pada bahan semprotan yang cair.

Bagian–bagian esensial penyemprotan tipe hidraulik adalah pompa (dengan ruang udara, jika perlu); tangki yang berisi pengaduk; rangka untuk pemasangan penyemprot; kombinasi pengatur dan pembebas tekanan atau kutup pembebas; pengukur tekanan, tapisan dan tabir; katup kendali; pipa-pipa dan sambungan; sistem distribusi; serta sumber daya (Smith dkk.,Ed., 1990: 403).

2. Penyemprot Swa-gerak untuk ruang bebas tinggi

(6)

3. Penyemprot tiup

Penyemprot ini dikenal sebagai penyemprot konsentrat atau penyemprot kabut, dikembangkan untuk pemberian pestisida dalam bentuk yang pekat. Dengan ini dapat dilakukan penghematan biaya tenaga yang cukup besar, karena jumlah air yang diperlukan sebagai pengencer dapat diturunkan dari 20 sampai 80 persen atau lebih dibandingkan penyemprotan dengan metode konvensional.

Penyemprotan ini digunakan untuk penyemprotan kebun pohon buah – buahan yang luas, pohon peneduh yang besar, sayuran, serta tanaman budidaya tertentu lainnya (Smith dkk.,Ed., 1990: 423).

2.1.5 Pemupukan

Pupuk dapat diberikan kepada tanah dalam beberapa bentuk, seperti misalnya pupuk kandang dari kebun, pupuk dari berbagai formula dalam bentuk butiran dan peluru atau pelet, dan pupuk dalam bentuk cairan atau gas. Untuk menangani tipe-tipe pupuk ini, diperlukan peralatan khusus, yang diberikan kepada tanah dan tanaman budidaya dengan berbagai cara pada tahap-tahap pembudidayaan yang berlainan. Sebagai contoh, pupuk kandang dari kebun biasanya disebarkan di atas lahan dengan penyebar pupuk sebelum penyiapan lahan tanam. Pupuk itu kemudian dimasukkan ke dalam tanah, atau dengan pembajakan atau dengan garu piringan (Smith dkk.,Ed., 1990: 444).

(7)

2.1.6 Pemanenan

a. Pemanenan tradisional padi menggunakan sabit selain banyak butir gabah yag rontok (terutama jenis caredan unggul) juga butir gabah masak(tua) dan belum masak (muda) akan terpanen sekaligus.Untuk mengurangi kerontokan menggunakan sabit bergerigi.

(8)

BAB 3. TEKNOLOGI PASCA PANEN

Dalam bidang pertanian istilah pasca panen diartikan sebagai berbagai tindakan atau perlakuan yang diberikan pada hasil pertanian setelah panen sampai komoditas berada di tangan konsumen. Istilah tersebut secara keilmuan lebih tepat disebut Pasca produksi (Postproduction) yang dapat dibagi dalam dua bagian atau tahapan, yaitu pasca panen (postharvest) dan pengolahan (processing). Penanganan pasca panen (postharvest) sering disebut juga sebagai pengolahan primer (primary processing) merupakan istilah yang digunakan untuk semua perlakuan dari mulai panen sampai komoditas dapat dikonsumsi “segar” atau untuk persiapan pengolahan berikutnya. Umumnya perlakuan tersebut tidak mengubah bentuk penampilan atau penampakan, kedalamnya termasuk berbagai aspek dari pemasaran dan distribusi. Pengolahan (secondary processing) merupakan tindakan yang mengubah hasil tanaman ke kondisi lain atau bentuk lain dengan tujuan dapat tahan lebih lama (pengawetan), mencegah perubahan yang tidak dikehendaki atau untuk penggunaan lain. Ke dalamnya termasuk pengolahan pangan dan pengolahan industri. Penanganan pasca panen bertujuan agar hasil tanaman tersebut dalam kondisi baik dan sesuai/tepat untuk dapat segera dikonsumsi atau untuk bahan baku pengolahan. (Mutiarawati T, 2009).

3.1 Penanganan Pasca Panen

Pada penanganan hasil tanaman, ada beberapa tindakan yang harus dilakukan segera setelah panen, tindakan tersebut bila tidak dilakukan segera, akan menurunkan kualitas dan mempercepat kerusakan sehingga komoditas tidak tahan lama disimpan.

3.1.2 Pengeringan (drying)

(9)

3.1.3 Pendinginan pendahuluan (precooling)

untuk buah-buahan dan sayuran buah. Buah setelah dipanen segera disimpan di tempat yang dingin/sejuk, tidak terkena

sinar matahari, agar panas yang terbawa dari kebun dapat segera didinginkan dan mengurangi penguapan, sehingga kesegaran buah dapat bertahan lebih lama. Bila fasilitas tersedia, precooling ini sebaiknya dilakukan pada temperatur rendah (sekitar 10°C) dalam waktu 1 – 2 jam.

