• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KEGIATAN TEMU APLIKASI PAKET TEKNOLOGI PERTANIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KEGIATAN TEMU APLIKASI PAKET TEKNOLOGI PERTANIAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

PELAKSANAAN KEGIATAN TEMU APLIKASI PAKET

TEKNOLOGI PERTANIAN

N. Mansyur

M. Sofyan Souri

Farida Sukmawati M

DEPARTEMEN PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN NTB

(2)

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

JUDUL KEGIATAN : TEMU APLIKASI PAKET TEKNOLOGI

PERTANIAN TH 2003 PENANGGUNG JAWAB

KEGIATAN

: IR. N. MANSYUR PANGKAT / GOL : PENATA TK I / IIId

JABATAN : PENYULUH PERTANIAN MUDA

LOKASI PELAKSANAAN : KABUPATEN LOMBOK BARAT

SUMBER DANA : PROYEK PEMBINAAN KELEMBAGAAN LITBANG PERTANIAN TH. 2003 Mataram, Maret 2004 Mengetahui Kepala BPTP NTB Dr. Ir. Mashur, MS NIP. 080 068 795 Penanggung jawab Ir. N. Mansyur NIP. 080 029 831 i

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuas atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga kegiatan Temu Aplikasi Paket Teknologi Pertanian yang di laksanakan pada tanggal 2 Maret 2004 di Kantor BPTP NTB Kabupaten Lombok Barat dapat terlaksana dan berjalan dengan baik sesuai rencana.

Laporan ini disusun sebagai salah satu bentuk pertanggung jawaban dan sekaligus dokumen proyek terhadap pelaksanaan kegiatan Temu Aplikasi Paket Teknologi Pertanian. Hasil Temu Aplikasi Paket Teknologi Pertanian merupakan rumusan tanggapan dan umpan balik terhadap kegiatan yang akan dilaksanakan terutama sebagai acuan dalam pelaksanaan di lapangan nanti.

Kepada semua pihak yang telah hadir dan berpartisipasi aktif sehingga kegiatan Temu Aplikasi Paket Teknologi Pertanian dapat berjalan dengan baik dan lancar, kami menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang terkait yang membantu dalam pelaksanaan Temu Aplikasi paket teknologi tersebut.

Akhirnya kepada semua pihak diharapkan saran dan koreksi perbaikan bila dalam penyelenggaraan maupun penyusunan laporan ini terdapat kekurangan.

Semoga laporan bermanfaat bagi kita semua.

Mataram, Maret 2004 Kepala Balai

Dr. Ir. Mashur, MS NIP. 080 068 795

(4)

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PENGESAHAN... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR LAMPIRAN... iv I. Pendahuluan... A. Latar Belakang... B. Tujuan... C. Manfaat... 1. 1. 1. 2. II. Pelaksanaan... 3.

III. Hasil pembahasan... 5.

IV. Kesimpulan... 8.

Lampiran-lampiran... 9.

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran :

1. Makalah teknologi produksi dan penyimpanan benih jagung

2. Perbaikan manajemen pakan untuk peningkatan produktivitas ternak kambing di Pulau Lombok.

3. Pengendalian gulma dengan herbisida 4. Teknologi produksi ternak kambing 5. SK. Panitia

6. Jadwal Kegiatan 7. Daftar Hadir 8. Foto Kegiatan

(6)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor pertanian di Indonesia masih merupakan sector penting dan stategis karena potensi sumberdaya alam, dan kontribusi penyerapan tenaga kerja. Upaya untuk mendukung pembangunan sektor pertanian di wujudkan dengan mengadakan pengkajian-pengkajian di wilayah BPTP NTB.

Pada dasarnya BPTP merupakan tugas dan fungsi untuk merakit teknologi pertanian tepat guna, spesifik lokasi dan mendisiminasikannya hasil-hasil pengkajian kepada para pengguna. Namun demikian dalam aspek yang lebih luas untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul diperlukan suatu kegiatan untuk mengkoordinasikan petani, petugas dalam bentuk suatu kegiatan diantaranya Temu Aplikasi Paket Teknologi Pertanian.

Temu Aplikasi Paket Teknologi Pertanian adalah forum pertemuan antara peneliti, penyuluh pertanian BPTP dengan dinas lingkup pertanian, pejabat pemerintah kontak tani guna membahas langkah-langkah yang harus dilaksanakan dengan masyarakat tani dalam menyongsong program peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.

B. Tujuan

1. Membahas kelayakan aplikasi suatu teknologi baru untuk mengatasi masalah usaha pertanian dan untuk meningkatkan efektifitas program pembangunan pertanian.

2. Tukar menukar pengalaman, pemikiran dan pendapatan tentang kesesuaian suatu teknologi pertanian untuk kemungkinan aplikasi (penggunaannya) guna meningkatkan produktivitas dan mutu suatu komoditas.

3. Memperoleh teknologi pertanian yang sesuai untuk diaplikasikan dan dikembangkan disuatu wilayah.

(7)

2

C. Manfaat

1. Dikenalnya beberapa informasi teknologi pertanian yang sudah diteliti atau dikaji sesuai dengan agroekosistem yang bersifat spesifik lokasi atau adanya teknologi baru hasil dari penelitian dari luar daerah yang kemungkinan dapat dikembangkan disuatu daerah yang sesuai dengan agroekosistem di tempat yang baru tersebut.

2. Menggali umpan balik dari petani teknologi pertanian yang akan disebarluaskan. 3. Tukar menukar pengalaman tentang kesesuai teknologi pertanian untuk

kemungkinan aplikasi guna meningkatkan produktivitas dan mutu suatu komoditas.

Untuk itu pada tahun anggaran 2003 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP NTB) melalui dana Poor Farmer dalam proyek pembinaan kelembagaan Litbang Pertanian Th 2003 telah melaksanakan Temu Aplikasi Paket Teknologi Pertanian dalam rangka membahas kelayakan suatu teknologi untuk disebarkan ke pengguna.

Pelaksanaan Temu Aplikasi Paket teknologi Pertanian ini sekaligus menunjang kegiatan BPTP NTB dalam kegiatan Poor Farmer sampai dengan Tanun 2005.

(8)

3

II. PELAKSANAAN

1. Nama Kegiatan

Kegiatan ini dinamakan Temu Aplikasi Teknologi Pertanian

2. Dasar Pelaksanaan

Dasar pelaksanaan Temu Aplikasi Teknologi Pertanian adalah surat keputusan Pemimpin Proyek Pembinaan Kelembagaan Penelitian dan Pengembangan Pertanian NTB Nomor : KU.110.0402.5.15.172 tanggal 2 Maret 2004

3. Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan Temu Aplikasi teknologi Pertanian ini adalah :

a. Membahas kelayakan aplikasi suatu teknologi baru untuk penyelesaian masalah usaha pertanian dan untuk meningkatkan efektivitas program pembangunan pertanian.

b. Tukar menukar pengalaman, pemikiran dan pendapatan tentang kesesuaian suatu teknologi pertanian untuk kemungkinan aplikasinya guna meningkatkan produktivitas dan mutu suatu komoditas.

c. Memperoleh teknologi pertanian yang sesuai untuk diaplikasikan atau dikembangkan disuatu wilayah.

d. Membuka kesempatan bagi para peneliti untuk mendapatkan umpan balik dari hasil-hasil penelitiannya.

e. Menyalin hubungan yang berkesinambungan antara peneliti, penyuluh, petani dan dengan Dinas Terkait.

f. Memecahkan masalah, dan menampung persoalan-persoalan yang dihadapi petani dalam melaksanakan teknologi pertanian yang diadopsi maupun persoalan-persoalan lain yang di hadapinya.

4. Waktu dan Tempat

Temu Aplikasi Teknologi Pertanian dilaksanakan pada tgl 2 Maret 2004 Kantor BPTP NTB Jl. Peninjauan Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat.

(9)

4 5. Peserta

Temu Aplikasi Teknologi Pertanian diikuti oleh 70 orang peserta yang terdiri dari unsur Dinas, Peneliti, kontak tani, petani, penyuluh yang berasal dari Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa (Daftar terlampir).

6. Metode

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Temu Aplikasi Teknologi adalah presentasi dari narasumber dan dilanjutkan dengan diskusi-diskusi.

7. Panitia

Kepanitiaan dalam pelaksanaan Temu Aplikasi Teknologi disesuaikan dengan surat keputusan Pemimpin Proyek Pembinaan Kelembagaan dan Pengembangan Pertanian NTB. Nomor : KU.110.0402.5.15.172 tanggal 2 Maret 2004 Tentang pelaksanaan dan pembentukan panitia temu aplikasi teknologi tahun anggaran 2003 (Susunan Panitia dan personalia terlampir).

8. Pembiayaan

Semua biaya yang ditimbulkan oleh kegiatan Temu Aplikasi ini dibebankan kepada proyek pembinaan kelembagaan dan pengembangan pertanian NTB tahun anggaran 2003.