3.1.4 Pemulihan (curing)

untuk ubi, umbi dan rhizom. Pada bawang merah, jahe dan kentang dilakukan pemulihan dengan cara dijemur selama 1 – 2 jam sampai tanah yang menempel pada umbi kering dan mudah dilepaskan/ umbi dibersihkan, telah

itu juga segera disimpan di tempat yang dingin / sejuk dan kering. Untuk kentang segera disimpan di tempat gelap (tidak ada penyinaran) Curing juga berperan menutup luka yang terjadi pada saat panen.

3.1.5 Pengikatan (bunching)

dilakukan pada sayuran daun, umbi akar (wortel) dan pada buah yang bertangkai seperti rambutan, lengkeng dll. Pengikatan dilakukan untuk memudahkan penanganan dan mengurangi kerusakan.

3.1.6 Pencucian (washing)

(10)

lapisan lilin pada permukaan buah ikut tercuci. Pada pisang pencucian dapat menunda kematangan.

3.1.7 Pembersihan ( cleaning, trimming)

yaitu membersihkan dari kotoran atau benda asing lain, mengambil bagian-bagian yang tidak dikehendaki seperti daun, tangkai atau akar yang tidak dikehendaki.

3.1.8 Sortasi

yaitu pemisahan komoditas yang layak pasar (marketable) dengan yang tidak layak pasar, terutama yang cacat dan terkena hama atau penyakit agar tidak menular pada yang sehat.

3.2 Penanganan pasca panen umumnya meliputi pekerjaan: - Grading (pengkelasan) dan standarisasi

- Pengemasan dan pelabelan - Penyimpanan

- Pengangkutan.

Pada beberapa komoditas ada yang diberi perlakuan tambahan antara lain : pemberianbahan kimia, pelilinan, pemeraman.

3.2.1 Grading dan Standarisasi

(11)

3.2.2 Pengemasan / pengepakan

Keuntungan dari pengemasan yang baik: - Melindungi komoditas dari kerusakan

- Melindungi dari kerusakan mekanis : gesekan, tekanan, getaran

- Melindungi dari pengaruh lingkungan : temperatur, kelembaban, angin - Melindungi dari kotoran / pencemaran : sanitasi

- Melindungi dari kehilangan (pencurian) : memudahkan pengontrolan

- Memudahkan penanganan : Penggunaan berbagai fasilitas pengemasan memudahkan penanganan

- Memberikan kesinambungan dalam penanganan - Mengacu pada standarisasi wadah / kontainer - Meningkatkan pelayanan dalam pemasaran

- Praktis untuk konsumen (pengemasan dalam skala kecil)

Lebih menarik Dapat untuk menyampaikan informasi produk yang dikemas Penggunaan label dapat menerangkan cara penggunaan dan cara melindungi produk yang dikemas

- Mengurangi / menekan biaya transportasi / biaya tataniaga. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pengemasan:

- Pengemasan harus dilakukan dengan hati-hati terutama mencegah terluka, terjatuh atau kerusakan lain.

- Hanya komoditas yang baik yang dikemas (melalui sortasi) - Tempat pengemasan harus bersih dan hindari kontaminasi

- Container atau wadah dan bahan pengemas lain, juga “pengisi” atau pelindung, harus bersih atau untuk yang tidak “didaur pakai” seperti kardus, plastik

transparan dan lain-lain, harus yang baru.

- Pengemasan pada beberapa komoditas dilakukan setelah precooling . Pengemasan sebaiknya dilakukan pada tiap grad kualitas secara terpisah.

(12)

peraturan khusus mengenai bahan pengemas yang diperbolehkan, juga dalam hubungannya dengan penggunaan bahan kimia setelah panen.

3.2.3 Penyimpanan (Storage operation) Tujuan / guna penyimpanan

- Memperpanjang kegunaan (dalam beberapa kasus, meningkatkan kualitas) - Menampung produk yang melimpah

- Menyediakan komoditas tertentu sepanjang tahun - Membantu dalam pengaturan pemasaran

- Meningkatkan keuntungan finansial bagi produsen

- Mempertahankan kualiatas dari komoditas yang disimpan Prinsip dari perlakuan penyimpanan :

- Mengendalikan laju transpirasi - Mengendalikan repirasi

- Mengendalikan / mencegah serangan penyakit

- Memcegah perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki konsumen Lama penyimpanan (ketahanan simpan) dapat diperpanjang dengan - Mengontrol penyakit yang timbul setelah panen

- Mengatur kondisi atmosfer (C.A. storage) - Perlakuan kimia (chemical treatment) - Perlakuan penyinaran (irradiation) - Penyimpanan dingin (refrigeration)

Penyimpanan dingin merupakan cara penyimpanan yang murah (terjangkau), efektif (bisa digunakan untuk semua komoditas) dan efisien (dapat dikombinasikan dengan cara-cara penyimpanan yang lain), namun untuk kondisi daerah tropis yang mempunyai temperatur udara rata-rata cukup tinggi, penyimpanan hasil pertanian dalam temperatur rendah

3.2.4 Pengangkutan:

Pengangkutan umumnya diartikan sebagai penyimpanan berjalan. Semua kondisi penyimpanan pada komoditas yang diangkut harus diterapkan.

(13)

- Fasilitas angkutannya

- Jarak yang ditempuh atau lama perjalanan

- Kondisi jalan dan kondisi lingkungan selama pengangkutan - Perlakuan “bongkar-muat” yang diterapkan.

3.2.5 Pemberian bahan kimia:

Berbagai tujuan pemberian bahan kimia, antara lain:

- Insektisida atau Fungisida untuk mencegah serangan hama dan penyakit setelah panen.

- Penyerap etilen (ethylene absorber) untuk mengikat gas etilen yang timbul selama

penyimpanan buah agar pematangan buah dapat diperlambat.

- Pemberian etilen untuk mempercepat pematangan atau untuk pemeraman. - Pemberian zat penghambat pertunasan untuk menekan tumbuhnya tunas - Pelilinan untuk mengganti atau menambah lapisan lilin yang ada dipermukaan buah.

- Pemberian kapur pada tangkai kubis (bekas potongan) untuk mencegah pembusukan.

(14)

BAB 4. PEMBAHASAN

Seiring dengan pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun yang terus mengalami peningkatan, masalah yang timbul ialah pencukupan akan kebutuhan pangan. Untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan manusia maka terjadi perkembangan dibidang pertanian, yaitu dibidang teknologi. Dengan penggunaan teknologi yang maju atau dengan kata lain modern, maka akan dapat mempertinggi efisiensi usaha manusia dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pertanian pada umumnya. Sehingga dapat memenuhi masalah pemenuhan kebutuhan pangan manusia.

Dalam teknologi pra panen dengan cara tradisional, petani banyak mengeluarkan biaya dikarenakan dalam pengolahan lahan yang masih menggunakan tenaga yang lebih, berasal dari hewan dan manusia. Pada pengolahan tanah dipergunakan alat-alat antara lain: cangkul, garu, luku, sligi, dan alat-alat tersebut sudah semenjak dahulu dipakai. Sedangkan dengan cara modern yang menggunakan mesin, misalnya traktor; lebih efektif dan efisien baik dalam segi tenaga, waktu, dan biaya. Namun, penggunaan traktor masih jarang di kalangan petani dikarenakan lahan pertanian yang sempit atau dtruktur tanahnya yang tidak memungkinkan dipakai traktor. Disamping itu, kemampuan ekonomi petani yang terbatas. Pemupukan yang menggunakan alat modern seperti semprot (sprayer) atau pompa, dapat meringankan pekerjaan petani di sawah. Jadi, dalam teknologi pra panen sebaiknya menggunakan teknologi modern tetapi juga harus memperhatikan luas lahan yang dimiliki dan ekonomi petani.

(15)
(16)

DAFTAR PUSTAKA

Kartasapoetra, A. G. 1989. Teknologi Penanganan Pasca Panen. Jakarta: Penerbit

Rineka Cipta.

Bafdal, N. Pengantar Teknologi Pertanian 2012. Universitas Padjajaran pdf.

Effendi, M. Teknologi Penanganan dan Pengolahan Hasil Pertanian 2008. FTP

Universitas Brawijaya pdf.

Mutiarawati, T. Penaganan Pasca Panen Hasil Pertanian 2009. Fakultas

Pertanian Universitas Padjajaran pdf .

Smith, H.P. & Lambert H. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Terjemahan oleh Tri

Referensi

Dokumen terkait

Biaya yang tinggi merupakan faktor utama yang membuat pertanian Indonesia lambat dalam mendukung perkembangan teknologi di Indonesia, seperti harga traktor yang sangat

Demikian juga peran agroindustri FTP UGM selalu mendorong dalam memoles hasil pertanian melalui teknologi tertentu menjadi barang yang sangat bermanfaat dan bernilai tinggi, baik

Inovasi teknologi yang digunakan dalam upaya pencapaian keberhasilan kegiatan untuk mendukung pengembangan model lumbung pangan perbatasan dengan inovasi pertanian Bio industri

Dalam perkantoran modern segala kegiatan manajemen perkantoran dikerjakan dengan menggunakan alat-alat otomasi perkantoran, diantaranya adalah perangkat komputer dengan

Peran Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat sebagai penghasil teknologi pertanian spesifi k lokasi seyogyanya difasilitasi dengan kegiatan perekomendasian

Manfaat teknologi adalah manfaat yang dirasakan oleh petani dalam penerapan teknologi pertanian dalam usahatani padi sawah.. Prosedur adalah tahapan kegiatan

e.. 22 Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Berdasarkan capaian kinerja sasaran untuk masing-masing kegiatan, dapat dinyatakan bahwa kedua belas

Kepada semua pihak yang telah hadir dan berpartisipasi aktif sehingga kegiatan Temu Aplikasi Paket Teknologi Pertanian dapat berjalan dengan baik dan lancar,