(10)

5

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengantar dari Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP NTB) sebelum menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran Bapak-bapak nara sumber yang dating dari Bogor, Sukamandi, Maros dan Unram. Selain itu juga para undangan dan peserta Temu Aplikasi Teknologi yang berasal dari Sumbawa dan Lombok. Program yang dilaksanakan BPTP bertujuan untuk mendekatkan dan menyesuaikan teknologi pertanian yang benar-benar sangat dibutuhkan oleh pengguna dan disesuaikan tujuan pokok dan fungsi BPTP NTB. Dalam kegiatan Temu Aplikasi Teknologi ini BPTP NTB telah mengundang para nara sumber yang ahli dibidangnya masing-masing. Teknologi yang akan disampaikan nanti adalah teknologi yang diperkirakan sangat dibutuhkan oleh petani saat ini terutama dalam rangka menunjang program “Poor Farmer” yang sedang berjalan di Kabupaten Lombok Timur. Terakhir mengharapkan apa yang dilaksanakan pada pertemuan ini akan dapat diambil manfaatnya untuk dilaksanakan dilapangan, sehingga program peningkatan pendapatan petani miskin dapat terwujud.

B. Diskusi

Sebelum dilanjutkan dengan diskusi-diskusi terlebih dahulu disampaikan beberapa materi diskusi yang disampaikan atau dipresentasikan dalam para peneliti dan Dosen. 1. Presentasi (I) Pertama :

Pembicara pertama yang disampaikan oleh Bapak Dr. Hamdan Pane dengan makalah berjudul Teknologi Pengendalian Gulma, setelah penyampaian ada beberapa pertanyaan tentang bagaimana cara mengenal gulma dengan tanaman lain dan bagaimana cara menanggulangi dan dengan apa bahan kimia yang sangat efektif atau adakah cara-cara lain untuk mengendalikan gulma.

Penjelasan dari Nara Sumber :

Bahan tanaman gulma adalah tanaman yang tidak diinginkan untuk tumbuh justru harus dimusnahkan.

(11)

6 Ada beberapa cara untuk dimusnahkannya :

• Secara biologis : gulma ditekan pertumbuhannya melalui musuh alami

• Secara mekanis : Setiap tanaman tumbuh selain tanaman pokok dicabut dibabat dan dibersihkan.

• Secara kimiawi : cara ini harus hati-hati dan selektif dengan memakai bahan kimia ber macam merek dagang yang sesuai dengan jenis tanaman gulma yang akan diberantas.

Dampak dari tanaman gulma terhadap tanaman pokok adalah dapat menurunkan produksi.

2. Presentasi (II) Kedua :

Pembicara kedua disampaikan oleh Bapak Syafruddin, MS. Teknologi Produksi dan penyimpanan benih jagung telah dihasilkan berbagai varietas oleh Badan Litbang Pertanian. Teknologi produksi dan penyimpanan benih perlu disosialisasikan agar dapat mendorong tumbuh berkembangnya penangkaran benih dipedesaan. Kebutuhan varietas jagung hibrida secara nyata peningkatan produksi dijelaskan pula, bahwa penanganan benih seharusnya dimulai dari teknologi produksi penetapan lokasi, tingkat kesuburan tanah, kondisi iklim, pengairan dan penetapan waktu panen juga termasuk system pengeringan biji jagung. Kebutuhan pupuk N P K pada tanaman jagung mutlak diperlukan penyimpanan benih jagung kadar air 12%. Sehubungan dengan kwalitas ada 3 hal yang penting yaitu (1) cara menghasilkan benih yang berkwalitas, (2) cara memperoleh kwalitas, dan (3) cara mengukur kwalitas benih setelah penyampaian ada beberapa pertanyaan dari peserta tentang bagaimana cara memproduksi benih jagung agar petani tidak selalu membeli benih dari pedagang dan bagaimana caranya agar buah jagung yang akan dihasilkan bias mencapai produksi optimal perhektarnya. Penjelasan dari nara sumber : Pertama kali yang harus diperhatikan adalah bagaimana tanaman tersebut agar sehat : perlu pupuk utama NPK. Pupuk dengan N meningkatkan berat jenis benih, sehingga daya kecambah dan kekuatan tumbuh benih meningkat. Pemberian unsur P dapat meningkatkan kandungan protein biji dan bobot dapat meningkat

(12)

7 ketahanan simpan benih. Pemberian unsur K untuk memperbaiki integritas sel tanaman dan kulit biji.

3. Presenter (III) Ketiga :

Ada 2 nara sumber : Teknologi pemeliharaan kambing dan teknologi Reproduksi kambing.

a. Teknologi pemeliharaan kambing disampaikan oleh Dr. Dahlanudin :

Pada intinya bahwa kambing dapat dipelihara secara ektensif dgn dilepas dipadang penggembalaan dan secara intensif skala kecil dengan diikat, dikandangkan sehingga jumlah ternak dipelihara terbatas. Kalau dibuat kandang keuntungannya mudah diawasi aman, kesehatan terjaga, mudah diberi pakan, mencegah kontaminasi pakan oleh feses dan urin. Macam-macam pakan kambing : daun turi, rumput, lamtoro, gamal dan daun-daunan dari kacang-kacangan.

b. Dr. Sutama :

Pada intinya perkembangan populasi kambing selama kurun waktu 1997 – 2001 mengalami penurunan. Pemeliharaan kambing di Indonesia dipelihara oleh petani kecil dipedesaan dengan skala 3 – 10 ekor/petani pemeliharaan sangat sederhana. Secara umum kambing lokal Indonesia sudah cukup prolifik, namun kegagalan reproduksi masih sering terjadi sebagai akibat beberapa factor dan lingkungan pemberian kondisi lingkungan yang kundusif akan memberikan efek positif terhadap ekspresi potensi genetic ternak bersangkutan. Dalam penerapan dilapangan peran ternak akan menjadi sangat dominant dalam meningkatkan produktivitas ternak pemeliharaannya.

Dari penjelasan dua nara sumber tersebut ada beberapa pertanyaan secara umum bahwa dalam usaha pemeliharaan kambing mana yang menguntungkan antara pemeliharaan ekstensif dengan intensif dilihat dari populasi akhir yang diharapkan. Populasi dari kedua system tersebut ada untungnya. Namun yang perlu diperhatikan adalah kandangnya kalau kandang bersih, jelas kesehatan ternak baik terutama pada anak kambing baru lahir. Sebab tingkat kematian berada pada anak baru lahir, karena lingkungan kurang mendukung.

(13)

8

IV. KESIMPULAN

Setelah dilaksanakan Temu Aplikasi Teknologi di BPTP NTB dapat disimpulkan beberapa hal :

1. Dalam rangka untuk mendukung dan mempercepat proses peningkatan pendapatan/petani di pedesaan perlu dipertimbangkan teknologi yang akan diadopsi ke pedesaan adalah teknologi tepat guna bersifat spesifik lokasi. Dengan maksud bahwa teknologi tersebut benar dibutuhkan pada oleh petani. 2. BPTP NTB melaksanakan kegiatan/kajian yang bersifat inovatif dan mudah

diadopsi oleh petani di pedesaan, untuk menunjang perbaikan kesejahteraan petani.

3. Perlu mengidentifikasi kebutuhan teknologi di pedesaan terutama di desa pelaksanaan program Poor Farmer.

4. Teknologi pertanian yang telah direkomendasikan agar dapat disebarkan ke petani.

Referensi

Dokumen terkait

Konsiliator Hubungan Industrial yang selanjutnya disebut konsiliator adalah seorang atau lebih yang memenuhi syarat-syarat sebagai konsiliator ditetapkan oleh Menteri, yang

Saran untuk penelitian ini adalah adanya penelitian lebih lanjut dengan MTMS-nanosilika-nanotitania yang dilapiskan pada batu andesit dengan variasi pelapisan

Metode variabel costing adalah metode perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan dengan cara menghitung biaya-biaya produksi yang hanya berperilaku variabel saja

Sel tersebut terdiri dari elektroda katoda dan anoda dan membran penukar ion kation dan anion, dimana air limbah akan masuk pada ruang anoda agar dapat dioksidasi oleh

Subjek menyatakan bahwa motif tato salio merupakan sebuah motif tato yang digunakan oleh masyarakat suku Mentawai sebagai simbol harga diri, simbol identitas

Pernyataan singkat berikut diberikan oleh ardina juga sependapat dengan yang diberikan oleh murid lainnya jika terdapat murid yang belum mengerti, maka Nubuat

Saran yang dapat diterapkan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rekam medis rawat inap pasien BPJS di RSI Sultan Agung Semarang adalah 1) Review kuantitatif pada

Selama tahun 2011 di wilayah kerja lingkup Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Sorong tidak ada pengiriman barang ekspor sehingga otomatis tidak ada penolakan